Oleh :
Alin Ifa
Cerita ini haya fiktif belaka. Novel ini ditulis dalam empat sudut
Jika ada yang bingung dengan latar dan nama tokohnya kenapa
pakai dialog yang baku. Novel profesi ini bukan terjemahan, yaa
Cheers,
Penulis.
-Amber-
SETELAH masa-masa indah itu, aku tidak percaya dia berbuat seperti ini
padaku. Aku tidak peduli lagi semua alasan yang dia lontarkan padaku soal ini.
Dia bilang dia mencintaiku, aku satu-satunya dalam hatinya, bilang bahwa dia
Dia berselingkuh dengan Hilton, seorang model asal Kansas. Aku mengetahui
soal itu sebenarnya sudah sejak sebulan lalu. Itupun kata Matt, manajerku. Tapi
karena bulan lalu aku dan dia sedang dalam sebuah perayaan penting kami : yaitu
ulang tahun pernikahan kami, aku tidak mau mempercayainya dan yakin atas
pendapatku sendiri soal suamiku: yakin bahwa dia menepati janji pernikahan kami
yang dia ucapkan 4 tahun lalu. Tapi ternyata, dia telah mengingkarinya–dan
parahnya lagi, itu bukan dari sebulan lalu. Melainkan sudah dari tahun lalu.
Malam tadi semuanya terungkap, di pesta tahun baru yang diadakan di rumah
kami, di Ontario, Kanada. Dari sekian banyak orang yang kami undang, Hilton
Tepat beberapa menit setelah tahun baru, mereka berdua menghilang. Aku
yang menyadarinya, diam-diam, karena penasaran, keluar dari pusat pesta dan
mencari mereka. Apa yang aku temukan membuat aku tidak bisa berkata-kata.
Hilton dan Darren sedang berbicara serius di sudut halaman belakang rumah.
Posisi mereka tak wajar sebagai seorang teman. Sangat…personal. Mereka nyaris
maksudnya ini…?.”
Bisa ditebak apa yang mereka lakukan setelah itu. Hilton dan Darren langsung
“Sayang?.”katanya terkejut.
mendengar langkah kaki Darren yang mengejarku. Dia diam, tidak menyahut atau
Aku berhenti di dekat tangga menuju lantai atas, tertunduk diam dan menahan
tangisku sendiri. Aku tidak mau pesta yang sudah kami rencanakan jauh-jauh hari
Wajahnya terlihat khawatir. Itu saja. Tak ada jejak rasa bersalah sama sekali,
seperti dia tidak menganggap kejadian itu akan membuat akibat yang fatal untuk
kami saja….
menatapku dan tidak melakukan apapun selain itu.Dia hanya melihatku menangis,
mungkin.
“Maafkan aku.”katanya. Dia meraih pipiku dan menghapus air mataku dengan
lembut.
Marah, tersinggung, dan apalah itu namanya, tanpa berbasa basi aku
karena tangis, “Itu balasanmu?. Aku memberimu kebebasan untuk bergaul dengan
siapapun. Ini yang kau lakukan padaku?..” Dan tanpa menunggu balasannya, aku
tiba.
Aku berhenti, membeku di tempat karena bentakannya. Suasana pesta pun jadi
sunyi sama sekali. Musik dimatikan begitu mereka menyadari apa yang terjadi, di
dalam dan diluar. Suara Darren begitu keras saat membentakku. Dia membuat
keluar.
tertawaannya, “Apa kau tidak sadar?. Kesibukanmu yang menjadi penyebab dari
Kontan saja emosiku tersulut mendengar dia berkata seperti itu. Dia menuduh
kesibukanku sebagai penyebabnya. Dia punya profesi yang sama denganku!. Se-
sering bertanya padanya tentang pekerjaan yang akan aku ambil. Dia setuju, tanpa
masalah. Maka aku pun meneruskannya. Dan sekarang?, dia menganggap itu
kita yang sama?!. Itu gila…” Suaraku meninggi, emosi membuat suaraku tidak
terdengar terisak.
menantang. Dia seperti…bukan Darren yang aku kenal selama tujuh tahun
kedekatan kami…
di bawah sana. Sangat berusaha tidak turun dan menamparnya di depan semua
orang itu.
berikutnya.
berdiri. Dia telah mengungkapkan apa yang dia rasakan sejak mungkin setahun
lalu.
tenang, datar, menusuk, “Maaf kalau aku membiarkan ini semua terlalu lama
Aku diam dan langsung berlalu ke kamar, tidak peduli lagi dengan apa yang
selimut. Bersamaan aku menyadari sesuatu dari ucapannya tadi. Dia tidak
mencintaiku lagi, kami akan bercerai. Sejak kapan dia merasa seperti itu?. Jika
benar dari setahun lalu, aku telah menurut di atas kebohongannya selama itu.
Tiba-tiba saja aku merasa sangat bodoh telah mempercayai semuanya. Dia
Dan kalimat terakhirnya : „Aku harap kau bisa hidup dengan itu.‟. Bisakah?.
Aku menghela nafas, sesak. Aku tidak tahu apa aku bisa atau tidak hidup dengan
semua ini.
memandangi plafon putih kamar ini, mengabaikan sebuah suara yang tidak ingin
aku tahu apa dan dari siapa itu. Perlahan, aku membekapkan tangan ke mulutku,
kembali menangis.
Pintu kamar terbuka, aku menyadarinya. Tapi aku sama sekali tidak menoleh.
Kulepaskan tanganku dari mulut dan mengusap pelan cincin pernikahanku. Benda
Dia duduk di sebelahku dan mengusap air mataku, “Perlu kutemani malam
ini?.”
dengan lembut.
“Ya…”
Matt bangkit tak lama setelah terdiam. Dia mendengus menyerah, “Ya
sudah..” “Hubungi aku jika ada yang perlu kau bicarakan.”pesannya kemudian.
masalah ini. Aku tidak mau membuat Matt pulang-pergi Ontario-Los Angeles –
karena rumahnya, sekaligus rumahku sebelum aku menikah dengan Darren – ada
Diam-diam, dalam otak kananku ada sedikit rasa penyesalan juga kenapa aku
memilih menuruti pilihan Darren untuk membeli rumah di Ontario… Padahal dari
segi pekerjaan kami, akan lebih dekat kalau kami membeli rumah di Los Angeles.
Beberapa menit kemudian, aku bangkit dan keluar kamar. Perlahan, aku
menghela nafas. Sesak itu berangsur hilang meski air mataku meninggalkan jejak
yang cukup terlihat di wajahku. Riasanku luntur, begitu juga dengan mataku–
mulai membengkak.
kali.
kecil yang kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Begitulah aku sekarang…
Malam ini akan menjadi malam yang panjang untukku. Itu pasti.
***
Aku terbangun, menatap sekelilingku dan menyadari aku masih di tempat yang
sama seperti semalam. Hal selanjutnya membuatku penasaran : suara pekerja dan
Saat tiba di hadapanku, dia langsung masuk ke kamar dan mengambilkan handuk
untukku. “Mandi. Lalu kita akan ke label membicarakan jadwalmu. Ian sudah
Ian Volke, manajerku di label, Arist Records, namanya. Dia memang yang
“Atau kalau kau tidak bisa, aku akan kesana sebentar lagi.”selanya, sebelum
aku bisa membalas. Aku melengos darinya tanpa berkata apapun, hendak mandi.
Dia pasti akan heran mengenai tingkahku. Aku pun sebenarnya begitu.. Entah
Sekilas, aku bisa melihat alis Matt mengerut, “Amber, serius. Bicaralah
padaku!. Membantah atau apa…”sahutnya geram, ciri khas yang keluar kalau aku
Aku yang sudah akan keluar kamar, berbalik menghadapnya, “Ada apa?. Apa
Dan dia tidak berkata apa-apa. Hanya menunjukan ekspresi tidak mengertinya
atas reaksiku.
“Aku sedang tidak berminat berargumen, Kak.”kataku lagi. Lalu aku berbalik,
keluar kamar untuk mandi. Matt tidak membalas lagi. Dia memutuskan untuk
10 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
menyerah dengan sikapku yang ini. Tapi aku tahu baginya ini tidak seru sama
sekali karena tidak ada saling membantah, bercanda, atau marah sesaat. Diam-
diam, aku tersenyum datar saat tahu apa yang ada dalam kepalanya sekarang…
Aku dan Matt meninggalkan rumah tepat setengah jam kemudian. Kami
Di dalam mobil, Matt yang menyetir. Kami berkendara dalam diam ke kantor
melontarkan pertanyaan soal semalam. Aku diam, begitupun Matt. Kami berdua
menarikku dan Matt keluar dari kerumunan, menyuruh kami masuk sementara dia
pertanyaan kalian semua. Aku mohon kalian mengerti itu.”papar Ian. Tapi justru
keterangannya malah membuat janji tak langsung dengan semua orang itu.
Perlahan aku menghela nafas lelah dan melangkah ke lantai atas–atau ke ruangan
Aku tiba duluan. Setelah itu Matt, baru Ian. Begitu masuk Ian langsung
menuju ke jendela yang mengarah keluar. Dia memandangi media dan terdiam,
11 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Ian mengerutkan dahi, “Amber harus bercerita semuanya, Matt.”gumamnya
GreenWeek dalam tur Asianya dan baru pulang tadi pagi. Aku rasa aku pantas
mendapat penjelasan dari salah satu anak emasku.”tukas Ian kemudian. Dia
kacau. Matt dan Ian kalau disatukan dalam situasi gawat memang tidak pernah
sejalan….
“Aku pisah rumah dengan Darren. Dia sedang mengurus perceraian kami,
Mendengarnya, jelas saja Ian mengerenyit, “Pisah rumah?. Bagaimana bisa?. Apa
yang terjadi dengan kalian?. Kapan?.” Dia bertanya sekaligus, membuat aku tahu
“Ya. Semalam.”balasku datar, “Dia main gila dengan model asal Kansas
itu.”lanjutku lagi. Aku memalingkan wajah dari Ian dan memandang dengan
menerawang ke jendela, “…Aku sudah berusaha agar tidak merusak pesta kami
semalam, itu juga supaya media tidak tertarik dengan masalah ini. Tapi Darren
semalam tidak hanya dari kalangan artis. Tapi juga media.” Aku menjelaskan.
“…Jika saja dia tidak membentakku dan menyelesaikan semuanya secara damai,
12 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Dan langsung saja. Kami kemari akan mengkoordinasikan soal jadwal yang
Amber punya, seperti yang kau tahu.”sahut Matt, sebelum Ian bisa bicara lebih
lagi.
“Ya. Soal itu, aku butuh waktu kira-kira empat bulan untuk menyepi. Selama
itu, tidak ada yang boleh menggangguku. Aku ingin mengurung diri. Di rumah
Ian mengangguk sesaat. Masih berdiri, dia tersenyum tanggung, “Apa tidak terlalu
lama?.”
“Dengan estimasi waktu untuk melupakan memori satu tahun adalah satu
bulan, jadi untuk melupakan empat tahun, aku butuh empat bulan.”jawabku,
kemudian, dia kembali ke mejanya dan mengecek sesuatu di laptop. Aku pikir
“Aku harap kita tidak punya masalah dengan permintaanku kali ini.” Aku
Tatapan Ian beralih padaku, lalu Matt, “Sayangnya iya.” “Kau punya empat acara
Dari sudut mataku, aku bisa melihat Matt mencocokan acara yang akan Ian
sebutkan.
13 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Pertama, tanggal 15 Januari, kau tampil di festifal film Toronto,
dalam MTV Music Awards. Kau masuk dalam kategori penyanyi dan lagu
terbaik. Ketiga, tanggal 19 Maret, tampil dalam American Teen Choice Awards,
Dan terakhir, tanggal 26 April, dalam Grammy Awards. Kau masuk dalam
kategori soundtrack, penyanyi terfavorit, dan pasangan musisi tahun ini yang
sayangnya dengan Darren. Kategori ini terbaru di Grammy Awards. Tapi di acara
terakhir itu, kau tidak tampil. Hanya duduk di kursi nominee.” Ian menjelaskan
“Mungkin ketiga acara awal, bisa aku batalkan tiba-tiba. Tapi entahlah dengan
Grammy, Amber. Itu acara besar.”ucap Ian lagi. Dia diam, menunggu aku dan
Ian menggeleng, “Tidak. Itu malah akan memicu permasalahan antara kita dan
apapun setelah itu. Asal jadwalku yang sudah ada dalam empat bulan ini,
Jika mereka bertanya, protes, atau ada masalah, mereka bisa langsung
menghubungiku melalui Matt.” Aku menyela Ian dan Matt, memberi solusi dan
14 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
ketegasan bagi mereka berdua. Jika aku tidak menengahi, mereka tidak akan
Matt berdecak, memandangi Ian sesaat, “Sudah jelas. Aku bisa melakukan itu
Sesaat setelah mendengar keputusan itu, aku menghela nafas, lega karena
yang aku inginkan terkabul. Jika tidak, aku tidak bisa membayangkan bagaimana
jadinya….
masih berkerumun di bawah sana, di sekitar mobilku, dengan datar. Aku memaksa
mereka menunggu selama empat bulan. Aku harap itu tidak akan terlalu lama….
Tapi biasanya mereka tidak pernah bisa bersabar. Setelah ini mereka pasti akan
Setidaknya itu juga kalau Matt, Darren, dan Hilton tidak buka mulut….
melihat dengan jelas siapa yang tiba-tiba saja menjadi pusat perhatian mereka.
Begitu aku tahu siapa orangnya, aku langsung memalingkan wajah ke arah Matt.
menghampirinya di kursi panjang yang satunya dan berucap tentang apa yang
15 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Ian mengerenyit. Menyadari apa yang tersirat dalam ucapanku, dia mengerti,
-Darren-
menyenangkan. Apalagi dengan rutinitas yang kami lakukan sebelum dan setelah
menikah. Itu yang membuat Amber menangis sejadi-jadinya, atau seperti itulah
Dia sendiri langsung disuruh pulang oleh Amber begitu semua tamu pulang.
Setelah itu Matt juga tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi pada Amber.
Yang aku tahu, pagi ini dia akan mengonfirmasi jadwal yang Amber punya pada
Ian, manajer Amber dan backing bandnya di label tempat kami bernaung, Arist
Records. Saat kuhubungi, Matt berkata dengan sangat ketus, dan nyaris
menggunakan kata-kata kotor. Itu bukti kalau dia sangat marah pada kelakuanku.
Memikirkan itu, aku termenung di jendela kamar dan makin terdiam. Aku jadi
merasa bersalah pada Amber setelah bentakanku semalam. Setidaknya aku bisa
“Hm?.”
sisiku.
16 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Aku akan keluar dari label.”jawabku setelah terdiam. Kalau dipikir lagi,
kurasa itu langkah yang benar. Dengan keluar dari label, setidaknya aku tidak
akan terikat lagi oleh Arist maupun Amber sebagai vokalisku sendiri.
“Lalu?.”
“Aku akan mengajak Amber bicara. Setelah itu, kita bisa hidup tenang.” Aku
“Kau akan tetap bersembunyi disini sambil mencari pekerjaan lain atau
bagaimana?.”
“Ya. Tapi aku akan ke label dulu.”jawabku. “Setelah itu, baru kita tentukan
Dari sisiku, Hilton mengangguk setuju. “Aku sangat ingin bicara dengan
Amber.”
akan terima-terima saja… Tapi aku tidak yakin dia akan sepenuhnya
membuatku terpaksa menyetujuinya meski aku tidak yakin apa yang akan
dilakukan mereka berdua jika benar-benar bertemu, terutama dalam waktu dekat
ini.
***
Aku mendengus dari dalam mobil setelah melihat kerumunan media dekat mobil
Amber. Amber ada disini dan mereka sedang menunggu wanita itu keluar.
17 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Sebentar lagi mereka akan mengerubungiku. Diam-diam aku jadi sedikit menyesal
Kuparkirkan mobilku di tempat yang agak jauh dari mereka dan memutuskan
ke dalam dengan berjalan kaki saja. Setidaknya akan lebih mudah bagiku untuk
parkir dekat mereka, selain resiko sulit keluar dari mobil, pasti susah pula keluar
mengerubungiku.
media Kanada katakan bahwa kalian berdua sudah pisah rumah?. Apa yang terjadi
“Lalu apa yang terjadi setelah itu?.” Salah satu wartawan dari majalah The
View berkata.
“Tidak ada. Sekarang aku ingin masuk. Tolong beri jalan, kawan-
yang mulai terkesan memojokanku. Setelah aku berhasil keluar dari kerumunan
18 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Sekarang aku sudah berada di ruangan Ian. Dia memandangiku dengan datar
sejak aku masuk. Nampaknya Amber sudah menceritakan semuanya pada pria ini.
Jadi aku hanya menyampaikan keinginanku untuk keluar dari label beserta
Aku mendengus bosan mendengar pertanyaan itu. “Aku sudah cukup tahu diri
dengan melakukan ini, Ian. Apa susahnya mewujudkan keinginanku yang ini?.”
“Tidak. Ya, aku tahu dan alasanmu itu masuk akal.”balas Ian. “Tapi tidak
Aku menggeleng pelan dan berdecak, “Aku rasa tidak. Aku punya Hilton
sekarang. Dia sedang hamil dan aku harus menjaganya. Jadi aku tidak akan
dan membaca apa yang ada dilayarnya. Surat keputusan dari pihak Grammy
Awards yang menjadikanku dan Amber sebagai salah satu nominasi dalam
“Kau tinggal minta mereka diskualifikasi kami dari nominasi ini, Ian…
Amber…?.”
19 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“ „Atas dasar apa‟ ?.” Nada berucap Ian meninggi. “Kau dan Amber adalah
salah satu pasangan dari empat yang dipilih atas polling dari rakyat Amerika. Ini
memutuskan untuk menerima soal itu. “Tapi aku mau keluar dari label ini. Itu saja
Tak terdengar suara dari Ian. Dia membuka laci meja kerjanya dan
menyodorkan beberapa lembar kertas padaku. “Tanda tangan surat ini. Setelah itu,
kau lunasi semua hutang dalam kontrak yang kau tanda tangani dulu.”
dan surat kontrakku terdahulu dengan Arist Records. Hal-hal yang telah
disepakati dalam kontrak itu, akan dibayar dengan hal yang sama ataupun dengan
uang.
Aku diam dan menandatangani kertas pemutusan hubungan kerja itu. Lebih
“Dia kemari barusan dan membatalkan semua jadwal yang dia punya selama
empat bulan ke depan. Hanya Grammy Awards di bulan April yang dia
sisakan.”lanjut Ian. “Dia akan menyepi untuk sementara waktu, mengurung diri di
salinannya untukku, aku menoleh pada Ian, mengerenyit mendengar apa yang
20 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
akan dan sudah dilakukan Amber. “Dia benar-benar melakukan itu?.” Hanya
itu, lalu pamit. “Terimakasih atas kepercayaanmu selama ini. Aku akan segera
Aku mengangguk membalasnya dan tak lama, melangkah pergi dari ruangan
itu.
Amber bicara, dan kalau melihat apa yang akan dia lakukan selama empat bulan
21 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“FIRST SHOW UP”
-Amber-
EMPAT bulan memang waktu yang cukup lama, ternyata untuk melupakan
semuanya. Yang ada dan yang terjadi padaku dalam empat bulan itu hanyalah
terjebak dalam kenangan. Walaupun sudah tidak terus menangis seperti seminggu
pertama setelah kejadian itu, kenangan yang pernah terjadi di rumah ini antara aku
dan Darren mau tidak mau membuatku jauh dari yang namanya konsentrasi.
Pekerjaanku dalam tempat menyepiku : rumah, juga hanyalah menulis lagu sendu.
Dalam empat bulan ini, tidak ada hal gawat yang terjadi padaku. Semuanya
membiarkan aku menyepi dalam rumahku sendiri. Matt dan Ian tidak pernah
perkataanku. Begitupun ayah dan ibuku. Meski sehari setelah berita itu beredar
mereka meneleponku, dengan usaha keras, akhirnya aku berhasil juga untuk
menenangkan dan meyakinkan mereka.. Tadinya mereka akan datang kemari dan
karena aku tidak mau, mereka memberi pilihan yang jelas-jelas tidak akan aku
yang akan digelar sore nanti. Aku sudah harus disana dengan kostum terbaikku,
22 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
berjalan diatas karpet merah dan muncul di depan orang-orang untuk pertama
kalinya, lagi.
dengan tatapan mata yang kosong. Tapi aku nyaman dengan itu semua. Paling
Drt..Drt… Ponselku bergetar. Aku menoleh ke benda itu yang ada di sisiku
Hai, semoga kau sudah merasa lebih baik, Am. Hari ini aku membawakan
5 gaun untukmu. Aku harap pikiranmu sudah jernih supaya bisa memilih satu
diantara semuanya untuk Grammy. Anggap ini harimu. Aku sedang diperjalanan.
Aku tersenyum tanggung membaca pesannya. Hari pertama keluar, lima gaun
menungguku untuk dipilih. Semoga Matt tidak protes dengan pilihanku – walau
sebenarnya dia juga jarang melakukan itu – karena jika saja dia membawa gaun
Kami di kamar sekarang, sedang memilih gaun itu. Dan benar tebakanku…
Dia membawakan lima gaun yang masing-masing berwarna putih, hitam, oranye,
23 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
nila, dan merah. Walaupun ada warna merah, aku memilih hitam karena
sebenarnya hitam juga warna kesukaanku dan lagi pula, bentuknya paling
“…kau yakin hitam?.”tanya Matt lagi setelah kami berdebat sejak sepuluh
menit lalu tentang pilihan hitam dan merah. Berbeda dari sebelumnya, kali ini
Matt protes.
Aku mengangguk dan mengambil gaun itu, “Gaun ini bagus, Matt. Aku suka
rancangannya.”
Matt diam dan memandangi gaun itu. Dia mengangguk pelan. “Dicoba dulu. Kita
memakai gaun itu di kamar mandi. Tak perlu waktu lama, dan aku pun keluar,
“Bagaimana?.”tanyaku penasaran.
Tujuh jam kemudian, aku tengah berada dalam mobil, menuju pagelaran
masuk ke halaman parkir. Aku diturunkan oleh Matt persis di depan red carpet,
dimana semua orang-orang itu tengah menunggu siapapun nominee yang datang,
termasuk aku.
24 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Begitu aku keluar, semua media dan sorot lampu yang hilang dari
keseharianku dalam empat bulan ini, tertuju padaku. Aku mengerejap dan
Aku berjalan menuju BillBoard Grammy di ujung sana, tepat di depan Staples
Aku tiba di depan BillBoard Grammy Award. Disana, satu presenter kawakan
tengah menunggu siapapun yang datang untuk diwawancarai. Tak lain adalah
Ryan Shannon. Dia tersenyum simpul melihatku muncul dan berjalan ke arahnya,
ke arah pintu masuk. Bisa kutebak apa yang ada di dalam pikirannya sekarang.
rencana dengan warna ini, malam ini. Aku rasa…”balasku kemudian, bergurau,
mengeluarkan gaya khas Amber Lavigne jika tengah berhadapan dengan media.
“Oh, ya…benar. Bisa jadi seperti itu.” Ryan menyahut, tertawa menanggapi
jawabanku. Dia menilik penampilanku sekali lagi, melihatku dari atas sampai
bawah. Kemudian tersenyum puas, “Begitu megah. Aku rasa ini bisa menjadi
gaun ini tadi pagi oleh manajerku setelah 4 bulan kami tidak bertemu.” Setelah itu
25 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
aku sadar itu adalah sebuah keterangan untuk mereka. Tapi aku berhutang
pakaianmu.” Benar…
“Aku tahu apa yang akan kau tanyakan…”sahutku santai, “Tanyakan saja
sedih. Apalagi terkait kemungkinan satu panggungnya aku dengan Darren jika
kami menang dalam kategori terbaru Grammy : Pasangan Musisi Tahun Ini.
tangan di dada, menunggu. Ryan sendiri terlihat sama santainya menjadi satu dari
“Sangat senang. Terutama dengan satu kategori yang telah aku huni sebanyak
7 kali dengan tahun ini. Aku sangat berterimakasih juga untuk semua orang yang
26 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
telah mendukungku berkarir di jalur ini. Dan kategori kedua : soundtrack terbaik,
yang mana lagu yang aku nyanyikan di Lullaby adalah debutku mengisi
soundtrack sebuah film. Kemudian lagu itu langsung menjadi yang terbaik.
kategori ketigaku.
kedua sebenarnya sedikit melenceng dari acara ini. Tapi ini sangat berhubungan
denganmu.”
“Apa?.”
“Apa yang kau lakukan selama kau menghilang dari radar media?.”tanya
Ryan serius. Wajahnya seperti ingin ditinju saja olehku…. Sangat-sangat serius.
berbeda dengan sebab yang sudah kalian tahu.”balasku, “Kuakui itu cara mengisi
kekosongan terbaik yang pernah aku lakukan. Berada dalam kekosongan tidak
selamanya buruk.”
Ryan mengangguk paham. Dia menghela nafas, “Seperti yang kita tahu, Amber.
secara pribadi. Bagaimana perasaanmu ketika semua itu hilang begitu saja?.”
27 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku pun menghela nafas ketika menjawabnya, “Terasa berbeda, memang.
Sangat sepi, tidak seperti kemarin. Aku rasa karena itu juga aku akan lebih banyak
diam di acara ini. Kalau soal apa yang aku rasakan, pasti rasa sedih itu ada. Tapi
aku tidak mau memikirkan itu dulu. Aku muncul untuk semua penggemarku
malam ini bukan untuk meratapi nasib. Justru aku ingin kembali berkarir dan
Hening. Ryan terdiam mendengar jawabanku. Dia menyadari ada rasa sedih
“Oh..well.. entah kenapa aku tidak bisa berkata apapun mendengar jawaban
itu..” Ryan bergumam sendiri sambil tergelak, “Aku berani taruhan, jika wanita
itu ada di posisimu, dia tidak akan setegar ini.”lanjutnya kemudian. Secara tidak
“Aku tidak berharap dia sepertiku, yang jelas. Aku percaya Darren tidak akan
“Apa yang akan kau katakan, di depan mereka semua?. Terlebih lagi jika kau
menang, Darren akan berada di sisimu. Satu panggung denganmu.” Akhirnya dia
Tapi aku rasa aku akan merahasiakan dulu jawabannya. Membuat mereka
28 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kalau itu, kau lihat nanti, Ryan. Tebak saja apa yang akan aku
pasti sudah menungguku sejak tadi. Biasanya dia akan mengamuk kalau sudah
dibiarkan menunggu seperti ini. Dan Ryan, tidak ada balasan lagi darinya. Yang
aku dengar hanya dengusan setengah kesal dan gemas darinya. Itulah akibat
-Darren-
AKU tertegun melihat pemandangan yang berada jauh dari hadapanku. Amber
tidak sampai lima menit itu, mataku terfokus pada Amber. Wawancaranya
keadaan Amber setelah empat bulan ini. Aku membiarkan Hilton ke dalam duluan
Setelah empat bulan yang terasa berbeda, Amber tidak banyak berubah. Saat
diwawancara pun, dia terlihat biasa saja, bahkan tertawa bersama dengan Ryan,
penanyanya. Tapi aku tahu itu hanyalah pertahanan diri yang dia bangun
dikemunculan pertamanya ini. Luarnya dia memang terlihat baik-baik saja. Tapi
entahlah dengan dalamnya. Selama aku mengenalnya, dia tidak pernah menjadi
29 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Saat billboard pintu samping makin ramai oleh kedatangan tamu, aku
memutuskan untuk masuk, menemui Hilton dan menikmati jalannya acara ini
***
Dia lebih tua tiga tahun dari Hilton. Hilton 27, dan Mary 30 tahun. Mereka
butik, sepatu hak tinggi, dan lain sebagainya yang tidak terlalu aku mengerti.
keningnya dengan lembut. Lalu obrolan itu selesai. Hilton sepenuhnya beralih
yang sama saat aku menyapanya. “Kita akan langsung pulang begitu selesai, ya?.
Acaranya sampai nyaris tengah malam. Aku takut angin malam mempengaruhi
kondisimu.”kataku lembut.
Terbaik. Kata Ian, Amber ada di dalamnya. Judul lagu yang dinyanyikannya
adalah „Lullaby‟. Lagu itu mengisi film yang berjudul sama, diciptakan oleh
Amber dan diproduseri olehku. Seketika setiap lirik, irama, melodi, dan kenangan
30 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
yang ada selama pembuatan lagu dan video klipnya, menggelayut di kepalaku
begitu saja tanpa bisa dicegah, membuatku membuang muka ke arah bawah.
“…kelima soundtrack itu terdengar bagus. Iya, kan, Josh?.” Luke mengajak
terfokus kembali pada penyebutan kategori ini dalam diam yang kali ini tidak
menjengahkan. Aku kembali menegakan wajah dan menonton kedua orang itu
Josh tertawa menanggapinya, “Sudah pasti… Kalau tidak, mereka tidak akan
Memang ada benarnya juga…tidak seharusnya Luke – seorang vokalis dari band
Aeckellied yang bisa dibilang tampan dan tenar – berucap seperti itu. Mungkin
sebelumnya dia tidak memikirkan apa yang akan Josh balas. Josh yang seorang
penyanyi rap kulit putih Amerika, jelas merespon ucapannya dengan tidak
“Ya.. maksudku, kau tahu, kan?.” Luke berubah gugup. Terlintas dalam
pikiranku Luke akan menghajar Josh setelah dari acara ini karena
mempermalukannya.
“Ya..ya, aku tahu.”sahut Josh. Dia tergelak sendiri, “Maaf semuanya. Tanpa
Soundtrack Terbaik.”
31 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Dari sisinya, Luke tampak setuju. Dia membuka amplopnya dan memperlihatkan
isinya pada Josh. Dari raut wajah mereka, aku bisa mengenal siapa pemenang
kategori ini.
ruangan besar ini bergema. Benar… Aku sudah menduga Amber dan lagunya
Tak lama kemudian, dari sisi kursi nominasi yang lain, Amber berdiri.
Senyum merekah di bibirnya dan matanya terlihat begitu berbinar, senang. Dalam
ke layar besar – latar belakang panggung. Aku memandangi layar itu dalam diam.
Ketika Amber sudah naik, aku kembali menyibukan diri, seakan tidak mau peduli
“Wow…”Suara khas itu yang pertama kudengar. Aku berusaha agar kepalaku
“Terimakasih untuk semua pihak yang terlibat dalam pembuatan lagu Lullaby
ini. Penghargaan ini untuk kalian. Untuk Titanium Gates Production, rumah
soundtrack film kalian. Sutradara video klip ini : Jonathan, produser video klip ini
yang sekarang juga ada disini : Darren. Terimakasih atas kerjasama kalian.”
32 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Lalu selesai. Aku berhasil untuk tidak mengangkat wajahku saat dia
mengucapkan namaku tadi. Jujur saja, entah kenapa rasa hangat yang aneh itu
muncul saat dia mengucapkan namaku, walaupun aku yakin hanya untuk suatu
kesopanan semata. Aku masih merasa Amber adalah istriku dan dia yang duduk di
sisiku malam ini. Perasaan itu sungguh aneh. Diam-diam aku merasa kasihan pada
dalam kepalaku.
Perempuan Terbaik yang ada di urutan 34, Amber kembali menang. Dia kembali
ke atas panggung dengan senyum yang sama sumringahnya dengan yang tadi.
Dengan penghargaan ini, berarti dia telah mengoleksi 7 piala dari kategori yang
Sekarang, tiba di kategori 46, yaitu Pasangan Musisi Tahun Ini. Dari sisiku,
seakan tidak ingin aku pergi dan naik ke atas panggung itu jika seandainya aku
menang.
Dia memang bukan tipe perempuan yang terlalu cemburuan dan dia sendiri
sudah berjanji apapun yang terjadi, tidak akan berbuat apapun yang konyol
ataupun fatal pada Amber atau kehidupan kami bertiga. Aku percaya padanya.
33 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Hilton mengangguk meyakinkanku. Dia memandangiku serius. “Kalau tidak
bagiannya.
“Vin dan Ramona!.” Dia menyebutkan pasangan pertama dari empat. Vin dan
Ramona adalah seorang pianis dan penyanyi opera. Mereka memang sangat
“Erano dan Elen!.” Pasangan kedua. Erano kebetulan seorang basist sebuah
kelompok choir. Dan Elen, meskipun seorang model, tapi dia mempunyai suara
yang lumayan bagus. Mereka berdua pernah berduet dalam sebuah single berjudul
„Tell Them To Shut Up‟ dan lagu itu langsung masuk ke deretan 21 Chart
BillBoard Top 100. Lagu itu memang sangat bagus, menceritakan tentang
hubungan percintaan mereka. Aku sangat ingat Amber menyukai lagu mereka.
kesal dan bingung kenapa mereka masih memasukan namaku dalam nominasi
ini…
34 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Aku ingatkan kembali, daftar nominasi kategori ini adalah daftar pilihan
mempunyai hasil voting terbesar diantara empat pasang ini. Voting dari rakyat
Dari podium, dia membuka amplopnya. Entah siapa pemenangnya, yang jelas,
dari sana Geaves tersenyum lebar. “Dan pemenang untuk kategori Pasangan
Dalam diam, aku memejamkan mataku. Berharap bukan Darren dan Amber
Wyck yang dipanggil ke atas panggung. Samar, aku bisa merasakan Hilton
memegang tanganku makin erat. Dia juga merasakan hal yang sama. Hilton tidak
Amber!.”
tanganku pada Hilton. Aku berbisik padanya. “Akan wajar, Sayang. Tenang saja.”
Dalam kepalaku, aku menyusun skenario untuk akting kami di atas panggung
nanti.
memanggil kami.
Aku berdiri dan berjalan ke atas panggung. Dari sisi kursi nominasi yang lain,
35 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
-Amber-
Pasangan Musisi Tahun Ini. Saat ini, kami sudah naik. Darren mengambil piala
kami dan menjabat tangan Geaves bergantian denganku. Setelah itu, aku berdiri di
Darren berdeham. Dia tergelak sendiri memandangi piala itu, “Amber dan
Darren…” “Yah, kau tahu?, aku kaget setengah mati mengenai ini… Tidak habis
“Aku juga.” Aku tertawa pelan, dan mengambil piala itu dari tangannya, “Tapi
aku rasa kita harus berterimakasih kepada semua orang yang sudah ikut memilih
kita dalam kategori ini… Mungkin saja, sebagian besar dari mereka
Ocehan itu disambut gelak tawa dari yang lainnya. Baguslah… walau kaki dan
tanganku dingin berada di atas panggung ini, di sisi mantan suamiku sendiri, tawa
yang kau katakan..” “Kami, aku dan Amber, berterimakasih kepada kalian semua;
baik yang sudah memvoting kami, dari pihak Grammy sendiri dan tentu saja pada
media. Tanpa kalian yang nyaris saja menjadi penguntit, kami tidak akan dikenal.
36 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Dari sudut mataku, aku bisa melihat Darren mengangguk sekali. Sekilas
terlihat dia tidak tahu bagaimana cara mengakhiri ucapan terimakasih kami.
melakukan hal yang sama. Kategori terakhirku ini diakhiri dengan aku dan Darren
37 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“SECOND DISASTER. BUT FROM THE PAST”
-Amber-
SETELAH itu, selesai. Darren membawa piala kami bersamanya dan kami
turun panggung, dilanjutkan dengan penyebutan kategori yang lain. Saat tiba di
sisi Matt, aku duduk. Perlahan aku menarik nafas dalam-dalam, baru sadar
ternyata dadaku sesak. Matt menoleh padaku dan tersenyum lebar. Dia pasti
mengira aku sudah lebih baik dengan aktingku di atas panggung yang cukup
meyakinkan mereka….
“Aku tidak percaya apa yang baru saja terjadi…”ucap Matt, setengah berbisik.
Dia merubah posisi duduknya, nyaris menghadapku. “Bagus kalau kau sudah
lebih baik.”
“Apa?. Kau memang sudah lebih baik, Amber.”Matt membalas dengan yakin.
Tak lama, ponselku bergetar. Dalam diam, aku melihat ponselku. Pesan
Bisa kita bertemu di parkir basement?. Aku ingin bicara denganmu. Jangan
38 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku tertegun, membaca sekali lagi pesan singkat itu. Ini terasa aneh. Darren,
ingin bertemu denganku di parkir basement dan akan membicarakan soal kami.
“Ke toilet.”cetusku langsung. “Atau, kau mau ikut?.” Aku menawarkan hal
yang jelas-jelas dia tolak mentah-mentah. Dalam hati, aku tertawa sendiri.
“Tidak. Sudah sana.” Ekspresi Matt berubah tidak peduli. “Jangan lama-
lama.”
parkiran basement.
Hanya ada mobil-mobil mewah di dalam parkiran ini dan yang pasti, terlihat
ke tengah parkiran dan seketika mulai ragu kalau Darren benar-benar ada di sini.
Tak lama, ponselku kembali bergetar. Pesan singkat lagi, dari Darren.
langit malam California yang indah. Kita akan bicara setelah kau ada disini.
39 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku menghela nafas. Darren sudah ada di sini, menungguku di ujung parkiran
sana. Tanpa memprotes, aku menuruti dan berjalan ke tempat yang dia maksud.
Pria itu sedang menatap keluar dengan tubuh yang memunggungiku. Jas
terlihat. Hanya kemeja putih yang melekat padanya. Dia diam, sesekali
menggerakan kepalanya.
Dia tersenyum tanggung dan mendengus pelan, “Aku nyaris tidak percaya kita
sudah berpisah.”
erat. Aku nyaris tidak percaya kau telah menggandeng orang lain… “Kau
benar.”bisikku pelan. Aku menarik nafas, “Matt sampai mengira aku sudah lebih
baik..”
Darren tertawa pelan. Tapi dalam tawanya tersirat kepayahan yang tidak aku
berbisik. “Jujur, aku emosi waktu itu.” Dia tertawa lemah, “Sudah lama aku ingin
bicara denganmu, tapi tertahan karena kau menyepi. Itu cukup lama bagiku.”
40 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tak lama, Darren meletakan jasnya di lantai dan berbalik, menghadapku.
setelah kejadian itu. Dan kata-kataku, aku sadar itu sudah terlalu tajam. Aku minta
maaf.”
Sejenak, aku tertegun, terbenam dalam kata-katanya yang kali ini bernada
selembut beludru. Dalam kepalaku, terputarkan lagi kejadian 4 bulan lalu. Sekilas,
sangat cepat, hingga tidak ada waktu untukku merasakan perasaan sedih dan
marah itu lagi. Merespon penjelasannya barusan, aku mengangguk. “Aku juga.
Dan soal tadi….” Aku tertegun memandangi tangannya yang masih mengelus
lembut tanganku. Perlahan aku melepaskan tangan itu, “Katakan pada Hilton, aku
Dia mempertanyakan hal yang sama sekali aku tidak tahu bagaimana
nafasku yang semula nyaris terisak. “Bisakah kita kembali ke topik awal?. Kau
bilang ada yang ingin dibicarakan. Yang jelas, soal apa?. Aku tidak ingin bertele-
tele, Darren.”selaku, dengan nada yang jauh dari kesan gusar dan risih. Entah
41 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
bagaimana aku bisa mengeluarkan nada seperti aku menyaksikan Matt bertele-
Setelah aku berucap seperti itu, Darren menatapku lama. Dia tertegun sejenak
tadi. Dia berhasil menangkap mataku. Kami bertatapan, cukup lama hingga aku
memalingkan mataku karena terasa panas. Aku pasti bakal menangis sebentar
lagi…
“Jangan kira aku sudah tidak mengenalmu sama sekali.”keluh Darren setelah
Dan soal apa yang aku ingin bicarakan, aku rasa sudah jelas : soal kita. Itu berarti,
semuanya. Dari mulai aku, Hilton, dan kau.” Dia berucap lagi, datar, dan tenang.
Tepat sekali. Dengan ucapan itu, air mataku kembali turun satu-satu dari
tempatnya. Aku menangis, dan tak lama, sebutir dari mereka jatuh ke tangan
Kemudian aku bisa merasakan tubuh Darren mendekat. Dia menggeser tangan
kami, melebar, membuat posisi seperti orang yang sedang berdansa. Tak sampai
lakukan.
42 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku menarik nafas, berusaha meredakan tangisku sendiri. Lalu baru menjawab
pertanyaannya barusan, “Jika benar sejak setahun lalu,… ya, aku kecewa. Sangat
kecewa…”
Hening. Aku diam menanggapi ucapannya tanpa tahu harus berbuat apa.
menyadari kepala dan perasaan kami sudah sama-sama melunak, tidak seperti
waktu terakhir kali kami bertemu. Aku memutuskan untuk memulai, meminta
“Apa yang kurang dariku sampai kau bilang waktu itu…” Aku menarik nafas,
mencintaiku lagi?.”
Darren diam. Dia tidak menjawab pertanyaanku sampai gerakan dansa kami yang
kesekian. Namun tiba-tiba pria itu menunduk dan tersenyum, getir. “Itu tidak
sekarang…”
43 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Sekarang giliran aku yang diam. Lama aku mencoba menerjemahkan ucapan
itu ke dalam sesuatu yang masuk akal. Tapi yang ada di kepalaku malah satu
“Malam itu, aku sebenarnya berniat menghabiskan sisa pesta dengan tenang.
Aku kembali menarik nafas. Dadaku sudah cukup sesak dengan pengakuannya
Kini aku tidak tahu apa yang harus aku bahas di hadapannya selain peristiwa yang
lalu. Dan tadi, Darren mengatakan, Hilton memberitahu satu hal padanya. Apa?.
hati, aku menguatkan diriku sendiri kalau-kalau ada kejutan lagi yang dia berikan.
dia mengangkat wajahnya dari bahuku dan berkata, “Hilton telah hamil.”“Aku
kalut. Tapi… aku mencintainya. Mungkin lebih daripada apa yang aku punya
Aku tertegun, tidak percaya dengan pendengaranku sendiri. Untuk sesaat, aku
Darren masih mencintaiku sementara ada Hilton yang tengah mengandung anak
44 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
mereka. Air mataku kembali tumpah. Mataku kembali berkabut oleh tangis yang
terasa menyesakan.
bulan.”beritahu Darren.
Aku melepaskan tangannya dan mendorong pria itu menjauh. Aku bisa merasakan
Dia mengaku, lagi. Tapi buatku semua itu tidak masuk akal. Walaupun dalam
memikirkan apapun lagi selain rasa sedih dan kecewa. Tubuhku tidak sanggup
melakukan apapun lagi selain membeku, tidak bergerak dalam dekapan Darren
“Amber…aku minta maaf. Aku tahu aku sudah melakukan kesalahan besar
45 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
maaf.”bisik Darren. Dia mendekapku lebih erat, dan kemudian melepaskanku.
Untuk sesaat, dia membiarkanku berdiri sendiri dan mengambil jas lalu
memakainya. Tak lama, dia mengambil sesuatu dari dalam saku jas itu. Sebuah
“Ini… tanda tangan dan kirim lewat pos ke alamat baruku. Ada di balik surat
ini.” Dia memberikan surat itu. “Ini surat perceraian kita. Dengan menandatangani
Aku menerimanya. Tatapanku lurus ke arah surat itu, diam, tidak bisa berkata
apapun.
mendekatiku dan mencium keningku. Saat dia melakukan itu, mataku terpejam,
Darren melepaskan bibirnya dari keningku dan berbisik, “Sampai jumpa.” Dan,
Tubuhku masih membeku. Tapi tak lama, entah apa yang menggerakannya,
tubuh ini berbalik dan mulutku berkata sesuatu sebelum dia terlanjur melangkah
jauh, “Selamat.”
Pria itu berhenti di tempat. Dia berbalik dan tersenyum, kaku. “Terimakasih.”
Lalu, selesai. Darren kembali berbalik, keluar dari parkiran basement ini.
-Darren-
AKUtertegun mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Baru saja aku
46 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
keningnya. Tangisannya, ucapannya, dan semua ekspresinya masih membekas
seakan sudah berlalu sangat lama, membuatku ingin berada untuknya lebih lama
lagi.
semua luapan perasaan Amber, aku hanya memikirkan dua hal: Hilton dan
pernikahan kami yang hanya akan terjadi kalau aku sudah terlepas dari Amber.
Akhirnya aku bisa tetap menyampaikan surat cerai itu tanpa terdengar ragu atau
apapun. Dia pun menerimanya, meski ekspresi syok masih tersisa di wajahnya.
semuanya. Lagipula, untuk apa dia membutuhkan aku lagi?. Amber wanita yang
2013 ini, aku langsung menuju ke kursiku lagi dan kembali pada Hilton,
dipegang olehku.
Sekilas, aku dapat membaca ekspresi tidak percaya dan kaget dari Hilton. Dia
47 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ya.” Aku membalas dengan senang dan mendekapnya, melanjutkan
***
10.00 p.m…
Kami sudah tiba di rumah sejak setengah jam yang lalu. Lima belas menit lalu,
setelah membersihkan diri, Hilton tidur di kamar sementara aku akan menyusul
Aku telah selesai mandi dan akan menonton berita malam dulu sebentar di
Seperti biasa, berita malam diisi dengan kilas dunia yang berguna bagi
kalangan pemikir dan ilmuan, tidak termasuk bagiku. Tapi berhubung aku belum
sama sekali mengantuk, kupikir cara ini akan membuatku demikian. Ditemani teh
hangat dan ponsel yang setia dengan layar gelapnya di meja ruang keluarga, aku
iseng menyetel saluran televise yang ujung-ujungnya sama sekali tidak aku
perhatikan.
Sejenak, aku merengut heran. Dr. Hammond?. Ada perlu apa Matt dengannya?.
48 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Dengar, Darren. Ini pertama kalinya aku mengontakmu dengan terpaksa. Jadi
tolong jawab saja. Aku tidak mau berbasa-basi. Dimana doktermu itu
Di seberang sana, Matt mendengus. Tak lama kemudian, dia menarik nafas,
“Amber membeli obat penenang. Aku takut sesuatu terjadi padanya besok pagi.
Obat penenang?...
bicarakan di parkiran basement tiga jam yang lalu.”ucapnya lagi. “Dia sudah di
Aku tahu betul apa yang terjadi dan yang akan terjadi dengan Amber besok
pagi kalau dia tetap nekat mengonsumsi obat penenang yang apapun itu melebihi
dosis wajarnya. Dari mulai rasa pusing yang amat sangat sepanjang hari,
mengamuk tanpa sebab, tidak bisa bangun, sampai yang paling buruknya adalah :
Tapi sejak lima tahun lalu, dia telah berhasil berhenti mengonsumsi obat anti
depresan itu dan semuanya berlangsung tanpa masalah. Entah dengan kali ini.
Aku harap Amber tidak mengonsumsi obat itu secara berlebih. Dan soal Dr.
49 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
sekarang – karena hanya Dr. Hammond yang mengetahui betul riwayat
kesehatanku dan Amber. Matt pikir, jika terjadi sesuatu pada Amber, Dr.
Hammond bisa berbuat sesuatu. Kuakui, itu keputusan yang sangat tepat.
“Dia terlihat lebih baik. Tapi aku tidak tahu pasti apa yang dia sedang
pikirkan. Yang jelas, tatapannya kembali kosong.”jawab Matt. “Nomor ponsel Dr.
“Ya.”
jawab atasnya selama surat cerai itu belum dia tanda tangani.“Aku mengerti,
Matt.”
“Bagus.”sahut Matt pendek. Dan tak lama, sambungan diputus satu arah
dengan kasar. Disini, aku menghela nafas dan meletakan ponsel di meja, kembali
menyeruput tehku.
Yang ada saat ini bukannya kantuk atau rasa bosan yang tidak sampai lima
menit lalu menyergapku. Tapi hanya rasa khawatir dan penasaran akan keadaan
Amber. Aku hanya bisa berharap, dia akan punya mimpi yang bagus malam ini,
tanpa tangisan atau apapun itu. Kalaupun Amber akan berlaku nekat dengan obat
penenang yang ada di tangannya sekarang, dia pasti masih bisa memikirkan
matang-matang apa yang dia lakukan sudah benar atau belum. Aku percaya itu.
50 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
-Amber-
SEKALI lagi, aku memandangi wajahku di depan cermin. Sisa-sisa tangisan tadi
sudah hilang. Aku mencuci wajahku sekali lagi untuk lebih terlihat meyakinkan
dan mengenakan riasanku sendiri. Setelah selesai, aku keluar toilet, berniat
kembali ke sisi Matt di dalam sana. Dia pasti sudah mencariku karena terlalu lama
pergi ke toilet…
sudah sampai ke kategori nomor 53. Matt menoleh ke arahku begitu aku kembali.
denganmu?.”
Aku diam dan berusaha bersikap seperti biasa meski sebenarnya bingung Matt
tahu aku pergi untuk menemui Darren darimana. Aku tidak menjawab
“Kau ingin tahu dari mana aku tahu soal itu?. Kita pulang sekarang.”tukas Matt.
Kami berdua keluar dari Staples Centre dan langsung ke parkiran. Aku
menunjukan sikap tidak peduliku sekarang ini. Kuakui itu jalan yang terbaik
51 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
mengingat sifat Matt yang tahu kalau aku bersikap seperti ini berarti aku ingin
Aku masuk, disusul Matt. Setelah berada di dalam mobil, entah kenapa ada
sedikit perasaan lega dalam hatiku. Perlahan, aku menarik nafas dan meletakan
“Aku menghampiri Hilton saat kau tidak ada. Dia bilang, kau sedang bertemu
dengan mantan suamimu itu.”ucap Matt ketus. Dia menyalakan mesin mobil, tapi
“Aku yakin aku punya banyak waktu.”tukas Matt datar. Dia memundurkan
mobil, keluar dari lot parkiran kami. “Tidak akan sepanjang cerita manis kalian,
aku rasa…”Matt berkata lagi, menyindir. Dia membawa kami keluar dari Staples
Centre.
Aku rasa dia sudah benar-benar emosi terhadap semua yang pernah aku dan
Darren ceritakan atau lakukan. Atau lebih tepatnya jadi tidak peduli lagi.
keteranganku untuk Matt. Dari sisiku, Matt mendengus tak sabar. Aku
“Dia tidak berniat mengacaukan pesta kami. Bahkan dia berniat menghabiskan
sisa pesta itu bersamaku. Tapi…semua itu berubah ketika Hilton mengatakan satu
52 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Hilton hamil.”“Dia telah mengandung anak Darren.”jawabku pelan.
tertunduk. Aku kembali menangis. Tapi kesesakan itu malah mendorongku untuk
mengangkat kepala. Dalam hati, aku bingung dengan apa yang terjadi pada diriku.
Mulutku tersenyum, tapi aku tidak tahu kenapa. Matt pun begitu. Dia
Aku terus tertawa. Tapi perasaan itu, dan ekspresi itu menukik sedemikian
tajamnya hingga air mataku kembali tumpah. Aku menangis, tersedu-sedu tanpa
sebab. Masih menangis, aku berusaha mencari yang mana sebenarnya yang aku
rasakan sekarang ini. Aku sadar aku memegangi perutku, merasakan ngilu yang
amat sangat di perutku, lalu menjalar ke kepala. Dua hal yang sangat jelas
Aku menarik nafas, berat. Sial…depresiku yang sudah lama hilang, muncul
lagi. Dan aku tidak bisa apa-apa sekarang selain meminta obat penenang.
“Belikan aku obat penenang, Kak.” Aku memohon, tidak tahu harus bagaimana
mobil ini.
53 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Aku mohon… Kau pasti tidak mau melihatku mengacak-acak Ontario kan
besok pagi?.” Di tengah kesakitan itu, aku berseloroh, meski lemah, aku yakin
Masih belum menjalankan mobil, Matt terdiam lama. Tapi setelah itu dia
“Terimakasih.” Sungguhan, aku berharap dia tidak akan mengungkit ini lagi
nanti. Atau aku bisa dalam kondisi yang lebih buruk daripada ini. Aku memang
tahun lalu, aku sembuh, dan itu pun berkat Darren. Sekarang, secara tidak
langsung, dia kembalikan penyakitku dengan cara yang tidak dia sadari.
Kami tiba di sebuah apotik di dekat Ontario. Matt menghentikan mobil dan
turun untuk membeli obat sementara aku tetap di mobil. Satu apotik kecil yang
sepi itu bisa-bisa gaduh kalau melihat seorang Amber Lavigne keluar dari mobil
Tak perlu menunggu lama bagiku, Matt kembali dengan membawakan sebotol
Riklona dan air mineral. Dia memberikan dua benda itu padaku tanpa bicara,
Aku meminum obat itu dan seketika, rasa sakit di kepala dan ngilu di perutku
hilang. Perasaanku juga mulai terkontrol, aku menyadari apa yang sedang terjadi
54 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Lebih baik?.”Matt bertanya, sungkan.
“Sampai di rumah, kau langsung istirahat. Besok kau penuh, diluar rumah
seharian. Jam 9 kau ada di talkshow Clay Jefferson, jam 11 kau ada dalam
scenes Lullaby, dan jam 4 sore, kau pemotretan di majalah Gramaphone.” Datar,
Matt memberitahukan apa yang harus aku lakukan malam ini dan besok. Tapi aku
hanya diam membalasnya dan terus begitu sampai kami tiba di rumahku.
Matt menurunkanku di depan rumah dan dia pulang tanpa turun dulu,
dalam pengaruh obat penenang itu?. Entahlah… Tapi yang jelas, benar apa yang
hangat malam ini. Mungkin dengan itu aku bisa lebih baik.
mataku teralih pada obat penenang yang kini ada di kasurku. Meski sudah lebih
baik, aku merasa masih sangat membutuhkan obat itu. Akhirnya, dengan melawan
semua pikiran tentang efek buruk sebuah obat penenang, aku mengambil obat itu
dan meminumnya sebanyak tiga butir. Setelah itu, aku merebahkan diri di tempat
55 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Ah…inilah… Aku membatin. Efek obat itu mulai terasa pada tubuhku. Aku
jadi tidak bisa tidur semalaman. Pelan, aku menoleh ke jam di meja kamar.
11.15… Aku belum bisa tidur sama sekali. Menyerah dengan usahaku untuk tidur,
akhirnya aku pun bangkit dan keluar kamar. Bermain piano sebentar saja mungkin
bisa menjadi lagu tidur untukku. Kini aku tidak peduli lagi apa yang bakal terjadi
Maka aku pun memasuki ruang musik yang ada di lantai yang sama dengan
kamar ini. Aku tertegun memandangi piano klasik yang ada di tengah ruangan itu
saat aku masuk. Kertas-kertas partitur lagu yang aku buat selama masa menyepi
piano itu dan mengambil salah satu dari enam kertas yang ada disana. Kertas yang
berjudul „Wish We Like The Last‟. Lagu itu adalah lagu sendu pertamaku. Aku
mengarangnya dalam wajah dan mata yang sembab akibat menangis lalu bermain
lagu itu semalaman. Sekarang, mungkin saja aku akan melakukan hal yang sama.
Ting… Aku memulai, menekan tuts D minor di pianoku. Selanjutnya nada dan
syair dari lagu itu keluar begitu saja, mengalir lancar dari jari-jariku dan mulutku.
Dan bisa ditebak, setelah aku sampai di klimaks lagu itu, aku kembali
menangis. Kepalaku kembali sakit. Bisa dibilang, sesuai kenyataan yang terjadi
sekarang ini. Namun aku tidak berhenti. Aku meneruskan permainanku. Karena
aku tahu kalau aku berhenti aku akan menangis lebih keras, makin terbenam
dalam gumpalan kenangan manis itu. Biar kegilaan yang menyerangku sekarang
56 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
ini asal aku bisa meluapkan semua kekesalan, kekecewaan, kesedihan, dan
menyerangku tanpa kutahu kenapa. Aku bangkit dari hadapan piano itu dan
terduduk, bersandarkan kaki dari kursi yang barusan kududuki. Aku kembali
betisku. Entah kenapa setelah semua pertahan diri dan kepalsuan yang aku bangun
kursi itu, membuat posisi serileks mungkin. Dan perlahan, tak ada yang kurasakan
57 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“YOU‟RE MY BEST”
-Amber-
AKUtahu aku terbangun. Tapi masih pagi sekali hingga aku yakin Mattbelum
menjemputku untuk memulai aktivitas pagi ini. Aku menggeliat dan sadar masih
kemudian semuanya berubah aneh. Aku merasakan sakit di sekujur tubuhku. Aku
berusaha bangun. Tapi ketika aku berdiri, kepalaku terasa nyeri. Aku terduduk di
kursi piano dan mencengkram sisi kursi piano itu untuk meredam sakit di
kepalaku. Satu pertanyaan besar dalam kepalaku sekarang ini : Ada apa
denganku?.
“Ruang musik!....” Aku menjawab ucapannya dengan suara serak, tapi yakin
dengan heran posisiku yang tidak wajar : duduk tegang diatas kursi piano yang
acuh. Mungkin karena melihat wajahku yang sebenarnya baik-baik saja. Hanya
main-main…”
58 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Aku tidak main-main, Matt.” Aku menukas, meski pelan.
yakin. Dia masih tetap saja dengan pendapatnya yang yakin adiknya yang satu ini
tidaklah lemah.
kepada Matt bahwa aku memang tidak bisa berdiri. Dan benar, tak sampai
meminta.
Kami sudah dikamar. Matt sedang menelepon dokter sementara aku merebah
di tempat tidur, di dalam balutan selimut tebal, membuatku nyaris tertidur kembali
dengan kepala yang masih terasa berat, namun sudah lebih baik daripada tadi.
mengakhiri percakapannya dengan seorang dokter di seberang sana. Tak lama, dia
lagi.”katanya padaku. “Mau mandi dulu atau menunggu disini sementara aku
59 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Disini saja.”jawabku singkat. Aku mengerakan badanku, membenarkan
posisi tidurku.
“Ya.”
Dia mengambil dompetnya di atas meja dan pamit padaku, “Apapun yang aku
“Iya, Kak. Aku akan memakan apapun yang kau belikan….” Aku
mengerenyitkan dahi, terlalu heran dengan sifatnya yang bisa berubah cepat
menjadi keibuan… Setiap aku sakit, dia selalu seperti ini. Ini yang paling parah :
tidak bisa bangun, sendiri. Beda lagi dengan dulu, Matt biasa berbagi tugas
dengan Darren. Aku bisa katakan, dia yang terbaik sekarang ini.
Entah dimana dia membeli sarapan pagi untuk kami, yang jelas aku tidak
menunggu terlalu lama. Hanya paling…7 menit dia sudah kembali ke rumah.
Begitu selesai dengan menempatkan sarapan kami di piring, dia langsung ke atas
lagi, ke kamar, membawakan dua piring dan sebotol besar air minum.
bungkam, ingin makan sendiri. Dia mengerenyit melihatnya. “Kau tidak mau?.”
tidurku menjadi duduk. “Ini.” Bau harum nasi goreng itu langsung menggoda
60 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
perut dan hidungku. Kelihatannya enak sekali. Ketika Matt mengambil nasinya,
Tak lama dari itu, di suapan kami yang kesekian dalam canda, pintu diketuk
seseorang. Matt beranjak dan membukakan pintu itu. Orang yang ada dibaliknya
menghampiriku di sisi tempat tidur yang satunya, “Bukan hanya flu atau demam,
kan?. Aku yakin Amber Lavigne tidak selemah itu…”guraunya dalam senyum.
“Amber tidak bisa bangun sama sekali sejak hampir setengah jam yang lalu.
Mungkin karena obat penenang yang dia minum semalam. Tapi entahlah, coba
kemudian.
pada Matt.
61 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Yang diberi keterangan malah menatap Dr. Hammond menyelidik, tidak
percaya, “Kau yakin?. Seperti yang kau tahu, Amber pecandu obat penenang di
“Tapi dia sudah berhenti sejak lima tahun lalu dan semuanya berlangsung
baik-baik saja.”kata Dr. Hammond lagi. Dia masih mengingat jelas bagaimana
alkohol dan obat-obatan terlarang, dia tahu soal riwayat kesehatanku sedikit
Dr. Hammond beralih kepadaku. “Aku sudah dengar soal perceraianmu dan
Darren. Lalu kau menghilang dari radar media selama empat bulan. Apakah kau
Aku mengerenyit mendengar kata „fatal‟. Apa sebenarnya maksud „fatal‟ yang
dia inginkan?.
ucapannya.
“Makan telat, ya.. Banyak pikiran, iya.. Dan tidur larut malam, satu minggu
dari empat bulan itu aku lewatkan dengan tidak tidur sama sekali.”jawabku,
memberi keterangan yang pasti membuat Matt hendak memprotes apa yang aku
“Oh…” Dr. Hammond mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dia menoleh
pada Matt, “Kalau begitu, sudah jelas. Amber hanya kelelahan. Dia hanya
62 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
membutuhkan aspirin, vitamin, dan penambah darah.” Tak lama, dia
resepnya. Kalian bisa membeli obat ini di apotik. Dijual bebas, tenang
beristirahat total di rumah selama tiga hari. Tapi aku tahu kau tak bisa melakukan
itu. Jadi, ya…” Dr. Hammond memasukan barang-barangnya ke dalam tas dan
tergelak sendiri, “…curi waktu untuk beristirahat.” Pria paruh baya itu kemudian
“Pasti…”balas Matt santai. Dia mengambil makanku yang sudah selesai dan
Hammond.
Tapi tiba-tiba Matt berteriak dari bawah. Kedengarannya dia sedang mencuci
piring bekas makan kami, “Kau akan menghadiri konser American Kids Choice
Awards, Am!. Empat lagu yang akan kau bawakan!. Dua beat! Dan dua lagi
akustik!.”
“Well..” Dr. Hammond memaklumi, “Aku tak yakin kau mau dituntun ketika
menyanyikan lagu punk rock mu itu. Jadi sekarang, kalau soal aktivitasmu,
terserah dirimu saja. Asal jangan sampai jatuh pingsan, semuanya tak akan
masalah.”ucapnya kemudian.
Dalam hati, aku menguatkan diriku sendiri. Aku bisa menghadiri konser itu…
63 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Aku pamit, Am.” Dr. Hammond tersenyum seraya mengacak-acak rambutku.
Aku telah berada di Los Angeles untuk acara Clay Jefferson. Matt di sisiku
dan kami sedang menunggu acara dimulai. Aku tidak briefing sama sekali karena
pihak acara sudah bilang pada Matt, pertanyaannya hanya tentang kemenanganku
“Lima menit lagi. Penata rias!.” Pengatur acara memberitahu kami. Tak lama
“Tidak.” Penata rias yang bernama Irina Mentzel itu memandang wajahku
“Ya, aku tahu. Tapi kau pucat sekali, sayang.”balas Irina panik. Yah, aku rasa
sama. Aku masih linglung dan pusing bila terlalu lama berdiri. “Aku rasa kau
64 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Masuk ke panggung, maksudmu?.”Matt bertanya balik, tidak terlalu paham.
“Ya.”
“Ya sudah.” Dia akhirnya mengerti dan ketika aku dipersilahkan masuk ke
tempat acara, dia mengikuti. Pihak acara sempat menunjukan tampang tidak
Tata cahaya lampu dan suara meriah tepuk tangan langsung menyambut kami
begitu kami masuk. Suara Clay Jefferson menyusul. Tapi suara yang awalnya
“…oh, Am?. Apa yang terjadi denganmu?.” Dia bertanya dengan simpatik.
“Silahkan duduk.”
tersenyum.
kemudian, ragu.
65 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Clay mengangguk angguk sejenak. Untuk memulihkan suasana, dia pun membuka
acaranya.
-Darren-
juga, sepanjang perjalanan menemani Hilton untuk mengecek butiknya, aku tidak
“…Vivian telah merancang busana pernikahan untuk kita. Aku tak sabar
kami.
datang ke sebuah butik yang nyatanya milik calon istriku sendiri. Hilton terlihat
antusias mengenai ini dan makanya juga dia terus saja meminta pendapatku dan
Vivian untuk pernikahan kami yang akan dilaksanakan tiga bulan setelah ini.
66 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tema untuk acara yang bersifat privat ini adalah kesucian, sesuai dengan warna
Segala hal, begitu juga dengan baju pengantin, direncanakan disini. Ketika
memilih deretan design baju yang sudah digambar Vivian, sesekali Hilton diam
sesuatu, baik dari sana atau yang lain, aku tidak tahu pasti.
Hilton. Setelah tak lama, Hilton menoleh padaku. “Aku terpikir sesuatu..”
tiba menjadi ragu karena memikirkan itu. Aku pun jadi tertegun mendengar
ucapannya karena tahu maksudnya apa. Hilton ragu perlu mengundang Amber
dan mitraku di Arist Records untuk datang ke pernikahan kami atau tidak.
Perlahan, aku menghela nafas. Bagaimana kalau aku mengundang satu nama itu
saja?.
“Amber?.” Hilton berkata. Dia juga sedang berpikir hal yang sama denganku.
“Kalau kita mengundang Amber, Fredy, Nick, dan Wade juga harus diundang,
Sayang. Tapi aku tidak jamin mereka akan tenang.” Aku memberi pendapat
67 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
tentang list undangan itu. Fredy, Nick, dan Wade memang bisa disebut kembar
dempet dengan Amber kalau sudah dalam urusan undangan. Mereka selalu datang
Mendengarnya, Hilton langsung mengerti apa yang aku maksudkan di balik itu
semua. Dia tersenyum tanggung. “Kita undang Amber saja. Aku tidak mau teman-
pernikahan kami.
diundang. Mudah saja sebenarnya ;Nick, Wade, dan Fredy tidak boleh tahu kalau
Amber datang ke pesta pernikahanku. Tapi aku tidak jamin Matt akan
Di tengah lamunan itu, ponselku bordering. Panggilan, dari Matt. Aku berdiri
dan keluar ruangan, menyuruh Vivian untuk masuk, mendampingi Hilton. Lalu,
“Kau melihat acara Clay pagi ini?.” Matt berucap langsung ke inti, aku kira.
“Amber sakit sekarang ini. Dia benar-benar tidak bisa bangun tanpa bantuan.
Pagi tadi Dr. Hammond sudah memeriksanya dan menyatakan dia hanya
kelelahan. Aku tidak memintamu menjenguk. Hanya itu saja yang kukabarkan
68 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tapi sebelum aku sempat membalas, dia sudah menutup teleponnya duluan tanpa
berucap satupun kata penutup untukku. Di seberang sini, aku mendengus. Sejak
dulu, kalau aku membuat masalah, dia memang suka sekali seperti itu :
mengadakan perang dingin. Kali ini, perang dingin besar-besaran yang dia
kibarkan padaku.
***
04.00 p.m…
Sore ini adalah jadwal latihan renang untuk Hilton. Dia sendiri sudah ada di
ibu hamil yang akan renang. Aku memperhatikan kegiatan itu sambil tersenyum
sedang jam tayang Gramaphone News, tayangan teve resmi Grammy. Kali ini
tahun, memang Gramaphone News diisi oleh video live sesi pemotretan dari
Penayangan ini berdurasi satu jam. Setelah itu dilanjutkan dengan tayangan
ulang Grammy Awards 2013 kemarin. Akhirnya aku menetapkan pilihan pada
acara ini.
Awalnya terasa biasa saja : permulaan acara diisi dengan kesan fotografer –
yang kali ini bernama Tyresse Worthon, seorang Afrika-Amerika – dan pendapat
manajer program ini. Tapi setelah aku tahu siapa yang jadi objek fotografernya,
69 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
aku memasang wajah serius, mencermati setiap ucapan yang keluar dari objek itu.
Karena yang kedapatan pemotretan sore ini adalah Amber, aku ingin lihat
Orang yang baru saja aku pikirkan langsung berada di layar televise,
ucapannya. “Aku sebenarnya tidak tahu lagi apa yang akan kuucapkan.”
Seringaian manis itu keluar lagi dari wajahnya. “Maaf, mungkin. Pemotretan kali
ini aku hanya bisa mengambil pose duduk dan mengakibatkan semuanya tidak
bisa maksimal. Diundur sampai aku sembuh juga tidak bisa karena aku ada
Amber tergelak dan tak lama, pertanyaan terdengar dari penanya yang tidak
ditampakan mukanya itu. “Memangnya, kenapa kau bisa seperti ini?. Kelelahan
Dia tertawa kecil. “Oh…tentu bukan dugaan kedua. Aku kelelahan. Mungkin satu
“Jadi teknis pemotretan yang akan kau lakukan hari ini seperti apa, Am?. Apa
kata Tyresse?.”
yang bagus untukku. Aku akan terus di atas kursi. Ada sepuluh foto yang akan
70 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Sama-sama.”ucapnya santai. Dia menatap persis ke arah kamera ketika Matt
Sepuluh menit, dua puluh, dan sampai setengah jam kemudian, aku melihat
dengan di tuntun. Dan jujur, itu sungguh membuatku tertegun memandangi layar
televise dan tidak bergerak sama sekali. Aku tahu bagaimana perasaannya
sekarang dan dia menutupinya dengan cerdik. Semuanya tampak seperti biasa,
Melihatnya secara langsung dalam keadaan seperti itu dan dengan sebab yang
sebenarnya datang dari diriku sendiri, membuat rasa bersalah itu makin
kesalahan yang sudah kulakukan?. Matt pasti akan bilang, aku tidak punya malu
dengan melakukan itu. Atau paling kejamnya dia akan menyebutku perusak.
televise itu lagi. Hanya suara antusiasnyalah yang aku dengarkan. Perlahan, aku
“Kemari. Ayo.” Amber berucap antusias. Aku bisa merasakan dia menarikku
ke lantai bawah, menyuruhku ke suatu tempat di rumah ini. Aku ingat memori ini
71 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ada apa?...” Aku membalas dengan bingung karena mataku ditutup oleh kain
hitam.
Amber tertawa sejenak dan diam sampai kami berhenti. Tak lama setelah itu,
dia membuka penutup mataku. Aku langsung tersenyum begitu melihat apa yang
ada di hadapanku : kue ulang tahun yang di atasnya ada lilin dengan angka empat.
Lalu bingkai foto-foto kami yang dia ambil dari lemari pajangan dan diletakan di
Amber mengangguk.
“1, 2, 3…”
Aku sudahi memori itu sampai disana dan kembali ke kenyataan. Nyatanya,
semuanya sudah tidak sehangat dulu. Dan aku mendengus menyadari itu.
-Amber-
SUDAH selesai. Kegiatanku hari ini sudah tuntas. Setelah ini aku punya waktu
istirahat yang cukup untuk berkegiatan besok di acara American Kids Choice
72 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Seperti biasa, Matt memapahku dulu ke ruang keluarga dan memasakan
Aku menggeleng dan merebahkan diri di atas sofa. “Sudah lebih baik. Tapi aku
mulai linu.”akuku padanya. Aku mengambil remote teve dan mengganti channel
yang sebelumnya menyiarkan saluran berita, ke channel BBC Music. Saluran teve
Aku mengenakan posisi kepalaku di sofa dan mulai serius menonton saluran teve
yang menayangkan urutan ke 20, yaitu lagu band indi terbaik yang aku sangat
ingat itu dimenangkan oleh band indi pendatang baru bernama „Catridge17‟.
Terbaik. Aku sudah tidak memerhatikan apa yang diucapkan oleh mereka. Saat
dalam layar itu aku diumumkan memenangkan kategori tersebut, aku baru
terfokus.
video klip ini : Jonathan, produser video klip ini yang sekarang juga ada disini :
Darren…–”
Mendengar nama itu, aku memalingkan wajah ke atas dan diam. Berbeda dengan
dengan berdecak.
73 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Seharusnya tidak usah ada nama itu dalam ucapan terimakasihmu kemarin.”
Aku mengesah mendengar nada itu keluar lagi darinya. Lalu, menghadapkan
Kak.”
Tapi belum sempat aku membalas, kilatan lampu terlihat dari luar rumah
membuatku dan Matt menoleh ke pintu masuk. Apa yang ada disana, membuatku
tertawa lepas. Anggota band tersayangku!. Disana ada Fredy, Nick, dan Wade.
Fredy memegang posisi bass, Wade memegang posisi gitar rythm, dan Nick,
drummer.
“Amber!, boleh kami menginap disini?.”seru Nick riang. Fredy dan Wade
Aku menoleh pada Matt, diam-diam menyetujui ucapan Wade tadi. Dengan
begitu, aku bisa bersenang-senang dan cepat melupakan itu semua kalau dengan
menyambung.
74 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Ucapan yang meyakinkan dari mereka membuat Matt benar-benar keluar dari
“Matt..” Fredy menyela. Dia berdiri dan menghampiri Matt di lorong ruang
keluarga. “Apa kau tidak kasihan pada kami?. Kami sudah tidak bertemu dengan
Matt tercenung. Dia diam sesaat dan tak lama kemudian melepas celemek
masaknya. “Hubungi aku kalau ada hal gawat. Besok, kalian langsung saja ke
Boston jam 8 pagi dari sini. Aku akan menyusul.” Matt berkata. Itu berarti sebuah
perizinan untuk mereka. Mendengar perkataan Matt, Nick dan Wade bangkit,
Melihat begitu banyak makanan yang mereka bawa, aku berdecak kagum.
bahan makanan itu ke dapur dan menatanya. Memandanginya, aku hanya bisa
Setelah lepas dari Fredy, Matt menghampiriku, hendak pamit. “Aku pulang,
kalau begitu.” Dia mencium keningku dan tersenyum. “Bilang kalau mereka
Aku telah di kamar, sudah siap untuk tidur dengan di kelilingi tiga pria di
sekitar tempat tidurku. Aku berhutang penjelasan pada mereka. Tiga sekawan itu
75 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
juga kebetulan memintaku untuk menjelaskan semuanya. Yah… maklum saja,
aku terakhir bertemu dengan mereka saat kumpul-kumpul acara tahun baru itu.
Mereka jadi tidak tahu apa-apa soal kejadian detailnya setelah pembubaran tamu
Dan akhirnya, aku memilih tempat yang tepat untuk bercerita, yaitu kamarku.
Setelah mereka semua masuk, aku mengambil posisi duduk dibantu Nick dan
memandangi tiga kepala berwajah antusias itu. Sesaat aku mengesah, “Mulai
sekarang?.”
“Ya. Ayo bercerita!.” Wade setengah berseru. Setelah Nick kembali, mereka
kategori aku menangkan dalam ajang itu, malam itu aku mengenakan gaun hitam
yang dibawa Matt. Dan aku satu panggung dengan Darren di kategori terakhir :
“Ada sesuatu yang dia katakan saat kalian di atas panggung?.”tanya Nick,
menyela ceritaku.
pada semua yang ada disana bahwa kami berdua sudah tidak lagi
76 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Lalu?.. Kalau mau diteruskan, akan ke arah pembicaraan aku dan Darren kemarin
malam. Tapi aku ragu akan bisa menjelaskannya tanpa terdengar sesak. “Mm…”
“Lalu, Darren mengajakku bicara setelah dari sana. Kami bertemu di parkiran
“Apa saja yang dia ceritakan?.” Nick bertanya padaku, wajahnya mulai serius.
depan semua orang saat pesta itu, sampai apa yang dirasakannya sekarang.”
“Penyebab dia begitu kalap saat itu adalah… Hilton, perempuan selingkuhan
Lama, tidak ada respon dari mereka. Mereka sedang mencerna semua yang
aku ucapkan tadi. Sebelum sempat membalas keterangan dariku, aku menyela
mereka. “Mereka berdua – entah bagaimana caranya – telah berlaku terlalu jauh di
belakangku.”
77 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ya.” Aku menjawab. Sekilas, ingatanku kembali ke malam itu. Aku kembali
tertunduk. Seketika, aku terisak mengenang memori pahit itu. “Yah, mungkin ada
yang salah padaku atau…” Aku menyambung ucapanku – yang sebenarnya lebih
mirip sebuah pembelaan pada Darren – dalam suara terisak dan air mata yang
mulai turun.
menjauh. “Hanya dia yang salah dalam semua ini!.”tuduhnya geram. “Aku pikir
“Tepatnya saat empat bulan itu.”kataku pelan. “Saat kami baru saja…pisah
rumah.”
“Apa yang kau lakukan selama empat bulan itu?.” Wade bertanya hati-hati.
semuanya. Kau tahu?... Aku terus berkata dalam kepalaku… „Apa benar semua
ini terjadi padaku?‟.” “Seminggu dari empat bulan itu, aku melewatkannya
dengan mata sembab dan insomnia akut. Aku tidak tidur sama sekali.”
Sejenak, tidak ada suara dari mereka bertiga. Yang mereka lakukan hanya
“Am…” Wade memulai. “Lalu…apa yang dia katakan saat kalian bicara di
78 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Mereka sudah bertunangan. Kandungan Hilton telah berumur empat bulan
sekarang ini. Darren berkata tentang penyesalan bahwa dia telah menyia-nyiakan
Wajah Wade dan Nick berubah lebih baik setelah mendengar jawabanku. Tapi
tidak dengan Fredy. Dia masih saja berwajah masam dengan tangan yang
berkacak di pinggang.
“Lalu apalagi yang dia katakan?. Hal yang tidak terduga lainnya?.”sahut
Bagaimanapun, itu akan menjadi omong kosong yang cukup buruk untukmu.”
“Fred.”
“Apa?.” Fredy menyahut ketus pada selaan Nick. “Dia sudah jelas bersalah.”
Fredy tidak terkejut mendengar bentakkan itu. Dia langsung mengangkat bahu
dan keluar kamarku dengan kasar. Suara bantingan pintunya membuat kepalaku
memandangnya.
Nick dan Wade menoleh padaku. Nick sendiri langsung menuruti ucapanku
79 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku meminum obat itu dan kembali merebahkan kepalaku ketika Wade akan
keluar dari kamar. Tanganku mencegahnya untuk keluar. Aku ingin dia
menemaniku disini.
“Tinggallah.”
mengangguk setuju. “Ya.” Lalu, dia menarik kursi untuk duduk di kananku.
“Lebih baik?.”
“Mm… Ya..” Sesaat, aku memejamkan mata dan membukanya lagi karena
“Wade?.”
“Hm?.”
Wade langsung melakukannya tanpa berkata apapun dan tak lama, dia
menemukannya.
instruksi kepadanya.
Wade melakukan apa yang aku katakan. Setelah menemukan kertas itu, dia
Ketika ingat bentuk surat itu, aku mengangguk dan mengambilnya dari tangan
Wade.
Wade memberikannya dan tahu aku mau menulis sesuatu, dia membantuku
80 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku menyeringai menanggapi pertanyaan itu. “Perceraianku.”
barunya di Kansas.”
selesai?.”
***
Mataku membuka. Entah jam berapa ini, tapi semuanya terasa masih sepi. Sesaat
semuanya ada disini. Wade, Nick, dan Fredy tidur di kamarku. Wade di kursinya,
dan Nick serta Fredy tidur di sofa kamar. Memandangi mereka, aku
sudah menjadi segala hal yang terasa baik bagiku. Ayah, kakak, teman, sahabat,
dan bahkan terkadang adik, atau lebih parahnya lagi, anakku. Mengingat semua
itu, di kepalaku jadi tergambar bagaimana pertemuan pertama kami di sebuah kafe
Ketika itu, aku yang masih 17 tahunsangat antusias dengan yang namanya
Saat pertama kali aku bertemu Ian dan band pengiringku, Matt juga lah yang
mengantarku dan menungguiku disana. Kala itu dia terpaksa membolos menonton
81 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Begitu masuk ke kafe, aku dan Matt langsung mencari Ian, berdesakan
menuju orang itu di tengah kerumunan orang yang transit disana karena badai
salju. Mereka ada di pojok lantai satu, sedang menungguku di meja bundar sambil
meminum sesuatu.
“Hei..” Aku mendengus lelah begitu tiba. Ian memandangiku dengan senyum.
“Mm, ya, Am.” Ian memulai. Dia mengeluarkan berkas kontrakku dan
manajemen. Baca kontrak ini dengan teliti, setelah itu, tanda tangani.”
ketika datang suatu berkas, atau apapun itu yang menyangkut musik, dia harus
memeriksanya terlebih dulu, maka aku memberikan berkas kontrak itu pada Matt
Sejenak, pandangannya pada kertas itu terlihat teliti. Lalu tak lama kemudian,
Senyuman lebar keluar dariku. Aku membaca berkas itu lagi dan tanpa basa-basi
bergabung.”
82 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku membalasnya. Masih dengan wajah berseri, aku memandangi empat orang
lain di meja ini. Dua berambut cokelat, satu pirang, dan satunya lagi hitam. “Dan
hitam itu namanya Fredy, si pirang : Nick, rambut cokelat pertama namanya
Setelah itu, aku menjabat tangan mereka satu persatu sambil mengulangi namaku.
Ketika tiba di orang terakhir, Darren, aku menoleh pada Ian dan melepaskan jabat
Mendengar pertanyaan polos itu, Ian tergelak, begitupun Matt dan Wade. Tapi
tak ayal dia menjawab juga pertanyaanku. “Darren berumur 19 tahun, Nick : 20
Krkk…krrkk…
Karena suara itu, ingatanku terpotong sudah. Suara yang tak lain adalah suara
perutku sendiri itu juga membuat Wade menggeliat dari kursinya. Perlahan, dia
terbangun langsung berubah geli. Tak lama, keluar gelak tawa yang pelan darinya.
Wade bangkit dari kursinya dan membantuku turun dari tempat tidur. “Ayo kita
ke bawah.”
83 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Wade memasakan telur dua porsi untuk makan kami tengah malam ini. Dia
bilang, dia juga lapar dan tidak bisa tidur kalau sudah terbangun. Makanya dia
Lima menit kemudian, Wade menghidangkan dua telur goreng untuk kami
dan dua gelas air putih hangat di meja makan. Dia duduk di hadapanku dan mulai
Kemudian, setelah suapan kami yang kesekian dalam diam, aku mengangkat
wajahku, memandanginya karena penasaran soal satu hal yang tiba-tiba saja
“Wade?.”
Alisku mengerut, tidak yakin Fredy dan Nick sealot itu. “Kau
yang…”“Bagaimana?.”
“Ketika kau sudah tidur, aku ke bawah, menemui mereka. Dan yang aku
temukan adalah, kedua orang itu masih dalam muka masam. Setelah beberapa
setelah itu. “Nick tetap dengan pendapatnya bahwa Fredy terlalu membesar-
besarkan masalahmu, dan Fredy tetap dengan intuisinya yang secara langsung
84 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
mengatakan bahwa dia tidak akan pernah berteman dengan Darren lagi. Yah,
Mendengar penjelasan Wade, aku jadi tidak mengerti kenapa bisa seperti itu.
Logikanya, jika dibandingkan dengan umur, Fredy seharusnya bisa bersikap lebih
dewasa.
sebuah masalah, Am.” “Ketika orang dewasa tidak bisa bersikap dewasa, yang
Wade begitu dewasa. Sejak dulu, dia tidak pernah bertengkar seperti Fredy atau
Nick. Baik dengan mereka ataupun Darren. Dia selalu memilih menjadi penengah.
Ketika dia mulai makan, aku kembali menginterupsinya karena terpikir satu
hal lain. Atau tepatnya, solusi terhadap masalahku sekarang ini. Karena dia yang
paling bisa memberikan itu, aku harap dia mengucapkannya dengan benar.
85 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Wade mengerutkan alis, kurang mengerti maksud „semua ini‟ yang aku ucapkan.
dan semuanya. Jujur saja aku butuh cara yang tepat dan cepat untuk itu.”
mendirikan sesuatu, atau ikut kegiatan lain yang membuatmu lupa dengan semua
masalahmu.”
menunggunya melanjutkan.
Wade kembali duduk di hadapanku. Tapi tak lama, dia memalingkan wajahnya
dan tersenyum getir. “Namun biasanya, masalah seperti ini butuh waktu setengah
“Kau dekat dengan Darren sejak delapan tahun lalu. Masa pernikahan kalian
adalah setengah dari itu. Kalau untuk melupakan semua kenangan dalam
pernikahan kalian – atau paling tidak, hal yang berhubungan dengan Darren – jadi
kau membutuhkan waktu dua tahun paling tidak untuk bisa melupakan itu semua
86 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Setelah mengerti kalimat demi kalimat itu, aku membuang pandangan ke
bawah lalu mengesah. Jadi tidak yakin aku bisa lepas dengan cepat dari semua
ini… Jujur saja, aku sangat ingin segera melupakan semuanya agar bisa
melanjutkan hidup secara normal, tanpa teringat dia lagi. Tapi mendengar analisis
Wade – dan terlebih lagi, mengingat momen-momen manis yang terlanjur tercipta
“Ya.” Dia tersenyum setelah itu. “Kalau begitu, kau harus memulai dari
dirimu sendiri.”
“Dengan?.”
“Sibuk di karir, misalnya. Atau mendirikan badan amal, dengan cara yang
disini dan terus saja tidak memercayai takdir.”“Mungkin saja, ya…” Wade
mau melaksanakan ini. Tapi aku rasa, hal pertama yang harusnya kau lakukan
dalam rangka „melupakan Darren‟ adalah menjual rumah ini dan tinggal bersama
Wade mengangkat bahu dan berdiri. “Itu semua tergantung dirimu. Jika kau
Kemudian, dia berlalu dari hadapanku dan menyalakan teve ruang keluarga
87 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“NEW ALBUM, NEW LIFE, NEW EPISODES, AND NEW STORIES”
-Amber-
YA. Aku harus melakukan apa yang Wade sarankan tadi pagi. Begitu bertemu
Matt di Boston nanti, aku akan langsung meminta saran Matt untuk menjual
rumahku. Sementara itu, karena saran Wade, aku terpikir juga untuk membuat
album keempat. Isinya lagu-laguku yang kemarin, dan lagu lain sebagai lagu
tambahan. Baru tercetus dalam pikiranku, akan ada versi akustik dari beberapa
lagu melankolis di albumku kali ini. Entah Ian akan menyetujuinya atau tidak, aku
pastinya akan membicarakan ini pada Fredy, Wade, dan Nick untuk mencari
Jam 5 pagi tadi, Wade membangunkan Fredy dan Nick sementara menunggu
air panas matang untuk kopi mereka bertiga. Setelah itu, tak lama mereka turun
Lima menit setelah itu, mereka mulai mengerti apa yang kumau. Dan ketika
selesai menjelaskan semuanya, wajah-wajah bangun tidur milik Fredy dan Nick
dan bakal mendukungku penuh ketika menjelaskan semuanya pada Ian. Sepulang
dari Boston nanti, rencananya kami akan kesana. Yang pasti, dengan Matt.
Kini, kami sudah rapi. Tepat pukul 8 sekarang dan kami sudah berada di luar,
menunggu mobilku dipanaskan oleh Fredy. Kali ini, yang memapahku adalah
88 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Nick. Sementara Wade di sisiku, tengah mengutak-atik ponselnya dengan
tampang serius.
“Wade.”
Aku menghela nafas dan langsung merebahkan badan setelah itu, tidak
memedulikan tatapan tidak mengerti dari Nick dan Fredy yang ada di balik
kemudi. Lalu tak lama, tanpa ada suara apapun lagi, kami keluar dari rumahku,
menuju Boston.
***
Kami tiba di Boston. Di dekat tempat acara American Kids Choice Awards,
dan tersenyum pada mereka semua. Seketika, timbul semangat untuk menghibur
mereka yang menontonku nanti malam. Dalam hati, aku bertekad. Bagaimanapun
89 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Sepuluh menit kemudian, kami sudah berada di tempat acara. Setelah sejenak
menyapa semua kru yang akan membantu kami mempersiapkan penampilan kami,
kami langsung ke ruang latihan yang berada di sebelah barat komplek gedung
Boston International Convention Centre. Aku, dibantu kursi roda yang disediakan
Ruang latihan itu terlihat luas. Di pojoknya, tersimpan berbagai alat musik dan
lemari tempat kostum yang akan kami gunakan saat tampil nanti. Begitu melihat
itu, Wade dan Nick bersorak dan mengambil bagian mereka masing-masing.
Detik selanjutnya, kami berlatih. Aku dan mereka berdiskusi soal penampilan
nanti malam dari mulai lagu, kostum, tampil tanpa Darren, sampai teknis
panggung dengan aku yang berada diatas sebuah kursi – itu juga kalau benar-
benar belum bisa berdiri. Ya kalau sudah baikkan, semuanya akan berubah jadi
lebih mudah.
“…tapi cobalah dulu aku rasa.”sela Wade di obrolan kami. Dia yang sedang
duduk bersila, melingkar bersama yang lainnya, berdiri. “Coba kau berdiri dulu.
Yang lainnya menyahut setuju atas selaan Wade. Akhirnya aku mencoba hal
itu. Dari mulai bangkit, sampai berdiri namun masih berpegangan pada kursi roda.
90 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Sesaat, aku terhuyung karena kembali pusing. Wade sudah bersiap
menangkapku tapi aku masih ingin mencobanya – selama belum terjatuh – lalu
berjalan. Namun, tak sampai dua detik, aku sudah kembali terhuyung dan jatuh
Melihatnya, Fredy mengangkat bahu. Dia tak yakin dengan ini. “Jangan
“Tunggu.” Aku menyela dan kembali berpegangan ke kursiku. “Tadi itu lebih
Aku mengesah, lalu kembali menegakan tubuhku, mencobanya lagi. Kali ini,
Wade – entah sengaja atau tidak – menjauh dariku. Ada sekitar satu setengah
meter jarak yang dia ciptakan. Diam-diam, aku menelan ludah, takut kembali
Benar saja. Aku bisa lebih lama berdiri. Walaupun masih pening, tapi tidak
terlalu seperti tadi karena aku sudah lebih bisa menahannya. Lalu, aku mencoba
menuju gitar akustik yang terpajang di tempatnya. Masih linu dan pusing, tapi aku
tahan semua itu. Kemudian, aku mempercepat langkahku. Satu hentakan keras
Mereka semua mengikutiku dari belakang, aku tahu. Aku hanya tidak mau
Ketika tanganku akhirnya memegang gitar akustik itu dan mengambilnya dari
91 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Seperti melihat anak bayi belajar berjalan….”
Aku berbalik dan menoleh, lalu kembali duduk di kursi biasa dengan langkah
Matt tersenyum lebar dan masuk ke ruangan ini. “Kalian sudah menjaganya
“Kau bercanda…” Aku tergelak mendengar kedua pilihan yang sudah jelas
Wade menghampiriku. “Sabar dulu… Jangan terlalu aktif dulu sekarang. Kau
Wade memotong ucapanku dan menyuruhku menarik nafas. “Kami semua tidak
Oke… Aku menarik nafas dan berusaha tidak terlalu buru-buru untuk latihan
seperti biasa, menjadi yang teraktif atau semacamnya. Benar juga kata Wade.
Kalau aku terlalu lelah sekarang, bisa jadi aku akan lebih parah saat akan tampil.
“Tampil dan sekali gladi seperti biasa. Tapi saat latihan, duduk saja.” Matt
memutuskan.
berusaha tidak peduli. Tak lama, Matt menghampiriku dan membawaku ke kursi
92 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Hari ini kalian akan tampil diurutan 3, 7, 11, dan penutup acara. Amber
kalian, lagu beat pertama di ketiga, yang kedua di penutup acara. Lalu untuk lagu
akustik di urutan ketujuh dan kesebelas.” Matt membeberkan teknis acara bagian
kami. Kemudian dia mengambil kostum yang sudah dia bawa di koper berukuran
sedang.
Nick membukanya. Dia mengangkat baju itu satu persatu dan tergelak. “Seperti
biasa, ya?.”
Ketika kami asyik melihat-lihat kostum yang dibawa Matt, pria itu menyela
dipakai untuk mencatat hasil diskusi kami tadi dan membiarkan Matt
membacanya.
Setelah selesai, dia mengangguk paham dan menoleh pada Fredy. “Aku bawa
“Ya ya… sana bawa saja.” Fredy membalas dengan acuh dan kami kompak
Aku siap. Dari luar sana sudah terdengar suara pembawa acara yang disambut
dengan meriah oleh semua yang hadir. Acara baru saja dimulai dan baru sampai
intermezzo. Aku sendiri sudah dalam konstum untuk penampilan pertamaku yang
membawakan lagu berjudul „Punk Boy‟ yang menjadi hits pada tahun 2002,
93 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
sekaligus membantuku memenangi Grammy Awards dalam kategori lagu terbaik
di tahun itu. Dalam Grammy itu, aku menggondol dua piala : Lagu Terbaik dan
Di sisiku, ada Fredy yang sedang berlatih bersama Wade dengan alat musik
memainkan pedal pada drum. Dan aku, sedang berusaha merasakan bagaimana
sebenarnya kondisi tubuhku. Setelah gladi tadi sore, kami kompak memutuskan
untuk tampil seperti biasa. Yang mengambil posisi duduk hanya pada lagu ketiga
„Too Late‟, yang mana memang semuanya duduk, tidak hanya aku.
bermain lagi. Melihat tidak ada yang merespon ucapannya, Matt tidak
berkomentar. Dia sudah terbiasa dengan itu dan mungkin saja nyaris bosan.
Teman-temanku memang kalau sudah akan tampil di sebuah acara, tidak bisa
“Yah…” Matt garuk-garuk kepala. Dia berganti fokus padaku dan memilih
Lalu tak lama, dia berdiri dan berlalu dari ruang tunggu kami, memilih untuk
94 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Urutan kedua sudah selesai sejak lima menit lalu. Sekarang tengah pembacaan
„pemenangnya adalah….‟. Berarti sebentar lagi aku akan keluar dari ruangan 6
kali 6 ini.
Aku membalas, dan kami masuk ke panggung, bersiap disana. Lalu tak butuh
rasanya. Semua pusing, linu, lemas, hilang seketika. Mendengar suara musik yang
cukup memekakan telingaku, juga riuh rendah penonton yang ikut bernyanyi
***
tentang penampilan kami di acara yang sudah selesai sejak sejam yang lalu itu.
Saat ini, aku, Fredy, Nick, Wade, plus Matt sedang berkumpul di Arist Records
ini besok saja. Tapi kalau melihat agendaku, aku tidak akan bisa. Besok aku full.
Terbaik dan Penyanyi Punk-Rock Terfavorit, aku juga harus membicarakan soal
kepindahanku dengan Matt dan itu tidak bisa diganggu.Soal seperti ini biasanya
95 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Hei,” Nick menyela, teringat sesuatu. “Darren sudah menemukan pengganti
Ian mengangguk membalasnya. “Dia kesini siang tadi dan membawa orang itu.
Namanya Sabio. Orang itu punya selera musik yang cukup bagus, nyaris sama
“Berarti dia sudah bisa ikut proses pembuatan album, ya?.” Aku bertanya.
Ian mengangguk. “Kapan kalian akan memulainya, aku akan bilang pada Sabio
memikirkan itu bersama yang lainnya saat perjalanan menuju kemari dari Boston.
“Dan soal itu, kami sudah punya konsepnya. Ini intinya.” Aku memberikan
“Terdiri dari dua belas lagu… Tinggal delapan lagu lagi… empat lagu yang
sudah ada dibuat dalam versi akustik juga… Video klip langsung dibuat setelah
96 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ya. Aku rasa kita bisa menggunakan lagu yang sudah Amber ciptakan di
masukan empat saja. Yang 8 lainnya, kita ciptakan saat proses produksi.”
bulan. Maksudku dari mulai audio, sampai video klipnya. Setelah agenda besok,
saja seperti album-album yang lalu. Max dan Shellback produser dan pencipta
lagu lain. Semuanya akan lebih cepat kalau dengan orang yang sudah terbiasa.”
Belum sempat Ian membalas, Wade sudah menimpali. “Sabio dibawa pada
hari pertama. Dia akan ikut langsung dalam pembuatan lagu dan video klip,
“Dan soal tur, kami ingin menggunakan bus. Itu per benua.”ucap Fredy,
Beberapa detik, tidak ada suara dari Ian. Dia mencoba mengingat semua yang
kami katakan. Tak lama, dia mengangguk paham. “Jadi, tugasku hanya
mengosongkan jadwal kalian hingga dua bulan ke depan untuk pembuatan album
97 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Baik…” Ian mendengus lelah dan menyandarkan tubuhnya. “Aku mengerti.
Semuanya sudah kuingat dan dipastikan berjalan sesuai dengan yang kalian
inginkan.”
“Benar?.” Wade merasa tidak yakin Ian menerima ide kami begitu saja.
Mungkin saja dia sudah terlalu lelah mendengar keinginan sebanyak dan sekilat
itu….
Ian mengangguk dan memejamkan matanya sejenak. Tak lama, dia membuka
lagi dan terduduk tegak. “Ada lagi yang ingin kalian bicarakan?. Jadwal atau
segala macamnya?.”
membuatmu lembur…”katanya santai. Dia tergelak dan berdiri, disusul oleh kami.
Lalu setelah beberapa kata penutup, kami berenam keluar dari ruangan Ian dan
***
Satu bulan berlalu!. Semuanya berjalan sesuai rencana. Aku dengan album
baruku, kesibukanku, rumah lamaku dengan Matt, dan semuanya yang telah
kurencanakan sejak awal. Sekarang ini, untuk pembuatan album baru, proses
produksi audio sudah selesai dan kami semua sedang dalam masa istirahat
beberapa jam sebelum melanjutkan kegiatan ke teknis pembuatan video klip yang
Selama satu bulan ini, hubungan kami dengan si personil baru itu cukup baik.
Sabio Hernandez namanya. Umur 24 tahun, bisa bermain gitar sejak sekolah
98 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
menengah pertama dan punya kehidupan yang baik-baik saja. Di hari pertama
produksi pun, dia cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Saat perekaman,
tak jarang dia memberikan ide-ide bagus untuk laguku ataupun melontarkan
pujian secara langsung dengan cara yang wajar. Intinya Darren membawakan
Rencananya, aku memproduseri dua lagu dalam album ini : „Wish We Like
The Last‟ dan „Goodbye‟. Aku pun memberi konsep dan ide cerita dalam kedua
video klip itu. Keduanya lagu yang harus menampilkan diriku dalam keadaan
menangis. Kurasa semuanya akan terasa mudah saja kalau sudah dijalani.
Selain bandku, tidak ketinggalan Max dan Shellback yang memberikan ide
brilian mereka dalam album ini. Baik dari lirik, nada, irama, tempo, maupun dari
sisi konsep video klipnya. Mereka berdua sekalinya serius, akan menghasilkan
Dan…pembuatan video klip itu pun dimulai sehari setelah konsep untuk
yang direncanakan untuk dibuat, terasa lancar. Tidak ada hambatan berarti yang
menghalangi kami sekaligus tim produksi video klip untuk menuntaskan ini dalam
satu bulan ke depan yang mana itu tinggal dua minggu lagi dari sekarang. Tiga
video klip yang masing-masing diproduseri Max, Shellback, dan Max, sudah
selesai. Audio pun sudah siap edar dalam keping CD dan 3 video klip itusudah
dalam proses publikasi di YouTube. Dua video yang belum tergarap tinggal yang
diproduseri olehku.
99 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Hari ini, kami sudah berkumpul di lokasi syuting video klip „Wish We Like
The Last‟ dan sedang mengikuti pengarahan oleh sutradara : John Marham. Dia
yang memimpin kami di tiga video klip sebelumnya. Soal konsep sendiri, aku
telah menyampaikannya pada John dan dia setuju. Video klip ini hanya akan
diisi olehku. Settingnya akan dibuat semuram mungkin, sesuai dengan isi lagunya
yang menjelaskan bahwa aku mengenang masa-masa bersama Darren dan lagu itu
yang jelas dipenuhi dengan kata-kata pengandaian dan irama ballad, piano, echo
di transisi antara bridge dan reff. Seperti itulah…. Yang jelas aku ingin tangis
yang akan kutunjukan disini adalah asli. Meski John tidak yakin akan itu, aku
Setelah semuanya siap, aku diam di posisi awal : yang mana aku duduk di
lantai, memakai gaun hitam, maskara tebal, dan memegang bunga mawar merah
yang layu. Nantinya bunga mawar itu akan kubakar di bagian reff lagu sambil
Aku mengangguk.
“Action!.”
Setelah mendengar kata itu, aku memulai bagianku, beradegan sesuai dengan
hadapan kamera. Video klip ini hanya menggunakan satu kostum dan satu tempat,
jadi tidak akan memakan waktu lama, aku pikir. Aku mengusahakan video klip ini
hanya diambil dengan sekali waktu saja, tidak ada pengulangan pengambilan
gambar. Waktu yang tersisa nantinya akan dibuat untuk video klip „Goodbye‟ dan
100 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
perencanaan tur Internasionalku yang rencananya akan dilaksanakan sebulan
dan beban yang menumpuk itu kukeluarkan disana dengan ekspresi yang masih
terkontrol. Hening dari tim produksi, tidak ada suara, bukti keseriusan kerja
Lima menit kemudian, terdengar „cut‟ yang ke sekian dari John. Saatnya
pindah set ke kamar yang ada di tempat ini juga…. Dimana aku, dengan bajuku
yang serba kelam ini, akan meringkuk di atas tempat tidur dengan ekspresi
ketakutan dan kesedihan. Tetapi dalam adegan itu, aku sudah tidak menangis, tapi
sisa maskara itu harus terlihat juga. Makanya aku tidak mengusap air mataku atau
Aku bangkit dari posisi adegan terakhir dan tertawa lepas. “Aku tidak percaya
Semua kru membalasnya dengan tertawaan, masih sesantai tadi. “Akting yang
hebat, Am.”puji John dari sisiku. Entah kapan dia sudah ada disana….
Tapi David datang dari sisiku dan mengambil sebungkus dari snack mereka.
101 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Refleks, tanganku mendorongnya menjauh dari kami, membiarkan dia membawa
snack itu untuk dibagikan kepada kru yang lain. Dia bagian storyline video klip
ini.
Melihatnya, aku, Wade, Nick, Fredy, Sabio, dan Matt hanya bisa menggeleng.
10.00 p.m…
Video klip keempat sudah selesai. Saat ini semuanya sudah bersiap untuk
pulang sementara aku melihat hasil kerja kami tadi pada kameramen, ditemani
bandku dan Matt. Meski tidak ikut dalam video klip ini, mereka menungguiku
hingga selesai.
memang disetting untuk diambil dalam jarak cukup dekat supaya penonton bisa
membuatku berpikir dia sampai menangis menyaksikan video klip setengah jadi
ini. Tapi kuacuhkan saja pikiran itu dan menilai semua video hasil kami.
102 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Setelah lima belas menit melihat semuanya, aku tersenyum puas. Tidak ada
yang perlu diulang, semuanya sesuai dengan yang kuinginkan. Hari ini pun kru
studio mereka dan keluar lokasi untuk pulang. Di luar, sebelum aku masuk mobil
Aku mengangguk setuju. “Ya.” “Aku akan membuat mereka menangis… Tenang
saja.”
John tergelak pelan mendengar ucapanku, lalu menepuk bahuku. “Aku percaya
itu…”
Kemudian dia melepaskan tangannya dan pergi bersama kru yang lain, pulang.
dari ini. Dalam video klip ini, semuanya akan tampil. Secara garis besarnya, lagu
dengan Darren dan persahabatan antara aku dan bandku. Tapi secara keseluruhan,
90 persen lagu ini bercerita tentang Darren dan ucapan selamat tinggalku padanya.
Alat musik yang digunakan di lagu ini adalah piano, biola, gitar akustik. Tidak
ada drum atau bass. Yang ada hanya tiga itu dan satu alat yang berfungsi sebagai
pembuat irama. Yang akan memainkannya adalah, Sabio : piano – karena dari
beberapa dialog kami, dia ternyata juga bisa memainkan alat musik satu itu –
Wade : gitar akustik, Nick sebagai pemegang alat ritmis itu, lalu Fredy kebagian
bermain bass.
103 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
***
07.00 a.m…
Syuting video klip terakhir dimulai jam 10 nanti di Brooklyn. Sekarang aku
tengah bersantai sendirian di ruang tengah setelah baru saja selesai mandi sepuluh
menit lalu. Sambil menikmati susu hangat, aku membaca majalah yang ada disana
Aku mendengus melihat koleksi majalah di lemari buku Matt. Laki-laki… Aku
membatin melihat kesemua majalah itu yang ternyata majalah otomotif. Akhirnya,
aku memilih untuk keluar, tepat setelah suara tukang pos terdengar. Kubuka kotak
Aku masuk dan memilah surat-surat itu. Jumlahnya cukup banyak, sekitar
lima belas surat. Tapi diantara semua itu, ada satu yang membuatku tertarik.
pernikahannya?.
teliti.
104 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Undangan Pernikahan
&
Yang berbahagia,
Ketika selesai membacanya, aku menatap lurus-lurus undangan itu, seakan tidak
yakin dengan apa yang kuterima. Darren dan Hilton akan menikah seminggu lagi.
belakangku, baru habis mandi. Wajahnya biasa saja. Tapi nada ketus dan datar
diajukan, dan tidak akan berbuntut panjang. Tapi biasanya Matt selalu
membuatnya begitu….
105 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Jadi…” Aku mengangkat wajahku dan memandanginya yang berlalu ke
acuh padaku kali ini. “Terserah. Dia masalahmu, jadi bukan bagianku.”tukasnya
tidak peduli. “Tapi kalau sampai terjadi apa-apa, aku tidak akan mau bertanggung
jawab.”
106 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“JUST LIKE IN A MILLION TIMES….”
-Darren-
AKU sudah siap dengan tuksedo putih berdasi hitam yang melekat di tubuhku.
Sementara Hilton, dengan gaun putih anggunnya akan muncul dan berjalan diatas
karpet putih yang digunakan untuk menuju kepadaku yang nantinya akan berada
di depan altar. Saat dia tiba di sisiku, kami siap mengucapkan janji pernikahan
Tak lama, setelah semuanya siap, aku berdiri di depan altar bersama hakim
pernikahan dan ayahku yang menjadi saksi terdekat. Musik pun mengalun. Lalu,
janji pernikahan di depan semuanya tanpa terdengar ragu dan gugup, lalu setelah
itu, peresmian oleh hakim pernikahan bahwa kami telah menjadi sepasang suami
Dalam hati, ketika semuanya tersenyum pada kami, aku justru tertegun karena
mencari satu wajah itu dan dia tidak ada sekarang. Amber tidak ada dalam akad
nikahku dan Hilton. Diam-diam aku berharap dia akan datang hari ini.
Bagaimanapun, berkat kebesaran hatinya menandatangani surat cerai itu, aku dan
07.00 p.m…
107 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Kami telah berada di tengah-tengah pesta, menari dengan yang lainnya dalam
musik upbeat. Yang aku lakukan sejak tadi hanya menerima ucapan selamat atas
pernikahan dan menari dengan normal. Awalnya terlihat biasa saja dan nyaris
monoton kalau tidak ada Hilton di sisiku – mungkin pengaruh juga karena aku
pernah seperti ini sebelumnya – tapi tak lama kemudian, aku yang sebelumnya
mengobrol dengan Hilton, jadi terdiam. Sosok yang kutunggu sejak tadi pagi,
Amber berjalan dari pintu masuk dengan gaun krem selututnya, menuju ke
tanggung, tidak nyaman dengan tatapan penasaran semua tamu yang ada disana.
tulus. Dia memandangi Hilton dan meneruskan ucapannya. “Selamat atas semua
Tanpa bisa bicara lebih, aku hanya menyimak apa yang mereka pikirkan dari
wajah mereka masing-masing. Yang dapat kusimpulkan adalah : hal wajar akan
terjadi.
Hilton mengangguk. “Ya. Aku tahu banyak tatapan tidak mengenakan disini
kepada kita….”
108 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Akhirnya, Amber menerima juga ajakan itu dan keluar bersama Hilton tanpa
-Amber-
ITU keputusan tepat. Dengan sedikit debat bersama Matt, aku pergi juga ke
Kansas, langsung dari Arist Records. Aku pulang lebih dulu daripada yang
lainnya untuk kemari. Saat aku datang, aku menarik nafas. Pestanya masih
berlangsung…
Ketika melihat sepasang pengantin baru itu, aku mengesah, menguatkan diriku
sendiri untuk berlaku secara wajar atas semua ini. Begitupun saat aku masuk,
menyapa mereka, dan mengucapkan selamat pada Hilton. Sungguh aku berharap
bisa keluar dari sini secepatnya. Mata semua tamu tertuju pada pusara kami begitu
aku datang.
Mendengar ajakan Hilton untuk berbicara, diluar, berdua, aku yang awalnya
sempat ragu, akhirnya menerima juga. Kami ke selasar di dekat kolam renang dan
mulai mengobrol.
yang temaram dan setelah itu, barulah aku menoleh. Melihat langsung, dengan
lebih dekat, wanita yang menjadi perebut suamiku ini. “Ini sama-sama sulit untuk
kita.”kataku akhirnya.
109 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Hilton mengangguk setuju dan bicara lagi. “Terimakasih untuk bersikap dewasa,
menatapku. “…aku malu. Tidak seharusnya semua ini terjadi. Kalian pasangan
yang serasi.”
butuh satu hari dan satu momen untuk mengembalikan itu semua. Aku menghela
nafas dan membelai tangannya sekilas, “Semuanya sudah terjadi. Sekarang kau
yang bakal mendapat sebutan itu. Kalian baik-baik saja berdua. Dan…” Untuk
memulihkan semuanya, aku tergelak sesaat, “…sudah pasti akan membuat banyak
ucapan sejenak dan memandangi perutnya. Sudah nyaris enam bulan.. “…dengan
Ketika mengakhiri kalimat sok tegar itu, aku menarik nafas sekali lagi dan
Akhirnya, tangan Hilton lah yang membuat aku memandangnya lagi dengan
“Terimakasih.”
110 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Masih dalam pelukkannya, aku mengangguk. Dalam hati, aku memutuskan
melaksanakan semua ucapanku tadi. Semuanya, tanpa terkecuali. Dan biasanya itu
***
Aku tiba tepat pukul 9 malam. Dua jam dengan perjalanan santai, sendiri,
membuatku agak mengantuk. Namun naas, ketika tiba di rumah, Matt belum
pulang. Dia masih di perjalanan, mungkin saja. Untuk memastikan, aku mengirim
Receiver : MattLavigne_New
Dua blok dekat rumah. Sebentar lagi sampai. Sudah makan?. Aku belikan
Receiver : MattLavigne_New
Belum. Tacho?. Bagus. Aku akan melahapnya. Cepatlah. Aku lapar -_-
111 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Adik kurang ajar… Pasti begitu umpatan Matt. Setelah lama, dia tidak
membalas,aku keluar dari mobil, menunggu di depan rumah karena kunci rumah
Lima menit berlalu, akhirnya kilatan lampu mobil itu muncul juga. Matt
Aku berdiri dan menggeleng. Lalu ketika Matt membuka pintu, kami masuk.
kami di ruang makan. Aku beranjak dari tempatku yang semula di ruang tengah
Kami mulai makan, dan melanjutkan semuanya dalam diam. Tidak ada suara
dariku, juga Matt. Entah karena dia yang sedang tidak ingin bicara ketika makan,
atau suatu kekesalan tiba-tiba saja muncul dalam kepalanya. Aku tidak tahu pasti
makannya, semuanya juga masih sama. Karena tak tahan dengan keheningan ini,
“Kak.”
Aku mencermati nada ucapannya yang acuh dan memberi kesimpulan sendiri
bahwa Matt masih tidak menerima aku datang ke pesta pernikahan Darren. Dia
mengacuhkanku.
112 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kau masih tidak terima aku memutuskan untuk datang?.”
Tidak ada balasan dari Matt sampai dia berbalik. Aku menunggu kelanjutan
suamimu sendiri menikah lagi.”balas Matt geram. Dia berlalu dariku dan ke ruang
Kali ini, aku yang tidak dulu membalas ucapannya. Mendengar ucapannya,
aku jadi menanyakan pada diriku sendiri tentang itu. Bagaimana perasaanku?.
Sungguh, aku tidak tahu. Yang aku tahu hanya yang aku lakukan dua jam lalu itu
adalah salah satu langkah melepasnya demi perempuan yang dia cintai.
“…Dan sebagai kakak, aku tidak terima adikku diperlakukan seperti itu :
tegar, Am. Ayolah… Jangan kira aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan di
acara itu.”
Bukan untukku. Ya. Benar. Tapi tetap saja, itu sebuah undangan dari…seorang
113 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku tertunduk, menyerah pada perdebatan ini secara sepihak. “Ya.”akuku pelan.
Lalu, kurebahkan kepalaku di sofa dan memilih untuk tidak melanjutkan lagi
Perlahan, kutaikan kaki ke kursi dan mengesah. Rasanya lelah sekali hari ini.
Penuh dengan dia. Penuh dengan kenangan antaraku dengannya dan intuisi-intuisi
tajam Matt dalam perdebatan kami yang membuatku tidak bisa berkata-kata.
Kupejamkan mataku dan berusaha menahan tangis yang akan keluar. Meski tidak
akan banyak, paling tidak Matt bisa mendengar dan menerka itu.
“Kapan kau bisa melupakan semua itu?. Laki-laki itu tidak pantas untukmu,
Am.”gumam Matt merenung. Dia mengganti channel teve yang barusan dia
tonton dan kurasa dia tidak berminat memandangi layar berukuran 32 inchi itu.
Aku juga ingin melupakannya, Kak. Kupejamkan mataku makin dalam. Aku
bisa merasakan mataku berair. Sadar aku telah melakukan kebohongan begitu
besar dengan berlaku tegar. Padahal sebenarnya aku tidak begitu. Di hadapan
bandku, kru, Ian, fans, Hilton, Darren. Aku bersikap baik-baik saja dan berusaha
dewasa dalam menanggapi perasaanku pada nama terakhir itu. Pada akhirnya,
pertahanan diriku runtuh juga dengan gumaman Matt barusan. Aku terisak.
Aku tidak bisa membalas dan hanya bisa melanjutkan tangisku dalam geraman
rendah yang menyesakkan karena usaha untuk menghentikan itu. Perlahan, aku
membuka mata dan langsung mengelap air mataku, kemudian berlalu dari Matt.
Ke kamarku.
114 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
***
sekaligus kebenaran dalam kata-kata itu, sampai kekesalan yang memuncak pada
Setelah bangun pagi, aku tidak langsung keluar kamar. Aku cuci muka, mandi,
yang tidak nyenyak. Karena kalau tidak, akan jadi pertanyaan untuk Matt,
pastinya..
Tak lama, aku keluar dan turun untuk langsung sarapan. Satu yang aneh disini.
Rumah sangat sepi. Sepertinya Matt sedang keluar. Atau mungkin saja sudah
Benar saja. Di meja makan, ada sebuah catatan kecil dari Matt.
Aku sudah ke Arist. Sarapan dengan omelet yang sudah kubuatkan. Rapat
Oh, tidak ada waktu untuk sarapan… Tanpa basa-basi lagi, kuambil kunci
Di ruang rapat, semuanya sudah berkumpul. Matt, Ian, Wade, Nick, Fredy,
dan Sabio. Mereka terlihat sedang berdiskusi sesuatu ketika aku datang. Aku
duduk di sebelah Ian, dihadapan Matt, dan menyela obrolan mereka yang ternyata
115 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Sudah siap untuk membicarakan semuanya?.”
tempat konsernya akan di kota mana saja, menggunakan stadion, lapangan serba
Tanpa bicara, aku mengambil kertas dan menuliskan hal itu disana sementara
yang lainnyaberdiskusi.
Horizonte, Brazilia…
Lalu kutuliskan kota lainnya, yang kebanyakan kukunjungi di tur album yang lalu.
Kemudian tertulislah sekitar 61 kota yang menjadi tujuan tur album baruku.
Setelah kutuliskan kota-kota itu, aku menggilirkan kertas pada yang lainnya.
Nick yang mendapat giliran kertas pertama, terlihat berpikir sejenak. Kemudian,
dia mendongak, “Yakin di Brazilia?. Aku pikir Brazil tidak cukup aman untuk
kita.”
“Kalau begitu, ada usulan kota lain?.”sahut Sabio. “Aku pikir Brazil tidak
buruk.”
“Tidak seburuk Kolombia, yang jelas.” Fredy menimpali. “Satu hal yang aku
116 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kau bisa pulang kampung, Fred.”ucap Wade berseloroh.
sekaligus mencari penggantinya. Ada yang tidak setuju di Brazilia, Lima, atau
dari Matt, aku, dan Ian. Akhirnya tetap saja mereka yang ikut dengan saranku….
Mendengar ucapan Wade barusan, Fredy mengerutkan dahi. “Bukan begitu. Aku
uang, dan yang lainnya.” Fredy menjawab dengan lengkap. Paling tidak,
menurutku.
“Ya sudah. Begini saja…” Aku menengahi. “Ada usulan kota lain dengan
alasan selain keamanan yang meragukan?.” “Kalau tidak, kita langsung susun saja
berkas perizinannya.”
“Kota, sudah selesai. Lalu kalian akan konser dimana persisnya?.” Ian
117 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tapi sebelum yang lain membalas ucapannya, aku menyela, “Bisa kalau kau yang
menentukan itu?.”
“Ya. Benar, Kau.”sahut Matt. “Kupikir lebih baik seperti ini : kau yang
Pelan, Ian coba memahami saran Matt barusan. Masih dengan wajah yang
Baik, bagus. Aku rasa setelah ini tidak perlu ada pertemuan lagi selain untuk
memastikan tentang konsernya. Aku dan bandku dengan detail penampilan kami,
dan Ian dengan perizinan dan tempatnya. Sejenak aku berpikir, untung saja Ian
“Ya, jadi sudah jelas semuanya.” Matt berkata lagi. Lalu dia mengambil kertas
HVS dan menuliskan list persiapan secara garis besarnya. “Kota sudah…detail,
Amber dan bandnya yang mengurus, perizinan dan tempat konser, Ian.” Matt
“Apa gunanya kau punya kru, Ian?.” Fredy menimpali dengan santai. “Aku
menoleh pada Ian. “Kami akan bereskan detailnya dari mulai lagu, arransement
118 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
musik, kostum, alat musik yang akan digunakan, rincian band cadangan, dan
susunan acara dalam masing-masing konser. Setelah satu bulan, kita bertemu lagi
masing-masing kota.”
“Ya. Tidak usah kembali ke kota-kota itu. Cukup membuat janji, untuk
kepastian kau akan menghubungi mereka lewat e-mail.” Wade menutup rincian
denganku. Bagusnya adalah aku tidak perlu menjelaskan ulang tentang semua ini
pada Ian. Dia pasti sudah bisa mengerti apa yang kami inginkan.
memikirkan hal lain. “Tunggu, bagaimana dengan promosi album baru kalian di
bagaimana?.”
Oh, ya… Aku lupa hal satu itu. Memang setiap keluar album baru kami selalu
melakukan promosi kecil-kecilan di Los Angeles dan mempersiapkan list lagu dan
“Kita tentukan sekarang saja.” Sabio menjawab. “Dan aku pikir, kalau untuk
promosi di Los Angeles, kita bisa menggunakan jadwal talkshow Amber, dan
konser-konser kecil. Hanya sekedar publikasi saja sifatnya, iya kan?.” Dia
Dalam hati, aku membenarkan ucapannya. “Ya aku setuju. Tapi aku rasa jangan
119 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Satu bulan.”putus Matt tak lama. “Kita promo satu bulan dalam jadwal
Satu bulan?. Oke, baiklah. Lagipula itu tidak akan lama… “Tur sudah, promosi
120 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“A CORNER OF THE HEART”
-Chad-
TUR Internasional kesekianku, mungkin. Hari ini, aku dan bandku tiba di
Paradise Island. Kota ini adalah kota ketiga terakhir dalam tur Internasionalku
sebelum Boston dan Kansas. Kami baru akan memulai konsernya besok.
Sementara hari ini, kami akan sibuk menghadiri acara di radio lokal dan
Dalam konser yang berdurasi dua jam ini, aku dan bandku, Neckredback, akan
membawakan sepuluh lagu dari album kelima kami. Dipastikan, semuanya akan
poster itu.
Tak lama kemudian, bus berbelok, masuk ke sebuah auditorium besar : Pasific
Grand Hall. Dari sisiku, Mike : adikku sekaligus bassist dalam band ini,
menyenggolku. “Kira-kira akan berlangsung seperti apa konser kita besok, ya?.”
“Asal jangan salah lirik saja, Chad…”seloroh Daniel, gitaris band ini seraya
lewat sambil memengang sekaleng soda yang sudah kosong. “Paradise Island kota
yang ramah. Dari tahun ke tahun kita selalu konser disini dan semuanya
121 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Dalam diam, aku membenarkan ucapan Daniel barusan. Tapi sebenarnya dibalik
sambutan yang besar itu, aku suka kasihan jika melihat penonton paling depan
terdesak, tertekan ke pagar pembatas. Yah, semoga saja besok malam tidak
begitu….
kami semua. Suara dari Joey, manajer kami. Membalasnya, kami menoleh.
“Jangan ada yang keluar malam ini. Dipastikan, jalan-jalan utamaakan macet
oleh penonton konser.” Dia memberitahu. Yang jadi pertanyaan adalah : Penonton
konser siapa?.
Wilem, drummer band ini, yang baru masuk ke pusara kami, mengomentari
ucapan Joey dengan pertanyaan persis seperti yang kupikirkan. “Siapa?. Kita?.”
selanjutnya.”jawab Joey.
“Kau masih ingat waktu lagu dan albumnya mengalahkan kita di Grammy
panggung. Kita pengecekan suara dan kru dulu, baru setelah itu ke radio Paradise
Island.”
122 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ya, sudah sana.” Wilem mengiyakan, mempersilahkan Joey pergi dari
hadapan kami. Lalu, kami kembali melanjutkan obrolan yang terlanjur mengarah
Kategori Lagu Terbaik Tahun ini diisi oleh Neckredback dengan single
„Someday‟, Amber Lavigne dengan single „Punk Boy‟, Marilyn Mason dengan
single „Love is Shit‟, dan Sum14 dengan single „In Too Deep‟. Pembawa kategori
ini adalah dua orang legendaris dalam dunia musik, yaitu Jeremine – seorang
penyanyi solo pria tahun 80-an, dan Houston – penyanyi wanita yang memenangi
Mendengar nama dan lagu itu, aku mengerenyit dari kursiku dan mengangkat
wajah, melihat seperti apa seorang Amber Lavigne. Sekilas melihatnya, aku
itulah yang aku pikirkan saat itu melihat ukuran badan Amber yang memang
“…percaya atau tidak, dia masih 17 tahun.”kata Joey memberitahu saat itu.
“Tapi aku telah menyaksikan video klip dan mendengarkan lagunya. Aku pikir dia
layak.”
123 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Dibanding band kita, begitu?.” Daniel berceletuk. Tapi celetukannya itu tidak
ditanggapi yang lain karena Amber di atas panggung sana sudah memulai ucapan
terimakasihnya.
“Oh.. ya… Ini sungguh tidak bisa dipercaya. Maksudku, ini penghargaan
pertamaku.” Amber tergelak sejenak. “Kalau ada yang ingin tampar aku, lakukan
saja sekarang.”
Semua audience tergelak oleh ocehan perempuan yang sepuluh tahun lebih muda
dariku itu.
terhadap ucapan terimakasihnya. Tak lama, dia turun dari panggung dan kembali
duduk di kursinya.
“Aku dengar dia baru saja bercerai dengan suaminya.” Ucapan Wilem barusan
berpikir tentang sesuatu. Aku 34, berarti Amber baru 24 tahun… Kenapa dia
“Kenapa?.” Pertanyaan itu terlontar oleh Daniel. “Aku kira dia belum
menikah…”
kurang lebih satu setengah bulan yang lalu.” Wilem menjawab. Namun kami
itu.
124 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Wilem menangkap ekspresi kami yang terkesan meledek dan langsung
memandangi kami balik dengan heran. “Ada yang salah dengan seorang pria yang
“Tidak…” Aku membalas dan berdiri. “Hanya…aneh saja…” “Ayo cek suara.
-Amber-
SATU setengah bulan, dan aku telah berhasil melaksanakan konser promo
albumku di 20 kota. Pagi ini, dari Caracaz, aku berangkat ke Lima. Disana, sesuai
perencanaan awal, aku dan bandku akan ada selama dua hari untuk kemudian
Aires. Setelah itu penjelajahan di Amerika Selatan ke kota terakhir dalam tur
Amerika leg pertamaku, yaitu Belo Horizonte, Brazil. Tur Internasionalku ini
diagendakan baru akan selesai di bulan Februari tahun depan. Lalu dilanjutkan
dengan konser di Jepang pada bulan Maret, dan setelah itu aku bisa berlibur, full
Sepanjang tur yang baru berjalan belum sampai setengahnya ini, aku
menemukan banyak kegilaan, keasyikan, dan kesenangan. Entah saat cek suara,
Satu hal kebetulan yang kutemukan di turku kali ini. Saat tur di Paradise
Island sebulan lalu, ternyata ada juga yang melakukan tur Internasionalnya disana
selain aku. Neckredback, grup band punk-rock asal Hanna Alberta, juga
125 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
melakukan turnya disana. Untung saja tidak bersamaan. Kalau iya, bisa-bisa
Neckredback….
acara di sebuah kamera DSLR. Mengingat setiap detailnya, aku jadi tersenyum
sendiri. Terutama saat melihat foto fansku. Ada yang menangis karena sesak, ada
pula yang tidak peduli tubuhnya terdesak oleh lautan manusia yang lain karena
Dia tersenyum sekilas dan memandangi layar kamera itu. “Merasa perlu ada
Hah?. Dia menanyakan pertanyaan yang sama sekali tidak ada sangkut
“Aku rasa itu bukan pertanyaan tepat.”jawab Wade dalam senyum. “Seperti
yang kau tahu, dia belum mau membuka hati.”selorohnya kemudian, membuatku
nyaris memukulkan kamera DSLR yang sedang aku pegang ini ke kepalanya.
126 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ya. Aku tahu. Sebenarnya kalian sama-sama suka, kan?.”tembak Nick
langsung.
“Ternyata benar?.” Nick malah menimpali lagi dengan bercanda. “Aku akan
“Apa?.”“Katakan saja itu benar, kan?.” Nick tetap dengan intuisinya. “Dan
Mengenyahkan pikiran itu, aku akhirnya melangkah keluar dari ruangan ini tanpa
“Oke, terserah, ya?. Berarti itu benar!.” Nick menyahut dari dalam. Kalau saja
***
“Baiklah, aku buka wawancara di LimaoFM, 102,3 radio musik masa kini.
sore ini. Aku sendiri telah ada dihadapannya untuk siap diwawancara. Kali ini,
aku tidak bersama bandku. Mereka sedang cek suara di tempat konser : Explanada
del Monumental.
“Kembali lagi bersamaku, Hernanes. Seperti yang aku janjikan kemarin, akan
ada tamu istimewa dalam siaranku kali ini. Mari kita sambut, Amber Lavigne!..”
127 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Oke, Amber. Selamat datang.”ucap Hernanes padaku. “Kita akan bercuap-
cuap disini selama dua jam ke depan. Kenapa lama?. Karena akan ada sesi
istimewa dalam siaranku kali ini. Satu jam untuk tanya jawab antara kau dan
penggemar, dan satu jamnya lagi, baru denganku.” Dia menjelaskan alur
“Oke. Ayo kita mulai saja.” Aku setuju pada penjelasan Hernanes.
“Baik. Kalian dengar sendiri Amber telah setuju. Aku membuka line telepon ke
radio ini mulai sekarang. Kalian bisa menghubungi kami di nomor 3628291921.
menyambut. Dan kutebak, dia akan berucap sama sepanjang satu jam ini pada
penelepon di siarannya….
“Mm, ya, halo juga…” Sebuah suara, perempuan, menjawab. “Aku mau
Aku pun langsung berucap, membalas ucapan terpotongnya tadi. “Amber Lavigne
Tiba-tiba suara itu berteriak senang. “Amber!.” Dia berseru. “Selamat datang
“Terimakasih, Irana. Aku sangat senang bisa konser di kota ini lagi.”jawabku
sambil tersenyum.
128 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Aku ingin tahu mengenai sesuatu…”kata Irana. Suaranya memelan, tidak
seperti tadi.
“Apa itu?.”
suasananya. Kau akan iri dengan temanya, yang pasti. Begitu putih.”
Tertawaan rendah terdengar dari Irana. “Seandainya orang biasa diundang, Am..”
“Heh, ya. Benar juga.”balasku seraya tertawa. “Semuanya seperti reuniku dan
“Kau tahu apa itu…”balasku renyah, “Tapi semuanya menjadi jelas pada
malam itu.”
Lalu tak lama, sekitar di lima menit selanjutnya, Irana menanyakan soal
album, tur, single, intinya seputaran dunia musik. Setelah itu, sesinya selesai,
-Chad-
Banyak yang bisa kulakukan setelah menyelesaikan turku. Tepat kemarin lusa aku
tiba di rumah dan hari ini, aku akan membereskan rumahku. Semuanya terlihat
129 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
baik-baik saja, rapi. Namun berdebu. Diam-diam aku menggerutu sendiri
Akhirnya hal pertama yang kulakukan adalah menyalakan televise, lalu barulah
Satu jam berlalu. Semuanya sudah terlihat lebih bersih. Debu di lantai hilang
karena sudah disapu, dipel, debu yang di perkakas rumah juga hilang dengan
Teve masih menyala, dan memang tidak kumatikan sejak tadi. Channel BBC
tayangan ulang turAmber Lavigne di Lima. Tur „The Goin Away‟. Saat ini
“…ya, terakhir kali aku kesini di konser amal. Itu pun sudah dua tahun yang
lalu. Jadi aku pikir, Lima kota yang tepat untuk jadi pilihan dalam turku. Aku
sejenak dan melirik Amber dengan ragu, “Hm, aku tidak yakin akan menanyakan
ini, tapi pertanyaan ini termasuk salah satu pertanyaan terfavorit di polling
website kami.”
130 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Tanyakan saja.”kata Amber membalas, masih santai. Tapi sangat jelas
“Oke…” “Ini pertanyaan dari Nicole dan disukai oleh 70 persen pemilih daftar
lagi?. Yah, seperti yang kita semua tahu, mantan suamimu sudah menikah lagi.
Amber tidak mau menjawab pertanyaan yang sebenarnya kelewat pribadi itu. Aku
pihak radio membiarkan pertanyaan sepribadi itu diungkapkan?. Tapi aku tetap
Ketika aku memotong ayam filet, Amber berucap dari layar sana, menjawab
pertanyaan yang diutarakan Hernanes, “Hm… jujur saja, aku belum berpikir
mengenai itu. Aku masih fokus ke karir. Sekarang pun tur saja belum
kuselesaikan…–”
menunggu. Bukannya mencari.” “Karena, kau tahu?, apa yang terjadi pada masa
lalu – apalagi hal indah – sulit dilupakan. Aku masih butuh waktu untuk itu.
131 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Semuanya tidak semudah yang kau kira. Kau bisa menerkanya lewat lagu-lagu di
tawanya mereda, dia baru berucap lagi. “Apa usaha yang kau ingin dan sudah
lakukan untuk – kau tahu – melupakan semua hal indah itu?.” Dia memberikan
terpikir satu hal lain, sebenarnya. Yaitu membuat sebuah badan amal. Tapi belum
Hernanes berseloroh. Dia mengambil posisi santai dan melipat tangan di dada.
“Dalam album ini, Am, apakah ada sebuah lagu khusus yang kau persembahkan
132 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
There was so many moments, that we belong each other
Lalu, selesai. Jujur, saat dia mulai menyanyikan lagu itu, aku memasang ekspresi
“Verse.” Amber menjawab. Sesaat, ekspresinya tidak bisa bohong bahwa dia
sudah tidak konsentrasi lagi pada siaran ini setelah menyanyikan lagu itu.
lagu itu di konser nanti. Terimakasih Amber atas waktunya. Semoga sukses
menyelesaikan turnya, promo, dan kegiatanmu yang lain. Selamat atas musikmu,
karirmu, dan semuanya.” Tak lama dari itu, dia memberikan ucapan penutup…
“Ya. Sama-sama.” “Aku harap Lima tidak bosan selalu dikunjungiku dalam
Dan kemudian, acara itu berganti menjadi liputan konser The Goin Away
Tour. Setelah makanan siap, aku ke ruang teve, makan disana dan mengganti
channel BBC Music ke berita. Sejenak, aku berpikir. Menggelayut rasa penasaran
dan tidak percaya tentang sosok dan kepribadian seorang Amber Lavigne. Dalam
hatiku terbesit, kalau sampai dia menawariku kesempatan untuk kerjasama, aku
tidak akan melewatkannya. Bukan bermaksud apa-apa. Hanya aku ingin tahu ;
133 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Mengenyahkan pikiran itu, aku memulai makanku dan tidak memedulikan lagi
-Amber-
Hari terakhir tur internasionalku. Hari ini aku akan berada di sebuah gedung serba
guna untuk menggelar konser kecil sambil jumpa fans juga. Lalu setelah itu
Sama seperti konser besarnya, konser ini dihadiri penggemar yang mempunyai
tiket. Tapi jumlahnya dibatasi karena ketersediaan tempat. Tempat serbaguna ini
adalah sebuah hall olahraga kota Kuala Lumpur dan gedung ini hanya bisa
Setelah tadi siang berlatih, malam ini, pukul 6, aku memulai penampilanku
dan membukanya dengan lagu pertamaku : Punk Boy. Konser kecil dan jumpa
Seperti biasa, semua orang menyanyikan laguku dengan kompak. Dan saat
aku tiba di lagu pamukas, yaitu „Wish We Like The Last‟ dan „Goodbye‟, mereka
ini yang tadinya sedih dan penuh pengandaian, menjadi tenang, damai. Aku ikut
menandatanganinya lima belas menit lagi disini.”kataku setelah lagu keempat dari
134 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
terakhir dinyanyikan. Mereka cepat mengeluarkan benda yang bertemakan aku.
Entah itu poster, cover cd, album, atau baju yang bersablon aku. Lalu tak lama
setelah itu, kulanjutkan penampilanku ke lagu ketiga terakhir. Tinggal tiga lagu
benda yang mereka bawa satu per satu dengan sabar dan sembari mengajak
mereka mengobrol sejenak. Dari mulai menanyakan tentang nama, umur, sejak
kapan mulai menyukai laguku, dan yang lainnya. Dan jawaban mereka
Tiba di sepuluh orang terakhir. Bandku dan Matt yang duduk di sisiku nyaris
menghela nafas bersamaan denganku karena tahu sebentar lagi semuanya akan
Satu persatu kutanda tangani dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Tapi
Entahlah….
Ketika giliran orang itu tiba, aku terhenyak memandangnya. Harusnya dia
yang ada di urutan pertama, bukannya terakhir dari 500 orang normal yang ada
disini….
135 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Menanggapi ucapannya, aku mengangguk paham dan menandatangani poster, lalu
“Rosa.” Perempuan bernama Rosa itu menjawab dengan manis. “Dan ini…”
tunanganku.”
ada di belakangnya itu, aku tertarik untuk menyambung obrolan kami dengan
mereka berdua, membuat jam pulang kami akan lebih lama dari biasanya.
kemudian.
obrolan kami.
Aidan tertawa sejenak menjawab ucapan Wade. Lalu dia pun membalas, “Rosa
selalu ingin bersikap dan diperlakukan selayaknya manusia normal. Dia tidak
Kuala Lumpur. Kalau tidak, kau sepertinya harus lihat apa yang terjadi di yayasan
terbentuk kegiatan yang Rosa lakukan disana bersama teman-temannya yang lain.
136 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Penderita kekurangan fisik berprestasi.”jawab Rosa. “Bahkan anak
adalah yayasan tempat Rosa ditampung, adalah salah besar. Rosa justru menjadi
pengajar disana kepada sesama penderita kekurangan fisik. Sekali lagi, aku
bingung harus membalas apa. Hanya memandangi Rosa dengan pandangan yang
berubah takjub.
dengan pertanyaan ke hal yang lebih ringan. Yaitu soal Rosa dan Aidan lalu apa
Dari sisiku, Sabio memajukan tubuhnya, ikut tertarik dengan sesi jumpa fans
tersenyum.
“Kalau kalian punya cukup waktu…” Rosa menyahut dengan santai. “Dan
kebetulan juga, kami harus segera pulang karena sebentar lagi orangtua kami
137 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Sama-sama.” Rosa membalas. “Terimakasih juga untuk obrolannya, Amber
dan semuanya.”
***
Penerbangan kesekianku dari tempat tur menuju rumah. Tapi kali ini, ada
perasaan lain yang menyisip dalam benakku selain euporia kota Kuala Lumpur :
yaitu tentang perencanaan pembuatan badan amal yang nantinya akan bernama
„The Amber Lavigne Foundation‟. Setelah melihat Rosa dan apa yang dia lakukan
dalam hidupnya juga hidup orang lain, aku jadi tergerak untuk berbuat lebih
berembun itu.
“Kau memikirkan sesuatu?.” Matt berkata dari sisiku. Dia sendiri baru saja
Sesaat aku mengesah kemudian menoleh padanya, “Aku ingin membuat badan
amal.”
Begitu mendengar balasanku, Matt mendengus sabar. Aku langsung tahu dia tidak
bisa janji akan mendukungku penuh dalam bidang ini. “Amber…” Benar…
“Kak.” Aku memotong ucapannya. “Ini bukan badan amal yang bersifat
“Kau akan sibuk, Amber.”sela Matt. “Aku hanya takut, nanti, kau tidak bisa
menjanjikan sesuatu yang lebih pada mereka.” Dia memberikan alasan yang
138 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
cukup wajar dan pantas ditakutkan. Tapi tetap saja, tidak terlalu pengaruh
bagiku….
Aku menepuk pahanya, akan beranjak dari Matt. “Siapkan saja nama mitraku, dan
aku akan mengurus semuanya.” Lalu, aku pun pergi dari sisi Matt, meninggalkan
keinginanku barusan.
Sekian jam kemudian, aku telah berada di dalam mobil dan menuju ke rumah.
Angeles untuk beraktivitas lagi di besok hari adalah hal yang sedang aku lakukan
saat ini. Setibanya di rumah pun, tanpa menunggu persetujuan dari Matt, aku
masuk ke kamarku dan tidur. Besok, aku akan beristirahat dua hari untuk
Kemudian, aku terlarut dalam pikiran itu, mengantarku hingga terlelap dalam
lelah.
***
“Am…” Sebuah suara berbisik di telingaku. Suara yang asing. Bukan Matt.
Karena itu, aku mengerenyit dan mengangkat wajahku sepenuhnya dari atas
Melihat siapa yang menyapaku, aku menghela nafas dan tersenyum tanggung.
“Hai…” Wade.
139 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Hai.” Dia membalas. Sekilas, aku meliriknya dari atas sampai bawah. Dia
sudah rapi, memakai baju santai dan yang aku tahu dari suasana sekitar adalah
bahwa ini sudah pagi. Aku tertidur semalaman karena lelah. “Matt menyuruhku
“Matt ada urusan sebentar ke Philadelphia. Dia bilang kembali dari sana
paling telat nanti siang. Kebetulan juga aku ingin mengajakmu jalan-jalan
seharian ini untuk merayakan kesuksesan tur kita. Jadi bagusnya, kita tidak akan
diganggu oleh Matt.” Wade menjelaskan dengan sabar apa yang telah terjadi,
menjauh karena aku semakin tidak fokus, masih mengantuk. Tanpa bisa ditahan,
Tangan Wade menutup mulutku, aku sadar itu. Tapi membuatku membanting
kembali.
“Wade…” Aku balas mengeluh ketika dia melakukan itu. Tapi mau tidak
mau, mataku menjadi terbuka juga. Di hadapanku Wade masih dengan ekspresi
“Mandi, dan kita keluar.” Dia memberi perintah. Mau tidak mau, aku menurut
dan melakukan itu setelah dia memutuskan untuk menungguku siap di ruang tamu
sana.
140 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Kami mengambil tempat sarapan pagi di BalfordStreet, sebelah utara rumah
Matt. Restoran GuineMeal ada sekitar seratus meter dari ujung jalan itu dan kami
“…kami pesan dua telur goreng, dua bacon, dua gelas susu putih, dan dua
gelas air putih.”kata Wade, menyebutkan pesanan kami kepada pelayan. Kami
sendiri begitu masuk langsung mengambil tempat paling pojok dari restoran itu.
Setelah Wade dan aku sama-sama mengiyakan, sosok itu pergi dari hadapan kami,
Beberapa saat setelah itu, makanan datang dan semua tatap mata yang tadinya
heran pada kami, jadi berubah seperti biasa dan kami bisa memulai makan.
wajar itu, aku mengangkat bahu dan berusaha menyibukan diri dengan
di kamarku setengah jam yang lalu yang mengatakan dia ingin membawaku jalan-
“Katamu kita akan berjalan-jalan?.” Pertanyaan itu akhirnya terlontar juga dari
mulutku.
141 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Berjalan-jalan ke masa lalu.”jawab Wade langsung. “Ada beberapa hal yang
yang awalnya sudah bagus ini menjadi sebuah perang dingin yang memuakkan.
Aku memutuskan tidak membahas lagi apa yang sebenarnya Wade maksudkan
pada berjalan-jalan ke masa lalu. Walau aku sudah tahu apa yang akan dia bahas,
yang kulakukan hanyalah diam dan menunggu kalimat demi kalimat keluar
darinya.
Sesuai ucapannya, Wade memesan dua gelas cappucinno untuk kami dan mulai
“Sudah lama aku ingin membahas ini.”kata Wade pelan. “Kau harus
Dalam hati, aku tidak bisa jamin itu akan terdengar seperti seharusnya. Biasanya,
dalam pembicaraan mengenai hal itu sebelum ini, tidak pernah terdengar seperti
“Mungkin pertanyaanku sama seperti Matt dan kau nyaris bosan mendengar
tentang itu. Tapi, jawab dengan jujur : sebenarnya sudah sejauh dan sedalam apa
142 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
otak kananku adalah pertanyaan klise. Dia memundurkan tubuhnya seusai
Akhirnya, setelah satu tarikan nafas yang cukup dalam, aku menjawab. “Tidak
“Bahkan walau kau tahu dia sudah tak sama lagi?.”semprot Wade. Tiba-tiba
Sedetik hingga beberapa saat kemudian, aku diam, tidak bisa menjawab
timpalannya yang tiba-tiba itu. Yang aku bisa lakukan hanyalah balas
memandangnya dan lalu barulah aku memalingkan wajah. “Kau sudah berjanji
pada janji yang terucap nyaris setahun yang lalu itu, membuat Wade menghela
nafas panjang.
keras tidak menoleh kepada Wade karena dipastikan, tatapannya barusan masih
“Amber.”
“Aku bisa menjadi seseorang yang lebih baik untukmu daripada dia. Beri aku
kesempatan.”
Ketika mendengar dua kalimat itu keluar dari Wade, aku menoleh dan
semua kenyataan bahwa aku masih tidak bisa melupakan Darren?.” Aku bertanya
143 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Wade menyeruput cappucinnonya dan melipat tangan di dada, “Rasanya aku
sudah tidak peduli dengan itu.” “Aku sudah cukup muak menyimpan semuanya
dari keinginan Wade untuk berjalan-jalan ke masa lalu kali ini. Saat aku mengerti
padaku.
“Kau tidak perlu bersikap seperti ini.”sungutku kesal. Lama-lama dia sama
ngetukan jari telunjukku ke meja dan berucap, “Kita berdua sama-sama nyaman
dengan semua ini. Hanya seorang teman. Tidakkah itu cukup untukmu?.”
Wade menggeleng pelan. Dia palingkan wajahnya dariku, menatap jendela dalam
diam.
perdebatan ini, kami berdua sama-sama terdiam dan tidak tahu bagaimana caranya
Aku menyelesaikan dulu kopiku yang sudah terlanjur dingin, barulah membalas
144 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
sesederhana yang terucap. Maaf tadi adalah maaf atas segalanya. Maaf bahwa aku
tidak bisa menerimanya dalam hubungan yang lebih dari seorang teman, maaf
karena telah membuatnya menanti cukup lama, dan maaf karena telah
Tak lama, sebuah suara mencairkan suasana itu. Ponselku. Pesan singkat.
Am, mitramu untuk The Amber Lavigne Foundation adalah Western Seals.
Aku sudah dapat rincian yang kau perlukan dari mereka. Sekarang aku dalam
***
145 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“THE AMBER LAVIGNE FOUNDATION”
-Amber-
Aku telah tiba di Western Seals dan sedang menunggu semuanya siap dari pihak
yayasan. Kemudian setelah Barn – pemilik yayasan ini – keluar dari ruangan
mereka masing-masing.”
Oh?. Aku sebenarnya tidak terlalu terkejut dengan itu. Tapi terlintas
dipikiranku apa yang akan terjadi nantinya. Itu pasti akan merepotkan mereka.
mereka….
Akhirnya setelah sekilas tertegun, aku mengikuti Barn berkeliling gedung ini,
menyusuri kelas demi kelas yang ada disini sembari mendengarkan apa yang Barn
jelaskan tentang Yayasan ini. Yayasan yang dipimpinnya sekarang ini adalah
sebuah yayasan penyandang cacat fisik dan mental. Dari mulai tuna netra, sampai
autis, ada disini. Tapi satu yang terpenting dari penjelasan Barn, bahwa mereka
masih punya semangat hidup dan cita-cita yang patut untuk dipertahankan dan
diperjuangkan. Aku sangat yakin bahwa di dalam sini, banyak sekali bakat-bakat
146 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Setelah setengah jam berkeliling, Barn dan aku akhirnya mulai menyapa anak-
anak itu dari kelas ke kelas – kalau tadi hanya lewat dan menjelajah ke
seluruhannya. Begitu masuk ke kelas pertama, aku mendapat sambutan yang luar
biasa. Saat Barn selesai berkata sepotong prolog untuk mereka dan memberitahu
bahwa Amber ada di luar dan akan masuk ke kelas mereka, semua anak yang ada
di dalam sana langsung berseru „Selamat datang, Amber!‟, ketika aku masuk.
“Oh, di ruanganku ada gitar.” Guru kelas ini menyela kami. “Sebentar, aku
Barn kembali lagi ke anak-anak itu. “Kawan-kawan, aku tinggalkan Amber disini.
Perlakukan dia dengan sopan, ya?.” Dia berpesan dengan nada yang tenang dan
lembut.
Sementara itu, anak-anak yang ada di hadapannya menjawab, “Ya, Pak!.” Dan
“Aku tinggal dulu, Am.” Barn tersenyum ketika aku membalas mengangguk.
Oke…berarti ini bagianku. Aku berpikir sejenak apa yang akan kulakukan
rungu dan tuna wicara dengan mengibaskan tanganku. Setelah mereka berkumpul
melingkar. Tak lama setelah formasi itu terbentuk, guru mereka kembali dari
147 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Oh, bagus.”kataku sambil tersenyum, memandang gitar itu. Lalu aku kembali
mereka.
Aku tertegun menyadari dua hal dibalik ucapan anak itu – secara langsung dan
tidak – bahwa anak ini memiliki antusiasme yang tinggi terhadap hal baru, atau
paling tidak, di setiap hal yang dia lakukan. Terbukti dengan cerianya dia hari ini.
senyum.
“Ya!.”
***
Selesai sudah kunjunganku hari ini ke Western Seals. Aku memandangi semuanya
dari dalam mobil yang kacanya dibiarkan terbuka. Semua anakdidik Barn telah
Banyak hal yang aku dapat dari kunjunganku hari ini. Selain terjalinnya
148 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
oleh Western Seals, aku juga mendapatkan teman baru. Ada Madison, Beth, Pablo
– anak yang tadi mengusulkan lagu „Best Years‟ kepadaku, lalu ada Vanez, anak
Afrika-Asia, yang mempunyai suara emas. Perjumpaanku dengan mereka hari ini
sungguh luar biasa. Mereka membuatku kembali bersyukur dengan apapun yang
Sekian menit kemudian, aku sudah ada di belokan terakhir menuju rumah.
Tapi ketika sampai di depan rumah, dahiku mengerut. Ada mobil di belakang
mobil Matt yang terparkir di garasi. Setelah kulihat lagi, itu mobil Wade.
Dengan sama sekali tidak peduli dengan apa yang akan terjadi setelah aku
ponselmu.”
Mendengar selaannya, otakku memproses, dan langsung terhenyak saat itu juga
karena tahu Wade atau Matt pasti sudah berkali-kali menghubungiku. “Ya…”
149 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Temaram malam cahaya bulan yang terserap ke dasar kolam menciptakan
suasana hangat diantara kami. Meski masih diam, tarikan nafas teratur milikku
Namun tak lama, Wade berbalik kepadaku, menatapku ragu. “Aku takut kau
sama pelannya dengan gumamannya tadi. Dia merasa bersalah atas pembicaraan
tersenyum dan tertegun memandangiku. Seandainya dia tahu, aku sedang mencari
sesuatu dalam matanya, yang baru saja aku pikirkan dalam kepalaku, yaitu
tentang tentang bagaimana caranya berpindah hati ke orang yang lebih baik. Atau
Sepanjang perjalanan tadi, aku memikirkan itu. Aku mulai menyadari, ada
sebersit rasa sepi dalam hatiku jika senyum, tawa, dan candanya itu tidak
menghiasi hariku lagi. Ketika Pablo meminta lagu „Best Year‟ ciptaanku dan
Wade, aku langsung teringat pada pria itu. Ada celah kecil dalam diriku yang
tidak?. Aku dan dia selalu menyenangkan jika bersama. Dia bisa dan biasa
melakukan apa saja untukku, dan sebaliknya. Sebenarnya yang aku rasakan saat
150 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
ini adalah lebih kepada bagaimana caranya mencari kata-kata yang tepat untuk
Tak lama setelah tatapan itu, aku menemukannya. “Bagaimana kalau kita
mencobanya?.”
penasaran.
memandangiku dengan tidak yakin. Tapi tak lama kemudian, sorot matanya
“Tunggu… Aku datang kesini untuk minta maaf atas pembicaraan kita waktu
“Yah, mungkin fakta sahabat jadi cinta itu ada benarnya juga. Kecuali kalau
kau terlalu takut untuk melanjutkan hubungan dengan seorang janda…” Aku
mengecil, namun tetap tenang. “Am…” Helaan nafas terdengar darinya, membuat
151 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
ekspresi senangku menjadi berubah juga. “Kau yakin?. Kau masih mencintainya.”
“Kenapa tidak kita coba saja dulu?.” Aku bertanya balik kepadanya. “Kalau
-Darren-
BARU saja aku menyelesaikan demo musik yang akan kukiriman ke calon label
sebentar, bermaksud untuk membuat kopi untuk menikmati info musik hari ini.
Tapi sebelum sempat aku mengambil gelas dari dapur, berita pertama yang keluar
Ketika kulihat apa isi beritanya, aku mengesah. Sebagian dariku lega karena
dia telah menemukan orang yang tepat untuknya, yang ternyata temanku
sendiridan sebagian lagi, terhenyak, karena melihat betapa cocoknya mereka saat
Western Seals. Bagiku, itu bukti bahwa masih terselip rasa rindu pada Amber.
“…ya..ya… itu benar. Tapi belum lama. Baru sekitar seminggu lalu.”kata
152 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Terdengar ucapan selamat yang bersahutan dari media. Amber dan Wade hanya
beberapa wartawan lain mulai berganti topik kepada konser Amber di salah satu
“…lusa kami berangkat kesana. Tentu saja bersama yang lainnya. Untuk
Mereka berdua pergi setelah pamit dari hadapan kamera untuk pulang.
“Oh…Darren. Ada apa?.” Nada berucap Wade berubah mencelos setelah tahu
“Selamat untuk kalian berdua.”kataku kaku. Dengan pelan, aku memilin senar
gitarku yang sedang di stem. “Senang mengetahui Amber telah menemukan orang
yang tepat.”
Di seberang, Wade tergelak halus. Tak ada nada jijik darinya ketika membalas
untuk bersama, kau akan terasa lebih tepat dibanding aku, Darren.”
153 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Panjang.”kata Wade renyah. “Tapi yang jelas, saat ini kami hanya mencari
kecocokan. Tidak lebih.” Dia melanjutkan dengan nada yang masih sama.
Meski aku penasaran akan sesuatu di balik ucapannya itu, aku tergelak samar,
bahagia.”
“Terimakasih.”
ke masa itu. Saat aku baru saja menyatakan perasaanku pada Amber di tengah
tertulis kata „aku mencintaimu‟, tepat diatas bunga-bunga yang indah itu.
sebuah lagu romantis ke telinganya. Aku bisa melihat, dia tersenyum, tersipu
Amber mengangguk membalasnya. Tepat setelah aku membuka penutup mata itu,
154 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ya.” Aku menyela bagiannya sambil menyondongkan wajahku kepadanya.
Sekilas, aku mengecup dahinya. “Setidaknya, semua yang kurasakan sekarang ini,
Setelah merasa cukup dengan pernyataan cinta itu, aku menjauhkan diri,
tubuhku, mencurahkan semua yang kami rasakan selama dua tahun kedekatan
kami.
Kenyataan bahwa 6 tahun setelah momen itu, aku berada disini, dan hidup dengan
Aku pun beranjak, meninggalkan semua kenangan itu, dan bertekad untuk
mulai menjalani dengan sungguh-sungguh hidup yang kupunya, yang tak lagi
-Amber-
NAGOYA adalah tempat yang luar biasa. Kedatanganku dan bandku disambut
dengan luar biasa disana. Dari mulai hotel, sampai tempat konser, poster konserku
terbentang dengan tulisan bahasa Jepang yang kutahu dari beberapa teman
Saudara Amber!‟. Aku tidak tahu pasti maksud kalimat itu apa, yang jelas lucu
saja bila diucapkan oleh orang dari benua Amerika atau Eropa.
155 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Begitupun saat malam ini, konserku berjalan lancar di Nagoya Stadium.
Aku tiba di lagu ketiga. Di list konserku, lagu yang akan kumainkan adalah
menit kemudian, lagu itu selesai dinyanyikan. Ketika hendak beristirahat sejenak
Beberapa diantara lautan manusia itu menyebutkan lagu „Future‟ dari album
pertamaku, ada juga yang meminta „Goodbye‟, „Goin Away‟, dan „Happiest
Ending‟. Kutampung dulu semua usulan yang kudengar sambil mengatur nafas.
menetralkan suasana, aku memutuskan untuk lanjut lagi, mengulangi chorus „Best
“Wade, mainkan!.”
