Anda di halaman 1dari 32

1

a) Skenario
SKENARIO 1
Desain Cohort

Seorang dokter ingin melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara


kebiasaan mengkonsumsi alcohol dengan kejadian penyakit kanker hati.
Penelitian membandingkan kelompok yang meminum alcohol dengan kelompok
yang tidak meminum alcohol dan amati selama 5 tahun. Untuk membuktikan
hipotesisnya peneliti melakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan
desain cohort.

b) Klarifikasi Istilah
STEP 1
1. Desain cohort : Rancangan penelitian epidemioligi observasional analitik
Yang mempelajari hubunganan tara penyakit dengan cara
membandingkannya dimulai dari variable penyebab
(factor resiko) kemudian di ikuti pada waktu yang akan
datang.
2. Hipotesis : Jawaban sementara terhadap masalah yang masih harus
Dibuktikan kebenarannya, referensi yang harus
dirumuskan serta diterima sementara yang fakta-fakta
yang diminta sebagai petunjuk selanjutnya.

c) Rumusan Daftar Masalah


STEP 2
1. Apa tujuan penelitian kesehatan dan manfaatnya?
2. Apa saja metode penelitian?
3. Mengapa pada kasus menggunakan pendekatan kuantitatif?
4. Mengapa desain penelitian pada kasus menggunakan desain cohort?
5. Bagaimana hipotesa pada kasus tersebut?
2

d) Analisis Masalah
STEP 3
1. A. Tujuan
a. Menemukan teori atau generalisasi kedokteteran baru
b. Memperkokoh teori yang sudah ada
c. Sebagai acuan
d. Dasar merumuskan kerangka
B. manfaat
a. Digunakan untuk menggambarkan status kesehatan
b. Untuk mendukung teori yang sudah ada
c. Saranan diagnosis dalam system pelayanan kesehatan
d. Sarana menyusun rencana pelayanan kesehatan
2. Metode
a. Eksperimental : true eksperimen, kuasi eksperimen
b. Observasi : descriptif dan analitik
Ekperimen: penelitian dasar, terapan, tindakan, edukasi.
Jenis :kulitatif dan kuantitatif.
3. Menemukan pengetahuan berupa angka mengetahui apa yang ingin diketahui.
Kuantitatif : focus kepada data-data menggunakan statistika.
Kualitatif : pradigma, strategi, implementasi.
Membandingkan antara yang mengkonsumsi alkohol yang telas disesuaikan
dengan variable penelitian.
4. Cohort
a. Retrospektif : faktor resiko tidak diikuti perubahannya
b. Prosfektif :faktor resiko diikuti perubahannya.
Rumus :
Rasio relatif (RR) = A/A+B: C/C+D

5. H0 dan H1 : ditemukan di SPSS


P < 0,05 = signifikan
P >0, 05 = tidaksignifikan
Signifikan : ada hubungan antara alcohol dengan CAhepar.
3

e) Sistematika Masalah
STEP 4
1. Manfaat teori ilmiah :
a. Acuan dasar hipotesis
b. Pengkajian
c. Dasar merumuskan kerangka teori
d. Ide baru

Tujuan : Memperbaiki atau memodifikasi teori yang sudah ada.


Tujuan umum: Mencari factor resiko CAhepar.
Tujuan khusus: Hubungan alcohol dengan CAhepar.

2. Metode survey (non experiment) hanya sebagian populasi yang dilakukan


penelitian eksploratori .
Deskriptif: Berkaitan dengan jenis kelamin dan umur.
Ekperimen :Variable yang diintervensi.
Skala variabel : Numerik dan kategorik
3. Kuantitatif : Scoring
Kualitatif: descriptif (analisis), persentase
4. Mengatur kompertabilitas 2 kelompok
Menentukan besarnya angka resiko dari suatu waktu
Keseragaman observasi dari factor resiko dengan efek
5. H0 dan H1 : ditemukan di SPSS
P < 0,05 = signifikan
P >0, 05 = tidak signifikan
Signifikan :ada hubungan antara alcohol dengan CAhepar.
4

Mind Map

True Kuasi
Hipotesis
Umum

Tujuan Experimental

Khusus Desain
Jenis
Penelitian

Manfaat
Observasional
Pendekatan

Deskriptif Analitik
Kualitatif Kuantitatif

f) Sasaran Belajar
STEP 5
1. Tujuan dan manfaat penelitian.
2. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
3. Desain penelitian.
4. Hipotesis dalam penelitian

g) Belajar Mandiri
STEP 6
Belajar mandiri
5

h) Penjelasan
STEP 7
1. Tujuan dan manfaat penelitian.
Penulisan Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian mengungkapkan tujuan umum dari apa yang akan dicapai,
sebagai tindak lanjut dari identifikasi masalah. Di dalam tujuan umum (ultimate
goal, ultimate objective) dinyatakan tujuan akhir penelitian yang hendak
dilaksanakan, yang mungkin merupakan aspek yang lebih luas atau tujuan jangka
panjangnya.1
Tujuan penelitian mengetengahkan tujuan khusus dengan indikator-indikator yang
dipakai dalam penelitian terutama berkaitan dengan variabel-variabel yang akan
diteliti. Dalam tujuan khusus (spesific objective) disebutkan secara tajam hal-hal
yang langsung diukur, dinilai, atau diperoleh dari penelitian (studi pustaka). 1
Maksud dan tujuan penelitian sering dianggap sebagai hal yang sama, tetapi
sebenarnya terdapat perbedaan antar keduanya. 1
Maksud (tujuan umum) dan tujuan (tujuan khusus) yang hanya terdiri dari satu
atau dua butir saja, mungkin cukup ditulis secara naratif dalam satu kalimat, tetapi
bila ada banyak butir dan sub-butir maka perlu dipecah dan diberi nomor, agar
lebih mudah dimengerti. 1
a. Contoh 1
Dari penelitian ini akan dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
penghentian pemberian ASI pada masyarakat urban, yang pada gilirannya
dapat dipakai sebagai masukan untuk upaya penggalakan penggunaan
ASI. 2
b. Contoh 2
1) Maksud penelitian:
Menurunkan angka kematian pasien demam berdarah
2) Tujuan penelitian:
(a) Memperoleh data faktor risiko untuk timbulnya rejatan berulang
pada pasien demam berdarah dengue
(b) Mengetahui efektivitas pemberian cairan 'X' untuk mencegah
rejatan berulang pada pasien demam berdarah dengue. 2
6

Secara umum tujuan semua jenis penelitian kesehatan:


(1) Menemukan/menguji fakta baru maupun fakta lama sehubungan dengan
bidang kesehatan/kedokteran
(2) Mengadakan analisis terhadap hubungan/interaksi antara fakta-fakta yang
ditemukan dalam bidang kesehatan/kedokteran
(3) Menjelaskan tentang fakta yang ditemukan serta hubungannya dengan
teori-teori yang ada
(4) Mengembangkan alat, teori atau konsep baru dalam bidang kesehatan atau
kedokteran yang memberi kemungkinan bagi peningkatan kesehatan
masyarakat khususnya dan peningkatan kesejahteraan umat manusia pada
umumnya. 3
Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Menjelaskan mengenai manfaat penelitian. Pada bagian ini diuraikan manfaat apa
yang diharapkan diperoleh dari penelitian yang dilakukan nanti. Biasanya
disebutkan manfaat akademis (ilmiah) dan manfaat praktis (pelayanan masyarakat
dan pengembangan penelitian itu sendiri).1
Biasanya disebutkan manfaat dalam:
(1) Bidang akademik/ilmiah
(2) Bidang pelayanan masyarakat
(3) Pengembangan penelitian itu sendiri. 3

Penelitian dapat bersifat


(1) Quick yielding (hasil penelitian dapat segera diterapkan dalam
praktik/kebijakan seperti kebanyakan penelitian klinis)
(2) Non-quick yielding (hasilnya tidak segera diterapkan, seperti kebanyakan
penelitian ilmu-ilmu kedokteran dasar). 2

Manfaat penelitian kesehatan:


(1) Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan
atau status kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat
7

(2) Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan


kemampuan sumber daya dan kemungkinan sumbernya tersebut guna
mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan
(3) Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari
sebab masalah kesehatan/kegagalan-kegagalan yang terjadi di dalam
sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian akan memudahkan
pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut
(4) Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk menyusun
kebijaksanaan dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan
kesehatan
(5) Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam
pembiayaan, peralatan dan ketenagakerjaan baik secara kuantitas maupun
secara kualitas guna mendukung sistem kesehatan. 3

2. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif.


A. Pendekatan Kuantitatif
Definisi
Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian,
proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data
sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran,
perhitungan, rumus dan kepastian data numerik.4
Karakeristik Penelitian Kuantitatif
a. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau topdown),
yang berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan
konsep-konsep yang umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena
yang bersifat khusus.
b. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghindari hal-hal
yang bersifat subjektif.
c. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
d. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyususun ilmu
nomotetik yaitu ilmu yang berupaya membuat hukum-hukum dari
generalisasinya.
8

e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang
dibutuhkan, serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa
yang telah direncanakan sebelumnya.
f. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan
alat yang objektif dan baku.
g. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian,
dalam arti dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek
penelitian.
h. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
i. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks
waktu dan situasi.5

Prosedur Penelitian Kuantitatif


Penelitian kuantitatif pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah
direncanakan sebelumnya. Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri
dari tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut.
a. Identifikasi permasalahan
b. Studi literatur
c. Pengembangan kerangka konsep
d. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.
e. Pengembangan disain penelitian.
f. Teknik sampling.
g. Pengumpulan dan kuantifikasi data
h. Analisis data
i. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.5

Pada tahap ini, peneliti kuantitatif akan melakukan proses kajian terhadap
teori-teori atau hasil studi terdahulu. Proses ini disebut theoritical
assessment kajian terhadap teori atau hasil studi terdahulu difokuskan pada
konsep utama yang digunakan. Konsep utama dalam hal ini adalah
variabel dependennya. Misalnya jika seorang peneliti tertarik untuk
mengetahui pemanfaatan kartu sehat oleh masyarakat miskin, maka yang
9

perlu digali adalah teori-teori atau hasil studi terdahulu tentang Kebijakan
di Bidang Kesehatan dan Pelayanan Puskesmas. 4

Peneliti dapat menemukan penjelasan baik secara tersurat maupun tersirat


mengenai variabel independen ketika menggali teori tentang pemanfaatan
kartu sehat. Jika peneliti menemukan ada beberapa teori atau hasil
penelitian terdahulu tentang gejala yang ingin ditelitinya, peneliti dapat
melakukan perbandingan teori atau memilih satu teori yang akan dipakai
dengan alasan ilmiah dan bukan alasan pribadi. Pada tahap ini, peneliti
dapat menyusun penjelasan tentang konsep-konsep yang akan digunakan,
variabel-variabel, dan proposisi-proposisi yang terkait. Konsep merupakan
suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau kata. Pada teori,
selain kita dapat menemukan conceptual definition dari konsep yang
muncul sebagai konsekuensi dari pendefinisian konsep tersebut, kita juga
dapat menemukan concept cruster (kelompok konsep), yaitu konsep lain
yang memiliki hubungan dengan konsep yang sedang kita gunakan.
Variabel dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent
variable). Variabel bebas adalah suatu variabel yang ada atau terjadi
mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel ini dalam penelitian
kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau
topik penelitian. Sementara itu, variabel terikat maupun variabel yang
diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan
variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus/topik penelitian.
Jika digambarkan dalam bentuk bagan, maka akan berbentuk seperti
gambar berikut ini.4

