Anda di halaman 1dari 8

1.

Obat yang menyebabkan hepatotoksik /hati ( Alopurinol INH, Ripamfisin, metotreksat,


tetrasiklin, kaptopril, Karbamazepin, dsb Obat yang menyebabkan ototoksik /fungsi
pendengaran : Antibiotik gol.Aminoglikosida, terutama streptomisin.  Obat yang
menyebabkan konstipasi : Tablet Besi, Alumunium dalam Antasida.  Fasa
Farmakodinamik Fase dimana zat aktif obat akan berikatan dengan reseptor spesifik
dalam tubuh (tempat kerja obat), berinteraksi, dan memberikan efek. 3. Pokok-pokok
farmakodinamik : A. Efek terapi a. Terapi kausal (menghilangkan penyebab penyakit) b.
Terapi substansi/simptomatis (meringankan/meniadakan gejala penyakit). c Terapi
substitusi (mengganti/memberi untuk menambah zat yang lazim dibuat oleh organ tubuh)
: C/ Insulin bagi penderita DM Contoh kasus : Pengobatan pasien penderita Thypoid
(Infeksi usus oleh bakteri salmonella thyposa) dengan gejala panas/demam, kadang-
kadang disertai diare. Obat pilihannya adalah analgetik-antipiretik untuk menurunkan
panas/demam (disebut terapi simptomatis), dan Antibiotika untuk membunuh bakteri
penyebab (disebut terapi kausal), dan oralit untuk mengganti cairan akibat diare (disebut
terapi substitusi). B. ESO (efek samping obat) ESO Adalah reaksi berlawanan yang
merupakan suatu konsekuensi dari efek farmakologis normal obat, sehingga
kemunculannya bisa diprediksi. Reaksi berlawanan ini disebabkan oleh dosis yang tidak
tepat (terlalu banyak atau terlalu lama) dan karena farmakokinetik yang tidak teratur
(biasanya karena kegagalan eliminasi). Contoh-contoh efek samping obat  Fasa
Farmakokinetika : Fase dimana timbulnya pengaruh dari tubuh kepada obat dengan
melakukan penyerapan (absorpsi), menyebarkan (distribusi) keseluruh system sistemik
tubuh melalui aliran darah menuju hati untuk melakukan proses metabolisme atau
langsung ke reseptor untuk berinteraksi dan memberikan efek. Hasil metabolism di hati
akan menghasilkan zat aktif yang kemudian menuju reseptor dan sisa metabolism
(metabolit) akan dikeluarkan (ekskresi) melalui ginjal (urin), atau paru (udara nafas), kulit
(keringat), dan ASI (Air Susu Ibu)  Fase Biofarmasi/Farmaseutika : Fase dimana
sediaan obat hancur dan kemudian bahan obatnya melarut dan siap untuk mengalami
proses farmakokinetika  Farmakodinamika : ilmu ttg mekanisme kerja dan efek obat
atau Pengaruh obat terhadap obat. 2. Dalam tubuh, obat mengalami 3 fase : 
Farmakokinetika : pengaruh tubuh terhadap obat dengan melakukan proses absorpsi,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi  Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang obat 1. REVIEW MATERI (FARMAKOLOGI) KONSEP DASAR
FARMAKOLOGI/OBAT 1. PENGERTIAN/DEFINISI :
2. 2. INTERAKSI OBAT-MAKANAN - Tetrasiklin dengan susu atau makanan yang
mengandung ion Ca, Mg, Fe absorpsinya dikurangi karena terbentuknya senyawa chelat
yang tak larut. - absorpsi Griseofulvin meningkat jika diberikan bersama makanan yang
mengandung lemak. 4. ROUTE PENGGUNAAN OBAT ORAL, INJEKSI, INHALASI,
PERMUKAAN KULIT, dan SELAPUT LENDIR (Mukosa mata, Mukosa hidung, Mukosa
teling . Anus, Uretra, dan Vagina) A. Route Oral : KEBAIKAN : Menyenangkan, mudah,
aman. KEJELEKAN : a. Obat mengalami kerusakan oleh cairan lambung, b. Obat tidak
dapat dipakai bagi pasien muntah-muntah koma B. Route inhalasi Kebaikan : a. Absorpsi
cepat karena permukaan absorpsi sangat luas, b.Terhindar dari eliminasi di hati. c.Pada
asma bronkial, obat dapat langsung mengenai SSR Kejelekan : a. Diperlukan alat dan
metoda khusus yg agak sulit, b. Sukar mengatur dosis, INTERAKSI OBAT PADA FASE
FARMAKODINAMIKA Penggabungan Sulfametoksazol dan Trimetoprim yang memiliki
sifat sama sebagai anti bakteri------ memiliki efek sinergistik yang kuat ---sehingga sejak
itu dan sampai sekarang dikenal satu produk anti bakteri golongan sulfa yang lebih
potensial dalam bentuk kombinasi : Kotrimoksazol.  INTERAKSI FARMAKOKINETIKA
PADA FASE METABOLISME seorang ibu penderita TB paru yang minum Ripamfisin
bersamaan dengan obat kontrasepsi oral-------maka Ripamfisin akan menginduksi obat
kontrasepsi oral dan menyebabkan efeknya diganggu dan tidak bermanfaat------
sehingga si ibu tetap hamil  INTERAKSI FARMAKOKINETIKA PADA FASE ABSORPSI
Tetrasiklin (A) dengan Antasida ( Ca, Mg, Al )atau dengan tablet besi /Fe (B)-----
Tetrasiklin akan diikat membentuk senyawa kompleks/Chelat yang tidak di absorpsi -----
efek tetrasiklin akan dihambat/hilang.  Obat yang dapat menimbukan reaksi idiosinkrasi
/pelepuhan kulit : golongan sulfonamide, khususnya kotrimoksazol. C. Interaksi obat Bila
2 macam obat digunakan bersamaan, maka akan saling mempengaruhi kerja masing-
masing obat, bias mengurangi/mengganggu (antagonism) atau bisa meningkatkan
potensiasi (sinergisme). Interaksi dapat terjadi pada fase Farmakokinetika (absorpsi,
Distribusi, Metabolisme, ekskresi) dan pada fase farmakodinamika (ketika berinteraksi
dengan reseptor untuk menimbulkan efek). Beberapa contoh interaksi :  Obat yang
menimbulkan keguguran/abortus pada ibu hamil : Prostaglandin, laksatif  Obat
yangmenimbulkan kerusakan/kerapuhan tulang dan gigi : Tetrasiklin.  Obat yang dapat
menimbulkan reaksi adiksi / ketagihan dan ketergantungan atau gejala putus obat :
Narkotika dan psikotropika (hipnotik sedative) 
3. 3. Vitamin B12 (sianokobalamin) berperan da Obat-Obat yang mengandung Fe
(Engobion, Sangobion, Tablet Fe, sakatonik liver.)  Kehilangan banyak darah
(Menstruasi, perdarahan persalinan, kecelakaan, kecacingan, dsb) Defisiensi Fe/zat besi
akan menyebabkan sel darah merah terbentuk lebih kecil atau kandungan Hb yang
rendah. Maka zat besi berperan untuk produksi Hb (Haemoglobin) yang membawa
oksigen. Obat-obat Anti-anemia (hematinik) :  Tidak mengkonsumsi cukup zat besi
dalam makanan (hewani dan nabati---daging hati, ikan, telur, ayam, sayur bayam,
kangkung, dsb) c. Banyak obat mengiritasi epitel paru2. C. Route Injeksi KEBAIKAN :
a. Efek lebih cepat dan teratur b. Dapat diberikan kepada pasien yg tidak kooperatif c.
Berguna pada saat darurat. KEJELEKAN : a. Butuh cara aseptis, sediaan harus steril b.
Disertai rasa nyeri, c. Kemungkinan bahaya penularan penyakit d. Sukar melakukan
sendiri Bentuk sediaan : Larutan (Solutio / Emulsi / Suspensi) Syarat mutlak : harus steril
Contoh : Injeksi Vit.B1 (larutan dalam air) I OBAT SISTEM KARDIOVASKULER
(Kardio=jantung, Vaskuler=system vaskularisasi pembuluh darah) a. Obat gangguan
jantung (Angina, aritmia, insuffisiensi jtg) b. Obat gangguan pembuluh darah (Hipertensi)
c. Obat gangguan darah (Anti anemia, anti-koagulan,Anti-perdarahan) 1. OBAT ANEMIA
KEKURANGAN ZAT BESI (Ferriprive) Penyebab : Nitrat organik (Isosorbid dinitrat)
diberikan secara sublingual (disisipkan di bawah lidah----absorpsi langsung ke sasaran)
Penyediaan O2 menurun → adanya sumbatan vaskuler Obat Anti-angina :  Kebutuhan
O2 meningkat → exercise berlebihan  Dampak penyakit anemia pada Bumil, beresiko
kematian jika terjadi perdarahan pada saat persalinan. 2. ANTIKOAGULAN (mencegah
terjadinya pembekuan darah dengan cara menghambat fungsi pembeku darah) Indikasi :
untuk mencegah terbentuknya / meluasnya thrombus/emboli OBAT : a. Heparin (injeksi,
topical) b. Warfarin, kumarin, dicumarol, nikumalone 3. ANTI PERDARAHAN
(Hemostatik)= menghentikan perdarahan yang disebabkan oleh defisiensi factor
pembeku darah (penderita hemophilia), atau factor lainnya (persalinan, kecelakaan,
hemaroid, dsb) Obat : Fitomenadion (Vitamin K) tablet, injeksi, Efinefrin,dsb 4. OBAT
GANGGUAN JANTUNG a. ANGINA PEKTORIS Adalah keadaan klinik yang ditandai
dengan rasa tidak enak atau nyeri dada akibat iskemia jaringan otot jantung yaitu adanya
ketidak-seimbangan antara kebutuhan O2 (oksigen) dibandingkan dengan
penyediaannya. Penyebab angina:  Kebutuhan Tablet besi untuk Bumil : 90 tablet pada
trimester I (sehari 1 x 1 tablet)  Asam Folat terdapat pada hati, ragi dan daun hijau lam
sintesis DNA yang normal.
4. 4. KLASIFIKASI 1. Zat pelunak batuk (emolliensia) : Bekerja memperlunak rangsangan
batuk, melumas tenggorokan agar tidak kering, dan melunakkan mukosa yang teriritasi.
(Contoh : sirup Thimmy, zat lender / carrageen). 2. Ekspektoransia : mengencerkan
dahak dan memudahkan pengeluarannya (Contoh : Guafenesin, Glyceril guaiakolat,
Ammonium Chlorida/OBH). . 3. Mukolitika : menurunkan viskositas/kekentalan dan
dikeluarkan dengan mudah. (Contoh: acetilsistein, bromhexin, carbocistein, dan
ambroxol). 4. Zat pereda, (golongan narkotik : kodein, gol.non narkotik :
Dekstrometorfan) 5. Antihistaminika : prometazin, Chlorpheniramin (CTM), difenhidramin.
2. INFLUENZA=common cold=salesma Disebabkan oleh Virus, (Rhinovirus, coronavirus,
v. influenza A, B, parainfluenza, adenovirus). Biasanya sembuh sendiri 3-5 hari. Gejala
utama : demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan napsu makan hilang, nyeri
tenggorokan, batuk kering, hidung tersumbat, bersin, dan ingus encer. Bila ada infeksi
sekunder, sekret bersifat seromukus atau mukopur Obat : Analgetik-antipiretik
(Parasetamol, Antalgin, asetosal, dsb) Antihistamin/anti-alergi : CTM, setirizin,
difenhidramin Obat-obat yang menghentikan rangsang batuk bekerja menurunkan
frekuensi dan intensitas dorongan batuk dengan menekan refleks batuk akibat
penghambatan pusat batuk dalam batang otak dan/atau reseptor batuk.  Vasodilator
OBAT SALURAN PERNAFASAN (obat yang bekerja dan mempengaruhi sistem
Pernafasan). Bentuk sediaan obat : tablet / kapsul, tablet lepas lambat, sirup dan drop,
balsam, inhaler, tetes hidung, dan nebulizer. a. Obat-obat saluran pernafasan atas : Obat
Batuk, Influenza, Rinitis, faringitis, b. Obat-obat saluran pernafasan bawah : Asma,
Bronkhitis akut/kronis,dsb 1. BATUK a. Batuk berdahak adalah batuk yang disertai
dengan keluarnya dahak dari batang tenggorokan. Obat : EKSPEKTORAN
(mempermudah pengeluaran dahak/riak) b. Batuk kering adalah batuk yang tidak disertai
keluarnya dahak. Obat : ANTITUSIF (pereda batuk)  Penghambat ACE (Captopril,
Enalapril, Lisinopril, Ramipril,Quinapril)  Ca antagonist (Nifedipin, amilorid, Diltiazem,
verapamil)  Alfa dan Beta bloker  Diuretik (Diuretik Tiazida : HCT, Diuretik kuat :
Furosemida, dan diuretic hemat kalium : Spironolakton)  Obat anti hipertensi adalah
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah kekeadaan normal obat anti-
hipertensi :  Pengobatan hipertensi biasanya ditujukan untuk mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas akibat tekanan darah tinggi.  adalah suatu keadaan medis di
mana terjadi peningkatan tekanan darah melebihi normal.  Calsium antagonis
(Nipedifine) b. HIPERTENSI  Beta bloker (Lanatosid-C), 
5. 5. Ekspektoran : Gliseril Guaikolat, OBH Bila ada infeksi (ditandai dengan secret
seromukus) diberikan Antibiotika (Amoksisilin, Kotrimoksazol, sefadroksil, dsb) 3.
RINITIS ALERGIKA Penyebab : Allergen (debu, cuaca panas/dingin,) Gejala : Hidung,
langit-langit mulut, tenggorokan bagian belakang dan mata terasa gatal, diikuti dengan
mata berair, bersin, hidung meler. Keluhan sakit kepala, batuk dan bengek, kadang
depresi, napsu makan hilang, gangguan tidur, radang kelopak dan bagian putih mata
(konjunctivitis). Pengobatan awal : Antihistamin, kadang disertai dekongestan hidung
untuk melegakan pernafasan .Dekongestan sistemik : efedrin. Fenilpropanolamin,
Pseudoefedrin, Fenilefrin) 4. FARINGITIS AKUT Adalah Inflamasi/infeksi membran
mukosa faring, bagian dari infeksi akut orofaring (tonsilofaringitis akut), atau bagian dari
influenza (Rinofaringitis) yang disebabkan oleh virus atau bakteri atau jamur, denga
gejala : a. Faringitis karena bakteri : demam/menggigil, nyeri menelan, faring posterior
merah dan bengkak, folikel bereksudat dan furulen dinding faring, mungkin batuk,
pembesaran kel.getah bening leher bag.anterior., tidak mau makan, nyeri tenggorokan,
malaise, anoreksia. b. Faringitis karena virus : onset radang tenggorokan lambat,
demam. nyeri nelan, kongesti nasal, batuk, Pengobatan : Untuk demam dan nyeri diberi
analgetik-antipiretik : Parasetamol Bila ada infeksi diberi antibiotika :Kotrimoksazol (480
mg), 2x2, 5 hari Amoksisilin 500 mg, 3x1, 5 hari Erithromisin 500 mg, 3x1, 5 hari 5.
ASMA BRONKHIALE Adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan
peradangan dan penyempitan yang bersifat sementara. Faktor pemicu (trigger) : a.
