Anda di halaman 1dari 14

Efek samping obat

1. 1. EFEK SAMPING OBAT (ESO) DRA.TETI WIDIHARTI,APT.MKM


2. 2. EFEK PENGGUNAAN OBAT 1. EFEK UTAMA : EFEK TERAPEUTIK (Efek pada letak
primer) 2. EFEK SAMPING : Efek obat yang tidak termasuk kegunaan terapi 3.
TOKSISITAS : Aksi tambahan yang lebih derajatnya dibandingkan dengan efek samping,
dan tidak diinginkan.
3. 3. EFEK TERAPEUTIK • Tidak semua obat betul2 menyembuhkan penyakit, banyak
diantaranya yg meniadakan / meringankan gejalanya saja. • Dari hal tsb dikenal 3 Jenis
Terapi : – Terapi Kausal => penyebab penyakit ditiadakan. – Terapi simptomatis =>
meringankan gejala, penyebab tidak dipengaruhi. – Terapi subsitusi => menggantikan
zat tubuh yang lazimnya diproduksi oleh organ yg sakit
4. 4. EFEK SAMPING OBAT (ESO) ESO TIPE B (10-15 %) HIPERSENSITIVITAS ESO
TIPE A (80 %) ESO akibat interaksi obat Respons akibat penghentian obat ESO akibat
dosis tinggi ESO yg bukan efek utama obat ESO akibat idiosinkrasi ESO akibat
pseudoalergi obat ESO akibat itoleransi obat ESO akibat hipersensitif obat TIPE IV
Hipersensitivitas tertunda TIPE III Reaksi Immun kompleks TIPE II Reaksi sitotoksik
antibodi TIPE I Hipersensitivitas segera/langsung
5. 5. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERJADINYA ESO 1. Terapi Obat Ganda (Multiple
Drugs Therapy)--- Polifarmasi sebagai faktor resiko, karena adanya interaksi (terutama
pada lansia). Hasil Penelitian : 5- 15 % 2. Usia (Bayi, Balita, dan Lansia) 3. Jenis
Kelamin, perempuan memiliki resiko lebih tinggi dibanding pria, diantaranya karena
perbedaan faktor hormonal 4. Penyakit (Gangguan ginjal, Hati, ) 5. Perbedaan
Farmakokinetika, 6. Perbedaan Etnik/genetik (ESO karena kekurangan enzim secara
alami) 7. Faktor Farmasi
6. 6. EFEK SAMPING OBAT TIPE A Adalah reaksi berlawanan yang merupakan suatu
konsekuensi dari efek farmakologis normal obat sehingga kemunculannya bisa
diprediksi. Reaksi berlawanan ini disebabkan oleh dosis yang tidak tepat (terlalu banyak
atau terlalu lama) dan karena farmakokinetik yang tidak teratur (biasanya karena
kegagalan eliminasi). 1. ESO yang tidak berupa efek utama obat Umumnya derajat
ringan, tapi angka kejadian cukup tinggi a. Obat yang menyebabkan perdarahan uterus
(obat hormon, kontrasepsi oral, AINS, Warfarin). b. Obat yang menyebabkan konstipasi
(penghilang nyeri nekrotik, amitriptilin, Antikonvulsan fenitoin dan karbamazepin, zat
besi, Antihipertensi diltiazem dan nifedipin, dan Alumunium pada antasid). c. Obat yang
menginduksi mimpi buruk (Propanolol, Simvastatin, kaptopril, metildopa, nikotin.
7. 7. Next d. Obat-obat yang menyebabkan dispepsia (gangguan usus)— Antiinflamasi
ibuprofen, estrogen, dan Antibiotika, Kortikosteroid, Fe, Metformin, Teofilin. e. Obat yang
menyebabkan edema (pembengkakan karena penumpukan cairan pada kaki dan
tangan, perut/asites, dada /paru, yaitu : Hormon, kortikosteroid, dan anti-hipertensi,
AINS. f. Obat yang menyebabkan anemia hemolitik (AB beta-laktam, Anti- TBC, HCT,
dsb g. Obat yang menyebabkan hiperpigmentasi /melanosis (gangguan kulit)----erupsi
bola karena zat anorganik, erupsi eksema karena alergi streptomisin, merkuri, anestesi
lokal, dsb. h. Obat yang menyebabkan impotensia, (Antidepresan, antihistamin, dan
antihipertensi.
8. 8. NEXT i. Obat yang menyebabkan jaundice/kolestasis (radang peny.hati), Estrogen,
Amoksiklav, eritromisin, Kaptopril, Diazepam, klordiazepoksid, AINS, grisepulvin,
ketokenazol, dsb j. Obat yang menyebabkan neutropenia,agranulositosis,peningkatan
destruksi sel darah putih, sitostatika, barbiturat, Prokainamid, sulfasalazin, Penisilin,
AINS, dsb 2. Dapat disebabkan karena dosis relatif terlalu besar, atau karena ada
perbedaan respon kinetik/dinamik misalnya pada pasien dengan gangguan ginjal,
jantung, atau sirkulasi----dosis lazim dapat menjadi terlalu besar bagi pasien tertentu a.
Obat yang menyebabkan efek toksis terhadap sumsum tulang belakang (tempat
pembentukan sel darah), AINS kadang menimbulkansupresi sumsum tulang,
Azathyoprin utk leukemia,
9. 9. Next b. Obat-obat yang menyebabkan efek Nefrotoksisitas (ginjal) Aspirin, AINS,
Asiklovir, Amfoterisin, Ripamfisin, sulfonamid, dsb. c. Obat yang menyebabkan ototoksik
(fungsi pendengaran) AB gol.Aminoglikosida, sitostatika (Cisplotin), Diuretik furosemid,
kuinin, salisilat. d. Obat yang menyebabkan hepatotoksik (hati), Alopurinol INH,
Ripamfisin, metotreksat, tetrasiklin, kaptopril, Karbamazepin, klindamisin, siproheptadin,
dsb. 3. Respons akibat penghentian obat (gejala putus obat) a. Antidepresan (obat
gangguan depresi mayor, kecemasan menyeluruh, penyakit panik. b. Benzodiazepin
(Hipnotik-sedatif) c. Klonidin 4. Efek samping obat akibat Interaksi obat
10. 10. EFEK SAMPING OBAT TIPE B Adalah ESO yang tidak dapat diprediksi dari aksi
obat, tidak berkaitan dengan dosis, dan memiliki angka mortalitas yang
tinggi.Fatofisiologi dasar reaksi sangat buruk, memiliki basis genetik dan imunologi.
Sangat jarang terjadi. 1. ESO akibat intoleransi obat Intoleransi atau sensitivitas adalah
ambang batas terendah aksi farmakologi normal. Intoleransi berbeda dengan allergi.
Intoleransi jarang terjadi dan bersifat idiopatik, sehingga sangat sulit diperkirakan, kecuali
pada orang yang mempunyai riwayat sebelumnya atau varian metabolisme secara
genetik. 2. ESO akibat hipersensitivitas obat Merupakan efek negatif obat jika digunakan
dengan dosis yang bisa ditolerir oleh subjek normal, belum dapat didefinisikan secara
pasti, walaupun menimbulkan reaksi seperti allergi. Sebaliknya allergi mengacu pada
reaksi hipersensitivitas yang menunjukan reaksi imunologi yang pasti.
11. 11. Reaksi hipersensitivitas TIPE 1 : Reaksi hipersensitif segera / langsung Reaksi yang
dimediasi oleh IgE terhadap zat-zat luar yang dalam keadaan normal tidak berbahaya.
Mediator yang memperantarai hipersensitivitas segera : a. Histamin menimbulkan
aktivitas Bronkokonstriksi, sekresi mukus, vasodilatasi, permeabilitas vaskuler. b.
Prostaglandin menimbulkan edema dan nyeri Pengobatan : terhadap gejala dengan
antihistamin TIPE 2 : Sitotoksik reaksi antibodi Reaksi ini disebabkan oleh antibodi IgE
dan IgM, Antibody yag dipicu obat dapat membuat permukaan sel menjadi lisis. Contoh :
Penisilin dan metildopa yang menyebabkan anemia hemolitik. Pengobatan dengan Anti-
inflamasi dan immunosupresiva
12. 12. Reaksi hipersensitivitas TIPE III Reaksi kompleks immun Kompleks immun yang
bersirkulasi bisa menghasilkan kondisi allergi klinis, termasuk penyakit serum dan
kompleks imun glomerulonefritis (sindroma sejenis lupus erythematosus). Reaksi bisa
bersifat umum (penyakit serum), atau dapat melibatkan organ tertentu termasuk kulit
(Lupus), ginjal (Lupus nefritis), paru-paru (Aspergilosis), pembuluh darah (poliarteritis),
sendi (artritis rheumatoid). TIPE IV. Reaksi tertunda Contoh : Dermatitis kontak,
13. 13. 3. ESO akibat Pseudoalergi obat (alergi semu), terjadi ketika obat mulai diberikan
atau dosis ditingkatkan. Contoh : Morfin dan turunannya, Vancomisin, Polimiksin, Media
kontras radiograf. 4. ESO akibat idiosinkrasi a. ACE inhibitor ---angiodema b. karena
obat yang dapat menimbulkan agranulositosis (antitiroid), anemia aplastik
(kloramfenikol), Lupus (prokainamida/antiaritmia), c. obat yang menimbulkan
hepatotoksis (INH, 5. Efek Terratogen (kecacatan pada bayi)
14. 14. FARMAKOGENETIKA • Merupakan kerja farmakologi tertentu karena faktor
keturunan atau kerja mutagen obat. • Pada suatu kelompok / individu, dengan obat
tertentu, akan menghasilkan reaksi berbeda. • Perbedaan farmakodinamik-
farmakokinetika tergantung pada gen dan disebabkan oleh kekurangan enzym,
kelebihan enzim, atau polimorfisme enzim tertentu, dan ini terjadi sejak lahir. • Keadaan
yang terjadi : • Hipersensitif bawaan terhadap senyawa tertentu---------- Idiosinkrasi
(Alergi tanpa terjadi kontak dengan allergen yang mensensibilisasi)
15. 15. Contoh kasus 1. Pada pemberian obat-obatan (Anti malaria, Sulfonamida,
Nitrofurantoin, Naftalin) --- terjadi Anemia Hemolitik yang kondisinya : Pada orang Negro
(parah), Yunani Sardinia dan India (10% dari kasus) Penyebabnya : Defisiensi glukosa-6-
posfat dehidroginosa (akibat genetik) 2. Methenoglobulinemia-------Methenoglobulin
meningkat (akibat dari penggunaan obat-obat anilin, kloramfenikol, nitrat, dan
sulfonamida) Gejala : Sianosis dan dispnea. 3. Rakhitis (resisten terhadap Vitamin D
pada bayi dan bawaan sejak lahir), walaupun profilaksis Vitamin D-nya cukup
(pemberian Vit.D dosis tinggi) ------- tidak dapat disembuhkan.
16. 16. EFEK SAMPING 1. Diinginkan / tidak Pada penderita Hipertensi------E.S. sedatif dari
Reserpin---- menguntungkan, sedangkan Pada penderita depresif (tidak
bersemangat)-------merugikan. 2. Tidak merugikan / parah a.Tidak merugikan--------mual
sementara b. Parah--------------------- kerusakan parenkim hati 3. E.S. yang diperkirakan
sebelumnya / tidak a. E.S. diperkirakan sebelumnya------kerusakan pembentukan
leukosit oleh sitostatik b. E.S. yang tidak diperkirakan sebelumnya ------- Reaksi alergi 4.
Tergantung pada dosis / tidak 5. Tergantung pada jenis Efek samping dan kondisi.
17. 17. JENIS-JENIS ESO : 1. Efek Samping Toksik - Tergantung pada dosis - Spesifik pada
obat tertentu - Keluhan : Gangguan sistem saraf, keluhan lambung-usus, kerusakan
parenkim hati, kerusakan ginjal, dan Terratogen. - Penyakit yang timbul karena
penghentian penggunaan obat ( ketulian setelah menggunakan Streptomisin dalam
jangka lama). 2. Reaksi Allergi – Tidak tergantung pada dosis – Tidak khas pada obat
tertentu – Karena reaksi Antigen-Antibodi tidak tergantung pada struktur alergen----
Reaksinya sama.
18. 18. Alergi = terjadinya reaksi khusus antara antigen dan antibodi. • Antigen = kompleks
yg terjadi antara obat dan protein. • Antibodi = zat menangkis antigen. Gejala alergi :
urtikaria (gatal&bentol2), kemerahan kulit, demam, serangan asma, anaphilactic shock, &
kelainan2 darah. • Fotosensitasi = kepekaan berlebihan terhadap cahaya akibat
penggunaan obat, terutama secara lokal. • Untuk menghindarkan timbulnya alergi
kontak, dianjurkan jangan menggunakan alergen2 kontak terkenal => LIMA “A”
Antibiotika, Antiseptika, Anastesi lokal, Antimikotika & Antihistaminika REAKSI ALERGI
19. 19. ALLERGI MENGAPA OBAT DAPAT MENIMBULKAN REAKSI ALERGI ? • Karena
salah satu metabolit obat adalah pra-antigen yang berikatan secara Kovalen dengan
suatu makromolekul tubuh (Protein) membentuk komplek dan terbentuklah Antibodi. •
Obat yang secara kimia dan farmakologi berbeda--------- dapat menimbulkan reaksi alergi
yang sama, sejauh mereka memiliki determinan yang sama.
20. 20. Type Reaksi Imunologik Antibodi/agen Manifestasi klinik Obat penyebab Reaksi
Segera I Anafilaktik IgE Syok Anafilaktik, urtikaria, udema angioneurotik Asetosal,
Penisilin II Sitotoksik IgG, IgM Anemia Hemolitik, Trombositopenia, dan Agranulositosis
Metildopa, Penisilin, Sulfonamida, Tiourasil III Pembentukan kompleks immun IgG, IgM
Glomerulonefritis, eksantema, sindrom serum sickness Penisilamin, Penisilin Reaksi
lambat IV Limfosit R.Kulit diperlambat Tipe Tuberkulin, foto alergi Ampisilin, Aurum
(emas), Sulfonamida Zat warna ttt.
21. 21. REAKSI HIPERSENSITIF JENIS SEGERA Adalah Reaksi Antigen-Antibodi yang
berjalan tenang (tanpa tanda) tetapi berulang-ulang, Sehingga reaksi berlebihan dan
merusak organisme.------dan terjadi dalam waktu beberapa detik/menit setelah kontak
dengan allergen. Ada 3 (tiga) reaksi : R.Anafilaktik, R. Sitotoksik, dan Kompleks Immun
Gejala alergi setelah pemberian obat---tetapi belum dapat dijelaskan karena faktor
Imunologi. Beberapa kasus : •Eksantema------------------------------Fenolftalein, Barbiturat,
dan Sulfonamida. •Sindrom Lyell---------------------------Fenilbutazon, Barbiturat •Sindrom
Steven Johnson-----------Sulfonamida •Limfadenopati--------------------------Fenitoin
•Sindrom Lupus eritematodes-------Hidralazin, Hidantoin, INH.
22. 22. TINDAKAN PENCEGAHAN REAKSI ALERGI • Indikasi yang jelas untuk obat,
sedapat mungkin terapi tunggal • Meningkatkan anamesis terhadap reaksi alergi
sebelumnya • Tidak ada pengobatan lokal dengan obat yang menyebabkan alergi kuat
(Penisilin, Sulfonamida). • Pengawasan pasien dengan ketat pada setiap pengobatan
jangka panjang • Penjelasan pada pasien tentang bahaya pemakaian obat yang tidak
diawasi terutama dalam rangka pengobatan sendiri. EFEK SAMPING PADA WAKTU
PERKEMBANGAN EMBRIO DAN FETUS, PERIODE MELAHIRKAN, PEIODE
MENYUSUI. a.Penggunaan obat tanpa indikasi yang kuat selama kehamilan-------bahaya
kerusakan pada janin , dapat berupa : - Blastogenesis ----------- kematian janin -
Embriogenesis ---------- organ yang dibentuk mengalami diferensiasi -
Fetogenesis-------------- cacat
23. 23. NAMA OBAT JENIS KERUSAKAN Alkohol Embriopati karena alkohol, kerusakan
fetus Anti-epileptika Sumbing, celah pada langit-langit, cacat lainnya Barbiturat Berbagai
cacat Estrogen dosis tinggi Hidrosefalus, cacat-cacat lainnya. Dietilstilbestrol
Adenokarsinoma mukosa vagina setelah waktu laten (17 Th) pada gadis yang dilahirkan
oleh ibu yang diobati obat tersebut. Sitostatika Berbagai cacat Selama Kehamilan
Analgetik Narkotik Kelumpuhan pernafasan, withdrawal sindrom Androgen Maskulinisasi
fetus perempuan A.B. Aminoglikosida Cacat pendengaran A.B. Tetrasiklin Anomali gigi,
perubahan skelet Diuretika—Tiazida Trombositopenia, Hiperbilirubinemia Gestagen
Maskulinisasi fetus laki-laki Laksantia (Kecuali zat pengembang) Bahaya abortus,
bahaya keguguran tinggi Alkohol Ergot Idem (sda) Obat Narkose Idem (s d a )
Prostaglandin Abortus, kontraksi uterus Tireostatika hipotireosis KERJA TERRATOGEN
24. 24. EFEK SAMPING PADA PERIODE MELAHIRKAN DAN MENYUSUI a. Pada bayi
lahir muda / baru lahir-----enzimnya belum memiliki aktivitas sempurna ------dasar utama
terjadinya gejala toksik parah. Contoh : setelah pemberian kloramfenikol dan
sulfonamida dosis tinggi---Timbul Kernikterus-----penimbunan bilirubin pada darah pusat
otak akibat pengusiran dari ikatan protein setelah lahir-------kerusakan sel saraf •Pada
periode menyusui----Masuknya obat dari darah ke ASI ditentukan oleh sawar darah-
ASI----bersifat sawar lipid----terutama senyawa lipofil--- berkumpul dalam lemak susu
(contoh—Nikotin)
25. 25.  Reaksi Adiksi : Gejala ketergantungan fisik dan psikhis EFEK PENGGUNAAN OBAT
JANGKA PANJANG Reaksi Habituasi : Gejala ketergantungan Psikhis  Reaksi
Takhifilaksis : Keadaan berkurangnya kecepatan terhadap Aksi obat karena
pengulangan dengan dosis sama.  Reaksi Toleransi : Keadaan berkurangnya respons
terhadap dosis sama.  Reaksi Kumulasi : Penumpukan karena pengulangan/ekskresi
lambat.  Reaksi Hipersensitif : Reaksi allergi 
26. 26. KETERGANTUNGAN OBAT (DRUG DEPENDENCE) Adalah suatu keadaan
(psikhis, fisik) yang terjadi karena interaksi obat-organisme Karakteristik : 1. Melalui
reaksi perilaku 2. Melalui reaksi lain (keterpaksaan menggunakan obat secara periodik
atau berulang, untuk mengurangi efek psikhis, atau mencegah efek yang tidak enak
karena kehilangan obat tsb). Istilah ketergantungan : 1. Pembentukan kebiasaan
(Habituasi) : Kebutuhan untuk menggunakan suatu obat tertentu secara teratur untuk
mencapai keadaan euforia (Ketergantungan Psikhis). Sebaliknya, tidak terdapat
ketergantungan fisik, setelah penghentian obat, tidak terjadi gejala penarikan (withdrawal
syndrome) .
27. 27. 2. Kebiasaan (Peningkatan toleransi) : jika setelah pemberian berulang suatu Obat,
maka dosis harus ditingkatkan untuk mencapai kerja yang sama. 3. Kecanduan (adiksi) :
Keadaan keracunan periodik/kronik---merusak—karena ditimbulkan oleh adanya
kenikmatan berulang, kebutuhan mendesak/ dorongan untuk melanjutkan pemakaian,
kecenderungan untuk meningkatkan dosis, ketergantungan Psikhis dan fisik. Dalam
adiksi termasuk : • Suatu kebutuhan mendesak atau sesungguhnya (dorongan) untuk
melanjutkan pemakaian suatu obat dan kadang untuk memperolehnya. • Kecenderungan
untuk menaikan dosis • Ketergantungan psikhis dan fisik.

Apoteker Peduli
Kesehatan Anda, Kepedulian Kami. Berbagi Ilmu,
Menebar Manfaat.
 Home

 About

 Dunia Jamu
 Dunia Obat

 Konsultan Legalitas

 ORDER MASKER MOKU

 Download

Jenis Efek Samping Obat

Ada 3 Tipe Jenis Efek Samping Obat atau Adverse Drug Reactions (ADRs) yang merugikan, yaitu
tipe A, B, dan C :

1. Efek Samping Tipe A adalah efek samping yang sudah terdeteksi saat uji klinik, berkaitan dengan
dosis (dose-related) dan timbul berkaitan dengan efek farmakologi (khasiat) dari obat tersebut.
semakin tinggi dosis
meningkatkan efek samping yang ditimbulkan, secara umum efek samping tipe A ini tidaklah berat.
contohnya penggunaan fenotiasin dapat menimbulkan ekstrapiramidal karena efek anti kolinergiknya,
penurunan dosis berkemungkinan dapat menurunkan efek sampingnya. 

2. Efek Samping Tipe B adalah efek samping yang berupa alergi obat, efek samping ini umumnya
berbahaya, bahkan bisa mengancam jiwa. seperti syok anafilaksis. pemberian ini dikontraindikasikan
pada orang yang mengalami alergi ini. efek samping tipe B biasanya tidak terdeteksi pada pengujian
klinis I sampai III, tapi mungkin terdeteksi pada pengujian klinis IV.

3. Efek Samping Tipe C adalah efek samping yang sulit dideteksi, efek samping ini timbul akibat
pemakaian obat dalam jangka panjang. hubungan antar efek samping ini memang sulit untuk
dibuktikan namun sangat diduga kuat berkaitan. contohnya prevalensi kanker payudara meningkat
setelah terjadi peningkatan kontrasepsi pil kontrasepsi oran di masyarakat.
Sumber: Toksisitas

Oleh: Apoteker Fauzi Sutan Nan Elok 

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Label: Farmakologi Klinik, Toksisitas

MATERI KULIAH APOTEKER


ISTN
Sabtu, 27 Maret 2010

MONITORING EFEK SAMPING OBAT (ppt)


 DOWNLOAD
Monitoring Efek Samping Obat ( MESO )

DEFINISI E.S.O MENURUT WHO


Tiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan, yang terjadi pada dosis yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi
MONITORING EFEK SAMPING OBAT
Aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemakaian obat adalah:
    1. Efektivitas
    2. Keamanan
    3. Mutu
    4. Rasional
    5. Harga
Aspek keamanan tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya efek samping obat (E.S.O)

ADANYA E.S.O AKAN MENAMBAH MASALAH DALAM HAL:


Morbiditas         → Penderitaan

Perawatan/               → Pekerjaan dan


    perpanjangan               penyerapan
masa perawatan              dana & fasilitas                           

Kematian penderita
MENGAPA PERLU MESO
  
    Informasi obat  secara lengkap mengenai obat sebelum beredar di pasaran sulit didapat, uji klinik yang
memenuhi syarat tetap menghasilkan informasi yang terbatas.
   Maka perhatian terhadap reaksi yang tidak diinginkan selama pemakaian sangat perlu dipantau secara
sistemik
DATA PRE REGISTRASI

Uji Coba pada Hewan


    Tidak cukup menjamin keamanannya pada manusia
Uji Klinis Terbatas
    Baik kualitas maupun kuantitasnya (hanya Efek Samping Obat yang≥1%)
Beberapa informasi mengenai efek samping jarang dilaporkan
EVALUASI OBAT
PRA PEMASARAN
    Data uji klinik fase I – III: terbatas terhadap keuntungan dan keamanan obat.
ESO belum lengkap karena pada fase III:
500 – 3000 kasus
    ESO yang tidak biasa timbul umumnya < 1% kasus
Populasi sangat selektif, misalnya:
    golongan umur tertentu, wanita hamil, pasien dengan penyakit yang bukan indikasi, pasien yang pada saat
bersamaan menggunakan obat lain
Lama penelitian terbatas (1 - 2 tahun)
    Setelah jangka panjang tidak dapat menemukan ESO

POST MARKETING SURVEILLANCE (PMS)


    Perlu pengawasan terus menerus setelah obat dipasarkan → demi keamanan pemakaian obat
KLASIFIKASI ESO
    Berdasarkan dari patogenesis atau mekanisme terjadinya ESO:

REAKSI AKIBAT KELAINAN BAWAAN


    1. Alergi
         Reaksi terjadi akibat mekanisne emunologi

    2. Kelainan genetik


          - Reaksi akibat perubahan farmakokinetik obat
          - Reaksi akibat perubahan respons jaringan

KELAINAN YANG DIDAPAT PADA PASIEN


    Reaksi disebabkan adanya penyakit yang memang telah ada pada penderita
KLASIFIKASI ESO (lanjutan)
KELAINAN AKIBAT BENTUK DAN CARA PEMBERIAN OBAT
    - Reaksi akibat respons yang berlebihan
    - Reaksi akibat perubahan bioavailability
    - Reaksi akibat cara pemberian yang     kurang tepat

D.     INTERAKSI OBAT
    Reaksi terjadi akibat interaksi lebih dari satu macam obat yang diberikan pada saat yang sama
FAKTOR YANG MENENTUKAN KEJADIAN ESO
FAKTOR OBAT
    - efek sitotoksik dalam dosis terapi
    - obat dengan “margin of safety” yang     sempit
    - perubahan formulasi
    - perubahan fisik obat

