Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu
mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang diubah oleh suatu
keadaan dan situasi. Perawat harus mempunyai keterampilan dalam proses
perubahan. Keterampilan pertama adalah proses keperawatan, keterampilan kedua
adalah ilmu teoritis dan pengalaman praktik. Seiring dengan peningkatan
kebutuhan masyarakat tentang pelayanan keperawatan profesional dan tuntutan
global, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan
efisien. Keberhasilan suatu asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh
manajemen yang tepat (Nursalam, 2008).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana dalam manajemen tersebut
mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi (Nursalam, 2008). Sedangkan,
manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi
organisasi pelayanan kesehatan. Saat ini timbul keinginan untuk mengubah sistem
pemberian pelayanan kesehatan ke sistem desentralisasi. Dengan meningkatnya
pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan
keperawatan berdasarkan isu di masyarakat. Berdasarkan keadaan ini, perlu di
kembangkan model praktik keperawatan yang di uji coba dengan memberikan
pengalaman belajar praktik klinik kepada mahasiswa (Ners dan Spesialis), sehingga
diharapkan mutu pelayanan kesehatan bisa meningkat (Nursalam, 2016).
Salah satu bentuk dari penerapan manajemen professional adalah manajemen
asuhan keperawatan yang saat ini masih banyak diterapkan di Rumah
Sakit.Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) merupakan
model yang tujuannya memungkinkan perawat professional dalam mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan yang dapat menopang

1
pemberian asuhan tersebut. Pengembangan MAKP merupakan upaya dalam
memberdayakan keperawatan dalam pemberian pelayanan kesehatan, yang
disesuaikan dengan visi dan misi yang diemban oleh masing-masing Rumah Sakit.
Rumah Sakit Tentara. Tk.II dr. Soepraoen khususnya di ruang Cempaka yang
menerapkan MAKP dengan mengoptimalkan segala sumberdaya yang ada, dimana
latar belakang perawatan yang ada di Ruang Cempaka adalah dari profesi perawat
dengan kemampuan intelektual, skill, dan pengalaman kerja yang baik. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan manajemen asuhan keperawatan di Ruang
Cempaka perlu dilakukan evaluasi bagi ruangan untuk kesinambungan
pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional secara keseluruhan.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan manajemen asuhan keperawatan di
Ruang Cempaka Rumah Sakit Tentara. Tk.II dr. Soepraoen perlu dilakukan
evaluasi bagi ruangan untuk kesinambungan pelaksanaan Manajemen Asuhan
Keperawatan Profesional secara keseluruhan serta kami juga mencoba
menerapkan pemberian asuhan keperawatan profesional di Ruang Cempaka
Rumah Sakit Tentara. Tk.II dr. Soepraoen.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan prakek profesi manajemen keperawatan di
Ruang Cempaka Rumah Sakit Tentara. Tk.II dr. Soepraoen diharapkan
mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah terkait
manajemen keperawatan di Ruang Cempaka Rumah Sakit Tentara. Tk.II
dr. Soepraoen.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian terhadap pelayanan asuhan
keperawatan di Ruang Cempaka Rumah Sakit Tentara. Tk.II dr.
Soepraoen.
2. Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP
3. Mampu menganalisis permasalahan yang ada di Ruang Cempaka
Rumah Sakit Tentara. Tk.II dr. Soepraoen terkait dengan
permasalahan manajemen keperawatan.
4. Mampu menentukan prioritas masalah yang teridentifikasi.

2
5. Mampu membuat rencana pemecahan masalah (Plan of Action)
untuk mengatasi permasalahan yang diprioritaskan.
6. Mampu melaksanakan kegiatan yang direncanakan pada Plan of
Action.
7. Mampu mengevaluasi hasil kegiatan yang telah direncanakan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat menerapkan dan mengaplikasikan model MAKP.
2. Mahasiswa dapat mempelajari penerapan model asuhan keperawatan.
3. Mahasiswa dapat menganalis masalah serta memberikan jalan keluar
pada setiap masalah yang ditemukan.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
1.3.2 Bagi Ruangan
1. Dengan adanya mahasiswa praktik profesi manajemen keperawatan
diharapkan dapat diketahui masalah-masalah yang ada di Ruang
Cempaka Rumah Sakit Tentara. Tk.II dr. Soepraoen.
2. Tercapainya tingkat kepuasan optimal.
3. Tercapainya asuhan keperawatan model MAKP.
4. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada
pasien
5. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
1.3.3 Bagi Rumah Sakit
1. Melalui praktik profesi manajemen keperawatan diharapkan dapat
diketahui masalaha-masalah yang muncul di ruangan.
2. Memberikan gambaran dalam MAKP metode primer modifikasi
3. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan sehingga
dapat meningkatkan citra rumah sakit.

3
BAB II
ANALISA SINTESA DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model MAKP


2.1.1 Model MAKP yang digunakan di ruangan sebelumnya
Model MAKP yang digunakan di ruang sebelumnya adalah metode TIM.
Metode Tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam meberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2/3 tim yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal,
dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu (Nursalam,
2016).
2.1.2 Model MAKP yang akan digunakan
Metode asuhan keperawatan yang digunakan di Ruang Cempaka RST Tk
II dr.Soepraoen yaitu metode Tim yang terdiri dari Kepala ruangan, 2 Ketua
Tim yang membawahi perawat pelaksana sedangkan klasifikasi pasien untuk
penempatan tempat tidur dan tim perawatan pasien dilakukan dengan membagi
dua dari jumlah pasien yang ada.
Metode tim merupakan suatu pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif (Douglas, 2008). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa
setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencankan dan
memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung
jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan
meningkat.
Menurut Nursalam (2016) pelaksanaan model tim harus berdasarkan
konsep berikut :
1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan teknik
kepemimpinan.
2) Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.

4
3) Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
bila didukung oleh kepala ruangan.
2.2 Sumber Daya Manusia (M1 – Man)
2.2.1 Struktur Organisasi
1. Ketenagaan (Struktur Organisasi)
Ruang Cempaka RS TK II dr. Soepraoen Malang, dipimpin oleh
kepala ruangan, 1 CI ruangan dan dibagi menjadi 2 tim. Tim 1 terdiri dari 1
ketua tim dan 6 perawat pelaksana, sedangkan tim 2 terdiri dari 1 ketua tim
dan 6 perawat pelaksana, dan kedua tim terdapat pasien. Berikut struktur
pengorganisasian Ruang Cempaka RS TK II dr. Soepraoen sebagai berikut :

Penanggung Jawab

Dr. Widiati Rahayu Sp. P

Kepala Ruang Dwi Eko D,


Amd.Kep
CI : Fira Dian S,S.Kep.,Ners

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2


Solthonul Yaqin Amd. Kep. Fevie Rahmawati, S. Kep., Ners

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


1. Yohanda Sasmita, Amd. Kep 1. M. Syaifudin Yuhsri, Amd. Kep.
2. Sulfiah, S.Kep.,Ners 2. Uswatun Kasanah, Amd. Kep.
3. Ike Agustiani, Amd. Kep. 3. Totok Dwi Laksono, Amd. Kep.
4. Wike Wahyuni, Amd. Kep. 4. Nanik Krisdiati, Amd. Kep
5. Kamila Amd. Kep. 5. Ns. Wirayda Riastu, S.Kep.
6. Resa Dwi P. Amd. Kep 6. Prayoga A, Amd. Kep.

Pasien

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ruang Cempaka RS Tentara TK II dr. Soepraoen


Malang

5
2. Jumlah Tenaga Ruang Cempaka RS TK II dr. Soepraoen Malang
a. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang CempakaRS Tentara TK
II dr. Soepraoen Malang.
N Nama Status Tingkat TMT Masa Sertifikat Jabatan
o Kepe- Pendi- Kerja Kerja
gawaian dikan
1. Dwi Eko PNS DIII. 1990 28 - CVCU Kepala
D III/b Kep tahun Ruang
2. Fira Dian PNS II/d S1. Kep 2010 8 - PITC CI
Sandhi tahun - ICU Ruangan
- BTLS
- BCLS
3. Solthonul PNS DIII. 1997 21 - Penanganan TB Ketua
Yaqin III/a Kep tahun - Hand Hygiene Tim 1
- Bantuan hidup dasar
- Pengendalian infeksi

4. Fevie HR S1. Kep 2010 8 - Pengendalian infeksi Ketua


Rahmawat tahun - Hand Hygiene Tim 2
i
5. Youhanda PNS II/C DIII. 1996 22 - Penanganan TB Perawat
Sasmita Kep tahun - Bantuan hidup dasar Pelaksana
- Penggunaan APAR
- Hand Hygiene
- Pelatihan internal sasaran
keselamatan pasien
6. Nanik II/c DIII. 2004 14 - Penanganan TB Perawat
Krisdiati Kep tahun - Bantuan hidup dasar Pelaksana
- Hand Hygiene
- Penggunaan APAR
- Pelatihan internal sasaran
keselamatan pasien
7. Ike HR DIII. 2012 6 - Penanganan TB Perawat
Agustiani Kep tahun - Bantuan hidup dasar Pelaksana
- Hand Hygiene
- Pelatihan internal sasaran
keselamatan pasien
- Penggunaan APAR
- Basic life support
8. Wike HR DIII. 2015 3 - Bantuan hidup dasar Perawat
Wahyuni Kep tahun - Penanganan TB Pelaksana
- Hand Hygiene
- Penggunaan APAR
- Pelatihan internal sasaran
6
keselamatan pasien
- Pencegahan dan
pengendalian infeksi
berdasarkan pada konsep
pasien safety
- Penanganan penderita
gawat darurat
- Basic life support
9. Sulfiah HR S1. Kep 2006 12 - BCLS Perawat
tahun - Preseptor Ship Pelaksana
- BHD
- Hand Hygiene
10 Prayoga HR DIII. 2016 2 - BTLS Perawat
. Akbar H. Kep tahun - Update pelaksanaan Pelaksana
prehospital
kegawatdaruratan jantung
guideline AHA 2015
11 M. HR DIII. 2008 10 - Penanganan TB Perawat
. Syaifudin Kep tahun - Hand Hygiene Pelaksana
Yuhsri - Bantuan hidup dasar
- Pelatihan internal sasaran
keselamatan pasien
- Penggunaan APAR
- BTLS
12 Uswatun HR DIII. 2010 8 - Penanganan TB Perawat
. Kasanah Kep tahun - Bantuan hidup dasar Pelaksana
- Hand Hygiene
- Pelatihan internal sasaran
keselamatan pasien
- Penggunaan APAR
13 Totok SERKA DIII. 2016 1 - BTLS Perawat
. Dwi Kep tahun - Has attended of improving Pelaksana
Laksono quality care and high
competence throught
effective communication
14 Resa Dwi HR DIII. 2015 3 Tidak ada Perawat
. P. Kep tahun Pelaksana
15 Wirayda HR S1. Kep 2015 3 - BLS Perawat
. Riastu tahun - Penanganan TB Pelaksana
- Bantuan hidup dasar
- Hand Hygiene
- Pelatihan internal sasaran
keselamatan pasien
- Penggunaan APAR
16 Kamilah HR DIII. 2014 4 - BTLS Perawat
. Maria Ulfa Kep tahun - Penanganan TB Pelaksana
- Bantuan hidup dasar
- Hand Hygiene
- Pelatihan internal sasaran
keselamatan pasien
- Penggunaan APAR

7
Berdasarkan data tabel diatas didapatkan bahwa tenaga perawat di
Ruang Cempaka memiliki status kepegawaian yang berbeda – beda antara
lain PNS sebanyak 31.2 % (5 orang), SERKA sebanyak 6.3 % (1 orang),
dan HR sebanyak 62.5 % (10 orang). Tenaga perawat memiliki tingkat
pendidikan D3 keperawatan sebanyak 75 % (12 orang), dan S1
Keperawatan sebanyak 25 % (4 orang).
b. Tenaga Non Medis
Tabel 2.2 Tenaga Non Medis Ruang Cempaka RS Tentara TK II dr.
sSoepraoen Malang
No. Kualifikasi Pendidikan Jumlah Status
Kepegawaian
1. Pekarya SMK 1 HR
Berdasarkan data tabel diatas dapat dijelaskan bahwa ruang
cempaka terdapat tenaga non medis sebanyak 1 orang dengan jenis
kepegawaian HR.
c. Tenaga Medis
Table 2.3 Tenaga Medis Kedokteran Ruang Cempaka RS Tentara
TK II dr. Soepraoen Malang.
No. Kualifikasi Jumlah
1. Dokter Spesialis Paru 2
2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 3
3. Dokter Spesialis Saraf 2
4. Dokter Spesialis Urologi 1
5. Dokter Spesialis Anak 1
6. Dokter Spesialis Kulit 1
7. Dokter Spesialis Bedah 1
Berdasarkan dara tabel diatas menunjukkan bahwa ruang cempaka
memiliki tenaga medis antara lain 2 dokter spesialis paru, 3 dokter
spesialis penyakit dalam, 2 dokter spesialis saraf, 1 dokter spesialis
urologi, 1 dokter spesialis anak, 1 dokter spesialis kulit, dan 1 dokter
spesialis bedah.
2.2.2 Jumlah Prioritas Kasus 1 Bulan Terakhir
Table 2.6 Jumlah Prioritas Kasus 1 Bulan terakhir (28 Desember 2017 – 28
Januari 2018) Ruang Cempaka RS Tentara TK II dr. Soepraoen
Malang.
No. Jenis Penyakit Jumlah
1. TB Paru 54
2. Efusi Pleura 17
3. Pneumonia 16
Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan jumlah penyakit prioritas
selama 1 bulan terakhir mulai dari bulan 28 desember 2017 sampai 28 januari
8
2018 antara lain : prioritas pertama adalah TB Paru sebanyak 54 penderita,
Efusi Pleura sebanyak 17 penderita, dan Pneumonia sebanyak 16 penderita.
2.2.3 Analisa Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga
Perawat
Table 2.7 Analisa Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga
Perawat Pada Tanggal 29-31 Januari 2018 di Ruang Cempaka RS
Tentara TK II dr. Soepraoen Malang.
Pada Tanggal : Senin, 29 Januari 2018
Kualifikasi
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Pasien
Tingkat Jumlah Jumlah Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien Pasien Pasien
Minimal 8 8 x 0,17= 8 8 x 0,14 8 8 x 0,07
1,36 = 1,12 = 0,56
Parsial 2 2 x 0,27 = 2 2 x 0,15 2 2 x 0,10
0,54 = 0,3 = 0,20
Total 3 3 x 0,36 = 3 3 x 0,36 3 3 x 0,20
1,08 = 1,08 = 0,60
Jumlah 13 2,98 13 2.5 13 1,36
3 3 1

Jumlah tenaga lepas dinas per hari :


= Jumlah hari non kerja dalam 1 tahun x total tenaga perawat perhari
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
86 𝑥 7
= = 2,1 (dibulatkan menjadi 2)
279

Berdasarkan table di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 29


Januari 2018 terdapat 8 pasien pada dinas pagi, dinas sore dan dinas malam
dengan tingkat ketergantungan minimal. Terdapat 2 pasien pada dinas pagi,
dinas sore, dan malam dengan tingkat ketergantungan parsial. Sedangkan, pada
dinas pagi, sore dan malam terdapat 3 pasien dengan tingkat ketergantungan
total. Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang
cempaka adalah 7 orang, 2 orang dinas lepas, 4 orang tenaga (1 kepala ruang, 1
CI ruangan dan 2 ketua tim) dan setelah di rata- rata setiap hari membutuhkan
13 orang perawat, dengan jumlah tenaga perawat saat ini 16 orang. Jumlah
tersebut sudah mencukupi tenaga keperawatan yang ada di ruang cempaka RS
TK II dr. Soepraoen Malang.

9
Pada Tanggal : Selasa, 30 Januari 2018

Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga


Tingkat Jumlah Jumlah Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan pasien pasien pasien
Minimal 6 6 x 0,17= 6 6 x0,14= 6 6 x 0,07 =
1,02 0,84 0,42
Parsial 3 3 x 0,27 = 3 3x0,15 3 3 x 0,10=
0,81 = 0,45 0,30
Total 4 4 x 0,36 = 4 4 x 0,30 = 4 4 x 0,20 =
1,44 1,44 0,80
Jumlah 13 3,9 13 2,73 13 1,52
4 3 2
Jumlah tenaga lepas dinas per hari :
= Jumlah hari non kerja dalam 1 tahun x total tenaga perawat perhari
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
86 𝑥 9
= = 2,77 (dibulatkan menjadi 3)
279

Berdasarkan table di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 30 Januari


2018 terdapat 6 pasien dengan tingkat ketergantungan minimal. Tingkat
ketergantungan parsial terdapat 3 pasien. Sedangkan tingkat ketergantungan
total terdapat 4 pasien. Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per
hari di ruang cempaka adalah 9 orang, 3 orang dinas lepas, 4 orang tenaga (1
kepala ruang, 1 CI dan 2 ketua tim) dan setelah di rata- rata setiap hari
membutuhkan 16 orang perawat, dengan jumlah tenaga perawat saat ini 16
orang. Jumlah tersebut sudah mencukupi tenaga keperawatan yang ada di ruang
cempaka RS TK II dr. Soepraoen Malang.
Pada Tanggal : Rabu, 31 Januari 2018
Kualifikasi
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Pasien
Tingkat Jumlah Jumlah Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan pasien pasien pasien
Minimal 9 9x0,17= 9 9x0,14= 9 9x0,07=
1,53 1,26 0,63
Parsial 2 2x0,27= 2 2x0,15= 2 2x0,10=
0,54 0,3 0,20
Total 2 2x 0,36 = 2 2 x 0,30 = 2 2x 0,20 =
0,72 0,6 0,40
Jumlah 13 2,79 13 2,16 13 1,23
3 2 1
Jumlah tenaga lepas dinas per hari :
= Jumlah hari non kerja dalam 1 tahun x total tenaga perawat perhari

10
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
86 𝑥 6
= = 1,84 (dibulatkan menjadi 2)
279

Berdasarkan table di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 31 Januari


2018 terdapat 9 pasien dengan tingkat ketergantungan minimal. Tingkat
ketergantungan parsial terdapat 2 pasien. Sedangkan, tingkat ketergantungan
total terdapat 2 pasien. Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per
hari di ruang cempaka adalah 6 orang, 2 orang dinas lepas, 4 orang tenaga (1
kepala ruang, 1 CI dan 2 ketua tim) dan setelah di rata- rata setiap hari
membutuhkan 12 orang perawat, dengan jumlah tenaga perawat saat ini 16
orang. Jumlah tersebut sudah mencukupi tenaga keperawatan yang ada di ruang
cempaka RS TK II dr. Soepraoen Malang. Kesimpulan hasil dari jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan di ruang cempaka rata – rata tiap hari adalah 16 orang
perawat. Sedangankan jumlah tenaga perawat saat ini 16 orang. Jumlah
tersebut sudah mencukupi tenaga keperawatan yang ada di ruang cempaka RS
TK II dr. Soepraoen Malang.

2.2.4 Bed Occupacy Rate (BOR)


Table 2.8 BOR (Bed Occupacy Rate) Pada Tanggal 29-31 Januari 2018 di
Ruang Cempaka RS Tentara TK II dr. Soepraoen Malang

BOR Pasien hari Senin, 29 Januari 2018


No Shift Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 HCU BOR
1. Pagi 2 bed 6 bed 20 bed 1 bed 13 / 29x100%=
2 Kosong 4 kosong 10 kosong 0 Kosong 45%
2. Sore 2 bed 6 bed 20 bed 1 bed 13 / 29x100%=
2 Kosong 4 kosong 10 kosong 0 Kosong 45%
3. Malam 2 bed 6 bed 20 bed 1 bed 13 / 29x100%=
2 kosong 4 kosong 10 kosong 0 Kosong 45%
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa BOR tanggal 29 Januari
2018 di ruang Cempaka RS TK II dr. Soepraoen rata – rata kurang dari 50%
yaitu 45%.
BOR pasien hari Selasa, 30 Januari 2018
No. Shift Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 HCU BOR
1. Pagi 2 bed 6 bed 20 bed 1 bed 13 / 29x100%=
2 Kosong 4 kosong 10 kosong 0 Kosong 45%
2. Sore 2 bed 6 bed 20 bed 1 bed 13 / 29x100%=
2 Kosong 4 kosong 10 kosong 0 Kosong 45%
3. Malam 2 bed 6 bed 20 bed 1 bed 13 / 29x100%=

11
2 kosong 4 kosong 10 kosong 0 Kosong 45%

Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa BOR tanggal 30 Januari


2018 di ruang Cempaka RS TK II dr. Soepraoen rata – rata kurang dari 50%
yaitu 45%.
BOR pasien hari Rabu, 31 Januari 2018
No. Shift Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 HCU BOR
1. Pagi 2 bed 6 bed 20 bed 1 bed 13/ 29x100%=
2 Kosong 4 kosong 10 kosong 0 Kosong 45%
2. Sore 2 bed 6 bed 20 bed 1 bed 12 / 29x100%=
2 Kosong 4 kosong 11 kosong 0 Kosong 41%
3. Malam 2 bed 6 bed 20 bed 1 bed 12 / 29x100%=
2 kosong 4 kosong 11 kosong 0 Kosong 51%
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa BOR tanggal 31 Januari
2018 di ruang Cempaka RS TK II dr. Soepraoen rata – rata 42,33%.

Kesimpulan dari hasil BOR hari senin, selasa dan rabu didapatkan
rata –rata adalah 104,11%. Menurut DEPKES RI tahun 2005 standart
efisiensi BOR di ruang isolasi adalah 60% - 85%. Dapat disimpulkan bahwa
BOR di ruang cempaka telah belum memenuhi BOR sesuai dengan standart
nasional.

12
2.3 MATERIAL (SARANA DAN PRASARANA)
2.3.1 Denah dan Lokasi

Lokasi penerapan proses menajerial keperawatan ini dilakukan di ruang


Cempaka RST. Tingkat II dr. Soepraoen Malang dengan uraian denah sebagai berikut
Gambar 2.2 Denah Ruangan Cempaka RS Tentara Tk. II dr. Soepraoen Malang
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan bahwaPelayanan kesehatan di
Instalasi Rawat Inap ruang cempaka mencakup antara lain :
a. Ruang kepala ruangan
b. Ruang nurse station
c. Ruang tindakan dan alat kesehatan
d. Kamar pasien :
e. 16 kamar pasien (1 HCU, 2 kamar kelas 1, 3 kamar kelas 2, 10 kamar kelas 3)
f. 16 kamar mandi pasien
g. Ruang perawat
h. Gudang
i. Ruang linen bersih
j. Kamar mandi pasien
k. Dapur perawat
l. Spoolhook
13
m. Ruang tunggu keluarga pasien
2.3.2 Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas
Tabel 2.10 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang Serta Kebutuhan
Fasilitas Pada Institusi Ruang Cempaka RS Tentara Tk II Dr.
Soepraon-Malang.
Nama Besaran Ruang Kebutuhan
No. Fungsi
Ruangan / Luas Fasilitas
1. Ruang Ruang untuk pasien  Kelas 1:  1 bed, 2 kursi, 1
Perawatan yang memerlukan Ukuran : 5 x 3 lemari, 1 kamar
asuhan dan pelayanan m2 mandi, kipas
keperawatan dan angin, kulkas
pengobatan secara  Kelas 2 dan 3 :  2 bed, 2 kursi, 2
berkesinambungan Ukuran : 5 x 3 lemari, 1 kamar
lebih dari 24 jam m2 mandi
 HCU :  1 bed , 1 kursi,
Ukuran : 4 x 3 1 lemari, 1
m2 kamar mandi, 1
meja monitor, 1
AC
2. Nurse Ruang untuk Nurse station : 3 meja, 8 kursi, 1
station melakukan (ket : lemari, 1 telepon,
perencanaan, penghitungan 1 dan 1 HP untuk
perorganisasian stase perawat alat monitoring
asuhan dan pelayanan untuk melyanai untuk pemantauan
keperawatan, pre dan maksimum 22 terus menerus
post conference, tempat tidur) fungsi vital pasien,
pengatur jadwal, 1 komputer, 1
dokumentasi, sampai printer dan
evaluasi psaien peralatan kantor
lainnya.
4. Ruang Ruang untuk Bergabung Box emergency 1,
persiapan melakukan tindakan dengan ruang lemari alkes dan
tindakan pada pasien baik obat dan alkes obat 2, 1 wastafel,
berupa tindakan Ukuran : 3 x 2 m2 meja 1, baki 4,
invasive ringan, kulkas 1, bengkok
ataupun non invasive 2, bak instrumen
1, nebulizer 3,
suction 1, ECG 1,
WSD 2,
timbangan 1, troli
2, kasur dekubitus
1, rol kabel 2,

14
lampu tindakan 1,
bedsite monitor
portable 2.
8. Ruang Ruang istirahat Ada ruang 2 lemari loker, 1
perawat perawat perawat meja, 1 TV, 8
Ukuran :3 x 2 m2 kursi, 1 dispenser
9. Ruang Ruang tempat kepala Ada ruang karu 1 lemari, 1 meja/2
kepala ruangan melakukan Ukuran : 4 x 3 m2 kursi, 1 kulkas dan
instalasi manajemen asuhan peralatan kantor
rawat inap dan pelayanan lainnya.
keperawatan
dantaranya
pembuatan program
kerja dan pembinaan
11. Ruang Tempat penyimpanan Sesuai keutuhan 2 lemari (1 lemari
bersih linen bahan-bahan linen Ukuran 3 x 2 m2 linen dan 1 lemari
bersih askes
13. Gudang Fasilitas untuk Ada disamping 1 kran, 1 wastafel
kotor membuang kotoran dapur perawat dapur, 3 ember
(spoolhock bekas pelayanan besar
/ dirty pasien khususnya
utility) yang berupa cairan
spoolhock berupa bak
/ kloset yang
dilengkapi dengan
leher angsa (water
seal).
14. KM / WC KM / WC @ KM / WC 1 kloset pada
(pasien, Pasien ada 16 KM luas 2–3 m2 masing-masing
petugas, Petugas ada 1 KM KM
pengunjung)
15. Dapur kecil Sebagai tempat untuk Sesuai kebutuhan 1 kursi + 1 meja,
/ pantry menyiapkan makanan wastafel, 1
dan minuman bagi kompor listrik dan
petugas di ruang perlengkapan
rawat inap RS dapur lainnya.
16. Gudang Ruang tempat Sesuai kebutuhan Diisi dengan
bersih penyimpanan alat-alat tabung gas beserta
medis dan bahan- troli untuk
bahan habis pakai manometer 10, 3
yang diperlukan kursi roda
18 High Care Ruang perawatan Ada 1 1 bed, 1 monitor

15
Unit yang diletakkan di Ukuran : 4 x 3 m2 pasien, 1 lemari , 1
depan atau kursi
bersebelahan dengan
nurse stasiun, untuk
pasien dalam kondisi
stabil yang
memerlukan
pelayanan
keperawatan lebih
intensif dibandingkan
ruang perawatan biasa
19. Ruang Ruang perawatan Semua kamar 1 bed, 2 kursi, 1
perawatan untuk pasien yang adalah ruang lemari, 1 kamar
isolasi berpotensi menular, isolasi baik ruang mandi, 1 AC, meja
mengeluarkan bau kelas 1, 2, dan 3 monitor
dan pasien yang serta HCU
gaduh gelisah Kelas : 1
Ukuran : 4 x 3 m2
Kelas 2 dan 3
Ukuran : 4 x 3 m2
HCU
Ukuran : 4 x 3 m2
Berdasarkan hasil data tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Lokasi
penerapan praktek manajemen keperawatan dilakukan di ruang Cempaka
RS Tentara dr. Soepraon Malang dengan penjelasan sebagai berikut.
Ruang Cempaka berbentuk huruf T dengan nursestation terletak ditengah.
Ruang karu berada disamping nurse station terletak ditengah. sedangkan
kamar perawat berada didekat nurse station dan kamar kecil perawat berada
di belakang dekat dapur, lahan yang luas untuk ventilasi sangat memadai
pada setiap pintu jendela pasien.
a. Kamar perawatan kelas 1
Terdiri dari 1 kamar yang berisi tempat tidur pasien, 1 lemari pasien, 2
kursi untuk penunggu penderita, 1 kipas angin, 1 kulkas, 1 kamar
mandi dalam keadaan baik serta ventilasi dan cahaya yang masuk
melalui jendela yang cukup untuk kamar.
b. Kamar perawatan kelas 2
Terdiri dari 1 kamar yang berisi 2 tempat tidur / bed pasien, 2 lemari
kecil tempat barang-barang pasien, 2 kursi untuk masing-masing

16
penunggu pasien, 1 kamar mandi dalam keadaan baik serta ventilasi
dan cahaya yang masuk melalui jendela yang cukup untuk kamar.
c. Dapur dan tempat linen
Terdiri dari kompor dan alat-alat lainnya, linen kotor diletakkan di
troli depan dapur
Fasilitas untuk petugas kesehatan :
a. Ruang kepala perawat berada di samping kanan Nurse station
b. Nurse station berada di depan ruang perawat / kamar ganti perawat
c. Kamar mandi / WC perawat berada di belakang dekat dapur
d. Wastafel terdiri dari 1 buah dengan keadaan baik di Nurse station
e. Ruang obat bergabung dengan ruang penyimpanan alat kesehatan
serta ruang untuk persiapan alat tindakan ke pasien juga bergabung
menjadi satu.
f. Ruang untuk sholat berada di dalam ruang perawat
g. Ruang obat bergabung dengan ruang penyimpnan alat kesehatan serta
ruang untuk persiapan alat tindakan ke pasien juga bergabung menjadi
satu.
h. Ruang untuk sholat berada di dalam ruang perawat
Tabel 2.11 Peralatan Medis di Ruang Cempaka
Kondisi Standart
No. Nama Barang Jumlah
Baik Rusak Ruangan
1. Ambubag 1 1 - 1/ruangan
2. Troli instrument kecil 3 3 - 2/ruangan
3. Lemari instrument / obat 2 2 - 2/ruangan
4. Bed 29 29 - 1:1
5. Bak instrument besar - - - 2/ruangan
6. Bak instrument sedang - - - 2/ruangan
7. Bak instrument kecil - - - 2/ruangan
8. Bengkok 3 3 - 2/ruangan
9. Brankat 1 1 - 1/ruangan
10. Com - - - 3/ruangan
11. ECG 1 1 - 1/ruangan
12. GDA stik 1 1 - 1/ruangan
13. Kursi roda 3 3 - 1/ruangan
14. Lampu tindakan 1 1 - 2/ruangan
15. Manometer oxygen 10 10 - 2/ruangan
16. Stetoskop 4 4 - 2/ruangan
17. Suction 1 1 - 2/ruangan
18. Tensimeter 2 2 - 2/ruangan
19. Termometer 4 4 2/ruangan
20. Timbangan BB 1 1 - 1/ruangan
17
21. Tong spatel stenlis - - - 3/ruangan
22. Troly tindakan 3 3 - 1/ruangan
23. Tromol besar - - - 1/ruangan
24. Tromol sedang - - - 1/ruangan
25. Tromol kecil - - - 1/ruangan
26. Urinal 7 7 - 29/ruangan
27. Waskom mandi 2 2 - 1:1
28. Standart infus 30 30 - 1:1
Tabung O2 - - Oksigen
29.
Sentral
30. Nebulizer 3 3 - 1/ruangan
31. Pispot 19 19 - 29/ruangan
32. Pinset anatomi - - - 2/ruangan
33. Pinset cirugis - - - 2/ruangan
34. Gunting verban - - - 2/ruangan
35. Syiringe pump 6 6 - 2/ruangan
36. Korentang 1 1 - 2/ruangan
37. Handrub 33 33 - 33/ruangan
38. Apar 1 1 - 1/ruangan
Oximetry 1 1 - 1/ruangan
39.
HCU
40. Torniquet 2 2 - 3/ruangan
41. Dispenser Auto Soap 3 3 - 3/ruangan
178 0
TOTAL 178
(100%) (0%)
Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
peralatan sebanyak 178 (100%) dalam keadaan baik.
Tabel 2.12 Inventaris Alat Tenun Ruang Cempaka
Kondisi Standart
No. Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1. Bantal 33 33 - 1:1
2. Guling - - - 1:1
3. Gorden 40 40 - 1:2
4. Tisu 1 1 - 1:3
5. Kasur 29 29 - 1:1
6. Masker Disposablemasker
7. Perlak 10 10 - 1:3
8. Sarung bantal 38 38 - 1:3
9. Scoret petugas 14 14 - 12/ruangan
10. Taplak meja petugas 3 3 - 1:2
11. Selimut tebal 5 5 - 1:3
12. Baju operasi - - - 5/ruangan
13. Waslap Disposable tissue
14. Lemari linen 1 1 - 1/ruangan
15. Seprei / linen 39 39 - 1:3
16. Stik laken 20 20 - 1:3
17. Selimut biasa 15 15 - 1:3
18. Handscoen Disposable handscoen
247 0
TOTAL 247
(100%) (0%)

18
Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa inventaris alat
tenun di ruang cempaka kondisinya baik semua (100%), terdapat 3 item yang
kondisinya disposible (tissue,handscone, dan masker).
Tabel 2.13 Inventaris ART (Alat Rumah Tangga)Ruang Cempaka
Kondisi
No. Nama barang Jumlah Standart
Baik Rusak
1. Baki 4 4 - 5/ruangan
2. Meja pasien 29 29 - 1:1
3. Gayung 30 30 - 1/kamar mandi
4. Tempat sampah pasien - - - 1:1
5. Tempat sampah non medis 5 5 - 1:1
6. Piring makan - - - 1:2
7. Sendok - - - 1:1
8. Gelasthe - - - 1:2
9. Kursi tunggu pasien kotak 29 29 - 1:1
10. Kursi tunggu pasien panjang 8 8 - 7/ruangan
11. Rak jemuran 3 3 - 1:1
12. Kompor gas - - - 1/ruangan
13. Mangkuk - - - 1-2/ruangan
14. Tempat sampah medis pasien 1 1 - -
15. Mejakepalaruangan 1 1 - 1/ruangan
16. Mejaperawat 3 3 - 1/ruangan
17. Televisi LED 29 inchi 4 4 - 1/ruangan
18. Televisi tabung 1 1 - 1/ruangan
19. Kipasangin tempel 4 4 - 1/ruangan
20. Kulkas 4 4 - 1/ruangan
21. Rambu2 dilarang merokok 23 23 - 6/ruangan
22. Rambu2 wajib pakai masker 20 20 - 6/ruangan
23. Rambu2 awas lantai licin 6 6 - 6/ruangan
24. Rambu2 jalur evakuasi 6 6 - 6/ruangan
25. Rambu2 amankan benda 3 3 - 6/ruangan
berharga
26. Loker petugas 2 2 - 1/ruangan
27. Telpon Permanen 1 1 - 1/ruangan
28. Komputer 1 1 - 1/ruangan
29. Printer 1 1 - 1/ruangan
30. Tempat sampah medis 1 1 - 1:1
186 0
TOTAL 186
(100%) (0%)
Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa ART di ruang
cempaka, dari 186 item jumlah ART yang kondisi baik.
Tabel 2.14 Inventaris Rekam Medis Ruang Cempaka
No. Nama Dokumen
1. Lembar Laboratorium
2. Lembar Foto Thorax
3. Lembar Surat Kontrol
4. Lembar CPPT
5. Lembar Evaluasi Keperawatan
6. Lembar Konsultasi
7. Surat Kematian
8. Lembar Laporan Operasi
9. Lembar Transfusi darah
19
10. Blanko SPS
11. Buku Resep
12. Lembar Patologi Anatomi
13. Lembar CT Scan
14. Lembar Rencana Keperawatan
15. Lembar APS
16. Kurve
17. Lembar Anamnese Awal (medis pasien, interna, jantung, dan paru)
18. Formulir Edukasi Pasien dan Keluarga
19. Form DPJP dan Case Manajer
20. Lembar Catatan Kedokteran
21. Lembar Ringkasan Pasien Masuk dan Keluar
22. SBAR
23. Lembar Kesmik
24. Lembar Perincian
25. Blanko EKG
26. Lembar Sensus
27. Lembar Rujukan Pasrial
28. Lembar Rujukan penuh
29. Lembar Berita Pasien Masuk
30. Lembar Berita Pasien keluar
31. Lembar Istirahat Dokter
32. ASKEP (Oksigenasi, Nyeri akut, Hipotermi, Gangguan Persepsi,
Gangguan Citra Tubuh, Kelebihan Volume Cairan, Defisit
Perawatan Diri, Kekurangan Volume cairan)
33. Clinical Pathway

Tabel 2.15Inventaris Stok Obat Oral dan Injeksi Ruang Cempaka


No. Jenis Obat Pemberian Kebutuhan
1. Adrenalin/Epinephrine iv 3 ampul (dikulkas)
2. Amiodarin iv 3 ampul
3. Terbutalin Sulfas iv 3 ampul
4. Chlorpromazin iv 3 ampul
5. Dexametason iv 3 ampul
6. Diazepam 10 mg iv 5 ampul
7. Dobutamin iv 3 ampul
8. Dopamin iv 3 ampul
9. Penitoin iv 3 ampul
10. ISDN iv 5 ampul
11. Methyl Pednisolone iv 3 vial
12. Nicardipin iv 3 ampul
13. Atropin Sulfat iv 3 ampul
14. Norepinephrin iv 5 ampul
15. Pehacain iv 5 ampul
16. Nitrogliserin iv 5 ampul
DAFTAR OBAT HIGH ALERT
17. D 40% iv 5 vial
18. NS 3% iv 2 botol
19. KCL 25 ML iv 3 vial
20. Natrium Bicarbonat iv 3 vial
21. MGSO4 40% iv 3 vial

20
Analisa Secara Umum
Sarana dan prasarana yang tersedia dalam ruangan cempaka sudah
cukup untuk memberikan pelayanan yang optimal. Kelengkapan alat-alat
medis, alat linen dan alat rumah tangga yang tersedia di ruangan tersebut
sudah tersedia cukup untuk pelayanan keperawatan yang optimal. Namun,
untuk kesediaan tempat sampah medis untuk pasien belum tersedia.

2.4 METHOD (M3 – Metode)


2.4.1 Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
A. Definisi
Menurut Nursalam (2016), metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur,
yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem
MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang yang
diyakini dan akan menentukan kualitas produksi atau jasa layanan
keperawatan. Kompnen berdasarkan MAKP yang sudah dikembangkan di
berbagai Rumah Sakit, menyimpulkan bahwa MAKP terdiri dari lima
komponen yaitu:
1) Nilai-nilai Profesional
2) Pendekatan Management
3) Metode Pemberian Asuhan Keperawatan
4) Hubungan Profesional
5) Sistem Kompensasi dan Penghargaan
B. Tujuan
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan
bagi setiap tim keperawatan.

21
1. MAKP
a. Peran Kepala Ruangan
Dari kajian data observasi yang dilakukan sebanyak pada tanggal 29 –
31 Januari 2018 yang disertai dengan wawancara terhadap kepala ruang,
model keperawatan yang digunakan di Ruang Cempaka RS Tk. II
dr.Soepraoen saat ini adalah model tim dengan modifikasi primer.
Pemahaman tentang model asuhan keperawatan sudah baik, namun
pelaksanaan di lahan tidak optimal, hal ini dikarenakan beberapa tenaga
belum menerapkan metode tersebut selain itu keterbatasan tenaga juga
mempengaruhi berjalannya metode tim ini berakibat pada kondisi
dimana ketua tim 1 mengerjakan tugas tim 1 dan 2.
Tabel 2.16 Kajian Data Observasi Tugas Kepala Ruangan dalam Metode
Tim di Ruang Cempaka RS Tentara Tingkat II dr. Soepraoen
Malang pada Tanggal 29 - 31 Januari 2018
Tugas Kepala Ruangan Observasi
No Sistem Pemberian Asuhan Ket.
Keperawatan dengan Metode TIM Ya Tidak
1. Membagi staff kedalam beberapa tim
sesuai dengan kemampuan dan beban √
kerja
2. Membuat jadwal dinas pagi, sore,

malam setiap shift ada ketua timnya
3. Membagi pasien kepada masing-
masing tim sesuai dengan kemampuan √
dan beban kerja
4. Memfasilitasi dan mendukung
kelancaran tugas sesuai dengan ketua √
tim dan pelaksana.
5. Melakukan supervisi dan memberi
motivasi seluruh staf keperawatan √
untuk mencapai kinerja yang optimal
6. Melakukan upaya peningkatan mutu
asuhan keperawatan dengan melakukan

evaluasi melalui angket setiap pasien
pulang.
7. Melakukan pendelegasian tugas kepada

ketua tim saat berhalangan hadir
8. Berperan sebagai konsultan √
JUMLAH 8 8
PRESENTASE (%) 100% 100%
Berdasarkan dari data tabel observasi diatas menunjukkan bahwa
tugas kepala ruang dalam metode tim telah berjalan 100% atau dapat
dikatakan bahwa tugas kepala ruangan telah berjalan dengan optimal.

22
b. Tugas Ketua Tim
Tabel 2.17 Kajian Data Observasi Tugas Ketua Tim dalam Metode Tim
di Ruang Cempaka RS Tentara Tingkat II dr. Soepraoen
Malang pada Tanggal 29 – 31 Januari 2018
Tugas Ketua Tim yang Mendukung Observasi Keterangan
No Pelaksanaan Sistem Pemberian Asuhan Ya Tidak
Keperawatan dg Metode Tim
1. Bertugas pada pagi, sore, dan malam hari √
2. Bersama pelaksana menerima operan tugas

jaga dari jaga sebelumnya.
3. Bersama pelaksana melakukan konfirmasi /
supervisi tentang kondisi klien segera √
setelah operan
4. Bersama pelaksana melakukan doa bersama Tidak adanya kegiatan
sebagai awal dan akhir tugas, dilakukan √ berdoa bersama saat
setelah operan operan berlangsung.
5. Melakukan pre-conference dengan semua
pelaksana yang ada dalam grupnya setiap √
awal dinas pagi
6. Membagi klien/tugas pada anggota tim

sesuai kemampuan dan beban kerja
7. Melakukan pengkajian, menetapkan
masalah/diagnosa dan perencanaan
keperawatan semua pasien yang menjadi √
tanggungjawabnya dan ada bukti direkam
keperawatan.
8. Memonitor dan membimbing tugas

pelaksana
9. Membantu tugas anggota tim untuk

kelancaran pelaksanaan asuhan klien
10. Mengoreksi, merevisi dan melengkapi Ketua tim jarang
catatan askep yang dilakukan oleh anggota melakukan hal
tim yang ada dibawah tanggungjawabnya. tersebut kecuali jika
√ ketua tim mengetahui
tentang keadaan yang
harus dilengkapi
direkam medis.
11. Melakukan evaluasi kajian data kepada
setiap klien sesuai dengan tujuan yang ada

dalam perencanaan askep direkam
keperawatan.
12. Melaksanakan post conference setiap akhir Pelaksanaan post
dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga conference yang
dari anggota tim untuk persiapan operan masih kurang
tugas jaga berikutnya. √ maksimal, tidak sesuai
dengan SOP dan pola
kebiasaan perawat di
ruangan
13. Mendampingi anggota tim dalam operan

tugas jaga kepada tim yang tugas berikutnya.
14. Memperkenalkan anggota tim yang ada Terkait dengan

dalam satu grup/yang akan merawat selama efisiensi waktu yang
23
klien dirawat pada klien dimiliki.
15. Mendelegasikan tugas kepada shift

selanjutnya.
16. Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang

pagi hari bila tidak bertugas
17. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan

uraian
JUMLAH 14 3 17
PRESENTASE (%) 82 % 18 % 100%
Berdasarkan dari data tabel observasi diatas menunjukkan bahwa
tugas ketua tim dalam metode tim telah berjalan sebesar 82% , sedangkan
tugas yang tidak terlaksana sebesar 18 %. Hal yang tidak terlaksana dari
tugas ketua tim adalah tidak adanya kegiatan berdoa selama operan
berlangsung, dan pelaksanaan pre ataupun post conference yang kurang
maksimal.
c. Tugas Anggota Tim
Tabel 2.18 Kajian Data Observasi Tugas Anggota Tim dalam Metode
Tim di Ruang Cempaka RS Tentara Tingkat II dr.
Soepraoen Malang pada Tanggal 29 – 31 Januari 2018.
Tugas Anggota Tim yang Mendukung Observasi Keterangan
Pelaksanaan Sistem Pemberian
No Ya Tidak
Asuhan Keperawatan dengan Metode
Tim
1. Melaksanakan operan tugas setiap awal Dilakukan tetapi kurang
dan akhir jaga dari dan kepada kepala √ maksimal
anggota yang jaga berikutnya.
2. Melakukan konfirmasi/supervisi tentang

kondisi pasien segera setelah operan
3. Melakukan doa pada awal dan akhir dinas Tidak adanya kegiatan
√ tersebut pada saat dinas
sore dan malam hari.
4. Mengikuti pre conference yang diadakan Dilakukan tetapi kurang

oleh ketua tim maksimal
5. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada
pasien yang menjadi tanggungjawabnya √
dan ada dibukti rekam keperawatan
6. Melakukan monitoring respon pasien dan

ada bukti direkam keperawatan
7. Melakukan konsultasi tentang masalah

klien atau keluarga kepada ketua tim.
8. Membimbing dan melakukan pendidikan
kesehatan kepada pasien yang menjadi

tanggungjawabnya dan ada dibukti rekam
keperawatan
9. Menerima keluhan klien atau keluarga dan

berushaha mengatasinya
10. Melengkapi catatan askep pada semua

pasien yang menjadi tanggungjawabnya
11. Melakukan evaluasi askep setiap akhir √
24
tugas pada semua pasien yang menjadi
tanggungjawabnya dan ada dibukti rekam
keperawatan
12. Mengikuti post conference √
13. Bila ketua tim tidak ada, wajib Terkait dengan efisiensi
mengenalkan anggota tim yang ada dalam waktu yang dimiliki.

1 grup yang akan memberikan askep pada
jaga berikutnya kepada klien atau keluarga
14. Berkoordinasi dengan ketua tim atau
dokter atau tim kesehatan lain apabila ada

