Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24

jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan

peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena trauma maupun infeksi

(WHO MONICA, 2010. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan

fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Kowalak, 2013).

Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Stroke dapat

terjadi karena pembentukan trombus disuatu arteri serebrum, akibat emboli yang mengalir

ke otak dari tempat lain di tubuh, atau akibat perdarahan otak (Kowalak 2013)

Pada 1053 kasus stroke di 5 rumah sakit di Yogyakarta angka kematian tercatat

sebesar 28.3%; sedangkan pada 780 kasus stroke iskemik adalah 20,4%, lebih banyak pada

laki-laki. Mortalitas pasien stroke di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta menduduki peringkat

ketiga setelah penyakit jantung koroner dan kanker, 51,58% akibat stroke hemoragik,

47,37% akibat stroke iskemik, dan 1,05% akibat perdarahan subaraknoid (Lamsudin, 1998).

Penelitian prospektif tahun 1996/1997 mendapatkan 2.065 pasien stroke dari 28 rumah

sakit di Indonesia. Survei Departemen Kesehatan RI pada 987.205 subjek dari 258.366

rumah tangga di 33 propinsi mendapatkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian

utama pada usia > 45 tahun (15,4% dari seluruh kematian). Prevalensi stroke rata-rata adalah

0,8%, tertinggi 1,66% di Nangroe Aceh Darussalam dan terendah 0,38% di Papua

(RISKESDAS, 2011).

Stroke merupakan penyebab terbanyak terjadinya kematian. oleh karena itu jika

tidak segera ditangani maka akan menyebabkan terjadinya komplikasi. Salah satu

komplikasi dari stroke adalah hemiplegia (Baticaca, 2011). Hemiplegia adalah kelumpuhan

1
total pada lengan, kaki pada sisi yang sama dari tubuh. Hempilegia lebih parah dari

hemiparese, dimana setengah dari tubuh memiliki kelemahan kurang. Penyebab paling

umum adalah stroke. Stroke dapat menyebabkan berbagai gangguan gerak, tergantung pada

lokasi. Hemiplegia adalaha umum ketika stroke mempengaruhi saluran krtikupsinalis.

Penyebab lain hemiplegia termasuk cidera tulang belakang. Hemiplegia terjadi di otak atau

sumsum tulang belakang otot hemiplegia menampilkan fitur dari Sindrom Neuron motor

Atas. Fitur lain dari kelemahan termasuk kontrol gerakan menurun, clonus (serangkaian

kontraksi otot tak sadar yang cepat), kelenturan, refleks tendon dalam berlebihan dan

penurunan daya tahan.

Hemiplegia ditandai dengan sulit bicara, penurunan kekuatan otot dan juga nyeri

bahu yang sering dikaitkan dengan kerugian eksternal rotasi sendi glenohumeral. Ada

beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi nyeri bahu pada orang dengan

hemiplegia yaitu dengan strapping/pengikat bahu, fisioterapi, medikamentosa dan masih

banyak lagi. Seperti yang dijelaskan pada jurnal ini bahwa modifikasi kursi roda

“armsupport” dapat menurunkan nyeri pada pasien dengan stroke yang mengalami

hemiplegia.

Modifikasi kursi roda “whellchair arm support” adalah bentuk kursi roda yang

dimodifikasi dengan diberi bantalan pada tangan/pegangan tangan. Dimana bantalan ini

berfungsi untuk menyangga/mempertahankan posisi tangan pasien yang mengalami

hemiplegi agar tidak merasakan nyeri. Pada jurnal ini dijelaskan bahwa kursi roda yang

dimodifikasi telah terbukti menurunkan nyeri bahu pada pasien stroke dengan hemiplegia.

Jurnal yang didapat sangat bermanfaat bagi pasien yang mengalami penyakit stroke dengan

hemiplegia serta dapat menambah keilmuan baru berbasis teknologi bagi perawat, sehingga

penulis tertarik untuk menganalisis jurnal ini.

2
1.2 Tujuan Penelitian

a. Memaparkan informasi terkini dengan evidence based di area keperawatan terkait intervensi

keperawatan pada pasien dengan penyakit stroke.

b. Memberikan penjelasan tentang temuan terbaru atau inovasi didunia keperawatan terkait

uji acak terkontrol dari modifikasi kursi roda “arm-support” untuk mengurangi nyeri

pada pasien dengan stroke.

c. Meningkatkan critical thingking tentang manfaat hasil penelitian tersebut bagi dunia

keperawatan.

3
BAB II

JURNAL PENELITIAN

2.1 JURNAL PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai