PERITONITIS TUBERCULOSIS
terlihat pada penyakit ini sering mengenai seluruh peritoneum, alat-alat sistem
lainterutama dari tuberkulosis paru, namun sering ditemukan bahwa pada waktu
diagnosa ditegakkan proses tuberkulosis di paru sudah tidak terlihat lagi. Hal ini bisa
proses tuberculosis di paru sudah menyembuh atau tidak ada lagi. Hal ini mungkin
terjadi oleh karena proses tuberculosis di paru dapat menyembuh dengan sendirinya
langsung berlanjut (kontinu) dari alat sekitarnya, tetapi lebih sering disebabkan karena
reaktivitas proses laten yang terdapat di peritoneum yang diperoleh sewaktu terjadi
penyebaran hematogen dari proses primer terdahulu. Oleh karena itu pulalah banyak
Pada sebagian kecil selain terjadi melalui penyebaran hematogen dapat juga
melalui penyebaran langsung tuberculosis usus, tuberculosis alat genitalia interna atau
Gejala klinis bervariasi. Pada umumnya keluhan dan gejala timbul perlahan-
lahan, sering penderita tidak menyadari keadaan ini. Pada lebih 70% kasus ditemukan
keluhan yang berlangsung lebih dari empat bulan. Keluhan yang paling sering adalah
adanya nyeri pada perut, pembengkakan perut, tidak nafsu makan, batuk, demam,
Keluhan yang berasal dari saluran cerna seperti sakit perut, mencret dan lain-
lain berhubungan dengan ada tidaknya proses dalam usus atau adanya perlengketan
antara usus dengan peritoneum atau usus dengan usus. Jika perlengketan begitu hebat
dapat terjadi penggumpalan sehingga jalan makanan terganggu dan terjadi gejala
illeus obstruktif.
D. Patofisiologi
dalam udara yang dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada
ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang baik dan kelembaban. Bila partikel
infeksi ini terhisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada jalan napas atau paru-
paru. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari
cabang tracheo-bronkhial beserta gerakan silia dengan sekretnya. Bila kuman tetap
dimatikan. Sesudah hari-hari pertama terjadi perubahan yaitu leukosit diganti oleh
makrofag, ia tumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Kuman yang
dan disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini dapat terjadi di bagian
jaringan paru mana saja. Dari sarang primer timbul peradangan saluran getah bening
menjadi hilus, dan juga diikuti peradangan getah bening (KGB) hilus hingga menjadi
kompleks primer, kompleks primer ini dapat langsung berkomplikasi dan menyebar
secara limfogen dan hematogen ke organ tubuh lainnya, atau bersifat dormant. Kuman
menjadi tuberculosis dewasa. Tuberculosis ini dapat dimulai dengan sarang dini di
region atas paru-paru (bagian apical posterior lobus superior atau inferior). Invasi
pada daerah parenkim paru-paru sarang dini mula-mula berbentuk sarang pneumonia
kecil. Dalam waktu 3-10 minggu sarang ini menjadi tuberkel, yaitu suatu granuloma
yang terdiri dari sel-sel histiosit dan sel Datia-langhans (sel besar dengan banyak luti)
yang dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan bermacam-macam jaringan ikat. Sarang dini
jaringan keju, bila jaringan keju dibatukkan akan terjadi kavitas yang berdinding tipis,
besar, sehingga menjadi kavitas sklerotik. Kavitas ini meluas kembali dan
dan limfadenitis (pembesaran kelenjar getah bening). Organisme yang lolos dari
kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah yang disebut dengan penyebaran
limphohematogen. Penyebaran secara hematogen merupakan suatu pneumonia akut
berada di dalam rongga peritoneum. Selain tuberkel yang kecil terdapat juga tuberkel
yang besar. Di sekitar tuberkel terdapat reaksi jaringan peritoneum berupa kongesti
pembuluh darah. Eksudat dapat terbentuk banyak, menutupi tuberkel dan peritoneum
Komplek primer
Dengan kondisi yang menunjang dari tuberculosis Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
primer berkembang menjadi tuberculosis post
primer (dewasa)
Cemas
Kelemahan
Nyeri akut
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
3) Laju Endap Darah (LED) pada umumnya meninggi, jarang ditemukan yang
normal;
1) Pemeriksaan rontgen
2) Biopsy peritoneum
3) Peritoneoskopi
Pemeriksaan peritoneoskopi merupakan pemeriksaan yang sederhana
dan aman jika dilakukan secara hati-hati. Dengan cara ini, biopsy dapat
atau pada organ lain di dalam rongga peritoneum seperti hati, ligamentum,
peritoneum.
c. Penebalan peritoneum.
d. Adanya cairan eksudat atau cairan yang keruh seperti nanah. Mungkin
Biopsy dapat ditujukan kepada tuberkel secara terarah atau pada jaringan
kesulitan dalam memasukkan trokar dan lebih lanjut ruangan yang sempit di
4) Laparotomi
Laparotomi eksplorasi dahulu merupakan tindakan diagnostik yang
diagnostik yang paling baik. Pembedahan dilakukan, jika cara-cara lain yang
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
trauma jaringan.
Grace, Pierce A & Borley Neil R. (2006). At a Glance Ilmu Bedah. Surabaya: Erlangga
Kartasasmita, C.B .(20090. Epidemiologi Tuberkulosis. Bandung; Sari Pediatri. Volume 11,
No 2; Halaman 124-129.
Reeves, Charlene J. et al. (2011). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Salemba Medika