M
DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN
JALAN NAPAS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS
PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GIRIMAYA
TAHUN 2018
Oleh:
Enten Akhyati
NIM : 151440110
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKALPINANG
JURUSAN KEPERAWATAN
JULI 2018
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM :151440110
“Harta Yang Tak Pernah Habis Adalah Imu Pengetahuan Dan Ilmu Yang Tak
Ternilai Adalah Pendidikan.”
Enten Akhyati
ABSTRAK
FAMILY NURSING CARE OF TN. A’S FAMILY AND TN. M’S FAMILY
WITH THE PROBLEM OF INEFFECTIVE AIRWAY CLEARANCE IN
PATIENTS WITH PULMONARY TUBERCULOSIS IN THE WORKING
AREA OF GIRIMAYA COMMUNITY HEALTH CENTER 2018
Enten Akhyati, Ns. Jun Absa B, S. Kep, Erni Chaerani, MKM
Poltekkes Kementerian Kesehatan Pangkalpinang
email : entenakhyati98@gmail.com
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus .................................................................................. 3
D. Manfaat Studi Kasus ................................................................................ 3
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan .......................................................................... 101
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 104
C. Intervensi Keperawatan ............................................................................ 106
D. Implementasi Keperawatan ...................................................................... 112
E. Evaluasi Keperawatan .............................................................................. 115
BAB VI KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 120
B. Saran ......................................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2.1 Skala Prioritas Masalah ............................................................... 12
2.2 Intervensi keperawatan pada penyakit tuberkulosis menurut nursing
outcomes classification (NOC) dan nursing interventions classification
(NIC) .......................................................................................... 15
4.1 Identitas Mahasiswa Pengkaji ...................................................... 47
4.2 Identitas Kepala Keluarga ............................................................ 47
4.3 Identitas Anggota Keluarga
4.4 Genogram Keluarga 1 dan Keluarga 2 ........................................ 48
4.5 Pengkajian Keluarga ................................................................... 50
4.6 Pengkajian Lingkungan ............................................................... 55
4.7 Struktur Keluarga ........................................................................ 56
4.8 Fungsi Keluarga .......................................................................... 57
4.9 Stress dan Koping Keluarga ........................................................ 58
4.10 Pemeriksaan Fisik Pada Anggota Keluarga 1 ........................... 59
4.11 Pemeriksaan Fisik Pada Anggota Keluarga 2 ............................ 59
4.12 Analisa Data Keluargga 1 ......................................................... 60
4.13 Analisa Data Keluarga 2 ........................................................... 61
4.14 Skoring Masalah 1 Pada Keluarga 1 ......................................... 64
4.15 Skoring Masalah 2 Pada Keluarga 1 ......................................... 65
4.16 Skoring Masalah 3 Pada Keluarga 1 ......................................... 66
4.17 Skoring Masalah 1 Pada Keluarga 2 ......................................... 67
4.18 Skoring Masalah 2 Pada Keluarga 2 ......................................... 68
4.19 Skoring Masalah 3 Pada Keluarga 2 ......................................... 69
4.20 Skoring Masalah 4 Pada Keluarga 2 ......................................... 70
4.21 Intervensi Keperawatan Pada Keluarrga 1 ................................ 72
4.22 Intervensi Keperawatan Pada Keluarga 2 ................................. 75
4.23 Implementasi Hari Pertama Pada Keluarga 1 ........................... 80
4.24 Implementasi Hari Pertama Pada Keluarga 2 ........................... 82
4.25 Implementadi Hari Kedua Pada Keluarga 1 .............................. 85
4.26 Implementasi Hari Kedua Pada Keluarga 2 .............................. 87
4.27 Implementasi Hari Ketiga Pada Keluarga 1 .............................. 90
4.28 Implementasi Hari Ketiga Pada Keluarga 2 .............................. 93
4.29 Evaluasi Keperawatan Keluarga 1 dan Keluarga 2 .................... 96
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
A. Latar Belakang
Tuberculosis (TB) merupakan infeksi akut atau kronis yang
disebabkan oleh Mycrobacterium tyberculosis, dan ditandai dengan
infiltrasi pulmuner, pembentukan granuloma disertai caseation (proses
pengeringan dan pembentukkan substansi mirip kasein), fibrosis, dan
kavitasi (Paramita, 2011). Menurut Junaidi, 2010 dalam Muhammad
Ardiansyah, 2012 menjelaskan bahwa tuberkulosis sebagai infeksi akibat
Mycrobacterium tyberculosis yang dapat meyerang berbagai organ,
terutama paru-paru dengan gejala yang sangat bervariasi. Tuberkulosis
yang dijuluki „the great imitator‟‟ yaitu suatu penyakit yang mempunyai
kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala seperti
gejala respiratorik yang meliputi batuk, batuk darah, sesak nafas, nyeri
dada sedangkan gejala sistemik meliputi demam, keringat malam,
anoreksia, penurunan berat badan, serta malaise. Diagnosa keperawatan
menurut Herdman, Heather & Kamitsuru, 2015-2017 adalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan
lingkungan, obstruksi jalan nafas dan fisiologis.
WHO menyatakan bahwa pada tahun 2015, diperkirakan ada 10,4
juta insiden kasus TB Di seluruh dunia. Untuk penderita laki-laki
sebanyak 5,9 juta (56%), 3,5 juta (34%) diantaranya adalah perempuan
dan satu juta (10%) adalah anak-anak. Sedangkan untuk kasus HIV
sebanyak 1,2 juta (11%) menderita TB (MDR-TB) dan 100.000 orang
dengan refampisis tahan TB (RR-TB) yang juga baru memenuhi syarat
untuk pengobatan (MDR-TB). Diperkirakan ada 1,4 juta kematian akibat
TB, dan 0,4 juta kematian akibat penyakit TB di antar orang yang hidup
dengan HIV. Meskipun jumlah kematian TB turun 22% antara tahun 2000
1
2
dan 2015. TB tetap salah satu dari 10 penyakit kematian di seluruh dunia
pada tahun 2015 (WHO, 2015)
Berdasarkan data dari profil kesehatan Indonesia (2016), kasus
tuberkulosis paru BTA positif tahun 2016 di Indonesia berjumlah 156,723
penderita yang terdiri dari penderita laki-laki berjumlah 95,382 (61%) dan
penderita perempuan yang berjumlah 61,342 (39%).
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, kasus baru BTA positif yang ditemukan di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung pada tahun 2014 adalah 866 kasus (CDR 39,8).
Sedangkan jumlah kasus baru yang ditemukan itu BTA positif. BTA
negatif/rontgen positif dan extra paru adalah 1358 kasus (CNR 99,84).
Angka Cure Rate (angka kesembuhan) sebesar 85,22% dengan target
nasional 85%. Angka ini menunjukan target nasional untuk angka
kesembuhan TB sudah tercapai.
Puskesmas Girimaya merupakan salah satu puskesmas yang ada di
Pangkalpinang. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota
Pangkalpinang menyatakan bahwa di Puskesmas Grimaya, kasus
tuberkulosis paru BTA (+) tanpa pemeriksaan pembiakan pada tahun 2015
berjumlah 235 penderita, pada tahun 2016 penderita TB menurun menjadi
210 penderita dan pada tahun 2017 mengalami kenaikan menjadi 199
penderita yang berada di keluarga.
Menurut Johnson‟s dalam Padila 2012, keluarga adalah kumpulan
dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau
tidak, yang terlibat dalam kehidupan terus menerus, yang tinggal dalam
satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara
satu orang dengan yang lainnya. Fungsi keluarga merupakan hasil atau
konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa yang
dilakukan keluarga, adapun fungsi keluarga antara lain fungsi afektif,
fungsi ekonomi, fungsi sosialisasi, fungsi perawatan kesehatan, fungsi
biologis, fungsi psikologis, dan fungsi pendidikan.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik dan ingin
mengetahui “Bagaimana asuhan keperawatan keluarga Tn. A dan Tn. M
dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas pada penderita
tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Girimaya tahun 2018?”.
C. Tujuan Penulisan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
melakukan asuhan keperawatan keluarga pada keluargs Tn. A dan Tn. M
dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas pada penderita
tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Girimaya tahun 2018.
D. Manfaat
1. Untuk Penulis
Dapat menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan gambaran
dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada pasien
tuberkulosis paru dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan napas, serta mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan
4
15
16
terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto toraks, pada sisi yang sakit
tampak bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.
7) Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya
penyakit ini muncul bukan karena sebagai penyakit keturunan
tetapi merupakan penyakit infeksi menular.
c. Riwayat penyakit sebelumnya
1) Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh.
2) Pernah berobat tetapi tidak sembuh.
3) Pernah berobat tetapi tidak teratur.
4) Riwayat kontak dengan penderita tuberkulosis paru.
5) Daya tahan tubuh yang menurun.
6) Riwayat vaksinasi yang tidak teratur.
d. Riwayat pengobatan sebelumnya
1) Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubuungan dengan
sakitnya.
2) Jenis, warna, dosis obat yang dimunum.
3) Berapa lama pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan
penyakitnya.
4) Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.
e. Riwayat sosial ekonomi
1) Riwayat pekerjaan, waktu dan tempat bekerja, jumlah penghasilan.
2) Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikasi
dengan bebas, menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang
mampu, masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk
sembuh perlu waktu yang lama dan biasanya yang banyak, masalah
tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus
harapan.
f. Faktor pendukung
1) Riwayat lingkungan.
2) Pola hidup : nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola
istirahat dan tidur, kebersihan diri.
18
2) Pola nutrisi
Subyektif : anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat
badan
Obyektif : turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak
subkutan.
3) Respirasi
Subyektif : batuk produktif/ non produktif sesak napas, sakit dada
Obyektif : mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum
hijau/purulen, mukoid kuning atau bercak darah, pembengkakan
kelenjar limfe, terdengar bunyi ronchi basah, kasar di daerah apeks
paru, takipnea (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan
pleural), sesak napas, pengembangan pernapasan tidak simetris
(cairan pleural), perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan
pleural), deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
4) Rasa nyaman/nyeri
Subyektif : nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Obyektif : berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi
gelisah, nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang ssampai ke pleura
sehingga timbul pleuritis.
5) Integritas ego
Subyektif : faktor sress lama, masalah keuangan, perasaan tidak
berdaya/tak ada harapan.
Obyektif : menyangkal ( selama tahap dini) ansietas, ketakutan,
mudah tersinggung.
2. Perumusan diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah
keperawatan yang didapat dari data-data pada pengkajian yang fungsi
perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan PES
(problem, etiology, symptom) dimana untuk problem menggunakan
rumusan masalah dari NANDA, sedangkan untuk etiologi dapat
20
1. Sifat masalah
a. Aktual (tidak/kurang sehat) 3
b. Ancaman kesehatan 2 1
c. Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat
a. Mudah 2
b. Sebagian 1 2
c. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Sebagian 1
4. Menonjolnya masalah
a. Masalah berat dan harus segera 2
ditangani
b. Ada masalah, tidak perlu segera 1 1
ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
Sumber : Supriadi, 2014
c. Intervensi perkembangan
Perawat melakukan tindakan dengan tujuan memperbaiki dan
meningkatkan kapsitas keluarga dalam perawatan diri dan tanggung
jawab pribadi. Perawat membantu keluarga memanfaatkan sumber-
sumber perawatan unruk keluarganya termasuk dukungan internal dan
eksternal.
Selanjutnya intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan
menjadi intervensi yang mengarah pada aspek kognitif, efektif, dan
psikomotor (prilaku). Semua intervensi baik berupa pendidikan kesehatan,
tetapi modalitas atupun terapi komlementer pada akhirnya ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas keluarga
dalam kesehatan (Padila, 2012).
Menurut Mubaraq dkk, (2009), langkah-langkah dalam
mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga, yaitu :
a. Menentukan sasaran atau goal
Sasaran merupakan tujuan akhir yang akan dicapai melalui segala
upaya. Prinsip yang paling penting bahwa sasaran harus ditentukan
bersama keluarga. Jika keluarga mengerti dan menerima sasaran yang
telah ditentukan, mereka diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif
dalam mencapai sasaran tersebut.
b. Menentukan tujuan atau objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih
terperinci, berisi tentang hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan
yang akan dilakukan. Ciri tujuan atau objektif yang baik adalah
spesifik, dapat diukur, realistis, dan ada batasan waktu.
c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan
24
15
16
2. Tekanan darah sistolik normal mukosa lembab, denyut nadi adekuat, dan
3. Tekanan darah diastolik normal tekanan darah ortostatik)
4. Tekanan nadi normal 2. Monitor tanda-tanda vital
3. Tingkatkan asupan oral ( misalnya.,
memberikan sedotan, menawarkan cairan
diantara waktu makan, mengganti air es
secara rutin, menggunakan es untuk jus
favorit anak, potongan gelatin ke dalam
kotak yang menyenangkan, menggunakan
cangkir obat kecil), yang sesuai
Perawatan hipertermia :
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Jauhkan pasien dari sumber panas, pindahkan
ke lingkungan yang lebih dingin
3. Longgarkan atau lepaskan pakaian pasien
4. Berikan metode pendinginan eksternal
(misalnya., kompres dingin pada leher,
abdomen, perut, kulit kepala,, ketiak dan
selangkangan serta selimut dingin), sesuai
kebutuhan
Pengaturan suhu :
1. Monitor suhu tubuh paling tidak setiap 2
jam, sesuai kebutuhan
2. Monitor suhu dan warna kulit
3. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
4. Berikan pengobatan antipiretuk, sesuai
kebutuhan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang Status nutrisi : Manajemen gangguan makan :
dari kebutuhan tubuh 1. Asupan gizi dalam rentang normal 1. Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik
2. Asupan makanan dalam rentang normal dengan klien (dan orang terdekat klien
3. Asupan cairan dalam rentang normal dengan tepat)
4. Hidrasi dalam rentang normal 2. Dorong klien untuk mendiskusikan makanan
Status nutrisi : asupan nutrisi : yang disukai bersama dengan ahli gizi
1. Asupan kalori adekuat Manajemen nutrisi :
18
19
20
Menurut Soemantri, Irman (2008), data yang dapat dikaji antar lain:
Data subyektif : pasien mengeluh batuk, pasien mengeluh sesak, pasien
mengatakan adanya sekret di saluran napas.
Data obyektif : suara napas abnormal (ronkhi, wheezing), frekuensi napas (>
normal) dengan irama (reguler/ireguler), dispnea.
Tujuan : jalan napas bersih dan efektif setelah dua hari perawatan dengan
kriteria :
1. Pasien mengatakan bahwa batuk berkurang/hilang, tidak ada sesak dan
sekret berkurang.
2. Suara napas berkurang (vesikuler)
3. Frekuensi napas 16-20 kali permenit (dewasa)
4. Tidak ada dipsnea
Batasan karakteristik ketidakefektifan bersihhan jalan napas
1. Batuk yang tidak efektif
2. Dipsnea
3. Gelisah
4. Kesulitan verbalisasi
5. Mata terbuka lebar
6. Ortopnea
7. Penurunan bunyi napas
8. Perubahan frekuensi napas
9. Perubahan pola napas
10. Sianosis
11. Sputum dalam jumlah yang berlebihan
12. Suara napas tambahan
13. Tidak ada batuk
Faktor berhubungan :
1. Lingkungan
a. Perokok
b. Perokok pasif
c. Terpajan asap
21
terlibat dalam kehidupan terus menerus, yang tinggal dalam satu atap,
mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu
orang dengan yang lainnya.
b. Ciri-ciri keluarga
1) Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton dalam Padila (2012) :
a) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b) Keluarga berbentuk sesuatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c) Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen clatur)
termasuk perhitungan garis keturunan,
d) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh
anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah
tangga.
2) Ciri keluarga Indonesia
a) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat
gotong royong.
b) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.
c) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan
dilakukuan secara musyawarah.
d) Berbebtuk monogram.
e) Bertanggung jawab.
f) Mempunyai semangat gotong royong.
c. Tipe keluarga
Keluarga yang memerluukan pelayanan kesehatan berasal dari
berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial,
maka tipe keluarga mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu
memahami dan mengetahui berbagai tipe keluarga.
23
1) Traditional Nuclear
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal
dalam satu rumah ditetapakan oleh sanksi-sanksi legal dalam
suatuikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja di laur rumah.
2) Extended Family
Extended Family adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi dan sebagainya.
3) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dpat bekerja di luar rumah.
4) Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah / kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan karena sekolah/ perkawinan/
meniti karier.
5) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/ salah satu bekerja di luar rumah.
6) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian tau kematian pasangannya
dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
7) Dual Carrier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
8) Communter Married
Suami istri atau keduanyaorang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduuanya saling mencari pada waktu tertentu.
9) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
24
3) Struktur komunikasi
Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik,
transaksional untuk menciptakan dan mengungkapkan pengertian
dalam keluarga.
4) Struktur kekuasaan
Kekuasaan keluarga adalah kemampuan (potensial atau aktual)
individu untuk mengontrol, mempengaruhi dan mengubah tingkah
laku anggota keluarga.
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat
beberapa fungsi keluarga menurut Friedman ; Setiawati & Darmawan
dalam Padila (2012) yaitu :
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga.
Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan sittuasi yang
dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih, dengan
melihat bagaimana cara keluarga mengekprsikan kasih sayang.
2) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisai
pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Bagaimana keluarga
produktif terhadap sosial dan bagaimana keluarga memperkenalkan
anak dengan dunia luar dengan belajar berdisiplin, mengenal budaya
dan norma melalui hubungan interaksi dalam keluarga sehingga
mampu berperan dalam masyarakat.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga
dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga
27
2. Konsep Penyakit
a. Definisi Tuberculosis
Menurut Junaidi dalam Ardiansyah, 2012 menjelaskan bahwa TB
sebagai infeksi akibat Mycrobacterium tyberculosis yang dapat meyerang
berabagi organ, terutama paru-paru dengan gejala yang sangat bervariasi.
Menurut Wahit & Suprapto, 2013 menjelaskan bahwa TB merupakan
infeksi bakterikronik yang disebabkan oleh Mycrobacterium tyberculosis
dan ditandai oleh hipersensitivitas yang diperentarai sel (cell-mediated
hypersensitivity).
Menurut Brunner & Suddarth, 2016 menjelaskan bahwa Tb adalah
suatu penyakit menular yang paling sering mengenai parenkim paru,
biasanya disebabkan oleh Mycrobacterium tyberculosis, Tb dapat
menyebar hampir ke setiap bagian tubuh, termasuk meninges, ginjal,
tulang dan nodus limfe.
29
b. Anatomi Paru-Paru
Gambar 2.1
Sumber : www.nursingbegin.com
Sistem pernapasan pada manusai dibagi menjadi beberapa bagian.
Saluran penghantar udara dari hidung hingga mencapai paru-paru sendiri
meliputi dua bagian, yaitu saluran pernapasan bagian atas dan bagian
bawah.
1) Saluran pernapasan bagian atas (upper respiratory airway)
Secara umum, fungsi utama dari saluran pernapasan atas adalah
sebagai saluran udara (air conduction) menuju saluran napas bagian
bawah untuk pertukaran gas (protecting) saluran napas bagian bawah
dari benda asing, dan sebagai penghangat, penyaring,serta pelembab
(warming filtration and hemidification) dari udara yang dihirup
hidung. Saluaran pernapasan atas terdiri atas organ-organ berikut :
a) Hidung (cavum nasalis)
Rongga hidung dilapisi sejenis selaput lendir yang sangat
kaya akan pembuluh darah. Rongga ini bersambung dengan
lapisan faring dan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang
masuk ke dalam rongga hidung.
b) Sinus paranalisis
Sinus paranalisis merupakan daerah yang terbuka pada
tulang kepala. Nama sinus paranalisis sendiri disesuaikan dengan
nama tulang dimana organ itu berada. Organ ini terdiri atas sinus
30
c. Etiologi
Menurut Suprapto Iman dan Wahid Abdul (2013) etiologi dari TB paru
adalah :
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh basil Mycrobacterium tyberculosis tipe humanus, sejenis kuman
berbentuk batang dengan panjang 1,4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm. Struktur
kuman ini terdiri atas lipid (lemak) yang membuat kuman lebih tahan
terhadap asam, serta dari berbagai gangguan kimia dan fisik. Kuman ini
juga tahan berada di udara kering dan keadaan dingin (misalnya dalam
33
lemari es) karena sifatnya yang dormant, yaituu dapat bangkit kembali
dan menjadi lebih aktif, selain itu, kuman ini bersifat aerob.
Tuberkulosis paru merupakan infeksi pada saluran pernapasan
yang vital. Basil Mycrobacterium masuk ke dalam jaringan paru melalui
saluran napas (droplet infection) sampai alveoli dan terjadilah infeksi
primer (ghon). Kemudian, di kelenjar getah bening terjadilah primer
kompleks yang disebut tuberkulosis primer. Dalam sebagian besar kasus,
bagian yang terinfeksi ini dapat mengalami penyembuhan. Peradangan
terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhdap basil
Mycrobacterium pada usia 1-3 tahun. Sedangkan, post primer
tuberculosis (reinfection) adalah peradangan yang terjadi pada jaringan
paru yang disebabkan oleh penularan ulang.
d. Manifestasi klinis
Menurut Suprapto Iman dan Wahid Abdul (2013), tuberkulosis
yang dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang mempunyai
banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala
umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang
timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang
asimtomatik.
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala
respiratorik dan gejala sistemik :
1) Gejala respiratorik, meliputi :
a) Batuk
Gejala batuk timbul paling dini. Gejala ini banyak
ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk
ini diperlukan untuuk membuang produk-produk radang keluar.
Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian
setelah timbul peradangan menjadi prokduktif (menghasilkan
sputum) ini terjadi lebih dari 3 minggu. Keadaan yang lanjut
34
e. Patofisologi
Port de’ entri kuman microbaterium tuberculosis adalah saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan
infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (air bone), yaitu melalui
inhalasi droppet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang
berasal dari orang yang terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di
inhalasi terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yeng lebih besar
cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak
menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya di
bagian bawah lobus atau paru-paru, atau di bagian atas lobus bawah.
Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit
polimorfonuklear tampat pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria
namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama
maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan
mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut (Iwan, dalam
Suprapto Iman dan Wahid Abdul, 2013).
f. Komplikasi
Menurut Suprapto Iman dan Wahid Abdul, 2013 Komplikasi berikut
sering terjadi pada penderita stadium lanjut :
1) Hemomtisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau
tersumbatnya jalan napas.
2) Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
3) Bronkiektasis (peleburan bronkus setempat) dan fibrosis
(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada
paru.
36
g. Pemeriksaan diagnostik
Menurut Suprapto Iman dan Wahid Abdul (2013) pemeriksaan
diagnostik TB paru yaitu :
Pemeriksaan laboratorium
1) Darah
Pada saat tuberkulosis baru mulai (aktif) akan didapatkan jumlah
leukosit yang sedikit meninggi dengan diferiensiasi pergeseran ke
kiri. Jumlah limfosit masih dibawah normal. Lalu endap darah mulai
meningkat. Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali
normal dan jumlah limfosit masih tetap tinggi. Lalu endap darah
menurun kearah normal lagi. Pemeriksaan ini kurang mendapat
perhatian karena angka-angka positif palsu dan negatif palsunya
masih besar.
2) Sputum
Pemeriksaan sputum adalah penting karena dengan ditemukannya
kuman BTA (basil tahan atas), diagnosis tuberculosis sudah dapat
dipastikan. Disamping itu pemeriksaan sputum juga dapat
memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang sudah
diberikan.kriteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-krangnya
ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan. Dengan kata lain
diperlukan 5000 kuman dalam satu sputum.
Hasil pemeriksaan dikatakan positif jika sediktnya 2 dari 3
spesimen BTA hasilnya positif. Bila hanya satu spesimen yang
positiif perlu dilakukan pemeriksaan SPS (sewaktu-pagi-sewaktu)
ulang. Apabila fasilitas memungkinkan, maka dilakukan
37
h. Penatalaksanaan
Menurut Suprapto Iman dan Wahid Abdul (2013), tujuan
pengobatan pada penderita TB paru selain untuk
menyembuhkan/mengobati penderita juga mencegah kematian,
mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan
mata rantai penularan.
Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap, yaitu :
1) Tahap intensif (2-3 bulan)
Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan
diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap
semua OAT, terutama rifampisin. Bila pengobatan tahap intensif
tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi
tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar
penderita TBC BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada
akhir pengobatan intensif. Pengawasan ketat dalam tahap intensif
sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.
2) Tahap lanjutan (4-7 bulan)
Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting
untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan.
Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan
39
C. Fokus Studi
Fokus asuhan keperawatan ini adalah pada pasien tuberkulosis paru
dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas di wilayah kerja
Puskesmas Girimaya.
D. Definisi Operasional
1. Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu beriteraksi atau sama lain.
2. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang paling sering
mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh Mycrobacterium
40
41
D. Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Dalam studi kasus ini penulis langsung merawat dan mempelajari
serta melaksanakan asuhan keperawatan terhadap pasien tuberkulosis
paru dengan cara :
a. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas anggota keluarga
dan pasien, riwayat kesehatan keluarga dan lain-lain) sumber data dari
pasien dan keluarga.
b. Observasi (dengan cara inspeksi).
c. Pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA : inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi).
d. Studi dokumentasi dan angket (KK, buku dan KMS,).
2. Instrumen pengumpulan data
Alat dan instrumen pengumpulan data menggunakan format
pengkajian asuhan keperawatan keluarga sesuai ketentuan yang berlaku.
F. Penyajian Data
Teknik penyajian data merupakan cara bagaimana untuk menyajikan data
sebaik-baiknya agar mudah dipahami oleh pembaca. Untuk studi kasus ini,
data disajikan secara tekstular atau narasi dan dapat disertai dengan ungkapan
42
43
44
c. Data keluarga
Tabel 4.3 identitas anggota keluarga
Nama Status Usia Jenis Agama Kewargane Pendidika Pekerjaan Status
Hub Kelamin garaan n Saat ini Perkawinan
Dalam Terakhir
Keluarga
Kelua Tn. A Kepala 54 th Laki-laki Islam Indonesia Tamat SD Tidak Duda
rga 1 Keluarga bekerja
Tn. E Anak 1 28 th Laki-laki Islam Indonesia Tamat SD Buruh harian Belum
menikah
47
48
d. Genogram
Tabel 4.4 Genogram keluarga 1 dan 2
Keluarga 1 Keluarga 2
50
Penjelasan : Penjelasan :
Tn. A mengatakan bahwa Tn. A meruapakan anak kedua dari Tn. M merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, Kedua orang tua Tn. M telah
5 bersaudara. Kedua orang tuan Tn. A juga sudah meninggal meninggal dunia. Tn. M mengatakan bahwa ibu Tn. M memiliki penyakit yang sama
dunia. Tn. A mengatakan kedua orang tuanya tidak memiliki dengan Tn. M yaitu diabetes melitus, sdangkan ayah Tn. M tidak memiliki riwayat
riwayat penyakit apapun, kedua orangtuanya meninggal penyakit apapun. Istri Tn. M merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Orang tua istri
karena faktor usia. Tn. A menikah dengan istrinyya yang Tn. M juga telah meninggal dunia. Tn. M dan istrinya dikaruniai lima orang anak, tiga
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Kedua orang tua orang anak perempuan dan dua orang anak laki-laki. Anak kedua Tn. M meninggal
istri Tn. A juga sudah meninggal dunia. Dari pernikahan Tn. dunia karena sakit ketika masih kecil. Anak Tn. M sekarang telah mempunyai keluarga
A dan istrinya mereka dikaruniai dua anak, anak pertama yaitu masing-masing. Tn. M tinggal serumah dengan istri, anak keempat, menantu dan dua
laki-laki dan anak kedua yaitu perempuan. Pada tahun 2016 orang cucu.
istri Tn. A meninggal. Tn. A tinggal satu rumah dengan anak
pertamanya. Tn. A tinggal dirumah milik pribadi.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Meninggal
: Menikah
: Klien
e. Pengkajian keluarga
Tabel 4.5 Pengkajian Keluarga
Pengkajian Keluarga Keluarga 1 Keluarga 2
Tipe Keluarga Tipe keluarga ini adalah Tipe keluarga ini adalah
tipe keluarga single parent pasangan usia lanjut,
yaitu satu orang tua extended family dimana
sebagai akibat perceraian keluarga inti ditambah
atau kematian pasangan dengan sanak saudara.
nya dan anak-anak nya
dapat tinggal di rumah di
luar rumah.
Suku Bangsa
1. Latar belakang etnis Latar belakang keluarga Latar Belakang Keluarga
keluarga/anggota Tn. A beserta anggota Tn. M beserta anggota
keluarga keluarga nya bersuku keluarga nya bersuku
melayu melayu
51
52
Riwayat Kesehatan
Keluarga
1. Riwayat keluarga Tn. A mengatakan orang Tn. M mengatakan bahwa
sebelumnya tuanya mninggal karena orang tuanya meninggal
faktor usianya, bukan karena faktor usianya, ayah
karena memiliki Tn. M memiliki penyakit
ppenyakit tertentu. Tn. A yang sama dengan Tn. M
mengatakan mengalami yaitu diabetes, Tn. M
penurunan berat badan, kontrol hanya 1 bulan
batuk yang lebih dari 2 sekali. Tn. M mengalami
bulan, dan sesak nafas. penurunan berat badan
drastis, batuk, sesak nafas,
sulit tidur dan tidak
mampu berdiri.
f. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Gambar 4.1 karakteristik rumah keluarrga 1
Kamar Ruang TV
Kamar
Teras
5m
WC Ruang Tamu
Dapur
8m
Ruang tamu
Kamar
Teras
8m
Kamar
Ruang TV
WC
Bagasi Dapur
10 m
Tn. M tinggal bersama istri, anak ketiga, menantu dan dua orang
cucu. Keluarga Tn. M tinggal di rumah milik sendiri dengan luas
rumah 10 x 8 m2, memiliki 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang tv, 1
dapur, 1 kamar mandi dan WC dan 1 bagasi. setiap kamar
mempunyai jendela. Pencahayaan rumah redup karena jendela dan
pintu jarang dibuka. Jarak rumah dengan tetangga dekat. Keluarga
Tn. M menggunakan air galon untuk minum, air sumur digunakan
untuk memasak, mencuci, dan mandi. Tn. M memasak
menggunakan kompor gas, Keluarga Tn. M mempunyai kamar
mandi dan WC, jenis WC yang digunakan yaitu leher angsa. Dari
56
4. Nilai dan norma Nilai dan norma yang Nilai dan norma yang
berlaku dalam keluarga berlaku dalam keluarga
menyesuaikan dengan menyesuaikan dengan
nilai dalam agama islam nilai dalam agama
yang dianut serta norma islam yang dianut serta
masyarakat disekitarnya. norma masyarakat
disekitarnya.
