Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies gigi adalah
suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial
dari substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas.
Dengan perkataan lain, dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigi
sehingga membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses
penyembuhan, pada proses ini terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman,
Perkembangan karies dapat berbeda antara satu dan lain orang dari antara populasi satu
dan populasi lain. Apabila perkembangannya lambat, mungkin membutuhkan waktu bertahun-
tahun lamanya sehingga karies menjadi kavitas besar. Akan tetapi proses yang sama hanya
Tanda-tanda karies gigi merupakan suatu keretakan pada email atau kavitas pada gigi,
dentin di dalam kavitas lebih lunak dari pada dentin di sekelilingnya, dan merupakan suatu
daerah pada email yang mempunyai warna yang berbeda dengan email sekelilingnya. 14
Karies yang berkembang cepat biasanya berwarna agak terang, sedangkan karies yang
berkembang lambat biasanya berwarna agak gelap. Akan tetapi pit (lekukan pada email gigi) dan
fisur (bentuk lekukan email gigi pada gigi molar dan pre molar) kadang-kadang berwarna tua,
bukan karena karies gigi, tetapi karena noda akibat beberapa makanan.14
karies gigi, penyebab karies gigi yang tidak langsung adalah permukaan dan bentuk gigi tersebut.
sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan menimbulkan karies
gigi.15
a. Bagian akar gigi, adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang
c. Cusp adalah tonjolan runcing atau tumpul yang terdapat pada mahkota.
Orang dewasa biasanya mempunyai 32 gigi permanen, 16 di tiap rahang. Di tiap rahang
terdapat:
a. Empat gigi depan (gigi insisivus). Bentuknya seperti sekop dengan tepi yang lebar untuk
menggigit, hanya mempunyai satu akar. Gigi insisivus atas lebih besar daripada gigi yang
bawah.
b. Dua gigi kaninus yang serupa di rahang atas dan rahang bawah. Gigi ini kuat dan
c. Empat gigi pre-molar/gigi molar kecil. Mahkotanya bulat hampir seperti bentuk kaleng
tipis, mempunyai dua tonjolan, satu di sebelah pipi dan satu di sebelah lidah. Kebanyakan
d. Enam gigi molar. Merupakan gigi-gigi besar di sebelah belakang di dalam mulut
digunakan untuk menggiling makanan. Semua gigi molar mempunyai mahkota persegi,
seperti blok-blok bangunan. Ada yang mempunyai tiga, empat, atau lima tonjolan. Gigi
molar di rahang atas mempunyai tiga akar dan gigi molar di rahang bawah mempunyai
dua akar.
f. Tepi insisal: gigi-gigi insisivus dan gigi-gigi kaninus mempunyai tepi potong
a. Enamel
Enamel merupakan bahan yang tidak ada selnya dan juga merupakan satu-satunya
komponen dalam tubuh manusia yang tidak mempunyai kekuatan reparatif karena itu
Struktur enamel gigi merupakan susunan kimia kompleks, sebagian besar terdiri dari
97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, dan fluor), air 1% dan bahan organik 2%,
Karena susunan enamel yang demikian maka ion-ion dalam cairan rongga mulut dapat
masuk ke enamel bagian dalam dan hal ini memungkinkan terjadinya transport ion-ion
melalui permukaan dalam enamel ke permukaan luar sehingga akan terjadi perubahan
enamel.18
b. Dentin
Seperti halnya enamel, dentin terdiri dari kalsium dan fospor tetapi dengan proporsi
protein yang lebih tinggi (terutama collagen). Dentin adalah suatu jaringan vital yang
darah dan drainase limfatik jaringan pulpa. Oleh karena itu dentin peka terhadap
c. Cementum
Cementum adalah penutup luar tipis pada akar yang mirip strukturnya dengan
tulang.19
d. Pulpa
Pulpa terdapat dalam gigi dan terbentuk dari jaringan ikat yang berisikan urat-urat
syaraf dan pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai dentin. Urat-urat syaraf ini
mengirimkan rangsangan, seperti panas dan dingin dari gigi ke otak, di mana hal ini
(pada karies), rangsangan mekanis (pada trauma, faktur gigi, preparasi kavitas, dan
keausan gigi), serta bisa juga disebabkan oleh rangsangan khemis misalnya asam dari
makanan, bahan kedokteran gigi yang toksik, atau dehidrasi dentin yang mungkin
di mana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena.
di mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
c. Karies Profunda
di mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah
mengenai pulpa.
a. Karies Ringan
Kasusnya disebut ringan jika serangan karies hanya pada gigi yang paling rentan
seperti pit (depresi yang kecil, besarnya seujung jarung yang terdapat pada
permukaan oklusal dari gigi molar) dan fisure (suatu celah yang dalam dan
b. Karies Sedang
Kasusnya dikatakan sedang jika serangan karies meliputi permukaan oklusal dan
(hiperemi pulpa).
c. Karies Berat/Parah
Kasusnya dikatakan berat jika serangan juga meliputi gigi anterior yang biasanya
bebas karies. Kedalaman karies sudah mengenai pulpa, baik pulpa tertutup maupun
pulpa terbuka (pulpitis dan gangren pulpa). Karies pada gigi anterior dan posterior
Menurut Parkin dalam G.V. Black bahwa klasifikasi karies gigi dapat dibagi atas 5, yaitu22:
b. Kelas II adalah karies gigi yang sudah mengenai permukaan oklusal dan bagian
c. Kelas III adalah karies yang mengenai bagian aproksimal gigi anterior.
d. Kelas IV adalah karies yang sudah mengenai bagian aproksimal dan meluas ke bagian
Ada yang membedakan faktor etiologi atau penyebab karies atas faktor penyebab primer
yang langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal
dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm.
Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit menular
lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu.
Karies merupakan penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi
penyebab terbentuknya karies. Ada 4 (empat) faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor
host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu, yang
Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung
yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu
yang lama.20
Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies gigi
(ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel (email), faktor kimia dan kristalografis, saliva. 4,18
Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies adalah pit dan fisure pada permukaan
oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak yang mudah
Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel
mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi
susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini dikarenakan gigi susu lebih banyak
mengandung bahan organik dan air dari pada mineral, dan secara kristalografis mineral dari gigi
tetap lebih padat bila dibandingkan dengan gigi susu. Alasan mengapa susunan kristal dan
mineralisasi gigi susu kurang adalah pembentukan maupun mineralisasi gigi susu terjadi dalam
kurun waktu 1 tahun sedangkan pembentukan dan mineralisasi gigi tetap 7-8 tahun.20
Saliva mampu meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali
mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi
meningkat jika ada ion fluor. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme di dalam plak,
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah
suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas
suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. 20
kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans,
lainnya, selain itu dijumpai juga Lactobacillus dan beberapa beberapa spesies Actinomyces.4,22
Plak bakteri ini dapat setebal beratus-ratus bakteri sehingga tampak sebagai lapisan putih.
Secara histometris plak terdiri dari 70% sel-sel bakteri dan 30% materi interseluler yang pada
Faktor subtrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu,
dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang
diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyababkan timbulnya
karies.4
Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi
untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini
menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel.18
kerusakan gigi, sebaliknya pada orang dengan diet banyak mengandung lemak dan protein hanya
sedikit atau sama sekali tidak memliki karies gigi.4 Hal ini dikarenakan adanya pembentukan
ekstraseluler matriks (dekstran) yang dihasilkan karbohidrat dari pemecahan sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa. Glukosa ini dengan bantuan Streptococcus mutans membentuk dekstran
yang merupakan matriks yang melekatkan bakteri pada enamel gigi. Oleh karena itu sukrosa
merupakan gula yang paling kariogenik (makanan yang dapat memicu timbulnya kerusakan/karies
gigi atau makanan yang kaya akan gula).20 Sukrosa merupakan gula yang paling banyak
sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat asam
selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60 menit.
Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak di
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang
dalam waktu beberapa bulan atau tahun.4 Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan
kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut
Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan karies tidak menghancurkan gigi
dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Lamanya waktu yang
dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48
bulan. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan
penyakit ini.
Pada zaman modern ini, banyak kita jumpai jenis-jenis makanan yang bersifat manis, lunak
dan mudah melekat misalnya permen, coklat, bolu, biscuit dan lain-lain. Di mana biasanya
makanan ini sangat disukai oleh anak-anak. Makanan ini karena sifatnya yang lunak maka tidak
perlu pengunyahan sehingga gampang melekat pada gigi dan bila tidak segera dibersihkan maka
akan terjadi proses kimia bersama dengan bakteri dan air ludah yang dapat merusak email gigi. 23
b. Faktor intrinsik (yang berasal dari dalam diri manusia), seperti: asosiasi emosional,
keadaan jasmani dan kejiwaan yang sedang sakit serta penilaian yang lebih terhadap
Penelitian Nizel (1981) pada anak umur 6 tahun di Inggris yang dikutip oleh Kosasih
(2007) menguraikan bahwa makanan yang berbentuk lunak dan lengket dapat berpengaruh
terhadap terjadinya penyakit karies gigi. Beliau juga menguraikan tentang adanya hubungan
antara zat gizi seperti vitamin dan mineral, protein hewani dan nabati, serta karbohidrat yang
terkandung dalam makanan sehari-hari dapat mempengaruhi terjadinya penyakit karies gigi. Hal
ini yang perlu mendapat perhatian tidak hanya nutrisi saja, tetapi cara mengonsumsi jenis
makanan dan waktu pemberian, karena semua ini akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut.
Sukrosa adalah salah satu jenis karbohidrat yang terkandung dalam makanan lainnya yang
merupakan substrat untuk pertumbuhan bakteri yang pada akhirnya akan meningkatkan proses
Masalah karies gigi masih mendapat perhatian karena sampai sekarang penyakit tersebut
masih menduduki urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut, yaitu penyakit
tertinggi keenam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia dan menempati urutan keempat
Berdasarkan survey kesehatan gigi yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Gigi
Departemen Kesehatan RI pada tahun 1994, ternyata jumlah masyarakat yang berkunjung
karies gigi menduduki jumlah terbesar yaitu 53,05%. 27 Karies merupakan penyakit yang paling
sering dijumpai di rongga mulut, di Indonesia lebih dari 90% penduduknya menderita karies. 28
Karies gigi merupakan penyakit kronis, mengalami proses kerusakan jaringan yang bila
dibiarkan berlanjut akan menyebabkan kehilangan gigi yang terkena karies tersebut.29
Status karies gigi menurut karakteristik penduduk Indonesia (Profil Kesehatan Gigi dan
(91,67%)
c. Prevalensi karies berdasarkan pulau : Jawa dan Bali (86,59%), Sumatera (94,41%),
Karies gigi menyerang semua tingkatan usia dan semua ras dari seluruh tempat di dunia.
Sehingga karies gigi telah menjadi masalah umum masyarakat, universal dan perlu mendapat
perhatian yang serius karena prevalensinya yang cepat meningkat di banyak negara. Penelitian
Greene dan Suomi (1997) menunjukkan bahwa di kebanyakan negara berkembang, lebih dari
Menurut penelitian Natamiharja tahun 1998 yang dikutip oleh Rusiawati (2002) pada
anak usia 6-13 tahun di 2 SD di Medan terdapat anak dengan karies pada molar pertama 49,69%
bahwa status kesehatan gigi dan mulut penduduk masih buruk. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya prevalensi karies gigi dengan DMF-T; 80,83% responden mempunyai gigi dengan lesi
karies; 50,83% responden gigi dicabut dan hanya 21,11% gigi ditambal.31
Berdasarkan penelitian Al-Malik (2006) di Saudi Arabia, dari 300 sampel anak-anak
dengan usia 6-7 tahun terdapat 288 anak (96%) terkena karies gigi, dan hanya 12 orang (4%)
yang tidak terkena karies gigi. Dari 288 sampel yang terkena karies tersebut terdapat 146
Penyakit gigi dan mulut di mana karies gigi termasuk di dalamnya menempati peringkat
Selain faktor langsung (etiologi), juga terdapat faktor-faktor tidak langsung yang disebut
sebagai faktor resiko luar, yang merupakan faktor predisposisis dan faktor penghambat
terjadinya karies yaitu umur, jenis kelamin, sosial ekonomi, penggunaan fluor, jumlah bakteri,
dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi. Perilaku yang dapat mempengaruhi
kesehatan mulut khususnya karies tidak terlepas dari kebiasaan merokok/penggunaan tembakau,
konsumsi alkohol, kebersihan rongga mulut yang tidak baikdan diet makanan.30,33
a. Umur34
Hasil studi menunjukkan bahwa lesi karies dimulai lebih sering pada umur yang spesifik. Hal
ini berlaku terutama sekali pada umur anak-anak namun juga pada orang dewasa. Kelompok
Studi oleh Kohler et all (1978,1982), bahwa pada ibu-ibu dengan saliva yang mengandung
banyak Streptococcus mutans sering menularkannya kepada bayi mereka segera setelah
gigi susunya tumbuh, hal ini menyebabkan tingginya kerentanan terhadap karies.
Studi oleh Carvalho et all (1989) menunjukkan bahwa pada masa ini permukaan oklusal
(kunyah) gigi molar pertama sedang berkembang, pada masa ini gigi rentan karies sampai
Merupakan usia pertama kali dengan gigi permanen keseluruhan. Pada masa ini gigi molar
Adalah kelompok umur berisiko pada usia remaja. Pada masa ini gigi molar ke tiga rentan
karies sampai maturasi keduanya selesai. Di usia ini pula biasanya orang-orang
meninggalkan rumah untuk belajar atau bekerja di tempat lain, yang selanjutnya dapat
menyebabkan perubahan tidak hanya gaya hidup tapi juga pada kebiasaan makan dan
b. Jenis Kelamin
Dari pengamatan yang dilakukan Milhann-Turkeheim pada gigi M1, didapat hasil bahwa
persentase karies gigi pada wanita adalah lebih tinggi dibanding pria. 15
Selama masa kanak-kanak dan remaja, wanita menunjukkan nilai DMF yang lebih tinggi
daripada pria. Walaupun demikian, umumnya oral higiene wanita lebih baik sehingga
Karies dijumpai lebih rendah pada kelompok sosial ekonomi rendah dan sebaliknya. Hal ini
dikaitkan dengan lebih besarnya minat hidup sehat pada kelompok sosial ekonomi tinggi.
Menurut Tirthankar (2002), ada dua faktor sosial ekonomi yaitu pekerjaan dan pendidikan.
Pendidikan adalah faktor kedua terbesar yang mempengaruhi status kesehatan. Seseorang
yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik
tentang kesehatan sehingga akan mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat. Dalam
penelitiannya, Paulander, Axelsson dan Lindhe (2003) melaporkan jumlah gigi yang tinggal di
rongga mulut pada usia 35 tahun sebesar 26,6% pada pendidikan tinggi sedangkan pada
pendidikan rendah sebesar 25,8%. Hasil penelitian Sondang Pintauli dkk, dijumpai DMF-T
rata-rata sebesar 7,63 dengan DMF-T rata-rata lebih rendah pada ibu-ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pendidikan menengah dan
d. Penggunaan Fluor
Menurut Rugg-Gunn (2000) di Inggris menyatakan bahwa penggunaan fluor sangat efektif
untuk menurunkan prevalensi karies, walaupun penggunaan fluor tidaklah merupakan satu-
Demikian halnya penelitian yang dilakukan Dr. Trendly Dean dilaporkan bahwa ada
hubungan timbal balik antara konsentrasi fluor dalam air minum dengan prevalensi karies.
Penelitian epidemiologi Dean ditandai dengan perlindungan terhadap karies secara optimum
dan terjadinya mottled enamel (keadaan email yang berbintik-bintik putih, kuning, atau coklat
akibat kelebihan fluor/fluorosis) yang minimal apabila konsentrasi fluor kurang dari 1 ppm. 4
Setiap kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat,
maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai memproduksi asam
sehingga pH saliva menurun dan terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit
setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan bekerja menetralisir asam dan membantu
proses remineralisasi. Namun, apabila makanan berkarbonat terlalu sering dikonsumsi, maka
email gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan
Misalnya, derajat penderita karies gigi di Palembang relatif tinggi. Salah satu
penyebabnya adalah makanan yang berpotensi menimbulkan kerusakan gigi, yaitu empek-
empek. Empek-empek terbuat dari sagu, sehingga mengandung karbohidrat dan zat gula.
Karbohidrat yang tinggi akan membuat karang gigi menjadi tebal. Kandungan cuka dalam
cairan yang ditambahkan pada empek-empek juga tidak bagus untuk gigi, khususnya juga
untuk anak di bawah usia delapan tahun. Kandungan fluor dalam gigi anak usia di bawah
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan karies adalah plak.
Telah dicoba membandingkan insidens karies gigi selama 2 tahun pada 429 orang mahasiswa
yang menyikat giginya dengan teratur setiap habis makan dengan mahasiswa yng menyikat
giginya pada waktu bangun tidur dan malam pada waktu sebelum tidur, ternyata bahwa
golongan mahasiswa yang menyikat giginya secara teratur rata-rata 41% lebih sedikit
Nicotine yang dihasilkan oleh tembakau dalam rokok dapat menekan aliran saliva, yang
menyebabkan aktivitas karies meningkat. Dalam hal ini karies ditemukan lebih tinggi pada
2.7. Pencegahan
Tindakan ini ditujukan pada kesempurnaan struktur enamel dan dentin atau gigi pada
umumnya. Seperti kita ketahui yang mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan gigi kecuali
protein untuk pembentukan matriks gigi, vitamin (vitamin A, vitamin C, vitamin D) dan mineral
Pada ibu-ibu yang sedang mengandung sebaiknya diberikan kalsium yang diberikan
dalam bentuk tablet, dan air minum yang mengandung fluor karena hal ini akan berpengaruh
yang efektif atau cara menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor dan
Yaitu untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang atau kambuh
lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh
melakukan penambalan pada gigi dengan lesi karies yang kecil dapat mencegah
a. Diagnosa Dini
Penegakan diagnosis lesi karies secara dini makin menjadi hal yang sangat penting sejak
disadari bahwa karies bukan hanya suatu proses demineralisasi saja melainkan proses destruksi
Penegakan diagnosis karies gigi memerlukan pencahayaan yang baik dan obyek (gigi)
yang kering dan bersih. Jika terdapat banyak kalkulus atau plak, maka semuanya harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum mencoba menegakkan diagnosis dengan tepat. Setelah gigi
sudah kering maka tiap kuadran gigi diisolasi dengan gulungan kapas agar pembasahan oleh
saliva dapat dicegah. Gigi harus betul-betul kering dan pengeringannya biasanya dengan udara
pemeriksaan tanda awal karies diperlukan sonde yang tajam sampai terasa menyangkut.
Sebaiknya hal ini jangan dilakukan pada lesi karies yang masih baru mulai karena sonde tajam
akan merusak lesi karies yang masih baru mulai dan sonde akan membawa bakteri ke dalam
b.1. Penambalan
Harus diketahui bahwa gigi yang sakit atau berlubang tidak dapat disembuhkan dengan
sendirinya, dengan pemberian obat-obatan. Gigi tersebut hanya dapat diobati dan dikembalikan
ke fungsi pengunyahan semula dengan melakukan pemboran, yang pada akhirnya gigi tersebut
akan ditambal.37
Dalam proses penambalan, hal yang pertama sekali dilakukan adalah pembersihan gigi
yang karies yaitu dengan membuang jaringan gigi yang rusak dan jaringan gigi yang sehat di
gigi yang lebih dalam. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meniadakan kemungkinan
Tambalan terbuat dari berbagai bahan yang dimasukkan ke dalam gigi atau di sekeliling
gigi. Umumnya bahan-bahan tambalan yang digunakan adalah perak amalgam, resin komposit,
Perak amalgam merupakan tambalan yang paling banyak digunakan untuk gigi
belakang, karena sangat kuat dan warnanya tidak terlihat dari luar. Perak amalgam relatif tidak
mahal dan bertahan sampai 14 tahun. Tambalan emas lebih mahal tetapi lebih kuat dan bisa
Campuran damar dan porselen digunakan untuk gigi depan, karena warnanya mendekati
warna gigi, sehingga tidak terlalu tampak dari luar. Bahan ini lebih mahal dari pada perak
amalgam dan tidak tahan lama, terutama pada gigi belakang yang digunakan untuk mengunyah. 17
Kaca ionomer merupakan tambalan dengan warna yang sama dengan gigi. Bahan ini
diformulasikan untuk melepaskan fluor, yang memberi keuntungan lebih pada orang-orang yang
b.2. Pencabutan37
Keadaan gigi yang sudah sedemikian rusak sehingga untuk penambalan sudah sukar
dilakukan, maka tidak ada cara lain selain mencabut gigi yang telah rusak tersebut. Dalam proses
pencabutan maka pasien akan dibius, di mana biasanya pembiusan dilakukan lokal yaitu hanya
pada gigi yang dibius saja yang mati rasa dan pembiusan pada setengah rahang. Pembiusan ini
Adalah pelayanan yang ditujukan terhadap akhir dari patogenesis penyakit yang
misalnya pulp capping, pengobatan urat syaraf (perawatan saluran akar), pencabutan
dan bentuk sesuai dengan aslinya, misalnya pembuatan gigi tiruan (protesa).
Dalam epidemiologi karies gigi, selain ukuran prevalensi juga digunakan suatu ukuran
yang dapat membedakan derajat intesitas penyakitnya, di mana karies merupakan suatu keadaan
yang irreversible, karena sekali lesi karies mencapai stadium yang dapat dilihat secara klinis,
maka lesi tersebut akan terus berkembang atau dirawat dengan penambalan/pencabutan gigi.38
mengalami karies, yang dijabarkan sebagai Decayed (gigi berlubang), Missed (gigi dicabut
karena karies), Filled (gigi ditambal), Teeth (gigi permanen). DMF-T dihitung dengan
Bila angka DMF-T tinggi, diasumsikan bahwa di masyarakat tersebut mempunyai angka
karies yang tinggi pula.4 Klasifikasi angka kejadian karies gigi (indeks DMF-T) menurut WHO,