Anda di halaman 1dari 80

Kata Pengantar 79

PENGANTAR REDAKSI

Alhamdulillaah, kami panjatkan syukur kepada Alloh SWT atas segala nikmat yang Ia
limpahkan sehingga Jurnal Komuniti Volume 9 No. 2 edisi September 2017 dapat terbit
dengan baik dan lancar. Tentu saja, kami berharap jurnal ini dapat memperkaya khazanah
pengetahuan dalam bidang Ilmu Komunikasi.
Jurnal Komuniti edisi ini menghadirkan tema yang beragam meliputi public relation,
dan literasi media, Komunikasi Multikultural, komunikasi organisasi dan kajian media
massa. Area kajian-kajian tersebut tercermin dari beberapa judul artikel. Dalam bidang
Public Relation, terdapat artikel berjudul: “Pengelolaan Media Sosial oleh Unit Corporate
Communication PT. GMF Aeroasia”. Sedangkan pada kajian penerapan literasi media,
terdapat artikel berjudul: “Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal pada Masyarakat
Kampung Dongkelan Kauman Daerah Istimewa Yogyakarta”.
Dalam bidang komunikasi multikultural, terdapat artikel berjudul: “Geliat Suara
Perempuan Muslim di Facebook”. Dalam bidang komunikasi organisasi, terdapat artikel
berjudul: “Model Perilaku Komunikasi dalam Komunitas Hong dalam Melestarikan Permainan
dan Mainan Sunda”. Sedangkan dalam hal kajian media massa, terdapat artikel berjudul:
“Agama dan media: Diskursus LGBT dalam Opini SKH Republika”. Pada kajian Komunikasi
Pembangunan nampak pada artikel yang berjudul “Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan
Informasi Teknologi Kamera DSLR”.
Sebagai bentuk apresiasi, kami mengucapkan selamat kepada para penulis atas
diterbitkannya karya mereka dalam jurnal ini. Semoga langkah ini dapat terus memacu
peneliti-peneliti lain untuk berkarya dan memperkaya wawasan di bidang Ilmu Komunikasi.
Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dewan editor, reviewer dan segenap tim
pengelola jurnal atas semua sumbangsihnya berupa pemikiran dan energi, sehingga Jurnal
Komuniti Volume 9 No. 2 edisi September 2017 ini dapat terbit.

Surakarta, September 2017

Redaksi
80 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Volume 9, No. 2, September 2017

DAFTAR ISI

PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL OLEH UNIT CORPORATE 81-97


COMMUNICATION PT GMF AEROASIA
Fajar Syuderajat, Kenanga Puspitasari

GELIAT SUARA PEREMPUAN MUSLIM DI FACEBOOK 98-104


Dian Syariati

AGAMA DAN MEDIA 105-117


DISKURSUS LGBT DALAM OPINI SKH REPUBLIKA
Suranto, Dyna Herlina S, Benni Setiawan

MODEL LITERASI MEDIA BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA 118-125


MASYARAKAT KAMPUNG DONGKELAN KAUMAN DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
Rila Setyaningsih

MODEL PERILAKU KOMUNIKASI KOMUNITAS HONG DALAM 126-145


MELESTARIKAN PERMAINAN DAN MAINAN TRADISIONAL
SUNDA
Santi Susanti, Yuni Nurtania

POLA PROSES PENYEBARAN DAN PENERIMAAN INFORMASI 146-156


TEKNOLOGI KAMERA DSLR
Sidiq Setyawan
Pengelolaan Media Sosial 81

PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL OLEH UNIT CORPORATE


COMMUNICATION PT GMF AEROASIA

Fajar Syuderajat, Kenanga Puspitasari


Prodi Hubungan Masyarakat
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran

ABSTRAK
Studi ini berjudul: Pengelolaan Media Sosial oleh Unit Corporate Communication
PT GMF AeroAsia. Seiring dengan meningkatknya jumlah pengguna social media
telah melahirkan media baru bagi bidang komunikasi khususnya dunia public relations.
Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh PT GMF AeroAsia untuk memanfaatkan
media sosial yang dijadikan sebagai media komunikasi dengan memberikan informasi
seputar dunia aviasi dan bidang MRO (maintenance, repair, organization) PT GMF
AeroAsia.
Tujuan studi ini, untuk mengetahui pengelolaan media sosial yang digunakan PT GMF
AeroAsia sebagai strategi komunikasi brand awareness dengan konsep teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah New Media Theory yang berhubungan dengan
media sosial. Metode pendekatan penulisan kualitatif dan bersifat deskriptif.
Hasil dari studi ini mengatakan bahwa pengelolaan media sosial PT GMF AeroAsia oleh
Corporate Communication memilih facebook, instagram, youtube, dan linkedin. Penanganan
langsung dilakukan oleh tim digital aktivasi dengan konten-konten yang terlebih dahulu
disetujui oleh kepala divisi Corporate Communication.
Kesimpulan, PT GMF AeroAsia menggunakan facebook, instagram, youtube, dan
linkedin sesuai dengan segmentasi perusahaan yang lebih menekankan B-to-B. Meskipun
banyak sekali follower pada media sosial tersebut namun untuk respon atau feedback
kurang mendapatkan perhatian, sehingga terkesan lambat dalam menanggapi.

Kata kunci: corporate communication; media sosial; PT GMF AeroAsia.

A. PENDAHULUAN media terkini yang hadir sebagai bentuk


Perkembangan dunia teknologi nyata perkembangan komunikasi.
komunikasi informasi dewasa ini semakin Dalam mencari informasi, masyarakat
pesat. Diantaranya adalah semakin didukung oleh media komunikasi yang
berkembanganya media internet sebagai dapat menyampaikan serta menerima
salah satu teknologi informasi dan informasi yang dibutuhkan. Media
komunikasi yang potensial. Media internet komunikasi sendiri adalah semua sarana
atau yang kerap disebut cyber media yang dipergunakan untuk memproduksi,
kini sudah tidak bisa disangkal lagi mereproduksi, mendistribusikan atau
keberadaannya oleh masyarakat. Media menyebarkan dan menyampaikan informasi.
internet mulai dipandang sebagai salah satu Media komunikasi sangat berperan dalam
bentuk teknologi komunikasi dan informasi kehidupan masyarakat. Proses pengiriman
yang memiliki efektifitas dan efisiensi yang informasi di era digital ini sangat canggih
tidak kalah oleh media cetak maupun dan berteknologi tinggi. Beberapa fungsi
televisi dikarenakan media internet memiliki media komunikasi yang berteknologi tinggi
terpaan yang luas dalam jangka waktu yang yaitu (Burgon & Huffner, 2002); Efisiensi
cukup singkat. Media internet merupakan penyebaran informasi dengan adanya
82 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

media komunikasi terlebih yang hi-tech biasanya digunakan untuk jenis perusahaan
akan lebih membuat penyebaran informasi business-to-costumer (B-to-C), sedangkan
menjadi efisien. Memperkuat eksistensi untuk strategi brand awareness biasanya
informasi dengan adanya media komunikasi digunakan untuk jenis perusahaan business-
yang hi-tech, kita dapat membuat informasi to-business (B-to-B) dimana perusahaan
atau pesan lebih kuat berkesan terhadap menjual produknya untuk perusahaan
audiensi. Mendidik atau mengarahkan lainnya atau tidak secara langsung
atau persuasi, media komunikasi yang berhubungan dengan masyarakat luas.
berteknologi tinggi dapat lebih menarik Melihat kondisi kepentingan
audiens. Menghibur, media komunikasi media sosial yang semakin meningkat,
yang berteknologi tinggi tentunya lebih perusahaan B-to-C atau B-to-B harus
menyenangkan (bagi yang familiar) dan sudah sepatutnya menggunakan media
dapat memberikan hiburan tersendiri bagi sosial. PT GMF AeroAsia yang merupakan
audiens. perusahaan dimana konsumernya adalah
Internet merupakan media komunikasi maskapai pesawat terbang, yang pada
yang menggantikan prinsip kerja awalnya merasa tidak membutuhkan media
komunikasi tatap muka. Dengan internet, sosial sebagai media komunikasi. PT GMF
komunikasi yang terjadi pun menjadi tidak AeroAsia merasa tidak memerlukan media
terbatas bukan lagi menjadi halangan untuk sosial untuk berinteraksi dengan masyarakat
berkomunikasi dan sudah melibatkan orang luas karena tidak akan mempengaruhi
banyak. Dalam ilmu public relations, saat ini tingkat penjualan perusahaan.
sudah tidak asing dengan kehadiran web PT GMF AeroAsia atau Garuda
2.0 yang dimana saat ini dijadikan salah satu Maintenance Facility AeroAsia merupakan
tools utama sebagai transparansi informasi salah satu anak perusahaan dari Garuda
bagi publik. Indonesia, maskapai penerbangan 5 Star
Menurut Shel Holtz (Holtz, dalam yang saat ini sudah masuk skyteam dunia.
Soemirat dan Ardianto, 2003), Keuntungan Pada tahun 2016 ini PT GMF AeroAsia
seorang PR dalam menggunakan internet/ mempunyai kurang lebih 4785 karyawan
social media adalah informasi cepat sampai yang tersebar tidak hanya di homebase
kepada publik, internet / sosial media di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
dapat berfungsi sebagai iklan, media, alat Dengan values yang diterapkan oleh
pemasaran, sarana penyebaran informasi perusahaan yakni, Concern For People,
dan promosi, siapapun dapat mengakses Integrity, Profesional, Teamwork, Customer
internet, tidak terbatas oleh ruang dan Focus. Komunikasi internal dan eksternal
waktu, internet dapat membuka kesempatan sangatlah penting di dalam perusahaan
melakukan hubungan komunikasi dalam GMF AeroAsia yang terjadi diantara 4785
bidang pemasaran secara langsung. karyawan tetap yang tersebar di beberapa
Saat ini setiap perusahaan baik skala daerah bahkan negara. Tanpa komunikasi
besar atau kecil sudah menggunakan yang baik antara karyawan-karyawan
media sosial sebagai media komunikasi GMF AeroAsia. PT. GMF AeroAsia tidak akan
dengan para stakeholder-nya. Bahkan, dapat mencapai posisinya seperti saat ini,
media sosial menjadi salah satu bahan apalagi mencapai visi dari perusahaan itu
pertimbangan konsumen untuk mengambil sendiri yaitu “menjadi peringkat 10 besar
keputusan sebuah perusahaan. Konsumen MRO (Maintenance, Repair, Overhaul) di
biasanya tidak tertarik kepada perusahaan dunia”. Saat ini GMF AeroAsia menduduki
yang belum memiliki media sosial. Media peringkat 14 bisnis MRO dunia.
sosial dapat dijadikan salah satu strategi
komunikasi sebuah perusahaan sebagai B. TUJUAN PENULISAN
strategi marketing public relations (M-PR)
Berdasarkan pemaparan latar belakang
atau strategi brand awareness. Strategi M-PR
penulisan serta konsep kerja Public Relations
Pengelolaan Media Sosial 83

yang dikemukakan oleh Cutlip dan Center pada individual (individual focus session).
dalam Ruslan (2010: 148-149), maka tujuan (Sugiyono, 2011: 9).
yang ingin dicapai dari studi ini adalah:
3. Studi Dokumentasi
1. Mengetahui proses fact finding media Menurut Herdiansyah (2010: 143),
sosial di PT. GMF Aero Asia. studi dokumentasi salah satu metode
2. Mengetahui proses perencanaan media pengumpulan data kualitatif dengan
sosial di PT. GMF Aero Asia. melihat atau menganalisis dokumen-
3. Mengetahui proses aksi dan komunikasi dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri
media sosial di PT. GMF Aero Asia. atau oleh orang lain tentang subjek. Studi
dokumentasi merupakan salah satu cara
4. Mengetahui proses evaluasi media
yang dapat dilakukan penulis kualitatif
sosial di PT. GMF Aero Asia.
untuk mendapatkan gambaran dari sudut
pandang subjek melalui suatu media
C. METODE PENULISAN tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis
Metode yang digunakan untuk atau dibuat langsung oleh subjek yang
studi ini yaitu metode studi deskriptif. bersangkutan.
Metode deskriptif yaitu pencarian fakta
dengan intrepretasi yang tepat, juga ingin E. KAJIAN PUSTAKA
mempelajari norma-norma atau standar-
standar. Metode ini memungkinkan Public Relations
penulis untuk bebas mengamati obyeknya, Public Relations (PR) adalah sebuah ilmu
menjelajah, dan menemukan wawasan- dalam rumpun ilmu sosial, dan menjadi
wawasan baru sepanjang penelitian bagian ilmu dari induknya ilmu komunikasi.
(Ardianto, 2013). Selain ilmu, PR pun menjadi sebuah profesi
di bidang komunikasi, yang sering disebut
profesi Public Relations Officer. Public
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Relations adalah fungsi manajemen
1. Observasi Partisipatoris yang membangun dan mempertahankan
Observasi adalah metode atau cara-cara hubungan yang baik dan bermanfaat
menganalisis dan mengadakan pencatatan antara organisasi dengan publik yang
secara sistematis mengenai tingkah laku memengaruhi kesuksesan atau kegagalan
dengan melihat atau mengamati individu organisasi tersebut (Cutlip, Center, dan
atau kelompok secara langsung (Ngalim Broom, 2006: 6).
Purwanto (1985) dalam Sugiyono, 2011: Dijelaskan pula lebih lanjut oleh
161). Frank Jefkins dalam bukunya Public
2. Wawancara Mendalam Semi- Relations, yang mengemukakan definisi
terstruktur Public Relations sebagai berikut:
Wawancara mendalam adalah “Public Relations adalah sesuatu yang
wawancara yang dilakukan secara terbuka merangkum keseluruhan komunikasi yang
dan semi-terstruktur, dimana peneliti pada terencana, baik itu kedalam maupun
awalnya memiliki bekal pengetahuan keluar, antara suatu organisasi dengan
mengenai suatu isu tertentu dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
rancangan penelitian yang telah dimilikinya tujuan-tujuan spesifik yang belandaskan
pada awal penelitian. Teknik ini berdasarkan pada saling pengertian “(Jefkins, 2003: 9).
pada prinsip bahwa peneliti merupakan Definisi diatas memperjelas kaitan
pengamat terbaik tentang suatu masalah komunikasi dengan PR, bahwa kegiatan
yang ditelitinya. Dalam aplikasi rancangan Public Relations adalah kegiatan komunikasi.
penelitian, wawancara mendalam Seorang PR bertanggung jawab terhadap
terkadang disebut dengan sesi yang fokus aktivitas komunikasi di lembaganya sebab
84 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

komunikasi yang baik akan menciptakan biasa. Manusia biasa yang saling membagi
pengertian yang baik. PR dapat meciptakan ide, bekerjasama dan berkolaborasi untuk
pengertian publik yang lebih baik, yang menciptakan kreasi, berfikir, berdebat,
dapat memperdalam kepercayaan publik menemukan orang yang bisa menjadi
terhadap perusahaan atau lembaga atau teman baik, menemukan pasangan dan
bahkan individu yang bersangkutan. membangun sebuahkomunitas. Intinya,
PR harus memiliki dasar yang kuat menggunakan media sosial menjadikan
setiap akan memulai pekerjaannya. Cutlip kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan
dan Center dalam Ruslan (2010: 148-149) informasi yang bisa diakses dalam
membagi proses kerja Public Relations hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam
menjadi 4 tahap yang berkesinambungan, media sosial adalah alasan mengapa media
antara lain; fact finding, planning, action and sosial berkembang pesat. Tak terkecuali,
communication, dan evaluation. keinginan untuk aktualisasi diri dan
kebutuhan menciptakan personal branding.
New Media atau media online
didefinisikan sebagai produk dari Pengertian New Media
komunikasi yang termediasi teknologi
New Media atau media online
yang terdapat bersama dengan komputer
didefinisikan sebagai produk dari komunikasi
digital (Creeber dan Martin, 2009). Definisi
yang termediasi teknologi yang terdapat
lain media online adalah media yang di
bersama dengan komputer digital (Creeber
dalamnya terdiri dari gabungan berbagai
dan Martin, 2009). Definisi lain media online
elemen. Itu artinya terdapat konvergensi
adalah media yang di dalamnya terdiri dari
media di dalamnya, dimana beberapa media
gabungan berbagai elemen. Itu artinya
dijadikan satu (Lievrouw, 2011). New Media
terdapat konvergensi media di dalamnya,
merupakan media yang menggunakan
dimana beberapa media dijadikan satu
internet, media online berbasis teknologi,
(Lievrouw, 2011). New Media merupakan
berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif
media yang menggunakan internet, media
dan dapat berfungsi secara privat maupun
online berbasis teknologi, berkarakter
secara public (Mondry, 2008: 13).
fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat
Salah satu bagian dari new media berfungsi secara privat maupun secara
adalah “Network Society”. “Network society” public (Mondry, 2008: 13).2
adalah formasi sosial yang berinfrastuktur
Definisi lain mengemukakan, media baru
dari kelompok, organisasi dan komunitas
merupakan digitalisasi yang mana sebuah
massa yang menegaskan bentuk awal dari
konsep pemahaman dari perkembangan
organisasi dari segala segi (individu, grup,
zaman mengenai teknologi dan sains,
organisasi, dan kelompok sosial). Dengan
dari semua yang bersifat manual menjadi
kata lain, aspek mendasar dari formasi
otomatis dan dari semua yang bersifat rumit
teori ini adalah semua yang memiliki
menjadi ringkas. Digital adalah sebuah
hubungan yang luas secara kolektivitas
metode yang complex dan fleksibel yang
(Van Dijk, 2006:20).
membuatnya menjadi sesuatu yang pokok
Media Sosial dalam kehidupan manusia. Digital ini juga
selalu berhubungan dengan media karena
Media sosial adalah sebuah media
media ini adalah sesuatu yang terus selalu
online, dengan para penggunanya bisa
berkembang dari media zaman dahulu
dengan mudah berpartisipasi, berbagi
(old media) sampai sekarang yang sudah
dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
menggunakan digital (modern media/new
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog,
media).
jejaring sosial dan Wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan Salah satu bagian dari new media
oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut adalah “Network Society”. “Network society”
Antony Mayfield dari iCrossing, media adalah formasi sosial yang berinfrastuktur
sosial adalah mengenai menjadi manusia dari kelompok, organisasi dan komunitas
Pengelolaan Media Sosial 85

massa yang menegaskan bentuk awal dari 2.0 sebuah perusahaan sudah seharusnya
organisasi dari segala segi (individu, grup, melakukan kegiatan di media sosial. Bahkan
organisasi, dan kelompok sosial). Dengan terdapat penelitian mengenai kebutuhan
kata lain, aspek mendasar dari formasi teori media sosial bagi perusahaan. Menurut
ini adalah semua yang memiliki hubungan pakar media sosial Gretchen Fox, sebanyak
yang luas secara kolektivitas (Van Dijk, 67% konsumen menggunakan media sosial
2006:20). Internet adalah salah satu bentuk sebagai kanal layanan pelanggan dan
dari media baru (new media). Internet dinilai sebanyak 66% berhenti menjadi pelanggan
sebagai alat informasi paling penting sebuah bisnis karena buruknya layanan
untuk dikembangkan kedepannya. pelanggan di media sosial.
Internet memiliki kemampuan untuk GMF AeroAsia memanfaatkan
mengkode, menyimpan, memanipulasi dan beberapa media sosial tertentu yang sesuai
menerima pesan (Ruben, 1998:110). Internet dengan karakteristik publik dan budaya
merupakan sebuah media dengan segala perusahaan. Oleh karena itu GMF hanya
karakteristiknya. Internet memiliki teknologi, memilih beberapa media sosial tertentu
cara penggunaan, lingkup layanan, isi saja. Menurut M. Rivan Aulia sebagai
dan image sendiri. Internet tidak dimiliki, penanggung jawab atas semua digital
dikendalikan atau dikelola oleh sebuah activity GMF AeroAsia menjelaskan bahwa
badan tunggal tetapi merupakan sebuah media sosial tersebut dipilih berdasarkan
jaringan komputer yang terhubung secara riset mengenai jumlah tingkat pengguna
intensional dan beroperasi berdasarkan social media di bidang aviasi Indonesia.
protokol yang disepakati bersama. Sejumlah “Semacam riset mengumpulkan data-data
organisasi khususnya provider dan badan seperti, apa aja sih yang dibutuhin orang-orang,
telekomunikasi berperan dalam operasi apa yang populer di masyarakat untuk socmed.
internet (McQuail, 2009: 28-29). Dan akhirnya gue pilih akun-akun itu sesuai
Sebagai media komunikasi, internet dengan pasarnya GMF.”
mempunyai peranan penting sebagai alat Riset yang digunakan adalah berupa
(channel) untuk menyampaikan pesan fact finding atau pencarian data-data
(message) dari komunikator/penyalur pesan mengenai tren media sosial. Dan riset
(source) kepada komunikan/penerima tersebut akhirnya digunakan untuk
pesan (receiver). Sifat dari internet sebagai mendefinisikan media sosial seperti apa
media komunikasi adalah transaksional, yang tepat untuk karakteristik perusahaan
dalam artian terdapat interaksi antar seperti GMF.
individu secara intensif (terus-menerus)
“Riset itu saya pakai untuk define media
dan ada umpan balik (feedback) dari antar
sosial apa yang mau dipake dan orang
individu dalam setiap interaksi tersebut.
pengen. Saya ngeliat trennya dengan
Selain itu, terdapat partisipasi antar individu
benchmark ke MRO-MRO dan airline lain
dengan mempertimbangkan untung/rugi
seperti apa. Saya ngeliat ternyata yang di
dalam setiap interaksi.
GMF ini spoter-spoter pesawat, trus orang
yang suka aviasi, saya ngebacanya dari
F. PEMBAHASAN situ. Selain itu saya juga ngeliat di dunia itu
paling aktif penggunanya apa, trus trend di
Tahap Fact Finding Media Sosial PT GMF socmed itu seperti apa modelnya, dan yang
AeroAsia dampaknya paling OK tuh yang mana.”
Media sosial PT GMF AeroAsia baru Dengan data yang ditemukan bahwa
terbentuk di tahun 2015 karena pada pengguna media sosial yang menyukai
awalnya perusahaan masih belum merasa media sosial GMF AeroAsia merupakan
kebutuhan media sosial. Pada dasarnya komunitas pecinta pesawat, maka media-
di era digital seperti saat ini, belum lagi media sosial seperti facebook, instagram,
dengan kemunculan cyber PR dan web youtube, dan linkedin yang dimanfaatkan.
86 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Linked In

(Gambar 1. Halaman linkedin GMF AeroAsia)

LinkedIn, jaringan profesional online segmentasi berbeda yakni 70% anggota


dengan lebih dari 347 juta anggota di LinkedIn di Indonesia berusia antara 25-
seluruh dunia yang digunakan oleh GMF 44 tahun. 1 Linkedin GMF memiliki 1.297
sebagai media sosial untuk publik internal karyawan yang terhubung dengan jumlah
karena terhubung dengan karyawan. followers mencapai 6.098.
GMF memilih linkedin karena melihat

Facebook

(Gambar 2. Halaman fanpage Facebook GMF AeroAsia)

Menurut penelitian sebuah institusi tersebut yang melatarbelakangi GMF untuk


pemasaran, orang lebih memilih produk membuat media sosial facebook karena
yang memiliki akun Facebook, ketimbang setiap perusahaan sudah semestinya
produk yang tidak memilikinya. Hal memiliki media sosial ini.
1 CNN Indonesia. 2015. www.cnnindonesia.com. (10 november 2016 LinkedIn Punya 4 Juta Pengguna
di Indonesia. http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150228162017-185-35673/ linkedin-
punya-4-juta-pengguna-di-indonesia/
Pengelolaan Media Sosial 87

Facebook dapat menjadi sumber daya publik dan prospek. Fanpage Facebook
yang besar untuk menghasilkan brand GMF Aeroasia @gmfaa memiliki 4.582
awareness. Facebook menjadi populer yang menyukainya, 1974 yang melihat
di kalangan demografi berbagai umur halamannya, dan sudah mendapatkan
dan dapat menjadi intersepsi menciptakan review 4.8 bintang dari 5.0 bintang.
titik untuk membangun hubungan dengan

Youtube.

(Gambar 3. Halaman channel Youtube GMF AeroAsia)

Youtube menjadi salah satu media sosial ini Youtube GMF Aeroasia memiliki tiga
yang dimanfaatkan oleh GMF AeroAsia postingan video dan sudah memiliki 152
dengan menggunakan channel untuk subscribers.
memposting video company profile. Saat

Instagram.

(Gambar 4. Halaman instagram GMF AeroAsia)


88 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Instagram merupakan media sosial yang sosial tertentu. Setiap media sosial memiliki
paling berpengaruh bagi GMF AeroAsia. konten yang berbeda-beda sesuai dengan
Akun @gmfaeroasia baru dibuat pada segmentasi dan karakteristik masing-
tahun 2015 dengan jumlah postingan masing media sosial. Konten dibuat harus
saat ini 94, namun jumlah followers sudah semenarik mungkin agar disukai oleh publik
mencapai 15.200. Hal ini mengungguli para dan sesuai dengan kebutuhan publik. Jika
pesaing di sesama bisnis MRO seperti konten menarik, akan terdapat feedback
@lhtechnik dengan 13.200 followers, @ dari publik baik itu berupa likes ataupun
srtechnics dengan 237 followers, dan @ komentar.
afklmem dengan 843 followers. Di media Secara umum proses perencanaan
sosial ini terintegrasi dengan website www. hanya dilakukan oleh satu hingga dua
gmf-aeroasia.co.id serta penggunaan tagar orang dari unit corporate communication
#safetycomesfirst untuk postingannya. yang bertugas menangani digital activity.
Dari mulai ide konsep, penentuan
Tahap Perencanaan Media Sosial GMF konsep, pencarian data, posting, hingga
AeroAsia. memberikan feedback. Proses perencanaan
Pengelola media sosial GMF melakukan tidak ditangani bersama atau melalui rapat
perencanaan dengan melakukan analisa dan unit terlebih dahulu. Namun terkadang
pendekatan terhadap masalah, tantangan PIC digital activity melaporkan atau
dan peluang. Analisa dan pendekatan yang mendiskusikan ide konsep saat rapat unit
dilakukan oleh secara spesifik melainkan berlangsung.
berdasarkan analisa kondisi publik GMF Proses perencanaan menurut Cutlip
AeroAsia. dan Center dalam Ruslan (2010: 148-
Proses perencanaan diawali dengan 149) diawali dengan penelitian, Proses PR
menentukan konten untuk setiap media tidak sesederhana pengumpulan data dan
sosial dengan melakukan fact finding fakta, namun juga harus mengedepankan
atau mengumpulkan data untuk masing- pengelohan, penelitian, pengklasifikasian,
masing media sosial. Pengumpulan data ini dan penyusunan data sedemikian rupa
untuk menentukan kebutuhan, keinginan, sehingga memudahkan pemecahan masalah
dan ekspektasi khalayak sasaran. Pada nantinya. Setelah tahap penelitian dan
proses perencanaan ini dilakukan untuk pencarian data, praktisi PR melanjutkan
mengetahui konten apa yang sekiranya ke tahap perencanaan. Secara garis
dibutuhkan dan diinginkan oleh publik besar media sosial GMF AeroAsia sudah
media sosial, seberapa banyak informasi melakukan penelitian di awal terhadap
yang dapat diterima, jenis informasi seperti media sosial yang mereka gunakan
apa yang diberikan, mengapa informasi dengan mengidentifikasi media sosial yang
perlu diberikan, dan bagaimana cara tepat untuk jenis perusahaan bussines-
penyampaian informasi. to-bussines, selanjutnya melakukan riset
Konten yang diangkat di media sosial sederhana mengenai segmentasi publik
disesuaikan berdasarkan data-data yang yang disasar itu adalah para komunitas
didapat. Namun biasanya mengenai sesuatu pecinta aviasi, dan fungsi dari media sosial
yang sedang marak atau event yang sedang GMF itu lebih tertuju untuk membangun
dijalankan oleh GMF saat itu serta dilihat reputasi bukan untuk media promosi.
apakah khalayak membutuhkan informasi Ditambah lagi dengan membandingkan
dan konten seperti itu. Penanggung jawab atau benchmark dengan perusahaan sejenis
digital activity memikirnya ide untuk konten yakni dalam bidang MRO untuk mencari
media sosial lalu didiskusikan dengan unit tau seperti apa kebutuhan media sosial di
corporate communication lainnya. bidang bisnis tersebut.
Data-data yang dibutuhkan Untuk setiap media sosial yang dikelola,
dikumpulkan untuk diolah dalam media perencanaan yang dilakukan berbeda-
Pengelolaan Media Sosial 89

beda. Untuk instagram proses perencanaan Senin dan Rabu tema postingan mengenai
diawali dengan mengumpulkan foto-foto lowongan untuk magang di GMF, setiap
dari fotografer internal yang juga informan hari Jumat postingan mengenai artikel fakta-
Indra Gunawan (@indrawan), dan bank foto fakta menarik seputar dunia penerbangan,
unit corporate communication. Setelah foto lalu selain itu mengenai berita atau informasi
dikumpulkan, baru membuat bagaimana seputar apa yang sedang update di GMF.
caption yang tepat untuk mendefinisikan Berita dipilih berdasarkan berita dengan
foto. Terkadang jika ide muncul terlebih tone pemberitaan positif yang dilihat dari
dahulu, pembuatan caption terlebih dahulu media monitoring. Lalu berita tersebut di
lalu diiringi dengan pemilihan foto yang posting untuk timeline facebook. Semua
tepat untuk memvisualisasikan caption. pemberitaan dan artikel bahkan caption
Foto-foto di edit terlebih dahulu untuk yang hendak di post di data terlebih dahulu
menyamakan tone color dari foto agar dan sudah dibuat list untuk postingan
warna seragam dan terlihat lebih baik. sebulan kedepan.
Lalu untuk postingan Facebook
dilakukan sesuai tema harian. Setiap hari

(Gambar 5. Aplikasi Konten Media Sosial Facebook GMF AeroAsia)