58
4. Strategi adaptasi
disfungsional Tn. A mengatakan Tn. M mengatakan
apabila keluarganya apabila keluarganya
memiliki masalah maka memiliki masalah
ia akan menyikapinya maka ia akan
dengan terang dan selalu menyikapinya dengan
berdoa kepada Tuhan terang dan selalu
agar diberikan solusi berdoa kepada Tuhan
untuk mengatasi agar diberikan solusi
masalahnya untuk mengatasi
masalahnya
g. Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.10 Pemeriksaan Fisik Pada Anggota Keluarga 1
No Nama Status Gizi (TB, TTV (TD,N,S,RR) Alat Penampilan Riwayat Status
BB, BMI) Bantu/Protesa Umum Penyakit/Alergi Kesehatan saat
ini
1. Tn. A 160 cm, 45 kg, TD : 140/90 Tidak ada Baik Tuberkulosis Paru Sakit
17,27 m2/kg mmHg, N : 90
x/menit, S : 36,6 0C,
RR : 27 x/menit
2. Tn. E Tidak dilakukan TD : 120/80 Tidak ada Baik Tidak ada Sehat
pemeriksaan mmHg, N: 68
x/menit, S : 36,4 0C,
RR : 19 x/menit
60
61
Analisa Data
Tabel 4. 12 Analisa Data Keluarga 1
No. Data Intepretasi Data Masalah
1. DS : Ketidakmampuan Ketidakfektifan bersihan
1. Klien mengatakan keluarga Tn. A dalam jalan napas
sesak napas mengenal masalah
2. Klien mengatakan kesehatan yang dimiliki
batuk lebih dari 2 oleh Tn. A
bulan, batuk
berdahak
3. Klien mengatakan
cepat lelah ketika
beraktivitas
4. klien mengatakan
jarang menggunakan
masker
5. Klien mengatakan
tidak tahu penyebab
sesak napasnya
DO :
1. RR : 27 x.menit
2. klien tampak gelisah
3. klien tampak lemas
2. DS :
1. Tn. A mengatakan Ketidakmampuan Risiko tinggi terjadinya
sakit Tb paru sejak 2 keluarga dalam merawat penularan Tb paru pada
bulan yang lalu anggota keluarga anggota keluarga yang
2. Tn. A mengatakan lain
obatnya diminum
secara teratur, ketika
obat habis klien
kembali lagi ke
puskesmas untuk
mengambil obat
3. Klien mengatakan
saat ini sedang
batuk dan flu
DO :
1. kesadaran
composmentis
2. Berat badan klien
45 Kg
3. klien tampak tidak
menggunakan
masker
62
3. DS :
1. Keluarga Tn. A Ketidakmampuan Defisiensi pengetahuan
mengatakan hanya Keluarga Tn. A dalam
mengetahui bahwa mengenal masalah
Tb paru adalah
batuk-batuk biasa
2. Keluarga Tn. A
mengatakan bahwa
tidak mengetahui
dampak dari
penyakit Tn. A
3. Keluarga Tn. A
mengatakan tidak
mengetahui
penyakit Tb paru
menular
4. Tn. A mengatakan
tidak tahu
bagaimana cara
pencegahan
penyakit Tb paru
5. Tn. A mengatakan
bahwa yang selalu
mengantarkan ke
puskesmas
Girimaya untuk
mengambil obat
adalah adiknnya
DO :
1. Tn. A tampak diam
ketika ditanyakan
tentang
akibat/dampak dari
penyakitnya
2. Tn. A tampak diam
ketika ditanyakan
bahwa penyakit Tb
paru menular atau
tidak
1. Klien tampak
gelisah
2. RR : 26 x/menit
3. Klien tampak lemas
2. DS : Ketidakmampuan Risiko tinggi terjadinya
1. Tn. M mengatakan keluarga dalam mengenal penularan Tb paru pada
sakit Tb paru sejak 2 masalah anggota keluarga yang lain
bulan yang lalu
2. Tn. M mengatakan
obatnya diminum
secara teratur, ketika
obat habis klien
kembali lagi ke
puskesmas untuk
mengambil obat
3. Klien mengatakan
saat ini sedang batuk
dan sering
berkeringat pada
malam hari
DO :
1. kesadaran
composmentis
2. klien tampak tidak
menggunakan
masker
3. klien tampak
terbaring
3. DS : Ketidakmampuan Hambatan mobilitas fisik
1. Klien mengatakan keluarga Tn. M dalam
tidak bisa duduk, merawat Tn. M yang sakit
berdiri, maupun
berjalan sejak 7
bulan terakhir
2. Klien mengatakan
tidak tahu penyebab
tidak bisa berjalan
3. Klien mengatakan
mempunyai riwayat
penyakit diabetes
melitus
4. Klien mengatakan
masih bisa miring
kiri,miring kanan
5. Klien mengatakan
semua aktivitasnya
seperti makan,
minum, toileting
dibantu oleh
keluarga
DO :
1. Klien tampak
berbaring di tempat
tidur
2. Klien tampak lemas
64
3. Punggung kaki
sebelah kiri klien
tampak bengkak
4. DS : Ketidakmampuan Defisiensi pengetahuan
1. Keluarga Tn. M keluarga dalam mengenal
mengatakan hanya masalah
mengetahui bahwa
Tb paru adalah
batuk-batuk biasa
2. Keluarga Tn. M
mengatakan bahwa
tidak mengetahui
dampak dari
penyakit Tn. M
3. Keluarga Tn. M
mengatakan tidak
mengetahui penyakit
Tb paru menular
4. Tn. M mengatakan
tidak tahu
bagaimana cara
pencegahan
penyakit Tb paru
5. Tn. M mengatakan
bahwa yang selalu
mengantarkan ke
rumah sakit adalah
anaknya
DO :
1. Tn. M tampak diam
ketika ditanyakan
tentang
akibat/dampak dari
penyakitnya
2. Tn. M tampak diam
ketika ditanyakan
bahwa penyakit Tb
paru menular atau
tidak
3. Tn. M tampak tidak
menggunakan
masker
4. Tn. M tampak
terbaring di tempat
tidurnya
Skoring Masalah Keluarga 1
Masalah 1
Ketidakefektifan bersihan jalan napas pada Tn. A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. A dalam mengenal masalah kesehatan yang
dimiliki oleh Tn. A
Tabel 4. 14 Skoring Masalah 1
No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat Masalah : Masalah ketidakefektiifan
Aktual 3 bersihan jalan napas
Potensial 2 1 3:3x1= bersifat aktual, dimana Tn.
Risiko 1 1 A meneluh sesak napas
2. Kemungkinan Kemungkinan masalah
masalah dapat dapat diubah yaitu
diubah : 1:2x2= sebagian karena kurangnya
Mudah 2 1 tindakan Tn. A untuk
Sebagian 1 2 menangani penyakitnya.
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah : Potensi masalah dapat
Tinggi 3 dicegah yaitu cukup
Cukup 2 1 2:3x1= karena ketika Tn. A mulai
Rendah 1 2/3 sesak napas Tn. A
menghentikan semua
aktivitas dan beristirahat
sebenttar
4. Menonjolnya Keluarga Tn. A merasakan
masalah : terjadinya masalah dan
Masalah berat, 2 harus segera ditangani
harus segera 1 2:2x1=
ditangani 1 1
Ada masalah, tidak
perlu segera 0
ditangani
Tidak dirasakan
ada masalah
TOTAL NILAI 3 2/3
65
66
Masalah 2
Risiko tinggi terjadinya penularan Tb paru pada anggota keluarga yang lain
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit
Tabel 4. 15 Skoring Masalah 2
No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat Masalah : Masalah risiko tinggi
Aktual 3 terjadinya penularan Tb
Potensial 2 1 1:3x1= paru pada anggota
Risiko 1 1/3 keluarga yang lain
bersifat risiko, dimana
masalah harus segera
ditangani agar tidak
terjadinya penularan pada
anggota keluarga lainnya.
2. Kemungkinan Kemungkinan masalah
masalah dapat dapat diubah adalah
diubah : mudah, karena dapat
Mudah 2 dilakukan dengan
Sebagian 1 2 2:2x2= keluarga mau merawat
Tidak dapat 0 1 Tn. A
3. Potensi masalah : Potensi masalah untuk
Tinggi 3 dicegah yaitu rendah,
Cukup 2 1 1:3x1= karena Tn. A malas
Rendah 1 1/3 menggunakan masker
saat berinteraksi dengan
anggota keluarga lainnya.
4. Menonjolnya Keluarga Tn. A
masalah : 2 merasakan masalah berat
Masalah berat, dan harus segera
harus segera 1 1 2:2x1= ditangani, karena risiko
ditangani 1 penularan Tb paru pada
Ada masalah, tidak 0 anggota keluarga lain
perlu segera tinggi
ditangani
Tidak dirasakan
ada masalah
TOTAL NILAI 2 2/3
67
Masalah 3
Defisiensi pengetahuan pada keluarga Tn. A tentang penyakit Tb paru yang
dimilki Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. A mengenal
masalah
Tabel 4.16 Skoring Masalah 3
No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat Masalah :
Aktual 3 Masalah defisiensi
Potensial 2 1 1:3x1= pengetahuan bersifat
Risiko 1 1/3 risiko, keluarga Tn. A
tidak mengetahui tentang
penyakit yang diderita
oleh Tn. A yang dapat
menular
2. Kemungkinan Kemungkinan masalah
masalah dapat dapat diubah yaitu
diubah : mudah, karena keluarga
Mudah 2 Tn. A sedikit tahu
Sebagian 1 2 2:2x2= tentang penyakit Tn. A
Tidak dapat 0 2
3. Potensi masalah : Potensi msaalah dapat
Tinggi 3 dicegah yaitu tinggi
Cukup 2 1 3:3x1= dengan memberikan
Rendah 1 1 penyuluhan tentang
penyakit Tb paru kepada
keluuarrga Tn. A
4. Menonjolnya Keluarga Tn. A tidak
masalah : 2 merasakan ada masalah
Masalah berat, yang terjadi pada
harus segera 1 1 0:2x1= keluarga Tn. A karena
ditangani 0 menganggap penyakit
Ada masalah, tidak 0 Tn. A adalah penyakit
perlu segera biasa.
ditangani
Tidak dirasakan
ada masalah
TOTAL NILAI 3 1/3
68
Masalah 2
Risiko tinggi terjadinya penularan Tb paru pada anggota keluaga lain
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam merawat Tn. M
yang sakit
Tabel 4.18 Skoring Masalah 2
No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat Masalah : Masalah risiko tinggi
Aktual 3 terjadinya penularan Tb
Potensial 2 1 1:3x1= paru pada anggota
Risiko 1 1/3 keluaga lain bersifat
risiko dimana masalah
harus segera ditangani
agar tidak terjadinya
penularan pada anggota
keluarga lain
2. Kemungkinan Kemungkinan masalah
masalah dapat dapat diubah yaitu mudah
diubah : karena dapat dilakukan
Mudah 2 dengan keluarga mau
Sebagian 1 2 2:2x2= merawat Tn. M
Tidak dapat 0 1
3. Potensi masalah : Potensi masalah dapat
Tinggi 3 diubah yaitu rendah
Cukup 2 1 1:3x1= karena kurangnya
Rendah 1 1/3 kesadaran Tn. M dan
keluarganya dalam
mengatasi masalah Tn. M
4. Menonjolnya Keluarga Tn. M
masalah : 2 merasakan ada masalah
Masalah berat, berat dan harus segera
harus segera 1 1 2:2x1= ditangani.
ditangani 1
Ada masalah, tidak 0
perlu segera
ditangani
Tidak dirasakan
ada masalah
TOTAL NILAI 2 2/3
70
Masalah 3
Hambatan mobilitas fisik pada Tn. M berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga Tn. M dalam merawat Tn. M yang sakit
Tabel 4.19 Skoring Masalah 3
No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat Masalah : Hambatan mobilitas fisik
Aktual 3 bersifat aktual , diman
Potensial 2 1 3:3x1= Tn. M merasakan dan
Risiko 1 1 mengetahui adanya
masalah akan tetapi Tn.
M dan keluarganya
memrlukan kesadaran
diri untuk mengatasi
masalah Tn. M
2. Kemungkinan Kemungkinan masalah
masalah dapat dapat diubah yaitu
diubah : sebagian karena
Mudah 2 kurangnya tindakan Tn.
Sebagian 1 2 1:2x2= M untuk mengatasi
Tidak dapat 0 1 masalahnya serta
kurangnya kesadaran
keluarga dalam merawat
Tn. M
3. Potensi masalah : Potensi masalah dapat
Tinggi 3 diubah yaitu rendah
Cukup 2 1 1:3x1= karena semua aktivitas
Rendah 1 1/3 Tn. M dibantu oleh
keluarganya
4. Menonjolnya Keluarga Tn. M
masalah : 2 merasakan adanya
Masalah berat, masalah akan tetapi
harus segera 1 1 1 : 2 x 1 keluarga Tn. M merasa
ditangani =1/2 tidak perlu segera
Ada masalah, tidak 0 ditangani karena Tn. M
perlu segera belu merasakan
ditangani terjadinya masalah yang
Tidak dirasakan parah pada dirinya.
ada masalah
TOTAL NILAI 2 5/6
71
Masalah 4
Defisiensi pengetahuan pada keluarga Tn. M terhadap penyakit Tb paru yang
dimiliki Tn. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah Tn. M
Tabel 4.20 Skoring Masalah 4
No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat Masalah : Defisiensi pengetahuan
Aktual 3 bersifat risiko, keluarga
Potensial 2 1 1:3x1= Tn. M tidak mengetahui
Risiko 1 1/3 tentang penyakit Tn. M
2. Kemungkinan Kemungkinan masalah
masalah dapat dapat diubah yaitu mudah
diubah : karena keluarga Tn. M
Mudah 2 sudah mengetahui sedikit
Sebagian 1 2 2:2x2= tentang penyakit Tn. M
Tidak dapat 0 2
3. Potensi masalah : Potensi masalah dapat
Tinggi 3 dicegah yaitu tinggi
Cukup 2 1 3:3x1= dengan memberikan
Rendah 1 1 penyuluhan tentang
penyakit Tb. paru kepada
keluarrga Tn. M
4. Menonjolnya Keluarg Tn. M tidak
masalah : 2 merasakan adanya
Masalah berat, masalah yang terjadi
harus segera 1 1 pada keluarga Tn. M
ditangani 0:2x1= karena sudah
Ada masalah, tidak 0 0 menganggap penyakit
perlu segera Tn. M adalah penyakit
ditangani biasa
Tidak dirasakan
ada masalah
TOTAL NILAI 3 2/3
72
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan prioritas masalah kesehatan pada keluarga 1 diatas, maka
dapat diketahui prioritas masalah kesehatan pada keluarga yaitu :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas pada Tn. A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. A dalam mengenal masalah kesehatan
yang dimiliki oleh Tn. A
b. Defisiensi pengetahuan pada keluarga Tn. A tentang penyakit Tb paru
yang dimilki Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
Tn. A dalam mengenal masalah kesehatan yang dimiliki Tn. A
c. Risiko tinggi terjadinya penularan Tb paru pada anggota keluarga yang
lain berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit
Bedasarkan prioritas masalah kesehatan pada keluarga 2 diatas, maka
dapat diketahui prioritas masalah kesehatan pada keluarga yaitu :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas pada Tn. M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah kesehatan
yang dimiliki Tn. M
b. Defisiensi pengetahuan pada keluarga Tn. M terhadap penyakit Tb
paru yang dimiliki Tn. M berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah Tn. M
c. Hambatan mobilitas fisik pada Tn. M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam merawat Tn. M yang sakit.
d. Risiko tinggi terjadinya penularan Tb paru pada anggota keluarga yang
lain berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.21 Intervensi Keperawatan pada Keluarga 1
No. Diagnosa TUJUAN EVALUASI Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Ketidakefektifan Setelah 1. Setelah Kognitif Tb paru adalah 1. Gali pengetahuan tentang Tb
bersihan jalan napas dilaksanakan 3 dilakukan sebagai infeksi paru
pada Tn. A kali kunjungan tindakan akibat 2. Beri motivasi keluarga untuk
berhubungan dengan ke rumah Tn. A keperawatan Mycrobacterium mengemukakan pendapatnya
ketidakmampuan diharapkan Tb 3 kali 60 tyberculosis yang tentang Tb paru
keluarga Tn. A dalam paru yang menit, Tn. A dapat meyerang 3. Diskusikan bersama keluarga
mengenal masalah diderita Tn. A dapat berabagi organ, mengenai pengertian, penyebab,
kesehatan yang sembuh serta mengenal terutama paru-paru dan tanda dan gejal Tb paru
dimiliki oleh Tn. A jalan napas masalah dengan gejala yang 4. Bimbing keluarga untuk
kembali normal kesehatan sangat bervariasi. menjelaskan ulang pengertian,
dengan Tanda dan gejala penyebab, tandan dan gejala Tb
menjelaskan Tb paru adalah paru
masalah batuk, batuk darah, 5. Beri pujian positif atas jawaban
kesehatan sesak napas, yang diberikan
demam, nyeri dada, 6. Monitor tanda-tanda vital
malaise,sakit
kepala, berat badan
menurun
73
74
3. Risiko tinggi Setelah Setelah Kognitif Keluarga mampu 1. Gali pengetahuan tentang Tb
terjadinya penularan dilaksanakan 3 kunjungan 3 menyebutkan paru
Tb paru pada anggota kali kunjungan kali 30 menit pengertisn Tb paru 2. Anjurkan klien menggunakan
keluarga yang lain ke rumah Tn. A keluarga Tn. A adalah suatu masker
berhubungan dengan diharapkan mampu penyakit yang 3. Anjurkan keluarga untuk
ketidakmampuan keluarga mampu mengenal menular. anda dan memisahkan alat makan klien
keluarga dalam mengatasi risiko masalah gejala adalah batuk dari alat makan anggota
merawat anggota tinggi terjadinya dengan terus-menrus dan keluarga lain
keluarga yang sakit penularan pada menyebutkan berdahak, sesak 4. Anjurkan keluarga klien untuk
anggota pengertian, nafas, keluar tidak tidur dengan klien dalam
keluarga yang tanda dan keringat pada satu ruangan
lain gejala, serta malam hari, berat
penyebab dari badan menurun.
Tb paru Keluarga mampu
menyebutkan
penyebab Tb paru
adalah bakteri
myccrobacterium
tuberculosis
yang dimiliki oleh jalan napas masalah dengan gejala yang 4. Bimbing keluarga untuk
Tn. M kembali normal kesehatan sangat bervariasi. menjelaskan ulang pengertian,
dengan Tanda dan gejala penyebab, tandan dan gejala Tb
menjelaska Tb paru adalah paru
n masalah batuk, batuk darah, 5. Beri pujian positif atas jawaban
kesehatan sesak napas, yang diberikan
demam, nyeri dada, 6. Monitor tanda-tanda vital
malaise,sakit
kepala, berat badan
menurun
relaksasi. Cara
melakukan batuk
efektif tarik napas
dalam 2 kali secara
perlahan-lahan
melalui hidung dan
hembuskan melalui
mulut, tarik napas
dalam yang ke 3
kali dan tahan
napas sampai
hitungan yang
ketiga, batukkan
dengan kuat 2-3
kali secara berturut-
turut, buang dahak
ditempat tertutup,
ulangi sesuai
kebutuhan.
3. Hambatan mobilitas Setelah Setelah Psikomotor Keluarga mampu 1. Ajarkan keluarga untuk
fisik pada Tn. M dilakukan dilakukan melakukan rentang mengenal rentang gerak (ROM)
berhubungan dengan tindakan tindakan gerak (ROM) pada 2. Demonstrasikan cara
ketidakmampuan keperawatan keperawatan Tn. M setiap hari melakuakan ROM
keluarga Tn. M selama 3 x 60 selama 3 x 60 3. Dukung keluarga untuk
dalam merawat Tn. menit menit membantu aktivitas Tn.M
M yang sakit. diharapkan pertemuan 4. Evaluasi setiap hari kegiatan
keluarga diharapkan ROM yang dilakukan keluarga
mampu keluarga Tn. A
mengatasi mampu 5. Beri pujian positif kepada
hambatan melakuukan anggota keluarga
mobilitas fisik rentang gerak
(ROM) pada
Tn. M
80
4. Risiko tinggi Setelah Setelah Kognitif Keluarga mampu 1. Gali pengetahuan tentang Tb
terjadinya penularan dilaksanakan 3 kunjungan 3 menyebutkan paru
Tb paru pada anggota kali kunjungan kali 30 menit pengertisn Tb paru 2. Aanjurkan klien menggunakan
keluarga yang lain ke rumah Tn. A keluarga Tn. A adalah suatu masker
berhubungan dengan diharapkan mampu penyakit yang 3. Anjurkan keluarga untuk
ketidakmampuan keluarga mengenal menular. anda dan memisahkan alat makan klien
keluarga dalam mampu masalah dengan gejala adalah batuk dari alat makan anggota keluarga
merawat anggota mengatasi risiko menyebutkan terus-menrus dan lain
keluarga yang sakit tinggi terjadinya pengertian, berdahak, sesak 4. Anjurkan keluarga klien untuk
penularan pada tanda dan nafas, keluar tidak tidur dengan klien dalam
anggota gejala, serta keringat pada satu ruangan
keluarga yang penyebab dari malam hari, berat
lain Tb paru badan menurun.
Keluarga mampu
menyebutkan
penyebab Tb paru
adalah bakteri
myccrobacterium
tuberculosis
81
4. Implementasi Keperawatan
Tabel 4. 23 Implementasi Hari Pertama Pada Keluarga 1
Tanggal Diagnosa Tindakan Keperawatan Respon Paraf dan Nama
Keperawatan
Kamis, 24 Mei Ketidakefektifan TUK 1 dapat mengenal masalah S: Enten Akhyati
2018 Jam 08.00 bersihan jalan napas kesehatan dengan menjelaskan masalah 1. Klien mengatakan hanya
WIB pada Tn. A kesehatan mengetahui bahwa Tb paru
berhubungan dengan 1. Menggali pengetahuan tentang Tb adalah penyakit yang
ketidakmampuan paru disebabkan oleh batuk
keluarga Tn. A dalam 2. Memberi motivasi keluarga untuk 2. Keluargaa klien mengatakan
mengenal masalah mengemukakan pendapatnya tentang bahwa obat-obatan yang
kesehatan yang Tb paru dikonsumsi Tn. A harus rutin
dimiliki oleh Tn. A 3. Mendiskusikan bersama keluarga diminum
mengenai pengertian, penyebab, dan O:
tanda dan gejal Tb paru 1. Tn. A dan keluarga tampak
4. Membimbing keluarga untuk sangat antusias mendengar
menjelaskan ulang pengertian, penjelasan tentang penyakit
penyebab, tanda dan gejala Tb paru Tb paru
5. Memberi pujian positif atas jawaban 2. Tn. A dan keluarga tampak
yang diberikan masih bingung dengan apa
yang telah dijelaskan
mengenai Tb paru
3. Tn. A dan keluarga tampak
bingung ketika
diinstruksikan untuk
mengulang penjelasaan
yang disampaikan
4. Tn. A dan keluarga tampak
senang ketika dipuji
5. TD : 130/80 mmH, N : 88
82
x/menit, S : 36,60, RR : 27
x/ menit
TUK 2 mampu mempraktikkan batuk S: Enten Akhyati
efektif. 1. Tn. A mengatakan baru
1. Mendiskusikan dengan keluarga dan pertama kali mendengar
Tn. A tentang batuk efektif tentang batuk efektik dan
2. Mengajarkan dan demonstrasikan tidak tahu cara
kepada anggota keluarga dan klien melakukannya
tentang cara batuk efektif O:
3. Mengevaluasi tindakan yang telah 1. Tn. A dan keluarga tampak
dilakukan antusias
4. Memb 2. Tn. A tamppak bersemangat
5. Memberi pujian positif pada klien melakukan batuk efektif
3. Tn. A tampak senang ketika
dipuji
Defisiensi pengetahuan TUK 1 mampu mengenal masalah S: Enten Akhyati
pada keluarga Tn. A penyakit Tb paru, komplikasi, cara 1. Klien mengatakan tidak
tentang penyakit Tb penularan Tb paru, dan pentingnya mengehui akibat dari
paru yang dimilki Tn. penggunaan masker penyakitnya
A berhubungan dengan 1. Mendiskusikan dengan keluarga 2. Klien mengatakan bahwa
ketidakmampuan mengenai akibat dari penyakit Tb tidak mengethaui bahwa
keluarga Tn. A dalam paru. penyakitnya dapat menular
mengenal masalah 2. Memberikan kesempatan pada 3. Klien menanyakan tentang
kesehatan yang keluarga untuk bertanya yang belum mengapa pentingnya
dimiliki Tn. A dipahami mengenai Tb paru. menggunakan masker
3. Mengevaluasi pemahaman keluarga O:
mengenai Tb paru 1. Klien tampak bersemangat
mendengarkan penjelasan
perawat
2. Klien tampak belum paham
tentang apa yang dijelaskan
Risiko tinggi terjadinya TUK 1 mampu mengenal masalah S: Enten Akhyati
penularan Tb paru pada dengan menyebutkan pengertian, tanda 1. Klien mengatakan bahwa
anggota keluarga yang dan gejala, serta penyebab dari Tb paru Tb paru disebabkan oleh
83
Tb paru
2. Tn. A dan keluarga tampak
masih bingung dengan apa
yang telah dijelaskan
mengenai Tb paru
3. Tn. A dan keluarga tampak
bingung ketika
diinstruksikan untuk
mengulang penjelasaan
yang disampaikan
4. Tn. A dan keluarga tampak
senang ketika dipuji
5. TD : 130/90 mmHg, S : 36,7
0
C, N : 89 x/menit, RR : 28
x/menit
didemonstrasikan
Risiko tinggi terjadinya TUK 1 mampu mengenal masalah S: Enten Akhyati
penularan Tb paru pada dengan menyebutkan pengertian, tanda 1. Klien mengatakan bahwa
anggota keluarga yang dan gejala, serta penyebab dari Tb paru Tb paru disebabkan oleh
lain berhubungan 1. Menggali pengetahuan tentang Tb batuk
dengan paru 2. Klien mengatakan risih
ketidakmampuan 2. Gali pengetahuan tentang Tb paru menggunakan masker dan
keluarga dalam 3. Menganjurkan klien menggunakan sesak makin bertambah
merawat anggota masker ketika memakai masker
keluarga yang sakit 4. Menganjurkan keluarga untuk 3. Keluarga klien mengatakan
memisahkan alat makan klien dari bahwa sudah memisahkan
alat makan anggota keluarga lain alat makan Tn. M
5. Menganjurkan keluarga klien untuk 4. Tn. M tidur di ruang Tv
tidak tidur dengan klien dalam satu bersama istrinya
ruangan O:
1. Klien tampak semangat
mendengarkan penjelasan
2. Klien tampak senang
3. Klien tampak tidak
menggunakan masker
dimiliki oleh Tn. A tanda dan gejala Tb paru 3. Keluarga klien mengatakan
3. Membimbing keluarga untuk bahwa obat-obatan yang
menjelaskan ulang pengertian, dikonsumsi Tn. A harus
penyebab, tanda dan gejala Tb paru rutin diminum
4. Memberi pujian positif atas jawaban 4. Keluarga Tn. A mengatakan
yang diberikan lupa nama bakteri yang
5. Memonitor tanda-tanda vital menyebabkan Tb paru
O:
1. Tn. A dan keluarga tampak
sangat antusias mendengar
penjelasan tentang penyakit
Tb paru
2. Tn. A dan keluarga tampak
bingung ketika
diinstruksikan untuk
mengulang penjelasaan
yang disampaikan namun
Tn. A dan keluarga sudah
mengerti tentang penyakit
Tb
3. Tn. A dan keluarga tampak
senang ketika dipuji
4. TD : 130/80 mmHg, N : 77
x/menit, S : 36,6 0C, RR : 27
x/menit
diinstruksikan untuk
mengulang penjelasaan
yang disampaikan
3. Tn. M dan keluarga tampak
senang ketika dipuji
4. TD : 130/80 mmHg, S : 36,6
0
C, N : 89 x/menit, RR : 28
x/menit
perawat
2. Klien tampak belum paham
tentang apa yang dijelaskan
Hambatan mobiIitas TUK 1 mampu melakuukan rentang S: Enten Akhyati
fisik pada Tn. M gerak (ROM) pada Tn. M 1. Klien mengatakan
berhubungan dengan 1. Mengajarkan keluarga untuk keluarganya bisa melakukan
ketidakmampuan mengenal rentang gerak (ROM) Rom kepada dirinya namun
keluarga Tn. M dalam 2. Mendemonstrasikan cara sering lupa dengan
merawat Tn. M yang melakuakan ROM urutannya
sakit. 3. Mendukung keluarga untuk 2. Klien mengatakan ingin
membantu aktivitas Tn.M beraktivitas secara mandiri
4. Mengevaluasi setiap hari kegiatan O:
ROM yang dilakukan keluarga Tn. A 1. Klien tampak
5. Memberi pujian positif kepada memperhatikan
anggota keluarga demonstrasi rentang gerak
yang diulang
2. Klien tampak senang
3. Keluarga klien tampak
mengikuti gerakan yang
didemonstrasikan
Risiko tinggi terjadinya TUK 1 mampu mengenal masalah S: Enten Akhyati
penularan Tb paru pada dengan menyebutkan pengertian, tanda 1. Klien mengatakan bahwa
anggota keluarga yang dan gejala, serta penyebab dari Tb paru Tb paru disebabkan oleh
lain berhubungan 1. Menggali pengetahuan tentang Tb batuk
dengan paru 2. Klien mengatakan risih
ketidakmampuan 2. Menganjurkan klien menggunakan menggunakan masker dan
keluarga dalam masker merasa semakin sesak
merawat anggota 3. Menganjurkan keluarga untuk ketika memakai masker
keluarga yang sakit memisahkan alat makan klien dari 3. Keluarga klien mengatakan
alat makan anggota keluarga lain bahwa sudah memisahkan
4. Menganjurkan keluarga klien untuk alat makan Tn. M
tidak tidur dengan klien dalam satu 4. Tn. M tidur di ruangan TV
ruangan bersama istrinya
O:
97
5. Evaluasi Keperawatan
Tabel 2.29 Evaluasi Keperawatan Keluarga 1 dan Keluarga 2
Tanggal Diagnosa Jam Evaluasi Keluarga 1 Jam Evaluasi Keluarga 2 Nama dan
Keperawatan Paraf
Jum‟at, Ketidakefektifan 10.00 S: 11.30 WIB S: Enten Akhyati
26 Mei bersihan jalan napas WIB 1. Klien mengatakan hanya 1. Keluarga klien mengatakan
2018 pada Tn. A mengetahui bahwa Tb paru bahwa obat-obatan yang
berhubungan dengan adalah penyakit yang dikonsumsi Tn. M harus
ketidakmampuan disebabkan oleh bakteri rutin diminum
keluarga Tn. A dalam 2. Klien mengatakan bahwa 2. Keluarga klien mengatakan
mengenal masalah penyakit Tb paru adalah bahwa penyakit Tb paru
kesehatan yang penyakit yang menular disebabkan oleh bakteri
dimiliki oleh Tn. A 3. Keluarga klien mengatakan dengan gejala batuk, sesak
bahwa obat-obatan yang napas
dikonsumsi Tn. A harus rutin O:
diminum 1. Tn. M dan keluarga
4. Tn. A mengatakan lupa nama tampak sangat antusias
bakteri yang menyebabkan Tb mendengar penjelasan
paru tentang penyakit Tb paru
5. Tn. A mengatakan mulai bisa 2. Tn. M dan keluarga
melakukan batuk efektif tampak masih bingung
6. Tn. A mengatakan manfaat dengan apa yang telah
batuk efektif adalah untuk dijelaskan mengenai Tb
mengeluarkan dahak paru
7. Tn. A mengatakan merasa 3. Tn. M dan keluarga
terbantu saat melakukan batuk tampak senang ketika
efektif karena dapat membantu dipuji
mengeluarkan dahak 4. Tn. M dan keluarga
98
O: tampak antusias
1. Tn. A dan keluarga tampak 5. Tn. M tampak bersemangat
antusias melakukan batuk efektif
2. Tn. A tamppak bersemangat A : Tn. M mengerti tentang
melakukan batuk efektif penyakit Tb paru dan
3. Tn. A tampak senang ketika mampu melakukan batuk
dipuji efektif
4. Tn. A tampak membuang dahak P : Intervensi dihentikan
di tempat tertutup
5. Tn. A dan keluarga tampak
sangat antusias mendengar
penjelasan tentang penyakit Tb
paru
6. Tn. A dan keluarga tampak
bingung ketika diinstruksikan
untuk mengulang penjelasaan
yang disampaikan namun
keluarga sudah mengerti
tentang penyakit Tb
7. Tn. A dan keluarga tampak
senang ketika dipuji
A : Tn. A sudah mengerti tentang
penyakit Tb paru dan mengerti
tentang batuk efektif
P : Intervensi dihentikan
Defisiensi 10.00 S: 12.30 WIB S: Enten Akhyati
pengetahuan pada WIB 1. Klien mengatakan akibat dari 1. Klien mengetahui bahwa
keluarga Tn. A penyakit Tb paru adalah dapat penyakitnya dapat menular
tentang penyakit Tb terjadinya komplikasi ke bagian 2. Klien menanyakan tentang
paru yang dimilki Tn. organ lainnya mengapa pentingnya
A berhubungan 2. Klien mengatakan risih saat menggunakan masker
dengan menggunakan masker 3. Keluarga klien mengatakan
ketidakmampuan 3. Klien mengatakan sudah Tn. M tidak pernah
keluarga Tn. A dalam mengerti pentingnya menggunakan masker
99
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan antara asuhan
keperawatan secara teori dan asuhan keperawatan yang diberikan langsung kepada
pasien tanggal 22 Mei 2018 sampai 26 Mei 2018 di Wilayah kerja Puskesmas
Girimaya (Semabung Baru) Pangkalpinang. Selain membahas kesenjangan diatas
penulis juga akan mengemukakan beberapa masalah selama melaksanakan asuhan
keperawatan serta pemecahannya. Sesuai dengan tahapan proses keperawatan,
maka penulis akan mengemukakan pembahasan mulai drai pengkajian, penentuan
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan (intervensi), dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana perawat mengambil data
secara terus menerus terhadap keluarga yang dibinanya. Sumber informasi
dari tahapan pengumpulan data dapat menggunakan metode wawancara,
observasi misalnya tentang keadaan/fasilitas rumah, pemeriksaan fisik
terhadap seluruh anggota keluargasecara head to toe dan telaahan data
sekunder seperti hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap smear dan lain
sebagainya (Supriadi 2014).
Setelah dilakukan perbandingan menurut teoritis dan pasien kelolaan
memiliki kesamaan dan perbedaan data yang didapatkan. Kesamaaan data
yang didapatkan pasien pertama yaitu bernama Tn. A keluhan utama yaitu
klien mengatakan sesak napas. Sedangkan keluhan utama Tn. M adalah Klien
mengatakan sering sesak. Hal ini sesuai dengan manifestasi klinis dari
Suprapto Iman dan Wahid Abdul (2013). pada Tn. A didapatkan tanda-tanda
vital yaitu TD : 140/90 mmHg, N : 90 x/menit, S : 36, 6 0C, RR : 27 x/menit.
Sedangkan pada Tn. M didapatkan hasil tanda-tanda vital yaitu TD : 100/80
mmHg, N : 89 x/menit, RR : 26 x/menit. Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa tidak ada kesenjangan yang berarti antara konsep pengkajian teori
dengan pengkajian yang dilakukan secara langsung oleh penulis.
101
102
Selain itu didapatkan juga data yang tidak sesuai dengan konsep teori pada
Keluarga Tn. A dan Tn. M yaitu mengatakan tidak tahu bagaimana cara
pencegahan penyakit Tb paru. Pada keluarga Tn. A tidak dimemiliki riwayat
penyakit keturunan seperti hipertensi dan yang lainnya, sedangkan pada Tn.
M klien mengatakan bahwa selain menderita Tb paru klien juga menderita
diabetes mellitus. Pada Tn. A aktivitas sehari-hari dilakukan secara mandiri
sedangkan pada Tn. M aktivitasnya di bantu oleh keluarga.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan didapatkan bahwa keluarga
Tn. A merupakan keluarga dengan tipe keluarga single parent yaitu Satu
orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah. Pada saat ini keluarga Tn. A
berada pada tahap perkembangan keeluarga dengan anak sudah dewasa.
Tugas perkembangan keluarga yang telah terpenuhi adalah memberikan
kebebasan dan tanggung jawab kepada sang anak untuk menjadi lebih dewasa
dan semakin mandiri. Berkomunikasi secara terbuka antar orang tua dan
anak. Tugas perkembangan keluarga yang belum/tidak terpenuhi yaitu
memfokuskan kembali hubungan perkawinan karena istri Tn. A telah
meninggal.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan didapatkan bahwa keluarga
Tn. M merupakan keluarga dengan tipe keluarga ini merupakan pasangan usia
lanjut, kelurga tradisional yang terdiri dari keluarga inti yaitu ayah, ibu, dan
anak. Pada saat ini keluarga Tn. M berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak sudah dewasa, menikah dan meninggalkan rumah. Tugas
perkembangan telah terpenuhi adalah memberikan kebebasan kepada anak
untuk membentuk keluarga yang baru.
Ada lima tugas keluarga yang harus dilakukan keluarga menurut Friedman
(1998) dan Kemenkes RI (2010) dalam Supriadi (2014), yaitu
1. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarganya
2. Mengambil keputusan secara cepat dan tepat dalam mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya
103
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dibuat oleh perawat
profesional yang memberi gambaran tentang masalah atau status kesehatan
pasien, baik aktual maupun potensial, yang ditetapkan berdasarkan analisis
dan intepretasi data hasil pengkajian. Pernyataan diagnosa keperawatan harus
jelas, singkat, dan lugas terkait masalah kesehatan pasien berikut
penyebabnya yang dapat diatasi melalui tindakan keperawatan (Asmadi,
2008).
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah
keperawatan yang didapat dari data-data pada pengkajian yang fungsi
perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan PES
(problem, etiology, symptom) dimana untuk problem menggunakan rumusan
masalah dari NANDA, sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan
pendekatan lima tugas keluarga atau dengan menggambarkan pohon masalah
(Supriadi, 2014).
Dari pengkajian pada Tn. A dan Tn. M penulis menemukan satu diagnosa
keperawatan keluarga prioritas yang sama yaitu ketidakefektifan bersihan
jalan napas. Faktor berhubungan pada diagnosa bersihan jalan napas Tn. A
dan Tn. M yaitu ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah. Pada
diagnosa keperawatan keluarga Tn. A ditemukan satu diagnosa keperawatan
yang sama dengan teoritis, yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas pada
Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. A dalam mengenal
masalah kesehatan yang dimiliki oleh Tn. A, dengan data penunjangnya yaitu
:
1. Data subyektif
a) Klien mengatakan sesak napas
b) Klien mengatakan batuk lebih dari 2 bulan, batuk berdahak
c) Klien mengatakan cepat lelah ketika beraktivitas
d) klien mengatakan jarang menggunakan masker
e) Klien mengatakan tidak tahu penyebab sesak napasnya
105
2. Data Obyektif
a) RR : 27 x.menit
b) klien tampak gelisah
c) klien tampak lemas
Alasan penulis mengangkat diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan napas
pada Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. A dalam
mengenal masalah kesehatan yang dimiliki oleh Tn. A adalah keluarga Tn. A
tidak mengetahui akibat dari penyakit tuberkulosis yang diderita Tn. A pabila
tidak diberikan perawatan dan pengontrolan dan tidak tahu cara untuk
mengatasi masalahnya.
Pada diagnosa keperawatan keluarga kedua Tn. M ditemukan satu
diagnosa keperawatan yang sama dengan teoritis, yaitu Ketidakefektifan
bersihan jalan napas pada Tn. M berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga Tn. M dalam mengenal masalah kesehatan yang dimiliki Tn. M,
dengan data penunjangnya yaitu :
1. Data subyektif
a. Klien mengatakan sering sesak
b. Istri klien mengatakan ketika malam hari klien sering batuk
c. Klien mengatakan ketika malam hari klien banyak berkeringat
2. Data obyektif
a. Klien tampak gelisah
b. RR : 26 x/menit
c. Klien tampak lemas
Alasan penulis menegakkan diagnosa keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan napas pada Tn. M dengan etiologi ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan yang dimiliki Tn. M adalah istri Tn. M
mengatakan ketika malam hari Tn. M sering batuk.
Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berarti antara
diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan napas pada Tn. A dan Tn. M.
106
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan keluarga atau perencanaan meruapakan proses
menetapkan tujuan, mengidentifikasi sumber-sumber dalam keluarga untuk
tindakan keperawatan, membuat alternatif-alternatif pendekatan kepada
keluarga, merancang intervensi, dan menetapkan prioritas terapi keperawatan
(Sudiharto,2007).
Pada intervensi keperawatan teoritis dari penyaki tuberkulosis paru
diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas mengacu pada
buku NANDA NIC-NOC (2015) yaitu :
1. Manajemen jalan napas :
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
b. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk atau
menyedot lendir
107
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi
pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan
sesudah pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang baru (Rohma & Walid,
2009).
Dari intervensi yang ditegakkan pada keluarga Tn. A, penulis dapat
melaukan implementasi sesuai dengan intervensi yang telah disusun, yaitu :
112
a. Subyektif
4. Klien mengatakan bahwa Tb paru disebabkan oleh batuk
5. Klien mengatakan risih menggunakan masker dan sesak bertambah
parah ketika menggunakan masker
6. Keluarga klien mengatakan bahwa sudah memisahkan alat makan
Tn. A
b. Obyektif
1) Klien tampak semangat mendengarkan penjelasan
2) Klien tampak senang
c. Analisa
Masalah belum teratasi
d. Planning
Intervensi dilanjutkan
Berdasarkan kelolaan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. M dengan
tuberkulosis paru, didapatkan hasil evaluasi akhir yang cukup memuaskan.
Hasil evaluasi akhir yang didapatkan berdasarkan masalah keperawatan yang
terjadi pada keluarga Tn. M yaitu :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas pada Tn. M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yang
dimilki oleh Tn. M
a. Subyektif
1) Keluarga klien mengatakan bahwa obat-obatan yang dikonsumsi
Tn. M harus rutin diminum
2) Klien mengatakan bahwa penyakit Tb paru disebabkan oleh
bakteri dengan gejala batuk, sesak napas
b. Obyektif
1) Tn. M dan keluarga tampak sangat antusias mendengar penjelasan
tentang penyakit Tb paru
2) Tn. M dan keluarga tampak senang ketika dipuji
3) Tn. M tampak bersemangat melakukan batuk efektif
118
c. Analisa
Tn.M mengerti tentang penyakit Tb paru dan mampu melakukan
batuk efektif
d. Planning
Intervensi dihentikan
2. Defisiensi pengetahuan pada keluarga Tn. M tentang penyakit Tb paru
yang dimilki Tn. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarag
dalam mengenal masalah kesehatan yang dimilki Tn.M
a. Subyektif
1) Klien mengtakan mengetahui bahwa penyakitnya dapat menular
2) Klien menanyakan mangapa pentingnya menggunakan masker
3) Keluarga Tn. M mengatakan tidak pernah menggunakan masker
b. Obyektif
1) Klien tampak senang
c. Analisa
Tn. M mengerti tentang penyakit Tb paru dan mengerti tentang
penggunaan masker
d. Planning
Intervensi dihentikan
3. Hambatan mobilitas fisik pada Tn. M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam merawat Tn. M yang sakit
a. Subyektif
1) Klien mengatakan keluarganya bisa melakuukan rentang gerak
(ROM) kepada dirinya namun sering lupa urutannya
2) Klien mengatakan ingin beraktivitas secara mandiri
b. Obyektif
1) Keluarga klien tampak memperhatikan demonstrasi rentang gerak
yang diulang
2) Klien tampak senang
3) Keluarga klien tampak mengikuti gerakan yang didemonstrasikan
119
c. Analisa
Keluarga Tn. M mampu mendemonstasikan ROM
d. Planning
Intervensi dihentikan
4. Risiko tinggi terjadinya penularan Tb paru pada anggota keluarga yang
lain berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit
a. Subyektif
1) Klien mengatakan bahwa Tb paru disebabkan oleh batuk
2) Klien mengatakan risih menggunakan masker dan merasa semakin
sesak ketika memakai masker
3) Keluarga klien mengatakan bahwa sudah memisahkan alat makan
Tn. M
4) Tn. M tidur di ruangan TV bersama istrinya
b. Obyektif
1) Klien tampak semngat mendengarkan penjelasan
2) Klien tampak senang
c. Analisa
Masalah belum teratasi
d. Planning
Intervensi dilanjutkan
Bedasarkan hasil evaluasi akhir yang telah diuraikan diatas, didapatkan
pada keluarga Tn. A 2 masalah dapat teratasi sesuai dan sebagai rencana tindak
lanjut penulis menganjurkan keluarga dan klien untuk tetap mempertahankan
intervensi yang telah diberikan. Sedangkan pada keluarga Tn. M didapatkan 3
masalah teratasi. Terdapat 1 masalah pada keluarga Tn. A dan Tn. M yang
tidak teratasi yaitu risiko tinggi terjadinya infeksi pada anggota keluarga
lainnya.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Tn. A
dan Tn. M mulai dari tanggal 22 Mei 2018 sampai 26 Mei 2018 di wilayah
kerja Puskemas Girimaya (Semabung Baru) Pangkalpinang dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pengkajian dilakukan dengan pengumpulkan data secara sistematis,
memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, serta mendokumentasikan
dengan format yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil pengkajian
didapatkan pada pasien 1 berupa sesak napas, batuk lebih dari 2 bulan,
tidak mengetahui penyebab sesak, RR : 27 x/menit. Sedangkan data pada
pasien 2 berupa sesak napas, malam hari klien sering batuk, RR : 26
x/menit
2. Diagnosa yang didapatkan disesuaikan dengan hasil analisa data, serta
data-data penunjang yang telah ditemukan pada pasien. Pada Tn. A dan
Tn. M didapatkan satu diagnosa yang sesuai dengan diagnosa
keperawatan teoritis, diagnosa tersebut adalah ketidakefektifan bersihan
jalan napas. kemudian diagnosa yang tidak sesuai dengan diagnosa
keperawatan teoritis pada keluarga Tn. A adalah defisiensi pengetahuan
dan risiko tinggi terjadinya penularan Tb paru pada anggota keluarga
yang lain. Sedangkan pada keluarga Tn. M ditemukan tiga diagnosa yang
tidak sesuai dengan diagnosa keperawatan teoritis yaitu defisiensi
pengetahuan, hambatan mobilita fisik pada Tn. M dan risiko tinggi
terjadinya penularan Tb paru.
3. Intervensi keperawatan dialkukan sesuai dengan diagnosa keperawatan
dan kondisi klien. Terdapat kesenjangan pada intervensi keperawatan
teoritis dan intervensi keperawatan pada kondisi klien.
4. Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang telah disusun sebelumnya.
120
121
B. Saran
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. A dan keluarga
Tn. M dengan penyakit tuberkulosis paru pada Tn. A dan Tn. M, maka
beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, yaitu :
1. Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang (Institusi pendidikan)
Karya Tulis Ilmiah ini menambah wawasan bagi mahasiswa dan
sebagai bahan referensi tentang asuhan keperawatan keluarga dengan
Tuberkulosis Paru sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis
lain yang berminat untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga
dengan penyakit tuberkulosis paru.
2. Puskesmas Girimaya (Lahan Praktik)
Melalui Karya Tulis Ilmiah ini diaharapkan agar adanya kerjasama
antara petugas kesehatan dan kader di Semabung Baru untuk menadakan
penyuluhan mengenai penyakit-penyakit yang sering terjadi di masyarakat
ataupun melakukan pendeteksian dini dengan cara kontrol kesehatan
untuk mencegah terjadinya akibat lebih lanjut.
3. Penulis
Dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan proses
keperawatan serta menguasai kasus yang didapatkan sehingga asuhan
keperawatan dapat dilakukan secara maksimal dan dapat memberikan
hasil yang memuaskan.
122
DAFTAR PUSTAKA
Abata Aina, 2016. Ilmu Penyakit Dalam Edisi Lengkap. Jawa Timur : PP Al-
furqon.
Moorhead, Sue. dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) edisi VI.
Singapore : Cv. Mecomedia.
Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas
Pengantar Teori Dan Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Medika.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2017, Data dan Informasi
Profil kesehatan Indonesia 2016
LAMPIRAN
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168