SUSUNAN ACARA
RAPAT TINJAUAN MANAJEMEN MUTU (PENETAPAN INDIKATOR MUTU KLINIS)
UPTD PKM LANGSA KOTA
TANGGAL 30 JANUARI 2016
NO PUKUL KEGIATAN
1. 08.45 s/d 09.00 Pembukaan oleh MC
4. 09.30 s/d 10.15 Pembahasan dan penetapan indikator mutu klinis UPTD
PKM Langsa Kota oleh Tim Mutu
3. Mutu SDM Sebagai standar pelayanan untuk Pelayanan Tim pengendalian mutu Setiap bulan/ Diketahui tingkat
Puskesmas, diPuskesmas Langsa Kota triwulan dan akhir kepuasan pasien/
mengukur suatu pelaksanaan
tahun keluarga/ masyarakat
pelayanan klinis di puskesmas. terhadap pelayanan
rawat jalan/ rawat inap/
pelayanan kesehatan
lainnya
II PELAKSANAAN
a. Mengukur kepuasan pasien Diketahui tingkat kepuasan pasien/ Pasien/ keluarga Tim/ Panitia pengendalian 6 bulan sekali dan Tim, Semua Unit yang
rawat jalan, rawat inap, keluarga/ masyarakat terhadap pengunjung rumah mutu Puskesmas Langsa akhir tahun terkait
pelayanan kesehatan lainnya pelayanan rawat jalan/ rawat inap/ sakit Kota
pelayanan kesehatan lainnya
b. Mengevaluasi indikator Diketahui indikator hasil pelayanan Hasil pelayanan / Tim/ Panitia pengendalian Setiap bulan/ Tim, Semua Unit yang
klinis melalui indikator klinis laporan rutin mutu Puskesmas Langsa triwulan dan akhir terkait
pelayanan Kota tahun
c. Mutu SDM Diketahui masalah dan upaya Hasil pelayanan Tim/ Panitia Peningkatan Setiap triwulan, Mengirimkan karyawan
perbaikan dalam rangka peningkatan Mutu SDM semester sesuai kebutuhan
mutu SDM
II. EVALUASI
Presentasi hasil kegiatan Diketahui pelaksanaan kegiatan upaya Jajaran manajerial, Tim/ panitia pengendalian Setiap 3 bulan sekali Tim, Semua Unit yang
peningkatan mutu yang telah peningkatan mutu dan hasil/ staf dan seluruh unit mutu Puskesmas Langsa dan akhir tahun terkait
dilaksanakan (kepuasan dampaknya pelayanan Kota
pasien, evaluasi indikator
klinis dan audit medis)
BUKTI ANALISIS PENYUSUNAN STRATEGI MUTU LAYANAN KLINIS UPTD
PKM LANGSA KOTA TAHUN 2016
A.Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan mendasar yang dibutuhkan manusia.
Kualitas kesehatan masyarakat sangat didukung oleh peran serta pemerintah dalam
menyediakan layanan kesehatan yang baik dan terjangkau untuk seluruh kalangan. Oleh
karena itu Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) sebagai wujud komitmen pemerintahan dalam Penyelenggaraan Jaminan
Sosial Nasional, membentuk Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yang terdiri atas BPJS kesehatan dan BPJS
ketenagakerjaan. Hal ini juga berkait dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi terhadap
perkara Nomor 007/PUU-III/2005 (Kemenkes RI, 2013). Secara operasional, pelaksanaan
JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan
Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden
No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan
Kesehatan Nasional).
Sistem tersebut menyatakan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang
dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya
dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan
tingkat ketiga hanya dapat di berikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua
atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan gawat darurat, kekhususan permasalahan
kesehatan pasien, pertimbangan geografis, dan pertimbangan ketersediaan fasilitas (Anonim ,
2014a).
Sistem Pengembangan Manajemen pelayanan Klinik di puskesmas, merupakan salah satu
upaya dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pada pemberi pelayanan klinis di
puskesmas. meningkatkan tanggung jawab secara profesional.
B. Pengertian
Indikator mutu pelayanan klinis adalah suatu standar pelayanan klinis untuk mengukur suatu
pelaksanaan pelayanan klinis di puskesmas.
C. Tujuan
a. Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan klinis.
b. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan klinik yang dilakukan
petugas kesehatan di Puskesmas Langsa Kota.
Hasil pengumpulan data digunakan puskesmas untuk melakukan identifikasi perbaikan atau
mengurangi (atau mencegah KTD). Pelaporan data secara rutin atau data yang diperoleh dari hasil
asesmen secara intensif akan dapat menjadi dasar perbaikan apa yang perlu direncanakan termasuk
prioritasnya. Secara khusus perbaikan direncanakan sesuai area perbaikan yang ditetapkan pimpinan.
