Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN PADA HOME

INDUSTRI “KRUPUK ELIS BANDUNG”

LAPORAN PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi
Dosen Pengampu : Ade Setiawan, M.AK.

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Miftakul Falah (165221096)


2. Indah Nur Khayati (165221105)
3. Fathiatun Rizki Hanafi (165221108)
4. Bella Mustikayoni (165221119)

Kelas AKS 5C

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini

dengan judul “Analisis Sistem Informasi Penggajian pada Home Industri

“Krupuk Elis Bandung”. Laporan ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata

kuliah Sistem Informasi Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta. Penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan laporan ini telah banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari

berbagai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ade Setiawan, M.AK.selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem

Informasi Akuntansi yang telah banyak memberikan ilmu dan bimbingan

selama penulisan laporan ini.

2. Bapak Denny Sumargo dari pihak home industri “Krupuk Elis Bandung”

yang telah memberi informasi terkait dengan laporan ini.

3. Ayah dan Ibu beserta keluarga yang telah memberi dukungan sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.

4. Teman-teman AKS C yang telah memberikan motivasi kepada penulis

selama mengikuti perkuliahan.

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu-persatu yang telah

berjasa dan membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini.


Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan laporan ini. Penulis

menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu,

dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian demi perbaikan

laporan ini kedepannya. Atas saran, kritik maupun bantuannya penulis ucapkan

terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 28 November 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap unit usaha baik itu perusahaan, industri, home industri,

maupun usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada umunya mempunyai

tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan sehingga perusahaan dapat

menjamin kelangsungan hidupnya. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut

adalah manajemen harus dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki

secara efektif dan efisien. Selain itu, manajemen juga harus menyediakan

informasi yang akurat dan terpercaya sebagai alat pengendalian dalam

melaksanakan pencapaian dalam tujuan tersebut.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting bagi

perusahaan. Tanpa sumber daya manusia perusahaan akan terasa sulit

dalam mencapai tujuan, mereka juga menentukan maju mundurnya suatu

perusahaan. Setiap perusahaan pasti ingin laba yang optimal dalam jangka

panjang sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin. Salah

satu cara memperoleh laba yang optimal adalah mengatur sistem

penggajian dan melakukan perhitungan gaji karyawan dengan tepat.

Menurut Adji dan Suwerli (2005) yang dikutip oleh Sariza (2010),

bagi perusahaan sendiri, gaji menjadi hal yang penting karena gaji bisa

mencapai 80% biaya operasi perusahaan. Gaji yang terlalu tinggi akan

menghasilkan produk yang terlalu mahal untuk bersaing secara efektif di

pasar. Namun gaji yang rendah akan membuat banyak pekerja yang
keluar, semangat kerja yang rendah dan produksi yang tidak efisien.

Sistem penggajian harus diatur dengan baik sehingga mampu memenuhi

kebutuhan pekerja, namun dengan tetap menjaga pengeluaran perusahaan.

Sistem penggajian merupakan kebijakan dan strategi perusahaan yang

menentukan kompensasi yang diterima pekerja. Kompensasi sendiri

merupakan bayaran atau upah yang diterima oleh pekerja sebagai balas

jasa atau hasil kerja (Sariza, 2010).

Suatu perusahaan sebaiknya mempunyai prosedur penggajian yang

baik, karena bila suatu perusahaan itu tidak memiliki prosedur penggajian

yang baik akan menyebabkan terjadinya penyelewengan atau

penyimpangan dalam melaksanakan tanggung jawab masing-masing.

Pencegahan penyelewengan dapat dilakukan dengan adanya pemisahan

tugas atau fungsi yang tegas antara fungsi operasional, fungsi otorisasi dan

fungsi pencatatan. Oleh karena itu perlu adanya sistem pengendalian

internal atas prosedur penggajian.

Home Industri “Krupuk Elis Bandung” merupakan suatu industri

yang bergerak dalam bidang pembuatan makanan yang berupa krupuk.

Home Industri “Krupuk Elis Bandung” termasuk salah satu dari sekian

perusahaan yang melakukan proses penggajian karyawan secara manual

atau dengan kata lain belum terkomputerisasi. Proses penggajian ini

berdasarkan daftar hadir karyawan yang tercantum pada buku absensi yang

berupa gaji pokok dan upah lembur, buku absensi ini menjadi pedoman

dalam perhitungan gaji yang akan diterima oleh karyawan. Sistem manual
ini membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih sehingga dirasa kurang

efektif dan efisien. Pemilik Home Industri “Krupuk Elis Bandung” juga

mengalami kesulitan dalam proses pembuatan slip gaji karyawan karena

belum terkomputerisasi. Perhitungan gaji secara manual juga memiliki

resiko kesalahan dalam perhitungan.

Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Muhammad Dedi

Irawan dan Laila Hasni (2017), mengatakan bahwa penggunaan sistem

penggajian secara manual banyak mengandung resiko kesalahan

pencatatan data. Sehingga sasaran sistem informasi yang diinginkan tidak

dapat tercapai. Kemudian hasil penelitian oleh Mohammad Taufiq

Hidayat, Sri Mangesti Rahayu, Achmad Husaini (2013), menyatakan

bahwa terdapat beberapa kelemahanpengendalian intern yaitu terdapat

kerangkapan tugas pada bagian administrasi keuangan sehingga

memungkinkan adanya penyelewengan.

Selanjutnya penelitian oleh Sariza (2010) yang menyatakan sistem

penggajian pada PT Karya Teknik Utama Batam dikatakan sudah cukup

baik karena melibatkan unsur-unsur penting antara lain jaringan prosedur

yang membentuk sistem penggajian, fungsi atau bagian yang terkait dalam

sistem penggajian, dokumen yang digunakan dalam sistem penggajian dan

pengendalian intern sistem penggajian yang terdiri dari organisasi yang

terdapat pemisahan bagian, sistem otorisasi dan praktik yang sehat.

Penelitian ini juga meneliti hal yang sama yaitu mengenai

pentingnya penerapan sistem informasi penggajian yang baik menurut


konsep pengendalian intern. Tujuannya adalah untuk menganalisis sistem

informasi penggajian yang ada pada home industri “Krupuk Elis

Bandung”. Karena pentingnya sistem penggajian bagi suatu unit usaha

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Sistem Informasi Penggajian pada Home Industri “Krupuk Elis

Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Home Industri “Krupuk Elis Bandung” melakukan proses penggajian

secara manual sehingga kurang efektif dan efisien.

2. Proses penggajian secara manual menyebabkan pemilik Home Industri

“Krupuk Elis Bandung” kesulitan dalam membuat slip gaji karyawan,

dan memiliki resiko kesalahan perhitungan.

1.3 Batasan Masalah

Agar penyusunan laporan ini menjadi terarah dan sistematis, maka

penulis memberikan batasan masalah yaitu penelitian ini adalah analisis

sistem informasi penggajian karyawan di Home Industri “Krupuk Elis

Bandung”.

