Anda di halaman 1dari 6

Aritmatika Sosial

Kegiatan Belajar 1 : Bunga Tunggal


1. BUNGA
Secara matematika “bunga” dapat ditafsirkan sebagai suatu jasa yang berbentuk uang yang
diberikan oleh seseorang peminjam atau pembeli terhadap orang yang meminjamkan modal atau
penjual atas dasar kesepakatan bersama.
Misalkan seseorang meminjam uang pada sebuah Bank sejumlah Rp. 1.500.000,00 dan telah
disepakati bahwa dalam jangka waktu satu tahun orang tersebut harus mengembalikannya
sejumlah Rp. 1.620.000,00. uang Rp. 1.500.000,00 disebut modal dan uang kelebihan sebesar Rp.
120.000,00 disebut bunga atau jasa atas pinjaman modal itu. Besarnya bunga sering dinyatakan
dalam % (di baca persen) dan disebut sebagai suku bunga yaitu menyatakan perbandingan antara
bunga dengan modal dalam satuan waktu tertentu (minggu, bulan, atau tahun). Dalam persoalan
diatas suku bunga per tahunnya dapat dinyatakan dengan :

Dalam bentuk lebih umum, jika suatu modal sebesar M0 dibungakan dengan mendapat jasa modal
sebesar b maka besarnya suku bunga persatuan waktu dapat ditentukan dengan memakai rumus :
s = b / mo dan b = s X M0
s = suku bunga
b = bunga modal
Mo = modal/pinjaman awal
Contoh soal :
a. Seorang pedagang buah-buahan menabung uangnya sebesar Rp. 1.500.000,00 di Bank dengan
bunga 8% setiap tahun. Berapakah bunga setelah 1 tahun?
Jawab:
M0 = Rp. 1.500.000,00
s = 8% pertahun
b = 8% x 1.500.000
= 120.000 jadi bunga yang diterima setelah 1 tahun adalah Rp 120.000,00

2. BUNGA TUNGGAL
Bunga tunggal adalah perhitungan dalam jangka waktu/ periode tertentu dan jika pada waktu yang
telah disepakati tidak diambil maka bunga itu tidak diperhitungkan pada periode berikutnya.
Bunga tunggal berlaku untuk simpanan deposito di hitung usai jatuh tempo ( satu periode ) seiring
dengan waktu yang disepakati. Seperti yang telah dikatakan di atas jika bunga tidak diambil maka
nilainya tidak mengalami perubahan atau tidak mendapat bunga. Oleh karena itu, dalam
pengambilan suatu deposito yang sudah jatuh tempo berarti pengambilan modal dan bunga secara
keseluruhan.
Rumus untuk menghitung modal akhir pada bunga tunggal :
M = Mo + b
M = Mo + s /100 . Mo atau M = Mo (1 + s/100)

Dengan M = besarnya uang yang dikembalikan setelah satu periode


Mo = besarnya modal yang di pinjamkan
s% = suku bunga persatuan waktu

jika modal Mo di bungakan selama n periode ( bulan atau tahun) dan suku bunga s% ( per bulan
atau per tahun ) dengan cara bunga tunggal, maka menentukan besar modal itu beserta bunganya
adalah :

Mn = Mo (1+n.s )

Keterangan :
Mn = Modal untuk periode ke-n
Mo = besarnya modal yang dipinjamkan / modal awal
s= suku bunga persatuan waktu

Contoh soal :
a. Untuk memperbesar usaha pertaniannya Wayan Sugriwa pinjam uang di Bank. Setelah 9
bulan pinjamannya menjadi sebesar Rp. 2.560.000,00. Perhitungan piutang berdasarkan bunga
tunggal 1 tahun sebesar 14%. Tentukan nilai tunai (pinjaman pokok) utang tersebut !
Jawab :

M9 = Rp. 2.560.000,00
s ( bunga dlm 1 th ) = 14%
s ( bunga dlm 1 bln ) = 14% / 12 = 1 1/6% = 7/6%

Mn = Mo (1+n.s) dimana n = bulan ke-9


2.560.000=Mo (1+ 9.7/6%)
Mo = 2.560.000 : ( 1+ 9.7/6% )
= 2.560.000 : ( 1+ 0,105 )
= 2.560.000 : 1,105
= 2.316.742,081
Jadi pinjaman awal atau Mo = Rp. 2.316.742,081,00

b. Modal sebesar Rp. 2.000.000,00 dipinjamkan dengan perjanjian bunga tunggal. Hitunglah
besarnya bunga dan modal akhir, jika suku bunga per tahun lamanya peminjaman adalah 15%
dalam jangka waktu 8 bulan!
Jawab :

Mo = Rp. 2.000.000,00
b ( dlm 1 thn ) = s x Mo = 15% x Rp. 2.000.000,00 = Rp. 300.000,00
b ( dlm 8 bln ) = s x Mo = 8/12 x Rp. 300.000,00 = Rp. 200.000,00
Jadi, modal seluruhnya atau modal akhir :
M = Mo + B
= Rp. 2.000.000,00 + Rp. 200.000,00
= Rp. 2.200.000,00
Atau :
M = Mo (1+n.s)
= 2.000.000 ( 1+ 8/12.15% )
= 2.000.000 (1,1)
= Rp. 2.200.000,00

3. DISKONTO TUNGGAL
Dalam praktek sering terjadi bunga atas pinjaman dibayarkan terlebih dahulu pada saat awal
peminjaman, sehingga besarnya uang yang diterima oleh peminjam merupakan selisih antara
besarnya pinjaman dengan besarnya bunga. Sdangkan besarnya uang yang harus dikembalikan
harus sesuai dengan besarnya pinjaman berdasarkan perjanjian. Bunga yang dibayar di muka itu
disebut diskonto.
Pembayaran bunga pada awal waktu peminjaman atau diskonto diberlakukan terhadap sejumlah
modal tetap ( modal tidak berubah besarnya ) dinamakan diskonto tunggal.

Rumus menghitung diskonto adalah ;


b = w.s.mo ( langkah pertama mencari bunga dalam diskonto)
d = mo - b
keterangan :
b = bunga
d = diskonto
w = waktu
s = suku bunga persatuan waktu
mo = modal awal/ pokok

Contoh soal :
a. Seseorang meminjam uang di Bank sebesar Rp 2.000.000,00 dengan perjanjian diskonto 9%
dalam waktu satu tahun. Berapakah besarnya uang yang diterima oleh si peminjam tersebut?
Jawab :

mo = Rp. 2.000.000
s = 9%
w = 1 th
b = w . s .mo
= 1 . 9% . 2.000.000
= 180.000,00
Jadi besarnya uang yang diterima orang tersebut dari Bank adalah
Rp. 2.000.000 – Rp. 180.000 = Rp. 1. 820.000,00
b. Pengusaha tambak bandeng dan udang menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 28. 000.000,00
selama 7 tahun dengan perhitungan bunga tunggal. Berapakah besar suku bunga. Jika total uang
yang diperoleh Rp. 5.000.000,00 per tahun?
Jawab :
mo = Rp. 28. 000.000,00
w = 7 tahun
m = Rp. 5.000.000,00
m7= 7 x Rp. 5.000.000 = Rp. 35.000.000
I. b = m7 – mo
= 35.000.000 – 28.000.000
= 7.000.000
II. b = s/100 .w. mo
7.000.000 = s/100 x 7 x 28.000.000
7.000.000 = 1.960.000 s
s = 7.000.000 : 1.960.000
= 3,57%
Jadi suku bunga yang diperoleh adalah 3,57%

Kegiatan Belajar 2 : Bunga Majemuk

BUNGA MAJEMUK

Sesudah interval waktu yang disepakati berakhir, maka bunga dari suatu modal akan dihitung
sehingga di peroleh nilai bunga dalam interval periode waktu tersebut. Apa bila bunga tersebut
tidak diambil akan terkena bunga pada perhitungan bunga dalam peroide berikutnya, yang
demikian dinamakan bunga majemuk.
Setiap selesainya satu peminjaman disebut jatuh tempo. Jumlah modal dan semua bunga majemuk
selama satu periode pinjaman dinamakan jumlah total majemuk. Suku bunga mejemuk yang
diperhitungkan untuk satu periode peminjaman biasanya satu tahun, dinamakan suku bunga
nominal. Satuan waktu untuk perhitungan bunga majemuk tersebut disebut periode konvensi.
Penyederhanaan rumus :
Mn= m0 (1+b0)
Mn = jumlah total majemuk dalam periode ke n / nilai akhir modal
M0 = modal awal sebelum di tambah dengan bunga
b0 = bunga majemuk
Jika total bunga majemuk di ketahui maka modal awal / asli dapat di cari dengan rumus :

Contoh soal :
a. Pedagang beras antar pulau menyimpan uangnya sebesar Rp. 60.000.000,00 di Bank dengan
bunga majemuk sebesar 12% per tahun. Tentukan nilai akhir modal tersebut selama 6 bulan!
Jawab :
M0 = Rp. 60.000.000
B0 ( 1 th ) = 12%
B0 ( 1 bln )= 12% / 12 = 1%
M6 = m0 (1+ b0)
= Rp. 60.000.000 (1+1%)
= Rp. 60.000.000 (1+0,01)
= Rp. 60.000.000 (1,01)
= Rp. 63.691.209,04

Kegiatan Belajar 3 : Rente atau Anuitas

Pinjaman kredit adalah pinjaman uang dengan pengembalian secara bertahap atau angsuran
dilakukan secara berkala atau periodic. Sedangkan rente adalah serangkaian pembayaran atau
penerimaan yang sama jumlahnya, yang harus dibayarkan atau diterima pada tiap akhir periode
atas suatu pinjaman kredit.
Waktu pembayaran di bank ada 2 macam, yaitu;
1. Pelaksanaan pembayaran pada awal periode konversi di namakan Pranumerando.
2. Pelaksanaan pembayaran pada akhir periode konversi di sebut Postnumerando

Ada 3 komponen untuk menentukan besar rente, yaitu ;


1. Besar pinjaman atau utang P. di bayarkan secara periodic atau berkala
2. Bunga atau suku bunga majemuk atas pinjaman atau tabungan per tahun (b % atau s)
3. Jangka waktu dan jumlah periode pembayaran (t)
4. Jumlah keseluruhan awal yaitu besarnya modal/utang dan bunganya selama t periode
(konversi yang dilakukan setiap awal/permulaan periode konversi (nt Prae)
5. Jumlah keseluruhan akhir yaitu besar modal/utang dan bunganya selama t periode konversi
yang dilakukan pada setiap akhir periode konversi ( Mt post).

NILAI TUNAI

Ada 2 macam nilai tunai, yaitu :


1. Nilai tunai awal, dibayarkan pada awal periode konversi pertama secara berkala dari jumlah
uang tetap pada akhir setiap periode konversi, selama t periode konversi (mt(prae).
2. Nilai tunai akhir, di bayarkan pada khir periode konversi pertama dari sejumlah uang tetap
secara berkala pada setiap akhir periode konversi, selama t periode konversi.

Keterkaitan dua macam nilai :


b Mt (Prae) = (1+b) [ (1+b) -1] P Jumlah total awal Mt (Prae)
b Mt (Post) = (1+b) [ (1+b) -1] P Jumlah total akhir Mt (Prae)
b Mt (prae) = [ 1 - (1+b) ] P untuk nilai tunai awal Mt (Prae)
b Mt (post) = (1 +b) [ 1 - (1+b) ] P Untuk nilai tunai akhir Mt (Prae)

Contoh soal :
1. Simpanan pengusaha minyak kelapa sawit Rp. 10.000.000,00 di bayarkan tahunan dengan
bunga majemuk 12% per tahun. Lama menabung 5 tahun. Berapakah jumlah total akhir mt (post)
dari simpanan itu?
Jawab :

Cara 1
b Mt (post) = (1+b) [ (1+b) -1] P

0,12 = [ (1+0,12) -1] Rp. 10.000.000,00

= (1,12) - 1 Rp. 10.000.000,00

0,12 = 7.623.416,83 : 0,12


= Rp. 63.528.473,58

Cara 2
Payment / pembayaran ke 1 dan bunganya selama 4 tahun
Ke-1 tahun ke-4 = (1,1) x 10 = Rp. 14.641.000,00
Ke-2 tahun ke-3 = (1,1) x 10 = Rp. 13.310.000,00
Ke-3 tahun ke-2 = (1,1) x 10 = Rp. 12.100.000,00
Ke-4 tahun ke-1 = (1,1) x 10 = Rp. 11.000.000,00
Ke-5 tahun ke-0 = Rp. 10.000.000,00
Jumlah seluruhnya Mt (Post) = Rp. 61.051.000,00

Anda mungkin juga menyukai