Anda di halaman 1dari 8

CATTLE YARD

1. LATAR BELAKANG

Pembangunan peternakan ditujukan untuk meningkatkan produksi hasil


ternak yang sekaligus meningkatkan populasi dan mutu genetik ternak. Dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan cara panca usaha ternak, untuk itu ditingkatkan
pengadaan bibit ternak, bibit rumput, obat-obatan dan vaksin, kredit dan
penyuluhan.
Sejauh ini, usaha ternak seperti sapi potong telah banyak berkembang di
Indonesia. Namun masih bersifat peternakan rakyat, dengan skala usaha yang
sangat kecil yaitu berkisar 1 – 3 ekor. Rendahnya skala usaha ini karena para
petani-peternak umumnya masih memelihara sebagai usaha sambilan, di mana
tujuan utamanya adalah tabungan, sehingga manajemen pemeliharaannya masih
dilakukan secara konvensional.
Namun tata laksana perkandangan merupakan salah satu faktor produksi
yang belum mendapat perhatian dalam usaha peternakan sapi potong khususnya
peternakan rakyat. Kontruksi kandang belum sesuai dengan persyaratan teknis
akan mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga
kerja dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi kandang belum
memberikan keleluasaan, kenyamanan dan kesehatan bagi ternak.

2. TUJUAN DAN KEGUNAAN


Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah
pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan
menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan
yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga
kesehatan sapi adalah sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular
kepada sapi lain yang sehat.
Pemanfaatan kandang karantina. Sapi potong bakalan yang baru
saja didatangkan ada baiknya dipisahkan terlebih dahulu atau dikarantina.
Hal tersebut bertujuan untuk memonitoring keadaan sapi sapi baru
tersebut, dan juga sebagai cara untuk membuat sapi beradaptasi dengan
lingkungannya yang baru. Waktu karantina sapi sekitar satu minggu. Pada
saat di karantina, disarankan sapi diberi obat cacing.
Tidak hanya itu sapi yang baru datang juga harus divaksinasi agar
jika sapi yang baru datang membawa penyakit tidak menularkan penyakit
dengan sapi yang lain terutama sapi yang sudah lebih dulu datang di
tempat peternakan.
CATTLE YARD

3. PEMBAHASAN
- Cattle yard. Cattle yard adalah tempat atau kandang penanganan ternak
sapi. Lokasi harus berada dekat dengan lingkungan perkandangan
sehingga mudah menangani sapi yang bermasalah. Bahan yang digunakn
untuk kandang penanganan bisa dari kayu atau besi. Bentuk bangunan
cattle yard adalah lingkaran dan hindarkan yang bersudut. Ukuran
bangunan tergantung jumlah sapi. Untuk jumlah 250 ekor seluas 2.500 m2
(50 x 50 m).
- Komponen komponen cattle yard
a. Pemasangan ear tag atau nomor telinga juga
Dilakukan bersamaan dengan seleksi I. kegiatan ini
dilakukan di cattle yard yaitu di bagian kandang jepit sebelum sapi
masuk ke dalam timbangan dan juga langsung diberi vaksin
dengan cara suntik. Pemberian vaksin ini bertujuan mencegah
adanya penyakit menular yang terikut bersama sapi-sapi tersebut.

Ear tag ini dipasang menggunakan alat tag aplikator. Tag


aplikator ini berbentuk seperti tang yang mempunyai jarum di
bagian ujungnya. Cara pemasangannya adalah dengan
memasukkan ear tag ke dalam jarum kemudian ear tag ditekan
menggunakan tag aplikator sampai menembus telinga sapi dengan
posisi nomor telinga nyangkut di bagian luar dan menghadap ke
depan. setelah itu gagang tag aplikator dilepas.

Tujuan dari pemasangan ear tag ini adalah untuk


memudahkan dalam mengontrol sapi di kandang, memudahkan
pencatatan baik untuk keperluan administrasi maupun untuk
mendukung kegiatan operasional sehari-hari.

b. IB
IB adalah salah bioteknologi dalam bidang reproduksi
ternak yang memungkinkan manusia mengawinkan ternak betina
tanpa diperlukan seekor pejantan,IB merupakan suatu rangkaian
proses terencana dan terprogram karena menyangkut kualitas
genetik ternak dimasa yang akan datang (Fania et al., 2020).

Keuntungan IB pada sapi di Indonesia antara lain:


peningkatan mutu genetik yang lebih cepat karena menggunakan
semen dari pejantan unggul, dapat menghemat biaya pemeliharaan
CATTLE YARD

pejantan lain dan penularan penyakit kelamin dari ternak yang


diinseminasi dapat diatasi atau dicegah.

Tujuan dari Inseminasi Buatan adalah efisiensi penggunaan


pejantan, meningkatkan pelayanan perkawinan, meningkatkan
genetik secara masal dan mencegah penularan penyakit.

c. Loading dan unloading


Adalah tangga untuk menaikkan atau menurunkan sapi dari
dalam truk, alat loading unloading ada yang permanen dan ada
juga yang tidak permanen, loading ramp dapat disediakan dengan
memanfaatkan perbedaan kontur geografis, ketinggian tanah
maupun material lain yang ada.

Fasilitas loading ramp didesain kuat supaya aman bagi


ternak dan petugas, kemiringan fasilitas loading ramp tidak lebih
dari 30 derajat, akan lebih mudah lagi untuk menaikan dan
menurunkan ternak jika kemiringan kurang dari 20 derajat atau
sejajar dengan alat pengangkut, permukaan tidak boleh licin karena
itu bisa membahayakan ternak jadi bisa ditebar sekam dan tidak
boleh ada celah antara loading ramp dengan alat pengangkut ternak
(Ma’Arif, et al, 2020).

Proses loading dan unloading ini harus dilakukan dengan


sangat hati-hati, karena sapi yang baru datang sudah sangat
dipastikan dalam keadaan stress dengan tempat baru karena jika
sapi dalam keadaan stres juga dapat mempengaruhi dalam
pemotongan ke depan.

d. Penimbangan
Untuk mengetahui bobot badan awal sapi bakalan,
dilakukan penimbangan. Penimbangan dilakukan 3 (tiga) kali yaitu
saat pertama kali dimasukkan ke dalam truk, penimbangan kedua
setelah sapi tiba di perusahaan, dan penimbangan ketiga dilakukan
setelah kondisi sapi tidak stres (3 sampai 7 hari berada di kandang).
Penimbangan ketiga ini dilakukan pada saat seleksi tahap I.

Pengiriman sapi dari Australia ke pt a ke tempat b


menggunakan transportasi laut selama kurang lebih 1 (satu)
minggu perjalanan. Setelah sampai di Pelabuhan Tanjung Priok,
CATTLE YARD

sapi tersebut akan ditimbang kasar (sapi dan truk) kemudiaan


ditangani oleh travel agent yang bertanggung jawab penuh
terhadap kondisi sapi hingga sampai ke tujuan. Pengangkutannya
menggunakan truk fuso berkapasitas 14-16 ekor sapi/ truk.

Tujuan penimbangan ini adalah untuk mengetahui


penyusutan yang dialami selama dalam perjalanan dari Tanjung
Priok sampai perusahaan. Kemudian sapi dihitung dan disesuaikan
nota pengiriman oleh travel agent dengan permintaan perusahaan.
Sapi-sapi yang telah diturunkan akan segera dimasukkan ke dalam
pen-pen kandang yang telah dipersiapkan.

e. Pemberian vaksin SE
Pemberian vaksin cukup dilakukan sekali untuk setiap ekor
karena sapi hanya dipelihara dalam waktu yang singkat, yaitu
sekitar 3–4 bulan.
Vaksin ini sebagai salah satu cara mencegah penyakit SE
(Septicaemia Epizootica) atau yang disebut juga penyakit ngorok,
karena penyakit ini merupakan penyakit endemik Lampung.
Penyakit SE (Septicaemia Epizootica) atau penyakit ngorok
adalah penyakit yang disebabkan Pasteurella multocida B:2 (6:B),
atau tipe E;2, bersifat gram negatif, berbentuk bipolar dengan
ukuran 0,3–0,5 nm. Pada umumnya menyerang hewan sapi dan
kerbau, bersifat akut dan sangat fatal, ditandai dengan adanya suara
ngorok dan bronkopneumonia akut 2.
CATTLE YARD

4. GAMBAR DAN BAGIAN CATTLE YARD

Gambar kandang karantina sementara untuk sapi baru

Keterangan gambar :
1. Kandang dibuat dengan tiang tiang kayu .
2. dinding dibuat agak terbuka agar sirkulasi dari udara bisa berganti
dengan yang baru .
3. Pintu dibuat sedikit setengah agar memudahkan sapi yang baru
datang untuk dimasukkan di kandang karantina yang bersifat
sederhana.
CATTLE YARD

5. PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1. Dari hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk kandang
dan faktor penataan kandang untuk peternakan sapi sangat penting
untuk kelangsungan kehidupan hewan ternak tersebut.
B. Saran
1. Hasil praktikum ini masih jauh dari kata sempurna maka besar
harapan penulis untuk dapat dikembangkan kembali, agar dapat
membantu dalam penentuan referensi di kemudian hari.
CATTLE YARD

DAFTAR PUSTAKA

Rasyid, J. E. M., 2012. SISTEM PEMBIBITAN SAPI POTONG DENGAN


KANDANG KELOMPOK “MODEL LITBANGTAN”. BADAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN, p. 51.

Alam, S. D. W. S., 2014. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


AKTIVITAS BUDIDAYA TERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN

Hamdhani, N. H. I. C., 2018. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan


Kandang Ayam Broiler Menggunakan Metode Analytic Hierarchy
Process-Weighted Product (AHP-WP) [Studi Kasus PT. Semesta Mitra Sejahtera
Wilayah Jombang, Kediri, dan Tulungagung]. Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer, 2(7), pp. 2754-2759 .

Kebudayaan, K. P. d., 2017. AGribisnis ternak rimunansia. Jakarta: s.n


CATTLE YARD

LAMPIRAN JURNAL SEBAGAI BAHAN REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai