PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup
bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah
memiliki tatanan kehidupan, norma-norma dan adat istiadat yang ditaati dalam
lingkungannya. Manusia sebagai suatu sistem sosial menunjukkan bahwa
semua orang bersatu untuk saling melindungi dalam kepentingan bersama dan
berfungsi sebagai satu kesatuan dan secara terus menerus mengadakan
hubungan (interaksi) kepada sistem yang lebih besar dengan demikian apabila
terdapat masalah kesehatan dalam suatu masyarakat akan saling
mempengaruhi dan dapat menurunkan derajat kesehatan nasional.
Pembahasan mengenai kesehatan tentunya tidak terlepas dari definisi
klasik WHO tentang kesehatan, yaitu keadaan sempurna baik fisik, mental,
dan sosial serta tidak sedang menderita sakit atau kelemahan. WHO
memasukkan istilah sosial, karena sosial berarti hidup bersama dalam
kelompok dengan situasi yang saling membutuhkan satu dengan yang lain
(Efendi F & Makhfudli, 2012).
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal
maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan
kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran
serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.
Sasaran Perkesmas adalah seluruh komponen masyarakat yang
terdiri atas individu, keluarga, dan kelompok beresiko tinggi termasuk
kelompok penduduk yang berada di daerah kumuh, terisolasi berkonflik, dan
daerah yang tidak terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Pelayanan esensial
1
yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Pelaksanaan pelayanan kesehatan
masyarakat terfokus pada peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat,
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu,
kelompok sampai tingkat RW.
Wilayah komunitas yang menjadi kelompok binaan adalah daerah
RW 05 Kelurahan Bakalan krajan Kecamatan Sukun Kota Malang Provinsi
Jawa Timur di bawah wilayah kerja Puskesmas Ciptomulyo. Berdasarkan hasil
dari pengkajian yang dilakukan didapatkan data dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 600 KK. Untuk diberikan asuhan keperawatan komunitas,
kondisi lingkungan RW 5 Kelurahan Bakalan Krajan merupakan daerah yang
sebagian besar terdapat perumahan warga di sepanjang gang.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan ditemukan masalah
lingkungan yaitu kondisi ventilasi yang kurang baik sebanyak 41 rumah
(39,0%), kondisi ventilasi yang cukup 31 rumah (29,5%), kondisi ventilasi
yang baik hanya 1 rumah (1,0%). Pada kondisi pencahayaan yang buruk
sebanyak 43 rumah (41,0%), sedangkan kondisi pencahayaan yang baik hanya
29 rumah (27,6 %). Pada pembuangan limbah cukup memprihatinkan yaitu
sebanyak 44 rumah (46,7%) membuang limbah ke sungai, sedangkan hanya 29
rumah (27,6%) yang membuang limbah ke septitank. Selain itu sebanyak 47
rumah (44,8%) tidak memiliki pekarangan, sedangkan rumah yang memiliki
pekarangan hanya 26 (24,8%). Keluhan penyakit yang terbanyak adalah
Hipertensi 20 orang (9,75%), DM 11 orang (5,36%), Batuk pilek 5 orang
(2,4%), Gagal ginjal 1 orang (0,48%), Pegal-pegal 4 orang (1,9%), Rhematik 2
orang (0,97%), dan tidak sakit 159 orang (77,56%).
Melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang
kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk
mendapatkan hasil yang optimal secara mandiri dibutuhkan pengalaman selain
pengetahuan dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas
menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari
2
pengkajian dengan cara mengumpulkan data, melakukan analisa terhadap data-
data yang diperoleh, menentukan diagnosa atau permasalahan dan menyusun
rencana sesuai permasalahan yang ditemukan, kemudian pelaksanaan dan yang
terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Dari hasil analisis situasi di wilayah RW 05 Kelurahan Bakalan
Krajan Kecamatan Sukun serta wawancara dengan pihak Puskesmas, kader
kesehatan dan beberapa tokoh masyarakat, ditemukan beberapa permasalahan
yang sedang dihadapi meliputi kondisi ventilasi yang buruk, pencahayaan
yang kurang, dan terdapat banyak penderita penyakit Hipertensi.
Adapun yang menjadi pertimbangan dalam perumusan program
kerja adalah sebagai berikut :
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai
dengan kapasitas yang mereka miliki, terutama di wilayah RW 05
Kelurahan Bakalan Krajan Kecamatan Sukun Kota Malang Provinsi Jawa
Timur.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan praktek keperawatan komunitas, tujuan yang
ingin dicapai adalah :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di
wilayah RW 05 Kelurahan Bakalan Krajan Kecamatan Sukun Kota
Malang Provinsi Jawa Timur.
b. Merumuskan bersama masyarakat alternatif untuk memecahkan
masalah yang telah teridentifikasi.
3
c. Memotivasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit di wilayah
RW 05 Kelurahan Bakalan Krajan Kecamatan Sukun Kota Malang
Provinsi Jawa Timur.
d. Menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui kegiatan
pendidikan kesehatan pada masyarakat di wilayah RW 05 Kelurahan
Bakalan Krajan Kecamatan Sukun Kota Malang Provinsi Jawa Timur.
e. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ada di wilayah RW 05 Kelurahan Bakalan
Krajan Kecamatan Sukun Kota Malang Provinsi Jawa Timur.
D. Manfaat
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Untuk Puskesmas
Memberikan gambaran tentang masalah kesehatan dan kegiatan-kegiatan
Keluarga Sehat (KS) sehingga diharapkan dapat melakukan intervensi
keperawatan dan berupaya untuk mengatasi masalah kesehatan di
masyarakat serta memperdayakan masyarakat dalam program kerja yang
telah dibentuk di wilayah RW 05 Kelurahan Bakalan Krajan Kecamatan
Sukun Kota Malang Provinsi Jawa Timur.
2. Untuk Masyarakat
a. Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk,
kesehatan lingkungan perumahan, pendidikan, keselamatan dan
permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang ada/
kegiatan sosial kemasyarakatan.
b. Mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
c. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti, dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang ada di masyarakat.
4
3. Untuk Mahasiswa
a. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keparawatan komunitas.
b. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat.
c. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
d. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat.
e. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian, dan hubungan
interpersonal.
5
Diskusi kelompok terfokus dapat mengungkapkan dan menggali
informasi mengenai berbagai temuan issue dalam rangka menguatkan
atau melakukan silang pendapat di lapangan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kesehatan dapat tercapai dengan cara efektif, efisien dan tepat sasaran.
adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah, dan sosial yang
dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam
7
tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (Self
adalah :
masyarakat.
optimal.
8
Strategi pelayanan kesehatan utama adalah memotivasi masyarakat
agar dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan.
kesehatan
6. Imunisasi
8. Tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan penggunaan obat
teknologi tepat guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang ada didalam
9
pelayanan kesehatan menadi tingkat rumah tangga (individu atau keluarga),
pertama (rumah sakit tipe A dan B), serta menyelenggarakan kerjasama lintas
sektoral dan lintas program yang melibatkan peran serta masyarakat. Peran
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam
10
wilayah desabinaan dan lain sebagainya.Sedangkan dalam kelompok
(Public Health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
(Harnilawati,2013)
(Wahyudi, 2010).
11
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (Direct Care) terhadap
komunitas.
tersebut:
tersebut;
12
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
13
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
c. Kerjasama (Partnership)
bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
perawatan untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan
14
kasus kedaruratan misalnya penyakit influenza, batu dll. Perawat juga
2011).
15
fleksibel, berkemampuan, kreatif dan percaya dir, sekaligus memiliki
(3) imunisasi, (4) peningkatan gizi, (5) penanggulangan diare, (6) sanitasi
lengkap pada waktu dan tempat yang sama. Posyandu dipandang sangat
16
berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi
penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak.Kegiatan ini juga
masyarakat.
17
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model
Health Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan
garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten
Utama
18
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk
a. Tingkat individu
19
individu yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan
b. Tingkat keluarga
kesehatan anggotanya.
c. Tingkat komunitas
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
yang mencakup tiga aspek yaituprimer, sekunder dan tertier melalui proses
individu dan kelompok dengan kerja sama lintas sktoral dan lintas
program.
