Cakupan bahasan
A. Status
B. Progres
C. Permasalahan
status
Landasan hukum :
SK. Menhut No. 290/Kpts-II/2003 tanggal 26 Agustus 2003
Lokasi :
Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten
RPH Carita dan RPH Pasauran, BKPH Pandeglang, KPH Banten, Perum
Perhutani Unit III Jawa Barat
Luas : 3.000 ha
TWA Carita, Desa Jaya Mekar & Desa Citaman (Timur), Desa Sukarame
& DesaSukanegara (Barat), Desa Cinoyong (Utara), Desa Sindang Laut
(Selatan)
Kondisi biofisik :
Jenis tanah : aluvial kelabu dengan bahan induk endapan liat. Secara
umum sifat fisik tanah aluvial adalah tekstur liat, struktur pejal,
konsistensi teguh (lembab), plastis (basah), keras (kering) tanpa
batas horizon, warna kelabu hingga coklat, tanpa solum sampai
bersolum sedang. Sifat kimianya adalah bahan organik rendah,
kejenuhan basa sedang hingga tinggi, adaptasi tinggi, kemasaman
bervariasi dan permeabilitasnya rendah (Badan Litbang Kehutanan,
2005).
Topografi : landai sampai curam (10 - 35%)
Ketinggian tempat : sampai 100 m dpl (Carita I dan II); sebagian di
atas 100 m dpl
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, tipe curah hujan
adalah tipe A. Suhu : 23oC – 32oC. Curah hujan rata-rata tahunan
sebesar 3.950 mm. Kelembaban nisbi rata-rata : 77% - 85%
Vegetasi tanaman
Dipterocarpaceae
Khaya sp.
Swietenia sp.
Nyamplung
Gaharu
Rimba campuran lainnya
Fauna
Berbagai jenis burung
Mamalia
Kegiatan penelitian
Introduksi jenis
Evaluasi hasil introduksi jenis pohon hutan
Potensi penyerapan karbon oleh jenis pohon hutan
Model pertumbuhan beberapa jenis pohon hutan
Konservasi jenis-jenis Dipterocarpaceae
Hama pemyakit beberapa jenis pohon hutan
Kajian dan penerapan model-model agroforestry
Aneka Usaha kehutanan
Penanaman pohon gaharu dan rotan jernang
Kegiatan non-penelitian
Pemasangan papan nama pohon/papan peringatan
Pembibitan sederhana
Rekonstrksi batas luar
Pemeliharaan batas petak
Pengamanan
Sarana prasarana
Rumah Dinas
Guest House
Kendaraan roda dua
Self Assessment Kriteria dan Indikator
Berdasar
SK Kabadan Litbang No. SK. 49/VIII-
SET/2010
1. I 24 12 16,00
2. II 27 13 18,00
3. III 5 3 3,33
Total 56 28 37,33
Termasuk Katagori kurang (20 - 60).
progres
Upaya Peningkatan Katagori
Pengelolaan KHDTK Carita
(TERLAMPIR)
permasalahan
Terdapat 29 KK menempati areal KHDTK (petak 16 di
Carita I)
Pencurian kayu → proses secara hukum
Pembangunan Route SUTT dan Tower 150 KV Asahimas-
Menes yang melewati KHDTK → sudah dilaporkan kepada
Kepala Badan
Pengamanan → patroli secara rutin dengan melibatkan
masyarakat dan instansi terkait
Terbatasnya anggaran
Tata batas belum temu gelang
Usulan Pemprov Banten mengenai Tahura
Tata Batas KHDTK Carita
BPKH Wilayah XI Jawa Madura
melaksanakan tata batas pemanfaatan
kawasan untuk KHDTK Carita pada
November 2006. Panjang batas KHDTK
Hutan Penelitian Carita yang ditata batas
sepanjang 23.642,90 meter dari panjang
batas seluruhnya sepanjang 42.000 meter
dengan jumlah pal batas 220 buah.
Rencana penyelesaian tata batas pada tahun
2012.
Tugas Timdu penelitian usulan perubahan
fungsi HP (KHDTK Carita) dan TWA Carita
menjadi TAHURA (Kepmenhut No.
SK.95/Menhut-II/2011
1. Pengumpulan data & informasi sekunder
2. Kajian pustaka (desk study)
3. Pengumpulan data primer di lapangan.
4. Pemilahan, pengolahan dan analisis data primer
5. Pembahasan dan perumusan hasil penelitian
6. Perumusan rekomendasi
Hutan Dengan Tingkat Gangguan
Tinggi (Plot I = Petak 1)
Hutan Dengan Tingkat Gangguan
Sedang (Plot II = Petak 72)
Hutan Dengan Tingkat Gangguan
Ringan (Plot III = Petak 13)
Kesimpulan Hasil Timdu
1. Berdasarkan aspek biofisik, teknis, sosial-ekonomi-budaya,
hukum & kelembagaan, faktor yg menguatkan terbentuknya
TAHURA Carita :
a. Merupakan ekosistem hutan dataran rendah untuk koleksi
tumbuhan.
b. Keindahan alam potensial untuk pengembangan jasling
c. Usulan perubahan fungsi kawasan Hutan menjadi TAHURA
memenuhi persyaratan Kepmenhut No. P.34/Menhut-II/2010
d. Dukungan Gubernur Banten (surat No. 078/2434-
HUTBUN/2010)
e. Dukungan Kepala Balitbang (surat No. S.4/VIII-P3KR/2011,
Dirjen PHKA (surat No. S.7/IV-KK/2011.
f. RTRWP Banten 2010 – 2030, ditetapkan Kawasan Strategis
untuk kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup.
Lanjutan
2. Terdapat beberapa faktor kendala pembangunan TAHURA:
a. Penggarapan lahan akibat ketergantungan masyarakat
terhadap hutan untuk kebutuhan hidup.
b. Potensi konflik dengan masyarakat yang menjadi KTH dalam
program PHBM yang pernah dikembangkan oleh Perum
Perhutani
Rekomedasi Timdu
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pertimbangan Timdu:
KHDTK Carita & TWA Carita yang layak diubah fungsi
menjadi TAHURA ± 1.590 ha.
Sedangkan ± 1.425 ha tetap KHDTK Carita.
2. Percepatan perubahan fungsi kawasan Hutan tersebut
dengan syarat & pertimbangan addendum Kepmenhut No.
290/Kpts-II/2003 & No. 291/Kpts-II/2003 ttg penunjukan
KHDTK Hutan Carita seluas ± 3.000 ha.
3. Pengelolaan TAHURA Carita harus diikuti dengan
pembentukan Lembaga Kolaboratif TAHURA
4. Plot gaharu dan kantor/mess KHDTK tetap masuk dalam
KHDTK