-kepuasan pasien
-Kepatuhan petugas
KESIMPULAN
Puskesmas menetapkan seberapa sering data dikumpulkan dan di analisis. Frekuensi ini
tergantung dari kegiatan dari area yang dikaji, prioritas yang ditetapkan oleh Puskesmas Langsa
Kota.Sebagai contoh, pengendalian mutu laboratorium klinik dapat di analisis setiap minggu untuk
memenuhi ketentuan yang ada atau data pasien di analisis setiap bulan. Jadi, pengumpulan data
setiap waktu tertentu dapat menjadikan Puskesmas Langsa Kota mampu menilai stabilitas dari
proses dan prediksi dari outcome dibandingkan dengan harapannya.
Puskesmas menggunakan sumber daya dan individu, kelompok disiplin ilmu dan
departemen yang terkait dengan proses atau kegiatan di area perbaikan. Tanggung jawab
perencanaan dan pelaksanaan perbaikan dibebankan pada individu atau tim, pelatihan diberikan
jika dibutuhkan, manajemen informasi dan sumber daya lain juga disediakan. Begitu rencana
ditetapkan, data dikumpulkan dalam masa percobaan untuk mengetahui apakah perubahan yang
direncanakan betul terjadi.Untuk memastikan bahwa perbaikan dapat dipertahankan, data
dikumpulkan untuk digunakan sebagai alat ukur.Secara efektif, perubahan yang terjadi ditetapkan
dalam prosedur standar dan pelatihan staf diadakan jika dibutuhkan. Rumah sakit membuat
dokumen tentang hal-hal yang diperbaiki berikut pencapaiannya sebagai bagian dari manajemen
mutu dan program peningkatan
ANALISIS MENETAPKAN MASALAH MUTU LAYANAN KLINIS DAN
KESELAMATAN PASIEN
A. LATAR BELAKANG
si yang efektif dalam suatu organisasi. Hal ini suatu proses bantuan kepada staf untuk mencapai
tujuan organisasi. Hasil yang diharapkan dikaitkan dengan standar yang digunakan dalam pelayanan
kesehatan akan bermakna apabila tujuan dapat dicapai dengan hasil yang baik. Hasil tersebut sangat
tergantung pada kualitas kinerja yang ditampilkan oleh staf yang berada di lingkungan Puskesmas
Langsa Kota dan jajarannya. Oleh sebab itu salah satu bagian yang penting dalam proses manajemen
adalah melakukan monitoring untuk mengetahui bagaimana Suatu puskesmas memberikan pelayanan
klinis
B. PENGERTIAN MONOTORING.
Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan
suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan
sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi(WHO)
C. PENGERTIAN EVALUASI
World Health Organization (WHO) merumuskan evaluasi sebagai suatu proses dari
pengumpulan dan analisis informasi mengenai efektivitas dan dampak suatu program dalam tahap
tertentu sebagai bagian atau keseluruhan dan juga mengkaji pencapaian program. Definisi lain
dikemukakan oleh Swansburg (1996) yang menyatakan bahwa evaluasi kinerja adalah suatu proses
pengendalian dimana kinerja pegawai dievaluasi berdasarkan standar.
1. Memperoleh informasi terutama tentang kegiatan apakah telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana dan memberikan umpan balik
2. Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan yang telah dilakukan
3. Sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan program/kegiatan dan
tindak lanjut monitoring.
4. Menentukan kompetensi pekerjaan dan meningkatkan kinerja dengan menilai dan mendorong
hubungan yang baik diantara pegawai .
b. Pencapaian :
1.UGD menjadi pelayanan mandiri dan terpusat sebagai pelayanan UGD terpisah dari poli dan
menjadikan pelayanan UGD lebih berfokus kepada pelayanan kegawat daruratan bagi pasien dengan
secara optimal selama 24 jam
2.. Pelayan pasien di rawat inap dan melalui pasien kunjungan poli
3. Pelatihan komunikasi efektif bagi petugas medis untuk memberikan keramahan dan kemudahan
transfer komunikasi dokter dan pasien dalam pelaksanaan pelayanan bersangkutan.
4. Pendidikan dan pelatihan bagi staff medis..
5. Program pelayanan mutu keselamatan pasien dan pelayanan medis lainnya dilakukan dan
diobservasi secara berkala yaitu:
H. KESIMPULAN
Dari hasil monitoring yang dilakukan untuk kelancaran dalam memberikan pelayanan dan menjamin
kesinambungan Pelayanan yang prima maka Puskesmas harus dilengkapi dengan prasarana yang di
persyaratkan meliputi,
1. Kesiapan petugas berkomunikasi dan memberikan informasi tentang mutu layanan Klinis.
2. Sosialisasi SOP sesuai tupoksi
3. Petugas perlu penambahan Ilmu Baru, Pelatihan
4. Kesadaran petugas untuk memberikan Pelayanan
5. Sistem Penerangan masih kurang karena kurang pencahayaan
6. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran masih belum memadai
7. Kendaraan Puskesmas Keliling sudah ada 24 jam
8. Rumah dinas tenaga kesehatan ada
9. Prasarana lain yang sesuai dengan kebutuhan
Prasarana Puskesmas tersedia, terpelihara dan berfungsi dengan baik untuk menunjang Akses,
keamanan kelancaran dalam memberikan pelayanan sesuai dengan pelayanan yang disediakan.