20
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri
1) Pencegahan primer
yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil,
2) Pencegahan sekunder
3) Pencegahan tersier
21
dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada
keperawatan.
b) Pengorganisasian masyarakat
tahapan-tahapan berikut:
22
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi
masyarakat.
c) Tahap akhir
23
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusu
kesehatan masyarakat dan ilmu social yang merupakan bagian dari integral
kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit
24
pembuatan kontrak / partner ship dan meliputi pengkajian, diagnose,
(Mubarak, 2011).
a. Pengkajian
ditentukan.
1) Pengumpulan Data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain:
lain:
bagi penduduk.
25
(2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang
masyarakat.
kesehatan.
terjadi.
26
2) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan
lisan.
3) Sumber Data
individu
5) Pengelolaan Data
27
6) Tabulasi data
7) Interprestasi data
8) Analisa Data
keperawatan.
9. Diagnose Keperawatan
28
b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
terjadi.
10. Perencanaan/Intervensi
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam menentukan diet yang
tepat.
11. Pelaksanaan/Implementasi
29
hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota mayarakat
penyakit.
kebutuhan komunitas.
12. Penilaian/Evaluasi
intervensi
keperawatan
30
C. Realisasi Pemecahan Masalah
1. Tahap Persiapan
merupakan tahap awal dari semua kegiatan yang akan dilakukan oleh
31
antara lain dengan Ketua RT, Tokoh Agama dan kader kesehatan yang
wawancara yang telah kami persiapkan. Selain itu kami juga melakukan
masjid, dan pelayanan kesehatan yang ada, serta transportasi yang biasa
2. Tahap Pelaksanaan
32
sample minimal apabila perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui
di wilayah RW 05
d. Tabulasi data dan analisa data pada tanggal 16-20 April 2019. Setelah
33
Masyarakat Rukun Warga (MMRW 1). Pengolahan data mencakup
34
BAB III
A. Geografi
1. Data Umum
a. Kelurahan Bareng
Kelurahan Bareng merupakan kelurahan yang terletak di
wilayah Kecematan Klojen, Kota Malang Provinsi Jawa Timur.
Kelurahan ini terdiri dari 8 RW dan 74 RT. Penduduknya berjumlah
21.247 jiwa, laki-laki sebanyak 10.547 jiwa dan perempuan sebanyak
10.700 jiwa. Rentang usia 0-15 tahun sebanyak 8.322 jiwa, usia 15-65
tahun sebanyak 11.305 jiwa dan usia 65 tahun ke-atas sebanyak 1.620
jiwa.
b. RW 02
RW 02 merupakan salah satu wilayah yang berada di
Kelurahan BarengKecamatan Klojen Kota Malang Provinsi Jawa
Timur yang terbagi menjadi 11 RT.
2. Luas
Kelurahan Bareng memiliki luas daerah 10.650 km2 .
3. Batas Wilayah
a. Secara garis besar, kelurahan Barengdikelilingi oleh:
1) Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kelurahan Gading
Kasri
2) Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Kelurahan Tanjung
Rejo
3) Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kelurahan Pisang Candi
4) Sebelah Timur berbatasan langsung dengan Kelurahan Kauman
35
b. Secara spesifik, RW 02 dikelilingi oleh:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Gading Kari.
2) Sebelah Timur berbatasan dengan RW 1.
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan RW 08.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan RW 03.
4. Iklim
RW 02 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang
Provinsi Jawa Timur merupakan wilayah yang beriklim tropis dimana
hanya mengenal dua musim, yaitu:
a. Musim Hujan, dimulai sekitar bulan November sampai bulan Juni.
b. Musim Kemarau, dimulai sekitar bulan Juli sampai bulan Oktober.
