ABSTRAK
3-(3,4-dimetoksfenil)-propanol mudah dioksidasi menjadi bentuk aldehida-nya menggunakan
piridinium klorokromat (PCC) tanpa menimbulkan oksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.
PCC telah disintesis dengan mereaksikan reacting HCl dan CrO3, diikuti dengan penambahan piridin
dalam larutan pada suhu 0oC dan hasilnya 85%. Sedangkan, reaksi oksidasi dari 3-(3,4-dimetoksfenil)-
propanol dengan PCC sebagai oksidator dilakukan dalam diklorometan selama 3 jam dan direfluks
pada suhu 30oC dan rasio mol alkohol:PCC adalah 1:2. Produk oksidasi diekstraksi menggunakan
dietileter dan diuapkan, menghasilkan 71,3% dari produk oksidasi dengan indeks refraksi sebesar 1,57.
Data FT-IR menunjukkan adanya penyerapan yang kuat pada gugus karbonil (C=O) pada bilangan
gelombang 1724,2 cm-1 dan penyerapan CH aldehida pada 2723,3 cm-1, diperkuat oleh data GC-MS di
tR = 20.797 menit yang menunjukkan ion molekuler pada m/e = 194 dan puncak dasar pada m/e = 151
yang mewakili struktur 3-(3,4-dimetoksfenil)-propanal.
Kata kunci: oksidasi, piridinium klorokromat, 3-(3,4-dimetoksfenil)-propanol
ABSTRACT
3-(3,4-dimethoxyphenyl)-propanol is easily oxidized into its aldehyde form using pyridinium
clorochromate (PCC) without cause further oxidation forming carboxylic acid. PCC was synthesized
by reacting HCl and CrO3, followed with addition of pyridine into solution at 0 0C temperature, it yielded
85 %. Whereas, The oxidation reaction of 3-(3,4-dimetoxyphenyl)-propanol with PCC as an oxidator
carried out in dichloromethane for 3 hours refluxed at 30 0C temperature and alcohol to PCC mol ratio
of 1:2. The product of oxidation was extracted by diethyl ether and evaporated, yielded 71.3% of
oxidation product with refractive index 1.57. Data of FT-IR showed strong absorption of carbonyl
(C=O) at wave number 1724.2 cm-1 and absorption of C-H aldehyde at 2723.3 cm-1, strengthened by
GC-MS data at tR = 20,797 minutes that showed molecular ion at m/e = 194 and base peak at m/e =
151 which representing the structure of 3-(3,4-dimetoxyphenyl)-propanal.
Keywords: Oxidation, pyridinium chlorochromate (PCC), 3-(3,4-dimethoxyphenyl)-propanol
berjalan terus sampai terbentuk asam karboksilat mengatur suhu reaksi maka produk yang
(Smith, 1994). Oksidator-oksidator yang dapat dihasilkan semakin bagus.
digunakan untuk mengoksidasi alkohol menjadi
METODE PENELITIAN
aldehid adalah reagen Jones dan reagen Collins,
Tahap-tahap kerja yang dilakukan pada
tetapi penggunaan reagen Jones pada proses
penelitian ini adalah sintesis piridinium
oksidasi ini akan sangat rawan karena sifatnya
klorokromat (PCC), oksidasi senyawa 3-(3,4-
yang asam sehingga dapat mengoksidasi aldehid
dimetoksifenil)-propanol dan analisis FT-IR dan
menjadi asam karboksilat dalam kondisi
GC-MS.
oksidator berlebih (Sastrohamidjojo dan
Pranowo, 2001; Wade, 1987). Sedangkan reagen Sintesis Piridinium Klorokromat (PCC)
Collins memiliki sifat yang higroskopis dan
Ke dalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan
membutuhkan jumlah oksidator yang banyak
pendingin bola, pengaduk magnet dan corong
sehingga kurang efisien dari segi proses.
penetes dimasukkan 49,5 mL HCl 6 M (0,3 mol)
Oksidator lain yang juga dapat digunakan dalam
dan 27 gram CrO3 (0,27 mol), campuran diaduk
reaksi oksidasi senyawa alkohol menjadi aldehid
sampai terjadi larutan homogen. Setelah 5 menit
adalah Piridinium Klorokromat (PCC) karena
larutan homogen yang terbentuk didinginkan
tidak menyebabkan terjadinya oksidasi lebih
sampai suhu 0ºC dan 22 mL piridin (0,27 mol)
lanjut membentuk asam karboksilat (Morrison,
ditambahkan dalam waktu 20 menit dan diaduk
1987). Keunggulan lain dari oksidator PCC
selama 2 jam. Selanjutnya disaring dan endapan
adalah hasil yang memuaskan baik secara
dikeringkan dalam desikator, kemudian di ukur
kualitas maupun kuantitas, prosedur sintesis
titik lelehnya.
