BAB I
DEFINISI
Efek samping obat (ESO) adalah efek yang timbul dari suatu pengobatan
yang diberikan yang tidak dikehendaki yang merugikan atau membahayakan
pasien (adverse reactions). ESO tidak mungkin dihindari/dihilangkan sama sekali,
tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal mungkin dengan menghindari faktor-
faktor yang sebagian besar sudah diketahui.
Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping,
oleh karena seperti halnya efek farmakologik, ESO juga merupakan hasil interaksi
yang kompleks antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam sistem
biologik tubuh.
Contoh dari ESO diantaranya adalah reaksi alergi akut karena penisilin
(reaksi imunologik), hipoglikemia berat karena pemberian insulin (efek
farmakologik yang berlebihan), osteoporosis karena pengobatan kortikosteroid
jangka lama (efek samping karena penggunaan jangka panjang), hipertensi karena
penghentian pemberian klonidin (gejala penghentian obat-withdrawal syndrome),
fokomelia pada anak karena ibu menggunakan talidomid pada masa kehamilan
(efek teratogenik), dan sebagainya. Efek-efek ini dalam klinik tidak dapat
dikesampingkan begitu saja karena kemungkinan dampak negatif yang terjadi,
misal kegagalan pengobatan, timbulnya keluhan penderitaan atau penyakit baru
karena obat (drug-induced disease atau iatrogenic disease) yang semula tidak
diderita pasien, pembiayaan yang harus ditanggung sehubungan dengan kegagalan
terapi, memberatnya penyakit atau timbulnya penyakit yang baru tadi (dampak
ekonomi), efek psikologi pasien yang akan mempengaruhi keberhasilan terapi
lebih lanjut misalnya menurunnya kepatuhan berobat, dan sebagainya.
1
YAYASAN SANTA ELISABETH KEUSKUPAN MAUMERE
RUMAH SAKIT ST. ELISABETH LELA
MAUMERE – FLORES – NTT
Kode Pos: 86161 Telp. 081 325 636 969 Email: rslela@yahoo.com
Efek samping obat tersebut tidak semua dapat didektesi secara mudah
dalam tahap awal, kecuali kalau yang terjadi adalah bentuk-bentuk yang berat,
spesifik dan jelas sekali secara klinik. Maka untuk itu perlu adanya MESO
(Monitoring Efek Samping Obat). MESO adalah kegiatan pemantauan setiap
respon obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal
yang digunakan pada pasien untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi.
2
YAYASAN SANTA ELISABETH KEUSKUPAN MAUMERE
RUMAH SAKIT ST. ELISABETH LELA
MAUMERE – FLORES – NTT
Kode Pos: 86161 Telp. 081 325 636 969 Email: rslela@yahoo.com
BAB II
RUANG LINGKUP
Efek samping obat ada beberapa jenis yang bisa timbul dalam suatu
pengobatan, sehingga dapat dikelompokan dengan beberapa cara, yaitu :
3
YAYASAN SANTA ELISABETH KEUSKUPAN MAUMERE
RUMAH SAKIT ST. ELISABETH LELA
MAUMERE – FLORES – NTT
Kode Pos: 86161 Telp. 081 325 636 969 Email: rslela@yahoo.com
4
YAYASAN SANTA ELISABETH KEUSKUPAN MAUMERE
RUMAH SAKIT ST. ELISABETH LELA
MAUMERE – FLORES – NTT
Kode Pos: 86161 Telp. 081 325 636 969 Email: rslela@yahoo.com
2. Efek samping yang tidak dapat diperkirakan yaitu reaksi alergi, reaksi
karena faktor genetik dan reaksi idiosinkratik
a. Reaksi alergi
Alergi obat atau reaksi hipersensitivitas merupakan efek samping yang
sering terjadi, dan terjadi akibat reaksi imunologik. Reaksi ini tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, seringkali sama sekali tidak tergantung dosis,
dan terjadinya hanya karena hanya pada sebagian kecil populasi yang
menggunakan suatu obat. Reaksinya dapat bervariasi dari bentuk yang
ringan seperti reaksi kulit eritema sampai yang paling berat berupa syok
anafilaksis yang bisa fatal.
5
YAYASAN SANTA ELISABETH KEUSKUPAN MAUMERE
RUMAH SAKIT ST. ELISABETH LELA
MAUMERE – FLORES – NTT
Kode Pos: 86161 Telp. 081 325 636 969 Email: rslela@yahoo.com
6
YAYASAN SANTA ELISABETH KEUSKUPAN MAUMERE
RUMAH SAKIT ST. ELISABETH LELA
MAUMERE – FLORES – NTT
Kode Pos: 86161 Telp. 081 325 636 969 Email: rslela@yahoo.com
Tipe IV
Reaksi dengan media sel, yaitu sensitisasi limposit T oleh
kompleks antigen-hapten-protein, yang kemudian baru
menimbulkan reaksi setelah kontak derngan suatu antigen,
menyebabkan reaksi inflamasi. Contohnya adalah dermatitis
kontak yang disebabkan salep anestetika lokal, salep antihistamin,
antibiotik dan antifungi topikal.
7
YAYASAN SANTA ELISABETH KEUSKUPAN MAUMERE
RUMAH SAKIT ST. ELISABETH LELA
MAUMERE – FLORES – NTT
Kode Pos: 86161 Telp. 081 325 636 969 Email: rslela@yahoo.com
8
YAYASAN SANTA ELISABETH KEUSKUPAN MAUMERE
RUMAH SAKIT ST. ELISABETH LELA
MAUMERE – FLORES – NTT
Kode Pos: 86161 Telp. 081 325 636 969 Email: rslela@yahoo.com
c. Reaksi idiosinkratik
Artinya kejadian efek samping yang tidak lazim, tidak diharapkan atau
aneh, yang tidak dapat diterangkan atau diperkirakan mengapa bisa terjadi.
Untungnya reaksi ini relatif sangat jarang terjadi. Contohnya adalah :
kanker pelvis ginjal yang dapat diakibatkan pemakaian analgetik
secara serampangan
kanker uterus yang dapat terjadi karena pemakaian estrogen jangka
lama tanpa pemberian progestogen sama sekali
obat-obat imunosuspensi dapat memacu terjadinya tumor limfoid
preparat-preparat besi intramuskuler dapat menyebabkan sarkomata
pada tempat penyuntikan
kanker tiroid yang mungkin dapat timbul pada pasien-pasien yang
pernah menjalani perawatan iodium-radioaktif sebelumnya
9
YAYASAN SANTA ELISABETH KEUSKUPAN MAUMERE
RUMAH SAKIT ST. ELISABETH LELA
MAUMERE – FLORES – NTT
Kode Pos: 86161 Telp. 081 325 636 969 Email: rslela@yahoo.com
BAB III
TATA LAKSANA
Saat ini sangat banyak pilihan obat untuk efek farmakologik yang sama.
Masing-masing obat mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing,
baik dari segi manfaat maupun kemungkinan efek sampingnya. Dalam hal ini
jangan terlalu terpaku pada obat baru, di mana efek-efek samping yang jarang
namun fatal kemungkinan besar belum ditemukan. Sangat bermanfat untuk selalu
mengikuti evaluasi/penelaah menganai manfaat dan risiko obat, dari berbagai
pustaka standar maupun dari pertemuan-pertemuan ilmiah. Selain itu penguasaan
terhadap efek samping yang paling sering dijumpai atau paling dikenal dari suatu
obat akan sangat bermanfaat dalam melakukan evaluasi pengobatan
Upaya-upaya yang dilakukan untuk pencegahan dan menekan serendah
mungkin terjadinya efek samping obat adalah
Telusur riwayat secara rinci mengenai pemakaian obat pasien sebelum
pemeriksaan (resep dokter maupun pengobatan sendiri)
Gunakan obat dengan indikasi jelas dan bila tidak ada alternatif non-
farmakoterapi
Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus
Berikan perhatian khusus pada dosis dan respon pengobatan pada pasien anak
dan bayi, usia lanjutan dan gangguan ginjal, hepar dan jantung. Pada anak dan
bayi, gejala dini efek samping seringkali sulit dideteksi karena kurangnya
kemampuan komunikasi, misalnya untuk gangguan pendengaran.
Telaah terus apakah pengobatan harus diteruskan, dan hentikan obat dengan
segera bila dirasakan tidak perlu lagi.
Telaah lebih dulu bila dalam pengobatan ditemukan keluhan atau gejala
penyakit baru, atau penyakitnya memberat. Apakah perubahan itu karena
perjalanan penyakit, komplikasi, kondisi pasien memburuk atau karena efek
samping obat.
10
YAYASAN SANTA ELISABETH KEUSKUPAN MAUMERE
RUMAH SAKIT ST. ELISABETH LELA
MAUMERE – FLORES – NTT
Kode Pos: 86161 Telp. 081 325 636 969 Email: rslela@yahoo.com
11
YAYASAN SANTA ELISABETH KEUSKUPAN MAUMERE
RUMAH SAKIT ST. ELISABETH LELA
MAUMERE – FLORES – NTT
Kode Pos: 86161 Telp. 081 325 636 969 Email: rslela@yahoo.com
BAB IV
DOKUMENTASI
Kasus efek samping obat yang terjadi dan sudah ditangani secara medis
sebagaimana mestinya, maka perlu didokumentasikan. Dokumentasi tersebut
adalah :
1. Dibuat laporan lengkap di laporan khusus MESO (berwarna kuning) yang
tersedia dan dapat diperoleh mengenai kasus efek samping obat yang
bersangkutan dan dilaporkan ke lembaga yang berwenang, yakni ke
Panitia MESO (Monitoring Efek Samping Obat) di Badan Pengawasan
Obat dan Makanan (jalan Percetakan Negara 23, Jakarta)
2. Di RS.St Elisabeth Lela dibahas dengan KFT dan hasil dari pembahasan
didokumentasikan. Dalam pembahasan mengacu ke sumber-sumber
referensi dengan mencari kemungkinan faktor risiko terhadap kasus efek
samping tersebut. Apakah faktor risiko ini kemudian dapat dihindari?
Tergantung kepada faktor resikonya. Jika salah dosis maka mungkin
penentuan dosis dapat lebih dicermati.
3. Dokumentasi tentang langkah-langkah koreksi dalam upaya pengelolaan
resiko efek samping obat, yaitu meliputi :
o Membatasi indikasi pemakaian obat yang bersangkutan. Beberapa obat
sering dipakai tidak pada indikasi yang benar.
o Memperluas/mempertegas kontraindikasi
o Mempertegas cara pemakaian obat (pemberian, dosis, lama, dan lain-
lain)
o Mengeluarkan obat dari formularium rumah sakit atau tidak memakai
obat yang bersangkutan jika ada alternatif yang lebih aman.
12