Anda di halaman 1dari 7

Loting dalam MRP

Adalah suatu proses untuk menentukan (keputusan) besarnya jumlah pesanan optimal
untuk setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan
kebutuhan bersih yang telah dilakukan.

Ada banyak alternatif metode untuk menentukan ukuran lot. Beberapa teknik diarahkan untuk
meminimalkan total biaya set-up dan biaya simpan (Holding Cost). Teknik-teknik
tersebut adalah teknik lot for lot, eqonomic order quantity, period order
quantity, fixed period requirement, dan lain-lain.

1. Lot For Lot (LFL)


2. Eqonomic Order Quantity (EOQ)
3. Period Order Quantity (POQ)

1. Lot For Lot (LFL)


Teknik ini merupakan lot sizing yang mudah dan paling sederhana. Teknik ini selalu
melakukan perhitungan kembali (bersifat dinamis) terutama apabila terjadi perubahan pada
kebutuhan bersih. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk meminimumkan biaya simpan (Set
up cost), sehingga dengan teknik ini biaya simpan menjadi nol. Oleh karena itu, sering sekali
digunakan untuk item-item yang mempunyai biaya simpan sangat mahal. Apabila dilihat dari
pola kebutuhan yang mempunyai sifat diskontinu atau tidak teratur, maka teknik Lot for Lot
ini memiliki kemampuan yang baik. Di samping itu teknik ini sering digunakan pada sistem
produksi manufaktur yang mempunyai sifat setup permanen pada proses produksinya.
Sehingga Lot For Lot adalah : Teknik pengukuran Lot yang menghasilkan secara tepat apa
yang diperlukan untuk memenuhi rencana.
Contoh :

Item : mobil-mobilan Periode (Jadwal Produksi Mingguan)


Lot Size : jumlah (Metode LFL) , 1 2 3 4 5 6 7
Lide Time : 1 minggu
Gross requirement (Kebutuhan material setiap 80 40 70 100 90 70 50
minggu)
Schedule receipts(sudah dipesan dan ditunggu
kedatanggannya)
Project On Hand Inventory (stok barang yang 0 -40 -70 -100 -90 -70 -50
dimiliki), awal 80 unit =0 =0 =0 =0 =0 =0
Net requirement (Kebutuhan bersih) 40 70 100 90 70 50
Planned order receipts (pesanan diterima) 40 70 100 90 70 50
Planned order release 40 70 100 90 70 50
(pesanan dilakukan)

Diketahui :
biaya penyimpanan Rp. 3000/unit/ minggu, biaya pemesanan Rp.500.000,/pemesanan, waktu tunggu
1 minggu, biaya penyimpanan tidak ada (cek POHI)
Total cost : (jumlah unit disimpan x biaya simpan) + (frekuensi pemesanan x biaya pemesanan)
: ( 0 x Rp 3000) + ( 7 x Rp.500.000,)
: 0 + Rp. 3.500.000 = Rp. 3.500.000
Jadi, biaya total MRP dengan metode Lot For Lot Rp. 3.500.000
2. Eqonomic Order Quantity (EOQ)
Teknik EOQ ini besarnya ukuran lot adalah tetap, melibatkan Biaya pesan (Set up cost )dan
biaya simpan (Holding Cost). Pemesanan dilakukan apabila jumlah persediaan tidak dapat
memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Teknik ini biasa dipakai untuk horison perencanaan
selama satu tahun (12 bulan atau 52 minggu), sedangkan keefektifannya akan bagus jika pola
kebutuhan bersifat kontinu dan tingkat kebutuhan konstan
Contoh :

Item : mobil-mobilan Periode (Jadwal Produksi Mingguan)


Lot Size :Jumlah (Metode EOQ) , 1 2 3 4 5 6 7
Lide Time : 1 minggu
Gross requirement (Kebutuhan material setiap 80 60 70 100 90 70 50
minggu), rata-rata per tahun :
(80+60+70+100+90+70+50)/ 7 = 520/7 = 74,28
Schedule receipts (sudah dipesan dan ditunggu
kedatanggannya)
Project on hand Inventory (stok barang yang
dimiliki), awal 80 unit
Net requirement (Kebutuhan bersih)
Planned order receipts (pesanan diterima)
Planned order release
(pesanan dilakukan)

biaya penyimpanan Rp. 3000/unit/ minggu, biaya pemesanan Rp.500.000,/pemesanan, waktu tunggu
1 minggu, biaya penyimpanan (cek POHI), 1 tahun 52 minggu
Sebelum mengisi table mencari Q EOQ (Q jumlah unit dari EOQ) yang akan digunakan untuk
mengisi Plan Order Release. Setelah mendapatkan Q EOQ selanjutnya baru mengisi table. Adapun
Q EOQ dengan rumus :
D = (Permintaan 1 tahun)

D = rata2 permintaan x 52 minggu

D = 74,28 x 52 = 3862, 56

H = Biaya Simpan 1 tahun

H =Rp.3000/ mingggu x 52 minggu

H = Rp.156.000,

Q EOQ = √ 2 x 3862, 56 x 500000


Jawab : maka setelah perhitungan Q EPQ table MRP
156.000
menjadi demikian = √24760 = 157,3 unit = 158 unit
Jadi setiap periode, plan order release
Item : mobil-mobilan Periode (Jadwal Produksi Mingguan)
berjumlah 158 unit
Lot Size :Jumlah (Metode EOQ) 158 unit , 1 2 3 4 5 6 7
Lide Time : 1 minggu
Gross requirement (Kebutuhan material setiap 80 60 70 100 90 70 50
minggu), rata-rata per 1 jadwal :
(80+60+70+100+90+70+50)/ 7 = 520/7 = 74,28
unit
Schedule receipts (sudah dipesan dan ditunggu
kedatanggannya)
Project on hand Inventory (stok barang yang 0 -60 + 28 -72 -4 + 74 +20
dimiliki), awal 80 unit = 98 =28 = 86 = 154 = 74 = 20
Net requirement (Kebutuhan bersih) 60 0 72 4 0
Planned order receipts (pesanan diterima) 158 158 158
Planned order release 158 158 158
(pesanan dilakukan)

Total cost : (jumlah unit disimpan x biaya simpan) + (frekuensi pemesanan x biaya pemesanan)
: ( (98+28+86+154+74+20) x Rp 3000) + ( 3 x Rp.500.000,)
: ( 460 x Rp.3000) + Rp. 1.500.000
: Rp. 1.380.000, + 1.500.000
: Rp. 2.880.000,-
Jadi Biaya Total (Total Cost) menggunakan metode EOQ Rp 2.880.000,-

3. Period Order Quantity (POQ)


Metode ini menjelaskan jumlah periode untuk melakukan pemesanan namun tidak
memperhatikan jumlah unit untuk dipesan.
Contoh

Item : mobil-mobilan Periode (Jadwal Produksi Mingguan)


Lot Size :Jumlah (Metode POQ) , 1 2 3 4 5 6 7
Lide Time : 1 minggu
Gross requirement (Kebutuhan material setiap 80 60 70 100 90 70 50
minggu), rata-rata per 1 jadwal :
(80+60+70+100+90+70+50)/ 7 = 520/7 = 74,28
Schedule receipts (sudah dipesan dan ditunggu
kedatanggannya)
Project on hand Inventory (stok barang yang
dimiliki), awal 80 unit
Net requirement (Kebutuhan bersih)
Planned order receipts (pesanan diterima)
Planned order release
(pesanan dilakukan)

Sebelum mengisi table, mencari dulu POQ interval. POQ interval adalah waktu yang dibutuhkan
perusahaan untuk kebutuhan kedepan. POQ interval juga bisa dikenal dengan istilah
EOI    = interval pemesanan ekonomis dalam satu periode.
POQ interval = Q EOQ / rata2 permintaan
= 158 / 74,28
= 2, 12  Yang berarti interval pemesanan yang digunakan  boleh 2 atau 3 periode
Atau setiap kali pemesanan bisa digunakan untuk memesan kebutuhan 2 atau 3
minggu
Kedepan
Misal jika akan menggunakan POQ interval 2 minggu atau 2 periode maka table MRP seperti berikut

Item : mobil-mobilan Periode (Jadwal Produksi Mingguan)


Lot Size :Jumlah (Metode POQ) , 1 2 3 4 5 6 7
Lide Time : 1 minggu
Gross requirement (Kebutuhan material setiap 80 60 70 100 90 70 50
minggu), rata-rata per 1 jadwal :
(80+60+70+100+90+70+50)/ 7 = 520/7 = 74,28
Schedule receipts (sudah dipesan dan ditunggu
kedatanggannya)
Project on hand Inventory (stok barang yang 0 -60 dan -70 (periode 0 -100 dan -90(periode 0 -70 dan -50 (periode 6 0
dimiliki), awal 80 unit 2 dan 3) yaitu -130 4 dan 5) yaitu -190 dan 7) yaitu -120
= 70 = 90 = 50
Net requirement (Kebutuhan bersih) 130 190 120
Planned order receipts (pesanan diterima) 130 190 120
Planned order release 130 190 120
(pesanan dilakukan)

Total cost : (jumlah unit disimpan x biaya simpan) + (frekuensi pemesanan x biaya pemesanan)
: ( (70 + 90+ 50) x Rp 3000) + ( 3 x Rp.500.000,)
: ( 210 x Rp.3000) + Rp. 1.500.000
: Rp. 630.000 + 1.500.000
: Rp. 2.130.000,-
Jadi Biaya Total (Total Cost) menggunakan metode POQ Rp 2.130.000,-
Dri contoh Kasus ini, yaitu 1 kasus MRP perusahaan mobil-mobilan dan dihitung dengan 3 metode Loting atau lotesize, maka didapatkan data
sebagai berikut

No Metode Loting MRP Biaya Total (Total Cost)


1 Lot For Lot (LFL) Rp. 3.500.000,-
2 Economic Order Quantity Rp. 2.880.000,-
(EOQ)
3 PeriodiC Order Quantity Rp. 2.130.000,-
(POQ) dengan interval POQ, 2
periode

Maka biaya total yang paling rendah adalah dengan menggunakan MRP dengan metode POQ (interval POQ 2 periode)

1.

Anda mungkin juga menyukai