36
- Suwono
h. Ketua RW II : Drs. Syarifuddin
i. Ketua RT I : Sudiono
j. Ketua RT II : Agus Winanrno Istoha
k. Ketua RT III : Nuriadi
l. Ketua RT IV : Slamet Kariyadi
m. Ketua RT V : Wasis Wibisono
n. Ketua RT VI : Dwi Sandi Purwono
o. Ketua RT VII : Karyadi
Selain itu, dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya,
Kelurahan Bareng memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan,
kesehatan masyarakat, ekonomi masyarakat, keamanan dan ketertiban,
partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga masyarakat, hingga
pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi sosial
kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan,
PSM (Pekerja Sosial Masyarakat), Gepoktan (Gabungan Kelompok Tani
dan Nelayan), KKB (Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga
Balita), WKSBM (Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat),
Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB, Dasawisma, PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan lain-lain.
Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota
pendidikan di Jawa Timur, pendidikan dari tingkat dasar, menengah
pertama, menengah atas hingga perguruan tinggi di wilayah Kelurahan
Bareng pun digalakkan. Di kelurahan ini terdapat tujuh buah gedung
Taman Kanak-kanak (TK), dua buah gedung Sekolah Dasar (SD), satu
buah gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP), dua buah gedung
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan satu buah gedung perguruan
tinggi.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakatnya, di Kelurahan Bareng juga terdapat Puskesmas Pembantu,
lima unit Posyandu, dan dua unit Poliklinik. Sementara untuk fasilitas
37
keagamaan, Kelurahan Bareng memiliki tujuh belas buah masjid,
sembilan buah mushola, dan sebuah gereja.
2. Sistem Kesehatan
RW 02 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kabupaten Malang
Provinsi Jawa memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yakni Posyandu
yang umumnya digunakan untuk imunisasi, pemeriksaan Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA), pemeriksaan Lansia dan pospindu Penyakit Terpadu
Menular yang diadakan sekali dalam satu sebulan. Dimana Posyandu di
RW 2 Kelurahan Bareng ada dua yaitu di RT 1 dan RT 7
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Wilayah Binaan
RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
Laki-laki 93 45,36
38
menjalankan tugas-tugas di ruang publik, peran perempuan diruang publik
akan menambah fungsi dan peran sosial di masyarakat.
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Pada Wilayah Binaan
RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
>60 th 51 24,8
25-59 th 98 47,8
12-21 th 29 14,1
5-11 th 21 10,2
<5 th 6 2,9
IRT 12 16.4
Swasta 53 72.6
PNS 4 5.5
Pensiunan 4 5.5
Total 73 100
39
(16,4,1%), karyawan swasta sebanyak 53 orang (72,6%), PNS sebanyak 4
orang (5,5 %) dan pensiunan sebanyak 4 orang (5,5 %).
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Pada Wilayah Binaan
RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
SD 5 12,3
SMP 7 9,6
SMA 47 64,4
D IV/S1 7 9,6
S2 3 4,1
Total 73 100
Islam 70 95.9
Kristen 1 1,4
Katolik 2 2,7
Total 73 100
40
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alamat Pada Wilayah Binaan
RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
RT 1 7 9,6
RT 2 13 17,8
RT 3 12 16,4
RT 4 13 17,8
RT 5 12 16,4
RT 6 5 6,8
RT 7 11 15,1
Total 73 100
Lansia 51 24,8
Dewasa 91 44,3
Ibu KB 7 3,4
Remaja 29 14,1
Balita 6 2,9
41
Berdasarkan tabel 3.7 distribusi frekuensi anggota keluarga pada
wilayah binaan RT 01 sampai RT 07 di dapatkan bahwa terbanyak yaitu
lansia dengan jumlah 51 orang (24,8 %), dewasa dengan jumlah 91 orang
(64,3 %), Ibu KB 7 orang (9,6 %), remaja dengan jumlah 29 orang (14,1%)
Anak Sekolah dengan jumlah orang 21 (10,2%), dan balita 6 orang (2,9%).
2) Sosial Ekonomi
Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penghasilan Pada Wilayah Binaan
RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
Total 73 100
BPJS 62 84,9
Tidak Memiliki 11 15
Total 73 100
42
Berdasarkan tabel 3.9 diperoleh hasil dari 73 KK (100 %) yang
memiliki BPJS sebanyak 62 orang (84,9%) dan tidak memiliki asuransi
sebanyak 11 orang (15%).