Gambar 2.1 Hubungan antar variable terikat dan variable bebas.4


10

Metode Penelitian Kuantitatif


Metode yang dipergunakan dalam penelitian kuantitatif, khususnya kuantitatif
analitik adalah metode deduktif. Dalam metode ini teori ilmiah yang telah
diterima kebenarannya dijadikan acuan dalam mencari kebenaran selanjutnya.5
Pada dasarnya metoda ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun
tubuh pengetahuannya berdasarkan :
a) Kerangka pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang bersifat
konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun
b) Menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran
tersebut
c) Melakukan verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk menguji
kebenaran pernyataannya secara faktual.5
Kerangka berpikir ilmiah pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut.
a) Perumusan masalah, yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris
yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang
terkait di dalamnya.
b) Penyusunan kerangka berpikir dalam penyusunan hipotesis yang
merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin
terdapat antara berbagai faktor yang saling mengait dan membentuk
konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun secara rasional
berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan
memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan.
c) Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan
terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan
dari dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
d) Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang
relevan dengan hipotesis, yang diajukan untuk memperlihatkan apakah
terdapat fakta-fakta yang mendukung hipoteisis tersebut atau tidak.
e) Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah hipotesis yang
diajukan itu ditolak atau diterima. 5
11

B. Pendekatan Kualitatif
Definisi
Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses,
hipotesis, turun ke lapangan, analisis data.6
Karakteristik Penelitian Kualitaif
a. Menggunakan pola berpikir induktif (empiris – rasional atau bottomup).
Metode kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory,
yaitu teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis sepertidalam metode
kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat generating theory, sehingga
teori yang dihasilkan berupa teori substansif.
b. Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi. Minat
peneliti banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan makna menurut sudut
pandang partisipan yang diteliti, sehingga bias menemukan apa yang disebut
sebagai fakta fenomenologis.
c. Penelitian kualitatif tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku.
Rancangan penelitian berkembang selama proses penelitian.
d. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari makna di
balik data, untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual,
dan empiris logis.
e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang dibutuhkan,
dan alat pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
f. Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip fenomenologis, yaitu dengan
memahami secara mendalam gejala atau fenomena yang dihadapi.
g. Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaanya
tidak terpisahkan dengan apa yang diteliti.
h. Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah
berlangsung.
i. Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks/waktu serta
situasi tertentu.5
12

Prosedur Penelitian Kualitatif


Prosedur pelaksanaan penelitian kualitatif bersifat fleksibel sesuai dengan
kebutuhan, serta situasi dan kondisi di lapangan. Secara garis besartahapan
penelitian kualitatif adalah sebagai berikut.
a. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian.
b. Mengumpulkan data di lapangan.
c. Menganalisis data.
d. Merumuskan hasil studi.
e. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan.5
Metode Penelitian Kualitatif
Tentang metode penelitian kualitatif, Creswell mendefinisikannya sebagai suatu
pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala
sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta
penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak
luas. lnformasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian dikumpulkan,
lnformasi tersebut biasanya berupa kata atau teks. Data yang berupa kata-kata
atau teks tersebut kemudian dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa
penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam bentuk tema-tema. Dari
data-data itu peneliti membuat interpretasi untuk menangkap arti yang terdalam.
Sesudahnya peneliti membuat permenungan pribadi (self-reflection) dan
menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuwan lain yang dibuat
sebelumnya. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk
laporan tertulis. Laporan tersebut agak fleksibel karena tidakada ketentuan baku
tentang struktur dan bentuk laporan hasil penelitian kualitatif. Tentu saja hasil
penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh pandangan, pemikiran, dan
pengetahuan peneliti karena data tersebut diinterpretasikan oleh peneliti. Oleh
karena itu, sebagian orang menganggap penelitian kualitatif agak bias karena
pengaruh dari peneliti sendiri dalam analisis data. 5
Tahapan penelitian kualitatif

(1) Pertama, dimulai dengan identifikasi masalah yang menjadi sasaran dalam
penelitian. ldentifikasi masalah menyangkut spesifikasi isu atau gejala yang
13

hendak dipelajari. Bagian ini juga memuat penegasan bahwa isu tersebut
layak diteliti. Pembaca diyakinkan akan pentingnya penelitian ini.
(2) Kedua, kelanjutan dari tahap sebelumnya, yaitu pembahasan atau
penelusuran kepustakaan (literature review). Pada bagian ini peneliti mencari
bahan bacaan,jurnal yang memuat bahasan dan teori tentang topik yang akan
diteliti. Pertanyaan yang harus ada dalam diri peneliti yaitu apakah pernah
dibuat penelitian tentang topik atau isu ini. Pertanyaan lain yaitu apakah yang
ditekankan dalam penelitian atau studi sebelumnya. Apakah penelitian saya
ini merupakan peneguhan penelitian sebelumnya dalam kondisi yang berbeda
ataukah memberikan hal-hal dan pemikiran yang baru yang tidak dibahas
atau ditekankan pada penelitian-penelitian sebelurnnya. Pertanyaan penting
lainnya yaitu apakah kelebihan dari studi atau penelitian itu dibandingkan
dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
(3) Ketiga, menentukan tujuan dari penelitian. Pada bagian ini peneliti
rnengidentifikasi maksud utarna dari penelitiannya.
(4) Keempat, pengumpulan data. Pengumpulan data rnenyangkut pula pernilihan
dan penentuan calon partisipan yang potensial. Termasuk dalam bagian ini
adalah penentuan jumlah partisipan yang akan terlibat. Hal penting lainnya
yaitu mempertimbangkan keterjangkauan dan kemampuan para partisipan
untuk terlibat secara aktif dalam penelitian ini.
(5) Kelima, analisis dan penafsiran (interpretation) data. Data yang tersedia,
yang biasanya dalam bentuk teks, dianalisis. Bagian analisis ini biasanya
rnenyangkut klasifikasi dan pengkode-an data. Data yang begitu banyak
diringkas, diklasifikasi dan dikategorisasi atau pengkodean. Ide-ide yang
merniliki pengertian yang sama disatukan. Nantinya akan muncul beberapa
ide dan berkembang menjadi tema-tema. Tema-tema ini nantinya ditafsirkan
atau diinterpretasi oleh peneliti sehingga nantinya menghasilkan gagasan atau
teori yang baru.
(6) Keenam, tahap terakhir dari tahapan penelitian adalah pelaporan. Karena
coraknya deskriptif, maka metode penelitian kualitatif biasanya
menghasilkan suatu laporan yang cukup tebal. Situasi, lingkungan dan
pengalaman partisipan digambarkan secara luas dan mendalam sehingga para
14

pembaca akan marnpu menempatkan diri dan merasakan apa yang


sebenarnya terjadi. Laporan hasil penelitian memposisikan pembaca sebagai
orang yang terlibat dalam keadaan tersebut.6

