Sap Pola Asuh
Sap Pola Asuh
Oleh:
AMBAR RAHMAN
MALANG
2014
Pokok Bahasan : Pola Asuh Batita (usia 18 bulan – 3 tahun)
Sasaran : Ibu- Ibu Posyandu
Tempat : Posyandu Dahlia VI
Hari/Tanggal : Rabu, 4 November 2014
Waktu : 30 menit
Penyuluh :
A. Latar Belakang
. Bentuk pola asuh orang tua terhadap anak merupakan interaksi antara
anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan, mendidik,
membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai
kedewasaan sesuai dengan norma - norma yang berlaku di masyarakat
(Shochib, 2000)
B. Tujuan instruksional
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Pola Asuh Batita (usia 18 bulan –
3 tahun) selama 30 menit diharapkan peserta mengerti tentang Pola asuh
pada bayi yang benar.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan tentang Pola Asuh Batita (usia 18 bulan –
3 tahun), diharapkan peserta mampu :
1) Peserta dapat mengetahui pengertian Pola Asuh
2) Peserta dapat mengetahui perkembangan anak normal usia 18 bulan
– 3 tahun
3) Peserta dapat mengetahui penyimpangan anak usia 18 bulan – 3
tahun
4) Peserta dapat mengetahui cara melakukan pola asuh pada anak usia
18 bulan-3 tahun yang benar
C. Materi Penyuluhan
1. Menjelaskan pengertian Pola asuh
2. Menjelaskan perkembangan anak normal usia 18 bulan – 3 tahun
3. Menjelaskan penyimpangan anak usia 18 bulan – 3 tahun
4. Menjelaskan cara melakukan pola asuh pada anak usia 18 bulan-3
tahun yang benar
1. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah Ibu-Ibu Posyandu.
2. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
3. Media
Media yang digunakan adalah leaflet dan lembar balik.
4. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Metode Media
Pembukaan 5 menit • Membuka dengan salam • Mendengarkan Ceramah -
• Memperkenalkan diri • Memperhatikan
• Menjelaskan maksud dan • Menjawab
tujuan penyuluhan pertanyaan
• Kontrak waktu
• Menggali pengetahuan
peserta sebelum
dilakukan penyuluhan
Penyajian 15 menit • Menjelaskan tentang: • Mendengarkan Ceramah, Leaflet
1. Pengertian Pola asuh • Memberikan Tanya Dan
2. Perkembangan anak tanggapan dan jawab lembar
normal usia 18 bulan – pertanyaan balik
3 tahun mengenai hal
3. Penyimpangan anak yang kurang
usia 18 bulan – 3 tahun dimengerti
4. Cara melakukan pola
asuh pada anak usia
18 bulan-3 tahun yang
benar
• Memberi kesempatan untuk
bertanya/diskusi tentang
materi penyuluhan
Penutup 10 menit • Menggali pengetahuan • Menjawab Ceramah, Leaflet
peserta setelah dilakukan pertanyaan Tanya dan
penyuluhan • Memberikan jawab lembar
• Menyimpulkan hasil tanggapan balik balik
kegiatan penyuluhan
• Menutup dengan salam
5. Evaluasi
1. Struktur :
Adanya koordinasi dengan kader posyandu untuk menentukan
waktu dan tempat penyuluhan
Adanya persiapan yang baik terkait materi dan sarana yang akan
digunakan
Adanya informasi yang disampaikan pada ibu-ibu sebelum
pendidikan kesehatan
2. Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
b. Media yang digunakan adalah leaflet, lembar balik
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
d. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan
penyuluhan
e. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
f. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan
penyuluhan berlangsung
g. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
3. Hasil :
Pelaksanaan pre dan post test dapat terlaksana dengan cukup baik
meskipun kurang kondusif dikarenakan dilakukan di tempat terbuka bukan
didalam ruangan. Hal ini tampak dari para peserta yakni para ibu-ibu harus
mengerjakan dengan berdiri dan menggendong anaknya yang rewel,
tempat terlalu ramai dan sempit. Terdapat nilai pre test adalah ….. dan
post test ….
6. Materi (lampiran 1)
Lampiran 1
Materi Penyuluhan
Yang terakhir yaitu Authoritative, orang tua pada pola asuh ini sangat
memperhatikan kebutuhan anak dan mencukupinya dengan
pertimbangan faktor kepentingan dan kebutuhan. Pola asuh ini dapat
mengakibatkan anak mandiri, mempunyai kontrol diri dan kepercayaan
diri yang kuat, dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dengan baik,
mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang
baru, kooperatif dengan orang dewasa, penurut, patuh dan berorientasi
pada prestasi.
Stimulasi dini adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru
lahir (bahkan sebaiknya sejak janin 6 bulan di dalam kandungan) dilakukan
setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran,
penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula
merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak
berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran
bayi dan balita. Rangsangan yang dilakukan sejak lahir, terus menerus,
bervariasi, dengan suasana bermain dan kasih sayang, akan memacu
berbagai aspek kecerdasan anak (kecerdasan multipel) yaitu kecerdasan :
logiko-matematik.
Perkembangan psikososial pada usia kanak-kanak usia 18 bulan
– 3 tahun, adalah proses perkembangan kemampuan anak untuk
mengembangkan kemandirian dengan cara member kebebasan dan
membiarkan anak untuk mempelajari dunianya. Bila anak tidak difasilitasi
untuk kebutuhannya seperti terlalu dilindungi atau dikendalikan, maka anak
anak akan merasa ragu-ragu, takut, tidak berani dan malu untuk melakukan
aktifitasnya sehingga anak akan bergantung pada orang lain. Sebab itu
penting bagi orang tua atau pengasuh untuk memahami dan memiliki
kemampuan dalam menstimulasi anak untuk mencapai tugas
perkembangannya yaitu kemandirian.
4. Menjelaskan cara melakukan pola asuh pada bayi usia 18 bulan-3 tahun
yang benar
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi
dengan bayi/balita. misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui,
menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton
TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur.
Orangtua yang cerdas anaknya cenderung akan cerdas pula jika faktor
lingkungan mendukung pengembangan kecerdasaannnya sejak didalam
kandungan, masa bayi dan balita. Walaupun kedua orangtuanya cerdas tetapi
jika lingkungannya tidak menyediakan kebutuhan pokok untuk pengembangan
kecerdasannya, maka potensi kecerdasan anak tidak akan berkembang
optimal. Sedangkan orangtua yang kebetulan tidak berkesempatan mengikuti
pendidikan tinggi (belum tentu mereka tidak cerdas, mungkin karena tidak ada
kesempatan atau hambatan ekonomi) anaknya bisa cerdas jika dicukupi
kebutuhan untuk pengembangan kecerdasan sejak di dalam kandungan
sampai usia sekolah dan remaja.
Kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan
Anisa, Siti. 2005. Kontribusi Pola Asuh Orang tua terhadap Kemandirian Siswa
Kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
2004/2005 . Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Atkinson, Rita et.al. Pengantar Psikologi Edisi Kesebelas. Batam : Interaksara
Gunarsa, Singgih. 2000. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT BPK
Gunung Mulia Hurlock, Elisabeth. 2006. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima.
Jakarta : Erlangga
Lampiran 3
PRE TEST
4) Cara melakukan pola asuh pada anak usia 3 – 6 bulan yang benar
a) bermain ‘cilukba’, melihat wajah bayi
b) memukul
c) membiarkan terlantar
POST TEST
4. Cara melakukan pola asuh pada anak usia 3 – 6 bulan yang benar
a. bermain ‘cilukba’, melihat wajah bayi
b. memukul
c. membiarkan terlantar