Anda di halaman 1dari 24

MRP DENGAN TEKNIK PENENTUAN UKURAN LOT

MRP adalah proses atau teknik yang digunakan dalam penentuan ukuran lot. Sistem MRP
adalah cara terbaik untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan neto. Bagaimanapun
juga, ketika terdapat kebutuhan neto, keputusan banyaknya pesanan harus dibuat. Keputusan
ini disebut keputusan penentuan ukuran lot (lot sizing decision). Metode ini terdiri atas:
1. Metode Lot untuk Lot
Adalah teknik penentuan ukuran lot yang menghasilkan secara tepa tapa yang
diperlukan untuk memenuhi rencana. Keputusan ini konsisten dengan sasaran sistem
MRP, yaitu memenuhi kebutuhan permintaan yang dependen. Maka, sebuah sistem
MRP harus menghasilkan unit hanya jika dibutuhkan, dengan tidak ada persediaan
pengamanan dan tidak ada antisipasi pesanan yang akan datang. Ketika pesanan yang
sering terjadi bersifat ekonomis dan teknik persediaan just in time diterapkan, maka
lot untuk lot menjadi sangat efisien. Meski demikian, bila biaya penyetelan cukup
besar atau manajemen tidak mampu menerapkan JIT, maka lot untuk lot menjadi
mahal.

Contoh soal: Speaker Kits, Inc. ingin menghitung biaya pemesanan dan pengantaran
persediaan dengan kriteria lot to lot.

Pendekatan: Dengan lot untuk lot, kita memesan bahan hanya ketika dibutuhkan. Jika
kita telah memiliki biaya pemesanan (persiapan), biaya menyimpan tiap-tiap unit
untuk suatu periode waktu tertentu, dan jadwal produksi, kita dapat memasukan
pesanan ke dalam rwncana kebutuhan neto kita.

Solusi:Speaker Kits telah menentukan bahwa untuk pengeras suara 12 inci, biaya
penyetelannya adalah $100 dan biaya penyimpanannya adalah $1 per periode. Jadwal
produksi, seperti yang digambarkan dalam kebutuhan neto untuk perakitan, adalah
sebagai berikut:

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kebutuhan bruto 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55
Penerimaan terjadwal
Proyeksi persediaan di tangan 35 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan neto 0 30 40 0 10 40 30 0 30 55
Penerimaan pesanan terencana 30 40 10 40 30 30 55
Pengiriman pesanan terencana 30 40 10 40 30 30 55
*Biaya penyimpanan = $1/unit/minggu; biaya penyetelan = $100; kebutuhan bruto
rata-rata per minggu = 27; waktu tunggu = 1 minggu.

Solusi penentuan ukuran lot menggunakan teknik lot untuk lot ditunjukan pada tabel.
Biaya penyimpanan nol karena tidak pernah ada persediaan, tetapi tujuh penyetelan
terpisah (yang terkait dengan setiap pesanan) menghasilkan biaya nol sebesar $700.

Pemahaman: Ketika pasokan dapat diandalkan dan pesanan yang sering tidak mahal-
tetapi biaya penyimpanan atau keusangan tinggi- pemesanan lot untuk lot dapat
menjadi sangat efisien.

2. Pengukuran Lot dengan EOQ


Kuantitas pesanan ekonomis (Economic Order Quantity-EOQ) dapat digunakan
sebagai suatu teknik penentuan ukuran lot. Namun, sebagaimana yang telah dibahas,
EOQ lebih mudah dipakai ketika terdapat permintaan bebas yang relatif tetap, bukan
ketika permintaan diketahui. EOQ adalah sebuah teknik statistik yang menggunakan
rata-rata (seperti rata-rata permintaan dalam satu tahun), sedangkan prosedur MRP
mengasumsikan permintaan (dependen) diketahui digambarkan dalam sebuah jadwal
produksi induk.

Contoh soal:Dengan biaya penyetelan $100 dan biaya penyimpanan per minggu $1,
Speaker Kits, Inc. ingin menguji biaya yang dikeluarkannya dengan ukuran lot
berdasarkan kriteria EOQ.

Pendekatan: Dengan menggunakan kebutuhan yang sama seperti pada contoh


sebelumnya, kita tentukan kebutuhan neto dan ukuran lot EOQ.

2
Solusi:Pemakaian selama sepuluh minggu sama dengan kebutuhan bruto sejumlah
270 unit. Oleh karena itu, pemakaian mingguan sama dengan 27 dan 52 minggu
(pemakaian tahunan) sama dengan 1.404 unit. Berdasarkan bab 12 sebelumnya,
metode EOQ adalah:

2𝐷𝑆
Q* = √ 𝐻

di mana
D = pemakaian tahunan = 1.404
S = biaya penyetelan = $100
H = biaya penyimpanan (pengiriman) per tahun per unit = $1 x 52 minggu = $52
Q* = 73 unit
Pengukuran Lot MRP: Teknik EOQ*
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kebutuhan bruto 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55
Penerimaan terjadwal
Proyeksi persediaan di tangan 35 35 0 43 3 3 66 26 69 69 39
Kebutuhan neto 0 30 0 0 7 0 4 0 0 16
Penerimaan pesanan terencana 73 73 73 73
Pengiriman pesanan terencana 73 73 73 73
*Biaya penyimpanan = $1/unit/minggu; biaya penyetelan = $100; kebutuhan bruto
rata-rata per minggu = 27; waktu tunggu = 1 minggu.