Perubahan cuaca dan suhu udara b. Alergen (asap, debu, bulu binatang, dsb) c. Infeksi
sal.pernafasan d.Gangguan emosi e. Kerja fisik/olahraga berlebihan Faktor penyebab
(inducer) : Sel mast di sepanjang bronchii melepaskan bahan seperti histamin sebagai
respons terhadap alergen, yang menimbulkan kontraksi otot polos, peningkatan
pembentukan lendir, perpindahan sel darah putih tertentu ke bronchii sehingga terjadi
peradangan (inflammation) dan akan memperkecil diameter sal.udara, dan berusaha
bernafas dengan kuat. Gejala klinis : a. Sesak nafas disertai bunyi khas mengi b. Pada
auskultasi terdengar wheezing dan ekspirasi memanjang c. Sesak hebat ditandai giatnya
otot bantu pernafasan dan sianosis (status asmatikus) d. Dispnoe di pagi hari dan
sepanjang malam , terutama cuaca dingin, berhubungan dengan infeksi dan alergen e.
Batuk kering yang panjang di pagi dan larut malam dan mukus Penatalaksanaan : a.
Terapi kausal dengan menghilangkan/menjauhi faktor pemicu/pencetus (allergen—debu,
cuaca, makanan, obat, dsb) b. Terapi simptomatis sesuai dengan gejala yang muncul.
Diberikan :
6. 6. Bronchodilator (melebarkan bronkus) : Teofilin, Aminofilin, Salbutamol Bila efeknya
tidak menolong, dapat d Perintang reseptor H2 (antagonis reseptor H2) dengan
mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2. ( Simetidin,
Ranitidin, Famotidin, dan Nizatidin). Obat-obat ini mampu mengurangi Anti Hiperaciditas
bekerja secara kimiawi dengan mengikat kelebihan HCl dalam lambung. Kombinasi :
Senyawa Magnesium (Mg), dan Alumunium (Al) : Mg-Oksida, Mg-trisilikat, Mg-karbonat,
Al-hidroksida, Al-karbonat, Mg-Al-Si). itambah prednisone (kortikosteroid) Untuk
mencegah status asmatikus, dan pemberian tidak boleh terlambat. Penderita status
asmatikus memerlukan oksigen , terapi parenteral, dan perawatan intensif, OBAT
SALURAN PENCERNAAN 1. ANTASIDA DAN ULKUSTERAPEUTIKA Adalah golongan
obat Antasida (anti = lawan, acidus = asam) adalah basa-basa lemah yang digunakan
untuk menetralisir kelebihan asam lambung yang menyebabkan timbulnya penyakit tukak
lambung atau sakit maag, dengan gejala nyeri hebat yang berkala Berdasarkan
mekanisme kerjanya, obat-obat antasida dapat digolongkan menjadi dua yaitu: > Diare
adalah pengeluaran feses cair atau seperti bubur, berulang kali ( Omeprazole,
lansoprazole,dan pantoprazole.yang efektif untuk pengobatan jangka pendek (4 – 8
minggu) dari ulkus peptikum. 2. ANTI DIARE,  Sucralfate atau aluminium sucrose
sulfate berperan menutup jaringan luka/ulkus, sehingga terhalang dari asam lambung
dan, pepsin.  Atropin/papaverin : menekan peristaltic usus, agar tidak mulas 
Simetidin/Ranitidin : Menghambat histamine, agar produksi asam lambung berhenti 
Antasida (menetralkan kelebihan asam lambung  Antasida, Antihistaminika H2
(Simetidin dan Ranitidin), Parasimpatolitika (Atropin) Sukralfat, Omeprazol dan
turunannya.  Tujuan Pengobatan ulkus peptikum: Menghilangkan rasa nyeri,
mempercepat penyembuhan tukak, mencegah terjadinya komplikasi, dan menghambat
kambuhnya penyakit. Obat-obat Ulkus :  Faktor pemicu : Perokok, minuman beralkohol,
kopi, dan makan tidak teratur, penggunaan analgetika perifer, stress.  Keluhan : Secara
periodik (kejang, nyeri ditusuk pada epigastrum, lama bervariasi, tergantung pada
makanan) 90% sekresi asam lambung ULKUS PEPTIKUM adalah luka berbentuk bulat
atau oval yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah
termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan. > 60-70 %, diare disebabkan oleh
virus,dsb, 30-40 % saja disebabkan oleh mikroba (bakteri, amuba, dsb), sehingga diare
dikatagorikan spesifik dan non spesifik Diare terjadi karena adanya rangsangan
terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflek mempercepat
peristaltik usus. Berdasarkan patogenetika, mekanisme penyebab diare : a. Kurangnya
absorpsi zat osmotik dari lumen usus b. Meningkatnya sekresi elektrolit dan air kedalam
lumen usus c. Naiknya permeabilitas mukosa usus d. Terganggunya motilitas usus 3
kali sehari).
7. 7. Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin A, D, E, dan K Fungsi dan Akibat defisiensi
Vitamin dan mineral : a. Vitamin A (Retinol), Merupakan vitamin yang berperan dalam
pembentukkan indra penglihatan yang baik, dan sebagai salah satu komponen penyusun
pigmen mata di retina, bila kekurangan dapat menimbulkan rabun senja. b. Vitamin D
(kalsiferol), dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Akibat
Kekurangan dan Kelebihan : Tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak
normal, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami
kekejangan. c. Vitamin E, (Tokoferol) berperan dalam menjaga kesehatan berbagai
jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Bila
kekurangan/defisiensi dapat menyebabkan mandul, gangguan syaraf, dan otot. d.