masalah klien.
15. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian

tugas anggota tim
JUMLAH 13 2 15
PRESENTASE (%) 87% 13 % 100%
Berdasarkan dari data tabel observasi diatas menunjukkan bahwa
tugas anggota tim dalam telah berjalan sebesar 87% salah satunya yaitu
melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga meskipun kurang
maksimal, sedangkan tugas yang tidak terlaksana sebesar 13%. Hal yang
belum terlaksana dari tugas anggota tim adalah tidak adanya kegiatan
berdoa dan tidak memperkenalkan anggota jika ketua tim tidak ada.
2. Timbang Terima
Dari kajian data observasi yang dilakukan sebanyak 2 kali di shift pagi
dan sore pada tanggal 29 – 31 Januari 2018 terhadap tim keperawatan di
Ruang Cempaka RS Tk.II dr.Soepraoen, timbang terima dilaksanakan setiap
pergantian shift. Untuk hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam timbang
terima antara lain: buku laporan operan, buku TTV dan buku visite. Untuk
hal-hal yang perlu disampaikan selama timbang terima antara lain: nama
pasien, diagnosa pasien, tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan,
keluhan pasien. Hambatan yang sering dialami selama timbang terima adalah
kebiasaan perawat yang timbang terima tidak sesuai dengan SOP yang ada.
Tabel 2.19 Kajian Data Observasi Timbang Terima di Ruang Cempaka RS
Tentara Tingkat II dr. Soepraoen Malang pada Tanggal 29 – 31
Januari 2018
Hari Pertama Hari Kedua
No Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak Ya Tidak
Menyampaikan kondisi /
1. √ √
keadaan umum klien
Meningkatkan kemampuan
2. √ √
komunikasi antar perawat
Terjalinnya hubungan kerjasama
3. yang bertanggung jawab antar √ √
anggota tim perawat
25
Terlaksananya asuhan
4. keperawatan terhadap klien √ √
yang berkesinambungan
Operan dilakukan secara Operan langsung
langsung (dengan melihat dg keliling
kondisi) dan berkeliling ke melihat pasien
5. √ √
semua pasien hanya dilakukan
pada shift
malam-pagi.
Operan dilakukan tiap Dilakukan tetapi
6. √ √
pergantian shift atau jaga kurang maksimal
Dipimpin oleh kepala ruangan
7. √ √
atau ketua tim
Dilakukan oleh 2 shift jaga
8. (yang mengoperkan dan √ √
menerima operan)
9. Buku laporan shift sebelumnya √ √
Membaca laporan shift
10. √ √
sebelumnya
Shift yang akan mengoperkan
11. menyiapkan hal-hal yang akan √ √
disampaikan
Shift yang akan menerima
12. membawa buku catatan operan √ √
atau harian
13. Kedua kelompok sudah siap √ √
Perawat datang 15 menit
14. √ √
sebelum jadwal dinas.
Perawat siap berkumpul di
15. √ √
nurse station
Perawat shift jaga sebelumnya
16. membacakan laporan pasien √ √
satu persatu
Mengetuk pintu atau dan Terkait dengan
17. mengucapkan salam √ √ pola kebiasaan
perawat
Perawat shift jaga sebelunya Terkait dengan
memperkenalkan perawat shift pola kebiasaan
18. jaga baru √ √ perawat dan
efisiensi dengan
waktu.
Kemudian menanyakan keluhan Dilakukan tetapi
pasien dan menyampaikan kurang maksimal
19 √ √
program perawatan yang akan
dilakukan hari ini
Perawat keluar dari kamar Terkait dengan
20. pasien dan mengucapkan salam √ √ pola kebiasaan
perawat
Kepala ruang atau ketua tim Dilakukan tetapi
memberikan salam dan kurang maksimal
21. √ √
menyampaikan akan segera
dilakukan pre conference
22. Pertemuan diawali berdoa √ √ Terkait dengan
26
bersama yang dipimpin oleh pola kebiasaan
kepala ruang dan atau ketua tim perawat dan
efisiensi dengan
waktu.
Perawat jaga sebelumnya Dilakukan tetapi
menanyakan kembali bila kurang maksimal
23. perawat jaga selanjutnya ada √ √
informasi yang belum jelas yang
perlu ditanyakan
Perawat yang mengoperkan
24. menyerahkan semua berkas √ √
catatan perawatan
Kegiatan dimulai dengan Kegiatan
menyebut atau mengidentifikasi tersebut
secara satu persatu (berurutan dilakukan tetapi
tempat tidur pasien atau kamar) kurang maksimal
: dilakukan
a. Identitias klien : nama, timbang terima
umur, alamat, no RM. hanya nama px,
b. Data diagnosa medis,
(keluhan/subjektif/objektif) intervensi yang
c. Jelaskan diagnosa medis sudah dan yang
25. √ √
d. Jelaskan diagnosa akan dilakukan.
keperawatan sesuai data Hal tersebut
fokus terkait dengan
e. Intervensi kolaborasi dan efisiensi waktu.
dependen
f. Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang)
Jelaskan tindakan keperawatan Dilakukan tetapi
26. yang telah dilakukan dan yang √ √ kurang maksimal
belum dilakukan
Jelaskan hasil tindakan : Dilakukan tetapi
Masalah teratasi, sebagian, kurang maksimal
27. √ √
belum atau muncul / masalah
baru
Jelaskan secara singkat dan Dilakukan tetapi
28. rencana kerja dan tindak lanjut √ √ kurang maksimal
asuhan (mandiri/kolaborasi)
Memberikan kesempatan Dilakukan tetapi
anggota shift yang menerima kurang maksimal
29. operan untuk klarifikasi / √ √
bertanya tentang hal-hal/
tindakan yang kurang jelas
JUMLAH 24 5 24 5 29
PRESENTASE 83% 17% 83% 17% 100
Berdasarkan hasil observasi dalam setiap timbang terima didapatkan
bahwa presentasi timbang terima yang telah dilakukan sebesar 83 % tetapi
dalam pelaksanaannya kurang maksimal dimana hal tersebut terkait
27
dengan pola kebiasaan perawat dan efisiensi waktu. Sedangkan, 17 %
sisanya tidak terlaksana sehingga perlu adanya peningkatan kualitas dari
tindakan timbang terima diruangan cempaka.
2. Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan
pada tanggal 29 Januari 2018 di Ruang Cempaka didapatkan hasil bahwa
ronde keperawatan dilakukan selama 2 bulan sekali, walaupun telah memiliki
SOP tetapi tidak berjalan dikarenakan adanya kurang minat dari SDM dalam
melakukan ronde keperawatan. Keterbatasan waktu juga menjadi salah satu
hal tidak terlaksananya ronde keperawatan secara optimal dalam
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya segi keperawatan.
3. Sentralisasi dan Pengelolaan Obat
Tabel 2.20 Kajian Data Observasi Sentralisasi Obat di Ruang Cempaka RS
Tentara Tingkat II dr. Soepraoen Malang pada Tanggal 29 – 31
Januari 2018
Observasi
No PERTANYAAN Keterangan
Ya Tidak
1 Keluarga atau pasien mendapatkan
penjelasan kapan atau bilamana obat

tersebut akan habis, serta penjelasan
tentang 7 BENAR.
2 Obat yang telah diserahkan oleh
apotek dan disimpan oleh perawat √
dalam kotak obat
3 Obat yang telah diterima untuk
selanjutnya disalin dalam buku daftar √
pemberian obat.
4 Obat yang telah disimpan untuk
selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang
tercantum dalam buku daftar

pemberian obat, dengan terlebih
dahulu dicocokkan dengan terapi
yang diinstruksi dokter dan kartu
obat yang ada pada pasien.
5 Pada saat pemberian obat, perawat Dilakukan tetapi
menjelaskan macam obat, kegunaan kurang maksimal,

obat, jumlah obat, dan efek samping. hanya menjelaskan
waktu minum obat.
6 Obat-obatan yang hampir habis akan
diinformasikan kepada keluarga dan
kemudian dimintakan resep (jika √
masih perlu dilanjutkan) kepada
dokter penanggung jawab

28
7 Bilamana terdapat penambahan atau
perubahan alur pemberian obat,

maka informasi ini akan dimasukan
dalam rekonsiliasi.
8 Pada pemberian obat yang bersifat Obat akan
tidak rutin (sewaktu saja), maka diberikan sendiri
dokumentasikan hanya dilakukan oleh perawat
pada buku laporan atau lembar √
cairan dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga
dengan kartu khusus obat.
9 Obat di kategorikan khusus apabila
sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan alur pemberian
yang cukup sulit, memiliki efek √
samping yang cukup besar hanya
diberikan dalam waktu tertentu
/sewaktu saja.
10 Pemberian obat khusus dilakukan
dengan menggunakan format
pemberian obat oral/injeksi khusus √
untuk obat tersebut dan dilakukan
oleh perawat pelaksana.
11 Informasi yang diberikan kepada Dilakukan jika
pasien atau keluarga, nama obat, obat memiliki efek
kegunaan obat, waktu pemberian samping yang
efek samping, penanggung jawab √ cukup berat untuk
pemberian, dan wadah obat pasien
diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberian
12 Bila klien pindah atau dirujuk ke
rumah sakit lain obat yang masih sisa
maka obat dikembalikan kepada

klien / keluarga dengan ditanda
tangani oleh klien / keluarga serta
tanggal dan waktu penyerahan.
JUMLAH 12 0 12
PRESENTASE (%) 100 % 0% 100 %

Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa sentralisasi obat


diruangan cempakatelah berjalan optimal dan baik sebesar 100% tetapi
masih ada beberapa catatan tindakan yang dilakukan tetapi kurang maksimal
dikarenakan faktor kebiasaan dan efisiensi waktu.

29
Tabel 2.21 Kajian Data Observasi Pengelolaan Obat di Ruang Cempaka RS
Tentara Tingkat II dr. Soepraoen Malang pada Tanggal 29 – 31
Januari 2018
Tidak
No Data yang dinilai Dilakukan Keterangan
dilakukan
1 Penerimaan Resep/Obat.
a. Penanggung jawab pengelolaan obat
adalah kepala ruang yang dapat

didelegasikan kepada staf yang
ditunjuk (CI, ketua Tim atau perawat
pelaksana)
b. Melakukan penjelasan dan
permintaan persetujuan tentang √
sentralisasi obat pada pasien/keluarga
c. Format sentralisasi obat berisi: nama, √
no. register, dan tanggal lahir.
2 Pemberian Obat.
a. Perhatikan 7 tepat(pasien, obat, dosis, Dalam
cara, waktu, informasi dan pemberian obat
dokumentasi) dan 1W terkadang
(Waspada/monitoring) dalam perawat
pemberian obat. mendelegasikan
√ kepada
mahasiswa
praktikan dan
didampingi
dalam
tindakannya.
3 Penyimpanan Obat
a Obat yang diterima dicatat dalam √
buku laporan
TOTAL 5 0 5
PERSENTASE 100 % 0 100 %
Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa pengelolaan obat
telah berjalan maksimal sesuai dengan SOP yang ada yaitu sebesar 100%
tetapi terdapat catatan dalam pemberian obat yaitu terkadang perawat
mendelegasikan pemberiannya kepada siswa/mahasiswa praktikan tanpa
ada didampingi oleh perawat ruangan.

30
4. Penerimaan Pasien Baru
Tabel 2.22Kajian Data Observasi Penerimaan Pasien Baru di Ruang
Cempaka RS Tentara Tingkat II dr. Soepraoen Malang pada
Tanggal 29 – 31 Januari 2018
Tidak
No Data yang dinilai Dilakukan Ket.
dilakukan
1 Pada saat penerima pasien Dilakukan tetapi
baru, perawat menjelaskan tata √ kurang maksimal
tertib ruangan
2 Pada saat pasien baru datang, Pasien sudah di
perawat memberikan edukasi edukasi pada saat
tentang pencegahan infeksi di IGD / TPRI.
diruangan Namun, jika
diruangan

keluarga pasien
ingin bertanya lagi,
perawat akan
menjelaskan
kembali.
3 Pada saat pasien baru datang,
perawat menerima dengan

cepat melakukan assesment
awal
4 Pada saat penerimaan pasien
baru, perawat
mendokumentasikan, √
pemasangan gelang sesuai
dengan prosedur yang ada
5 Pada saat yang menerima Sudah dilakukan.
pasien baru perawat Tetapi keluarga
menjelaskan jam berkunjung √ atau pengunjung
pasien pasien tidak
mematuhi.
JUMLAH 4 1 5
PERSENTASE 80 % 20 % 100 %
Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa pada proses
penerimaan pasien baru yang berjalan sebesar 80% tetapi kurang maksimal
pada penjelasan tata tertib ruangan, sedangkan 20% tidak dilakukan terkait
dengan pemberian KIE tentang pencegahan infeksi dan jam berkunjung
pada ruangan.

31
5. Discharge Planning
Tabel 2.23Kajian Data Observasi Discharge Planning di Ruang Cempaka
RS Tentara Tk. II dr. Soepraoen Malang pada Tanggal 29 – 31
Januari 2018
No Observasi Ya Tidak Keterangan
1 Pemulangan pasien dapat berjalan lancar √
2 Pasien boleh pulang jika semua
pemeriksaan penunjang sudah selesai, tidak

dilakukan pemeriksaan lain lagi dan
keadaan pasien sudah membaik.
3 Pasien boleh pulang jika administrasi sudah

selesai
4 Dokter menginformasikan kepada pasien

bahwa pasien boleh pulang
5 Perawat melakukan pengecekan ulang
mengenai tindakan-tindakan pelayanan √
yang telah dilakukan
6 Perawat menginformasikan pelayanan yang
telah dilakukan kepada petugas administrasi √
dan sudah dilihat di aplikasi SIM RS
7 Pihak administrasi verifikasi data √
8 Petugas administrasi menginformasikan
total biaya rawat inap kepada pasien / √
keluarga pasien
9 Keluarga pasien mengurus pembiayaan di

kasir
10 Menyerahkan bukti pembayaran kepada

perawat yang bertugas
11 Perawat memberikan surat kontrol, surat

pulang dan obat kepada pasien
12 Perawat menjelaskan tentang hal hal yang Tidak dilakukan
perlu diajarkan kepada pasien dan keluarga dikarenakan pola
(diit, aktifitas dan istirahat, prosedur kebiasaan dan

minum obat yang benar, penanganan dan efisiensi waktu
pencegahan penyakit yang dialami, dan
perawatan diri)
13 Perawat mengantar pasien sampai ke
tempat penjemputan √
14 Perawat memberikan leaflet pada pasien
mengenai penyakit yang diderita yang
berisikan aturan diet atau nutrisi yang telah
dijelaskan oleh petugas gizi, obat-obatan √
yang harus diminum, jumlah dan aturan
minum yang telah dijelaskan oleh petugas
farmasi, serta aktifitas istrahat
JUMLAH 13 1 14
PRESENTASE (%) 93% 7% 100%

Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa pada proses


discharge palnning yang berjalan sebesar 93% dan sudah berjalan dengan

32
maksimal, sedangkan 7% tidak dilakukan terkait dengan pemberian KIE
tentang peraawatan dirumah dan pemberian leaflet.
6. Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 31 Januari
2018, kegiatan supervisi telah dilakukan oleh kepala ruangan secara langsung
kepada CI, ketua tim, dan perawat pelaksana dengan terjadwal, tetapi
terkadang kepala ruangan mendelegasikan CI, ketua tim atau perawat
pelaksana dalam melakukan supervisi diruangan tetapi kepala ruangan juga
melakukan monitoring evaluasi (monev) kepada yang didelegasikan baik
dalam bentuk tertulis dan lisan. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan
mencakup 3 aspek yaitu pelayanan keperawatan, ketenagaan dan peralatan.
7. Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil bahwa dokumentasi
ruang cempaka menggunakan tehnik SOAP untuk catatan perkembangan
pasien, namun jika untuk laporan ke dokter via telefon atau via sosial media
(whatsapp) perawat menggunakan SBAR. Format model dokumentasi
menggunakan pengkajian awal/ anamnesa pasien rawat inap yang sudah
baku di rumah sakit.
Pengisian dokumentasi, catatan perkembangan, lembar observasi
umumnya di ruangan cempaka ini sudah lengkap seperti identitas pasien
setiap lembar, tanda-tangan dokter dan perawat serta laporan sudah cukup
baik dan lengkap, dan perawat sudah melakukan pengkajian awal pada
pasien saat pasien datang ke ruangan, namun dokter belum melakukan
pengkajian awal secara langsung kepada pasien saat pasien datang ke
ruangan. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan pada pengkajian belum
lengkap pada sistem head to toe, namun telah dilengkapi dengan format
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi menggunakan
SOAP.
2.5 M4 (Money)
2.5.1 METODE PEMBAYARAN DI RST TK. II dr. Soepraoen Malang
Metode pembayaran yang dapat digunakan di Rumah Sakit Tentara TK.II
dr.Soepraoen Malang antara lain :
1. Biaya sendiri ( umum/ swasta)
33
2. BPJS
3. Jamkesda
Tabel2.24 Kajian Analisa Penggunaan Jaminan Kesehatan Tanggal 28
Desember 2017 – 28 Januari 2018 di Ruang Cempaka RS Tentara
TK.II dr. Soepraoen Malang
JenisJaminanK
Januari
esehatan
Umum 13 (16,8%)
BPJS 38 (49,5%)
JAMKESDA 26 (33,7 %)
Total 77 (100%)
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwapada bulan januari sampai
maret didapatkan data bahwa jenis jaminan kesehatan yang paling banyak
digunakan adalah BPJS 49,5 %.
2.5.2 PROSEDUR PENGADAAN BARANG RUANGAN
Untuk pengadaan barang, ruangan menggunakan beberapa buku
bon/ekpedisi yang sudah disesuaikan dengan beberapa barang yang dibutuhkan
seperti ATK, alat habis pakai, pembersih dan alkes. Ruangan melakukan
pengajuan penambahan barang / fasilitas kesehatan ke Watnap. Kemudian
oleh watnap di rekap terlebih dahulu disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah
pasien. Setelah dari watnap diserahkan ke bagian manajemen.
2.5.3 SISTEM PEMBAGIAN INSENTIF/JASA PELAYANAN
Sumber pendapatan insentif berasal dari :
1. Jasa pelayanan pasien BPJS
2. Jasa pelayanan pasien swasta/umum
Untuk pembagian insentif berasal dari BPJS dan swasta / umum di bagi
sama rata dari manajemen dibagi disesuai dengan jumlah pasien. Di rumah
sakit ini menggunakan sistem 40 % dan 60 %. Dari total pembayaran di
potong untuk biaya operasional rumah sakit. Kemudian sisanya 40 %
dikumpulkan jadi satu ke rumah sakit yang kemudian dibagi rata ke semua unit
rawat inap dan 60 % untuk ruangan.
2.5.4 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Di ruangan ini terdapat pengembangan SDM dengan biaya tertentu sesuai
dengan event yang ada. Biaya tersebut bisa berasal dari individu, rumah sakit
atau pihak lain yang menyelenggarakan event atau pelatihan.

34
Berdasarkan hasil dari wawancara didapatkan data bahwa RST TK II
dr.Soepraoen Malang sebagai rumah sakit tipe B merupakan rumah sakit
Hankam selain banyak menerima pasien BPJS juga menerima pasien umum.
Ruang cempaka sebagai salah satu ruang yang banyak menerima pasien baru
baik dari unit lain maupun rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan
lainnya.
Pada bulan Desember sampai Januari 2018 yang menggunakan BPJS
sebanyak 34 orang, umum sebanyak 13 orang, jamkesda sebanyaka 26 orang,
aske sebanyak 4 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien
rawat inap di ruang cempaka rumah sakit tentara TK II dr. Soepraoen Malang
adalah mayoritas pasien BPJS (44,1%). Untuk pengajuan penambahan barang
sudah disesuaikan dengan kebutuhan ruangan dan jumlah pasien. Sedangkan,
untukpembagianjasapelayananatauinsentif di aturolehpihakrumahsakit.
2.6 M5 (Mutu)
RS TK II dr.Soepraoen telah menerapkan upaya penjaringan mutu
perawatan pasien, dimana terdapat beberapa aspek penilaian penting yang
terdapat didalamnya membahas peningkatan mutu pelayanan. Indikator
peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain :
2.6.1 Keselamatan Pasien dan Pengendalian Pencegahan Infeksi :
Keselamatan pasien, beberapa parameter pengukuran keselamatan pasien
antara lain :
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
- Pasien di identifikasi menggunakan identitas seperti nama, tanggal lahir
dan no registrasi, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi
pasien.
- Pasien di identifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
- Pasien di identifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis.
- Pasien di identifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan atau
prosedur.
- Kebijakan dan prosedur mendukung praktek identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi.
Analisis:
35
Secara analisis di ruang Cempaka didapatkan bahwa keseluruhan dari
perawat belum melaksanakan dengan baik sesuai dengan SOP yang ada,
perawat masih menggunakan identifikasi identitas pasien dengan
menggunakan nomor kamar atau lokasi dikarenakan efisiensi waktu dan
faktor kebiasan dari perawat.
2. Peningkatan Komunikasi Efektif
- Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah/ hasil pemeriksaan
tersebut.
- Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan secara
lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah/ hasil pemeriksaan
tersebut.
- Perintah / hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
- Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam
melakukan verivikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui
telepon.
Analisi:
Secara analisis di ruang Cempaka RST dr.Soepraoen kepatuhan dalam
mendokumentasikan segala hal yang berhubungan dengan komunikasi sudah
dilaksanakan oleh seluruh perawat. Perawat mendokumentasikan pada
catatan perkembangan terintegrasi, kemudian di stempel TBK yang mana
akan ditulis advice dokter tengtang terapi yang akan diberikan kepada pasien,
serta ditandatangani oleh dokter kurang dari 24 jam.
3. Peningkatan Keamanan Obat
- Kebijakan dan / atau prosedur dikembangkan untuk mengatur
identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obatan yang
perlu diwaspadai.
- Kebijakan dan prosedur di implementasikan
- Penggunaan obat dengan tingkat kewaspadaan tinggi (High Alert) telah
ada di unit pelayanan, obat high alert diletakkan pada troly emergency dan
yang diperbolehkan untuk pengecekan dan penyetokan hanya petugas
dari farmasi.
36
- Jika diperlukan obat tersebut disimpan di unit pelayanan pasien di beri
label yang jelas dan disimpan dengan cara yang membatasi akses.
Analisis:
Secara analisis di ruang Cempaka RST dr.Soepraoen identifikasi
pemberian obat dikatakan kurang baik dimana dilakukan pada saat
mempersiapkan obat dengan cara diberikan identitas nama, nomor kamar bed
dan jenis obat yang diberikan. Selain itu, untuk metode pemberian obat
dikatakan kurang karena pemberian obat tidak disertakan dengan buku
pedoman injeksi, hanya dibawakan spuit yang bertuliskan nama pasien,
nomor kamar bed dan nama obat. Namun, ada beberapa jenis obat yang
dioplos menjadi satu spuit, seperti ceftriaxone dan ranitidine.
4. Ketepatan Pasien, Area, Prosedur Operasi
- Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk di
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam prose penandaan/
pemberian tanda.
- Rumah sakit menggunakan suatu cheklist atau proses lain untuk
melakukan verivikasi pra-operasi tepat lokasi, tepat prosedur, tepat
pasien, dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia
tepat/benar, dan fungsional.
- Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sign in
sebelum induksi tepat sebelum dimulainya tindakan pembedahan dan sign
out sebelum meninggalkan kamar operasi.
- Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman
proses guna memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang
dilaksanakan di luar kamar operasi.
Analisis data :
Secara analisis di ruang cempaka RST dr.Soepraoen selama 1 bulan
terakhir (Desember – Januari 2018) pasien yang menjalani operasi sejumlah 1
pasien dari total 116 pasien dan tidak ada kejadian ketidaktepatan dalam
tindakan operasi.

37
5. Upaya Pencegahan Infeksi
- Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygine
terbaru yang baru diterbitkan dan diterima secara umum yaitu cuci tangan
6 langkah dan 5 moment.
- Rumah sakit menerapkan program hand hygien yang efektif yaitu edukasi
kesehatan dengan KIE cuci tangan baik kepada pegawai, mahasiswa
praktikan, dan pasien serta keluarga pasien.
- Kebijakan dan / atau prosedur dikembangkan untuk mendukung
pengurangan secara berkelanjutan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan.
Analisis:
Secara analisis di ruang Cempaka RST dr.Soepraoen saat observasi,
kepatuhan cuci tangan sudah diterapkan secara tepat, tetapi lemah pada 2
moment sebelum yaitu sebelum kontak dengan pasien dan sebelum tindakan
aseptif pada pasien. Perawat cenderung melakukan cuci tangan pada 3
moment setelah yaitu setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan
lingkungan pasien dan setelah kontak dengan cairan pasien. Promosi
kesehatan diruang seperti poster, leaflet perlu ditingkatkan untuk mengurangi
resiko infeksi pada pasien.
6. Pencegahan Risiko Jatuh
- Rumah sakit menerapkan proses pengkajian awal resiko jatuh dengan
dipasangkan pin kuning dan segitiga kuning kemudian melakukan
pengkajian ulang terhadap pasien bila di indikasikan terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan.
- Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka
yang pada hasil pengkajian dianggap berisiko.
- Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan
pengurangan cidera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara
tidak sengaja.
- Kebijakan dan/ atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan
dan risiko cidera pasien akibat jatuh dirumah sakit.