Tahap Aksi dan Komunikasi Media Sosial perawatan pesawat terbang melalui edukasi
Pada tahap aksi dan komunikasi lebih dan penyampaian mengenai kapabilitas,
menekankan pada proses pelaksanaan fasilitas, kemampuan, dan orang-orang
dimana melihat bagaimana implementasi didalamnya.
dari perencanaan dan perumusan yang Cara yang digunakan oleh GMF untuk
sudah dilakukan oleh media sosial GMF. brand awareness perusahaan melalui
Pada tahap ini pengelola melakukan media sosial yakni melakukan soft selling
posting sesuai dengan konsep yang sudah caranya adalah mengedukasi masyarakat
direncanakan pada tahap perencanaan. mengenai perawatan pesawat. Secara
Pelaksanaan untuk setiap media sosial tidak langsung hal tersebut membentuk
berbeda-beda berjalan sesuai dengan pemikiran khalayak bahwa pesawat yang
fungsi. Sehingga pembahasan akan dirawat di GMF merupakan pesawat aman
dilakukan berdasarkan masing-masing dan akan membentuk persepsi ‘saya tidak
media sosial. ingin terbang dengan pesawat yang tidak
Konten dari setiap media sosial berbeda, dirawat di GMF’. Dalam setiap media
namun tetap memilki satu pesan yang sosialnya, konten yang ditampilkan
ingin disampaikan oleh perusahaan yaitu ingin menunjukan bahwa GMF melakukan
merupakan perusahaan yang handal dalam perawatan pesawat sesuai prosedur dan
90 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

seberapa penting perawatan pesawat. linkedin. Sudah banyak karyawan


Konsep yang diingin terbentuk nantinya bahkan diluar karyawan yang terkoneksi
adalah B-to-B-to-C yang ujungnya menuju melalui linkedin GMF AeroAsia.
ke penjualan. Sebagaimana hasil wawancara Dalam linkedin posting yang
dengan penanggung jawab digital activity: dilakukan berupa press release secara
“Kita educate orang-orang tapi ga hard berkala berdasarkan kegiatan yang
selling. Ada b-to-b-to-c ini konsep masih berlangsung. Tidak ada waktu yang
jauh banget, tapi ini mungkin dilakuin. pasti untuk setiap postingan. Posting
Yang penting sekarang membentuk dilakukan jika sedang terdapat kegiatan
pemikiran orang ‘saya gak mau naik yang berlangsung di GMF dan terdapat
pesawat kalo pesawat itu gak dirawat press release. Selain itu juga konten yang
di GMF’. Kaya kita pengen ngejelasin diposting mengenai pengumuman
bahwa kita tuh ngelakuin sesuai prosedur, internship atau magang di
jadi kalo dirawat di kita, kalian safe. perusahaan. Postingan tersebut
Jadi memang bagaimana mereka tau terintegrasi dengan website utama
secara tidak langsung, biar mereka yang GMF AeroAsia www.gmf-aeroasia.
menentukan persepsi mereka terhadap com, hal tersebut dimaksudkan untuk
GMF dan bagaimana pendapat mereka. menaikan traffic web perusahaan di
Seberapa penting perawatan pesawat search engine internet sepeti contohnya
itu yang nantinya akan berdampak google. Strategi tersebut termasuk
pada costumernya. Bisa jadi lebih ke dalam search engine optimization
jauhnya lagi, kita membantu constumer dimana web tersebut berada di
kita mempromosikan perusahaannya halaman pertama daftar hasil pencarian
(maskapai penerbangan).” mesin pencari. Semakin baik peringkat
di halaman pertama itu, promosi
Dari kutipan hasil wawancara tersebut
perusahaan akan semakin baik.
menunjukan bahwa terdapat pesan dibalik
perencanaan media sosial. Bahwa konten Selain itu juga, dalam linkedin
yang diposting dalam media sosial GMF memposting sesuatu mengenai
menyiratkan pesan yang berujung pada kapabilitas dan prestasi-prestasi GMF
konsep B-to-B-to-C untuk meningkatkan AeroAsia yang dapat dilihat oleh
penjualan. Namun konsep tersebut masih karyawan bahkan bukan karyawan
jauh untuk dilakukan oleh perusahaan GMF yang terkoneksi dengan media sosial
yang baru memiliki media sosial kurang tersebut. Hal tersebut dimaksudkan
lebih setahun lamanya. Untuk saat ini GMF untuk meningkatkan citra perusahaan
masih menggunakan konsep b-to-b terlebih melalui media sosial secara profesional.
dahulu demi meningkatkan brand image Analisis untuk pelaksanaan frekuensi
perusahaan. postingan dalam media sosial linkedin
sudah sesuai. Konten yang diposting
a. Linked-In
juga sudah sesuai sejalan dengan fungsi
Linkedin menjalankan fungsi media linkedin yang lebih serius. Namun
sosial profesional. Diperuntukan bagi akan lebih baik jika dalam postingan
publik internal yaitu karyawan yang linkedin memberikan saran-saran untuk
tertarik dan menghubungkan dengan bagaimana cara melamar kerjaan,
perusahaan melalui linkedin. Bisa juga kiat-kiat agar diterima diperusahaan,
untuk para profesional yang bekerja dan bagaimana kualifikasi bagi
di bidang aviasi dan melihat koneksi karyawan baru. Hal tersebut dapat
pekerjaan mereka. Jika diperuntukan memberikan manfaat bagi khalayak
bagi publik eksternal yaitu berfungsi yang mengunjungi halaman likedin
untuk memberitahu mengenai isu GMF Aeroasia. Terkadang khalayak
yang ada mengenai perusahaan. GMF kurang tertarik untuk mengetahui
menunjukan keprofesionalan melaui
Pengelolaan Media Sosial 91

seputar perusahaan saja karena merasa Dalam konten tersebut menunjukan


tidak ada hubungannya dengan bahwa frekuensi posting dilakukan
mereka. Namun jika dalam postingan sebanyak tiga kali dalam seminggu
linkedin diselipkan konten seputar hal bahkan bisa lebih. Setiap hari Senin
yang dapat bermanfaat bagi khalayak, posting membahas seputar magang
hal tersebut tentunya dapat membantu dan penerimaan karyawan baru, di Hari
citra baik juga bagi perusahaan. Rabu membahas seputar sosok atau
figur GMF AeroAsia, pada Hari Sabtu
b. Facebook
membahas soal fakta-fakta dunia aviasi,
Facebook menjalankan fungsi dan untuk berita atau press release
lebih ringan dibanding linkedin. posting disesuaikan ketika terdapat
Konten dalam facebook yaitu mengenai acara tertentu.
informasi-informasi yang lebih ringan
Konten yang dimunculkan untuk
seperti artikel-artikel dan fakta-fakta
media sosial facebook sudah menarik
menarik seputar bidang aviasi. Hal
dan mengedukasi publik. Namun
tersebut dikarenakan facebook memiliki
disayangkan masih belum terdapat
target sasaran dengan segmentasi umur
tema khusus yang disampaikan dari
20-40 tahun. Facebook sendiri lebih
facebook. Perlu pesan utama yang
ditujukan bagi publik dewasa karena
menggambarkan tema khusus di media
banyak menggunakan facebook. Maka
sosial facebook. Hal tersebut diperlukan
dari itu, GMF memanfaatkan facebook
untuk meningkatkan awareness
untuk sarana penyampaian informasi
serta pemahaman publik mengenai
mengenai perusahaan, mengedukasi
perusahaan GMF AeroAsia. Belum
seputar aviasi, dengan cara yang
lagi sosial media facebook ini tidak
menarik.
teringrasi dengan media sosial lainnya
GMF AeroAsia memanfaatkan dan terasa berdiri sendiri.
berbagai fitur yang terdapat dalam
Feedback dari publik untuk
facebook secara baik.Seperti posting foto
facebook GMF cukup baik dan
dan link untuk menambah ketertarikan
beragam dilihat dari segi komentar dan
khalayak dengan memberikan visual
pesan yang muncul di kolom komentar.
yang baik. Untuk posting video masih
Namun kurang adanya tanggapan dari
belum dijalankan karena keterbatasan
pihak GMF AeroAsia untuk komentar
sumber daya manusia yang mengelola
tersebut. Perusahaan yang baik adalah
video sehingga memberatkan dalam
perusahaan yang menanggapi publik
proses produksi. Dan yang terakhir
dengan sigap dan tanggap. Dari hal ini,
memanfaatkan fitur hashtag dengan
GMF belum memanfaatkan feedback
setiap post menggunakan hashtag
dari publik. Seharusnya komentar
seperti #FridayFunFacts #Faktanya
atau pertanyaan sebaiknya ditanggapi
#Pesawat. Pemanfaatan fitur-fitur
dengan sigap dan tepat. Jika dibiarkan,
facebook sudah dimaksimalkan
akan membentuk persepsi negatif dari
dengan baik.
publik. Mungkin akan lebih baik jika
Postingan dalam facebook terdapat komentar positif disimpan
disesuaikan berdasarkan tema harian. sebagai laporan dokumentasi reputasi
Tema tersebut dilakukan pada tahap perusahaan. Untuk komen negatif juga
perencanaan dalam facebook konten harus ditanggapi dengan cermat agar
perencaan yang dibuat. Berikut gambar tidak merusak reputasi perusahaan.
mengenai konten posting facebook.
(lihat hal. 92) c. Instagram
Media Sosial Intagram dibuat
sebagai media untuk mengedukasi
serta memberikan informasi dengan
92 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

(Gambar 6. Konten perencanaan facebook GMF AeroAsia)


Pengelolaan Media Sosial 93

visual menarik dan tidak membosankan. akun instagram GMF sudah cukup
Instagram ditujukan bagi khalayak membantu. Mungkin dapat lebih
baik itu publik internal dan eksternal diperkenalkan dan dipublikasikan
yang menyukai foto-foto aviasi dan dengan bantuan aviation geek atau
perawatan pesawat. Publik yang disasar para pecinta pesawat. GMF dapat
berdasarkan segmentasi umur 18-30 memanfaatkan para pecinta pesawat
tahun atau remaja dan dewasa. Target sebagai influencer akun instagram.
ini disesuaikan dengan karakteristik Untuk instagram GMF sendiri
pengguna instagram sebagaimana masih belum memiliki kampanye
sudah dilakukan pada tahap fact khusus yang terintegrasi dengan
finding dan perencanaan. media sosial lain. Sebaiknya dibuat
Posting dalam instagram GMF kampanye yang dapat memunculkan
AeroAsia berupa foto-foto yang identitas GMF melalui akun ini lalu
diambil di dalam GMF itu sendiri, diintegrasikan dengan media sosial
seperti pada saat perbaikan bagian lainnya. Kampanye tersebut dapat
pesawat tertentu, mesin jet pesawat menggunakan tagline dari GMF
secara dekar, kerangka pesawat, dan AeroAsia yakni Safety Comes First,
foto-foto lainnya yang lebih dekat. the Art of Perfection, atau Every Part
Hal tersebut dimaksudkan agar publik Matters. Dan juga, dapat menceritakan
lebih merasa adanya kedekatan dengan bahwa dibalik pesawat yang terbang
GMF AeroAsia. Sebagaimana dijelaskan dengan baik terdapat pelaku utama yang
M. Rivan Aulia yang merupakan membuat pesawat itu terbang dengan
penanggung jawab digital activity dan aman. Selain itu dapat juga dengan
pengelola instagram: menganalogikan menggunakan majas
“Yang pasti foto-foto social media kita metafora untuk menggambarkan dan
terutama instagram itu close-up and menarik hati publik. Dengan followers
personal sama pesawat. Belum tentu Instagram yang banyak ini seharusnya
orang lain bisa ngambil gambar itu dapat membantu untuk meningkatkan
kecuali orang internal GMF.” eksistensi akun media sosial lainnya.
Dengan mengintegrasikan media sosial
Konsep dari media sosial instagram
satu dengan yang lainnya menggunakan
GMF AeroAsia tidak menggunakan
kampanye.
watermark agar foto-foto yang
ditampilkan terkesan lebih informal dan d. Youtube
seolah- olah berasal dari kerabat dekat Media sosial youtube GMF AeroAsia
di Instagram. Pengambilan foto yang tidak melakukan banyak aktivitas,
juga mempengaruhi persepsi karena selama ini baru memposting tiga video
foto tersebut hanya dapat diambil oleh berupa company profile. Company
publik internal GMF. Teknik pembuatan profile diproduksi oleh vendor yang
caption yang mengedukasi namun bekerja sama dengan pihak perusahaan.
terdapat unsur interaksi menarik seputar Dan untuk memproduksi video lainnya
mesin pesawat dapat menambah masih sulit karena keterbatasan waktu
pengetahuan bagi yang memfollow dari pengelola dan kurangnya sumber
akun tersebut. daya manusia. Sehingga media sosial
Jika dibandingkan dengan youtube ini kurang dimanfaatkan.
akun instagram MRO lainnya, GMF Frekuensi posting juga dikatakan
mengungguli dari segi followers. Hal setahun hanya satu sampai dua
tersebut dikarenakan teknik foto- video. Frekuensi mengunggah video
foto yang baik, caption yang menarik tersebut dapat ditingkatkan dengan
dan interaktif, dan frekuensi posting memposting minimal seminggu sekali,
seminggu sekali. Untuk segi awareness, hal tersebut berdasarkan benchmark
94 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

dengan akun youtube perusahaan Pengukuran ini penting karena


MRO lainnya seperti luthfansa technic menyangkut publik yang menjadi aset
yang lebih sering memposting video bagi brand GMF. Pengalaman, keterlibatan
pada akun youtubenya. dan efek viral dari publik ini akan sangat
Perlu adanya pengelola digital memengaruhi tingkat loyalitas. Dan hal
activity khusus terutama yang ahli ini akan berujung pada memengaruhi
dalam bidang videografer untuk penjualan, pangsa pasar, dan keuntungan.
memproduksi video di youtube. Menurut Irawan D, (2011) salah satu
Youtube saat ini menjadi media yang pengukuran strategis yang mulai menarik
menjanjikan bagi sejumlah bisnis. perhatian baik bagi para pelaku pemasar,
Bahkan perusahaan MRO lainnya pun atau entrepreneur dan perusahaan adalah
memanfaatkan youtube dengan baik yang berhubungan dengan mention di
dengan merekam momen penting social media. Sudah terdapat beberapa
dari perusahaannya. Youtube ini software yang beredar di pasar dapat
dapat dimanfaatkan sebagai sarana membantu untuk mengukur positive
penyampaian pesan dari para Direksi mention, neutral, atau negative mention
seputar perusahaan, membuat video dari semua percakapan publik di social
dokumentasi momen penting, fakta media. Hal ini penting untuk membangun
menarik, dan memanfaatkan fitur brand sebuah perusahaan dibandingkan
video 360 derajat seputar sekeliling dengan brand pesaingnya. Brand yang
Hangar GMF AeroAsia. Hal tersebut mempunyai tingkat intensitas mention yang
juga merupakan salah satu kegiatan tinggi dan positif dibandingkan merek
pembentukan citra perusahaan. pesaingnya dapat memberikan gambaran
bahwa merek tersebut mempunyai brand
Tahap Evaluasi Media Sosial PT GMF Aero image yang kuat dan tingkat loyalitas yang
Asia tinggi. Publik yang memberikan positive
Proses evaluasi dilakukan menggunakan mention adalah publik yang terpenuhi
media sosial analisis. Untuk setiap media informasinya dan loyal.
sosial sudah terdapat sosial media analisis Untuk GMF sendiri sudah melakukan
sendiri. Analisis tersebut dapat digunakan sosial media analisis sesuai rujukan namun
untuk mengukur efektivitas media sosial masih ada beberapa yang belum diterapkan.
yang digunakan. GMF sudah menggunakan GMF dapat menggunakan sosial media
fasilitas yang diberikan masing-masing analisis dengan melihat rujukan menurut
media sosial berupa instagram insight, Primaretha (2012) (dalam jurnal Mengukur
facebook insight, dan linkedin insight, Efektivitas Social Media bagi Perusahaan)
namun untuk youtube belum dilakukan menciptakan bentuk tahapan analisis social
analisis. media yang digunakan untuk mengukur
Hasil analisis media sosial GMF kesuksesan dan efektifitas dari setiap
AeroAsia berdasarkan insight dari setiap kampanye social media yang dikerjakan
media sosial nantinya dikelola oleh tim bersama dan tim social media di Virtual
digital activity untuk diperbaiki pada saat Consulting.
postingan berikutnya. Dalam melakukan Berikut ilustrasi model analisis social
evaluasi terhadap pengelolaan media sosial, media yang discbut sebagai 3 layers of
tim digital activity pun melakukan review social media analysis:
capaian-capaian yang sudah dihasilkan
dari media sosial. Dengan melihat mana
postingan dengan nilai engagement tinggi
maupun rendah, tim digital activity dapat
mengetahui karakteristik dan kebutuhan
yang diminati publik sehingga medapat ide
konsep untuk postingan berikutnya.
Pengelolaan Media Sosial 95

ketidaktahuan atau teknologi yang


belum cukup memadai. Contohnya
seperti ada sebuah akun brand di social
media yang memiliki banyak fans atau
followers dan memiliki jumlah mentions
yang sangat banyak tiap harinya. Namun
pernahkah melihat bahwa dari sekian
banyak wall, comments, mentions yang
masuk tersebut berbicara tentang apa
dan bagaimana tone-nya? Analisis
pada tahapan ini berusaha untuk
memahami kata-kata yang paling
(Gambar 7. Tiga Tahap Analisis di Social sering digunakan oleh audiens ketika
Media. Sumber: Primaretha, 2012) berusaha berkomunikasi. Kemudian,
isu-isu yang menjadi concern mereka di
begitu banyak tweet dan walls di akun
1. Media Analysis
social media tersebut.
Jika disamakan dengan buah,
Tidak hanya berhenti di situ,
analisis media merupakan lapisan kulit
diperlukan mengukur dengan analisis
dari buah tersebut. Analisis media
sentiment. Dengan tiga indikasi tone
merupakan tahapan pertama dari
positif, netral, dan negatif, berusaha
sebuah evaluasi atau analisis untuk
memahami emosi dari konsumen
mengukur kinerja sebuah akun brand
dengan tiga tolak ukur tersebut. Bisa
atau pribadi kita di social media.
saja kehadirannya di social media hanya
Analisis Media terdiri dari 3 matriks
utama yaitu reach, engagement, dan sebagai pelampiasan dari kekecewaan
virality. Reach mengukur jangkauan kita dari pelanggan yang tidak puas, perlu
terhadap audiens, contohnya adalah diketahui. Hal terakhir dari analisis
total fans atau followers, total views/ tahapan ini adalah menggunakan pisau
unique views dan informasi mengenai analisis etnografi. Analisis ini berbentuk
demografi atau behavior dari jangkauan kualitatif dan hasil analisisnya pun
audiens tersebut. Kemudian matriks berupa narasi / kata-kata yang
kedua adalah engagement. Matriks ini hendak menjelaskan bagaimana
berusaha untuk mengukur seberapa keunikan dari persepsi atau perilaku
besar aktivitas dalam membuat konten audiens kita terhadap brand tersebut
juga dengan seberapa banyak konten di social media.
tersebut mendapatkan feedback dari 3. Network Analysis
audiens. Yang terakhir adalah Virality.
Salah satu tujuan brand hadir di
Ini matriks khusus untuk mengukur
social media adalah untuk menghimpun
sebuah kampanye di social
sebuah komunitas yang menyukai
media; contohnya adalah hashtag
brand tersebut. Komunitas merupakan
#SafetyComesFirst yang dipantau dari
alat yang sangat ampuh untuk
sisi berapa banyak yang me-retweet
memengaruhi pelanggan dan calon
hashtag tersebut dan kemudian berapa
pelanggan tersebut. Orang-orang
banyak impresi yang dihasilkan dari
tentunya pasti akan mudah terbujuk
banyaknya orang yang me-retweet
percaya jika yang memberitahukan
tentang tweet yang berisikan hashtag
kebaikan sebuah produk adalah teman,
tersebut.
keluarga, atau tokoh masyarakat yang
2. Conversation Analysis dikagumi. Untuk itu, analisis pada
Tahapan analisis ini masih sering tahapan ini berbicara mengenai
kali ditinggalkan karena mungkin tentang sejauh mana keberhasilan
96 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

dalam memengaruhi influencer dan 4. Proses evaluasi media sosial GMF


jaringan pertemanannya di social media. AeroAsia, tahapan evaluasi dilakukan
dengan melihat media sosial analisis dari
setiap media sosial. Dari data tersebut
G. SIMPULAN DAN SARAN dapat menyimpulkan mengenai
engagement dari setiap postingan
Simpulan:
dengan publik dan dapat memberikan
1. Proses penelitian media sosial GMF masukan atau konsep ide dipostingan
AeroAsia, tahap penelitian bagi media selanjutnya.
sosial GMF AeroAsia diawali dengan
melihat karakteristik perusahaan Saran-saran:
business- to-business sehingga Saran penulis dalam pengelolaan
penggunakan media sosial digunakan media sosial PT GMF AeroAsia adalah:
untuk menaikkan citra perusahaan.
1. Proses penelitian media sosial GMF
Setelah itu melihat segmentasi
AeroAsia, proses penelitian media sosial
perusahaan dengan melakukan test-risk
sudah baik dan sesuai, namun hanya
menggunakan social media analytics
berjalan saat diawal pembentukan
dan hasilnya adalah para pecinta
media sosial saja. Lebih baik tahapan ini
bidang aviasi. Dari hal tersebut
harus selalu dijalankan dengan mencari
GMF AeroAsia memutuskan untuk
data-data. Dapat juga dilakukan
menggunakan empat media sosial
penelitian keinginan dan kebutuhan
yang paling potensial yaitu facebook,
publik untuk setiap media sosial GMF
instagram, youtube, dan linkedin.
AeroAsia.
2. Proses perencanaan media sosial
2. Proses perencanaan media sosial
GMF AeroAsia, tahapan perencanaan
GMF AeroAsia, membuat perencanaan
media sosial GMF AeroAsia dikelola
yang jelas untuk setiap media sosial
oleh dua orang dari unit corporate
dapat berupa timeline atau timetable.
communication sebagai person in charge
Agar postingan dapat berjalan efektif
dalam digital activity. Perencanaan
dilihat dari berkelanjutannya postingan
dilakukan dengan mengusung konsep
dan tema yang sesuai.
dan mencari ide posting media
sosial berasal dari PIC digital acitivity 3. Proses aksi dan komunikasi media
yang kemudian didiskusikan dengan sosial GMF AeroAsia , m emfokuskan
unit corporate communication. Konsep untuk kegiatan digital activity
dituangkan dalam konten perencanaan dengan membagi tugas pengelolaan
tertulis. perencanaan yakni orang yang
membuat timeline serta mencari data,
3. Proses aksi dan komunikasi media sosial
pelaksana adalah yang memposting
GMF AeroAsia , tahapan pelaksanaan
secara berkala sesuai dengan timeline,
dilakukan sesuai dengan timeline yang
dan yang mengevaluasi adalah orang
ada. Namun untuk media sosial tertentu
yang menganalisis berdasarkan media
seperti linkedin, instagram, dan youtube
sosial analisis. Selain itu perlunya
tidak terdapat timeline pasti, posting
kampanye terintegrasi untuk semua
dilakukan sebagaimana terdapat topik
media sosial yang dimiliki oleh GMF
yang akan dipublikasikan melalui media
AeroAsia, dengan menggunakan
sosial. Konten yang dibahas merupakan
tagline yang dimiliki oleh GMF. Lalu
sesuai dengan ide perencanaan dan
perlunya interaksi aktif antara media
fact finding data. Frekuensi posting
sosial GMF dengan publiknya agar
secara berkala namun belum teratur
lebih terjalin kedekatan.
waktunya. Feedback kolom komentar
kurang direspon dengan baik oleh 4. Proses evaluasi media sosial GMF
admin media sosial. AeroAsia, proses evaluasi dapat
Pengelolaan Media Sosial 97

dilakukan secara mendalam dengan lebih kompleks dan berbayar. Mungkin


menganalisis menggunakan alat akan lebih baik jika GMF memiliki tablet
analisa yang sudah tersedia. Dan lebih khusus untuk mengelola media sosial
baik menggunakan alat analisis yang agar lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. 2013. Handbook of Public Relations Pengantar Komperhensif. Simbiosa


Rekatama Media. Bandung.
Burgon & Huffner. 2002. Human Communication. London: Sage Publication.
Cresswell, J. W. 2010. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches.
California: Sage Publications.
Cutlip, Scott M. Center, Allen H. dan Broom, Glen M. 2006. Effective Public Relations.
Penerjemah Tri wibowo. Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Daymon, Christine., & Immy Holloway. 2008. Metode-metode Riset Kualitatif: dalam Public
Relations dan Marketing Communications. Yogyakarta: Penerbit Bentang.
Effendy, Onong Uchajana. 2000. Human Relations dan Public Reletions. Bandung:
CV. Mandar Maju.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Jefkins, Frank. 2003. Public Relations, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Metode penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen Public Relatoins & Media Komunikasi. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2005. Dasar-dasar Public Relations. Bandung :
Remaja Rosadakarya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Van Dijk, J.A.G.M. 2006. The Network Society. SAGE Publications, London.
Zarrella, Dan, 2010. The Social Media Marketing Book. PT. Serambi Ilmu Semesta:
Jakarta.
Jurnal:
Harmoni, Ati. 2010. Media Richness Theory dan Potensi Website sebagai Media Komunikasi
CSR oleh Perusahaan. Depok: Universitas Gunadarma.
Catur, Kuspuji. 2013. Mengukur Efektivitas Sosial Media Bagi Perusahaan. Jakarta:
Binus University.
Online:
Situs resmi PT GMF AeroAsia. (2016). http://www.gmf-aeroasia.com
98 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

GELIAT SUARA PEREMPUAN MUSLIM DI FACEBOOK

Dian Syariati
Mahasiswa S2 Manajemen Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Sebelas Maret
Email: dian.syariati@gmail.com

ABSTRACT
The encounter of new media, pop culture, and moslem women has brought many
impatcs. Such, we could find some moslem women express themselves on social media
easily. Women who was part of muted or marginal group are now getting some fresh air. This
study aimed to investigate on how social media use of moslem women. Did the freedom of
social media encourage them about speaking up about issues/others? The methodology was
descriptive qualitative with discourse analysis approach. Purposive sampling was conducted
to select the subjects based on the research topics, which were the subjects actively used
Facebook. Data analysis technique used in this study was discourse analysis approach as
developed by Theo van Leeuwen. It was employed to examine the textual by categorizing
which strategy has been used by moslem women. From this study, we can see that the social
media did a good job to encourage them for speaking up on issues/others. The majority of
moslem women used inclusion strategy to talk about others although some of them were
very carefull of choosing words into online teks by contemplating politeness and properness
on the messages.

Keywords: new media, moslem women, discourse analysis

ABSTRAK
Pertemuan antara new media, budaya pop, dan perempuan muslim telah membawa
banyak implikasi. Salah satunya mudah kita dapati perempuan muslim kini yang senang
mengekspresikan diri di media sosial. Pihak perempuan yang dahulunya sering menjadi
pihak yang terbungkam atau termarjinalkan kini sudah mendapatkan angin segar. Penelitian
ini dilakukan untuk melihat bagaimana penggunaan media sosial oleh perempuan muslim.
Apakah dengan kebebasan di media sosial mampu membuat mereka berani berkomentar
mengenai suatu isu/pihak lain? Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan analisis wacana Theo van Leeuwen guna memeriksa sisi tekstual pada status
online perempuan muslim. Sementara pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik
purposive sampling. Dari pengamatan penelitian didapat kesimpulan bahwa mayoritas
perempuan muslim yang menjadi informan mengomentari isu tertentu dengan menggunakan
strategi inklusi. Meskipun beberapa terlihat cukup berhati-hati dalam pemilihan diksinya
dengan memperhatikan kepantasan dalam penyampaian pesannya.

Kata Kunci: new media, perempuan muslim, analisis wacana

A. PENDAHULUAN sangat membantu penyebaran opini dan


Kehadiran new media pada beberapa ide-ide baru baik ke negara muslim maupun
tahun terakhir telah membawa pertemuan negara non-muslim secara signifikan
antara dunia muslim dengan budaya pop. (Eickelman dan Anderson, 2003:8). Dalam
Keberadaan new media cukup diakui karena konteks pertemuan perempuan muslim
Geliat Suara Perempuan Muslim di Facebook 99

dengan budaya pop, telah nampak 2012:463). Kramarae (2005:55) dalam


beberapa film yang menggambarkan citra Muted Grup Theory menekankan bahwa
perempuan muslim yang kuat, memiliki bahasa pada akhirnya tetap identik dengan
karir, dan berpendidikan tinggi untuk laki-laki. Akibat dikonstruksi oleh laki-
mendobrak stigma buruk dari media laki, sistem bahasa mendorong laki-laki
massa Barat (Izharuddin, 2015: 397-412). untuk membuat batasan yang layak dalam
Beberapa novelis muslim juga nampak komunikasi antara laki-laki dan perempuan
menggabungkan budaya pop untuk baik secara langsung maupun tidak
mengambarkan perjuangan perempuan langsung. Maka dengan segala perdebatan
melawan represi, dominasi, dan perlawanan porsi perempuan, apakah dengan hadirnya
terhadap status mereka yang dianggap new media, suara perempuan muslim masih
lemah (Arimbi, 2009). Maarif (2015:148) termarjinalkan? Penelitian ini memfokuskan
menambahkan, umat Islam Indonesia untuk menjawab mengenai bagaimana
tergolong mudah untuk mengadaptasikan media sosial menjembatani perempuan
ajaran Islam dengan kaidah-kaidah muslim dalam mengeluarkan pendapat
demokrasi. Dengan kata lain pertemuan new mereka? Bagaimana perempuan muslim
media, masyarakat, dan wacana keislaman memposisikan aktor dalam teks status di
yang baru telah membawa banyak implikasi. media sosial?
Salah satunya kaum perempuan pada Mendefinisikan sosok perempuan
umumnya yang seringkali termarjinalkan muslim sendiri tidak mudah dan cukup
dalam suatu pemberitaan sekarang mampu kompleks. Sederhananya, perempuan
menyuarakan pendapatnya melalui new muslim ialah perempuan yang memeluk dan
media atau media sosial. meyakini agama Islam sehingga melekat
Perdebatan mengenai porsi partisipasi padanya aturan-aturan atau syariat Islam.
perempuan dalam pengambilan keputusan Salah satu ciri yang melekat yakni kewajiban
seolah tidak ada habisnya. Terutama dalam menggunakan jilbab dan busana yang
ruang publik terkait karir atau profesi, aksi menutupi aurat sebagai bentuk identitas
sosial di luar rumah hingga akses pada muslimah (Ibrahim, 2009:9-10). Mengacu
informasi dan media. Hal tersebut diperkuat pada definisi tersebut, maka informan yang
oleh Pejabat Pelaksana Entitas Perserikatan dipilih adalah perempuan muslim yang
Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Jender telah menempuh pendidikan agama Islam
dan Pemberdayaan Perempuan Indonesia, sehingga diasumsikan mengetahui dan
Lily Puspasari yang menyebut sebagian memahami aturan-aturan atau syariat yang
besar perempuan berada di sektor formal melekat padanya. Sehingga penelitian ini
produktivitas rendah, hanya 18 persen menjadi menarik untuk melihat apakah
yang menempati posisi manajerial ke atas, pesan-pesan yang disampaikan melalui
berkebalikan dengan laki-laki. (Harian media sosial juga dipengaruhi oleh anjuran
Kompas, edisi Kamis 14 Juli 2016 hal 11). agama atau tidak.
Di negara dengan jumlah populasi muslim
terbanyak, seperti di Indonesia, perempuan
muslim masih mengalami tekanan atau B. METODE
diskriminasi tak terkecuali oleh media Jenis penelitian yang digunakan adalah
digital. penelitian deskriptif kualitatif. Pemilihan
Salah satu kalangan feminis seperti jenis penelitian deskriptif karena dalam
Cheris Kramarae masih memandang penelitian ini penulis mencoba memaparkan,
pesimis atas kehadiran new media yang menggambarkan peristiwa atau fenomena
acapkali digadang-gadang mampu baru yang diduga terjadi terkait dengan
memberikan angin segar bagi perempuan. pergeseran pesan perempuan muslim dalam
Hal ini karena pada dasarnya yang ada Facebook. Penelitian dilakukan dengan
dibalik layar perkembangan teknologi mengamati kegiatan beberapa perempuan
adalah laki-laki (Kramarae dalam Griffin, muslim pengguna jejaring sosial Facebook
100 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

mengenai nama akun, informasi diri, profile dokumentasi data dalam akun facebook
picture serta teks status yang diunggah ke perempuan muslim. Sedangkan data
dalam akun pribadi Facebook mereka. sekunder diperoleh melalui literasi sumber
Media sosial yang dipilih dalam lain, baik buku, artikel, atau majalah.
penelitian ini adalah Facebook karena Teknik analisis data yang digunakan
Facebook masih merupakan situs yang dalam penelitian ini yaitu analisis wacana
paling populer di Indonesia. Kepala Theo Van Leeuwen. Dalam bukunya Eriyanto
Facebook Indonesia, Adnan Tilak menyebut (2012:171) menyebut metode analisis Theo
pengguna Facebook di Indonesia mencapai Van Leeuwen menampilkan bagaimana
69 juta dan menjadi pengguna Facebook suatu pihak/kelompok dimarjinalkan atau
terbanyak keempat di dunia. Selain itu, sub-ordinat sementara kelompok yang lain
lembaga riset Nielsen mengungkapkan ada terlalu memegang kendali/dominan.
penetrasi smartphone sekitar 23 % yang Analisis wacana Theo van Leeuwen
menyebabkan sebagian besar penduduk memiliki dua pusat perhatian sebagai proses
Indonesia menggunakannya untuk analisis (Eriyanto, 2012: 172-173). Pertama
mengakses internet termasuk social media yaitu eksklusi atau proses pengeluaran
seperti Facebook (Luthfi, 2014). Hal ini dimana untuk melihat apakah suatu pihak
seperti yang diungkapkan oleh Campbell dikeluarkan dari suatu pernyataan. Dengan
dalam Berger (2014:119) bahwa generasi kata lain, strategi inklusi merupakan strategi
muda saat ini cenderung lebih toleran yang digunakan untuk menyembunyikan
terhadap kebiasaan menggunakan ponsel. atau mengeluarkan pihak-pihak yang
Subyek penelitian dipilih menggunakan terlibat.
teknik purposive sampling dengan Kedua adalah inklusi atau proses
menerapkan criterion sampling untuk pemasukan dimana melihat bagaimana
mendapatkan subyek yang sesuai kriteria suatu pihak ditampilkan dalam pernyataan.
tertentu (Palys dalam Given, 2008:697). Ekslusi dan inklusi ini sangat berpengaruh
Sehingga dalam penelitian ini dipilih pada bagaimana suatu pihak mendefinisikan
perempuan muslim yang berbagi latar atau melegitimasi posisi tertentu bahkan
belakang pendidikan sekolah dan usia dapat mengubah pemahaman khalayak
yang kurang lebih sama. Subyek dalam terhadap suatu isu. Sehingga diharapkan
penelitian ini yaitu sembilan perempuan melalui metode analisis wacana Theo
muslim yang aktif menggunakan Facebook van Leeuwen tersebut dapat melihat
dan tergabung dalam grup Facebook gambaran keseluruhan posisi-posisi aktor
SMALSA IPA 1&2 ’08, dengan rentang atau pihak yang sengaja ditampilkan atau
usia 25-27 tahun dan telah menjadi teman disembunyikan dalam teks status media
peneliti dalam jejaring sosial Facebook. sosial Facebook oleh perempuan muslim.
Penelitian dilakukan selama 6 bulan mulai
Januari-Juni 2016 melalui pengamatan
dokumentasi aktivitas perempuan muslim C. PEMBAHASAN
dalam jejaring sosial Facebook yang telah Sesuai dengan fitur cyberspace, David
dipilih sebelumnya. Kesembilan informan Holmes menyebutkan bahwa orang-orang
tersebut adalah para perempuan muslim cenderung menjadi produsen pesan
yang tergabung dalam grup alumni SMALSA dan ‘budaya’ dalam ruang maya melalui
IPA 1 yang diasumsikan bahwa mereka telah pengalaman menurut logika mereka
memiliki pendidikan agama yang cukup masing-masing (Holmes, 2012:140). Ini
serta menyadari tanggung jawab atas apa artinya komunikasi melalui media sosial bisa
yang mereka bagikan dalam Facebook. menjadikan seseorang sebagai komunikator
Data dalam penelitian ini didukung massa. Ia berkuasa penuh mencipta pesan
oleh data primer dan sekunder. Data sekaligus menjadi editor atau gatekeeper
primer diperoleh melalui observasi dan atas pesan yang ingin ia sampaikan.
Geliat Suara Perempuan Muslim di Facebook 101

Laki-laki cenderung berbicara dan suatu kelompok. Teks status yang mereka
bertindak politis serta menunjukkan bagi secara tidak langsung dapat membantu
dominasinya. Sementara bahasa perempuan terbentuknya pemahaman akan sesuatu
merupakan bahasa yang ideologis terkait di benak khalayak. Sehingga wacana yang
perempuan dan tidak bisa lepas dari mereka buat dapat melegitimasi atau
konstruksi feminitas. Konstruksi tersebut memarjinalkan suatu pihak.
biasanya ditentukan oleh pengetahuan, Mengacu kepada metode analisis
pemahaman, serta kondisi sosial budaya wacana teks Theo Van Leeuwen yang
yang mereka alami. Eriyanto (2012:171) memfokuskan pada pola ekslusi maupun
menyebut ada kaitan antara wacana dengan inklusi untuk melihat gambaran posisi aktor
kekuasaan. Kekuasaan atau dominasi dapat ditampilkan dalam teks status facebook,
terwujud melalui wacana yakni dengan maka berikut adalah penyajian data hasil
memposisikan atau mendefinisikan suatu dari pengkategorian teks dan strategi
pihak dengan stigma buruk atau tidak benar. wacana yang digunakan masing-masing
Dalam konteks ini, perempuan muslim oleh informan sekaligus hasil analisis teks :
menjadi agen penting dalam mendefinisikan

Tabel 1.1 Penggunaan Strategi Eksklusi dan Inklusi Oleh Informan


No Keterangan Informan Strategi Wacana Jumlah
1 Informan 1 Inklusi 1
Anifira Hikari (Guru TK) Eksklusi 1
2 Informan 2 Inklusi 3
Farhana A (Henna Artist) Eksklusi 0
3 Informan 3 Inklusi 3
Maryam Ummu Nailah (IRT) Eksklusi 0
4 Informan 4 Inklusi 6
Lee Akane (Dokter) Eksklusi 0
5 Informan 5 Inklusi 3
Qonita (IRT) Eksklusi 1
6 Informan 6 Inklusi 1
Fahmi Adiba (Arsitek) Eksklusi 0
7 Informan 7 Inklusi 3
Luthfiana NH (Peneliti) Eksklusi 0
8 Informan 8 Inklusi 2
Iz Zy (Guru) Eksklusi 2
9 Informan 9 Inklusi 0
Sora Aya (Staff PT) Eksklusi 1

Dari pengamatan penelitian dapat yang suka berdandan menggunakan lipstik.


dilihat bahwa sebagian besar informan Teks statusnya masuk kategori inklusi
perempuan muslim menggunakan strategi karena ia mengidentifikasi aktor dengan
inklusi. Seperti contoh status Lee Akane, segala atributnya. Dengan strategi inklusi
”sy melihat mbak2 cantik dg dandanan yg secara tidak langsung ia melegitimasi
minimalist p sy jelas tau itu pake lipstick suatu peristiwa bahwa banyak anak
matte dg warna yg agak merona, peach sekolah sekarang yang suka bersolek atau
yg agak memerah... ternyata pakaian yg berdandan.
mereka kenakan adalah seragam sekolah.” Sementara status Luthfiana, ”Delay
Pada konteks ini, informan menceritakan parah lama bgt bikin emosi. Pantes aja
pengalamannya bertemu anak sekolah pada ngamuk2 di CS,”. Dalam konteks
102 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

status Luthfiana, ia melakukan identifikasi mempergunjingkan pihak lain secara vulgar


peristiwa yang ia alami, sehingga secara serta menghindari perdebatan. Pemahaman
tidak langsung strategi inklusi yang ia pendidikan agama yang mereka miliki
lakukan telah memarjinalkan suatu maskapai seolah mampu menjadi filter dalam
tertentu. Ini artinya, mereka berani dalam bagaimana mereka berbicara terutama di
menampilkan pihak yang terlibat dalam media sosial.
penceritaan atau mengomentari suatu isu Lebih lanjut, komunikasi melalui
tertentu yang mereka posting dalam akun new media juga sangat memungkinkan
Facebook masing-masing. individu satu dan individu lainnya saling
Melalui tabel tersebut juga dapat berkomunikasi secara intensif juga ekspresif.
diketahui bahwa semakin matang karir Mereka merasa lebih nyaman untuk
seseorang maka ia semakin berani lebih terbuka dan lebih jujur untuk saling
dalam berkomentar atau mengeluarkan bertukar pesan. Dalam penelitian ini juga
pendapat yang berkaitan dengan orang diketahui bahwa sebagian besar informan
lain. Dengan demikian, keraguan dan lebih nyaman menggunakan facebook
kepesimisan Kramarae akan perempuan untuk mencurahkan isi hati atau bertukar
tidak sepenuhnya terbukti. informasi dengan relasi. Tidak ada tendensi
Meski begitu, mayoritas strategi inklusi tertentu atau tujuan penggunaan khusus
yang digunakan oleh informan ternyata untuk seperti menyuarakan penolakan atau untuk
menceritakan hal-hal yang mereka yakini tujuan berdakwah. Hal ini dapat diketahui
“aman” atau dalam kendali mereka. Mereka melalui jumlah dan kategori pesan-pesan
berani berkomentar dengan strategi inklusi yang mereka unggah.
bila hal tersebut dekat dengan kehidupan
mereka sehari-hari atau hal yang mereka
D. KESIMPULAN
yakini mereka ketahui atau alami, bukan
untuk mengomentari atau menceritakan Dari pengamatan penelitian didapat
hal atau isu yang sensitif atau tidak jelas beberapa hasil. Pertama, performa tampilan
sumbernya. Seperti dicontohkan pada status yang dicantumkan oleh perempuan
Iz Zy,”Ketika berdebat memang sudah tidak muslim telah disadari sepenuhnya baik
lagi diperlukan...Main bukti aja deh...,”. Ia ketika beraktivitas melalui Facebook
melakukan strategi eksklusi dengan pasivasi (mengunggah status, share artikel/foto, dan
kalimat untuk menyembunyikan siapa saja lain sebagainya) serta konsekuensi yang
aktor yang terlibat dalam perdebatan yang harus dihadapi.
ia maksud. Sementara itu, faktor usia juga cukup
Selain itu, latar belakang pendidikan mempengaruhi aktivitas di media sosial.
agama yang mereka miliki sepertinya turut Usia informan yang rata-rata berada di atas
menjadi poin penting dalam bagaimana 25 tahun, memperlihatkan kematangan
mereka menampilkan diri mereka di dan kedewasaan dalam bertindak dan
Facebook. Semua informan adalah berkomentar. Di sisi lain beberapa informan
perempuan muslim alumnus SMA Al-Islam yang belum mencapai fase berkeluarga
1 Surakarta yang dikenal cukup kuat dalam masih terlihat menunjukkan ketidakstabilan
pendidikan agama Islam. Minimal 3 kali emosi atau melampiaskan kekhawatiran
dalam kurun waktu pengamatan enam bulan status mereka di Facebook. Sementara
penelitian, para informan menampilkan bagi yang sudah berkeluarga lebih sering
posting anjuran agama, baik itu dalam menampilkan kestabilan emosi dengan
bentuk status, atau share foto maupun memperlihatkan kategori status yang
artikel. Mayoritas informan memperlihatkan hampir sama mengenai kehidupan sehari-
kuatnya prinsip dalam memegang teguh hari.
hukum dan aturan agama Islam, terutama Kedua, berdasarkan analisis wacana
dalam konteks menjaga lisan dengan tidak Theo van Leeuwen, mayoritas informan
Geliat Suara Perempuan Muslim di Facebook 103

menggunakan strategi inklusi dalam mengenai pengalaman atau peristiwa pihak


penulisan pesan teks Facebook, terutama lain. Meski kepesimisan Kramarae akan
dalam menceritakan hal yang berkaitan perempuan masih terlihat mengingat masih
dengan diri, keluarga, pekerjaan, serta ada ketidakpastian dan ketimpangan antara
pengalaman mereka. Ini artinya, mayoritas perempuan dan bahasa, namun melalui
perempuan muslim yang menjadi subjek/ pengamatan dalam penelitian ini konsep
informan dalam penelitian ini sudah berani muted group theory tidak sepenuhnya
dalam menampilkan pendapat mereka terbukti.
sendiri. Kebebasan berpendapat di media Dari pengamatan juga didapat jenis-
sosial Facebook, memberikan kepercayaan jenis pesan yang sering ditampilkan oleh
diri pada perempuan muslim—yang sering perempuan muslim yang menjadi informan
dicap introvert—untuk menunjukkan penelitian ini, diantara yaitu:
eksistensinya.
1. Curahan hati
Di samping itu, para perempuan muslim 2. Aktivitas atau peristiwa yang dialami
ini terlihat sudah berani dalam mengomentari
3. Hiburan
atau menceritakan pihak lain namun cukup
4. Informasi
berhati-hati dengan memperhatikan
kepantasan dalam penyampaian pesannya. 5. Anjuran Agama
Hal ini dapat dilihat dari pilihan kata Melalui pengamatan dalam penelitian
atau kalimat yang digunakan ketika juga diketahui bahwa mayoritas informan
menceritakan pihak lain. Beberapa diantara perempuan muslim menggunakan
mereka bahkan menggunakan strategi Facebook bukan ditujukan untuk dakwah
eksklusi untuk menyembunyikan aktor agama melainkan untuk mencurahkan isi
sebenarnya. Dengan kata lain, kemudahan hati. Dengan demikian, dapat dikatakan
dan kebebasan media sosial sepertinya bahwa media sosial Facebook telah
tidak membuat mereka berlebihan dalam membawa sekaligus menjembatani
menyampaikan suatu pesan. para perempuan muslim—khususnya
Para perempuan muslim tersebut dapat yang memiliki pengetahuan agama
dikatakan lebih vokal untuk menyatakan yang cukup—untuk berani menyuarakan
atau menceritakan pengalaman yang dekat pendapat mereka tanpa melampaui koridor
dengan dirinya atau seputar kehidupannya tanggungjawab mereka akan aturan agama
sehari-hari daripada menyatakan pendapat dan norma-norma kepantasan.

DAFTAR PUSTAKA

________.(2016). Perbaiki Penyerapan Perempuan di Dunia Kerja. Kompas. Hal 11.


Arimbi, Diah Ariani. (2009). Reading Contemporary Indonesian Muslim Women Writers:
Representation, Identity, and Religion of Muslim Women in Indonesian Fiction.
Amsterdam: Amsterdam University Press.
Berger, Charles R, Michael E. Roloff, & David R. (2014). Handbook Ilmu Komunikasi. Bandung:
Nusa Media.
Eickelman, Dale & John W. Anderson. (2003). New Media in the Muslim World. Bloomington:
Indiana University Press.
Eriyanto. (2012). Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.
Given, Lisa M. (2008). The Sage Encyclopedia of Qualitative Research Methods Vol 2. Los
Angeles: Sage Pub.
Griffin, E. (2012). A First Look at Communication Theory. New York: McGraw-Hill.
104 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Holmes, David, (2012). Teori Komunikasi; Media, Teknologi, dan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ibrahim, Farid L. (2009). Perempuan dan Jilbab. Jakarta: MAPAN.
Izharuddin, Alicia. (2015). The Muslim Woman in Indonesian Cinema and the Face Veil as
“Other”, Indonesia and the Malay World. 43(127) : 397-412.
Kramarae, Cheris. (2005). Muted Group Theory and Communication: Asking Dangerous
Question. Women and Language. 28 (2) :55-61.
Luthfi, Ahmad. (2014). Indonesia Pengguna Facebook Keempat Terbesar Dunia (online),
(http://techno.okezone.com/read/2014/09/22/55/1042737/indonesia-pengguna-
facebook-keempat-terbesar-di-dunia, diakses Selasa, 24 Maret 2015).
Maarif, Ahmad Syafii. (2015). Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan; Sebuah
Refleksi Sejarah. Bandung: Mizan.
Agama dan Media: Diskursus LGBT 105

AGAMA DAN MEDIA


DISKURSUS LGBT DALAM OPINI SKH REPUBLIKA

Suranto1, Dyna Herlina S2, Benni Setiawan3


Universitas Negeri Yogyakarta
Email : 1suranto@uny.ac.id, 2dynaherlina@uny.ac.id, 3benisetiawan@uny.ac.id

ABSTRAK
SKH Republika menurunkan banyak tulisan mengenai isu lesbian, gay, biseksual dan
transgender (LGBT) selama kurun waktu 24 Januari – 31 Maret 2016. Pertanyaan penelitian
yang diajukan : (1) bagaimana representasi ideologi dan (2) seksualitas dalam pemberitaan
SKH Republika? Metode Penelitian yang dipilih adalah analisis wacana Van Dijk dengan
pendekatan intensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum SKH Republika
menawarkan wacana anti LGBT melalui pemilihan narasumber dan pendapat mereka yang
dikutip. Representasi ideologi yang ditampilkan bahwa LGBT bersandar pada ideologi
liberalisme dan universalisme yang bertentangan dengan nilai, norma, dan hukum nasional
Indonesia. Sedangkan wacana seksualitas direpresentasikan melalui kuasa pengetahuan
bersumber dari psikolog islam dan institusi otoritatif yaitu agama, negara dan pendidikan.
Semua narasumber islam di tiga institusi tersebut menolak LGBT sedangkan narasumber
negara non-islam bersifat moderat dengan membatasi penampilan mereka di ruang
publik, selanjutnya peneliti sekuler menerima praktik LGBT sebagai salah satu jalan masuk
membentuk pengetahuan dan kesetaraan hukum.

Kata kunci : Republika, wacana, LGBT, kuasa, seksualitas, pengetahuan

ABSTRACT
The Republika Daily published abundant articles about lesbian, gay, bisexual and
transgender (LGBT) during the period January 24 to March 31, 2016. The research question:
(1) how do the representation of ideology and (2) sexuality in the news SKH Republika? The Van
Dijk’s discourse analysis with intentional approach was employed. In general The Republika
Daily offers anti-LGBT discourse through the selection of speakers and their opinions are
cited. According to The Republika Daily, ideology representation that is based on liberalism
and universalism is against values, norms, and Indonesian national law. While the discourse
of sexuality is represented by the power of knowledge comes from psychologists Islam and
authoritative institution that is religion, state and education. All sources of Islam in the three
institutions while the informant refused LGBT non-Islamic countries are moderate by limiting
their appearance in the public space, the next secular researchers accept LGBT practices as
one way in shaping the knowledge and legal equality.

Keywords: Republika, discourse, LGBT, power, sexuality, knowledge

A. PENDAHULUAN LGBT. Televisi pun seakan menemukan


Pro dan kontra lesbian, gay, biseks, dan momentum untuk menaikan rating dengan
transgender (LGBT), akhir Januari hingga menayangkan dan menyajikan berita terkait
pertengahan Maret menjadi perbincangan LGBT. Sebuah stasiun televisi bahwa secara
menarik. Media, baik televisi (elektronik) khusus mengangkat tema LGBT.Konon
dan Koran (cetak) memuat berita terkait rating tayangan itu cukup tinggi.
106 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Seakan tidak mau kalah dengan televisi, Berdasarkan fenomena di atas,


media cetak, dalam hal ini koran juga penelitian ini hendak mengajukan dua
menyajikan serangkaian berita terkait LGBT. pertanyaan penting. Pertama, bagaimana
Koran berskala nasional dan lokal pun representasi ideologi yang ditampilkan oleh
berebut space (ruang) dalam menyajikan SKH Republika dalam publikasi mengenai
sejumlah berita Salah satunya adalah Surat LGBT? Kedua, bagaimana representasi
Kabar Harian Republika. seksualitas yang ditampilkan oleh SKH
Menarik untuk disimak, meski Republika dalam publikasi mengenai LGBT?
membicarakan isu yang sama yaitu LGBT
namun tiap surat kabar memiliki sudut B. METODE
pandang yang berbeda. Satu berita yang
Studi ini menggunakan pendekatan
diturunkan oleh SKH Republika berjudul
analisis wacana krisis (critical discourse
“LGBT Ancaman Serius”, terbit pada Ahad,
analysis) dengan metode analisis wacana
24 Januari 2016 menegaskan diri sebagai
Van Dijk. Menurut Van Dijk (2001: 352)
media yang menolak LGBT di Indonesia.
analisis wacana kritis (CDA) adalah jenis
Sikap tegas ini berbeda dengan media
penelitian wacana analitik yang terutama
nasional besar seperti Kompas. Menurut
mengkaji tentang cara bagaimana
Ignatius Haryanto, pada acara Klinik Hukum
penyalahgunaan kekuasaan sosial,
Media di Universitas Atmajaya, Sabtu, 19
dominasi, dan ketidaksetaraan yang
Maret 2015, media yang didirikan oleh
berlaku, direproduksi, dan dilawan dengan
PK Oejong dan Jacob Oetama ini tidak
teks dan pembicaraan dalam konteks sosial
menyatakan sikap terhadap LGBT.
dan politik. Dengan penelitian ini, analisis
Pada hari-hari selanjutnya SKH Republika wacana kritis mengambil posisi eksplisit,
secara konsisten nampaknya menolak LGBT dan dengan demikian ingin memahami,
melalui artikel-artikel opini dan berita yang mengekspos, dan akhirnya melawan
dipublikasikannya. Pertarungan wacana ketimpangan sosial.
seakan membenarkan apa yang disebut
Tahapan analisis wacana yang dilakukan
oleh Fairclough. Fairclough (1989) dalam
dalam penelitian ini meliputi tiga tahap
perspektif teori discourse dan ideologi,
sebagai berikut (Eriyanto, 2001: 225-227).
bahwa discourse media kental berbalut
kepentingan dan ideologi. Hal tersebut 1. Teks: dibagi menjadi tiga bagian yang
paralel dengan pendapat Althusser (1984) saling mendukung. Pertama, struktur
yang mengatakan bahwa media adalah makro yaitu makna global dari suatu
bagian dari ideological state apparatus. teks yang dapat diamati dari topik/
tema yang diangkat dari suatu teks.
Sebagai sebuah “pengemban” ideologi
Kedua, superstruktur yaitu kerangka
tertentu, media memainkan peran ganti.
suatu teks seperti bagian pendahuluan,
Yaitu, sebagai penyebar berita berdasarkan
isi, penutup dan kesimpulan. Hal
prinsip-prinsip jurnalisme dan juga sebagai
yang diamati adalah skematik yaitu
media pengembang ideologi yang diyakini
bagaimana bagian dan urutan berita
oleh pemilik media.
diskemakan dalam teks berita utuh.
Kajian ini tentu menarik untuk diteliti. Elemen yang diperhatikan adalah
Pasalnya, media sebagai salah satu pilar skema. Ketiga, struktur mikro adalah
demokrasi kini terfragmentasi dalam makna wacana yang dapat diamati
kelompok-kelompok kepentingan. dari bagian kecil dari suatu teks dari
Masukkan pemilik media ke gelangan kata, kalimat, proposisi, anak kalimat,
politik menjadikan “ideologi” media seakan paraphrase dan gambar. Hal yang
terus menggempur alam bawah sadar diamati adalah sematik aspek yaitu
masyarakat untuk menyatakan pendapat makna yang ingin ditekankan dalam teks
dan bersikap terhadap sebuah pokok berita. Elemen yang diamati latar, detail,
masalah. maksud, praanggapan, nominalisasi.
Agama dan Media: Diskursus LGBT 107

2. Kognisi sosial: proses produksi teks Sedangkan perspektif yang digunakan


berita yang melibatkan kognisi individu dalam pembahasan LGBT sangat bervariasi
wartawan. sebagai berikut: agama, hukum, kesehatan,
3. Analisis sosial: menganalisa kondisi anak/remaja/perempuan, keluarga,
sosial yang mendasari kemunculan pemerintah, sosial budaya, teknologi
suatu teks dan dampak pemberitaan komunikasi, pendidikan/keilmua, moral
tersebut terhadap masyarakat. dan HAM. Sehingga dapat dikatakan
Struktur yang diamati adalah struktur SKH Republika mengulas topik LGBT dari
makro. Hal yang diamati adalah tema/ berbagai sudut pandang.
topik/tematik yang dikedepankan Berdasarkan hasil identifikasi tema, ada
dalam suatu berita. Elemen yang dua tema besar yang disampaikan yaitu
diamati adalah topik. Elemen tematik soal ideologi dan seksualitas.SKH Republika
menunjuuk pada gambara umum dengan sengaja melakukan serangkaian
dari suatu teks, ini dapat pula disebut pemilihan penulis dalam kolom opini dan
gagasan inti, ringkasan atau hal tama narasumber dalam kolom pemberitaan
dalam teks. yang secara konsisten menyampaikan suatu
gagasan serupa yang serupa mengenai
ideologi dan seksualitas. Para aktor itu
C. HASIL DAN PEMBAHASAN membahas ideologi dari berbagai sudut
Studi pendahuluan telah dilakukan pandang yaitu islam dan nasionalisme.
melalui pengumpulan berita dan opini yang Sedangkan pembahasan mengenai
termuat dalam SKH Republika yang terbit seksualitas dimasukan dalam diskursus
pada 24 Januari hingga 31 Maret 2016. kesehatan, hukum, islam, dan sejarah. Bab
Selama rentang waktu tersebut ditemukan ini akan dibagi menjadi dua bagian yaitu:
29 artikel terdiri dari 16 artikel opini dan representasi ideologi dan representasi
12 artikel reportase mengenai LGBT yang seksualitas.
dipublikasikan oleh SKH Republika. Jumlah
ini tentu cukup banyak dalam rentang waktu Representasi Ideologi
kurang lebih dua bulan.Pemuatan yang
1. Ideologi Liberalisme vs Konservatif
banyak ini pun menjadi sebuah penanda,
bahwa SKH Republikasangat memberi Dalam tulisannya mengenai LGBT,
perhatian pada isu LGBT. SKH Republika serigkali mengguakan
Berdasarkan jumlah publikasi tersebut istilah “liberal” untuk menunjukkan
ada 70 narasumber yang digunakan baik kecenderungan ideologis para pelaku
sebagai penulis artikel maupun narasumber LGBT. Kaum liberal, menurut para ahli yang
reportase. Dari sejumlah itu 16 narasumber menulis opini menghormati hak individu
berafiliasi dengan organisasi islam non oleh karena itu cenderung yang berbeda
pemerintah, 32 narasumber dari organisasi seperti homoseksualitas juga dihargai.
pemerintah, 1 pakar hukum, 3 peneliti, 6 Sebagaimana disampaikan berikut ini.
ahli medis, 1 tokoh agama selain islam, Bahrun Mubarok, Kandidat Doktor
6 aktivis organisasi kemasyarakatan, 1 Psikologi Islam UIN Syarif Hidayatullah,
orang pengamat sosial dan 1 artikel tanpa Dai Ambasador Dompet Dhuafa,
narasumber. Sedang Menulis Disertasi Tentang LGBT
Dari 70 narasumber yang dapat “Bagi kaum liberal, perilaku
diidentifikasi 5 menyatakan pro terhadap homoseksual adalah bukan mental
LGBT, 10 bernegosiasi dan sisanya yaitu 55 illness, melainkan bagian dari hak setiap
narasumber anti terhadap LGBT.Jumlah ini individu yang harus dihormati. Justru
menunjukan bahwa secara SKH Republika yang dianggap patologi oleh mereka
mengarusutamakan penolakan terhadap saat ini adalah pandangan bahwa
LGBT. manusia semestinya heteroseksual.”
108 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Hasian Sidabutar, Anggota Initiatives disampaikan oleh dua penulis kolom opini
of Change (IofC) Indonesia, Alumnus berikut.
Universitas Negeri Medan Bahrun Mubarok, Kandidat Doktor Psikologi
“Tidak dapat dimungkiri maraknya Islam UIN Syarif Hidayatullah, Dai Ambasador
fenomena LGBT sangat terkait dengan Dompet Dhuafa, Sedang Menulis Disertasi
tren negara-negara liberal yang Tentang LGBT
memberikan pengakuan dan tempat Sejujurnya, penulis banyak belajar
bagi penyandang LGBT di masyarakat. dan sering mengutip hasil-hasil riset
LGBT dianggap sebagai bagian life style yang mereka lakukan. Penulis hanya
masyarakat modern yang menganggap ingin mengungkapkan bahwa literatur
pandangan heteroseksualitas sebagai tentang LGBT masih lebih didominasi
konservatif dan tidak berlaku bagi hasil-hasil penelitian para peneliti yang
semua orang.” berideologi liberal, bahkan aktivis
Bagi kedua di atas, kelompok liberal gerakan LGBT. Ada kesan penolakan
justru menganggap perilaku heteroseksual terhadap LGBT tidak memiliki landasan
sebagai tindakan yang konservatif dan ilmiah.
patologis. Pada titik ini, para penulis H. Fahmi Salim, Lc, M.A, Lulusan S-2 Ilmu
mempertentangkan ideologi liberal dengan Tafsir, Universitas al-Azhar Kairo
konservatif; dan ideologi liberal dengan
Tujuannya liberalisasi kisah Luth adalah
patologi (penyakit). Ketiga kata kunci
satu, yaitu membiarkan dan melegalkan
tersebut menunjukkan definisi para penulis
perkawinan sejenis atau perkawinan
mengenai liberal yaitu bukan konservatif
homoseksual.Dibuatlah analisis, seolah-
dan bukan penyakit.
olah, umat Nabi Luth bukan diazab
Penulis yang lain juga menggunakan sebab mereka homoseks, tapi karena
istilah liberal untuk menjelaskan perilaku mereka mengingkari kerasulan dan
seksualitas sebagaimana berikut. tidak sopan pada para tamunya.Karena
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist itu, perilaku homoseksual boleh-boleh
Merdeka Sirait saja.Sejatinya, tafsir demikian pada kisah
“Saat ini remaja di Indonesia sudah Luth bahkan sudah lama menjadi narasi
sangat liberal. Mereka sudah berani yang digaungkan di penyuluhan yang
berciuman saat pacaran. Bahkan saat mengampanyekan hak seksual kaum
saya tanya apakah ada yang tak pernah LGBT dengan topeng edukasi HIV/AIDS.
lihat film porno, mereka tidak ada yang Pembahasan penelitian LGBT dan tafsir
berani tunjuk tangan.” Al-Qur’an digunakan untuk mendudukan
Merujuk pada fenomena tersebut, pengetahuan ideologi liberal. Menurut
jelas Arist, kalau gerakan LGBT didukung Bahrun Mubarok, para peneliti tentang
dan dilegalkan, anak-anak muda akan LGBT mendasarkan penelitiannya dalam
semakin liberal lagi dalam hal pemahaman sudut pandang liberal, sedangkan H. Fahmi
seksualitas. Makanya jangan sampai LGBT Salim menempatkan liberal sebagai salah
ini didukung dan dilegalkan, katanya. satu metode tafsir umat Nabi Luth.
Narasumber dalam berita itu, Representasi ideologi digunakan SKH
menyamakan kecenderungan seksual LGBT Republika untuk menjelaskan LGBT adalah
dengan gaya pacaran yang mengarah ideologi liberal. “Liberal” diartikan bukan
pada hubungan seksual, keduanya adalah konservatif, bukan patologi, perilaku seksual
kecenderungan liberal. Kata “liberal” bebas dan sudut pandang pengetahuan.
mengacu pada perilaku yang bebas Ideologi liberalisme seringkali
secara seksual. Liberal disamakan dengan digunakan sebagai wacana untuk
kebebasan seks. memberi perhatian terhadap seks dan
Istilah “liberal” juga dikaitkan dengan orientasi seksual ini berada di belakang
arah ilmu pengetahuan sebagaimana keterusterangan dan sikap para LGBT
Agama dan Media: Diskursus LGBT 109

untuk menunjukkan dirinya (coming out) yang dipertentangkan dengan nilai


dan menurunkan minat untuk berubah universalisme. Menurut para penulis,
dan mencari bantuan untuk memperbaiki aktivis LGBT bertopeng dibalik Hak Asasi
abnormalitas ini. Melalui konsep liberalisme Manusia yang merupakan nilai universal
dan hak asasi manusia, masyarakat diminta dunia, namun dalam beberapa hal nilai-nilai
untuk menerima abnormalitas sebagai tersebut justru bertentangan dengan nilai
bagian dari seksualitas manusia dan nasionalisme Indonesia.
organisasi dan aktivis juga membantu Pendapat tersebut dapat dipahami dari
mempromosikan ideologi ini atas nama beberapa pernyataan berikut ini.
kebebasan (Owoyemi dan Sabri, 2013:110).
Maneger Nasution, Komisioner Komnas
Dalam hal ini wacana yang
HAM, Perspektif HAM dalam Pernikahan
dikembangkan SKH Republika
Sesama Jenis
mengidentikkan LGBT dengan liberal
sesuatu yang seringkali digunakan oleh Pasal-pasal dalam DUHAM itu ada yang
media lain sebagaimana dijelaskan oleh ketat, ada pula yang longgar. Contoh,
Owoyemi dan Sabri (2013). Pasal 16 DUHAM tentang hak untuk
menikah dan berkeluarga. Dalam pasal
Jika ditelaah lebih lanjut, liberalisme
itu , tidak ada indikasi dibolehkannya
sebenarnya tidak sesederhana kebebasan
pernikahan sejenis. Oleh karena
individu. Ideologi ini memiliki setidaknya
beberapa sifatnya yang longgar, negara
tiga lapisan yaitu: emansipasi, kesetaraan
pihak menolak, seperti Indonesia, tidak
dan agama.
secara otomatis seluruhnya mengikuti
Pada ranah emansipasi, kebebasan yang isi setiap setiap pasal dari DUHAM PBB,
dimaksud adalah kebebasan berpartisipasi walaupun Indonesia telah meratifikasi
politik dan hukum. Setiap individu setara DUHAM PBB. Semua isi pasal harus
di depan hukum dan politik. Pada soal disesuaikan dengan hukum nasional
kesetaraan, liberalisme mendorong setiap dan kondisi Indonesia.
orang memiliki hubungan yang setara di
Perangkat hukum yang paling mengikat
depan hukum. Terakhir, dalam hal agama
adalah hukum nasional. Untuk isu di
liberalisme memisahkan hubungan
antara rumah ibadah dan negara dengan wilayah abu-abu (belum ada kesepakatan
menempatkan agama sebagai urusan universal tentangnya) yang digunakan
pribadi sedangkan urusan negara di ruang adalah hukum nasional. Contoh, pasal
publik ( Alexander, 2014:6 ). 16 tentang hak untuk menikah dan
berkeluarga yang berhubungan dengan
Jika kita menggunakan definisi
isu pernikahan sesama jenis sampai saat
liberalisme di atas maka ada beberapa
ini masih termasuk wilayah abu-abu
pendapat para narasumber di SKH Repbulika
DUHAM PBB.
yang kurang tepat. Liberalisme memang
bisa diartikan sebagai kebebasan individu Jazuli Juwaini (PKS)
untuk menentukan hal-hal privat seperti “Dalam menjalankan hak dan
agama dan seksualitas namun kebebasan kebebasannya, setiap orang wajib
itu dibatasi oleh hak politik dan hak hukum tunduk kepada pembatasan yang
orang lain. Sehingga jika menempatkan ditetapkan dengan undang-undang
LGBT sebagai kelompok yang bebas tanpa dengan maksud semata-mata
syarat dengan menyingkirkan kelompok untuk menjamin pengakuan serta
lain seperti heteroseksual; bukanlah penghormatan atas hak dan kebebasan
pemadanan diskursus yang tepat. orang lain dan untuk memenuhi
2. Ideologi Nasionalisme tuntutan yang adil sesuai dengan
Selain liberalisme, ideologi lain yang pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
digunakan sebagai retorika oleh penulis keamanan, dan ketertiban umum dalam
SKH Republika adalah nasionalisme suatu masyarakat demokratis.”
110 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Hepi Wahyuningsih. Ahli Psikologi Keluarga sejarah kelompok homoseksual di seluruh