Vitamin K (Fitomenadion), banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah
yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di
dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. e.
vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen (protein penting penyusun
jaringan kulit, sendi, tulang, dsb), Selain itu,. berperan dalam penutupan luka saat terjadi
pendarahan, memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme pathogen. Bila
kekurangan (defisiensi) dapat menimbulkan penyakit skorbut (radang/perdarahan gigi
dan gusi atau sariawan) f. Fe atau zat besi berperan dalam pembentukan haemoglobin
/zat warna merah darah, dan bila kekurangan/defisiensi dapat menyebabkan anemis. g.
Kalsium dan Postor berperan dalam pembentukan kekuatan rangka dan tulang, dan bila
kekurangan/defisiensi dapat menimbulkan penyakit rachitis/polio. h. Fluor (F) berperan
dalam pembentukan pertumbuhan gigi, dan bila kekurangan/defisiensi dapat
menimbulkan carries pada gigi OBAT PENYAKIT KULIT (DERMATOTERAPEUTIKA)
Penyebab/gejala : Allergi, peradangan, Infeksi bakteri, jamur, virus, Kutu/Tungau, dsb.
Pengobatan / sediaan obat : Sistemik/oral (tablet/kapsul/ sirup), Topikal (Salep, krim,
lotio, bedak, dsb) Jenis penyakit dan obat : Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B
dan Vitamin C  Obat diare lain : adsorben / mengentalkan cairan feses c/ kaolin,
attapulgit, bila mual diberi antasida, dan untuk memperbaiki pencernaannya agar 2-3
bulan kedepan tidak kena diare sering diberikan Zink reversible yang diberikan terus
menerus selama 10 hari, sehari 20 mg untuk dewasa, dan anak-anak dosisnya
disesuaikan BB.nya. VITAMIN-MINERAL 1. Vitamin Asal kata : vital (penting) amine
(senyawa amino)----- vitamin yaitu suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh
(metabolisme), yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. : Kelompok Vitamin :  Untuk
mencegah dehidrasi karena kehilangan keseimbangan elektrolit/ cairan tubuh, maka
wajib diberikan Oralit (oral) atau cairan infus. Karena gangguan keseimbangan
elektrolit/dehidrasi dapat menimbulkan resiko kematian .  Diare spesifik, disebabkan
oleh infeksi mikroba (bakteri atau amuba), diberikan anti-mikroba (antibiotika c/
Kotrimoksazol, dan anti-amuba c/ Metronidazol) 
8. 8. a. Dermatitis ruam, eksim, psoriasis, dapat diberikan obat topical/krim kortikosteroid
(Betametason, Hidrokortison, dsb) sebagai anti inflamasi, dan anti alergi/gatal (CTM,
Difenhidramin, cetirizine, dsb) b. Penyakit kulit akibat virus (herves, cacar, campak, dsb),
dapat diberikan obat oral anti alergi/gatal c/ CTM, anti virus c/ Asiklovir tablet, Vitamin C,
dan obat topical c/ Asiklovir krim. c. Penyakit kulit karena infeksi jamur (kurap, panu,
dsb), diberikan obat topical anti jamur c/ Mikonazol, ketokenazol, klotrimazol, dsb dan
obat oralnya anti gatal/anti alergi c/ CTM, Cetirizindsb. d. Penyakit kulit karena infeksi
bakteri (kudis, folikulitis, selulitis, jerawat, dsb), dapat diberikan obat oral/topical anti
alergi/gatal CTM, anti radang/inflamasi c/ deksametason, dan Antibiotik Tetrasiklin,
doksisiklin, clindamisin, dsb OBAT-OBAT SSP 1. ANALGETIK-ANTIPIRETIK
(Penghilang nyeri dan penurun panas) c/ Parasetamol, Antalgin, Asetosal, dsb 2.
ANALGETIK-ANTIINFLAMASI (Menghilangkan nyeri yang disebabkan oleh peradangan
seperti radang sendi, rheumatik, mialgia, dsb). a. Anti-inflamasi golongan steroid
(Deksametason, prednison, dsb), Memiliki efek samping berbahaya yaitu nefrotoksisitas
(merusak ginjal) pada penggunaan lama dan dosis tinggi. b. Antiinflamasi non
steroid/AINS (Asam mefenamat, Ibuprofen, piroksikam), memiliki efek samping
meningkatkan keasaman lambung karena mengandung gugus asam, sehingga
kontraindikasi bagi penderita gastritis/ ulkus/borok lambung. 3. ANALGETIK
NARKOTIKA, untuk menghilangkan nyeri yang hebat seperti kecelakaan, kanker, dsb,
karena bersifat narkose/membius/menghilangkan kesadaran. Tetapi pada penggunaan
dosis tinggi, jangka panjang, atau penyalahgunaan akan menimbulkan ketagihan dan
ketergantungan yang disebut ADIKSI, dan bila dihentikan secara tiba-tiba akan
menimbulkan keadaan gejala putus obat/sakau/ withdrawal síndrome. C/ Morfin, heroin,
pethidin, dsb). Sedangkan Kodein, walaupun termasuk narkotik, lebih sering digunakan
sebagai obat batuk karena lebih dapat menekan pusat batuk di batang otak.. 4.
