Farmaakodinamika mempelajari cara kerja obat dan efeknya terhadap berbagai fungsi borgan dan reaksi biokimia.
Harus di bedakan antara kerja obat dan efek obat, karena kedua istilah ini pada hakekatnya harus dibedakan.
NILUH WINDA A.
A. Mekanisme Kerja
Bila mana kita memberikan obat,misalnya asetosal suatu analgetik dan antipiretik,maka efeknya adalah penurunan suhu badan pada keadaan demam dan meningkatkan ambang nyeri.ini adalah efek obat. Penelitian mengenai mekanisme kerja obat dewasa ini merupakan bagian yang penting dalam farmakologi.
NILUH WINDA A.
Teori reseptor yang sering di kemukakan mengatakan bahwa obat hanya dapat menimbulkan efeknya bila terjadi interaksi antara molekul obat dengan molekul tubuh atau kuman. Tempat- terjadi hipotesa ini dinamakan reseptor-reseptor bagi obat di dalam organisme.
NILUH WINDA A.
Masih dikenal pula beberapa mekanisme kerja lain tanpa pengikatan pada reseptor yaitu:
1. Secara fisika misalnya anastesi,laksantia dan diuretik osmotik. Obat ini dianggap melarut dalam lapisan lemak dari membran sel, yang karenannya berubah sedemikian rupa sehingga transpor normal dari oksigen dan zat-zat gizi tergganggu akibatnya hilangnya perasaan. 2. Secara kimiawi misalnya antasida lambung, antasida ini dapat mengikat asam lambung yang berlebihan dengan reaksi netralisasi kimiawi 3. secara kompetisi, yaitu dengan antagonisme saingan misalnya pada pemakaian sulfa. 4. dengan proses metabolisme berbagai macam, misalnya antibiotika yang dapat mengganggu pembentukan didnding sel.
NILUH WINDA A.
Dapat digambarkan mekanisme kerja obat dengan efeknya dalam bagan berikut:
O+R
OR
EFEK
Dalam bagan di atas dapat terlihat bahwa yang dimaksud dengan mekanisme kerja obat adalah akibat langsung penggabungan molekul obat (O) dengan suatu reseptor (R) bila reseptor itu suatu enzim, maka hasilnya dapat berupa penghambatan atau peransangan enzim tersebut. Setelah kompleks obat/reseptor (OR) terbentuk kemungkinan besar akan terjadi reaksi rantai lebih lanjut, tetapi yang terlihat atau dapat di observasi ialah timbulnya perubahan fungsi organ tertentu. Perubahan yang dapa dilihat disebut efek obat.
NILUH WINDA A.
B. Efek Terapeutik
Tidak semua obat betul-betul menyembuhkan penyakit, banyak diantaranya hanya meniadakan atau meringankan gejala-gejalanya. Oleh karena itu dapat membedakan tiga jenis pengobatan.
NILUH WINDA A.
Untuk memperpanjang efek dapat digunakan beberapa cara antara lain : menggunakan minyak sebagai pelarutnya untuk zat hidrofil, misalnya hormon kelamin, penisilin dan sebagainya. memperkecil daya larut dengan menggabungkan zat yang lain, misalnya protamin zine insulin. menggunakan kristal yang lebih kasar , misalnya insulin. menambahkan zat vasokonstriktor ( zat penciut pembuluh),agar penyebaran obat di perlambat, misalnya adrenalin pada procain.
NILUH WINDA A.
Tablet dan kapsul kini sudah banyak pula dikeluarkan dalam bentuk kerja Long-acting. Nama-nama yang diberikan berbeda-beda, misalnya : Timespan dan retard pada ronicol Timespan/Avil Retard. P. A. Atau dupleks pada probanthin P. A. Durule atau Durette pada Kalium Durule Repetab pada Polaramin Repetab Spansule pada Stelazine spansule.
NILUH WINDA A.
Bentuk kerja panjang (long-action) dimungkinkan karena sistem pengeluaran zat dari bentuk tablet atau kapsul berjalan lambat.
C. PLACEBO
Placebo adalah suatu cara dalam kefarmasian dengan mempergunakan suatu zat yang tidak mempunyai efek farmakodinamik, untuk maksud tertentu. 1. Pada azasnya pengobatan dengan sugesti yang seringkali menghasilkan efek yang mengagumkan. Efek placebo nyata pada pasien yang sedang mendapat hipnotik, sedatif juga analgetik dan lain-lain. 2. Digunakan dalam uji klinis.Tahap terakhir dalam rangkaian penelitian obat adalah uji klinis,salah satunya teknik uji klinis dengan cara uji tersamar ganda. Pasien maupun dokter/petugas kesehatan tidak boleh mengetahui zat apa yang sedang di uji. NILUH WINDA
A.
Digunakan 3 macam zat yaitu obat yang akan dinilai,obat standar dan placebo, dimana bentuk, warna dan rasa harus serupa seingga tidak dapat dibedakan. Placebo tersebut diperlukan untuk mengukur efek placebo pada kelompok pasien yang diobati. 3. Dapat juga sebagai pelengkap atau penggenap dalam suatu pemberian obat-obatan tertentu misalnya pil KB. Pada pil yang harus diminum tiap hari, maka diupayakan sejumlah tablet placebo yang hanya berisi zat inaktif (misalnya glukosa) yang tetap diminum walau masa menstruasi, sebagai penggenap tablet yang berisi zat aktif (hormon) yang diminum sesuai petunjuk.
2.
3. 4.
E. Efek Toksis
setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat menunjukan efek toksis.pada umumnya hebatnya reaksi toksis berhubungan langsung dengan tingginya dosis, dengan mengurangi dosis efek dapat dikurangi. Salah satu efek toksis misalnyaefek teratogen, yaitu efek yang di timbulkan oleh obat pada dosis terapetik untuk itu, yang mengakibatkan cacat pada janin.obat yang di curigai memiliki efek teratogen antara lain : barbital,asetosal,amphetamin dan sulfonamida.
NILUH WINDA A.
Dengan surat keputusan menteri kesehatan RI.No.682Ph/63/6 berlaku sejak 1 januari 1963,maka obat-obat yang mengandung Thalidomide,meklizin (seperti preludin,obezin) dilarang penggunaanya di indonesia.begitupun telah di larang obat-obatan yang mengandung siklizin dan busiklizin ( S. K Menkes RI No. 4890/dirjen/SK/68)
NILUH WINDA A.
F. Toleransi
Toleransi adalah peristiwa dimana dosis obat harus di naikan terus menerus untuk mencapai efek terapetik yang sama. Macam-macam toleransi yaitu : 1. toleransi primer ( bawaan), terdapat pada sebagian orang dan bintang tertentu, mis. Kelinci yang sangat toleran terhadap atropin 2. toleransi sekunder (yang di peroleh), dapat timbul setelah menggunakan obat untuk beberapa waktu , organisme menjadi kebal terhadap obat tersebut.hal ini di sebut juga habituasi atau kebiasaan 3. toleransi silang, dapat terjadi antara zat-zat dengan struktur kimia serupa atau kadang-kadang antar zat yang berlainan. 4. takhyphylaksis adalah toleransi yang timbul dengan pesat sekali, bila pemberian obat diulangi dalam NILUH WINDA A. waktu yang pendek.
G. Resistensi Bakteri
Yaitu keadaan dimana bakteri telah menjadi kebal terhadap obat-obat tidak dapat bekerja lagi terhadap kuman-kuman tertentu, yang memiliki daya tahan yang lebih kuat. Dikenal beberapa jenis resistensi bakteri yaitu :
1. resistensi bawaan (primer) yang secara alamiah sudah terdapat pada kuman,misalnya adanya enzim yang dapat menguraikan antibiotik.adapula bakteri yang dinding selnya menjadi tidak dapat di tembus obet,misalnya bakteri Tuberkulosa dan lepra. Resistensi yang diperoleh (sekunder) adalah akibat kontak dari kuman dengan kemoterapik dan biasanya di sebabkan terbentuknya secara spontan jenis-jenis dengan ciri yang berlainan (mutan-mutan). Resistensi dapat di hindarikan dengan menggunakan pentakaran obat yang relatif tinggi atau dengan mengkombinasikan obat dari dua macam atau lebih.
2.
NILUH WINDA A.
H. Kombinasi Obat
Dua obat yang digunakan pada waktu yang bersamaan, dapat saling mempengaruhi masing-masing yaitu : Antagonisme, dimana kegiatan obat pertama di kurangi atau ditiadakan sama sekali oleh obat kedua, karena mempunyai khasiat farmakologi bertentangan, misalnya barbital dan striknin ; adrenalin dan histamin.hal ini dapat disebabkan karena mempunyai reseptor yang sama sehingga terjadi persaingan (kompetitif). sinergisme,kekuatan obat pertama di perkuat oleh kekuatan obat kedua, karena efek farmakologinya searah. NILUH WINDA A.
Bila jumlah kekuatanya lebih besar dari kekuatan masingmasing obat tersebut Potensiasi misalnya : kombinasi dari : estrogen + progesteron, sulfametoksazol + Trimetoprim, Asetosal + codein dan Analgetik + Sedatif.
NILUH WINDA A.
Sehingga saat ini pemerintah menarik produksi kombinasi sediaan antibiotik sistemik, misalnya penisilin + streptomisin, Antibiotik + Vitamin / enzim proteolitik/sulfa/antihistamin maupun antibiotik + antimikotik.
NILUH WINDA A.
K. Interaksi Obat
Bila seorang pasien harus menggunakan dua atau lebih obat dalam waktu yang bersamaan atau berdekatan jaraknya, kemungkinan besar akan terjadi interaksi antara obat-obat tersebut dalam tubuhnya.
NILUH WINDA A.
Interaksi yang terpenting, di antaranya ialah : 1. interaksi kimia obat bereaksi dengan obat lain secara kimiawi, misalnya : * pengikatan fenitonium oleh kalsium * Pengikatan penisilin oleh Cu, Pb, dan Au. * Pengikatan tetrasiklin oleh logam bervalensi dua. 2. Kompetisi untuk protein plasma. Obat mendesak obat lain dari ikatanya pada protein, sehingga memperkuat khasiatnya, misalnya analgetik mendesak antikoagulan. 3. induksi enzim, obat yang dapat merangsang pembentukan enzim hati, sehingga mempercepat perombakan obat lain, misalnya hipnotik dan obat-obat rematik mengurangi kegiatan fenitorium. 4. inhibisi enzim zat yang menggangu fungsi hatindan enzim-enzimnya, misalnya kombinasi alkohol dengan obat-obat lain (pada alixir).
NILUH WINDA A.