C. Perbedaan Kuantitatif dan Kualitatif

Tabel 2.1 Perbedaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.7

AKSIOMA DASAR MET.KUANTITATIF MET.KUALITATIF


Sifat realitas Dapat diklasifikasikan, Ganda, holistik, dinamis,
kongkrit, teramati, hasil kontruksi,
terukur pemahaman
Hubungan peneliti Independen supaya Interaktif dengan sumber
dengan yang diteliti terbangun objektivitas data supaya memperoleh
makna
Hubungan variabel Sebab akibat Timbal balik
Kemungkinan Cenderung membuat Transferability (hanya
generalisasi generalisasi kemungkinan dalam
iktan konteks dan waktu)
Peranan nilai Cenderung bebas nilai Terikat nilai yang dibawa
peneliti
KARAKTERISTIK MET.KUANTITATIF MET.KUALITATIF
A. Desain a. Spesifik, jelas, rinci a. Umum
b. Ditententukan sejak b. Fleksibel
awak c. Berkeng dan muncul
c. Menjadi pegangan dalam proses
langkah demi langkah penelitian
B. Tujuan a. Menunjukkan a. Menemukan pola
hubungan antar hubungan yang
variabel bersifat interaktif
b. Menguji teori b. Menemuka teori
C. Teknik Kuesioner, observasi a. Participant
pengumpulan data observation
15

b. In dept interview
c. Dokumentasi
d. Triangulasi
D. Instrument penelitian a. Test, angket a. Peneliti sebagai
b. Instrument yang instrument
ditelaah standar b. Buku catatan, tape
recorder, camera
E. Data a. Kuantitatif a. Deskriptif kualitatif
b. Hasil pengukuran b. Dokumen pribadi,
variabel yang di catatan, ucapan,
operasikan tindakan responden

Tabel 2.2 Perbandingan singkat antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.8

No. Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif


1. Kejelasan unsur: tujuan, Kejelasan unsur: subjek sampel, sumber
pendekatan, subjek, sumber data data tidak mantap dan rinci, masih
sudah mantap, dan rinci sejak awal. fleksibel, timbul dan berkembangnya
sambil jalan (emergent).
2. Langkah penelitian: segala sesuatu Langkah penelitian: baru diketahui
direncanakan sampai matang ketika dengan mantap dan jelas setelah
persiapan disusun. penelitian selesai.
3. Dapat menggunakan sampel dan Tidak dapat menggunakan pendekatan
hasil penelitiannya diberlakukan populasi dan sampel. Dengan kata lain,
untuk populasi. dalam penelitian kualitatif tidak dikenal
istilah populasi dan sampel. Istilah yang
digunakan adalah setting. Hasil
penelitian hanya berlaku bagi setting
yang bersangkutan.
4. Hipotesis: (jika memang perlu): Hipotesis:
16

a. Mengajukan hipotesis yang akan a. Tidak mengemukakan hipotesis


diuji dalam penelitian sebelumnya, tetapi dapat lahir selama
b. Hipotesis menentukan hasil yang penelitian berlangsung --- tentatif.
diramalkan --- a priori).
Hasil penelitian terbuka.
5. Desain: dalam desain jelas langkah- Desain: desain penelitiannya adalah
langkah penelitian dan hasil yang fleksibel dengan langkah dan hasil yang
diharapkan. tidak dapat dipastikan sebelumnya.
6. Pengumpulan data: kegiatan dalam Pengumpulan data: kegiatan
pengumpulan data memungkinkan pengumpulan data selalu harus dilakukan
untuk diwakilkan. sendiri oleh peneliti.
7. Analisis data: dilakukan sesudah Analisis data: dilakukan bersamaan
semua data terkumpul. dengan pengumpulan data.

3. Desain penelitian.
a. Observasional

Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-


aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang
diamati tersebut. Hasil observasi menjadi data penting karena beberapa hal, antara
lain:

Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal
yang diteliti

a) Observasi memungkinkan peneliti untuk bersifat terbuka, berorientasi


pada penemuan dari pada pembuktian danmempertahankan pilihan untuk
meneliti masalah secara induktif.
b) Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek
penelitian sendiri kurang sadari.
c) Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang
karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara
terbuka dalam wawancara. 3
17

Karakteristik Penelitian Deskriptif


Adapun kareteristik penelitian deskriptif yaitu:
a) Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung. Penelitian kualitatif
mengadakan penelitian pada konteks dari suatu kebutuhan adanya (alami)
tanpa dilakukan perubahan dan intervensi oleh peneliti.
Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpulan datakualitatif
menghendaki peneliti atau dengan bantuan orang lain sebagi alat utama
pengumpulan data.
a. Agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-
kenyataan yang ada di lapangan.
b. Analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian kualitatif tidak
dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta empiris. Penelitian
terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan, dan
menarik kesimpulan dari fenomena yang ada dilapangan.
c. Penelitian bersifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh (berupa
kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan
atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang
memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi. Peneliti
segera melakukan analisis data dengan memberi pemaparan gambaran
mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.
d. Tekanan penelitian berada pada proses. Penelitian kualitatif lebih
banyak mementingkan segi proses dari pada hasil. Pertanyaan apa
(yang dilakukan), mengapa (hal itu dilakukan) dan bagimana (cara
melakukannya) uraian naratif merajut pemaparan suatu fenomena.
e. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus. Penelitian kualitatif
menghendaki ditetapkannya batas atas dasar fokus. Dalam pemikiran
fokus terliput di dalam perumusan latar belakang studi dan
permasalahan. Fokus juga berarti penentuan keluasan permasalahan
dan batas penelitian.
f. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka. Perencanaan (desain) dalam
penelitian kualitatif tidak bersifat ketat atau kaku, sehingga sulit untuk
diubah. Perencanaan penelitian disusun bersifat lentur dan terbuka
18

disesuaikan dengan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan studi.


Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama. Pemaparan sebagai
hasil interpretasi dalam penelitian kualitatif dikehendaki merupakan
kesepakatan yang diperundingkan dengan subjek-subjek yang
dijadikan sumber data.
g. Pembentukan teori berasal dari dasar. Penelitian kualitatif
manekankan pada kepercayaan terhadap apa adanya yang dilihat,
sehingga bersifat netral. Analisis induktif memeberi makna bukan
maksud menjaring data untuk membuktikan hipotesis yang telah
dirumuskan.
h. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode ini
digunakan karena lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan
kenyataan yang berdimensi ganda dan lebih mudah menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antara peneliti dan subjek penelitian. 3

Metode Penelitian Deskriptif


Kuantitatif adalah suatu metode yang bertujuan untuk membuat gambar atau
deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif yang menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dan
hasilnya. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan
penelitian deskriptif observasional. Penelitian digunakan untuk melihat gambaran
dari fenomena, deskripsi kegiatan dilakukan secara sistematis dan lebih
menekankan pada data factual dari pada penyimpulan. Penelitian observasi
merupakan penelitian yg tidak melakukan manipulasi atau intervensi pada subyek
peneliti. penelitian ini hanya melakukan pengamatan (observasi) pada subjek
penelitian. 3

Observasional
1). Studi Cross Sectional
Dalam pengukuran cross sectional peneliti melakukan observasi atau
pengukuran variabel pada saat tertetu. Subjek yang diamati hanya diobservasi
satu kali saja dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan
19

tersebut. Jadi pada studi cross sectional peneliti tidak melakukan tidak lanjut
terhadap pengukuran yang dilakukan desain cross section merupakan desain
yang dapat digunakan untuk penelitian deskriptif, namun juga dapat dilakukan
untuk penelitian analitik sehingga sering digunakan untuk studi klinis maupun
lapangan. 3
Kelebihan
a. Keuntungan yang utama dari desain cross sectional adalah memungkinkan
penggunaan populasi dari masyarakat umum tidak hanya para pasien yang
mencari pengobatan hingga generalisainya yang cukup memadai
b. Desain ini relatif mudah murah dan hasilnya cepat dan mudah diperoleh
c. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel
d. Jarang terancam loss to follow up (drop out)
e. Dapat dimasukan kedalam tahapan pertama suatu penelitian cohort atau
eksperimen tanpa atau dengan sedikit sekali penambahannya
f. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat lebih
Inklusif
Contoh : ingin diketahui peran kadar kolesterol trigliderida hemoglobin
jumlah konsumsi rokok dan usia terhadap tekanan darah diastolik guru
lelaki di jakarta. Hubungan antara berbagai variabel independen (faktor
resiko) dengan variabel dependen (tekanan darah) dinyatakan dalam
persamaan regresi multiple. 3

Kekurangan
a. Sulit untuk menemukan sebab akibat karena pengambila data resiko dan
efek pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas)
b. Studi prevalens lebih banyak menjaring subjek mempunyai masa sakit
yang panjang dari pada yang mempunyai masa sakit yang pendek karena
individu yang cepat sembuh atau cepat meninggal mempunyai
kesempatan yang lebih kecil untuk terjaring dalam studi. Bila
karakteristik pasien yang cepat sembuh atau cepat meninggal itu berbeda
dengan mereka yang mempunyai masa sakit yang panjang, terdapat salah
interpretasi hasil penelitian
20

c. Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak terutama bila variabel


yang dipelajari banyak
d. Dibutuhkan menggambarkan perjalanan penyakit indens maupun
prognosis
e. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang
f. Mungkin terjaid bias prevalens atau bias indens karena efek faktor suatu
resiko selama selang waktu tertentu dapat disalh tafsirkan sebagai efek
suatu penyakit. 3

2) Studi Kasus Kontrol (Case Control)


Pada desain penelitian melakukan pengukuran variabel tergantung yakni efek
sedangkan variabel bebasnya dicari secara retrospektif, karena itu studi kasus
kontrol dsebut studi longitudinal. Artinya subjek tindak hanya diobservasi pada
satu saat tetapi diikuti selama periode yang ditentukan. Pada studi ini dilakukan
identifikasi subjek kasus yang telah terkena penyakit yakni sebagi efek.
Kemudian ditelusuri secara retrospektif ada atau tidak pengaruhnya dari faktor
resiko tersebut.
Contoh : hubungan antara pemberian susu formula pada masa neonatus
berkaitan dengan peningkatan kejadian asma dibawah usia 1 tahun (asma dini)
Pada studi kasus kontrol yakni dengan mencari bayi dengan dan tanpa asma. 3
Kelebihan
a. Studi kasus kontrol dapat atau kadang bahkan merupakan satu satunya cara
untuk meneliti kasus yang jarang terjadi atau masa latennya panjang
b. Hasilnya dapat diperoleh dengan cepat
c. Biaya yang diperlukan relatif sedikit
d. Memerlukan subjek penelitian yang lebih sedikit
e. Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbargai faktor resiko satu
penelitian. 3
Kekurangan
a. Data mengenai pajanan faktor resiko diperoleh dengan mengandalkan
daya ingat atau catatan medis sehingga dapat menyebabkan recall bias.
21

Data sekunder catatan medis yang sering dipakai sebagai sumber data juga
tidak begitu akurat
b. Validasi menggunakan informasi terkadang sukar diperoleh
c. Karena kasus maupun kontrol dipilih oleh peneliti maka suka untuk
menyakinkan bahwa kedua kelompok itu sedang dibandingkan
d. Tidak dapat memberikan incidence rates
e. Tidak dapat dipakai untuk lebih dari satu variabel. 3