1.4 Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang masalah yang telah di kemukakan

diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem


informasi penggajian di Home Industri “Krupuk Elis Bandung” dan

apakah sistem informasi penggajian yang diterapkan telah memiliki

pengendalian intern yang memadai?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem

informasi akuntansi beserta pengendalin internal yang telah diterapkan

oleh Home Industri “Krupuk Elis Bandung”.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan menambah wawasan ilmu

pengetahuan mengenai sistem informasi penggajian.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Home Industri “Krupuk Elis Bandung”

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

informasi sekaligus masukan bagi home industri “Krupuk Elis

Bandung” mengenai sistem informasi penggajian yang diterapkan.

b. Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai bahan referensi bagi yang ingin melanjutkan

penelitian ini khususnya pada permasalahan serupa.


c. Manfaat Bagi Peneliti

1) Diharapkan peneliti dapat mengimplementasikan ilmu

akuntansi, khususnya sistem informasi akuntansi.

2) Diharapkan penulis dapat memperdalam materi yang telah

diperoleh selama proses perkuliahan, serta menerapkan ilmu

yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

1.7 Hasil Penelitian Yang Relevan

No Peneliti Judul Hasil Penelitian

1 Dwi jayanti, Sistem Informasi Sistem informasi penggajian akan

Siska Penggajian pada membantu dalam proses pengelolaan

Iriani(2014) CV. Blumbang data gaji karyawan. Sistem

Sejati Pacitan penggajian karyawan yang sudah

terkomputerisasi akan dapat

mempermudah dalam pencarian data

daripada menggunakan sistem

konvensional lebih efektif dan efisien

2 Muhammad Sistem Penggajian Penggunaan sistem penggajian secara

Dedi Irawan Karyawan pada manual banyak mengandung resiko

dan Laila LKP Grace kesalahan pencatatan data. Sehingga

Hasni Education Center sasaran sistem informasi yang

(2017) diinginkan tidak dapat tercapai.

3 Mohammad Analisis Penerapan Penerapan pengendalian intern sudah


Taufiq Sistem Akuntansi cukup baik meskipun terdapat

Hidayat, Sri Penggajian dan beberapa kelemahan, yaitu terdapat

Mangesti Pengupahan dalam kerangkapan tugas pada bagian

Rahayu, Mendukung administrasi keuangan sehingga

Achmad Pengendalian Intern memungkinkan adanya

Husaini (Studi Kasus pada penyelewengan, pada bagian

(2013) PT. Cahaya Marta administrasi keuangan masih

Perkasa, merangkap sebagai pencatat waktu

Pamekasan) hadir, pembuat daftar upah, dan juga

melaksanakan pembayaran upah

karyawan, tidak ada bagian khusus

yang mengawasi proses absensi

karyawan menggunakan check clock.

4 Siti Sariza Analisis Sistem Sistem penggajian pada PT Karya

(2010) Penggajian dan Teknik Utama Batam dikatakan

Perhitungan sudah cukup baik karena melibatkan

Gaji Karyawan di unsur-unsur penting antara lain

PT. Karya Teknik jaringan prosedur yang membentuk

Utama Batam sistem penggajian, fungsi atau bagian

yang terkait dalam sistem penggajian,

dokumen yang digunakan dalam

sistem penggajian dan pengendalian

intern sistem penggajian yang terdiri


dari organisasi yang terdapat

pemisahan bagian, sistem otorisasi

dan praktik yang sehat.

5 Faustinus Analisis Sistem Proses penggajian pada CV. Bintang

Kudmas, Informasi Akuntansi Tex Indonesia masih belum

Tri. Lestari, Penggajian dalam sepenuhnya efektif karena masih

Mahsina Rangka terdapat beberapa kelemahan, hal ini

(2017) Meningkatkan dapat menyebabkan pengendalian

Pengendalian Intern intern yang diharapkan menjadi

pada CV. Bintang lemah.

Tex Indonesia

6 Rika Analisis Sistem PT. Freight Express diharapkan untuk

Septianis, Penggajian dalam terus meningkatkan cara penggajian

Mikial, Rangka yang sesuai dengan prosedur yang

Lukita Mengefektifkan berlaku sehingga dapat mengurangi

Tripermata Pengendalian terjadinya kecurangan-kecurangan

(2017) Internal pada PT. yang tidak diinginkan.

Freight Express

Palembang

1.8 Sistematika Penulisan

Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menyajikan sistematika

penulisan sebagai berikut :


BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi, batasan,

dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

hasil penelitian yang relevan, sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi paparan teori yang mendukung penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan subjek penelitian, sumber

data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang pembahasan dan analisis data

yang berupa gambaran umum penelitian yang dilanjutkan

dengan membahas permasalahan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan penelitian, keterbatasan

penelitian dan saran dari penulis untuk perusahaan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan,

mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi

pengambil keputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur dan intruksi, data,

perangkat lunak, insfrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian internal

dan ukuran keamanan (Romney dan Steinbart, 2017:10). Tujuan umum

pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut :

a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. Tujuan

ini terjadi jika perusahaan baru di dirikan / suatu perusahaan menciptakan

usaha baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama ini.

b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada.

Perbaikan ini dilakukan baik itu dalam hal mutu, ketetapan penyajian maupun

struktur informasi yang terdapat dalam laporan. Hal ini kemungkinan

disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan, sehingga dibutuhkan pula

perbaikan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada.

c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern. Yaitu

memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk

menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan

perlindungan kekayaaan perusahaan.

d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

Jika pengorbanan untuk memperoleh informasi keuangan diperhitungkan


lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh, maka sistem

akuntansi yang sudah ada perlu dirancang kembali untuk mengurangi biaya

yang dikeluarkan. (Mulyadi, 2001 : 19-20)

Ada enam komponen SIA, yaitu : orang yang menggunakan sistem; prosedur

dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan

data; data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya; perangkat lunak yang

digunakan untuk mengolah data; infrastruktur teknologi informasi; pengendalian

intern dan pengukuran keamanan yangmenyimpan data SIA (Romney dan

Steinbart, 2017:11).

2.2 Sistem Akuntansi Penggajian

Menurut Mulyadi (2001), gaji adalah pembayaran atas penyerahan jasa

yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer.

Sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang

dilakukan oleh karyawan pelaksana. Umumnya gaji dibayarkan secara tetap

perbulan, upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan

produk yang dihasilkan oleh karyawan. Sedangkan sistem akuntansi penggajian

adalah fungsi, dokumen, catatan, dan sistem pengendalian intern yang digunakan

untuk kepentingan harga pokok produk dan penyediaan informasi guna

pengawasan biaya tenaga kerja. Sistem akuntansi penggajian sangat diperlukan

dalam suatu perusahaan karena berhubungan langsung dengan karyawan.