FAKTOR PENDERITA
    - kelainan genetik
    - keadaan umum penderita
    - penyakit yang menyertai
FAKTOR YANG MENENTUKAN KEJADIAN ESO (lanjutan)
FAKTOR PEMBERI OBAT
    - penggunaan yang berlebihan
    - interaksi obat

FAKTOR PERUSAHAAN OBAT


    - sumber informasi satu-satunya bagi dokter
    - menutupi kekurangan/bahaya penggunaan obat

FAKTOR REGULASI
    - peraturan yang terlalu longgar dalam hal:
           pengadaan, distribusi, penyimpanan, penandaan         dan penggunaan
TUJUAN MESO
 A. LANGSUNG DAN SEGERA

Menemukan ESO sedini mungkin, terutama:


    - yang berat
    - tidak dikenal
    - frekuensinya jarang

Menentukan frekuensi dan insidensi ESO


    - yang sudah dikenal sekali
    - yang baru saja ditemukan

Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/mempengaruhi timbulnya ESO atau
mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya reaksi ESO
TUJUAN MESO
B. SELANJUTNYA

Memberi unpan balik adanya interaksi pada petugas kesehatan


Membuat peraturan yang sesuai
Memberi peringatan pada umum bila dibutuhkan
Membuat data esensial yang tersedia sesuai sistem yang dipakai WHO
KEGUNAAN MESO
BADAN PENGAWASAN OBAT
    Menilai hubungan kausal obat dengan gejala yang dicurigai sebagai keluhan efek samping obat →
berdampak pada peredaran dan penandaan obat

PERUSAHAAN FARMASI
    Pengamanan investasi yang telah ditanamkan dalam pengembangan dan penelitian obat baru → berdampak
pada keamanan obat

SISI AKADEMIK
    Menguji suatu hipotesis → analisa struktur kimia obat atau golongan obat
    Misal: MESO Cimetidine dilakukan karena struktur kimianya mirip dengan Methiamide yang telah ditarik
karena menyebabkan agranulositosis
CARA MONITORING ESO
LAPORAN INSIDENTAL
    - biasanya dikemukakan pada pertemuan-pertemuan di RS atau laporan     kasus di majalah
    - tidak dapat tersebar dengan cepat karena tidak ada organisasi nasional     yang mengatur
    - pengendalian ESO yang diduga, sangat tergantung pada motivasi     masing-masing klinikus
  
LAPORAN SUKARELA
    - dikoordinir oleh pusat
    - disebut “laporan spontan”
    - diminta melaporkan ESO pada praktek sehari-hari

LAPORAN INTENSIF di RS
    - kelompok dokter, perawat terlatih, ahli farmasi mencari dan     mengumpulkanESO
    - populasi tertentu dan terbatas di RS
    - data yang terkumpul dianalisa oleh tim ahli
CARA MONITORING ESO
LAPORAN LEWAT CATATAN MEDIK
    - pengumpulan data melalui riwayat penyakit     serta pengobatan yang diterima dari     bermacam sumber
    - mungkin dikerjakan di tempat dimana     pelayanan medik yang lengkap, terorganisir     baik dan fasilitas
komputer yang canggih

LAPORAN WAJIB
    - ada peraturan yang mewajibkan setiap     petugas kesehatan melaporkan ESO di     tempat tugas atau
praktek sehari-hari
FORMULIR MESO
Identitas pasien
Reaksi yang terjadi
Obat yang diberikan
Kronologis timbulnya efek samping
Semua obat yang digunakan
Faktor resiko
Nama dan alamat pelapor
APA YANG HARUS DILAPORKAN
    Setiap kejadian ESO walau masih dugaan, bila ragu-ragu lebih baik melapor dari pada tidak melapor sama
sekali.

Eso yang berat


ESO yang tidak diketahui sebelumnya oleh pelapor
Dugaan ketergantungan obat
PROSEDUR PELAPORAN ESO
MESO DI RUMAH SAKIT
Merupakan salah satu tugas PFT

Tim Meso dalam PFT adalah :


      - Para Klinisi Terkait            
      - Ahli Farmakologi
      - Apoteker
      - Perawat

MENGAPA MESO MERUPAKAN TUGAS DARI PFT ?