Penyetelan = 1.404/73 = 19 per tahun


Biaya penyetelan = 19 x $100 = $1900
Biaya penyimpanan = 73/2 x ($1 x 52 minggu) = $1.898
Biaya penyetelan + biaya penyimpanan = $1.900 + $1.898 = $3.798

Solusi EOQ menghasilkan biaya 10 minggu sebesar $730 [$3.798 x (10 minggu/52
minggu) = $730].

Pemahaman: EOQ dapat menjadi teknik pengukuran lot yang efektif ketika
permintaan relatif tetap. Namun, perhatikan bahwa biaya penyimpanan sebenarnya

3
akan berbeda dari hasil yang dihitung $730, bergantung pada tingkat pemakaian yang
sebenarnya. Dari tabel sebelumnya, dapat dilihat bahwa sebenarnya pada contoh 10
minggu adalah sebesar $400 untuk empat kali penyetalan, ditambah biaya penyetelan,
ditambah biaya penyimpanan 318 unit sebesar $1 per minggu sehingga biaya totalnya
adalah $718. Karena pemakaiannya tidak tetap, biaya sebenarnya yang terhitung
adalah kurang dari EOQ teoretis ($730). Bila persediaan kosong terjadi, maka biaya-
biaya ini juga perlu ditambahkan ke EOQ sebenarnya yang berjumlah $718.

3. Pengukuran Lot dengan PBB


Penyeimbangan Periode Bagian (part period balancing-PBB) adalah sebuah
pendekatan yang lebih dinamis untuk menyeimbangkan biaya penyetelan dan
penyimpanan dengan mengubah ukuran lot sesuai dengan kebutuhan ukuran lot
berikutnya di masa mendatang. PBB menyebabkan sebuah sebuah periode bagian
ekonomis (economic part period-EPP) yang merupakan perbandingan biaya
penyetelan dengan biaya penyimpanan. Untuk contoh Speaker Kits, EPP = $100/$1 =
100 unit. Oleh karena itu, menyimpan 100 unit untuk satu periode akan menghabiskan
biaya sebesar $100, sama seperti biaya satu kali penyetelan. Dengan cara yang sama,
menyimpan 50 unit untuk dua periode juga menghabiskan biaya $100 (2 periode x $1
x 50unit). PBB hanya menambahkan kebutuhan hingga banyaknya periode bagian
mendekati EPP-pada kasis ini, 100.

Contoh soal: Speaker Kits, Inc. ingin menghitung biaya yang berhubungan dengan
ukuran lot dengan menggunakan PBB. Biaya penyetelan $100 dan biaya
penyimpanan $1 akan digunakan.

Pendekatan: Dengan menggunakan biaya dan jadwal produksi yang sama dengan 2
contoh sebelumnya, kita kembangkan format yang dapat membantu kita menghitung
kuantitas PBB dan mengaplikasikan pada rencana kebutuhan neto kita.

Solusi:Prosedur untuk menghitung pengiriman pesanan sebesar 80, 100, dan 55


ditunjukan pada perhitungan PBB berikut. Pada tabel kedua, kita terapkan kuantitas
pesanan PBB pada rencana kebutuhan neto.

4
Perhitungan PBB
Ukuran Lot Biaya
Percobaan
Periode (Kebutuhan Sebagian periode
Penyetelan Penyimpana Total
Digabung Neto
n
Kumulatif)

2 30 0 40 unit dari 1 periode =


$40
2, 3 70 40 = 40 x1 10 unit dari 3 periode =
$30
2, 3, 4 70 40
2, 3, 4, 5 80 70 = 40 x 1 + 10 x 3 100 + 70 =
170
2, 3, 4, 5, 6 120 230 = 40 x 1 + 10 x 3
+ 40 x 4
(Oleh karena itu, gabungkan periode 2 hingga 5; 70 adalah paling dekat dengan EPP
100 yang akan diperoleh)

6 40 0
6, 7 70 30 = 30 x 1
6, 7, 8 70 30 = 30 x 1 + 0 x 2
6, 7, 8, 9 100 120 = 30 x 1 + 30 + 3 100 + 20 =
220
(Oleh karena itu, gabungkan periode 6 hingga 9; 120 adalah paling dekat dengan EPP
100 yang akan diperoleh.)
10 55 0 100 + 0 =
100
300 + 190 =
490

5
Pengukuran Lot MRP: Teknik PBB*
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kebutuhan bruto 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55
Penerimaan terjadwal
Proyeksi persediaan di tangan 35 0 50 10 10 0 60 30 30 0
35
Kebutuhan neto 0 30 0 0 0 40 0 0 0 55
Penerimaan pesanan terencana 80 100 55
Pengiriman pesanan terencana 80 100 55
*Biaya penyimpanan = $1/unit/minggu; biaya penyetelan = $100; kebutuhan bruto
rata-rata per minggu = 27; waktu tunggu = 1 minggu.

EPP adalah 100 (biaya penyetelan dibagi dengan biaya penyimpanan = $100/$1). Lot
pertama adalah untuk menutupi periode 1, 2, 3, 4, dan 5, dan berukuran 80.
Biaya total adalah $490, dengan biaya penyetelan total $300 dan biaya
penyimpanan total $190.