3) Studi Cohort
Pada penelitian cohort yang diidentifikasi dulu adalah kasusnya kemudian
subjek diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada
tiddaknya efek pada penelitian cohort murni (internal) yang diamati adalah
subjek yang belum mengalami pajanan faktor resiko serta belum mengalami
faktor efek. Faktor yang terpajan menjadi subjek peneliti sedangak subjek yang
tidak terpajan menjadi kontrol. Kedua kelompok tersebut kemudian diikuti
periode waktu tertentu dan ditentukan apakah telah terjadi efek atau penyakit
yang telah diteliti. 3

Modifikasi Rancangan Studi Cohort


a. Studi Cohort Retrospektif
Peneliti mengidentifikasikan faktor resiko dan efek pada cohort yang telah
terjadi dimasa lalu namun kejadian efek ditelusur mempunyai propektif
dilihat dari saat pajanan resiko. Jenis analisis yang dapat digunakan sama
dengan studi cohort prospektif. Kesahihan hasil studi ini sangat bergantung
pada kualitas data pada rekam medis atau catatan yang dipergunakan
sebagai sumber. 3
b. Studi Cohort Berganda
Pada studi cohort berganda dengan kelompok pembanding eksternal
penelitian dimulai kedua kelompok subjek dari populasi yang berbeda yakni
satu kelompok dengan faktor resiko dan kelompok lain tanpa faktor esiko.
Desain ini lebih sering digunakan ketimbang studi cohort dengan kelompok
pembanding internal. 3
22

c. Nested Case Control Study


Jenis studi ini secara harfiah berarti terdapat bentuk studi kasus kontrol yang
bersarang di dalam rangcangan penelitian cohort. Data yang digunakan
adalah data yang diperoleh dari studi cohort. Setelah penelitihan cohort
selesai maka diperoleh sejumlah subjek dengan efek yang positif yang
berasal dari kelompok kontrol.
Keunggulan studi ini, yaitu penghematan biaya karena pemeriksaan
laboratorik pada faktor resiko hanya dilakukan pada kelompok kasus dan
kontrol bukan pada semua subjek penelitian studi cohort, selain itu studi ini
lebih unggul dibanding studi kasus-kontrol biasa karena sampel kontrolnya
ditarik dari populasi yang sama dengan populasi kasus.
Contoh : hubungan antara pemberian susu formula pada neonatus berkaitan
dengan peningkatan kejadian asma dibawah usia dini
Jika pada studi cohort yaitu dnegan mengamati bayi baru lahir, mencatat
yang diberi susu formula dini dan yang tidak. 3

Kelebihan Rancangan Studi Cohort


a. Studi cohort merupkan hasil desain terbaik dalam menentukan insiden dan
perjalan penyakit asma atau efek yang diteliti
b. Studi cohort merupakan desain terbaik dalam menerangkan dinamaika
hubungan faktor resiko dengan efek secara temporal
c. Studi cohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan
progesif
d. Studi cohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari
suatu faktor resiko
e. Karena pengamatan dilakukan secara continue. 3

Kekurangan Rancangan Studi Cohort


a. Biasanya memerlukan waktu yang lama
b. Sarana dan biaya biasanya mahal
c. Sering kali rumit
d. Kurang efisien dari segi waktu dan biaya untuk meneliti kasus jarang
23

e. Terancam drop out karena terjadi perubahan intensitas pajanan atau faktor
resiko dapat mengganggu analisis lain
f. Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti
membuarkan subjek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat
murugikan subjek. 3

Eksperimental
Rancangan penelitian eksperimental adalah rancangan studi yang dikembangkan
untuk mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan ‘sebab-akibat’. Korelasi
hubungan sebab-akibat dipelajari dengan memberikan ‘perlakuan’ atau
‘manipulasi’ pada subjek penelitian untuk kemudian dipelajari efek perlakuan
tersebut. Rancangan eksperimental memiliki kapasitas uji korelasi yang paling
tinggi dibanding dengan rancangan analitis observasional. Pada penelitian cohort
dan kasus kontrol, pengujian dilakukan hanya pada taraf ada atau tidak adanya
korelasi antara faktor risiko dan efek (penyakit), sementara kedalaman korelasi
sebab-akibat tidak dapat dibuktikan secara empiris. Kesimpulan adanya
mekanisme hubungan sebab-akibat pada penelitian observasional hanya sampai
pada level dugaan atau ‘dugaan keras’ berdasarkan landasan teoritis atau
penelaahan logis yang dilakukan peneliti. 3

Bagaimana korelasi sebab akibat dapat diungkap melalui rancangan


eksperimental, adalah dengan adanya ‘manipulasi’ atau ‘perlakuan’ peneliti
terhadap subjek penelitian, lalu efek manipulasi tersebut diamati. Secara klasik
rancangan eksperimental diwujudkan dalam bentuk penelitian yang membagi
subjek penelitian menjadi dua kelompok yang sama persis kondisinya; satu
kelompok diberi perlakuan disebut sebagai kelompok perlakuan atau kelompok
eksperimen, sementara kelompok lain tidak diberi perlakuan atau kelompok
kontrol. 3

Terdapat tiga ciri esensial dalam rancangan penelitian eksperimental, yakni:

(1) Manipulasi suatu variabel,


(2) Mengamati perubahan (efek) pada variabel lain (variabel dependen), dan
(3) Pengendalian pengaruh variabel lain yang tidak dikehendaki.
24

Berdasarkan modus pengendalian situasi penelitian, rancangan eksperimen dibagi


menjadi dua jenis, yakni: (1) eksperimen murni, dan (2) eksperimen semu atau
kauasi. 3

