Disusun oleh:
Karakteristik kandang
Kegiatan praktikum yang dilakukan dengan mengamati karakteristik
kandang berupa jenis kandang, atap, dinding, alas serta ukuran pakan dan minum
kambing domba yang digunakan pada masing masing kandang. Ternak yang ada di
dalam kandang juga dihitung populasinya, selain itu dilakukan juga pengukuran
pada luas area kandang, kemiringan kandang dan kemiringan selokan. Pengukuran
luas kandang dan volume tempat pakan dan minum dilakukan dengan
menggunakan roll meter. Pengukuran kemiringan kandang dan selokan dilakukan
dengan menggunakan selang yang diisi air kemudian dihitung selisih air yang
didapat dibagi 100 dan dikali 100%. Kandang kambing dan domba yang diamati saat
praktikum di Kandang Potong Fakultas peternakan UGM ada 3 jenis yaitu kandang
yaitu kandang umbaran, kandang pengembangbiakan, dan juga kandang
penggemukan. Hasil pengamatan karakteristik kandang disajikan dalam tabel 1
sebagai berikut
Tabel 1. Karakteristik Kandang
kandang kambing dan domba
Pengamatan
1 2 3
Jenis kandang umbaran pengembangbiakan penggemukan
Memperbanyak
Fungsi kawin alami menggemukan
jumlah
bahan asbes asbes asbes
Atap
bentuk gable gable gable
Tipe Semi tertutup Semi terbuka Semi terbuka
Dinding
Bahan Semen, besi bambu bambu
Tipe Lantai panggung panggung
Alas
Bahan paving kayu kayu
ukuran Panjang 12,72 m 28,8 m 4,8
bangunan Lebar 7,84 m 11,5 4,2
kandang Tinggi 2,21 m 2,23 2,57
Panjang 16,95 m 3,22 23,88
ukuran flock
Lebar 6,04m 2,8 12,56
kandang
Tinggi 1,34m 1,42 1,5
jumlah flock 2 5 1
lebar gangway - 1,8 -
luas area kandang 204,76 m 2 3000 m 2 3000 m2
tinggi atap 2,91 m 7 -
ukuran Panjang 3,85 cm 87 2,4
tempat Lebar 0,6cm 83 0,6
pakan(flock) Tinggi 0,14 cm 22 0,42
ukuran
tempat diameter 0,5 m 0,28 m 0,28 m
minum
(flock) tinggi 0,2 m 0,18 m 0,18 m
panjang - 15 m 27,3 m
ukuran
lebar - 0,33 m 0,24 m
selokan
tinggi - 0,13 m 0,12 m
kemiringan kandang - 13% 8%
kemiringan selokan - 1% 2%
floorspace 2,78 0,07 0,1
Kandang ideal dilihat dari bentuk kandangnya, bangunan kandang di
fakultas peternakan berbentuk kandang panggung dan kandang lantai. Seftiarini
(2011) menyatakan bahwa kandang kambing PE biasanya di buat berpanggung
dengan tujuan air kencing dan kotoran bisa jatuh ke bawah melalui sela lantai
panggung karena kotoran dan air kencing akan menganggu kesehatan ternak jika
bersentuhan langsung dengan kaki kambing. Lantai bawah panggung biasanya juga
merupakan tempat mengumpulkan kotoran dan air kencing kambing yang bisa di
gunakan menjadi pupuk. Kandang umbaran jika tampak atas dapat dilihat bahwa
kandang dibagi dua bagian, yaitu kandang yang tertutup oleh atap dan kandang
yang tanpa atap. Kandang yang tertutup atap digunakan kambing dan domba untuk
istirahat dan makan, sedangkan kandang tanpa atap digunakan ternak untuk
exsercise.
Atap kandang kambing dan domba di fakultas peternakan sudah cukup baik
walaupun terbuat dari asbes. Ketinggian atap dan model atap sudah cukup untuk
fentilasi udara di dalam kandang, sehingga udara dalam kandang baik. Teras
kandang juga sudah cukup lebar untuk menaungi ternak ketika hujan. Atap kandang
berbentuk gable. Sarwono (2008) menyatakan bahwa atap kandang berfungsi untuk
melindungi ternak dari panas matahari, hujan, dan angina. Bahan untuk atap dapat
dibuat dari genting, asbes, ijuk, atau rumbia. Bahan ini sangat baik karena tidak
menimbukan panas dalam kandang dan tahan lama. Bahan atap yang digunakan
pada kandang Laboratorium Ternak Potong, Kerja, dan Kesayangan sesuai dengan
literatur.
Dinding kandang kambing dan domba di fakultas peternakan terbuat dari
semen, besi, dan bambu. Rianto (2004) menyatakan bahwa, dinding kandang
berguna untuk membentengi ternak agar tidak lepas, menahan angin, dan menahan
suhu udara agar tetap nyaman. Daerah yang anginnya kencang, dinding tertutup
rapat setinggi ternak, sehingga ternak domba yang ada tidak terkena terpaan angin
secara langsung. Dinding kandang di fakultas peternakan sudah sesuai, karena
berasal dari bahan yang tidak melukai ternak dan mampu membentengi ternak agar
tidak lepas, yaitu bambu. Fentilasi udara juga cukup dan angin di sekitar kandang
tidak terlalu kencang, sehingga dinding tidak dibuat tertutup. Hanya saja untuk
kandang panggung koloni dinding dibuat semi terbuka karena kandang yang terlalu
tinggi, sehingga berbahaya bagi ternak jika dindingnya terbuka.
Montiel (2005) menyatakan bahwa, ukuran kandang berdasarkan status
fisiologisnya yaitu untuk kambing dan domba umur kurang 7 bulan adalah 0,5 m 2,
umur 7 sampai 12 bulan 0,75 m 2, umur lebih 12 bulan 1 sampai 1,5 m 2 dan induk
menyusui 1 m2. Jika dalam suatu unit kandang dipelihara sejumlah ternak dengan
status fisiologis yang berbeda-beda, maka harus ditempatkan sesuai status
fisiologisnya dengan cara menyekat beberapa ruang kandang. Lantai kandang harus
diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Kemiringan
lantai kandang berbeda-beda tiap jenisnya.
Rianto (2004) menyatakan bahwa, ukuran tempat pakan kambing biasanya
adalah lebar dasar 25 cm, lebar atas 50 cm, tinggi 50 cm, lebar ruji tempat kepala 30
cm, dan tinggi dasar palung dari lantai 25 cm. Kandang biasanya memiliki tempat
minum 1 per 3 panjang tempat pakan. Hasil pengamatan tempat minum berbentuk
ember. Dibandingkan dengan literatur, kondisi ukuran kandang serta kemiringan
kandang sudah memenuhi syarat. Sasongko (2009) menyatakan bahwa, kandang
dalam komoditas kambing dan domba merupakan kandang intensif dan semiintensif.
Kandang intensif tersebut terdiri dari kandang domba individu, kandang kambing
idividu, dan kandang kambing koloni, sedangkan kandang semiintensif terdiri dari
kandang kambing dan domba umbaran. Hasil yang di dapat dibandingkan dengan
literatur kandang di fakultas peternakan telah memenuhi syarat sebagai kandang
semi intensif dan kandang intensif.
Rasyid dan Hartatik (2007) menyatakan bahwa lantai kandang harus selalu
terjaga drainasenya, sehingga untuk lantai kandang non litter dibuat miring
kebelakang untuk memudahkan pembuangan kotoran dan menjaga kondisi lantai
tetap kering. Kemiringan lantai berkisar antara 2 sampai 5 %, artinya setiap panjang
lantai 1 meter maka ketinggian lantai bagian belakang menurun sebesar 2 sampai 5
cm. Berdasarkan hasil praktikum maka dapat dikatakan kemiringan kandang
penggemukan telah sesuai dengan literature sedangkan kandang penge,bangbiakan
kurang sesuai.
Floorspace merupakan luas area ternak dapat hidup dan bergerak dalam
sebuah kandang. Floorspace berhubungan dengan daya tampung kandang.
Kandang yang ideal memiliki luas area dengan syarat minimal ternak dapat berputar
180o. Pemilihan kandang yang ideal untuk peternakan breeding adalah dengan
kandang kelompok dan memiliki area kandang umbaran. Kandang kelompok akan
memudahkan proses perkawinan, serta kandang umbaran akan memberikan
kesempatan ternak untuk exercise dan melakukan gerak sehingga perototan baik
saat melahirkan. Jenis atap dan bahan baku yang baik untuk perusahaan adalah
yang tahan terhadap cuaca serta ekonomis. Safitri (2011) menyatakan bahwa arah
kandang yang baik adalah menghadap utara karena cahaya matahari dapat masuk
pada pagi dan sore hari, mengakibatkan kandang menjadi nyaman untuk ternak.