Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk
hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan
khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai
ukuran sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun
Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur
tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya
melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga
keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya.
Nutrien dan vitamin dalam media pertumbuhan berfungsi untuk membentuk
substansi yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan vitamin
berbeda-beda pada masing-masing mikroorganisme. Mikroorganisme memperlihatkan
gejala yang berlainan dalam pola pengambilan nutrisi, meskipun
semua mikroorganisme membutuhkan vitamin dalam proses metabolismenya, namun
beberapa jenis mikroorganisme mampu mensintesis kebutuhan vitaminnya sendiri dari
senyawa-senyawa lain di dalam medium.
Pembiakan mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan untuk
menjadi tempat tumbuh dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan terdiri
dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh
(ZPT). Pembuatan media ini dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa
organik dan senyawa kompleks lainnya.
Media berfungsi untuk tempat tumbuhnya mikroba, isolasi, memperbanyak
jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam
proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media itu sendiri.
Media juga berperan sebagai wadah atau tempat zat hara yang digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme,
dan pergerakan. Umumnya, media pertumbuhan berisi air, sumber energi, zat hara
sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur
lainnya. Variasi dalam tipe nutrisi, diimbangi oleh tersedianya berbagai macam media
yang banyak macamnya untuk kultivasinya, oleh sebab itu dalam laporan ini akan
membahas lebih lanjut kebutuhan dasar mikroorganisme, macam-macam media
pertumbuhan, dan prosedur umum pembuatan media pertumbuhan guna menunjang
kegiatan pembelajaran mikrobiologi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah yang telah dibahas, rumusan masalah yang
coba dipecahkan antara lain :
a. Bagaimana kebutuhan dasar mikroorganisme dapat terpenuhi dalam prosedur
pembuatan media pertumbuhan?
b. Bagaimana peran macam-macam media pertumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan dasar mikroorganisme?
c. Bagaimana langkah-langkah pembuatan media pertumbuhan?

C. Tujuan
Tujuan makalah pembuatan media untuk biakan mikroorganisme yatiu :
a. Mengetahui kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus dipenuhi dalam media
pertumbuhan
b. Mengetahui macam-macam media pertumbuhan
c. Mempelajari prosedur umum pembuatan media pertumbuhan
D. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari makalah pembuatan media pertumbuhan adalah:
a. Dapat mengetahui kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus dipenuhi dalam
media pertumbuhan
b. Dapat mengetahui macam-macam media pertumbuhan
c. Dapat mempelajari dan melakukan prosedur umum pembuatan media
pertumbuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Fungsi Media Penumbuhan


Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan
maka dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Hidayat dkk: 2006). Menurut Unus
Surawiria (1986) media adalah susunan bahan baik bahn alami (seperti tauge, kentang,
daging, telur, wortel dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia,
organik ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba.
Medium penumbuhan merupakan substrat yang kaya akan nutrien yang
selanjutnya digunakan untuk membiakkan mikrobia. Nutrient dapat diartikan sebagai
bahan-bahan organik dan atau bahan anorganik yang berfungsi sebagai sumber energi
atau penerima elektron bagi organisme.
Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media
diperlukan persyaratan tertentu yakni bahwa:
a. Di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
b. Media harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba
c. Media harus dalam keadaan steril.
Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut :
1. Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat
nutrisi
2. Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang
menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
3. Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan
selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu
ruang atau suhu dingin.

B. Persyaratan Media
1. Tingkat keasaman (pH)
Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6 – 7,0
merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan kapang dan
khamir tumbuh pada pH yang lebih rendah.

2. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum
tertentu untuk pertumbuhannya. Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhan, mikroba
dibedakan atas tiga kelompok sebagai berikut:
a. Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan pada suhu
0-20o C.
b. Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 20- 45o C.
c. Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas 45 o C.
Kebanyakan mikroba perusak pangan merupakan mikroba mesofil, yaitu tumbuh
baik pada suhu ruangan atau suhu kamar. Bakteri pathogen umumnya mempunyai suhu
optimum pertumbuhan sekitar 37o C, yang juga adalah suhu tubuh manusia. Oleh
karena itu suhu tubuh manusia merupakan suhu yang baik untuk pertumbuhan beberapa
bakteri pathogen. Mikroba perusak dan pathogen umumnya dapat tumbuh pada kisaran
suhu 4–66oC.
3. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai
sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon,
nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.Kondisi
tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber
nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di
lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan
bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi
mikroba agar pertumbuhannya terkendali.

4. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk
pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba dibedakan atas 4
kelompok sebagai berikut:
• Aerob, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
• Anaerob, yaitu mikroba yang tumbuh tanpa membutuhkan oksigen.
• Anaerob fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau tanpa adanya
oksigen.
• Mikroaerofil, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen pada konsentrasi yang
lebih rendah daripada konsentrasi oksigen yang normal di udara. Mikroba
perusak pangan sebagian besar tergolong aerob, yaitu membutuhkan oksigen
untuk pertumbuhannya, kecuali bakteri yang dapat tumbuh pada saluran
pencernaan manusia yang tergolong anaerob fakultatif.

5. Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmose
lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis. Sebaliknya
tekanan osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel membengkak dan
juga dapat mengakibatkan rusaknya sel. Olah karena itu dalam mempertahankan
hidupnya, sel bakteri harus berada pada tingkat tekanan osmose yang sesuai, walaupun
sel bakteri memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan osmose dengan lingkugannya
tidak boleh terlalu besar.

6. Sterilitas
Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang
dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.

C. Bahan-Bahan Media Pertumbuhan


Medium yang paling banyak digunakan dalam pembiakan mikroba adalah kaldu
cair dan kaldu agar. Menurut Kusnadi dkk (2003) bahan-bahan media pertumbuhan
mikrobia meliputi:
a. Bahan dasar
1. Air (H2O) sebagai pelarut
2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit
didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu
45oC.
3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah
polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya
adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya
dibanding agar.
4. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan
media bagi mikroorganisme autotrof obligat.
b. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel
yaitu berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen
(N), Phospor (P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber
karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.

c. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator
perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik
ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:
1. Agar. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat
(gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk
membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk
melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali
atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada
pH yang asam.
2. Peptone. Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati
seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya.
3. Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa,
plasenta, dan daging sapi.
4. Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat
alkohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B
kompleks).
5. Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam
amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan
dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dan lain-lain.
Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.

D. Macam-Macam Media Pertumbuhan


Menurut Jawet dkk (1996) media pertumbuhan mikrobia meliputi:
a. Medium berdasarkan sifat fisiknya dibagi menjadi :
1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah
dingin media menjadi padat.
2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media
semisolid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat
menyebar ke seluruh media, tetapi tidak mengalami percampuran
sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB
(Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau
kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini
dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth,
kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat,
tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata di seluruh media.
3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah
NB (Nutrient Broth), dan LB (Lactose Broth).
b. Medium berdasarkan komposisi
1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis
dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
2. Medium semisintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui
secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar,
dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, secara detail
tidak dapat mengetahui tentang komposisi senyawa penyusunnya.
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion
Agar, Pancreatic Extract.

c. Medium berdasarkan tujuan


1. Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan
mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
2. Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan
merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya
adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk
merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang
peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk
membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
3. Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah,
serum, dan kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk
mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya
membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile
Agar, Serum Agar, dan lain-lain.
4. Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.
5. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik
Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme
suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang
digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai
sumber karbon.
6. Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu
mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan
adanya perubahan kimia. Contohnya
adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
7. Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya
berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial,
misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih
Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan
warna media di sekeliling koloni.

d. Medium TA dan TC
Medium (Taoge Agar) berdasarkan susunannya merupakan medium organik
semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan
senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena
mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya merupakan
medium umum yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum yang
berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan jamur serta memiliki warna cream. Medium
TA terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon
dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan
aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium
TA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TA ini,
berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium). Berdasarkan
fungsinya, TA termasuk medium penguji (assay medium), karena dapat digunakan
untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain. Melalui medium ini dapat
diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan jamur.
Medium TC (Taoge Cair) berdasarkan susunannya merupakan medium organik
semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan
senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium cair karena
mengandung agar konsistensi cair; berdasarkan kegunaannya merupakan medium
umum yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk
pertumbuhan bakteri dan jamur serta memiliki warna cream. Medium TC terdiri dari
tauge yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin,
sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest
sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium TC
digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme dalam jumlah besar.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium TA dan TC, antara lain:
1. Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba,
pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.
2. Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber
energi bagi mikroba.
3. Agar, sebagai bahan pemadat medium. (TC tidak memakai agar)
4. Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
5. Pada akhir percobaan sebelum digunakan untuk menumbuhkan mikroba medium
harus disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C dan tekanan 2 atmosfer dengan
tujuan agar medium tersebut bebas dari pengaruh mikroba yang ada di udara luar.
BAB III
METODOLOGI