HIPNOTIK-SEDATIF (Obat tidur dan penenang), digunakan dalam pengobatan
gangguan psikhis /kejiwaan (stres, insomnia, dsb), tapi sering disalahgunakan karena
memiliki efek seperti narkotika tapi dayanya lebih ringan. c/ Fenobarbital, Diazepam, dsb.
5. ANTI-KONVULSI/EPILEPTIKA (Kejang karena epilepsi/ayan/gangguan psikomotor
SSP), C/ Fenitoin, Karbamazepin, suksimida, oksazolidin, Diazepam, dsb) 6. ANTI-
EMETIKA/MUNTAH, (penghilang mual dan muntah), bekerja menekan pusat muntah
yang ada dibatang obat, dimana muntah hanya merupakan gejala dari suatu penyakit,
sehingga harus dicari penyebabnya. (Kehamilan, mabuk perjalanan, rangsangan asam
lambung) C/ Dimenhidrinat, metoklopramid, domperidon, sinarizin, perfenazin, dsb) 7.
ANESTETIKA (obat untuk menghilangkan rasa sakit, biasanya pada tindakan operasi).
Dibedakan atas 2 golongan : a.Anestesi umum (menghilangkan rasa sakit dan
menghilangkan kesadaran), digunakan untuk pembedahan/operasi besar. - Anestesi
inhalasi (sediaan obat berupa gas) : N2O, Siklopropan, enfluran, dsb - Anestetika injeksi
: Diazepam, Thiopental, dsb) b.Anestetika Lokal (menghilangkan rasa sakit tanpa
menghilangkan kesadaran tapi menimbulkan rasa bebal/baal), digunakan pada operasi
kecil dan atau cabut gigi. C/ Injeksi (Lidokain, Benzokain, Etilklorida, dsb) PROFILAKSIS
DAN ANTI INFEKSI 1. DESINFEKTAN
9. 9. Adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran jasad renik (bakteri dan virus), juga untuk membunuh atau menurunkan
jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Beberapa contoh Desinfektan a.
Alkohol 70 %, digunakan sebagai antiseptic pada saat melakukan proses injeksi,
Immunisasi, dsb agar tidak terjadi abses pada lokasi injeksi b. Formalin, cairan yang
mudah menguap, bau yang menyengat, digunakan untuk mengawetkan mayat (kremasi),
binatang (insektorium), karena dapat mencegah pembusukan (karena proteinnya tidak
rusak). c. Formaldehid tablet, desinfektan untuk mensterilkan bahan-bahan kassa dan
kapas. d. Betadin sol, untuk mencuci luka e. Chlorine, merupakan desinfektan yang
bersifat oksidator kuat, biasa digunakan untuk mencuci atau membersihkan ruangan
yang beresiko pada mikroba yang berbahaya. f. Sabun dan detergent, untuk mencuci
tangan sebelum makan, bahan pakaian, dsb. 2. ANTIBIOTIKA Zat yang dihasilkan oleh
suatu mikroorganisme terutama fungi yang dapat membasmi mikroorganisme jenis lain.
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIKA A. Berdasarkan sifat toksisitasnya, Antibiotika
dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Bakterisida ( Antibiotik yang dapat mematikan kuman) b.
Bakteriostatika(Antibiotik hanya menghambat pertumbuhan kuman). B. Berdasarkan luas
aktivitas kerjanya a. Spektrum Luas (broad spectrum), terhadap banyak jenis mikroba b.
Spektrum Sempit (narrow spectrum), hanya beberapa jenis mikroba C. Berdasarkan
mekanisme / tempat kerjanya : a. Menghambat sintesis dinding sel mikroba, sehingga
dinding sel tidak sempurna -> pecah -> mati. Contoh : Penisilin G, Ampisilin,Oksasilin,
Sefalosporin, Basitrasin, dsb b. Menghambat sintesis protein sel mikroba, sehingga
sintesis protein terhenti -> mati Contoh : Streptomisin, Gentamisin, Tetrasiklin,
Eritromisin, Kloramfenikol, Linkomisin, Klindamisin, dsb. c. Menghambat sintesis atau
merusak asam nukleat mikroba, shg sintesis RNA & DNA terhenti -> mati Contoh :
Siprofloksasin, Ripamfisin e. Mengganggu metabolisme sel mikroba, sehingga
metabolisme terhenti (secara antagonis kompetitif) -> Sebagian besar antibiotik dapat
mengakibatkan gangguan gastrointestinal (mempengaruhi flora normal dalam traktus
gastrointestinal). c. Resisten (Bakteri menjadi kebal dan tidak sensitive terhadap
antibiotic ybs) karena penggunaan sembarangan dan tidak rasional (dosis, frekuensi dan
lama Beberapa antibiotik membawa resiko yang cukup besar untuk menimbulkan
kerusakan organ. (Teratogen =menyebabkan kecacatan pada janin)  menimbulkan
hipersensitivitas (ruam dan gatal-gatal) pada kulit hingga reaksi anafilaksis yang fatal. b.
Toksisitas obat yang langsung  Respon ini dapat terjadi kemudian atau segera, terjadi
pada pemberian pertama atau pada pajanan berikutnya. Contoh : Penisilin dan
sulfonamid mati Contoh : Kotrimoksazol EFEK SAMPING ANTIBIOTIKA a. Reaksi alergi
dan hipersensitivitas
10. 10. pengobatan). Upaya agar tidak terjadi terjadi resisten gunakan obat dengan “Benar”
dan “Tepat” (Diagnosa, Jenis, Dosis, Frekuensi, lama pengobatan, dan pasien)
BEBERAPA EFEK SAMPING SPESIFIK DARI ANTIBIOTIKA 1. Tetrasiklin : tidak boleh
diberikan pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak dalam masa pertumbuhan karena
dapat Menyebabkan kerapuhan tulang dan gigi, diantaranya balita caries gigi. 2.
Kloramfenikol : merupakan obat pilihan pertama untuk thypoid, tetapi menyebabkan
anemia aplastik (memecahkan sel darah merah), dan baby grey syndrom. 3.
Ciprofloxacin : tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan anak dalam masa pertumbuhan
(<14 tahun) karena dapat mengganggu pertumbuhan efifise tulang. 4. Streptomisin :
Obat anti tuberkulosis, yang pada penggunaan lama dapat menimbulkan ketulian pada
pendengaran dan nefrotoksisitas (ginjal). 3. ANTI-TUBERKULOSIS a. Tuberkulosis
(TBC) adalah suatu penyakit menular yang paling sering ter- jadi di paru-paru (sekitar
80%). dapat juga menyerang tulang, ginjal, usus, dan kulit. b. Penyebabnya adalah suatu
basil Gram positif tahan asam dengan partum- buhan sangat lamban, yakni
Mycobakterium tuberculosis. c. Gejala : batuk kronis, demam, berkeringat waktu malam,
keluhan nafas, perasaan letih, hilang nafsu makan, nyeri dada, dahak/lendir me-
ngandung darah. OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) TERDIRI DARI : a. Obat primer :
Rifampisin, Isoniazida (INH), Pirazinamida, Etambutol. b. Obat sekunder : klofazimin,
fluorkinolon, sikloserin,rifabutin dan asam paminosalisilat (PAS). • Bentuk sediaan paket :
FDC ( “fixed-dose combination”), yaitu kombinasi obat dalam satu paket yang dosisnya
sudah fix (sesuai kebutuhan), terdiri dari Ripamfisin, Ethambutol, Pyrazinamid,
INH,Vitamin B6. • Lama Pengobatan minimal 6 bulan, dan dapat diperpanjang bila
perkembangan penyakitnya belum baik. • Obat primer adalah paling efektif dan
toksisitasnya rendah, tetapi bila digunakan tunggal akan cepat resisten, maka digunakan
kombinasi • Proses minum obat harus diperhatikan, tidak boleh terlewati, kecuali bila
terjadi ESO yang berbahaya, minum obat harus diberhentikan. • Efek resistensi yang
paling berat sebagai akibat penggunaan obat yang tidak benar, lingkungan pemicu tidak
diperbaiki, sifat bakterinya, gizi, dsb, sekarang sudah banyak yang mengalami MDR
(Multi Drug Resistance), sehingga perlu penanganan yang lebih intensif dengan metoda
dan obat yang baru. 4. ANTI JAMUR (FUNGISIDA/FUNGISTATIKA-------tergantung
dosis) Infeksi jamur (mikosis), pada umumnya bersifat kronis.terletak dipermukaan kulit
atau daerah subkutan. Obat-obat Anti Jamur : a. Amfoterisin B Sediaan : Injeksi, krem,
lotion dan salep mengandung 3% amfoterisin. sangat toksis, sehingga pengobatan
dilakukan di RS. Tanda toksisitas (demam, menggigil, gagal ginjal, hipotensi, anemia dan
efek neurologik). b. Ketokonazol Tablet Penggunaan hanya peroral, absorpsi menurun
(bila ada makanan, antasid, simetidin, dan rifampisin), Tidak boleh diberikan pada wanita
hamil (dapat menimbulkan kecacatan pada janin). Dosis 1 x 200 mg c. Griseofulvin tablet
( 125 mg, 500 mg) Berefek fungistatik dan hanya efektif untuk dermatomikosis (kulit,
rambut, dan kuku).
11. 11. Hormon jaringan, yaitu hormon yang dihasilkan oleh jaringan. Contoh: histamin,
norefinefrin dan serotonin. 1. Human Growth Hormone (HGH) dihasilkan kel.Hipofisis a.
Berperan dalam pertumbuhan dan pembentukan tubuh manusia sejak dari kecil sampai
dia tumbuh besar. b. Dwarfism (cebol) yaitu gangguan pertumbuhan akibat hiposekresi
GH c. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormon pertumbuhan
(Hipersekresi), terjadi sebelum lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa
pertumbuhan. d. Obat berupa hormone : Somatrem, Somatropin, Somatomedin 2.
Hormon Gonad a. Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang
dipengaruhi oleh gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan kelenjar pituitary. Pada
Perempuan: Ovarium yaitu Estrogen, progesteron, GNRH, FSH,LH dan Pada laki-laki:
Testis yaitu Androgen dan testosterone. b. Estrogen, Berguna untuk pembentukan ciri-
ciri perkembangan seksual pada wanita (pembentukan payudara, lekuk tubuh,
rambutkemaluan). Mengatur siklus menstruasi. c. Progesteron, Diproduksi oleh korpus
luteum, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di
plasenta. Fungsinya mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat
menerima implantasi zygot. d. Anti-estrogen, senyawa yang mampu meniadakan
sebagian atau seluruh kerja dari estrogen. c/ Klomifen (obat KB) e. Dsb 3. Hormon
Pankreas a. Pankreas adalah suatu kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon
peptida insulin, glukagon, somatostatin, dan suatu kelenjar eksokrin yang menghasilkan
enzim pencernaan. b. Hormon – hormon ini memegang peranan penting dalam
pengaturan aktivitas metabolik tubuh dan membantu memelihara homeostasis glukosa
darah. c. Insulin adalah suatu hormon yg diproduksi oleh sel beta pancreas yg fungsinya
sebagai kunci untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dan digunakan sebagai sumber
energi. d. Penyakit Diabetes Melitus disebabkan karena kadar gula darah yang tidak
terkendali, karena hormone insulin yang mengendalikan gula darah tidak ada atau sedikit
diproduksi. Bisa karena pankreasnya tidak dapat berfungsi memproduksi insulin (DM
type I) atau karena faktor pola makan, keturunan, dsb (DM Type II). e. Pemberian insulin
injeksi pada DM Type I bekerja substitusi/pengganti, sedangkan pada DM type II yang
hormone insulinnya masih ada hanya Hormon kelenjar, yaitu hormon yang dikeluarkan
oleh kelenjar-kelenjar endokrin, seperti kelenjar adrenalin, pituitari, tiroid, pankreas, dan
gonad.  Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah pituitari, hipotalamus, dan pineal
yang terletak di otak, tiroid dan paratiroid di leher, timus, adrenal dan pankreas di perut,
dan gonad, indung telur atau testis di perut bagian bawa Hormon dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:  Hormon harus melakukan perjalanan melalui aliran darah ke sel-
sel yang mereka pengaruhi, dan ini membutuhkan waktu. dan tanggung jawabnya
meliputi metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan seksual.  Sistem endokrin
adalah sistem kelenjar yang melepaskan molekul kimia pembawa pesan ke dalam aliran
darah. Molekul-molekul pembawa pesan adalah hormon. d. Mikonazol krim 2% dan
klotrimazol krim 1% OBAT SISTEM ENDOKRIN
12. 12. Toxoid (toksin / racun dari kuman yang dinetralisasi) c/ toxoid difteri, toxoid tetanus
). Virus-virus hidup dilemahkan (Vaksin cacar, vaksin poliomyelitis).  Kuman-kuman
hidup dilemahkan (misalnya: vaksin BCG terhadap tuberculosis).  Kuman-kuman
dimatikan (vaksin cholera, typhoid/typhus abdominalis – paratipus ABC, vaksin pertusis
batu rejan).  Vaksin Virus : Polio, Campak, Hepatitis Beberapa jenis Vaksin :  Vaksin
bakteri : TT, DT, DPT, BCG, DPT HB  Immunisasi Dasar : BCG (Anti-TBC), DPT,
(Dipteri, Pertusis Tetanus) Polio, Campak, Hepatitis, TT (Tetanus toxoid) Immunisasi
lanjutan : Influenza, varicella,  Immunisasi dibedakan : Immunisasi pasif (diperoleh
secara alamiah dari ibunya melalui plasenta) dan Immunisasi aktif (kekebalan yang
diperoleh langsung dari penyuntikan vaksin---Immunisasi). Baik vaksin
hidup/dilemahkan/dimatikan.  suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh
kebal terhadap invans mikroorganisme (bakteri dan virus) yang dapat menyebabkan
infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kecepatan untuk menyerang tubuh 
adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
antigen sehingga kelak bila ia terpajan pada antigen serupa tidak terjadi penyakit. 
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan Immunologi 1. Penyakit menular seksual
gonore 2. Penyakit Tuberkulosis 3. Penyakit sifilis 4. Herves genitalis 5. Penyalit thypus
6. Penyakit Candilom akuminata 7. Penyakit HIV / AIDS IMMUNISASI  Sasaran utama
yaitu bakteri patogen dan virus. Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel
plasma, makrofag, dan sel mast).  Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.
Dan  Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan, 
Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit dengan menghancurkan dan
menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus,
serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh,  Imunologi adalah ilmu yang mempelajari
antigen, antibodi dan fungsi pertahanan tubuh yang diperantai oleh sel, terutama yang
berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitifitas, alergi
dan penolakan benda asing. Fungsi system immun  Contoh obat : Metergin, Oksitosin,
Misoprostol, Prostaglandin IMMUNOLOGI DAN IMMUNISASI  Hormon oksitosin juga
memainkan peranan penting saat setelah proses melahirkan (merangsang rahim
berkontraksi lagi untuk mengeluarkan plasenta).  Adalah hormon yang
bertanggungjawab untuk merangsang kontraksi lebih kuat dan teratur pada rahim saat
proses persalinan. perlu dirangsang diberikan ADO (anti-Diabetik Oral) seperti : Sulfonil
urea (Klorpropamid), glibenklamid, dan biguanid (Metformin). 4. Uterotonika/Oksitosika
13. 13. Immunisasi Dasar : BCG (Anti-TBC), DPT, (Dipteri, Pertusis Tetanus) Polio,
Campak, Hepatitis, TT (Tetanus toxoid) Immunisasi lanjutan : Influenza, varicella, dsb

Anda mungkin juga menyukai