Pemahaman: Baik EOQ maupun PBB mendekati biaya penyimpanan dan biaya
pemesanan keseimbangan pengukuran lot. Akan tetapi, sistem PBB akan melakukan
pemesanan setiap kali biaya penyimpanan sama dengan biaya pemesanan, sementara
EOQ mengambil pendekatan rata-rata yang lebih panjang.

Contoh perusahaan:
I. Wheeled Coach
Adalah perusahaan manufaktur ambulans terbesar di dunia yang berkantor
pusat di Winter Park, Florida. Perusahaan senilai $200 juta tersebut merupakan
perusahaan internasional yang menjual lebih dari 25% kendaraannya ke pasar di
luar AS. Dua belas desain utama untuk ambulans di lini perakitannya (contoh:
proses berulang) di pabrik florida dengan menggunakan 18.000 barang persediaan
yang berbeda termasuk 6.000 komponen yang diproduksi sendiri dan 12.000
komponen yang dibeli. Sebagian besar produk tersebut dirancang secara khusus
serta dirakit guna memenuhi kebutuhan yang spesifik dan terkadang unik untuk
aplikasi ambulans dan keinginan pelanggan.

6
Variasi produk dan sifat alami proses ini menuntut dilakukannya perencanaan
kebutuhan bahan (MRP) yang baik. Penggunaan sebuah sistem MRP yang efektif
memerlukan daftar kebutuhan bahan (bill of materials-BOM) dan catatan
persediaan yang akurat. Sistem Wheeled Coach yang, yang menggunakan peranti
lunak MAPICS DB, melakukan pembaruan setiap hari dan telah berhasil
mengurangi persediaan lebih dari 30% dalam waktu hanya 2 tahun.
Wheeled Coach menekankan bahwa keempat tugas pokok tersebut harus
dilakukan dengan baik. Pertama, perencanaan bahan harus memenuhi kebutuhan
dari jadwal induk dan kemampuan produksi. Kedua, rencana produksi harus
dijalankan sesuai rancangannya. Ketiga, pengiriman barang harus diminimalkan.
Keempat, integritas catatan data harus dijaga. Ketelitian catatan dinilai sebagai
unsur penting keberhasilan program MRP yang dimiliki Wheeled Coach.
Perhitungan Wheeled Coach dibebani dengan audit bahan yang tidak hanya
berfungsi mengurangi kesalahan namun juga menyelidiki dan memperbaiki
masalah. Wheeled Coach menggunakan MRP sebagai katalosator untuk tingkat
persediaan yang rendah, kualitas yang tinggi, jadwal yang ketat, dan catatan yang
akurat. Wheeled Coach telah menemukan keunggulan bersaingnya melalui MRP.

II. PT. Sierad, Tbk.


PT.Sierad Produce, Tbk. merupakan perusahaan Nasional yang memproduksi
pakan ternak. Pengelolaan persediaan menjadi fokus utama pada PT. Sierad
Produce, Tbk. Karena sebagian dari bahan baku pembuatan pakan ternak
merupakan produk impor yang memiliki leadtime dan biaya pemesanan yang
tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan pengelolaan persediaan yang baik terutama
dalam proses penjadwalan pengadaan material sehingga memiliki inventory cost
yang rendah.Untuk mengurangi biaya persediaan akan dilakukan perencanaan
persediaan bahan baku dari produk AS100B, BSG101, K204-36, dan K202.
Peramalan dilakukan menggunakan metode yang sesuai dengan pola permintaan.
Selanjutnyadilakukan pemilihan metode peramalan terbaik berdasarkan MSE
terkecil, MAD terkecil, dan Tracking Signal. Hasil peramalan digunakan untuk
membuat Master Production Schedule (MPS). Data dari MPS tersebut digunakan
untuk menghitung safety stock dan membuat Material Requirement Planning
(MRP) produk. Hasil dari MRP produk digunakan untuk menghitung gross
requirement, lot sizing, dan MRP bahan baku. Dalam penelitian ini digunakan

7
teknik lot sizing berdasarkan Algoritma Wagner-Within dan Silver-
Meal. Penggunaan teknik Lot Sizing berdasarkan Algoritma Wagner-Within
menghasilkan biaya yang lebih rendah sebesar 11,5% dan Silver-Meal sebesar
10,2% dibandingkan dengan teknik lot sizing yang diterapkan perusahaan.

Apa itu Program SAP?

SAP adalah singkatan dari bahasa Jerman “Systeme, Andwendugen, Produkte in der
Datenverarbeitung”, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi Systems,
Applications, Products in Data Processing. SAP merupakan pengembangan perangkat lunak
perusahaan multinasional dan konsultasi, yang menyediakan aplikasi software enterprise dan
dukungan bisnis dari semua ukuran global. SAP terdiri atas beberapa modul yang saling
terintegrasi. Produk utamanya meliputi SAP ERP Enterprise Core, yang merupakan solusi
aplikasi ERP, dan SAP Business Suite, yang merupakan paket solusi aplikasi e-bisnis dan
berbagai aplikasi lainnya, seperti SAP CRM (Customer Relationship Management), SAP
SCM (Supply Chain Management), SAP SRM (Supplier Relationship Management), dan
SAP PLM (Product Lifecycle Management). Aplikasi SAP dapat ditandai dengan
kompleksitas yang tinggi. Mereka mampu melakukan banyak fungsi yang berbeda untuk
mendukung kegiatan operasi perusahaan. SAP terdiri dari sejumlah besar program dan sub-
program. Program SAP berupa sebuah instruksi terstruktur yang ditulis dalam bahasa
pemrograman khusus yang disebut ABAP, yang mengontrol perilaku komputer untuk
merekam transaksi bisnis dan melakukan berbagai fungsi analisis. Ketika program SAP
sedang dijalankan, ia memiliki fungsi bisnis tertentu untuk pengguna sistem SAP. Sebagai
contoh, SAP memiliki sebuah program untuk membuat dan menyimpan order penjualan.
Pengguna sistem SAP akan menangkap dan menyimpan dalam database pesanan baru dari
klien mereka dengan bantuan program SAP ini.

Siapa yang Menggunakan SAP Software?

Software SAP tergolong mahal, dan umumnya hanya dibeli oleh perusahaan. Ini
dikarenakan fungsi utama dari software SAP adalah untuk mengotomatisasi proses bisnis dari
sebuah perusahaan tertentu. Oleh karena itu, itu membuat banyak akal bahwa tak ada
gunanya menginstalnya pada komputer pribadi. Selain itu, tidak setiap perusahaan
membutuhkan Program SAP. Bagi kebanyakan perusahaan kecil dan menengah, fungsi yang

8
ditawarkan oleh SAP terlalu berlebihan dan terlalu canggih untuk kebutuhan mereka. Ada
banyak alternatif dari SAP yang lebih murah dan lebih sederhana. Alternatif-alternatif
ini cocok untuk perusahaan kecil yang tidak memiliki anggaran yang besar untuk sistem IT.
Kekuatan sebenarnya dari software SAP akan maksimal ketika sistem ini digunakan untuk
mengelola perusahaan multinasional (misalnya, Coca-Cola atau Apple). SAP digunakan di
hampir setiap perusahaan global karena menawarkan kemampuan skalabilitas yang luar biasa
dan dapat menangani operasi bisnis di tempat yang berbeda.

Bagaimana Cara Mengoperasikan Program SAP?

Biasanya perusahaan akan menyewa konsultan SAP untuk mengimplementasikan


program SAP, dan mengurus pelatihan karyawan mereka tentang bagaimana bekerja dengan
SAP. SAP memiliki beberapa tingkatan, dan semua pekerjaan dengan SAP, dilakukan
melalui Graphical User Interface (GUI). GUI menyajikan berbagai tampilan untuk para
pengguna, dimana mereka dapat memasukkan data atau membaca beberapa informasi yang
diambil dari database. Tidak terlalu sulit untuk mengoperasikan program SAP, tetapi
beberapa pelatihan sangat diperlukan, karena banyak hal yang mungkin dapat
membingungkan. Menjadi seorang konsultan SAP lebih menuntut keterampilan SAP, dan
memerlukan pelatihan SAP dan pengalaman hands-on.

Modul modul SAP:

o SD-Sales & Distribution: membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional


berkaitan dengan proses pengelolaan customer order (proses sales, shipping dan billing)
o MM-Materials Management: membantu menjalankan proses pembelian (procurement)
dan pengelolaan inventory
o PP-Production Planning: membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan
produksi (manufacturing) suatu perusahaan.
o QM-Quality Management: membantu men-cek kualitas proses-proses di keseluruhan
rantai logistik
o PM-Plant Maintenance: suatu solusi untuk proses administrasi dan perbaikan sistem
secara teknis
o HR-Human Resources Management: mengintegrasikan proses-proses HR mulai dari
aplikasi pendaftaran, administrasi pegawai, management waktu, pembiayaan untuk
perjalanan, sampai ke proses pembayaran gaji pegawai
9
o FI-Financial Accounting: Mencakup standard accounting cash management (treasury),
general ledger dan konsolidasi untuk tujuan financial reporting.
o CO-Controlling: Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost
element accounting, dan analisa profitabilitas
o AM-Asset Management: Membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed assets, meliputi
proses asset accounting tradisional dan technical assets management, sampai ke investment
controlling
]o PS-Project System: Mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan project,
pengerjaan dan control

Enterprise Resource Planning (ERP)


Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa
Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan
proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di
perusahaan bersangkutan. System ERP didasarkan pada database pada umumnya dan
rancangan perangkat lunak modular. Tujuan system ERP adalah untuk mengkoordinasikan
bisnis organisasi secara keseluruhan. ERP merupakan software yang ada dalam
organisasi/perusahaan untuk otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis serta pelanggan

A. Sejarah

ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) yang ber-evolusi dari
Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara
modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory),
pengapalan, invoice, dan akuntansi perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan
membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen
persediaan, manajemen kualitas, dan sumber daya manusia.
B. Karakter Sistem

ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan
publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System
yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer
Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.

10
1. Modul ERP
Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta
modul pendukung yakni Finansial dan akuntasi serta Sumber Daya Manusia
1) Modul Operasi
General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management, Logistics
Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer Service,
Production Planning and Control, Project System, Environment Management
2) Modul Finansial dan Akuntansi
General Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management,
Treasury, Enterprise Controlling,
3) Modul Sumber Daya Manusa
Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and
Event Management, Organizational Management, Travel Management
2. Keuntungan penggunaan ERP
mengapa kita perlu ERP ; karena banyak berbagai keuntungan semisal di bawah ini;

1) Integrasi data keuangan


Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat
dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik
2) Standarisasi Proses Operasi
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi
peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk
3) Standarisasi Data dan Informasi
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama
untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan
jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda.

3. Keuntungan yg bisa diukur


1) Penurunan inventori
2) Penurunan tenaga kerja secara total
3) Peningkatan service level
4) Peningkatan kontrol keuangan
5) Penurunan waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi

11
C. Memilih ERP
Latar Belakang
1) Investasi ERP sangat mahal dan pilihan ERP yang salah bisa menjadi mimpi buruk.
2) ERP yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak menjadi jaminan berhasil
di perusahaan yang lain.
3) Perencanaan harus dilakukan untuk menyeleksi ERP yg tepat.
4) Bahkan dalam beberapa kasus yang ekstrem, evaluasi pilihan ERP menghasilkan
rekomendasi untuk tidak membeli ERP, tetapi memperbaiki Business Process yang
ada.
5) Tidak ada ‘keajaiban’ dalam ERP software. Keuntungan yang didapat dari ERP
adalah hasil dari persiapan dan implementasi yang efektif.
6) Tidak ada software atau sistem informasi yang bisa menutupi business strategy yang
cacat dan business process yang ‘parah’.

Secara singkat, tidak semua ERP sama kemampuannya dan memilih ERP tidaklah mudah
(paling tidak, tidaklah sederhana), dan memilih ERP yang salah akan menjadi bencana yang
mahal
Suksesor Penerapan
Syarat sukses memilih ERP Pengetahuan dan Pengalaman
 Pengetahuan adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya
dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancar
 Pengalaman adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses
seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan
 Pengalaman tanpa pengetahuan bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya
kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yg cukup.
Kesalahan ini muncul atau terjadi karena ERP adalah sebuah best practice dari standar
bisnis. Seharusnya pengetahuan pada fungsi-fungsi yang tersedia dalam aplikasi
cukup tinggi sehingga tidak menerapkan (implementation) dengan cara yang keliru.
Kesalaahan dalam implementasi akan menjadi masalah serius bagi usaha peningkatan
kinerja usaha.

Pemilihan Metodologi
Metodologi yang berkaitan dengn ERP an munculnya permasalahan

12
 Pengetahuan tanpa pengalaman menyebabkan orang membuat perencanaan yang
terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan
 Ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan dalam memilih ERP
 Proses seleksi tidak harus selalu rumit agar efektif. Yang penting organized, focused
dan simple
 Proses seleksi ini biasanya berkisar antara 5-6 bulan sejak dimulai hingga
penandatanganan order pembelian ERP
 Berikut ini adalah akivitas yang sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari proses
pemilihan software ERP: analisis strategi bisnis, analisis sumber daya manusia,
analisis infrastruktur dan analisis software

Analisa Strategi Usaha


 Bagaimana level kompetisi di pasar dan apa harapan dari customers?
 Adakah keuntungan kompetitif yang ingin dicapai?
 Apa strategi bisnis perusahaan dan objectives yang ingin dicapai?
 Bagaimana proses bisnis yang sekarang berjalan vs proses bisnis yang diinginkan?
 Adakah proses bisnis yang harus diperbaiki?
 Apa dan bagaimana prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang disusun
untuk mencapai objektif dan prioritas tersebut?
 Target bisnis seperti apa yang harus dicapai dan kapan?

Analisa Sumberdaya Manusia


 Bagaimana komitment top management terhadap usaha untuk implementasi ERP?
 Siapa yang akan mengimplementasikan ERP dan siapa yg akan menggunakannya?
 Bagaimana komitmen dari tim implementasi?
 Apa yang diharapkan para calon user terhadap ERP?
 Adakah ERP champion yang menghubungkan top management dengan tim?
 Adakah konsultan dari luar yang disiapkan untuk membantu proses persiapan?

Analisa Infrastruktur
 Bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada (overall networks,
permanent office systems, communication system dan auxiliary system)
 Seberapa besar budget untuk infrastruktur?

13
 Apa infrastruktur yang harus disiapkan?

Analisa Perangkat Lunak


 Apakah perangkat lunak tersebut cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan
kondisi perusahaan?
 Apakah ada dukungan layanan dari penyedia, tidak hanya secara teknis tetapi juga
untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari
 Seberapa banyak waktu untuk implementasi yang tersedia
 Apakah perangkat lunak memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis
perusahaan

Penerapan ERP
Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada saat
implementasi ERP:
 ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh
adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan
 ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan
sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing
perusahaan
 Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat
sendiri praktik implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP
yang lebih terjamin keberhasilannya

Gagalnya ERP Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran


 Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik
 Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
 Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
 Kurangnya edukasi dalam tahap implementasi akan memberikan kesulitan bagi user
yang justru akan memperlambat proses Bosnia perusahaan.

Tanda-tanda kegagalan ERP


Kegagalan ERP biasanya ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut:
 Kurangnya komitmen top management
 Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan (analisis strategi bisnis)

14
 Cacatnya proses seleksi software (tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan)
 Kurangnya sumber daya (manusia, infrastruktur dan modal)
 Kurangnya ‘buy in’ sehingga muncul resistensi untuk berubah dari para karyawan
 Kesalahan penghitungan waktu implementasi
 Tidak cocoknya software dgn business process
 Kurangnya training dan pembelajaran
 Cacatnya project design & management
 Kurangnya komunikasi
 Saran penghematan yang menyesatkan

Software ERP
Beikut adalah software ERP yang saat ini beredar, baik yang berlisensi bayar maupun open
source
 LIONS ERP ( Golden Lion Inc )
 INTACS Dynamics
 Dynamics AX
 Compiere
 Averill AllStock
 ORACLE
 JDE
 Magic
 RUN System
 SAP
 SolFina
 IFS
 AGRESSO
 BOSERP
 EuClid System
 Mincom Ellipse
 Axapta
 Orlansoft
 Colibris Indonesia
 OpenERP

15
CONTOH PERUSAHAAN

PROFIL PERUSAHAAN
PT. Garuda Indonesia Airlines adalah maskapai penerbangan Indonesia yang
berkonsep sebagai Full Service Airlines (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini PT.
Garuda Indonesia Airlines mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan
18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang
dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Amsterdam). Sebagai bentuk kepeduliannya akan
keselamatan PT. Garuda Indonesia Airlines telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational
Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar
internasional di bidang keselamatan dan keamanan.
Saat ini PT. Garuda Indonesia Airlines memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama
adalah hub bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di
daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk
meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, PT. Garuda Indonesia
Airlines juga memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, PT. Garuda Indonesia Airlines
juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis PT.
Garuda Indonesia Airlines adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan
anak perusahaan PT. Garuda Indonesia Airlines adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai
tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan dan
katering), PT Abacus Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan
tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri
pariwisawata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF Aero Asia), yaitu
perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul.
Untuk meningkatkan pelayanan, PT. Garuda Indonesia Airlines telah meluncurkan layanan
baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep
yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung
layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi
LCD TV layar sentuh individual di seluruh Business Class dan Economy Class. Selain itu,
penumpang juga dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD) yaitu sistem
hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing
penumpang. Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh PT. Garuda Indonesia Airlines

16
sebagai bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan PT. Garuda
Indonesia Airlines sebagai “Four Star Airline” dan sebagai “The World's Most Best
Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012, PT. Garuda Indonesia Airlines mendapatkan
penghargaan sebagai “World's Best Regional Airline” dan “Maskapai Regional Terbaik di
Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA),
yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan kepada PT. Garuda Indonesia
Airlines sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini", pada tahun 2010.
Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga memberikan
penghargaan kepada PT. Garuda Indonesia Airlines sebagai “The Best International Airline”
pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012. PT. Garuda Indonesia Airlines memang telah
berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih
kesuksesan pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini PT. Garuda
Indonesia Airlines melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi
secara agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’. Program ini diharapkan
akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas dan
diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.

Visi dan Misi PT. Garuda Indonesia Airlines


1. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang
berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
2. Misi Perusahaan
 Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada
pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara
profesional dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi
tinggi.
 Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus
meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi wisatawan dan kargo
termasuk penerbangan borongan.
 Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan
serta menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut.

17
Logo Perusahaan

Logo perusahaan mengandung arti sebagai berikut :


1. Kepala Burung Garuda melambangkan Lambang Negara Republik Indonesia.
2. Lima Bulu Sayap melambangkan Pancasila.
3. Warna Biru melambangkan Langit Angkasa.

SEJARAH PERUSAHAAN
Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai saat bangsa Indonesia sedang
mempertahankan kemerdekaannya. Penerbangan komersial pertama menggunakan pesawat
DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 dari Calcutta ke Rangoon dan diberi nama
“Indonesian Airways” dilakukan pada 26 Januari 1949. Pada tahun yang sama, 28 Desember
1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan
logo “Garuda Indonesian Airways”, terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput
Presiden Soekarno. Inilah penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda Indonesian
Airways. Setahun kemudian, 1950, Garuda Indonesia resmi menjadi Perusahaan Negara.
Pada masa itu, Perusahaan memiliki 38 buah pesawat yang terdiri dari 22 jenis DC-3, 8
pesawat Laut Catalina, dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada Perusahaan terus
berkembang, dimana untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah
Haji ke Mekkah pada tahun 1956. Perjalanan terbang ke kawasan Eropa dimulai Garuda
Indonesia pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam.

Tahun 1980
Sepanjang tahun 1980-an, Garuda Indonesia melakukan revitalisasi dan restrukturisasi
berskala besar untuk operasi dan armadanya. Hal ini mendorong perusahaan untuk
mengembangkan program pelatihan yang komprehensif untuk awak kabin dan awak darat

18
Garuda Indonesia dan mendirikan fasilitas pelatihan khusus di Jakarta Barat dengan nama
Garuda Indonesia Training Center.

Tahun 1990
Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami revitalisasi dan
restrukturisasi besar-besarandi sepanjang tahun 1980-an. Hal ini menuntut Perusahaan
merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong Perusahaan
mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta Barat.

