TENTANG
FARMAKODINAMIKA
OLEH
NAMA : ARLIS DANITA
NIM : (04112681620003)
BKU : FARMAKOLOGI KEDOKTERAN
Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT yang telah begitu banyak
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Farmakodinamika ini dengan baik.
Tugas ini berisikan materi-materi pengantar ilmu sejarah dimana dalam
setiap tulisannya mengandung motivasi yang dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan bagi mereka yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki kekurangan-kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi. Hal
ini dikarenakan kebatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu Kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak guna
perbaikan dalam pembuatan tugas-tugas selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Amin…
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk
1. Mengetahui pengertian farmakodinamika
2. Mengetahui mekanisme kerja obat
3. Mengetahui respon penderita terhadap suatu obat
4. Mengetahui tujuan mempelajari farmakodinamik dan mekanisme obat
5. Mengetahui macam - macam reseptor
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
halus, maka absorpsi juga berkurang. Obat-obat yang mempunyai dasar
protein,seperti insulin dan hormon pertumbuhan, dirusak di dalam usus halus
oleh enzim-enzim pencernaan. Absorpsi pasif umumnya terjadi melalui difusi
(pergerakan darikonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah).
Dengan proses difusi, obat tidak memerlukan energi untuk menembus
membran. Absorpsi aktif membutuhkan karier (pembawa) untuk bergerak
melawan perbedaan konsentrasi. Sebuah enzim atauprotein dapat membawa
obat-obat menembus membran. Pinositosis berarti membawaobat menembus
membran dengan proses menelan.Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran
darah, rasa nyeri, stres, kelaparan,makanan dan pH. Sirkulasi yang buruk
akibat syok, obat-obat vasokonstriktor, ataupenyakit yang merintangi absorpsi.
Rasa nyeri, stres, dan makanan yang padat, pedas,dan berlemak dapat
memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga obat lebih lama berada
di dalam lambung. Latihan dapat mengurangi aliran darah denganmengalihkan
darah lebih banyak mengalir ke otot, sehingga menurunkan sirkulasi kesaluran
gastrointestinal. Obat-obat yang diberikan secara intramuskular dapat
diabsorpsi lebih cepat diotot-otot yang memiliki lebih banyak pembuluh
darah, seperti deltoid, daripada otot-otot yang memiliki lebih sedikit pembuluh
darah, sehingga absorpsi lebih lambatpada jaringan yang demikian..
DistribusiDistribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam
cairan tubuh danjaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah,
afinitas (kekuatanpenggabungan) terhadap jaringan,dan efek pengikatan
dengan protein. Ketika obat didistribusi di dalam plasma, kebanyakan
berikatan denganprotein (terutama albumin) dalam derajat (persentase) yang
berbeda-beda. Obat-Obatyang lebih besar dari 80% berikatan dengan protein
dikenal sebagai obat-obat yangberikatan dengan tinggi protein. Salah satu
contoh obat yang berikatan tinggi denganprotein adalah diazepam (Valium):
yaitu 98% berikatan dengan protein. Aspirin 49% berikatan dengan protein
clan termasuk obat yang berikatan sedang dengan protein.Abses, eksudat,
kelenjar dan tumor juga mengganggu distribusi obat.Antibiotika tidak dapat
didistribusi dengan baik pada tempat abses dan eksudat.Selain itu, beberapa
obat dapat menumpuk dalam jaringan tertentu, seperti lemak,tulang, hati,
vii
mata, dan otot.3. BiotransformasiFase ini dikenal juga dengan metabolisme
obat, diman terjadi proses perubahan struktur kimia obat yang dapat terjadi
didalam tubuh dan dikatalisis olen enzim.4. Ekskresi atau eliminasiRute utama
dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain meliputi empedu, feses,
paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat bebas, yang tidak berikatan,
yang larut dalam air, dan obat-obat yang tidak diubah, difiltrasi oleh
ginjal.Obat-obat yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh
ginjal. Sekali obatdilepaskan ikatannya dengan protein, maka obat menjadi
bebas dan akhirnya akandiekskresikan melalui urin.pH urin mempengaruhi
ekskresi obat. pH urin bervariasi dari 4,5 sampai 8.Urin yang asam
meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat basa lemah. Aspirin,suatu
asam lemah, dieksresi dengan cepat dalam urin yang basa. Jika
seseorangmeminum aspirin dalam dosis berlebih, natrium bikarbonat dapat
diberikan untuk mengubah pH urin menjadi basa. Juice cranberry dalam
jumlah yang banyak dapatmenurunkan pH urin, sehingga terbentuk urin yang
asam.Setiap orang mempunyai gambaran farmakokinetik obat yang berbeda-
beda. Dosis yang sama dari suatu obat bila diberikan pada suatu kelompok
orang, dapat menunjukkan gambaran kada dalam darah yang berbeda-beda
dengan intensitas respon yang berbda-beda pula. Kemudian setelah
farmakodinamik, ada satu bahasan lagi dalam ilmu farmakologi, yaitu
farmakodinamik.Farmakodinamik ialah subdisiplin farmakologi yang
mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya.