Menurut Mulyadi (2001:373) sistem penggajian digunakan untuk

menangani transaksi pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh

karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer. Dalam sistem penggajian


terdapat beberapa elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem didalamnya.

Elemen-elemen tersebut saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain

membentuk sebuah sistem penggajian yang baik, elemenelemen tersebut

diantaranya: fungsi-fungsi yang terkait, prosedur-prosedur yang digunakan,

dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan, laporan yang

dihasilkan, serta sistem pengendalian intern yang digunakan.

Didalam elemen-elemen tersebut terdapat elemen kecil yang ada di

dalamnya, diantaranya sebagai berikut:

1. Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian

2. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian

3. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian

4. Jaringan prosedur dalam sistem akuntansi penggajian

5. Laporan yang dihasilkan dalam sistem akuntansi penggajian

6. Sistem pengendalian yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian

2.2.1 Fungsi yang Terkait

Fungsi atau bagian-bagian yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian

menurut Mulyadi (2001) adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Kepegawaian.

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi

calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat

tarif gaji karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan,

dan pemberhentian karyawan.


2. Fungsi Pencatat waktu.

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu

hadir bagi semua karyawan perusahaan.

3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji.

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji. Daftar gaji

diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji kepada fungsi akuntansi guna

pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran

gaji kepada karyawan.

4. Fungsi Akuntansi.

Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang

timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan.

2.2.3 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penggajian

Menurut Mulyadi (2001) dokumen yang digunakan dalam sistem

akuntansi penggajian adalah :

1. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji

Pada umumnya digunakan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-

surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan. Tembusan dengan

dokumen-dokumen ini dikirim ke fungsi pembuat daftar gaji untuk

kepentingan pembuat gaji.

2. Kartu Jam Hadir

Dokumen yang digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk

mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan.


3. Kartu Jam Kerja

Dokumen yang digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi

oleh tenaga langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu.

4. Daftar Gaji Karyawan

Dokumen yang berisi jumlah gaji setiap karyawan, dikurangi

potongan-potongan berupa PPh 21, utang karyawan, iuran untuk

organisasi karyawan dan lain sebagainya.

5. Rekap Daftar Gaji

Dokumen ini merupakan ringkasan gaji per departemen yang

dibuat berdasarkan daftar gaji.

6. Surat Pernyataan Gaji

Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji bersamaan

dengan pembuatan daftar gaji atau dalam pembuatan daftar gaji.

7. Amplop Gaji

Dokumen ini digunakan untuk sampul uang gaji karyawan yang

diserahkan kepada karyawan.

8. Bukti Kas Keluar

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat

oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi

dalam daftar gaji yang diterima oleh fungsi pembuat daftar gaji.

2.3 Pengertian siklus manajemen sumber daya manusia (MSDM)/penggajian

Siklus penggajian merupakan aktivitas bisnis dan pemrosesan data yang

berulang dan berkaitan dengan pengelolaan karyawan (TMBooks, 2017).


Sedangkan menurut Romney dan Steinbart (2015), manajemen (HRM)/payroll

cycle adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pengolahan data terkait yang

terus-menerus berhubungan dengan mengelola kemampuan kemampuan pegawai

secara efektif.

2.3.1 Aktivitas Siklus Penggajian


Terdapat tiga sumber input utama ke sistem penggajian, departemen

personalia memberikan informasi mengenai perekrutan, pemberhentian, dan

perubahan gaji karena kenaikan dan promosi. Siklus penggajian pada dasarnya

terdiri dari aktivitas, yaitu:

1. Memperbarui database induk penggajian

Aktivitas pertama dalam siklus MSDM/penggajian melibatkan pembaruan

database induk penggajian yang merefleksikan berbagai jenis perubahan

yang diajukan secara internal: perekrutan baru, pemberhentian, perubahan

dalam tingkat bayaran, atau perubahan dalam gaji tertahan yang ditetapkan.

Selain itu, secara berkala data induk perlu diperbaharui untuk menunjukkan

perubahan-perubahan tarif pajak dan potongan untuk asuransi (Romney dan

Steinbart, 2015).

2. Validasi data jam kerja dan kehadiran

Data kehadiran dan jam kerja yang diperoleh dari presensi dan time card

merupakan data yang paling penting dalam siklus penggajian. Karyawan yang

dibayar berdasarkan jam kerja (biasa disebut sebagai upah dan diterapkan

pada perusahaan manufaktur) menggunakan time card untuk merekam waktu

datang dan pulang setiap harinya. Sedangkan karyawan yang memperoleh


gaji tetap (seperti manager dan staf profesional) menggunakan daftar presensi

untuk merekam data kehadirannya.

Karyawan bagian penjualan seringkali dibayar berdasarkan gaji ditambah

komisi atau bonus. Komisi diberikan berdasarkan jumlah produk yang

berhasil dijualnya, sedangkan bonus diberikan apabila penjualan melebihi

target yang ditetapkan. Dengan demikian, diperlukan staff yang mencatat

jumlah penjualan dari setiap wiraniaga, sehibgga diperlukan link antara

sistem informasi gaji dengan sistem informasi penjualan.

Masing-masing kepala bagian bertanggung jawab untuk memvalidasi data

kehadiran dan jam kerja dari daftar presensi dan time card. Selanjutnya,

kepala penggajian menyusun laporan kehadiran dan jam kerja yang

diserahkan ke bagian penggajian untuk digunakan sebagai dasar perhitungan

pembayaran gaji dan upah (TMBooks, 2017).

3. Menghitung gaji

Bagian gaji melakukan verifikasi atas laporan kehadiran dan jam kerja dari

seluruh kepala bagian dengan daftar presensi dan time card. Bagi karyawan

yang dibayar berdasarkan jam kerja, upah dihitung upah lembur atau

bonusnya untuk menghitung penghasilan brutonya. Bagi karyawan yang

memperoleh gaji tetap, besar gajinya sama setiap bulan, kecuali ada tambahan

berupa komisi, bonus, atau insentif lainnya untuk mementukan penghasilan

brutonya. Selanjutnya, bagia penggajian menghitung gaji dan upah seluruh

karyawan beserta potongan iuran pensiun BPJS, iuran JHT, dan PPh Pasal 21.
Untuk menghitung besarnya pemotongan PPh Pasal 21, penghasilan bruto

dikurangi terlebih dahulu dengan iuran pensiun, biaya jabatan, dan PTKP

untuk memperoleh penghasilan kena pajak. Dari situ dihitung besarnya PPh

Pasal 21 yang harus dipotong oleh perusahaan. Gaji bruto dikurangi dengan

potongan iuran pensiun BPJS, iuran JHT, dan PPh Pasal 21 siperoleh gaji

bruto.

4. Membayar Gaji

Apabila telah diotorisasi oleh controller, register gaji diserahkan ke kasir

supaya kasir segera melakukan transfer. Sistem informasi penggajian akan

menghasilkan file berupa daftar yang berisi nama karyawan, nomor rekening

bank, dan jumlah rupiah yang di transfer ke masing-masing rekening

karyawan.

