Anda di halaman 1dari 6

Ngadiwiyana dkk: Oksidasi-(3,4-dimetoksfenil)-propanol Menggunakan Oksidator Piridium Klorokromat

OKSIDASI 3-(3,4-DIMETOKSIFENIL)-PROPANOL MENGGUNAKAN


OKSIDATOR PIRIDINIUM KLOROKROMAT (PCC)

Ngadiwiyana , Ismiyarto, Ayu Ratri Kartika Iriany


Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA
Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRAK
3-(3,4-dimetoksfenil)-propanol mudah dioksidasi menjadi bentuk aldehida-nya menggunakan
piridinium klorokromat (PCC) tanpa menimbulkan oksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.
PCC telah disintesis dengan mereaksikan reacting HCl dan CrO3, diikuti dengan penambahan piridin
dalam larutan pada suhu 0oC dan hasilnya 85%. Sedangkan, reaksi oksidasi dari 3-(3,4-dimetoksfenil)-
propanol dengan PCC sebagai oksidator dilakukan dalam diklorometan selama 3 jam dan direfluks
pada suhu 30oC dan rasio mol alkohol:PCC adalah 1:2. Produk oksidasi diekstraksi menggunakan
dietileter dan diuapkan, menghasilkan 71,3% dari produk oksidasi dengan indeks refraksi sebesar 1,57.
Data FT-IR menunjukkan adanya penyerapan yang kuat pada gugus karbonil (C=O) pada bilangan
gelombang 1724,2 cm-1 dan penyerapan CH aldehida pada 2723,3 cm-1, diperkuat oleh data GC-MS di
tR = 20.797 menit yang menunjukkan ion molekuler pada m/e = 194 dan puncak dasar pada m/e = 151
yang mewakili struktur 3-(3,4-dimetoksfenil)-propanal.
Kata kunci: oksidasi, piridinium klorokromat, 3-(3,4-dimetoksfenil)-propanol

ABSTRACT
3-(3,4-dimethoxyphenyl)-propanol is easily oxidized into its aldehyde form using pyridinium
clorochromate (PCC) without cause further oxidation forming carboxylic acid. PCC was synthesized
by reacting HCl and CrO3, followed with addition of pyridine into solution at 0 0C temperature, it yielded
85 %. Whereas, The oxidation reaction of 3-(3,4-dimetoxyphenyl)-propanol with PCC as an oxidator
carried out in dichloromethane for 3 hours refluxed at 30 0C temperature and alcohol to PCC mol ratio
of 1:2. The product of oxidation was extracted by diethyl ether and evaporated, yielded 71.3% of
oxidation product with refractive index 1.57. Data of FT-IR showed strong absorption of carbonyl
(C=O) at wave number 1724.2 cm-1 and absorption of C-H aldehyde at 2723.3 cm-1, strengthened by
GC-MS data at tR = 20,797 minutes that showed molecular ion at m/e = 194 and base peak at m/e =
151 which representing the structure of 3-(3,4-dimetoxyphenyl)-propanal.
Keywords: Oxidation, pyridinium chlorochromate (PCC), 3-(3,4-dimethoxyphenyl)-propanol

PENDAHULUAN (2005) telah berhasil mensintesis senyawa 3-


(3,4-dimetoksifenil)-propanol dari metileugenol
Minyak cengkeh mengandung komponen utama
melalui reaksi hidroborasi dengan pelarut dietil
yaitu eugenol (80%-90%) dan kariofilena
eter dan menghasilkan rendemen sebesar
(Anwar, 1994). Saat ini usaha pemanfaatan
81,29%, senyawa alkohol yang diperoleh dapat
eugenol mulai banyak dilakukan. Dua senyawa
dioksidasi lebih lanjut menjadi senyawa 3-(3,4-
turunan eugenol yang banyak dimanfaatkan
dimetoksifenil)-propanal, merupakan senyawa
adalah metileugenol dan metilisoeugenol.
antara dalam sintesis antibiotik C-9154.
Metileugenol dapat dibuat dari reaksi metilasi
senyawa eugenol dan dapat digunakan sebagai Keberhasilan untuk menghasilkan senyawa
sex attractant dalam jumlah sedikit (Shorey, aldehid dari alkohol sangat bergantung pada
1994). Metileugenol memiliki gugus allil yang oksidator yang digunakan, bila oksidator yang
dapat diubah menjadi gugus alkohol. Fathoni digunakan terlalu kuat maka oksidasi akan

72 J. Kim. Sains & Apl. Vol. X. No. 3 Desember 2007


Ngadiwiyana dkk: Oksidasi-(3,4-dimetoksfenil)-propanol Menggunakan Oksidator Piridium Klorokromat

berjalan terus sampai terbentuk asam karboksilat mengatur suhu reaksi maka produk yang
(Smith, 1994). Oksidator-oksidator yang dapat dihasilkan semakin bagus.
digunakan untuk mengoksidasi alkohol menjadi
METODE PENELITIAN
aldehid adalah reagen Jones dan reagen Collins,
Tahap-tahap kerja yang dilakukan pada
tetapi penggunaan reagen Jones pada proses
penelitian ini adalah sintesis piridinium
oksidasi ini akan sangat rawan karena sifatnya
klorokromat (PCC), oksidasi senyawa 3-(3,4-
yang asam sehingga dapat mengoksidasi aldehid
dimetoksifenil)-propanol dan analisis FT-IR dan
menjadi asam karboksilat dalam kondisi
GC-MS.
oksidator berlebih (Sastrohamidjojo dan
Pranowo, 2001; Wade, 1987). Sedangkan reagen Sintesis Piridinium Klorokromat (PCC)
Collins memiliki sifat yang higroskopis dan
Ke dalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan
membutuhkan jumlah oksidator yang banyak
pendingin bola, pengaduk magnet dan corong
sehingga kurang efisien dari segi proses.
penetes dimasukkan 49,5 mL HCl 6 M (0,3 mol)
Oksidator lain yang juga dapat digunakan dalam
dan 27 gram CrO3 (0,27 mol), campuran diaduk
reaksi oksidasi senyawa alkohol menjadi aldehid
sampai terjadi larutan homogen. Setelah 5 menit
adalah Piridinium Klorokromat (PCC) karena
larutan homogen yang terbentuk didinginkan
tidak menyebabkan terjadinya oksidasi lebih
sampai suhu 0ºC dan 22 mL piridin (0,27 mol)
lanjut membentuk asam karboksilat (Morrison,
ditambahkan dalam waktu 20 menit dan diaduk
1987). Keunggulan lain dari oksidator PCC
selama 2 jam. Selanjutnya disaring dan endapan
adalah hasil yang memuaskan baik secara
dikeringkan dalam desikator, kemudian di ukur
kualitas maupun kuantitas, prosedur sintesis
titik lelehnya.
yang mudah serta sifat PCC cenderung stabil
(Servi, 2002). Oksidasi 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanal

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi reaksi Ke dalam labu leher tiga dimasukkan 4,74 gram

oksidasi adalah kondisi reaksi, perbandingan PCC (0,022 mol) dalam 29 mL diklorometan dan

mol reaktan dan oksidator, serta waktu dan suhu 2 mL senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol

reaksi. Rowlands (2002) menjelaskan dalam (0,011 mol) dalam 11 mL diklorometan,

reaksi oksidasi alkohol dengan PCC sebagai direfluks selama 3 jam dengan suhu reaksi 30 ºC

oksidator memerlukan kondisi reaksi bebas air dan akan terbentuk pasta hitam. Selanjutnya

karena dapat menyebabkan terjadinya oksidasi larutan hasil didekantir. Pasta hitam yang terjadi

berlanjut menjadi asam karboksilat, sehingga diekstrak dengan dietil eter 3x20 mL. Semua

pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut filtrat dicampur dan dimasukkan Na2SO4

organik. Terkait dengan perbandingan mol, anhidrat, disaring dan dievaporasi, kemudian

Busroni (2000) telah melakukan reaksi oksidasi diukur indeks bias larutan. Untuk mengetahui

alkohol sekunder menggunakan oksidator PCC hasil oksidasi dilakukan analisis dengan

dengan perbandingan mol 2:1 (PCC:alkohol) Spektrofotometer FT-IR dan GC-MS.

dan diperoleh senyawa keton dengan rendemen


mencapai 75,92 %. Suhu dan waktu reaksi juga
mempengaruhi jumlah produk yang dihasilkan
dengan memperpanjang waktu reaksi dan
J. Kim. Sains & Apl. Vol. X. No. 3 Desember 2007 73
Ngadiwiyana dkk: Oksidasi-(3,4-dimetoksfenil)-propanol Menggunakan Oksidator Piridium Klorokromat

HASIL DAN PEMBAHASAN rendah karena reaksi yang melibatkan senyawa


krom dengan piridin adalah reaksi eksotermik.
Sintesis Piridinium Klorokomat (PCC)
Untuk mekanisme reaksi yang terjadi pasangan
Sintesis piridinium klorokromat dilakukan
elektron bebas pada piridin bertindak sebagai
dengan menambahkan piridin pada senyawa
nukleofil dan akan menyerang atom hidrogen
kromat-klorida pada suhu 0oC. Pada mekanisme
pada senyawa kromat membentuk garam
reaksi elektron bebas yang dimiliki atom oksigen
piridinium klorokromat (PCC). Produk dari
pada krom trioksida akan menyerang H+ pada
sintesis ini adalah padatan berwarna jingga
HCl. Selanjutnya reaksi yang terjadi adalah
dengan rendemen sebesar 85 % dan titik leleh
reaksi adisi, dimana ikatan rangkap Cr=O akan
160oC-163oC. Secara keseluruhan reaksi yang
-
terputus menjadi ikatan tunggal dan nukleofil Cl
terjadi adalah:
akan menyerang atom Cr yang bermuatan parsial
positif. Tahap selanjutnya adalah penambahan CrO3 + HCl + C5H5N  C5H5N+CrO3Cl-

piridin pada suhu reaksi 0ºC, suhu reaksi dibuat


O O O

+ - Cr + - Cl Cr O H
Cr + H Cl Cl
O O OH
O O

Cl Cr OH + O

N N -
O O Cr Cl

H O
Piridinium klorokromat (PCC)

Gambar 1. Mekanime Reaksi Sintesis Piridinium Klorokromat (PCC)

Oksidasi 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol selanjutnya mengalami reaksi subtitusi


intramolekuler menghasilkan larutan aldehid
Pada reaksi oksidasi senyawa 3-(3,4-
dan garam krom (IV) yang telah tereduksi
dimetoksifenil)-propanol dengan oksidator
membentuk pasta hitam yang mengendap
Piridinium Klorokromat kondisi reaksi oksidasi
didasar labu. Senyawa hasil reaksi oksidasi 3-
harus bebas air, apabila terdapat air maka
(3,4-dimetoksifenil)-propanol memiliki rende-
aldehid yang dihasilkan akan teroksidasi lebih
men sebesar 71,3% dengan indeks bias sebesar
lanjut membentuk produk samping suatu
1,57, secara lengkap mekanisme reaksi yang
senyawa asam karboksilat. Reaksi oksidasi
terjadi sebagai berikut:
senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol
berlangsung melalui pembentukan senyawa Perlakuan selanjutnya permukaan logam dilapis
antara ester kromat. Reaksi yang terjadi adalah dengan menggunakan agen penchelat dengan
atom Cr akan diserang oleh nukleofil yang cara memasukkan logam kedalam agen
berasal dari gugus –OH pada 3-(3,4- pengchelat, dengan cara ini diharapkan semua
dimetoksifenil)-propanol dan gugus Cl akan permukaan logam bisa lapis oleh agen chelat.
lepas sehingga membentuk suatu senyawa Pada perlakuan inilah terjadi reaksi antara
kromat ester. Produk antara yang terjadi permukaan logam dengan agen pengchelat yaitu:

74 J. Kim. Sains & Apl. Vol. X. No. 3 Desember 2007


Ngadiwiyana dkk: Oksidasi-(3,4-dimetoksfenil)-propanol Menggunakan Oksidator Piridium Klorokromat

H O
CH2 CH2 CH2 OH N
CH2 CH2 C O Cr O
H
O H H O

+ Cl Cr -
O N

OCH3 O H OCH3
OCH3 OCH3

3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol Ester Kromat

CH2 CH2 C O
H O H
CH2 CH2 C O Cr ON
H + O
H O -
N O Cr
OCH3 H
OH
OCH3
OCH3 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanal
OCH3

Gambar 2. Mekanisme Reaksi Oksidasi 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol

Gambar 3. Spektra FTIR senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol

Gambar 4. Spektra FTIR hasil oksidasi senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol


Hasil analisis senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)- dimetoksifenil)-propanol tercantum pada
propanol dengan spektrofotometer FTIR gambar 4.
tercantum pada gambar 3 dan untuk spektra FT-
Berdasarkan kedua spektra FT-IR tersebut, telah
IR hasil oksidasi senyawa 3-(3,4-
terjadi konversi dari gugus alkohol menjadi

J. Kim. Sains & Apl. Vol. X. No. 3 Desember 2007 75


Ngadiwiyana dkk: Oksidasi-(3,4-dimetoksfenil)-propanol Menggunakan Oksidator Piridium Klorokromat

aldehid, hal ini ditunjukkan dengan munculnya (3,4-dimetoksifenil)-propanal dengan m/e = 194
serapan pada bilangan gelombang 1724,2 cm-1 dan memiliki kelimpahan sebesar 64,5 %,
yang menunjukkan gugus karbonil C=O sedangkan senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)-
diperkuat dengan munculnya puncak pada propanol yang belum bereaksi ditunjukkan pada
bilangan gelombang 2723,3 cm-1 yang puncak nomor 7 dengan m/e =196 dan
merupakan serapan khas dari gugus C-H aldehid kelimpahan sebesar = 2,3 % (tR= 22,1 menit).
pada spektra FT-IR hasil oksidasi dan serapan-
serapan tersebut tidak muncul pada spektra FT-
IR senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol.
Serapan lain yang terdapat pada spektra hasil
oksidasi adalah serapan pada bilangan
-1
gelombang 1515,9 cm yang menunjukkan
serapan dari gugus aromatik, diperkuat dengan
adanya serapan pada bilangan gelombang 810
cm-1 yang menunjukkan adanya substitusi pada Gambar 5. Kromatogram Hasil Oksidasi
gugus aromatik tersebut. Serapan pada 2931,6 Senyawa 3-(3,4-dimetoksi fenil)-
propanol
cm-1 menunjukkan vibrasi Csp3-H. Serapan pada
1330,9 cm-1 menunjukkan adanya gugus metil
dan gugus metilen ditunjukkan pada serapan
1419,5 cm-1. Gugus metoksi (-OCH3)
ditunjukkan oleh serapan rentangan C-O yang
terjadi pada bilangan gelombang 1234,2 cm-1. Gambar 6. Spektrogram Senyawa 3-(3,4-
dimetoksifenil)-propanal
Berdasarkan spektra FTIR yang didapat,
O

diketahui bahwa senyawa hasil oksidasi senyawa H


CH2 CH3

-CO

3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol diperkirakan OCH3


OCH3
OCH3
OCH3
m/e =194 H2C CH CHO

memiliki gugus aldehid, metoksi dan cincin -CH2-CHO


m/e = 166

aromatis. Kemudian untuk mengetahui struktur CH2

O
O-CH3

OCH2 H
OCH3 H3C

dari senyawa hasil oksidasi dilakukan analisis OCH3


m/e = 138
m/e = 107

-CH3
OCH3 CH2O

dengan menggunakan instrument GC-MS. Alat m/e = 151

-CH2O
O

GC-MS dioperasikan pada suhu kolom 60-280 CH2 OCH3

m/e = 123 m/e = 77

-CH2O -CH CH
0 0
C dengan kenaikan temperatur 10 C /menit, gas CH2

OCH3
m/e= 51

pem-bawa helium, fase diam RTX-5 dengan


m/e = 91

panjang 30 m dan menggunakan detektor FID


-CH CH -CH CH

bersuhu 280 0C. m/e = 65 m/e = 39

Dari hasil analisis GC-MS dapat terlihat untuk Gambar 7. Pola Fragmentasi Senyawa 3-(3,4-
dimetoksifenil)-propanal
puncak kromatogram nomor 3 dengan waktu
retensi 20,797 menit adalah puncak senyawa 3-

76 J. Kim. Sains & Apl. Vol. X. No. 3 Desember 2007


Ngadiwiyana dkk: Oksidasi-(3,4-dimetoksfenil)-propanol Menggunakan Oksidator Piridium Klorokromat

Dari pola fragmentasi tersebut, didapatkan dimetoksifenil)-propanal yang berwarna coklat


puncak dasar pada m/e = 151 dan mengalami kehitaman dengan indeks bias = 1,57 dan
stabilisasi struktur karena adanya resonansi rendemen sebesar 71,3 %.
gugus fenil sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
CH2 CH2 CH2 CH2

Anwar, C., 1994, “The Conversion of Eugenolin


to more Valuable Substance”, Desertasi,
OCH3 OCH3 OCH3 OCH3 Matematics and Natural Science Faculty.
OCH3 OCH3 OCH3 OCH3
Busroni, 2000, “Sintesis 1-(3,4 dimetoksi fenil)-
CH2
2-propanon turunan eugenol melalui
Pembentukan Senyawa 1-(3,4 Dimetoksi
Fenil)-2-Propanil Format pada suhu 250-
OCH3
300°C”, Jurnal Ilmu Dasar, Vol 1, 35-46.
OCH3
Fathoni, A., 2005, “Sintesis 3-(3,4-
Gambar 8. Resonansi gugus fenil dimetoksifenil)-1-propanol melalui
Hidroborasi Metileugenol Menggunakan
Sehingga dari hasil penelitian didapatkan data H3B: dietileter”, Skripsi, F-MIPA
UNDIP, Semarang.
untuk kondisi reaksi oksidasi senyawa 3-(3,4-
Morrison, R. T., and Boyd, R. N., 1987,
dimetoksifenil)-propanol selama 3 jam “Organic Chemistry”, 5th ed., Allyn and
pengadukkan dengan perbandingan mol Bacon, Inc., New york.
oksidator reaktan 2:1 dan suhu reaksi 30 0C Rowland, G., 2002, “Reduction and Oxidation”,
menghasilkan kemurnian senyawa 3-(3,4- pdf.

dimetoksifenil)-propanal sebesar 64,5%, hasil Sastrohamidjojo, H., dan Pranowo, H. D., 2001,
“Sintesis Senyawa Organik”, Penerbit
yang diperoleh belum optimal terbukti dengan UGM-Press, Yogyakarta.
masih terdapatnya senyawa 3-(3,4- Servi, and Acar, A., 2002, “Investigation of the
dimetoksifenil)-propanol dalam larutan. Reaction of Substitued Homoallylic
Alcohols with Various Oxidation
KESIMPULAN Reagents”, Moleculs, 7, 104-111.

Berdasarkan hasil penelitian ini oksidator PCC Shorey, H. H., and Mckelvey, J. R., 1977,
“Chemical Control of Insect Behaviour,
dapat disintesis dengan mereaksikan HCl, CrO3 Theory and Application”, John Willey
dan piridin pada suhu 0 0C dan menghasilkan and Sons, New York.
Smith, M.B., 1994, “Organic Synthesis”,
padatan jingga dengan titik leleh 160 0C-163 0C
McGraw-Hill, Inc., USA.
dan rendemen sebesar 85 % dan PCC dapat
Wade, L.G., 1987, “Organic Chemistry”,
mengoksidasi senyawa 3-(3,4-dimetoksifenil)- Prentice Hall, New Jersey, hal. 449-452.
propanol menjadi senyawa 3-(3,4-

J. Kim. Sains & Apl. Vol. X. No. 3 Desember 2007 77

Anda mungkin juga menyukai