Jurnal Content Creator 1 PDF
Jurnal Content Creator 1 PDF
PENGANTAR REDAKSI
Alhamdulillaah, kami panjatkan syukur kepada Alloh SWT atas segala nikmat yang Ia
limpahkan sehingga Jurnal Komuniti Volume 9 No. 2 edisi September 2017 dapat terbit
dengan baik dan lancar. Tentu saja, kami berharap jurnal ini dapat memperkaya khazanah
pengetahuan dalam bidang Ilmu Komunikasi.
Jurnal Komuniti edisi ini menghadirkan tema yang beragam meliputi public relation,
dan literasi media, Komunikasi Multikultural, komunikasi organisasi dan kajian media
massa. Area kajian-kajian tersebut tercermin dari beberapa judul artikel. Dalam bidang
Public Relation, terdapat artikel berjudul: “Pengelolaan Media Sosial oleh Unit Corporate
Communication PT. GMF Aeroasia”. Sedangkan pada kajian penerapan literasi media,
terdapat artikel berjudul: “Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal pada Masyarakat
Kampung Dongkelan Kauman Daerah Istimewa Yogyakarta”.
Dalam bidang komunikasi multikultural, terdapat artikel berjudul: “Geliat Suara
Perempuan Muslim di Facebook”. Dalam bidang komunikasi organisasi, terdapat artikel
berjudul: “Model Perilaku Komunikasi dalam Komunitas Hong dalam Melestarikan Permainan
dan Mainan Sunda”. Sedangkan dalam hal kajian media massa, terdapat artikel berjudul:
“Agama dan media: Diskursus LGBT dalam Opini SKH Republika”. Pada kajian Komunikasi
Pembangunan nampak pada artikel yang berjudul “Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan
Informasi Teknologi Kamera DSLR”.
Sebagai bentuk apresiasi, kami mengucapkan selamat kepada para penulis atas
diterbitkannya karya mereka dalam jurnal ini. Semoga langkah ini dapat terus memacu
peneliti-peneliti lain untuk berkarya dan memperkaya wawasan di bidang Ilmu Komunikasi.
Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dewan editor, reviewer dan segenap tim
pengelola jurnal atas semua sumbangsihnya berupa pemikiran dan energi, sehingga Jurnal
Komuniti Volume 9 No. 2 edisi September 2017 ini dapat terbit.
Redaksi
80 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623
DAFTAR ISI
ABSTRAK
Studi ini berjudul: Pengelolaan Media Sosial oleh Unit Corporate Communication
PT GMF AeroAsia. Seiring dengan meningkatknya jumlah pengguna social media
telah melahirkan media baru bagi bidang komunikasi khususnya dunia public relations.
Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh PT GMF AeroAsia untuk memanfaatkan
media sosial yang dijadikan sebagai media komunikasi dengan memberikan informasi
seputar dunia aviasi dan bidang MRO (maintenance, repair, organization) PT GMF
AeroAsia.
Tujuan studi ini, untuk mengetahui pengelolaan media sosial yang digunakan PT GMF
AeroAsia sebagai strategi komunikasi brand awareness dengan konsep teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah New Media Theory yang berhubungan dengan
media sosial. Metode pendekatan penulisan kualitatif dan bersifat deskriptif.
Hasil dari studi ini mengatakan bahwa pengelolaan media sosial PT GMF AeroAsia oleh
Corporate Communication memilih facebook, instagram, youtube, dan linkedin. Penanganan
langsung dilakukan oleh tim digital aktivasi dengan konten-konten yang terlebih dahulu
disetujui oleh kepala divisi Corporate Communication.
Kesimpulan, PT GMF AeroAsia menggunakan facebook, instagram, youtube, dan
linkedin sesuai dengan segmentasi perusahaan yang lebih menekankan B-to-B. Meskipun
banyak sekali follower pada media sosial tersebut namun untuk respon atau feedback
kurang mendapatkan perhatian, sehingga terkesan lambat dalam menanggapi.
media komunikasi terlebih yang hi-tech biasanya digunakan untuk jenis perusahaan
akan lebih membuat penyebaran informasi business-to-costumer (B-to-C), sedangkan
menjadi efisien. Memperkuat eksistensi untuk strategi brand awareness biasanya
informasi dengan adanya media komunikasi digunakan untuk jenis perusahaan business-
yang hi-tech, kita dapat membuat informasi to-business (B-to-B) dimana perusahaan
atau pesan lebih kuat berkesan terhadap menjual produknya untuk perusahaan
audiensi. Mendidik atau mengarahkan lainnya atau tidak secara langsung
atau persuasi, media komunikasi yang berhubungan dengan masyarakat luas.
berteknologi tinggi dapat lebih menarik Melihat kondisi kepentingan
audiens. Menghibur, media komunikasi media sosial yang semakin meningkat,
yang berteknologi tinggi tentunya lebih perusahaan B-to-C atau B-to-B harus
menyenangkan (bagi yang familiar) dan sudah sepatutnya menggunakan media
dapat memberikan hiburan tersendiri bagi sosial. PT GMF AeroAsia yang merupakan
audiens. perusahaan dimana konsumernya adalah
Internet merupakan media komunikasi maskapai pesawat terbang, yang pada
yang menggantikan prinsip kerja awalnya merasa tidak membutuhkan media
komunikasi tatap muka. Dengan internet, sosial sebagai media komunikasi. PT GMF
komunikasi yang terjadi pun menjadi tidak AeroAsia merasa tidak memerlukan media
terbatas bukan lagi menjadi halangan untuk sosial untuk berinteraksi dengan masyarakat
berkomunikasi dan sudah melibatkan orang luas karena tidak akan mempengaruhi
banyak. Dalam ilmu public relations, saat ini tingkat penjualan perusahaan.
sudah tidak asing dengan kehadiran web PT GMF AeroAsia atau Garuda
2.0 yang dimana saat ini dijadikan salah satu Maintenance Facility AeroAsia merupakan
tools utama sebagai transparansi informasi salah satu anak perusahaan dari Garuda
bagi publik. Indonesia, maskapai penerbangan 5 Star
Menurut Shel Holtz (Holtz, dalam yang saat ini sudah masuk skyteam dunia.
Soemirat dan Ardianto, 2003), Keuntungan Pada tahun 2016 ini PT GMF AeroAsia
seorang PR dalam menggunakan internet/ mempunyai kurang lebih 4785 karyawan
social media adalah informasi cepat sampai yang tersebar tidak hanya di homebase
kepada publik, internet / sosial media di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
dapat berfungsi sebagai iklan, media, alat Dengan values yang diterapkan oleh
pemasaran, sarana penyebaran informasi perusahaan yakni, Concern For People,
dan promosi, siapapun dapat mengakses Integrity, Profesional, Teamwork, Customer
internet, tidak terbatas oleh ruang dan Focus. Komunikasi internal dan eksternal
waktu, internet dapat membuka kesempatan sangatlah penting di dalam perusahaan
melakukan hubungan komunikasi dalam GMF AeroAsia yang terjadi diantara 4785
bidang pemasaran secara langsung. karyawan tetap yang tersebar di beberapa
Saat ini setiap perusahaan baik skala daerah bahkan negara. Tanpa komunikasi
besar atau kecil sudah menggunakan yang baik antara karyawan-karyawan
media sosial sebagai media komunikasi GMF AeroAsia. PT. GMF AeroAsia tidak akan
dengan para stakeholder-nya. Bahkan, dapat mencapai posisinya seperti saat ini,
media sosial menjadi salah satu bahan apalagi mencapai visi dari perusahaan itu
pertimbangan konsumen untuk mengambil sendiri yaitu “menjadi peringkat 10 besar
keputusan sebuah perusahaan. Konsumen MRO (Maintenance, Repair, Overhaul) di
biasanya tidak tertarik kepada perusahaan dunia”. Saat ini GMF AeroAsia menduduki
yang belum memiliki media sosial. Media peringkat 14 bisnis MRO dunia.
sosial dapat dijadikan salah satu strategi
komunikasi sebuah perusahaan sebagai B. TUJUAN PENULISAN
strategi marketing public relations (M-PR)
Berdasarkan pemaparan latar belakang
atau strategi brand awareness. Strategi M-PR
penulisan serta konsep kerja Public Relations
Pengelolaan Media Sosial 83
yang dikemukakan oleh Cutlip dan Center pada individual (individual focus session).
dalam Ruslan (2010: 148-149), maka tujuan (Sugiyono, 2011: 9).
yang ingin dicapai dari studi ini adalah:
3. Studi Dokumentasi
1. Mengetahui proses fact finding media Menurut Herdiansyah (2010: 143),
sosial di PT. GMF Aero Asia. studi dokumentasi salah satu metode
2. Mengetahui proses perencanaan media pengumpulan data kualitatif dengan
sosial di PT. GMF Aero Asia. melihat atau menganalisis dokumen-
3. Mengetahui proses aksi dan komunikasi dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri
media sosial di PT. GMF Aero Asia. atau oleh orang lain tentang subjek. Studi
dokumentasi merupakan salah satu cara
4. Mengetahui proses evaluasi media
yang dapat dilakukan penulis kualitatif
sosial di PT. GMF Aero Asia.
untuk mendapatkan gambaran dari sudut
pandang subjek melalui suatu media
C. METODE PENULISAN tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis
Metode yang digunakan untuk atau dibuat langsung oleh subjek yang
studi ini yaitu metode studi deskriptif. bersangkutan.
Metode deskriptif yaitu pencarian fakta
dengan intrepretasi yang tepat, juga ingin E. KAJIAN PUSTAKA
mempelajari norma-norma atau standar-
standar. Metode ini memungkinkan Public Relations
penulis untuk bebas mengamati obyeknya, Public Relations (PR) adalah sebuah ilmu
menjelajah, dan menemukan wawasan- dalam rumpun ilmu sosial, dan menjadi
wawasan baru sepanjang penelitian bagian ilmu dari induknya ilmu komunikasi.
(Ardianto, 2013). Selain ilmu, PR pun menjadi sebuah profesi
di bidang komunikasi, yang sering disebut
profesi Public Relations Officer. Public
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Relations adalah fungsi manajemen
1. Observasi Partisipatoris yang membangun dan mempertahankan
Observasi adalah metode atau cara-cara hubungan yang baik dan bermanfaat
menganalisis dan mengadakan pencatatan antara organisasi dengan publik yang
secara sistematis mengenai tingkah laku memengaruhi kesuksesan atau kegagalan
dengan melihat atau mengamati individu organisasi tersebut (Cutlip, Center, dan
atau kelompok secara langsung (Ngalim Broom, 2006: 6).
Purwanto (1985) dalam Sugiyono, 2011: Dijelaskan pula lebih lanjut oleh
161). Frank Jefkins dalam bukunya Public
2. Wawancara Mendalam Semi- Relations, yang mengemukakan definisi
terstruktur Public Relations sebagai berikut:
Wawancara mendalam adalah “Public Relations adalah sesuatu yang
wawancara yang dilakukan secara terbuka merangkum keseluruhan komunikasi yang
dan semi-terstruktur, dimana peneliti pada terencana, baik itu kedalam maupun
awalnya memiliki bekal pengetahuan keluar, antara suatu organisasi dengan
mengenai suatu isu tertentu dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
rancangan penelitian yang telah dimilikinya tujuan-tujuan spesifik yang belandaskan
pada awal penelitian. Teknik ini berdasarkan pada saling pengertian “(Jefkins, 2003: 9).
pada prinsip bahwa peneliti merupakan Definisi diatas memperjelas kaitan
pengamat terbaik tentang suatu masalah komunikasi dengan PR, bahwa kegiatan
yang ditelitinya. Dalam aplikasi rancangan Public Relations adalah kegiatan komunikasi.
penelitian, wawancara mendalam Seorang PR bertanggung jawab terhadap
terkadang disebut dengan sesi yang fokus aktivitas komunikasi di lembaganya sebab
84 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623
komunikasi yang baik akan menciptakan biasa. Manusia biasa yang saling membagi
pengertian yang baik. PR dapat meciptakan ide, bekerjasama dan berkolaborasi untuk
pengertian publik yang lebih baik, yang menciptakan kreasi, berfikir, berdebat,
dapat memperdalam kepercayaan publik menemukan orang yang bisa menjadi
terhadap perusahaan atau lembaga atau teman baik, menemukan pasangan dan
bahkan individu yang bersangkutan. membangun sebuahkomunitas. Intinya,
PR harus memiliki dasar yang kuat menggunakan media sosial menjadikan
setiap akan memulai pekerjaannya. Cutlip kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan
dan Center dalam Ruslan (2010: 148-149) informasi yang bisa diakses dalam
membagi proses kerja Public Relations hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam
menjadi 4 tahap yang berkesinambungan, media sosial adalah alasan mengapa media
antara lain; fact finding, planning, action and sosial berkembang pesat. Tak terkecuali,
communication, dan evaluation. keinginan untuk aktualisasi diri dan
kebutuhan menciptakan personal branding.
New Media atau media online
didefinisikan sebagai produk dari Pengertian New Media
komunikasi yang termediasi teknologi
New Media atau media online
yang terdapat bersama dengan komputer
didefinisikan sebagai produk dari komunikasi
digital (Creeber dan Martin, 2009). Definisi
yang termediasi teknologi yang terdapat
lain media online adalah media yang di
bersama dengan komputer digital (Creeber
dalamnya terdiri dari gabungan berbagai
dan Martin, 2009). Definisi lain media online
elemen. Itu artinya terdapat konvergensi
adalah media yang di dalamnya terdiri dari
media di dalamnya, dimana beberapa media
gabungan berbagai elemen. Itu artinya
dijadikan satu (Lievrouw, 2011). New Media
terdapat konvergensi media di dalamnya,
merupakan media yang menggunakan
dimana beberapa media dijadikan satu
internet, media online berbasis teknologi,
(Lievrouw, 2011). New Media merupakan
berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif
media yang menggunakan internet, media
dan dapat berfungsi secara privat maupun
online berbasis teknologi, berkarakter
secara public (Mondry, 2008: 13).
fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat
Salah satu bagian dari new media berfungsi secara privat maupun secara
adalah “Network Society”. “Network society” public (Mondry, 2008: 13).2
adalah formasi sosial yang berinfrastuktur
Definisi lain mengemukakan, media baru
dari kelompok, organisasi dan komunitas
merupakan digitalisasi yang mana sebuah
massa yang menegaskan bentuk awal dari
konsep pemahaman dari perkembangan
organisasi dari segala segi (individu, grup,
zaman mengenai teknologi dan sains,
organisasi, dan kelompok sosial). Dengan
dari semua yang bersifat manual menjadi
kata lain, aspek mendasar dari formasi
otomatis dan dari semua yang bersifat rumit
teori ini adalah semua yang memiliki
menjadi ringkas. Digital adalah sebuah
hubungan yang luas secara kolektivitas
metode yang complex dan fleksibel yang
(Van Dijk, 2006:20).
membuatnya menjadi sesuatu yang pokok
Media Sosial dalam kehidupan manusia. Digital ini juga
selalu berhubungan dengan media karena
Media sosial adalah sebuah media
media ini adalah sesuatu yang terus selalu
online, dengan para penggunanya bisa
berkembang dari media zaman dahulu
dengan mudah berpartisipasi, berbagi
(old media) sampai sekarang yang sudah
dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
menggunakan digital (modern media/new
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog,
media).
jejaring sosial dan Wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan Salah satu bagian dari new media
oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut adalah “Network Society”. “Network society”
Antony Mayfield dari iCrossing, media adalah formasi sosial yang berinfrastuktur
sosial adalah mengenai menjadi manusia dari kelompok, organisasi dan komunitas
Pengelolaan Media Sosial 85
massa yang menegaskan bentuk awal dari 2.0 sebuah perusahaan sudah seharusnya
organisasi dari segala segi (individu, grup, melakukan kegiatan di media sosial. Bahkan
organisasi, dan kelompok sosial). Dengan terdapat penelitian mengenai kebutuhan
kata lain, aspek mendasar dari formasi teori media sosial bagi perusahaan. Menurut
ini adalah semua yang memiliki hubungan pakar media sosial Gretchen Fox, sebanyak
yang luas secara kolektivitas (Van Dijk, 67% konsumen menggunakan media sosial
2006:20). Internet adalah salah satu bentuk sebagai kanal layanan pelanggan dan
dari media baru (new media). Internet dinilai sebanyak 66% berhenti menjadi pelanggan
sebagai alat informasi paling penting sebuah bisnis karena buruknya layanan
untuk dikembangkan kedepannya. pelanggan di media sosial.
Internet memiliki kemampuan untuk GMF AeroAsia memanfaatkan
mengkode, menyimpan, memanipulasi dan beberapa media sosial tertentu yang sesuai
menerima pesan (Ruben, 1998:110). Internet dengan karakteristik publik dan budaya
merupakan sebuah media dengan segala perusahaan. Oleh karena itu GMF hanya
karakteristiknya. Internet memiliki teknologi, memilih beberapa media sosial tertentu
cara penggunaan, lingkup layanan, isi saja. Menurut M. Rivan Aulia sebagai
dan image sendiri. Internet tidak dimiliki, penanggung jawab atas semua digital
dikendalikan atau dikelola oleh sebuah activity GMF AeroAsia menjelaskan bahwa
badan tunggal tetapi merupakan sebuah media sosial tersebut dipilih berdasarkan
jaringan komputer yang terhubung secara riset mengenai jumlah tingkat pengguna
intensional dan beroperasi berdasarkan social media di bidang aviasi Indonesia.
protokol yang disepakati bersama. Sejumlah “Semacam riset mengumpulkan data-data
organisasi khususnya provider dan badan seperti, apa aja sih yang dibutuhin orang-orang,
telekomunikasi berperan dalam operasi apa yang populer di masyarakat untuk socmed.
internet (McQuail, 2009: 28-29). Dan akhirnya gue pilih akun-akun itu sesuai
Sebagai media komunikasi, internet dengan pasarnya GMF.”
mempunyai peranan penting sebagai alat Riset yang digunakan adalah berupa
(channel) untuk menyampaikan pesan fact finding atau pencarian data-data
(message) dari komunikator/penyalur pesan mengenai tren media sosial. Dan riset
(source) kepada komunikan/penerima tersebut akhirnya digunakan untuk
pesan (receiver). Sifat dari internet sebagai mendefinisikan media sosial seperti apa
media komunikasi adalah transaksional, yang tepat untuk karakteristik perusahaan
dalam artian terdapat interaksi antar seperti GMF.
individu secara intensif (terus-menerus)
“Riset itu saya pakai untuk define media
dan ada umpan balik (feedback) dari antar
sosial apa yang mau dipake dan orang
individu dalam setiap interaksi tersebut.
pengen. Saya ngeliat trennya dengan
Selain itu, terdapat partisipasi antar individu
benchmark ke MRO-MRO dan airline lain
dengan mempertimbangkan untung/rugi
seperti apa. Saya ngeliat ternyata yang di
dalam setiap interaksi.
GMF ini spoter-spoter pesawat, trus orang
yang suka aviasi, saya ngebacanya dari
F. PEMBAHASAN situ. Selain itu saya juga ngeliat di dunia itu
paling aktif penggunanya apa, trus trend di
Tahap Fact Finding Media Sosial PT GMF socmed itu seperti apa modelnya, dan yang
AeroAsia dampaknya paling OK tuh yang mana.”
Media sosial PT GMF AeroAsia baru Dengan data yang ditemukan bahwa
terbentuk di tahun 2015 karena pada pengguna media sosial yang menyukai
awalnya perusahaan masih belum merasa media sosial GMF AeroAsia merupakan
kebutuhan media sosial. Pada dasarnya komunitas pecinta pesawat, maka media-
di era digital seperti saat ini, belum lagi media sosial seperti facebook, instagram,
dengan kemunculan cyber PR dan web youtube, dan linkedin yang dimanfaatkan.
86 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623
Linked In
Facebook dapat menjadi sumber daya publik dan prospek. Fanpage Facebook
yang besar untuk menghasilkan brand GMF Aeroasia @gmfaa memiliki 4.582
awareness. Facebook menjadi populer yang menyukainya, 1974 yang melihat
di kalangan demografi berbagai umur halamannya, dan sudah mendapatkan
dan dapat menjadi intersepsi menciptakan review 4.8 bintang dari 5.0 bintang.
titik untuk membangun hubungan dengan
Youtube.
Youtube menjadi salah satu media sosial ini Youtube GMF Aeroasia memiliki tiga
yang dimanfaatkan oleh GMF AeroAsia postingan video dan sudah memiliki 152
dengan menggunakan channel untuk subscribers.
memposting video company profile. Saat
Instagram.
Instagram merupakan media sosial yang sosial tertentu. Setiap media sosial memiliki
paling berpengaruh bagi GMF AeroAsia. konten yang berbeda-beda sesuai dengan
Akun @gmfaeroasia baru dibuat pada segmentasi dan karakteristik masing-
tahun 2015 dengan jumlah postingan masing media sosial. Konten dibuat harus
saat ini 94, namun jumlah followers sudah semenarik mungkin agar disukai oleh publik
mencapai 15.200. Hal ini mengungguli para dan sesuai dengan kebutuhan publik. Jika
pesaing di sesama bisnis MRO seperti konten menarik, akan terdapat feedback
@lhtechnik dengan 13.200 followers, @ dari publik baik itu berupa likes ataupun
srtechnics dengan 237 followers, dan @ komentar.
afklmem dengan 843 followers. Di media Secara umum proses perencanaan
sosial ini terintegrasi dengan website www. hanya dilakukan oleh satu hingga dua
gmf-aeroasia.co.id serta penggunaan tagar orang dari unit corporate communication
#safetycomesfirst untuk postingannya. yang bertugas menangani digital activity.
Dari mulai ide konsep, penentuan
Tahap Perencanaan Media Sosial GMF konsep, pencarian data, posting, hingga
AeroAsia. memberikan feedback. Proses perencanaan
Pengelola media sosial GMF melakukan tidak ditangani bersama atau melalui rapat
perencanaan dengan melakukan analisa dan unit terlebih dahulu. Namun terkadang
pendekatan terhadap masalah, tantangan PIC digital activity melaporkan atau
dan peluang. Analisa dan pendekatan yang mendiskusikan ide konsep saat rapat unit
dilakukan oleh secara spesifik melainkan berlangsung.
berdasarkan analisa kondisi publik GMF Proses perencanaan menurut Cutlip
AeroAsia. dan Center dalam Ruslan (2010: 148-
Proses perencanaan diawali dengan 149) diawali dengan penelitian, Proses PR
menentukan konten untuk setiap media tidak sesederhana pengumpulan data dan
sosial dengan melakukan fact finding fakta, namun juga harus mengedepankan
atau mengumpulkan data untuk masing- pengelohan, penelitian, pengklasifikasian,
masing media sosial. Pengumpulan data ini dan penyusunan data sedemikian rupa
untuk menentukan kebutuhan, keinginan, sehingga memudahkan pemecahan masalah
dan ekspektasi khalayak sasaran. Pada nantinya. Setelah tahap penelitian dan
proses perencanaan ini dilakukan untuk pencarian data, praktisi PR melanjutkan
mengetahui konten apa yang sekiranya ke tahap perencanaan. Secara garis
dibutuhkan dan diinginkan oleh publik besar media sosial GMF AeroAsia sudah
media sosial, seberapa banyak informasi melakukan penelitian di awal terhadap
yang dapat diterima, jenis informasi seperti media sosial yang mereka gunakan
apa yang diberikan, mengapa informasi dengan mengidentifikasi media sosial yang
perlu diberikan, dan bagaimana cara tepat untuk jenis perusahaan bussines-
penyampaian informasi. to-bussines, selanjutnya melakukan riset
Konten yang diangkat di media sosial sederhana mengenai segmentasi publik
disesuaikan berdasarkan data-data yang yang disasar itu adalah para komunitas
didapat. Namun biasanya mengenai sesuatu pecinta aviasi, dan fungsi dari media sosial
yang sedang marak atau event yang sedang GMF itu lebih tertuju untuk membangun
dijalankan oleh GMF saat itu serta dilihat reputasi bukan untuk media promosi.
apakah khalayak membutuhkan informasi Ditambah lagi dengan membandingkan
dan konten seperti itu. Penanggung jawab atau benchmark dengan perusahaan sejenis
digital activity memikirnya ide untuk konten yakni dalam bidang MRO untuk mencari
media sosial lalu didiskusikan dengan unit tau seperti apa kebutuhan media sosial di
corporate communication lainnya. bidang bisnis tersebut.
Data-data yang dibutuhkan Untuk setiap media sosial yang dikelola,
dikumpulkan untuk diolah dalam media perencanaan yang dilakukan berbeda-
Pengelolaan Media Sosial 89
beda. Untuk instagram proses perencanaan Senin dan Rabu tema postingan mengenai
diawali dengan mengumpulkan foto-foto lowongan untuk magang di GMF, setiap
dari fotografer internal yang juga informan hari Jumat postingan mengenai artikel fakta-
Indra Gunawan (@indrawan), dan bank foto fakta menarik seputar dunia penerbangan,
unit corporate communication. Setelah foto lalu selain itu mengenai berita atau informasi
dikumpulkan, baru membuat bagaimana seputar apa yang sedang update di GMF.
caption yang tepat untuk mendefinisikan Berita dipilih berdasarkan berita dengan
foto. Terkadang jika ide muncul terlebih tone pemberitaan positif yang dilihat dari
dahulu, pembuatan caption terlebih dahulu media monitoring. Lalu berita tersebut di
lalu diiringi dengan pemilihan foto yang posting untuk timeline facebook. Semua
tepat untuk memvisualisasikan caption. pemberitaan dan artikel bahkan caption
Foto-foto di edit terlebih dahulu untuk yang hendak di post di data terlebih dahulu
menyamakan tone color dari foto agar dan sudah dibuat list untuk postingan
warna seragam dan terlihat lebih baik. sebulan kedepan.
Lalu untuk postingan Facebook
dilakukan sesuai tema harian. Setiap hari
Tahap Aksi dan Komunikasi Media Sosial perawatan pesawat terbang melalui edukasi
Pada tahap aksi dan komunikasi lebih dan penyampaian mengenai kapabilitas,
menekankan pada proses pelaksanaan fasilitas, kemampuan, dan orang-orang
dimana melihat bagaimana implementasi didalamnya.
dari perencanaan dan perumusan yang Cara yang digunakan oleh GMF untuk
sudah dilakukan oleh media sosial GMF. brand awareness perusahaan melalui
Pada tahap ini pengelola melakukan media sosial yakni melakukan soft selling
posting sesuai dengan konsep yang sudah caranya adalah mengedukasi masyarakat
direncanakan pada tahap perencanaan. mengenai perawatan pesawat. Secara
Pelaksanaan untuk setiap media sosial tidak langsung hal tersebut membentuk
berbeda-beda berjalan sesuai dengan pemikiran khalayak bahwa pesawat yang
fungsi. Sehingga pembahasan akan dirawat di GMF merupakan pesawat aman
dilakukan berdasarkan masing-masing dan akan membentuk persepsi ‘saya tidak
media sosial. ingin terbang dengan pesawat yang tidak
Konten dari setiap media sosial berbeda, dirawat di GMF’. Dalam setiap media
namun tetap memilki satu pesan yang sosialnya, konten yang ditampilkan
ingin disampaikan oleh perusahaan yaitu ingin menunjukan bahwa GMF melakukan
merupakan perusahaan yang handal dalam perawatan pesawat sesuai prosedur dan
90 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623
visual menarik dan tidak membosankan. akun instagram GMF sudah cukup
Instagram ditujukan bagi khalayak membantu. Mungkin dapat lebih
baik itu publik internal dan eksternal diperkenalkan dan dipublikasikan
yang menyukai foto-foto aviasi dan dengan bantuan aviation geek atau
perawatan pesawat. Publik yang disasar para pecinta pesawat. GMF dapat
berdasarkan segmentasi umur 18-30 memanfaatkan para pecinta pesawat
tahun atau remaja dan dewasa. Target sebagai influencer akun instagram.
ini disesuaikan dengan karakteristik Untuk instagram GMF sendiri
pengguna instagram sebagaimana masih belum memiliki kampanye
sudah dilakukan pada tahap fact khusus yang terintegrasi dengan
finding dan perencanaan. media sosial lain. Sebaiknya dibuat
Posting dalam instagram GMF kampanye yang dapat memunculkan
AeroAsia berupa foto-foto yang identitas GMF melalui akun ini lalu
diambil di dalam GMF itu sendiri, diintegrasikan dengan media sosial
seperti pada saat perbaikan bagian lainnya. Kampanye tersebut dapat
pesawat tertentu, mesin jet pesawat menggunakan tagline dari GMF
secara dekar, kerangka pesawat, dan AeroAsia yakni Safety Comes First,
foto-foto lainnya yang lebih dekat. the Art of Perfection, atau Every Part
Hal tersebut dimaksudkan agar publik Matters. Dan juga, dapat menceritakan
lebih merasa adanya kedekatan dengan bahwa dibalik pesawat yang terbang
GMF AeroAsia. Sebagaimana dijelaskan dengan baik terdapat pelaku utama yang
M. Rivan Aulia yang merupakan membuat pesawat itu terbang dengan
penanggung jawab digital activity dan aman. Selain itu dapat juga dengan
pengelola instagram: menganalogikan menggunakan majas
“Yang pasti foto-foto social media kita metafora untuk menggambarkan dan
terutama instagram itu close-up and menarik hati publik. Dengan followers
personal sama pesawat. Belum tentu Instagram yang banyak ini seharusnya
orang lain bisa ngambil gambar itu dapat membantu untuk meningkatkan
kecuali orang internal GMF.” eksistensi akun media sosial lainnya.
Dengan mengintegrasikan media sosial
Konsep dari media sosial instagram
satu dengan yang lainnya menggunakan
GMF AeroAsia tidak menggunakan
kampanye.
watermark agar foto-foto yang
ditampilkan terkesan lebih informal dan d. Youtube
seolah- olah berasal dari kerabat dekat Media sosial youtube GMF AeroAsia
di Instagram. Pengambilan foto yang tidak melakukan banyak aktivitas,
juga mempengaruhi persepsi karena selama ini baru memposting tiga video
foto tersebut hanya dapat diambil oleh berupa company profile. Company
publik internal GMF. Teknik pembuatan profile diproduksi oleh vendor yang
caption yang mengedukasi namun bekerja sama dengan pihak perusahaan.
terdapat unsur interaksi menarik seputar Dan untuk memproduksi video lainnya
mesin pesawat dapat menambah masih sulit karena keterbatasan waktu
pengetahuan bagi yang memfollow dari pengelola dan kurangnya sumber
akun tersebut. daya manusia. Sehingga media sosial
Jika dibandingkan dengan youtube ini kurang dimanfaatkan.
akun instagram MRO lainnya, GMF Frekuensi posting juga dikatakan
mengungguli dari segi followers. Hal setahun hanya satu sampai dua
tersebut dikarenakan teknik foto- video. Frekuensi mengunggah video
foto yang baik, caption yang menarik tersebut dapat ditingkatkan dengan
dan interaktif, dan frekuensi posting memposting minimal seminggu sekali,
seminggu sekali. Untuk segi awareness, hal tersebut berdasarkan benchmark
94 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623
DAFTAR PUSTAKA
Dian Syariati
Mahasiswa S2 Manajemen Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Sebelas Maret
Email: dian.syariati@gmail.com
ABSTRACT
The encounter of new media, pop culture, and moslem women has brought many
impatcs. Such, we could find some moslem women express themselves on social media
easily. Women who was part of muted or marginal group are now getting some fresh air. This
study aimed to investigate on how social media use of moslem women. Did the freedom of
social media encourage them about speaking up about issues/others? The methodology was
descriptive qualitative with discourse analysis approach. Purposive sampling was conducted
to select the subjects based on the research topics, which were the subjects actively used
Facebook. Data analysis technique used in this study was discourse analysis approach as
developed by Theo van Leeuwen. It was employed to examine the textual by categorizing
which strategy has been used by moslem women. From this study, we can see that the social
media did a good job to encourage them for speaking up on issues/others. The majority of
moslem women used inclusion strategy to talk about others although some of them were
very carefull of choosing words into online teks by contemplating politeness and properness
on the messages.
ABSTRAK
Pertemuan antara new media, budaya pop, dan perempuan muslim telah membawa
banyak implikasi. Salah satunya mudah kita dapati perempuan muslim kini yang senang
mengekspresikan diri di media sosial. Pihak perempuan yang dahulunya sering menjadi
pihak yang terbungkam atau termarjinalkan kini sudah mendapatkan angin segar. Penelitian
ini dilakukan untuk melihat bagaimana penggunaan media sosial oleh perempuan muslim.
Apakah dengan kebebasan di media sosial mampu membuat mereka berani berkomentar
mengenai suatu isu/pihak lain? Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan analisis wacana Theo van Leeuwen guna memeriksa sisi tekstual pada status
online perempuan muslim. Sementara pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik
purposive sampling. Dari pengamatan penelitian didapat kesimpulan bahwa mayoritas
perempuan muslim yang menjadi informan mengomentari isu tertentu dengan menggunakan
strategi inklusi. Meskipun beberapa terlihat cukup berhati-hati dalam pemilihan diksinya
dengan memperhatikan kepantasan dalam penyampaian pesannya.
mengenai nama akun, informasi diri, profile dokumentasi data dalam akun facebook
picture serta teks status yang diunggah ke perempuan muslim. Sedangkan data
dalam akun pribadi Facebook mereka. sekunder diperoleh melalui literasi sumber
Media sosial yang dipilih dalam lain, baik buku, artikel, atau majalah.
penelitian ini adalah Facebook karena Teknik analisis data yang digunakan
Facebook masih merupakan situs yang dalam penelitian ini yaitu analisis wacana
paling populer di Indonesia. Kepala Theo Van Leeuwen. Dalam bukunya Eriyanto
Facebook Indonesia, Adnan Tilak menyebut (2012:171) menyebut metode analisis Theo
pengguna Facebook di Indonesia mencapai Van Leeuwen menampilkan bagaimana
69 juta dan menjadi pengguna Facebook suatu pihak/kelompok dimarjinalkan atau
terbanyak keempat di dunia. Selain itu, sub-ordinat sementara kelompok yang lain
lembaga riset Nielsen mengungkapkan ada terlalu memegang kendali/dominan.
penetrasi smartphone sekitar 23 % yang Analisis wacana Theo van Leeuwen
menyebabkan sebagian besar penduduk memiliki dua pusat perhatian sebagai proses
Indonesia menggunakannya untuk analisis (Eriyanto, 2012: 172-173). Pertama
mengakses internet termasuk social media yaitu eksklusi atau proses pengeluaran
seperti Facebook (Luthfi, 2014). Hal ini dimana untuk melihat apakah suatu pihak
seperti yang diungkapkan oleh Campbell dikeluarkan dari suatu pernyataan. Dengan
dalam Berger (2014:119) bahwa generasi kata lain, strategi inklusi merupakan strategi
muda saat ini cenderung lebih toleran yang digunakan untuk menyembunyikan
terhadap kebiasaan menggunakan ponsel. atau mengeluarkan pihak-pihak yang
Subyek penelitian dipilih menggunakan terlibat.
teknik purposive sampling dengan Kedua adalah inklusi atau proses
menerapkan criterion sampling untuk pemasukan dimana melihat bagaimana
mendapatkan subyek yang sesuai kriteria suatu pihak ditampilkan dalam pernyataan.
tertentu (Palys dalam Given, 2008:697). Ekslusi dan inklusi ini sangat berpengaruh
Sehingga dalam penelitian ini dipilih pada bagaimana suatu pihak mendefinisikan
perempuan muslim yang berbagi latar atau melegitimasi posisi tertentu bahkan
belakang pendidikan sekolah dan usia dapat mengubah pemahaman khalayak
yang kurang lebih sama. Subyek dalam terhadap suatu isu. Sehingga diharapkan
penelitian ini yaitu sembilan perempuan melalui metode analisis wacana Theo
muslim yang aktif menggunakan Facebook van Leeuwen tersebut dapat melihat
dan tergabung dalam grup Facebook gambaran keseluruhan posisi-posisi aktor
SMALSA IPA 1&2 ’08, dengan rentang atau pihak yang sengaja ditampilkan atau
usia 25-27 tahun dan telah menjadi teman disembunyikan dalam teks status media
peneliti dalam jejaring sosial Facebook. sosial Facebook oleh perempuan muslim.
Penelitian dilakukan selama 6 bulan mulai
Januari-Juni 2016 melalui pengamatan
dokumentasi aktivitas perempuan muslim C. PEMBAHASAN
dalam jejaring sosial Facebook yang telah Sesuai dengan fitur cyberspace, David
dipilih sebelumnya. Kesembilan informan Holmes menyebutkan bahwa orang-orang
tersebut adalah para perempuan muslim cenderung menjadi produsen pesan
yang tergabung dalam grup alumni SMALSA dan ‘budaya’ dalam ruang maya melalui
IPA 1 yang diasumsikan bahwa mereka telah pengalaman menurut logika mereka
memiliki pendidikan agama yang cukup masing-masing (Holmes, 2012:140). Ini
serta menyadari tanggung jawab atas apa artinya komunikasi melalui media sosial bisa
yang mereka bagikan dalam Facebook. menjadikan seseorang sebagai komunikator
Data dalam penelitian ini didukung massa. Ia berkuasa penuh mencipta pesan
oleh data primer dan sekunder. Data sekaligus menjadi editor atau gatekeeper
primer diperoleh melalui observasi dan atas pesan yang ingin ia sampaikan.
Geliat Suara Perempuan Muslim di Facebook 101
Laki-laki cenderung berbicara dan suatu kelompok. Teks status yang mereka
bertindak politis serta menunjukkan bagi secara tidak langsung dapat membantu
dominasinya. Sementara bahasa perempuan terbentuknya pemahaman akan sesuatu
merupakan bahasa yang ideologis terkait di benak khalayak. Sehingga wacana yang
perempuan dan tidak bisa lepas dari mereka buat dapat melegitimasi atau
konstruksi feminitas. Konstruksi tersebut memarjinalkan suatu pihak.
biasanya ditentukan oleh pengetahuan, Mengacu kepada metode analisis
pemahaman, serta kondisi sosial budaya wacana teks Theo Van Leeuwen yang
yang mereka alami. Eriyanto (2012:171) memfokuskan pada pola ekslusi maupun
menyebut ada kaitan antara wacana dengan inklusi untuk melihat gambaran posisi aktor
kekuasaan. Kekuasaan atau dominasi dapat ditampilkan dalam teks status facebook,
terwujud melalui wacana yakni dengan maka berikut adalah penyajian data hasil
memposisikan atau mendefinisikan suatu dari pengkategorian teks dan strategi
pihak dengan stigma buruk atau tidak benar. wacana yang digunakan masing-masing
Dalam konteks ini, perempuan muslim oleh informan sekaligus hasil analisis teks :
menjadi agen penting dalam mendefinisikan
DAFTAR PUSTAKA
Holmes, David, (2012). Teori Komunikasi; Media, Teknologi, dan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ibrahim, Farid L. (2009). Perempuan dan Jilbab. Jakarta: MAPAN.
Izharuddin, Alicia. (2015). The Muslim Woman in Indonesian Cinema and the Face Veil as
“Other”, Indonesia and the Malay World. 43(127) : 397-412.
Kramarae, Cheris. (2005). Muted Group Theory and Communication: Asking Dangerous
Question. Women and Language. 28 (2) :55-61.
Luthfi, Ahmad. (2014). Indonesia Pengguna Facebook Keempat Terbesar Dunia (online),
(http://techno.okezone.com/read/2014/09/22/55/1042737/indonesia-pengguna-
facebook-keempat-terbesar-di-dunia, diakses Selasa, 24 Maret 2015).
Maarif, Ahmad Syafii. (2015). Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan; Sebuah
Refleksi Sejarah. Bandung: Mizan.
Agama dan Media: Diskursus LGBT 105
ABSTRAK
SKH Republika menurunkan banyak tulisan mengenai isu lesbian, gay, biseksual dan
transgender (LGBT) selama kurun waktu 24 Januari – 31 Maret 2016. Pertanyaan penelitian
yang diajukan : (1) bagaimana representasi ideologi dan (2) seksualitas dalam pemberitaan
SKH Republika? Metode Penelitian yang dipilih adalah analisis wacana Van Dijk dengan
pendekatan intensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum SKH Republika
menawarkan wacana anti LGBT melalui pemilihan narasumber dan pendapat mereka yang
dikutip. Representasi ideologi yang ditampilkan bahwa LGBT bersandar pada ideologi
liberalisme dan universalisme yang bertentangan dengan nilai, norma, dan hukum nasional
Indonesia. Sedangkan wacana seksualitas direpresentasikan melalui kuasa pengetahuan
bersumber dari psikolog islam dan institusi otoritatif yaitu agama, negara dan pendidikan.
Semua narasumber islam di tiga institusi tersebut menolak LGBT sedangkan narasumber
negara non-islam bersifat moderat dengan membatasi penampilan mereka di ruang
publik, selanjutnya peneliti sekuler menerima praktik LGBT sebagai salah satu jalan masuk
membentuk pengetahuan dan kesetaraan hukum.
ABSTRACT
The Republika Daily published abundant articles about lesbian, gay, bisexual and
transgender (LGBT) during the period January 24 to March 31, 2016. The research question:
(1) how do the representation of ideology and (2) sexuality in the news SKH Republika? The Van
Dijk’s discourse analysis with intentional approach was employed. In general The Republika
Daily offers anti-LGBT discourse through the selection of speakers and their opinions are
cited. According to The Republika Daily, ideology representation that is based on liberalism
and universalism is against values, norms, and Indonesian national law. While the discourse
of sexuality is represented by the power of knowledge comes from psychologists Islam and
authoritative institution that is religion, state and education. All sources of Islam in the three
institutions while the informant refused LGBT non-Islamic countries are moderate by limiting
their appearance in the public space, the next secular researchers accept LGBT practices as
one way in shaping the knowledge and legal equality.
Hasian Sidabutar, Anggota Initiatives disampaikan oleh dua penulis kolom opini
of Change (IofC) Indonesia, Alumnus berikut.
Universitas Negeri Medan Bahrun Mubarok, Kandidat Doktor Psikologi
“Tidak dapat dimungkiri maraknya Islam UIN Syarif Hidayatullah, Dai Ambasador
fenomena LGBT sangat terkait dengan Dompet Dhuafa, Sedang Menulis Disertasi
tren negara-negara liberal yang Tentang LGBT
memberikan pengakuan dan tempat Sejujurnya, penulis banyak belajar
bagi penyandang LGBT di masyarakat. dan sering mengutip hasil-hasil riset
LGBT dianggap sebagai bagian life style yang mereka lakukan. Penulis hanya
masyarakat modern yang menganggap ingin mengungkapkan bahwa literatur
pandangan heteroseksualitas sebagai tentang LGBT masih lebih didominasi
konservatif dan tidak berlaku bagi hasil-hasil penelitian para peneliti yang
semua orang.” berideologi liberal, bahkan aktivis
Bagi kedua di atas, kelompok liberal gerakan LGBT. Ada kesan penolakan
justru menganggap perilaku heteroseksual terhadap LGBT tidak memiliki landasan
sebagai tindakan yang konservatif dan ilmiah.
patologis. Pada titik ini, para penulis H. Fahmi Salim, Lc, M.A, Lulusan S-2 Ilmu
mempertentangkan ideologi liberal dengan Tafsir, Universitas al-Azhar Kairo
konservatif; dan ideologi liberal dengan
Tujuannya liberalisasi kisah Luth adalah
patologi (penyakit). Ketiga kata kunci
satu, yaitu membiarkan dan melegalkan
tersebut menunjukkan definisi para penulis
perkawinan sejenis atau perkawinan
mengenai liberal yaitu bukan konservatif
homoseksual.Dibuatlah analisis, seolah-
dan bukan penyakit.
olah, umat Nabi Luth bukan diazab
Penulis yang lain juga menggunakan sebab mereka homoseks, tapi karena
istilah liberal untuk menjelaskan perilaku mereka mengingkari kerasulan dan
seksualitas sebagaimana berikut. tidak sopan pada para tamunya.Karena
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist itu, perilaku homoseksual boleh-boleh
Merdeka Sirait saja.Sejatinya, tafsir demikian pada kisah
“Saat ini remaja di Indonesia sudah Luth bahkan sudah lama menjadi narasi
sangat liberal. Mereka sudah berani yang digaungkan di penyuluhan yang
berciuman saat pacaran. Bahkan saat mengampanyekan hak seksual kaum
saya tanya apakah ada yang tak pernah LGBT dengan topeng edukasi HIV/AIDS.
lihat film porno, mereka tidak ada yang Pembahasan penelitian LGBT dan tafsir
berani tunjuk tangan.” Al-Qur’an digunakan untuk mendudukan
Merujuk pada fenomena tersebut, pengetahuan ideologi liberal. Menurut
jelas Arist, kalau gerakan LGBT didukung Bahrun Mubarok, para peneliti tentang
dan dilegalkan, anak-anak muda akan LGBT mendasarkan penelitiannya dalam
semakin liberal lagi dalam hal pemahaman sudut pandang liberal, sedangkan H. Fahmi
seksualitas. Makanya jangan sampai LGBT Salim menempatkan liberal sebagai salah
ini didukung dan dilegalkan, katanya. satu metode tafsir umat Nabi Luth.
Narasumber dalam berita itu, Representasi ideologi digunakan SKH
menyamakan kecenderungan seksual LGBT Republika untuk menjelaskan LGBT adalah
dengan gaya pacaran yang mengarah ideologi liberal. “Liberal” diartikan bukan
pada hubungan seksual, keduanya adalah konservatif, bukan patologi, perilaku seksual
kecenderungan liberal. Kata “liberal” bebas dan sudut pandang pengetahuan.
mengacu pada perilaku yang bebas Ideologi liberalisme seringkali
secara seksual. Liberal disamakan dengan digunakan sebagai wacana untuk
kebebasan seks. memberi perhatian terhadap seks dan
Istilah “liberal” juga dikaitkan dengan orientasi seksual ini berada di belakang
arah ilmu pengetahuan sebagaimana keterusterangan dan sikap para LGBT
Agama dan Media: Diskursus LGBT 109
seturut dengan ideologi mereka yaitu Kokoh Hadapi Pengaruh Negatif, Fuad
menolak praktik LGBT. Nashori, Dewan Pakar Asosiasi Psikologi
Islam
2. Pihak Otoritatif
“Homoseksual yang awalnya
Dalam pembahasan mengenai tabu menjadi semakin bisa
seksualitas, menurut Foucoult, selalu saja diterima ketika banyak orang yang
melibatkan pihak-pihak yang dianggap mempropagandakan dengan
berwenang membicarakannya. Dalam masif. Adanya gerakan dari
penelitian ini, dapat diidentifikasi setidaknya negara lain yang mendukung
3 pihak yaitu: institusi agama, negara, dan gerakan tuntutan kesetaraan para
pendidikan. Satu persatu akan dibahas LGBT membahayakan anak-anak.
berikut ini. Kekuatan yang paling ampuh
a. Institusi Agama melawan LGBT yakni iman kepada
Berdasarkan institusi agama yang Tuhan Yang Maha Esa. Karena jelas
memberikan argumennya di ruang di Alqur’an bahwa homoseksual
pemberitaan SKH Republika, hanya dilarang. Selain itu, lingkungan
ada satu orang yang mewakili institusi keluarga dan lingkungan sekitar
agama non Islam, sedangkan sisanya (pertemanan sosial) juga memiliki
didominasi oleh pemimpin agama pengaruh yang penting untuk
Islam. Hal ini tentu saja selaras dengan melindungi diri dari pengaruh
kecenderungan SKH Republika LGBT.”
yang didirikan oleh kelompok Islam. Semua pemimpin islam yang dikutip
Beberapa pernyataan narasumber diatas memberikan satu pandangan
yang mewakili institusi agama sebagai yang sama mengenai praktik LGBT.
berikut. Mereka semua menolak karena LGBT
Romo Paulus Christian Siswantoko, bertentangan dengan nilai-nilai Islam
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), yang telah diatur dalam kitab suci Al-
Majelis Agama Tolak LGBT Qur’an. Meskipun ada kelompok yang
“Aktivitas LGBT bertentangan memberikan tafsiran baru untuk kisah
dengan ajaran Katolik. Ia menolak Kaum Nabi Luth yang mempraktikan
keras apabila komunitas LGBT homoseksual namun tafsir baru itu
menuntut untuk dilegalkan”. dengan tegas ditolak.
Ustadz Erick Yusuf, Tokoh Agama, LGBT Soal lain yang muncul dalam
Ancaman Serius wacana LGBT dalam pandangan
pemimpin Islam adalah pendekatan
“Semestinya orang-orang yang
agama dapat menjadi solusi bagi
mempunyai orientasi seks yang
para pelaku LGBT untuk keluar dari
salah tersebut diberi penyuluhan.
lingkungan yang menyesatkan mereka.
Baik lewat agama maupun lewat
HAM dan demokrasi dianggap sebagai
kejiwaan dengan intensif,”
dalih kelompok LGBT untuk melupakan
Nazamudin Ramli, MUI, Majelis Agama aturan agama.
Tolak LGBT
Di semua artikel yang menempatkan
“Aktivitas LGBT sudah sangat para pemimpin agama sebagai
meresahkan masyarakat dan narasumber utama, SKH Republika
berdampak negatif terhadap tidak pernah melibatkan narasumber
tatanan sosial bangsa Indonesia,” umat sebagai pembanding. Sehingga,
“Waspadai pula gerakan atau harian ini dengan sengaja, intentional,
intervensi dari pihak mana pun yang menempatkan institusi agama sebagai
berdalih HAM dan demokrasi untuk lmbaga sosial yang paling otoritatif
mendukung perkembangan LGBT,” membicarakan seksualitas.
Agama dan Media: Diskursus LGBT 113
dari YLBHI dan Peneliti Pusat Kajian Mayoritas aktor dalam publikasi SKH
Gender dan Seksualitas FISIP UI Republika adalah subyek heteroseksual
yang menyatakan diri pro terhadap yang memiliki afiliasi dengan kelompok
kelompok LGBT. Sikap pro ini dalam Islam konservatif dan moderat. Mereka
pengertian bahwa institusi pendidikan memiliki intensi yang serupa dengan
perlu mempelajari fenomena baru ini redaksi SKH Republika yaitu menganggap
lalu membangun pengetahuan yang LGBT adalah penyimpangan agama, hukum,
ilmiah untuk memahaminya. psikologis.
Oleh redaksi para peneliti Konsep Marxist mengenai ideologi
ditempatkan sebagai perwakilan dari menyebutkan bahwa kelompok yag
kelompok LGBT. Metode ini sebenarnya memiliki alat produksi akan melakukan
mengandung bias, karena para peneliti kontrol terhadap produksi dan sirkulasi
itu bukanlah pelaku LGBT. Mereka adalah pemaknaan ide-ide di dalam masyarakat.
para peneliti yang keberadaannya Melalui kepemilikan media, para pemilik
mewakili, memperantarai kelompok media sebagai kelas dominan akan
LGBT eksis artinya merupakan menawarkan ideologinya yang membuat
kenyataan. Kelompok peneliti ini tidak dominasi dan penindasan sosial terlihat
dapat sepenuhnya mewakili kelompok natural dan menyembunyikan kondisi
LGBT karena memiliki kepentingan yang sebenarnya. Hal ini disebut dominasi
politik pengetahuan yang tidak dimiliki/ ideologi (Hall, 1997: 348).
disadari oleh pelaku LGBT. Mereka punya SKH Republika melakukan dominasi
sudut pandang yang bisa jadi berbeda ideologi dalam pemberitaannya. Mereka
dengan pelaku LGBT. Disamping itu, dengan sengaja memilih aktor yang
mereka juga memiliki kepentingan berafiliasi dengan organisasi yang serupa
ekonomi politik yang berbeda dengan dengan ideologi mereka untuk menguasai
kelompok yang diteliti, LGBT. ruang publik yaitu kolom publikasi di
Di Indonesia ketiga institusi diatas : SKH Republika. Sementara itu, kelompok
agama, negara dan pendidikan, adalah marjinal yang mereka serang dalam hal ini
institusi yang sangat berkuasa menentukan adalah kelompok LGBT tidak mendapatkan
pendisiplinan tubuh dalam hal ini adalah ruang baik dalam bentuk narasumber berita
seksualitas. Kecenderungan ini persis maupun penulis opini.
sebagaimana dijelaskan oleh Michael Ada dua representasi ideologi yang
Foucault (1977) mengenai kuasa dan dimuat SKH Republika berkaitan dengan
seksualitas. Institusi tersebut mengatur isu LGBT. Pertama, praktik LGBT dianggap
bagaimana seksualitas ditampilkan bersumber dari ideologi liberalisme.
yaitu urusan privat yang harus diatur Ideologi ini harus ditolak di Indonesia karena
penampilannya di ranah publik. Seks adalah bertentangan dengan nilai-nilai tradisi dan
kenikmatan individu yang diatur oleh agama. Kedua, praktik LGBT menyandarkan
institusi publik. dirinya pada ideologi universalisme yang
tidak dapat sepenuhnya diterima dalam
konteks Indonesia karena ada banyak norma
D. SIMPULAN dan peraturan nasional yang bertentangan
SKH Republika mengunakan dengan nilai universal tersebut.
pendekatan representasi intentional. Selanjutnya, representasi seksualitas
Redaksi telah memiliki intensi dalam yang sengaja (intentional) ditempatkan SKH
pemberitaan LGBT yaitu menolak Republika. Ada dua representasi seksualitas
kecenderungan seksual non heteroseksual. yaitu pengetahuan dan institusi otoritatif.
Intensi ini ditunjukan oleh pemilihan
Pertama, pengetahuan mengenai LGBT
narasumber yang diwawancarai dalam
dipilih oleh redaksi mengikuti pengetahuan
berita dan penulis kolom opini.
bahwa LGBT terjadi karena pergaulan
116 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623
sosial bukan genetika. Kedua paham itu Birokrat pendidikan (Menteri Pendidikan
sebenarnya diperbincangkan di wilayah dan Menteri Pemuda dan Olah Raga,
akademis dengan sangat mendalam keduanya berasal dari kelompok islam) dan
tetapi pembaca dipilihkan salah satu sudut peneliti dari kelompok islam juga memiliki
pandang pengetahuan. sikap yang sama menolak LGBT.
Kedua, lembaga otoritatif yang boleh Institusi Pendidikan yang dianggap
memperbincangkan LGBT adalah institusi mendorong pengetahuan tentang LGBT
agama, negara, dan pendidikan. Ketiga adalah peneliti dari kampus sekuler dan
institusi ini merupakan institusi publik yang advokat hukum Kebijakan redaksi dengan
dianggap boleh memberikan penilaian jelas menunjukan bahwa institusi islam
terhadap praktik LGBT. baik dari pemimpin, birokrat dan peneliti
Institusi agama islam dipilihkan dengan tegas menolak praktik LGBT.
kelompok yang sepenuhnya menentang. Redaksi tidak memberikan celah penafsiran
Sikap ini sejalan dengan para aktor negara baru terhadap praktik LGBT dengan tidak
yang berafiliasi dengan Islam yaitu Menteri menempatkan pelaku LGBT dalam diskusi
Agama dan anggota DPR dari Partai Islam. mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, J. (2015). The major ideologies of liberalism, socialism and conservatism. Political
Studies, 63(5), 980-994.
Altman, D. 2001. “The Globalization of Sexual Identities.” Global Sex. Chicago and London
: University of Chicago Press.
David T. Hill. 2010. Journalism and Politics in Indonesia: A Critical Biography of Mochtar
Lubis (1922-2004) as Editor and Author. London: Routledge.
Dijk. Teun Van. 2001. Critical Discourse Analysis, dalam Deborah Schiffrin, Deborah Tannen,
dan Heidi E. Hamilton (ed). The Handbook of Discourse Analysis.BlackwelPublisher
Edkin, J. & William, N.V., (ed.). 2009. Critical Theories and International Relation, Oxon:
Routledge, diterjemahkan Teguh Wahyu Utomo. 2013, Teori-teoriKritis: Menantang
Pandangan Utama Studi Politik Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Esack, Farid. 1997. Qur’an, Liberation and Pluralism: An Islamic Perspective of Interreligius
Solidarity Against Oppression. Oxford: Oneworld.
Fahmi, Muhammad, Irwan Abdullah, Ratna Noviani, Wening Udasmoro. 2015. “Diskursus
Islam Dalam Konstruksi Media (Analisis Wacana Kritis Berita Kasus Charlie Hebdo Di
Media Surakarta)” LiNGUA Vol. 10, No. 2, Desember. Hal. 55-64.
Fairlough, N. 1989. Language and Power. London: Longman.
Foucault, Michael. 1997. Seks dan Kuasa: Sejarah Seksualitas. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Gramsci, Antonio. 1971. Selections from the Prison Notebooks. International Publishers.
Mills, Sara. 2003. Michel Foucault. London: Routledge.
Sipayung, Bambang A. 2009. “Teori Kritis Versus Hermeneutika: Debat Habermas dan
Gadamer,” Majalah Filsafat Driyarkara, Tahun XXIII No 1.
Supena, Ilyas. 2012. “Mujahid Versus Teroris”.Walisongo, Volume 20, Nomor 1, Mei 2012.
hal.165-192.
Agama dan Media: Diskursus LGBT 117
Owoyemi, M. Y., & Sabri, A.Z.S.A. (2013). LGBT:nature or ideology: The view of a former
LGBT Practitioner in Malaysia. Research Journal of Biological Sciences, 8(4), 104-111.
Republika, Ahad, 24 Januari 2016.
Republika, Sabtu, 13 Februari 2016.
Republika, Kamis, 3 Maret 2016.
http://www.mahakamedia.com/about_us
https://www.hrw.org/world-report/2013
118 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623
Rila Setyaningsih
Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo
Email: rilasetya@unida.gontor.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini berlatarbelakang dari permasalahan bagaimana masyarakat kampung
Dongkelan Kauman Daerah Istimewa Yogyakarta masih mampu mempertahankan kearifan
lokal dan budaya lokal ditengah gempuran terpaan media massa. Kearifan lokal yang masih
terjaga mampu menangkal dampak negatif terpaan media massa sehingga dapat dijadikan
sebuah model literasi media, baik melalui pendidikan literasi media maupun gerakan
literasi media. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif kualitatif dengan pendekatan
etnografi komunikasi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan observasi dari
beberapa masyarakat Kampung Dongkelan Kauman Daerah Istimewa Yogyakarta dan tokoh
masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, kesadaran masyarakat melalui
kearifan lokal dalam literasi media belum mampu memaksimalkan potensinya sendiri
disebabkan masyarakat masih menjadi pengguna media yang pasif akan tetapi terdapat
Kelompok Penggiat Sekolah Masyarakat Desa yang menjadi pusat kegiatan masyarakat
termasuk literasi media. Kedua, model literasi media yang digunakan masyarakat Kampung
Dongkelan Kauman adalah Protectionist. Model berbasis kearifan local meliputi 4 elemen
yaitu kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan memproduksi pesan.
Ketiga, memaksimalkan peran Sekolah Masyarakat Desa untuk meningkatkan kemampuan
literasi media msyarakat.
yang cukup tinggi. Praktek model literasi masyarakat lokal. Budaya tersebut mampu
media yang ditemui sekarang ini berbasis digunakan sebagai filter untuk menyerap
pada model-model yang berasal dari dan mengolah kebudayaan asing yang
Amerika Serikat dan Eropa dimana kondisi terpublikasikan ke masyarakat melalui media
sosial yang berbeda. Hal ini menimbulkan massa. Menurut penggiat literasi media dari
kesan bahwa masyarakat Indonesia tidak Universitas Diponegoro, Sunarto, gerakan
mempunyai model untuk membuat literasi media idealnya dapat memanfaatkan
masyarakat cerdas bermedia. Padahal jika kearifan lokal yang ada di daerah masing-
dikaji secara mendalam kearifan lokal yang masing. Ini seperti halnya ritual “ngrowot”
tersebar diberbagai daerah di Indonesia atau “mutih” yang biasa dilakukan kalangan
banyak mengajarkan mengenai kearifan suku Jawa. Esensi dari puasa “mutih” dan
yang dapat diadopsi kedalam model literasi “ngrowot” adalah pembatasan dari jenis
media. makanan yang masuk ke tubuh manusia
Salah satu daerah yang memiliki kearifan sehingga hal ini dapat diadopsi sebagai
lokal yang masih terjaga hingga kini adalah salah satu nilai filosofis yang berlaku pula
Kampung Dongkelan Kauman Daerah bagi konsumsi media (Fitriyarini, dkk., 2014:
Istimewa Yogyakarta (DIY). Kampung 209).
Dongkelan Kauman DIY merupakan salah Berdasarkan permasalahan diatas,
satu perkampungan di wilayah Desa diperlukan sebuah kajian awal tentang
Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten kearifan lokal Kampung Dongkelan Kauman
Bantul DIY. Di wilayah ini berdiri sebuah dalam menghadapi terpaan media massa.
masjid bernama Masjid Pathok Negoro Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat
yang merupakan wilayah dari Sultan Ground Kampung Dongkelan Kauman merupakan
Kesultanan Ngayogyokarto Hadiningrat. kekayaan luar biasa yang perlu dilestarikan
Sebagai sebuah wilayah yang berada di dalam rangka menangkal budaya luar
perbatasan desa dan kota, maka berbagai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai lokal.
persoalan muncul seiring dengan lajunya Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
dinamika penduduk, baik problematika Bagaimana model literasi media berbasis
yang dirasakan oleh penduduk pendatang kearifan lokal di Kampung Dongkelan
yang tinggal menetap dan pendatang Kauman?
musiman, maupun berbagai masalah sosial Berkaitan dengan permasalahan yang
penduduk asli (penduduk lokal). dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah
Kekhawatiran tersebut muncul akibat mendeskripsikan dan memahami model
terpaan media massa yang semakin masif literasi media berbasis kearifan lokal pada
di wilayah Kampung Dongkelan Kauman. masyarakat di Kampung Dongkelan Kauman.
Sebagian besar perangkat televisi diisi Manfaat penelitian ini yaitu mendorong
oleh siaran-siaran yang dipancarkan dari terwujudnya pendidikan maupun gerakan
Jakarta (Televisi Nasional). Hal tersebut literasi media berbasis kearifan lokal di
diperparah dengan kenyataan bahwa siaran wilayah Dongkelan Kauman.
lokal justru sangat minim. Kondisi lain yaitu Penelitian ini menggunakan teori
bahwa di Dongkelan Kauman belum ada kegunaan dan gratifikasi (Uses and
televisi komunitas maupun Koran kampung. Gratification Theory) dari Elihu Katz dan, Jay
Sedangkan untuk media cetak lokal yaitu G. Blumner dan Michael Gurevitch (Richard
Tribun News, Bernas, dan Kedaulatan Rakyat. West and Lynn H Turner; 2007). Teori ini
Berkaitan dengan literasi media maka menyatakan bahwa orang secara aktif
muncul ide untuk menyaring serbuan mencari media tertentu dan isi (content)
informasi dari media massa melalui tertentu untuk menghasilkan kepuasan
kearifan lokal. Secara teoritis, kearifan (atau hasil) tertentu. Dalam pengembangan
lokal merupakan manifestasi dari ajaran- teori ini dikatakan orang aktif karena
ajaran budaya yang dihidupi oleh suatu mereka mampu untuk mempelajari dan
120 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623
mengevaluasi berbagai jenis media untuk adalah model Cultural Studies. Model ini
mencapai tujuan tertentu. mengajak khalayak untuk menganalisis dan
Guna menguatkan dampak media mengkrisitisi media. Bentuk kegiatannya
massa, digunakan teori masyarakat massa dapat berupa Kampanye Hari Tanpa
(Mass Society Theory) yang diusung oleh TV, Diet Media, Boikot Media, dan lain-
Kornhouser (1959), Bromson (1961), lain. Keempat, adalah model Active
Giner (1979), dan (Dennis Mc Quail 1991). Audience. Model ini melatih khalayak agar
Dalam teori ini dijelaskan bahwa, rata-rata mampu menginterpretasi konten media
orang merupakan korban media massa berdasarkan latar belakang masing-masing.
(Richad West and Lynn H Turner 2007). Baik secara sosial maupun kultural. Bentuk
Guna mengulas terpaan media massa dan kegiatannya sampai kepada memproduksi
khalayak maka berpijak pada argumen media sesuai dengan aspirasinya. (Sumber:
khalayak tidak peduli Richard T. La Piere, KPI 2012)
dalam bukunya yang berjudul Theory
of Social Control berpendapat bahwa
B. METODE PENELITIAN
lingkungan inti seperti rumah atau keluarga,
gereja dan jaringan persahabatan, lebih Jenis penelitian ini adalah penelitian
mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan perilaku eksploratif (exploratory research) yang
individu ketimbang media. Orang-orang mengkaji secara mendalam kearifan lokal
berpaling ke media untuk memperoleh apa dalam menghadapi terpaan media massa
yang mereka cari, bukannya menyediakan di Kampung Dongkelan Kauman DIY.
diri untuk dipengaruhi. Richard juga Menurut Ida Bagoes Oka (2004) penelitian
menyatakan bahwa seseorang tidak mudah eksploratif yang dimaksud adalah penelitian
mengubah keyakinannya karena hubungan yang bersifat terbuka dengan penekanan
media yang berjarak dan umumnya orang- utamanya adalah menemukan gagasan
orang akan lebih mempercayai kelompok maupun pandangan. Penelitian ini berusaha
sosial terdekatnya. Pesan media baru akan untuk mengungkapkan model literasi
diterima jika itu sesuai dengan pesan media berbasis kearifan lokal berkaitan
lingkungan sosial (L. Rivers, 2008:40). pencegahan dampak negatif terpaan media
massa hingga sampai pada tahap produksi
Sedangkan model yang digunakan
pesan media.
untuk mengulas literasi media berbasis
kearifan lokal, berpijak pada model yang Sedangkan pendekatan yang digunakan
dikembangkan oleh Rumah Sinema pada dalam penelitian ini adalah pendekatan
tahun 2012, yaitu bahwa ada 4 (empat) etnografi. Etnografi adalah uraian dan
model yang dikembangkan dalam literasi penafsiran suatu budaya atau sistem
media: pertama adalah Protectionist Model, kelompok sosial. Menurut Pawito (2008:149)
model ini mengharuskan khalayak memilih etnografi sangat lekat dengan kebudayaan.
tontonan yang baik dan menghindari Kebudayaan bahkan merupakan hal yang
tontonan yang buruk. Bentuk kegiatannya pokok dalam studi etnografis.
adalah Diet Media, pengaturan jadwal Data yang dikumpulkan adalah data
menonton, dan sejenisnya. Menurut primer dan data sekunder. Data primer
Dyna Herlina S, M.Sc (peneliti Rumah diperoleh dari wawancara semi terstruktur
Sinema), model ini cocok untuk khalayak dengan pihak-pihak terkait terutama tokoh
yang punya kemampuan dan pendidikan masyarakat dan komunitas masyarakat
terbatas. Kedua, adalah model Uses dan Kampung Dongkelan Kauman. Teknik
Gratification. Model ini membekali khalayak pengumpulan data sekunder yang
dengan kemampuan memilih dan memilah dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu
konten media. Bentuk kegiatannya adalah dari berbagai literatur/pustaka, statistik
mempelajari kerja media. Dengan demikian kependudukan lokasi penelitian, monografi
khalayak mampu membuat keputusan lokasi penelitian serta dilakukan observasi
sendiri dalam memilih media. Ketiga, partisipasi dan non-partisipasi. Metode
Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal 121
ditemukan kapan saja dan dimana saja. bahwa orang secara aktif mencari
Ditinjau dari kemampuan mengakses media tertentu dan isi (content) tertentu
media massa, masyarakat Kampung untuk menghasilkan kepuasan (atau
Dongkelan Kauman sudah cukup baik. hasil) tertentu. Dalam pengembangan
Mereka sudah menjadi bagian khalayak teori ini dikatakan orang aktif karena
media karena beberapa media cetak, mereka mampu untuk mempelajari dan
elektronik bahkan layanan internet mengevaluasi berbagai jenis media
sudah tersedia dan terjangkau. untuk mencapai tujuan tertentu.
Hasil observasi peneliti, masyarakat Dalam hal kemampuan
Kampung Dogkelan Kauman sebagian menganalisis isi pesan media, para
ada yang melakukan aktivitas membaca informan menyatakan bahwa mereka
media cetak terutama masyarakat yang terutama anak-anak belum menyadari
tingkat pendidikannya tinggi serta efek negatif tayangan media massa.
tergantung juga pada jenis pekerjaan Mereka belum mengetahui bahwa
mereka. Adapun sebagian yang tidak realitas di media massa dikonstruksikan
membaca media cetak adalah mereka sedemikian rupa berdasarkan
yang tingkat pendidikannya rendah ekonomi politik media massa tersebut.
dan jenis pekerjaan seperti petani dan Sebagian besar masyarakat juga
pedagang. belum mengembangkan berbagai
Walaupun tingkat pendidikan kemampuan untuk memanfaatkan
rendah tetapi kondisi rumah berbagai kesempatan yang ditawarkan
masyarakat di kampung tersebut bisa media online.
dikatakan bagus serta jarak antara Kearifan yang dianut oleh
rumah satu dengan yang lainnya masyarakat Kampung Dongkelan
saling berdekatan dan berhadapan. Kauman berkaitan kemampuan analisis
Hal tersebut menggambarkan bahwa pesan media yaitu tepo sliro (toleransi)
jalinan kerjasama dan kekeluargaan dan tidak mementingkan diri sendiri
masih melekat pada masyarakat agar terhormat di masyarakat. Hal ini
Kampung Dongkelan Kauman. Maing- dimaknai bahwa tayangan yang bertolak
masing rumah memiliki televisi minimal dari anjuran tersebut tidak layak di
satu yang berarti bahwa tiap rumah konsumsi sehingga dampak tayangan
diterpa media televisi. Terpaan media tersebut tidak terjadi pada pengguna
massa masih cukup rendah karena media. Meskipun masyarakat belum
frekuensi mengakses masih terbilang memiliki kemampuan menganalisis
sedikit. Hasil wawancara dengan pesan media massa secara maksimal,
informan menyatakan bahwa mereka kurang peka terhadap konstruksi
menggunakan/mengakses media tayangan media massa tetapi nilai-
massa hanya sekedar mencari hiburan nilai budaya masyarakat Kampung
dan informasi melalui media televisi. Dongkelan Kauman yang mengajarkan
kerjasama, perdamaian dan kerja keras
2. Analysis
mendorong mereka untuk mampu
Analisis merupakan kemampuan menentukan tayangan yang layak
yang dapat membantu seseorang ditonton maupun tidak layak ditonton.
dalam menjelaskan bentuk pesan,
struktur, segmen, dampak pesan, dan 3. Evaluation
lain sebagainya. Analisis berkaitan Evaluasi adalah kemampuan untuk
dengan kemampuan untuk mencari, menghubungkan antar pesan media
mengubah, dan memilih informasi yang diterima dengan pengalaman.
disesuaikan dengan kebutuhan individu. Mengevaluasi informasi berdasarkan
Teori kegunaan dan gratifikasi (Uses parameter, seperti kebenaran, kejujuran,
and Gratification Theory) menyatakan dan kepentingan dari produsen
Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal 123
DAFTAR PUSTAKA
Baran, Stanley J. (2011). Pengantar Komunikasi Massa: Literasi Media dan Budaya. Jakarta:
Salemba Humanika.
Birowo, Mario Antonius. (2012). Perspektif Budaya Dalam Literasi Media. Artikel dalam Buku
Literasi Media dan Kearifan Lokal. Yogyakarta: Buku Litera.
Budiastuti, Wiratmo. (2012). Literasi Media Berbasis Komunitas. Yogyakarta: Rumah Sinema.
Bungin, Burhan. (2008). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dalam Rangka Penyusunan Model Integrasi Bangsa dan Harmoni Sosial Bangsa Indonesia.
Darmastuti, Rini dkk. (2012). Literasi Media dan Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi.
Devito, Joseph A. (2008). Essentials of Human Communication, Sixth Edition. Boston: Pearson
Education, Inc.
Dyson P, Laurentius dan Emanuel. (2013). Kebijakan Tentang Budaya Lokal. UNESA: Fakultas
Bahasa dan Seni.
Faizal, Ahmad Riza. (2012). Meretas Jalan Sosialisasi Literasi Media di Indonesia.
Fitriyarini, Inda., dkk. (2014). Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal pada Suku Dayak
Tunjung dan Dayak Benuaq di Kutai Barat. Jurnal JSP Volume 17 Nomor 3 Maret 2014
Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal 125
ABSTRAK
Permainan tradisional merupakan hasil budaya yang telah diwariskan dari generasi ke
generasi. Permainan tersebut sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang tercermin dalam
etika dan norma yang berlaku dalam memainkan suatu permainan. Perkembangan teknologi
dan berkembangnya kebutuhan manusia telah menggantikan permainan tradisional
dengan permainan modern. Di saat permainan modern bekembang pesat, permainan
tradisional menjadi kian tersisih, tertinggal bahkan terlupakan. Komunitas Hong sebagai
pusat kajian mainan rakyat yang didirikan pada tahun 2003, berupaya melestarikan mainan
dan permainan rakyat sebagai salah satu identitas bangsa. Untuk menjaga eksistensinya
dalam melestarikan dan mengembangkan mainan serta permainan rakyat Sunda,
Komunitas Hong melakukan upaya-upaya kerjasama dengan pihak-pihak yang mendukung
keberlangsungan komunitasnya, baik dari kalangan internal maupun dari lingkungan
eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku komunikasi Komunitas
Hong dalam melestarikan permainan dan mainan tradisional Sunda. Pendekatan kualitatif
digunakan dalam penelitian ini dengan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
mendalam, observasi dan studi dokumentasi dan literatur. Hasil penelitian menunjukkan,
perilaku komunikasi Komunitas Hong disesuaikan dengan khalayak sasaran yang dituju,
yang terdiri dari masyarakat/publik, pemerintah, sesama anggota komunitas Hong, mitra
kerja dan sponsor penyandang dana. Komunikasi dilakukan melalui beragam kegiatan,
antara lain workshop, festival, kemitraan dan publikasi. Kesimpulan penelitian ini adalah,
perilaku komunikasi yang dilakukan oleh Komunitas Hong, merupakan bagian dari upaya
melestarikan permainan dan mainan tradisional masyarakat Sunda. Pesan yang dirancang
sedemikian rupa dengan penyaluran melalui berbagai media, merupakan langkah strategis
untuk mengenalkan mainan dan permainan tradisional masyarakat Sunda agar dikenal luas
oleh masyarakat sehingga upaya melestarikan mainan dan permainan tradisional Sunda
dapat berlangsung berkesinambungan.
Kata kunci: Perilaku komunikasi, komunitas Hong, pelestarian budaya, mainan dan
permainan tradisional, masyarakat Sunda
menemukan anak-anak yang riang gembira, pula dalam pergaulan hendaknya setiap
penuh canda tawa, memainkan permainan individu selalu berbudi luhur, setia kawan
tradisional. Perkembangan teknologi dan jujur.
dan berkembangnya kebutuhan manusia Berbagai jenis permainan tradisional
telah menggantikan itu semua. Permainan itu sebagai sesuatu yang memberikan efek
tradisional kini digantikan permainan positif dan konstruktif bagi anak-anak.
modern yang hanya membutuhkan Dharmamulya (1997) menyebutkan bahwa:
satu hingga dua orang untuk dapat
“Permainan anak tradisional
memainkannya.
mengandung beberapa nilai unsur
Permainan tradisional merupakan salah budaya yang antara lain unsur senang
satu warisan leluhur yang telah diturunkan bagi anak yang memainkannya dan
dari generasi ke generasi. Permainan rasa senang ini dapat mewujudkan
tersebut sarat dengan nilai-nilai kearifan suatu fase kesempatan baik menuju
lokal yang tercermin dalam etika dan norma kemajuan”.
yang berlaku dalam memainkan suatu
Permainan tradisional, lebih mendidik
permainan. Permainan tradisional yang
anak-anak untuk saling berinteraksi
diciptakan leluhur, diyakini dikembangkan
satu sama lainya. Permainan tradisional
tidak hanya untuk kesenangan semata,
lebih mengutamakan kelompok dan
melainkan melalui suatu pertimbangan
kebersamaan, sederhana, memiliki nilai-nilai
tertentu dengan harapan agar nilai-nilai
perilaku filosofi. Di samping itu, permainan
yang ditanamkan pada setiap permainan
tradisional erat kaitannya dengan fungsi
tersebut dapat diketahui, disikapi dan
psikologis perkembangan anak. Tak
diimplementasikan oleh anak-anak dalam
sekadar memberi perasaan senang, fungsi
setiap tindakan dan perbuatannya dengan
kognitif psikomotorik dan sosial. Ada aspek
penuh kesadaran atau tanpa paksaan.
emosional yang dikedepankan seperti
Pendekatan proses pembelajaran melalui
meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya,
permainan yang dikembangkan oleh
kontak sosial, konservasi dan keterampilan
leluhur, merupakan pendekatan yang
sosial. Lebih penting lagi dapat menggali
banyak diadopsi dalam sistem pembelajaran
aspek-aspek kompetensi sosial yang
modern.
meliputi problem solving, pengendalian
Rendahnya animo anak-anak untuk diri, empati dan kerja sama. Misalnya pada
menekuni permainan tradisional tidak hanya permainan gobag sodor, sepak tekong dan
disebabkan oleh derasnya arus mainan gembatan. Bersama teman sekelompoknya,
dan permainan modern, juga karena tidak anak belajar bagaimana mengatur strategi
adanya wahana yang memungkinkan bagi agar kelompoknya tidak curang. Mereka
anak-anak untuk mengenal lebih jauh ragam juga mencari pemecahan masalah ketika
mainan dan permainan tradisional tersebut. kelompok mereka berada pada posisi yang
Di saat permainan modern bekembang kalah.
pesat, permainan tradisional menjadi kian
Permainan tradisional diciptakan
tersisih, tertinggal bahkan terlupakan.
untuk melatih psikomotorik, pedagogis
Secara umum, permainan tradisional dan psikologis. Sementara itu, permainan
mengandung makna untuk mempererat modern memiliki tipologi individualistis,
tali persaudaraan. Dengan bermain egois dan tidak menempatkan nilai
bersama, anak-anak dilatih untuk bisa saling makna hidup, mengakibatkan anak-anak
menghargai meskipun memiliki watak untuk selalu berpikir secara instan tanpa
berbeda-beda. Melalui permainan, anak- mengetahui bagaimana prosesnya. Hal
anak sejak dini dikenalkan dan ditanamkan ini akan membawa pengaruh sangat
sikap untuk belajar bekerja keras dan besar bagi daya pikir, karakter maupun
disiplin serta sungguh-sungguh agar dapat sikap dan sifat seorang anak. Permainan
mencapai apa yang dicita-citakan. Demikian modern mungkin dapat membuat cerdas,
128 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623
juga banyak menciptakan emosional anak budaya yaitu perubahan dalam hal konsep,
meningkat dan bersifat individualistik. bentuk, fungsi dan sifat budaya untuk
Berbeda dengan permainan anak menyesuaikan dengan konstelasi dunia,
tradisional, anak-anak dituntut kreatif tanpa mengubah inti nilai-nilai budaya
sejak dalam proses pembuatannya yang Indonesia sendiri (Mardimin, 1994: 15)
harus berbaur dengan alam karena bahan Komunitas Hong merupakan pusat
diperoleh dari lingkungan sekitar. Demikian kajian mainan rakyat yang didirikan pada
pula dalam memainkannya. Selain dituntut tahun 2003. Komunitas ini melakukan
kreatif, juga harus memiliki strategi, penelitian mainan dan permainan rakyat
kekuatan, kebersamaan, kejujuran dan sejak 1996 dan bertekad melestarikan
lainnya, yang berasal dari nilai-nilai kearifan mainan dan permainan rakyat sebagai
lokal serta nilai-nilai tradisi. salah satu identitas bangsa. Tak hanya
Perbedaan besar antara permainan menjadi tempat berkumpul, komunitas ini
masa kini dan mainan tradisional tak cuma juga menjadi wadah pencinta, peneliti dan
melatih otak, permainan tradisional juga produsen mainan anak. Kelompok anak
melatih “rasa”. Hal itulah yang tidak ada adalah pelaku dalam permainan, sedangan
dalam permainan modern. Permainan anggota dewasa sebagai narasumber dan
sekarang banyak yang dibuat untuk melatih pembuat mainan. Hong adalah kata yang
kreatifitas, tetapi banyak hal yang ada dalam diteriakkan anak-anak Sunda saat bertemu
diri manusia justru ditinggalkan. teman. Hong juga berarti pertemuan
dengan Yang Maha Kuasa.
Sejatinya, permainan tradisi atau dikenal
dengan permainan rakyat merupakan Komunitas Hong terus menggali dan
suatu kegiatan rekreatif yang tidak hanya merekonstruksi mainan rakyat, khususnya
bertujuan untuk menghibur, juga sebagai Sunda, baik dari tradisi lisan maupun naskah-
alat untuk memelihara hubungan dan naskah kuno. Komunitas Hong berusaha
kenyamanan sosial sehingga permainan mengenalkan mainan rakyat dengan tujuan
anak tradisional tidak bisa dipandang menanamkan pola pendidikan masyarakat
hanya sebagai salah satu bentuk permainan buhun, masyarakat yang memegang adat
semata, namun penuh nilai filosofis dan istiadat Parahyangan (Sunda) agar seorang
kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. anak mengenal diri, lingkungan dan
Permainan tradisi juga merupakan salah Tuhannya.
satu bentuk ketahanan budaya, sebagai Salah satu contohnya adalah permainan
benteng ketahanan budaya, permainan dakon atau congklak, dimaknai sebagai
anak (tradisional) masih cukup diminati, permainan yang mendidik anak agar
terutama oleh kelompok-kelompok orang rajin menabung dan bersikap ekonomis.
yang masih ingin mengenang masa lalunya. Permainan ini menimbulkan hasrat anak
Upaya pelestarian harus dilakukan untuk menemukan strategi mengumpulkan
terhadap permainan tersebut, sebab mata dakon, yang biasanya terbuat dari
permainan ini sarat akan nilai-nilai filosofi kulit kerang sebanyak mungkin dalam
yang mengajarkan arti hidup yang wadah tabungan. Hal ini pun menjelaskan
dapat mentransformasikan unsur-unsur bahwa permainan tradisional memiliki nilai
nilai seperti kesenangan, kebebasan, pembelajaran bagi anak-anak, seperti nilai
pertemanan, demokrasi, kepemimpinan, ekonomi hingga demokrasi.
kaderisasi, solidaritas, olah pikir, keberanian, Permainan benteng-bentengan dan
dan lain-lain. gobak sodor, selain memiliki keceriaan yang
Masa lalu, sekarang dan masa tinggi, permainan ini juga membantu anak-
depan merupakan suatu proses yang berpikir strategis. Menolong temannya
berkesinambungan sehingga cara yang yang berada dalam cengkraman lawan
paling tepat untuk mencapai masa depan bermainnya dan juga membantu timnya
yang lebih baik adalah melalui transformasi memenangi pertandingan, tentunya
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 129
berbagi makna dan sikap. Umumnya Interaksi sosial tersebut dapat membawa
memiliki ketertarikan yang sama. Dalam akibat menyatukan atau memecah
komunitas manusia, individu-individu belah keuntungan kelompok. Di dalam
di dalamnya dapat memiliki maksud, kehidupan kelompok, aspek komunikasi
kepercayan, sumber daya, preferensi, antarpribadi memiliki peranan yang
kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain dominan. Komunikasi dikatakan efektif
yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa apabila anggota mampu memberikan
latin communitas yang berarti kesamaan. informasi kepada kelompok mengenai
Kemudian dapat ditunkan dari communis suatu program secara efektif atau
yang berarti “sama, publik, dibagi oleh mengurangi kesimpangsiuran informasi.
semua atau banyak” (wikipedia). Efektifitas kelompok dapat dilihat dari
Tanpa komunikasi tidak akan ada aspek produktivitas, moral dan kepuasan
komunitas. Komunitas bergantung pada pada anggotanya. Produktivitas kelompok
pengalaman dan emosi bersama, dalam hal dapat dilihat dari keberhasilan mencapai
ini komunikasi berperan dan menjelaskan tujuan kelompok. Moral dapat diamati dari
kebersamaan itu. Oleh karena itu, komunitas semangat dan sikap para anggotanya.
juga terbagi atas bentuk-bentuk komunikasi Kepuasan anggota kelompok dapat dilihat
yang berkaitan dengan seni, agama dan dari keberhasilan anggotanya dalam
bahasa. Masing-masing bentuk tersebut mencapai tujuan
mengandung dan menyampaikan gagasan,
sikap, perspektif dan pandangan yang Mainan
mengakar kuat dalam sejarah komunitas Mainan adalah sesuatu yang digunakan
tersebut. (Mulyana, 2007: 46). dalam premainan oleh anak-anak, orang
Sebagai anggota komunitas tentunya dewasa ataupun binatang. Berbagai
akan lebih mendahulukan kepentingan jenis benda dihasilkan untuk digunakan
bersama daripada kepentingan individu. sebagai mainan, akan tetapi, barang yang
Individu memiliki hak dan kewajiban diproduksi untuk tujuan lain dapat pula
sebagai anggota komunitas atau dengan digunakan sebagai mainan. Misalnya,
kata lain, dalam setiap hak terkandung seorang anak dapat mengambil suatu alat
kewajiban (rights come with responsibilities). rumah tangga dan ‘menerbangkannya’
Sedemikian tingginya rasa kepemilikan keliling rumah, membayangkan bahwa
komunitas sehingga sesama anggota benda tersebut adalah sebuah pesawat
komunitas terdapat satu perasaan yang terbang. Jenis barang lain yang dipasarkan
disebut community sentiment, yang memiliki sebagai mainan, ditujukan terutama
tiga ciri penting yaitu 1) seperasaan, sebagai barang-barang koleksi dan
sehingga orang yang tergabung di barang-barang dari jenis ini tidak umum
dalamnya menyebut dirinya “kelompok untuk dimainkan. Berbagai jenis mainan
kami”; 2) sepenanggungan, dimana telah diciptakan oleh manusia dari tahun
setiap individu sadar akan peranannya ke tahun, bahkan setiap generasi memiliki
dalam kelompok dan keadaan masyarakat jenis/ tipe mainan masing-masing.
sendiri memungkinkan peranannya dalam
kelompok dijalankan. 3) saling memerlukan, Permainan
individu yang tergabung dalam suatu Permainan adalah suatu kegiatan yang
komunitas merasa dirinya tergantung pada memiliki batasan-batasan di dalam ruang,
komunitasnya. (Sitepu, 2004: 10) waktu dan tempat tertentu yang berlangsung
Para anggota dalam kelompok tertib, menurut aturan-aturan yang telah
komunitas akan berinteraksi satu sama dianut dan diterima secara sukarela oleh
lain. Interaksi sosial yang terjadi pada para pelaku permainan tersebut. Kegiatan
kelompok tidak berbeda dengan interaksi bermain adalah kegiatan yang selalu
sosial yangterjadi di dalam sistem sosial. disertai perasaan riang, gembira, semangat
dan kebebasan dari ketegangan. Bermain
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 133
yang juga dikaitkan dengan pelestarian acara yang diikuti dilakukan secara bertahap
lingkungan dan budaya, hal ini dikarenakan dan setiap akhir acara dilakukan koordinasi
mainan dan permainan tradisi masyarakat dan evaluasi guna melakukan perbaikan
selalu berkaitan dengan alam. (improvement) untuk diterapkan pada acara
Adapun kegiatan komunikasi berikutnya. Pendekatan dilakukan secara
yang dilakukan oleh Komunitas Hong, terintegrasi dalam satu kesatuan paket mulai
berdasarkan hasil penelitian, dibagi ke dari mengajari cara membuat hingga cara
dalam empat kategori, yaitu workshop, memainkan. Kemudian, jenis mainan dan
festival, kemitraan dan publikasi. Keempat permainan yang diperagakan disesuaikan
kegiatan tersebut diselenggarakan dalam dengan konteks tema acara yang diikuti.
rangka sosialisasi dan promosi mainan Gambaran mengenai kegiatan
dan permainan rakyat Jawa Barat kepada komunikasi yang dilakukan oleh Komunitas
masyarakat, dengan harapan minat terhadap Hong dalam upaya melestarikan mainan
mainan dan permainan rakyat Jawa Barat dan permainan tradisional rakyat Jawa Barat
dapat lestari di bumi pertiwi ini. Acara demi di tampilkan dalam tabel berikut.
untuk bermain tanpa harus mengerti mendapatkan latihan menari, kesenian dan
arti dari permainan atau mainan yang mendapatkan materi mengenai mainan
mereka mainkan. Yang biasanya diajarkan dan permainan. Pada saat berlatih biasanya
mengenai nilai filosofis dalam mainan mereka mengenakan pakaian bebas, bukan
ataupun permainan biasanya adalah seragam yang biasanya dikenakan oleh
anak-anak usia 10 (sepuluh) tahun hingga Komunitas Hong saat gladi resik sebelum
dewasa. Karena anak-anak tersebut banyak mengisi suatu kegiatan besar atau pada
yang telah mengenal permainan modern saat melaksanakan ataupun mengisi suatu
sehingga mereka diajak berpikir mengenai kegiatan.
perbedaan antara permainan tradisional Khusus untuk hari Sabtu, anak-
dan permainan modern tersebut. Selaras anak biasanya mengaji bersama dan
dengan yang diungkapkan oleh Abah mendengarkan ceramah yang disampaikan
Adjun : oleh Pak Ustadz. Di dalam Komunitas Hong
“Untuk mereka dikasih kebebasan diajarkan mengenai norma pergaulan, anak-
untuk bermain, tidak dibebani dengan anak di Komunitas Hong ini biasanya apabila
pemikiran-pemikiran untuk memikirkan akan berpamitan, mereka akan berpamitan
filosofi itu, silahkan bermain sepuas sembari mencium tangan orang yang lebih
mungkin, seenak mungkin, segembira tua usianya. Anak-anakpun dibiasakan
mungkin. Tapi nanti lambat laun mereka untuk meminta izin kepada orang tuanya
bisa merasakan bahwa permainan itu ketika akan keluar rumah atau ikut serta
berarti untuk mereka. Yang diajarkan dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh
biasanya ke anak kelas 4 SD ke atas Komunitas Hong.
mulai bisa berpikir, nah mereka sudah
b. Komunikasi Eksternal
mengenal juga permainan modern, jadi
bisa memisahkan permainan modern Komunikasi dengan pihak-pihak di luar
dengan tradisional itu apa bedanya, komunitas Hong merupakan bagian yang
kemudian maknanya apa, nah mereka tidak kalah pentingnya dengan komunikasi
sudah mulai bisa menangkap. Mereka internal, karena melalui komunikasi
dikasih tahu dulu, setelah dikasih dengan pihak eksternal inilah, maka upaya
pelajaran mereka mau memainkan atau pelestarian mainan dan permainan rakyat
tidak itu terserah mereka sendiri. Waktu Jawa Barat melalui kegiatan sosialiasi
untuk menerangkan pada mereka dan promosi dapat terlaksana. Adapun
adalah sebelum permainan dimulai atau sasaran komunikasi Komunitas Hong
pas waktu luang ngobrol, berkumpul. dengan pihak luar, berdasarkan penelitian,
Untuk komunitas Hong sendiri, waktu dilakukan kepada empat pihak, yaitu
kosong diisi dengan ngobrol baik itu masyarakat, pemerintah, mitra, dan pihak
masalah permainan, masalah umum sponsor sebagai pemberi dana. Inti pesan
lainnya, ada keluhan atau ada unek- komunikasi yang disampaikan kepada pihak
unek itu bisa saling tukar pendapat. luar adalah himbauan dan ajakan untuk ikut
Ada ngobrolnya, ada hereuynya, justru bermain dan melestarikan permainan dan
dengan cara demikian akan lebih mainan rakyat Jawa Barat.
gampang diserap. Santai, sambil ngopi, Gambaran singkat mengenai tujuan
jadinya lebih fresh n mudah dicerna.” komunikasi yang dilakukan Komunitas Hong
kepada pihak eksternal disajikan dalam
Untuk menanamkan kebersamaan, tabel berikut:
anak-anak anggota Komunitas Hong diajak
berkumpul di sore hari, untuk sekadara
bermain dan mengobrol dengan teman-
temannya ataupun dengan anggota
Komunitas Hong lain yang lebih dewasa.
Tapi ada hari-hari tertentu dimana mereka
138 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623
Tabel 3. Perilaku Komunikasi Komunitas Hong dalam penyampaian pesan kepada khalayak
sasaran
No. Khalayak Perilaku Komunikasi
a. Penuh canda ria dan senda gurau dalam setiap pementasan atau
kegiatan,
b. Menjelaskan dan mengajarkan kepada audiens mengenai
1 Publik
permainan dan mainan tradisional.
c. Tampil memukau dalam setiap pementasan.
d. Mengenakan pakaian khas berupa kampret dan kebaya.
a. Memohon izin dan fasilitasi untuk pelestarian permainan dan
mainan rakyat Sunda.
b. Dukungan kebijakan dari pihak terkait agar tujuan pelestarian
2 Pemerintah
dapat tercapai, misalnya memasukkan pengetahuan tentang
mainan dan permainan rakyat Jawa Barat ke dalam kurikulum
muatan lokal pada pendidikan pra sekolah.
a. Gotong royong dalam menyiapkan keberlangsungan acara.
b. Kebersamaan dengan tidak membeda-bedakan perlakuan di
antara anggota.
c. Kemufakatan dalam pengambilan keputusan melalui musyawarah
agar tidak ada pihak yang keberatan dengan keputusan yang
diambil.
d. Mengingatkan untuk selalu melakukan hal yang baik.
Sesama anggota
3 e. Canda dan senda gurau saat berkumpul.
Komunitas Hong
f. Koordinasi dan kerjasama antaranggota untuk mendapatkan
keharmonisan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan
komunitas.
g. Mengajarkan, melatih dan mencontoh mengenai permainan dan
mainan rakyat serta nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.
h. Menghargai sesama anggota komunitas dengan selalu
memberikan komentar yang positif dan membangun
a. Berbagi Informasi,
b. Menghargai.
c. Kerjasama untuk melaksanakan atau mengikuti suatu kegiatan
4 Mitra kerja tertentu,
d. Nirlaba dengan tidak mencari keuntungan materi dari kegiatan
yang dilakukan, karena Komunitas Hong bertujuan sosial,
kemasyarakatan dan lingkungan.
a. Ajakan Rereongan, yaitu mengumpulkan dana dengan cara
patungan yang bersumber dari anggota komunitas maupun pihak
sponsor dari luar komunitas.
5 Sponsor
b. Menjelaskan kepada sponsor mengenai komunitas maupun
kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka mendapatkan
dukungan dalam pelaksanaan kegiatan.
kegiatan-kegiatan yang bersifat budaya. berasal dari dana pribadi. Seperti yang
Dan karena Komunitas ini bersifat non profit diutarakan oleh Abah Ajun :
maka untuk biayanya disesuaikan dengan “Selama ini untuk kelangsungan dari
anggaran dari pihak penyelenggara. Komunitas Hong ini sebagian besar
Selain itu, Komunitas Hong ini dari dana pribadi, dibantu dengan
mempergunakan banner sebagai media kalau misalnya ada event-event baru
untuk menginformasikan keberadaan ada bantuan dari yang memanggil
Komunitas ini. Banner biasanya dipasang itu atau yang meminta hong untuk
ketika mengisi atau mengadakan sebuah tampil baru bisa membantu jalannya
acara, misalnya pada saat mengisi stan Komunitas Hong ini. Tapi itu tidak
pameran ataupun kegiatan workshop. berkesinambungan, tapi hanya pas
Dengan bentuk yang lebih besar dan acara, selesai acara tidak ada drop
menarik perhatian, membuat pengunjung sumber dana khusus. Saat ini ada
dapat membaca keberadaan komunitas ini. kerjasama dengan Tahura untuk
menggali terus dan mengembangkan
Komunitas Hong ada bantuan dana
dari tahura, sebatas kemampuan
kekurangan, tetap kekurangan dari
dana pribadi.”
DAFTAR PUSTAKA
Berlyne, Daniel E. (1960). Conflict, Arousal dan Curiosity. New York: McGraw Hill
Donohew, L., L. Tipton. (1973). A Conceptual Model Information Seeking, Avoiding dan
Processing New Holder for Communication Research. London: Sage Publication
Jantra, Jurnal Sejarah dan Budaya, Vol. 1 No. 1, Juni 2006
Johan Huizinga. 1990. Homo Ludens: Fungsi dan Hakekat Permainan dalam Budaya. Jakarta:
LP3ES.
Johanes, Mardimin. 1994. Transforasi Budaya menuju Masyarakat Indonesia Modern.
Yogyakarta: Kanisius)
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong 145
Lasswell, Harold (1948). Bryson, L., Ed. The Structure and Function of Communication in
Society. The Communication of Ideas. New York: Institute for Religious and Social
Studies, 117.
Miles, M. dan Huberman, M. 1992. Analisis Data Kualitataif: Buku Sumber tentang Metode-
metode Baru. Penerjemah: Tjetjep Rohendi Ruhidi, Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Rosda.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan, dalam Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Pamela Angell (2006). Business Communication: Creativity, Strategy, and Solution. McGraw-
Hill..
Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: Buku Sumber untuk Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Tiara Wacana.
Sitepu, Anwar. 2004. Pembangunan Komunitas Peduli Anak di Kampung Belakang
Penelitian:
Alif, Mohamad Zaini, “Perubahan dan Pengembangan Bentuk, Fungsi dan Material Mainan
Dalam Permainan anak di Masyarakat Sunda”, Tesis, Program Pasca Sarjana Institut
Teknologi Bandung, ITB, Bandung, 2006.
Yonathan, Arman “Perancangan Buku “Ulin Yu!!” sebagai upaya pelestarian Permainan Rakyat
Jawa Barat”, Skripsi, Program Sarjana Desain Komunikasi Visual, Maranatha, Bandung,
2009
Yupi Sundari, “Strategi Komunikasi Kelompok Sambasunda dalam Mengembangkan Musik
Tradisional Sunda”, Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Komunikasi, UNPAD,
Bandung, 2006
www.wikipedia.org
http://id.depsos.go.id
http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/print/edisi=179
Wawancara M. Zaini Alif, 17 Mei 2009
Wawancara Mohammad Djunardi, 15 Mei 2009.
146 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623
Sidiq Setyawan
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : ss122@ums.ac.id
ABSTRAK
Kamera DSLR sebagai sebuah produk inovasi memiliki cara tersendiri untuk dapat
diterima dan diadopsi oleh sebuah sistem sosial khususnya fotografer non profesional di
Kota Solo. Difusi inovasi menjelaskan secara sistematis bagaimana sebuah produk inovasi
DSLR disebarluaskan dan diterima oleh golongan inovasi di dalamnya. Sebagai sebuah
bentuk komunikasi khusus, dalam teori difusi inovasi terdapat dua pokok utama kajian
komunikasi, yakni bagaimana seorang komunikator maupun komunikan dalam golongan
inovasi bertindak untuk menyebarkan pesan dan menerima pesan. Kedua pokok bahasan
ini yang menjadi kunci bagaimana sebuah produk inovasi mampu efektif disebarkan dan
diterima (diadopsi) oleh golongan inovasi di dalamnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskiptif kualitatif. Peneliti menggunakan metode
studi kasus. Studi kasus cocok digunakan bila penelitian berkenaan dengan how dan why.
Peneliti menjabarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dalam bentuk narasi. Sampel dari
populasi yang diambil melalui proses teknik cuplikan dengan maximum variation sampling
atau pengambilan sampel variasi maksimum. Selain menggunakan teknik sampel variasi
maksimum, peneliti menggunakan teknik cuplikan snowball sampling. Peneliti mengambil
sampel fotografer non profesional di Kota Solo. Teknik pengumpulan data melalui in-depth
interview (wawancara mendalam) dan observasi lingkungan terhadap sampel penelitian.
Untuk validasi data, peneliti menggunakan triangulasi sumber
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa memiliki memiliki karakteristik dan saluran
komunikasi komunikasi tersendiri ketika mereka menerima informasi mengenai inovasi
dan memutuskan untuk mengadopsi teknologi tersebut. Hal ini misalnya bisa dilihat dari
pemilihan media dalam berkomunikasi dan menggunakan berbagai media untuk referensi
mengumpulkan informasi terkait dengan inovasi.
Kata kunci: difusi inovasi, innovator, early adopter, early majority, late majority, pola komunikasi.
ABSTRACT
DSLR camera as an innovation product has its own way to be accepted and adopted
by a social system, especially non-professional photographer in Solo. Innovation diffusion
explains systematically how a product of DSLR innovation is disseminated and accepted by
the innovation class within it. As a special form of communication, in innovation diffusion
theory there are two main points of communication study, that is how a communicator or
communicant in the class of innovation acts to spread the message and receive messages.
Both of these subjects are the key to how an innovation product can be effectively disseminated
and accepted (adopted) by the innovation class within it.
This type of research is descriptive qualitative research. Researchers use case study
methods. Case studies are appropriate when research is concerned with how and why.
Researchers describe the results of research conducted in the form of narration. Samples
from populations taken through a snippet technique process with maximum variation
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi 147
Keywords: innovation diffusion, innovator, early adopter, early majority, late majority, pattern
keinginan masyarakat untuk mau terus nyata terutama ketika batasan antara
menggunakannya sebagai teknologi fenomena dan konteks tidak terlalu jelas.
terapan perlu mendapatkan perhatian. Lokasi penelitian dilaksanakan pada
Fang (dalam Ittersum, dkk, 2006) melihat fotografer non profesional di Kota Solo.
bahwasanya tingkat kompleksitas sebuah Kota Solo dipilih karena pengguna kamera
teknologi akan berpengaruh pada DSLR dan pecinta fotografi banyak tersebar
kepercayaan seseorang untuk menerima di kota ini. Dari informan di lapangan
teknologi tersebut. melalui wawancara dan observasi. Data
Selain faktor-faktor yang tersebut di dalam penelitian ini dibagi menjadi dua,
atas, faktor lain seperti opinion leader dalam data primer adalah data yang diperoleh
sebuah sistem sosial turut berperan dalam melalui wawancara berbentuk narasi
tingkat adopsi sebuah teknologi khususnya sedangkan melalui kegiatan observasi
DSLR tersebut. Forlani & Parthasarathy peneliti mendapatkan data dalam bentuk
(dalam Tolba, 2003) melihat Opinion leader narasi dan foto yang dipergunakan untuk
sebagai seorang yang mampu melakukan memperkuat data yang diperoleh melalui
akselerasi terhadap sebuah adopsi wawancara.
teknologi. Keberadaanya dalam sebuah Observasi, yaitu pengamatan dan
sistem masyarakat mampu mengurangi pencatatan yang sistematis terhadap
setidaknya kegagalan sebuah teknologi gejala-gejala yang diteliti. Peneliti turut
ketika diperkenalkan dalam masyarakat aktif melakukan observasi pada kegiatan
atau sistem sosial tertentu. fotografer non profesional dalam melakukan
kerja di dunia fotografi yang mereka geluti.
Fotografer Profesional dan Fotografer Hasil dari observasi ini disajikan dalam
Non Profesional bentuk narasi dan foto yang dipergunakan
Perdebatan mengenai definisi pro dan untuk memperkuat data yang diperoleh
amatir dalam dunia fotografi memang masih melalui wawancara.
berlangsung sampai saat ini. Sebagian dari Data Sekunder yaitu data yang
mereka yang memegang kamera jenis DSLR diperoleh dengan mengutip sumber-
tidak mau dikatakan amatir namun, dari sumber melalui dokumen-dokumen, buku-
segi eksekusi dan attitude dalam fotografi buku, arsip-arsip, dan catatan-catatan yang
mereka belum dikatakan profesional berhubungan dengan objek penelitian.
begitu pun sebaliknya. Banyak pula
Peneliti melakukan studi dokumen/arsip
fotografer amatir yang tidak bekerja secara
mengenai sejarah kamera, dokumen/arsip
profesional (dibayar) namun, dalam segi
mengenai kegiatan jurnalisme dan fotografi
hasil melebihi profesional. Dalam penelitian
yang dibuat melalui media kamera analog
ini, peneliti memberi batasan mengenai
maupun digital.
definisi fotografer non profesional sebagai
orang dengan hobi fotografi bukan untuk Data yang diperoleh dari wawancara.
menafkahi kehidupan mereka, atau bisa Wawancara mendalam (in-depth
disebut fotografi hobi. interviewing) dilakukan kepada beberapa
informan untuk menggali informasi yang
dibutuhkan peneliti. Wawancara dilakukan
C. Metodologi Penelitian dengan pertanyaan yang bersifat terbuka
Pendekatan yang dilakukan peneliti dan mengarah pada kedalaman informasi,
adalah menggunakan metode studi kasus serta dilakukan dengan cara yang tidak
dimana metode ini cocok digunakan bila secara formal tersturktur guna menggali
penelitian berkenaan dengan how dan why. pandangan subjek yang diteliti tentang
Yin (2002 : 13) menyebutkan bahwa studi banyak hal yang sangat bermanfaat untuk
kasus sebagai sebuah bentuk penelitian menjadi dasar penggalian informasinya
yang mencoba menginvestigasi fenomena secara lebih jauh, lengkap, dan mendalam.
kontemporer dalam konteks kehidupan Wawancara dihentikan apabila data yang
152 Komuniti, Vol. 9, No. 2, September 2017 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623
didapatkan dapat memenuhi kebutuhan Teknik analisa data pada penelitian ini
informasi yang diperlukan. menggunakan analisis yang dikemukakan
Teknik cuplikan pada penulisan ini oleh Yin (2002:111-112) strategi yang
dilakukan dengan maximum variation pertama dan lebih disukai adalah mengikuti
sampling atau pengambilan sampel variasi proposisi teoritis yang memimpin studi
maksimum. Strategi pengambilan sampel kasus. Proposisi-proposisi tersebut
variasi maksimum dimaksudkan untuk dapat membentuk rencana pengumpulan data dan
menangkap atau menggambarkan suatu karenanya memberi prioritas pada strategi
tema sentral dari studi melalui informasi analisis yang relevan. Proposisi teoritis
yang silang menyilang dari berbagai tipe membantu peneliti memfokuskan perhatian
responden (Slamet, 2006:65-66). Cara pada data tertentu dan mengabaikan
menyusun pengambilan sampel variasi data yang lain. Proposisi teoritis tentang
maksimum adalah sebagai berikut : peneliti hubungan-hubungan kausal – jawaban-
memulai dengan mengambil responden jawaban terhadap pertanyaan “bagaimana”
yang memiliki ciri-ciri yang berbeda. dan “mengapa” – bisa sangat berguna untuk
menuntun analisis studi kasus.
Selain menggunakan teknik sampel
variasi maksimum, peneliti menggunakan Pawito (2007:146) mengemukakan
teknik cuplikan snowball sampling. Pawito bahwasanya analisis dalam studi kasus
(2007:93) melihat teknik cuplikan ini dapat dilakukan dengan membandingkan
untuk mengimplikasikan jumlah sampel (mencari persamaan atau perbedaan) yang
yang semakin membersar seiring dengan ada diantara unit analisis yang berbeda-
perjalanan waktu pengamatan. Peneliti beda, menghubung-hubungkan satu
berangkat dari seorang infroman untuk dengan yang lain.
mengawali pengumpulan data. Kepada Peneliti melakukan analisis data
informan ini peneliti menanyakan siapa dengan menemukan gejala pada tiap unit
lagi berikutnya (atau siapa saja) orang analisis yang diteliti kemudian melakukan
yang selayaknya diwawancarai, kemudian perbandingan dengan teori-teori yang
peneliti beralih menemui informan digunakan sebagai acuan untuk kemudian
berikutnya sesuai yang disarankan oleh mengambil kesimpulan baru dari hasil
informan pertama, dan begini seterusnya analisa tersebu
hingga peneliti merasa yakin bahwa data
yang dibutuhkan sudah didapatkan secara
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
memadai.
Digitalisasi menurut Rogers (1983 : 135)
Guna menjamin dan mengembangkan
adalah sebuah produk inovasi, sedangkan
validitas data yang akan dikumpulkan
inovasi merupakan ide, gagasan, atau
dalam penelitian ini, teknik pengembangan
konsep yang diterima sebagai sesuatu yang
validitas data menggunakan teknik
baru oleh masyarakat atau unit penerima
triangulasi sumber atau menurut istilah
yang lain. Dalam penelitian ini, inovasi yang
Patton (1984) juga disebut sebagai
dimaksudkan adalah kamera DSLR sebagai
triangulasi data.
sebuah bentuk inovasi daripada kamera
Dalam penelitian ini peneliti analog yang telah muncul sebelumnya.
menggunakan teknik triangulasi data
Kamera DSLR merupakan bentuk
yakni triangulasi sumber. Triangulasi
pembaruan dari kamera analog dari sisi
sumber mengarahkan peneliti agar di
hardware maupun software. Sebagai sebuah
dalam mengumpulkan data, dia wajib
inovasi, pengguna kamera ini memiliki
menggunakan beragam sumber data yang
pertimbangan-pertimbangan apakah
berbeda- beda yang tersedia. Artinya, data
inovasi tersebut akan diadopsi ataukah
yang sama atau sejenis, akan lebih mantap
tidak. Setidaknya inovasi harus memenuhi
kebenarannya bila digali dari beberapa
unsur-unsur sebagai berikut menurut
sumber data yang berbeda.
Rogers (1983).
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi 153
hal ini akan memicu bagaimana diskusi proses pencarian informasi melalui
terhadap teknologi, dan permintaan media massa internet. Melalui website
informasi evaluasi atas inovasi pada yang menyajikan informasi terkait
sebuah sistem sosial tertentu. DSLR mereka akan mencari informasi
Dari hasil wawancara didapatkan bagaimana teknik menggunakan DSLR,
fakta bahwasanya informan mendapat bagaimana teknik merawat DSLR, dan
pengetahuan dan melihat fungsi dan bagaimana menentukan seri terbaik
manfaat dari penggunaan DSLR melalui yang sesuai dengan minat pengguna.
jaringan pertemanan dan komunitas
fotografer. Selain itu informasi nilai guna 3. Jangka Waktu
kamera DSLR didapat melalui media Sejak gencar diperkenalkan ke pasar
massa internet dalam website tertentu. pada tahun 2003 melalui seri entry level
300D, informan pada penelitian ini mulai
2. Saluran Komunikasi memakai kamera DSLR pertama mereka
Sistem sosial turut mempengaruhi pada tahun 2014 hingga 2015. Terhitung
bagaimana kecepatan atau akselerasi sekita 10 tahun sejak kamera DSLR
sebuah penerimaan inovasi. Triandis, dkk pertama muncul, sejumlah ninforman mulai
(dalam Tolba, 2003) sistem sosial erat mengenal dan mencari informasi terkait
kaitanya pula dengan tingkat individualistik DSLR mulai tahun 2013 hingga tahun 2014.
dan kolektivitas adopter dalam masyarakat
yang faktor penting yang mempengaruhi 4. Sistem Sosial
sebuah penerimaan teknologi. Roth, dkk (dalam Tolba, 2003) melihat
bahwasanya seseorang adopter yang
a. Komunikasi Antar Pribadi
individualis dalam sebuah sistem sosial
Pada pengguna kamera DSLR di melihat pada bagaimana kepercayaan dan
kalangan non profesional mendapatkan norma yang ada pada dirinya mempengaruhi
informasi terkait penggunaan kamera kepercayaannya pada teknologi.
DSLR melalui saluran komunikasi antar
Sementara Wickliffe & Pysarchik (dalam
pribadi dengan anggota komunitas
Tolba, 2003) melihat bahwa konsesus grup
fotografi, maupun orang terdekat yang
penting pada tahap pengambilan keputusan
lebih dahulu menggunakan teknologi
dalam tingkat kolektif grup (kelompok).
tersebut.
Triandis, dkk; Haris & Nibler (dalam
Triandis, dkk; Haris & Nibler (dalam
Ittersum, dkk, 2006), seseorang yang
Ittersum, dkk, 2006), seseorang yang
individualis dan cenderung out-of
individualis dan cenderung out-of
group memiliki tingkat adopsi teknologi
group memiliki tingkat adopsi teknologi
yang cenderung lebih lama dibanding
yang cenderung lebih lama dibanding
seseorang yang berada dalam lingkup in-
seseorang yang berada dalam lingkup
group yang mampu mempengaruhi adopsi
in-group yang mampu mempengaruhi
lebih cepat.
adopsi lebih cepat.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan
Saluran komunikasi tidak
kepada informan didapatkan informasi
berpengaruh dominan pada keputusan
bahwasanya orang-orang di sekitar mereka
adopsi pengguna kamera DSLR pada
baik melalui komunitas maupun hubungan
golongan ini karena berkembangnya
interpersonal tidak mempengaruhi proses
media massa terutama internet yang
keputusan mengadopsi teknologi DSLR
menyajikan banyak informasi mengenai
tersebut.
DSLR tersebut.
Hal ini dikarenakan sejumlah informasi
b. Media Massa terkait inovasi DSLR didapatkan melalui
Keputusan adopsi kamera DSLR sumber media massa.
pada golongan ini dipengaruhi dari
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi 155
yang mereka pilih. Dalam tahapan jenis DSLR juga sesuai dengan kebutuhan
ini individu bebas untuk meneruskan rekam gambar yang saat ini dituntut cepat
penggunaan inovasi maupun untuk dan memiliki kualitas yang maksimal.
berhenti menggunakannya. Kamera jenis DSLR juga mampu diamati
Adopter pada penelitian ini mantap kegunaannya serta bisa dicoba secara
untuk menggunakan kamera DSLR langsung untuk melihat fungsi dan hasil
karena inovasi kamera ini dirasa mampu kinerjanya.
mengakomodir semua kebutuhan rekam Para adopter dalam penelitian ini
gambar yang mereka perlukan. Tingkat menggunakan saluran komunikasi massa
konfirmasi untuk menggunakan DSLR khusususnya internet untuk mencari
akan terus bertahan selama belum ada informasi terkait dengan anatomi
inovasi baru yang akan menggantikan DSLR, cara penggunaan maupun teknis
teknologi yang ada saat ini. penggunaannya. Hal ini terjadi karena pada
periode adopsi mereka sejumlah informasi
banyak tersaji melalui website di intenrnet.
E. KESIMPULAN Saluran komunikasi interpersonal minim
Penelitian terkait difusi inovasi kamera digunakan pada adopter penelitian ini.
DSLR pada kalangan pengguna non Proses adopsi inovasi dalam penelitian
profesional ini menarik peneliti untuk melihat ini melalui lima tahap. Tahap tersebut
apa saja yang menjadi faktor sebuah inovasi meliputi knowledge (tahap pengetahuan),
diadopsi oleh adopter. Dari serangkaian persuasion (tahap persuasi), decision (tahap
data yang diperoleh oleh peneliti melalui pengambilan keputusan), implementation
wawancara dan pengamatan dapat (tahap penerapan), dan confirmation (tahap
disimpulkan bahwa teknologi kamera DSLR pemantapan). Proses adopsi dalam penlitian
sebagai sebuah inovasi dari produk inovasi ini berjalan lancar dan baik. Informan
kamera sebelumnya baik pocket maupun sebagai adopter melalui semua tahapan
analog mampu memberikan keuntungan tersebut sampai akhirnya mengadopsi
relatif yang tinggi bagi adopter. Kamera kamera DSLR ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rogers, Everett M. 1983. Diffusion of Innovations : Third Edition. New York: The Free Press.
Yin, Robert K. 2002. Case Study Research Design and Methods : Third Edition. California :
Sage Publications.
Pawito. 2007. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LKIS.
Wejnert, Barbara. Integrating Models of Diffusion of Innovations : A Conceptual Framework,
dalam annual Review of Sociology. 2002.
Van Der Veen, Marijke. Agricultural innovation: invention and adoption or change and
adaptation? dalam World Archaelogy : Agricultural Innovation Vol. 42 No. 1 hlm 1-12.
Tolba, Ahmed H. , Mourad, Maha. Individual and Cultural Factors Affecting Diffusion of
Innovation : Journal of International Business and Cultural Studies.
Ittersum, Koert Van. Understanding Technology Acceptance : Phase 1 – Literature Review and
Qualitative Model Develompment. 2006.
Investor Daily Indonesia, Penjualan Canon EOS Tembus 70 Juta Unit, diakses dari http://www.
investor.co.id/telecommunication/penjualan-canon-eos-tembus-70-juta-unit/78314.
html, pada tanggal 23 Februari 2014 pukul 16.00 WIB.