Setelah bank melakukan validasi transfer, bukti transfer diserahkan ke

bagian penggajian dan bagian penggajian memposting transfer tersebut ke

tabel Pembayaran Gaji dan Rincian Pembayaran Gaji.Selanjutnya, petugas

melakukan posting ke buku besar. Bagian penggajian juga berkewajiban

untuk menyetor PPh Pasal 21 yang telah dipotong ke kantor pajak dan

melaporkan pemotongan tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 21.

2.4 Pengendalian Internal

SA 315 (IAPI, 315:2) mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses

yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang

bertangung jawab atas tata kelola, manajemen, dan personal lain untuk
menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan suatu entitas

yang berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas

oprasi dan kepatuhan terhadap perundang-undangan. Menurut SA 315 (IAPI,

315:4) seorang auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas

pengendalian internal yang relevan dengan audit

Jusup (2001:252) “Menyatakan bahwa pengendalian intern adalah suatu

proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil

suatu usahalainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai

tentang pencapaiantujuan dalam hal berikut: keandalan pelaporan keuangan,

kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, serta

efektifitas dan efisiensi operasi”.Pengendalian intern suatu perusahaan

dilakukan dalam rangka menjaga perusahaanagar tetap didalam jalur

tujuannya yaitu pencapaian laba dan misinya, serta untuk meminimalkan

perubahan yang mendadak selama operasi perusahaan.

Jika pengendalian internal lemah maka kemungkinan terjadi kesalahan,

ketidak akuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi

akuntan publik menimbulkan resiko yang besar untu kemberikan opini yang

tidak sesuai kenyataan. Untuk mencegahkemungkinan tersebut jika auditor

menyimpulkan pengendalian internal tidak berjalan efektif maka auditor

harus memperluas secop pemeriksaan pada waktu substantive test. Sedangkan

jika pengendalian internal berjalan efektif maka secop harus mempersempit

pemeriksaan saat melakukan substantive test (Sukrisno, 2017).


2.5 Bagan Alir

Bagan alir adalah (flowchart) adalah teknik analitis bergambar yang

digunakan untuk menjelaskan beberapa aspek dari sistem informasi secara

jelas, ringkas, dan logis. Bagan alir mencatat cara proses bisnis dilakukan dan

cara dokumen mengalir melalui organisasi. Bagan alir juga digunakan untuk

menganalisis cara meningkatkan proses bisnis dan alur dokumen.

Simbol bagan alir dibagi ke dalam empat kategori:

a. Simbol input/outputmenunjukaninput ke atau output dari sistem.

b. Simbol pemrosesanmenunjukan pengelolaan data, baik secara elektronik

atau dengan tangan.

c. Simbol penyimpanan menunjukan tempat data disimpan.

d. Simbol arus dan lain-lain menunjukan arus data, di mana bagan alir

dimulai dan berakhir, keputusan dibuat, dan cara menambah catatan

penjelas untuk bagan alir.

Pedoman umum untuk mempersiapkan bagan alir

Simbol Nama Penjelasan


Simbol input/output
Dokumen Dokumen atau laporan
elektronik atau kertas.
Berbagai salinan Diilustrasikan dengan
dokumen kertas melebihi simbol
dokumen pada muka
dokumen di sudut kanan
atas.
Output elektronik Informasi ditampilkan
oleh alat output
elektronik seperti
terminal, monitor, atau
layar.
Entri data elektronik Entri data elektroik
seperti komputer,
terminal, tablet, atau
telepon.
Alat input dan output Entri data dan simbol
elektronik output digunakan
bersama untuk
menunjukan alat yang
digunakan untuk
keduanya.
Simbol pemrosesan
Pemrosesan komputer Fungsi pemrosesan
komputer yang dilakukan
oleh komputer biasanya
menghasilkan perubahan
dalam data atau
informasi.
Operasi manual Operasi pemrosesan yang
dilakukan secara manual.

Simbol penyimpanan
Database Data yang digunakan
secara elektronik dalam
database.

Pita magnetis Data disimpan dalam pita


magnetis: pita merupakan
penyimpanan backup
yang populer.
Fike dokumen kertas File dokumen kertas:
huruf mengindikasikan
file urutan pemesanan,
N= secara numerik, A=
secara aldabet, D=
berdasarkan tanggal.
Jurnal/buku besar Jurnal atau buku besar
akuntansi berbasis kertas.

Simbol Arus dan Lain-Lain


Arus dokumen atau Mengarahkan arus
pemrosesan pemrosesan atau
dokumen: arus normal ke
bawah dan ke kanan.
Hubungan komunikasi Transmisi data dari satu
lokasi geografis ke lokasi
lainnya via garis
komunikasi.
Konektor dalam-halaman Menghubungkan arus
pemrosesan pada
halaman yang sama:
penggunaannya
menghindari garis yang
melintasi halaman.
Konektor luar-dalam Entri dari, atau keluar ke,
halaman lain.

Keputusan Langkah pembuatan


keputusan.
Anotasi (Catatan Penambahan komentar
tambahan) deskriptif atau catatan
penjelasan sebagai
klarifikasi.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Alasan

penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif karena bertujuan

untuk merangkum, mengintrepetasikan, data-data yang diperoleh sehingga dapat

diolah kembali dan dapat menghasilkan gambaran secara jelas dan menyeluruh

mengenai Sistem Informasi Penggajian pada Home Industri “Krupuk Elis

Bandung”.

3.2 Subjek Penelitian

3.2.1 Tempat penelitian

Penelitian ini memilih lokasi penelitian Home Industri “Krupuk

Elis Bandung” yang berada di Gandekan RT.02 RW.04, Pucangan,

Kartasura. Alasan peneliti memilih tempat ini pertama karena lokasinya

yang tidak jauh hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Kedua,

karena Home Industri Krupuk Elis Bandung ini merupakan salah satu

home industri yang sukses sekarang ini.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai tanggal 6 November 2018

sampai 30 November 2018. Dimana penelitian secara langsung dilakukan

dua tahap.
3.2.3 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah bapak Denny Sumargo S.H

sebagai anak dari pemilik Home Industri Krupuk Elis Bandung.

3.3 Sumber Data

3.3.1 Data primer

Data primer diperoleh langsung dari wawancara dan observas di

Home Industri Krupuk Elis Bandung. Berupa pengamatan atau wawancara

pada pihak-pihak yang mengetahui mengenai sehingga dapat diketahui

mengenai siklus akuntansi pengajian di home industri krupuk Elis

Bandung.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh dari kearsipan, buku-buku, literature

dan lain-lain sebagainya berkaitan dengan penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Studi Kepustakaan

Digunakan untuk mengumpulkan landasan teori dan informasi

yang berkaitan dengan penelitian. Studi yang dilakukan antara lain dengan

mengumpulkan literatur-literatur, bahan kuliah, dan penelitian terdahulu

yang berhubungan dengan objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk

mrndapatkan tambahan pengetahuan mengenai masalah yang sedang

dibahas.
3.4.2 Studi Lapangan

Teknik studi lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara, observasi dan dokumentasi pada Home Industri Krupuk Elis

Bandung

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan oleh peneliti setelah data terkumpul.

