Laporan Praktikum Ekwan Menaksir Kelimpahan Populasi
Laporan Praktikum Ekwan Menaksir Kelimpahan Populasi
NIM : 4163341039
KELAS : EKSTENSI B
JURUSAN : BIOLOGI
LABORATORIUM BIOLOGI
MEDAN
I. JUDUL : MENAKSIR KELIMPAHAN POPULASI
II. TUJUAN :
1. Mengetahui karakteristik suatu populasi
2. Mengetahui faktor yang menyebabkan kelimpahan populasi
3. Mengetahui faktor yang menyebabkan kelimpahan populasi pada suatu habitat
4. Mengetahui taksiran kelimpahan suatu populasi dengan metode CMR
5. Mengetahui taksiran kelimpahan suatu populasi dengan metode removal
Kelimpahan dan keanekaragaman serangga herbivora tidak hanya ditentukan oleh tingkat
tropik di atasnya, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh tingkat tropik di bawahnya. Untuk
mempelajari interaksi tritropik antara tumbuhan, serangga herbivora dan parasitoid perlu
diketahui struktur komunitas serangga herbivora dan parasitoidnya pada berbagai jenis
tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komunitas serangga herbivora. (
Hasmiandy Hamid,2012 )
𝑀 .𝑛(𝑛−𝑚)
Dengan variasi estimasi var. N = 𝑚
1 Stoples - 3 Buah
2 Sendok - 1 Buah
B. BAHAN
NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH
3 Setelah dibiarkan beberapa lama ± 30 menit ( dianggap kutu beras sudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang baru ),ambilah satu sendok tepung beras ( penyendokan
dilakukan hingga menyentuh dasar stoples ).
4 Sortir tepung kutu beras yang terikut didalam sendok. Hitunglah jumlahnya dan tandai
semua kutu beras yang tertangkap pada bagian punggung dengan menggunakan stip-ex
kuas usahakan pemberian tanda tidak mempengaruhi aktivitas kutu beras dan tanda
tidak hilang ).
5 Bersama-sama dengan tepung beras yang diambil,lepaskan kembali semua kutu beras
yang telah diberi tanda kedalam toples.
6 Biarkan beberapa lama ± 30 menit ( hingga kutu beras yang pernah tertangkap dan
tandai membaur dengan kutu beras yang lain ambil kemabli satu sendok tepung beras (
penyendokan dilakukan harus sama perss caranya dengan penyedokan pertama ).
7 Membulakukan penyortiran terhadapa kutu beras,hitung jumlah total kutu beras yang
tertangkap. Hitung pula jumlah kutu beras yang bertanda dan yang tidak
10 Hitunglah seluruh kutu beras yang ada pada stoples ( termasuk kutu beras yang
tertangkap ).
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
1) METODE CMR
JUMLAH INDIVIDU PADA JUMLAH INDIVIDU PADA
PENANGKAPAN PERTAMA PENANGKAPAN KEDUA (
JENIS TANGKAP-TANDAI- MENANGKAP ULANG )
TOTAL
HEWAN LEPASKAN
DITANGKAP DILEPASKAN BERTANDA TIDAK
BERTANDA
KUTU
7 7 3 4 7
BERAS
2) METODE REMOVALS
NO PENANGKAPAN JUMLAH
1 I 6
2 II 4
JUMLAH 10
B. PEMBAHASAN
a) Metode CMR
Pertimbangan untuk menaksir suatu populasi hewan dengan menggunakan metode CMR
adalah karena metode ini dianggap paling tepat digunakan khususnya bagi hewan kecil
seperti kutu beras dan pada habitat yang tidak terlalu luas (sempit), karena bila pada area
yang luas, metode ini akan menjadi susah untuk digunakan. Pada metode ini, hewan yang
telah ditangkap akan diberi penanda sehingga kita dapat mengetahui mana hewan yang telah
kita tangkap diperiode pertama dengan yang baru kita tangkap. Penandaan tersebut dapat
memudahkan kita dalam proses penaksiran kelimpahan populasi.
Ada beberapa hal-hal yang harus diperhatikan pada metode ini, yaitu:
1. Tanda yang digunakan harus mudah dikenali kembali dan tidak ada yang hilang atau
rusak selama periode pengamatan.
2. Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi atau mengubah perilaku aktivitas dan
peluang hidup.
3. Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan individu-
individu lain didalam populasi.
4. Peluang untuk ditangkap kembali harus sama bagi individu-individu yang bertanda
maupun tidak.
Adapun faktor-faktor yang menjadi kendala ketikan melakukan metode CMR adalah:
1. Adanya kemungkinan tanda yang digunakan tidak dikenali kembali, hilang atau rusak
selama periode pengamatan.
2. Tanda yang digunakan mempengaruhi atau mengubah perilaku aktivitas dan peluang
hidup hewan.
3. Setelah diberi penandaan hewan-hewan tidaks dapat berbaur kembali dengan individu-
individu lain didalam populasi karena penanda tersebut membuat organisme itu dijauhi
sesamanya.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut, maka yang harus sangat diperhatikan adalah proses
penandaannya. Penanda yang digunakan harus dapat meminimalisir atau bahkan meniadakan
kemungkinan hal buruk yang terjadi selama proses pengamatan. Selain itu, perlakuan
pengamat terhadap hewan yang ditangkap dan dilepaskan kembali harus benar-benar baik,
hal ini menjaga agar hewan tidak stres dan dapat bergabung kembali dengan sesamanya
dihabitat aslinya.
Metode CMR merupakan metode yang digunakan untuk menduga ukuran populasi
dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat. Metode ini dikenal,juga sebagai metode
Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya. Metode ini pada dasarnya adalah
menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang
ditangkap itu diberi tanda dengan tanda yang mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian
dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek ( umumnya satu hari ).
Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu yang bertanda yang berasal
dari hasil penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan
kedua. Adapun cara menandai hewan bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang
diteliti, habitatnya (daratan, perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi. Namun,
dalam cara apapun yang digunakan, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tanda yang digunakan harus mudah dikenali kembali dan tidak ada yang hilang atau
rusak selama periode pengamatan.
2. Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi atau mengubah perilaku aktivitas dan
peluang hidup.
3. Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan individu-individu
lain didalam populasi.
4. Peluang untuk ditangkap kembali harus sama bagi individu-individu yang bertanda
maupun tidak.
Berdasarkan data yang telah di peroleh, dapat ditentukan nilai kelimpahannya dengan rumus:
M ( n+1 )
N= m+1
M ( n+1 ) 7 ( 7+1 ) 56
N= = = = 14
m+1 3 +1 4
M2 x ( n+1)( n−m )
SD = √ ( 3+1 )( n+2 )
72 x ( 7+1)( 7−3)
= √( 0 +1 )( 7−3 )
49 x ( 8 )( 4 )
=√ (4)( 4)
1568
= √ 16
= √98
= 9,89949
NO PENANGKAPAN y x x.y x2
1 I 6 6 36 36
2 II 4 10 40 100
JUMLAH 10 16 76 136
Penjelasan dengan metode removal
Metode removal dapat menggunakan rumus :
a. Metode analisis regresi linier
𝑛 ∑ 𝑥.𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
b= 𝑛 ( ∑ 𝑥 2 )−( ∑ 𝑥 2 )
∑ 𝑦 –𝑏 ( ∑ 𝑥 )
a= 𝑛
b. Metode Singkat
y = a + bx
𝑦12
N = 𝑦1−𝑦2
c. Metode grafik
12
10
8
6
4
2
0
6 10 16
c. Metode grafik
12
10
8
6
4
2
0
6 10 16
Penjelasan grafik tersebut bahwa metode removal pada perlakuan 1 dan 2 mengalami tidak
kestabilan. Pada perlakuan x dan y nya sama,tetapi pada perlakuan kedua mengalami x nya
10,y nya 4. Jadi jumlah di x 16 dan di y nya 10.
Berdasarkan data yang diperoleh dari teknik Removal, dapat diperoleh nilai taksiran
kelimpahan populasinya (N) dengan rumus :
( Y1 )²
N = Y1−Y2
( Y1 )² (6)² 36
N = Y1−Y2 = = = 18
6−4 2
b) Metode Removal
Dalam penaksiran kelimpahan populasi, salah satu metode yang dapat dilakukan
adalah dengan metode removal. Pada metode ini, data hasil percobaan dapat diperoleh dengan
3 cara, yaitu: Metode singkat (short method), Metode grafik, Analisis regresi linier. Ketiga
metode tersebut memiliki perbedaan dalam pemakaian masing-masing. Adapun perbedaan
dalam pemakaian metode tersebut adalah:
1. Metode singkat (short method)
Pada metode ini, hanya membutuhkan datahasil penangkapan dari dua kali periode
penangkapan. Bila dilakukan lebih, maka yang digunakan hanya data penangkapan yang
pertama dan yang kedua saja.
2. Metode grafik
Metode ini juga digunakan untuk menaksir kelimpahan populasi suatu hewan. Seperti
namanya, metode ini disajikan dalam bentuk grafik, dimana sumbu X merupakan jumlah
individu tangkapan kumulatif dan sumbu Y merupakan jumlah individu hasil tangkapan pada
suatu periode penangkapan. Pada metode ini, tidak dibatasi sampai berapa kali penangkapan,
semakin banya maka akan semakin baik karena akan tampak taksiran kelimpahannya di tiap
perlakuan dan pembaca dimudahkan untuk mengetahui hasilnya karena tersaji dalam bentuk
grafik.
3. Analisis regresi linier
Metode ini pada dasarnya mirip dengan metode grafik. Dibandingkan dengan kedua
metode lainnya, metode ini adalah metode yang paling akurat karena mengolah data dari tiap
penangkapan dan memasukkannya kedalam rumus sehingga diketahui secara akurat data
taksiran kelimpahan populasinya.
Menurut Maramis (2005), Besarnya kelimpahan populasi kutu beras pada suatu habitat
ditentukan oleh adanya menyesuaikan diri dengan kingkungannya. Serangga menanggapi
sumber daya tersebut dengan cara yang kompleks. Keadaan pakan yang berfluktuasi secara
musiman akan menjadi faktor pembatas bagi keberadaan populasi hewan di suatu tempat oleh
adanya kompetisi antar individu. Iklim,curah hujan dan faktor makanan merupakan faktor
yang sangat menentukan bagi kelangsungan hidup serangga serta mempunyai pengaruh besar
pada laju perkembangan populasi serangga.
Maka kemungkinan sedikitnya jumlah kutu beras bertanda yang tertangkap kembali
pada penangkapan kedua dikarenakan kutu beras masih menyesuaikan diri pada habitatnya.
Kelimpahan dan aktivitas reproduksi serangga di daerah tropik sangat dipengaruhi oleh
musim, karena musim berpengaruh terhadap ketersediaan bahan makanan dan kemampuan
hidup serangga yang secara langsung dapat mempengaruhi kelimpahan. Setiap ordo serangga
mempunyai respon yang berbeda terhadap perubahan musim dan iklim (Subahar. 2004).
VII. KESIMPULAN
1. Karakteristik dasar suatu populasi. adalah ukuran besar populasi, kerapatan dan
kelimpahan populasi.
2. Kelimpahan populasi sangat ditentukan oleh aktivitas reproduksinya yang didukung
oleh kondisi lingkungan yang sesuai dan tercukupinya kebutuhan sumber
makanannya.
3. Kelimpahan populasi pada suatu habitat ditentukan oleh adanya keanekaragaman
dan kelimpahan sumber pakan maupun sumber daya lain yang tersedia pada habitat
tersebut.
4. Taksiran kelimpahan populasi pada metode CMR adalah N = 14 dengan standart
deviasi 9,8
5. Taksiran kelimpahan populasi kutu beras dengan metode removal adalah sebanyak
18