Kegiatan ini menyangkut pengetahuan, kemampuan dan kewaspadaan dari tim pelayanan kesehatan (dokter,
perawat, farmasis)

KFT merupakan forum komunikasi para dokter dan farmasis tentang segala aspek obat dalam seluruh kegiatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit
FAKTOR PENENTU ESO
ONSET OF REACTION
DOSIS OBAT YANG DIBERIKAN
UMUR
PENYAKIT dan VARIABEL KEADAAN PATOFISIOLOGIS TUBUH
JENIS KELAMIN
RIWAYAT TERJADINYA ALERGI atau reaksi terhadap obat
MULTIPLE DRUG THERAPY
FAKTOR RASIAL ATAU GENETIK
FAKTOR PENENTU ESO
ONSET OF REACTION
    Respon obat abnormal dapat terjadi pada setiap saat selama jangka waktu pengobatan atau sesudah
pengobatan itu selesai

DOSIS OBAT YANG DIBERIKAN


    Karena adanya perbedaan farmakokinetik suatu obat; maka suatu obat yang dapat ditoleransi oleh
seseorang dapat menyebabkan ESO pada orang lain → perlu pengaturan dosis yang tepat pada pengobatan
jangka panjang

UMUR
    ESO mudah terjadi pada individu dengan umur dangat muda atau sangat tua karena:
    - Fungsi fisiologis alat tubuh belum sempurna atau sudah tidak sempurna
    - Penurunan kapasitas ikatan protein, terutama obat-obatan yang bersifat asam
    - Perubahan distribusi obat
    - Sensitivitas jaringan berbeda
    - Perubahan homeostatis
    → perlu dosis obat yang lebih kecil daripada dosis dewasa
FAKTOR PENENTU ESO
PENYAKIT dan VARIABEL KEADAAN PATOFISIOLOGIS TUBUH
    Dapat terjadi karena ada perubahan:
    - Pengaturan farmakokinetik
    - Sensitivitas jaringan
    Misalnya: pada pasien ginjal, saat kehamilan dan penyakit hati

JENIS KELAMIN
    ESO lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria. Mungkin disebabkan:
    - Kasus ESO pada wanita kebanyakan berasal dari bagian ObsGyn
    - Wanita cenderung lebih banyak menggunakan obat dibandingkan pria
    - Adanya perbedaan hormon kelamin

RIWAYAT TERJADINYA ALERGI atau REAKSI TERHADAP OBAT


    ESO lebih sering terjadi pada pasien dengan riwayat yang telah pernah mengalami reaksi terhadap obat

MULTIPLE DRUG THERAPY


    Makin banyak jenis obat yang diberikan, makin besar kemungkinan terjadi ESO

FAKTOR RASIAL ATAU GENETIK


TERIMAKASIH

PROGRAM PELAYANAN FARMASI KLINIK


MELAKUKAN KONSELING
MONITORING EFEK SAMPING OBAT
PENCAMPURAN OBAT SUNTIK SECARA ASEPTIS
MENGANALISA EFEKTIVITAS BIAYA
PENENTUAN KADAR OBAT DALAM DARAH
PENANGANAN OBAT SITOSTATIKA
PENYIAPAN TOTAL PARENTERAL NUTRISI
PEMANTAUAN PENGGUNAAN OBAT
PENGKAJIAN PENGGUNAAN OBAT

Diposting oleh Ozal di 20.18 

Label: Farmasi Rumah Sakit

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Kaos Distro

Yang Suka Kaos Distro


www.kerenstore.com
Hello World...

Blog ini aku persembahkan untuk mahasiswa Program Profesi Apoteker khususnya ISTN. Untuk
download file, klik link DOWNLOAD yang berada di atas posting.
Join dengan Grup FACEBOOK kami...!!!
Jika anda mempunyai file untuk di muat, kirim email ke ozal21@yahoo.co.id

Daftar Isi

   Klik Disini Untuk Melihat Daftar Isi !

Langganan

Masukkan Email Anda untuk Berlangganan Materi Kuliah Apoteker TERBARU

Kirim Materi

Delivered by FeedBurner
Chat Box Join Facebook

MATERI APOTEKER ISTN

ShoutMix chat widget

Categories

 Bu Emil (1)
 Farmakoekonomi (30)
 Farmakoterapi (9)
 Farmasi Industri (15)
 Farmasi Klinik (5)
 Farmasi Rumah
Sakit (22)
 KIE (2)
 Manajemen (9)
 Pengendalian
Mutu (2)
 Perapotikan (1)
 PerUU (1)
 Rangkuman (2)

Promosikan Halaman
Anda Juga

Tema Sederhana.
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai