Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENELITIAN DOSEN PEMULA

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN CABAI DENGAN MENGGUNAKAN


ANALISIS SPASIAL UNTUK PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Ketua / Anggota Tim


Teguh Haria Aditia Putra, S.Pd, MP
NIDN 1030108501
Ana Susanti Yusman
NIDN 1017016901

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT


NOVEMBER 2018

i
i
RINGKASAN

Evaluasi kesesuaian lahan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menilai
kecocokan komoditas pertanian tertentu dengan kondisi lahan yang ada, sehingga dapat
memberikan manfaat untuk kepentingan manusia. Hasil dari evaluasi kesesuaian lahan akan
memberikan informasi kesesuaian komoditas pertanian yang di budidayakan dan
memberikan arahan penggunaan lahan yang sesuai. Penelitian ini dilakukan di Kanagarian
Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam dengan melihat kesesuaian tanaman
cabai. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui kesesuaian lahan tanaman
cabai yang ada di Kanagarian Garagahan Kecamatan Lubuk Basung. 2) Mengetahui sebaran
spasial kesesuaian lahan untuk tanaman cabai di Kanagarian Garagahan Kecamatan Lubuk
Basung. Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif pengambilan sampel berdasarkan pada peta
satuan lahan dan sistem grid dengan luasan 1,5x1,5 km. Setiap variasi satuan lahan dan setiap
luasan tersebut di ambil satu sampel. Analisis untuk menetukan tingkat kesesuaian tanah
digunakan formula yang dikemukakan oleh Dibyosaputro (1999) dimana untuk mencari jarak
interval kelas yaitu jumlah harkat tertinggi dikurang jumlah harkat terendah dibagi dengan
kelas yang di inginkan. Jumlah sampel tersebar sebanyak 12 titik sampel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata pada Nagari Garagahan mempunyai nilai tingkat kesesuaian
tanaman cabai yaitu berada pada kondisi sesuai dan sangat sesuai. Dengan kisaran nilai
kesesuaian lahan yang sesuai sebesar 38 – 42 dan nilai sangat sesuai sebesar 44 – 46. Tingkat
kesesuaian lahan yang sesuai tersebar pada no sampel 3, 9, 10, 12. Tingkat kesesuaian lahan
yang sangat sesuai tersebar pada no sampel 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 11.

ii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kemajuan kegiatan penelitian yang
berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai Dengan Menggunakan Analisis
Spasial Untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat”. Sampai saat ini penelitian ini berjalan
dengan baik terbukti dengan telah selesainya laporan kemajuan ini. Laporan kemajuan ini
dapat diselesaikan dengan baik karena ada dorongan dan semangat yang diberikan dari
berbagai pihak. Melalui kesempatan ini kami sebagai tim peneliti mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
2. Dekan Fakultas Kehutanan UMSB
3. Kaprodi Kehutanan UMSB
4. Ketua LPPM UMSB
5. Teman-teman seperjuangan
6. Pihak-pihak yang telah membantu dan mensukseskan pelaksanaan penelitian ini
Kami berharap hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dengan baik dalam rangka membantu
masyarakat Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung dalam mengambil keputusan untuk
melakukan budidaya pertanian.

Padang, 05 November 2018


Ketua Tim Peneliti

Teguh Haria Aditia Putra, S.Pd., M.P

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ i
RINGKASAN ........................................................................................................ ii
PRAKATA ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan penelitian .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penggunaan Lahan ........................................................................................... 3
2.2 Evaluasi Lahan ................................................................................................. 3
2.3 Kesesuaian Lahan ............................................................................................. 5
2.4 Evaluasi Kesesuian Lahan ................................................................................ 6
2.5 Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk Analisis Spasial .................................. 7
2.6 Peningkatan Ekonomi Masyarakat .................................................................... 7
2.7 Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 7
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian.............................................................................................. 8
3.2 Manfaat Penelitian............................................................................................ 9
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 8
4.2 Tahap-tahap Penelitian ..................................................................................... 9
4.3 Lokasi Penelitian .............................................................................................. 9
4.4 Rancangan Penelitian ....................................................................................... 9
4.5 Teknik Pengumpulan data dan analisa data ....................................................... 10
4.6 Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 11
4.7 Teknik Pengumpul Data ................................................................................... 12
4.8 Teknik Analisa Data ........................................................................................ 15
BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
5.1 Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai ................................................................... 17

iv
5.2 Luaran Yang Dicapai ........................................................................................ 21
BAB VI RENCANA TAHAP BERIKUTNYA
6.1 Rencana Tahap Brikutnya ................................................................................. 21
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 21
7.2 Saran ................................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

DATAR TABEL

Tabel 1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ................................................... 9


Tabel 2. Alat yang digunakan dalam penelitian ...................................................... 11
Tabel 3. Sumber data primer .................................................................................. 12
Tabel 4. Sumber data sekunder ............................................................................... 12
Tabel 5. Kelas dan Kriteria Elevasi untuk Tanaman Cabai ...................................... 12
Tabel 6. Kelas dan Kriteria Kemiringan Lereng untuk Tanaman Cabai ................... 13
Tabel 7. Kelas dan Kedalaman Efektif Tanah untuk Tanaman Cabai ...................... 13
Tabel 8. Kelas dan Kriteria Drainase untuk Tanaman Cabai ................................... 13
Tabel 9. Kelas dan Kriteria Tekstur Tanah untuk Tanaman Cabai........................... 13
Tabel 10. Kelas dan Kriteria pH Tanah untuk Tanaman Cabai ................................ 14
Tabel 11. Kelas dan Kriteria Bahan C-organik Dalam Tanah untuk Tanaman Cabai 14
Tabel 12. Kelas dan Kriteria Nitrogen dalam Tanah Untuk Tanaman Cabai ........... 14
Tabel 13. Kelas dan Kriteria Pospor Dalam Tanah Untuk Tanaman Cabai ............. 14
Tabel 14. Kelas dan Kriteria Kalium dalam Tanah Untuk Tanaman Cabai .............. 14
Tabel 15. Kelas dan Kriteria Permeabilitas Tanah Untuk Tanaman Cabai............... 15
Tabel 16. Kelas dan Kriteria Curah Hujan untuk Tanaman Cabai ........................... 15
Tabel 17. Kelas dan Kriteria Tempratur untuk Tanaman Cabai ............................... 15
Tabel 18. Tingkat Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cabai ................................... 16
Tabel 19. Hasil Analisis NPK tekstur tanah, C Organik, pH elvasi, kedalaman fektif
Drainase, permeabilits, curah hujan dan temperatur ................................ 18

v
DATAR GAMBAR

Gambar 1 Rancangan Penelitian ............................................................................. 10

DATAR LAMPIRAN

LAMPIRAN
1. Peta Sebaran Spasial Tingkat Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai .................... 24
2. Dokumentasi Penelitian ................................................................................... 25
3. Surat Diterima Jurnal Untuk Diterbitkan Di Menara Ilmu ................................ 27

vi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Lahan merupakan lingkungan fisik berupa iklim, tanah, air, relief dan vegetasi serta
kegiatan manusia yang memberikan pengaruh terhadap lahan itu sendiri. Lahan juga dipandang
sebagai salah satu dari modal dasar pembangunan yang harus dikelola dan diarahkan
penggunaannya dengan sebaik-baiknya. Sehingga dengan pengolahan dan pengelolaan lahan
yang baik akan tercapai suatu keseimbangan lahan yang berguna bagi masyarakat. Lahan
merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam usaha pertanian. Kebutuhan akan lahan
pertanian semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Bertambahnya jumlah penduduk berdampak pada pemanfaatan lahan untuk pemukiman
juga semakin bertambah dan mengakibatkan berkurangnya luas lahan untuk pertanian. Luas
lahan yang sesusai untuk kegiatan pertanian sangat terbatas, hal ini dipengaruhi oleh faktor fisik
dan faktor iklim suatu daerah. Luasan lahan yang terbatas juga menjadi kendala untuk
meningkatkan produksi pertanian.
Dalam budidaya pertanian kecocokan lahan pertanian dengan komoditas pertanian
menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan. Agar penggunaan lahan lebih intensif dan
cocok untuk budidaya pertanian dilakukan evaluasi kesesuaian lahan. Evaluasi ini bertujuan agar
tanaman yang akan ditanam pada lahan tersebut cocok dan berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan produksi pertanian
Tidak itu saja, kecocokan lahan pertanian sangat berpengaruh terhadap ekonomi
masyarakat. Hal ini dapat dikatakan bahwa luas lahan pertanian dengan kecocokan komoditas
pertanian yang ditanam akan meningkatkan ekonomi masarakat. Salah satu sayuran yang
mempunyai nilai jual yang tinggi dan banyak dibutuhkan masyarakat adalah cabai.
Cabai merupakan jenis sayuran yang digunakan sebagai bumbu masakan ataupun sebagai
pelengkap dalam makanan lainnya. Cabai dipandang sebagai komoditas yang penting yang
dibutuhkan setiap lapisan masyarakat. Dengan banyaknya permintaan masyarakat akan
kebutuhan cabai dan melihat tingginya harga cabai, sudah selayaknya cabai dibudidayakan oleh
setiap masyarakat. Dengan membudidayakan tanaman cabai maka pendapatan masyarakat bisa
meningkat dan juga bisa mencukupi kebutuhan masyarakat akan manfaat cabai terebut.
Nagari Garagahan yang berada di Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam
merupakan Nagari dengan penduduk mayoritas suku Minang Kabau dengan jumlah penduduk
sekitar 7.136 jiwa (BPS, 2016). Kebutuhan akan cabai untuk dijadikan bumbu masakan sudah
menjadi kebutuhan dasar pada masyarakat disini. Tidak itu saja berdasarkan pengamatan di
lapangan, masyarakat Nagari Garagahan rata-rata mempunyai ekonomi lemah sampai sedang.

1
Lemahnya ekonomi masyarakat ini dikarenakan masyarakat disini rata-rata mempunyai
pekerjaan sebagai buruh tani. Hanya sebagian kecil masyarakatnya yang mempunyai lahan
pertanian yang cukup memadai.
Masyarakat yang mempunyai lahan pertanian pada umumnya menanam jagung yang nilai
jual komoditasnya yang rendah dibandingkan dengan cabai. Penanaman jagung per hektar
menghasilkan panen lebih kurang 8 ton/ha dengan harga 3500/kg sehingga menghasilkan
Rupiah sebesar Rp. 28.000.000. Jika dibandingkan dengan penanaman cabai, rata-rata
menghasilkan sekitar 12 ton/ha. Pada saat observasi awal, harga cabai 45.000/kg sehingga
menghasilkan Rupiah sebesar Rp. 540.000.000 (survey awal Januari 2016). Berdasarkan
perhitungan di atas dapat di simpulkan bahwa budidaya cabai lebih menguntungkan daripada
budidaya jagung.
Bedasarkan latar belakang di atas penelitian ini harus dilakukan agar masyarakat
mengetahui apakah evaluasi kesesuaian lahan pada tanaman cabai cocok dan bisa dilakukan di
Nagari Garagahan. Sehingga nantinya akan meningkatkan ekonomi masyarakat, dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan dapat pula dijual.
1.2 Rumusan Masalah
Evaluasi kesesuaian lahan sangat diperlukan untuk memberikan informasi dan arahan
penggunaan lahan yang sesuai untuk pengembangan tanaman cabai di Kanagarian Garagahan
Kecamatan Lubuk Basung. Pada penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah kesesuaian lahan tanaman cabai yang ada di Kanagarian Garagahan
Kecamatan Lubuk Basung?
2. Bagaimanakah sebaran spasial kesesuaian lahan untuk tanaman cabai di Kanagarian
Garagahan Kecamatan Lubuk Basung?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kesesuaian lahan tanaman cabai yang ada di Kanagarian Garagahan
Kecamatan Lubuk Basung.
2. Mengetahui sebaran spasial kesesuaian lahan untuk tanaman cabai di Kanagarian
Garagahan Kecamatan Lubuk Basung.

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penggunaan Lahan
Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian
lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi
alami (natural vegetation) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap
penggunaan lahan (FAO, dalam Rayes 2007 ). Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk
yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora, fauna dan manusia baik dimasa lalu maupun
saat sekarang, seperti lahan rawa dan pasang surut yang telah direklamasi atau tindakan
konservasi tanah pada suatu lahan tertentu (Rayes, 2007). Arsyad dalam Muta’ali (2012)
menjelaskan lahan dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah,
air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap
penggunaan lahan.
Penggunaan lahan merupakan hasil akhir dari setiap bentuk campur tangan kegiatan
manusia terhadap lahan di permukaan bumi yang bersifat dinamis dan berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan hidup baik material maupun spiritual Arsyad. Perubahan pengunaan lahan
adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari suatu sisi penggunaan ke penggunaan yang
lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu
berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda.
2.2 Evaluasi Lahan
Evaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna lahan. Inti evaluasi
lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan
diterapkan dengan siat-siat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan.
Dengan cara ini, maka akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian/kemampuan lahan
untuk tipe penggunaan lahan tersebut (Mutu’ali, 2015).
Evaluasi lahan merupakan suatu proses pendugaan potensi sumber daya lahan untuk
tujuan tertentu dengan mengunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi
lahan akan memberikan informasi dan arahan penggunaan lahan yang sesuai dengan keperluan
(Ritung et al, 2007). Kerangka dasar evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan yang
diperlukan suatu penggunaan lahan tertentu, dengan sifat atau kualitas lahan yang bersangkutan.
Tujuan evaluasi lahan adalah menyeleksi lahan tertentu dengan mempertimbangkan faktor fisik
dan sosial ekonomi serta konservasi sumber daya lingkungan untuk penggunaan lestari (Rayes,
2007).
Hermon (2009) menyebutkan evaluasi lahan adalah suatu teknik mitigasi degradasi lahan
secara pasif untuk menzonasikan kemampuan lahan dan kesesuaian lahan. Dari pengertian

3
evaluasi lahan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi lahan adalah suatu teknik dalam menilai
potensi suatu lahan untuk melihat kemampuan dan kesesuaian lahan itu sendiri sehingga bisa
dikembangkan dan mencegah apabila terjadi degradasi lahan.
Evaluasi lahan merupakan proses yang diawali dengan interpretensi survey atau studi
mengenai gambar, bentuk lahan, tanah, iklim, vegetasi dan aspek lahan yang lain. Dikatakannya,
evaluasi lahan adalah suatu proses yang merupakan penghubung antara sistem informasi dengan
pengguna sistem informasi yang umumnya para perencana. Sebagai hasil proses evaluasi lahan
akan dihasilkan peta kemampuan/kesesuaian lahan yang menunjukkan berbagai pilihan
penggunaan yang dapat diterapkan pada daerah yang sedang dievaluasi.
Ada dua cara dalam mengevaluasi lahan: (1) Secara langsung, yaitu lahan dievaluasi
secara langsung melalui percobaan-percobaan untuk melihat apa yang akan terjadi, kemudian
hasil dari percobaan tersebut digunakan pada kesatuan lingkungan alami secara keseluruhan. (2)
Secara tidak langsung, yaitu prosesnya meliputi penentuan ciri (karakteristik/kualitas) lahan
untuk kemudian dianalisis atau diamati.
Seorang ahli evaluasi lahan harus dibekali dengan pemahaman tentang prinsip-prinsip
dasar evaluasi lahan. Ada enam prinsip dasar dalam evaluasi lahan (FAO, 1976 dalam Rayes,
2007):
a. Kesesuaian lahan dinilai dan diklasifikasikan sesuai dengan macam penggunaan yang
spesifik.
b. Evaluasi membutuhkan perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dan masukan
yang dibutuhkan pada berbagai tipe penggunaan lahan.
c. Dibutuhkan pendekatan multi disipliner.
d. Evaluasi dibuat relevan dengan konteks fisik, ekonomi dan sosial dari daerah yang
bersangkutan.
e. Kesesuaian lahan ditujukan untuk penggunaan yang bertahan/lestari.
f. Evaluasi lahan menyangkut perbandingan lebih dari satu macam penggunaan.

2.3 Kesesuaian Lahan


Rayes (2007) menjelaskan kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokkan suatu bidang
lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian lahan suatu kawasan dapat berbeda-
beda, tergantung pada penggunaan lahan yang dikehendaki. Hermon (2009) menyebutkan
kesesuaian lahan merupakan bentuk atau alternatif kegiatan usaha pemanfaatan lahan yang erat
kaitannya dengan penggunaan lahan.

4
Penggunaan lahan diawali dengan klasifikasi kemampuan lahan untuk mengelompokkan
lahan pada kelas-kelas tertentu yang didasari oleh evaluasi lahan. Rayes (2007) menjelaskan
kesesuaian lahan (land suitability) adalah penggambaran tingkat kecocokkan sebidang lahan
untuk penggunaan tertentu, secara lebih khusus seperti padi sawah, tanaman palawija, tanaman
perkebunan, tanaman perkebunan atau bahkan untuk jenis tanaman tertentu berikut tingkat
pengelolaannya seperti padi sawah dengan irigasi dan lain sebagainya. Dari beberapa pengertian
tentang kesesuaian lahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesesuaian lahan adalah potensi
suatu lahan yang bisa dimanfaatkan untuk penggunaan lahan tertentu.
Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka FAO (1976) dalam Muta’ali
(2012) dapat dibedakan menurut tingkatannya, yaitu :
a) Ordo (order) : menunjukkan keadaan kesesuian secara umum. Pada tingkat ordo
kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S=Suitabel) dan lahan
yang tidak sesuai (N=Not suitabel). Ordo sesuai, lahan yang termasuk ke dalam ordo ini
adalah lahan yang dapat dipergunakan untuk suatu penggunaan tertentu secara lestari,
tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumber daya lahannya. Ordo tidak sesuai,
lahan yang termasuk ke dalam ordo ini mempunyai pembatas sedemikian rupa sehingga
mencegah terhadap suatu penggunaan tertentu secara lestari.
b) Kelas (class) : menunjukkan tingkat kelas dalam ordo. Berdasarkan tingkat detail data
yang tersedia pada masing-masing skala pemetaan, kelas kesesuaian lahan dibedakan
menjadi: (1) Untuk pemetaan tingkat semi detail (skala 1:25.000-1:50.000) pada tingkat
kelas, lahan yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan ke dalam tiga kelas, yaitu: lahan
sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3). Sedangkan lahan yang
tergolong ordo tidak sesuai (N) tidak dibedakan ke dalam kelas-kelas. (2) Untuk
pemetaan tingkat tinjau (skala 1:100.000-1:250.000) pada tingkat kelas dibedakan atas
kelas sesuai (S), sesuai bersyarat (CS) dan tidak sesuai (N).
c). Sub-kelas : menunjukkan keadaan tingkatan dalam kelas kesesuaian lahan. Kelas
kesesuaian lahan dibedakan menjadi subkelas berdasarkan kualitas dan karakteristik
lahan (sifat-sifat tanah dan lingkungan fisik lainnya) yang menjadi faktor pembatas
terberat, misal Subkelas S3rc, sesuai marginal dengan pembatas kondisi perakaran
(rc=rooting condition).
d). Satuan (unit) : menunjukkan tingkatan dalam subkelas didasarkan pada perbedaan-
perbedaan kecil yang berpengaruh dalam pengelolaannya. Contoh kelas S3rc1 dan
S3rc2, keduanya mempunyai kelas dan subkelas yang sama dengan faktor penghambat
sama yaitu kondisi perakaran terutama faktor kedalaman efektif tanah, yang dibedakan

5
ke dalam unit 1 dan unit 2. Unit 1 kedalaman efektif sedang (50-75 cm), dan Unit 2
kedalaman efektif dangkal (<50cm). Dalam praktek evaluasi lahan, kesesuaian lahan
pada kategori unit ini jarang digunakan.

2.4 Evaluasi Kesesuian Lahan


Evaluasi kesesuaian lahan pada hakekatnya berhubungan dengan evaluasi penggunaan
tertentu atau penggunaan khusus, seperti untuk budidaya kelapa sawit, padi dan sebagainya.
Kemampuan lahan dan kesesuaian lahan merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan erat
dalam menentukan kualitas dan daya dukung lahan untuk mendorong proses kehidupan yang ada
di atasnya. Kemampuan lahan merupakan kemampuan suatu lahan untuk digunakan sebagai
usaha pertanian yang sangat intensif (termasuk tindakan pengelolaannya) tanpa meyebabkan
tanah menjadi rusak dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Perlu ditekankan bahwa lahan,
sesuai dengan sifat dan faktor pembatasan yang dipakai adalah yang menentukan dan
mempenggaruhi mudah atau tidaknya tanah menjadi rusak jika lahan tersebut dijadikan suatu
pertanian. Jadi dapat disimpulkan, evaluasi kesesuaian lahan adalah suatu teknik dalam menilai
potensi suatu lahan sehingga dapat memberikan manfaat dalam penggunaan lahan tertentu.
Fungsi evaluasi sumber daya lahan adalah memberikan pengertian tentang hubungan-
hubungan kondisi antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada perencana
berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang dapat diharapkan berhasil.
Dengan demikian manfaat yang mendasar dari evaluasi sumber daya lahan ini adalah untuk
menilai kesesuaian lahan bagi suatu penggunaan tertentu serta memprediksi konsekuensi-
konsekuensi dari perubahan penggunaan yang akan dilakukan (Rayes, 2007).

2.5 Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk Analisis Spasial


Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis di dalam SIG yaitu fungsi analisis
spasial dan fungsi analisis atribut, yang termasuk ke dalam fungsi analisis spasial diantaranya
adalah overlay dan buffering.
Overlay adalah salah satu dari fungsi analisis spasial yang menghasilkan data spasial
baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukannya. Sebagai contoh, bila untuk
menghasilkan wilayah-wilayah yang sesuai untuk budidaya tanaman tertentu (misalnya padi)
diperlukan data ketinggian permukaan bumi, kadar air tanah, dan jenis tanah, maka fungsi
analisis spasial overlay akan dikenakan terhadap ketiga data spasial (dan atribut) tersebut.
Buffering adalah salah satu dari fungsi analisis spasial yang menghasilkan data spasial
baru yang berbentuk poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi

6
masukannya. Data spasial titik akan menghasilkan data spasial baru yang berupa lingkaran-
lingkaran yang mengelilingi titik-titik pusatnya. Untuk data spasial garis akan menghasilkan
poligon yang melingkupi garis-garis. Demikian pula untuk data spasial poligon, akan
menghasilkan data spasial baru yang berupa poligon-poligon yang lebih besar dan konsentris.

2.6 Peningkatan Ekonomi Masyarakat


Pembangunan pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan
pembangunan ekonomi, apalagi sejak sektor pertanian ini menjadi penyelamat perekonomian
nasional karena pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya negatif.
Potensi pertanian yang besar namun sebagian besar dari petani banyak yang termasuk
golongan miskin dan minim ilmu pengetahuan tentang pertanian adalah yang sangat ironis terjadi
di Indonesia. Sementara itu, potensi yang sangat besar dalam pengembangan pertanian bahkan
dimungkinkan akan menjadi leading sector dalam pembanguan nasional. Untuk itulah maka
perlu melakukan perencanaan dan persiapan pembangunan pertanian yang berkualitas agar dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat dengan langkah awal melakukan proses penilaian
sumber daya lahan melalui evaluasi kesesuaian lahan dengan menggunakan teknik tertentu
(Apriyantono, 2011)

2.7 Penelitian Terdahulu


1. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Buah Naga (Dragon Fruit) Berbasis SIG di
Kecamatan Batang Anai, Kecamatan Ulakan Tapakis dan Kecamatan Nan Sabaris
Kabupaten Padang Pariaman.(Widya Oktavia, 2013).
2. Kesesuain Lahan dan Perencanaan Penggunaan Lahan Pertanian di Kawasan Pesisir
Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta (Arif Martono, 2007).
3. Analisis Sebaran Spasial Karakteristik Lahan Di Kabupaten Pangkajene Sulawesi Selatan
( M. Ramli, Syaifuddin, dan Sumbangan Baja)

7
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan pada latar
belakang masalah, tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kesesuaian lahan tanaman cabai yang ada di Kanagarian Garagahan
Kecamatan Lubuk Basung.
2. Mengetahui sebaran spasial kesesuaian lahan untuk tanaman cabai di Kanagarian
Garagahan Kecamatan Lubuk Basung.

3.2 Manfaat Penelitian


1. Menambah wawasan petani, penyuluh serta praktisi pendidikan mengenai konsep
kesesuaian lahan tanaman cabai
2. Hasil penelitian dapat digunakan dalam pertimbangan masyarakat untuk menentukan
komoditas pertanian yang tepat dalam praktek budidaya pertanian.
3. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan untuk menyusun strategi yang tepat
dalam budidaya tanaman cabai.

BAB IV. METODE PENELITIAN


4.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian survey dengan pendekatan deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini membuat gambaran secara sistematis faktual dan akurat mengenai
tujuan penelitian dan menggunakan pendekatan keruangan. Metode dan teknik penelitian ini
mencakup bagaimana memperoleh data di lapangan, cara yang digunakan dan alat yang dipakai
untuk pelaksanakan dan alat pengukuran lapangan serta analisis laboratorium, sehingga dapat
dicapai tujuan penelitian, adapun metode yang dilakukan yaitu penelitian bertujuan untuk
mengetahui keberadaan objek di lapangan terutama dalam usaha pengumpulan data.
4.2 Tahap-tahap Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahapan pra lapangan, tahapan
lapangan dan tahapan pasca lapangan. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut ini :
1. Tahapan Pra Lapangan, meliputi:
a. Studi pustaka untuk pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan objek kajian
penelitian

8
b. Mengumpulkan bahan-bahan penelitian berupa peta topografi, peta geologi, peta
penggunaan lahan dan peta jenis tanah, peta kemiringan lereng, peta bentuk lahan.
c. Membuat peta satuan lahan dengan skala 1 : 44.000 yang peroleh dari sistem overlay
peta bentuk lahan, peta lereng, peta pengunaan lahan peta tanah dan peta geologi.
d. Penentuan titik sampel berdasarkan satuan lahan dan dengan menggunakan interval
grid 1,5 Km pada semua wilayah. Sehingga jumlah grid yang didapat adalah 12 grid
pada semua satan lahan. Setiap grid tersebut diambil 2 titik sampel. sehingga jumlah
sampel tanah yang diambil adalah 24 titik.
2. Tahapan Lapangan, meliputi :
a. Mencocokkan peta satuan lahan dengan keadaan sebenarnya di lapangan
b. Mengamati dan mengukur kondisi fisik lahan meliputi lereng, kedalam solum tanah,
bentuk lahan dan penggunaan lahan.
c. Mengambil sampel tanah sebanyak 24 titik sampel untuk pengkuran unsur fisika
dan kimai tanah di laboratorium.
3. Tahapan Pasca Lapangan, meliputi :
a. Penyempurnaan Peta Bentuk lahan, peta lereng, peta tanah, peta geologi, peta
penggunaan lahan.
b. Menganalisis 24 titik sampel tanah diteruskan dengan uji laboratorium.
c. Menentukan bobot data kondisi fisika dan kimia tanah untuk mentukan tingkat
kesesuaian lahan untuk tanaman.
d. Setelah analisis labor, setiap grid ada 2 titik sampel, nilai masing-masing sampel
tersebut ditambahkan dan dibagi 2. Nilai hasil yang telah dibagi ini dimasukkan
kedalam analisis data.
4.3 Lokasi Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan yang menjadi area atau tempat
dalam penelitian yaitu di Kecamatan Lubuk Basung Nagari Garagahan Kabupaten Agam dengan
mengambilan sampel berdasarkan pada satuan lahan dan dengan menggunakan interval grid 1,5
km untuk setiap wilayah. Setiap variasi satuan lahan dan interval grid diambil 2 sampel tanah.
Sehingga total sampel yang diambil adalah 24 sampel.
4.4 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian memuat mulai dari awal penelitian, bahan dan alat yang dibutuhkan
serta analisis yang dilakukan sampai pada hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah
ini:

9
Mulai

Peta lereng Peta Geologi Peta Jenis Tanah Peta Bentuk Lahan Peta Pengunaan
Skala 1:110.000 Skala 1 : 110.000 Skala 1: 110.000 Skala : 110.000 Lahan
Skala 1: 110.000

GIS
Arc_Map 10.1 Peta Satuan Lahan -
interval grid 1,5 km
1
Peta Sampel Penelitian

Pengukuran Lapangan

Data Curah
Data kesesuaian lahan
Hujan dan
Temperatur
Uji Lapangan Uji Labor

Karakteristik Lahan Sifat Fisik Tanah


-Kedalaman - Tekstur Tanah
Efektif tanah - pH Tanah
- Lereng - % C Organik
- Elevasi - N, P, K
- Drainase - Permeabilitas