Sistem notasi
Sebelum membicarakan desain dan eksperimental, sistem notasiyang digunakan
perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai berikut:
X : Digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatukelompok yang diuji
terhadap suatu perlakuan eksperimentalpada variabel bebas yang kemudian efek
padavariable tergantungnya akan diukur.
O : Menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variabel
tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau objek tertentu.
R : menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilihdan ditentukan
secara random.5

Jenis-jenis desain ekperimental


Ditinjau berdasarkan tingkat pengendalian variabel, desain penelitian
eksperimental dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
a.Desain penelitian pra-eksperimental
b. desaian penelitian eksperimental semu
c. desain penelitian eksperimental sungguhan. 5

1) Desain penelitian pra-eksperimental


Desain penelitian pra-eksperimental ada tiga jenis yaitu 1) one-shot case study, 2)
one-group pre-post tes design, dan 3) static group design.5

a) One-shot case study


Prosedur desain penelitian one-shot case study adalah sebagai berikut.
Sekolompok subjek dikenai perlakuan tertentu (sebagai variabel bebas) kemudian
dilakukan pengukuran terhadap variable bebas. Desain penelitian inisecara visual
dapat digambarkan sebagai.5
25

Tabel 3.1. Desain penelitian one-shot case study.

SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA


1 KELOMPOK - X O

b) One group pretest-posttest design


Prosedur desain penelitian ini adalah : a) dilakukan pengukuran variabel
tergantung dari satu kelompok subjek (pretest), b) subjek diberi perlakuan untuk
jangka waktu tertentu (exposure), c) dilakukan pengukuran ke-2 (posttest)
terhadap variabel bebas, dan d) hasil pengukuran prestest dibandingan dengan
hasil pengukuran posttest. Prosedur one group pretest-posttest design dapat
digambarkan sebagai berikut.5

Tabel 3.2. Desain penelitian one group pretest-posttest. 5

SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA


1 KELOMPOK O X O

c) Static Group Comparison


Desain ketiga adalah static group comparison yang merupakan modifikasi dari
desain b. Dalam desain initerdapat dua kelompok yang dipilih sebagai objek
penelitian. Kelompok pertama mendapatkan perlakuan sedang kelompok kedua
tidak mendapat perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok
pembanding/pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikut:5

Tabel 3.3. Desain penelitian Static Group Comparison.5

SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA


KEL. EKSPERIMEN O X O
KEL. KONTROL - - O
26

2) Desain penelitian eksperimen semu (quasy-experiment)


Desain penelitian eksperimen semu berupaya mengungkaphubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan kelompok kontrol dan kelompok ekperimen tetapi
pemilihan kedua kelompok tersebut tidak dilakukan secara acak, Kedua kelompok
tersebut ada secara alami.
Desain penelitian jenis ini dapat digambarkan sebagai berikut.5
Tabel 3.3. Desain penelitian eksperimen semu.5

SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA


KEL. EKSPERIMEN O X O
KEL. KONTROL O - O

3) Desain eksperimen sungguhan (true-experiment)


Desain ini memiliki karakteristik dilibatkannya kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen yang ditentukan secaraacak. Ada tiga jenis desain penelitian yang
termasuk desain eksperimental sungguhan , yaitu : 1) pasca-tets dengan kelompok
eksperimen dan kontrol yang diacak, 2) pra-test dan pasca-test dengan kelompok
eksperimen dan kontrol yang diacak, dan 3) gabungan desain pertama dan kedua.
5

(1) Pasca-tes dengan pemilihan kelompok secara acak


Pada rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok
kontrol tidak. Pengukuran hanya diberikan satu kali yaitu setelah perlakuan
diberikan kepada kelompok eksperimen. Desain ini dapat digambarkan sebagai
berikut. 5
Tabel 3.4. Desain pasca tes dengan pemilihan kelompok secara acak. 5

SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA


KEL. EKSP. (R) - X O
KEL. KONTROL (R) - - O
27

(2) Pra dan pasca test dengan pemilihan kelompok secara


acak
Dalam rancangan ini ada dua kelompok yang dipilihsecara acak. Kelompok
pertama diberi perlakuan (kel.Ekperimen) dan kelopok kedua tidak diberi
perlakuan (kel. Kontrol). Observasi atau pengkukuran dilakukan untuk kedua
kelompok baik sebelum maupun sesudah pemberian perlakuan. Desain ini dapat
digambarkan berikut ini.5
Tabel 3.5. Desain pra dan pasca tes dengan pemilihan kelompok secara acak.5

SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA


KEL. EKSP. (R) O X O
KEL. KONTROL (R) O - O

(3) Desain Solomon


Desain yang merupakan penggabungan dari desain 1) dan desain 2) disebut desain
Solomon atau Randomized Solomon Four-Group Design. Ada empat kelompok
yang dilibatkan dalam penelitian ini : dua kelompok kontrol dan dua kelompok
eksperimen. Pada satu pasangankelompok eskperimen dan kontrol diawali dengan
prates,sedangkan pada pasangan yang lain tidak. Gambar dari desain Solomon
adalah sebagai berikut.5
Tabel 3.6. Desain Solomon.5
SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA
KEL. EKSP.1 (R) - X O
KEL. KONTROL 1 (R) - - O
KEL. EKSP.2 (R) O X O
KEL. KONTROL 2 (R) O - O

4. Hipotesis dalam penelitian


Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis, hypo artinya sementara kebenarannya
dan thesis artinya pernyataan atau teori. Jadi hipotesis adalah pernyataan
28

sementara yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis ini merupakan jawaban


sementara berdasarkan pada teori yang belum dibuktikan dengan data atau fakta.
Pembuktian dilakukan dengan pengujian hipotesis melalui uji statistik. Dalam hal
ini hipotesis menjadi panduan dalam menganalisis hasil penelitian, sementara
hasil penelitian harus dapat menjawab tujuan penelitian terutama tujuan khusus,
jadi sebelum merumuskan hipotesis harus dilihat dulu tujuan penelitiannya.Hasil
pengujian yang diperoleh dapat disimpulkan benar atau salah, berhubungan atau
tidak, diterima atau ditolak. Hasil akhir penelitian tersebut merupakan kesimpulan
penelitian sebagai generalisasi dan representasi dari populasi secara keseluruhan.9

Fungsi Hipotesis dalam penelitian:


1) Mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti
2) Memberikan batasan penelitian
3) Lebih fokus dan memberikan arah dalam pengumpulan data
4) Sebagai panduan dalam pengujian hipotesis melalui uji statistik yang sesuai. 9

Ciri-ciri hipotesis:
1) Hipotesis dibuat sederhana dan jelas serta ada batasannya
2) Dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan
3) Berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang akan diteliti
4) Terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukur sehingga dapat dilakukan
pengujian. 9

Adapun syarat-syarat hipotesis yang baik adalah sebagai berikut:


a) Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana
b) Mempunyai landasan teori yang kuat
c) Menyatakan hubungan antara suatu variabel tergantung dengan satu atau
lebih variabel bebas
d) Memungkinkan untuk diuji
e) Rumusan khas dan menggambarkan variabel-variabel yang diukur. Di sisi
lain ia juga harus cukup longgar sehingga membuka kemungkinan untuk
29

dilakukannya generalisasi. Rumusan yang terlalu umum atau bermakna ganda


harus dihindarkan
f) Dikemukakan a priori. Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian
dimulai, sebelum data terkumpul. Hipotesis yang dirumuskan setelah peneliti
melihat data, pada dasarnya merupakan hipotesis multipel yang mempunyai
konsekuensi dalam uji hipotesis (Kemungkinan bahwa kemaknaan yang
diperoleh disebabkan oleh faktor peluang atau kesalahan tipe I). 9

Jenis-jenis rumusan hipotesis dalam statistika


1) Hipotesis Nol (Ho)
Merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel yang lainnya atau hipotesis yang menyatakan tidak
ada perbedaan antara variabel yang satu dengan yang lainnya.9
Contoh:
a. Tidak ada hubungan pengetahuan petugas dengan terjadinya keterlambatan
pelaporan
b. Tidak ada perbedaan tingkat kepuasan antara pasien di Puskesmas A dan B
dalam hal pelayanan. 9
2) Hipotesis Alternatif (Ha)
Merupakan hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya atau hipotesis yang menyatakan ada perbedaan
antara variabel yang satu dengan yang lainnya.9
Contoh :
a. Ada hubungan pengetahuan petugas dengan terjadinya keterlambatan
pelaporan
b. Ada perbedaan tingkat kepuasan antara pasien di Puskesmas A dan B dalam
hal pelayanan. 9

Arah atau bentuk uji hipotesis


Dalam hipotesis alternatif dapat ditentukan arah uji statistik apakah satu arah (one
tail) atau dua arah (two tail).

1) Satu arah atau satu sisi (one tail)


30

Merupakan hipotesis alternatif yang menyatakan adanya perbedaan dengan


pernyataan bahwa hal yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari hal lainnya.
Contoh:
Pola asuh ibu yang tidak bekerja lebih baik dibandingkan dengan pola asuh ibu
yang bekerja.
2) Dua arah atau dua sisi (two tail)
Merupakan hipotesis alternatif yang menyatakan adanya hubungan atau
perbedaan tanpa melihat hal yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari hal
lainnya.
Contoh:
Pola asuh ibu yang tidak bekerja berbeda dibandingkan dengan pola asuh ibu
yang bekerja.9

Hipotesis dalam penelitian


1) Hipotesis Deskriptif
Merupakan hipotesis terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun
di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.
Contoh: Sebagian besar petugas surveilans DBD di puskesmas terlambat
megirimkan laporan ke Dinas Kesehatan
Rumusan Masalah: Apakah petugas surveilans puskesmas di RS sering
terlambat mengirimkan laporan ke Dinas Kesehatan?
Ho : petugas surveilans DBD di puskesmas tidak terlambat mengirimkan
laporan ke Dinas Kesehatan
Ha : petugas surveilans DBD di puskesmas sering terlambat mengirimkan
laporan ke Dinas Kesehatan. 9
2) Hipotesis Komparatif
Merupakan hipotesis terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih.
Hipotesis Komparatif terdiri dari beberapa macam yaitu: komparatif
berpasangan dan komparatif independen.
Contoh: (komparatif berpasangan)
Rumusan Masalah: Apakah ada perbedaan rata-rata berat badan antara sebelum
dan sesudah diet?
31

Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata berat badan antara sebelum dan


sesudah diet
Ha : Terdapat perbedaan rata-rata berat badan antara sebelum dan sesudah diet
Contoh: (komparatif independen)
Rumusan Masalah: Apakah ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh ibu
bekerja dan ibu yang tidak bekerja?
Ho: Tidak ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh ibu bekerja dan ibu yang
tidak bekerja
Ha: Ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh ibu bekerja dan ibu yang tidak
bekerja. 9
3) Hipotesis Asosiatif
Merupakan hipotesis terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh:
Ho: Tidak ada hubungan pengetahuan petugas dengan terjadinya keterlambatan
pelaporan
Ha: Ada hubungan pengetahuan petugas dengan terjadinya keterlambatan
pelaporan. 9
32

DAFTAR PUSTAKA

1. Jasaputra D, Santosa S. Metodologi Penelitian Biomedis. Edisi 2. Bandung:


Danamartha Sejahtera Utama; 2008.
2. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-
5. Jakarta: Sagung Seto; 2014.
3. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi 1. Jakarta: Rineka
Cipta; 2018.
4. Mulyadi M. Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya. Jurna Stud Komun dan Media; 2011;15(1):127–38.
5. Kuntjojo. Metodologi Penelitian. Kediri; 2009.
6. Conny R. MetodePenelltlan Kualltatlf, Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya. Jakarta: PT Grasindo; 2010.
7. Suryana. Metodologi Penelitian Model Praktif Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Jakarta:UPI; 2010.
8. Arikunto J. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Edisi
1. Jogjakarta: DIVA Press; 2011.
9. Masturoh I. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia; 2018.

Anda mungkin juga menyukai