38
Analisis data :
Saat analisis di ruang Cempaka pengkajian resiko jatuh belum
dilakukan secara optimal, namun pemasangan tanda gelang resiko jatuh sudah
dipasangkan pada klien yang beresiko jatuh dengan skala berat. Selain itu
pasien yang beresiko jatuh ditempatkan dekat dengan nurse station sehingga
bisa dipantau setiap 4 jam sekali.
7. Pencegahan Pengendalian Infeksi
1) Angka Kejadian Phlebitis
Terjadinya keradangan/ inflamasi berupa nyeri, rasa tidak enak, panas,
pembengkakan local dan kemerahan pada atau sekitar daerah insersi
jarum infuse pada vena akibat iritasi kimia atau mekanik akibat
pemasangan infus.
Analisis data :
Secara analisis di ruang Cempaka Kejadian plebitis selama 1 bulan
terakhir selama (Desember 2017 – Januari 2018 ) tidak ditemukan pasien
mengalami phlebitis dari total 116 pasien diakarenakan menurut hasil
observasi dan wawancara pasien terpasang infus setiap 3 hari sekali diganti
sehingga tingkat kejadian dikubitus selama 1 bulan terkahir tidak ditemukan.
2) Angka Kejadian Dekubitus
Kejadian dekubitus selama 1 bulan terakir selama (Desember
2017 – Januari 2018) tidak ditemukan pasien yang mengalami
dekubitus dari total 116 pasien dikarenakan pasien yang mengalami
perawatan total berada didekat nurse station dan dilakukan
monitoring selama 4 jam sekali untuk mencegah terjadinya dekubitus.
3) Upaya Pengurangan Infeksi Nosokomial:
 IDO (Infeksi Daerah Operasi)
Luka bekas operasi memperbesar kemungkingan terinfeksi bakteri
dan berakibat terjadinya infeksi sistemik.
Analisis data :
Secara analisis di ruang Cempaka selama 1 bulan terakhir
(Desember 2017 – Januari 2018) tidak ada pasien yang dilakukan
tindakan pembedahan, hanya berua TURP.
 ISK (Infeksi Saluran Kemih)
39
Infeksi ini terjadi karena sering terinfeksi dengan penggunaan
kateter urine.
Analisa data :
Secara analisis diruang Cempaka angka keajadian ISK
pada 1 bulan terakhir (Desember 2017 – Januari 2018) tidak
ditemukan pasien yang mengalami infeksi saluran kemih.
2.6.2 Kepuasan Pasien
Tingkat kepuasan pasien di ruang Cempaka saat di nilai dengan
menggunakan alat instrumen (kuesioner) didapatkan hasil 73,8 % yaitu
termasuk kategori B (Baik).
Tabel 2.24 Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga terhadap Pelayanan RS
Tentara Tk. II dr. Soepraoen Malang
Kepuasan Pasien Prosentase (%)
Sangat memuaskan 24,47 %
Memuaskan 73,8 %
Kurang memuaskan 1,73 %
Tidak memuaskan 0%
Total 100%

Berdasarkan hasil dari tabel diatas dari 6 pasien didapakan data


tingkat kepuasan kategori sangat memuaskan 24,47 %, memuaskan 73,8 %,
kurang memuaskan 1,73 %, dan untuk kategori tidak memuaskan 0 %.
Analisis Data :
Secara analisis di ruang Cempaka berdasarkan hasil dari kuesioner
tingkat kepuasan klien kategori tidak memuaskan dan kurang memuaskan
adalah saat perawat tidak segera datang bila dipanggil dan kurangnya
komunikasi antara perawat dengan pasien dan keluarga pasien.
2.6.3 Perawatan Diri
Terdapat beberapa faktor yang diperhatikan dalam perawatan diri pasien :
- Makan
- BAB/BAK
- Menggunakan pakaian
- Toileting
- Berpindah
- Mandi

40
Analisis data :
Secara analisis di ruang Cempaka penentuan kemandirian pasien
sudah diterapkan oleh keluarga pasien yang telah diedukasi oleh perawat dan
dilaksanakan secara mandiri oleh keluarga.
2.6.4 Pengetahuan dan Perilaku Klien
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam mebentuk tindakan seseorang, proses
perilaku sesorang juga dipengaruhi oleh pengetahuan maka perilaku tidak akan
berlangsung lama.
Analisis data :
Secara analisis di ruang Cempaka RST dr.Soepraoen belum
digunakannya secara maksimal ruang edukasi yang sudah tersedia untuk
menunjang pengetahuan pasien tentang penularan penyakit di ruang Cempaka.
Namun metode pemberian edukasi yang diberikan adalah secara lisan dan bisa
dilaksanakan di ruang perawat atau ruangan pasien, untuk edukasi yang
diberikan seperti (5 moment cuci tangan, etika batuk) sudah dijalankan dengan
maksimal, namun terkadang keluarga pasien tidak melaksanakan edukasi yang
diberikan dengan baik.

2.7 Analisa SWOT


Tabel 2.26Analisa SWOT Ruang Cempaka
No Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1 MAN (SUMBER DAYA MANUSIA)
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Jumlah tenaga keperawatan yang ada di ruang 0,5 3 1,5
cempaka RS TK II dr. Soepraoen sudah
mencukupi meliputi dinas pagi, sore dan malam.
2. Jenis ketenagaan keperawatan di ruangan :
 D3 = 12 orang 0,5 2 1
 S.Kep., Ners = 4 orang

Total 1 2,5

Weakness
1. Beban kerja perawat di ruangan cukup tinggi. S-W=
2. Pembagian tugas masih belum optimal. 0,6 2 1,2 2,5 – 2
0,4 2 0,8 = 0,5
Total
1 2,0

41
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Sebagian besar perawat mempunyai kemauan 0,3 3 0,9
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa 0,1 2 0,2
praktikan dengan perawat.
3. Adanya pelatihan khusus tentang manajemen 0,3 3 0,9
keperawatan dari diklat.
4. Adanya kebijakan pemerintah tentang 0,1 2 0,2
profesionalisme perawat.
5. Adanya pekarya yang membantu pekerjaan 0,2 2 0,4
perawat di ruangan.
O-T=
Total 1 2,6 2,6-2,4
= 0,2
Threathened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk 0,25 4 1
pelayanan yang lebih professional.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan 0,2 3 0,6
pentingnya kesehatan.
3. Adanya pertanggung jawaban legalitas bagi 0,25 4 1
pasien.
4. Adanya persaingan globalisasi akibat dari MEA 0,1 2 0,2
5. Kebijakan pemerintah tentang asuransi
kesehatan. 0,2 3 0,6

Total 1 2,4

2 M2 : MATERIAL (SARANA DAN


PRASARANA)
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien 0,2 3 0,6
dan tenaga kesehatan
2. Mempunyai peralatan medis, tenun, dokumen 0,2 3 0,6
yang baik dan memenuhi standar
3. Terdapat Nurse station 0,2 3 0,6
4. Terdapat ruang penyimpanan alat 0,1 2 0,2
5. Kejelasan tanda arah jalur evakuasi yang dapat 0,1 2 0,2
dilihat pada ruangan tersebut
6. Terdapat pengaman pada kamar mandi pasien 0,1 3 0,3
7. Terdapat alat pemadam api ringan (APAR) 0,1 3 0,3

Total 1 2,8 S-W=


2,8-3,7
Weakness = -0,9
1. Kurangnya bak sampah medis dan non medis 0,3 4 1,2
2. Minimnya media promosi kesehatan diruangan 0,3 3 0,9
cempaka
3. Bel perawat tidak berfungsi 0,4 4 1,6

Total 1 3,7
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya kesempatan menambah anggaran dana 0,4 2 0,8
42
pengadaan alat kesehatan dengan banyaknya pasien
yang keluar masuk
2. Adanya kesempatan untuk penggantian alat-alat 0,6 2 1,2
yang tidak layak pakai/rusak

Total 2,0 O-T=


2,0-3=
Threathened -1
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk 0,5 2 1,5
kelengkapan sarana dan prasarana diruangan.
2. Adanya kebijakan RS terhadap ketersediaan sarana 0,5 2 1,5
dan prasarana tiap ruangan.

Total 1 3

3 M3 : METHOD (METODE)
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
MAKP
Strength
1. Model asuhan keperawatan yang digunakan yaitu 0,3 2 0,6
metode tim dan modifikasi primer
2. Kepala ruang, CI, dan kepala tim dan perawat 0,3 3 0,9
pelaksana mengetahui peran dan fungsi masing-
masing dalam menjalankan metode tim
3. Sebagian besar tugas kepala ruangan, CI, dan ketua
tim dan anggota tim telah berjalan dengan baik 0,3 2 0,6
dimana hasil dari data observasi didapatkan hasil
>75% tugas telah berjalan.
4. Mempunyai SOP dalam melakukan tindakan 0,1 1 0,1 S-W=
2,2-2 =
Total 2,2 0,2

Weakness 1 2 2
1. Pelaksanaan model MAKP Tim sudah dilakukan
tetapi tidak berjalan dengan maksimal.

Total 1 2

EXTERNAL FAKTOR (EFAS)


Opportunity
1. Adanya mahasiswa praktikan yang sedang 0,3 4 1,2
melakukan manajemen keperawatan.
2. Adanya kebijakan Rumah Sakit tentang 0,3 3 0,9
pelaksanaan MAKP
3. Perlunya pelatihan dan pengembangan perawat 0,4 3 1,2
tentang manajemen keperawatan oleh pihak RS.

Total 3,3 O-T=


3,3-
Threathened 2,7= 0,6
1. Adanyatuntutandarimasyarakatuntukmendapatkan 0,3 2 0,6
pelayanan yang professional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 0,4 3 1,2
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan.
3. Persaingan antar RS yang semakin ketat 0,3 3 0,9

Total 2,7
43
1

TIMBANG TERIMA
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang 0,1 3 0,6
terima setiap pagi
2. Ketua tim mengkoordinasikan anggotanya dalam 0,1 2 0,2
tindakan
3. Semua perawat tahu hal-hal yang perlu 0,1 3 0,3
dipersiapkan dalam timbang terima
4. Perawat menjelaskan keadaan umum pasien 0,2 2 0,4 S –W
secara jelas. =2,7-
5. Dilakukan operan keliling bed pasien 0,1 2 0,2 3,5 =
6. Selalu ada klarifikasi, tanya jawab, dan validasi 0,1 2 0,2 -0,8
terhadap timbang terima yang dilakukan.
7. Adanya laporan jaga setiap shift 0,2 3 0,6
8. Melakukan tindakan timbang terima setiap shift 0,1 2 0,2
sesuai dengan SOP

Total 1 2,7

Weakness
1. Tidak maksimalnya kegiatan timbang terima 0,3 3 0,9
terutama shift sore dan malam
2. Tidak dilakukan kegiatan berdoa saat pre dan 0,3 4 1,2
post timbang terima.
3. Perawat jaga sebelumnya tidak memperkenalkan 0,2 4 0,8
perawat jaga shift yang baru.
4. Perawat shift selanjutnya tidak membawa buku 0,2 3 0,6
catatan harian pada saat operan berlangsung

Total 1 3,5

EXTERNAL FAKTOR (EFAS)


Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang praktik 0,5 4 2,0
manajemenkeperawatan.
2. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa S1 0,5 3 1,5
Keperawatan yang praktik dengan perawat ruangan

Total 3,5 O–T


=
Threathened 3-2,5 =
1. Adanya tuntutan dari masyarakat untuk 0,5 3 1,5 1
mendapatkan pelayanan yang professional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 0,5 2 1,0
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan

Total 1 2,5

RONDE KEPERAWATAN
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
44
1. Memiliki SOP di ruangan untuk ronde keperawatan 0,3 3 0,9
2. Ronde Keperawatan secara tidak langsung 0,2 3 0,6
dilakukan pada saat dokter visite namun tidak
semaksimal ronde keperawatan yang sesuai dengan
SOP
3. Ronde keperawatan sesuai dengan SOP pernah 0,2 2 0,4 S–W
dilakukan diruangan cempaka dimana ruangan ini =
merupakan ruangan infeksius. 2,8-3,0
4. Adanya kasus yang memerlukan tindakan ronde 0,3 3 0,9 = -0,2
keperawatan

Total 1 2,8

Weakness
1. Keterbatasan waktu untuk dilakukannya ronde 0,5 3 1,5
keperawatan.
2. Kurang minatnya dari SDM eksternal dalam 0,5 3 1,5
melakukan ronde keperawatan

Total 1 3,0
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang praktik 0,5 3 1,5
manajemen keperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa S1 0,5 3 1,5
Keperawatan yang praktik dengan perawat ruangan

Total 1 3 O–T
=
Threathened 3 – 2,5
1. Adanyatuntutandarimasyarakatuntukmendapatkanp 0,5 3 1,5 = 0,5
elayanan yang professional.
2. Makin tingginya pengetahuan masyarakat tentang 0,5 2 1,0
kesadaran akan kesehatan.
Total 1 2,5

SENTRALISASI DAN PENGELOLAAN OBAT


INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Tersedianya sarana dan prasarana untuk 0,2 3 0,6
pengelolaan sentralisasi obat .
2. Adanya buku injeksi dan obat oral bekerja sama 0,3 3 0,9
dengan depo farmasi.
3. Perawat melaksanakan kegiatan sentralisasi obat, 0,3 3 0,4
berkolaborasi dengan depo farmasi S–W
4. Pengelolaan obat telah berjalan maksimal. 0,2 2 0,4 =
3,4 –
Total 3,4 3,0 =
0,4
Weakness
1. Pada saat pemberian obat, perawat tidak
menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah 0,3 3 0,9
obat, dan efek samping
2. Pelabelan identitas kotak obat pasien masih terlihat 0,4 3 1,2
tidak beraturan sehingga beresiko kesalahan.
3. Pemberian beberapa obat dalam pengoplosan 0,3 3 0,9
45
dicampur.