Tahun 2000
Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005, Garuda Indonesia memiliki
tim manajemen baru, yang kemudian membuat perencanaan baru bagi masa depan
Perusahaan. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi
Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional,
membangun kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan Perusahaan dalam
menyelesaikan restrukturisasi utang, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam
memahami pelanggan, dan yang terpenting memperbarui dan membangkitkan semangat
karyawan Garuda Indonesia.

Tahun 2010
Penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda Indonesia siap
untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011. Perusahaan resmi menjadi
perusahaan publik setelah penawaran umum perdana atas 6.335.738.000 saham Perusahaan
kepada masyarakat. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal
11 Februari 2011 dengan kode GIAA. Salah satu tonggak sejarah penting ini dilakukan
setelah Perusahaan menyelesaikan transformasi bisnisnya melalu kerja keras serta dedikasi
berbagai pihak. Per 31 Desember 2013, struktur kepemilikan saham Garuda Indonesia
sebagai emiten dan Perusahaan publik adalah Negara Republik Indonesia (69,14%),
karyawan (0,4%), investor domestik (24,34%), dan investor internasional (6,12%).
Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia memiliki 5 (lima) Entitas
Anak yang fokus pada produk/jasa pendukung bisnis Perusahaan induk, yaitu PT Abacus
Distribution Systems Indonesia, PT Aero Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero
Asia, PT Aero Systems Indonesia, dan PT Citilink Indonesia. Dalam menjalani kegiatan

19
operasionalnya, Perusahaan didukung oleh 7.861 orang karyawan, termasuk 2.010 orang
siswa yang tersebar di Kantor Pusat dan Kantor Cabang.

Tahun 2015 - sekarang


Garuda Indonesia, pada Januari 2015, mengoperasikan 134 pesawat yang terdiri dari 2
pesawat Boeing 747-400, 11 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat Airbus A330-200, 5
pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 76 pesawat Boeing 737-800NG, 15 pesawat
CRJ1000 NextGen, 8 pesawat ATR72-600, 6 pesawat Boeing 777-300ER, dan 30 pesawat
Citilink yang terdiri dari 24 pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300 serta 1
pesawat Boeing 737-400.
Menghadirkan standar baru kualitas layanan dalam industri air travel, Garuda Indonesia saat
ini melayani penerbangan ke 64 destinasi pilihan yang terdiri dari 44 kota di area domestik
dan 20 kota di area internasional.
Selain melayani penerbangan di rute-rute tujuan yang dioperasikan, saat ini Garuda Indonesia
juga melaksanakan perjanjian “code share” dengan 14 maskapai internasional.
Selain itu, pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia secara resmi bergabung dengan
aliansi global, SkyTeam, sebagai bagian dari program perluasan jaringan internasionalnya.
Dengan bergabung bersama SkyTeam, penumpang Garuda Indonesia kini dapat terbang ke
1.064 tujuan di 178 negara yang dilayani oleh semua maskapai anggota SkyTeam dengan
lebih dari 15.700 penerbangan per hari dan akses ke 564 lounge di seluruh dunia.
Sebagai bagian dari upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan layanan kepada pengguna
jasa, Garuda Indonesia memperkenalkan layanan khas “Garuda Indonesia Experience”, yang
menghadirkan kerahmahtamahan, budaya, dan segala hal terbaik dari Indonesia melalui
kelima panca indera, yaitu sight, sound, taste, scent, dan touch, untuk diimplementasikan
dalam layanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight, dan post-journey.

PENERAPAN ERP PADA PT GARUDA INDONESIA


Beberapa Modul yang di pakai oleh PT Garuda Indonesia:
1) Sales and distribution
2) Materials Managment
3) Production planning
4) Quality managment
5) Plant maintenance
6) Human resouces managment

20
7) Financial accounting
8) Controlling
9) Asset managment
10) Project system

Kendala dalam menerapkan proses ERP :


1) Kurangnya koefisien sistem GA2000, sehingga beberapa pertukaran data masih
dilakukan manual.
2) Memindahkan data dari system GA2000 ke sistem GAP
3) Pelatihan karyawan untuk menggunakan GAP.

Manfaat ERP dalam PT Garuda Indonesia :


1) PT. Garuda Indonesia terbukti berhasil dalam penerapan ERP karena telah berada pada
fase Termination.
2) Dalam penerapan pada PT. Garuda Indonesia, ERP yang digunakan adalah SAP dengan
berbagai macam modul seperti FI, MM, AM, HRM, dan modul lainnya.
3) Sistem ERP terbukti membantu dalam mengoptimalkan dan mengefisienkan pertukaran
data yang akurat dan cepat.

Penerapan ERP pada PT Garuda Indonesia


PT Garuda Indonesia menggunakan ERP untuk menghubungkan dan mengsinkronisasikan
tiap divisi sehingga mengurangi redudansi data, juga untuk pelaporan pekerjaan tiap divisi ke
divisi lain. Pada bagian penjualan proses dimulai dari kostumer datang, kemudian membeli
tiket, kemudian memasukkan data tersebut kedalam sistem dan masuk ke dalam database
kemudian muncul informasi berupa tampilan laporan penjualan pada bagian keuangan.

