BAB 7 Wawancara Tatap Muka Dan Telepon
BAB 7 Wawancara Tatap Muka Dan Telepon
Wawancara bisa dilakukan dengan tatap muka (face to face interview) atau melalui telepon (telephone
interview). Wawancara juga dapat dilakukan dengan computer (computer-assisted interview –CAI).
Meskipun kebanyakan wawancara tidak terstruktur dalam penelitian bisnis dilakukan dengan tatap
muka. Wawancara terstruktur dapat dilakukan dengan tatap muka atau melalui telepon, tergantung
pada tingkat kerumitan persoalan yang terlibat, kemungkinan durasi wawancara, kenyamanan kedua
pihak, dan wilayah geografis yang tercakup dalam survei.
Wawancara telepon adalah wawancara yang paling tepat jika informasi dari banyak responeden yang
tersebar di wilayah geografis yang luas harus segera diperoleh, dan kemungkinan setiap wawancara
durasi 10 menit atau kurang
1. Dapat berkomunikasi dengan beberapa orang yang berbeda (jika diperlukan di seluruh negeri
atau bahkan secara internasional) dalam periode waktu yang relatif singkat
2. Menghilangkan ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan oleh beberapa dari mereka ketika
menghadapi pewawancara
3. Sebagian besar responden akan merasa lebih nyaman mengungkapkan informasi pribadi melalui
telepon dibanding tatap muka
1. Responden dapat mengakhiri wawancara tanpa peringatan atau penjelasan, dengan menutup
telepon
2. Peneliti tidak dapat melihat responden untuk membaca komunikasi non verbal.
Bias pengambilan sampel, termasuk ketidakmampuan untuk menghubungi sesorag yang nomor
teleponnya sudah berubah, juga dapat memengaruhi kualitas data penelitian.
Terdapat dua jenis program wawncara dengan bantuan computer : CATI (Computer assisted telephone
interviewing) dan CAPI (Computer Asisted personal interviewing)
CATI = teknik survei telepon dimana interviewer mengikuti script yang disediakan oleh software
computer. Software dapat di atur mengikuti alur pertanyaan. Komputer mempercepat pertanyaan
dengan bantuan software dan responden memberikan jawaban. Komputer memilih nomor telepon,
menghubungi, dan menyimpan respons dalam arsip data. Kemudian data di analisis
CAPI allows the interviewer to customize the survey, so that respondents answer questions only about
subjects they're familiar with and receive questions in a random order to avoid biases. CAPI also seeks to
improve accessibility to data and to make the interviewing process more entertaining. Although
traditionally used on individual PCs, CAPI is now also being administered on the Web
CAPI = teknik interview dimana responden atau interviewer menggunakan pernangkat elektronik untuk
menjawab pertanyaan yang ditanyakan. Metode ini digunakan bila pertanyaan panjang dan kompleks.
Diklasifikasikan sebagai personal interview karena pewawancara biasanya membimbing responden.
Pewawancara dapat menyesuaiakan pertanyaan sehingg responden menjawab pertanyaan pada subjek
yang sudah familiar dan menerima pertanyaan secara acak untuk menghindari bias.
Jika tidak ada pewawancara, maka dapat dilakukan sendiri oleh responden ( self – administreted) yaitu
responden dapat menggunakan computer mereka sendiri untuk menjalankan program dan
memasukkan respons mereka. Akan tetapi tidak semua orang merasa nyaman untuk menggunakan
computer pribadi mereka.
Secara singkat, kelebihan wawancara dengan bantuan computer dapat dinyatakan sebagai pengumpuan
informasi yang lebih cepat dan akurat, ditambah analisis data yang lebih cepat dan mudah, biaya
pelaksanaan yang rendah, dan tabulasi hasil secara otomatis yang memungkinknan
Komputer sangat memudahkan pekerjaan pewawancara terkait dengan pengkodean, tabulasi dengan
tulisan tangan, dan seterusnya. Indeks data otomatis dapat dilakukan dengan program khusus. Dua jenis
model operasinya adalah
Dengan demikian, kita melihat bahwa computer membuat pengaruh besar dalam pengumpulan data.
Dengan kemajuan teknologi yang lebih besar serta menurunnya biaya perangkat keras dan lunak.
Tinjauan Wawancara
METODE PROYEKTIF
Ide atau pemikiran tertentu yang tidak dapat dengan mudah diungkapkan dengan kata – kata atau yang
tetap berada dalam pikiran responden selalu dapat diungkap memlalui peneltian motivasional. Teknik
yang lazim untuk mendapatkan data semacam itu adalah asosiasi kata, penyelesaian kalimat, thermatic
apperception tests (TAT), uji inkblot (inkblot test), dan sebagainya
Teknik asosiasi kata, meminta responden dengan cepat mengasosiasoikan sebuah kata. Respons
tersebut memberikan wawasan terkait persaan dan sikat seseorang terhadap pekerjaan.
Misalnya hal yang pertama muncul di pikiran mereka tentang pekerjaan sering digunakan untuk
mendapatkan sikap dan perasaan yang sebenarnya. Jawaban tersebut akan menjadi indikasi mengenai
apa arti pekerjaan bagi individu yang bersangkutan.
Thematic Apperception Test meminta responden untuk merangkai cerita di sekitar gambar yang
ditunjukkan. Beberapa pola kebutuhan dan arakteristik kepribadian dari responden dapat ditelusuri
dengan menggunakan tes tersebut
Uji Inkblot (inkblot test) bentuk penelitian motivasional lainnya, menggunakan noda tinta (inkblot)
bewarna yang diinterpretasikan oleh responden yang menjelaskan apa yang mereka lihat dalam
beragam pola dan warna tersebut
Ide dibalik penelitian motivasional adalah bahwa secara emosional (“saya mengidentifikasianya dengan
hal itu – perasaan) dan bukan secara rasional ( hal itu baik bagi saya – pemikiran)