Dari penelitian lapangan yang dilakukan, peneliti mendapat data mentah

dan data jadi. Data mentah dalam penelitian ini adalah berupa data lisan

dan tertulis serta foto. Data lisan dan tertulis diperoleh melalui wawancara

dan catatan penelitian. Pengelolan dan analisis data dilakukan peneliti

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peneliti memperoleh data melalui wawancara dan observasi

2. Mereduksi data yang tidak perlu.

3. Mengelompokan semua data yang telah dikumpulkan. Data yang

diambil adalah data yang perlu dan berhubungan dengan topik

penelitian.

4. Menganalisis data dan melakukan pembahasan dari data yang telah

diperoleh.

5. Menarik kesimpulan dari penelitian ini.


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian

Home Industri “Krupuk Elis Bandung” berdiri sebagai industri rumah

tangga pada tahun 1998 tepatnya pada saat negara Indonesia mengalami krisis

moneter. “Krupuk Elis Bandung” ini didirikan oleh Bapak Uung di Pucangan,

Kartasura dan tidak berasal dari Bandung. Mengenai nama dari krupuk ini

sendiri menjadi filosofi rahasia oleh Bapak Uung yang merupakan orang asli

Tasikmalaya.

“Krupuk Elis Bandung” memiliki 25 karyawan dalam yang berasal dari

daerah Boyolali, Sragen, Bandung, Tasik, Bogor, Pacitan, dan juga memiliki

50 karyawan luar/ lepas yang bertugas sebagai distributor. Cara merekrut

karyawan dengan melakukan interview terlebih dahulu lalu di training selama

satu bulan. Karyawan dalam bekerja selama 6 hari dalam satu minggu, dan

dalam satu hari bekerja selama 8 jam kerja dengan gaji sebesar UMK

Sukoharjo.

Industri ini terletak di Gandekan RT.02 RW.04, Pucangan, Kartasura, dan

memiliki tempat produksi yang cukup besar dalam kategori industri rumahan.

Sebanyak 60.000 krupuk per hari diproduksi dan didistribusikan dari tempat

ini ke seluruh karesidenan Surakarta. Oleh karena itu, wajar apabila beberapa

warung kecil, warung makan hingga beberapa restoran di karesidenan

Surakarta kerap ditemukan krupuk elis bandung.


4.2 Struktur Organisasi Home Industri “Krupuk Elis Bandung”

Struktur orgnaisasi pada home industri “Krupuk Elis Bandung,

digambarkan pada bagan berikut ini :

Gambar 4.1

Struktur Organisasi

4.3 Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Penggajian

Sistem penggajian yang ada pada home industri “Krupuk Elis Bandung”

adalah sistem gaji bulanan. Gaji diberikan kepada karyawan dan

pembayarannya dilakukan secara tetap setiap akhir bulannya. Home industri

“Krupuk Elis Bandung” menetapkan 6 hari kerja dalam satu minggu. Libur

pada hari minggu agar karyawannya tidak jenuh harus bekerja terus-menerus.

Selain hari minggu, karyawan diliburkan pada hari-hari besar, seperti idul

fitri, idul adha, dan natal.


Penggajian pada home industri ini dilakukan secara manual dengan kata

lain belum terkomputerisasi. Besarnya gaji yang diterima karyawan dihitung

berdasarkan daftar hadir karyawan. Jika full dalam sebulan karyawan tersebut

masuk kerja maka gajinya sesuai dengan UMK Sukoharjo (Rp 1.783.500,-).

Sehingga apabila karyawan yang bersangkutan tidak hadir atau absen

melebihi jumlah hari libur yang diperbolehkan oleh perusahaan maka akan

mempengaruhi besarnya gaji yang diberikan dengan melakukan perhitungan

gaji berdasarkan daftar hadir dari karyawan yang bersangkutan.

Tidak dijadikannya daftar hadir karyawan sebagai bahan pertimbangan

dalam menentukan besarnya gaji menimbulkan tidak diketahuinya tingkat

kedisiplinan karyawan. Daftar hadir karyawan dalam home industri “Krupuk

Elis Bandung” ini dibuat dalam buku absensi, dan ada karyawan yang

bertugas sebagai pencatat waktu hadir karyawan. Dia yang mengecek dan

mencatat siapa saja yang hadir dan siapa saja yang ijin meninggalkan

pekerjaan sebelum jam kerja selesai. Kemudian daftar hadir tersebut direkap

dalam buku absensi yang nantinya akan menjadi acuan pemberian gaji

karyawan di akhir bulan.

1. Dilihat dari Unsur Fungsi yang Terkait

Prosedur penggajian yang ada pada home industri “Krupuk Elis

Bandung” belum sesuai dengan teori (Mulyadi 2001), yang meliputi

fungsi kepegawaian, fungsi pencatat waktu, fungsi pembuat daftar gaji

dan upah, fungsi akuntansi, fungsi keuangan. Pada home industri ini

belum mencakup semua unsur pada fungsi yang terkait. Pada home
industri ini unsur fungsi yang terkait meliputi fungsi kepegawaian, fungsi

pencatat waktu, fungsi keuangan atau di dalam home industri ini disebut

sebagai admin. Unsur yang belum ada meliputi fungsi akuntansi.

Fungsi akuntansi bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban

yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan.

Sedangkan fungsi keuangan bertanggung jawab untuk mengisi cek,

menguangkan dan memasukkan uang ke dalam amplop gaji dan

memberikan gaji kepada karyawan. Pada home industri ini, fungsi

akuntansi dan fungsi keungan dirangkap oleh fungsi pembuat daftar gaji

dan upah yang ditangani oleh bagian administrasi. Untuk prosedur

penggajian yang baik, seharusnya fungsi-fungsi ini ditangani sendiri oleh

bagian masing-masing, untuk mencegah terjadinya penyelewengan dan

kecurangan.

2. Dari unsur dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam prosedur penggajian pada home

industri ini baru meliputi dokumen buku absensi, dokumen daftar gaji ,

dan amplop gaji. Dengan belum adanya kelengkapan dokumen seperti

dokumen rekap daftar gaji dan bukti kas keluar hal ini dapat

menyebabkan terkendalanya informasi pada prosedur penggajiannya.

Rekap daftar gaji merupakan ringkasan gaji atau salinan untuk diarsipkan.

Dengan tidak adanya rekap daftar gaji ini, dapat menyebabkan

penyelewengan terjadi, karena hanya bagian yang menangani daftar gaji

saja yang mengetahui tentang keaslian daftar gaji, walaupun sebelum


pembayarannya diotorisasikan terlebih dahulu kepada pimpinan, namun

bisa saja setelah diotorisasi daftar gaji tersebut dimanipulasi oleh bagian

yang menanganinya. Untuk itu perlu dilakukan pemisahan fungsi yang

tepat untuk meminimalisasi kecurangan tersebut terjadi.

3. Dari Catatan Akuntansi yang digunakan

Home industri ini belum memiliki catatan akuntansi. Dengan tidak

adanya catatan akuntansi yang digunakan, hal ini sangat memberikan

peluang terjadinya kecurangan.

4. Dari Unsur Jaringan Prosedur yang Digunakan

Jaringan prosedur penggajian pada home industri meliputi prosedur

pencatat waktu hadir dan jam kerja, prosedur pencatat daftar gaji,

prosedur pembayaran gaji. Jaringan prosedur yang belum ada pada home

industry ini yaitu prosedur distribusi biaya, dan prosedur pembuatan bukti

kas keluar. Prosedur distribusi biaya merupakan distribusi biaya gaji serta

biaya tenaga kerja yang didistribusikan kepada departemen yang

menikmati manfaat tenaga kerja.

5. Laporan yang Dihasilkan

Home industri “Krupuk Elis Bandung” tidak membuat laporan,

termasuk laporan biaya gaji. Padahal menurut (Mulyadi, 2001) laporan

yang dihasilkan harus meliputi laporan biaya gaji, laporan prestasi kerja
karyawan, laporan prestasi kerja departemen. Pada home industri ini

penilaian prestasi kerja karyawan dinilai langsung oleh pimpinan. Oleh

karena itu hal ini bisa mengakibatkan kesenjangan antar karyawan.

4.4 Analisis Pengendalian Internal

Pengendalian intern yang baik menghindarkan dari kesalahan dan

penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan.

1. Struktur Organisasi

Pengendalian intern sistem akuntansi penggajian pada struktur

organisasi home industri “Krupuk Elis Bandung”, memiliki fungsi

bagian-bagian yang belum terpisah dengan baik. Hal ini ditunjukkan

dengan perangkapan tugas pada bagian administrasi keuangan. Dalam

sistem pengendalian yang baik fungsi pembuat daftar gaji harus

terpisah dari fungsi pencatat waktu, begitu juga dengan fungsi

keuangan dan juru bayar yang harus terpisah agar tidak

mengakibatkan kecurangan. Oleh karena itu maka peneliti

mengusulkan penambahan sub bagian admin akuntansiyang bertugas

mengelola perhitungan daftar gaji.

2. Sistem Otorisasi

Karena yang bertugas sebagai pencatat waktu hadir juga

merupakan karyawan disana dan tidak ada pengawasan, maka kurang

efektif. Penulis menyarankan agar absensi yang dilakukan secara


manual tersbut dilakukan dibawah pengawasan dalam sebagai fungsi

pencatat waktu. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengusulkan

untuk menambah prosedur yaitu penambahan satu bagian pengawasan

yang benar-benar bertanggung jawab atas proses pencatatan waktu.

4.5 Bagan Alir (Flowchart) Home Industri “Krupuk Elis Bandung”

Gambar 4.2

Bagan Alir Sistem Penggajian “Krupuk Elis Bandung”


Penjelasan proses penggajian pada home industri “Krupuk Elis Bandung”

seperti yang terdapat pada gambar di atas adalah sebagai berikut :

1. Karyawan

Proses penggajian diawali dengan proses absensi. Dimana absensi

dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, yaitu menggunakan

buku absensi. Absensi dilakukan oleh karyawan yang merangkap tugas

sebagai pencatat waktu hadir. Hal tersebut dilakukan untuk mencatat

dan merekap daftar hadir karyawan.

2. Bagian Keuangan dan Akuntansi (Admin)

Dalam hal ini bagian keuangan melakukan pencatatan atas jumlah

kehadiran yang diambil dari buku absensi. Bagian keuangan akan

menghitung jumlah gaji dan uang lembur. Kemudian bagian keuangan

tersebut akan membuat rekap daftar gaji karyawan. Selanjutnya

memberikan gaji karyawan. Jadi bagian keuangan disini merangkap

tugas sebagai admin dan bagian akuntansi. Bagian keuangan akan

memproses pembayaran gaji secara tunai dan melakukan pembukuan

atas gaji. Home industri “Krupuk Elis Bandung” ini tidak

mengeluarkan slip gaji kepada karyawan, hanya menyerahkan uang

yang dimasukkan ke dalam amplop.

3. Pimpinan

Menerima hasil pembukuan yang dilakukan oleh bagian keuangan

berkaitan dengan proses pembayaran gaji.


4.6 Rekomendasi Usulan Sistem Informasi pada Home Industri “Krupuk

Elis Bandung”

Usulan mengenai perbaikan dalam rangka pemecahan masalah-masalah

yang ditemukan dalam analisis diatas adalah sebagai berikut:

1. Karena pada Home Industri “Krupuk Elis Bandung” pencatatan waktu

hadir karyawan juga dilakukan oleh salah satu karyawan, maka

dikhawatirkan terjadinya kecurangan. Untuk itu penulis agar pencatat

waktu hadir dibuat sendiri oleh bagian tersendiri yang nantinya bertugas

mengabsen, membuat rekap daftar hadir kemudian menyerahkan ke

bagian akuntansi. Dengan kata lain menambah personel untuk bagian

pencatat waktu hadir dan juga menilai kinerja karyawan.

2. Sebaiknya membuat pemisahan tugas antara bagian akuntansi dan bagian

keuangan. Sehingga untuk proses perhitungan gaji, pencatatan gaji, dan

bagian yang membayarkan gaji bukan orang yang sama.

3. Karena home industri “Krupuk Elis Bandung” belum membuatkan slip

gaji, maka disarankan untuk membuat slip gaji.

4. Disarankan untuk membuat laporan terkait dengan biaya gaji agar

pemantauan oleh pimpinan lebih mudah.

5. Selain membuat laporan terkait biaya gaji, sebaiknya juga membuat

laporan prestasi karyawan. Laporan ini menilai kedisiplinan, kerajinan,

ketekukan dan lainnya sebagai pertimbangan untuk memberikan bonus.

Hal tersebut juga bisa menambah motivasi karyawan.

6. Membuat bukti kas keluar.


a. Perancangan Bagan Alir (Flowchart)

Gambar 4.3

Usulan Bagan Alir untuk Home Industri “Krupuk Elis Bandung”

b. Penjelasan Usulan Flowchart penggajian

1. Karyawan

Proses penggajian diawali dengan proses absensi. Dimana absensi

dilakukan oleh karyawan menggunakan buku absensi. Kemudian dari


absensi tersebut menghasilkan data daftar hadir karyawan. Selanjutnya

diserahkan kepada bagian personalia.

2. Personalia

Dalam hal ini bagian personalia melakukan pencatatan atas jumlah

kehadiran yang diambil dari daftar hadir karyawan kemudian membuat

rekap daftar hadir karyawan. Selanjutnya rekap daftar hadir karyawan

tersebut diserahkan kepada bagian keuangan.

3. Bagian Keuangan

Setelah bagian keuangan memperoleh rekap daftar hadir kemudian

dilakukan perhitungan gaji selanjutnya dibuat daftar gaji. Selanjutnya

membuat slip gaji dan bukti kas keluar yang nantinya dijadikan acuan

untuk melakukan pembukuan atas gaji oleh bagian akuntansi. Kemudian

slip gaji yang telah dibuat diberikan kepada karyawan pada akhir bulan

beserta uang tunai.

4. Bagian Akuntansi

Bagian akuntansi melakukan pembukuan atas gaji melalui bukti

kas keluar dan daftar gaji yang di peroleh dari bagian keuangan,

selanjutnya bukti kas keluar tersebut dibuat jurnal dan di posting ke dalam

buku besar lalu dijadikan laporan penggajian karyawan yang kemudian

diserahkan kepada pimpinan sebagai arsip.

5. Pimpian

Menerima laporan penggajian dari bagian akuntansi. Kemudian di

cek dan bisa dijadikan bahan untuk melakukan evaluasi.


BAB IV

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasaan tentang anlisis sistem informasi akuntansi

penggajian pada Home Industri “Krupuk Elis Bandung”, peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa pelaksanaan sistem informasi penggajian pada

Home Industri “Krupuk Elis Bandung” menggunakan sistem gaji bulanan, dimana

penggajian dilakukan secara manual dalam arti belum terkomputerisasi. Proses

penggajian yang dilakukan belum sepenuhnya efektif karena masih terdapat

beberapa kelemahan, hal ini dapat menyebabkan pengedalian intern yang menjadi

lemah. Beberapa kelemahan tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

1. Mengenai unsur fungsi yang terkait, prosedur penggajian yang ada pada

Home Industri “Krupuk Elis Bandung”, hanya terdapat fungsi kepegawaian,

fungsi pencatat waktu, fungsi keuangan/ admin, kemudian fungsi akuntansi

dan keuangan yang ditangani sekaligus oleh bagian administrasi keuangan.

Hal ini berarti terjadi perangkapan tugas pada bagian administrasi keuangan.

2. Unsur dokumen yang digunakan oleh Home Industri “Krupuk Elis Bandung”

meliputi buku absensi, dokumen daftar gaji, dan amplop gaji belum ada

kelengkapan dokumen seperti dokumen rekap daftar gaji dan bukti kas keluar

yang menyebabkan terkendala informasi.

3. Home industri ini belum memiliki catatan akuntansi. Dengan tidak adanya

catatan akuntansi yang digunakan, hal ini sangat memberikan peluang

terjadinya kecurangan.
4. Jaringan prosedur penggajian pada home industri meliputi prosedur pencatat

waktu hadir dan jam kerja, prosedur pencatat daftar gaji, prosedur

pembayaran gaji. Jaringan prosedur yang belum ada pada home industri ini

yaitu prosedur distribusi biaya, dan prosedur pembuatan bukti kas keluar.

5. Home industri “Krupuk Elis Bandung” tidak membuat laporan, termasuk

laporan biaya gaji.

5.2 SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka penulis dapat

memberikan saran atau rekomendasi tentang perbaikan sistem informasi

akuntansi penggajian pada Home industri “Krupuk Elis Bandung”, yaitu

sebagai berikut :

1. Memperbaiki struktur organisasi yang ada dalam perusahaan dengan

melakukan pemisahan tugas yang jelas antara fungsi pembuat daftar

gaji dengan fungsi pencatat waktu, begitu juga dengan fungsi

keuangan dengan juru bayar agar tidak mengakibatkan kecurangan.

2. Menambah satu bagian pengawasan yang benar-benar bertanggung

jawab atas proses pencatatan waktu, agar proses pencatat waktu hadir

menjadi lebih efektif.


DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntan Publik. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Bodnar, H. George, Hopwood, S. William. (2001). Sistem Informasi Akuntansi
(Deddy Jacobus, Penerjemah). Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia.
Dwi jayanti, Siska Iriani. (2014). Sistem Informasi Penggajian Pada CV.
Blumbang Sejati Pacitan. Speed Journal – Sentra Penelitian
Engineering dan Edukasi , Volume 11 No 3 - 2014.
Faustinus K., Tri L., Mahsina. (2017). Analisis Sistem Informasi Akuntansi
Penggajian dalam Rangka Meningkatkan Pengendalian Intern pada
Cv. Bintang Tex Indonesia. Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3
(2017).
Jusup, Al. Haryono. (2005). Dasar-dasar Akuntansi.Yogyakarta : STIE YKPN.
Mohammad T. H., Sri M.R., Achmad H. (2013). Analisis Penerapan Sistem
Akuntansi Penggajian dan Pengupahan dalam Mendukung
Pengendalian Intern (Studi Kasus pada PT. Cahaya Marta Perkasa,
Pamekasan). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 6 No. 2
Desember 2013.
Muhammad D.I., dan Laila H. (2017). Sistem Penggajian Karyawan pada LKP
Grace Education Center. Jurnal Teknologi Informasi, Vol.1, No.2.
Desember 2017.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi 3. Jakarta Salemba Empat.
Rika Septianis, Mikial, Lukita Tripermata. (2017).Analisis Sistem Penggajian
dalam Rangka Mengefektifkan Pengendalian Internal pada PT. Freight
Express Palembang. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini,
Volume 8 No.02 Desember 2017.
Romney, B. Marshall, Steinbart, John Paul. (2016). Sistem Informasi
Akuntansi(Kikin Sakinah, Nur Safira, Novita Puspitasari,
Penerjemah). Jakarta: Salemba Empat.
Siti Sariza. (2010). Analisis Sistem Penggajian dan Perhitungan Gaji Karyawan di
PT. Karya Teknik Utama. Skripsi tidak diterbitkan, Program Studi
Akuntansi Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Batam, Batam.
TMBooks. (2017). Sistem Informasi Akuntansi: Esensi dan Aplikasi. Ed.1.
Yogyakarta : Penerbit ANDI.
LAMPIRAN 1

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama Narasumber Denny Sumargo S.H


Waktu 6 November 2018
Keterangan Wawancara dilakukan secara langsung dengan
mendatangi home industri “Krupuk Elis Bandung”
yang beralamat di Gandekan RT.02 RW.04,
Pucangan, Kartasura.

Mahasiswa : Bisa diceritakan enggak mas awal mula berdirinya usaha ini ?

Narasumber : Kalau saya Cuma menerangkan perjalanan dari bapak, kalau aku
kan Cuma anak kedua, ini kan usahanya bapak. Ini awal
berdirinya tahun 1998 pas sedang krisis moneter itu.

Mahasiswa : Nama Bapak ?

Narasumber : Nama bapak UUNG, asli Tasikmalaya.

