Anda di halaman 1dari 8

3.

8 Asuhan Keperawatan Malaria

NO Diagnosa NOC NIC


1. Hipertermi yang b.d. TERMOREGULASI PENGOBATAN DEMAM
proses inflamasi ditandai Definisi : Manajemen pasien dengan hiperpireksia yang
dengan : Indikator : disebabkan oleh faktor di luar lingkungan.
Ds :  Temperatur kulit IER*
Ibu klien mengatakan  Temperatur tubuh WNL* Aktivitas :
anaknya panas.  Tidak adanya sakit kepala  Pantau suhu berkali-kali jika diperlukan
Do :  Tidak adanya ngilu pada otot  Pantau kehilangan cairan yang tidak sadar
 Suhu tubuh 39 C  Tidak adanya iritabilitas  Adakan pemantauan suhu secara berkelanjutan, jika
 Denyut nadi 120  Tidak adanya perasaan mengantuk diperlukan
dpm  Tidak adanya perubahan warna kulit  Pantau warna kulit dan suhu
 Mengigil  Tidak adanya kejang pada otot  Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan, jika
 Anak tampak  Adanya tonjolan buli roma ketika dingin diperlukan
gelisah  Berkeringat ketika panas  Pantau untuk penurunan tingkat kesadaran
 Panas saat palpasi  Menggigil ketika dingin  Pantau aktivitas berlebihan
 membran mukosa  Angka denyutan IER  Pantau kadar WBC, Hgb dan Hct
dan kulit kering  Angka pernapasan IER  Pantau intake dan output
 diuresis  Kecukupan hidrasi  Pantau adanya abnormalitas elektrolit
 natrium urin <20  Melaporkan kenyamanan tingkat panas  Oantau ketidakseimbangan asam basa
mmol/l  Lainnya ____________(tetapkan)  Pantau adanay irama jantung
 hematokrit <15% *IER : In expected range  Atur pengobatan dengan anti piretik, jika diperlukan
 urea urin > 4,1 *WNL : Within Normal Limits  Tutup pasien dengan selimut, jika hanya diperlukan
 bilirubin serum  Atur spon mandi suam-suam, jika diperlukan
>49 mmol/l  Anjurkan peningkatkan asupan cairan oral, jika
 kreatini serum >3,1 diperlukan
g/dl  Atur cairan IV, jika diperlukan
 plasma bikarbonat  Gunakan kantong es yang ditutup dengan handuk pada
<15 mmol/l lipatan paha dan ketiak
 Tingkatkan sirkulasi udara dengan menggunakan kipas
angin
 Anjurkan atau atur kebersihan oral, jika diperlukan
 Berikan pengobatan yang tepat untuk mencegah atau
mengontrol gemetaran
 Atur oksigen, jika diperlukan
 Tempatkan pasien pada bagian hipotermia, jika
diperlukan
 Pantau selalu suhu untuk mencegah indikasi hipotermia

MANAJEMEN NUTRISI
Nutrisi kurang dari
2. kebutuhan tubuh yang STATUS NUTRISI
Indikator : Aktivitas:
berhubungan dengan
intake yang inadekuat  Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan
ditandai dengan :  Asupan zat gizi menghitung intake kalori harian, jika diperlukan
 Asupan makanan dan cairan  Memantau ketepatan urutan makanan untuk memenuhi
Ds :  Energi kebutuhan nutrisi harian
Ibu klien mengatakan  Indeks masa tubuh  Menentukan jimlah kalori dan jenis zat makanan yang
anaknya mual dan selalu  Berat badan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika
muntah setiap makan.  Biochemical measures berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan
Lainnya ( sebutkan)  Menetukan makanan pilihan dengan
Do : mempertimbangkan budaya dan agama
 Berat badan 13 kg. STATUS NUTRISI: INTAKE NUTRIEN  Menetukan kebutuhan makanan saluran nasogastric
 Berat badan menurun Indikator :  Memilih makanan gandum, minuman kocok, dan es
 Anoreksia  Intake kalori krim sebagai suplemen nutrisi
 membran mukosa dan  Intake ptotein  Anjurkan pasien untuk memilih makanan ringan, jika
kulit kering  Intake lemak kekurangan air liur mengganggu proses menelan
 penurunan albumin  Intake karbohidrat  Anjurkan intake makanan yang tinggi kalsium, jika
serum  Intake vitamin diperlukan
 delirium  Intake mineral  Anjurkan intake makanan dan cairan yang tinggi
 ikterik  Intake zat besi kalium, jika diperlukan
 sianosis, pucat  Intake kalsium  Memastikan bahwa makanan berupa makanan yang
 malaise  Hal terkait lainnya tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 hb menurun  Memberi pasien makanan dan minuman tinggi protein,
tinggi kalori, dan bernutrisi yang siap dikonsumsi, jika
diperlukan
 Membantu pasien untuk memilih makanan lembut,
lunak dan tidak asam, jika diperlukan
 Mengatur pemasukan makanan, jika diperlukan
 Menghentikan penggunaan saluran makanan, jika
intake oral dapat dimaklumi
 Mengontrol cairan pencernaan, jika diperlukan
 Memastikan keadaan terapeutik terhadap kemajuan
makanan
 Memberi pemeliharaan yang diperlukan dalam batas
makanan yang ditentukan
 Anjurkan membawa masakan rumah ke tempat bekerja,
jika diperlukan
 Menyarankan pemeriksaan eliminasi makanan yang
mengandung laktosa, jika diperlukan
 Menawarkan tanaman herbal dan rempah-rempah
sebagai pengganti garam
 Mengontrol keadaan lingkungan untuk membuat udara
teras menyenangkan dan relaks
 Memberi makanan yang punya daya tarik, dengan cara
yang menyenangkan, member penambahan warna,
tekstur, dan variasi
 Melakukan perawatan mulut sebelum makan, jika
diperlukan
 Membantu pasien membentuk posisi duduk yang benar
sebelum makan
 Mengajarkan pasien dan kelurga tentang memilih
makanan
 Mengajarkan dan merencanakan makan, jika dipelukan
 Memberi pasien dan keluarga contoh tertulis makanan
pilihan
MANAJEMEN NYERI
Defenisi : Pengurangan rasa nyeri serta peningkatan
3. kenyamanan yang bisa diterima oleh pasien
Gangguan rasa nyaman TINGKAT KENYAMANAN Aktivitas :
b.d. nyeri Indakator :  Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai
 Melaporkan Perkembangan Fisik dari lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
 Melaporkan perkembangan kepuasan intensitas dan penyebab.
DS :  Melaporkan perkembangan psikologi  Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal, terutama
 klien mengatakan  Mengekspresikan perasaan dengan lingkungan untuk pasien yang tidak bisa mengkomunikasikannya
nyeri pada tulang fisik sekitar secara efektif
 klien mengatakan  Mengekspresikan perasaan dengan hubungan  Pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan
social analgesic
nyeri pada otot
 Mengekspresikan perasaan secara spiritual  Gunakan komunikasi yang terapeutik agar pasien dapat
 klien mengatakan
 Melaporkan kepuasan dengan tingkatan mandiri menyatakan pengalamannya terhadap nyeri serta
nyeri epigastrium
dukungan dalam merespon nyeri
 klien  Menekspresikan kepuasan dengan Kontrol nyeri
 Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri
mengatakannsakit  Dan lain - lain
 Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari-hari
kepala (tidur, nafsu makan, aktivitas, kesadaran, mood,
 klien mengatakan hubungan sosial, performance kerja dan melakukan
sakit bagian tanggung jawab sehari-hari)
belakang/tungkai  Evaluasi pengalaman pasien atau keluarga terhadap
 klien mengatakan nyeri kronik atau yang mengakibatkan cacat
perut tak enak  Evaluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya
DO : dalam menilai efektifitas pengontrolan nyeri yang
 demam, suhu 39 C pernah dilakukan
 palpasi nyeri pada  Bantu pasien dan keluarga mencari dan menyediakan
tungkai dukungan.
 nadi  Gunakan metoda penilaian yang berkembang untuk
cepat/takikardi memonitor perubahan nyeri serta mengidentifikasi
 respirasi meningkat faktor aktual dan potensial dalam mempercepat
 diuresis penyembuhan
 malaise  Tentukan tingkat kebutuhan pasien yang dapat
memberikan kenyamanan pada pasien dan rencana
 delirium
keperawatan
 Menyediakan informasi tentang nyeri, contohnya
penyebab nyeri, bagaimana kejadiannya,
mengantisipasi ketidaknyamanan terhadap prosedur
 Kontrol faktor lingkungan yang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan pada pasien (suhu ruangan,
pencahayaan, keributan)
 Mengurangi atau menghapuskan faktor-faktor yang
mempercepat atau meningkatkan nyeri (spt:ketakutan,
fatique, sifat membosankan, ketiadaan pengetahuan)
 Mempertimbangkan kesediaan pasien dalam
berpartisipasi, kemampuannya dalam berpartisipasi,
pilihan yang digunakan, dukungan lain dalam metoda,
dan kontraindikasi dalam pemilihan strategi
mengurangi nyeri
 Pilihlah variasi dari ukuran pengobatan (farmakologis,
nonfarmakologis, dan hubungan atar pribadi) untuk
mengurangi nyeri
 Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri ketika memilih
metoda mengurangi nyeri
 Mendorong pasien dalam memonitor nyerinya sendiri
 Ajari untuk menggunakan tehnik non-farmakologi (spt:
biofeddback, TENS, hypnosis, relaksasi, terapi musik,
distraksi, terapi bermain, acupressure, apikasi
hangat/dingin, dan pijatan ) sebelum, sesudah dan jika
memungkinkan, selama puncak nyeri , sebelum nyeri
terjadi atau meningkat, dan sepanjang nyeri itu masih
terukur.
 Kolaborasikan dengan pasien dan tenaga kesehatan
lainnya untuk memilih dan mengimplementasikan
metoda dalam mengatasi nyeri secara non-farmakologi.
 Menyediakan analgesic yang dibutuhkan dalam
mengatasi nyeri
 Menggunakan Patient-Controlled Analgesia (PCA)
 Gunakan cara mengontrol nyeri sebelum menjadi
menyakitkan (puncak nyeri)
 Pengobatan sebelum beraktivitas untuk meningkatkan
partisipasi , tapi evaluasi resiko pemberian obat
penenang
 Pastikan pretreatmen strategi analgesi dan/ non-
farmakologi sebelum prosedur nyeri hebat
 Kaji tingkat ketidaknyamanan bersama pasien, catat
perubahan dalam catatan medis dan informasikan
kepada tenaga kesehatan yang lain
 Evaluasi efektifitas metoda yang digunakan dalam
mengontrol nyeri secara berkelanjutan
 Modifikasi metode kontrol nyeri sesuai dengan respon
pasien
 Anjurkan untuk istirahat/tidur yang adekuat untuk
mengurangi nyeri
 Dorong pasien untuk mendiskusikan pengalamannya
terhadap nyeri
 Beritahu dokter jika metoda yang digunakan tidak
berhasil atau jika ada komplain dari pasien mengenai
metoda yang diberikan
 Informasikan kepada tenaga kesehatan yang
lain/anggota keluarga tentang penggunaan terapi non-
farmakologi yang akan digunakan oleh pasien
 Gunakan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu dalam
manajemen nyeri
 Mempertimbangkan pasien, keluarga, dan hal lain yang
mendukung dalam proses manajemen nyeri
 Menyediakan informasi yang akurat untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga terhadap respon
nyeri
 Menyertakan keluarga dalam mengembangkan metoda
mengatasi nyeri
 Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri
ynag diberikan dalam interval yang ditetapkan.
MANAGEMENT LINGKUNGAN : MENCEGAH
PERILAKU KEKERASAN
4.
Risiko cidera b.d profil KONTROL RESIKO AKTIVITAS
darah yang abnormal  Jauhi senjata yang potensial dari lingkungan klien ( benda
Indikator :
tajam , jerat , dan lain – lain)
DS :  Menyatakan resiko
 Mencari lingkungan secara rutin untuk memelihara klien
 klien mengatakan  Memantau faktor resiko lingkungan
bebas dari bahaya
pusing  Memantau faktor resiko perilaku pribadi
 Mencari pasien yang mempunyai senjata selama masa
 klien mengatakan  Mengembangkan strategi kontrol risiko yg perawatan , secara tepat
mual-muntah efektif
 Pantau keamanan alat – alat yang dibawa pengunjung ke
 klien mengatakan  Menyesuaikan strategi kontrol risiko yg sekitar klien
sakit kepala dibutuhkan
 Instruksikan pengunjung dan petugas kesehatan yang lain
DO :  Melakukan strategi kontrol risiko mengenai informasi keamanan klien
 sianosis, pucat  Mengikuti strategi kontrol risiko yg dipilih  Batasi klien menggunakan senjata yang potensial ( seperti
 delirium  Modifikasi gaya hidup untuk menurunkan resiko senjata tajam , jerat , dll)
 anemia  Menghindari paparan ancaman kesehatan  Pantau pasien selama menggunakan senjata potensial
 hipoglikemia  Berpartisipasi dalam skrining masalah kesehatan ( seperti : pisau cukur )
 hipotensi yang berhubungan  Tempatkan pasien kepada tempat yang nyaman bagi klien
 hipertermi  Berpartisipasi dlm skrining utk mengidentifikasi dengan aroma terapi untuk menurunkan pengasingan dan
 malaise risiko kesempatan untuk melukai , secara tepat
 membran mukosa  Mendapatkan imunisasi yg sesuai  Berikan ruangan sendiri untuk pasien menghindari
dan kulit kering  Menggunakan yankes yg sesuai kebutuhan kesempatan adanya perilaku kekerasan kepada orang lain
 Menggunakan sistem dukungan pribadi utk  Tempatkan ruangan pasien didekat ruang perawat
mengontrol risiko  Batasi akses pasien ke jendela ,kecuali bila kunci dan
 Menggunakan sumber komunitas utk mengontrol jendala tahan pecah ,secara tepat
risiko  Kunci keperluan dan gudang
 Mengenal perubahan status kesehatan  Sediakan perlengkapan makan dari plastic
 Pantau perubahan status kesehatan  Tempatkan pasien pada lingkungan yang dibatasi
sehingga terhindar dari kemungkinan yang ada
 Sediakan pengawas pada akses area untuk memelihara
keamanan pasien dan intevnsi teraupetik , kalau
diperlukan
 Jauhi individu dari sekitar terjadinya kekerasan /
kekerasan potensial pada klien
 Memelihara bentuk daerah yang aman ( kamar
pengasingan ) kepada pasien ketika ia mengamuk
 Terapkan sarung , tangan , belat, helm, atau penahan
untuk membatasi dan kemampuan untuk memulai
perilaku kekerasan diri sendiri , secara tepat
 Sediakan plastic , semi besi , baju ganti , secara tepat

Anda mungkin juga menyukai