3) Lingkungan Fisik
a. Perumahan
Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Adanya Pekarangan
Sekitar rumah Pada Wilayah Binaan RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
Pekarangan sekitar Persentase (%)
Frekuensi
rumah
Tidak punya 47 64.4
Punya 26 35.6
Total 73 100
Kurang 41 56.2
Cukup 31 42.5
Baik 1 1.4
Total 73 100
43
Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pencahayaan Rumah
Pada Wilayah Binaan RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
Buruk 43 58.9
Cukup 29 39.7
Baik 1 1,4
Total 73 100
Buruk 37 50,7
Baik 36 49,3
Total 73 100
b. Kandang
Tabel 3.14 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi Kandang Pada
Wilayah Binaan RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
Bersekat 8 10,9
44
Tidak Punya 60 82,19
Total 73 100
Bersih 5 6,8
Total 73 100
Terbuka 42 57.5
Tertutup 31 42.5
Total 73 100
45
dalam keadaaan terbuka sebanyak 42 KK (57,5 %) dan dalam keadaan
tertutup sebanyak 31 % (42,5).
Tabel 3.18 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Cara Pembuangan Sampah
Pada Wilayah Binaan RT 01 – RT 07, Kelurahan Bareng
Angkut 73 100
Total 73 100
d. Sumber Air
Tabel 3.19 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Air Pada Wilayah
Binaan RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
PDAM 39 53.4
Sumur 34 46.6
Total 73 100
Terbuka 62 84.9
Tertutup 11 15.1
Total 87 100
46
Berdasarkan tabel 3.20 distribusi Frekuensi tempat penampungan
air sementara di wilayah RT 01 sampai RT 07 didapatkan penyimpanan
Terbuka sebanyak 62 KK (84,9 %) dan penyimpanan sebanyak 11 KK
(15,1 %).
Tabel 3.21 Distribusi Frekuensi Berdasarkan kondisi air dalam
penampungan sementara Pada Wilayah Binaan RT 01 – RT 07 Kelurahan
Bareng
Kondisi air dalam Persentase (%)
Frekuensi
penampungan
Berbau berasa berwarna 5 6.8
Total 73 100
e. Pembuangan Limbah
Tabel 3.22 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jarak sumber Air dengan
Septic Tank Pada Wilayah Binaan RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
Jarak sumber air dengan Persentase (%)
Frekuensi
septic tank
<10 m 44 60.3
>10 m 29 39.7
Total 73 100
47
Tabel 3.23 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pembuangan Air Limbah
Pada Wilayah Binaan RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
Selokan 24 32.9
Sungai 49 67.1
Total 73 100
Total 73 100
Sungai 34 46,6
Total 73 100
48
Berdasarkan tabel 3.25 distribusi Frekuensi tempat pembuangan air
limbah diwilayah binaan RT 01 sampai RT 07 ditemukan bahwa
pembuangan air limbah di septik tank sebanyak 39 KK (53,4 %) dan
sungai sebanyak 34 KK (46,6 %).
Tabel 3.26 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepemilikan WC Pada
Wilayah Binaan RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
Pribadi 69 94,5
Umum 4 5,5
Total 73 100
Terpelihara 60 57,1
Total 73 100
49
3) Rekreasi
Tabel 3.28 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pernah Rekreasi Pada
Wilayah Binaan RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
Ya 42 57,5
Tidak 30 41
Total 73 100
Taman 39 37,1
Pantai 6 8,2
Lain-lain 28 38,4
Total 73 100
Menonton TV 39 37,1
Jalan-jalan 22 30,1
Merokok 12 11,4
Total 73 100
50
(sumber: data Primer, 2019).
Berdasarkan tabel 3.30 distribusi Frekuensi waktu luang warga
diwilayah binaan RT 01 sampai RT 07 ditemukan bahwa pilihan
menonton TV 39 KK (37,1%), jalan-jalan 22 KK (30,1%), dan merokok
12 KK (16,4%).
Umum 40 38,1
Pribadi 33 31,4
Total 73 69,5%
< 5 km 73 100
> 5 km 0 0
Total 73 100
51
Madura 5 4,8
Jawa 68 64,8
Total 73 69,5%
Manual 33 31,4
Online 40 38,1
Total 73 69,5%
5) Kesehatan
Tabel 3.35 Distribusi Frekuensi penyakit Pada Wilayah Binaan RT 01-RT07
Kelurahan Bareng
Persentase
Jenis penyakit Frekuensi (%)
Hipertensi 20 9,75
DM 11 5,36
TBC 3 1,4
Rhematik 2 0,97
52
Tidak Sakit 159 77,56
Total 73 100
6) Pendidikan
Tabel 3.37 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Pada Wilayah
Binaan RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
SD 5 12,3
SMP 7 9,6
SMA 47 64,4
D IV/S1 7 9,6
53
S2 3 4,1
Total 73 100
7) Kemanan
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW002 tanggal 12
April 2019 belum diterapkannya system keamanan khusus, namun
direncanakan untuk pembuatan portal di daerah RW 2. Hal tersebut
dikarenakan pada tahun 2017 telah terjadi curnmor (pencurian motor)
sebanyak 17 motor.
54
Berdasarkan table 3.40 dari 244 jiwa (100%), didapatkan
sebanyak 12 jiwa (4,9 %) yang dikategorikan balita, dan 232 jiwa
(95,1) lainnya bukan balita
55
Tabel 3.44 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Anak Memiliki KMS
Pada Wilayah Binaan RT 01-RT 07 Kelurahan Bareng
Kepemilikan KMS Frekuensi Persentase (%)
Ya 12 100
Total 12 100
(sumber: data Primer,2018)
56
Total 12 100
(sumber: data Primer,2018).
57
10) Lansia
Tabel 3.38 Distribusi Frekuensi Berdasarkan jenis penyakit yang
diderita lansia di Wilayah Binaan RT 01 – RT 7 Kelurahan Bareng
Jenis penyakit yang Persentase (%)
Frekuensi
diderita lansia
Hipertensi 14 27,4
Tidak sakit 25 49
Rhematik 2 3,9
Total 51 100
Mandiri 63 12,35
Total 51 100
58
Lingkungan lansia Frekuensi Persentase (%)
Total 51 100
Merokok 10 19,6
Total 51 100
Ya 25 49
Tidak 26 50,9
Total 51 100
59
(sumber: data Primer,2019).
Berdasarkan tabel 3.42 distribusi Frekuensi lansia melakukan
kegiatan sosial sebanyak 25 (49%) dan tidak mengikuti kegiatan sosial
sebanyak 26 orang (50,9 %)
Tabel 3.43 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lansia yang Ikut Posyandu
Lansia di Wilayah Binaan RT 01 – RT 07 Kelurahan Bareng
Mengikuti posyandu Persentase (%)
Frekuensi
lansia
Ya 39 76,4
Tidak 12 23,5
Total 51 100
60
BAB IV
ANALISA MASALAH
DAN POA
A. Analisa Masalah
DATA PENUNJANG PENYEBAB MASALAH
DS :
61
Rabu 9 – 10 April 2019 Pembuangan
tinja ke sungai sebanyak 39 rumah
(59,4%).
Berdasarkan hasil pengumpulan data di
Kelurahan Bareng, RW 02 dari hari
Selasa Rabu 9 – 10 April 2019
didapatkan bahwa sebanyak 44 rumah
(44,8%) tidak memiliki pekarangan,
sedangkan hanya 26 (24,8%) yang
memiliki pekarangan
DS :
DO :
Berdasarkan data wawancara kepada Ketidakpatuhan individu dalam Resiko keparahan penyakit
masyarakat Kelurahan Bareng RW 02 mengontrol tekanan darah.
dari hari Selasa Rabu 9 – 10 April 2019
didapatkan bahwa anggota keluarganya
sakit saat ini diperoleh 28 orang dari 73
sampel kk, persentasi penyakit yang
paling banyak yaitu hipertensi sebanyak
14 orang (19,2%).
62
B. Plan Of Action (POA)
PJ
ALTERNATIF
Data MASALAH Tempat/Wak dan
NO TUJUAN PEMECAHAN Metode Sasaran
tu Pelaks
MASALAH
ana
1 Berdasarkan hasil Hambatan a. Tujuan jangka Memberikan informasi 1. Rumah 1. Ceramah Masyarakat Kelom
pengambilan data pemeliharaan panjang : berupa penyuluhan Warga RW 2. Diskusi Kelurahan pok 5
di Kelurahan rumah b/d Meningkatkan kepada warga kel. 2 Selasa, Bareng,
Bareng, RW 02 ketidakmampu kemampuan individu Bareng RW 02 16 April RW 02
dari hari Selasa an individu dalam memelihara mengenai: 2019 jam kota
Rabu 9 – 10 April dalam rumah yang sehat. 1. Pengertian rumah 16.00 WIB Malang
2019 distribusi pemeliharaan b. Tujuan jangka sehat. s.d selesai
KK yang memiliki rumah. pendek : setelah 2. Dampak yang 2. Balai
ventilasi yang dilakukan penyuluhan ditimbulkan dari Serbaguna
kurang sebanyak dengan warga kel. rumah yang tidak RW/Rabu,
41 rumah Bareng RW 02 bersih dan sehat. 17 April
(56,2%). selama 1x30 menit 3. Manfaat yang 2019 jam
Berdasarkan data maka warga dapat didapatkan dari 16.00 s.d
yang diperoleh mengetahui tentang: rumah sehat selesai
dari hasil 1. Pengertian rumah 3. Tempat
pengkajian di RW sehat. pertemuan
2 Kelurahan 2. Dampak yang ibu PKK
63
Bareng ditimbulkan dari RW
didapatkan rumah yang tidak 2/Kamis
kondisi rumah bersih dan sehat. 18 April
dengan 3. Manfaat yang 2019 s.d
pecahahayaan didapatkan dari selesai.
yang buruk rumah sehat
sebanyak 43
rumah (58,9%).
Berdasarkan hasil Resiko a. Tujuan jangka Memberikan informasi 1. Rumah 1. Cerama Masyarakat Kelom
pengambilan data terjadinya panjang : berupa penyuluhan Warga RT 2. Diskusi Kelurahan pok 5
di Kelurahan pencemaran Menurunkan angka kepada warga kel. 6/Selasa, Bareng,
Bareng RW 02 lingkungan b/d kejadian penyebaran Bareng RW 02 25 RW 02
dari hari Selasa kurangnya penyakit mengenai: September kota
Rabu 9 – 10 April kesadaran b. Tujuan jangka 1. Pengertian 2018 jam Malang
2019 Pembuangan masyarakat pendek : setelah pembuangan 19.00 WIB
limbah ke sungai dilakukan penyuluhan limbah yang baik s.d selesai
sebanyak 39 dengan warga kel. 2. Dampak yang 2. Balai
rumah (59,4%). Bareng RW 02 selama ditimbulkan dari RW/Rabu,
Berdasarkan 1x30 menit maka pencemaran 26
distribusi data warga dapat lingkungan. September
perlunya mengetahui tentang: 3. Manfaat 2018 jam
penyuluhan 1. Pengertian pembuangan 09.00 s.d
2. kesehatan dan pembuangan limbah yang sehat selesai
program limbah yang 3. Posyandu
lingkungan. baik Anggrek 2/
2. Dampak yang Kamis, 27
ditimbulkan dari September
pencemaran 2018 jam
lingkungan. 09.00 WIB
3. Manfaat s.d selesai
pembuangan
64
limbah yang
sehat
65
Selasa Rabu 9 – 10 kel. Bareng RW 02
selama 1x20 menit
April 2019 maka warga dapat
didapatkan bahwa mengetahui tentang:
1. badan warga
anggota menjadi sehat.
2. Warga melakukan
keluarganya sakit senam rutin
saat ini diperoleh
28 orang dari 73
sampel kk,
persentasi penyakit
yang paling banyak
yaitu hipertensi
sebanyak 14 orang
(19,2%).
Berdasarkan
distribusi data
perlunya senam
anti hipertensi
(ANSI).
66
67