Kelebihan Sistem SAP


SAP bisa mencangkup seluruh bisnis proses yang ada dalam perusahaan, antar module dapat
saling terhubung dengan real time saat melakukan suatu proses sehingga bisa
menyajikan report dengan sangat cepat dan mempermudah segala aktivitas yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan dari perusahaan itu sendiri.

21
Hubungan ERP dan SAP dengan pengoptimalan pertukaran data pada PT Garuda
Indonesia

Pada tahun 2000 di bagian keuangan mengalami kendala dalam pertukaran dan keakuratan
data . Karena kemudahan yang diperoleh melalui ERP, seperti efisiensi data, keakuratan data,
efisiensi waktu, kemudahaan memonitor transaksi yang berlangsung dan memudahkan
karyawan dalam bekerja. Selain itu, karena perkembangan bisnis sangat pesat mengharuskan
PT Garuda Indonesia mengoptimalkan kinerja tiap divisi. Dorongan dari kompetitor dari PT
Garuda Indonesia yaitu PT Luthansa Airlines yang telah berhasil menggunakan SAP dan
terbukti berhasil juga menyebabkan PT Garuda Indonesia menggunakan SAP.

Keberhasilan Pt Garuda Indonesia Menerapkan Enterprise Resource Planning

PT. Garuda Indonesia adalah satu diantara perusahaan yang bergerak dibidang
transportasi penerbangan yang terkenal di Indonesia dengan konsep full service airline.
Dalam pergerakan bisnis yang serba cepat, terutama pada industri penerbangan, sebuah bisnis
apabila tidak mampu melakukan perubahan dan menyesuaikan secara terus menerus,
kemungkinan besar akan runtuh dalam waktu cepat, maka di sinilah peran sistem ERP
dibutuhkan. Keberhasilan dari perusahaan ini adalah menerapkankan ERP (Entreprise
Resource Planning) yaitu SAP dalam sistem perusahaannya sehingga kebutuhan data dan
informasi dapat terintegrasi pada semua bagian secara efektif dan efisien. Dengan penerapan
ERP, yaitu SAP dalam sistem perusahaannya, kebutuhan data dan informasi dapat
terintegrasi pada semua bagian secara efektif dan efisien. Selain itu, dalam proses
pengelolaan informasi (input, store, update) setiap saat, setiap orang mudah mendapatkan
informasi terbaru dan dapat melakukan analisis dengan mudah.

Seperti kasus yang pernah terjadi pada tahun 2000, PT Garuda Indonesia mengalami kendala
dalam pertukaran data pada bagian keuangan, sehingga data yang didapat tidak akurat.
Dengan penerapan ERP, pertukaran data yang dilakukan menjadi efektif dan efisien, karena
adanya kemudahan dalam memonitor transaksi yang berlangsung dan memudahkan
karyawan untuk bekerja.

22
Berikut Alasan Garuda Indonesia menerapkan ERP

Selain untuk mengotomatisasi proses pengelolaan informasi dari mulai memasukkan


informasi, menyimpan, dan memperbaruinya setiap saat sehingga setiap orang bisa
mendapatkan informasi terbaru dan melakukan analisis dengan mudah, sehingga proses
penyampaian pesan, informasi, maupun pengetahuan dapat lebih cepat, mudah dan dijamin
up to date. Alasan Garuda Indonesia menerapakn ERP adalah Garuda Indonesia mampu
mengeluarkan biaya yang tidak kecil untuk menggunakan sistem ini, dan terus memberikan
pelayanan terbaik untuk para penumpangnya.

Keguntungan yang diperoleh Garuda Indonesia karena menerapkan ERP

PT Garuda Indonesia menggunakan ERP untuk menghubungkan dan mengsinkronisasikan


tiap divisi sehingga mengurangi redudansi data, juga untuk pelaporan pekerjaan tiap divisi ke
divisi lain. Pada bagian penjualan proses dimulai dari kostumer datang, kemudian membeli
tiket, kemudian memasukkan data tersebut kedalam sistem dan masuk ke dalam database
kemudian muncul informasi berupa tampilan laporan penjualan pada bagian keuangan.

Berdasarkan Manfaat penerapan ERP di PT. Garuda Indonesia dapat disimpulkan :

 Garuda Indonesia terbukti berhasil dalam penerapan ERP karena telah berada pada
fase termination.
 Dalam penerapan pada PT. Garuda Indonesia, ERP yang digunakan adalah SAP dengan
berbagai macam modul seperti FI, MM, AM, HRM, dan modul lainnya.
 Sistem ERP terbukti membantu dalam mengoptimalkan dan mengefisienkan pertukaran data
yang akurat dan cepat.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://www.monsoonacademy.com/article/143406/Apa-itu-Program-SAP-dan-
BagaimanaMenggunakannya.html

https://www.kaskus.co.id/thread/516d31941ad7198f33000002/mengenal-sap--atau-share-
tanya-apa-aja--tentang-sap/

https://www.garuda-indonesia.com/id/en/partner/index.page? Garuda Indonesia

https://septianisarwono.wordpress.com/2014/12/28/tugas-akhir-semester-sistem-informasi-
manajemen-sim/

Jay Heizer dan Bary Render, Manajemen Operasi , ed . IX , Salemba Empat, Jakarta, 2012.

24

Anda mungkin juga menyukai