Total 1 3,0

EXTERNAL FAKTOR (EFAS)


Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang praktik 0,5 3 1,5
manajemen keperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa S1 0,5 2 1
Keperawatan yang praktik dengan perawat ruangan

Total 1 2,5 O–T


=
Threathened 2,5 – 2
1. Adanyatuntutandarimasyarakatuntukmendapatkan 0,5 2 1 = 0,5
pelayanan yang professional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 0,5 2 1
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan

Total 1 2

PENERIMAAN PASIEN BARU


INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Pada saat pasien baru datang, perawat menerima 0,5 4 2
dengan cepat melakukan assesment awal perawat
2. Pada saat penerimaan pasien baru, perawat 0,5 2 1
mendokumentasikan, pemasangan gelang sesuai
dengan prosedur yang ada S–W
=
Total 1 3 3 – 2,3
= 0,7
Weakness
1. Pada saat penerima pasien baru, tidak dilakukan 0,3 2 0,6
sesuai dengan SOP secara maksimal seperti KIE
tentang ruangan/fasilitas, pengendalian infeksi
seperti cuci tangan, karena sudah disampaikan
kepada pasien saat di IGD, TPRI, atau Poli.
2. Perawat tidak memberitahukan jam berkunjung 0,3 3 0,9
ruangan kepada keluarga
3. Perawat tidak memberitahukan tenaga medis yang 0,4 2 0,8
bertanggung jawab merawat (dokter)
1 2,3
Total
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang 0,5 3 1,5
praktikmanajemenkeperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa S1 0,5 3 1,5
Keperawatan yang praktik dengan perawat ruangan

Total 1 3 O–T
=
Threathened 3 – 2,4
1. Adanya keinginan pasien dan keluarga untuk bisa 0,4 3 1,2 = 0,6
mendapatkan pelayanan secara maksimal
2. Adanya persaingan antar ruangan lain 0,6 2 1,2

46
Total 1 2,4

DISCHARGE PLANNING
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Tersedianya SOP dischard planning di ruangan untuk 0,2 3 0,6
pasien pulang
2. Perawat memberikan surat kontrol, surat pulang 0,5 4 2
dan obat kepada pasien
3. Perawat menjelaskan rute untuk kontrol dengan 0,3 4 1,2
tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
S–W
Total 1 3,8 =
3,8 –
Weakness 2,4 =
1. Terkait minat dan efisiensi waktu oleh perawat 0,6 2 1,2 1,4
dalam melakukan KIE
2. Tidak dilakukan edukasi kepada pasien dan 0,4 3 1,2
keluarga tentang aktifitas dan istirahat, prosedur
minum obat yang benar, penanganan dan
pencegahan penyakit yang dialami, dan perawatan
diri
1 2,4
Total
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang 0,5 3 1,5
praktikmanajemenkeperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa S1 0,5 3 1,5
Keperawatan yang praktik dengan perawat
ruangan
O–T
Total 1 3 =
3-3 = 0
Threathened
1. Adanyatuntutandarimasyarakatuntukmendapatkan 0,5 3 1,5
pelayanan yang professional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat 0,5 3 1,5
sebagai pemberi asuhan keperawatan.

Total 1 3

SUPERVISI
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Supervisi dilakukan baik langsung maupun tidak 0,4 4 1,6
langsung oleh kepala ruangan
2. Adanya sistem monev jika supervisi dilakukan tidak 0,3 3 0,9
langsung baik berupa lisan maupun tertulis
3. Supervisi mencakup aspek pelayanan keperawatan, 0,3 3 0,9
ketenagaan, dan peralatan
3,4 S–W
Total 1 =
3,4 – 3
Weakness = 0,4
1. Memberikan beban kerja baru bagi perawat 0,5 3 1,5
2. Pelayanan kurang maksimal jika perawat yang 0,5 3 1,5
47
didelegasikan dalam supervisi tidak langsung sedang
bekerja. 3

Total 1
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang 0,4 4 1,6
praktikmanajemenkeperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa S1 0,6 4 2,4
Keperawatan yang praktik dengan perawat
ruangan
4 O–T
Total =
4–3=
Threathened 1
1. Adanyatuntutandarimasyarakatuntukmendapatka 0,5 3 1,5
npelayanan yang professional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 0,5 3 1,5
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatann 3

Total

DOKUMENTASI KEPERAWATAN
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi 0,4 3 1,2
untuk tenaga kesehatan. S–W
2. Adanya sistem pendokumentasi menggunakan 0,3 3 0,9 =
SOAP. 3–2=
3. Adanya format asuhan keperawatan 0,3 3 0,9 1

Total 1 3

Weakness
1. Dari observasi rekam medik pasien, pengisian
dokumentasi kurang lengkap pada head to toe 1 2 2

Total 1
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Mahasiswa S1 Keperawatan praktik management 0,6 3 1,8
untuk mengembangkan sistem dokumentasi
keperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa S1 0,4 3 1,2
Keperawatan yang praktik dengan perawat ruangan
Total 1 3 O–T
=
Threathened 3-2,4 =
1. Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarga akan 0,4 3 1,2 0,6
tanggung jawab dan tanggung gugat sebagai
pemberi asuhan keperawatan 0,6 2 1,2
2. Persaingan antar Rumah Sakit dalam memberikan
pelayanan keperawatan

Total 1 2,4
48
4 M4 (MONEY)
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength :
1. Pengadaan penambahan barang, fasilitas kesehatan 0,2 3 0,6
disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah pasien
2. Banyaknya pasien BPJS di Ruangan Cempaka 0,3 3 0,9
sekitar 78,8 %
3. Pembagian insentif dibagi sama rata dengan 0,3 3 0,9
mneggunakan system 40 % dan 60 %
4. Adanya pengembangan SDM di ruang Cempaka 0,2 3 0,6

Total 1 3
S-W=
Weakness : 3-2,4 =
1. Jumlah pengadaan barang yang diajukan kadang 0,4 2 1,2 0,6
tidak sesuai dengan jumlah yang diinginkan
2. Barang yang diajukan belum tentu langsung 0,6 2 1,2
diberikan
Total
1 2,4

EXTERNAL FAKTOR (EFAS)


Opportunity :
1. Banyaknya pasien yang datang dari daerah rujukan 0,4 3 1,2
puskesmas ataupun RS tipe C
2. Adanya kesempatan untuk mengembangkan SDM 0,6 2 1,2

Total 1 2,4
O-T=
Threathened : 2,4-2=
1. Adanya tuntutan lebih tinggi dari masyarakat untuk 1 2 2 0,4
mendapatkan pelayanan yang lebih baik dengan
jenis pembayaran apapun yang dilakukan

Total 1 2

5 M5 (MUTU)
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Kejadian phlebitis selama 3 bulan terakhir (Januari- 0,3 0,3 9
Maret 2017) tidak ditemukan pasien mengalami
phlebitis dari total 306 pasien.
2. Kejadian tidak diinginkan (KTD) selama 3 bulan 0,2 4 0,8
terakhir (Januari-Maret 2017) tidak didapatkan
pasien yang mengalami KTD dari total 306 pasien.
3. Kejadian resiko jatuh selama 3 bulan terakhir 0,2 4 0,8
(Januari-Maret 2017) tidak didapatkan pasien yang
mengalami KNC dari total 306 pasien.
4. Adanya pemberitahuan melalui poster tentang 0,2 2 0,4
pembatasan pengunjung untuk anak dibawah usia
12 tahun
Total 1 2,9
S-W=
Weakness 2,9-3,1
1. Ketepatan didalam identifikasi pasien belum 0,2 3 0,6 = 0,2
dilaksanakan secara maksimal (perawat masih
menggunakan identifikasi identitas pasien dengan
49
menggunakan nomor kamar atau lokasi)
2. Kurangnya pembatasan pengunjung untuk anak 0,1 3 0,3
dibawah 12 th
3. Pemberian obat terkadang didelegasikan kepada 0,1 2 0,2
mahasiswa praktikan tanpa ada pendampingan
4. Upaya pencegahan infeksi, terutama angka 0,2 3 0,6
kepatuhan 2 moment cuci tangan sebelum tindakan
masih rendah
5. Penggunaan APD (skoret) belum dijalankan secara 0,1 3 0,3
maksimal oleh semua perawat, hanya beberapa saja
yang menggunakannya
6. Pemilahan sampah medis dan non medis di 0,1 4 0,4
ruangan masih belum dipatuhi semua anggota
keluarga
7. Peraturan jam berkunjung yang tidak diterapkan 0,1 4 0,4
oleh perawat ruangan secara maksimal
8. Kurang pengetahuannya keluarga tentang 0,1 3 0,3
bagaimana cara cuci tangan yang baik dan benar
serta etika batuk
Total 1 3,1
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya kerjasama yang baik antara perawat dan 0,4 4 1,6
mahasiswa
2. Adanya mahasiswa praktik manajemen profesi 0,3 3 1,5
NERS, dan mahasiswa praktikan lainnya
3. RS memfasilitasi semua kebutuhan ruangan 0,2 2 0,4
O–T
Total 1 3,5 = 3,5-3
= 0,5
Threathened
1. Adanya peningkatan standart masyarakat yang 0,5 3 1,5
harus dipenuhi
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan 0,3 3 0,9
kesehatan
3. Adanya keinginan masyarakat dalam peningkatan 0,2 3 0,6
mutu pelayanan masyarakat

Total 1 3

50
2.7.2 Diagram Layang
Interpretasi diagram layang

Hasil diagram layang analisis SWOT yaitu :


1. M1 (IFAS = 0,5 EFAS =0,2)
2. M2 (IFAS = -0,9 EFAS = -1)
3. MAKP (IFAS=0,2 EFAS =0,6)
4. TT (IFAS =-0,8 EFAS=1,0)
5. RK (IFAS= -0,2 EFAS=0,5)
6. SO (IFAS= 0,4 EFAS= 0,5)
7. PPB (IFAS= 0,7 EFAS = 0,6)
8. DP (IFAS = 1,4 EFAS= 0)
9. SV (IFAS =0,4 EFAS=1)
10. DK (IFAS =1 EFAS= 0,6)

51
11. M4 (IFAS =0,6 EFAS =0,4)
12. M5 (IFAS =-0,2 EFAS =0,5)
Gambar 2.3 Diagram Layang Pre Implementasi
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Timbang terima dan Mutu (M5)
memperoleh hasil terkecil , masalah-masalah tersebut adalah sebagai masalah
yang ada pada ruang Cempaka.
2.7.3 Prioritas Masalah
Tabel 2.27 Tabel Prioritas Masalah Ruang Cempaka RS Tentara Tk. II dr.
Soepraoen Malang
No Problem Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
1 M3
TT
Timbang Terima 5 4 4 4 3 960 I
RK
Ronde Keerawatan
2 M2
4 4 3 4 4 768 II
Material
4. M5
Patient Safety (6SKP) 4 4 3 4 3 574 III
Angket Kepuasan Pasien

Keterangan : Penentuan Prioritas Masalah


1. Magnitude (Mg) yaitu kecenderungan dan seringnya masalah yang terjadi
2. Severty (Sv) yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan
3. Manageability (Mn) yaitu kemampuan menyelesaikan masalah
4. Nursing Concern (Nc) yaitu fokus pada keperawatan
5. Affordability (Af) yaitu ketersediaan sumber daya

Rentang Nilai : Skala :


5 : Sangat sering atau sangat besar/sangat mudah dipecahkan/sangat
diperhatikan
4 : Sering / besar kerugian / mudah dipecahkan / diperhatikan
3 : Kadang-kadang / kurang sedang / agak mudah dipecahkan / kurang
diperhatikan
2 : Jarang / sedikit kerugian / agak sulit dipecahkan / kurang diperhatikan
1 : Tidak terjadi / tidak ada kerugian / sulit dipecahkan/ tidak diperhatikan
Prioritas Masalah yang didapatkan sesuai dengan skoring adalah :

52
1. M3/Method : Timbang Terima, Ronde Keperawatan dan Penerimaan
Pasien Baru
2. M2/Material : Sarana dan Prasarana Ruangan
3. M5/Mutu : Patient Safety (SKP)

53

Anda mungkin juga menyukai