Oleh :
Leny Rahayau (201810461011019)
Kelompok 8 Profesi Ners
Alhamdulillah,
Segala puji bagi Allah, Tuhan segala makhluk yang telah memberikan kita nafas
untuk hidup. Segala puji teruntuk-Nya, atas rahmat yang telah dihadirkan dalam setiap
detiknya sehingga saya menyelesaikan tugas ini dengan segala kekurangan yang masih
terdapat didalamnya.
Shalawat dan salam seraya kami haturkan kepada sang Rasul Muhammad SAW, sang
panutan yang selalu kami rindukan syafaatnya di hari akhir nanti. Tugas laporan Jurnal
Departemen Keperawatan Dasar dengan segenap keikhlasan yang saya selesaikan disela-sela
waktu yang sangat sempit.
Namun keikhlasan tersebut serasa tidak terbuang sia-sia saat semua jerih payah ini
terbayar dengan terselesaikannya tugas ini. Pada akhirnya saya terus mengharapkan manfaat
dan timbal baliknya dari para pembaca sebagai sarana untuk memperbaiki segala kekurangan
yang ada di dalam tugas kali ini.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
3.1.2 Pengarang.................................................................................................................. 5
Populasi : 257 pasien dengan sirosis hati direkrut dari klinik hati rawat jalan dan
GI/ Penderita penyakit hati .............................................. Error! Bookmark not defined.
Sebanyak 210 pasien masuk dalam kriteria exklusi .. Error! Bookmark not defined.
Sampel : 47 pasien dengan penyakit hati. ................. Error! Bookmark not defined.
iv
3.2.4 Intervension : ............................................................................................................ 6
BAB IV .................................................................................................................................... 10
PENUTUP ............................................................................................................................... 10
4.1Kesimpulan ..................................................................................................................... 10
v
BAB I
PENDAHULUAN
perbaikan perawatan akhir hayat pada pasien yang mengalami penyakit terminal.
Sebagian besar pasien terminal akan sangat menderita, penderitaan berupa fisik,
mental dan atau spiritual. Selain kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,
pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan seperti penyakit kanker, penyakit
degeneratif, penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke, Parkinson, gagal
jantung/ heart failure, penyakit genetika, dan HIV/AIDS juga memerlukan perawatan
kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderita dari rasa sakit
melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta
masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual (Anita, 2016).
komplikasi penyakit dan pengobatan, mengelola rasa sakit dan gejala lain,
memberikan perawatan psikososial bagi pasien dan keluarga, dan merawat saat
sekarat dan berduka .Penyakit dengan perawatan paliatif merupakan penyakit yang
sulit atau sudah tidak dapat disembuhkan, perawatan paliatif ini bersifat
nyaman dengan perawatan yang tepat, baik dirumah, rumah sakit atau tempat lain
sesuai pilihan pasien. Perawatan paliatif dilakukan sejak awal perjalanan penyakit,
1
bersamaan dengan terapi lain dan menggunakan pendekatan tim multidisiplin untuk
komplikasi penyakit dan pengobatan, mengelola rasa sakit dan gejala lain,
memberikan perawatan psikososial bagi pasien dan keluarga, dan merawat saat
sekarat dan berduka .Penyakit dengan perawatan paliatif merupakan penyakit yang
sulit atau sudah tidak dapat disembuhkan, perawatan paliatif ini bersifat
tersebut meliputi masalah dari aspek struktur perawatan paliatif, yaitu kurangnya
tenaga spesialis seperti dokter dan tenaga kesehatan yang kurang berkualitas karena
anggaran. Selain itu, kebijakan dan sistem nasional yang kurang memperhatikan
tentang perawatan paliatif, serta akses penduduk terhadap obat penghilang nyeri yang
tidak memadai juga merupakan masalah yang berkaitan dengan kualitas perawatan
yang mengakibatkan masalah nyeri pasien tidak dapat ditangani secara optimal
Masalah lainnya yaitu, pemberian informasi oleh petugas kesehatan yang kurang jelas
kepada pasien dan keluarga, kesempatan untuk berdiskusi kurang, frekuensi bertemu
yang kurang, dan komunikasi yang kurang terintegrasi .Komunikasi dan kolaborasi
yang kurang baik antar tim interdisiplin disebabkan karena keterbatasan waktu,
administrasi, komunikasi yang tertunda dan tidak lengkap, dan kepribadian setiap
2
profesi yang dapat membatasi diskusi serta komunikasi yang berjenjang (El – Nagar,
2013).
Berdasarkan latar belakang diatas judul jurnal yang akan dibahas adalah
Oncology Clinic”
3
BAB II
Jurnal Penelitian
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.2 Pengarang
Anne M. Walling, Sarah F. D’Ambruoso, Jennifer L. Malin, Sara Hurvitz, Ann
Zisser, Anne Coscarelli, Robin Clarke, Andrew Hackbarth, Christopher Pietras,
Frances Watts, Bruce Ferrell, Samuel Skootsky, and Neil S. Wenger
3.1.3 Sumber :
jop.ascopubs.org
3.1.5 Abstrak
Purpose
To test a simultaneous care model for palliative care for patients with advanced
cancer
by embedding a palliative care nurse practitioner (NP) in an oncology clinic.
Methods
We evaluated the effect of the intervention in two oncologists’ clinics beginning
March 2014by using implementation strategies, including use of a structured
referral mechanism, routine symptom screening, integration of a psychology-
based cancer supportive care center, implementation team meetings, team
training, and a metrics dashboard for continuous quality improvement. After 1
year of implementation, we evaluated key process and outcome measures for
supportive oncology and efficiency of the model by documenting tasks completed
by the NP during a subset of patient visits and time-motion studies.
Results
Of approximately 10,000 patients with active cancer treated in the health system,
2,829 patients had advanced cancer and were treated by 42 oncologists.
Documentation of advance care planning increased for patients of
thetwointervention oncologistscompared with patients of the other oncologists.
Hospice referral before death was not different at baseline, but was significantly
higher for patients of intervention oncologists compared with patients of control
oncologists (53% v 23%; P = .02) over the intervention period. Efficiency
evaluation revealed that approximately half the time spent by the embedded NP
potentially could have been completed by other staff (eg, a nurse, a social worker,
or administrative staff).
Conclusion
5
An embedded palliative care NP model using scalable implementation strategies
can improve advance care planning and hospice use among patients with
advanced cancer
3.2.3 Intervension :
Sampel di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok intevensi
Kelompok kontrol mendapat perawatan dari 35 ahli onkologi tanpa
perawat paliatif
Kelompok intervensi mendapat perawatan dari 5 ahli onkologis yang
melibatkan perawat palliatif
Peneliti mengevaluasi efek intervensi di dua klinik onkologis mulai Maret
2014 dengan menggunakan strategi implementasi, termasuk penggunaan
mekanisme rujukan terstruktur, skrining gejala rutin, integrasi pusat
perawatan kanker suporter berbasis psikologi, pertemuan tim
implementasi, pelatihan tim, dan dasbor metrik untuk peningkatan kualitas
berkelanjutan.
intervensi The Embedded Palliative Care NP
1. Peneliti mengembangkan program pelatihan 2 minggu untuk perawatan
paliatif NP yang dirancang untuk menekankan pentingnya sifat
interdisipliner perawatan paliatif
2. NP berfokus pada tujuan perawatan dan menghargai kondisi kesehatan
masa depan dalam perencanaan perawatan awal yang dipandu oleh
prognostik Jackson model kesadaran, 17
3. Informasi dimasukkan pada kelompok studi (pasien yang dirawat di
UCLA yang memiliki setidaknya dua kunjungan dengan ahli onkologi
sistem kesehatan dalam 6 bulan terakhir), riwayat kemoterapi atau
radiasi setidaknya sekali dalam 2 terakhir tahun, dan dokumentasikan.
4. Peneliti melakukan tinjauan mendalam dari beban kasus keseluruhan
dan sebagian bertemu dengan pasien dan mengukur seberapa besar
praktik NP bisa dilakukan oleh staf lain, yang akan menginformasikan
alternatif model klinis pemberian perawatan paliatif di klinik onkologi.
6
Peneliti mengategorikan tugas (Dasar Penilaian Gejala, Gejala
Asesmen Medis, Asesmen Gejala Psikososial, Dasar Komunikasi, dan
Kompleks Komunikasi) dan kemudian dihitung waktu yang dihabiskan
untuk 16 pertemuan pasien. Ini kategori. komponen Penilaian Dasar
Gejala bisa dilakukan oleh Perawat Terdaftar (RN) sedangkan
Penilaian Gejala Tugas medis memerlukan dokter atau NP. Demikian
pula, Penilaian Gejala Psikososial bisa berpotensi dilakukan oleh
pekerja sosial dan Komunikasi Dasar oleh pekerja sosial atau RN,
sedangkan Kompleks Komunikasi akan membutuhkan NP atau dokter.
Analisis gerakan waktu 3 hari dilakukan oleh seorang yang terlatih pengamat untuk
melacak aktivitas NP dari menit ke menit. Peneliti juga meminta umpan balik tertulis dari
intervensi ahli kanker mengenai efek paliatif tertanam program perawatan NP di klinik
mereka dalam hal kualitas perawatan dan efisiensi waktu
3.2.4 Compare
3.2.5 Outcome/Hasil
statistik antara pasien kontrol dan intervensi. Selama masa intervensi, pasien
7
memiliki dokumentasi perencanaan perawatan lanjutan (30% v 17%; P, .01)
dan untuk menerima rujukan untuk dukungan psikososial 46% v 16%; P, .01).
diselesaikan oleh staf lain (misalnya, seorang perawat, pekerja sosial, atau staf
administrasi).
tingkat kemajuan yang lebih tinggi perencanaan perawatan dan rujukan rumah
8
3.2.8 Manfaat hasil penelitian bagi dunia keperawatan
9
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas
hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit
yang dapatmengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan
penderitaan,identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah
lain baikfisik, psikososial dan spiritual.
4.2 Saran
Kami menyarankan bahwa studi lebih lanjut dilakukan dan menambah perawat
praktisi ahli onkologi palliatif care agar sesuai dengan sampel yang digunakan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Al Qadire, M., (2013). Knowledge of palliative care: An online survey. Nurse Education
Today, Elsevier.
Anita. (2016). Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita Kanker. Jurnal Kesehatan,
7(3): 508-513.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Jakarta: Salemba Medika.
Campbell, M. L. (2013). Nurse to Nurse Perawatan Paliatif. Jakarta: Salemba Medika.
Das, A. G. & Haseena, T. A. (2015). Knowledge and Attitude of Staff Nurses Regarding
Palliative Care. International Journal of Sciences Research, 4(11): 1790-1794.
El-Nagar, S. & Lawend, J. (2013). Impact of Palliative Care Education on Nurses'
Knowledge, Attitude and Experience Regarding Care of Chronically Ill
Children. Journal of Natural Sciences Research, 3(11): 94-103
Gopal, K. S. & Arvhana, P. S. (2016). Awareness, Knowledge and Attitude about Palliative
Care, in General, Population and Health Care Professionals in Tertiary Care
Hospital. Internationnal Journal of Scientific Study, 3(10): 31- 35
11