viii
sekelompok reseptor obat tertentu juga berperan sebagai reseptor untuk ligand
endrogen (hormon, neurotransmitor). Substansi yang efeknya menyerupai
senyawa endrogen disebut agonis. Sebaiknya, senyawa yang tidak mempunyai
aktivitas intrinsik tetapi menghambat secara kompetitif efek suatu agonis
ditempat ikatan agonis (agonist bind-ing site) disebut antagonis.
ix
Berikut adalah serba serbi tentang Farmakodinamik. Definisi
farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi
obat serta mekanisme kerjanya.
1. Reseptor Obat
Reseptor adalah makromolekul ((biopolimer)khas atau bagiannya
dalam organisme yakni tempat aktif obat terikat.
Komponen yang paling penting dalam reseptor obat adalah protein.
struktur kimia suatu obat berhubungan erat dengan affinitasnya terhadap
reseptor dan aktivitas intrinsiknya, sehingga perubahan kecil dalam
molekul obat dapat menimbulkan perubahan yang besar.
x
interaksi molekul obat dengan reseptornya. Lebih mudahnya dirumuskan
seperti ini.
Obat (O) + Reseptor (R) --> Kompleks obat reseptor (OR) ---> Efek
3. Efek Terapeutik
Tidak semua obat bersifat betul-betul menyembuhkan penyakit,
beberapa obat memang dibuat hanya untuk meniadakan atau meringankan
gejala suatu penyakit. Berikut ini adalah tiga jenis terapi obat:
Terapi Kausal, obat yang berfungsi untuk memusnahkan penyebab
penyakit, obat inilah yang digunakan untuk menyembuhkan penderita dari
penyakit. contoh obat dengan terapi kausal adalah antibiotik, anti malaria
dan lain-lain.
Terapi simptomatis, obat ini berguna untuk meringankan gejala dari
suatu penyakit. contoh obat jenis ini adalah analgesik, antipiritik, anti
emetik dan sebagainya.
Terapi subtitusi, obat yang digunakan untuk mengantikan zat yang
lazim diproduksi oleh tubuh. misal insulin pada penderita diabetes,
hormon estrogen pada pasien hipo fungsi ovarium dan obat-obat hormon
lainnya.
xi
membrane sebanyak tujuh kali dan terikat dengan sistem efektor yang
disebut protein G. reseptor ini memperantarai beberapai aksi
neurotransmitter dan hormon secara lambat. Contoh reseptor ini misalnya
reseptor asetil kolin muskarinik, reseptor adrenergic, reseptor histamine,
reseptor dopaminergik, dan reseptor serotonin.
xii
BAB III
KESIMPULAN
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Syarif, Amir, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI.
Tjay, Tan Hoan, dkk. Obat-Obat Penting Edisi 6. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
http://dianhusadafitrii.blogspot.com/p/pengertian-farmakodinamik.html
http://aboealkhair.blogspot.com/2013/05/farmakologi-farmakokinetik-dan.html
http://kumpulanmakalah-dandifazri.blogspot.com/2012/04/makalah-
farmakodinamik.html
xiv