yang mudah serta sifat PCC cenderung stabil
(Servi, 2002). Oksidasi 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanal
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi reaksi Ke dalam labu leher tiga dimasukkan 4,74 gram
oksidasi adalah kondisi reaksi, perbandingan PCC (0,022 mol) dalam 29 mL diklorometan dan
mol reaktan dan oksidator, serta waktu dan suhu 2 mL senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol
reaksi oksidasi alkohol dengan PCC sebagai direfluks selama 3 jam dengan suhu reaksi 30 ºC
oksidator memerlukan kondisi reaksi bebas air dan akan terbentuk pasta hitam. Selanjutnya
karena dapat menyebabkan terjadinya oksidasi larutan hasil didekantir. Pasta hitam yang terjadi
berlanjut menjadi asam karboksilat, sehingga diekstrak dengan dietil eter 3x20 mL. Semua
pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut filtrat dicampur dan dimasukkan Na2SO4
organik. Terkait dengan perbandingan mol, anhidrat, disaring dan dievaporasi, kemudian
Busroni (2000) telah melakukan reaksi oksidasi diukur indeks bias larutan. Untuk mengetahui
alkohol sekunder menggunakan oksidator PCC hasil oksidasi dilakukan analisis dengan
+ - Cr + - Cl Cr O H
Cr + H Cl Cl
O O OH
O O
Cl Cr OH + O
N N -
O O Cr Cl
H O
Piridinium klorokromat (PCC)
H O
CH2 CH2 CH2 OH N
CH2 CH2 C O Cr O
H
O H H O
+ Cl Cr -
O N
OCH3 O H OCH3
OCH3 OCH3
CH2 CH2 C O
H O H
CH2 CH2 C O Cr ON
H + O
H O -
N O Cr
OCH3 H
OH
OCH3
OCH3 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanal
OCH3
aldehid, hal ini ditunjukkan dengan munculnya (3,4-dimetoksifenil)-propanal dengan m/e = 194
serapan pada bilangan gelombang 1724,2 cm-1 dan memiliki kelimpahan sebesar 64,5 %,
yang menunjukkan gugus karbonil C=O sedangkan senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)-
diperkuat dengan munculnya puncak pada propanol yang belum bereaksi ditunjukkan pada
bilangan gelombang 2723,3 cm-1 yang puncak nomor 7 dengan m/e =196 dan
merupakan serapan khas dari gugus C-H aldehid kelimpahan sebesar = 2,3 % (tR= 22,1 menit).
pada spektra FT-IR hasil oksidasi dan serapan-
serapan tersebut tidak muncul pada spektra FT-
IR senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol.
Serapan lain yang terdapat pada spektra hasil
oksidasi adalah serapan pada bilangan
-1
gelombang 1515,9 cm yang menunjukkan
serapan dari gugus aromatik, diperkuat dengan
adanya serapan pada bilangan gelombang 810
cm-1 yang menunjukkan adanya substitusi pada Gambar 5. Kromatogram Hasil Oksidasi
gugus aromatik tersebut. Serapan pada 2931,6 Senyawa 3-(3,4-dimetoksi fenil)-
propanol
cm-1 menunjukkan vibrasi Csp3-H. Serapan pada
1330,9 cm-1 menunjukkan adanya gugus metil
dan gugus metilen ditunjukkan pada serapan
1419,5 cm-1. Gugus metoksi (-OCH3)
ditunjukkan oleh serapan rentangan C-O yang
terjadi pada bilangan gelombang 1234,2 cm-1. Gambar 6. Spektrogram Senyawa 3-(3,4-
dimetoksifenil)-propanal
Berdasarkan spektra FTIR yang didapat,
O
-CO
O
O-CH3
OCH2 H
OCH3 H3C
-CH3
OCH3 CH2O
-CH2O
O
-CH2O -CH CH
0 0
C dengan kenaikan temperatur 10 C /menit, gas CH2
OCH3
m/e= 51
Dari hasil analisis GC-MS dapat terlihat untuk Gambar 7. Pola Fragmentasi Senyawa 3-(3,4-
dimetoksifenil)-propanal
puncak kromatogram nomor 3 dengan waktu
retensi 20,797 menit adalah puncak senyawa 3-
dimetoksifenil)-propanal sebesar 64,5%, hasil Sastrohamidjojo, H., dan Pranowo, H. D., 2001,
“Sintesis Senyawa Organik”, Penerbit
yang diperoleh belum optimal terbukti dengan UGM-Press, Yogyakarta.
masih terdapatnya senyawa 3-(3,4- Servi, and Acar, A., 2002, “Investigation of the
dimetoksifenil)-propanol dalam larutan. Reaction of Substitued Homoallylic
Alcohols with Various Oxidation
KESIMPULAN Reagents”, Moleculs, 7, 104-111.
Berdasarkan hasil penelitian ini oksidator PCC Shorey, H. H., and Mckelvey, J. R., 1977,
“Chemical Control of Insect Behaviour,
dapat disintesis dengan mereaksikan HCl, CrO3 Theory and Application”, John Willey
dan piridin pada suhu 0 0C dan menghasilkan and Sons, New York.
Smith, M.B., 1994, “Organic Synthesis”,
padatan jingga dengan titik leleh 160 0C-163 0C
McGraw-Hill, Inc., USA.
dan rendemen sebesar 85 % dan PCC dapat
Wade, L.G., 1987, “Organic Chemistry”,
mengoksidasi senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)- Prentice Hall, New Jersey, hal. 449-452.
propanol menjadi senyawa 3-(3,4-