Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

“FUNGSI KEWIRAUSAHAAN DALAM BIDANG KEPERAWATAN”

Diajukan untuk memenuhisalah satu tugas mata kuliah kewirausaan

Disusun oleh:
Lusi Aprianti
4002140008
S1 Keperawatan A

PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DHARMA HUSADA BANDUNG
2017
Kewirausahaan dalam bidang kesehatan
Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah
melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut
telah bergeser. Kewirausahaan telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mempelajari
tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi
tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin
dihadapinya. Sebagai suatu disiplin ilmu, maka ilmu kewirausahaan dapat dipelajari
dan diajarkan, sehingga setiap individu memiliki peluang untuk tampil sebagai
seorang wirausahawan (entrepreneur).
Bahkan untuk menjadi wirausahawan sukses, memiliki bakat saja tidak cukup,
tetapi juga harus memiliki pengetahuan segala aspek usaha yang akan ditekuninya.
Tugas dari wirausaha sangat banyak, antara lain tugas mengambil keputusan,
kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisatoris dan komersial, penyediaan modal
Wirausahawan adalah :“Seseorang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
peluang, me-manage sumber daya yang dibutuhkan serta mengambil tindakan yang
tepat, guna memastikan sukses secara berkelanjutan”
Dalam bidang kesehatan khususnya pada bidang keperawatan jiwa kewirausahaan
harus di miliki oleh setiap perawat. Nursepreneur sebagai agent of change harus
berusaha menunjukkan jati diri menghadapi banyak tantangan global saat ini baik
tantangan internal maupun eksternal. Tantangan tersebut semakin meningkat seiring
tuntutan menjadikan profesi perawat yang dihargai profesi lain dan khalayak umum.
Salah satu tantangan yang patut mendapat perhatian khusus bagi
seorang nursepreneur yaitu dampak konsep entrepreneurship dalam bidang
keperawatan yang erat kaitannya dengan profesionalisme pelayanan keperawatan
kepada masyarakat.
Tantangan tersebut sudah seharusnya disikapi secara serius oleh
seorang nursepreneur agar keperawatan di Indonesia ke depan lebih siap untuk
berkompetisi di era globalisasi. Beberapa dampak entrepreneurship dalam bidang
keperawatan antara lain: keseimbangan antara kualitas dan akses pelayanan
kesehatan, dampat teknologi, penanggung jawab mutu pelayanan keperawatan, serta
isu etik dengan insentif keuangan. Perubahan dunia keperawatan yang diharapkan
harus disesuaikan dengan keadaan dan lingkungan sosial di Indonesia. Namun,
perubahan tersebut bukanlah perkara mudah. Jalan menanjak penuh tantangan harus
dihadapi bahkan ketika memulai menjalani perubahan tersebut.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memiliki Keseimbangan antara
kualitas dan akses pelayanan kesehatan. Dengan jiwa entrepreneurship, masalah
sehari-hari yang dihadapi perawat dapat menjadi uang. Hal tersebut dikarenakan
seorang nursepreneur memiliki orientasi pada keuntungan. Sebagai contoh, masalah
menumpuknya botol infus bekas, abocate yang tak terpakai, penunggu pasien,
terpisahnya orang tua yang sakit dengan anak, dan sebagainya. Semua hal tersebut
dapat dijadikan ladang menggali keuntungan perawat dalam menjalankan bisnisnya.
Sehingga hal yang dikhawatirkan ketika perawat mengimplementasikan bisnisnya
akan berdampak pada keseimbangan antara kualitas pelayanan kesehatan dan akses
keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan tersebut. Pelayanan kesehatan akan
mengalami perubahan paradigma dari berorientasi kemanusiaan bergeser ke orientasi
bisnis.
Paradigma pelayanan kesehatan yang berorientasi ke bisnis menuntut tidak hanya
berorientasi kemanusiaan tapi juga berorientasi pada keuntungan. Pada akhirnya
pelayanan kesehatan pun tidak dikelola dengan profesional. Kualitas pelayanan
kesehatan, keterjangkauan biaya oleh klien, peningkatan kualitas, serta kuantitas
sarana medis menjadi hal yang rawan ketika terjadi pergeseran paradigma pelayanan
kesehatan yang berorientasi ke bisnis.
Perawat yang memiliki jiwa entrepreneurship juga dikhawatirkan akan berdampak
pada pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Nursepreneur akan sibuk
berorientasi pada keuntungan semata dalam memberikan asuhan keperawatan ke
pasien. Pelayanan kesehatan kepada pasien menjadi seadanya dan tidak sesuai standar
asuhan keperawatan yang sudah ditetapkan ketika tidak ada nilai keuntungan yang
akan didapatkan.
Jika mereka tidak berorientasi pada keuntungan akibat pelayanan yang
diberikannya, maka mereka akan kehilangan sumber pemasukan tambahan dari
pelayanan kesehatan yang telah diberikan. Padahal, keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Perry &
Potter, 2005).

Anda mungkin juga menyukai