A. Bahan dan Alat Penelitian


Bahan:
 15 g Agar batangan
 240 g Gula
 1 kg Taoge
 4L Aquades
Alat :
 Cawan Petri 115 buah
 Tabung Reaksi 158 buah
 Gelas ukur 2 buah
 Erlenmeyer volume 100 ml 9 buah
 Erlenmeyer volume 250 ml 18 buah
 Oven 1 buah
 Autoklaf 1 buah
 Tali kasur Sesuai kebutuhan

B. Proses Pembuatan Media Pertumbuhan


Pembuatan media pertumbuhan diawali dengan mensterilisasi
semua peralatan yang akan digunakan sebagai wadah media. Hal yang harus dilakukan
adalah membersihkan semua alat-alat dengan sabun hingga bersih,
kemudian membilas dengan menggunakan akuades. Selanjutnya, kita harus
mensterilkan semua peralatan tersebut dengan cara memasukkan ke dalam oven
selama 24 jam dengan suhu 1600C.
C. Pembuatan Media Umum ( Taoge Agar dan Tauge Cair )
1. Membersihkan dan menimbang taoge sebanyak 1 kg.
2. Memasak taoge dengan menambahkan 4 liter akuades. Kemudian setelah
mendidih, membiarkannya selama 20 menit.
3. Menyaring ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan kain
dan menutup dengan kapas pada bagian atas sehingga diperoleh
filtrat sebesar 4 liter.
4. Menambahkan 240 gram gula ke dalam filtrat dan melakukan pemanasan
sampai gula larut sempurna.
5. Kemudian membagi hasil filtrat menjadi dua bagian yaitu bagian yang
pertama sebanyak 3,9 liter untuk media tauge agar (TA) dan bagian yang
kedua sebanyak 100 ml media tauge cair (TC).
6. Untuk pembuatan media Tauge Cair (TC), kita harus memasak 100 ml
filtrat + 240 gram gula hingga mendidih dengan mempertahankan volume
hasil filtrat tersebut hingga 100 ml.
7. Untuk pembuatan media Tauge Agar (TA), kita harus memasak 3,9 liter
filtrat + 240 gram gula hingga mendidih dan menambahkan 52,5 gram agar
dengan mempertahankan volume hasil filtrat tersebut hingga 3,9 liter.
8. Memasukkan media tersebut ke dalam 9 tabung reaksi dan mengisi setiap
tabung dengan 9 ml media tauge cair (TC)
9. Memasukkan media yang telah siap ke dalam tiap tabung reaksi 5
ml dengan jumlah total 86 buah , 150 ml erlenmeyer vol 250 ml dengan
jumlah total 9 buah, 100 ml erlenmeyer vol 250 ml dengan jumlah total 9
buah dan 40 ml erlenmeyer vol 100 ml.
10. Menyumbat mulut tabung reaksi dan Erlenmeyer dengan sumbat kapas,
kemudian menutupnya dengan aluminium foil lalu membungkus
dengan kertas, memasukkan ke dalam plastik tahan panas
dan mengikat dengan tali kasur.
11. Mensterilisasi media tersebut dengn autoklaf selama 15 menit pada suhu
1210C dengan tekanan 1 ATP.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan yang
terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan sel
dan memperoleh energi, adalaah bahan makanan. Pada dasarnya sesuatu larutan biak
sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-syarat berikut. Di dalamnya harus tersedia
semua unsur yang ikut serta pada pembentukan bahan sel dalam bentuk berbagai
senyawa yang dapat dioloah (Schlegel, 1994).
Macam-macam media pertumbuhan berdasarkan sifat fisik yaitu medium padat,
medium setengah padat dan cair. Media padat yaitu media yang mengandung agar 15
% sehingga setengah dingin media menjadi padat. Medium setengah padat adalah
media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat,
tidak begitu cair. Medium cair adalah media yang tidak mengandung agar, contohnya
adalah Nutrient Broth dan Lactose Broth. Digunakan sterilisasi kering menggunakan
oven untuk mensterilisasi alat seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan cawan petri.
Dan sterilisasi basah menggunakan autoclaf untuk sterilisasi bahan yang sudah ada
isinya. Pada pembuatan media taoge agar digunakan agar media dari taoge cair yang
dibuat menjadi padat.
Media yang digunakan untuk keperluan mikrobiologi harus dalam keadaan steril,
artinya di dalam bahan tersebut tidak didapatkan pertumbuhan mikroba yang tidak
diharapkan baik di dalam bentuk spora atu bentuk lainnya. Keadaan ini mempunyai
maksud dan tujuan agar jika bahan tersebut dipergunakan, maka hanya mikroba yang
dimaksud yang akan tumbuh berkembang. Tujuan kedua ialah untuk meminimalkan
kemungkinan besar pertumbuhan mikroba yang lain, yang akan menghambat atau
mematikan mikroba yang kita tumbuhkan. Susunan media pada mikroba harus
memiliki kandungan air, nitrogen, sumber energi atau unsur C, dan faktor
pertumbuhan, agar bakteri dapat tumbuh dengan baik.
Susunan bahan baik bahan alami atau bahan buatan yang digunakan untuk
perkembangan dan pertumbuhan mikroba haruslah terkandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, harus mempunyai
tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba.
Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media
merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus
menggunakan bahan yang mengandung banyak protein dangan berbagai
konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri (Stanier, 2001). Salah satu bahan
yang sering dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi sebagai sumber protein,
sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk media
pertumbuhan mikroba.
Dalam makalah pembuatan media kali ini, media yang dibuat adalah taoge cair
(TC) dan taoge agar (TA). Perbedaan antara kedua media ini adalah pada media taoge
cair tidak ditambahkan agar karena media ini digunakan sebagai pertumbuhan bakteri,
ragi, dan mikroalga. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam makalah ini
karena dalam taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa
yang dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan phospat.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mikroorganisme hidup dan berkembang memerlukan kebutuhan dasar seperti air,
senyawa-senyawa sumber energi (karbon dan nitrogen), mineral, faktor tumbuh, dan
kondisi lingkungan yang sesuai (pH, suhu, dan tekanan osmose). Nutrien dan vitamin
dalam pembiakan berfungsi membentuk substansi yang mengaktivasi
enzim khususnya pada media. Kebutuhan akan nutrisi dan vitamin masing-masing
mikroorganisme berbeda-beda, oleh sebab itulah memerlukan media yang berbeda pula
sebagai tempat biak atau tempat tumbuhnya. Pada dasarnya media pertumbuhan dapat
dikelompokan menjadi 3 kelompok besar yaitu berdasarkan komposisi bahan media,
berdasarkan konsistensinya dan berdasarkan fungsinya dan didalam ketiganya terdapat
karakteristik yang berbeda-beda.
Makalah pembuatan media kali ini menggunakan media Taoge Cair (TC) dan
Taoge Agar (TA). Perbedaan antara kedua media ini adalah pada media taoge cair tidak
ditambahkan agar karena media ini digunakan sebagai pertumbuhan bakteri, ragi, dan
mikroalga. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum ini karena
dalam taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa yang
dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan pospat. Pembuatan TA pun
memiliki kekhasan tersendiri yaitu harus terlebih dahulu dimiringkan
untuk mendapatkan media pertumbuhan yang miring sehingga memudahkan ketika
penanaman mikroba (mikroba dapat menempel secara sempurna).

B. Saran
Pembuatan media pertumbuhan ini memerlukan waktu yang lama, dibutuhkan
kesabaran ketika menunggu pensterilisasian dan juga ketelitian penuh agar tidak
terdapat mikroba yang tidak diinginkan menempel pada alat maupun media
pertumbuhan. Bahan Pembuatan media ini sebaiknya dilakukan di luar jam makalah
karena proses yang lama itu tadi, sehingga dapat menghemat waktu. Bahan-bahan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang telah tertulis dalam panduan, jika akan
mambuat lebih harus dikalikan kelipatannya untuk semua bahan. Pada saat
penambahan akuades ke dalam filtrat yang telah ditambahkan gula, penambahannya
harus diperhatikan (tidak boleh kurang dari ketentuan).
DAFTAR PUSTAKA

Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.

Soeryowinoto, M. 1985. Budidaya Kepalasari dan Aspek-aspek yang Menyangkutnya.


Pusat Antar-Universitas (PAU). Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.

Hidayat, Nur dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.

Jawet, Melnik dan Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Kusnadi, Peristiwati dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA: Universitas Pendidikan


Indonesia.

Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular


Biologi, 3rd Edition. John Wisey & Sons, LTD. New
York. http://anyleite.wordpress.com/2013/02/12/medium-dan-cara-
pembuatan-medium/ diakses tanggal 21 Agustus 2014.

Suriawiria, Unus. 1986. Mikrobiologi. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka

Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.

Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World, terj. Jogjakarta : UGM Press

Anda mungkin juga menyukai