- Elevasi

- Drainase Peta Tingkat Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cabai


Gambar 1. Rancangan Penelitian
4.5 Teknik Pengumpulan data dan analisa data
Bahan dan alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa peta serta peralatan
untuk Penelitian. Bahan dan alat penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.di bawah ini :
1. Bahan Penelitian

Tabel 1. Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian


No Bahan Penelitian Kegunaan
Sebagai peta dasar dan acuan pembuatan peta lainnya
1 Peta Topografi
dan referensi untuk Peta lereng

10
2. Peta Penggunaan Untuk mengetahui penggunaan lahan di Kecamatan
Lahan Lubuk Basung Kab Agam.
3. Peta Lereng Untuk mengetahui kelas lereng di Kecamatan Lubuk
Basung Kab Agam
4. Peta Jenis Tanah Untuk mengetahui jenis tanah di Kecamatan Lubuk
Basung Kab Agam
5. Peta Geologi Untuk memperoleh peta jenis batuan yang
menghasilkan informasi batuan pada daerah penelitian
6. Peta Bentuk Lahan Untuk mengetahui bentuk lahan pada Kecamatan
Lubuk Basung Kab Agam

2. Alat Penelitian
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. di bawah :
Tabel 2. Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian
No Alat penelitian Kegunaan
1 Altimeter atau GPS Untuk menentukan titik koordinat dan mengukur
ketinggian tempat
2 Abney level Untuk mengukur kemiringan lereng (mengacu pada
peta topografi)
3 ArcMap Untuk analisis spasial
4 Kamera Untuk dokumentasi yang relevan dengan objek
penelitian
5 Ring Pengambilan sampel tanah utuh
6 Skop Untuk galian profil tanah
7 Meteran Untuk mengukur solum tanah
7 Alat tulis Untuk mencatat hasil penelitian

4.6 Jenis dan Sumber Data


1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan melalui pengukuran
dan checking atau pengamatan di lapangan. Data yang diperoleh di lapangan adalah data
tentang tanah dan geomorfologi. Sumber data primer dapat dilihat pada Tabel 3 . di
bawah ini :

11
Tabel 3 . Sumber Data Primer
No Data Primer Sumber
1 Tanah (Kedalaman efektif tanah, tektur tanah, Hasil Uji Labor
drainase, pH tanah, % C Organik, unsur hara tanah
(N, P, K), permeabilitas
2 Morfologi (elevasi, kemiringan lereng). Pengukuran di
Lapangan

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data sumber berbagai acuan dan analisis yang diperoleh dari
perpustakaan dan instansi terkait, yang termasuk data sekunder yaitu :
Tabel 4. Sumber Data Sekunder
No Data Sekunder Sumber
1. Data Penggunaan Lahan Diperoleh dari peta topografi
2. Data jenis tanah Diperoleh dari peta jenis tanah
3. Data jenis batuan Diperoleh dari peta geologi
4. Data kelas lereng Diperoleh dari peta garis kontur
5. Data curah hujan Diperoleh dari Kantor DPSDA
6 Data Suhu / temperatur BPS Kecamatan Lubuk Basung

4.7 Teknik Pengumpul Data


Karakteristik lahan yang diamati dalam survei lapangan adalah sifat fisik tanah yang
meliputi tekstur, drainase, erosi, dan kedalaman efektif perakaran, serta kondisi fisiografis yaitu
elevasi (ketinggian) dan kelerengan. Analisa tanah untuk mengetahui kandungan kimia tanah
meliputi, C-Organik, tekstur, NPK, pH tanah. Data iklim meliputi curah hujan dan temperatur.

1. Elevasi
Tabel 5 Kelas dan Kriteria Elevasi untuk Tanaman Cabai
Kelas Elevasi (Meter dpl) Harkat
Sangat Baik 0 – 700 4
Baik 700 – 1400 3
Agak Jelek 1400 – 2100 2
Jelek >2100 1
Sumber :Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang, dimodifikasi tahun 2018

12
2. Kemiringan Lereng
Tabel 6. Kelas dan Kriteria Kemiringan Lereng untuk Tanaman Cabai
Kelas Kriteria Kemiringan lereng Harkat
(%)
Sangat Baik Datar 0-8 4
Baik Landai atau berombak 8– 16 3
Agak Jelek Agak miring atau bergelombang 16 – 30 2
Jelek Miring berbukit dan agak curam > 30 1
Sumber :Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang, dimodifikasi tahun 2018
3. Kedalaman Efektif Tanah
Tabel 7. Kelas dan Kedalaman Efektif Tanah untuk Tanaman Cabai
Kelas Kedalaman (Cm) Harkat
Sangat Baik > 75 4
Baik 50 – 75 3
Agak Jelek 30 – 50 2
Jelek < 30 1
Sumber :Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang, dimodifikasi tahun 2018
4. Drainase
Tabel 8. Kelas dan Kriteria Drainase untuk Tanaman Cabai
Kelas Kriteria Harkat
Sangat Baik Baik, agak terhambat 4
Baik Agak cepat, sedang 3
Agak Jelek Terhambat 2
Jelek Sangat terhambat, cepat 1
Sumber :Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang, dimodifikasi tahun 2018
5. Tekstur Tanah
Tabel 9. Kelas dan Kriteria Tekstur Tanah untuk Tanaman Cabai
Kelas Kriteria Tekstur tanah Harkat
Sangat Baik Agak halus SL,CL,SiL,L 4
Baik Halus LS,SC,SiC 3
Agak Jelek Sedang C 2
Jelek Kasar S 1
Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang, dimodifikasi tahun 2018
Keterangan :
LS : Pasir berlempung SiC : Liat berdebu
SL : Lempung berpasir SC : Liat berpasir
SiL : Lempung berdebu CL : Lempung berliat
L : Lempung S : Sand
C : Liat

13
6. Reaksi Tanah (pH)
Tabel 10. Kelas dan Kriteria pH Tanah untuk Tanaman Cabai
Kelas Kriteria Harkat
Sangat Baik 6,0 – 7,5 4
Baik 5,6 – 6,5 3
Agak Jelek 4,5 - 5,5 2
Jelek < 4,5 1
Sumber :puslittanak, Bogor, 1993.dimodifikasi tahun 2018.

7. C-Organik
Tabel 11. Kelas dan Kriteria Bahan C-organik Dalam Tanah untuk Tanaman Cabai
Kelas Kriteria % Harkat
Sangat Baik > 0,8 4
Baik < 0,8 3
Agak Jelek 2
Jelek 1
Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang, dimodifikasi tahun 2018
8. Unsur Hara Makro (N, P, K)
1). Nitrogen
Tabel 12. Kelas dan Kriteria Nitrogen dalam Tanah Untuk Tanaman Cabai
Kelas Kriteria (%) Harkat
Sangat Baik > 0,75 4
Baik 0,51 – 0,75 3
Agak Jelek 0,21 – 0,50 2
Jelek <0,21 1
Sumber :puslittanak, Bogor, 1993 dan 2003.
2). Posfor (P2 O5)
Tabel 13. Kelas dan Kriteria Pospor Dalam Tanah Untuk Tanaman Cabai
Kelas Kriteria (mg/100g) Harkat
Sangat Baik > 60 4
Baik 41-60 3
Agak Jelek 21-40 2
Jelek < 20 1
Sumber :puslittanak, Bogor, 1993 dan 2003.
3). Kalium (K20)
Tabel 14. Kelas dan Kriteria Kalium dalam Tanah Untuk Tanaman Cabai
Kelas Kriteria (mg/100gr) Harkat
Sangat Baik > 60 4
Baik 41 - 60 3
Agak Jelek 21 – 40 2
Jelek < 20 1
Sumber :puslittanak, Bogor, 1993dan 2003

14
9. Permeabilitas
Tabel 15. Kelas dan Kriteria Permeabilitas Tanah Untuk Tanaman Cabai
Kelas Permeabilitas (cm/jam) Harkat
Sangat Baik >25 4
Baik 6,251 – 25,00 3
Agak Jelek 2,001 – 6,250 2
Jelek 0,125-2,00 1
Sumber :CSR/FAO Staff (1983 )dimodifikasi tahun 2018
10. Curah Hujan
Tabel 16. Kelas dan Kriteria Curah Hujan untuk Tanaman Cabai
Kelas Kriteria (mm)/tahun Harkat
Sangat Baik 600 -1200 4
Baik 1200 -1400 3
500-600
Agak Jelek 400 – 500 2
> 1400
Jelek < 400 1
Sumber :Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Padang dimodifikasi, 2018
11. Temperatur
Tabel 17. Kelas dan Kriteria Temperatur untuk Tanaman Cabai
Kelas Kriteria (mm)/tahun Harkat
Sangat Baik 21 -27 4
Baik 27 -28 / 16 - 21 3
Agak Jelek 28 – 30 / 14 - 16 2
Jelek > 30 / < 14 1
Sumber : Djaenuddin et., al. (2011)

4.8 Teknik Analisa Data


Analisis untuk menetukan tingkat kesesuaian tanah digunakan formula yang
dikemukakan oleh Dibyosaputro (2016), yaitu

I : besar jarak interval kelas


c : jumlah harkat kelas tertinggi
b : jumlah harkat kelas terendah
k : jumlah kelas yang diinginkan
Pemberian skala nilai harkat masing-masing parameter adalah 1-4 sehingga jumlah
harkat 13 x 4 = 52, dan nilai terendah adalah 13. Nilai harkat dijumlahkan guna menetukan
kelas kesesuaian lahan untuk tanaman cabai. Jumlah harkat kesesuaian lahan ditetapkan dalam

15
4 kelas yaitu kelas I = sangat sesuai, kelas II= sesuai, kelas III= kurang sesuai, kelas IV= tidak
sesuai. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 18 di bawah ini:

= 52 - 13 = 9,75
4
Tabel 18. Tingkat Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cabai
Kelas Tingkat kesesuaian Jumlah harkat Pemberian
Lahan
I Sangat sesuai (S1) ≥ 42,27 Satuan lahan dengan kondisi sangat baik
untuk tanaman cabai
Satuan lahan dengan kondisi baik untuk
II Sesuai (S2) 32,52– 42,27 lokasi tanaman cabai dengan beberapa faktor
penghambat
Satuan lahan dengan kondisi cukup sesuai
III Kurang Sesuai (S3) 22,76 – 32,51 untuk tanaman cabai dengan beberapa faktor
penghambat
Satuan lahan dengan kondisi sangat jelek
IV Tidak sesuai (N) 13 – 22,75 untuk tanaman cabai dan banyak sekali faktor
penghambat
Sumber: Analisis penulis berdasarkan referensi dari kajian relevan.

16
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
5.1 KESESUAIAN LAHAN TANAMAN CABAI
Hasil penelitian berdasarkan survey lapangan, pengolahan data iklim, pengambilan contoh tanah, analisis sifat fisika dan kimia
didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
Tabel 19. Hasil Analisis N, P, K, Tekstur tanah, C Organik, pH dan Elevasi, kedalaman efektif, drainase, permeabilitas, curah hujan
dan temperatur
kemiringan
No N P K Tekstur C Organik pH Elevasi
lereng
Sampel
% Harkat (mg/100g) Harkat (mg/100g) Harkat Keterangan Harkat % Harkat ket Harkat mdpl Harkat (%) Harkat
1 1.14 4 51.24 3 66.7 4 liat 2 3.31 4 6.34 4 69 4 0 4
2 1.17 4 42.61 3 58.21 3 lempung berliat 4 2.54 4 5.94 3 65 4 0 4
3 0.84 4 43.08 3 33.8 2 liat 2 1.98 4 5.98 3 58 4 0 4
4 0.79 4 55.87 3 45.8 3 lempung berliat 4 4.21 4 6.25 4 61 4 0 4
5 1.39 4 53.92 3 56.7 3 lempung berliat 4 3.53 4 6.1 4 62 4 0 4
6 1.04 4 56.39 3 48.6 3 liat berpasir 3 4.63 4 5.96 3 64 4 0 4
7 1.32 4 41.97 3 35.4 2 lempung berliat 4 1.75 4 5.86 3 54 4 0 4
8 0.67 3 54.12 3 40.5 3 lempung berliat 4 3.58 4 6.03 4 68 4 10 3
9 0.73 3 42.51 3 46.5 3 liat 2 2.38 4 5.35 2 74 4 10 3
10 1.45 4 41.76 3 39.6 2 lempung berliat 4 2.27 4 5.27 2 72 4 12 3
11 0.82 4 44.75 3 47.6 3 lempung 4 2.59 4 5.78 3 69 4 12 3
12 0.63 3 46.29 3 47.4 3 liat 2 2.78 4 5.83 3 70 4 12 3
Sumber: hasil pengolahan data penelitian (2018)

17
Sambungan Tabel 19
Kedalaman
No Drainase Permeabilitas Curah Hujan Temperatur Hasil
efektif Keterangan
Sampel 0
Akhir
cm Harkat ket Harkat cm/jam Harkat mm/tahun Harkat C Harkat
1 78 4 Agak terhambat 4 7.2 3 2413 2 22.41 4 46 Sangat Sesuai
2 68 3 Agak cepat 3 25.6 4 2413 2 22.41 4 45 Sangat Sesuai
3 52 3 Agak terhambat 4 11.4 3 2413 2 22.41 4 42 Sesuai
4 63 3 Agak terhambat 4 22.6 3 2413 2 22.41 4 46 Sangat Sesuai
5 66 3 Agak terhambat 4 18.6 3 2413 2 22.41 4 46 Sangat Sesuai
6 52 3 Agak cepat 3 38.9 4 2413 2 22.41 4 44 Sangat Sesuai
7 55 3 Agak terhambat 4 15.6 3 2413 2 22.41 4 44 Sangat Sesuai
8 60 3 Agak terhambat 4 8.9 3 2413 2 22.41 4 44 Sangat Sesuai
9 65 3 Terhambat 2 12.9 3 2413 2 22.41 4 38 Sesuai
10 53 3 Agak terhambat 4 14.3 3 2413 2 22.41 4 42 Sesuai
11 76 4 Agak cepat 3 30.5 4 2413 2 22.41 4 45 Sangat Sesuai
12 78 4 Terhambat 2 7.5 3 2413 2 22.41 4 40 Sesuai

Berdasarkan pada Tabel 19 di atas terlihat bahwa kesesuaian lahan tanaman cabai berada pada kriteria sesuai dan sangat sesuai. Hal ini
didukung dari sifat kimia dan fisika tanah. Nilai Nitrogen pada daerah penelitian didominasi oleh kelas yang sangat baik. Kecuali pada sampel 8,
9, 12 yang mempunya kelas baik. Nilai Posfor didominasi oleh kelas dengan kriteria baik dengan kisaran nilai 41,76 – 56, 39 (mg/100g). Kalium
didominasi oleh kriteria kelas baik, dan ada beberapa titik sampel dengan kriteria kelas kalium yang agak jelek yaitu pada sampel 3, 7, 10. NPK
merupakan nutrisi bagi tanaman cabai. Semakin tinggi nilai NPK pada tanah maka semakin baik pertumbuhan tanaman. Jika tanah kekurangan
N maka akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabai akan melambat dan menjadi kerdil. Ditambahkan oleh Rinda, D. (2015) bahwa
nitrogen bermanfaat dalam memacu pertumbuhan tanaman, daun lebih hijau Dan menambah kandungan protein hasil panen.

18
Ditambahkan oleh Soewandita (2008) bahwa tanaman yang tumbuh pada tanah yang
cukup N, berwarna lebih hijau, gejala kekurangan N, tanaman tumbuhan kerdil dan daun- daun
rontok dan gugur. N tanah pada lahan gambut biasanya lebih besar dibandingkan pada tanah
mineral. Hal senada juga ditambahkan oleh Vjekoslav, T. et., al. (2016) Bahwa pemberian pupuk
nitrogen (sistem tetes) untuk tanaman cabai akan dapat meningkatkan kesuburan dan
meningkatan pendapatan petani. Ditambahkan oleh Hagai, Y. et., al (2017) peningkatan nitrogen
dapat mengurangin penyerapan dan akumulasi cl pada lada, terutama pada batang dan daun.

Fosfor berfungsi dalam fotosintesis tanaman dan mencegah terjadinya pembelahan sel.
Kalium mempunyai peran sebagai aktivator enzim tanaman yang membantu metabolisme
tanaman. Pada daerah penelitian kondisi unsur NPK sangat baik, sehingga mampu menopang
pertumbuhan tanaman cabai. Kondisi tanah dengan sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang
baik sebagai media tanam akan mampu meningkatkan poduktifitas dan kesuburan tanah.
Hardjowigeno, (2010) menjelaskan pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh unsur hara tanaman
sperti NPK.
Tekstur pada daerah penelitian didominasi oleh lempung berliat dengan kriteria yang
sangat baik. Beberapa sampel mempunyai tekstur liat dengan kriteria agak jelek. Tekstur tanah
mempengaruhi drainase dan aerase yang terjadi dalam tanah. Tanaman cabai tidak baik tumbuh
pada lokasi yang tergenang, sehingga tekstru liat tidak begitu cocok untuk ditanam dengan
komoditas cabai. Tekstur yang poros sangat baik untuk tanaman cabai, karena mempermudah air
masuk kedalam lapisan tanah sehingga tidak menimbulkan genangan. Tidak itu saja tekstur yang
poros mengakibatkan sirkulasi udara juga baik, sehingga memungkinkan berkembangnya mikro
dan makro organisme dalam tanah yang menguntungkan bagi tanaman cabai.
Niai %C Organik semua titik sampel mempunyai kriteria sangat baik dengan kisaran nilai
1,75 – 4.63 %. Semakin tinggi nilai %C organik dalam tanah mineral maka tanah akan semakin
subur. Semakin subur tanah maka prokdutifitas tanaman cabai akan semakin baik.
Nilai pH rata-rata mempunya kelas baik dan dua titik sampel yang mempunyai kriteria
agak jelek yaitu berda pada sampel no 9 dan 10. Rata-rata elevasi daerah penelitian berada pada
ketinggian di bawah 700 mdpl, sehingga mempunyai kriteria sangat baik. Kemiringan lereng
daerah penelitian berada pada kriteria sangat baik dengan no sampel 1 sampai 7 dan kriteria baik
berada pada sampel 8 sampai 12. Ketinggian tempat tidak bermasalah pada tanaman cabai, hanya
saja ketinggian tempat berpengaruh tehadap jenis serangan hama. Pada daerah yang tinggi jenis
hama penyakit biasanya menyerang adalah cendawan atau jamur. Pada daerah yang rendah jenis
hama yang menyerang biasanya dipicu oleh bakteri.

19
Pada daerah penelitian rata-rata kedalaman efektif berada pada kriteria baik dan sangat
baik yaitu berada pada kisaran 52-78 cm . Kedalaman efektif menunjukkan kemampuan akar
yang dapat masuk kedalam tanah. Semakin dalam kedalaman efektif tanah, maka semakin bagus
untuk perkembangan perakaran tanaman cabai.
Nilai drainase didominasi oleh kriteria sangat baik dan beberapa titik sampel yang
mempunyai kriteria agk jelek yang tedapat pada sampel no 9 dan 12. Nilai permeabilitas
didomiasi oleh kriteria baik dan 3 titik sampel dengan kriteria sangat baik yaitu no sampel 2, 6,
11. Permeabilitas merupakan kemampuan tanah meloloskan air dalam kondisi jenuh air.
Permeabilitas dipengaruhi oleh tekstur tanah. Semakin poros tanah maka semakin besar nilai
permeabilitas.
Nilai curah hujan di daerah penelitian didominasi oleh kriteria agak jelek, dengan besaran
curah hujan 2413 mm/tahun. Hal ini tidak sesuai dengan karakteristik tanaman cabai.
Ditambahkan oleh Kartasapoetra (2010) Sistem drainase yang layak akan mencegah kerusakan
tanah dan mencegah tanah tergenang air secara berlebihan. Curah hujan yang tinggi juga dapat
menyebabkan rontoknya bunga cabai yang berakibat kepada kurangnya buah yang dapat
dihasilkan. Menurut Cosic Marija, et., al (2018) irigasi memiliki pengaruh yang sangat signifikan
terhadap suhu tanaman cabai. semakin tinggi tingkat irigasi, semakin rendah suhunya. Dan
mempunyai pengaruh yang baik terhadap tanaman cabai. Tidak hanya pada sistem drainase, pada
sistem penanaman yang kurang baik dapat menurunan hasil pertanian. Ditambahkan oleh Wu
Xiong et., al. (2015) Penanaman terus menerus pada kebun lada hitam dapat menghasilkan
pertumbuhan yang kurang baik.
Temperatur pada daerah penelitian didominasi oleh kriteria sangat baik. Temperatur
tersebut sebesar 22,41 0C. Temperatur yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan
cabai adalah 21 0C – 28 0C. sehingga dengan temperatur tersebut cocok untuk budidaya tanaman
cabai. Karena iklim merupakan pembatas alami dalam usaha budidaya.

5.2 SEBARAN SPASIAL TANAMAN CABAI

Sebaran spasial pada penelitian ini merupakan persebaran hasil penelitian berdasarkan
kepada ruang (lokasi penelitian) yang dianalisis menggunakan sistem informasi geografis dan
ditampilkan berupa peta. Sehingga sebaran spasial ini menghasilkan data spasial yang
mempunyai koordinat tertentu.
Sebaran spasial tanaman cabai pada daerah penelitian dari 12 titik sampel yang diambil
berdasarkan satuan lahan dan pembatasan daerah sampel berdasarkan luas grid sebesar 1,5 x 1,5

20
km dapat dilihat bahwa bagian utara dari Kanagarian Garagahan mempunyai kriteria kesesuaian
lahan yang sangat sesuai. Bagian selatan dari Kanagarian Garagahan mempunyai kriteria
kesesuaian lahan yang sesuai. Selengkapnya dapat dilihat pada Lamiran 1 (peta sebaran spasial
tingkat kesesuaian lahan tanaman cabai).

5.3 LUARAN YANG DICAPAI


Luaran yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah telah di publikasikannya artikel
pada jurnal Nasional yang tidak terakreditasi pada Jurnal Menara Ilmu Vol. XII No. 9, Oktober
2018 halaman 139-254

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA


Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai Dengan Menggunakan Analisis Spasial
Untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat telah selesai dilaksanakan. Rencana tahap selanjurnya
adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kesesuaian tanaman cabai pada
daerah penelitian.

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN
Berdasarkan kepada landasan teori dan hasil penelitian yang dilakukan di Kanagarian Garagahan
kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam adalah sebagai berikut:
1. Kesesuaian lahan untuk tanaman cabai pada daerah penelitian menunjukkan bahwa pada
setiap sampel penelitian didapatkan kategori sesuai dan sangat sesuai. Kesesuaian lahan
dengan kategori sesuai terdapat pada no sampel 3, 9, 10, 12. Kategori kesesuaian lahan
untuk kategori sangat sesuai terdapat pada no sampel 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 11.
2. Sebararan spasial kesesuaian tanaman cabai dapat dilihat bahwa bagian utara daerah
penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian lahan mempunyai kategori sangat sesuai.
Bagian selatan daerah penelitian mempunyai kategori sesuai.

7.2 SARAN
1. Curah hujan yang cukup tinggi pada daerah penelitian akan menurunkan produktifitas
tanaman cabai. Disarankan agar perakaran tanaman cabai tidak tergenang air, maka dibuat
saluran pembuangan air. penanaman cabai sebaiknya dibuat dan ditanam diatas pematang
agar terhindar dari genangan air.

21
2. Disarankan kepada kelompok tani yang budidaya tanaman jagung di daerah penelitian
untuk meningkatkan pendapatannya, mencoba budidaya tanaman cabai.
3. Disarankan kepada pemerintah tingkat Nagari Garagahan agar memberikan tambahan ilmu
kepada masyarakat tenang tekni budidaya cabai yang baik.
4. Disarankan kepada peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut mengenai minat msyarakat
dalam budidaya cabai.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono, A. 2011. Pedoman Budidaya Itik Pedaging yang Baik.Gramedia, Jakarta.


Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Agam Dalam Angka. BPS Kabupaten Agam. Sumatera
Barat.
Cosic Marija, Stricevic Ruzica, Djurovic Nevenka, Lipovac Aleksa, Bogdan Ivan, Pavlovic
Milos. 2018. Effects Of Irrigation Regime And Application Of Kaolin On Canopy
Temperatures Of Sweet Pepper And Tomato. Scientia Horticulturae. Volume 238 Pages
23-31. https://doi.org/10.1016/j.scienta.2018.04.035.
Djaenudin, D, Marwan, H., Subagjo, H,. Dan A. Hidayat. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan
Untuk Komoditas Pertanian Balai Besar LITBANG Sumber Daya Lahan Pertanian,
Badan Litbang Pertanian, Bogor
Hagai Yasuor, Guy Tamir, Avraham Stein, Shabtai Cohen, Asher Bar-Tal, Alon Ben-Gal, Uri
Yermiyahu. 2017. Does Water Salinity Affect Pepper Plant Response To Nitrogen
Fertigation. Agricultural Water Management, Volume 191. Pages 57-66.
https://doi.org/10.1016/j.agwat.2017.05.012.
Hardjowigeno. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. 288 hal
Hardjowigeno. 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. UGM
Press. Yogyakarta.
Hermon. 2009.Geografi Tanah. Padang : Yayasan Jihadul Khair Center
Kartasapoetra. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air . PT . Rineka Cipta. Jakarta
Muta’ali, L. 2012. Daya Dukung Lingkungan untuk Perencanaan Pengembangan wilayah.
BPFG UGM. Yogyakarta.
Martono, A. 2007. Kesesuaian Lahan Dan Perencanaan Penggunaan Lahan Untuk Pertanian Di
Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. Tesis. Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor. Bogor

22
M. Ramli, Syaifuddin, dan Sumbangan Baja, 2009. Analisis Sebaran Spasial Karakteristik
Lahan Di Kabupaten Pangkajene Sulawesi Selatan. Jurnal Agrisistem. Vol. 5 No. 2 ISSN
1858-4330
Rayes. 2007. Metode Infentarisasi Sumber Daya Lahan. Yogyakarta CV.ANDI
Ritung et al. 2007. Panduan evaluasi Kesesuaian Lahan. Balai Penelitian Tanah dan World
Agroforestyn Centre. Bogor Indonesia.
Rinda D. 2015. Manfaat Unsur N, P dan K Bagi Tanaman. Badan Litbang pertanian Kalimantan
timur.http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&i
d=707&Itemid=59. Diakses tanggal 03-07-2018.
Soewandita, H. 2008. Studi kesuburan tanah dan analisis kesesuaian lahan untuk komoditas
tanaman perkebunan di kabupaten bengkalis. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 10
(2) : 128 – 133.
Suprapto Dibyosaputro. 2016. Longsorlahan Di Daerah Kecamatan Samigaluh, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah Geografi Indonesia, Volume
16, Number 2, 2016, pp. 13-34(22).
Vjekoslav TANASKOVIK, Ordan CUKALIEV, Rameshwar S. KANWAR, Lee K. HENG, Mile
MARKOSKI, Velibor SPALEVIC. 2016. Nitrogen Fertilizer Use Efficiency of Pepper as
Affected by Irrigation and Fertilization Regime. Not Bot Horti Agrobo, 2016, 44(2):525-
532. DOI:10.15835/nbha44210415
Wu Xiong, Zhigang Li, Hongjun Liu, Chao Xue, Ruifu Zhang, Huasong Wu, Rong Li, Qirong
Shen. 2015. The Effect of Long-Term Continuous Cropping of Black Pepper on Soil
Bacterial Communities as Determined by 454 Pyrosequencing. PLoS ONE 10(8):
e0136946. doi:10.1371/journal.
Cosic Marija, Stricevic Ruzica, Djurovic Nevenka, Lipovac Aleksa, Bogdan Ivan, Pavlovic
Milos. 2018. Effects Of Irrigation Regime And Application Of Kaolin On Canopy
Temperatures Of Sweet Pepper And Tomato. Scientia Horticulturae. Volume 238 Pages
23-31. https://doi.org/10.1016/j.scienta.2018.04.035.

23
Lampiran 1. Peta Sebaran Spasial Tingkat Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai

24
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian

a B
Foto didepan kantor Wali Nagari Garagahan Foto proses pengambilan sampel tanah

25
c
Foto Petani Cabai Yang Sukses Membudidayakan Cabai Di Kanagarian Garahan

d
Foto Wawancara Dengan Beberapa Orang Pembudidaya Tanaman Cabai

26
Lampiran 3. Surat Keterangan Accepted Jurnal Menara Ilmu

27
28

Anda mungkin juga menyukai