Wade menuruti permintaanku dan memainkan intro untuk menuju baris itu. Dan
aku pun menyanyi, hanya diiringi dengan gitar sembari mengajak mereka
Aku mengakhiri lagu itu dengan senyum, lalu hendak berbalik. Tapi Wade
156 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Seperti sebelumnya, aku tidak bisa menahan senyumku. Perlahan aku
lagi. Wade dan yang lainnya menyusulku ke ruang di balik panggung untuk
Tertawaan Ian menyambut kami di ruangan artis. Kuduga dia sudah tahu apa
membuat tiket konser kalian hari ini terjual habis dalam waktu kurang dari satu
jam…”
“Kita punya faktor X-nya…” Nick menimpali dengan santai. “Lagu apa
Fredy menenggak sebotol air mineral, kemudian berbicara. “Future, Punk Boy…
Terserah Amber.”
padaku.
ketika dia hendak berucap lagi, tertahan oleh suara panggilan dari ponselnya. Ian
sebelum aku tahu kelanjutannya, aku sudah keburu teralihkan dengan list pilihan
157 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“..nah, ada empat. Tapi kupikir lebih baik „Goin Away‟.”kata Nick
mengusulkan.
Aku mengangguk sekali, menyetujui usul Wade tersebut. “Ya. Ini masih awal
juga, aku pikir. „Future‟ akan membuat mereka dingin, paling tidak.” Sejenak, aku
“Kutub?.” Fredy berseloroh. “Lebih baik „Punk Boy‟ saja. Buat mereka
meloncat-loncat dulu.”
Tapi ketika intuisi lain mulai terdengar lebih deras, aku teralihkan pada gestur Ian
di ujung ruangan sana. Dahiku mengerut melihat gestur aneh itu. Ian terlihat
sana. Sejenak, aku merasakan hal buruk telah terjadi di balik ekspresi sedihnya
barusan.
Tak lama kemudian, Ian menutup sambungannya. Dia kembali ke pusara kami
dan sesaat tampak ragu untuk mulai bicara. Melihat keanehan pada ekspresi Ian,
“Ada apa?.”
Perhatian semuanya jadi terfokus ke apa yang akan Ian ucapkan sebagai jawaban.
158 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku mengerenyit mendengar nada memelas itu. Tapi tak ayal, itu membuatku
menurut. Aku mengikuti Ian, menjauh dari mereka. Ketika kami berhenti di
tempat yang sama dengan tempat Ian mengangkat telepon, tadi, dia langsung
“Dia bilang, Matt kritis.” Ian berkata lagi, kali ini dengan kalimat yang
membuatku tertegun. Matt kritis?. Kenapa?. Seketika aku tidak bisa memikirkan
Tapi aku tidak bisa membalas apapun selain terdiam, memalingkan wajah
darinya, dan sedetik berikutnya, air mataku mulai turun satu-satu. Tak sanggup
menahan semuanya, akhirnya aku jatuh terduduk di hadapan Ian, membuat Wade,
Nick, Sabio, dan Fredy menoleh ke arah kami. Kemudian, langkah-langkah kaki
lima menit lebih lama dari waktu awal, akhirnya aku keluar, kembali ke
159 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
panggung. Lautan manusia itu menyambutku dengan tepuk tangan yang meriah.
Meski begitu, aku masih tidak bisa fokus. Pikiranku sepenuhnya tertuju pada
Matt.
Aku menelepon Michelle langsung tadi, dari ponsel Ian. Matt kritis karena
kehabisan darah. Tak ada suara dari ayah dan ibu disana. Hanya Michelle dan
tangisannya yang bisa kudengar, membuatku ingin cepat pulang ke Los Angeles
Di atas panggung, aku mengambil gitarku. Masih terasa gamang. Riuh yang
menatap mereka semua. Kosong, masih tidak bisa memikirkan apapun. Konsep
tentang konser ini yang terbangun sesaat tadi, langsung runtuh begitu saja.
Akhirnya, dari pilihan awal lagu „Punk Boy‟, aku membelot, jadi memilih
lagu „Future‟.
Beberapa saat kemudian, sinar-sinar putih dan kuning mulai bermunculan dari
mereka, membuat semuanya terasa indah. Dalam diam, aku tersenyum, getir.
Namun aku memulai lagunya juga dengan tiga kali petikan nada F minor dariku.
Sesaat kemudian, masih di intro, Wade mengisi nada itu, membuatku melepas
“Ya, sebelum kita memulai lagu ini, aku minta kebesaran hati kalian untuk…”
Saat aku ingin melanjutkan ucapanku, air mataku kembali turun satu-satu. Tak
160 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
sanggup menahan sesak yang kembali muncul. Musik tetap berlanjut, menjadi
kecelakaan.”
Setelah satu tarikan nafas berat, aku kembali melanjutkan ucapan pembuka ini.
“…berdo‟a, mulai.”
Sejenak, suasana dari mereka menjadi sunyi sama sekali. Hanya musik yang
tetap mengalun dalam tempo lambat, namun tak ada suara dari mereka. Setelah
merasa cukup, aku kembali menegakan kepalaku dan mengusap air mataku.
“..selesai.”
***
Michelle bilang, Matt dirawat disini. Setibanya di Arist untuk menaruh barang-
barangku : seperti konsep musik, kertas partitur, dan coretan tidak penting, aku
langsung ke rumah sakit, sendiri. Matt sudah dipindah dari ruang ICU ke kamar
biasa.
Saat aku tiba di depan kamarnya; kamar 203, semuanya terlihat sepi. Hanya
lemah, tubuhnya masih tergolek, diinfus, diperban di kepala dan digips di kaki.
161 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Duduklah.” Matt berkata karena aku masih mematung di pintu.
Tanpa mau tahu lebih lagi mengenai itu, aku memandangi tubuhnya. Seketika
Ternyata perasaan itu dapat terbaca jelas oleh Matt. Dia tersenyum memaklumi
dan mengelus tanganku sekilas. “Kau sedang menyenangkan orang lain. Tak apa.
menghindar.”katanya pelan.
kecelakaannya, aku buat obrolan kami jadi ke arah sana. “Jadi, bagaimana
ceritanya?.”
Oh?. Kalau dari depan, arah kanan, seharusnya dia tidak akan separah ini…
“…Oleh minibus yang menyalip truk tronton. Lalu karena kecepatan minibus
bangkainya sudah dibuang ke tempat plat rongsokan. Terkait dengan tabrakan ini,
162 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
sendiri-sendiri. Semuanya setuju. Tidak ada penuntutan.” Matt melanjutkan
Aku diam. Tidak ada lagi suara dariku selain tanganku berubah memeluk
“Aku janji tidak akan ceroboh lagi..”kata Matt menenangkanku, walau dengan
masih disini.”
kamar ini.
***
Detik, menit, jam, hari, bulan, berlalu. Aku terjebak dalam kesibukan mengurus
Matt bersama Michelle, baik ketika masih di rumah sakit dan saat sudah
merawat Matt di rumah – kebetulan Matt sengaja ditempatkan di Ontario saja biar
Michelle dan ayah-ibu kami lebih mudah mengurusnya – tapi bukan berarti aku
lepas tangan dari perkembangan Matt. Saat aku tidak ada pekerjaan, aku
Kami sengaja tidak mengambil jasa dokter atau perawat pribadi untuk Matt
karena dokter yang merawatnya di rumah sakit bilang, penyembuhan fisik dan
traumatis Matt dari kecelakaan itu akan lebih cepat ketika keluarga selalu ada di
163 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tanpa terasa, sudah bulan keenam dari terapi penyembuhan Matt. Dia sudah
bisa berjalan sediri, meski dengan menggunakan kruk satu tangan, dan sudah
mulai bisa melakukan semuanya tanpa bantuan kami, membuat Michelle dan aku
terpengaruh pikiran tentang kondisi Matt. Dia sudah bisa ditinggal selama
beberapa hari dan tidak terjadi apa-apa. Bahkan di suatu malam, saat beberapa
hari setelah dia pulang ke Los Angeles, Matt mengungkapkan bahwa dia ingin
Yah, memang, sejak kecelakaan itu, aku hanya ditemani oleh bandku dan Ian
Sama‟ bersama Western Seals. Dan aku bersyukur akan itu. Meski begitu, bulan-
Memasuki bulan kedelapan, Matt sudah merengek ingin ikut aku seperti dulu
lagi, menambal kembali pekerjaannya yang terbengkalai. Dan akhirnya ketika aku
akan menghadiri acara Winfresh Show, aku mengajaknya juga. Masih dengan
tangan yang memegang kruk, dia mulai bercengkrama lagi dengan jadwal-
“…Winfresh Show dari jam 2 sampai jam 4…” Gumaman Matt tentang
164 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku tidak membalas gumaman itu dan sibuk merapikan diri karena 15 menit lagi
Sebagai balasan, terdengar suara persetujuan dari Matt. Kemudian dia diam lagi,
Tapi sebelum sempat aku bertanya, Matt sudah keburu berucap. “Ada Wade di
bawah.”
Yang pertama terlintas di pikiranku adalah, mau apa dia kemari?. Dan tanpa
bicara, aku mengikuti Matt, melihat ke arah jendela. Benar saja, Wade ada disana.
bawah. Dia terlihat kasual, namun dengan wajah yang kelewat lelah seperti habis
“Hei..” Aku membuka suara diantara kami, membuat Wade yang berdiri di
kami diam. Aku, menunggunya bicara, dan dia, mungkin sedang mencari kata-
165 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tapi karena tak kunjung terdengar kata darinya, aku menyela, memaksanya
Wade tidak menjawab pertanyaanku langsung dengan kata. Dalam diam, dia
“Terakhir kali, kau ingat apa yang kita setujui bersama?.”balas Wade padaku.
menghadapkan kembali wajah ini padanya. “Bersama ketika ada kecocokan. Dan
aku rasa, kita tidak menemukan itu. Kau punya dunia sendiri yang lebih rumit
Setelah kalimat itu, aku menyadari apa yang dia maksudkan. Sesuatu yang
kami sudah sepakati bersama waktu itu, yang menyebutkan kami akan mencoba
untuk bersama, dan kembali menjadi teman jika tidak ada kecocokan. Wade
Akhirnya, setelah mengerti untuk apa dia kemari, aku menarik nafas, mencoba
“Ya… Tapi…–” Yang terjadi padaku malah tidak bisa melanjutkan ucapanku
166 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Aku tidak akan pergi. Janji.” Wade menyela dengan tenang. Ekspresinya
di dalam sana.
hadapanku.
belakangku.
***
167 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
-PRESENT-
“Jika kau tidak memilihku untuk menjadi bagian dari masa depanmu, aku akan
pergi.”
168 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“FIRST SIGHT IN SIX SONGS”
-Amber-
1 Januari 2015…
BESOK adalah hari pertamaku kembali bekerja setelah liburan yang panjang.
Matt dan aku baru kembali dari Ontario dua jam yang lalu. Sambil beristirahat,
Matt menghubungi Ian untuk persiapan album kelimaku yang proses produksinya
Dua bulan belakangan ini aku melakukan banyak hal di Los Angeles, atau
tepatnya lebih dikarenakan aku tidak bisa pulang ke Ontario karena urusan
pekerjaan. Dalam rentan waktu itu, aku sibuk dengan banyak hal : rutinitasku
sebagai deretan film yang ada disana, menghadiri acara penghargaan musik – dan
penghargaan bergengsi itu, lalu sibuk dengan „The Amber Lavigne Foundation‟.
Tidak ketinggalan dengan kelanjutan kampanye „Semua Sama‟ yang aku suarakan
satunya adalah video promosi Yayasan Western Seals tentang perlakuan yang
Yang pertama itu, aku sampai bermalam bersama anak-anak Western Seals
untuk lebih bisa menyampaikan pesan mereka secara meyakinkan dalam proyek
169 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
video hasil kerjasama manajemenku dan Yayasan Western Seals. Semuanya
berlangsung seperti biasa : diisi dengan tertawaan bahagia, canda, dan tidak
ketinggalan, hal konyol dari mereka selama pembuatan video berdurasi sebelas
menit itu.
Kalau urusan album baru, aku jadi lebih sering datang ke Arist dan
termasuk konsep musik, tema album, maupun tentang waktu dan tempat
perekamannya. Tapi tak jarang, di hari-hari itu, setelah lelah dan dirasa tuntas
kertas di rumah, membuatku harus tidur lebih larut daripada biasanya. Terkait
dengan konsep luar biasa yang ingin kusuguhkan di album terbaru yang akan
libur di sela-sela rutinitasku. Meski awalnya aku menolak dengan alasan berbagai
setelah Matt berkata dia telah mengosongkan jadwalku di bulan Desember tahun
Dan akhirnya rencana liburan kami terlaksana juga di kesempatan liburan itu.
Setelah aku dan Matt berlibur bersama Ian dan bandku di 17 hari awal bulan
170 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Matt bilang, hari ini tidak ada pekerjaan untukku. Kami dipersilahkan
beristirahat juga oleh Ian setelah liburan kemarin. Hari ini, aku dan Matt hanya
“…Max dan Shellback tetap turut serta dalam proyek ini, kan?.”tanya Matt
Soal Max dan Shellback, mereka memang sudah jadi orang setiaku yang
mengisi tim produksi sejak album pertamaku, dan anehnya mereka tidak pernah
bosan. Entah akan ada orang tambahan lagi atau tidak dalam proyek yang akan
berisi lima belas lagu ini. Kalaupun ada, kurasa itu tak akan masalah.
“…Chad?. Boleh saja kalau dia sedang tidak ada kegiatan dengan bandnya
Kuambil cokelat panas yang telah disediakan Matt di meja makan dan
duduk di meja makan dan meminum cokelat panasnya. “..Ya, tentu saja aku akan
menanyakan itu pada Amber dulu.” Dia tertawa tergelak menanggapi ucapan Ian
yang entah apa itu. “Chad Morrison… Pasti dia setuju, aku rasa.”
Chad Morrison?. Aku menelan ludah mendengar nama itu. Matt pasti
pembuatan album kelimaku?. Dia pasti punya kesibukan sendiri sekarang ini….
171 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ya. Kita saling mengabari saja.”ucap Matt. Tak lama, dia memutus
Matt. “Tempat di Shelfield Studio, kita memulai semuanya besok, jam sembilan
pagi. Yang datang besok hanya pencipta lagu dan produser. Tidak termasuk tim
produksi karena hari ini mereka sudah briefing di kantor Ian. Ian setuju dengan
semua idemu dan dia mengusulkan satu orang tambahan untuk membantumu
penjelasannya.
“Aku Amber. Aku ingin bertanya, apa kau benar-benar bisa ikut membantuku
untuk memproduseri album kelimaku?. Kalau iya, kita akan bekerja sama dalam
172 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Chad tertawa kepada seseorang di seberang sana. Dia terdengar sedang dalam
sebuah acara. Acara keluarga, mungkin saja, karena aku samar-samar mendengar
suara anak kecil dari seberang sana. “Oh, ya… tentu saja aku bisa, Am. Kebetulan
Oh…begitu…
bekerja.”jawabku.
“Pukul 9, ya… Oke. Aku akan datang tepat waktu.” Chad memutuskan.
Kutebak ekspresinya biasa saja saat membicarakan urusan pekerjaan dalam acara
pekerjaan?.” Haha…entah kenapa dua pertanyaan itu terlontar begitu saja dari
mulutku.
Chad tergelak sesaat sebelum menjawab, “Ya. Aku sedang di Hanna Alberta,
ketemu besok.”
Setelah selesai, aku memberikan ponsel Matt dan kembali duduk. “Dia
bisa.”kataku pendek.
173 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tapi tidak ada respon dari Matt. Dia memandangiku penasaran sambil mengetuk-
ngetukan jarinya di meja. Biasanya setelah ini dia akan membicarakan soal pria
Untuk mencegahnya berucap, aku mendengus dan berkata, “Jangan bicarakan soal
“Ya. Aku tahu…”sahut Matt langsung. “Kenapa kau begitu sulit melupakan
Darren?.”
“Kak…?.” Aku mulai malas bicara dengannya kalau dia sudah membahas soal
Darren.
kalimat yang sudah pasti bisa membuat kami bertengkar. Biasanya kalau sudah
begini, semuanya akan berakhir dengan aku atau kakakku yang akan pergi lebih
Aku berdiri, berlalu ke dapur untuk mencuci gelas bekas cokelat panasku yang
sudah kosong.
“Ibu dan ayah memikirkan kondisimu di Ontario sana!.”kata Matt agak keras,
adalah ucapan yang harus aku percaya. Dalam kepalaku, itu adalah arti bahwa
ayah dan ibu kemarin menanyakan keadaanku setelah masa-masa perceraian itu.
Mereka khawatir dan berpesan pada Matt agar lebih menjagaku dari memori pahit
itu.
174 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Bukankah itu sama saja denganmu?.” Aku menyahut dari dapur. “Kenapa
Lalu, tidak terdengar balasan lagi dari Matt sampai aku keluar dapur dan
beranjak ke ruang keluarga untuk bermain gitar. Kami terjebak dalam hening
selama beberapa saat. Setidaknya sampai aku mendengar langkah kaki Matt
mendekati posisiku.
“Dari awal, aku yang membantumu masuk ke Arist Records dengan kabur dari
rumah, keluar dari sekolah. Tujuanku saat itu hanya satu. Aku ingin membuatmu
dalam musik, tugasku bertambah. Salah satunya adalah menjagamu. Dan itu
kehidupan pribadimu. Aku bertanggung jawab penuh atasmu sekarang ini.” Suara
Matt terdengar di telingaku, berada dekat denganku, dan tenang. Aku tidak
Tidak terdengar suara dari Matt, juga aku. Dalam diam, aku menyadari maksud
ucapannya barusan. Dia tidak ingin ini semua berlarut-larut. Aku dan Matt sudah
sama-sama dewasa. 26 dan 29. Malu kalau masih mementingkan ego sendiri….
Matt menyerah. Dia bangkit dan akan berlalu dari ruang keluarga.
175 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tapi sebelum dia terlanjur jauh, aku mengikuti langkahnya, mencegahnya berlalu
tanganku.
dengan santai. “Ayo kita ke kamar, meringkuk di bawah selimut sambil bermain
“Ya. Ayo..” Aku setuju, menerima ajakannya dan kami ke kamar. Bermain tik
tak toe memang hal yang kami suka lakukan bersama untuk mengisi waktu.
***
09.00 a.m…
Aku dan Matt telah berada di studio dan baru saja selesai mengecek keadaan
studio yang akan kami pakai selama lima bulan ke depan. Sebenarnya kalau
studio ini akan kupakai sampai setahun juga, Matt sudah membayar sewanya lebih
dari cukup. Jadi selama apapun itu, tidak akan masalah bagi kami semua.
Berhubung aku dan Matt ada di studio ini sejak pukul 7 pagi dan belum
sarapan, jadi Matt memutuskan memasak untuk kami. Awalnya dia memaksaku
untuk ikut serta. Tapi dengan bujukan dariku, Matt akhirnya mau memasak
176 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
sendiri. Katanya, dia akan memasakan 2 porsi besar nasi goreng untuk kami. Aku
jadi penasaran bagaimana rasanya… Apa masih seenak dulu atau tidak?....
Sambil menunggu, aku mengambil beberapa lembar kertas kosong dan pulpen
di tempatku sekarang ini – ruang rekaman – dan mulai menuliskan sesuatu. Siapa
tahu saja satu lagu bisa selesai selama Matt memasakan makanan untuk kami….
tanganku dan kepalaku perlahan membentuk chordnya dan bayangan hasil jadi
musiknya. Aku mulai terlarut dalam duniaku sendiri, dalam lagu itu. Gitar akustik
di awal…
kertas itu dengan kata dan nada dan menoleh ke arah suara asing itu. Yang jelas
bukan Matt. Kalau mau menjahiliku, dia bisa saja langsung menyuapkan nasi
buatannya ke mulutku.
“Hai…?.” Malah suara standar itu yang keluar dari mulutku. “Ya. Aku
177 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
yang aku lihat pun – yang disiarkan MyChannel – dia masih terlihat belum
di lantai, dengan pusat lima lembar kertas yang tiga diantaranya telah nyaris
menjadi „sampah‟ yang berguna jika diterima oleh produserku : Max Martin,
Shellback, dan Chad Morrison. Salah satu diantara mereka telah ada di hadapanku
sekarang.
Chad tidak membalas lagi dan aku kembali ke semua lirik dan chord itu. Tak
itu….
Aku melepas pulpenku dan mengangkat wajah. Tapi tidak dengan Chad. Dia
masih kesana….
bisa datang hari ini.”ucapku renyah. Disusul gelak tawa sesaat melihat gerak
178 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
geriknya yang agak kaku, seperti seluruh perhatiannya memang sedang kepada
kertas-kertas itu.
Chad mengangkat wajahnya dan membalas uluran tanganku. “Ya. Aku juga.”
Lalu, selesai. Aku kembali memegang pulpen dan dia kembali memeratikan.
“Akan dibuat seperti „Punk Boy‟ atau bagaimana?.” Dia bertanya tiba-tiba.
Aku tergelak karena bersamaan, muncul irama lagu itu. Jujur saja, lagu itu sangat
mendekati.” Aku mengambil salah satu dari tiga kertas itu dan menyodorkannya
mempersilahkannya membaca lebih jelas apa yang kutulis sejak tidak sampai
Chad mengangguk sekali dan tanpa berkata apapun, dia membaca kertas
tulisanku.
Aku dan Chad menoleh. Mungkin motivasinya berbeda. Kalau aku dengan rasa
lapar yang tiba-tiba menyerang perutku ketika bau nasi goreng itu masuk ke
hidungku, tapi kalau Chad dengan suara Matt yang bernada menerka-nerka.
tangan Chad. “Aku tidak tahu kau akan datang sepagi ini…”katanya santai.
Chad tertawa renyah membalas ucapan Matt. “Paling tidak, aku tidak rugi…”
179 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Benar…” Matt tergelak sopan dan mulai makan. “Maaf hanya membuatkan
“Tidak apa-apa. Aku sudah makan di rumah, tadi.” Chad membalas sungkan.
Dilihat dari matanya, taruhan, dia sangat ingin kembali fokus ke kertas lagu itu
lagi.
“Dari rumah…” Chad memutus ucapan Matt. “Aku tiba dari Ontario tengah
malam tadi.”
__________
-Chad-
Awards pertamanya dalam kategori „Lagu Terbaik Tahun Ini‟ dan „Album
Terbaik Tahun Ini‟ pada tahun 2002 adalah tidak percaya dia sehangat ini pada
orang baru. Entah karena aku yang baru terbiasa lagi dengan yang namanya kerja
sama dengan musisi lain atau bagaimana, yang jelas, baru dengan Amber-lah aku
tidak merasa canggung. Melihat tingkahnya saat aku menyapanya dengan tiba-
tiba, aku jadi ingin tertawa tergelak. Tapi dibalik itu semua, dia sangat mudah
menaikkan suasana canggung yang terjadi, bahkan kalau itu terjadi dalam dirinya
sendiri.
makan pagi, diam-diam aku tersenyum, mengingat aku juga seperti itu pada ibu
180 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
kalau sedang pulang ke Hanna Alberta, Ontario. Maksudku, aku yang menyuapi
Ibu..bukan sebaliknya.
Matt membuka mulutnya dan menerima suapan Amber. “Aku saja habis.
Nafsu makanmu sudah tidak sebesar dulu?.” Matt memang sudah menghabiskan
porsinya, sementara Amber belum. Dia mengaku kekenyangan dan ingin kembali
menulis lagu.
Matt menyeringai mendengar ucapan adiknya itu. Kurasa itu bukan seringaian
Tak lama kemudian, acara makan pagi mereka selesai. Matt membereskan
piring bekas makan dan Amber kembali kepada kertas-kertas yang tadi dia
tinggalkan. Jejak gelak tawa pada suaranya karena candaan mereka tadi masih
tersisa. Dia menarik nafas untuk kembali berkonsentrasi. Aku nyaris tidak bisa
mengalihkan fokusku pada ekspresinya yang seolah berkata dengan cukup keras :
kertas-kertas itu karena telah selesai membacanya dan membentuk nada, lirik, dan
“Ayolah, bercerita sesuatu atau apa…?. Sejak tadi kau tidak bicara, Chad.”
Amber berkata sambil tersenyum. Dia mengangkat wajahnya dan menekuk kaki,
181 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
melepaskan fokusnya dari kertas-kertas itu. “Sebelum ada Max dan Shellback.”
setengah terkejut dengan apa yang dikatakannya tadi. Kukira kami akan berada
dalam diam yang tidak menjengahkan setelah Amber selesai makan karena dia
lebih memilih terfokus ke lagunya yang hampir jadi itu. Tapi ternyata dia malah
mengajakku mengobrol.
cerita, Chad…”
Mm, kalau begitu aku tahu jalan yang lebih baik untuk menyambung obrolan ini.
“Apapun itu?.”
merasa seperti seorang kakak yang sedang diajak main oleh adiknya.
Tapi sebelum Amber bisa mengajukan pertanyaan, Matt masuk ke ruang rekaman.
“Hei, kalian tidak apa jika ditinggal dulu?. Ian menyuruhku ke Arist.”
“Mungkin agak lama. Paling telat sampai siang nanti. Tapi aku akan makan
182 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ya sudah.” Amber mengiyakan. Lalu, dia kembali berbalik padaku. “Hati-
hati.”
“Ya.” Tak lama dari itu, Matt pergi. Tinggallah kami berdua disini, dalam
wawancara yang akan dimulai. Yang aku perhatikan dari nada dan gaya bicara
mereka berdua barusan adalah, mereka berdua sebenarnya perhatian pada satu
sama lain. Tapi mereka sama-sama tidak ingin menunjukan perhatian mereka
Dalam hati, aku tersenyum mendengar pertanyaan pertama darinya. Tidak terduga
Neckredback berdiri?.”
“Tanggal?.”
“12 Juni.”
dalam diamnya. Dia tersenyum dan melanjutkan. “Kalau yang ini, maaf sedikit
183 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Baik. Tak masalah. Apa?.” Aku mempersilahkan dia bertanya.
enak.
Sesaat, aku bisa melihat Amber terkaget mendengar jawabku. Tapi dia cepat
menjawab itu dengan suara yang pelan dan lambat… Kurasa pikiran tidak
“Lalu kalau kau bertanya tentang „apakah aku sudah menikah‟, jawabannya
adalah belum. Aku belum menikah.” Kusambung saja obrolan kami dengan
keterangan dariku sendiri. Amber sudah terlanjur menyinggung soal umur, dan
anehnya, tapi setelah itu dia tertawa, nyaris lepas, tapi tidak begitu keras. “Kau
bercanda, Chad?...”
Amber bertanya tentang sesuatu yang tidak akan pernah keluargaku lakukan…
184 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Setelah jawabanku itu, entah kenapa Amber terlihat merenung. Dia tidak
menyambung obrolan kami lagi dan tatapannya mengarah lurus, ke bawah, seakan
jawabanku, aku ikut diam, mencoba mengulang kembali apa yang aku katakan
Tidak ada yang salah… Atau, dia teringat sesuatu di kehidupan pribadinya?.
Oh, ya…. Aku tahu apa yang membuatnya tiba-tiba murung… Kata „orang
yang tepat‟ pasti menyinggungnya, mengingat dia sudah bercerai dengan mantan
suaminya. Atau seperti itulah kabar terakhir yang aku tahu dari Wilem saat itu.
“Maaf.”kataku refleks.
Masih giliranku.”
“Kalau begitu ayo lanjutkan.” Aku mengajak. Saat senyumnya kembali lagi,
jujur saja, aku lega. Karena kalau tidak, aku akan menyambung obrolan kepada
semua cerita-ceritanya atau malah akan diam sama sekali dan semuanya berubah
menjadi kaku.
-Amber-
CHAD memilih cara mengobrol yang unik denganku hari ini. Dia lebih memilih
diwawancarai daripada menceritakan kisah hidupnya sendiri. Dari semua yang dia
185 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
katakan, aku paling terkejut dengan dua hal : soal umur dan pasangan. Jujur saja,
aku tidak mengerti kenapa pria pengertian dan dewasa seperti Chad belum juga
mendapatkan pasangan yang tepat. Padahal diluar sana banyak wanita yang bisa
dia pilih sesuka hatinya – dan yang pasti akan bisa dia bahagiakan dengan
selayaknya – daripada lebih memilih untuk sendiri di umur yang sudah nyaris 40
tahun itu.
itu masih bagiannya untuk ditanya – dengan diam setelah Chad berucap soal
perempuan. Aku langsung termenung, terdiam setelah tiga kata itu terucap :
„orang yang tepat‟. Seketika pikiranku langsung melayang pada Darren. Ya. Dia
Tapi tak lama dari itu, Chad menyadari kenapa aku bisa mendadak terdiam
dan langsung mengembalikan kami pada topik awal dengan menawarkan dirinya
menjadi penanya dalam obrolan kami. Aku menolak itu dan obrolan kami
Lalu tak lama kemudian, Max dan Shellback datang, tepat setelah terdengar
“Pagi semuanya!.” Max berseru. Setelah itu dia melemparkan tas ke salah satu
186 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kami tidak melihat jam saat datang kemari..”kata Shellback santai. Ayah dua
anak itu duduk setelah menyalami Chad. “Jadi kau yang bergabung dalam trio gila
“Aku, Amber, dan Max. Terkadang ditambah Matt, jadi kuartet.” Shellback
Haha…ya, benar apa yang dia katakan…. Aku dan mereka berdua kalau sudah
terjebak dalam konsep sebuah album, di tengah pengerjaan nanti, pasti salah satu
dari kami ada yang gila. Seperti misalnya : ketagihan memakan Doritos saat
mengonsep sesuatu diatas kertas, atau seharian malah menonton film dan berhasil
menghasut seisi tim produksi untuk melakukan itu, atau yang paling parahnya,
tertawa semalaman dan menginap di studio karena sebab yang kami sendiri tak
mengerti. Itulah kenapa proses pembuatan albumku tak jarang mengalami pause
“Nanti akan kuceritakan kebiasaan kami kalau sedang gila..”kata Max santai.
Aku menjegal tangannya yang akan mengambil kertas selembar dan pulpen dari
laci meja audio. “Aku sudah menyelesaikan satu lagu. Coba kalian lihat dulu.”
Tak lama kemudian, Shellback berdiri dan ke depan meja audio, duduk disana
187 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
jadi sebuah lagu. Tapi kadangkala aku dan Max tidak bisa menebak apa yang
sedang ia pikirkan kalau sedang melakukan itu. Bisa jadi benar, bisa jadi salah.
Tiba-tiba, Max memberikan kertas itu pada Chad dan mendorongku masuk ke
yang tidak terlalu berguna sampai Matt datang. Baguslah…kami jadi sudah bisa
ada Chad yang memegang kertas lagu itu. Dia memberikannya padaku dan tak
lama kemudian, aku mulai menyanyikan lagu yang diberi judul „Roll This Deep‟.
-Chad-
KAMI memulai proses perekaman demo kasar. Amber dan aku ada di dalam
perekaman lagu pertama yang ternyata sudah selesai dan diberi judul „Roll This
Deep‟.
“Mulai, Am!.” Max memberi perintah dari luar dengan suara sementara
Amber memulai. Dia bermain dengan gitarnya dan bernyanyi tanpa melihat
kertas itu seperti dia sudah hafal semua lirik dan chordnya. Di dalam sini pun, aku
188 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tak ada protes juga sejauh ini dari Max dan Shellback yang merekam lagu ini dari
luar sana.
Tapi tiba-tiba lagu itu berhenti. “Maaf, aku lupa chordnya.” Amber menyela.
Dari luar, Max dan Shellback menunjukan wajah protes mereka karena lagu
yang tengah mereka dengarkan mendadak diinterupsi dengan cara yang tidak
begitupun aku. Aku sendiri ketika mendengar selaan itu baru menyadari lagunya
“Sebentar….”kata Amber pelan. Dia membaca lagi kertas itu, lalu tergelak.
“Oh, ya.” Tak lama, Amber mengangkat wajahnya. “Ada yang punya
Aku mendekati Amber, begitu juga Max, dia masuk ke tempat perekaman.
“Ada apa?.” Max bertanya, sementara aku diam saja, melihat kertas yang ada
Aku berkata setelah terdiam sejenak. Dari range suara Amber, memang kalau lagu
itu dihabiskan, Amber bakal kewalahan, apalagi dengan suara aslinya nanti, bukan
suara studio.
pada Shellback.
189 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku mengalihkan perhatian dari Max begitu Amber bertanya. Dia sudah berbalik
“Coba saja.”kataku, lalu tersenyum. “Range suaramu tidak akan jauh dari itu.”
Aku memberitahu.
Dari luar, Max memberikan isyarat untuk Amber kembali memulai lagunya,
***
Kuakui, hingga nyaris makan siang ini semuanya berlangsung seperti seharusnya.
belas siang ini, kami baru menulis empat lagu dan mencoba tiga diantaranya.
Amber punya andil dalam keempat lagu itu dengan dibantu aku, Max, dan
Sepanjang nyaris tiga jam ini, kami berulang kali keluar masuk tempat
perekaman dan berganti chord untuk mencari chord yang pas. Sepanjang itu pula,
semuanya selalu diselingi dengan tertawaan karena lelucon konyol dari mereka
setiap kali melihat Amber tertawa begitu lepasnya. Entah karena nada yang tidak
pas, dia lupa lirik saat perekaman, atau menertawakan lirik yang konyol. Aku
menyadari, dia sangat berbeda kalau sudah berurusan dengan musik. Amber
190 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Sejauh ini cukup bagus, aku rasa.”kata Shellback mengomentari. Dia duduk
di sofa yang tadi dia duduki saat datang kemari dan merebah. “Makan apa kita
siang ini?.”
dalam tas dan entah kenapa sejurus kemudian dia tersenyum lebar. “Matt
“Apa katanya?.” Max bertanya. Dia mengambil posisi paling santai dalam
“Lima porsi steak, dan beberapa minuman kaleng.”jawab Amber. Dia kembali
Aku mengerenyit mendengar pertanyaannya. Tapi tak ayal, ekspresi lucunya itu
membuatku mengangguk meski aku tidak tahu pasti maksudnya apa. Tak lama
dari itu, Amber menjatuhkan kepalanya di kakiku yang duduk bersila. “Seperti
Kalau dipikir, memang benar juga… Amber satu-satunya wanita disini dan
sebagai seorang wanita, posturnya memang seperti remaja umur 14 tahun. Ketika
dia tiduran di kakiku yang sedang bersila, rasanya seperti yang sedang tiduran itu
191 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
adalah anakku sendiri… Dalam ukuran tubuh, aku dan Amber memang
berbanding terbalik.
“Anaknya yang mana?.”tanya Amber lugu. Entah itu spontan atau benar-benar
Menjawabnya, Max mengangkat bahu dan bangkit. “Aku ingin membeli snack
mau menitip?.”
“Hmm…” Dia terlihat berpikir. “Kopi – apa saja – dua dus, untuk disimpan di
Max mencatat kedua pesanan itu di kepalanya. “Oke. Kabari kalau sesuatu terjadi.
Dengan santai, dia menendang sepatu Max ketika pria itu keluar dari ruang
rekaman. Setelah ruangan ini kosong, yang tersisa hanya gelak tawa darinya.
192 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kakimu empuk sekali..”jawabnya pelan. Dia membenarkan posisi tidurnya
dan kembali diam. Aku tidak membalas apapun atas jawabannya, hanya diam
__________
-Amber-
AKU nyaris saja tertidur di atas kaki Chad. Kakinya nyaris menjadi bantal yang
pas untuk kepalaku – hanya saja tidak berbentuk pipih dan polos… Dia juga
terima-terima saja ketika aku tiduran di kakinya padahal kami baru setengah hari
ini bertemu. Haha… Bukannya bermaksud tidak sopan atau apa, tapi aku tidak
ingin menciptakan kesan pada Chad kalau aku ini adalah artis yang sedang dia
produseri dan harus serba kaku jika berkomunikasi denganku atau yang lainnya
Ketika aku diam, dia pun tidak bicara, seperti menungguku untuk melakukan
itu. Kuduga, dia nyaman dengan kondisi ini. Chad adalah tipe orang yang tidak
selalu harus bicara dengan orang lain untuk menunjukan kemampuan dan
keinginannya. Itu terlihat pada perekaman lagu pertama saat dia mengusulkan
penurunan chord yang sudah aku susun. Dia diam sebentar, lalu mengusulkan itu,
membuat lagu pertama selesai lebih cepat daripada lagu kedua dan ketiga. Paling
Lama kami terjebak dalam diam sampai Chad menunduk padaku. “Boleh aku
bertanya sesuatu?.”
193 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Mendengar pertanyaannya barusan, aku tergelak. “Belum… Dia masih lajang
wajahnya ke arah lain dan tidak berkata apapun lagi. Kami kembali terdiam
sampai tuas pintu bergerak. Kuduga itu Max. Tidak lama… Aku berpikir
menyimpulkan.
Ternyata bukan… Itu Matt. Dia membawa dua kantong kresek berisi makanan
“Apa?.”kata Chad bingung. Dia menyadari tatapan aneh Matt dan tidak paham
apa maksudnya.
Dia duduk di hadapan kantong itu bersama Shellback yang kebetulan baru masuk.
Aku bangkit dan membuka kantong pertama lalu mengeluarkan semua isinya. Tak
depan. Aku telepon dia dulu.” Aku melanjutkan dan mengambil ponselku di tas.
Lalu keluar, menelepon Max yang mungkin saja masih memandangi semua benda
dalam supermarket itu dengan mata yang berbinar sementara gigit jari sendiri
karena skala prioritas yang selalu dia kedepankan dalam perbelajaan apapun….
194 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ya. Ada tambahan lagi?. Aku sudah keluar dari supermarket.” Max
membalas dengan suara kresek yang terdengar samar di seberang sana. Dia repot
“Ohh… jangan!.” Dia berseru histeris. Tak lama kemudian, sebelum aku
sempat menutup teleponnya, Max sudah muncul dari balik tangga dan membawa
Aku mengisyaratkan padanya untuk cepat masuk. Dan dia pun masuk setelah
aku.
***
08.00 p.m…
Kami menyelesaikan lima lagu demo kasar hari ini. Matt cukupkan dulu pekerjaan
kami hari ini di Shelfield Studio. Setelah kelima belas lagu untuk album ini selesai
direkam secara kasar, Matt akan membawa hasil kami pada Ian dan
mendiskusikan lagu yang mana saja yang akan berada di urutan satu sampai
dengan lima belas. Kalau ada yang Ian tidak setujui dari kelima belas lagu itu,
kami akan membuat lagu lain. Begitulah skema kerja kami selama empat albumku
belakangan ini.
195 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“…besok, kalian datang lagi pada pukul satu siang, ya?. Paginya Amber ada
ini, teman-teman. Aku harap semuanya bisa berlangsung lebih baik dan lancar di
besok hari.”
menutup pertemuan kami hari ini dan tak lama kemudian, lingkaran itu bubar.
Satu persatu pulang. Max dan Shellback dengan mobil tua mereka, dan Chad.
“Ya. Rumahku dekat dari sini.” Chad menjawab dengan santai. Aku
perhatikan sejak tadi pagi, jadi orang yang datang terpagi di studio dan banyak
menyumbang ide untuk lirik maupun chord, tidak membuatnya lesu sama sekali.
bersalaman sementara setelah itu Chad hanya mengangguk padaku lalu dia pergi
“Kau ada wawancara dengan GenreTM di pukul 8 pagi besok. Lalu dengan
MSN Music dua jam berikutnya. Setelah itu di jam 11 kau ada di radio TeeMusic
196 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Mendengar deretan jadwal yang akan kulakukan besok, aku mendengus.
Kupikir Matt akan membicarakan soal ini di rumah. Tapi ternyata…. Dia memang
manajer yang baik, kurasa… Selalu mengingatkan artisnya tentang jadwal yang
dia punya….
__________
-Chad-
HARI ini mungkin saja termasuk salah satu hari yang aku bersyukur bisa hadir di
entah kenapa dari semua itu, aku paling bersyukur pada satu hal : menyetujui
Diam-diam, aku mengulum senyum. Kubuka pintu rumahku yang masih gelap
itu dalam diam dan menyalakan lampu-lampu begitu tiba di dalam. Tapi tiba-tiba,
saat aku akan menutup pintu depan, sebuah mobil Mercedes telah bertengger di
halaman rumahku. Mobil Mike. Dan orang itu tersenyum lebar dihadapanku
sekarang.
Aku mengerenyit. “Untuk apa?. Kau sedang ada masalah dengan istrimu?.”
“Tidak…” Mike membalas. “Aku ada pekerjaan disini besok pagi dan Winley
tidak pulang ke L.A bersamaku. Dia ingin menetap di Hanna Alberta selama
Mendengar alasannya yang cukup masuk akal itu, aku mengangguk sekali dan
197 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
rumah mertuanya bersama Harley yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang
ke sepuluh kemarin….
dapur.
“Pekerjaan.”jawabku pendek.
“Pekerjaan dengan siapa?. Bukankah kita bebas selama setahunan ini dari
band?.”
“Ya..memang. Tapi aku sedang memproduseri album kelima Amber. Ini hari
untuknya dan duduk di sofa satu dudukan. “Kalau kau?. Ada pekerjaan apa
butuh bimbingan…”
“Siapa?.” Aku penasaran dengan siapa yang disebut anak didik olehnya.
langsung meneleponku untuk mengajar kelas musik sekolah itu selama lima bulan
ke depan. Kebetulan yang meneleponku itu teman ayah. Jadinya aku tidak bisa
Mike yang serampangan itu menjadi guru musik di sebuah sekolah…. Pasti sangat
lucu..
198 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku menggeleng menyangkal ucapannya dan tidak membalas lebih lagi karena
kemungkinan aku terjebak di dalam sesuatu yang namanya cinta pada pandangan
“Tapi itu mungkin, kan?.”balas Mike tetap dalam intuisinya. “Kau senang, kan
hari ini?.”
“Ya…” Kujawab saja tebakan itu dengan sejujur-jujurnya. Tidak peduli Mike
“Sudah jelas, Chad!” Dia berseru tiba-tiba. “Silahkan tanya ke anak muda
yang sedang kasmaran. Mereka pasti akan mengatakan hal yang sama…”
Aku mengibaskan tangan mendengar ucapan yang terlalu dini itu dan membiarkan
Mike terjebak dalam persepsinya sendiri sementara aku berlalu darinya, bersiap
untuk tidur.
Yah, dan akhirnya, suara itulah yang terakhir aku dengar malam ini. Suara
dari seorang yang yakin kakaknya yang telah lama menyendiri ini akhirnya
artisnya sendiri…. Tapi yang jelas aku tidak begitu memedulikan itu sampai aku
***
“Hei…bangun.”
199 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku mengerejap dan membuka mata, tersadar sepenuhnya siapa pemilik suara itu.
mulai bekerja jam satu siang, jadi bangunnya juga harus siang. Bangun!.” Dia
Tanpa berkata lagi, aku melemparkan bantal ke wajahnya. “Jangan lakukan itu
lagi!.”
Mike berlalu dari tempat tidurku. Dia tertawa tergelak. “Kau takut aku melihat
pesan yang….” Mike tidak meneruskan gurauannya dan menjauhi tempat tidur,
“Apa?. Pergi sana!.” Aku bersungut di atas tempat tidur. Setelah dia keluar
kamar dan tak lama terdengar suara mesin mobil dinyalakan, aku baru keluar,
“…aku juga dapat hadiah saat kemarin. Ada 4, kalau tidak salah.”
Sedetik aku coba menerka-nerka suara siapa itu. Setelah membuat sarapan,
“Ada dari ayah, ibu, kakakku : Matt, dan adikku : Michelle.” Amber berkata
200 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ayah menghadiahkan aku sebuah calengan rencana yang berbentuk kastil.
Kebetulan itu salah satu kastil di Perancis. Ibu : sebuah liontin..” Amber
menunjukan liontin yang sudah dikenakan di lehernya itu pada Rachel. “Ada
tulisan „Matt, Amber, Michelle‟ di liontinnya.” Aku tidak ingat benda itu sudah
ucapannya, begitu juga Rachel. “Yah, itu pasti kurasa. Film apa yang kalian
Amber.
Aku menyuapkan sarapanku dalam diam sambil menonton acara itu, mulai
“…oh, tidaak…”dengus Amber malas. Tapi itu tidak sungguhan, aku tahu.
sangat jelas ketika ia bisa mengembalikan ingatan Amber pada masa lalunya.
“Ya… masih.” Amber menjawab. “Lalu, apa yang ingin kau tanyakan tentang
ini?.”
mengalihkan fokusku ke makanan, tidak menonton acara itu lagi. Rasa kesal
201 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
mendadak muncul dalam kepalaku. Tapi tidak membuatku mengganti acara itu
karena aku pun ingin tahu apa yang sebenarnya Amber lakukan dengan
kenangannya.
santai.
tidak disana. Mereka pindah ke tempat yang entah dimana itu.”jelasnya pada
Rachel.
tidak berhubungan dengan mantan suaminya. Perlahan, aku mendengus lega dan
menyelesaikan makananku.
-Amber-
SELESAI sudah kegiatanku di luar. Sekarang sudah jam 12 siang dan aku akan
kembali studio seperti kemarin. Matt dan aku sendiri sudah selesai dengan acara
di TeeMusic. Setelah berpamitan pada kru radio itu, kami keluar gedung.
“…mau membeli makanan dulu atau apa untuk persediaan?.” Matt tiba-tiba
“Beli. Tapi nanti saja di supermarket depan studio. Beli beberapa makanan
ringan dan minuman saja. Di studio baru ada kopi dan Doritos. Itu juga sisa
kemarin…” Dalam hati, aku tergelak sendiri. Ujung-ujungnya makanan yang jadi
pesanan Chad dan aku kemarin disimpan di studio. Tapi herannya dengan lima
202 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
orang yang jadi penghuni bangunan berlantai tiga itu, tidak membuat dua barang
Matt mengangguk sekali dan ketika sudah menemukan kuncinya, senyuman lebar
Aku menyeringai saja mendengar jawaban itu. Yah, sudah pasti dia yang datang
“Aku mulai ragu kalau itu hanya untuk melunakan sikap Chad agar tidak
terlalu kaku selama proyek ini berjalan…”ucap Matt tiba-tiba. Dia memundurkan
mobilnya keluar dari lapangan parkir radio TeeMusic dan tersenyum jahil padaku.
adalah salah total. Aku memang menceritakan alasan yang sebenarnya kenapa
bersikap seperti itu kepada Chad kemarin karena Matt terus saja menggodaku
selama perjalanan pulang dan di rumah. Dia tetap pada intuisinya bahwa Chad
menyukaiku, juga sebaliknya. Yang benar saja?. Kami baru kemarin bertemu…
menjalankan mobilnya.
perkataannya.
203 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kalau memang benar?.”sahut Matt langsung. Tapi aku tidak begitu
“Halo?.”
Tak lama kemudian, terdengar guratan benda tajam ke sebuah meja. “…aku
akan memburumu..kemanapun kau pergi!.” Suara itu terdengar naik turun. Jujur,
aku kaget dengan kalimat pertama yang kudengar. Siapa si penelepon ini?.
Kembalilah pada Darren!. Atau…” Dia melanjutkan dengan nada yang merendah
di akhir ucapannya. Lalu, tak lama sebuah hujaman benda tajam itu mengenai
Mendengar ancaman dari orang tak dikenal ini, aku tertegun. Bukannya takut atau
apa – karena bisa jadi dia hanya seorang yang kurang akal dan mendapatkan
nomor ponsel Matt dari selebaran kertas di jalan raya – tapi lebih kepada : kenapa
mengancam kami.”
204 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Lalu dia tertawa. “Hei!. Aku…tidak…bercanda.”ucapnya lambat-lambat.
membunuhmu…”
Aku masih tidak berucap mendengar ancaman yang sama. Yang aku lakukan
ucapannya itu.
Tanpa berkata apapun lagi, Matt memutus sambungan itu dan menyimpan
ponselnya di saku jaket. Dia memutuskan tidak menghiraukan ucapan orang tadi
Ckkt!.
wajahnya sudah tidak karuan. Matt terlihat begitu pucat, membuatku yakin bahwa
Matt tidak menjawab ucapanku. Dia keluar, memeriksa apa yang sebenarnya
terjadi.
Tapi ekspresinya jauh berbeda dari yang tadi ketika dia tahu apa yang
sebenarnya ada di hadapan mobilnya. Dia tertawa lepas dan tak lama terdengar
205 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
suara papan skateboard di gilirkan ke pinggir jalan. Lalu, dia masuk kembali ke
mobil.
“Ternyata…”racaunya sendiri.
“Apa?.”
di seberang jalan ketika kita lewat…”jawab Matt masih tergelak. Dia kembali
Aku sendiri begitu tahu yang sebenarnya langsung mendengus lega dan
menghempaskan badanku ke jok mobil. Lalu, aku memejamkan mataku tapi tidak
tertidur.
fanatik?.”tanyaku pada Matt setelah terdiam. Ya.. kalau memang Darren punya
penggemar fanatik, tadi itu berarti penggemarnya dan harus dia yang urusi.
Bukannya aku.
Matt mengangkat bahu menanggapi pertanyaanku. “Aku rasa, pasti. Tapi mungkin
“Aku harus tanggapi penelepon tadi atau tidak?.” Aku bertanya lagi. Sangat
takut kalau memang orang itu akan berlaku nekat padaku, Darren, Hilton, apalagi
keluarga kami.
Matt mendengus mendengarnya. Dia menengok padaku, “Tidak. Anggap saja dia
itu orang tidak dikenal atau apalah… Tidak penting juga untuk karirmu…”
206 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku tidak berucap lagi, berusaha melakukan apa yang Matt ucapkan. Biasanya
Matt tiba-tiba.
Ah, dia mulai lagi… Otak kananku membatin santai. Namun berbeda dengan
sebelahnya. Pemikiran sisi otak kritis itu membuat ekspresiku berubah total. Dari
seharusnya kau terima saja apa yang kuucapkan tentangnya, segamblang apapun.”
terima.
aneh itu, kan?. Dan bahasan di dalamnya adalah Darren dan kau.”tuduhnya tajam.
arah jalan, tidak mau memandanginya saat dia sedang emosi seperti ini.
pria brengsek itu.”balas Matt datar. Yah…mungkin dia sudah mempunyai dendam
kesumat pada Darren. Begitu dia tahu Darren telah menghamili Hilton saat masih
menikah denganku, Matt langsung marah besar dan tidak ingin aku berhubungan
***
207 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Begitu tiba di studio, aku langsung keluar dari mobil dan masuk ke studio tanpa
menghiraukan Matt dan Chad yang sudah menunggu kami di luar. Matt terdengar
Tak ada suara dalam studio ini. Chad diam, begitupun aku. Begitu masuk ke
ruang rekaman, aku langsung ke pentry yang ada di sebelahnya, membuat kopi.
Awalnya semuanya berlangsung sepi. Sampai tak lama kemudian, aku keluar
dari pentry. Chad sendiri sudah dalam posisinya di depan meja audio, melihat
Aku duduk di sofa ruang itu dan mendengus. “Belum… Dia mau menunggu ke
lima belas lagu itu selesai dalam demo kasar…”kataku menjawab. Aku meneguk
Menanggapinya, Chad tergelak sendiri dan membalikan kursi putar itu. Dia
tersenyum lebar dan kemudian, mengambil beberapa lembar kertas, lalu pulpen.
“Kau mengira, aku pasti lancar dalam menuliskan lagu ini?.” Aku bergurau.
208 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Tidak… Bukan begitu. Bisa jadi kau lancar…”katanya setengah tergelak. Dia
memberikan dua lembar kertas padaku dan menarik kursi putar yang lain ke
Aku tersenyum mendengar ajakannya. Entah kenapa, meski aku tidak begitu
yakin, Chad seperti tahu semua yang ada dikepalaku, terlebih lagi terhadap semua
yang seharusnya ku lakukan untuk lepas dari sebuah masalah. Seperti saat ini : dia
mobil tadi.
Aku duduk di sisinya dan menyebutkan dua buah kata yang terpikir dalam
kepalaku.
“Tiga kali tekan dengan nada tonika?.” Giliran Chad yang bicara.
Aku membayangkan apa yang disebutkannya barusan. Dengan birama yang pelan,
akan jadi awal yang bagus, kurasa. Maka, aku pun mengangguk, menyetujui
Aku menoleh padanya dan menuliskan keputusan kami sambil menyanyikan nada
versiku.
209 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Bagaimana jika jalan ceritanya begini, Am :” Chad berbicara lagi setelah aku
selesai menulis. Dia menyodorkan kertas dan pulpen yang ada di depannya ke
perasaanmu saat memiliki sesuatu yang kau cintai… kau pikir, itu berarti. Tapi
ternyata, semuanya hanya khayalan. Pada klimaksnya, reff lagu ini akan
menceritakan perasaan kecewamu terhadap sebuah realita. Kau tidak rela sesuatu
yang kau cintai itu pergi. Tapi kau jelaskan itu dengan perasaan marah. Di bridge,
itu disembuhkan. Kembali lagi ke Reff, lalu di bagian akhir, kau bernyanyi seakan
memandanginya, tetap tertegun dan belum bisa berkata apapun karena aku masih
setuju?.”
Lalu tak lama, setelah aku mengerti keseluruhan dari ucapan Chad, aku pun
mulai menulis liriknya tanpa berkata apapun. Chad tidak protes. Dia diam
-Chad-
MESKI menangkap keanehan antara Matt dan Amber tadi, aku berusaha tidak
menghiraukannya dan fokus ke untuk apa aku disini. Untuk itu, setelah aku masuk
210 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
ruang rekaman, aku tidak bertanya atau apapun pada Amber soal apa yang sedang
terjadi diantara dia dan kakaknya. Aku lebih memilih diam dan mengajaknya
lagu keenam, jujur saja membuatku lega. Lega karena apa, aku tidak tahu pasti.
Yang pasti, setiap melihat senyuman atau tertawaan wanita bertinggi 155 cm itu,
Saat ini, di hadapanku, dia sedang menuliskan lirik atas alur ceritaku, yang
mungkin saja sudah sangat dia mengerti karena ini juga ada dalam kehidupan
lagu ini seperti ceritanyaagar dia bisa meluapkan semuanya juga ke dalam sana.
Dia terlihat lancar menuliskan semuanya. Diam-diam aku tersenyum juga melihat
tangan kecil itu memegang pulpen dan menari-nari di atas kertas HVS dengan
lincahnya.
“…Mau membuka sesuatu dulu untuk bersantai?. Shellback dan Max datang
sore, katanya. Mereka berdua ada urusan dulu.” Tiba-tiba suara Matt
mengacaukan pikiran kami yang sedang betul-betul masuk ke dalam lagu itu.
kuminta dan meletakannya di meja sebelah sofa bersama beberapa makanan dan
211 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Dari sudut mataku, aku bisa melihat Amber menghentikan penulisan liriknya.
mengambil keripik.
“Aku pinjam kunci mobilmu, Matt!.” Dia berkata pada Matt sambil membuka
Percakapan yang awalnya kuanggap biasa saja, setelah Amber berucap seperti itu,
membuatku menoleh. Aku menghentikan kegiatan membaca lirik pada kertas itu
dan menyimak percakapan mereka berdua dengan mata yang masih tetap pada
kertas.
“Aku ingin menginap disini sampai album ini selesai.” Amber melanjutkan.
Masih belum keluar dari pentry, Matt membalas ucapan adiknya, “Kalau begitu
aku ikut.”
menghampiri Matt di pintu pentry. “Hanya „aku‟. Kau tahu apa artinya itu.”
Tak ada balasan lagi dari Matt. Mungkin di dalam sana dia tertegun menyadari
membuatku yakin Amber dan Matt sedang tidak sepaham dan sebentar lagi
212 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kunci cadangan ada di dashboard mobil. Pintu mobil tidak kukunci.”kata
pakaian. Secara tidak langsung, Matt mengizinkan Amber menginap di studio ini
sampai albumnya selesai. Yang ada dipikiranku saat dia berkata seperti itu adalah
Amber sendiri begitu Matt memberi izin untuknya, dia langsung berlalu dari
ruang rekaman dan melakukan apa yang dia inginkan. Setelah mendengar suara
mesin mobil dinyalakan dan tak lama berlalu, aku beranjak, menghampiri Matt
penyimpan.
Matt tertunduk. Dia berdiri dan berbalik menghadapku. “Kalau dia sudah
memutuskan, aku tidak akan bisa menolaknya.” Lalu, pergi dari hadapanku.
Aku tertegun sesaat setelah itu. Apapun yang jadi biduk permasalahan mereka,
yang jelas Matt lebih memilih mengalah kali ini. Tapi yang pasti dia tidak akan
menggelayut di kepalaku, aku kembali kepada kertas lirik lagu „Let All Memories
Sepuluh menit kemudian, aku sudah selesai dengan kertas itu dan menyetujui
apa yang Amber tulis. Posisiku sendiri sekarang sudah berpindah dari ruang
213 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
rekaman ke pentry studio dan sedang membuat mie instan. Tapi tak lama, pintu
pentry terbuka.
“Aku terpikir satu hal, Chad.” Matt membuka percakapan diantara kami. Dia
Mendengar permintaan itu, aku tertegun. Jujur saja, aku tidak yakin dengan apa
“Ayolah… Shellback dan Max sudah pasti tidak bisa. Mereka punya
“Kau harus buat ini semua terselubung.”balas Matt. “Seolah-olah kau ingin
Giliran Matt yang memotong ucapanku. Dia mengesah. “Amber diancam. Ada
orang yang tidak terima oleh perceraian dia dan Darren. Yah..meskipun kami
telah anggap itu angin lalu, tapi bisa saja itu jadi kenyataan, kan?.”“Aku mohon.”
Nampaknya menginapnya Amber disini adalah salah satu hal yang harus
kutanggapi dibalik permasalahan yang entah apa itu. Walau ragu Amber akan
marah atau tidak padaku ketika aku memutuskan menginap disini – terutama
214 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
setelah aku memberitahu alasan yang sebenarnya – aku mengangguk juga,
“Bagus…”
Kemudian, secercah senyuman keluar dari wajah Matt. Dia mengangguk sekali
***
aku akan membuat Amber yang memintaku untuk menemaninya di studio selama
permintaan Matt.
masalah‟ di rumahku sehingga aku tidak bisa kesana selama lima bulan ke depan.
Lalu, aku berinisiatif mencari wisma dekat studio. Entah Amber akan langsung
memintaku untuk menemaninya atau atas sedikit paksaan dari yang lain, aku tidak
tahu. Tapi dia harus mengetahui ini agar semuanya terlihat masuk akal. Begitu
juga Matt – agar dia tahu apa sebenarnya rencana yang kugunakan untuk
permintaannya. Untung saja dia tetap disini, menjadi penghubung Ian di studio
ini.
Ketika aku hendak menelepon Mike – setelah Amber datang ke studio, saat
dia sedang mengerjakan lagu ketujuh bersama Max – , dia sudah meneleponku
duluan dan meminta izin untuk memakai rumahku. Katanya, ada seorang
215 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
secara khusus dengan cara yang konyol : menginap di rumah Mike selama lima
bulan ke depan dan tidak boleh ada satu orang pun yang mengganggu mereka.
Berhubung rumah Mike yang sekarang jauh dari tempat kerja sementaranya di
Aku berbalik dan mengesah. “Aku harus mencari tempat tinggal lain untuk
sementara.”
sendiri, yang meminta bimbingan musik secara khusus dengan cara yang konyol :
menginap di rumah Mike selama lima bulan ke depan dan tidak boleh ada satu
orang pun yang mengganggu mereka. Berhubung rumah Mike yang sekarang jauh
dari tempat kerja sementaranya di SMA Montenegro Hills, jadi dia bilang akan
“Menginap saja disini.” Sesuai apa yang aku rencanakan, Amber memaklumi.
216 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Apakah boleh?.”tanyaku ragu. Pertanyaan itu membuat Matt mendengus,
“Tentu boleh. Aku hanya sendiri disini.”jawab Amber pasti. Dia menyodorkan
Amber lagi. Gilirannya memakan kentang goreng itu. “Tidak usah meminta izin
pada siapapun. Lagipula kita bisa mengarang banyak lagu jika bergadang
Amber sudah satu kepala denganku. Dia bahkan bisa dibilang memohon padaku
“Ya sudah. Aku mengambil baju dulu kalau begitu.” Akhirnya, aku
menyetujui ucapannya. Sesaat sebelum aku pulang, aku sempat melirik Matt. Dia
tersenyum padaku dan mengacungkan satu ibu jarinya. Hh…kalau bukan karena
aku sedang bermitra bersama Amber sekarang, aku rasa aku tidak akan mau
melakukan ini….
-Amber-
MIKE ternyata punya penggemar yang gila juga. Mendengar alasan Chad kenapa
harus mencari tempat tinggal lain selama lima bulan ke depan, jujur, aku
mengerenyitkan dahi, heran. Tapi berhubung sebelum itu Chad menerima telepon
dari Mike, jadi aku percaya itu adalah alasan yang sebenarnya.
217 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku sendiri sebenarnya tidak peduli aku akan sendiri atau ditemani di studio.
Tapi daripada Chad harus mencari tempat tinggal lain, sementara wisma yang
terdekat dari sini saja lebih jauh dari rumahku. Lebih baik dia menginap disini
menemaniku, aku pikir. Aku di kamar yang terletak di lantai tiga studio ini,
sana.
“Ayo kita rekam lagu ke tujuh, Am!.” Max berkata padaku. Aku
menghampirinya dan mengambil kertas lagu yang berjudul „Flew Away‟ itu
“Satu…dua…tiga.”
Aku mulai menyanyikan lagu itu versi audionya – tidak memakai musik
***
Kami menyelesaikan pekerjaan ini dengan lebih cepat dari pada hari pertama.
Hari ini aku dan yang lainnya menyelesaikan lagu ke sepuluh dalam demo kasar.
Tinggal lima lagu lagi, setelah itu tunggu keputusan Ian dan manajemen atas
semua lagu itu. Ada sensor atau apapun, itu keputusan mereka.
Pekerjaan kami hari ini diselesaikan pada pukul 7 dan semuanya pulang ke
rumah masing-masing terkecuali aku dan Chad. Matt pun pulang tanpa
mengungkit-ungkit lagi masalah tadi siang dan dia tidak mempertanyakan Chad
218 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
yang tidak pulang ke rumahnya. Matt diam-diam saja sejak tadi siang. Itu
Setelah mereka semua pulang, aku dan Chad masuk ke studio dan langsung ke
lantai dua. Dia sendiri telah menetapkan mana yang akan menjadi kamarnya. Dia
akan tidur di ruang rekaman dan sudah mengemasi baju-bajunya ke sebuah lemari
kosong di sudut ruangan itu. Chad sendiri hanya membawa beberapa pasang baju,
dua puluh menit kemudian, Chad menghampiriku yang sedang ada di kamar,
pandangan ke interior kamar ini yang sebenarnya biasa saja. Lalu Chad duduk di
sofa kamarku.
pertanyaannya.
tentang Mike dan penggemar gilanya itu hanya bohong?. Pemikiran itu
219 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Maksudmu?.” Hanya itu yang mampu kuucapkan.
“Tapi alasan Mike tentang penggemarnya itu adalah benar.” Chad menyela
dengan tenang. “Kalau kau tidak percaya, silahkan tanya Matt atau Mike sendiri.”
saja padamu?.”
“Soal ancaman penggemarmu dan Darren. Itu saja yang dia ceritakan. Tapi
aku yakin bukan itu yang jadi akar masalah kalian.”jawab Chad. Aku baru sadar
kalau malam dia akan berubah 180 derajat dari siangnya. Dari ramah, ke tegas…
Kepala tempat tidur yang berhadapan dengan sofa yang sekarang di duduki
Chad membuatku bisa melihat jelas ekspresinya sekarang ini. Dia begitu
mengalihkan fokusku dari pikiran itu kepada ponselku lagi. Berusaha tidak
membuka mulut.
“Amber, setidaknya jangan bersikap seperti ini pada kakakmu sendiri.” Chad
mengantarmu sampai ke Los Angeles, dan yang lainnya, kau tidak akan berada
disini sekarang.”
Memikirkan ucapan Chad tadi, aku tertunduk, mataku memanas dan memang
selalu begitu setiap mengingat jasa-jasa Matt dalam perjalanan karirku, termasuk
220 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
sukses yang terlalu muda itu. Matt memang punya peran besar disini. Aku tahu
Matt sudah bercerita semuanya pada Chad, kecuali satu hal. Biduk permasalahan
yang kami obrolan di mobil tadi siang. Makanya dia ingin penjelasan dari hal itu
atau paling tidak, membiarkan aku membereskan semuanya sendiri dengan pulang
Tapi sebelum aku sempat membalas semua ucapannya, sebutir air mataku sudah
-Chad-
MAU tidak mau aku harus memperjelas semuanya, meminta ketegasan sikap pada
Amber. Karena jika mereka meneruskan ini, aku tidak akan jamin Amber akan
Matt, dari mulai keluh kesahnya sampai dia menyebutkan nama Darren – aku
yang menghentikan ceritanya karena ingin mendengar cerita itu dari Amber
sendiri – kemudian ancaman itu, aku menyimpulkan satu hal : aku harus membuat
Amber terbuka soal masalah mereka. Dia ternyata tukang penyimpan masalah,
ternyata…. Bagus kalau dia mau terbuka denganku. Itu berarti secara tidak
221 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Maka setelah menelepon Matt, aku ke atas, ke kamar Amber dan
padaku. Setelah itu, aku lihat responnya. Dan dia menangis. Ternyata Amber juga
menunggunya bicara apapun itu – sekalipun dia akan mengusirku dengan kasar
“Matt selalu mengungkit kesendirianku selama ini. Siang tadi pun begitu.
Saking seringnya dia mengungkapkan itu, aku jadi malas membahas soal itu lagi.
melanjutkan. Dia menghela nafasnya lagi dan kembali terisak. “Aku… mulai
mengerti. Tapi sebagian diriku mulai bertanya-tanya, apa yang membuat Amber
menanggapi cerita Amber. “Semua yang kalian lakukan saat bersama masih terasa
melekat di kepalamu.”
semua… Banyak hal yang sudah aku..lakukan. Sibuk dalam karir, badan
222 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
amalku… Tapi tidak ada yang berhasil..”rengeknya. Dia menekuk kaki dan
Aku mengangguk sekali membalasnya. Tak lama, aku berlutut di sisi tempat
Melihat Amber tetap tertunduk dengan nafas yang masih terisak, aku menarik
Mungkin besok, setelah aku menemukan penginapan yang pas, aku akan pindah
dari sini.
kilometer jauhnya dari studio, sementara sudah pasti aku tidak bisa mengambil
kendaraanku di rumah karena ada Mike dan penggemarnya itu. Sesaat, aku
merenung, memikirkan akan seperti apa aku disana dalam lima bulan ke depan.
“Chad…?.”
Aku menengok. Amber tersenyum padaku di pintu masuk ruang rekaman. Giliran
223 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku menahan tatapan padanya dan seketika menyadari kesungguhan dalam
ucapannya. Dia memohon kepadaku untuk tinggal. Aku nyaris tersenyum lebar
disini.” Kini, gaya bicaranya sudah seperti sales perumahan. “Aku akan
„Semuanya‟?.”
Amber tergelak. “Berkat kau, aku berjanji untuk terbuka. Mulai dari sekarang.”
“Kepada siapa?. Dirimu sendiri?.” Aku meledek padanya karena tidak yakin
juga dia akan membuka semua masalahnya yang selama ini dia pendam sendiri.
Semua orang, kalau sudah berjanji masalah hati akan mudah pula
mengingkarinya.
“Padamu. Aku tidak akan bercerita apapun pada Matt. Tapi padamu.”ucap
Amber langsung.
Seakan tidak percaya, aku berdiri, memandangi wajahnya lebih jelas. “Aku?”
***
Benar saja, sampai tiga bulan berikutnya, aku dan Amber terjebak dalam
kesibukan menulis, merevisi, dan mendengarkan lagu hasil kami. Akhirnya aku
dan Amber sepakat memilih enam lagu untuk diserahkan pada Ian dari lima belas
224 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
lagu yang kami buat. Lima diantaranya adalah lagu plesetan. Dan sepuluh lainnya
semuanya tentang masa lalunya. Dari mulai Darren, pertemuan pertama mereka
yang sebenarnya cukup gila karena dilakukan di sebuah kafe saat badai salju, lalu
dan perceraiannya. Itu semua sangat mencengangkan aku pikir. Yang ada di
yang benar saja?. Dia sudah sangat beruntung mendapatkan wanita seperti itu….
Kemudian aku juga menceritakan kisahku. Dari mulai karir, keluarga, sampai
Whitney dan Sofie. Pertama adalah wanita yang menjadi cinta pertamaku, dan
Saat kuceritakan soal Whitney dan Sofie, Amber tak habis pikir tentang
perbedaan dua wanita yang sekarang entah kemana itu. Terutama terhadap alasan
karena aku memang menyukainya sejak kelas 2 SMA, dan kami sempat
yang berlawanan : aku sebagai musisi, dan dia sebagai aktivis perdamaian dunia.
Kalau dengan Sofie adalah karena ancaman dan paksaannya pada saat aku baru
saja merintis karir di kafe-kafe pinggiran Hanna Alberta. Saat itu dia memaksaku
untuk menerimanya menjadi istri. Tidak melalui masa penjajakan atau apapun itu.
225 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Keduanya pun aku ketahui telah punya kehidupan yang bahagia sekarang ini.
sudah tiada akibat korban perang – dan Sofie dengan jaringan kafe besar yang saat
ini dipimpinnya.
Kuakui, selama aku menemani Amber distudio, aku menyadari satu hal – yang
padahal sudah dari awal kurasakan, tapi aku baru menyadarinya saat di suatu
malam, saat kami membuat lagu plesetan dan menyanyikannya bersama ; aku
sudah terjebak cinta lokasi dengannya. Yang Mike katakan waktu itu adalah
benar.
Saat Mike mengetahui ini – di suatu tengah malam, waktu aku meneleponnya
pada Amber.
“Amber pasti akan menerimamu. Aku yakin” Begitu katanya sesaat sebelum
Sebelum aku yakin atas perkataannya yang sebenarnya tanpa dasar itu, aku
semacam pengintaian pada Amber. Aku mencari semua hal tentang Amber di
internet. Dari mulai keluarganya sampai seputar perjalanan karirnya. Dari fans
pandang, aku dapat menyimpulkan satu hal : Amber adalah wanita istimewa.
Malam ini, aku membulatkan tekad untuk menyatakan cinta padanya. Apa
226 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Nyaris bulan keempat aku bekerja sama dengannya. Dalam jangka waktu itu,
kami telah menyelesaikan pembuatan demo halus atas lagu-lagu yang dipilih Ian.
Malam ini pun seluruh kru studio tengah bersantai disini. Aku sendiri tengah
lainnya. Tak lama, Amber keluar dari obrolan kami, ke pentry studio untuk
meletakan gelas minumannya yang sudah kosong. Setelah aku selesai, aku
Di dalam, dia terlihat sedang membuat segelas kopi. Aku menarik nafas, mulai
dari rak piring pentry studio. Aku kembali ke sisinya dan berucap, “Aku
cappuccinonya.
Baiklah, Chad... ayo ucapkan!.“Bagaimana reaksimu saat ada seorang pria yang
227 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Amber mengesah setelah meniup-niup kopinya dan menjawab, “Tergantung.
Kalau aku menyukainya, aku pasti akan terima. Tapi kalau tidak, ya…jadi teman
saja dulu….”
aku masih bisa menjadi temannya. Setelah menyelesaikan adukan kopiku, aku
kembali menarik nafas, baru sadar aku gelisah. Aku meletakan kopiku dan
menunggu dingin minuman itu. Aku berbalik dan mengambil posisi yang sama
sekalipun aku terlihat gelisah, tidak tenang, tapi dia diam, tidak berucap apapun
Tepat setelah aku kembali menarik nafas, aku berkata, “Kalau orang itu aku?.”
Amber menoleh tepat setelah aku mengatakan itu. Sebelum dia bisa membalas,
sangat mengerti kalau kau tidak bisa menjawabnya dulu. Kau pernah trauma. Aku
tahu –” Tak lama setelah itu, aku mengesah. 'Trauma'... Amber sangat trauma.
Seketika, aku sangat takut dengan apa yang akan diucapkannya sebagai balasan.
“Ingat saat kita menulis lagu „Let All Memories Go‟?.” Amber memulai
228 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Dia menarik nafas setelah itu dan berucap. “Entah bagaimana, saat itu, aku
darinya, aku bisa merasakan wajahku mencerah. Aku tersenyum lebar dan
“Trauma terhadap pria harus disembuhkan dengan pria juga. Iya, kan?.” Lalu
“Jadi kita berpacaran?...” Entah kenapa kalimat polos itu keluar dari
mulutku....
studio.
-Amber-
melompatlah aku. Aku kira Chad ingin membicarakan apa ikut masuk ke pentry
studio. Ternyata.... Saat aku mendengar kalimat pernyataan cinta itu keluar lebih
Aku dan Chad keluar tepat setelah kami meresmikan status terbaru kami
masing-masing.
229 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Seisi kru di ruang perekaman dari mulai produser, Matt, sampai dengan bandku
ternyata telah menguping pembicaraan kami. Mereka semua ada di depan kami
saat kami keluar. Itu membuat Chad mendengus, tidak percaya pernyataan
“Apa yang kalian lakukan?.” Aku memulai. Tapi tak lama dari itu, mereka
kurasa...
“Apa yang kalian lakukan di dalam?.” Fredy memulai. Dia memandangi Chad
Mendengar pertanyaan yang sebenarnya sudah sangat bisa ditebak itu, Chad
Sebelum aku dan Chad bisa berucap lebih lagi, Matt melerai kerumunan
bandku, membagi mereka menjadi dua kubu. “Biarkan Amber dan Chad
Setelah lama Matt tidak melakukan itu padaku, aku merindukannya juga,
ternyata...
“Ceritakalah.”
Chad mengangguk sekali. Dia menarik nafas dan mengedarkan pandangan, “Tapi
230 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Mereka semua mengangguk. Chad berdiri dan berucap, “Aku dan Amber baru
saja berpacaran.”
Fredy, Sabio, Nick dan Wade menarikku dari Chad lalu tiba-tiba Max datang
menyiram kami dengan sekilo terigu yang sebenarnya persediaan kami di pentry
Aku sepertinya tahu akhir dari ini semua... Pasti ruang rekaman akan berubah
malam tiba.
***
Besoknya, aku sudah kembali ke rumah Matt. Dia mengucapkan selamat pada
kami. Hari terakhir aku dan Chad di studio, Chad membantuku membereskan
pakaianku, juga sebaliknya. Setelah perang terigu itu, aku, dia dan bandku
sebenarnya bertanggung jawab atas ini semua izin pulang karena keluarga mereka
sudah menunggu di rumah. Sudah begitu, tak ada imbalan apapun bagi kami
untuk kekacauan yang mereka timbulkan tadi malam di studio ini… Hh….
Pagi ini, aku sedang sekedar bermain gitar di tempat biasa sembari menunggu
Chad yang akan menjemputku untuk pergi bersama ke Arist Records. Matt sendiri
sejak kemarin memang belum pulang karena dia tengah mengurusi deal bersama
231 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
pihak FoxTroops untuk konserku disana satu bulan setelah ini. Matt bilang, ini
tahap terakhir.
Tak lama kemudian, Chad datang dengan mobilnya. Aku baru tersadar
sesuatu. Aku pikir rumahnya tidak boleh dimasuki sampai lima bulan ke depan....
Tapi kenapa?...
“Untung saja orang tua dari anak itu menjemput. Kalau tidak aku tidak bisa
pulang ke rumahku sendiri...” Tak lama dari itu, Chad memberi keterangan
padaku.
Dalam hati aku mengangguk-angguk sendiri. “Bagus kalau begitu.. Ayo.” Aku
Kami tiba di Arist Records sepuluh menit kemudian. Aku dan Chad langsung
ke ruangan Ian begitu tiba. Tapi seseorang yang tidak aku tahu namanya
memberitahuku kalau Ian tidak ada disana. Dia ada di ruang rapat, lantai 5 gedung
ini.
“...batalkan saja konser di FoxTroops. Aku tidak yakin Amber mau kesana
Suara Matt terdengar kesal. Dia sudah disini. Tapi nampaknya sesuatu sedang
Maka, kami pun masuk. Dan yang kami dapati di dalam adalah satu wajah kesal
232 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Aku juga tidak tahu kalau dia ada konser itu, Matt.”ucap Ian. Keduanya
Matt dan Ian serentak menoleh ke arah pintu masuk. Mereka tidak bergerak
Aku dan Chad duduk bersebelahan di meja bundar itu dan memandangi
mereka penasaran.
Ian menghela nafas. Dia memalingkan wajahnya padaku, “Kau tidak akan
percaya....”
Mendengar balasannya, aku otomatis tergelak tidak percaya. Ada apa ini?... “Soal
apa?.”
Aku tertegun mendengar ucapannya yang penuh penekanan itu. Sesuatu yang
gawat sedang mereka bicarakan. Tapi aku belum bisa menerka apa itu. Aku tidak
233 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Dari sudut mataku aku bisa melihat Ian menggeleng. “Tidak. Album baru
Selanjutnya aku sudah tidak mendengarkan obrolan mereka lagi. Salah satu
pasal kesepakatan itu menyebutkan kalau aku akan bekerja sama dengan promotor
Tidak merasa ada yang salah, aku pun mengangkat wajahku, memandangi Ian
dan Matt dengan bingung. “Apa yang salah?. Aku pikir konser itu tidak usah
dibatalkan...”
Aku membaca pasal yang dimaksud oleh Matt. Disana tertulis : 'Band
“...Dan kau tahu apa akibatnya kalau tidak mematuhi ketentuan.”sela Ian.
Ian mengangkat bahu. “Pihak penyelenggara bilang, masih banyak fans kalian di
234 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Mendengar keterangan itu, terdengar tertawaan sinis dari Chad. Dia menggeser
susahnya?.”
“Aku tidak mau Amber berhubungan dengan dia lagi. Cukup sudah kekacauan
“Matt.” Chad menyela. “Hanya dalam hubungan professional saja. Aku rasa
tidak masalah...”lanjutnya, masih dengan suara yang tenang. Aku kira setelah Ian
menyebut nama Darren, dia tidak akan bernafsu mengikuti pembicaraan kami dan
Akhirnya aku memutuskan untuk tidak ikut campur dan memilih memandangi
“Kau rela pacarmu bekerja sama dengan pria itu?. Setelah kesepakatan ini,
Darren akan latihan bersama yang lainnya selama satu bulan. Aku tahu betul
Tapi Chad masih tenang. Dia tidak terpengaruh oleh intuisi Matt. Membalas
ucapan kakakku, nadanya juga masih seperti tadi. “Aku harus melihat bagaimana
Amber menghadapi orang yang pernah dicintainya.” Chad menukas, tenang. Tapi
tak ayal, itu membuat seisi ruang rapat terdiam. Begitupun aku. Mendengar
Sabio?.”
235 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Setelah merasa cukup kuat untuk bicara wajar, aku mengangkat wajahku, menoleh
pada Ian, “Aku akan mengumpulkan band setelah ini. Aku saja yang menjelaskan
tangan berkas itu biar setelah ini aku bisa langsung ke Prince Rupert.”
salinannya ke Matt dan aslinya kepada Ian. Ian langsung keluar dari ruang rapat
“...aku..mau pulang dulu.” Matt tiba-tiba berkata. Dia berdiri dan mengemasi
barang-barangnya, lalu Matt menoleh padaku. “Nanti akan ada kru produksi
diam.
-Chad-
MATAKU tak bisa teralihkan darinya semenjak dia memutuskan untuk menjalani
Meski aku sangat tahu karena apa, tapi aku tetap dengan intuisiku untuk supaya
bagaimana lagi kalau yang meminta itu adalah fansnya sendiri?. Itulah salah satu
236 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
alasan aku mendukung Amber dan Darren bekerja sama lagi dalam konser ini.
Selain itu, aku ingin melihat seberapa jauh Amber bisa mendefinisikan hubungan
mereka sekarang. Terutama saat sesi latihan yang akan digelar sebulan sebelum
hari H.
Karena intuisiku jugalah Matt nampaknya agak marah padaku. Dia tidak
memandangiku sama sekali saat pulang tadi. Wajahnya juga terlihat tidak terlalu
antusias dengan apa yang dia dan Amber akan lakukan setelah ini.
Tiba-tiba terdengar helaan nafas dari Amber. Dia telah menoleh padaku, tetapi
Tak lama, Amber bersandar. Masih dengan mata yang tidak tertuju padaku. Dia
“Apa ada yang sesuatu yang salah dengan ucapanku?.” Aku bertanya lagi,
237 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Chad...” Amber menyela, membuat aku memperhatikan ucapannya. “Aku
bingung harus bersikap seperti apa jika seandainya kalian ada dalam satu ruangan,
satu kepentingan. Mungkin kalau dua atau tiga bulan lagi, aku akan siap. Tapi
“Aku takut...”
terima. “Aku tidak tahu pasti apa yang ada dalam pikiranmu sekarang. Tapi,
serius, inikah penyebab kau tidak mendapatkan pasangan hidup selama 36 tahun
Haha... sudah kuduga itu yang akan dia ucapkan. Meresponnya, aku hanya
tersenyum. Dan alhasil, aku mendapat tatapan 'orang aneh' dari Amber. Dia tidak
Akhirnya, aku membuat dia menoleh ke arahku dengan mengatakan satu kalimat
istimewa.
238 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Amber terlihat tertegun mendengar perkataanku. Dia tersenyum, menatapku
dalam, dan tak lama kemudian, Amber tergelak. Dalam suasana yang lebih baik,
“Apa?.” Aku pura-pura tidak menyadari apa yang dia rasakan. Dengan
dengan tertawaannya sendiri. Dia kembali menatapku, kali ini semuanya terasa
lebih nyata.
Aku menggeleng membalasnya. Lalu tanpa bicara, aku terus membelai rambutnya
dengan lembut. Membuat dia mengambil tanganku dan mengecupnya pelan. “Aku
berjanji tidak akan membuatmu merasa seperti pelarian. Kau bisa pegang itu.”
***
Hasil pertemuan tadi adalah proses pembuatan full album, khusus untuk audionya,
akan dimulai besok, jam tiga sore. Terus begitu sampai dua minggu ini. Baru
setelah itu, proses pembuatan video klip akan dimulai pada pukul tiga sore
seminggu kemudian dengan waktu pengerjaan satu bulan. Tapi kalau soal video
klip, tergantung kemauan Amber dan sutradara, sebenarnya. Semuanya bisa saja
berubah…. Dan sementara itu, jadwal latihan Amber untuk konser FoxTroops
Sekarang ini, kami sedang dalam perjalanan menuju tempat pertemuan kami
dengan Fredy, Nick, Wade, dan Sabio di rumah Nick. Sejak tadi kami berada
239 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
memandangi jalanan dengan pandangan datar. Tapi disana terselip perasaan
gundah. Tadinya aku sengaja membiarkannya, siapa tahu dengan diam, dia bisa
membuka percakapan dengan topik baru. Tapi ternyata sampai lima belas menit
“Gelisah?.”
Amber menggeleng, “Kira-kira mereka akan salah sangka dengan berita ini atau
tidak..?.”
Tapi Amber malah memandangiku gemas. Yah, aku nyaris lupa kalau yang
Mendengar nama panggilan baru itu, aku tersenyum lebar dan membalas, “Kalau
Amber mengangguk sekali dan kembali memandangi ke depan. Tapi tak lama, dia
kembali menoleh padaku, “Aku rasa kita harus mengubah lagu 'Let All Memories
Go'...”
Amber meneruskan ucapannya, “Kita duet. Dan otomatis tema lagunya akan
240 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku menghela nafas mendengar usulan itu. Sepertinya, sebelum aku dan Amber
sampai kesana, kami harus membuat lagunya dulu. Bukan 'merubah' seperti yang
Amber katakan.
Kami sudah tiba di rumah Nick sekarang. Aku sendiri sudah memarkirkan
mobil di garasi rumah Nick. Kemudian kususul Amber yang sudah di dalam.
“...omong-omong, ada apa kau menyuruh kami berkumpul malam ini?.” Nick
personel pertama. Dan itu berarti, Darren ikut dan Sabio...tidak.”“Dari pihak
penyelenggara, semuanya sudah disiapkan : dari mulai tiket, hingga set. Jadi aku
Sedetik, dua detik, hening. Semuanya mencoba mencerna apa maksud kalimat
241 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Tetap tidak. Apa urusannya dia kembali kesini?.”keluhnya dengan tampang
masam.
Aku berusaha tidak menginterupsi ucapan itu dan hanya mendengarkan mereka.
Amber terlihat gusar mendengar penolakan langsung itu dan berusaha menyusun
Dia sangat ingin ini semua segera selesai. Amber gelisah dengan besok hari.
“Ya…” Giliran Nick yang bicara. Dia mengambil snack yang disediakan di
meja dan mendengus, “Tapi aku rasa kami tidak bisa janji semua perlakuan
Terlihat wajah tidak terima dari semua personil lama band pengiring. Mereka tak
bicara. Aku berani taruhan, mereka sedang memikirkan bagaimana caranya agar
Tiba-tiba, Sabio menengahi. Dia memandangi aku dan Amber bergantian. “Kalau
ini permintaan fans, aku rasa tak apa. Lagipula kenapa kalian sangat tidak ingin
“Kalau begitu biarkan aku tahu. Aku bagian dari kalian sejak dua tahun
“Ini hanya persoalan personal, Sab..” Wade menyahut tenang. “Antara Amber
242 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tak ada balasan dari Sabio. Dia diam, memutuskan tidak ikut campur dengan
urusan yang sama sekali tidak dia mengerti. Yang dia lakukan hanya
“Ada opsi lain?.”tanya Nick tak lama. “Seperti mengikutkan Sabio dengan
Amber menggeleng. “Aku tidak yakin Arist mau melaksanakan opsi itu..–”
lagi dan mematikan benda itu setelah tak lama. Lalu barulah berkata dengan
ekspresi wajah yang masih masam, “Intinya yang harus muncul dari kita hanyalah
„hubungan istimewa antara seorang Amber dengan Darren‟. Itu yang mereka
inginkan.” “Tapi apakah kau tidak memikirkan perasaan Chad?.” Fredy berkata
“Amber…kau tetap bisa menolak konser itu. Hidup harus terus berlanjut.
Kenapa kau tidak lakukan itu?. Kenapa kau tidak tolak saja konsernya dengan
Akhirnya, aku memutuskan bicara. Penolakan ini lama kelamaan bisa membuat
Amber terpojok.
“Dia telah memikirkannya, Fred.”ucapku tenang. “…dan aku terima itu.” Aku
tatapan yang tidak sepenuhnya tertuju padaku. Maka aku melanjutkan ucapanku,
“Aku pun telah memikirkan semua konsekuensinya. Baik dari pihakku, Amber,
243 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
maupun Darren. Lagipula Darren hanya ikut satu kali konser. Setelah itu,
semuanya selesai. Dan aku sarankan, direntang waktu itu sebaiknya kalian
pada mereka. Aku sangat berharap, dengan ini mata hati mereka terbuka. Karena
kalau mereka terus menganggap Darren sebagai pria penghancur hidup vokalis
tersayang mereka, Amber pun tidak akan bisa melupakan kenangan pahit itu.
Selanjutnya, tidak terdengar satu suara pun yang membalas ucapanku. Tapi tidak
lama dari itu, Amber mengangkat wajahnya. “Aku akan bilang pada Ian jika
kalian tetap tidak mau…”katanya kemudian. Dia beranjak. Tapi tertahan oleh
ucapan Wade.
Amber memasukan ponselnya kembali ke dalam saku celana. Dia berbalik dan
menjatuhkan dirinya di kursi. “Besok jam 8 pagi di studio yang kemarin, ya?.”
Fredy, Nick, dan Wade mengangguk mengiyakan. Dan tak lama, semuanya sudah
Ketika canda tawa diantara mereka kembali, aku ikut tersenyum. Terutama
saat memandangi Amber. Entah kenapa aku sangat suka kegiatan satu itu. Sesuatu
wajah dari keasyikan obrolan mereka dan merenung. Akankah itu?. Amber dan
Darren?.
244 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku pun tidak tahu pasti soal itu. Seperti sebelumnya, hanya waktu yang bisa
menjawabnya.
-Amber-
SATU hal sudah selesai. Aku menghela nafas lega saat keluar dari halaman rumah
Nick di satu jam kemudian. Tepat pukul 8 malam. Chad akan mengantarkan aku
sampai rumah malam ini meski tahu Matt sedang tidak sibuk, membuatku merasa
Chad membelokkan mobilnya keluar dari jalan rumah Nick saat aku
Kuambil ponsel dan mencari-cari nomor Darren. Semoga saja nomornya belum
ganti….
Kutekan tombol „call‟. Lalu tak lama kemudian, terdengar nada sambung.
Nit…nit…
Aku pun menarik nafas, mencari kata yang tepat untuk seorang „mantan‟..,
245 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Oh?, kenapa memangnya?.”tanya Darren spontan. Sejurus kemudian dia
ucapannya.
“Ngomong-omong, kau belum terikat dengan label apapun, kan?.” Ya, karena
kalau dia sudah terikat, akan panjang urusannya, terutama dengan label yang
Diseberang sana, Darren tertawa kecil. “Tidak. Aku sedang fokus ke keluarga.”
latihan selama sebulan ke depan. Aku sudah bilang soal ini pada yang lainnya dan
mereka setuju. Latihan dimulai besok. Jam 8 sampai 2 siang, di Shelfield Studio.”
Dalam hati, aku mengesah. Oh, ya… Dia pasti akan meminta izin pada Hilton
dulu soal ini… Disini, aku mengangguk-angguk dan berucap padanya. “Ya.
Silahkan.”
arah.
Membalasnya, aku mengesah, “Dia akan beri kepastian lima menit lagi.”
Chad terlihat mengangguk-angguk dan tak lama kemudian, dia berkata lagi.
246 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Sean Whibley Wyck. Seorang anak perempuan.”jawabku sekenanya. Aku
Darren, juga ucapan dari Chad. Kebetulan sekali aku sedang tidak menemukan
Tapi tak lama kemudian, aku terpikir sesuatu : soal ucapan Chad di kantor
tadi. Saat dia bilang sesuatu yang intinya tak apa jika aku kembali jatuh cinta pada
Darren dan menganggap itu hal wajar. Sisi diriku yang lain berpikir, apa yang
“Chad…”
“Hm?.”
“Kalau sampai aku masih mencintai Darren, apa yang akan kau lakukan?.”
terdengar helaan nafas berat darinya. Tapi, dia tidak kunjung bicara. Sementara
“Soal itu…” Chad memulai setelah lama terdiam. “Aku tidak tahu, Am.
Bagiku, sulit untuk melupakan seseorang yang sangat aku cintai. Mungkin
menyendiri selama beberapa tahun adalah satu-satunya hal yang akan aku
lakukan.”ucapnya.
Dia kembali menghela nafas dan menoleh padaku, “Meski aku tahu tidak ada
waktu lagi untukku, aku tidak akan memaksakan kehendak. Jika kau benar-benar
247 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Mendengar jawabannya, aku tertegun, memandangi sesuatu di hadapanku
dengan datar. Aku merenungi ucapannya tadi. Dan sudah bisa ditebak kalau
semua itu sampai terjadi, aku sama saja telah menghancurkan hidup Chad.
“…dan aku tidak pernah mengingkari apa yang sudah aku ucapkan.” Chad
berkata lagi dengan tenang. Matanya kembali tertuju ke jalan setelah itu dan tak
Kulepaskan pikiran dari hal berat itu dan mengecek ponselku yang kebetulan
dalam mode diam – dan aku baru ingat itu – disana, benar saja sudah ada tiga
Diam-diam, aku tersenyum mendengar nama panggilan baru itu. Satu yang
untuk kami.
***
Oke. Aku benar-benar tidak tenang sekarang. Dalam kamarku, aku terus saja
gelisah meski sudah nyaris pukul setengah delapan pagi. Aku belum turun untuk
berangkat ke studio. Matt pun tidak menegurku sama sekali pagi ini. Termasuk
soal mandi dan sarapan sekalipun. Dia benar-benar berlaku pendiam sejak
kemarin.
248 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku membenamkan diri ke tempat tidur dan memandangi plafon kamar.
Sejenak, aku memejamkan mata, mencoba tenang. Hari ini, Darren dan Chad akan
bertemu di studio. Begitu juga dengan anggota bandku. Aku sungguh tidak tahu
Karena itu, aku membuka mata, lalu kembali terduduk dan tersentak ketika
pintu kamar akhirnya diketuk. Dengan lunglai, aku berjalan kesana, membukanya.
“Hm?.”
pertanyaan itu, meski sebenarnya tidak yakin Matt akan menjawabnya dengan
serius.
keputusan kalian. Kupikir, ada benarnya juga ucapan Chad, Am. Dan ngomong-
omong soal dia, orang itu sudah ada di bawah, menjemputmu. Aku tidak bisa
mengantarmu hari ini karena ingin ke yayasan dulu. Dia bilang sarapannya nanti
saja di studio.”
apa-apa lagi.
Belum sempat aku membalas lebih lagi, Matt sudah menarikku untuk turun.
249 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
08.00 a.m…
Aku sudah ada di studio dan saat ini sedang di pentry, memasak makanan
untuk Chad sementara dia sendiri sedang mengecek keadaan alat musik di ruang
alat praktek yang berada di lantai dua. Kali ini, untuk sarapan, aku memasakan
langsung berubah takjub. Hh… aku masih mengingat jelas bagaimana cara dia
Dengan hati-hati, kubalikan omelet itu dan menunggu sisi yang lain matang
Ketika itu, kami baru saja melewati hari ke 32 pernikahan kami. Seperti biasa,
aku membangunkan Darren setelah makanan siap. Dia tersenyum lebar mencium
Darren mencium keningku lalu duduk, memandangi omelet itu sejenak dan
mengambil garpu dan pisau yang sudah ada di sisinya. Dia menoleh padaku,
“Sudah makan?.”
menyuruhku duduk diatas kakinya. Dalam senyum, aku menurut dan melakukan
itu.
menyajikan omelet itu. Kemudian, kuantarkan dua porsi omelet itu untuk Chad.
250 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Dari ruang praktek, terdengar Chad sedang menyanyikan lagunya. Ketika tiba
sedang ia mainkan.
Kami menikmati makan dalam diam. Namun tak lama kemudian, aku bisa
Benar saja, dia sedang memandangiku dengan tatapan yang serius. Aku
dari dispenser ruangan ini dan berucap lagi. “Darren akan kemari hari ini.”
Mendengar apa yang sebenarnya menjadi topik pembicaraan kami, aku melengos
Dari sudut mataku, aku bisa melihat Chad meneguk air putihnya. “Apa yang akan
251 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Agak malas, sebenarnya, aku mengangkat wajahku, berusaha membuat Chad
mengganti topik pembicaraan kami. “Bisa kita tidak usah bicarakan itu?.”kataku
agak ketus.
“Aku hanya ingin tahu apa yang akan kau lakukan.” Chad menyela dengan
santai. Seperti dia tidak tahu saja, kepalaku sudah panas mendengar topik yang dia
“Semoga itu tidak berarti buruk…” Chad tergelak dengan leluconnya yang
sama sekali tidak lucu itu. Dia mendengus sesaat ketika tidak ada balasan dariku.
Kemudian, helaan nafas lelah keluar darinya. “Semalam, aku tidak bisa tidur.”
dan seketika merasakan apa yang ada dibalik kalimatnya barusan. Dia
melebar. Ah, dia pintar sekali dalam bidang rayu merayu, kurasa. Sudah berapa
Namun dalam suapan kami yang kesekian, pintu ruang praktek dibuka. Aku
252 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Hei… Maaf jika mengganggu kalian.” Darren menyapa kami dengan kikuk.
Aku dan Chad sama-sama mengangkat wajah dan kami berdua mengerenyit. Aku
langsung memalingkan wajahku kembali dan Chad memandangi tamu itu dengan
gelas yang dia gunakan untuk minum tadi dan mempersilahkan Darren duduk.
merayapi tubuhku. Namun dia tidak berkata apapun, hanya menanggapi sambutan
Seandainya aku masih memakan sesuatu, pasti akan langsung tersedak. Darren
pertanyaannya barusan.
Darren tergelak membalasnya. “Bukan… Aku tahu kabar hubungan kalian dari
media…”
253 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Tidak… Kami sudah lama tidak berhubungan.”balas Darren. “Ya, kan,
Akhirnya aku hanya bisa membalas ucapannya dengan apa yang dia inginkan.
“Ya.”
makan kami.” Chad berucap lalu berdiri, kemudian berlalu. Dia tidak
praktek menjadi sunyi sama sekali. Aku dan Darren sama-sama terjebak dalam
diam, membuatku harus mengingat momenku dengan Chad lebih intens dari
“Aku bisa melihat, cinta yang ada pada Chad lebih banyak dari siapapun. Dan
itu bagus untukmu.”ucap Darren lagi, masih dalam topik pribadi itu.
“Jadi sekarang kau menjadi ahli cinta?.” Aku bertanya dengan ketus.
Kemudian aku menekuk kakiku dan bermain piano imajiner di atas lututku.
Tak lama, tangannya terulur ke lututku dan bermain disana. “Aku yakin, kita
telah sama-sama berjanji untuk mengutamakan karir bila kembali disatukan dalam
sebuah proyek pekerjaan. Itu juga yang kupegang saat meninggalkan Hilton dan
254 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Aku tidak akan mengungkit lagi apa yang sudah terjadi diantara kita, Am.
“Termasuk mengingatkan Chad akan apa yang telah terjadi diantara kita
meluruskan kakiku, dia melakukannya dan mengambil gitar akustik yang ada di
Ketika dia bermain, aku mulai bernyanyi. Aku ingat lagu itu. Itu lagu yang kami
ciptakan bersama di album pertamaku. Nyaris dijadikan duet juga kalau saja Ian
menyetujui lagu ini untuk dinyanyikan duet. Sayangnya saat itu aku tidak
255 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
-Chad-
pikiranku fokus mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan di dalam sana.
Kebanyakan soal musik, masa lalu mereka saat dalam satu band yang sama, lagu-
lagu ciptaan mereka, dan yang lainnya yang sama sekali tidak ada sangkut
Sebuah rasa dalam diriku membatin pesimis tentang tawa dan canda yang
mereka sekarang hanyalah sebagai seorang teman. Semoga yang terjadi saat ini
Tak lama kemudian, deru mobil terdengar dari bawah. Lalu suara Wade dan
Nick terdengar dari sana. Ceria. Tapi entahlah jika mereka sudah masuk ke dalam
Langkah kaki yang berderap berantakan menyusul tak lama setelah itu. Tanpa
praktek, aku hanya mendengarkan percakapan yang baru saja di mulai itu dari
sini.
“…jadi ini yang kami dapat setelah menyetujui permintaan konyol itu?.”
256 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Tidak, kalian salah paham, teman-teman.”balas Amber tergesa. “Aku hanya
Sebagai balasan, aku mendengar Amber mengesah. Disusul dengan decakan yang
“Sudah jelas kalau begitu.” Fredy menimpali dengan nada geram. Kemudian,
Ingin tahu, aku meletakan gitarku dan menuju ke jendela yang langsung
diantara mereka. Di bawah sana Fredy sudah keluar. Disusul oleh Nick, baru
Wade setelah tak lama. Mereka bertiga terlihat berbicara. Tapi aku sudah bisa
sana. Wade.
memilih bersikap netral, dan Wade menjadi pembujuk diantara mereka. Sampai
akhirnya, Darren keluar studio, berada diantara mereka. Aku melihat, suasana di
bawah sana menjadi sunyi sama sekali. Dinginnya terasa walaupun aku tidak
Darren terlihat memulai bicara. Tak lama setelah itu, mereka semua masuk
kembali ke studio. Kemudian, sepi tapi tidak sampai sedetik, suara canda tawa,
gelakan, dan obrolan mulai menghiasi ruangan itu. Dalam diam, aku menghela
257 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
nafas sejenak. Gusar. Memang benar. Tapi jika aku ingin serius bersamanya,
Jam dua belas siang. Aku memutuskan keluar dari ruang rekaman sebelum
mereka keluar dari ruang praktek untuk makan siang. Dari dalam ruangan itu
masih terdengar obrolan mereka yang kini sudah sampai ke arransement musik
“…bagaimana jika intro lagu ini ditambahkan lebih lama. Selama sepuluh
detik. Lalu isi dengan gerakan menepuk, seperti ini… Baru, masuk musik.”
“Seperti ini?.” Amber bersuara. Kemudian, terdengar gelak tawa dari mereka.
“Bisa-bisa. Asal kau berani saja melakukan itu.” Wade menyahut dengan
Dan sebelum aku terlanjur penasaran dengan apa yang mereka lakukan di dalam
“Hei. Sudah jam dua belas. Mau makan disini atau keluar?.”kataku pada
mereka.
Fredy melihat jam tangannya. “Hmm… keluar saja.” Lalu dia mengangkat
Menanggapi balasannya, aku tertawa kecil. “Kalau ingin makan disini, aku
258 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kita makan disini.”jawab Amber, seperti membulatkan suara dari yang
lainnya. Lalu dia berdiri, mengamit tanganku dalam posisi berdiri yang
Kami sudah di dalam mobil lagi, setelah membelikan makanan dari sebuah
diam, dengan muka lelah dan datar sambil memandangi jalan dengan lurus. Dia
Aku tertarik untuk bertanya padanya soal apa yang ia pikirkan. “Hei.”
Amber menoleh padaku. Tapi dia diam, dengan pandangan yang tidak fokus.
Aku mengangguk mengiyakan. Tapi tak lama kemudian, dia diam lagi,
membuatku harus diam juga dengan sikap menunggu. Dan biasanya, setelah ini
“Aku mulai berpikir…” Amber mulai bersuara. Beberapa detik kemudian, dia
diam lagi.
Aku menghela nafas sabar karena ternyata yang dia pikirkan adalah itu – yang
tidak ada sangkut pautnya sama-sekali dengan latihannya kali ini – dan kemudian,
aku menyalakan mobil, mulai menggerakan benda itu untuk kembali ke Shelfield
Studio.
259 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ada apa disana?.”tanyaku, berusaha antusias dengan topiknya sementara
Akhirnya, ketika kami hampir tiba di studio, aku membalas tawarannya itu.
“Boleh. Kapan?.”
“Hm?.” Sesaat, Amber terlihat tidak fokus dengan pertanyaanku. Maka aku
FoxTroops. Bagaimana?.”
“Setuju.”
-Amber-
pada Chad di mobil. Seharusnya, aku dan dia berdiskusi tentang apa yang akan
jawaban darinya tentang kenapa dia tidak keluar sama sekali dari ruang rekaman
dari jam 8 sampai makan siang ini. Itu yang seharusnya jadi topik pembicaraan
kami.
senangku dihadapannya selama perjalanan pulang. Tak lama dari itu, kami tiba di
260 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
studio dan langsung ke atas, ke ruang praktek. Chad membawakan makanan kami
kesana sementara aku mengambil piring, alat makan, dan gelas dari pentry studio.
Dua jam selanjutnya, latihan selesai. Darren pamit pulang kepadaku dan Chad
yang mengantarnya sampai depan studio. Setelah itu, kami masuk ke dalam untuk
mulai mencicil perekaman audio halus albumku. Setidaknya dengan lagu yang
diproduseri oleh Chad dulu saja sambil menunggu Max, Shellback, dan beberapa
Semua sudah berpindah ke ruang perekaman. Wade sudah siap di posisi untuk
mulai merekam suara gitar di lagu pertamaku „Roll This Deep‟, sementara aku,
Fredy, dan Nick duduk di sofa sembari menunggu Sabio datang. Chad duduk
Sebagai balasan, Wade mengacungkan ibu jarinya pada Chad. Lalu, perekaman
gitar dimulai.
bermain di intro, setelah bagian itu terasa sempurna oleh Chad, perekaman akan
Setelah kurang lebih 5 detik, bagian intro selesai. Wade melepas earphonenya
dari dalam sana dan keluar tempat perekaman. Dia ingin mendengarkan intro yang
261 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“…bagaimana?.”
Wade menerima pendapat itu dan mendengarkan rekaman bagian intro lagi.
kembali dimulai. Sepuluh menit kemudian – saat lagu sudah sampai perekaman
“…yah, ini yang sejak tadi aku tunggu!.” Nick mendengus lega dan langsung
merampok bawaan Sabio. Dia melayangkan snack keripik kentang itu tinggi-
Tak lama, dari balik kursinya, Chad menoleh dan mengulurkan tangan kirinya,
meminta snack dari kami. Aku mengambil serauk dari keripik kentang yang
Kali ini, Fredy yang menjawab pertanyaan itu. “Lancar… Seniormu berbaur
262 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Sabio membalasnya dengan gelakan ramah yang biasa saja. Begitupun Fredy.
Meski aku sempat memelototinya tadi karena menggunakan pilihan kata yang
***
Jam 6 sore. Nick, Wade, dan Fredy sedang pulang untuk berganti baju. Sementara
Sabio sedang membelikan makanan untuk kami sekalian juga pulang untuk
kali ini. Yang ada di studio tinggal aku dan Chad. Matt bilang dari telepon
sesorean tadi, Max dan Shellback akan datang jam 7 nanti, bergantian shif
sementara nanti Chad akan pulang untuk membersihkan diri dan kemari lagi tiga
jam setelahnya. Sementara Matt, akan kemari jam 7 nanti. Dia membawa dua
pasang baju untukku dan dia, dan alat mandi. Aku mau mandi disini setelah dia
datang.
Progres perekaman sendiri sudah sampai lagu ketiga. Sebelum semua pulang,
kami menyelesaikan perekaman lagu ketiga dulu di studio. Kesemua lagu itu
sudah terdengar bagus di telinga Chad dan aku – kebetulan aku mencoba berada
di depan mixer audio saat perekaman lagu kedua yang berjudul „Flew Away‟ –
setelah ini, tinggal 12 lagu lagi tersisa. Lagu yang sudah selesai adalah : „Roll
Saat ini, di ruang perekaman, aku terpikir akan menulis ulang lagi lagu „Let
All Memories Go‟ – yang semula sudah kuutarakan keinginan itu pada Chad dan
dia menerimanya.
263 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kita jadi menulis ulang lagu „Let All Memories Go‟?.” Rupanya Chad yang
malah bertanya kepadaku dari balik meja audio – sementara aku ada di sisinya.
“Tentu saja.” Aku membalas, membuka laci dan mengambil beberapa kertas
“Dimulai dengan?.”tanya Chad, setelah dia memegang kertas dan pulpen juga.
posisinya agak bungkuk. Wajah lelah terlihat padanya, membuatku tidak yakin
Maka aku pun menarik kertas dan mengambil pulpen yang sudah dia pegang.
Chad mengerenyit melihat apa yang aku lakukan. Tapi dia tidak membantah,
Chad masih diam. Dia tidak menoleh sampai aku menarik headset itu dari
lehernya dan mendorong kursi yang didudukinya menjauh dari meja audio.
“Habis, sulit sekali diberitahu…” Aku membalas dengan acuh dan menggeser
menggeser kertas dan pulpen itu ke hadapanku, kemudian, aku mulai menulis
sudah tidak pantas lagi terucap darinya… Dalam hati, aku tertawa sendiri
264 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
mendengar nada ucapan itu. Seorang Chad?. Kalau orang-orang yang belum
mengenalnya pasti akan jijik mendengar ucapan itu keluar dari seorang Chad yang
itu. Tapi aku berusaha tidak menoleh dan tetap memegang pulpen. Kuduga, Chad
mau bicara.
benakku adalah „Oh?‟. Tapi aku balas juga pertanyaannya yang mungkin saja dia
sudah lebih tahu jawabannya daripada aku. “Menyenangkan, soal musik, dan
teman.”
“Tidak ada yang lebih dari itu?.”tanya Chad lagi, pelan. “Jawablah dengan
Anggukan Chad terasa di leherku. Dia berpangku bahu disana dan mengecup
“Sama-sama.” Dan tak lama kemudian, aku terpikir. Dia sudah kembali mengulas
masalah tadi pagi. Aku tanyakan saja hal tadi itu sekarang padanya…
“Sayang?.”
“Hm?.”
265 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kau menghindar sepanjang latihan tadi. Kenapa?. Padahal kau bisa
bergabung dengan yang lainnya..” Aku berusaha untuk tidak menyinggung Chad
atau apa yang akan jadi jawabannya dengan berkata sehalus mungkin tentang ini.
“Aku hanya tidak mau intuisi negatif berkeliaran di kepalaku ketika melihat
kalian. Kau tahu?, mata seringkali salah menangkap gerak-gerik seseorang. Aku
“Besok kau akan seperti itu lagi?.”tanyaku setelah merasa lega mendengar
jawabannya yang cukup dalam. Dia berpikir dari segala sisi saat melakukan
melihat kedekatan kalian kembali, yang mana yang membuatku lebih cepat
cemburu…” Chad menjawab dengan suara sepelan tadi. Tapi sebelum aku sempat
membalas lagi ucapannya barusan, dia sudah berkata lagi. “Setelah itu, aku jamin,
semua tindak-tandukku besok tidak ada yang – sengaja, atau tidak sengaja,
***
266 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“IS IT THE END?...”
-Amber-
SETELAH pembicaraan malam itu, Chad menepati janjinya. Dia berbaur dengan
Sempat kucoba meninggalkan mereka dan menguping apa yang mereka bicarakan
mereka berdua selama kedekatanku dengan keduanya dalam dua proyek yang
berbeda. Hasilnya adalah sama saja : aku tidak menemukan tanda-tanda kalau
Chad membenci Darren, dan sebaliknya. Sekalinya aku mendengar mereka bicara
tentang urusan pribadi, lebih sering itu semua berakhir dengan senyuman, gelak
Hubungan antara aku dan Darren, Chad dan Darren, Darren dengan anggota
bandku –membaik. Chad dan Darren seperti biasanya, mereka berbaur satu sama
masing-masing selama dekat denganku. Mereka berdua selalu terlihat akur dari
latihan ke latihan. Chad pun sudah lebih sering bicara kepada semuanya, baik itu
memberi saran, usulan, hingga lawakan yang tak jarang membuat kami tergelak.
mudah bagi kami berdua. Dia bersikap seperti sepuluh tahun yang lalu : menjadi
267 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Bandku pun begitu. Nick, Wade, dan Fredy bisa memberikan tempat yang
pembedaan sikap dari mereka, lambat laun mereka bertiga menerima Darren
seperti dulu lagi. Mulai bercanda, tertawa, menciptakan lagu bersama lagi. Tak
jarang Wade mengajak kami bernostalgia yang kemudian topik itu berganti karena
Dan soal pria satu itu, setelah pertemuan terakhir kami pada liburan lalu, dia
tidak pernah mengungkit semuanya lagi. Wade kembali seperti dulu dan tidak
pernah mengingatkan apalagi menjadikanku seperti satu tahun delapan bulan yang
perekaman audio halusku. Kelima belas lagu itu rampung dalam dua minggu. Aku
dan Chad juga sudah menyelesaikan versi terbaru dari lagu „Let All Memories
Hari keempat belas latihan, aku tiba di sesi syuting video klip pertamaku yang
berjudul „Roll This Deep‟. Sesuai rencana, video klip pertama adalah ini, disusul
dengan „Rockin‟ You‟. Kemudian aku melanjutkan dengan lagu „Let All
Memories Go‟, lalu dengan lagu „Hello World!‟. Akan ada empat lagu yang
Syuting akan dimulai sejak pagi hingga malam, jam 7, dan barulah aku
kembali berlatih di studio dari jam 8 hingga jam 10. Darren sudah diberitahu dan
dia akan datang studio saja, tidak sejak pagi ikut syuting bersamaku dan bandku.
268 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Di lokasi syuting „Roll This Deep‟, aku dan bandku sudah dalam kostum
video klip ini. Kami sedang menerima arahan dari sutradara video klip ini, Harv
Bennett.
“…nanti, begitu aku bilang, „action‟, kau, Amber, langsung masuk set dengan
skateboard ini.” Harv menoleh pada bandku. “Nah, kalian mulai bermain saat
Saat kata itu terdengar, aku masuk, meluncur di atas skateboard dan berhenti,
lalu menyanyikan bagian awal lagu ini. Karena temanya tentang pesta dansa di
Dan tak lama kemudian, terdengar „cut‟ dari Harv. “Bagus!.” Dia
gambar peralihan dari posisiku ke bandku yang ada jauh di belakang sana.
“…26, huh?. Aku tidak percaya…” Sebuah suara berbisik di dekatku. Aku
menoleh, dan tersenyum ketika tahu siapa pemilik suara itu. Chad.
“Kau bilang tidak bisa datang..”kataku padanya. Ya, dia bilang padaku, dia
dan bandnya ada pekerjaan di studio terkait mini albumnya yang ketiga – setelah
5 album besar dan 2 mini album. Chad bilang, prosesnya sudah sampai perekaman
sebungkus doritos. “Pengerjaannya selesai lebih cepat, sayang… Jadi aku bisa
269 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Hmm.. ya. Tapi..kan ini masih pagi?. Apa saja yang dia kerjakan, kalau begitu?.
dan sound engineernya mengerti, aku izin kemari. Jam sepuluh nanti aku akan
disana sampai lusa.” Chad menjelaskan apa yang jadi pertanyaanku. Dia tidak
pekerjaanku.
***
Lima hari berlalu. Setelah beberapa kesepakatan dengan Ian, Matt, dan Arist,
akhirnya hari ini latihan untuk FoxTroops ditiadakan dulu sampai proses
pembuatan keempat video klip itu selesai. Progres latihan juga sudah sampai
susunan acara konser, jadi tinggal bagaimana disananya saja. Soal arransement,
intro, improvisasi, dan yang lainnya itu, sudah selesai terkonsep dan sekarang ini
Video klip pertamaku sudah selesai dan siap edar. Makanya, hari ini aku break
syuting untuk mempromosikan album baru, sekaligus single dan video klip
Morning Session dari jam 8 sampai jam 10 pagi, kedua : hadir di Orphan TV
270 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Show dari jam 11 sampai jam 1 siang, ketiga : mengecek kesiapan kopi albumku
yang mulai hari ini akan disebar ke seluruh toko kaset di Amerika. Album itu
berisi laguku dalam versi audionya saja. Video dibuat untuk dipromosikan ke
YouTube, yang kemudian dari sana akan mengalir royalti jika jumlah penyuka
video klipku mencapai, dan melebihi target yang ditetapkan oleh sponsor dan
Dalam lima hari ini, yang aku lakukan hanya – seperti biasa – syuting, ke
studio, menginap. Memang Matt dan Ian tidak mengagendakan acara apapun
berkonsentrasi. Sepanjang itu pun tidak ada hal gawat yang terjadi. Semuanya
Namun di balik hal biasa itu, sebenarnya, ada satu yang mengganjal di
benakku, tepatnya sejak tiga hari lalu. Setelah dari syuting hari pertama itu, Chad
memang tidak menemaniku di hari selanjutnya. Tapidia selalu memberi kabar dan
menanyakan balik keadaanku dan progress albumku. Baru tiga hari belakangan ini
tidak ada kabar darinya sama sekali. Sekali waktu aku mencoba menghubunginya,
tapi tidak ada yang menjawab. Terkadang mati, tidak ada sinyal, atau sedang
sibuk. Tak ayal, hal seperti ini cukup membuatku khawatir juga.
Hari ini, dengan masih memikirkan itu, aku mengangkat tubuhku dari zona
Sessions, aku hanya membawa Wade ke studio. Yang lainnya tidak ikut karena
271 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Sabio : pulang ke Mexico karena ibunya sedang sakit, dan Nick : sedang malas
Tanpa menyahut, aku keluar kamar dan langsung turun. Lalu tak lama, berangkat
Sessions Studio. Aku dan Wade masuk ke tempat perekaman dan mengambil
studio yang lainnya. Di dalam sini, kami melakukan briefing dan mendengarkan
“…mau kau apa kami yang membuka siaran kali ini?.” Christine Barsley,
acara ini. Tapi jika ingin ada perubahan, aku tidak menutup
kemungkinan.”jawabnya ramah.
“Ya sudah, kalau begitu aku saja yang membuka.” Aku memberi keputusan
Dia mengangguk, “Ya. Tapi karena hari ini kau akan sekalian promosi single dan
272 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
memilih lagu yang akan dinyanyikan dalam dua jam ke depan. Akan ada 20 lagu,
sama seperti sebelumnya, lalu akan diselangi istirahat setelah 6 lagu, masing-
“Hmm… „Future‟.” “Lalu dilanjutkan dengan „Too Late‟, „Nomad‟, „Fake It‟,
„Fast Asker‟, dan terakhir, „Punk Boy‟.” Aku memberikan list lagu yang
Wade mengangguk sekali menerima list itu. Kemudian dia mulai mengetes gitar
“Kita mulai dengan seperti biasa, 3 kali ketukan. Baru aku masuk.”kataku
padanya.
“Pagi, Amerika!. Senang sekali hari ini, aku, Amber Lavigne, bisa menemani
kalian semua di acara AM Morning Sessions. Nah, dalam siaran kali ini, aku
ditemani sahabatku, seperti biasa. Wade Feldmann. Aku berada disini bukan
hanya untuk menyanyikan beberapa buah lagu untuk kalian, tapi, ada satu momen
penting, yang sia-sia kalau sampai kalian lewatkan. Pagi ini, disini, untuk pertama
sebelum itu, akan kubuka pagi kali ini dengan beberapa lagu dari album
273 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Setelah itu, aku mengambil posisi, menarik nafas. Saat Wade memainkan intro
Tiba di lagu keenam, „Punk Boy‟. Sebelum aku menuju ke lagu itu, aku
“…lagu keenam dari kami, „Punk Boy‟. Setelah ini, silahkan bagi kalian yang
ingin mandi, sarapan, atau menyiram tanaman, untuk melakukan kegiatan itu
Dari sisiku, Wade tergelak dan ikut bicara, “..atau ingin membuang sesuatu,
mungkin?.”
Berhubung di kepalaku terpikir arti kalimat terselubung itu, dan cenderung jorok,
aku mendelik pada Wade, “Hei?.” “Siapa tahu saja diantara mereka ada yang
sedang sarapan…”
“Mungkin hanya kau yang berpikir ke arah sana, Am.”timpal Wade mengelak.
“Hanya bercanda. Aku tahu kalian tidak akan sampai segitunya.” Wade bicara
memandangi Matt yang tadinya biasa saja menjadi serius memandangi sesuatu di
ponselnya dalam posisi yang nyaris memunggungiku. Tak lama kemudian, dia
Masih dalam diam, aku berusaha tidak memedulikan itu dan kembali kepada
siaran ini karena Wade menyudahi basa-basinya. Dia mulai membunyikan gitar
274 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
pada intro lagu „Punk Boy‟. Dan kemudian, saat bagianku tiba, aku mulai
bernyanyi lagi.
***
dari luar. Aku yang tengah mendengarkan hasil siaran dalam 6 lagu tadi, tertarik
untuk keluar tanpa menghiraukan keseruan yang tercipta diantara kami di sesi
Ketika aku keluar, Matt ada disana dan tengah termenung sendiri di ujung
Aku mendekatinya, duduk di belakang Matt, “Ada apa?. Kau seperti kesal, tadi.”
Detik selanjutnya tidak ada balasan dari Matt. Dia masih diam sampai aku
menghadapku. Akhirnya dia menjawab juga. Tapi dengan nada yang bisa dibilang
tidak santai.
Matt mengesah sesaat kemudian. Dia berdecak gemas kepadaku dan kembali
berucap, “Sumber dari Alaska memberitahuku tentang keberadaan Chad. Lalu Ian
275 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Pertama kali yang ada di dalam kepalaku adalah : Alaska?, untuk apa dia
kesana?. Kedua: Mengapa tidak ada yang memberitahuku sejak kapan dia ada
disana?. Ketiga : Kenapa Matt sampai seketus itu tadi?. Semua itu mengkristal
menjadi satu hingga hanya sebuah kata yang kujadikan sebagai balasan, “Lalu?.”
Tanpa kata, Matt yang tak kunjung berbalik, memberikan ponselnya padaku.
Matt memberitahu.
Aku mengangguk sekali dan menerima ponsel itu. Ada sebuah foto di
layarnya. Di bawahnya ada beberapa foto lain yang memperlihatkan objek lebih
dekat dan jelas. Saat aku melihatnya lagi, kerutan terbentuk di dahiku, disusul
Yang kulihat pada lima foto itu membuat pikiran tidak percaya menggelayut
di benakku. Chad, minum, wanita, bar, kamar. Apa artinya itu?. Dia tidak
mengabariku sama sekali selama tiga hari berturut-turut, dan itu yang dia
kerjakan?. Saat ini semua kalimat penyangkalan seakan mengkristal menjadi satu
“Aku tidak mengharapkan itu benar. Tapi semuanya terlihat masuk akal,
Sementara aku masih tidak bisa membalas apapun selain beranjak, kembali
kebenaran berita ini padanya langsung. Siapa tahu saja orang itu hanya orang
276 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku harap begitu. Tapi lagi-lagi, saat aku coba menghubungi ponselnya, sama
sekali tidak ada hasil. Malah ucapan „Maaf, nomor yang anda tuju sedang berada
di luar jangkauan. Cobalah hubungi beberapa saat lagi‟ yang kudengar dari
operator telepon.
Sessions, aku memutuskan untuk menindak lanjuti itu nanti, setelah semua
kegiatanku di hari ini selesai. Aku mengembalikan ponselku ke tas dan masuk ke
tempat perekaman.
atmosfer ceria dalam siaran kali ini. Setelah Wade membuka lagi dengan beberapa
-Darren-
H-7 konser di FoxTroops. Seperti perjanjian antara pihak label dan promotor
konser, H-3 dari hari H, Amber, Wade, Nick, Fredy dan aku akan berangkat
kesana. Yang akan ikut bersama kami nanti adalah Ian, Matt, dan kalau Chad,
entahlah. Terakhir kali aku melihatnya adalah saat latihan terakhir. Itu juga lima
hari lalu. Oleh karena itu, hari ini aku akan ke lokasi syuting video klip „Rockin‟
You‟ di Santa Monica untuk menanyakan kabar Chad sekalian mengobrol dengan
yang lainnya.
Wade bilang saat kutelepon, tinggal adegan terakhir. Jadi semuanya akan
berlangsung singkat dan aku bisa bersantai dulu disana. Daripada di rumah, sepi.
Hilton dan Sean juga kebetulan sedang pulang ke rumah orangtuanya yang
277 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
sebenarnya dekat dari sini. Jadi aku bisa berjalan-jalan sebentar sebelum
menjemput mereka lagi besok sore. Hilton tidak aku temani karena dia ingin
menyelesaikan sebuah masalah keluarga yang sangat pribadi, katanya hingga dia
tidak ingin aku tahu apa itu. Mungkin sepulangnya dari rumah orangtuanya, aku
video klip ala game Amerika ini. Sekilas aku melihat setnya, memang sangat pas :
padang pasir, mobil klasik, kaktus ala film-film cowboy dan yang lainnya.
“Hei.” Matt menyapaku dan duduk di sisiku. Dia menyodorkan sekaleng soda.
mengakrabkan diri.
Anggukan balasan keluar dariku, tanda mengerti. Tapi aku terpikir topik lain
datang?.” Kumulai obrolan kami tentang itu dengan dua kata yang sederhana.
Sudah semingguan ini dia tidak menampakan diri. Aku dan Amber sama-sama
tidak tahu kenapa. Padahal besok dia akan melakukan syuting di video klip ketiga,
yang berduet dengan Amber.” Matt menjelaskan dengan pelan. Tatapan matanya
278 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku pun jadi begitu. Dalam diam sesaatku, aku tertegun, mencoba
membayangkan apa yang Chad lakukan dan dimana. Yang ada di dalam kepalaku
adalah : Chad sedang sibuk dengan albumnya – karena itulah yang terakhir kutahu
– lalu menyelesaikan audio halus secara nonstop, sehingga dia tidak bisa
Selaan Matt barusan membuktikan apa yang kupikirkan adalah salah total.
Aku menoleh begitu selesai menyadari maksud ucapannya. “Amber sudah tahu?.”
Matt mengangguk mengiyakan. “Tapi tidak dengan yang lainnya. Dia sedang
berusaha tidak memikirkan itu dulu.”jawabnya dengan nada yang sama pelannya
Memutuskan untuk tidak membahas itu lagi, aku akhirnya hanya diam dan
berusaha tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada Amber karena merasakan
***
Kenapa aku ada disini?. Jawabannya adalah ikut dalam perayaan suksesnya
peluncuran album baru Amber di berbagai media. Yang ikut serta hanya : Amber,
Matt, bandnya, dan aku. Setelah Amber menyelesaikan syutingnya di jam 5 sore,
acara yang diprakarsai oleh Matt ini dimulai. Kami kemari sejam setelahnya dan
279 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Di acara kecil kali ini, Amber mentraktir kami makan, bebas pesan sampai
sebanyak apapun juga. Aku jadi ingat, dulu kami juga sering melakukannya baik
Tak lama kemudian, makanan datang. Amber dengan pizza – berdua dengan
Matt – dan sodanya, Wade: jus lemon dengan pasta, Nick: es teh dengan beberapa
porsi lasagna – dia sangat lapar kali ini katanya, Sabio: es kopi dengan steak,
Fredy : coffee latte dengan seporsi steak, dan aku : es lemon tea dengan beberapa
lembar telur.
berlomba?.”tawarnya kemudian.
“Yah, kalau tahu begitu, aku pesan satu porsi lasagna saja…” Nick
gabungan dari kami bertujuh sekalipun, kalau hadiahnya menonton film terbaru,
Nick pasti akan ikut. Aku masih sangat ingat dia maniak film. Film apapun itu.
280 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Matt terlihat membagi dua porsi pizzanya. “Aku tidak ikut. Jadi wasit saja,
ya?.”
Dengan dua kalimat berjeda itu, kami berlomba, berusaha menjadi yang
Amber bersikap membiarkan dan mengambil gelas soda milik Matt. “Kurasa
“Tidak…aku tidak terima..” Wade mengelak dari ucapan Amber barusan. Dia
281 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Oh… duet.. Meresponnya, aku membersihkan mulutku dengan tisu dan membalas
jawabannya. “Tidak…” Kemudian aku beralih pada Amber, “Tapi lagu ciptaan
kami, ada.”
Dia mengangguk cepat dan berdiri setelah membersihkan sisa makanan dari mulut
apa?.”
“ „Punk Boy‟..?. Aku yakin kau masih hafal lagu itu.” Wade mengusulkan
kepadaku.
Aku mengangguk setuju terhadap usulan itu, dan menoleh pada Amber. “
„Punk Boy‟?.”
282 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tak lama setelah itu, kami beranjak dari pusara, mencari manajer kafe ini.
Tidak butuh waktu lama untuk kami menemukan orang berdasi dibalik
ketersediaan alat musik di kafe ini, aku dan Amber naik ke atas panggung.
Seketika, semuanya menjadi sunyi. Yah, sudah pasti karena melihat siapa yang
Amber berdeham dan tergelak sesaat. “Kenapa jadi sunyi seperti ini?. Kami
“ „Punk Boy‟ akan kami bawakan secara akustik di atas sini.” Amber
Amber masuk ke lagu. Dia menyanyikan lagu ini dengan sempurna, masih
seperti dulu. Ketika tiba di verse 2, aku mencoba bernyanyi, disambut oleh
anggukan-anggukan kecil dari para pengunjung, tanda menikmati apa yang kami
nyanyikan di atas sini. Beberapa saat kemudian, kami menyelesaikan lagu ini
dengan tarikan nada rendah dari Amber. Disusul oleh tepukan tangan meriah dari
Amber dan aku turun panggung dan kembali ke pusara kami. Tapi ketika tiba,
kami berdua sama-sama mematung dengan apa yang ada dihadapan kami. Chad,
dan dia sedang mengobrol dengan yang lainnya. Tampak santai dan biasa-biasa
saja.
283 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Di sisiku, Amber diam. Dia menatap Chad lurus-lurus, seperti penasaran akan
satu hal yang aku sudah tahu pasti apa itu. Sementara aku, duduk dan berusaha
bersikap seperti biasa pada obrolan kami yang sudah berganti topik lagi sejak
Semuanya selesai lebih cepat. Sudah akan menuju tahap video klip.‟. Tapi dengan
pernyataan Matt tadi pagi, rasanya aku tidak percaya akan kalimat yang terlontar
dari Chad..
“…dia baru tiba tadi dan langsung mencari Amber. Tapi dia biasa saja, tidak
kesal atau berubah menjadi pendiam saat mendengar keakraban kalian di atas
mengamati ke ekspresi Chad yang sedang mengobrol dengan Nick, Wade, Fredy,
dan Sabio. Begitu…biasa. Dia seperti tidak menyadari apa yang sedang
Dan seperti jawaban atas pemikiranku itu, Amber yang masih berdiri langsung
merenggut tangan Chad tanpa bicara, mengajaknya bicara di luar kafe ini.
Dalam hati aku hanya berharap, percakapan yang berakhir dengan permintaan
maaf dari Chad-lah yang terjadi pada mereka berdua. Kemudian, semuanya akan
Semoga.. Aku memandangi mereka hingga ke balik pintu masuk kafe ini.
284 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
-Amber-
BAGUS dia sudah pulang hari ini dan langsung kemari. Yang pertama terlintas
pusara kami, adalah : apakah dia tidak memikirkan apa yang aku rasakan?.
Dia bilang tadi, saat kawan-kawanku menanyakan „Kemana saja kau?‟, adalah
tetap dengan apa yang dia umumkan selama ini kepada semua orang, bahwa dia
Setelah kami berada sejauh mungkin dengan hingar bingar kafe, aku
Mendengar pertanyaan yang sangat polos itu, aku berdecak, balik tidak
membuat nada kesal terdengar lebih meyakinkan dari seharusnya – dan soal
minum, aku trauma dengan pria peminum. Darren dulu peminum. Saat dia baru
saja sembuh, keluargaku sudah nyaris tidak percaya lagi pada kelangsungan
rumah tangga kami yang baru berjalan 2 tahun saat itu – walaupun sebenarnya
kami berpisah juga – tapi aku tidak mau yang kedua ini bernasib sama….
285 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Ekspresi mengingat dikeluarkan Chad. Tapi sejurus kemudian, dia tergelak
„Oh…itu…‟? Apa artinya?. Jadi semua yang kulihat dalam foto itu adalah
benar?. Kini aku sudah tidak peduli lagi dengan semua kalimat manisnya dulu.
Yang bisa kulihat dan rasakan sekarang adalah wajahnya, dan gamang. Aku tidak
suaranya yang masih santai, membuat mataku panas. Ingin sekali menangis, tapi
ucapannya barusan.
“Semuanya terjadi begitu saja.” Chad membalas, masih dengan santai. Tapi
bagiku, seperti apapun nadanya, kalimatnya barusan sudah cukup jelas. Semua itu
benar. Chad bukan lagi laki-laki dewasa yang pengertian, setia, dan sulit
berpindah hati ketika mencintai seorang wanita. Bukan lagi. Atau memang, ini
bukanlah dia.
„Semuanya terjadi begitu saja‟ dalam kepalaku adalah kurang lebih sama dengan
sebab Darren menceraikanku dua tahun lalu. Itu berarti, Chad sudah berlaku
286 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Siapa dia?.”tanyaku setelah bisa membalas lagi dengan nada yang
sewajarnya.
memasukan tangannya ke saku jaket yang dipakainya dan berkata lagi, “Kami
melakukan banyak hal disana. Tapi tidak sampai separah yang kau pikirkan..dan
Chad mengelak dan menyarankan. Dia baru saja berucap dengan nada yang
Tatapanku berubah marah dan lelah akan semua penantian kehadirannya yang
atas emosiku, cepat, aku menamparnya. Dalam malam yang sunyi ini, suara
tamparan itu ibarat pelecut kuda dalam balap yang menegangkan. Suasana sunyi
balas menatapku dengan sikap tertegun. Tapi tidak ada jejak rasa bersalah
padanya.
“Bisa kita lakukan itu?. Aku rasa tidak, Chad..”tukasku sebelum dia sempat
berkata.
Setelah tarikan nafas yang kesekian karena kesesakan yang mendadak timbul,
287 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tidak ada balasan darinya, membuat air mata penyesalan dan kekesalan
dariku meluncur juga. Tapi yang dia lakukan hanyalah diam, memandangiku
Ketika akhirnya tidak ada lagi yang bisa aku ucapkan, dia berkata sesuatu.
“Tapi sayangnya aku baru saja menyadari kalau aku tidak merasakan hal yang
sama.”
membisu mendengar kalimat itu darinya. Kalau begitu, terjawab sudah. Semua
ucapan darinya selama ini hanya bohong. Semua perkataan cintanya, hanya fiktif
Sekali lagi, aku menarik nafas dengan dalam. “Oke…” Anggukan pelan keluar
dariku. Dengan mata yang berkabut, aku kembali berucap. “Selesai. Seperti ini
saja…?.”
Chad dengan sikap acuhnya. “Terserah. Aku tidak rugi dengan apapun keputusan
darimu.”
Acuh. Lagi-lagi acuh. Aku tidak membalas apapun atas perkataannya dan
menatapnya sekilas, lalu pergi, masuk ke kafe untuk langsung mengajak Matt
pulang. Rasanya setelah semua pembicaraan tadi, aku tidak bernafsu lagi untuk
288 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
26 Mei 2015…
Pernah kau merasa semua pria sama saja?. Ungkapan itu memang ambigu…Mengingat
jika saja kau berkata seperti itu di depan seorang filsuf, orang itu akan bilang : “Siapa
Maka kali ini aku hanya akan bilang : Chad dan Darren adalah 11-12. Entah aku
akan mencoba lagi untuk menjalin hubungan dengan pria lain atau tidak. Yang jelas,
untuk waktu dekat ini sepertinya tidak dulu. Karir lagi, mungkin. Dan kutebak, Matt
akan melakukan hal yang sama dengan yang dia lakukan saat aku baru saja selesai
dengan Darren.
Satu hal lagi : album baru. Ah, proyek satu itu sudah rampung dengan satu lagu
duet dengannya… Mungkin aku akan membatalkan total semua konsep yang sudah
terbangun untuk video klip lagu duetku dengan Chad. Biarlah audionya sudah
terlanjur tersebar juga. Toh semua yang ada di lagu itu tidak menjadi kenyataan.
Ps : Untuk pria-pria tidak tahu diri yang mengisi kehidupanku selama ini, cobalah
menggunakan cara yang lebih menyakitkan untuk menyakitiku. Bunuh saja aku
289 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“THAT‟S…COMPLICATED THOUGHT!”
-Amber-
DUA belas jam setelah pertengkaran kami di kafe itu, aku telah berada di studio.
Hari ini semua rencana yang telah terbentuk dibatalkan begitu saja. Aku benar-
benar tidak bisa berkonsentrasi untuk beraktivitas sesuai jadwal hari ini. Saat
ditanya Matt apa alasan dari keputusanku, aku hanya diam hingga akhirnya dia
menyerah pada intuisinya sendiri yang tidak aku tahu apa itu.
Akhirnya aku minta agar proses syuting video klip „Let All Memories Go‟
diundur hingga waktu yang belum ditentukan dan aku memutuskan untuk
menenangkan diri dulu di studio. Tidak ditemani siapapun. Hanya sendiri. Dalam
Di dalam, di ruang perekaman, aku merebah di kursi. Lelah. Tanpa bicara, aku
banyak hal di dalam sana : kenangan, pembicaraan, tertawa, tergelak, dan semua
wejangan Chad.
Akhirnya, aku membuka mata dan duduk menegak. Lalu beranjak, berpindah
semua itu.
Aku masuk dan langsung duduk di atas piano. Tapi saat akan bermain, aku
290 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tanpa berpikir, aku membukanya. Yang terlihat disana, membuatku bertanya-
Foto, dan tulisan tangan „Maukah kau menikah denganku?‟ di sisinya. Foto
Chad sedang memegang cincin dan sudah pasti tulisan yang ada di sisinya adalah
tulisan tangan Chad. Masih kaget, aku berdiri dan membawa serta scrapbook itu
Chad.
Tapi sebelum sempat aku melakukan itu, sosok yang kumaksud sudah muncul
dari balik tangga dengan senyuman lebarnya. Senyuman itu jauh berbeda dari
senang dan tidak percaya atas semua ini. “Jadi, bagaimana?. Aku sendiri sudah
yakin akan semua ini.” Dia meminta jawaban atas lamarannya dalam scrapbook
itu.
Jadi semua ini, seminggu menghilangnya dia dariku, hanyalah untuk ini?. Dia
menguji kesetiaan dan perasaanku dengan hal yang lebih ekstrem dari biasa – dan
Aku masih tertegun menanggapi semua ini sampai dia mengeluarkan sebuah
291 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Seketika, terlontar sebuah jawaban meyakinkan dariku. Yang membuatnya
tersenyum lebih lebar dan memasangkan benda itu di jariku. “Ya. Aku bersedia.”
-Chad-
tubuhnya.
mengangguk membalasnya. Dia diam. Ketika pelukan kami dilepas, aku tertegun
ini?.”
Sesi itu pun menjadi kenyataan. Beberapa saat setelahnya, aku dan Amber
berpisah. Kami merencanakan pesta kecil-kecilan di kafe biasa malam nanti. Saat
ini aku mendatangi teman-temanku di lokasi syuting video klip pertama kami, di
Brooklyn, sementara Amber pulang dan memberitahu Matt, Ian, dan bandnya.
292 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Satu yang aku harapkan sebenarnya : jika saja dia memberitahu Darren,
menyapa mereka. Yah, sejenak itu membuatku sadar diri juga… Aku harus
memberitahukan berita burung yang kurang baik itu hanya rekayasaku belaka.
mereka yang mulai menjauh dariku, ke posisi mereka masing-masing di dalam set
Mendengar kalimat pertama dariku, Wilem menyela, “Kau yakin?. Kau sudah
“Kenapa tidak kau saja yang mendekat?.” Mike menimpali, agak ketus. Dia
nampaknya juga tidak menyadari semua itu hanya bohong belaka. Biasanya dia
langsung tahu jika aku terlihat bertindak keluar jalur, berarti semuanya hanya
Akhirnya, aku menyerah. Dengan meminta waktu kepada sutradara video klip
ini : Bradley Stubber, aku mulai bicara di hadapan mereka, di posisiku. “Oke..
293 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Acara perayaan pertunanganku dengan Amber.”jawabku langsung, sengaja
membuat yang lainnya tidak berkomentar atas tiga kata pertama dengan langsung
Alhasil, lima kata itu membuat ketiga pria paruhbaya itu tidak bisa membalas
apapun lagi. Mereka tertegun sesaat, mencoba mencerna apa arti ucapanku
bekerjasama dengan Whitney. Semua itu hanya bohong. Setengah jam yang lalu
aku baru saja melamar Amber di studio dan dia menerimanya.” “Kalau aku
jelaskan secara detail kita tidak akan bisa ambil gambar hari ini…”
Hening lagi dari mereka hingga aku berbalik pada sutradara dan meminta
wajar.
***
Aku sudah dijalan bersama Matt dan bandku. Ian tidak bisa ikut katanya.
Mungkin aku akan bawakan makanan saja. Bagaimana denganmu?. Berhasil, kan
memberitahukan mereka?. Kau tahu, Matt nyaris pingsan begitu aku memberitahu
294 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
alasan dibalik bertenggernya cincin berlian itu di jari manis kiriku :v . Dan
menit lagi
Seperti hal langka saja, ya? :v . Yah kalau aku, seperti biasa…
Memberitahukan hal ini ke orang yang otaknya sudah Pentium 3 tentunya punya
reaksi yang berbeda. Semuanya hanya terdiam dan berkata terbata merespon
undanganku. Setelah itu kami langsung sibuk ke syuting video klip pertama di mini
album kami. Syukurlah kalau semuanya bisa menerima. Aku sebentar lagi menuju
juga akan tahu, Chad. Media itu berisik, kau tahu, kan?... :v
295 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Sender : Chad A.M 06.51 p.m
Setengah jam kemudian aku baru tiba di tempat. Mereka semua sudah
menungguku di tempat VIP di lantai atas. Begitu aku muncul, Nick dan Sabio
sebelahnya.
“Silahkan duduk.”kata Fredy sok bersikap serius, seperti aku ini sedang
Tapi tak ayal, aku pun duduk juga sementara yang lainnya duduk bersama
Aku teralihkan dari kekonyolan mereka kepada Matt, dan apa yang
sebenarnya ingin kami lakukan di dalam sini. Setelah agak lama tidak terdengar
kata dari Matt, aku memulai dengan penjelasan karena kurasa itulah yang dia
inginkan.
sambil menyeringai kuda. Seperti murid yang ketahuan mengirimkan surat cinta
ke guru perempuannya….
Tapi Matt masih menatapku, cukup serius hingga aku terpaksa memalingkan
pandangan darinya dan berkilah seakan dia mau memarahiku karena kelakuanku
yang sudah menyakiti adik perempuan ajaibnya itu. “Tapi kan tidak menjadi
296 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
kenyataan, Matt. Ayolah… Jangan menganggap ini terlalu serius…”selaku
setengah mendengus.
“Bagaimana tidak?. Aku nyaris percaya semua itu, Chad.” Matt akhirnya
membalas juga dengan nada ketus. Oh…mungkin dia memang marah padaku.
Oke…. Kalau begitu urusannya akan agak panjang pada malam ini….
aku juga mencoba berkata demikian. “Oke, maaf. Soal pergi ke Alaska itu,
perempuan itu, kamar, hotel, nyaris berpelukan, semua itu memang benar. Tapi
foto itu, kedekatan kami, dan semuanya. Soal minum, yang aku minum waktu itu
“Kenapa tidak sekalian saja kau buat itu menjadi kenyataan?.” Matt menyela
“Matt, aku tidak mau salah pilih. Percuma saja jika aku menetapkan hati pada
adikmu tapi dia sendiri mudah berpindah hati atau mudah cemburu. Kau tahu,
seringkali mata salah melihat sesuatu. Apalagi kami berdua sama-sama di dunia
terhadap selaannya.
297 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kalau dia sudah tidak mudah cemburu padamu, berarti sudah ada pria lain di
hatinya. Itu kata lain dari tujuan tindakanmu.” Matt menyimpulkan sendiri
balasanku. “Yang jelas, begini : kau yakin dengannya sejak awal, kan?. Apa
susahnya langsung melamar?. Tidak usah menggunakan uji coba konyol seperti
itu. Bisa saja Amber seketika berpindah hati dan berpacaran lagi di belakangmu.
Dengan Wade, misalnya?. Atau bahkan kembali lagi mencintai mantannya itu.
Bagaimana kalau itu yang terjadi pada tindakanmu yang coba-coba dan bercanda
itu?.”
tepat dari bantahan Matt, aku malah dibuat makin tidak berkutik. Dalam diamku,
aku menyadari satu hal. Wade. Matt menyebut namanya tadi. Apa itu artinya
Terlarut dalam pikiran itu, aku tertegun dan menoleh sesaat pada pria itu.
Wade terlihat sibuk dengan ponselnya dan tidak begitu memperhatikan kami yang
memperhatikan setiap detailnya. Hingga aku rasa pria itu akan mengingat
menungguku membalas.
Tapi karena tidak kunjung terdengar kata dariku, Matt berucap lagi. “…karena
tidak mudah bagi perempuan seperti Amber untuk melupakan setiap detail
berharga dalam hidupnya. Kau mulai jadi hal yang berharga baginya.”
298 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Mendengar intonasi yang penuh penekanan itu, aku menghela nafas. Perasaan
kesal Matt jadi tertular kepadaku. Kenapa dia terlalu memojokanku?, padahal kan
ini hanya permainan yang sementara. Tidak fatal. Amber juga mengerti semua
“Hei.” Aku berusaha agar nadaku tetap serendah biasanya. “Aku punya alasan
logis dibalik semua ini. Dibandingkan perlakuan serba langsung atas saranmu
itu.”
“Dibalik perbuatan yang tidak logis. Aku mulai ragu kau mencintainya….
Lepaskan saja cincin berlian jelek itu…”balas Matt acuh plus ketus. Oh…oke…
tubuhku pada Matt, melipat tangan di meja setelah mengusap wajahku sesaat.
serangkaian kegiatan yang menurutmu bodoh itu?. Setelah ini aku pastikan tidak
akan ada yang menyakitinya. Aku janji, dan kau bisa pegang itu.”
“Belum sama sekali menikah, kan?. Apa kau tahu arti „cinta‟ yang
agak dinaikkan.
dari Matt untuk menghindari membentaknya. Setelah merasa cukup mereda untuk
berucap, barulah aku kembali memandangi Matt. “Tahu apa kau?. Aku yang
memilih Amber. Aku yang memutuskan untuk menetap pada Amber. Tidak usah
protes dengan apa yang aku lakukan terhadapnya. Tidak ada yang tidak
299 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
mempunyai makna. Karena kau tahu?. Aku rasa hanya orang bodoh yang
melakukan banyak kegiatan tanpa makna.” “Aku mencintainya. Dan tidak ada
urusan denganmu. Setelah beberapa saat kemudian, aku akan datangi orangtua
apa aku bermain-main dengan wanita sesempurna adikmu itu?. Dia terlalu
berharga untuk di sia-siakan. Lebih baik aku mati daripada menyia-nyiakan dia.”
Kemudian, setelah ucapan panjang itu, tidak ada suara dari Matt. Dia
menatapku dengan tatapan yang tambah datar dan menoleh kepada kerumunan
itu. Sepi.
panggung kafe. Setelah itu nyanyikan lagu kalian berdua. Barulah kita berpesta
disini sampai puas!.” Di akhir ucapannya, Matt tertawa lepas. Menyadari mimik
itu, aku ikut tersenyum lebar. Matt hanya melihat kesungguhanku terhadap
“Kalau begitu, kita ke bawah. Ayo!.” Suara dari anggota band Amber
Anggota bandku dan Amber menyatukan diri mereka dalam satu meja,
sementara aku naik ke panggung kafe, di susul Amber. Kuambil microfon dan
mulai bicara.
“Hm…maaf, sebelumnya. Mungkin yang akan aku lakukan ini konyol. Tapi
dengarkan saja dulu. Semeja orang gila di pojok dekat panggung ini memaksaku
300 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Sementara di sisiku, Amber hanya tersenyum dan duduk di kursi penyanyi. Aku
mengantongi mic di saku bajuku dan mengeluarkan kotak cincin itu. Isinya sudah
“Hm…Amber. Ini hanya cincin biasa, sebenarnya. Tapi dengan ini, aku ingin
nafas lega karena hening, tanda mereka terjebak dalam suasana lamaran leg kedua
ini.
Tapi tiba-tiba, Amber merenggut mic dari bajuku. “Hei, sudah, kan?. Ini hal
kami plus Matt, membuat gelak tawa terdengar di kafe ini dan nyaris semua mata
Aku mengambil mic satunya dari tempat gitaris dan gitar akustik di sekitar sana.
Setelah mentune-up benda itu, aku menegur Amber. “Kita turuti saja kemauan
Amber teralihkan. Dia kembali duduk dan tersenyum. “Yah.. itu sekilas
intermezzo saja…. Setelah kemarin aku bernyanyi juga disini, sekarang pun
begitu. Kali ini kami akan membawakan lagu terbaru kami. Dari album kelimaku.
Kemudian, aku mulai masuk ke intro lagu ini. Beberapa saat selanjutnya, seisi
kafe ini seakan terjebak dalam alunan lagu ini dan sebagian lainnya perlahan
301 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
mulai mengangguk-angguk, tanda menikmati. Yang aku syukuri dari hari ini
adalah, semuanya berjalan sempurna. Kami sama-sama puas dan setuju. Tidak ada
kami, dan barulah mempersiapkan pernikahan. Setelah itu, Amber dan aku akan
sama-sama berada dalam hidup baru yang seratus kali lebih menyenangkan
daripada sebelumnya.
-Wade-
AKU tertegun, menatap lurus ke jalan raya yang remang itu dengan lesu. Sudah
kenyataan secara langsung ketika aku tidak lebih baik dari Chad untuk menjadi
orang terbaik bagi Amber, seperti yang dulu sering aku gembar gemborkan
padanya.
Aku kalah. Yah, memang rasanya tepat membatin seperti itu sekarang ini.
Melihat betapa dekat dan cocoknya mereka di kafe tadi dan bagaimana
kedewasaan Chad yang mampu meredam semua intuisi Matt terhadap lamaran ini
yang tadinya panjang menjadi hanya kurang dari sepuluh menit. Dia memang pria
menuju rumah. Setelah tiba, aku tidak bisa menahan diri untuk melangkahkan
kaki ke studio. Lagu-lagu sendu lagi lah yang akan kubuat. Lagi, setelah enam
302 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Benar saja, tidak butuh waktu lama, aku sudah tertunduk lagi di hadapan meja
Kuambil beberapa kertas kosong, bolpoin, dan gitar untuk memulai. Tak lama
kemudian, beberapa kalimat sebagai liriknya mulai dituliskan di atas kertas itu.
Sementara itu, aku diam, seakan terjebak terlalu dalam pada keheningan dan
keasyikan ini. Lalu di menit-menit selanjutnya, aku kembali menulis lagu kedua,
ketiga, dan seterusnya dengan kenangan yang terus berputar lambat dalam
kepalaku. Begitu lambat hingga aku dapat mengingat setiap detail perasaanku,
Cukup lama aku tenggelam dalam lagu-lagu baru ini hingga sesaat kemudian,
tanganku berhenti menulis. Aku meletakan bolpoin di atas kertas dan tertunduk
sendiri. Sebagian diriku membatin skeptis, untuk apa kau seperti ini, Wade?!,
untuk siapa?!. Dia sudah tidak memedulikanmu lagi!. Kau sadar itu?!.
BRRAK!!. Antara sadar dan tidak, mataku memandang datar ke bangkai gitar
yang baru saja kulempar. Sejurus kemudian, aku memilih beranjak dari studio ke
ruang makan untuk mengambil kunci mobil yang tadinya kuletakan di meja
makan. Lalu, keluar. Di luar, aku menelepon Ian. Kami harus bertemu malam ini.
303 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
11.30 p.m…
“…untuk apa kita bertemu malam-malam begini, Wade?.”tanya Ian begitu kami
ruangan Ian, Arist Records. Kantor sepi malam ini. Hanya ada satpam yang
“Aku ingin meninggalkan band, Ian. Dan dengan segala hormat, aku harap itu
bisa mulai berlaku besok hari. Aku keluar sebelum keberangkatan ke Prince
Rupert untuk FoxTroops.” Aku menjawab dengan tegas dan sudah pasti terdengar
keinginanku yang ini. Tanpa pikir panjang, setelah pikiran skeptisku tadi,
keputusan inilah yang kuambil : keluar dari band yang telah membesarkan
namaku. Dari seorang Wade Feldmann yang biasa-biasa saja, menjadi sang
superstar yang memiliki segalanya. Mau disebut tidak tahu diri?, terserahlah…
“…dan lagipula, aku sangat tahu, yang mereka inginkan hanyalah kehadiran
Darren di konser itu dengan modus pasal „personil yang dibawa harus personil
lama‟. Omong kosong dengan itu, Ian. Apa kau tidak menyadarinya?.” Aku
304 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Ian berdecak dan berkacak pinggang dari kursinya mendengar keteguhan
keinginanku dan bantahan atas pasal 12 yang terasa tidak masuk akal itu. Dia
berdiri dan duduk di atas mejanya, “Justru omong kosong dengan keinginanmu
Dan Ian pun menghela nafas panjang, “Wade, kau baru merayakan hal penting
bersama band malam ini. Kenapa di malam yang sama kau minta keluar dari band
Aku mendengus, “Kenapa kau tidak berucap hal yang sama dengan meminta
Darren tinggal waktu itu?.”tanyaku balik, mengingatkan dia pada masalah yang
Ian diam, tidak berminat menjawab pertanyaanku. “Apa yang salah?.” Dia
bergumam, seakan pada dirinya sendiri, tapi aku tahu itu sebuah pertanyaan yang
ditujukan untukku.
“Aku hanya ingin mencari suasana baru. Itu saja.”jawabku serius. “…sudah
sepuluh tahun aku disini. Kupikir, saatnya mencoba pekerjaan baru. Penata musik,
misalnya?. Atau bahkan, menjadi pemilik kafe yang mengadakan lomba makan
menciptakan kesan baik-baik sebelum aku keluar. Yah, sebagian besar hanya
karena aku tidak mau Ian mengetahui alasan yang sebenarnya : Amber. Aku
keluar karena wanita itu, dan harus keluar jika tidak ingin terpuruk begitu saja
305 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Ian tertawa kecil mendengar alasanku. “Hh… suasana baru bisa kita ciptakan
“Ayolah… Itu tidak sulit, Ian. Hanya bilang, „ya‟. Dan aku akan mencari
pengganti untuk posisiku…” Aku berkata, mengelak dari berbagai macam kalimat
kenangan dalam band ini, kan?. Nick, Fredy, Sabio?. Bagaimana dengan mereka?.
Kalau alasannya hanya karena itu, mereka pasti akan mengatakan hal yang sama
Benar saja… kalimat yang kurang lebih sama dilontarkan Ian sebagai balasan
dari perkataanku. Memang, bukan sekedar tentangku. Tapi ini keputusanku dan
mereka pasti akan mengerti. Lalu soal Amber, barusan Ian menyarankan untuk
mengkonsultasikan ini pada wanita itu dulu. Apa aku harus bilang : „Hei, aku
ingin keluar dari band, dan kalau kau bertanya kenapa, aku keluar karena dirimu
dan pertunangan romantismu itu. Ya, dengan Chad. Siapa lagi?. Aku harap kau
“Aku tahu. Begini sekarang : aku ini artismu, dan ini keputusanku. Tinggal
kumpulkan saja mereka besok dengan rapat persiapan FoxTroops dan aku akan
pamit. Selesai.”
“Kau benar-benar menginginkan itu seperti salah satu diantara kami sudah
306 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
mengamati untuk mencari alasan yang sebenarnya. “…kemukakan alasan yang
sebenarnya, Wade. Setidaknya semua akan berbeda jika kau ingin keluar dengan
alasan itu 7 atau 6 tahun yang lalu. Aku masih bisa terima. Tapi kau ingin keluar
dengan alasan itu setelah sepuluh tahun kau melewati berbagai macam suasana di
band ini?. Tidak masuk akal. Dan setidaknya aku sangat tahu kau akan lebih
memilih bertahan dengan band ini apapun yang terjadi kecuali jika kelakuan salah
peka, pasti dia akan langsung mengetahui itu. Maka untuk mengulur waktu, aku
sebenarnya tanpa harus kujelaskan. Atau yah… semoga saja dia berubah jadi tidak
Kami diam. Untuk beberapa saat, hanya tarikan nafas yang terdengar dari
kami berdua. Bernada tenang, namun agak memburu akibat lelah dalam intuisi
memutuskan.
“Baiklah…”
“…kita lihat besok. Kalau lebih dari 50% setuju dengan keputusanmu, kau
keluar, tidak terikat dengan band pengiring dan Arist lagi.” Ian berkata. Intinya
bagiku adalah, aku harus membuat band dan Amber membulatkan suara untuk
307 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku berdiri dan mengulurkan tangan. “Terimakasih.”
“Pastikan kau tidak akan menyesal, Wade..” Ian membalas uluran tanganku.
Dan sunggingan senyum pada akhir kerja samaku dengan Arist Records,
__________
-Daren-
menunjukan kemiripan denganku. Setelah mengelus wajah itu sekilas, aku beralih
rambut Sean, berpindah ke tanganku, “Ya, semoga..” “Dan sepertinya setelah itu
Mendengar satu nama itu disebut olehnya, aku tertawa pelan. Baru kali ini Hilton
singkatnya tentang kabar itu. Hasilnya adalah dua kata: Amber bertunangan. Dan
308 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
bagusnya adalah, berpacarannya dia dengan Chad menjadi kenyataan yang cukup
rasanya ada hal yang perlu aku pertanyakan. Mereka kan sebelumnya berjauhan
dan Chad mendua dari Amber. Apa berita ini bohong?, atau kejadian sebelum itu
kepadanya.
“Buat apa?. Justru aku senang, sayang…” Aku membalas dengan senyum.
***
Tempat pertemuanku hari ini adalah di ruang calon manajer labelku, Nicholas
Harper. Kami membuat janji temu pukul 7 pagi untuk langsung membahas demo
musikku. Kalau diterima, aku akan langsung menyodorkan lagu-lagu yang akan
jadi pengisi album solo pertamaku. Semuanya sudah rapi dalam keping CD dan
tinggal diperdengarkan pada Nicholas. Setelah itu, babak baru karirku akan benar-
benar dimulai.
KLK!. Kubuka pintu kaca ruangan itu. Sudah bisa ditebak, Nicholas ada di
309 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kita akan langsung saja membahas demo musikmu, Darren.”ucap Nicholas.
Sedetik selanjutnya dia membuka laci mejanya dan mengeluarkan berkas demo
musikku, berupa lirik, chord, dan kepingan CD yang berisi lagu-lagu itu.
setengah penasaran, tapi tidak berusaha terlalu antusias dengan semua ini.
Agak lama, Nicholas terdiam. Dia memandangiku dan berkas demoku bergantian
sebelum kembali fokus kepadaku lagi. Dalam diam yang sama, aku mendengus.
berkata. “Kalau kau sudah punya materi lagunya, kita bisa langsung membuat
album baru.”
teringat berkas lagu baru yang sudah kubawa. Kukeluarkan itu dari tas dan
“Kebetulan sekali, mengenai itu, aku sudah punya. Bisa kau dengarkan. Judul
Nicholas mengambil berkas album baruku dan tertawa sejenak. “Nampaknya kau
sudah sangat yakin demomu akan diterima… Bagus kalau begini…” Dia
“Tapi mungkin kau bisa dengarkan dulu lagu-lagu itu. Aku juga tidak akan
terburu-buru karena masih ada proyek juga dengan label lamaku.” Aku berkata
lagi, teringat dengan konser di FoxTroops yang akan dilaksanakan empat hari
lagi.
310 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Oh, iya. Dengan Arist.” Nicholas bersedekap penasaran. “Proyek apa?.”
akan memberitahu krumu. Atau mungkin kau ada usulan kru lain?. Beritahukan
saja.”
Tapi tak lama kemudian, ponselku bergetar. Panggilan, dari Amber. “Tunggu
“Hm, ya…halo juga…” “Begini, jam 8 nanti akan ada rapat di Arist untuk
keberangkatan kita ke Prince Rupert, lusa. Kau bisa datang?. Telat juga tidak apa,
sebenarnya… Aku tahu kau perlu waktu keluarga di rumah.” Amber berkata,
“Oh, ya. Tentu aku bisa. Dan tidak usah khawatir dengan orang rumah, karena
“Oh?. Aku kira….” Suaranya terlalu jenaka, banting dengan nada malunya
“Personil lama saja kan yang datang?.”tanyaku lagi, membuat kami kembali
311 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Iya. Kau, Wade, Nick, Fredy, aku, plus Chad dan Matt.”jawab Amber dengan
suara yang sudah seperti biasa lagi. Mendengar satu nama itu, aku menghela
nafas, berusaha tidak melontarkan pertanyaan dulu lewat telepon. Aku ingin
“Oke. Sampai ketemu disana, Am.” Aku menutup percakapan kami dan
setelah itu, selesai. Aku kembali masuk ke ruangan Nicholas, dan tak lama
kemudian, keluar untuk langsung ke Arist dengan perjalanan santai. Sarapan dulu
mobil ke arah Gag FoodCourt dan memarkirkannya disana, lalu keluar mobil
kemudian masuk ke restoran itu. Hm…mungkin omelet saja dan teh hangat.
Tanpa basa basi, aku pun langsung memesan kedua menu itu untuk sarapanku
sana, sedang termenung memandangi jendela. Wade. Dia juga sarapan disini. Tapi
aku penasaran dengan ekspresinya yang kelewat lelah itu. Sekedar menyapanya,
aku berjalan ke arah sana, memutuskan berada satu meja dengan Wade saja di
Dan seperti mengembalikan seorang yang telah termenung lama, Wade tidak
menyahut. Tapi sorot matanya mulai tidak fokus memandangi jendela seperti tadi.
312 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Perlahan dia menoleh padaku dan hanya tersenyum membalas sapaanku. Dia
Membalasnya aku mengangguk. “Ya.. Kebetulan sekali aku ada agenda pagi ini.
Lalu, kami berada dalam diam selama beberapa saat, hingga Wade
menyelesaikan makannya dan aku mulai makan. Dia membersihkan bajunya dan
dari sudut mataku, aku bisa lihat dia meletakan tangannya di meja, ancang-ancang
Aku mendongak karena posisi Wade yang sudah terlanjur berdiri, “Kenapa tidak
bersama-sama saja berangkat kesana?.” Ya, karena aku lihat, dia tidak bawa mobil
kesini….
Wade tersenyum kecil menanggapinya. “Tidak usah. Aku juga tidak akan
lama disana.”
Hm?. Dia ikut merencanakan konser itu, kan?. Pastilah akan sampai sore….
Atau kecuali….
sendiri setelah beberapa saat terjebak dalam pemikiran terparah dari ucapan Wade
barusan. Dia mengundurkan diri dari band, keluar karena kemelut hatinya sendiri.
313 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Menanggapinya, Wade memalingkan wajah dariku. Kemudian dia tertawa sinis
padaku. “Ya. Persis sepertimu. Tapi aku tidak akan hadir di FoxTroops. Toh yang
publik sana butuhkan hanyalah cerita kalian, bukan semua anggota band lama..”
Oh. Itu benar. Dan Wade keluar karena pertunangan Amber dan Chad. Dia
tidak akan ikut dalam FoxTroops meski yang kutahu dari Ian adalah, kesepakatan
sampai akhirnya memutuskan untuk keputusan boleh atau tidaknya aku keluar
dari band adalah tergantung semuanya. Jika lebih dari 50% setuju, aku keluar
sebelum FoxTroops terselenggara.”kata Wade lagi. “Dan aku akan jamin, semua
dalam diam itu, aku menimbang-nimbang. Akankah semuanya setuju?. Aku harus
Saat aku datang, suasana ruang meeting ramai. Canda tawa yang kebanyakan
adalah hasil dari peristiwa semalam sekarang terdengar dari sana, bahkan hingga
keluar. Aku masuk, disambut oleh ekspresi biasa-biasa saja dari mereka. Chad
juga datang. Dia duduk di sisi Amber, sementara Wade di sisi meja yang satunya,
diapit oleh Nick dan Fredy, lalu Matt ada di kursi yang berhadapan dengan Ian.
Otomatis tempatku adalah di sisi Amber yang satunya. Aku pun duduk disana.
“Aku sarapan dulu tadi. Rapatnya belum dimulai kan?.” Aku memulai,
membuka obrolan yang mulai masuk ke topik dalam ruangan rapat ini.
314 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Ian menggeleng dari kursi sana. “Belum. Kan menunggu kau datang…”
“Kita mulai.”
“Bawa urutan lagunya?. Kurasa ada yang perlu kita ubah.. Kemarin siapa yang
Amber yang pertama kali merespon pertanyaan itu. Dia mengeluarkan beberapa
lembar kertas yang kami gunakan untuk mencatat waktu itu. “Ini. Apa yang harus
diubah, memangnya?.”
“Urutan – ”
“Hm, tunggu sebentar.” Wade memotong ucapan Fredy dan menoleh pada
Ian. Aku tebak, dia akan mengumumkan pengunduran dirinya dari band…
“Oh…ya. Wade akan bicara sesuatu dulu pada kalian.” Ian tahu maksud
Wade berdeham. “Aku tidak akan berlama-lama disini.” Dia memulai. “Aku
keluar dari band. Terhitung mulai hari ini, jika kalian setuju.”katanya kemudian.
Lalu Wade diam. Dia menunggu respon dari teman-temannya. Tapi dari semua
itu, yang aku perhatikan adalah bagaimana ekspresi Amber. Begitu mendengar
kalimat dari Wade tadi, dia langsung menghela nafas panjang. Dari sisi yang
satunya, Chad balas menggenggam tangannya lebih erat. Amber terdiam setelah
itu. Tidak ada ekspresi berarti selain lesu yang mulai ketara padanya.
315 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Sudahlah…kalau begini aku tinggal memandangi saja kekhidmatan suasana
ruangan ini…
“Apa motivasimu?.” Nick merespon kabar ini. “Kita sudah melalui semuanya
selama sepuluh tahun. Kalau ada sesuatu yang salah, setidaknya jangan seperti
“Ya. Aku tahu.” Wade membalas. “Aku hanya ingin mencari suasana baru.
“Yakin hanya itu, Wade?.” Matt menimpali balasannya. “Suasana baru bisa
kita ciptakan di dalam sini. Dan lagipula, jika ingin mengundurkan diri, kau hanya
melanjutkan dengan nada yang lebih wajar dan tegas daripada yang lainnya.
“Tinggal berkata yang sejujurnya saja pada pihak promotor. Aku jamin tidak
akan masalah.”jawab Wade, masih tenang. “Lagipula aku tidak akan benar-benar
pergi. Kita masih tetap bisa bekerja sama.” “Jika kalian setuju, aku akan langsung
Tak lama kemudian, Chad menyela pembicaraan ini. “Sudah kau pikirkan
matang-matang?.”
“Ya. Setidaknya aku sudah punya calon label baru sekarang ini. Setelah ini,
semuanya akan mudah saja, kurasa.”jawab Wade pada selaan itu. Dia melipat
tangannya di meja. “Yah..aku tidak mau berlama-lama. Jadi langsung saja. Kalian
menerima keputusanku ini atau tidak?.” Pria itu mengembalikan kami pada topik
316 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Lalu, lama, diam. Tidak ada suara dari yang lain sementara aku lebih memilih
ikut terjebak dalam keheningan ini daripada menjadi provokator keramaian yang
akhirnya menyela, dengan nada yang bisa dibilang sangat tidak santai dan
cenderung ketus. Mendengarnya, aku tahu kalau dalam kepalanya saat ini sedang
Amber sama-sekali.
Semuanya mendengar keputusan Amber barusan dan menoleh pada wanita itu
Hening semakin tercipta setelah itu. Ian mengubah posisi duduknya dan
kita.”
-Amber-
AKU menyadari nada itu. Nada yang bisa dibilang kelewat ketus untuk dikatakan
pada Michelle sekalipun. Setelah berucap dua kalimat perpisahan itu, aku kembali
tertunduk. Tertegun. Kutatap lurus-lurus meja besar ini dalam diam hingga tidak
317 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku paham. Aku sangat tahu apa penyebab dia melakukan itu. Dalam diam,
aku menyesal. Tiba-tiba merasa sangat bodoh telah berkata sebegitu ketus pada
Wade barusan. Seharusnya aku menahan dia lebih lama lagi disini, bukannya
memberikan keputusan sepihak atas permintaan keluarnya Wade dari band ini….
Kalau sudah begini ingin sekali rasanya keluar dan menyusul Wade untuk
Tapi sebelum aku terlanjur terlarut dalam pikiran itu, Ian sudah
“10 atau agak siang dari itu.” Fredy menyela, mulai terbawa dalam topik ini.
Namun dari sisiku, Chad berkata hal lain lagi. “Penerbangan jam 6 pagi, tanpa
aku.”
Aku mendengus mendengar perkataannya. Dia punya rencana lain, dan seperti
biasa, aku tidak tahu apa itu. Tapi yang pasti, kali ini syaratnya itu tidak
membuatku bertanya-tanya. Yah, siapa tahu saja pria itu sibuk dengan bandnya.
“Yah… Siapa yang setuju?.” Ian menghela nafas mendengar usulan Chad dan
mengedarkan pandangan.
“Kau bisa, Darren?.” “Kalau semuanya setuju, aku akan pesan tiket
318 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Darren terlihat menimbang-nimbang. Tak lama dia menyanggupi keputusan itu.
***
Aku tiba di agenda keduaku. Jam 11 di acara VanQois Music. Kali ini aku pergi
bersama Matt dan Darren. Di Arist tadi, aku berpisah dengan Chad karena dia
juga ada agenda kedua, masih di Brooklyn, tempat syuting video klip mini
albumnya. 10.45 kami tiba di tempat dan langsung persiapan dengan pihak acara.
Satu yang berbeda : biasanya aku ditemani oleh Wade. Aku harus membiasakan
“…seperti biasa, dalam rangka promosi lagu kedua dan album barumu, di
akhir akan ada bagian kalian tersendiri. Dan karena temanmu saat ini lebih dari
biasanya, akan ada juga pertanyaan tambahan dari kami.” Dewey menjelaskan
teknis acaranya plus perubahan dadakan dalam list pertanyaan redaksi acara ini.
Aku menoleh pada Darren setelah membayangkan set isi kami nanti.
Dewey menyahut cepat sebelum aku sempat membalas, “Lima menit lagi,
terduga dalam kepalaku sendiri untuk di atas set nanti. Mantan suamiku duduk di
sisiku dan kami akan menyanyi bersama di atas panggung nanti. Jelas harus ada
pembiasaan sebagai teman disini agar tidak membuat media yang meliput
319 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Hei.” Darren memulai.
Aku menoleh.
Karena itu, aku menghela nafas. Dalam, dan cukup lega setelah melakukan itu.
lagi dan tangannya terangkat, menyingkap rambutku. “Yah, setidaknya kau tidak
saja Wade dapat berpindah hati. Karena memang itu tujuannya keluar dari band
ini..”
“Ya. Semoga.” Dalam hati, aku mengaminkan ucapan Darren. Ya, semoga
“Amber?.” Dan suara dari pengatur acara mengeluarkanku dari topik itu.
Aku masuk bersama Darren ke set setelah dipersilahkan oleh Dewey. Kilatan
Darren tertawa dari sisiku. “Hm, ya.. Sayangnya itu sudah berlalu sangat lama.”
“Kalian tahu, aku nyaris tidak percaya kalian bisa bersama lagi di
Darren.”
320 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Dan kami pun duduk. Setelah itu, aku, Darren, Qois, dan penonton live acara ini
bersatu dalam obrolan jeneral yang tidak menjemukan, malah nyaris terasa
menyenangkan jika saja sebelum ini peristiwa satu itu tidak terjadi. Sampai
rumah, aku harus segera menghubungi Wade untuk meminta maaf. Ya, harus.
***
Nit…nit…nit…
Entah sudah berapa kali nada itu terdengar. Sejak lima belas menit lalu aku terus
menghubungi Wade dan sama sekali tidak diangkat. Tak terhitung berapa banyak
panggilan tak terjawab di ponselnya sekarang ini, mungkin saja. Apa dia sengaja
mulai bersungut sendiri dalam hati. Aku hanya ingin minta maaf!. Angkat
teleponku Wade!. Dan itu berimbas pada ekspresi Matt kepadaku. Dia yang baru
saja selesai berenang malam, mengerenyit heran melihatku yang gemas sendiri
dihadapan ponselku.
rambutnya. “Kenapa?.”
321 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
menghubunginya, yang namanya Wade, kalau dia belum tenang, tidak akan
menuruti saran Matt barusan. Wade itu pendiam. Sementara aku bingung harus
mulai darimana. Setelah itu, paling-paling tidak ada percakapan berarti diantara
kami….
Maka dari itu, aku memprotes pada Matt. “Tidak ada cara lain?...”
“Yah…setidaknya itu pun kalau kau mau. Kalau tidak, ya tidak ada cara
-Wade-
terhadap hal satu itu. Alhasil, dia tidak menatapku sama sekali saat mengucapkan
salam perpisahan itu tadi pagi. Setelah dari sana, aku berkeliling Los Angeles
Records. Tapi kalau soal Evan, baru besok hari dia akan mengonfirmasikan bisa
322 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Di sepuluh jam sebelum saat ini, aku sudah melakukan itu. Semuanya sudah
selesai dan satu terakhir, tinggal kulaksanakan pada esok hari, sesuai janjiku pada
Ian sesiangan tadi. Sepulang ke rumah, aku mandi dan berniat beristirahat. Tapi
saat baru saja masuk ke kamar dan mengecek ponsel, sudah ada 36 panggilan
Oh… Aku kira dia tidak berniat melontarkan kalimat persetujuan sepihak itu
tadi pagi. Tapi bagiku, itu justru ucapan yang tepat. Amber sebenarnya sama
sekali tidak salah dengan berucap seperti itu. Toh, aku terima-terima saja meski
ada sedikit rasa kecewa disana ketika mendengar intonasinya yang bisa dibilang
Lalu kemudian, ada panggilan masuk lagi. Kupandangi ponsel itu sejenak dan
mungkin saja sampai dia lupa siapa aku dalam kehidupannya yang lalu.
ponselku ke lemari baju dan membiarkan benda itu disana semalaman ini.
***
07.00 a.m…
323 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Receiver : EvanT_Agger
Lusa. Bagaimana?. Aku sudah mengecek jadwal. Hari itu aku kosong.
Receiver : EvanT_Agger
Konsernya sehari setelah itu. Kalau kau bisa, aku akan langsung mengontak Ian
agar surat-surat kontrakmu disiapkan dan kau tinggal datang ke Prince Rupert,
Receiver : Ian_V_Arist
324 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Receiver : Wade Feldmann
Receiver : Ian_V_Arist
Aku sudah memastikan soal itu. Jangan khawatir. Dia bisa cepat
beradaptasi. Namanya Evan Thomas Agger. Produser dari album ketiga Carly
Receiver : Ian_V_Arist
Ya, pasti..
lagi benda itu saat bangun tidur tadi, pukul 5, ada kurang lebih 50 panggilan
masuk dan 4 pesan singkat dari Amber. Dengan agak gamang, sekaligus sikap
yang berusaha merelakan dan acuh, aku menghapus histori itu dan berlanjut ke
percakapanku dengan Evan lalu Ian di jam 7 tadi. Semuanya sudah selesai. Aku
penggantiku. Mungkin nanti saja agak sorean aku akan bertamu ke rumahnya.
325 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Sekarang, dengan segalanya yang sudah lebih baik, aku beranjak ke kolam
renang.
Saatnya berendam!.
Selaman yang ke sekian. Aku mulai berpikir.. mungkin ucapan Ian kemarin
ada benarnya juga…. Seharusnya aku membicarakan ini dengan Amber dulu,
maka semuanya akan baik-baik saja. Tidak seperti kemarin : aku kecewa dengan
balasannya, dia kecewa dengan keputusan sepihakku, begitu juga yang lainnya.
Aku membatin. Ada sedikit rasa penyesalan juga kenapa aku begitu teguh
bersabar, mungkin aku bisa memberikan mereka alasan yang lebih logis dari
aku tidak bisa meminta Ian memasukanku lagi ke manajemen dan mengulang
belakangan…
keputusan yang sudah terlanjur itu. Ya, benar. Jangan ada yang datang hari ini, itu
itu. Amber ada disini dengan senyumnya. Senyum yang sama dengan senyum
326 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
yang sudah membuatku bertahan selama 10 tahun ini. Kulihat dia sedikit
mengkeret. Pastilah takut dengan apa yang aku jadikan sebagai balasan
kedatangannya yang mungkin saja untuk minta maaf soal ucapannya kemarin
pagi….
Namun, tanpa berbasa basi, aku menyapanya juga. Otak kiriku yang tiba-tiba
saja kesal mendukungku untuk menyapanya dengan datar dan acuh. Dia pasti
renang. Aku naik. Saat kami duduk bersisian di tepi kolam renang, aku berusaha
mengontrol emosiku sembari memandangi kaki Amber yang bermain di dalam air
biru itu.
Kemudian, lama sekali hanya diam yang terjadi diantara kami. Hingga tak
Dia masuk ke topik. Aku tidak membalas ucapannya itu sampai mengangkat
-Amber-
KEDATANGANKU disambut oleh ekspresi dan ucapan datar Wade. Aku yang
awalnya memasang senyuman dan wajah yang ceria, jadi terdiam mendengar
327 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
responnya atas permintaan maafku. „Seharusnya aku keluar sejak dulu.‟. Dia
Bisa ditebak, bagai tersedak, aku tertohok mendengar balasan darinya. Wade
kecewa dengan apa yang jadi balasanku ketika dia berniat baik untuk keluar
Menanggapinya, aku hanya bisa diam dan membiarkan Wade naik. Masih
belum bisa melanjutkan pembicaraan ini, aku hanya bisa memandangi pria itu dari
tempatku. Dia acuh, sibuk dengan minuman dinginnya di meja santai sana dan
beranjak ke sisinya lagi yang kali ini sedang membuat teh hangat. Mungkin
“Ya aku tahu.” Dia membalas dengan cepat ucapanku, seakan perasaan
marahnya itu berubah menjadi sebaliknya. Wade menoleh padaku, “Aku sangat
Mencoba menarik nafas lega, aku tidak dulu membalas ucapannya. Wade
Kemudian dia kembali memandangku. “…memang masih banyak cara untuk itu.
Dan salahku tidak membicarakan ini secara pribadi padamu. Aku yang harusnya
328 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Oh, syukurlah…dia tidak marah. Tapi seperti biasa, Wade menyalahkan
teh hangat padaku dan berucap, “BigStars Records. Tapi proyek pertamaku adalah
“Film apa?.” Aku berusaha benar-benar tertarik atas topik yang kubangun
sendiri ini.
“Kartun. Hanya membuat scorenya saja. Tidak dengan semua lagu di OST
film itu. Lagipula ada musisi lain juga yang akan mengisi.” Wade menjawab
dengan sama antusiasnya. Aku dan dia duduk di atas kursi santai panjang di tepi
“Lalu…–”
Wade memotong ucapanku dengan sesuatu yang sangat amat tidak tepat..
menanggapinya aku hanya bisa mengesah gemas pada Wade. Tidak peduli dengan
329 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Akhirnya, aku terpaksa mengikuti alur pembicaraannya. “Kami akan ke Ontario
dan lebih memilih diam, menungguku bicara. Sepertinya Wade bingung dengan
apa yang akan kami bicarakan selanjutnya. Daripada tak lama lagi disambung
olehnya dan malah berlanjut ke masalah hati yang tidak ada putus-putusnya, aku
teringat satu hal. Hadiah lomba makan itu : saat Wade memenangkan lomba
“Kau mau menonton film?. Kebetulan hadiah lomba makan itu masih
“Film?. Tidak ada yang bagus kurasa…” Wade membalas dengan nada yang
mulai lesu. Oh, aku tidak suka ini. Biasanya ini adalah tanda bahwa ujung-
Aku berdiri dan meraih tangannya. “Ayolah... Aku mau kita bersenang-senang
Senyuman keluar dari Wade. Dan tak lama kemudian, kami keluar dari rumah
tingkat dua ini dengan mobilku. Tujuan pertama : mengitari Los Angeles dan
***
Sekian jam kemudian, kami sudah berada di sekitaran Boston, menjelajahi kota
ini untuk mendapatkan film baru lagi. Enam jam berlalu, sekarang sudah jam 4
sore, dan kami telah menonton kurang lebih 3 film berdurasi masing-masing dua
jam di bioskop Los Angeles. Film pertama yang kami tonton adalah film komedi
330 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
romantis berjudul „Grab Second Chance‟, lalu yang kedua berjudul „Hallway‟,
bergenre politik, dan ketiga, film horror, berjudul „Variety Secret‟. Wade yang
memilih semua film itu dan kebetulan ketiganya tidak mempunyai cerita yang
Hari ini, entah kami akan menonton berapa film. Yang jelas, perjalanan ini
akan berakhir di pantai barat Amerika dimana aku akan memberikan hadiah
terakhir dan terbaik itu kepada Wade, khusus dariku. Dia sendiri tidak tahu
menahu soal ini. Aku hanya bilang, di awal perjalanan kami tadi, bahwa hari ini
adalah harinya. Makan, menonton, jajan, semua aku yang mentraktir. Itu bisa
kuanggap bonus, kurasa. Dan yang nanti malam itu adalah plus-plus.
Aku melihatnya juga. “Musik…?. Ya sudah. Ayo.” Dan sebagai jawaban, aku
setuju dengan pilihannya. Kali ini, „Lie Down‟. Film romantis yang diproduksi
Lion Gates Entertainment ini bertemakan dunia musik. Oh, aku tebak ceritanya
Akhirnya, setelah kami sepakat dan membeli tiket serta popcorn di kedai
Film belum dimulai, masih menunggu jam tayang sesuai jadwal yang
sebenarnya tinggal 2 menit lagi. Aku dan Wade mencari tempat duduk yang tepat,
sesuai yang tertera pada tiket. Setelah menemukannya, kami duduk bersebelahan,
331 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Perry‟s Café, Santa Monica, 7 p.m…
Wade bertanya-tanya kenapa dia diajak kemari. Begitu masuk pun, pria itu
masih terbingung-bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi dia tidak
bertanya kepadaku atau apapun itu. Wade hanya diam di sisiku sampai kami tiba
sudah seperti yang kuinginkan. Aku memesan semua ini atas bantuan Matt dan
pembicaraan pribadi yang akan kubangun nanti. Yang kusuka adalah, posisi meja
makan yang sangat tepat berada di tengah jendela sementara dua kursi diposisikan
ketenangan. Tak lupa, dekorasi foto-foto kami dengan band yang terpajang di
dinding ruangan ini. Kemudian juga ada ucapan terimakasih yang ditulis dalam
memunggungi Wade.
duduk, baru aku. Tak lama kemudian, pelayan datang ke ruangan ini, membawa
332 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
buku menu. Ketika dia menawarkan menu-menu standar café California, aku
memilih satu diantara itu : Steak, dengan minumnya : Lemon Tea. Sementara
Selesai kami menyebutkan pesanan, pelayan pergi dari ruangan ini dan aku
“Kau suka?.”
“Apa ini salah satu bujukan darimu agar aku kembali ke band?.”tanyanya
kemudian, dengan wajah yang sangat bisa dibilang tidak sepenuhnya serius.
kalau bisa aku menarik ucapanku, akan kulakukan itu.” Aku membawa kami
kembali ke pokok bahasan makan malam ini : keluarnya Wade dari band serta
“Kau menyesal?. Aku pikir itu keputusan terbaikmu. Setidaknya selama aku
ucapannya.
merasakan kejujuran dari ucapannya itu dan senang dia melakukan hal yang sama.
Kukira, setelah ini kami akan berlanjut ke kalimat-kalimat perpisahan yang penuh
333 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tapi sebelum itu, pelayan kembali. Dia mengantarkan pesanan kami dan
tersenyum. Lalu tanpa berbasa-basi, orang itu pergi dari hadapan kami. Tak lama,
“Penggantiku akan datang di hari kedua latihan di set. Dia akan langsung ke
tempat dan ikut konser di FoxTroops. Namanya Evan.” Wade memberitahu nama
Membalasnya, aku mengangguk sekali. “Evan… Kurasa dia tidak akan bermain
“Yah, lihat saja nanti…” Kemudian dia tersenyum dan sedetik selanjutnya,
Lima menit berlalu. Wade dan aku menyelesaikan makan dan berdiri. Kami
Memecah keheningan, aku menoleh kepadanya dan memulai topik baru : masa
lalu kami. Atau khususnya adalah : sejak kapan dia mulai merasa menyayangiku
Mendengar pergantian topik ke hal pribadi itu, Wade menoleh padaku, balas
pandanganku saat itu, aku merasa sangat beruntung dapat mengenal perempuan
334 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
memalingkan wajah ke arah laut, “…Awalnya hanya mengagumi selera musikmu.
Tapi kemudian, aku mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Lebih dari sebuah
kekaguman.”
Aku hanya bisa menghela nafas saat kalimat itu benar-benar selesai. Jujur.
Aku mendengar kejujuran yang amat jelas dari ucapan Wade barusan dan aku jadi
berikutnya.
Wade tertawa pelan dan menoleh padaku, “Haruskah aku memberitahumu tentang
itu?.”
Aku mengangkat bahu membalasnya. “Yah, setidaknya kan sekarang kita rekan
California di depan sana dengan tatapan menerawang. “Tidak, Am. Aku tidak
agar Wade juga tidak terbenam dalam kenangannya sendiri. Aku hanya
Dan karena mungkin Wade juga sudah pasrah saja dengan alur pembicaraan ini,
dia terlihat santai menanggapinya dan bicara, “Setengah kesal, setengahnya lagi
335 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
sadar diri bahwa aku masih tidak lebih baik dari laki-laki tukang tebar pesona itu.”
“Saat mengetahui kabar itu, aku menyesal juga karena sehari sebelum kepulangan
kalian dari Italia, aku telah selesai mengatur rencana untuk menyatakan
perasaanku. Naas, sepulangnya dari sana, malah kabar berpacarannya kalian yang
beberapa tahun berlalu, aku tertawa sendiri ketika mengingat apa yang kulakukan
“Minum sampai mabuk di bar dekat rumah. Setelah itu aku pulang, dan
menyetir dalam keadaan setengah sadar.. Masih untung tidak menabrak apapun
waktu itu….”jawab Wade yang kemudian tertawa tergelak. Dia menoleh padaku,
“Sebenarnya jika aku bisa berpikir jernih saat itu, aku akan lebih memilih
berlama-lama di pestamu dan pulang bersama yang lainnya dengan sikap sewajar
Wade termangu, ekspresinya membenarkan kata-kata itu. Tak lama kemudian, dia
berbalik dan naik, duduk di atas jendela. “Yah, tapi yang penting adalah, itulah
336 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
tahunmu itu, atau kau yang sekarang. Kedua pribadi itu masih sedikit
Ya. Wade tidak pernah berubah. Sejak dulu, 10 tahun yang lalu, dia tetap
seperti ini ; dengan sifatnya yang lebih bisa dikatakan sebagai „kakak‟ daripada
dengan Chad, jadi denganku. Dan kita akan hidup bahagia selamanya…”balas
Wade setengah tergelak. Aku tahu dia hanya bercanda, maka tidak ada tanggapan
Wade dan aku berdiri berhadapan. Tahu kami akan tiba di akhir kebersamaan
kami di kafe ini, dia memalingkan wajahnya memandangi dekorasi. Wade sedang
dan aku. Ekspresinya tidak bisa bohong. Ada segelintir rasa „ingin berlama-lama‟
disana.
“Bukankah kau harus membuat konferensi pers?.” Aku membuka topik baru
mengerenyit. “Ya. Tapi aku rasa aku masih punya banyak waktu denganmu
“Sudah hampir jam 9. Dan besok aku terbang jam 6 dari Los Angeles ke
Prince Rupert.”balasku masih dengan suara tenang. “Yah, seandainya kau tidak
337 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Dengan wajah yang masih mengerenyit, Wade tertegun. Tapi garis wajahnya yang
semula sedikit gusar, perlahan melembut. Tak lama kemudian, hangat mulai
terasa di sekujur tubuhku, dan melemas seiring eratnya pelukan yang diberikan
Wade.
menjauh dariku. Sebuah senyum ikhlas tersungging di wajahnya, tanda terima atas
sedetik kemudian, kecupan lembut dan pelan terasa di dahiku, membuat mataku
memejam.
secepatnya…”
338 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
-FUTURE-
“Tinggal merelakan dia pergi, dan hidup baru akan terbangun sesuai keinginanmu!.
339 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“PLAN AGAIN”
-Chad-
memberitahukan ini, tapi tidak demikian dengan wanita itu. Hingga hari ini : di
hari keberangkatannya ke FoxTroops, dia tidak bilang apa-apa soal kemarin dan
Wade. Amber hanya meneleponku sebelum take off dan seperti biasa, mengharap
juga untuk 2 hari ke depan. Hari ini, aku ada janji dengan Whitney dan Charlotte,
Semalaman tadi, aku mengorek informasi dari Matt tentang keseharian Wade.
Apa yang akan kulakukan dengan semua itu?. Jawabannya adalah : membuat
Whitney jadi pengganti yang tepat untuk pria 28 tahun itu. Aku pikir, apa
salahnya?, iya, kan?. Bisa jadi mereka berdua memang cocok. Pembawaan
Whitney pun hampir mirip dengan Amber. Jadi kenapa tidak?. Siapa tahu saja
Wade bisa benar-benar mencintai wanita lain selain sahabat terbaiknya itu. Dan
bukan bermaksud apa-apa… Aku hanya ingin Wade cepat berpindah hati dan
mungkin seorang janda tembak mati beranak satu bisa menaklukan hati gitaris
340 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
professional seperti Wade?. Begitulah pikirnya saat itu. Kuyakinkan saja dengan
beberapa kalimat yang ujung-ujungnya adalah : Charlotte butuh sosok ayah yang
sebelum tidur. Dari semua pria lajang yang kukenal, Wade adalah orang paling
Dan sebagai jawaban, Whitney mengabariku bahwa dia sudah ada di Bandara
mempunyai riwayat ketahanan jantung yang kurang sejak dia lahir. Ibunya
berkata kepadaku, dia harus diterapi satu bulan dua kali hanya untuk
memperpanjang umurnya. Dan Harry : pria itu adalah ayah Charlotte, temanku
juga. Dia seorang tentara yang mati tertembak dalam misi kemanusiaan di Iran.
Peristiwa itu terjadi saat Whitney baru saja melahirkan Charlotte : 10 tahun yang
lalu.
Whitney bilang dia akan tiba di Bandara setengah jam lagi. Sebelum
berangkat, aku membaca lagi kertas rencana yang akan kami kerjakan hari ini
yang sebenarnya hanya berisi data-data kebiasaan Wade, lalu tenggat waktu
rencana ini dilakukan, yaitu satu bulan. Setelah itu, aku serahkan detailnya pada
Wade dan Whitney. Senangnya bisa melihat mereka bersama suatu saat nanti….
09.00 a.m…
341 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“…jadi, apa yang harus aku lakukan?.”tanya Whitney setelah kami tiba di rumah
Aku menyodorkan kertas rencana itu padanya. “Mudah. Seperti yang kubilang di
telepon : dekati Wade Feldmann dan kita lihat bagaimana respon pria itu
dengan ragu.
“Kalau soal terapi, aku rasa rumah sakit Los Velas punya fasilitas terapi
kekhawatirannya itu.
“Oh…” Whitney menghela nafas dan mengambil sebuah buku dari tas koper
“Chad, Wade akan ada di rumah sakit Los Velas untuk menjenguk pasien-
pasien rawat inap disana sekalian bekerja sama menjadi penyumbang dana bagi
pengobatan penyakit kelainan jantung di rumah sakit tersebut. Dia datang jam 9
Dan, setelah tak lama, aku menutup sambungan dari Matt. Whitney sudah ada
342 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Dia sedang membaca ensiklopedia terbarunya di lantai atas.”ucap Whitney
seolah menjawab pertanyaan dalam benakku. Dia menarik kertas yang barusan
diam sesaat. “Oh, ya…hari ini Charlotte ada terapi. Aku akan pikirkan nanti soal
bagaimana cara mendekati temanmu itu.” Kemudian dia berlalu di hadapanku dan
Sisi diriku membatin.. Ya, bagus… Hari ini Wade juga ke rumah sakit. Aku
Lima belas menit kemudian, aku menurunkan Whitney dan Charlotte di depan
Rumah Sakit Los Velas. Setelah pamit padaku, mereka berdua langsung masuk,
lalu aku pergi. Tadi sudah kusampaikan kepada Whitney tentang keberadaan
Wade disini, dan dia langsung diam. Kutebak itulah caranya memikirkan sesuatu
– sama seperti dulu – lalu kemudian, Charlotte menceritakan kepadaku kalau dia
mengidolakan Wade. Saat kuberitahu tentang hal yang sama, dia langsung setuju
untuk melakukan terapi disana. Bagus sekali. Semuanya lancar hingga saat ini.
membelikan Charlotte buku baru dan bahan makanan untuk mengisi kulkas rumah
baru mereka. Tepat setelah aku memarkirkan mobil di tempat parkir dalam, ada
“Ya, halo, sayang?. Kau sudah tiba di tempat?.” Aku menyapanya terlebih
dulu.
343 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ya.”jawab Amber renyah, agak tergelak. Sepertinya dia baru saja tertawa
menyusulkah?.”tanyanya kemudian.
seberang sana, “Rencana apalagi, Chad?. Apa yang sedang kau coba lakukan pada
Wade?.”
Aku tertawa pelan mendengar ucapan sabarnya. Dia pasti tidak habis pikir
“Hm…ya… Kenapa?.”
“Semuanya sudah berjalan. Kita lihat saja hasilnya di sebulan setelah ini, sayang.”
Whitney?.”
Hh… Apa orang lain akan bertanya balik kalau Whitney yang menjalankan
Kali ini agak malas mempersoalkan perbedaan umur yang cukup nyata diantara
kami.
344 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Tidak. Aku serius, sayang…” Amber menyela. “Wade tidak bisa dijejalkan
wanita sembarangan.. Apa kau tahu reaksinya kalau dia sudah mengetahui
waktu itu.
“Bagus kalau begitu…”kataku cepat. “Karena kau tahu?, Whitney sama sekali
bukan wanita sembarangan.” Aku berkilah dari tidak setujunya dia atas rencanaku
yang ini, “Kalau semuanya tidak berjalan sesuai rencana, Whitney tinggal kembali
Berusaha tidak memikirkan itu, aku melihat kalender di ponselku, ingin tahu
hari apa rencana ini akan selesai. Kamis… Aku membatin. Tapi kemudian, saat
aku kembalikan pada bulan Mei lagi, perlahan senyumku mengembang. Melihat
apa yang akan terjadi di tanggal 2 Juni 2013, aku jadi punya rencana lain.
-Wade-
BARU saja aku menyelesaikan konferensi persku di Arist terhadap keluarnya aku
dari manajemen dan band di rumah, ditemani Ian dan Evan – meski mereka
berdua ikut melalui video konferens. Beberapa saat kemudian, aku berangkat ke
Rumah Sakit Los Velas guna berkunjung kesana untuk ikut serta menjadi
345 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
penyumbang untuk pengobatan penyakit kelainan jantung pada pasien di rumah
sakit tersebut.
Setibanya disana, aku disambut oleh direktur rumah sakit, Dr. Larry Foster.
Dia mengajakku melihat-lihat isi rumah sakit ini. Khusus ruang rawat inap,
tapinya. Yah, kukira siapapun itu tidak akan ada yang mau ruang prakteknya
Sekian menit kemudian, aku baru saja selesai bercengkrama dengan pasien
rawat inap penyakit dalam di bangsal 27, lantai 9 rumah sakit ini. Mayoritas dari
“…untuk penyakit kelainan jantung sendiri memang tidak begitu banyak yang
di rawat inap disini. Tapi berdasarkan data yang dimiliki pihak rumah sakit, ada
sekitar 100 orang yang didiagnosa menderita penyakit itu di Los Angeles.
Sementara yang dirawat disini hanya paling 10 persen dari itu.” Dr. Larry
ini.
tragis. Aku mengomentari penjelasan Dr. Larry di dalam hati seraya tersenyum
sendiri untuk terapi, dansebagian besar dari mereka hidup dari keluarga
346 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tapi sebelum sempat aku membalas ucapannya, dua buah tangan sudah
Wajahnya berbinar ketika memandangiku yang lima puluh senti lebih tinggi
darinya. “He-i… Ada apa?.” Aku bertanya dengan bingung menanggapi ekspresi
gadis kecil itu sembari memberi isyarat pada Dr. Larry untuk meninggalkanku,
“Charlotte.”jawab gadis itu. “Aku baru saja selesai terapi di ruangan Dr.
Gerard.”
“Kelainan jantung. Kata ibu, aku menderita lemah jantung sejak lahir.”jawab
Kebetulan, inilah yang aku cari : seorang penderita kelainan jantung. Hari ini aku
harus mendapatkan banyak informasi tentang penyakit itu dari Charlotte. Kembali
347 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tapi kemudian, suara seorang perempuan paruh baya menyela pertemuan kami,
“Kemari, Nak..” Lalu dia beralih pada Charlotte. “Maaf sekali lagi..”
tersenyum. Begitu lucu. Sebelum aku membalas, mereka berdua sudah akan
Tapi aku segera mencegah mereka untuk pergi dengan sebuah kalimat penawaran.
8 p.m…
senyum. Yang paling membuatku terkesan dari apa yang terjadi hari ini adalah
justru cerita-cerita soal Charlotte dan Ibunya : Whitney. Seorang gadis 10 tahun
ketika mendadak dia harus keluar masuk rumah sakit dan meninggalkan sekolah,
348 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
hingga nyaris meninggal karena kelelahan. Mereka berdua sosok yang luar biasa.
menghampiriku lalu meminta tanda tangan dan sebagainya itu, aku tetap
sudut taman tadi siang. Setelah puas mendengar cerita Charlotte tentang
kebetulan ada di mobil, dan aku sengaja mengeluarkannya sesiangan tadi – lalu
akuntan di perusahaan asuransi, tapi sedang tidak bekerja karena baru pindah dari
Alaska, dengan suami yang sudah tenang di alam sana akibat menjadi korban
perang dalam misi kemanusiaan di Iran. Setiap hari, di rumah lamanya, dia harus
berkerja dari pukul 8 sampai dengan 5 sore, setelah itu dilanjutkan dengan
memantau sang anak di rumah, berubah menjadi ibu luar biasa bagi Charlotte
dengan selalu tidur setelah anaknya tidur. Whitney selalu setia mendengarkan
semua keluhan, curahan, dan kegembiraan anaknya. Tapi tadi siang, dia berkata
dengan normal seperti dulu, dia selalu berusaha mengelak dan melakukan
peralihan topik.
349 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Perlahan, pandanganku berubah tertegun ketika melihat foto Charlotte yang
kuambil saat dia bermain gitarku di taman tadi. Aku jadi teringat perkataan
diizinkan mengikuti pelajaran olahraga olehku pada saat di rumah. Tapi entah
kenapa, kabar pingsannya dia yang kuterima. Dokter bilang, Charlotte nyaris saja
meninggal.”
“Makanya, sejak itu, aku tidak mau mengambil resiko. Charlotte keluar dari
sekolah dan karena tidak mampu membayar guru privat, aku hanya
Kemudian senyuman dari perempuan yang 9 tahun lebih tua dariku ini,
Rumah Sakit Los Velas, yang harus kujadikan prioritas atas sumbangan danaku
adalah Whitney dan Charlotte. Dan satu-satunya jalan untuk memberikan bantuan
***
“… „Hei, aku bawakan makanan dan beberapa buku untuk Charlotte.. Kau mau
terima?‟.... Ah, tidak, jangan begitu…. Bagaimana kalau… „Pagi, boleh aku
350 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
lainnya, aku menggerutu sendiri, heran kenapa bisa seribut ini hanya untuk
bahan makanan di sofa sana. Oke, Wade… dia hanya wanita. Tidak lebih. Dan
Tok! Tok! Tok!... Aku mengetuk pintu rumah Whitney dengan harapan yang
muncul darinya bukanlah wajah terkejut yang penuh keheranan karena dikunjungi
Tak lama, pintu dibuka. Wajah yang ada dalam pikiranku lah yang muncul :
Charlotte?.”kata Whitney terbata, disusul decitan pintu yang agak lambat dari
belakangnya.
Bolehkah?.”
“..silahkan masuk.”
dengan pandangan menerawang dan seketika, teringat sesuatu. Buku dan bahan
makanan itu.
351 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Tanpa bicara kepada tuan rumah, aku keluar, mengambil kedua kantong buah
tangan itu di mobil dan kembali masuk. “Hm…aku ada sesuatu.”kataku berusaha
Dari dapur, Whitney yang telah selesai membuat minuman untukku, berbalik dan
Aku tetap meletakan buah tangan itu di meja yang ada di ruangan ini dan
luar rumah ini, melangkah ke pintu untuk mengambil sesuatu di luar, mungkin
saja….
menghampiri Charlotte.
Sosok itu sedang bertelungkup ria di dekat ayunan satu dudukan dan terlihat
serius dengan bukunya. Dia mengemut lollipop yang warnanya sudah mulai
“Hei…”sapaku padanya.
begitu aku ada di hadapannya, “Datang lagi?...” Charlotte menyahut dengan lucu.
352 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Iya… Memangnya tidak boleh?.” Aku bertanya balik. Barulah kemudian
sejarah benua Amerika…. Satu yang dapat kupikirkan, Wow…?. Anak ini
mengajaknya mengobrol.
“Apa yang baru darimu hari ini?.” Aku membuka obrolan dengan sebuah
“…Oh, ya!. Calon ayah baru!.” Dan dia mengakhiri sesi berpikirnya.
baru‟… Rasanya bagi seorang Whitney, itu tidak akan mungkin terjadi….
“Memangnya siapa calon ayah barumu?.” Entah kenapa kalimat frontal itulah
Tapi, Charlotte senyam senyum sendiri memandangiku. Dia diam dengan mata
yang tetap memandangiku dan tak lama kemudian, jari telunjuk kecilnya
menunjukku. “Kau..”
Oh.. Kenapa dia bisa berpikir seperti itu?. Whitney bercerita sesuatu
kah?..Aku membatin sendiri terhadap kemungkinan yang terlalu dini itu. Yang
benar saja?, aku baru mengenal mereka kemarin.. dan Charlotte sudah berkata
353 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
seperti itu. Atau yah…mungkin ini hanya karena faktor Charlotte yang
mengidolakanku…
tergelak.
kemudian. Tapi ekspresinya berubah tersenyum lagi. Kali ini, senyuman jahil
yang ditampilkannya, “Tapi itu tidak akan membuatku menjauhkanmu dari ibu…”
Oh…dia masih saja keras kepala dengan ucapannya yang satu itu, rupanya.
“Hei..”
mulutnya lagi.
aku mengatakan tempat yang akan kami tuju, dia melepas lolipopnya yang tinggal
tangkai itu dan melemparnya ke belakang. Gadis kecil itu berjalan ke dalam,
354 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“NEVER WITHOUT REASON.”
-Amber-
1 JUNI 2015…
#LatePostPict: Instagram@AmberLavigneIG
melelahkan, ya kan?
355 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku memandangi histori tweetku dalam diam, 3 jam setelah konser, dalam sesi
istirahat kami. Kemarin lusa aku bersikap dingin pada Chad di pembicaraan kami
yang terakhir. Rencana lagi dan lagi. Jujur saja, aku bingung dengan isi kepala
mengenal wanita lain selain aku.. Tapi, apakah tidak ada cara dan calon yang
Kemudian, dengan pikiran itu pula, aku pulang dari Prince Rupert,
yang nyaman. Kami sudah sampai di Los Angeles. Saat aku melihat sekeliling,
semuanya sudah berjalan ke pintu keluar. Tanpa diperintah, aku berdiri dan
hingga tiba pun kami isi dengan canda dan cerita. Kali ini, karena semuanya
Dengan mata yang masih setengah mengantuk, aku melangkah menuju pintu
keluar bandara sepi ini bersama yang lainnya. Dan hingga parkiran, semuanya
masih terasa senyap. Sampai kemudian, sebuah mobil – yang menjadi satu-
“Ikut denganku?..”
Dan aku hanya bisa menuruti ajakannya dengan berjalan ke arah pria itu.
356 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Kami melewati pergantian hari dalam perjalanan menuju sebuah wisma di
pinggiran Los Angeles. Ketika tiba, Chad memesan sebuah cottage untuk kami
dan seketika, aku membuka sebuah pintu ruangan besar yang ternyata kamar, dan
tubuhku yang sudah terlanjur lelah, aku hampir melayang ketika tidak
mendengar apa-apa lagi dari Chad setelah itu. Namun sedetik kemudian, sisi
kanan kasur double ini memberat. Disusul dengan belaian lembut tangan itu ke
yang menelungkup.
membicarakan soal rencana itu denganmu dulu.” Chad melanjutkan sambil terus
yang akan aku lakukan meski mata ini sudah sangat mengantuk.
“…Dan kalau Wade marah, aku yang akan menjelaskan semuanya.” Perkataan
memasang tangan kiriku ke pinggangnya dan yang satunya dibiarkan bebas begitu
saja.
“Ya sudah…” Aku memutuskan untuk menyudahi obrolan kami tentang ini.
barunya.
357 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Mendengar nada berucapku yang sudah mirip-mirip orang mabuk, Chad kembali
tergelak. Dia membelai lenganku dan kemudian kecupan hangat darinya di dahi,
***
08.00 a.m…
Semburat cahaya yang terang itu memenuhi mataku. Ketika aku membuka mata
lebih lebar lagi dan melihat sekililing, malah terbentuk sebuah pertanyaan besar
dalam benakku : Dimana ini?. Aku hanya ingat kepulanganku dari Prince Rupert,
dan ucapan selamat ulang tahun dari Chad di tempat yang sama dengan ini – tapi
aku merasa gamang, itu mimpi atau bukan. Sepertinya, ucapan itu adalah
Kemudian, sebuah note dari Chad ditempel di atas meja kamar, membuatku
sepenuhnya sadar dan mengingat apa saja yang kami lakukan semalaman tadi.
Keluarlah setelah kau bangun dan kita akan bicara banyak hal..”
Chad
358 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Perlu bantuan?.” Aku menyapanya lebih dulu setelah berdiri bersisian
dengannya.
besar di ujung beranda belakang sana. Meja itu sudah penuh dengan makanan.
“Jam 6 tadi.. Aku tidak bisa tidur semalaman. Jadi jam 5 aku siapkan tempat
untuk memasak dan makan..jam 6nya, aku mulai masak.”jawab Chad lengkap.
Sambil membantu dia membawa makanan untuk kami sarapan, aku nyaris
semuanya dan mengucapkan selamat ulang tahun yang ke 27 untukku, aku jadi
Kami memulai makan dalam diam. Hingga selesai, tak ada percakapan yang
“Aku tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan.. Kau tahu itu, kan?..”
Oh…topik itu lagi… Dan aku melengos menjawabnya sambil mengambil kentang
Mendengar satu nama itu, aku seperti teringat sesuatu. Hm…penjelasan Chad
359 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“…Charlotte hanya ditemani ibunya sejak dia bayi. Terapi, belajar, bermain.
Dia hanya mengenal seorang teman sejatinya dalam melakukan kegiatan itu….”
“…mungkin Charlotte adalah orang yang tepat untuk diberi perhatian sama
dia tidak merasakannya. Dan aku rasa Wade adalah pria yang cocok dan tepat
konsep rencana.
sekolah dekat rumah, dan mereka terdengar baik-baik saja.” Chad menjawab dan
Tadinya aku ingin membalas dengan pertanyaan interogasi lainnya. Tapi aku
keburu teringat kata „disabilitas‟ dalam ucapan Chad tempo hari. “Mm..apa
“Kelainan jantung. Dia harus diterapi 2 kali sebulan hanya untuk menjaga
ketahanan jantungnya.”
tunggal dan penyakit yang di deritanya. Tapi yang bisa aku lakukan hanyalah
360 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Kita kan belum menikah, Am…” Chad menyeletuk.
melihat reaksiku terhadap ucapannya tentang penyakit Charlotte. Aku pikir, apa
salahnya?. Aku hanya berdo‟a supaya anakku nanti dengan Chad terlahir sehat.
Yah, sebenarnya masih jauh juga… Tapi kan, apa yang aneh dari harapan itu?.
Sebagai protes, aku bangkit dan menjawil hidung Chad. “Ya, aku tahu!.
Yang jadi korban hanya membalas mendudukanku dengan cepat di atas pahanya
***
7 Jam kemudian…
mencintaimu >:D
361 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Arist Official @Arist_True 7h
#Chad#Aku
#Lamaran #LatePost
362 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Amber Lavigne @AmberLavigne 20m
Pulang. #lelah
tahun lainnya yang mulai bermunculan. Belum sampai jam dua siang, tapi hashtag
Kemudian, datang ucapan selamat lainnya via twitter. Dari Chad, Arist, Ian –
yang bilang secara pribadi melalui sms juga– dan anggota bandku, Darren. Lalu
disambung lagi oleh Matt dan Michelle, dan ucapan lainnya dari fansku, lengkap
dengan berbagai macam karya mereka. Setelah itu, sudah, selesai. Beberapa saat
setelahnya, isi jejaring sosial ini sudah berganti topik, kembali ke kehidupan
sehari-hari.
Satu yang aku heran. Kenapa tidak ada ucapan selamat dari pria itu?.
ini.
-Chad-
Aku sedang menikmati siang sambil makan es krim bersama Wade dan
Charlotte. Ini jalan-jalan ketiga kami setelah pertemuan itu. Kita mengobrol nanti
363 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku tersenyum kecil menerima pesan singkat dari Whitney di sela-sela
kunjunganku dan Amber ke Western Seals di siang ini. Kami baru tiba jam 10 tadi
dengan Amber dan aku di aula utama, maka aku pun menepi, menghampiri Barn
di ruangannya yang – aku tahu setelah menjelajahi yayasan ini bersama Amber –
berada di sebelah barat aula utama, pintu pertama, bertuliskan „Chief Room‟.
Dan aku pun masuk. Yang di dalam, menyambutku dengan ikut berdiri,
padamu. Boleh?.” Aku kemukakan kalimat perizinan padanya setelah kami sama-
sama duduk.
pertanyaanku dengan lambat, supaya tak menyinggung Barn dan dia juga tidak
364 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Dia ditampung disini kah?, atau pulang pergi?.”tanyaku lagi, meminta
Barn.
Tanpa bicara, dia mengambil sesuatu dari lemari arsipnya. Sebuah map.
Dia menunjuk map biru, “Ini salinan daftar anak dan penyakitnya..” kemudian
Aku menerima kedua map itu seraya menyelipkan sebuah kartu ATM yang masih
“Itu untuk mereka. Masih baru, tenang saja…” Aku menyela intuisi Barn
“Ya. Sama-sama..”
Dan aku pun pergi dari ruangan itu, bermaksud kembali ke aula – diiringi
sebuah suara telepon yang tak lama muncul di dalam ruangan Barn.
365 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Di aula, keceriaan yang tadi terasa, hilang sudah. Semua anak dan remaja
disabilitas itu terlihat berkumpul mengelilingi satu pusat. Tak ada lagi tawa,
apalagi keceriaan. Masih belum mengerti terhadap apa yang sebenarnya telah
terjadi disini, dari pintu masuk, aku mendekati kerumunan itu. Sejenak, aku
Amber berada di tengah-tengah mereka dan sedang memeluk dua orang anak.
Mereka – dan yang lainnya – menangis bersama diiringi satu nama yang familiar.
“Pablo…”
Masih berdiri, aku hanya bisa memandangi Amber berjongkok di sisi makam
Pablo. Dia diam : tidak meraung-raung, bahkan menangis. Setelah dari Western
Seals tadi, aku, Amber, dan Barn ke rumah sakit Barrington dan ikut
Amber yang menginginkan itu, dan kebetulan aku pun memang sedang agak ingin
tanah itu dengan pelan sambil membatin sebuah harapan. Semoga kau tenang
“Chad.” Sepatah kata keluar juga dari Amber setelah tiga setengah jam dia
membungkam mulutnya.
366 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Aku menoleh, “Ya?.”
“…Selama ini..” Amber menarik nafasnya, dalam, dan mulai terdengar sesak,
“…aku tidak tahu dia punya riwayat lain selain autis…” Dia melanjutkan
memberitahumu?.”
Yang ditanya, hanya bisa menggeleng lemah dengan kepala yang makin
tertunduk. Tapi kemudian, terdengar suara lagi darinya. Bukan suara ucapan,
melainkan tangis.
itu berguncang makin hebat, beradu dengan sesak nafas yang makin menjadi, dan
***
9 p.m…
Saatnya istirahat. Mungkin itulah yang pantas kukatakan setelah mendengar bunyi
yang cukup nyata dari tulang-tulang renta ini. Setelah menghabiskan hari
367 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
disambut dengan ocehan Matt tentang keluhan kenapa ponsel Amber dan aku
sama-sama sulit dihubungi, dan disusul dengan sikap acuh Amber kepada semua
ocehan kakaknya itu – lalu kemudian, aku pulang, bersih-bersih, dan langsung
Tapi pesan singkat dari Joey di ponselku dan 3 panggilan tidak terjawab dari
pembicaraan kami. Sebelum itu, kubuka dulu pesan singkat dari Joey.
Hei, jangan lupa. Besok pagi ada rapat untuk tur album baru di label. Lalu
siangnya, kalian akan mempromosikan single pertama dari album ini. Eh, iya,
Tertebak sekali kalau dia mengirimkan pesan singkat ini langsung kepada Mike,
balik.
“Hm, ya… Langsung saja, apa yang mau kita bicarakan..?.” Aku bertanya
Tertawaan kecil yang jadi balasannya dari seberang sana. Pastilah keheranan yang
368 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Untuk menetralkan suasana, aku tergelak, mengimbangi atmosfer ceria yang ia
“Kami mengitari Los Angeles sore tadi, dan menghabiskan siang di Kentucky.
Kerabat Amber dari yayasan amalnya meninggal dunia.” Aku menjawab dengan
membalas keterengan dariku. Dia menghela nafas dan diam sejenak. Dalam hati,
aku mendengus lega karena biasanya kalau sudah begini, dia akan melanjutkan
“Bingung?. Kenapa?.” Dari sini, aku sibuk memijat tanganku sendiri yang
terasa makin jelas.” “Aku sudah bicarakan ini dengan Charlotte. Dia setuju-setuju
posisiku, jadi duduk di sisi tempat tidur. “Kalau begitu, tinggal cari waktu yang
369 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Mengatakan begitu saja kalau aku menyukainya, begitu?. Yang benar saja,
tentunya, karena aku tahu Wade pria yang cukup peka – atau membiarkan
biasa.
Beberapa saat, tidak terdengar suara dari Whitney. Namun hingga aku
waktu – sampai aku duduk di depan teve untuk menikmati kopi ini dengan
beberapa potong biskuit yang masih tersisa di stoples snack, belum terdengar
suara darinya juga, membuatku mengerenyit dan hampir mengira dia sudah
memutus sambungan kalau saja wanita itu tidak kembali bicara satu hal yang
“Tapi tadi, secara keseluruhan, obrolan kami hanya mengenai kenangan Wade
kepadanya, orang lain, keluarga, dan fans. Juga soal yayasan yang kini menjadi
Dari sorot matanya, nada berucapnya, dan semua tentang Amber dari sudut
pandangnya, aku menyadari satu hal, Chad : Wade masih sangat mencintai
370 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Amber. Makanya aku tidak bisa melakukan apa yang kau maksud, terutama dalam
Mulutku sudah akan membuka mengomentari ucapan Whitney barusan. Tapi dia
menyela lagi, “Dia juga menceritakan tentangmu dari sudut pandangnya. Yah…
intinya dia rela dan sadar diri kalau dirinya tidak lebih baik darimu…”
bagaimana ekspresi Wade ketika menceritakan itu tadi siang kepada mantan
pacarku sendiri…
semua yang kebersamaan kami, aku rasa tidak ada gunanya rencana ini, Chad.
membatin, Oh, ayolah...hanya satu bulan. Tidak lama, kan?. Sementara sisi
menyukainya. Aku pikir Wade sudah dewasa, Whitney. Dia tidak akan
bersama Charlotte tentang Wade dari sudut pandang kalian, kemudian kau hanya
tinggal menunggu responnya. Aku yakin dia tidak hanya mempertimbangkan apa
371 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
yang dia rasakan terhadapmu. Banyak hal yang seorang Wade Feldmann dapat
Whitney tetap berada di dalam rencana ini. Kemudian aku diam, menunggu
balasan darinya.
Di seberang sana, Whitney menghela nafas, berat – hingga aku rasa setelah ini dia
mempunyai segalanya agar memilih seorang janda beranak satu, yang payah dan
membuat dia memilihmu.” Aku menukas, tegas, hingga nyaris seperti ayahnya
sendiri kalau sudah berurusan soal jodoh. Dalam diam di detik selanjutnya, aku
tersenyum ; menyadari ini jugalah yang aku lakukan kepada Harry saat dia ragu
“Chad…”
Dan untuk kesekian kalinya, aku menguap – secara tidak langsung itu telah
“Kenapa tidak kau coba saja bertanya pada Wade tentang bagaimana
bisa tahu apa yang sebenarnya ia rasakan dari dialog kalian itu.”
372 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Whitney melengos karena aku cukup teguh mempertahankan topik ini dan
Kemudian setelah ucapan itu, aku melepaskan ponsel dari telinga dan merebah
-Wade-
KEBERSAMAAN kami berlanjut hingga hari ini. Ini hari kelima belas sejak aku
kolaborasi dengan beberapa musisi lain, dan proyek album solo perdana yang
sangat baik. Whitney tidak lagi canggung kepadaku, begitu juga sebaliknya.
Charlotte, jangan ditanya bagaimana perkembangan anak itu… Lima belas hari
bersamaku membuat gadis kecil itu pintar bermain gitar. Padahal aku hanya
mengajarkan paling tidak satu atau dua kunci gitar di sela-sela pertemuan
kami…
Dalam lima belas hari itu pula, banyak perubahan yang sudah terjadi pada
373 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
buku yang ia bisa baca, hingga aku membuatkan perpustakaan pribadi untuknya
dengan dua rak buku sedang yang terpajang di pojok kamarnya. Dan jika
mengacu pada tujuan awalku mendekati keluarga kecil itu, kurasa tujuanku untuk
semua foto kami dalam laptopku, aku tersadar sesuatu : terapi Charlotte. Kegiatan
itu akan dilakukan besok dan jadi terapi pertama dalam bulan Juni ini : tanggal 15
Juni.
Kubereskan laptop dari ruang meeting label dan memutuskan untuk segera
pulang, mengakhiri hari yang diisi oleh rapat melelahkan tentang album baruku
ini dengan segera beristirahat di rumah. Besok, aku harus kosong dari jam 8
hingga jam 10, paling tidak, untuk menemani Charlotte terapi. Lagipula aku
memang ingin sekali waktu melihatnya melakukan terapi seperti waktu pertama
meresapi irama yang ada dalam semua lagu itu. Kali ini tidak ada lagi kenangan
yang terbangkitkan ketika mendengar suara wanita itu lagi. Benar-benar biasa
saja, dan aku pun bingung sendiri akan itu. Saat kejadian Darren, aku tidak
374 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Alisku mengerut sendiri memikirkannya. Tapi sedetik kemudian, tambah
Yang dituju malah tidak menengok sama-sekali. Hm, yah…ini sudah jam 10.
Mungkin dia mengira suaraku tadi tidak nyata atau bukan ditujukan untuknya….
Maka aku pun menegurnya sekali lagi, “Whitney, butuh tumpangan?.” Dengan
Dari dalam sini, aku menghela nafas panjang memandanginya. Aku rasa dia sudah
terlalu lelah, dan jelas-jelas butuh tumpangan. Kuhentikan mobil dan turun,
demam.
375 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
air hangat, dan obat. Saat aku kembali, posisinya sudah membelakangi pintu dan
Tidak ada jawaban darinya. Hanya tangannya yang bergerak makin menutupi
Kuletakan kompres, air hangat, dan obat itu di meja kamar dan menyingkapkan
selimut itu. Tapi saat aku mencobanya, tangan Whitney semakin erat memegangi
benda itu, membuatku yakin dia menangis bukan hanya karena demam. Lagipula
Oh, kalau begitu, aku tidak akan melakukannya sampai kau memberitahu apa
dukungan dari sisi kirinya, kepalaku mempola apa yang akan aku lakukan malam
Karena itu, aku diam di sisi tempat tidurnya, tidak bergerak dan memandangi
Whitney dengan penasaran, mencoba menerka apa yang kini ada di pikirannya.
berikutnya.
376 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Wanita itu pun masih tetap menggeleng dan diam. Untuk membuat introgasi ini
menghadapku dengan lembut. Dan yang aku lihat adalah mata yang merah-
bengkak, nafas yang sesak, dan jejak tangis yang amat ketara darinya.
“Kau menyukai pria lain di kantormu, tapi ternyata dia sudah punya istri dan
lebar dan lebih ke canda, membuat Whitney mengulaskan senyumnya dan tertawa
menegakan dirinya di kepala tempat tidur beralaskan bantal. Aku tidak berucap
“Kau tahu, seharusnya kutolak saja pertemuan kita di kafetaria rumah sakit
waktu itu.”
Oh, kalimat pertama yang dia jadikan sebagai jawaban membuat dahiku
mengerenyit. Satu yang terpikir dalam benakku : Kenapa dia berkata begitu?. Dan
“…Wade, aku adalah orang yang sama dengan yang Chad gunakan dalam
Amber atau Matt pernah menceritakannya, atau kau pernah mendengar dari
media?.”
377 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Kalimat selanjutnya membuatku semakin tidak mengerti dengan semua ini.
Rencana, Amber, Chad?. Aku memang ingat perkataan Amber waktu itu bahwa
semua kejadian di balik pertunangan mereka hanya lelucon dan nama perempuan
Saat otak kiriku mulai memberontak terhadap keterangan yang ia berikan, sisi
kanan masih berusaha sabar dengan hanya diam memandangi wanita itu dari
Tapi sebelum aku bisa membalas, Whitney kembali berkata, “Semuanya sudah
diatur. Kita tidak bertemu secara kebetulan. Chad yang mengaturnya dengan
Kesal?, sudah pasti. Dan apakah itu artinya semua cerita Whitney tentang
sudah tidak bisa lagi melaksanakan semuanya – sesuai yang Chad perintahkan –
makanya aku memberitahumu. Aku tidak mau berbohong terlalu banyak, Wade…
Maafkan aku. Aku sangat berterimakasih untuk semuanya. Aku berjanji akan
378 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ini bukan sekedar soal uang!.” Aku memotong dengan agak emosi. “Pernah
dengar kepercayaan lebih penting dari uang kertas hijau yang membutakan itu?.”
Dan tanpa menunggu balasannya, aku beranjak. Seketika itu juga, dalam
hadiah itu, senyum itu, perkataan manis dan sok tegar itu, sudah terlanjur
suara itu dan sebuah pernyataan yang mencengangkan tapi nyatanya tidak bisa
melangkah keluar.
wajah yang masih tertekuk ini ke sumber cahaya dan mengulaskan senyum ke
sosok itu : Charlotte dengan senternya. Tak lama, dia mengacungkan sebuah
Temani, Ok?
Hanya karena tidak mau mengecewakan wajah kecil yang sudah terlanjur aku
menyunggingkan senyum yang lebih lebar. Kuacungkan ibu jariku padanya dan
segera pergi dari sana : dari rumah yang sudah pasti dibelikan atau disewa oleh
***
379 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
08.00 a.m…
Aku tengah dalam perjalanan untuk menemani Charlotte terapi hari ini. Meski
masih kesal kepada mereka soal keterangan Whitney semalam, aku hanya ingin
tahu soal Charlotte sakit lemah jantung itu benar atau tidak.. Makanya aku
menepati janjiku pada gadis itu dengan datang ke rumahnya pagi ini.
Saat nyaris tiba di depan rumahnya, aku mengulaskan senyum dari mobil
karena Charlotte sudah ada di depan dan aku yakin dia bisa melihat apapun
Ketika benar-benar berhenti, aku turun dan menyapanya, “Sudah siap untuk
Gadis kecil itu mengangguk cepat dan semangat. “Ya. Tapi sayang, hari ini ibuku
tidak bisa ikut. Dia sakit dan sedang tidur di kamarnya.” Ekspresinya memuram
“…ibu tidak keluar semalaman tadi. Aku sungguh khawatir, Wade.” Benar…
kamarnya… Otak kiriku membatin tidak peduli. Tapi tidak membuatku berubah
jadi mengacuhkan gadis ini dengan hanya tersenyum dan membawanya masuk ke
mobil.
380 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Kami tiba di rumah sakit. Seturunnya Charlotte dari mobil, dia menggandeng
tanganku hingga di depan ruangan Dr. Gerard – atau begitulah yang dia
maksud…. Aku mulai curiga jika dokter itu juga bukan Dr. Gerard namanya….
Ketika tiba di sana, seorang dokter menyambut kami. Sejenak, aku melirik jas
yang dipakainya. Disana tertulis nama yang sama, membuatku menghela nafas,
bukan kebohongan…
“Oh, halo, sayang… Mari duduk di atas tempat tidur itu. Kita mulai sesi
pertama.”kata Dr. Gerard ramah. Tapi saat kupandangi Charlotte dari ujung
ruangan periksa ini, wajahnya terlihat agak panik, berusaha menenangkan diri
Aku mendekati Charlotte untuk melihat proses terapi sesi pertama itu lebih
jelas. Dr. Gerard mengambil sepasang sarung tangan dan memakainya. Tak lama
kemudian, dia mengambil sebuah infusan aneh yang tidak aku mengerti apa
fungsinya.
Semenit, dua menit, aku perhatikan sesi pertama itu hingga selesai
sepenuhnya. Dan yang Charlotte lakukan selama terapi sesi pertama adalah terus
ketika berlanjut ke sesi kedua – yang katanya ini adalah terapi sesi terakhir dalam
381 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
pertemuan kali ini – Charlotte berbaring di tempat tidur. Ketika Dr. Gerard
“Apakah perlu memakai obat itu?.”tanyaku begitu saja. Entah boleh bicara
“Ya.. Kecuali kalau anda mau anak ini kesakitan ketika aku melakukan
Charlotte. Gadis kecil ini memandang plafon ruang praktek yang putih dengan
menerawang, seakan sedang membatin, kapan saja aku bisa pergi, ya kan?.
Menyadari hal yang sama dalam ekspresi Charlotte, aku jadi bersimpatik padanya.
Tak mau banyak teringat ibunya, aku mengelus kepala Charlotte dengan lembut,
membuat matanya memejam dalam diam yang sama sekali tidak menjengahkan.
Sepanjang terapi yang baru selesai jam 9 tadi, pandanganku sedikit berubah
terhadap kedekatan kami selama ini yang baru saja hancur oleh keterangan
Charlotte tentang keterlibatannya di rencana Chad itu. Aku hanya berharap satu
382 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Setelah makanan datang ke meja kami yang berada di sudut restoran ini, aku
kegugupan dari wajah itu dan mengangkat wajah ketika dia menegurku.
“Wade?.”
“Ya?”
“Setelah ini kami akan kembali ke Alaska. Siang ini.” Charlotte melanjutkan.
“Dan soal ibu, dia memang sedang sakit. Tapi di rumah, semuanya sudah
terbungkus rapi : koper, tas, dan semua perabotan rumah tangga dari Chad juga
sudah dibersihkan, ditutupi dengan kain putih. Tiga hal yang harus kau tahu: kami
hanya disuruh, ibu akan kembali ke pekerjaannya di Alaska sana, dan aku benar-
perkataanmu kepada ibu semalam dan jujur saja, aku sedikit tersinggung.”
Beberapa detik setelah itu, hening. Aku tertegun mendengar semua keterangan
yang keluar dari Charlotte barusan : rinci, jujur, berani, dan tegas. Saat aku
mencoba menatapnya lagi, gadis itu telah melemparkan pandangan keluar. Tapi
tak lama kemudian, dia berdiri dan beranjak, meninggalkanku dan makanannya
383 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Memandanginya keluar restoran ini, aku baru mengikutinya setelah dia keluar.
Di luar, tanpa berkata apapun, aku cepat meraih tangannya dan membawanya
masuk ke mobil. Satu yang kusimpulkan dari pertemuan dingin kami hari ini :
masa bodoh dengan rencana Chad. Aku harus meminta maaf kepada Whitney.
diam, memadangi dan mencermati gesturnya. Seketika aku tertegun, tepat setelah
Akhirnya aku memberanikan diri mendekati wanita itu. Dia berbalik dan
Tapi ketika Whitney hendak mencuci sayuran yang dibawanya, dia berbalik
“Aku justru ingin minta maaf. Tak masalah dengan semua itu. Tinggallah
disini dan tetap seperti kemarin.” Aku memotong ucapannya, membuat dia
mengerenyit heran. Tapi tetap berlalu dariku, kembali berbalik dan mencuci
sayurannya.
384 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Kusejajarkan diri dengannya dan berusaha membuat Whitney merubah pikirannya
barulah dia berbalik menghadapku. “Tidak. Tiket pesawat sudah dipesan dengan
penerbangan jam 2 dari sini. Tempat kerja lamaku juga sudah membuka diri untuk
Whitney tertawa sinis mendengar sahutanku itu. Masih memotong sayuran yang
ada di hadapannya, dia membalas, “Tidak bisa. Kalau aku membatalkan semua
itu, tidak konsekuen namanya. Lagipula, tidak ada alasan bagiku dan Charlotte
untuk tinggal.”
“Kami ini cuma pembohong bagimu. Pergi adalah jalan satu-satunya. Bagus,
kan, kau bisa kembali ke dunia musikmu itu tanpa harus rutin mengunjungi
perempuan tua dengan 1 anak ini.” “Kami tetap akan kembali ke Alaska, Chad
akan menjemput kami untuk ke bandara di jam setengah dua siang nanti.”
sudahlah..
Aku berbalik menghadap wanita itu. Tapi saat kembali memandanginya, aku
“Tunggu disini.”
385 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
***
10.15 a.m…
Setelah menerima karcis parkir, aku mengangkat panggilan itu : dari Eddie,
“Halo?.”
“Wade? Dimana kau?. Ingat, kan ada agenda talkshow jam setengah sebelas
siang ini?. Lalu rapat album barumu dengan Sheeran satu setengah jam
membuatku yang sudah masuk ke parkiran mobil menepuk dahiku sendiri. Ah,
menyahut lagi, agak berteriak hingga membuatku menjauhkan ponsel dari telinga.
menjawab. “Mall.”
Sebelum dia mengomel lagi, aku cepat memotong ucapannya, “Ya, Eddie!,
Tanpa bicara, aku menutup sambungan dan pergi dari tempat ini. Sebagian diriku
membatin, kerja dulu, Wade… Yah, setidaknya masih ada orang yang membuatku
386 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
sadar diri siapa aku sekarang ini setelah akhir-akhir ini berlaku sangat santai
Tiga jam berlalu dan aku sudah menyelesaikan semua agenda hari ini.
Saat masuk, kulihat jam. 1 lewat 15 siang. Tanpa basa basi lagi, tanpa
sekeliling, bahkan ada yang berlari meminta tanda tangan, aku kabur dari mereka
semua dan langsung menuju sebuah toko untuk membeli apa yang kumaksud.
Hal yang sama kulakukan ketika kembali ke rumah Whitney untuk langsung
mencoba kembali permohonan tinggal yang sempat dibantah olehnya. Tapi laju
mobilku yang semula memelan ketika berbelok di belokan terakhir menuju rumah
wanita itu, langsung dipercepat karena Chad dan mobilnya sudah ada disana dan
Whitney serta Charlotte sudah akan masuk ke mobil pria itu untuk diantar ke
bandara.
Tak lama, aku mendengus memandangi depan sana. Dia sudah pergi. Chad
Namun ketika kupandangi lagi benda itu, tekad itu kembali menguat. Kalau begitu
387 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Maka kulakukan itu. Kutambah kecepatan hingga 80 km/jam karena mobil
Chad sudah hilang di belokan satunya. Ketika aku melewati belokan itu, mobilnya
masih 500 meter di depan. Dekaat… Otak kananku membatin positif, membuatku
Saat aku tiba di depan mereka, suara rem berdecit adalah satu-satunya hal
yang menyadarkanku bahwa aku telah mengebut. Tak mau memikirkan itu, aku
Whitney membuka kaca mobil ketika melihatku. Sekilas, aku dapat melihat
sorot keheranan darinya. Tapi sebelum dia sempat berkata, buru-buru aku
menyodorkan benda itu : sebuah cincin yang tidak tahu pas atau tidak di jari
Dan sebuah jawaban keluar darinya, membuat sepi semua yang ada di
sekeliling kami.
-Amber-
TADI itu kedua kalinya aku ke rumah Pablo. Di masa rehatku untuk mulai tur
dan baru pulang pukul 6. Saat ini aku sudah tiba di depan rumah, memarkirkan
Dengan baju serba hitam yang sudah mulai apek ini – karena aku pergi sejak
tadi pagi – aku merebah sejenak di sofa begitu tiba di dalam, mencoba mengingat
388 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Seharian tadi, di rumah Pablo, aku bercengkrama dengan keluarganya : dari
dan perasaan keluarga, hingga hari-hari terakhir Pablo. Jujur saja, ketika
mendengar dan meresapi semua itu, aku jadi semakin tidak percaya bocah pintar
Di tengah pikiran mendung itu, aku tertegun dan membuka mata. Tapi sejurus
kemudian, sebuah teriakan puas dari kamar Matt membuatku beranjak ke sumber
suara.
Aku mengerenyit memandangi Matt dari pintu kamarnya. “Ada apa, Matt?.”
Yang ditanya langsung kikuk, “Tidak ada apa-apa… Hanya…” Matt menutup
euphoria.”
“Euphoria apa?.” Aku bertanya, dengan nada antusias yang agak dilebih-
lebihkan.
menjauh dari kamarnya, ke ruang makan, sambil berkata, “Kau belum makan,
Hh… Aku mendengus mendengar perkataan itu. Akhirnya kuikuti saja topik
pembicaraan yang dia buat tanpa berusaha peduli dengan penyebab Matt
389 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Oh, tentu. Tunggu sebentar.” Matt mendudukanku di kursi makan dan dia
segera berbalik ke meja dapur untuk memasakkan sesuatu. Sejenak, aku bisa
mendengar dia mendengus sangat pelan. Aku pun tersenyum, menyadari kalau
sudah begitu, pasti ada yang dia sembunyikan dan pasti setelah dengusan itu, Matt
Dan saat dia mengambil telur dari kulkas, aku mengutarakan pertanyaan yang
Oke, bagus. Dia menjawabnya… Aku rasa ini berhubungan dengan rencana yang
“Dengan Whitney. Orang yang sama dengan yang Chad pakai di rencananya
dulu… Kuakui,…” Suara kocokan telur mengiringi obrolan kami. “…aku sama
sekali tidak menyesal sudah membantu Chad dalam rencananya itu. Sukses besar,
Am…”
Tertawaan mengakhiri penjelasan kelewat jujur dari Matt barusan. Dia sendiri
tidak menyadari bahwa aku sebenarnya belum mengetahui kalau dia berkontribusi
Dua detik berikutnya, tepat ketika Matt mulai menggorengkan telur untukku,
dia menyadari ucapannya. Refleks, dari mulutnya keluar sebuah kata. “Uups…”
390 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Sepertinya aku harus bilang pada Chad kalau kau yang jadi target rencana
Menanggapinya, Matt berbalik padaku sambil menunggu telur itu matang, “Aku?.
Kenapa harus aku?. Dan…kau sudah tahu, ya?. Kapan Chad memberitahumu
tentang itu?.”
Aku mengangkat alis mendengar nada bertanyanya yang kelewat bodoh untuk
barusan, “Ya karena kau belum menikah, lah… Apalagi?. Dua rencana Chad
sukses besar. Apa salahnya mencoba itu padamu?.” Ucapanku tertahan karena
meja makan, barulah aku melanjutkan, “Iya, aku sudah tahu. Saat Chad
Heran karena aku masih ngotot dengan topik kemungkinan perjodohan dilakukan
terhadap Matt, alisnya terangkat, “Tidak mau. Cari saja klien lain..”
“Buat apa aku terlibat dalam hal semacam itu..?.”balas Matt masih sungkan.
Aku sangat tahu isi kepalanya sekarang ini hanyalah soal aku aku dan aku.
Rasanya dia sudah sangat kebal dengan urusan personalnya sendiri…. Hh, Matt…
391 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Kemudian dia menyambung bagiannya lagi, “Kenapa kita jadi melenceng dari
topik?.”
“Melenceng apa?. Sejak awal kita bicara soal rencana Chad, dan ada kau di
dalamnya. Iya, kan?.” Aku menimpali ucapan tidak terimanya itu dengan santai
dan mengulum senyum. Aku teringat, kalimat semacam ini pernah diutarakan oleh
Matt, dan berakhir dengan aku yang kabur dari rumah untuk menenangkan diri.
yang dulu sering membuatku tersenyum lebar walaupun seringkali itu hanya
menyindir…
Bagaimana kalau kalian adakan itu tanggal 1 Juni 2016?. Belum menentukan soal
pergantian topik yang sangat amat ketara itu. Yah…menurut saja dulu, Amber,
yaa… Otak kananku membatin pasrah dengan topik barunya kali ini.
“Ya, belum.” Aku agak menoleh padanya, “Kenapa kau memilih tanggal
Senyuman lega sangat terlihat darinya ketika aku menurut kepada peralihan
topiknya ini.
392 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Dan?.” Aku yakin pasti ada alasan lain lagi selain alasan yang terlalu
kekanak-kanakan itu….
“Kau memulai tur album kelimamu besok dan sudah selesai pada tanggal 21
bulan Mei tahun depan. Aku bisa memberikanmu libur untuk persiapan
Dan aku mengangguk menjawabnya. “Boleh saja… Tapi ada satu syarat.”
Aku akan membuat Matt cuti dulu selama tiga bulan untuk mencari pasangannya.
Tugasnya akan digantikan oleh Michelle, terhitung dari hari pernikahanku. Jika
dia tidak menyetujui syarat ini, maka pernikahanku tidak akan dilaksanakan dan
aku lebih memilih menjadi tunangan Chad seumur hidupku. Nekat?, ya… Kalau
Ketika Matt penasaran akan syaratnya dan aku menyebutkan hal yang sama,
dia memandangiku dengan tatapan : kau gila atau apa??. Tapi aku tidak peduli.
Hanya diamlah yang kulakukan sampai dia menyetujui atau paling tidak,
inginkan. Inilah yang namanya sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui… Wade,
Whitney, aku, Chad, dan Matt mendapat pasangan dalam satu alur kerja yang
393 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“SPECTA MARRIAGE”
-Chad-
Undangan Pernikahan
&
Dengan segala hormat, kami beserta keluarga, mengundang anda semua untuk
Yang berbahagia,
jam lagi akad nikah akan dimulai dan disaksikan oleh 50 tamu undangan dari
Undangan ini milik Mike. Dia sendiri sedang berada di ruangan lain,
394 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
itu tentang kehidupan kami setelah ini : bertanya tentang bulan madu, anak, dan
memintanya?. Aku rasa tidak… Karena setelah ini juga kan aku akan sibuk
dengan tur mini album, lalu Amber dengan album barunya lagi, mungkin saja…
Kami tidak akan sering bertemu setelah bulan madu nanti, di Portofino, Italia.
Amber tidak tahu soal dimana kami akan menghabiskan hari-hari awal
melakukan semuanya berdua dan tanpa jeda pekerjaan dari label masing-masing.
Amber dibebaskan setelah tur, dan aku berada dalam masa rehat sebelum tur mini
albumku yang baru akan dimulai tanggal 15 Juni 2016 ini. Atau tepatnya, dua
minggu lagi.
Dari mulai baju, daftar tamu yang akan diundang, makanan, tempat, hingga
susunan acara setelah akad nikah nanti. Kami sengaja membuat semuanya tanpa
seorang penata acara. Lebih mudah bagi kami yang sama-sama tidak suka diatur
menyelaraskan dengan temanya : putih-hitam yang rumit. Yah, aku sendiri tidak
begitu peduli soal nama tema… Intinya, pesta malam ini harus merangkum
semuanya : dari mulai masa perkenalan hingga sekarang, yang dihiasi hal-hal
rumit soal hati, karir, teman, keluarga, sampai dengan kenangan dari masa hitam
kami masing-masing.
395 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Saat akad nikah, kami akan mengenakan busana serba putih di depan para
tamu. Sedangkan saat resepsi yang akan disekaliguskan ini, kami mengenakan
Untuk tamu sendiri, dariku hanya mengundang : ayah, ibu, Mike, anggota
bandku, Joey, rekan dari label, teman-teman lama masa SMA: Whitney,
Charlotte, Frank, Barnes, lalu Barn – usulan dari Amber – kemudian beberapa
rekanan bisnis ayah dan Mike, Winley. Kalau dari Amber : Darren, Wade,
anggota bandnya yang sekarang, lalu Ian, rekan dari Arist, ayah-ibunya, Matt,
keluarga sang adik : Michelle, dan beberapa teman wanita terdekatnya. Soal
tempat, Amber memilih kami melaksanakan pernikahan di Paris supaya dia juga
dapat bernostalgia dengan rumah lamanya yang memang ada di sekitar sini.
Amber pernah tinggal dan bersekolah di Paris hingga dia lulus sekolah dasar.
tempat acara dan memilih pekerja lokal. Yah, jelaslah kami tidak mau pulang-
pemotongan kue pernikahan, lalu berlanjut ke pesta dansa dan acara mengobrol
yang akan dilaksanakan hingga pukul 10. Lalu akan ada pesta kembang api
sekaligus perayaan ulang tahun Amber yang ke 28, kemudian berlanjut dengan
penampilan dari kedua band kami, dan setelah itu, barulah acara penutupan.
396 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Karena pikiran itulah aku menyunggingkan senyum. Hm…kurang dari dua
jam lagi Amber akan resmi menjadi milikku. Rasanya semua rancangan ini
“Tidak sabar untuk pesta nanti malam, ya?.” Suara seseorang memotong
pikiranku. Darren. Aku sampai lupa dia sudah datang bersama Wade tadi pagi….
Aku meletakan undangan itu dan menoleh pada Darren, “Setengah tidak sabar…”
Aku mengaku dengan gelak tawa. “Kau pasti juga merasakan hal yang sama
dulu..”kataku lagi, memutuskan untuk tidak dulu membahas masalah nanti malam
Amber.
Kalau pembicaraan tadi diteruskan, pasti akan mengarah ke arah sana, yang mana
Aku mengerenyit mendengar perkataan yang disusul oleh gelak halus itu. „Tidak
Dia tidak pulang ke rumah orangtuanya atau berkeluh kesah dengan karirnya.
397 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Amber mengasingkan diri selama 4 bulan. Bersembunyi dari semua orang,
menutup diri, dan tidak berkomunikasi sama sekali dengan dunia luar meski
dengan Matt. Yang aku tahu saat itu dari Matt, seminggu dari masa menyepinya
dia habiskan dengan tangis dan tidak tidur sama sekali. Empat bulan itu, seperti
yang ia lakukan. Aku sendiri tidak menyangka sebesar itu rasa kehilangannya.” Di
Darren memandang menerawang ke tempat yang sama denganku. “Tapi jika dia
sampai merasakan hal yang sama, apalagi dengan penyebab yang sama, untuk
kedua kalinya, aku yakin yang dia lakukan akan lebih dari itu.”
Tepat setelah ucapan itu – yang membuat aku bertekad sendiri untuk setia
jadi jawaban dariku adalah senyuman dan sedikit tolehan padanya karena sama
sekali tidak bisa mengalihkan pandangan dari senyuman dan gestur perempuan itu
di seberang sana.
7 p.m…
Aku mengela nafas berkali-kali, berusaha tidak gugup mengucapkan akad nikah
di depan semua saksi dan tamu. Berbalut jas, celana, sepatu, dan dasi putih, aku
melangkah dari ruang persiapan ke tempat akad nikah. Sementara Amber akan
398 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
muncul dari pintu masuk kastil bersama ayahnya, melewati karpet hitam dengan
dua pengiring pengantin berbaju putih yang memegang satu bundel bunga putih.
lantunan lagu pernikahan mengalun dari Mike dan piano yang dimainkannya.
bersiap dengan gagahnya dalam posisi yang menghadap ke semua tamu, menanti
Tak lama kemudian, pintu kastil dibuka. Amber muncul dari sana,
wanita itu. Mereka berjalan ke arahku dengan senyum yang merekah kepada
semua tamu. Setelah tiba, tangan kanan Amber dioper kepadaku karena tangan
kirinya memegang bunga dari pengiring pengantin kecil itu. Lalu kemudian, akad
dimulai.
“Di malam yang berbahagia ini, kita semua akan menyaksikan penyatuan dua
anak manusia. Chad Adams Morrison, dengan Amber Lavigne. Kedua insan ini
telah melalui perjalanan yang sangat panjang untuk menemukan hati masing-
masing. Semoga Tuhan memberkahi apa yang mereka niatkan pada kehidupan
singkatnya dan menoleh padaku. “Chad, apakah kau siap menerima dan
399 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ya. Aku siap.” Kujawab pertanyaan standar itu dengan suara yang jelas dan
lantang.
Kemudian, hakim pernikahan menoleh pada Amber. “Amber, apakah kau siap
“Ya. Aku siap.” Amber menjawabnya dengan suara dan pandangan yang
kelewat bahagia. Ketika aku meliriknya untuk mulai melaksanakan akad, aku bisa
melihat jejak senyuman lebar itu padanya. Dia memalingkan wajah sejenak ke
Lalu kemudian, dengan beberapa kalimat, aku dan Amber resmi menjadi
dan mencium keningnya sesaat. Kurasa itu cukup untuk konsumsi para tamu. Aku
tidak akan berbuat sampai sejauh itu walau sudah tidak sabar menikmati momen
semuanya sudah terjadi, berhasil, dan sesuai yang kuharapkan. Semua yang terjadi
setelah ini, menjadi urusan kami berdua, dengan campur tangan Tuhan di
dalamnya.
-Amber-
menggantikan Darren sudah selesai sampai disini : 1 Juni 2016. Hari ini akan
400 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
menjadi hari yang selalu kuingat, pastinya. Sekarang, tepat setelah akad nikah,
aku dan Chad menuju depan tempat akad nikah dan berbalik memunggungi para
tamu untuk pelemparan bunga. Dalam hati aku berharap Matt lah yang akan
Dan aku memberi aba-aba pada 21 tamu lajang yang ada disini. “1…2…3!.”
Bunga dilempar. Saat aku menoleh ke belakang, benar saja, Matt yang
mendapatkan bunganya. Dia sendiri malah sepertinya tidak sadar bunga itu bakal
Matt memandangi bunga itu dan aku bergantian. Tak lama, setelah dia
Aku menurut dalam senyum yang menurut Matt memiliki makna lain itu.
Bukannya bicara kepadaku, Matt malah menoleh pada Chad yang masih berdiri di
tempat kami semula dan berkata, “Dansa pertama Amber harus denganku..”
Dan yang bisa aku dan Chad lakukan hanyalah mendengus mendengar ucapan
Matt.
Musik sudah diputar. Dalam lagu pertama – dan entah hingga berapa lagu –
teman dansaku adalah Matt. Dia, dengan jas putihnya, memegang bunga itu di
tangan kanan yang juga mendekap pinggangku, mengajakku berdansa dalam lagu
pernikahan ini. Sementara aku, dengan gaun yang sudah berganti, balas mendekap
401 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Pada bagian verse pertama lagu, Matt dan aku memulai obrolan. Sudah bisa
kutebak, dia akan memulai percakapan kami hari ini dengan topiknya. Terutama
karena besok dia sudah mulai nonaktif jadi manajerku untuk 3 bulan ke depan.
“Am,…kalau setelah tiga bulan aku tidak menemukan orang yang tepat,
sedang hamil anak kedua mereka, pula… Kau yakin dia akan sanggup
“Jangan kira aku belum membicarakan soal ini pada Andrew juga…”kataku
Semenit, dua menit, kami menikmati dansa dalam hening. Atau tepatnya
Tahu apa yang Matt maksudkan : soal Darren dan perilaku kurang
mengenakannya padaku di masa lalu, aku mengesah dan membalas ucapan Matt,
“Ya..” Sejenak, aku berdecak, “..lagipula sudah bosan aku berada dalam situasi
402 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Ya, semoga saja…” “Kalaupun nanti…sesuatu yang sama menimpamu, aku
yakin kalian bisa bersikap lebih dewasa. Perbandingan umur yang sangat jauh
ketika kau dan Darren dengan Chad dan dirimu pasti memengaruhi pola pikir
bersama Chad. Kemudian, dia melanjutkan lagi, “Karena kau tahu, laki-laki setia
orang akan berbeda ketika Chad melakukan A, B, dan seterusnya bersama wanita
mengerti dan memilih ikut diam, mengikuti dansa kami. Hingga saat aku
memandangi Matt dalam tatapan penuh arti untuk kesekian kalinya, aku bertanya
“Siapa?.” Aku melanjutkan tanpa berusaha peduli lebih lagi pada jawaban
Matt barusan.
sudah lama sekali tidak mengontaknya. Entah dia masih tinggal di tempat yang
Terserah kau akan mencari dimana pasanganmu itu. Yang jelas, kalau setelah tiga
bulan kau belum mempunyai pasangan juga, aku dan Chad yang akan bertindak..”
403 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Matt tergelak mendengar nada berucapku dan topik yang sama itu. Dia
“Ada yang menyebut namaku?.” Sebuah suara memotong dansa kami yang
Aku dan Matt sama-sama menoleh ke sumber suara, mendapati Chad ada disana
dengan jas hitam maskulinnya. Sejenak, aku tertegun memandanginya dari atas
sampai bawah.
Aku mengangguk sekali dan tersenyum pada Matt, sementara dia pergi. Berlanjut
Ketika posisi kami berdua sudah sesuai, Chad mulai mengajakku berputar,
diiringi lagu ketiga. Kuduga, dia akan memulai obrolan kami dengan pendapatku
“Paris, kastil, putih, dan hitam..” Chad menggumam pelan seraya merapatkan
tubuhku ke tubuhnya.
memejam, “Ya.. Semuanya berjalan lancar.” Aku membalas dalam mata yang
masih memejam. “Chad..” Dalam tarikan nafas sesaat, aku terpikir untuk
kemungkinan salah satu dari kami berdua membelot dari janji yang baru saja kami
“Ya?.”
404 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Sambil terus mengajakku berputar di lantai dansa ini, Chad tergelak halus. Tangan
padanya. “Aku tentu tidak mau hal yang sama terjadi pada pernikahan ini.
Minimal, yakinkanlah aku kalau kau tidak akan membuat rencanamu itu menjadi
gumaman.
semuanya padamu. Terserah, aku akan dimaafkan atau tidak. Ketika dimaafkan,
maka aku punya kesempatan untuk memperbaikki semuanya – dan pasti aku akan
melakukan itu, namun ketika kau sama sekali tidak memaafkan aku, kita bercerai
dan aku akan menjauh sepenuhnya sampai kau tenang.” Dia memberikan sebuah
perjanjian atasnya kepadaku. Kemudian, Chad berkata lagi, “Tidak akan ada
bentakkan dan kata-kata kasar. Kalaupun ada masalah, kita harus bisa
Semua itu adalah perjanjian darinya untuk kehidupan kami ke depan. Aku
Tapi itu semua terpotong karena Chad berucap lagi, “Tidak adakah perjanjian
405 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Oh…Otak kananku membatin sesuatu, membuat dahiku berkerut heran
Membalas dugaan itu, Chad tergelak. “Yah…kan yang tidak setia bukan hanya
bicara, Chaad..”kataku gemas. Kebiasaan asal bicaranya sejak dulu tidak pernah
hilang…. -_-
“Lah?, siapa yang sembarang bicara?.. Perselingkuhan itu bukan cuma karena
ada niat, tapi juga karena ada kesempatan. Berarti siapa saja bisa melakukannya,
kan?.” Chad berucap lagi diiringi satu kalimat yang membuatku kembali
semua ini. Sebenarnya juga sudah sepatutnya kita diragukan.. Pacaran baru satu
bulan, dan aku sudah main melamarmu hanya dengan alasan : umur, kalau tidak
sekarang kapan lagi, dan kalau aku tidak segera melakukan itu, aku takut
memilihmu, dan juga sebaliknya. Dibalik proses yang singkat itu, kemungkinan
menghentikan obrolan kami tentang topik satu itu. Jujur saja, rasa trauma itu
masih ada.
406 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Am..” Chad memanggilku lagi, membuat aku gerah dan mendongak
tentangku.
“Jika ternyata aku melakukannya, aku akan berusaha melupakan orang yang
siapapun itu, dan kembali kepadamu, bagaimanapun dan seberat apapun caranya.
dengan kita, lebih sulit daripada melupakan seorang sampah yang membuat kita
Chad tertegun memandangiku. Tidak ada kata darinya hingga aku kembali
memalingkan wajah dan melanjutkan dansa ini dalam diam, merenungi kalimat
yang baru saja keluar dariku. Sebagian diriku mulai membatin : salahkah aku
memejam.
sama-sama terdiam hingga selesai. Tapi sebelum bisa mengambil nafas lagi,
sebuah suara kembali memotong sesi dansaku. Kali ini, dari Darren. Aku dan
Yang memandangi kami, membalas tatapan penasaran ini dengan malu. “Maaf…
“Tidak..” Chad yang menjawab dengan mata yang terlihat masih meremang
407 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Darren mengangguk pelan. Sepertinya dia masih tidak percaya dengan apa yang
dilihatnya…. Ada bagusnya Hilton dan Sean tidak datang hari ini.. Kalau iya,
“Tadi itu…”
Tahu dia akan mengungkit kejadian tadi, aku memukul dadanya pelan. “Lain kali
itu. “Taruhan, saat pernikahan Wade nanti, sudah ada si kecil di dalam sana.”
Aku mencibir ucapannya dan mengganti topik, dariku, jadi ke Wade. Darren
pikiranku.
“Bulan ini. Tanggal 10.”jawab Darren dalam senyum. “Aku sudah dapat
undangannya.”
Menanggapinya, aku hanya bisa mengangguk paham dan kembali berputar dalam
dansa kami.
Sedetik, dua detik, kami berada dalam diam, hingga akhirnya Darren kembali
408 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Hm..?.” Aku menyahut dan diam, menunggu kelanjutan obrolan kami
darinya.
tanganku dan mengajakku berputar. Kutebak, setelah ini adalah kenangan kami
nafas dan nyaris tergelak mengingat peristiwa „besar‟ terakhir yang terjadi di
antara kami ; saat dia mencampakanku. “Terimakasih juga atas kekacauan yang
berharap tidak pernah membentakmu dan membuka masalah kita waktu itu..”
“Tapi sudahlah… Semuanya sudah terjadi. Dan yang jelas, aku senang akhirnya
kau bisa keluar dari kekacauan itu dengan orang yang pas.”
Darren mengecup keningku sekilas. “Rasanya tidak jauh beda… 22 dan 28…”
Darren menoleh lebih dulu dan melepas tangannya dariku, “Tentu. Silahkan.”
Kemudian dia berlalu bersamaan dengan Wade yang mulai mengajakku berdansa
di lagu keenam.
409 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Hm…Am, rencana suamimu berhasil padaku.”buka Wade sambil tersenyum
sipu. Sesaat dia menoleh ke arah kerumunan band Chad. Disitu juga ada Whitney
Yah…sebenarnya juga semua ini karena Charlotte dan faktor aku merasa sudah
bermaksud apa-apa… Hanya ingin tahu sejauh mana yang dia maksud
„melupakan‟ itu.
Benar saja. Wade mengeluarkan undangan putih pucat dari dalam jasnya.
Disana tertulis : „W & W Invitation Wedding‟, dan terpampang foto mereka plus
“Ini. Jangan lupa datang, ya.” Dia memberikan undangan itu dan berubah
410 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
“Hei?...” Ketika akhirnya tangan itu berhenti mengacak-acak, Wade
Wade kembali mengambil posisi berdansa yang agak tidak wajar, sebenarnya
Portofino. Aku kira kau belum tahu itu..” Dia berbisik disela dansa kami tentang
“Chad yang langsung mengatakan itu padamu?.” Aku balas bertanya padanya.
berlayar, dan menikmati indahnya pantai.. Intinya Chad ingin memberikan sesuatu
pembicaraan kami jadi kembali ke topik dia. Tapi sebelum sempat melakukannya,
dari atas panggung, sudah terdengar suara lagi yang kembali memotong dansaku
sudah ada Darren. Tidak mengerti untuk apa mereka berdua di atas sana, tidak
memegang alat musik, dan bicara ingin bercerita, aku kembali menoleh pada
keluar dariku saat memandangi pria itu berlalu ke atas panggung juga. Wah,
sepertinya aku tahu apa yang akan mereka lakukan… : mengemukakan semua
411 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
unek-unek mereka selama dekat denganku di depan tamu-tamu malam ini. Ide
siapa ini??
Tidak mau memikirkan apa yang akan terjadi di atas sana, aku beranjak,
mendekat, dan duduk di antara bandku : memperhatikan apa yang akan mereka
“Hm, baik… Mulai dari mana?.” Chad bertanya kepada dua pria lainnya.
Chad mengartikan kalimat itu sebagai kalimat pertama. Dia mengerenyit dan
menjawab. “Oh, oke… Aku tahu aku tertua disini..” Ucapan itu disambut gelak
Fredy – yang malam ini berlapis jas biru tuanya – menoleh sekilas padaku. “Yah,
ketara. Kutebak, dalam hati dia menyayangka juga kenapa otaknya bisa berpikiran
Mumpung dia ada disini..” lanjut Chad, mempersilahkan Darren untuk bicara
terlebih dulu.
412 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Selanjutnya, Darren mengambil posisi di tengah mereka dan mulai bicara
Lalu lanjut ke Wade. Wade ngelakuin hal yang sama, diakhiri dengan Amber
itu.)
Undangan Pernikahan
Wade Feldmann
&
Whitney Gardsonn
pada:
413 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
Yang berbahagia,
-Wade-
(Opening act : bercanda Amber, band, Ian dan Matt saat mau akad)(Wade ngasih
tau jam resepsinya, Wade gugup, wade disemangatin sama Charlotte, Wade akad
-Amber-
(Pesta resepsi, malam, berdansa sama Chad. Usia kandungan Amber udah tiga
hari)
(Chad nyerempet ngomongin soal kenangan mereka berdua dalam kisah cinta
masing-masing) (kisah Amber dengan Wade & Darren, Wade ngajak berdansa
Amber, cerita-cerita dan segala macamnya. Wade nyinggung soal nama bayi
pilihan Amber dan Chad, mereka mengobrol selama dua lagu sementara Chad
(Dansa sama Wade selesai. Chad balik ke Amber dan ngomong beberapa kalimat
“Ya…benar… Si kecil juga berkata hal yang sama…”balas Amber. Chad ngelus
414 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?
perut Amber, dan menopang dagu di bahu Amber, “Aku harap, semua ini akan
berlaku selamanya.”
(Dan, selesaaiiii!!!)
415 | „ M Y H A P P Y E N D I N G ‟ ? ?