Mahasiswa : Karyawan disini ada berapa mas ?

Narasumber : Kalau karyawan dalam itu ada 25 orang katakanlah, 25 orang


wilayahnya beda-beda ada wilayah boyolali, sragen, Bandung,
Tasik, Bogor , Pacitan. Itu disini semua tinggalnya di Mes. Itu
mesnya khusus untuk karyawan dalam. Kalau karyawan luar ada
50, itu lepas.

Mahasiswa : Itu rekrutmen karyawannya gimana mas ?

Narasumber : Kalau sistemnya bapak itu, karyawan di cek dulu kualitasnya


gimana di interview dulu katakanlah seperti itu. Di Training dulu
1 bulan. Kriterinya itu yang penting tanggung jawab, jujur.

Mahasiswa : Jam kerjanya berapa lama ?

Narasumber : sama seperti lainnya, 8 jam kerja. Kalau lebih dari 8 jam itu ikut
lembur.
Mahasiswa : kalau penggajiannnya gimana mas ?

Narasumber : gajinya itu ikut UMR Sukoharjo.

Mahasiswa : Kalau upah lemburnya mas ?

Narasumber : untuk lemburnya yang ngitung kakakku, gak terlalu tau aku.
Tapi kira-kira 1 jam itu 15 ribu.

Mahasiswa : Pemberian gaji itu perbulan apa mingguan ?

Narasumber : kan sistem gajinya satu bulan kan termasuk UMR. Tapi anak-
anak kriterianya berbeda. Tergantung kebutuhan masing-masing
gitu. Jadi ada yang ngambilnya perminggu juga.

Mahasiswa : mas ini apa pekerjanya cowok semua?

Narasumber : iya kebanyakan cowok-cowok, apalagi yang dibelakang sana


cowok semua. Tapi ada juga ibu-ibu, kalau ibu-ibu ikutnya dapur,
yang masak gitu.

Mahasiswa : Sama gajinya ?

Narasumber : Kita walaupun home industri tapi kita kan kada Undang-
Undangnya. Kita udah termasuk mengikuti bayar pajak industri,
pajak bulanan gitu.

Mahasiswa : La itu tugasnya apa aja mas ?

Narasumber : kalau itu nanti sambil liat keliling-keliling biar tau kayak apa
tugas-tugasnya.

Mahasiswa : terus gajinya tadi diambilnya langsung kesini apa lewat ATM
atau gimana mas ?

Narasumber : gajinya itu lewat adminnya, kan ada bagian yang ngurus
keuangannya. Kalau lewat transfer-transfer itu biasanya untuk
perusahaan-perusahaan atau pabrik yang udah lumayan besar kan.
Kalau kita kan cuma home industri yang gajinya diambil
langsung aja, enggak via bank.

Mahasiswa : ini udah ada pengolahan limbahnya belum mas ?

Narasumber : Udah ada, ini kan udah ada surat pernyataan pemantauan dari
Dinas Lingkungan Hidup, udah ada sertifikatnya juga. Terus
dicek juga sama Dinas Kesehatan sebulan sekali. Ya jadi ini
pabriknya udah resmi lah. Kan banyak juga ya pabrik-pabrik
besar tapi enggak resmi.

Mahasiswa : Terus ini kalau mendung gitu krupuknya gak kering dong mas ?

Narasumber : itu nanti di jelaskan pas keliling.

Mahasiswa : pemasaranya kemana aja mas ?

Narasumber : ya itu didistribusikan se karesidenan Surakarta, melingkupi dari


Sragen, Karanganyar, Wonogiri, Klaten, Boyolali, Sukoharjo.

Mahasiswa : Apa usahanya ini juga ada di Bandung mas ?

Narasumber : Enggak, kalau di Bandung cuma makaroni aja, udah PT tapi


punya adik.

Mahasiswa : Terus kenapa namanya bisa Elis Bandung ?

Narasumber : yaa enggak tau asal mulane, enggak tau filosofinya.

Mahasiswa : ini tiap hari produksi ?

Narasumber : iya tiap hari, tapi minggu libur. Kan butuh penyegaran badan
sing pengen dolan yo dolan.

Mahasiswa : Ini mulainya jam berapa to mas kerjanya.

Narasumber : ini udah mulai, tapi kalau penggorengan mulainya habis dzuhur.

Mahasiswa : kendala-kendala yang dihadapi itu apa mas ?

Narasumber : kendalanya ketika hujan, kan harus dua kali kerja. Terus juga
kalau memimpin karyawan itu tidak mudah juga. Kan
karakteristik orang beda-beda. Jadi hatinya juga harus besar.

Mahasiswa : Laporannya ada mas ?

Narasumber : enggak ada, soalnya ini kan termasuk home industri. Kalau
Laporan pajak bulanan, tahunan ada. Tapi kalau untuk laporan-
laporan keuangan yang resmi itu enggak ada sih. Kan kalau home
industri itu laporannya kekeluargaan, setiap hari pembukuan.
Kalau ke CV atau PT ada laporan.

Mahasiswa : ini sehari bisa menghasilkan berapa mas ?

Narasumber : 60000 krupuk. Nanti kan itu ada catetannya.


Mahasiswa : ini absensi karyawannya ada ?

Narasumber : ada nanti tak tunjukin. Kita langsung ke produksinya aja ya ini
keliling-keliling.

Mahasiswa : “untuk membuat krupuk elis ini bumbunya apa saja?”

Narasumber : “bahannya bawang, sarden, minyak, garam”

Mahasiswa : “mas, itu hasil warna krupuknya kok bisa berbeda, apakah
bahannya berbeda?”

Narasumber : “bahannya sama, itu tergantung faktor cuaca yang tidak


menentu”

Mahasiswa : “lalu setelah penjemuran proses selanjutnya apa?

Narasumber : “pertama dioven dulu baru dijemur, kalau cuacanya tidak bagus
dimasukan ke oven yang lebih besar”

Mahasiswa : “sumber panas oven ini darimana mas? (yang di gudang bukan
dapur)”

Narasumber : “pakai listrik, batu bara, gas”

Mahasiswa : “ini tepungnya didapat darimana?”

Narasumber : “dari Lampung”

Mahasiswa : “harganya berapa mas?”

Narasumber : “600 ribu/ karungnya”

Mahasiswa : “1 karung berapa kilo mas?”

Narasumber : “50kg”

Mahasiswa : “lalu sardennya seperti apa mas? Kalengan?”

Narasumber : “iya, kaya di market-market”

Mahasiswa : “merk apa mas?”

Narasumber : “nanti saja saya wa hehehe”

Mahasiswa : “ini mulai menggoreng krupuknya jam berapa sampai jam


berapa mas?”
Narasumber : “habis dhuhur sampai isya”

Mahasiswa : “itu ada ibu-ibu juga mas?

Narasumber : “untuk proses penggorengan hanya laki-laki saja”


LAMPIRAN 2

Anda mungkin juga menyukai