KELEBIHAN :
2. Desentralisasi Kekuasaan
Keuntungan lain dari demokrasi pancasila adalah bahwa, paling tidak dalam teori,
tidak ada orang yang memegang banyak kekuasaan. Keuntungan ini dapat dikurangi hingga
taraf tertentu dengan kontrol informasi, media misalnya menggunakan banyak kekuatan
politik di sebagian besar negara demokrasi. Desentralisasi adalah penyerahan Urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.
Dalam bentuk pemerintahan yang demokratis, semua orang akan diizinkan untuk
memilih dan berpartisipasi dalam mempertimbangkan apa yang mereka pikirkan tentang
masalah politik, sosial dan ekonomi negara itu, memastikan bahwa keputusan apa pun yang
dibuat, itu akan menjadi kepentingan mereka dan bukan hanya dari para pemimpin
pemerintahan. Publik benar-benar akan memegang kekuasaan dan memiliki pendapat yang
penting. Perasaan partisipasi ini akan memungkinkan perasaan bangga dan patriotisme yang
tidak sering terlihat di daerah dengan sistem politik yang berbeda.
5. Memaksakan kesetaraan
Pemungutan suara setiap orang memiliki bobot yang sama, membuat bentuk
pemerintahan demokratis yang dibangun di atas kesetaraan. Tidak hanya dalam demokrasi,
tetapi ini berlaku di semua bentuk pemilihan politik, membuat semua orang merasa didengar
dan penting.
5. Eksploitasi Minoritas
Dalam demokrasi pancasila, tidak ada yang dapat mencegah mayoritas
mengeksploitasi minoritas kecil. Untuk alasan ini, checks and balances dari struktur
keseimbangan pemerintahan pemerintah Amerika Serikat (memilih pejabat untuk kongres
dan kepresidenan) dengan struktur non-demokratis (penunjukan eksekutif dan yudisial).
6. Cacat Aturan
Bahkan ketika setiap orang memiliki tujuan yang baik, mayoritas yang kurang
informasi dapat membuat keputusan buruk yang melukai semua orang. Ini bisa menjadi
masalah khusus setiap kali ada kebijakan untuk memberlakukan yang memiliki implikasi
halus dan rumit. Karena mayoritas menurut definisi bukan kelompok yang berpendidikan
paling tinggi, pendidikan massa menjadi faktor pembatas dalam efektivitas demokrasi.
7. Disiplin Waktu
Dalam organisasi dengan rapat dewan terbuka yang dijalankan oleh demokrasi
langsung, masalah yang menarik muncul, yaitu bahwa orang-orang yang memiliki waktu
luang paling dapat mempengaruhi organisasi yang paling, karena alasan sederhana bahwa
mereka dapat muncul ke lebih banyak pertemuan dan berpartisipasi lebih banyak. Orang
dengan tanggung jawab lain, di sisi lain, tidak bisa.
Pancasila :
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan
tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam
beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati
sebagai hari lahirnya Pancasila.
Komunis :
stilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional. Komunisme
atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh
dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari
pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".
Dalam komunisme, perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi
melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh
atau yang lebih dikenal dengan proletar (lihat: The Holy Family [7]), namun pengorganisasian
Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai. Partai membutuhkan
peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika
dicetuskan oleh Politbiro.
Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat
pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal pada individu.
pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu,
seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata,
Komunisme memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh
elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang
bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal
hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.