Universitas Islam Indonesia (UII) dunia tidaklah sama. Ada banyak budaya
Di samping itu, dukungan dari pihak dan sejarah yang membuat penerimaan
luar dan beberapa perusahaan homoseksual yang tidak berlaku universal.
multinasional yang terusmengalir juga Secara intensional, redaksi SKH
turut memperkuat perjuangan mereka. Republika menyusun argumen, melalui para
Tentu sebagai orang tua yang masih narasumber, bahwa dalam kasus Indonesia,
memegang nilai-nilai luhur bangsa, kita ada hukum nasional, nilai nasionalisme,
tidak bisa tinggal diam membiarkan untuk menentang penerimaan universal
anak-anak kita dipengaruhi oleh gerakan terhadap praktik LGBT. Pemenuhan hak
LGBT. Lalu, apa yang harus kita lakukan? universal dibatasi oleh hukum nasional yang
mengikat setiap warga negaranya.
Intan Mahabah Nabila, Mahasiswa Fakultas
Argumen nasionalisme sepenuhnya
Hukum UI, Relawan pada Pusat Advokasi
dapat diterima karena memang warga
Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM)
negara Indonesia terikat dengan aturan
Indonesia Cabang DKI
hukum nasional sebagaimana disampaikan
Indonesia pun sebagai negara berdaulat oleh para penulis diatas. Namun, disisi lain
dan memiliki hukum sendiri sudah berdasarkan Human Right Watch World
jelas tertera di Pasal 1 UU No 1 Tahun Report 2013 ditemukan bahwa budaya/
1974 mengenai Perkawinan bahwa: lokalitas/nasionalisme seringkali justru
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara menciptakan diskriminasi HAM terhadap
seorang pria dengan seorang wanita pelaku LGBT. Kemungkinan hukum nasional
sebagai suami istri dengan tujuan membatasi atau bahkan meniadakan HAM
membentuk keluarga (rumah tangga) pelaku LGBT absen dari pembahasan SKH
yang bahagia dan kekal berdasarkan Republika (https://www.hrw.org/world-
Ketuhanan Yang Maha Esa. report/2013).
Para penulis tersebut mengakui bahwa
Representasi Seksualitas
Indonesia merupakan bagian dari warga
dunia yang meratifikasi Hak Asasi Manusia Selain diskursus ideologi, wacana lain
melalui keikutsertaan dalam Persatuan yang muncul dalam publikasi SKH Republika
Bangsa-Bangsa. Hukum universal itu mengenai LGBT adalah seksualitas. Isu ini
mengakui hak setiap identitas seseorang tentu saja tidak dapat dihindarkan ketika
termasuk di dalamnya adalah identitas membicarakan orientasi seksual. Mengikuti
seksual. analisis Foucoult tentang seksualitas,
bagian ini akan mengupas topik-topik
Meskipun demikian, ada dua argumen
yang digunakan para narasumber untuk
yang membuat para penulis menolak
membahas seksualitas.
universalisme identitas seksual. Pertama,
pengaturan detail mengenai hal itu belum 1. Pengetahuan LGBT
diatur. Kedua, menurut para penulis hukum Perbincangan tentang LGBT membawa
yang lebih mengikat adalah hukum nasional pengetahuan baru mengenai orientasi
yang dengan jelas menyebutkan bahwa ada seksual non heteroseksual. Ada banyak
2 orientasi seksual yaitu perempuan dan pengetahuan mengenai hal ini yang telah
laki-laki mengikuti UU Perkawinan. ditelaah berdasarkan sudut pandang
Diskursus mengenai hal itu juga ilmu kesehatan jiwa dan fisik. Redaksi SKH
dijelaskan oleh Altman D(2001): masalah Republika secara intensional memilihkan
utama berkaitan dengan globalisasi definisi beberapa pengetahuan tersebut untuk
homoseksual adalah generalisasi. Identitas pembacanya seperti dibawah ini.
adalah konstruksi sosial, sebuah mitos, yang
Ihsan Gumilar, Peneliti Psikologi Saraf (
dibentuk berkaitan dengan sejarah, budaya
Neuropsycology), Struktur Otak LGBT
dan karakter yang dibagi. Budaya dan
Agama dan Media: Diskursus LGBT 111

Adanya konsep neuroplasticity ini maka mereka berpendapat bahwa perilaku


menyampaikan bahwa perbedaan LGBT dapat disembuhkan jika mendapatkan
struktur otak tidak serta merta stimulus lingkungan yang baik.
menyebabkan seseorang mempunyai Lebih jauh lagi, redaksi menyebutkan
orientasi seksual LGBT. Akan tetapi, bahwa perilaku LGBT merupakan penderita
kebiasaan, pengalaman, dan gaya hidup kesehatan jiwa yang perlu mendapatkan
yang dibangunlah yang bisa mengubah pertolongan medis sebagai hak penderita
struktur dan fungsi otak, sehingga gangguan jiwa. Pertolongan medis
menghasilkan orientasi dan perasaan yang diperlukan adalah konsultasi dan
intim terhadap sesama jenis. pendampingan dari psikolog. Selanjutnya
LGBT merupakan penyakit psikologi adalah bimbingan spiritual. Pendapat
yang sangat berpotensi mendatangkan tersebut dalam kutipan berikut.
penyakit-penyakit lainnya.
Dr Danardi Sosrosumihardjo SpKJ(K),
Prof Subandi, Asosiasi Psikologi Islam, Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter
Himpunan Psikologi Indonesia (API-Himpsi), Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PP
LGBT Berhak mendapat Layanan Kesehatan PDSKJI), LGBT Berhak Layanan Kesehatan
Jiwa Jiwa
“Temuan ilmiah terkini menunjukkan “Orang dengan homo – seksual, yakni
bahwa perilaku LGBT dipengaruhi oleh gay, dan lesbian, serta biseksual
lingkungan dan orientasi seksual bersifat masuk dalam kategori Orang Dengan
cair yang memungkinkan perilaku ini Masalah Kejiwaan (ODMK). Sedangkan,
dapat di ubah.” transeksualisme dinyatakan masuk
dalam kategori Orang Dengan
Aliah BP Hasan, Bidang Kajian Ilmiah Asosiasi
Gangguan Jiwa (ODGJ). PDSKJI
Psikologi Islam
mendukung upaya pemenuhan hak
Perilaku homoseksual bukan hasil dan kewajiban bagi ODMK dan ODGJ
pengaruh genetika karena mereka yang melalui upaya kesehatan jiwa dengan
homoseksual tidak dapat meneruskan memberi pelayanan kesehatan jiwa
gennya kepada keturunannya. Faktor berdasarkan hak asasi manusia (HAM),”
nongenetiklah yang menyebabkan gen
organisme mengekspresikan dirinya Subandi, Asosiasi Psikolog Islam
secara berbeda. LGBT merupakan suatu penyakit
Secara ringkas, berbagai penelitian psikologis yang perlu ditangani.Dalam
menunjukkan bagaimana kecairan menangani kasus psikologis bagi para
identitas, perilaku, dan orientasi seksual. LGBT perlu adanya pendampingan,
Pertama, heteroseksual hingga kini bukan hanya pendampingan
merupakan identitas orientasi seksual psikologis semata namun perlu
terbanyak dan paling tidak banyak pendampingansecara spiritual dan
berubah sepanjang waktu (Kinnish, rohaniah. Dalam perspektif psikologi
Strassberg, & Turner, 2005). Islam sebuah transformasi kehidupan
menjadi lebih baik jika ada sebuah
Diskursus orientasi seksual tersebut penyesalan yang nantinya akan
dikaitkan dengan pembentukan identitas membawa seseorang untuk taubat dan
seksual yang lebih banyak dipengaruhi kembali ke jalan Allah SWT.
oleh lingkungan sosial bukan bawaan
genetik. Atas argumen itu, para penulis Michael Foucault (1977) menjelaskan
di atas menyatakan bahwa perubahan bahwa pembentukan pengetahuan adalah
orientasi seksual yang natural yaitu dari praktik kekuasaan. Pihak yang berkuasa
heteroseksual menjadi homoseksual dalam hal ini adalah psikolog islam dan
merupakan akibat interaksi lingkungan yang redaksi SKH Republika membentuk
salah. Berdasarkan argumen yang sama, pengetahuan baru mengenai LGBT yang
112 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

seturut dengan ideologi mereka yaitu Kokoh Hadapi Pengaruh Negatif, Fuad
menolak praktik LGBT. Nashori, Dewan Pakar Asosiasi Psikologi
Islam
2. Pihak Otoritatif
“Homoseksual yang awalnya
Dalam pembahasan mengenai tabu menjadi semakin bisa
seksualitas, menurut Foucoult, selalu saja diterima ketika banyak orang yang
melibatkan pihak-pihak yang dianggap mempropagandakan dengan
berwenang membicarakannya. Dalam masif. Adanya gerakan dari
penelitian ini, dapat diidentifikasi setidaknya negara lain yang mendukung
3 pihak yaitu: institusi agama, negara, dan gerakan tuntutan kesetaraan para
pendidikan. Satu persatu akan dibahas LGBT membahayakan anak-anak.
berikut ini. Kekuatan yang paling ampuh
a. Institusi Agama melawan LGBT yakni iman kepada
Berdasarkan institusi agama yang Tuhan Yang Maha Esa. Karena jelas
memberikan argumennya di ruang di Alqur’an bahwa homoseksual
pemberitaan SKH Republika, hanya dilarang. Selain itu, lingkungan
ada satu orang yang mewakili institusi keluarga dan lingkungan sekitar
agama non Islam, sedangkan sisanya (pertemanan sosial) juga memiliki
didominasi oleh pemimpin agama pengaruh yang penting untuk
Islam. Hal ini tentu saja selaras dengan melindungi diri dari pengaruh
kecenderungan SKH Republika LGBT.”
yang didirikan oleh kelompok Islam. Semua pemimpin islam yang dikutip
Beberapa pernyataan narasumber diatas memberikan satu pandangan
yang mewakili institusi agama sebagai yang sama mengenai praktik LGBT.
berikut. Mereka semua menolak karena LGBT
Romo Paulus Christian Siswantoko, bertentangan dengan nilai-nilai Islam
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), yang telah diatur dalam kitab suci Al-
Majelis Agama Tolak LGBT Qur’an. Meskipun ada kelompok yang
“Aktivitas LGBT bertentangan memberikan tafsiran baru untuk kisah
dengan ajaran Katolik. Ia menolak Kaum Nabi Luth yang mempraktikan
keras apabila komunitas LGBT homoseksual namun tafsir baru itu
menuntut untuk dilegalkan”. dengan tegas ditolak.
Ustadz Erick Yusuf, Tokoh Agama, LGBT Soal lain yang muncul dalam
Ancaman Serius wacana LGBT dalam pandangan
pemimpin Islam adalah pendekatan
“Semestinya orang-orang yang
agama dapat menjadi solusi bagi
mempunyai orientasi seks yang
para pelaku LGBT untuk keluar dari
salah tersebut diberi penyuluhan.
lingkungan yang menyesatkan mereka.
Baik lewat agama maupun lewat
HAM dan demokrasi dianggap sebagai
kejiwaan dengan intensif,”
dalih kelompok LGBT untuk melupakan
Nazamudin Ramli, MUI, Majelis Agama aturan agama.
Tolak LGBT
Di semua artikel yang menempatkan
“Aktivitas LGBT sudah sangat para pemimpin agama sebagai
meresahkan masyarakat dan narasumber utama, SKH Republika
berdampak negatif terhadap tidak pernah melibatkan narasumber
tatanan sosial bangsa Indonesia,” umat sebagai pembanding. Sehingga,
“Waspadai pula gerakan atau harian ini dengan sengaja, intentional,
intervensi dari pihak mana pun yang menempatkan institusi agama sebagai
berdalih HAM dan demokrasi untuk lmbaga sosial yang paling otoritatif
mendukung perkembangan LGBT,” membicarakan seksualitas.
Agama dan Media: Diskursus LGBT 113

b. Institusi Negara Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur


Selain institusi agama, pihak yang DKI Jakarta, Polisi Minta Pro-LGBT tak
mendapat otoritas membicarakan LGBT Berkampanye
dalam publikasi SKH Republika adalah Kamu kalau mau gerakan, jangan
negara. Beberapa artikel menempatkan kampanye enggak-enggak. Kalau
anggota DPR, polisi, menteri dan masuk ranah publik, ada aturannya.
pemimpin daerah berikut ini.
Ada dua narasumber yang dikutip
Deding Ishak, Komisi VIII DPR, LGBT diatas yaitu Kapolri dan Pemimpin
Berhak Layanan Kesehatan Jiwa Daerah, keduanya merupakan
Dalam Pancasila dan UUD 1945 representasi negara. Hal yang
jelas bahwa pelaksanaan HAM menarik, argumen mereka berkaitan
tidak boleh bertentangan dengan dengan kehadiran LGBT di ruang
norma, adar, dan nilai-nilai agama. publik. Keduanya tidak menampik
Jika masalah LGBT ini telah kenyataan bahwa kelompok LGBT
bersinggungan dengan norma ada dan berkembang di Indonesia.
agama, harus dibahas mendalam. Namun kehadiran kelompok tersebut
sebaiknya dibatasi di ruang publik untuk
Lukman Hakim Saifuddin, Menteri menghindari keresahan di masyarakat.
Agama, Polisi Minta Pro-LGBT tak
Dapat dikatakan, kedua narasumber
Berkampanye
bersikap moderat dengan kelompok
LGBT juga menjadi ancaman LGBT, mengakui keberadaannya tetapi
potensial bagi sistem hukum membatasi penampilannya di ruan
perkawinan di Indonesia yang tidak gpublik. Sikap ini cukup berbeda
membenarkan perkawinan sesama dengan para pemimpin agama dan
jenis. Meski demikian, bukan berarti politik yang dibahas sebelumnya.
kita membenarkan dan membiarkan Kapolri dan Pemimpin Daerah memiliki
gerakan LGBT menggeser nilai-nilai kecenderungan untuk mempertahankan
agama dan kepribadian bangsa. keamanan dan stabilitas ruang publik.
Kedua narasumber di atas Dalam artikel yang dimuat SKH
memberikan perhatian terhadap nilai Republika, penempatan narasumber
moral bangsa. Keduanya mewakili negara tidak pernah dilengkapi dengan
negara karena jabatan publik yang sudut pandang lain yaitu rakyat.
diembannya. Keduanya menekankan Sehingga dapat disimpulkansurat
bahwa penerapan HAM tidak boleh kabar ini secara intensional
bertentangan dengan nilai-nilai menganggap bahwa negara lebih
agama, norma dan adat yang berlaku berhak membicarakan seksualitas
di Indonesia. Sebagaimana dijelaskan dibandingkan rakyat terlebih pelaku
pada bagian atas tulisan ini, nilai LGBT.
nasionalisme dianggap lebih penting
c. Institusi Pendidikan
daripada universalisme.
Selain institusi agama dan negara,
Irjen Tito Karnavian, Kapolri, Polisi Minta lembaga pendidikan dalam hal
Pro-LGBT tak Berkampanye ini sekolah, kampus dan keluarga
Kami mengimbau para LGBT dianggap menjadi pihak yang
tidak memprovokasi orang lain berwenang membicarakan seksualitas.
ikut kalangan mereka yang justru Para narasumber yang terdiri dari
membuat orang tua resah. menteri (Menteri Pendidikan, Menteri
Karena itu, perlindungan pada Pemuda dan Olahraga), pemimpin
mereka (LGBT) kita berikan. Mereka organisasi kemasyarakatan, dan peneliti
tidak boleh jadi korban kekerasan. di universitas.
114 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Terdapat dua sudut pandang Sudut pandang kedua mengenai


yang berbeda diantara mereka. otoritas lembaga pendidikan terhadap
Kelompok pertama: Menteri dan isu LGBT diwakili oleh organisasi
Cendikiawan Islam berpendapat bahwa hukum dan universitas. Ada dua poin
pendidikan seksualitas ditujukan utama yang disampaikan. Pertama,
untuk menghindarkan diri anak dan kedua institusi ini memandang bahwa
remaja dari perilaku LGBT. Perilaku ini fenomena LGBT adalah perubahan
dianggap merupakan akibat pergaulan jaman yang natural dan tidak dapat
sosial bukan genetik. Sebagaimana dihindarkan karena perubahan orientasi
dijelaskan berikut ini. seksual ini. Jika isu ini tidak diteliti justru
kontra produktif, berikut kutipannya.
Andi Yulia Fariz, ICMI, ICMI : Jangan
Kucilkan LGBT Yasmin, YLBHI, Bentengi Anak dan
Pemuda
Insya Allah pada kepengurusan ini
ICMI akan mempunyai program Homoseksualitas adalah sebuah
konseling dan pendidikan bagi fenomena yang natural, senatural
calon pengantin. Sebab, keluarga orang kidal dan tidak kidal. Untuk
itu ketahanan utama suatu bangsa. masyarakat dengan pendidikan
yang lebih maju, kata dia, perbedaan
Anies Baswedan, Menteri Pendidikan orientasi seksual bukan lagi sesuatu
dan Kebudayaan, Polisi Minta Pro-LGBT yang membingungkan.
tak Berkampanye
LGBT tak Boleh Masuk Kampus, Sari
Selama ini tidak ada temuan
Damar Ratri, Peneliti Pusat Kajian Gender
propaganda atau kampanye LGBT
dan Seksualitas FISIP UI
di lingkungan sekolah. Menurut
dia, kampanye melalui buku yang Dengan melarang isu seksualitas
isinya kurang patut atau mesum untuk dikaji dan diteliti, Menristek
juga belum ditemukan. Biasanya telah menutup peluang adanya
kalau yang ada seperti itu langsung pengembangan ilmu pengetahuan
ditarik. dan pemanfaatan hasil kajian
bagi kehidupan sosial masyarakat
Imam Nahrawi, Menpora, Bentengi Anak
Indonesia yang plural dan
dan Pemuda
multikultural.
Dari keluarga saya kira.
Irwan Hidayana, Peneliti Pusat Kajian
Membentenginya adalah
Gender dan Seksualitas FISIP UI,
bagaimana peran orang tua itu harus
Program Lain Juga Didanai Asing
aktif, ujar Imam di Jakarta, Jum’at
(5/2) malam. Menurut Imam, orang Pendidikan seksual penting bagi
tua perlu berperan untuk membina anak-anak agar mereka tahu –selain
anak dalam menyeleksi pergaulan, hanya perbedaan fisik laki-laki dan
baik di lingkungan masyarakat perempuan- juga peranan mereka
maupun pendidikan. berdasarkan gender sesuai norma
sosial masyarakat. Dana asing
Ada dua poin yang menarik. yang masuk di Indonesia bukan
Pertama, institusi pendidikan hanya terkait LGBT, namun banyak
merupakan ranah publik oleh karena itu program pemerintah yang juga
ruang itu harus steril dari pembicaraan didanai dari asing, tujuannya untuk
mengenai LGBT. Kedua, keluarga adalah kesejahteraan dan peningkatan
institusi pendidikan dalam pengertian pengetahuan.
ini adalah pengasuhan yang penting.
Keluarga dapat dijadikan benteng Dari seluruh narasumber yang
untuk menghindarkan anak-anak dan digunakan SKH Republika tentang
remaja dari perilaku LGBT. isu LGBT hanya kelompok peneliti
Agama dan Media: Diskursus LGBT 115

dari YLBHI dan Peneliti Pusat Kajian Mayoritas aktor dalam publikasi SKH
Gender dan Seksualitas FISIP UI Republika adalah subyek heteroseksual
yang menyatakan diri pro terhadap yang memiliki afiliasi dengan kelompok
kelompok LGBT. Sikap pro ini dalam Islam konservatif dan moderat. Mereka
pengertian bahwa institusi pendidikan memiliki intensi yang serupa dengan
perlu mempelajari fenomena baru ini redaksi SKH Republika yaitu menganggap
lalu membangun pengetahuan yang LGBT adalah penyimpangan agama, hukum,
ilmiah untuk memahaminya. psikologis.
Oleh redaksi para peneliti Konsep Marxist mengenai ideologi
ditempatkan sebagai perwakilan dari menyebutkan bahwa kelompok yag
kelompok LGBT. Metode ini sebenarnya memiliki alat produksi akan melakukan
mengandung bias, karena para peneliti kontrol terhadap produksi dan sirkulasi
itu bukanlah pelaku LGBT. Mereka adalah pemaknaan ide-ide di dalam masyarakat.
para peneliti yang keberadaannya Melalui kepemilikan media, para pemilik
mewakili, memperantarai kelompok media sebagai kelas dominan akan
LGBT eksis artinya merupakan menawarkan ideologinya yang membuat
kenyataan. Kelompok peneliti ini tidak dominasi dan penindasan sosial terlihat
dapat sepenuhnya mewakili kelompok natural dan menyembunyikan kondisi
LGBT karena memiliki kepentingan yang sebenarnya. Hal ini disebut dominasi
politik pengetahuan yang tidak dimiliki/ ideologi (Hall, 1997: 348).
disadari oleh pelaku LGBT. Mereka punya SKH Republika melakukan dominasi
sudut pandang yang bisa jadi berbeda ideologi dalam pemberitaannya. Mereka
dengan pelaku LGBT. Disamping itu, dengan sengaja memilih aktor yang
mereka juga memiliki kepentingan berafiliasi dengan organisasi yang serupa
ekonomi politik yang berbeda dengan dengan ideologi mereka untuk menguasai
kelompok yang diteliti, LGBT. ruang publik yaitu kolom publikasi di
Di Indonesia ketiga institusi diatas : SKH Republika. Sementara itu, kelompok
agama, negara dan pendidikan, adalah marjinal yang mereka serang dalam hal ini
institusi yang sangat berkuasa menentukan adalah kelompok LGBT tidak mendapatkan
pendisiplinan tubuh dalam hal ini adalah ruang baik dalam bentuk narasumber berita
seksualitas. Kecenderungan ini persis maupun penulis opini.
sebagaimana dijelaskan oleh Michael Ada dua representasi ideologi yang
Foucault (1977) mengenai kuasa dan dimuat SKH Republika berkaitan dengan
seksualitas. Institusi tersebut mengatur isu LGBT. Pertama, praktik LGBT dianggap
bagaimana seksualitas ditampilkan bersumber dari ideologi liberalisme.
yaitu urusan privat yang harus diatur Ideologi ini harus ditolak di Indonesia karena
penampilannya di ranah publik. Seks adalah bertentangan dengan nilai-nilai tradisi dan
kenikmatan individu yang diatur oleh agama. Kedua, praktik LGBT menyandarkan
institusi publik. dirinya pada ideologi universalisme yang
tidak dapat sepenuhnya diterima dalam
konteks Indonesia karena ada banyak norma
D. SIMPULAN dan peraturan nasional yang bertentangan
SKH Republika mengunakan dengan nilai universal tersebut.
pendekatan representasi intentional. Selanjutnya, representasi seksualitas
Redaksi telah memiliki intensi dalam yang sengaja (intentional) ditempatkan SKH
pemberitaan LGBT yaitu menolak Republika. Ada dua representasi seksualitas
kecenderungan seksual non heteroseksual. yaitu pengetahuan dan institusi otoritatif.
Intensi ini ditunjukan oleh pemilihan
Pertama, pengetahuan mengenai LGBT
narasumber yang diwawancarai dalam
dipilih oleh redaksi mengikuti pengetahuan
berita dan penulis kolom opini.
bahwa LGBT terjadi karena pergaulan
116 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

sosial bukan genetika. Kedua paham itu Birokrat pendidikan (Menteri Pendidikan
sebenarnya diperbincangkan di wilayah dan Menteri Pemuda dan Olah Raga,
akademis dengan sangat mendalam keduanya berasal dari kelompok islam) dan
tetapi pembaca dipilihkan salah satu sudut peneliti dari kelompok islam juga memiliki
pandang pengetahuan. sikap yang sama menolak LGBT.
Kedua, lembaga otoritatif yang boleh Institusi Pendidikan yang dianggap
memperbincangkan LGBT adalah institusi mendorong pengetahuan tentang LGBT
agama, negara, dan pendidikan. Ketiga adalah peneliti dari kampus sekuler dan
institusi ini merupakan institusi publik yang advokat hukum Kebijakan redaksi dengan
dianggap boleh memberikan penilaian jelas menunjukan bahwa institusi islam
terhadap praktik LGBT. baik dari pemimpin, birokrat dan peneliti
Institusi agama islam dipilihkan dengan tegas menolak praktik LGBT.
kelompok yang sepenuhnya menentang. Redaksi tidak memberikan celah penafsiran
Sikap ini sejalan dengan para aktor negara baru terhadap praktik LGBT dengan tidak
yang berafiliasi dengan Islam yaitu Menteri menempatkan pelaku LGBT dalam diskusi
Agama dan anggota DPR dari Partai Islam. mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, J. (2015). The major ideologies of liberalism, socialism and conservatism. Political
Studies, 63(5), 980-994.
Altman, D. 2001. “The Globalization of Sexual Identities.” Global Sex. Chicago and London
: University of Chicago Press.
David T. Hill. 2010. Journalism and Politics in Indonesia: A Critical Biography of Mochtar
Lubis (1922-2004) as Editor and Author. London: Routledge.
Dijk. Teun Van. 2001. Critical Discourse Analysis, dalam Deborah Schiffrin, Deborah Tannen,
dan Heidi E. Hamilton (ed). The Handbook of Discourse Analysis.BlackwelPublisher
Edkin, J. & William, N.V., (ed.). 2009. Critical Theories and International Relation, Oxon:
Routledge, diterjemahkan Teguh Wahyu Utomo. 2013, Teori-teoriKritis: Menantang
Pandangan Utama Studi Politik Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Esack, Farid. 1997. Qur’an, Liberation and Pluralism: An Islamic Perspective of Interreligius
Solidarity Against Oppression. Oxford: Oneworld.
Fahmi, Muhammad, Irwan Abdullah, Ratna Noviani, Wening Udasmoro. 2015. “Diskursus
Islam Dalam Konstruksi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Kasus Charlie Hebdo Di
Media Surakarta)” LiNGUA Vol. 10, No. 2, Desember. Hal. 55-64.
Fairlough, N. 1989. Language and Power. London: Longman.
Foucault, Michael. 1997. Seks dan Kuasa: Sejarah Seksualitas. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Gramsci, Antonio. 1971. Selections from the Prison Notebooks. International Publishers.
Mills, Sara. 2003. Michel Foucault. London: Routledge.
Sipayung, Bambang A. 2009. “Teori Kritis Versus Hermeneutika: Debat Habermas dan
Gadamer,” Majalah Filsafat Driyarkara, Tahun XXIII No 1.
Supena, Ilyas. 2012. “Mujahid Versus Teroris”.Walisongo, Volume 20, Nomor 1, Mei 2012.
hal.165-192.
Agama dan Media: Diskursus LGBT 117

Owoyemi, M. Y., & Sabri, A.Z.S.A. (2013). LGBT:nature or ideology: The view of a former
LGBT Practitioner in Malaysia. Research Journal of Biological Sciences, 8(4), 104-111.
Republika, Ahad, 24 Januari 2016.
Republika, Sabtu, 13 Februari 2016.
Republika, Kamis, 3 Maret 2016.
http://www.mahakamedia.com/about_us
https://www.hrw.org/world-report/2013
118 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

MODEL LITERASI MEDIA BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA MASYARAKAT


KAMPUNG DONGKELAN KAUMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Rila Setyaningsih
Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo
Email: rilasetya@unida.gontor.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini berlatarbelakang dari permasalahan bagaimana masyarakat kampung
Dongkelan Kauman Daerah Istimewa Yogyakarta masih mampu mempertahankan kearifan
lokal dan budaya lokal ditengah gempuran terpaan media massa. Kearifan lokal yang masih
terjaga mampu menangkal dampak negatif terpaan media massa sehingga dapat dijadikan
sebuah model literasi media, baik melalui pendidikan literasi media maupun gerakan
literasi media. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif kualitatif dengan pendekatan
etnografi komunikasi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan observasi dari
beberapa masyarakat Kampung Dongkelan Kauman Daerah Istimewa Yogyakarta dan tokoh
masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, kesadaran masyarakat melalui
kearifan lokal dalam literasi media belum mampu memaksimalkan potensinya sendiri
disebabkan masyarakat masih menjadi pengguna media yang pasif akan tetapi terdapat
Kelompok Penggiat Sekolah Masyarakat Desa yang menjadi pusat kegiatan masyarakat
termasuk literasi media. Kedua, model literasi media yang digunakan masyarakat Kampung
Dongkelan Kauman adalah Protectionist. Model berbasis kearifan local meliputi 4 elemen
yaitu kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan memproduksi pesan.
Ketiga, memaksimalkan peran Sekolah Masyarakat Desa untuk meningkatkan kemampuan
literasi media msyarakat.

Kata kunci: literasi media; kearifan lokal; Kampung Dongkelan Kauman

A. PENDAHULUAN seorang anak kelas 1 SD di Pekanbaru akibat


Pada era seperti sekarang media massa pengeroyokan teman-temannya, yang
memainkan peranan penting sehingga menurut keterangan orang tuanya korban
setiap individu tidak mungkin dapat dan teman-temannya sedang menirukan
terhindar dari pengaruhnya. Kenyataannya adegan perkelahian dalam sinetron “7
saat ini khalayak terus diterpa oleh ribuan Manusia Harimau” di RCTI yang tayang pada
pesan melalui media massa dan media tahun 2015 yang lalu (remotivi.or.id). Selain
sosial. Hal ini menunjukkan bahwa dalam televisi, internet juga memiliki efek yang
segi isi media telah mampu “menguasai” cukup mengkhawatirkan. Kasus penculikan
individu. Disadari atau tidak hal ini akan melalui media facebook, dan juga modus
berdampak pada perubahan psikologis dan yang jarang terjadi, yaitu facebook menjadi
sosial. Bukan hanya sekedar menggunakan media yang efektif untuk curanmor. Kedua
media, saat ini khalayak sudah sampai pada kasus tersebut menunjukkan bahwa
taraf candu. Adapun dampak media massa beberapa khalayak media khususnya anak
akibat perkembangan teknologi komunikasi dan remaja masih belum memiliki filter
dan informasi ini dapat bersifat positif dalam mencegah efek tayangan media
maupun negatif. massa.
Salah satu dampak negatif yang terjadi Kondisi saat ini, masyarakat Indonesia
di masyarakat adalah kasus kematian belum memiliki kemampuan literasi media
Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal 119

yang cukup tinggi. Praktek model literasi masyarakat lokal. Budaya tersebut mampu
media yang ditemui sekarang ini berbasis digunakan sebagai filter untuk menyerap
pada model-model yang berasal dari dan mengolah kebudayaan asing yang
Amerika Serikat dan Eropa dimana kondisi terpublikasikan ke masyarakat melalui media
sosial yang berbeda. Hal ini menimbulkan massa. Menurut penggiat literasi media dari
kesan bahwa masyarakat Indonesia tidak Universitas Diponegoro, Sunarto, gerakan
mempunyai model untuk membuat literasi media idealnya dapat memanfaatkan
masyarakat cerdas bermedia. Padahal jika kearifan lokal yang ada di daerah masing-
dikaji secara mendalam kearifan lokal yang masing. Ini seperti halnya ritual “ngrowot”
tersebar diberbagai daerah di Indonesia atau “mutih” yang biasa dilakukan kalangan
banyak mengajarkan mengenai kearifan suku Jawa. Esensi dari puasa “mutih” dan
yang dapat diadopsi kedalam model literasi “ngrowot” adalah pembatasan dari jenis
media. makanan yang masuk ke tubuh manusia
Salah satu daerah yang memiliki kearifan sehingga hal ini dapat diadopsi sebagai
lokal yang masih terjaga hingga kini adalah salah satu nilai filosofis yang berlaku pula
Kampung Dongkelan Kauman Daerah bagi konsumsi media (Fitriyarini, dkk., 2014:
Istimewa Yogyakarta (DIY). Kampung 209).
Dongkelan Kauman DIY merupakan salah Berdasarkan permasalahan diatas,
satu perkampungan di wilayah Desa diperlukan sebuah kajian awal tentang
Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten kearifan lokal Kampung Dongkelan Kauman
Bantul DIY. Di wilayah ini berdiri sebuah dalam menghadapi terpaan media massa.
masjid bernama Masjid Pathok Negoro Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat
yang merupakan wilayah dari Sultan Ground Kampung Dongkelan Kauman merupakan
Kesultanan Ngayogyokarto Hadiningrat. kekayaan luar biasa yang perlu dilestarikan
Sebagai sebuah wilayah yang berada di dalam rangka menangkal budaya luar
perbatasan desa dan kota, maka berbagai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai lokal.
persoalan muncul seiring dengan lajunya Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
dinamika penduduk, baik problematika Bagaimana model literasi media berbasis
yang dirasakan oleh penduduk pendatang kearifan lokal di Kampung Dongkelan
yang tinggal menetap dan pendatang Kauman?
musiman, maupun berbagai masalah sosial Berkaitan dengan permasalahan yang
penduduk asli (penduduk lokal). dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah
Kekhawatiran tersebut muncul akibat mendeskripsikan dan memahami model
terpaan media massa yang semakin masif literasi media berbasis kearifan lokal pada
di wilayah Kampung Dongkelan Kauman. masyarakat di Kampung Dongkelan Kauman.
Sebagian besar perangkat televisi diisi Manfaat penelitian ini yaitu mendorong
oleh siaran-siaran yang dipancarkan dari terwujudnya pendidikan maupun gerakan
Jakarta (Televisi Nasional). Hal tersebut literasi media berbasis kearifan lokal di
diperparah dengan kenyataan bahwa siaran wilayah Dongkelan Kauman.
lokal justru sangat minim. Kondisi lain yaitu Penelitian ini menggunakan teori
bahwa di Dongkelan Kauman belum ada kegunaan dan gratifikasi (Uses and
televisi komunitas maupun Koran kampung. Gratification Theory) dari Elihu Katz dan, Jay
Sedangkan untuk media cetak lokal yaitu G. Blumner dan Michael Gurevitch (Richard
Tribun News, Bernas, dan Kedaulatan Rakyat. West and Lynn H Turner; 2007). Teori ini
Berkaitan dengan literasi media maka menyatakan bahwa orang secara aktif
muncul ide untuk menyaring serbuan mencari media tertentu dan isi (content)
informasi dari media massa melalui tertentu untuk menghasilkan kepuasan
kearifan lokal. Secara teoritis, kearifan (atau hasil) tertentu. Dalam pengembangan
lokal merupakan manifestasi dari ajaran- teori ini dikatakan orang aktif karena
ajaran budaya yang dihidupi oleh suatu mereka mampu untuk mempelajari dan
120 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

mengevaluasi berbagai jenis media untuk adalah model Cultural Studies. Model ini
mencapai tujuan tertentu. mengajak khalayak untuk menganalisis dan
Guna menguatkan dampak media mengkrisitisi media. Bentuk kegiatannya
massa, digunakan teori masyarakat massa dapat berupa Kampanye Hari Tanpa
(Mass Society Theory) yang diusung oleh TV, Diet Media, Boikot Media, dan lain-
Kornhouser (1959), Bromson (1961), lain. Keempat, adalah model Active
Giner (1979), dan (Dennis Mc Quail 1991). Audience. Model ini melatih khalayak agar
Dalam teori ini dijelaskan bahwa, rata-rata mampu menginterpretasi konten media
orang merupakan korban media massa berdasarkan latar belakang masing-masing.
(Richad West and Lynn H Turner 2007). Baik secara sosial maupun kultural. Bentuk
Guna mengulas terpaan media massa dan kegiatannya sampai kepada memproduksi
khalayak maka berpijak pada argumen media sesuai dengan aspirasinya. (Sumber:
khalayak tidak peduli Richard T. La Piere, KPI 2012)
dalam bukunya yang berjudul Theory
of Social Control berpendapat bahwa
B. METODE PENELITIAN
lingkungan inti seperti rumah atau keluarga,
gereja dan jaringan persahabatan, lebih Jenis penelitian ini adalah penelitian
mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan perilaku eksploratif (exploratory research) yang
individu ketimbang media. Orang-orang mengkaji secara mendalam kearifan lokal
berpaling ke media untuk memperoleh apa dalam menghadapi terpaan media massa
yang mereka cari, bukannya menyediakan di Kampung Dongkelan Kauman DIY.
diri untuk dipengaruhi. Richard juga Menurut Ida Bagoes Oka (2004) penelitian
menyatakan bahwa seseorang tidak mudah eksploratif yang dimaksud adalah penelitian
mengubah keyakinannya karena hubungan yang bersifat terbuka dengan penekanan
media yang berjarak dan umumnya orang- utamanya adalah menemukan gagasan
orang akan lebih mempercayai kelompok maupun pandangan. Penelitian ini berusaha
sosial terdekatnya. Pesan media baru akan untuk mengungkapkan model literasi
diterima jika itu sesuai dengan pesan media berbasis kearifan lokal berkaitan
lingkungan sosial (L. Rivers, 2008:40). pencegahan dampak negatif terpaan media
massa hingga sampai pada tahap produksi
Sedangkan model yang digunakan
pesan media.
untuk mengulas literasi media berbasis
kearifan lokal, berpijak pada model yang Sedangkan pendekatan yang digunakan
dikembangkan oleh Rumah Sinema pada dalam penelitian ini adalah pendekatan
tahun 2012, yaitu bahwa ada 4 (empat) etnografi. Etnografi adalah uraian dan
model yang dikembangkan dalam literasi penafsiran suatu budaya atau sistem
media: pertama adalah Protectionist Model, kelompok sosial. Menurut Pawito (2008:149)
model ini mengharuskan khalayak memilih etnografi sangat lekat dengan kebudayaan.
tontonan yang baik dan menghindari Kebudayaan bahkan merupakan hal yang
tontonan yang buruk. Bentuk kegiatannya pokok dalam studi etnografis.
adalah Diet Media, pengaturan jadwal Data yang dikumpulkan adalah data
menonton, dan sejenisnya. Menurut primer dan data sekunder. Data primer
Dyna Herlina S, M.Sc (peneliti Rumah diperoleh dari wawancara semi terstruktur
Sinema), model ini cocok untuk khalayak dengan pihak-pihak terkait terutama tokoh
yang punya kemampuan dan pendidikan masyarakat dan komunitas masyarakat
terbatas. Kedua, adalah model Uses dan Kampung Dongkelan Kauman. Teknik
Gratification. Model ini membekali khalayak pengumpulan data sekunder yang
dengan kemampuan memilih dan memilah dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu
konten media. Bentuk kegiatannya adalah dari berbagai literatur/pustaka, statistik
mempelajari kerja media. Dengan demikian kependudukan lokasi penelitian, monografi
khalayak mampu membuat keputusan lokasi penelitian serta dilakukan observasi
sendiri dalam memilih media. Ketiga, partisipasi dan non-partisipasi. Metode
Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal 121

wawancara dilakukan secara terbuka geografis yakni di perbatasan desa dengan


dengan memilih informan kunci (key kota. Adapun nilai-nilai yang ada pada
informant). Teknik sampling yang digunakan masyarakat Dongkelan Kauman antara lain
yaitu snowball sampling Kredibilitas dalam nilai kekeluargaan, kepemimpinan, dan
penelitian ini menggunakan trianggulasi religiusitas.
yang terdiri dari trianggulasi metode,
sumber, teori dan peneliti. Model Literasi Media Berbasis Kearifan
Penentuan lokasi penelitian Lokal
menggunakan teknik purposive sampling Literasi media adalah kemampuan untuk
dengan kriteria desa/ kampung di wilayah mengakses, menganalisis, mengevaluasi
perbatasan desa dengan kota yang diterpa dan mengirimkan pesan dalam format
media massa dan merupakan wilayah cetak dan non cetak (televisi, video, film,
Sultan Ground Kesultanan Ngayogyokarto iklan dan internet)(Potter, W.J;2005). Dalam
Hadiningrat. Pendekatan analisis dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002
menggunakan beberapa metode analisis tentang Penyiaran dikatakan bahwa negara
yaitu analisis data interaktif yang terdiri dari menguasai spektrum frekuensi radio
pengumpulan data, analisis data, verifikasi yang digunakan untuk penyelenggaraan
data dan kesimpulan dari Milles Huberman penyiaran guna sebesar-besarnya
serta perumusan hasil. kemakmuran rakyat. Jadi apapun informasi
yang disampaikan media penyiaran harus
dapat bermanfaat bagi publik, yakni
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kebutuhan akan siaran yang sehat. Berikut
Seperti telah disinggung dalam pembahasan literasi media berbasis
bab sebelumnya bahwa mendefinisikan kearifan lokal pada masyarakat Kampung
literasi media tidak hanya dari aspek Dongkelan Kauman mengacu pada model
teknologinya tetapi juga harus menyentuh Livingstone:
aspek budayanya yang menjadi konteks
dimana literasi media tersebut diciptakan 1. Access
dan diwujudkan guna mencegah serta Akses ditentukan oleh suatu
menanggulangi dampaknya dimana proses sosial yang dinamis, bukan
keraifan lokal (local wisdom) merupakan sebuah tindakan tunggal. Setelah
gagasan masyarakat setempat yang bersifat akses awal dilakukan, pengembangan
bijaksana, penuh dengan kearifan, bernilai pemahaman (literasi) membawa
baik yang tertanam nilai-nilai dan diikuti pengguna untuk berkembang
masyarakatnya (Darmastuti, 2012:24). secara signifikan dan kontinu dalam
Di lain pihak, rendahnya pengetahuan berbagai kondisi akses (update,
dan keterbatasan teknologi pada masyarakat upgrade, pengembangan hardware
tradisional berkorelasi dengan perilaku, dan aplikasi software). Persoalannnya
kebiasaan, norma dan kelembagaan yang adalah kesenjangan dalam materi
sangat memperhatikan lingkungan (dalam sosial demografis, sumberdaya
hal ini lingkungan sosial). Ketidakmampuan sosial dan simbolik, kesenjangan
masyarakat tradisional pada sisi lain dalammengakses pengetahuan,
merupakan kearifan tersendiri terhadap komunikasi dan partisipasi online akan
lingkungan sosial yang sudah semakin terus berlangsung.
terganggu akhir-akhir ini. Gangguan Mengakses yang digunakan dalam
tersebut salah satunya berasal dari pesan- penelitian ini adalah kemampuan
pesan media massa yang semakin masif. khalayak dalam mencari, mendapatkan,
Masyarakat Kampung Dongkelan dan mengumpulkan informasi. Akses
Kauman berada pada kondisi peralihan/ media bukan lagi masalah, apalagi
transisi, dari tradisional menuju modern. untuk khalayak yang tinggal di Ibu
Hal tersebut merupakan akibat dari wilayah Kota. Akses terhadap media dapat
122 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

ditemukan kapan saja dan dimana saja. bahwa orang secara aktif mencari
Ditinjau dari kemampuan mengakses media tertentu dan isi (content) tertentu
media massa, masyarakat Kampung untuk menghasilkan kepuasan (atau
Dongkelan Kauman sudah cukup baik. hasil) tertentu. Dalam pengembangan
Mereka sudah menjadi bagian khalayak teori ini dikatakan orang aktif karena
media karena beberapa media cetak, mereka mampu untuk mempelajari dan
elektronik bahkan layanan internet mengevaluasi berbagai jenis media
sudah tersedia dan terjangkau. untuk mencapai tujuan tertentu.
Hasil observasi peneliti, masyarakat Dalam hal kemampuan
Kampung Dogkelan Kauman sebagian menganalisis isi pesan media, para
ada yang melakukan aktivitas membaca informan menyatakan bahwa mereka
media cetak terutama masyarakat yang terutama anak-anak belum menyadari
tingkat pendidikannya tinggi serta efek negatif tayangan media massa.
tergantung juga pada jenis pekerjaan Mereka belum mengetahui bahwa
mereka. Adapun sebagian yang tidak realitas di media massa dikonstruksikan
membaca media cetak adalah mereka sedemikian rupa berdasarkan
yang tingkat pendidikannya rendah ekonomi politik media massa tersebut.
dan jenis pekerjaan seperti petani dan Sebagian besar masyarakat juga
pedagang. belum mengembangkan berbagai
Walaupun tingkat pendidikan kemampuan untuk memanfaatkan
rendah tetapi kondisi rumah berbagai kesempatan yang ditawarkan
masyarakat di kampung tersebut bisa media online.
dikatakan bagus serta jarak antara Kearifan yang dianut oleh
rumah satu dengan yang lainnya masyarakat Kampung Dongkelan
saling berdekatan dan berhadapan. Kauman berkaitan kemampuan analisis
Hal tersebut menggambarkan bahwa pesan media yaitu tepo sliro (toleransi)
jalinan kerjasama dan kekeluargaan dan tidak mementingkan diri sendiri
masih melekat pada masyarakat agar terhormat di masyarakat. Hal ini
Kampung Dongkelan Kauman. Maing- dimaknai bahwa tayangan yang bertolak
masing rumah memiliki televisi minimal dari anjuran tersebut tidak layak di
satu yang berarti bahwa tiap rumah konsumsi sehingga dampak tayangan
diterpa media televisi. Terpaan media tersebut tidak terjadi pada pengguna
massa masih cukup rendah karena media. Meskipun masyarakat belum
frekuensi mengakses masih terbilang memiliki kemampuan menganalisis
sedikit. Hasil wawancara dengan pesan media massa secara maksimal,
informan menyatakan bahwa mereka kurang peka terhadap konstruksi
menggunakan/mengakses media tayangan media massa tetapi nilai-
massa hanya sekedar mencari hiburan nilai budaya masyarakat Kampung
dan informasi melalui media televisi. Dongkelan Kauman yang mengajarkan
kerjasama, perdamaian dan kerja keras
2. Analysis
mendorong mereka untuk mampu
Analisis merupakan kemampuan menentukan tayangan yang layak
yang dapat membantu seseorang ditonton maupun tidak layak ditonton.
dalam menjelaskan bentuk pesan,
struktur, segmen, dampak pesan, dan 3. Evaluation
lain sebagainya. Analisis berkaitan Evaluasi adalah kemampuan untuk
dengan kemampuan untuk mencari, menghubungkan antar pesan media
mengubah, dan memilih informasi yang diterima dengan pengalaman.
disesuaikan dengan kebutuhan individu. Mengevaluasi informasi berdasarkan
Teori kegunaan dan gratifikasi (Uses parameter, seperti kebenaran, kejujuran,
and Gratification Theory) menyatakan dan kepentingan dari produsen
Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal 123

pesan. Jadi, dengan mengevaluasi ada sebuah Sekolah Masyarakat


menyadarkan bahwa khalayak tetap Desa (SEMASA) sebagai sarana
memiliki hak prerogratif dalam meningkatkan kemampuan literasi
memaknai pesan media untuk dirinya media masyarakat dengan adanya
sendiri. kegiatan berbasis budaya lokal serta
Dari informan yang diwawancarai, tersedianya perpustakaan desa yang
mereka belum mampu melakukan memiliki koleksi lebih dari empat ribu
evaluasi berdasarkan parameter buku.
tersebut. Hal ini disebabkan media massa
Hasil observasi dan wawancara
difungsikan sebagai media hiburan dan
menunjukkan bahwa bila mengacu pada
informasi yang didapatkan tidak dicek
batasan literasi media Livingstone yang
lagi dengan sumber lain. Berdasarkan
meliputi akses, analisis, evaluasi dan
perilaku para informan tersebut maka
mencipta konten, tentunya masyarakat
mereka termasuk kedalam khalayak
Kampung Dongkelan Kauman tentu belum
pasif. Seperti dikutip dalam tulisan
mencapai taraf tersebut bahkan bisa
Ahmad Riza Faisal (67:2012) bahwa
dikatakan belum mencapai harapan. Tetapi
khalayak terbagi 2 (dua) yaitu khalayak
melalui kearifan lokalnya, efek negatif
pasif dan khalayak aktif. Jumlah khalayak
dari terpaan media massa dapat dicegah
pasif jauh lebih besar dibandingkan
sehingga budaya yang berkembang pada
yang aktif. Mereka itu seperti diam
masyarakat Kampung Donkelan Kauman
saja ketika menerima informasi dari
adalah pada budaya lokal bukan budaya
media massa bahkan tidak jarang
media.
tampak seperti tak berdaya. Kearifan
lokal yang digunakan masyarakat
Kampung Dongkelan Kauman dalam D. KESIMPULAN
mengevaluasi pesan media yaitu Penelitian ini menemukan beberapa
berpedoman pada nilai lokal. Nilai kesimpulan yaitu: pertama, bahwa
lokal tersebut antara lain yaitu mereka kesadaran masyarakat melalui kearifan
menganut kebersamaan, gotong lokal dalam literasi media belum mampu
royong, tepo sliro, dan kepemimpinan memaksimalkan potensinya sendiri
dan religiusitas. Hal-hal yang bersifat disebabkan masyarakat masih menjadi
konflik akan dihindari oleh masyarakat pengguna media yang pasif. Sedangkan
Kampung Dongkelan Kauman tersebut kearifan lokal masyarakat Kampung
karena mereka meyakini bahwa Dongkelan Kauman dapat dikatakan masih
kekerasan bertentangan dengan ajaran terpelihara hingga kini khususnya kearifan
agama. berkaitan dengan lingkungan sosial.
4. Content Creation Walaupun diakui oleh beberapa informan,
Memproduksi pesan sebagai akibat perkembangan teknologi informasi,
bagian dari kreativitas pesan adalah pengetahuan generasi muda terkait kearifan
kemampuan seseorang menyusun lokal semakin memudar.
pesan atau ide dengan kata-kata, Kedua, tindakan literasi media
suara, atau imej secara efektif sesuai memerlukan filter dalam bentuk
dengan kaidah-kaidah ilmu komunikasi. kearifan lokal masyarakat. Model ini
Menciptakan media berkaitan dengan diimplementasikan atas dasar prinsip kerja
produksi dan distribusi isi media, sebagai berikut:
juga berkaitan dengan kompetensi a. Produksi pesan dilakukan dengan cara
komunikatif. menyajikan informasi-informasi budaya
Di wilayah Kampung Dongkelan lokal melalui pertemuan-pertemuan
Kauman belum ada televisi komunitas masyarakat dan SEMASA.
dan media cetak komunitas Tetapi b. Protectionist model diterapkan dengan
124 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

cara mengintensifkan kegiatan-kegiatan 2. Dalam upaya mencapai empat hal


budaya lokal seperti festival budaya un- (acces, analysis, evaluation, dan
tuk kalangan remaja masyarakat Kam- content creations) maka diperlukan
pung Dongkelan Kauman. upaya implementasi pendidikan dan
c. Pendampingan orang tua kepada anak- gerakan literasi media berbasis kearifan
nya dalam mengkonsumsi tayangan lokal melalui SEMASA. Hal tersebut
media massa dengan cara memberikan merupakan model pemberdayaan yang
pemahaman tentang nilai-nilai lokal da- esensi dan urgensi untuk dikembangkan
lam suatu tayangan tertentu. sebagai upaya mencegah dampak
negatif terpaan media massa di masa
Ketiga, memaksimalkan peran SEMASA
mendatang khususnya di kalangan
dalam meningkatkan kemampuan Literasi
remaja dan meningkatkan kemampuan
media masyarakat sehingga masyarakat
memproduksi pesan sendiri.
Kampung Dongkelan Kauman semakin
cerdas bermedia. 3. Penanganan permasalahan literasi
media ini tidak mungkin ditangani
sendiri oleh masyarakat tanpa adanya
E. REKOMENDASI bantuan dari pemerintah maupun pihak-
Untuk itu, rekomendasi dalam penelitian pihak yang berkompeten dalam hal ini.
ini yaitu: Bantuan tidak hanya berupa stimulan
1. Bagi semua pihak baik pemerintah namun diharapkan lebih dalam bentuk
dan masyarakat diharapkan menjalin pendampingan dan pemberdayaan
kerjasama dengan lembaga bagi peningkatan kesadaran akan
independen yang bergerak di bidang potensi sendiri serta peningkatan
literasi media yaitu antara lain KPID pengetahuan dan keterampilan dalam
DIY untuk menjalankan program memanfaatkan potensi tersebut
pendidikan/gerakan literasi media. khususnya cerdas bermedia melalui
kearifan lokal.

DAFTAR PUSTAKA

Baran, Stanley J. (2011). Pengantar Komunikasi Massa: Literasi Media dan Budaya. Jakarta:
Salemba Humanika.
Birowo, Mario Antonius. (2012). Perspektif Budaya Dalam Literasi Media. Artikel dalam Buku
Literasi Media dan Kearifan Lokal. Yogyakarta: Buku Litera.
Budiastuti, Wiratmo. (2012). Literasi Media Berbasis Komunitas. Yogyakarta: Rumah Sinema.
Bungin, Burhan. (2008). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dalam Rangka Penyusunan Model Integrasi Bangsa dan Harmoni Sosial Bangsa Indonesia.
Darmastuti, Rini dkk. (2012). Literasi Media dan Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi.
Devito, Joseph A. (2008). Essentials of Human Communication, Sixth Edition. Boston: Pearson
Education, Inc.
Dyson P, Laurentius dan Emanuel. (2013). Kebijakan Tentang Budaya Lokal. UNESA: Fakultas
Bahasa dan Seni.
Faizal, Ahmad Riza. (2012). Meretas Jalan Sosialisasi Literasi Media di Indonesia.
Fitriyarini, Inda., dkk. (2014). Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal pada Suku Dayak
Tunjung dan Dayak Benuaq di Kutai Barat. Jurnal JSP Volume 17 Nomor 3 Maret 2014
Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal 125

h t t p : / / b a m b a n g - r u s t a n t o . b l o g s p o t . com/2012/04/komunitas - adat - dan


pemberdayaan-sosial.html. (diakses 14 Juni 2017).
Ira. 8 Desember 2012. (Online). (www.kpi.org, diakses 14 Juni 2017).
Kellner, Douglas. (2010). Budaya Media: Cultural Studies, Identitas dan Politik: Antara Modern
dan Postmodern. Yogyakarta: Jalasutra.
Livingstone, S. (2004). What is Media Literacy?. Intermedia. 32: 18-20.
Martens, H. (2010). Evaluating Media Literacy Education: Concepts, Theories and Future
Directions. Journal of Media Literacy Education 2 (1).
Pawito. (2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS.
Potter, James. (2008). Media Literacy (4th ed.). California: Sage Publications Inc.
Potter, James. W. (2004). Theory of Media Literacy: a Cognitive Approach. California: Sage
Publications.
Rahardjo, Turnomo. (2012). Literasi Media dan Kearifan Lokal. Yogyakarta: Buku Litera.
Remotivi.co.id. (diakses pada 14 Juni 2017).
Rosenbaum, J.E., Beentjes, J.W, J., & Koenig, R.P. (2008). Mapping Media Literacy: Key
Concepts and Future Directions. Communication Year Books, 32, pp. 313-353.
Saifuddin, Achmad Fedyani. (2005). Antropologi Kontemporer; Suatu Pengantar Kritis
Mengenai Paradigma. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sarmiati. (2012). Strategi Komunikasi Berbasis Kearifan Lokal Dalam Penanggulangan
Kemiskinan. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 10 No. 1 Edisi Januari-April.
Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara, Sebuah Kajian Filsafat. Jurnal Filsafat.
Jilid 37 No. 2 Edisi Agustus 2004, hlm. 119.
Suhartini. (2009). Kajian Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Penerapan MIPA 16 Mei
2009. Yogyakarta: UNY.
126 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

MODEL PERILAKU KOMUNIKASI KOMUNITAS HONG DALAM


MELESTARIKAN PERMAINAN DAN MAINAN TRADISIONAL SUNDA

Santi Susanti`1, Yuni Nurtania2


1
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran,
2
Program Pascasarjana Fikom Unpad
Email : santisusanti@gmail.com, 2yuninurtania82@gmail.com
1

ABSTRAK
Permainan tradisional merupakan hasil budaya yang telah diwariskan dari generasi ke
generasi. Permainan tersebut sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang tercermin dalam
etika dan norma yang berlaku dalam memainkan suatu permainan. Perkembangan teknologi
dan berkembangnya kebutuhan manusia telah menggantikan permainan tradisional
dengan permainan modern. Di saat permainan modern bekembang pesat, permainan
tradisional menjadi kian tersisih, tertinggal bahkan terlupakan. Komunitas Hong sebagai
pusat kajian mainan rakyat yang didirikan pada tahun 2003, berupaya melestarikan mainan
dan permainan rakyat sebagai salah satu identitas bangsa. Untuk menjaga eksistensinya
dalam melestarikan dan mengembangkan mainan serta permainan rakyat Sunda,
Komunitas Hong melakukan upaya-upaya kerjasama dengan pihak-pihak yang mendukung
keberlangsungan komunitasnya, baik dari kalangan internal maupun dari lingkungan
eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku komunikasi Komunitas
Hong dalam melestarikan permainan dan mainan tradisional Sunda. Pendekatan kualitatif
digunakan dalam penelitian ini dengan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
mendalam, observasi dan studi dokumentasi dan literatur. Hasil penelitian menunjukkan,
perilaku komunikasi Komunitas Hong disesuaikan dengan khalayak sasaran yang dituju,
yang terdiri dari masyarakat/publik, pemerintah, sesama anggota komunitas Hong, mitra
kerja dan sponsor penyandang dana. Komunikasi dilakukan melalui beragam kegiatan,
antara lain workshop, festival, kemitraan dan publikasi. Kesimpulan penelitian ini adalah,
perilaku komunikasi yang dilakukan oleh Komunitas Hong, merupakan bagian dari upaya
melestarikan permainan dan mainan tradisional masyarakat Sunda. Pesan yang dirancang
sedemikian rupa dengan penyaluran melalui berbagai media, merupakan langkah strategis
untuk mengenalkan mainan dan permainan tradisional masyarakat Sunda agar dikenal luas
oleh masyarakat sehingga upaya melestarikan mainan dan permainan tradisional Sunda
dapat berlangsung berkesinambungan.

Kata kunci: Perilaku komunikasi, komunitas Hong, pelestarian budaya, mainan dan
permainan tradisional, masyarakat Sunda

A. PENDAHULUAN yang dapat dimainkan sendiri. Namun,


Perkembangan selalu membawa setelah lahan-lahan permainan tergantikan
konsekuensi pada perubahan. Dahulu, oleh bangunan-bangunan yang berdiri
sebelum pembangunan berkembang di lahan yang digunakan untuk bermain,
pesat dan teknologi internet belum masuk, anak-anak tidak lagi memiliki lahan untuk
mainan dan permainan tradisional dapat bermain. Ditambah dengan masuknya
dengan mudah ditemui, karena masih beragam permainan berbasis teknologi dan
banyak anak-anak yang memainkannya di internet yang mudah diperoleh, menggeser
lahan-lahan yang tersedia. Mereka belum permainan dan mainan tradisional menjadi
mengenal permainan berbasis teknologi sesuatu yang langka. Tidak mudah kita
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 127

menemukan anak-anak yang riang gembira, pula dalam pergaulan hendaknya setiap
penuh canda tawa, memainkan permainan individu selalu berbudi luhur, setia kawan
tradisional. Perkembangan teknologi dan jujur.
dan berkembangnya kebutuhan manusia Berbagai jenis permainan tradisional
telah menggantikan itu semua. Permainan itu sebagai sesuatu yang memberikan efek
tradisional kini digantikan permainan positif dan konstruktif bagi anak-anak.
modern yang hanya membutuhkan Dharmamulya (1997) menyebutkan bahwa:
satu hingga dua orang untuk dapat
“Permainan anak tradisional
memainkannya.
mengandung beberapa nilai unsur
Permainan tradisional merupakan salah budaya yang antara lain unsur senang
satu warisan leluhur yang telah diturunkan bagi anak yang memainkannya dan
dari generasi ke generasi. Permainan rasa senang ini dapat mewujudkan
tersebut sarat dengan nilai-nilai kearifan suatu fase kesempatan baik menuju
lokal yang tercermin dalam etika dan norma kemajuan”.
yang berlaku dalam memainkan suatu
Permainan tradisional, lebih mendidik
permainan. Permainan tradisional yang
anak-anak untuk saling berinteraksi
diciptakan leluhur, diyakini dikembangkan
satu sama lainya. Permainan tradisional
tidak hanya untuk kesenangan semata,
lebih mengutamakan kelompok dan
melainkan melalui suatu pertimbangan
kebersamaan, sederhana, memiliki nilai-nilai
tertentu dengan harapan agar nilai-nilai
perilaku filosofi. Di samping itu, permainan
yang ditanamkan pada setiap permainan
tradisional erat kaitannya dengan fungsi
tersebut dapat diketahui, disikapi dan
psikologis perkembangan anak. Tak
diimplementasikan oleh anak-anak dalam
sekadar memberi perasaan senang, fungsi
setiap tindakan dan perbuatannya dengan
kognitif psikomotorik dan sosial. Ada aspek
penuh kesadaran atau tanpa paksaan.
emosional yang dikedepankan seperti
Pendekatan proses pembelajaran melalui
meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya,
permainan yang dikembangkan oleh
kontak sosial, konservasi dan keterampilan
leluhur, merupakan pendekatan yang
sosial. Lebih penting lagi dapat menggali
banyak diadopsi dalam sistem pembelajaran
aspek-aspek kompetensi sosial yang
modern.
meliputi problem solving, pengendalian
Rendahnya animo anak-anak untuk diri, empati dan kerja sama. Misalnya pada
menekuni permainan tradisional tidak hanya permainan gobag sodor, sepak tekong dan
disebabkan oleh derasnya arus mainan gembatan. Bersama teman sekelompoknya,
dan permainan modern, juga karena tidak anak belajar bagaimana mengatur strategi
adanya wahana yang memungkinkan bagi agar kelompoknya tidak curang. Mereka
anak-anak untuk mengenal lebih jauh ragam juga mencari pemecahan masalah ketika
mainan dan permainan tradisional tersebut. kelompok mereka berada pada posisi yang
Di saat permainan modern bekembang kalah.
pesat, permainan tradisional menjadi kian
Permainan tradisional diciptakan
tersisih, tertinggal bahkan terlupakan.
untuk melatih psikomotorik, pedagogis
Secara umum, permainan tradisional dan psikologis. Sementara itu, permainan
mengandung makna untuk mempererat modern memiliki tipologi individualistis,
tali persaudaraan. Dengan bermain egois dan tidak menempatkan nilai
bersama, anak-anak dilatih untuk bisa saling makna hidup, mengakibatkan anak-anak
menghargai meskipun memiliki watak untuk selalu berpikir secara instan tanpa
berbeda-beda. Melalui permainan, anak- mengetahui bagaimana prosesnya. Hal
anak sejak dini dikenalkan dan ditanamkan ini akan membawa pengaruh sangat
sikap untuk belajar bekerja keras dan besar bagi daya pikir, karakter maupun
disiplin serta sungguh-sungguh agar dapat sikap dan sifat seorang anak. Permainan
mencapai apa yang dicita-citakan. Demikian modern mungkin dapat membuat cerdas,
128 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

juga banyak menciptakan emosional anak budaya yaitu perubahan dalam hal konsep,
meningkat dan bersifat individualistik. bentuk, fungsi dan sifat budaya untuk
Berbeda dengan permainan anak menyesuaikan dengan konstelasi dunia,
tradisional, anak-anak dituntut kreatif tanpa mengubah inti nilai-nilai budaya
sejak dalam proses pembuatannya yang Indonesia sendiri (Mardimin, 1994: 15)
harus berbaur dengan alam karena bahan Komunitas Hong merupakan pusat
diperoleh dari lingkungan sekitar. Demikian kajian mainan rakyat yang didirikan pada
pula dalam memainkannya. Selain dituntut tahun 2003. Komunitas ini melakukan
kreatif, juga harus memiliki strategi, penelitian mainan dan permainan rakyat
kekuatan, kebersamaan, kejujuran dan sejak 1996 dan bertekad melestarikan
lainnya, yang berasal dari nilai-nilai kearifan mainan dan permainan rakyat sebagai
lokal serta nilai-nilai tradisi. salah satu identitas bangsa. Tak hanya
Perbedaan besar antara permainan menjadi tempat berkumpul, komunitas ini
masa kini dan mainan tradisional tak cuma juga menjadi wadah pencinta, peneliti dan
melatih otak, permainan tradisional juga produsen mainan anak. Kelompok anak
melatih “rasa”. Hal itulah yang tidak ada adalah pelaku dalam permainan, sedangan
dalam permainan modern. Permainan anggota dewasa sebagai narasumber dan
sekarang banyak yang dibuat untuk melatih pembuat mainan. Hong adalah kata yang
kreatifitas, tetapi banyak hal yang ada dalam diteriakkan anak-anak Sunda saat bertemu
diri manusia justru ditinggalkan. teman. Hong juga berarti pertemuan
dengan Yang Maha Kuasa.
Sejatinya, permainan tradisi atau dikenal
dengan permainan rakyat merupakan Komunitas Hong terus menggali dan
suatu kegiatan rekreatif yang tidak hanya merekonstruksi mainan rakyat, khususnya
bertujuan untuk menghibur, juga sebagai Sunda, baik dari tradisi lisan maupun naskah-
alat untuk memelihara hubungan dan naskah kuno. Komunitas Hong berusaha
kenyamanan sosial sehingga permainan mengenalkan mainan rakyat dengan tujuan
anak tradisional tidak bisa dipandang menanamkan pola pendidikan masyarakat
hanya sebagai salah satu bentuk permainan buhun, masyarakat yang memegang adat
semata, namun penuh nilai filosofis dan istiadat Parahyangan (Sunda) agar seorang
kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. anak mengenal diri, lingkungan dan
Permainan tradisi juga merupakan salah Tuhannya.
satu bentuk ketahanan budaya, sebagai Salah satu contohnya adalah permainan
benteng ketahanan budaya, permainan dakon atau congklak, dimaknai sebagai
anak (tradisional) masih cukup diminati, permainan yang mendidik anak agar
terutama oleh kelompok-kelompok orang rajin menabung dan bersikap ekonomis.
yang masih ingin mengenang masa lalunya. Permainan ini menimbulkan hasrat anak
Upaya pelestarian harus dilakukan untuk menemukan strategi mengumpulkan
terhadap permainan tersebut, sebab mata dakon, yang biasanya terbuat dari
permainan ini sarat akan nilai-nilai filosofi kulit kerang sebanyak mungkin dalam
yang mengajarkan arti hidup yang wadah tabungan. Hal ini pun menjelaskan
dapat mentransformasikan unsur-unsur bahwa permainan tradisional memiliki nilai
nilai seperti kesenangan, kebebasan, pembelajaran bagi anak-anak, seperti nilai
pertemanan, demokrasi, kepemimpinan, ekonomi hingga demokrasi.
kaderisasi, solidaritas, olah pikir, keberanian, Permainan benteng-bentengan dan
dan lain-lain. gobak sodor, selain memiliki keceriaan yang
Masa lalu, sekarang dan masa tinggi, permainan ini juga membantu anak-
depan merupakan suatu proses yang berpikir strategis. Menolong temannya
berkesinambungan sehingga cara yang yang berada dalam cengkraman lawan
paling tepat untuk mencapai masa depan bermainnya dan juga membantu timnya
yang lebih baik adalah melalui transformasi memenangi pertandingan, tentunya
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 129

membutuhkan kerja sama, kekompakkan sendiri, melainkan harus melakukan


dan kecerdasan berpikir, tanpa mencederai upaya-upaya kerjasama dengan pihak-
aturan permainan yang telah disepakati pihak yang mendukung keberlangsungan
bersama sanksi sosial siap diterapkan atas komunitasnya, baik dari kalangan internal
diri anak-anak yang berlaku tidak patut maupun dari lingkungan eksternal. Jalinan
dalam permainan itu. komunikasi tersebut penting artinya bagi
Komunitas Hong menggali potensi dan keberlangsungan kegiatan komunitas
nilai-nilai dari permainan tradisional untuk dalam rangka mempertahankan kelestarian
diajarkan kepada anak-anak dalam konsep budaya maupun memberikan pendidikan
dan koridor kekinian. Komunitas mainan kepada anak-anak mengenai nilai-nilai
rakyat ini berusaha memperkenalkan positif dalam mainan dan permainan rakyat
mainan rakyat juga melakukan binaan yang berlandaskan kearifan lokal masyarakat
budaya bermain anak melalui beberapa setempat.
promosi dan terus melakukan sosialisasi
dengan aktif mengadakan pelatihan
B. KAJIAN PUSTAKA
(workshop), kerja sama dengan beberapa
mitra seperti lembaga pendidikan dan Penelitian yang terkait unsur budaya
instansi serupa turut serta dalam berbagai tradisional telah banyak dilakukan. Sejumlah
event. Selain itu, Komunitas Hong juga penelitian disampaikan dalam tulisan ini,
mengembangkan produk mainan rakyat sebagai pembanding juga pendukung dari
sebagai hasil pengembangan mainan anak penelitian yang dilakukan. Salah satunya
yang ada untuk kebutuhan dalam dunia penelitian Yupi Sundari mengenai Strategi
pendidikan Komunikasi kelompok Sambasunda dalam
mengembangkan musik tradisional Sunda
Pelestarian permainan tradisional ini
(2006). Hasilnya menyimpulkan bahwa
terus dikembangkan sedemikian rupa
strategi komunikasi kelompok Sambasunda
sehingga untuk melanggengkan dan
dalam mengembangkan musik tradisional
menambah pengetahuan permainan
Sunda diklasifikasikan dalam strategi
tradisional juga memiliki manfaat untuk
komunikasi, strategi pesan, strategi media
anak-anak di lingkungannya. Untuk
pesan, strategi audiens dan strategi
mewujudkan hal tersebut, Komunitas Hong
budaya. Penelitian ini cukup relevan, karena
telah menerapkan berbagai kegiatan antara
membahas tentang komunikasi dalam
lain pembuatan Kampung Kolecer, tempat
kelompok masyarakat Sunda. Esensi yang
melatih mainan dan permainan rakyat yang
didapat dari hasil penelitian ini adalah
ada di Kampung Bolang, Desa Cibuluh,
komunikasi antarbudaya dimaksudkan
Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten
agar tercipta kesepahaman budaya yang
Subang. Juga mendirikan Museum Mainan
harmonis.
Rakyat di Bandung yang menyimpan
serta memamerkan koleksi beberapa Penelitian selanjutnya terkait dengan
perangkat mainan untuk mengangkat mainan dan permainan tradisional
dan memperkenalkan mainan rakyat dan masyarakat Sunda. Penelitian yang
menyelenggarakan Festival Kolecer, yaitu dilakukan Mohamad Zaini Alif mengenai
festival mainan rakyat dengan berbagai Perubahan dan pengembangan bentuk,
upacara adat. Selain untuk melanggengkan fungsi dan material mainan dalam
permainan tradisional, museum dan permainan anak di masyarakat Sunda
festival juga bisa menjadi target kunjungan (2006), menghasilkan deskripsi dan
wisatawan. dokumentasi mengenai bentuk, fungsi dan
material dari berbagai jenis mainan yang
Untuk menjaga eksistensinya dalam
ada di masyarakat Sunda serta perubahan
melestarikan dan mengembangkan
bentuk, material yang digunakan, cara
mainan serta permainan rakyat Jawa
bermain dan perkembangannya di
Barat, Komunitas Hong tidak bisa berjalan
masa kini. Penelitian ini dilakukan secara
130 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

langsung di masyarakat adat Banten Kidul Perilaku Komunikasi


Cipta Gelar dan Kampung Naga yang Perilaku komunikasi terdiri dari dua
termasuk Sunda ti Pakidulan (Sunda wilayah kata, yaitu perilaku dan komunikasi. Perilaku
Selatan). Penelitian ini cukup relevan karena merupakan semua tindakan atau aktivitas
membahas tentang jenis-jenis mainan dan manusia, baik yang diamati langsung,
permainan masyarakat budaya Sunda, maupun yang tidak dapat diamati oleh
esensi yang didapat dari hasil penelitian pihak luar” (Notoatmodjo, 2003). Menurut
ini adalah peneliti mendapatkan data Robbins S.P. (1993), perilaku pada dasarnya
dan informasi tentang jenis, bentuk dan berorientasi pada tujuan. Dengan perkataan
cara bermain serta jenis-jenis mainan dan lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi
permainan anak Jawa Barat. oleh suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
Penelitian Arman Yonathan yang tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak
berjudul “Perancangan Buku “Ulin, Yu!!” selalui diketahui secara sadar oleh individu
sebagai upaya pelestarian Permainan bersangkutan. Rogers dan Shoemaker
Rakyat Jawa Barat” (2009) membahas (1986) menyatakan bahwa perilaku
tentang pelestarian permainan rakyat merupakan sutau tindakan nyata yang
daerah Jawa Barat melalui penggunaan dapat dilihat atau diamati. Perilaku tersebut
media fotografi sebagai media terjadi akibat adanya proses penyampaian
dokumentasi untuk menciptakan visual dari pengetahuan suatu stimuli sampai pada
permainan tradisonal tersebut. Penelitian penentuan sikap untuk bertindak atau tidak
ini menghasilkan Perancangan buku “Ulin bertindak dan hal ini dapat dilihat dengan
Yu!!” yang memperkenalkan permainan menggunakan panca indera.
rakat yang menggunakan alat dan Sementara itu, komunikasi menurut
permainan rakyat yang dimainkan secara Pamela Angell (2006: 4) adalah “pertukaran
massal, yang berisikan visua-visual yang makna pesan dalam individu (within people)
berasal dari fotografi dan desain grafis dan dan diantara orang (between people)”.
memuat ketentuan-ketentuan permainan Dari definisi ini terlihat jelas bahwa Pamela
serta nilai filosofis yang terkandung di Angell membagi komunikasi dalam dua
dalam permainan tersebut. Perancangan bentuk, yaitu komunikasi intrapersonal dan
buku dilakukan untuk menginformasikan interpersonal.
tentang nilai-nilai dan manfaat-manfaat
Harold Laswell (1948) mengungkapkan
yang dimiliki oleh permainan rakyat,
bahwa cara yang baik untuk menggambarkan
supaya dapat meningkatkan kesadaran
komunikasi adalah dengan menjawab
masyarakat akan pentingnya melestarikan
pertanyaan-pertanyaan berikut Who says
kebudayaan asal, supaya permainan rakyat
What, in Which channel, to Whom, with
daerah Jawa Barat tidak hilang begitu
What effect? Berdasarkan pengertian yang
saja. Penelitian ini cukup relevan karena
diungkapkan Laswell, dapat dikatakan
membahas keberadaan Komunitas Hong
bahwa ada lima unsur komunikasi yang
serta jenis-jenis mainan dan permainan
saling bergantung satu sama lain, yatu:
masyrakat budaya Sunda yang dipelajari
dalam Komunitas Hong. 1. Sumber (source) sering juga disebut
pengirim (sender), yaitu pihak yang
berinisiatif atau yang mempunyai
C. KERANGKA KONSEPTUAL kebutuhan untuk berkomunikasi.
Untuk memperjelas pemahaman 2. Pesan (message), yaitu apa yang
mengenai penelitian ini, maka disampaikan dikomunikasikan oleh sumber
penjelasan sejumlah konsep yang terdapat kepada penerima. Pesan merupakan
dalam tulisan ini. Konsep tersebut antara lain, seperangkat simbol verbal maupun
perilaku komunikasi, mainan, permainan, nonverbal yang mewakili persaan, nilai,
dan permainan rakyat. gagasan atau maksud sumber tadi.
3. Saluran atau media, yaitu alat atau
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 131

wahana yang digunakan sumber untuk Bahasa Verbal dan Nonverbal


menyampaikan pesannya kepada Bahasa verbal dan nonverbal dalam
penerima sistem sosial, terutama untuk saling
4. Penerima (receiver) yaitu orang yang berbagi pengalaman di antara anggotanya,
menerima pesan dari sumber merupakan aspek yang strategis. Oleh
5. Efek yaitu apa yang terjadi pada karena itu, Porter, Samovar dan Cain (1985:
penerima setelah ia menerima pesan 134) menyebutkan bahwa
tersebut (Mulyana, 2006: 71) “Any verbal or noverbal language uses
Menurut Mulyana (2001: 49) komunikasi symbols that stand for or represent
adalah “Proses penciptaan makna antara various concrete and abstract parts of
dua orang atau lebih lewat penggunaan our individual realities. These symbols
simbol atau tanda-tanda. Dalam komunikasi in turn are governed by rules that tell
transendental, partisipannya adalah us how to use them in order to best
manusia dengan Tuhan. Keberhasilan atau represent our experiences”
efektivitas komunikasi berbanding lurus Melalui komunikasi secara verbal,
dengan derajat kesamaan atau kesesuaian walaupun tidak bisa dipilah dari pesan
makna yang tercipta relatif sama atau bila nonverbal, peserta komunikasi dapat
hasil komunikasinya relatif sesuai dengan berbagi pengalman dan membangun
yang diinginkan partisipan...” pengalamannya tanpa harus mengajak
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka lawan komunikasinya terlibat langsung
perilaku komunikasi dapat diartikan sebagai dengan pengelaman yang dimilikinya.
tindakan atau kegiatan dalam melakukan Selanjutnya, melalui kata-kata verbal,
proses komunikasi seperti mencari, seseorang dapat pula memengarui orang
menerima atau menyebarkan informasi. lain, bertukar pikiran, mencari informasi,
Dalam perkataan lain, perilaku komunikasi mengemukakan sudut pandangan
merupakan aktivitas komunikasi yang pendapatnya dan berbagi rasa. Di sinilah
dilakukan oleh individu atau sekelompok kekuatan bahasa teruji dalam sebuah
orang, yang dilandasi oleh suatu motivasi komunikasi.
untuk mencapai tujuan tertentu. Lambang-lambang nonverbal juga
Tipton dan Donohew (1973) memiliki makna spesifik. Anggukan kepala,
menyebutkan, perilaku komunikasi kerlingan mata, kepalan tangan dan mimik
seseorang dapat dilihat dari penerapan muka menyajikan makna yang spesifik dan
strategi ketika mencari, mengumpulkan diterima oleh semua pihak sebagai suatu
dan memilih informasi. Biasanya tindakan pesan dengan makna tertentu.
atas perilaku komunikasi dilihat dari cara Pesan nonverbal memiliki kemampuan
menetapkan strategi yang akan digunakan seefektif pesan verbal, mempertegas
manakala mereka mendapatkan informasi pesan verbal, berlawan atau mengingkari
dari lingkungan pesan verbal, atau mewakili pesan verbal
Dikaitkan dengan penelitian ini, maka, itu sendiri. Sebagian besar ahli komunikasi
perilaku komunikasi Komunitas Hong menyebutkan bahwa pesan nonverbal
merupakan aktivitas komunikasi yang memiliki pengaruh lebih besar daripada
dilakukan oleh Komunitas Hong dengan psan verbal.
tujuan melestarikan mainan dan permainan
rakyat Jawa Barat. Menurut Rogers (1983), Komunitas
pengubah perilaku komunikasi antara lain Komunitas adalah suatu kelompok sosial
keterbukaan terhadap saluran komunikasi dari beberapa organisme yang berbagi
interpersonal, keterbukaan terhadap media lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan
massa dan partisipasi sosial, keterhubungan yang sama. Komunitas adalah sekelompok
dengan sistem sosial dan mencari informasi orang yang berkumpul atau hidup bersama
tentang inovasi. untuk mencapai tujuan tertentu dan mereka
132 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

berbagi makna dan sikap. Umumnya Interaksi sosial tersebut dapat membawa
memiliki ketertarikan yang sama. Dalam akibat menyatukan atau memecah
komunitas manusia, individu-individu belah keuntungan kelompok. Di dalam
di dalamnya dapat memiliki maksud, kehidupan kelompok, aspek komunikasi
kepercayan, sumber daya, preferensi, antarpribadi memiliki peranan yang
kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain dominan. Komunikasi dikatakan efektif
yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa apabila anggota mampu memberikan
latin communitas yang berarti kesamaan. informasi kepada kelompok mengenai
Kemudian dapat ditunkan dari communis suatu program secara efektif atau
yang berarti “sama, publik, dibagi oleh mengurangi kesimpangsiuran informasi.
semua atau banyak” (wikipedia). Efektifitas kelompok dapat dilihat dari
Tanpa komunikasi tidak akan ada aspek produktivitas, moral dan kepuasan
komunitas. Komunitas bergantung pada pada anggotanya. Produktivitas kelompok
pengalaman dan emosi bersama, dalam hal dapat dilihat dari keberhasilan mencapai
ini komunikasi berperan dan menjelaskan tujuan kelompok. Moral dapat diamati dari
kebersamaan itu. Oleh karena itu, komunitas semangat dan sikap para anggotanya.
juga terbagi atas bentuk-bentuk komunikasi Kepuasan anggota kelompok dapat dilihat
yang berkaitan dengan seni, agama dan dari keberhasilan anggotanya dalam
bahasa. Masing-masing bentuk tersebut mencapai tujuan
mengandung dan menyampaikan gagasan,
sikap, perspektif dan pandangan yang Mainan
mengakar kuat dalam sejarah komunitas Mainan adalah sesuatu yang digunakan
tersebut. (Mulyana, 2007: 46). dalam premainan oleh anak-anak, orang
Sebagai anggota komunitas tentunya dewasa ataupun binatang. Berbagai
akan lebih mendahulukan kepentingan jenis benda dihasilkan untuk digunakan
bersama daripada kepentingan individu. sebagai mainan, akan tetapi, barang yang
Individu memiliki hak dan kewajiban diproduksi untuk tujuan lain dapat pula
sebagai anggota komunitas atau dengan digunakan sebagai mainan. Misalnya,
kata lain, dalam setiap hak terkandung seorang anak dapat mengambil suatu alat
kewajiban (rights come with responsibilities). rumah tangga dan ‘menerbangkannya’
Sedemikian tingginya rasa kepemilikan keliling rumah, membayangkan bahwa
komunitas sehingga sesama anggota benda tersebut adalah sebuah pesawat
komunitas terdapat satu perasaan yang terbang. Jenis barang lain yang dipasarkan
disebut community sentiment, yang memiliki sebagai mainan, ditujukan terutama
tiga ciri penting yaitu 1) seperasaan, sebagai barang-barang koleksi dan
sehingga orang yang tergabung di barang-barang dari jenis ini tidak umum
dalamnya menyebut dirinya “kelompok untuk dimainkan. Berbagai jenis mainan
kami”; 2) sepenanggungan, dimana telah diciptakan oleh manusia dari tahun
setiap individu sadar akan peranannya ke tahun, bahkan setiap generasi memiliki
dalam kelompok dan keadaan masyarakat jenis/ tipe mainan masing-masing.
sendiri memungkinkan peranannya dalam
kelompok dijalankan. 3) saling memerlukan, Permainan
individu yang tergabung dalam suatu Permainan adalah suatu kegiatan yang
komunitas merasa dirinya tergantung pada memiliki batasan-batasan di dalam ruang,
komunitasnya. (Sitepu, 2004: 10) waktu dan tempat tertentu yang berlangsung
Para anggota dalam kelompok tertib, menurut aturan-aturan yang telah
komunitas akan berinteraksi satu sama dianut dan diterima secara sukarela oleh
lain. Interaksi sosial yang terjadi pada para pelaku permainan tersebut. Kegiatan
kelompok tidak berbeda dengan interaksi bermain adalah kegiatan yang selalu
sosial yangterjadi di dalam sistem sosial. disertai perasaan riang, gembira, semangat
dan kebebasan dari ketegangan. Bermain
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 133

selalu dikatakan sebagai kegiatan inklusif tekanan terlepaskan di dalam


dan inheren, yang artinya bermain selalu permainan, anak dapat mengatasi
muncul atas motivasi dari dalam diri dan tak masalah-masalah kehidupan. Permainan
perlu diajarkan lagi. (http://www.sabda.org/ memungkinkan anak melepaskan
publikasi/e-binaanak/print/edisi=179) energi fisik yang berlebihan dan
Bagi anak-anak, bermain adalah sebuah membebaskan perasaan-perasaan
hak asasi sekaligus kata kerja yang bernilai yang terpendam. Terapi permainan
luhur. Sayangnya dalam dunia orang (Play Therapy) “Memungkinkan anak
dewasa, bermain justru sering berkootasi mengatasi frustasi dan merupakan
minor. Bermain bisa berarti melakukan suatu medium bagi ahli terapi untuk
sesuatu yang tidak produktif, terlalu menganalisis konflik-konlik anak dan
memanjakan diri, tidak bertaggungjawab, cara-cara mereka mengatasinya. Anak-
mementingkan diri sendiri atau bahkan anak dapat merasa tidak terancam
cuci tangan dari risiko yang seharusnya dan lebih leluasan mengemukakan
ditanggung. perasaan-perasaan mereka yang
sebenarnya dalam konteks permainan”.
Bagi anak-anak, sesungguhnya bemain
Freyd dan Erikson.
dengan anak lain adalah belajar beraktivitas
sosial. Dalam bermain, seorang anak belajar 3. Daniel Berlyne (1960) menjelaskan
mensyukuri kebersamaan, menoleransi permainan sebagai sesuatu yang
perbedaan, mengelola konflik secara sehat, mengasyikkan dan menyenangkan,
hingga belajar menertawakan kelemahan karena permainan itu memuaskan
diri sendiri. Karenanya bermain adalah dorongan penjelajahan kita. Dorongan
juga suatu proses mencari sahabat yang ini meliputi keingintahuan dan hasrat
sebenarnya yang dapat bersama dalam akan informasi tentang sesuatu yang
tawa dan duka, menerima kalah tanpa baru atau tidak biasa. Permainan
mendendam, membagi kemenangan ialah suatu alat bagi anak-anak untuk
dan keberutungan, hingga dapat tahan menjelajahi dan mencari informasi
bertengkar dengan jujur, dan kalau baru baru secara aman- sesuatu yang
mungkin, mengakhiri marah dan air mata mungkin mereka tidak lakukan bila
dengan pengertian yang lebih mendalam. tidak ada suatu permainan. Permainan
mendorong perilaku kejahatan ini
Fungsi permainan menurut pandangan
dengan menawarkan anak-anak
psikologi antara lain:
kemungkinan-kemungkinan kebaruan,
1. Meningkatkan afiliasi dengan teman kompleksitas, ketidakpastian, kejutan
sebaya, mengurangi tekanan di dan keanehan.
dalam hidup mereka, meningkatkan
perkembangan bagian kognitif, Permainan Rakyat
meningkatkan daya jelajah dan
Permainan rakyat adalah bagian dari
memberi tempat berteduh yang aman
folklor yang disebarluaskan melalui tradisi
bagi perilaku yang secara potensial
lisan di antara masyarakat pemiliknya dan
berbahaya. Permainan meningkatkan
masyarakat daerah setempat. Permainan
kemungkinan bahwa anak-anak akan
rakyat terbagi atas permainan untuk
berbicara dan berinteraksi satu sama
orang dewasa an anak-anak, permainan
lain. Selama interaksi ini, anak-anak
berdasarkan jenis kelamin atau lapisan sosial
mempraktekkan peran-peran yang akan
para peserta serta permainan yang bersifat
mereka laksanakna dalam hidup masa
sekular atau skral. Berdasarkan sifatnya,
depannya.
ternilai dari tiga golongan, yaitu permainan
2. Permainan adalah suatu bentuk untuk bermain (play), mendidik (education)
penyesuaian diri manusia yang sangat dan bertanding (game). (Huizinga, 1990:
berguna, menolong anak menguasai 36-38)
kecemasan konflik. Karena tekanan-
134 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Metode tradisi lisan atau tulisan berupa naskah-


Untuk memperoleh gambaran yang naskah kuno dan merusakan mengenalkan
mendalam mengenai perilaku komunikasi mainan rakyat dengan tujuan menenamkan
Komunitas Hong dalam melestarikan suatu pola pendidikan masyarkat buhun
permainan dan mainan rakyat Sunda, agar seorang anak mengenal dirinya,
penelitian ini menggunakan pendekatan lingkunganya dan Tuhannya.
kualitatif dengan metode studi kasus. Objek penelitian ini adalah
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, perilaku komunikasi Komunitas Hong
2000: 3), pendekatan kualitatif merupakan dalam upayanya menyosialisasikan,
prosedur penelitian yang menghasilkan data mempromosikan dan melestarikan
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan berbagai jenis permainan dan mainan anak
dari orang-orang dan perilaku yang dapat rakyat Sunda.
diamati. Pendekatan studi kasus menurut
Mulyana (2006: 201) merupakan uraian
dan penjelasan komprehensif mengenai D. HASIL DAN PEMBAHASAN
berbagai aspek seorang individu, suatu Komunitas Hong ini pertama kali
kelompok, suatu organisasi (komunitas), didirikan di kampung Bolang, kampung ini
suatu program atau suatu situasi sosial. dijadikan sebagai kampung wisata budaya.
Studi kasus memiliki tujuan ganda. Di tempat ini wisatawan yang berasal dari
Di satu pihak, studi kasus berusaha berbagai daerah diajak menikmati berbagai
memahami kelompok yang ditelaah, baik atraksi yang melibatkan wisatawan untuk
anggota dari kelompok tersebut, bentuk turut serta di dalamnya. Untuk mencapai
kegiatan, interaksi dan cara kelompok itu tempatnya, wisatawan yang datang diajak
berhubungan dengan dunia di luar mereka. berjalan melewati sawah dan bukit sebagai
Di pihak lain, studi kasus juga berusaha salah satu bagian dari paket wisata. Sampai
mengembangkan pernyataan-pernyataan di sana wisatawan beristirahat di saung-
umum mengenai regularitas dalam struktur saung dan mulai berinteraksi dengan anak-
dan proses sosial (Mulyana, 2006: 202). anak dan anggota Komunitas Hong.

Pengumpulan data penelitian dilakukan Dalam perjalanannya, Komunitas Hong


melalui wawancara mendalam, observasi menjadi ajang pusat kajian permainan rakyat
dan studi dokumentasi. Data yang Sunda yang mulai melakukan aktivitasnya di
terkumpul diorganisasikan dan dianalisis Dago Pakar Bandung. Aktivitas Komunitas
menggunakan tiga komponen analisis Hong dengan menjadikan mainan dan
data yaitu reduksi data, penyajian data dan permainan tradisional sebagai media untuk
penarikan kesimpulan, yang dikemukakan berkumpul, merupakan hal yang sangat
oleh Miles dan Huberman (1992: 19-20). positif. Mainan merupakan media pola
asuh dan pembelajaran yang sangat efektif,
Subjek penelitian ini adalah
mengingat mainan dan permainan rakyat
Komunitas Hong, yaitu suatu komunitas
dikemas dalam satu kesatuan, mulai proses
yang secara intensif mengkaji mainan
membuat mainan hingga memainkannya.
tradisional masyarakat Sunda, serta
melestarikan beragam permainan rakyat Perilaku Komunikasi Komunitas Hong
Sunda. Komunitas ini didirikan sejak
Untuk mengetahui perilaku komunitas
tahun 2003, yang pada waktu itu baru
Hong dalam melestarikan mainn dan
sebatas perkumpulan orang-orang dari
permainan rakyat Jawa Barat dapat dilihat
berbagai kalangan yang peduli terhadap
dari kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas
kelestarian permainan dan mainan anak
Hong untuk mengenalkan kembali mainan
Sunda. Komunita Hong kini berkembang
dan permainan permainan tradisi serta nilai-
sebagai Pusat Kajian Mainan Rakyat Jawa
nilai luhur yang terkandung didalamnya,
Barat. Komunitas ini berusaha menggali
agar lebih memasyarakat. Kegiatan yang
dan merekonsruksi mainan rakyat, dari
diikuti biasanya merupakan kegiatan
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 135

yang juga dikaitkan dengan pelestarian acara yang diikuti dilakukan secara bertahap
lingkungan dan budaya, hal ini dikarenakan dan setiap akhir acara dilakukan koordinasi
mainan dan permainan tradisi masyarakat dan evaluasi guna melakukan perbaikan
selalu berkaitan dengan alam. (improvement) untuk diterapkan pada acara
Adapun kegiatan komunikasi berikutnya. Pendekatan dilakukan secara
yang dilakukan oleh Komunitas Hong, terintegrasi dalam satu kesatuan paket mulai
berdasarkan hasil penelitian, dibagi ke dari mengajari cara membuat hingga cara
dalam empat kategori, yaitu workshop, memainkan. Kemudian, jenis mainan dan
festival, kemitraan dan publikasi. Keempat permainan yang diperagakan disesuaikan
kegiatan tersebut diselenggarakan dalam dengan konteks tema acara yang diikuti.
rangka sosialisasi dan promosi mainan Gambaran mengenai kegiatan
dan permainan rakyat Jawa Barat kepada komunikasi yang dilakukan oleh Komunitas
masyarakat, dengan harapan minat terhadap Hong dalam upaya melestarikan mainan
mainan dan permainan rakyat Jawa Barat dan permainan tradisional rakyat Jawa Barat
dapat lestari di bumi pertiwi ini. Acara demi di tampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Kegiatan Komunikasi Komunitas Hong


Kategori Kegiatan
Bentuk Kegiatan yang Diikuti/ Dilakukan
Komunikasi
• Sundanese & Books Goes to Mall
Workshop • Workshop Permainan dan Mainan Rakyat Tradisional di Taman
Hutan Raya
• World Bamboo Festival
• Festival Kolecer
Festival
• Spice Fest
• Festival Braga
Kerja sama dengan :
• Lembaga pendidikan
Kemitraan
• Dinas Pariwisata, Kehutanan dll.
• Lembaga Pembiayaan
• Internet
Publikasi
• Hubungan dengan Media

Berdasarkan hasil penelitian, perilaku Komunitas Hong terdiri dari anak-


komunikasi Komunitas Hong dalam anak hingga dewasa. Dalam pengelolaan
melestarikan mainan dan permainan rakyat komunitas, untuk memudahkan komunikasi
Jawa Barat ditujukan pada dua pihak, yaitu yang dilakukan, ada pembagian peran di
internal dan eksternal. antaranya anggotanya. Anak-anak berperan
sebagai pelaku permainan, sedangkan orang
a. Komunikasi internal
dewasa berperan sebagai pembuat mainan,
Komunikasi yang dilakukan di kalangan sekaligus sebagai pengelola komunitas
internal bertujuan untuk menggalang dengan perannya masing-masing.
kebersamaan dalam menajaga konsistensi
Perilaku komunikasi dan sistem nilai
komitmen pelestarian budaya Sunda
yang ditanamkan dalam berkomunikasi ke
melalui mainan dan permainan rakyat
pihak internal berdasarkan hasil penelitian
Jawa Barat. Komunikasi pada kalangan
adalah gotong royong, kebersamaan,
internal merupakan bentuk konsolidasi dan
kemufakatan, mengingatkan, canda dan
penguatan visi dan misi Komunitas Hong
senda gurau, koordinasi, mengajarkan dan
untuk menjaga kelestarian mainan dan
saling menghargai.
permainan rakyat Jawa Barat.
136 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Dalam menjalankan aktivitasnya, kemampuan dari setiap individu, seperti


untuk memudahkan koordinasi di antara yang diungkapkan Abah Adjun:
para pengelola komunitas, maka, dipilih “Kriterianya melihat kemampuan
beberapa orang yang berperan penting dari setiap individu, nah kemampuan
dalam mengelola jalannya komunitas Hong, individu itu agar tidak berbenturan
meski tidak ada struktur organisasi yang dengan yang lain kemudian bisa
resmi. menjalankan fungsinya masing-masing
Mohammad Zaini Alif sebagai pendiri makanya dipilih orang-orang yang
Komunitas Hong, berperan sebagai sesuai dengan karakternya, dengan
pengambil keputusan dan sebagai kapasitasnya. Mereka dibantu lagi
jurubicara dalam berhubungan dengan dengan orang-orang dibawahnya.
pihak luar, misalnya dalam penyelenggaraan Untuk keseluruhan di lapangan adalah
event, komunikasi dengan media serta saya, nah di bawah saya ada pak Ustadz
dengan pemerintah. Sementara sebagai (seksi kesenian) Teh Mia (Tari), Riki
pelaksana di lapangan adalah Djunardi (kerajinan), Teh Iis (marketing). Jadi
atau Abah Adjun yang berperan sebagai semuanya sebelum melaksanakan
koordinator lapangan untuk setiap kegiatan, event, apa yang harus dilaksanakan,
mempersiapkan dan memonitoring setiap saya mendapat perintah dari Kang Zaini,
kegiatan baik itu kegiatan eksternal maupun saya sampaikan ke bawah semuanya
kegiatan internal. baru dilaksanakan oleh semua, dalam
pelaksanaan saya memonitor semua.”
Untuk kegiatan marketing dilaksanakan
oleh Iis yang biasa dipanggil Teh Iis atau Karena Komunitas Hong ini mayoritas
ambu oleh para anggota Komunitas Hong. beranggotakan orang-orang yang berlatar
Setiap tawaran yang masuk dari pihak belakang budaya Sunda maka di komunitas
penyelenggara kegiatan akan melalui Hong ini sehari-hari mereka menggunakan
bagian marketing untuk disampaikan bahasa Sunda yang sesekali diselingi
kepada Kang Zaini sebagai pengambil dengan penggunaan bahasa Indonesia. Hal
keputusan. Bagian marketing juga berfungsi inipun dapat dilihat dari kebiasaan mereka
untuk mengkoordinir hasil karya setiap memanggil orang-orang yang usianya di
anggota yang akan dipamerkan dalam atas mereka dengan sebutan, Abah, Ambu,
suatu kegiatan, beberapa hasil karya ini Kang, dan Teteh. Tapi adakalanya mereka
tidak hanya dipamerkan tetapi juga dijual. memanggil ibu, bapak atau kaka kepada
Di bagian kesenian ada Miftah atau biasa tamu yang datang berkunjung.
disebut Pak Ustadz, memiliki tanggung Di Komunitas Hong yang anggotanya
jawab untuk mengkoordinir para anggota mayoritas adalah anak-anak terdapat
Komunitas Hong pada bagian kesenian atau pembagian anak-anak berdasarkan usia,
perkusi, setelah mendapatkan instruksi dari yaitu:
Abah Adjun ataupun Kang Zaini. Sebagai • Kelompok anak yang berusia 5 (lima)
koordinator di bagian kesenian, Ustadz tahun hingga 9 (sembilan) tahun atau
Miftah mempersiapkan anggota Komunitas kisaran kelas 3 SD.
Hong untuk mulai berlatih. Begitupun pada • Kelompok anak 10 (sepuluh) tahun
saat kegiatan, Ustadz Miftah bertanggung hingga 15 (lima belas) tahun dan
jawab pada saat sesi kesenian. • Kelompok anak 16 (enam belas) tahun
Di bagian kerajinan ini yang bertanggung hingga dewasa.
jawab adalah Riki. Anak-anak perempuan Pembagian ini berfungsi untuk
di Komunitas Hong diajari menari tarian membentuk kelompok bermain untuk
tradisional. Yang mengkoordinir anak-anak memainkan kaulinan barudak, kelompok
di bidang tari ini adalah Mia. tarian dan kelompok kesenian.
Pembagian tugas di antara anggota Anak usia 5 (lima) tahun hingga 9
Komunitas Hong ditentukan berdasarkan (sembilan) tahun biasanya diberi kebebasan
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 137

untuk bermain tanpa harus mengerti mendapatkan latihan menari, kesenian dan
arti dari permainan atau mainan yang mendapatkan materi mengenai mainan
mereka mainkan. Yang biasanya diajarkan dan permainan. Pada saat berlatih biasanya
mengenai nilai filosofis dalam mainan mereka mengenakan pakaian bebas, bukan
ataupun permainan biasanya adalah seragam yang biasanya dikenakan oleh
anak-anak usia 10 (sepuluh) tahun hingga Komunitas Hong saat gladi resik sebelum
dewasa. Karena anak-anak tersebut banyak mengisi suatu kegiatan besar atau pada
yang telah mengenal permainan modern saat melaksanakan ataupun mengisi suatu
sehingga mereka diajak berpikir mengenai kegiatan.
perbedaan antara permainan tradisional Khusus untuk hari Sabtu, anak-
dan permainan modern tersebut. Selaras anak biasanya mengaji bersama dan
dengan yang diungkapkan oleh Abah mendengarkan ceramah yang disampaikan
Adjun : oleh Pak Ustadz. Di dalam Komunitas Hong
“Untuk mereka dikasih kebebasan diajarkan mengenai norma pergaulan, anak-
untuk bermain, tidak dibebani dengan anak di Komunitas Hong ini biasanya apabila
pemikiran-pemikiran untuk memikirkan akan berpamitan, mereka akan berpamitan
filosofi itu, silahkan bermain sepuas sembari mencium tangan orang yang lebih
mungkin, seenak mungkin, segembira tua usianya. Anak-anakpun dibiasakan
mungkin. Tapi nanti lambat laun mereka untuk meminta izin kepada orang tuanya
bisa merasakan bahwa permainan itu ketika akan keluar rumah atau ikut serta
berarti untuk mereka. Yang diajarkan dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh
biasanya ke anak kelas 4 SD ke atas Komunitas Hong.
mulai bisa berpikir, nah mereka sudah
b. Komunikasi Eksternal
mengenal juga permainan modern, jadi
bisa memisahkan permainan modern Komunikasi dengan pihak-pihak di luar
dengan tradisional itu apa bedanya, komunitas Hong merupakan bagian yang
kemudian maknanya apa, nah mereka tidak kalah pentingnya dengan komunikasi
sudah mulai bisa menangkap. Mereka internal, karena melalui komunikasi
dikasih tahu dulu, setelah dikasih dengan pihak eksternal inilah, maka upaya
pelajaran mereka mau memainkan atau pelestarian mainan dan permainan rakyat
tidak itu terserah mereka sendiri. Waktu Jawa Barat melalui kegiatan sosialiasi
untuk menerangkan pada mereka dan promosi dapat terlaksana. Adapun
adalah sebelum permainan dimulai atau sasaran komunikasi Komunitas Hong
pas waktu luang ngobrol, berkumpul. dengan pihak luar, berdasarkan penelitian,
Untuk komunitas Hong sendiri, waktu dilakukan kepada empat pihak, yaitu
kosong diisi dengan ngobrol baik itu masyarakat, pemerintah, mitra, dan pihak
masalah permainan, masalah umum sponsor sebagai pemberi dana. Inti pesan
lainnya, ada keluhan atau ada unek- komunikasi yang disampaikan kepada pihak
unek itu bisa saling tukar pendapat. luar adalah himbauan dan ajakan untuk ikut
Ada ngobrolnya, ada hereuynya, justru bermain dan melestarikan permainan dan
dengan cara demikian akan lebih mainan rakyat Jawa Barat.
gampang diserap. Santai, sambil ngopi, Gambaran singkat mengenai tujuan
jadinya lebih fresh n mudah dicerna.” komunikasi yang dilakukan Komunitas Hong
kepada pihak eksternal disajikan dalam
Untuk menanamkan kebersamaan, tabel berikut:
anak-anak anggota Komunitas Hong diajak
berkumpul di sore hari, untuk sekadara
bermain dan mengobrol dengan teman-
temannya ataupun dengan anggota
Komunitas Hong lain yang lebih dewasa.
Tapi ada hari-hari tertentu dimana mereka
138 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Tabel 2. Tujuan berkomunikasi dengan pihak eksternal

No. Khalayak Tujuan Komunikasi


Meningkatkan animo masyarakat terhadap mainan dan permainan rakyat
1 Publik
Sunda.
Mendapatkan dukungan dari pemerintah berupa fasilitas yang diperlukan
sebagai wahana untuk melestarikan budaya Sunda.
2 Pemerintah Mendapatkan perlindungan hukum (regulasi) tentang mainan dan
permainan rakyat agar menjadi bagian dari budaya Jawa Barat yang perlu
dilestarikan.
3 Mitra Ajakan sinergi dalam melestarikan mainan dan permainan rakyat Sunda.
Sponsor Rereongan, mendapatkan dukungan partisipasi dan kontribusi
4
(Pendana) pembiayaan untuk suksesnya acara.

Bentuk komunikasi kepada pihak untuk tatanan rambut diselipkan bunga


eksternal dilakukan melalui kegiatan untuk imitasi.
membanguun opini publik. Saluran yang Pesan dirancang sesuai dengan
digunakan antara lain workshop, festival dan konteks dan konten informasi yang
publikasi, sebagai upaya membentuk brand tercermin dalam perilaku pada saat
image yang diinginkan. Sementara, saluran berkomunikasi.
komunikasi yang paling banyak digunakan
Komunitas Hong ini mengisi acara
oleh Komunitas Hong adalah melalui tatap
dalam bentuk festival, workshop,
muka.
ataupun perayaan. Pada saat mengisi
1. Pesan Komunikasi kegiatan, Komunitas Hong ini biasanya
Pesan komunikasi yang disampaikan mengisi kegiatan tersebut dengan
oleh Komunitas Hong kepada helaran, para anggota Komunitas
masyarakat dapat berupa pesan verbal Hong berkeliling mengitari area
maupun pesan non-verbal, pesan kegiatan dengan membentuk barisan.
non-verbal ditujukkan dalam bentuk Anak-anak perempuan berada dalam
komunikasi objek dan gerak dalam barisan sambil melambaikan dedaunan
setiap penampilan komunitas. menggunakan tangan kanannya,
sementara tangan kiri mereka letakkan
Berdasarkan hasil observasi peneliti,
di pinggang (berkacak pinggang).
pada saat berperan serta dalam suatu
Sementara anak laki-laki dan beberapa
kegiatan atau mengadakan suatu
lelaki dewasapun turut ikut bergabung
kegiatan, para anggota Komunitas Hong
dalam barisan sambil membawa
mengenakan kostum khusus. Untuk
beberapa alat musik seperi angklung
anggota laki-laki mereka mengenakan
dan celempung. Setelah itu seluruh
pakaian kampret bewarna hitam dan
anggota Komunitas Hong berjalan
celana komprang bewarna hitam.
beriringan membentuk arak-arakan
Kemudian mereka pun mengenakan
dimana anak perempuan melambaikan
ikat kepala yang terbuat dari kain batik.
daun dan anggota laki-laki Komunitas
Ikat kepala ini memiliki nilai filosofi
Hong membunyikan alat musik yang
tersendiri, yaitu agar bisa tetap fokus
dibawanya. Biasanya mereka berjalan
dalam setiap langkah kehidupan,
sambil berteriak “Heeeey ya !”.
sementara untuk anggota perempuan
mereka mengenakan pakaian kampret
bewarna hitam dan untuk padanannya
mereka mengenakan kain kebaya batik
yang dililitkan menyerupai rok. Dan
anak-anak pun didandani wajahnya dan
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 139

Setelah selesai mendemonstrasikan


mainan dan permainan anak, mereka
kembali melakukan helaran. Jika
mendapat stan untuk pameran,
Komunitas Hong biasanya memamerkan
hasil karya para anggota Komunitas
Hong, selain memamerkan, mereka pun
menjual hasil karya tersebut. Biasanya
hasil kerajinan tersebut mereka susun di
atas meja atau hanya disimpan begitu
saja tanpa disusun.

Gambar 1. Kegiatan Komunitas Hong


dalam Helaran
Sumber: Koleksi peneliti

Setelah selesai helaran, mereka


biasanya berhenti di suatu tempat
yang telah ditentukan, kemudian
Komunitas Hong ini dibagi menjadi
beberapa kelompok. Kelompok
pertama terdiri dari laki-laki dewasa
dan remaja sementara kelompok dua Gambar 2. Koleksi mainan yang diperjual-
terdiri dari anak-anak perempuan belikan saat pameran
dan laki-laki. Kelompok pertama Sumber: Koleksi peneliti
bertugas memainkan alat musik atau
sembari melantunkan lagu yang Untuk setiap kegiatan, para
nantinya mengiringi kelompok dua koordinator bertanggungjawab
yang bertugas mendemonstrasikan terhadap bidangnya masing-masing.
permainan anak seperti perepet Seperti pada saat kegiatan workshop,
jengkol, oray-orayan, terkadang ada koordinator kerajinan bertanggung
beberapa anggota komunitas Hong, jawab untuk mengajarkan cara
disela-sela mendemonstrasikan pembuatan kerajinan baik itu kepada
permainan, mereka mengajak audiens anggota Komunitas Hong (internal)
untuk turut serta mencoba melakukan maupun kepada audiens (eksternal).
permainan tersebut. Dan pada beberapa kegiatan Komunitas
Untuk beberapa kegiatan, pada Hong selain menampilkan helaran dan
saat anggota Komunitas Hong sedang demo permainan dan mainan anak,
mendemonstrasikan permainan dan kelompok tari permainan anakpun turut
mainan anak tersebut diiringi dengan mementaskan tarian tradisional.
kelompok perkusi, Kang Zaini atau Berdasarkan hasil observasi, berikut
Abah Adjun biasanya memberikan beberapa perilaku yang ditunjukkan
pengarahan atau keterangan mengenai oleh Komunitas Hong pada saat
permainan dan mainan yang sedang berinteraksi dengan khalayak sasaran
didemonstrasikan. Selain itu anggota komunikasi, yang disajikan dalam tabel
Komunitas Hong lainnya, ikut berikut:
membantu para audiens saat mereka
ingin mempraktekkan permainan dan
cara membuat mainan.
140 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Tabel 3. Perilaku Komunikasi Komunitas Hong dalam penyampaian pesan kepada khalayak
sasaran
No. Khalayak Perilaku Komunikasi
a. Penuh canda ria dan senda gurau dalam setiap pementasan atau
kegiatan,
b. Menjelaskan dan mengajarkan kepada audiens mengenai
1 Publik
permainan dan mainan tradisional.
c. Tampil memukau dalam setiap pementasan.
d. Mengenakan pakaian khas berupa kampret dan kebaya.
a. Memohon izin dan fasilitasi untuk pelestarian permainan dan
mainan rakyat Sunda.
b. Dukungan kebijakan dari pihak terkait agar tujuan pelestarian
2 Pemerintah
dapat tercapai, misalnya memasukkan pengetahuan tentang
mainan dan permainan rakyat Jawa Barat ke dalam kurikulum
muatan lokal pada pendidikan pra sekolah.
a. Gotong royong dalam menyiapkan keberlangsungan acara.
b. Kebersamaan dengan tidak membeda-bedakan perlakuan di
antara anggota.
c. Kemufakatan dalam pengambilan keputusan melalui musyawarah
agar tidak ada pihak yang keberatan dengan keputusan yang
diambil.
d. Mengingatkan untuk selalu melakukan hal yang baik.
Sesama anggota
3 e. Canda dan senda gurau saat berkumpul.
Komunitas Hong
f. Koordinasi dan kerjasama antaranggota untuk mendapatkan
keharmonisan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan
komunitas.
g. Mengajarkan, melatih dan mencontoh mengenai permainan dan
mainan rakyat serta nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.
h. Menghargai sesama anggota komunitas dengan selalu
memberikan komentar yang positif dan membangun
a. Berbagi Informasi,
b. Menghargai.
c. Kerjasama untuk melaksanakan atau mengikuti suatu kegiatan
4 Mitra kerja tertentu,
d. Nirlaba dengan tidak mencari keuntungan materi dari kegiatan
yang dilakukan, karena Komunitas Hong bertujuan sosial,
kemasyarakatan dan lingkungan.
a. Ajakan Rereongan, yaitu mengumpulkan dana dengan cara
patungan yang bersumber dari anggota komunitas maupun pihak
sponsor dari luar komunitas.
5 Sponsor
b. Menjelaskan kepada sponsor mengenai komunitas maupun
kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka mendapatkan
dukungan dalam pelaksanaan kegiatan.

Inti pesan komunikasi yang 2. Media Sosialisasi


disampaikan adalah himbauan Selain melalui kegiatan, sosialisasi
dan ajakan untuk ikut bermain dan permainan dan mainan rakyat Jawa
melestarikan permainan dan mainan Barat dilakukan oleh Komunitas Hong
rakyat Jawa Barat. melalui berbagai media informasi yang
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 141

tersedia. Sosialisasi melalui media Media massa merupakan salah


tersebut, ada yang dilakukan sendiri, satu saluran komunikasi yang efektif
ada juga yang dilakukan melalui dalam menyebarkan informasi. Dalam
bantuan orang lain. Beberapa media memanfaatkan media massa sebagai
yang dimanfaatkan sebagai saluran saluran komunikasi, Komunitas Hong tidak
sosialisasi permainan dan mainan rakyat melakukannya sendiri, melainkan melalui
Jawa Barat yaitu internet, media massa bantuan pihak lain yaitu media elektronik
dan banner. seperti televisi dan radio serta media
Komunitas Hong memanfaatkan cetak. Media elektronik seperti televisi dan
internet sebagai saluran sosialisasi radio dimanfaatkan untuk menyampaikan
mainan dan permainan rakyat yang informasi mengenai keberadaan Komunitas
mereka kembangkan. Sekitar tahun Hong ini. Sosialisasi permainan dan mainan
2009, komunitas Hong pernah tradisional rakyat Jawa Barat melalui televisi
menggunakan blog multiply sebagai dilakukan melalui liputan yang dilakukan
salah satu media komunikasi di internet. oleh stasiun televisi. Beberapa stasiun
Di dalam situs multiply, ditampilkan televisi yang pernah meliput komunitas
informasi mengenai Komunitas Hong, Hong diantaranya adalah Trans TV acara
Seiring ditutupnya blog multiply, Surat Sahabat, Laptop Si Unyil di trans 7,
maka aktifitas yang dilakukan oleh PJTV, TPI, RCTI dan Liputan 6 SCTV.
Komunitas Hong, kini disosialisasikan Selain televisi, radio adalah media
melalui media jejaring sosial Facebook, elektronik yang digunakan sebagai
yang didalamnya memuat informasi media komunikasi dan sarana untuk
mengenai Komunitas Hong, juga menyampaikan informasi. Melalui radio,
sebagai media silaturahmi dengan Komunitas Hong menyuguhkan acara dalam
mereka yang pernah berkunjung bentuk talkshow. Beberapa radio yang
ditampilkan di laman Facebook milik pernah menyampaikan informasi mengenai
Komunitas Hong. Komunitas Hong adalah Radio Rama dan
Radio Kosmo.
Selain media elektronik, media cetak
pun menjadi salah satu media atau saluran
untuk menyampaikan informasi mengenai
Komunitas Hong. Beberapa media cetak
yang pernah membuat pemberitaan tentang
Komunitas Hong, diantaranya adalah
Kompas, Pikiran Rakyat, Suara Pembaruan,
Bandung Ekspress, Metro Bandung (Tribun
Jabar) dan Galura.
Menurut Abah Adjun, orang-orang
yang mengetahui keberadaan Komunitas
Hong ini melalui internet, maupun media
cetak dan elektronik biasanya datang
dan mengundang Komunitas Hong
untuk mengisi kegiatan yang mereka
selenggarakan. Dengan demikian,
Komunitas Hong, tidak pernah melakukan
penawaran untuk mengisi kegiatan tertentu.
Gambar 3. Tampilan di facebook Komunitas Semua kegiatan yang dilakukan atas
Hong undangan pihak penyelenggara. Pihak yang
mengundang tersebut biasanya adalah
Sumber: www.facebook.com/pages/Komunitas-
kenalan dari Kang Zaini, para penyelenggara
Hong/
142 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

kegiatan-kegiatan yang bersifat budaya. berasal dari dana pribadi. Seperti yang
Dan karena Komunitas ini bersifat non profit diutarakan oleh Abah Ajun :
maka untuk biayanya disesuaikan dengan “Selama ini untuk kelangsungan dari
anggaran dari pihak penyelenggara. Komunitas Hong ini sebagian besar
Selain itu, Komunitas Hong ini dari dana pribadi, dibantu dengan
mempergunakan banner sebagai media kalau misalnya ada event-event baru
untuk menginformasikan keberadaan ada bantuan dari yang memanggil
Komunitas ini. Banner biasanya dipasang itu atau yang meminta hong untuk
ketika mengisi atau mengadakan sebuah tampil baru bisa membantu jalannya
acara, misalnya pada saat mengisi stan Komunitas Hong ini. Tapi itu tidak
pameran ataupun kegiatan workshop. berkesinambungan, tapi hanya pas
Dengan bentuk yang lebih besar dan acara, selesai acara tidak ada drop
menarik perhatian, membuat pengunjung sumber dana khusus. Saat ini ada
dapat membaca keberadaan komunitas ini. kerjasama dengan Tahura untuk
menggali terus dan mengembangkan
Komunitas Hong ada bantuan dana
dari tahura, sebatas kemampuan
kekurangan, tetap kekurangan dari
dana pribadi.”

Perilaku komunikasi merupakan


tindakan atau kegiatan dalam melakukan
proses komunikasi seperti mencari,
menerima atau menyebarkan informasi,
berkaitan dengan konteks penyebaran
informasi, sosialisasi serta promosi mainan
dan permainan rakyat Sunda. Perilaku
Gambar 4. Banner Komunitas Hong komunikasi sangat dipengaruhi oleh siapa
Sumber: Koleksi peneliti yang menjadi komunikannya? Berdasarkan
hasil identifikasi, perilaku komunikasi yang
Untuk media sosialisasi mainan dan dilakukan oleh Komunitas Hong ditujukkan
permainan rakyat ini, Komunitas Hong pada lime 5 (lima) kelompok besar
belum memiliki media khusus seperti VCD, komunikan, yaitu : (1) Publik, (2) Pemerintah,
leaflet ataupun brosur. Komunikasi yang (3) Sesama anggota Komunitas Hong, (4)
dilakukan bersifat spontan saat di lokasi. Mitra kerja dan (5) Sponsor.
Seperti yang diutarakan oleh Abah Adjun Berdasarkan uraian sebelumnya, maka,
berikut ini: model perilaku komunikasi Komunitas Hong
“Brosur, leaflet atau VCD belum ada, dalam melestarikan mainan dan permainan
cuman untuk komunikasi ataupun rakyat Jawa Barat dapat digambarkan
peralatan khusus di lapanganpun tidak sebagai berikut:
ada, maka secara spontanitas saja
langsung, misalnya ada yang bertanya
main engkle itu gimana? Langsung
saja dilapangan dipraktekkan, karena
memang permainan rakyat itu begitu,
tidak disiapkan, langsung saja di
lapangan dipraktekan.”
Sementara untuk membiayai
keberlangsungan Komunitas Hong,
biasanya sumber dananya sebagian besar
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 143

Gambar 5. Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong dalam Melestarikan Permainan


dan mainan Rakyat Jawa Barat
Sumber: Rancangan Peneliti

Berdasarkan gambar tersebut dapat permainan tradisional rakyat Jawa Barat


dijelaskan perilaku komunikasi yang yang dilakukan oleh Komunitas Hong.
dilakukan terhadap komunikan merupakan
satu kesatuan, yang pihak-pihak yang
diajak berkomunikasi saling mengait E. Kesimpulan
dalam pelaksanaan sosialisasi tersebut Keberadaan Komunitas Hong sebagai
nantinya. Komunitas Hong menjadi pelaku Pusat Kajian Mainan Rakyat tidak terlepas
utama dalam melaksanakan sosialiasi dari kecintaan pendiri komunitas tersebut,
untuk pelestarian mainan dan permainan Mohamad Zaini Alif, akan mainan dan
tradisional rakyat Jawa Barat. Beragam permainan tradisional, yang menurutnya
perilaku komunikasi yang ditujukan oleh memiliki nilai-nilai kearifan lokal dalam
Komunitas Hong kepada pihak luar untuk menanamkan pendidikan karakter
mendukung aktivitas komunitas, akhirnya bagi anak-anak. Komunitas Hong yang
akan bermuara kembali kepada Komunitas didirikan sejak 2003 tersebut merupakan
Hong untuk merealisasikan dukungan dari perkembangan dari upaya Zaini yang
komunikan yang ditujukan. Perilaku ini melakukan penelitian tentang mainan dan
bagaikan lingkaran tak berujung sebagai permainan tradisional sejak 1996. Dengan
suatu sistem yang saling terkait dalam terlembagakan, upaya pelestarian mainan
mendukung upaya pelestarian mainan dan dan permainan tradisional Indonesia,
144 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

khususnya Jawa Barat, lebih tergorganisir kemufakatan, mengingatkan, canda &


dalam pelaksanaannya. senda gurau, koordinasi, mengajarkan,
Perilaku komunikasi Komunitas Hong saling menghargai. Sedangkan perilaku
dalam menyosialisasikan mainan dan komunikasi ke pihak eksternal yang
permainan rakyat Jawa Barat yang dilakukan ditujukan untuk membangun opini publik,
Zaini dan anggota Komunitas Hong yang dilakukan melalui workshop, festival
terdiri dari anak-anak dan dewasa, selain dan publikasi untuk membentuk brand
untuk melestarikan mainan dan permainan image yang diinginkan. Adapun perilaku
rakyat Jawa Barat, juga menanamkan nilai- komunikasi yang ditujukan kepada pihak
nilai positif pola pendidikan masyarakat luar komunitas disesuaikan dengan tujuan
buhun yang memegang adat istiadat yang ingin dicapai dalam berkomunikasi
Sunda agar seorang anak mengenal diri, dengan komunikan yang dituju.
lingkungan dan Tuhannya. Dalam menjaga Media yang digunakan untuk
keteraturan berjalannya Komunitas menyosialisasikan Komunitas Hong dan
Hong sebagai suatu organisasi, maka, kegiatannya, terdiri dari internet, media
ada pembagian tanggung jawab dalam massa dan banner. Melalui media-media
pengelolaannya di setiap bagian. Ada tersebut, aktivitas promosi dan sosialisasi
penanggung jawab di setiap bagian, yang mainan dan permainan rakyat Jawa Barat
dipilih berdasarkan kemampuannya . dapat terus berlangsung, karena pihak-
Terdapat lima kelompok besar komunikan pihak yang mengetahui keberadaan
yang menjadi sasaran komunikasi yang Komunitas Hong menjadi bertambah luas
dilakukan Komunitas Hong, yaitu publik/ dan undangan untuk mengisi berbagai
masyarakat, pemerintah, sesama anggota kegiatan kebudayaan pun berdatangan
Komunitas Hong, mitra kerja dan sponsor. dengan demikian upaya pelestarian mainan
Beragam perilaku komunikasi Komunitas dan permainan tradisional masyarakat
Hong dalam melestarikan mainan dan Sunda dapat berkelanjutan.
permainan rakyat Jawa Barat dilakukan Hal yang dapat direkomendasikan
sesuai dengan komunikan yang dituju agar dari penelitian ini adalah perlu adanya
tujuan yang ingin dicapai sesuai harapan. optimalisasi media internet untuk
Perilaku komunikasi yang dilakukan mengenalkan Komunitas Hong lebih
Komunitas Hong ditujukan ke dalam dan luas. Media sosial yang tersedia belum
ke luar komunitas. Perilaku komunikasi dioptimalkan untuk mendukung sosialisasi
ke pihak internal yang ditujukan untuk Komunitas Hong, karena penggunaannya
menggalang kebersamaan dilakukan masih terbatas pada akun pribadi Zaini Alif,
melalui perilaku dan sistem nilai yang pendiri komunitas.
terdiri dari gotong royong, kebersamaan,

DAFTAR PUSTAKA

Berlyne, Daniel E. (1960). Conflict, Arousal dan Curiosity. New York: McGraw Hill
Donohew, L., L. Tipton. (1973). A Conceptual Model Information Seeking, Avoiding dan
Processing New Holder for Communication Research. London: Sage Publication
Jantra, Jurnal Sejarah dan Budaya, Vol. 1 No. 1, Juni 2006
Johan Huizinga. 1990. Homo Ludens: Fungsi dan Hakekat Permainan dalam Budaya. Jakarta:
LP3ES.
Johanes, Mardimin. 1994. Transforasi Budaya menuju Masyarakat Indonesia Modern.
Yogyakarta: Kanisius)
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 145

Lasswell, Harold (1948). Bryson, L., Ed. The Structure and Function of Communication in
Society. The Communication of Ideas. New York: Institute for Religious and Social
Studies, 117.
Miles, M. dan Huberman, M. 1992. Analisis Data Kualitataif: Buku Sumber tentang Metode-
metode Baru. Penerjemah: Tjetjep Rohendi Ruhidi, Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Rosda.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan, dalam Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Pamela Angell (2006). Business Communication: Creativity, Strategy, and Solution. McGraw-
Hill..
Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: Buku Sumber untuk Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Tiara Wacana.
Sitepu, Anwar. 2004. Pembangunan Komunitas Peduli Anak di Kampung Belakang

Penelitian:
Alif, Mohamad Zaini, “Perubahan dan Pengembangan Bentuk, Fungsi dan Material Mainan
Dalam Permainan anak di Masyarakat Sunda”, Tesis, Program Pasca Sarjana Institut
Teknologi Bandung, ITB, Bandung, 2006.
Yonathan, Arman “Perancangan Buku “Ulin Yu!!” sebagai upaya pelestarian Permainan Rakyat
Jawa Barat”, Skripsi, Program Sarjana Desain Komunikasi Visual, Maranatha, Bandung,
2009
Yupi Sundari, “Strategi Komunikasi Kelompok Sambasunda dalam Mengembangkan Musik
Tradisional Sunda”, Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Komunikasi, UNPAD,
Bandung, 2006
www.wikipedia.org
http://id.depsos.go.id
http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/print/edisi=179
Wawancara M. Zaini Alif, 17 Mei 2009
Wawancara Mohammad Djunardi, 15 Mei 2009.
146 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

POLA PROSES PENYEBARAN DAN PENERIMAAN INFORMASI


TEKNOLOGI KAMERA DSLR

Sidiq Setyawan
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : ss122@ums.ac.id

ABSTRAK
Kamera DSLR sebagai sebuah produk inovasi memiliki cara tersendiri untuk dapat
diterima dan diadopsi oleh sebuah sistem sosial khususnya fotografer non profesional di
Kota Solo. Difusi inovasi menjelaskan secara sistematis bagaimana sebuah produk inovasi
DSLR disebarluaskan dan diterima oleh golongan inovasi di dalamnya. Sebagai sebuah
bentuk komunikasi khusus, dalam teori difusi inovasi terdapat dua pokok utama kajian
komunikasi, yakni bagaimana seorang komunikator maupun komunikan dalam golongan
inovasi bertindak untuk menyebarkan pesan dan menerima pesan. Kedua pokok bahasan
ini yang menjadi kunci bagaimana sebuah produk inovasi mampu efektif disebarkan dan
diterima (diadopsi) oleh golongan inovasi di dalamnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskiptif kualitatif. Peneliti menggunakan metode
studi kasus. Studi kasus cocok digunakan bila penelitian berkenaan dengan how dan why.
Peneliti menjabarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dalam bentuk narasi. Sampel dari
populasi yang diambil melalui proses teknik cuplikan dengan maximum variation sampling
atau pengambilan sampel variasi maksimum. Selain menggunakan teknik sampel variasi
maksimum, peneliti menggunakan teknik cuplikan snowball sampling. Peneliti mengambil
sampel fotografer non profesional di Kota Solo. Teknik pengumpulan data melalui in-depth
interview (wawancara mendalam) dan observasi lingkungan terhadap sampel penelitian.
Untuk validasi data, peneliti menggunakan triangulasi sumber
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa memiliki memiliki karakteristik dan saluran
komunikasi komunikasi tersendiri ketika mereka menerima informasi mengenai inovasi
dan memutuskan untuk mengadopsi teknologi tersebut. Hal ini misalnya bisa dilihat dari
pemilihan media dalam berkomunikasi dan menggunakan berbagai media untuk referensi
mengumpulkan informasi terkait dengan inovasi.

Kata kunci: difusi inovasi, innovator, early adopter, early majority, late majority, pola komunikasi.

ABSTRACT
DSLR camera as an innovation product has its own way to be accepted and adopted
by a social system, especially non-professional photographer in Solo. Innovation diffusion
explains systematically how a product of DSLR innovation is disseminated and accepted by
the innovation class within it. As a special form of communication, in innovation diffusion
theory there are two main points of communication study, that is how a communicator or
communicant in the class of innovation acts to spread the message and receive messages.
Both of these subjects are the key to how an innovation product can be effectively disseminated
and accepted (adopted) by the innovation class within it.
This type of research is descriptive qualitative research. Researchers use case study
methods. Case studies are appropriate when research is concerned with how and why.
Researchers describe the results of research conducted in the form of narration. Samples
from populations taken through a snippet technique process with maximum variation
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi 147

sampling or sampling of maximum variation. In addition to using the technique of maximum


variation samples, researchers used snowball sampling technique. The researchers took
samples of non-professional photographers in Solo. Data collection techniques through in-
depth interview (in-depth interview) and environmental observation of the research sample.
For data validation, researchers used source triangulation
The results of this study indicate that they have the characteristics and communication
channels of their own communication when they receive information about innovation and
decide to adopt the technology. This can be seen from the selection of media in communicating
and using various media for reference to collect information related to innovation.

Keywords: innovation diffusion, innovator, early adopter, early majority, late majority, pattern

A. PENDAHULUAN difusi adalah suatu bentuk komunikasi


Tumbuhnya era digital turut yang bersifat khusus berkaitan dengan
serta ditandai dengan munculnya penyebaranan pesan-pesan yang berupa
berbagai teknologi yang turut berperan gagasan baru, atau dalam istilah Rogers
mempermudah kehidupan manusia dan (1983) difusi menyangkut “which is the
menimbulkan perubahan yang signifikan spread of a new idea from its source of
dalam sistem sosial di masyarakat. invention or creation to its ultimate users or
Rogers (1983 : 12) menjelaskan definisi adopters.”
teknologi sebagai sebuah desain untuk Inovasi khususnya di bidang teknologi
tindakan instrumental yang mengurangi juga terjadi pada perangkat rekam atau
ketidakpastian sebagai hubungan sebab kamera. Produk kamera DSLR (Digital Single
akibat termasuk untuk mencapai hasil yang Lens Reflector) sebagai salah satu inovasi
diinginkan. Sebuah teknologi biasanya yang dirasa mampu memenuhi kebutuhan
berupa perangkat keras dan lunak. Definisi tersebut. Pada tahun 2012 penjualan
kita diterapkan pada beberapa kebutuhan kamera DSLR saja mampu mencapai angka
atau permasalahan. Alat bisa berupa (1) 200 ribu unit. (www.canon.co.id)
material (peralatan, produk, dsb), dan Kebutuhan untuk mengabadikan
(2) aspek perangkat lunak termasuk di sebuah momen dalam sebuah media
dalamnya pengetahuan, skill, prosedus, digital bernama kamera nampaknya sudah
dan/atau petunjuk sebagai informasi menjadi kelaziman sekaligus kebutuhan
menjalankan hardware). bagi seseorang. Kesempurnaan untuk
Digitalisasi menurut Rogers (1983 : 135) mengabadikan berbagai moment berharga
adalah sebuah produk inovasi, sedangkan menjadi dambaan setiap pengguna kamera.
inovasi merupakan ide, gagasan, atau Namun, selain booming penggunaan
konsep yang diterima sebagai sesuatu yang kamera digital di kalangan profesional,
baru oleh masyarakat atau unit penerima kalanan non profesional turut pula
yang lain. mengalami “demam” penggunaan kamera
Teori difusi inovasi pada dasarnya digital jenis DSLR. Faktor-faktor yang
menjelaskan proses bagaimana suatu mendorong seseorang dari kalangan non
inovasi disampaikan (dikomunikasikan) profesional untuk mau dan pada akhirnya
melalui saluran-saluran tertentu sepanjang mengadopsi teknologi yang mahal dan
waktu kepada sekelompok anggota dari rumit ini bisa dijelaskan melalui penjabaran
sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan teori difusi inovasi.
pengertian difusi dari Rogers (1983), yaitu Marijke van der Veen, dalam jurnal
“as the process by which an innovation is Agricultural innovation: invention and
communicated through certain channels adoption or change and adaptation?
over time among the members of a social (2010), Rogers dalam bukunya Diffusion
system.” Lebih jauh dijelaskan bahwa of Innovations (2003:169), menjelaskan
148 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

berbagai aspek untuk mengelompokan dalam sistem sosial khususnya dalam


tahapan yang mungkin dilalui seorang lingkungan fotografer non profesional di
individu dalam proses adopsi yakni, Kota Solo, peneliti akan mendeskripsikan
pengetahuan, ajakan, keputusan, penerapan beberapa aspek yang berperan penting
dan penerimaan, dan dia menitikberatkan dalam berhasilnya proses penciptaan dan
sifat alami dari channel komunikasi dan penerimaan pesan tersebut.
pentingnya individu tertentu: opinion leader
yang menekankan pengaruh dari dalam, Komunikasi
dan agen perubahan yang menunjukan Peneliti melihat kajian penelitian ini
spesialisasi dari pihak luar. sebagai sebuah fenomena komunikasi,
Sementara Tina Gouws and George Peter untuk itu perlu adanya definisi komunikasi
van Rheede van Oudtshoorn, dalam jurnal secara luas dan menyeluruh. Definisi
yang berjudul Correlation between brand komunikasi perlu dijelaskan di awal karena
longevity and the diffusion of innovations definisi mengenai komunikasi masih bersifat
theory (2011) juga menjelaskan : tentatif dan belum menemukan satu definisi
yang disepakati bersama.
Opinion leader memainkan peran
penting dalam keseluruhan tingkat adopsi. John Fiske (2012), dalam bukunya
Rogers (1983 : 27) menjelaskan seorang Introduction to Communication Studies:
opinion leader sebagai seseorang yang Second Edition juga melihat ilmu komunikasi
mampu untuk mempengaruhi sikap individu sebagai sebuah multidisiplin ilmu, dirinya
lain atau perilaku secara tidak informal mencoba menarik kesimpulan lewat
melalui cara yang dikehendaki dengan beberapa asumsi dari pemahamannya
frekuensi yang relatif. Opinion leadership tersebut.
didapatkan dan dipelihara oleh kompetensi Dari beberapa asumsi yang ditekankan,
teknis individu, aksesibilitas sosial, dan Fiske (2012) menekankan dua pokok
kesesuaian dengan norma sosial. atau esensi dari ilmu komunikasi, yakni
Dalam ranah ilmu komunikasi peneliti komunikasi sebuah proses transmisi pesan
ingin melihat pada proses terjadinya difusi antara seorang komunikator dan komunikan,
itu sendiri. Bagaimana sebuah ide atau sedangkan pokok yang kedua dia melihat
gagasan baru, yakni kamera digital jenis komunikasi lebih kompleks communication
DSLR diadopsi oleh komunikator untuk as the production and exchange of meaning
diterima dan disebarkan ke dalam lingkup atau komunikasi adalah proses produksi
sistem sosial. dan pertukaran makna. Pokok kedua
menekankan bagaimana pesan atau teks
Komunikasi menjadi titik penting dalam
bisa dipahami dan menghasilkan interaksi
proses difusi, karena esensi dari proses
antar manusia.
penyampaian ide/ gagasan itu berawal
dari bagaimana sebuah informasi terkait Difusi Inovasi
teknologi disebarkan dan diterima oleh
Proses difusi dilihat sebagai bentuk
adopter hingga mempengaruhi proses
komunikasi khusus yang dilakukan oleh
adopsi teknologinya.
seorang komunikator melalui beberapa
Berdasar fakta-fakta dan fenomena saluran komunikasi untuk dapat diterima
sosial ini peneliti tertarik untuk melakukan oleh komunikator. Ada dua bahasan pokok
penelitian terkait proses difusi inovasi dalam penelitian ini, yakni bagaimana
kamera DSLR di kalangan fotografer non sebuah pesan disebarkan (message
profesional di Kota Solo. dissemination) dan bagaimana sebuah
pesan diterima/ diintepretasikan (message
B. TELAAH PUSTAKA reception). Ada pula dua peranan individu
yang ingin dilihat peneliti di dalam penelitian
Untuk memahami bagaimana sebuah
ini, yakni bagaimana peran seorang
proses difusi inovasi dapat berjalan
individu/ organisasi menjadi seorang
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi 149

komunikator dalam penyebaran pesan kemudahan dalam penggunaan,


(message dissemination) dan bagaimana visibilitas, hingga kemampuan untuk
peran individu ketika dia menjadi seorang mampu dilihat fungsinya secara
komunikan yang menerima pesan (message langsung sangat menentukan bagimana
reception) (Rogers, 1983). persepsi masyarakat atau pengguna
Sebelum membahas kedua pokok terhadap sebuah teknologi.
proses komunikasi tersebut, peneliti ingin 2. Communication Channels (Saluran
membahas beberapa aspek pokok bahasan Komunikasi)
dalam proses difusi inovasi tersebut.
Ada dua saluran menurut Rogers
Apakah yang dimaksud difusi inovasi (1983) yang lazim digunakan, yakni
itu? Rogers (1983: 163) menyebut mass media channels dan interpersonal
proses difusi inovasi sebagai tindakan channels. Mass media adalah segala
mengkomunikasikan sebuah pesan atau sesuatu yang digunakan sebagai sarana
ide mengenai sebuah hal baru (inovasi) transmisi pesan, meliputi radio, televisi,
untuk dapat digunakan sebagai alat koran, dan lainnya yang memungkinkan
menyelesaikan problem atau masalah yang sumber untuk mencakup beberapa
sudah ada. Rogers (1983: 11), menyebut audiens. Di sisi lain, saluran interpersonal
setidaknya ada empat elemen pokok dalam lebih efektif untuk membujuk seorang
proses difusi inovasi, yakni: mengadopsi ide baru, khususnya
1. The Innovation (Inovasi) jika channel interpersonal tersebut
menghubungkan dua atau lebih
Inovasi adalah gagasan, ide, praktek,
individu yang berdekatan.
atau objek yang diterima sebagai sesuatu
yang baru oleh seorang individu atau 3. Time (Waktu)
unit adopter lainnya. Karakter sebuah
Rogers (1983: 20) variabel waktu
inovasi menurut Rogers (1983 : 213-
dalam proses difusi ini meliputi : Pada
232) harus memiliki beberapa syarat
proses keputusan difusi inovasi, dimana
yang mempengaruhi penerimaan oleh
individu melewati proses pengetahuan
seorang individu terhadap inovasi yakni
pertama dari sebuah inovasi meliputi,
sebagai berikut: Relative Advantage
penerimaan atau penolakan. . Pada
(Kegunaan Relatif), Compatibility
kemampuan inovasi oleh individu dan
(Kecocokan), Complexity (Kompleksitas/
unit adopter lain, dimana relativitas
Kerumitan), Trialability (Percobaan), dan
secara cepat atau lambat sebuah inovasi
Observability (Observatif).
dapat diterima dibanding individu lain
Henard dan Szysmaki (dalam dalam sistem. Tingkatan adopsi dalam
Ittersum, dkk, 2006) melihat bahwasanya sebuah sistem, biasanya periode waktu
penerimaan teknologi akan sangat diukur sebagai jumlah anggota dari
dipengaruhi oleh kemampuan produk sistem sosial yang mengadopsi sebuah
itu sendiri dan bagaimana produk yang inovasi.
ditawarkan mampu untuk memberikan
Pae & Lehman (dalam Itterium, dkk,
keuntungan terhadap calon adopternya.
2006) hubungan antara waktu dengan
Kamera DSLR sebagai sebuah teknologi sangat erat. Penerimaan
produk teknologi dirasa mampu masyarakat atau adopter sebuah
memberikan fungsi dan keuntungan teknologi terkait dengan compatibility
yang maksimal dibanding teknologi atau kesesuaian yang ditawarkan oleh
yang ada sebelumnya. Hal ini akan masyarakat. Dalam hubungannya
berpengaruh pada penerimaan pasar dengan periode waktu, teknologi
terhadap teknologi DSLR tersebut. yang terlambat dalam pengenalan
Ittersum, dkk, 2006, melihat karakter dan memperbaharui kemampuannya
inovasi seperti complexity, compatibility, akan berpengaruh pada rendahnya
150 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

penerimaan compatibility adopter Tahapan Dalam Difusi Inovasi Kamera


teknologi. DSLR
4. A Social System (Sistem Sosial) Rogers (1983: 163) melihat difusi inovasi
sebagai proses dimana individu melewati
Sistem sosial adalah seperangkat
proses pertama dari pengetahuan mengenai
unit yang saling berkomitmen dalam
inovasi. Proses ini terjadi atas beberapa seri
rangka kerjasama untuk menyelesaikan
tindakan dan pemilihan berulang dimana
masalah dan meraih tujuan tertentu.
seorang individu ataupun mengevaluasi
Sebuah sistem sosial yang ada dalam
munculnya ide baru untuk selanjutnya
masyarakat ikut menentukan apakah
menentukan apakah bekerjasama menerima
sebuah inovasi dapat ditransmisikan
inovasi atau tidak untuk selanjutnya bisa
dengan baik. Sistem sosial memberikan
dikerjakan melalui praktek berkelanjutan.
batasan atas sebuah difusi yang terjadi
Gambaran tentang beberapa tahapan
dalam masyarakat, sistem sosial seperti
dalam proses pengambilan keputusan
norma, pendapat opinion leader, tipe
dalam difusi inovasi dijelaskan sebagai
difusi yang terjadi, konsekuensi dari
berikut (Rogers 1983 : 164-185) : Knowledge
difusi itu sendiri memegang peranan
(Tahapan Pengetahuan), Persuasion Stage
penting (Rogers 1983 : 20).
(Tahapan Persuasi), Decision Stage (Tahapan
Sistem sosial turut mempengaruhi Keputusan), Implementation Stage (Tahapan
bagaimana kecepatan atau akselerasi Implementasi), dan Confirmation Stage
sebuah penerimaan inovasi. Triandis, (Tahapan Konfirmasi)
dkk (dalam Tolba, 2003) sistem
Ittersum, dkk (2006) melihat pada proses
sosial erat kaitanya pula dengan
pre-adoption atau proses pengumpulan
tingkat individualistik dan kolektivitas
pengetahuan dalam tahapan awal difusi
adopter dalam masyarakat yang faktor
inovasi, kemudahan dalam penggunaan
penting yang mempengaruhi sebuah
sebuah teknologi adalah hal mutlak yang
penerimaan teknologi.
harus dimiliki oleh teknologi itu sendiri.
Roth, dkk (dalam Tolba, 2003)
Pada tahapan tersebut seorang calon
melihat bahwasanya seseorang adopter
pengguna akan berfikir terkait mudah
yang individualis dalam sebuah
atau tidaknya teknologi itu, dibanding
sistem sosial melihat pada bagaimana
memikirkan kegunaan sesungguhnya
kepercayaan dan norma yang ada pada
daripada teknologi tersebut (Ittersum, dkk,
dirinya mempengaruhi kepercayaannya
2006).
pada teknologi. Sementara Wickliffe &
Pysarchik (dalam Tolba, 2003) melihat Kebalikannya pada tahapan post-
bahwa konsesus grup penting pada adoption atau tahap implementation dan
tahap pengambilan keputusan dalam confirmation seorang adopter akan berfikir
tingkat kolektif grup (kelompok). nilai guna yang ditawarkan sebuah teknologi
kepada dirinya. Jadi, keinginnan untuk
Individu adopter pada pengguna
seorang adopter mau menggunakan sebuah
kamera DSLR akan terpengaruh pada
teknologi di fase awal dipengaruhi oleh
nilai yang mereka anut dalam diri
mudah tidaknya sebuah teknologi dipakai,
mereka tentang apa kegunaan dan
kemudian keinginan untuk terus berlanjut
kemudahan yang ditawarkan oleh
menggunakannya akan dipengaruhi oleh
teknologi kepadanya. Sebaliknya
kepercayaan bahwa teknologi itu berguna
adopter yang memilih menggunakan
untuk dirinya (Ittersum, dkk, 2006).
sarana grup atau kelompok dalam
mencari informasi akan terpengaruh Kamera DSLR memiliki keunikan
pada keputusan kelompok atau orang- tersendiri karena sebagai sebuah teknologi
orang di sekitarnya terkait dengan yang rumit pada penggunaannya,
penggunaan teknologi tersebut. tingkat adopsi masyarakat terhadap
teknologi ini sangatlah besar, namun
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi 151

keinginan masyarakat untuk mau terus nyata terutama ketika batasan antara
menggunakannya sebagai teknologi fenomena dan konteks tidak terlalu jelas.
terapan perlu mendapatkan perhatian. Lokasi penelitian dilaksanakan pada
Fang (dalam Ittersum, dkk, 2006) melihat fotografer non profesional di Kota Solo.
bahwasanya tingkat kompleksitas sebuah Kota Solo dipilih karena pengguna kamera
teknologi akan berpengaruh pada DSLR dan pecinta fotografi banyak tersebar
kepercayaan seseorang untuk menerima di kota ini. Dari informan di lapangan
teknologi tersebut. melalui wawancara dan observasi. Data
Selain faktor-faktor yang tersebut di dalam penelitian ini dibagi menjadi dua,
atas, faktor lain seperti opinion leader dalam data primer adalah data yang diperoleh
sebuah sistem sosial turut berperan dalam melalui wawancara berbentuk narasi
tingkat adopsi sebuah teknologi khususnya sedangkan melalui kegiatan observasi
DSLR tersebut. Forlani & Parthasarathy peneliti mendapatkan data dalam bentuk
(dalam Tolba, 2003) melihat Opinion leader narasi dan foto yang dipergunakan untuk
sebagai seorang yang mampu melakukan memperkuat data yang diperoleh melalui
akselerasi terhadap sebuah adopsi wawancara.
teknologi. Keberadaanya dalam sebuah Observasi, yaitu pengamatan dan
sistem masyarakat mampu mengurangi pencatatan yang sistematis terhadap
setidaknya kegagalan sebuah teknologi gejala-gejala yang diteliti. Peneliti turut
ketika diperkenalkan dalam masyarakat aktif melakukan observasi pada kegiatan
atau sistem sosial tertentu. fotografer non profesional dalam melakukan
kerja di dunia fotografi yang mereka geluti.
Fotografer Profesional dan Fotografer Hasil dari observasi ini disajikan dalam
Non Profesional bentuk narasi dan foto yang dipergunakan
Perdebatan mengenai definisi pro dan untuk memperkuat data yang diperoleh
amatir dalam dunia fotografi memang masih melalui wawancara.
berlangsung sampai saat ini. Sebagian dari Data Sekunder yaitu data yang
mereka yang memegang kamera jenis DSLR diperoleh dengan mengutip sumber-
tidak mau dikatakan amatir namun, dari sumber melalui dokumen-dokumen, buku-
segi eksekusi dan attitude dalam fotografi buku, arsip-arsip, dan catatan-catatan yang
mereka belum dikatakan profesional berhubungan dengan objek penelitian.
begitu pun sebaliknya. Banyak pula
Peneliti melakukan studi dokumen/arsip
fotografer amatir yang tidak bekerja secara
mengenai sejarah kamera, dokumen/arsip
profesional (dibayar) namun, dalam segi
mengenai kegiatan jurnalisme dan fotografi
hasil melebihi profesional. Dalam penelitian
yang dibuat melalui media kamera analog
ini, peneliti memberi batasan mengenai
maupun digital.
definisi fotografer non profesional sebagai
orang dengan hobi fotografi bukan untuk Data yang diperoleh dari wawancara.
menafkahi kehidupan mereka, atau bisa Wawancara mendalam (in-depth
disebut fotografi hobi. interviewing) dilakukan kepada beberapa
informan untuk menggali informasi yang
dibutuhkan peneliti. Wawancara dilakukan
C. Metodologi Penelitian dengan pertanyaan yang bersifat terbuka
Pendekatan yang dilakukan peneliti dan mengarah pada kedalaman informasi,
adalah menggunakan metode studi kasus serta dilakukan dengan cara yang tidak
dimana metode ini cocok digunakan bila secara formal tersturktur guna menggali
penelitian berkenaan dengan how dan why. pandangan subjek yang diteliti tentang
Yin (2002 : 13) menyebutkan bahwa studi banyak hal yang sangat bermanfaat untuk
kasus sebagai sebuah bentuk penelitian menjadi dasar penggalian informasinya
yang mencoba menginvestigasi fenomena secara lebih jauh, lengkap, dan mendalam.
kontemporer dalam konteks kehidupan Wawancara dihentikan apabila data yang
152 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

didapatkan dapat memenuhi kebutuhan Teknik analisa data pada penelitian ini
informasi yang diperlukan. menggunakan analisis yang dikemukakan
Teknik cuplikan pada penulisan ini oleh Yin (2002:111-112) strategi yang
dilakukan dengan maximum variation pertama dan lebih disukai adalah mengikuti
sampling atau pengambilan sampel variasi proposisi teoritis yang memimpin studi
maksimum. Strategi pengambilan sampel kasus. Proposisi-proposisi tersebut
variasi maksimum dimaksudkan untuk dapat membentuk rencana pengumpulan data dan
menangkap atau menggambarkan suatu karenanya memberi prioritas pada strategi
tema sentral dari studi melalui informasi analisis yang relevan. Proposisi teoritis
yang silang menyilang dari berbagai tipe membantu peneliti memfokuskan perhatian
responden (Slamet, 2006:65-66). Cara pada data tertentu dan mengabaikan
menyusun pengambilan sampel variasi data yang lain. Proposisi teoritis tentang
maksimum adalah sebagai berikut : peneliti hubungan-hubungan kausal – jawaban-
memulai dengan mengambil responden jawaban terhadap pertanyaan “bagaimana”
yang memiliki ciri-ciri yang berbeda. dan “mengapa” – bisa sangat berguna untuk
menuntun analisis studi kasus.
Selain menggunakan teknik sampel
variasi maksimum, peneliti menggunakan Pawito (2007:146) mengemukakan
teknik cuplikan snowball sampling. Pawito bahwasanya analisis dalam studi kasus
(2007:93) melihat teknik cuplikan ini dapat dilakukan dengan membandingkan
untuk mengimplikasikan jumlah sampel (mencari persamaan atau perbedaan) yang
yang semakin membersar seiring dengan ada diantara unit analisis yang berbeda-
perjalanan waktu pengamatan. Peneliti beda, menghubung-hubungkan satu
berangkat dari seorang infroman untuk dengan yang lain.
mengawali pengumpulan data. Kepada Peneliti melakukan analisis data
informan ini peneliti menanyakan siapa dengan menemukan gejala pada tiap unit
lagi berikutnya (atau siapa saja) orang analisis yang diteliti kemudian melakukan
yang selayaknya diwawancarai, kemudian perbandingan dengan teori-teori yang
peneliti beralih menemui informan digunakan sebagai acuan untuk kemudian
berikutnya sesuai yang disarankan oleh mengambil kesimpulan baru dari hasil
informan pertama, dan begini seterusnya analisa tersebu
hingga peneliti merasa yakin bahwa data
yang dibutuhkan sudah didapatkan secara
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
memadai.
Digitalisasi menurut Rogers (1983 : 135)
Guna menjamin dan mengembangkan
adalah sebuah produk inovasi, sedangkan
validitas data yang akan dikumpulkan
inovasi merupakan ide, gagasan, atau
dalam penelitian ini, teknik pengembangan
konsep yang diterima sebagai sesuatu yang
validitas data menggunakan teknik
baru oleh masyarakat atau unit penerima
triangulasi sumber atau menurut istilah
yang lain. Dalam penelitian ini, inovasi yang
Patton (1984) juga disebut sebagai
dimaksudkan adalah kamera DSLR sebagai
triangulasi data.
sebuah bentuk inovasi daripada kamera
Dalam penelitian ini peneliti analog yang telah muncul sebelumnya.
menggunakan teknik triangulasi data
Kamera DSLR merupakan bentuk
yakni triangulasi sumber. Triangulasi
pembaruan dari kamera analog dari sisi
sumber mengarahkan peneliti agar di
hardware maupun software. Sebagai sebuah
dalam mengumpulkan data, dia wajib
inovasi, pengguna kamera ini memiliki
menggunakan beragam sumber data yang
pertimbangan-pertimbangan apakah
berbeda- beda yang tersedia. Artinya, data
inovasi tersebut akan diadopsi ataukah
yang sama atau sejenis, akan lebih mantap
tidak. Setidaknya inovasi harus memenuhi
kebenarannya bila digali dari beberapa
unsur-unsur sebagai berikut menurut
sumber data yang berbeda.
Rogers (1983).
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi 153

a. Relative Advantages kualitas gambar, dan kecepatan


Henard dan Szysmaki (dalam mendapatkan moment.
Ittersum, dkk, 2006) melihat bahwasanya Kecepatan dalam adopsi Kamera
penerimaan teknologi akan sangat DSLR dipengaruhi oleh bagaimana
dipengaruhi oleh kemampuan produk informan telah memiliki pengalaman
itu sendiri dan bagaimana produk yang masa lalu terkait penggunaan teknologi
ditawarkan mampu untuk memberikan sebelumnya.
keuntungan terhadap calon adopternya.
c. Trialibility
Dari hasil wawancara yang
Berdasarkan hasil wawancara
dilakukan terhadap informan dalam
teknologi kamera DSLR mulai
penelitian ini, didapatkan bahwasanya
dipasarkan dengan seri awal 300D.
kamera DSLR menawarkan kemudahan
Kamera entry level menyasar pengguna
dalam hal akses fitur yang beragam,
muda dan pengguna awal yang tengah
kualitas gambar yang maksimal, efisien
belajar fotografi.
dalam pengerjaan, kualitas sensor baik
sehiongga menghasilkan gambar dan Makin lama sebuah inovasi
kualitas yang maksimal baik foto dan diperkenalkan dan dicoba oleh
video. pengguna maka tingkat adopsi dari
sebuah teknologi akan semakin tinggi.
Dari semua hasil keuntungan
relatif tersebut semua narasumber Moore & Benbasat (dalam Ittersum,
memutuskan untuk mengadopsi dkk, 2006) melihat bahwasanya
kamera DSLR menggantikan kamera kemampuan adopter mencoba sebuah
sebelumnya yang pernah dimiliki. teknologi akan berpengaruh pada
penerimaan mereka terhadap inovasi.
Ittersum, dkk (2006) melihat
Kesempatan untuk mencoba teknologi
bahwa pada tahapan pengguna awal
akan berpengaruh pada bagaimana
atau entry level user kemudahan
potential adopter mengurangi
menggunakan teknologi merupakan
ketidakpastian terhadap teknologi yang
sebuah aspek penting bagi jalan masuk
mereka hadapi.
sebuah adopsi teknologi baru.
Informan pada penelitian ini melihat
b. Compatibility kamera DSLR sebagai teknologi yang
Moore & Benbasat (dalam Ittersum, visible dan memiliki akses untuk dicoba
dkk, 2006) melihat bahwa compatibility terkait dengan persebaran teknologi
erat hubungannya dengan bagaimana yang telah merata pada sistem sosial
teknologi mampu memenuhi dimana mereka tinggal di dalamnya.
kebutuhan terhadap nilai, kebutuhan,
d. Observability
dan pengalaman masa lalu yang dimiliki
oleh potential adopter. Sejumlah peneliti dan sarjana
komunikasi melihat observability
Dari semua kemudahan yang
sebagai derajat sebuah teknologi
ditawarkan oleh kamera DSLR sebagai
mampu dilihat fungsi serta keguanaanya.
sebuah bentuk inovasi harus memenuhi
kesesuaian dengan penggunanya Sebuah inovasi akan cepat diadopsi
untuk menentukan cepat atau tidaknya jika hasil atau manfaatnya bisa dilihat
sebuah inovasi. oleh khalayak yang telah terlebih
dahulu menggunakannya. Kamera
Dari hasil wawancara dengan
DSLR sebagai sebuah bentuk inovasi
informan menyatakan bahwa kamera
mampu diamati manfaatnya oleh calon
jenis DSLR mampu memenuhi
pengguna akan menentukan cepatnya
kebutuhan yang diinginkan oleh
adopsi. Karahanna & Straub (dalam
fotografer non profesional untuk
Ittersum, dkk, 2006) melihat bahwa ketika
memenuhi kebutuhan rekam gambar,
teknologi mampu dilihat kegunaannya,
154 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

hal ini akan memicu bagaimana diskusi proses pencarian informasi melalui
terhadap teknologi, dan permintaan media massa internet. Melalui website
informasi evaluasi atas inovasi pada yang menyajikan informasi terkait
sebuah sistem sosial tertentu. DSLR mereka akan mencari informasi
Dari hasil wawancara didapatkan bagaimana teknik menggunakan DSLR,
fakta bahwasanya informan mendapat bagaimana teknik merawat DSLR, dan
pengetahuan dan melihat fungsi dan bagaimana menentukan seri terbaik
manfaat dari penggunaan DSLR melalui yang sesuai dengan minat pengguna.
jaringan pertemanan dan komunitas
fotografer. Selain itu informasi nilai guna 3. Jangka Waktu
kamera DSLR didapat melalui media Sejak gencar diperkenalkan ke pasar
massa internet dalam website tertentu. pada tahun 2003 melalui seri entry level
300D, informan pada penelitian ini mulai
2. Saluran Komunikasi memakai kamera DSLR pertama mereka
Sistem sosial turut mempengaruhi pada tahun 2014 hingga 2015. Terhitung
bagaimana kecepatan atau akselerasi sekita 10 tahun sejak kamera DSLR
sebuah penerimaan inovasi. Triandis, dkk pertama muncul, sejumlah ninforman mulai
(dalam Tolba, 2003) sistem sosial erat mengenal dan mencari informasi terkait
kaitanya pula dengan tingkat individualistik DSLR mulai tahun 2013 hingga tahun 2014.
dan kolektivitas adopter dalam masyarakat
yang faktor penting yang mempengaruhi 4. Sistem Sosial
sebuah penerimaan teknologi. Roth, dkk (dalam Tolba, 2003) melihat
bahwasanya seseorang adopter yang
a. Komunikasi Antar Pribadi
individualis dalam sebuah sistem sosial
Pada pengguna kamera DSLR di melihat pada bagaimana kepercayaan dan
kalangan non profesional mendapatkan norma yang ada pada dirinya mempengaruhi
informasi terkait penggunaan kamera kepercayaannya pada teknologi.
DSLR melalui saluran komunikasi antar
Sementara Wickliffe & Pysarchik (dalam
pribadi dengan anggota komunitas
Tolba, 2003) melihat bahwa konsesus grup
fotografi, maupun orang terdekat yang
penting pada tahap pengambilan keputusan
lebih dahulu menggunakan teknologi
dalam tingkat kolektif grup (kelompok).
tersebut.
Triandis, dkk; Haris & Nibler (dalam
Triandis, dkk; Haris & Nibler (dalam
Ittersum, dkk, 2006), seseorang yang
Ittersum, dkk, 2006), seseorang yang
individualis dan cenderung out-of
individualis dan cenderung out-of
group memiliki tingkat adopsi teknologi
group memiliki tingkat adopsi teknologi
yang cenderung lebih lama dibanding
yang cenderung lebih lama dibanding
seseorang yang berada dalam lingkup in-
seseorang yang berada dalam lingkup
group yang mampu mempengaruhi adopsi
in-group yang mampu mempengaruhi
lebih cepat.
adopsi lebih cepat.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan
Saluran komunikasi tidak
kepada informan didapatkan informasi
berpengaruh dominan pada keputusan
bahwasanya orang-orang di sekitar mereka
adopsi pengguna kamera DSLR pada
baik melalui komunitas maupun hubungan
golongan ini karena berkembangnya
interpersonal tidak mempengaruhi proses
media massa terutama internet yang
keputusan mengadopsi teknologi DSLR
menyajikan banyak informasi mengenai
tersebut.
DSLR tersebut.
Hal ini dikarenakan sejumlah informasi
b. Media Massa terkait inovasi DSLR didapatkan melalui
Keputusan adopsi kamera DSLR sumber media massa.
pada golongan ini dipengaruhi dari
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi 155

Proses Adopsi Teknologi Kamera DLSR komunikasi interpersonal maupun


Proses adopsi sebuah inovasi melalui kelompok tidak berpengaruh signifikan
beberapa tahapan sebelum diputuskan pada proses persuasi untuk adopsi
untuk membeli atau menggunakan sebuah teknologi kamera DSLR ini.
teknologi. Tahapan dalam proses difusi 3. Decision Stage
inovasi kamera DSLR adalah sebagai
Pada tahapan post-adoption
berikut:
atau tahap implementation dan
1. Knowledge confirmation seorang adopter akan
Ittersum, dkk (2006) melihat pada berfikir nilai guna yang ditawarkan
proses pre-adoption atau proses sebuah teknologi kepada dirinya. Jadi,
pengumpulan pengetahuan dalam keinginnan untuk seorang adopter mau
tahapan awal difusi inovasi, kemudahan menggunakan sebuah teknologi di fase
dalam penggunaan sebuah teknologi awal dipengaruhi oleh mudah tidaknya
adalah hal mutlak yang harus dimiliki sebuah teknologi dipakai, kemudian
oleh teknologi itu sendiri. keinginan untuk terus berlanjut
Pada tahapan tersebut seorang menggunakannya akan dipengaruhi
calon pengguna akan berfikir terkait oleh kepercayaan bahwa teknologi itu
mudah atau tidaknya teknologi itu, berguna untuk dirinya (Ittersum, dkk,
dibanding memikirkan kegunaan 2006).
sesungguhnya daripada teknologi Keputusan adopter untuk
tersebut (Ittersum, dkk, 2006). mengadopsi teknologi DSLR
Informan sebagai pengguna didasari atas kebutuhan teknis untuk
teknologi kamera DLSR mencari menciptakan gambar dan visual yang
informasi terkait kamera DSLR melalui tidak mampu diakomodir kamera
saluran komunikasi massa sebagai pocket maupun kamera analog mereka
bahan mendapatkan pengetahuan sebelumnya.
terkait DSLR dan seluk beluk Keputusan menggunakan teknologi
penggunaannya. terjadi setelah inovasi dirasakan mampu
Adopter telah memahami fungsi memenuhi kebutuhan yang belum
dan keunggulan yang ditawarkan diakomodir oleh teknologi sebelumnya.
oleh kamera analog maupun kamera 4. Implementation
pocket yang sebelumnya mereka telah
Implementation atau tahap
gunakan. Ketika pengetahuan terkait
inovasi telah mampu diakomodir, maka penggunaan terjadi ketika adopter
kecepatan adopsi akan maksimal mulai memakai teknologi dalam
kegiatan dokumentasi mereka sehari-
2. Persuasion hari. Seagai fotografer non profesional
Salah satu informan dalam penggunaan teknologi dilakukan ketika
penelitian ini bertindak sebagai mereka mengharuskan menggunakan
inovator dalam persebaran teknologi DSLR sebagai sarana dokumentasi
kamera DSLR. Tahapan persuasi atau acara maupun sesi hunting foto dengan
mengajak dilakukan melalui skema tema tertentu.
penyusunan sistematis terkait pesan Penggunaan DSLR sudah
yang berisi informasi mengenai DSLR menggantikan fungsi kamera yang telah
untuk dikomunikasikan melalui media mereka miliki sebelumnya.
digital terutama media internet.
5. Confirmation
Adopter akan berusaha mencari
informasi terkait DSLR melalui berbagai Confirmation atau tahap
informasi yang disajikan dari berbagai pemantapan terjadi ketika individu
website di internet. Hubungan memutuskan untuk menerima inovasi
156 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

yang mereka pilih. Dalam tahapan jenis DSLR juga sesuai dengan kebutuhan
ini individu bebas untuk meneruskan rekam gambar yang saat ini dituntut cepat
penggunaan inovasi maupun untuk dan memiliki kualitas yang maksimal.
berhenti menggunakannya. Kamera jenis DSLR juga mampu diamati
Adopter pada penelitian ini mantap kegunaannya serta bisa dicoba secara
untuk menggunakan kamera DSLR langsung untuk melihat fungsi dan hasil
karena inovasi kamera ini dirasa mampu kinerjanya.
mengakomodir semua kebutuhan rekam Para adopter dalam penelitian ini
gambar yang mereka perlukan. Tingkat menggunakan saluran komunikasi massa
konfirmasi untuk menggunakan DSLR khusususnya internet untuk mencari
akan terus bertahan selama belum ada informasi terkait dengan anatomi
inovasi baru yang akan menggantikan DSLR, cara penggunaan maupun teknis
teknologi yang ada saat ini. penggunaannya. Hal ini terjadi karena pada
periode adopsi mereka sejumlah informasi
banyak tersaji melalui website di intenrnet.
E. KESIMPULAN Saluran komunikasi interpersonal minim
Penelitian terkait difusi inovasi kamera digunakan pada adopter penelitian ini.
DSLR pada kalangan pengguna non Proses adopsi inovasi dalam penelitian
profesional ini menarik peneliti untuk melihat ini melalui lima tahap. Tahap tersebut
apa saja yang menjadi faktor sebuah inovasi meliputi knowledge (tahap pengetahuan),
diadopsi oleh adopter. Dari serangkaian persuasion (tahap persuasi), decision (tahap
data yang diperoleh oleh peneliti melalui pengambilan keputusan), implementation
wawancara dan pengamatan dapat (tahap penerapan), dan confirmation (tahap
disimpulkan bahwa teknologi kamera DSLR pemantapan). Proses adopsi dalam penlitian
sebagai sebuah inovasi dari produk inovasi ini berjalan lancar dan baik. Informan
kamera sebelumnya baik pocket maupun sebagai adopter melalui semua tahapan
analog mampu memberikan keuntungan tersebut sampai akhirnya mengadopsi
relatif yang tinggi bagi adopter. Kamera kamera DSLR ini.

DAFTAR PUSTAKA

Rogers, Everett M. 1983. Diffusion of Innovations : Third Edition. New York: The Free Press.
Yin, Robert K. 2002. Case Study Research Design and Methods : Third Edition. California :
Sage Publications.
Pawito. 2007. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LKIS.
Wejnert, Barbara. Integrating Models of Diffusion of Innovations : A Conceptual Framework,
dalam annual Review of Sociology. 2002.
Van Der Veen, Marijke. Agricultural innovation: invention and adoption or change and
adaptation? dalam World Archaelogy : Agricultural Innovation Vol. 42 No. 1 hlm 1-12.
Tolba, Ahmed H. , Mourad, Maha. Individual and Cultural Factors Affecting Diffusion of
Innovation : Journal of International Business and Cultural Studies.
Ittersum, Koert Van. Understanding Technology Acceptance : Phase 1 – Literature Review and
Qualitative Model Develompment. 2006.
Investor Daily Indonesia, Penjualan Canon EOS Tembus 70 Juta Unit, diakses dari http://www.
investor.co.id/telecommunication/penjualan-canon-eos-tembus-70-juta-unit/78314.
html, pada tanggal 23 Februari 2014 pukul 16.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai