Anda di halaman 1dari 16

Dicetak pada tanggal 2019-03-21

Id Doc: 589c896781944d32104942f5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Organoleptik

Organoleptik yaitu penilaian dan mengamati tekstur, warna, bentuk,

aroma, rasa dari suatu makanan, minuman, maupun obat-obatan (Nasiru, 2014: 9).

Pengujian organoleptik merupakan cara menilai dengan panca indera, hal ini

untuk mengetahui perubahan maupun penyimpangan pada produk (Kartika dkk,

1988: 63). Penilaian organoleptik digunakan untuk menilai mutu suatu makanan.

Dalam penilaian organoleptik memerlukan panel, baik perorangan maupun

kelompok, untuk menilai mutu maupun sifat benda dari kesan subjektif. Orang

yang menjadi anggota panel dinamakan panelis. Terdapat beberapa macam panel,

seperti; (1) panel pencicip perorangan, (2) panel pencicip terbatas, (3) panel

terlatih, (4) panel tidak terlatih, (5) panel agak terlatih, (6) panel konsumen

(Soekarto, 2012: 42).

Organoleptik merupakan pengujian berdasarkan pada proses pengindraan.

Pengindraan artinya suatu proses fisio psikologis, yaitu kesadaran pengenalan alat

indra terhadap sifat benda karena adanya rangsangan terhadap alat indra dari

benda itu. Kesadaran kesan dan sikap kepada rangsangan adalah reaksi dari

psikologis atau reaksi subjektif. Disebut penilaian subjektif karena hasil penilaian

ditentukan oleh pelaku yang melakukan penilaian (Agusman, 2013: 3).

Jenis penilaian yang lain adalah penilaian instrumental atau pengukuran

objektif. Pengukuran objektif sangat ditentukan oleh kondisi objek suatu benda

yang akan diukur. Begitu pula penilaian dilakukan dengan memberi rangsangan,

7
Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 8

maupun benda rangsang pada alat indra. Penilaian ini disebut penilaian subjektif,

penilaian organoleptik atau penilaian indrawi. Benda yang diukur berdasarkan

reaksi fisiologis kesadaran seseorang terhadap rangsangan, maka disebut dengan

penilaian sensorik. Rangsangan yang dirasakan oleh pengindraan bisa bersifat

mekanis seperti; tusukan dan tekanan atau bersifat fisis seperti; panas, dingin,

sinar, dan warna maupun sifat kimia seperti; aroma, bau, dan rasa (Agusman,

2013: 3-4).

Organ pengindraan yang berperan adalah hidung, lidah, mata dalam

menentukan keadaan benda yang dinilai. Jenis kesannya adalah spesifik seperti:

rasa manis, pahit, asin dengan intensitas kesan kuat lemahnya suatu rangsang.

Lama kesan adalah bagaimana suatu rangsang menimbulkan kesan mudah atau

tidak mudahnya hilang setelah dilakukannya pengindraan. Rasa manis memiliki

kesan lebih rendah setelah dibandingkan dengan rasa pahit sesudahnya (Agusman,

2013: 4).

Pengujian organoleptik memiliki bermacam macam cara, terdapat

beberapa kelompok cara dalam pengujian organoleptik. Cara yang paling popular

yaitu pengujian pembedaan dan pengujian pemilihan. Selain dari itu ada juga

pengujian skalar dan pengujian deskripsi. Pengujian pembedaan digunakan untuk

menentukan apakah ada perbedaan sensorik antara contoh yang disajikan

(Soekarto, 1985: 42).

Penilaian organoleptik terdiri atas enam tahapan, yaitu menerima produk,

mengenali produk, mengadakan klarifikasi sifat produk yang telah diamati

dijelaskan indrawi produk. Dalam pengujian organoleptik mesti dilakukan dengan

cermat karena memiliki kelebihan dan kekurangan. Organoleptik mumpunyai


Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 9

relevansi yang tinggi dengan mutu produk, karena berhubungan langsung pada

selera konsumen. Kelemahan dan keterbatasan organoleptik diakibatkan sifat

indrawi tidak dapat dideskripsikan.Panelis juga dapat dipengaruhi oleh kondisi

mental dan fisik sehingga kepekaan menurun panelis menjadi jenuh (Meilgaard,

2000: 10).

Penilaian menggunakan indra disebut juga penilaian organoleptik atau

penilaian sensorik merupakan cara paling primitip. Penilaian dengan indra

menjadi bidang ilmu setelah prosedur penilain dibakukan, dirasionalkan,

dihubungkan dengan penilaian secara objektif, analisa data menjadi lebih

sistematis. Penilaian organoleptik sangat banyak digunakan dalam menilai

kualitas pangan maupun hasil dari industri pangan. Pada penilaian ini dapat

memberi hasil yang sangat teliti. Dalam penilaian dengan indra bahkan melebihi

ketelitian alat yang sangat sensitif (Susiwi, 2009: 5).

Untuk penilaian kualitas sensorik suatu komoditi panel bertindak sebagai

instrumen maupun alat. Panel adalah satu ataupun sekelompok orang yang

bertugas, untuk menilai sifat atau kualitas benda berdasarkan kesan subjektif.

Maka penilaian oleh panel adalah berdasarkan kesan subjektif dari para panelis

dengan prosedur sensorik tertentu yang harus dijalani. Penilaian organoleptik

dikenal ada beberapa macam panel, penggunaan panel ini bisa berbeda tergantung

dari tujuannya. Dalam hal ini ada enam macam panel yang sering digunakan,

yaitu pencicip perorangan (individual expert), panel pencicip terbatas (small

expert panel), panel terlatih (trained panel), panel tak terlatih (untrained panel),

panel agak terlatih, dan panel konsumen / konsumer panel (Susiwi, 2009: 6-7).
Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 10

Minuman madu warnanya terang, cairannya kental dan rasanya manis.

Kualitas madu juga ditentukan oleh keaslian, warna madu, komposisi madu,

citarasa madu, dan jenis madu. Citarasa ditentukan juga oleh fruktosa, glukosa,

dan alkaloid. Warna madu ditentukan oleh kandungan mineral, jenis tanaman.

Kualitas organoleptik aroma madu ditentukan oleh kealamian madu. Karena madu

alami mengandung karbohidrat yang sangat tinggi, sehingga mempengaruhi

organoleptik aroma (Erlin, 2006: 8).

2.2 Madu.

Madu adalah zat manis alami yang dihasilkan lebah dari bahan baku

nektar bunga (SNI, 2004: 2). Madu merupakan sumber makanan yang bagus,

karena memiliki kandungan nutrisi yang mudah diserap oleh tubuh seperti asam

amino, karbohidrat, protein vitamin, dan mineral. Nutrisi yang terkandung dalam

madu paling menonjol, yaitu fruktosa dan glukosa mencapai 85-95 % dari total

pada madu. Tekstur yang dimiliki madu yaitu kental, karena kadar airnya

maksimal 22% (Mulu dkk, 2004: 7).

Madu adalah cairan alami yang memiliki rasa manis, dihasilkan oleh lebah

madu dari sari bunga tanaman. Madu merupakan zat pemanis yang diproduksi

oleh lebah madu dari nektar tanaman, dengan kata lain sekresi bagian lain dari

pada tanaman. Ekskresi dari insekta penghisap tanaman, sari madu yang

dikumpulnya kemudian diubah kombinasinya dengan zat tertentu dari lebah lalu

ditempatkan pada sarang hingga matang. Lebah menambah enzim dan bahan anti

mikroba selama proses pemindahan. Enzim utama madu yaitu diastase, amilase,

invertase, dan glukosa oksidase (Codex, 1989: 5).


Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 11

Madu dihasilkan oleh lebah dengan memanfaatkan bunga tanaman

(Sarwono, 2001: 7). Madu memiliki aroma, warna, dan rasa yang berbeda-beda,

tergantung pada jenis tanaman yang banyak tumbuh disekitar lebah itu. Seperti

madu mangga contohnya rasanya agak asam, madu bunga timun rasanya sangat

manis, madu kapuk randu rasanya manis lebih lengit dan agak gurih, madu

lengkeng rasanya manis, lebih lengit dan aromanya lebih tajam. Selain itu ada

juga madu rambutan, madu karet, dan madu kaliandra (Suranto, 2004:9).

Madu merupakan produk alami yang dihasilkan oleh lebah untuk

dikonsumsi, karena mengandung gizi yang sangat essensial. Madu bukan hanya

sebagai pemanis atau penyedap makanan saja, tapi juga digunakan sebagai obat

(Purbaya, 2002: 5). Madu juga dapat digunakan untuk menghilangkan rasa letih,

lelah pada tubuh. Dapat juga digunakan untuk menghaluskan kulit, serta

pertumbuhan rambur agar subur (Murtidjo, 1991: 7).

Madu merupakan cairan kental kaya karbohidrat yang diproduksi oleh

lebah dari nektar tanaman. Madu dari dahulu tidak hanya dikenal sebagai bahan

pangan, akan tetapi juga sebagai obat penyembuh penyakit. Masyarakat mesir

kuno telah menggunakan madu sebagai obat luka, obat sakit perut, dan pengawet.

Para ilmuan juga sudah mengidentifikasi nutrisi yang terkandung dalam madu

serta manfaatnya. Beberapa manfaat dari madu yaitu anti mikroba, anti oksidan,

anti parasit, anti virus, campuran bahan pangan, anti kanker, mengurangi

peradangan kulit, mempercepat penyembuhan luka, sebagai sumber energi,

menstimulasi regenerasi jaringan tubuh yang rusak, dan peningkatan daya tahan

tubuh (Garcia dkk, 2008: 65).


Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 12

Madu adalah campuran gula yang dibentuk dari nektar oleh suatu enzim

invertase yang ada dalam tubuh lebah. Madu tidak boleh diberikan bahan

tambahan lain, termasuk air dan pemanis lainnya. Bahan baku utama madu adalah

nektar dari bunga. Lebah madu mengumpulkan nektar dibawa kesarang lebah

untuk diproses menjadi madu. Madu mengubah struktur kimia nektar, mengipasi

dengan udara hangat untuk menurunkan kadar air dari 60% hingga 20% bahkan

lebih rendah. Madu menjadi sangat rendah kadar air hingga bisa menyerap

kelembaban udara, lebah menutup sel-sel madu dengan lilin untuk mengawetkan

madu (Mounteira dkk, 2003: 2).

Pada madu enzim diastase berperan sebagai pengurai glikogen menjadi

gula sederhana, invertase menguraikan sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.

Glukosa oksidase berperan dalam memproduksi hidrogen peroksida dan glukosa

asam glukonik. Lebah menurunkan kadar air hingga 50%, kemudian

dimasukannya kedalam sel madu yang terdapat di bagian atas sisiran. Lebah

pekerja terus mengisapi madu sehingga kadar air mencapai 20%, kemudian baru

disegel atau ditutupi dengan malam. Proses pembentukan madu melibatkan

banyak macam jenis bunga, dari berbagai tanaman yang menyebabkan madu dari

koloni lebah memiliki komposisi fisika, kimia, dan biologi (Codex, 1989: 10).

Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah dari bermacam

sumber nektar. Senyawa yang terkandung didalam madu berasal dari berbagai

macam jenis bunga. Nektar yaitu senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar

necterifier tanaman dalam bentuk larutan gula yang sangat bervariasi. Komponen

utama dari pada nektar, yaitu sukrosa fruktosa dan glukosa, serta terdapat juga
Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 13

dalam jumlah kecil zat gula lain seperti melibiosa, maltosa, rafinosa dan turunan

karbohidrat lainnya (Suranto, 2004: 7).

Madu mengandung banyak mineral seperti kalsium, natrium, magnesium,

aluminium, fosfor, besi, dan kalium. Vitamin yang terdapat dalam madu yaitu

thiamin B1, riboflavin B2, asam oksalat C, piridoksin B6, asam pantotenat, niosin,

biotin, asam folat dan vitamin K. Sedangkan enzim penting dalam madu, yaitu

enzim glukosa oksidase, invertase, diastase, peroksidase, dan lipase. Selain itu

kandungan unsur lain pada madu, yaitu memiliki zat antibakteri dan antibiotik

(Suranto, 2004: 8).

Madu liar adalah yang dihasilkan atau diambil langsung dari sarang lebah,

terdapat di pohon-pohon dalam hutan atau alam bebas. Sedangkan madu ternak

adalah madu yang dihasilkan dari peternakan lebah, tempat tinggal lebah ini yaitu

dalam kotak (stup) yang terbuat dari kayu tersusun. Lokasi peternakan lebahpun

harus dekat dengan sumber pakan seperti kebun, tanaman bunga yang menjadi

sumber makan lebah (Suranto, 2004: 9).

Madu merupakan hasil utama dari lebah yang memiliki berbagai macam

manfaat, karena nilai gizi khasiatnya juga sangat tinggi. Lebah budidaya belum

ditangani dengan baik sehingga menurunkan kualitas daripada madu. Nilai gizi

yang terdapat dalam madu sangat tergantung dari kandungan yang dihasilkan.

Kualitas madu di Indonesia masih sangat rendah, karena kadar air yang masih

tinggi berkisar 25%. Kadar air yang sangat tinggi disebabkan oleh pemanenan

madu yang terlalu dini, bahkan sebagian sarang masih belum tertutup lilin

(Nuryati, 2006: 6).


Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 14

Pada madu terdapat enzim diastase yang merupakan parameter, digunakan

sebagai indikator kemurnian madu. Karena enzim ini hanya ada pada lebah atau

berasal dari tubuh lebah. Enzim diastase yaitu enzim yang berfungsi mengubah

zat tepung menjadi dekstrin dan maltosa. Enzim ini akan menjadi rusak jika

berada dalam suhu 60-80°C (Sihombing, 2005: 7).

2.3 Lebah Penghasil Madu.

Lebah ada 20.000 jenis yang terdapat di dunia, tetapi hanya ada empat

jenis lebah yang dikenal sebagai lebah madu, seperti: Apis cerana, A. dorsata, A.

florea, A. mellipera. Berikut ini yaitu kedudukan lebah madu dalam klasifikasi

dunia binatang (Singh, 1962: 15).

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda / Insekta
Ordo : Hymenoptera
Family : Apidae
Genus : Apis
Spesies : Apis cerana, A. dorsata, A. florea, A. mellipera.

Lebah madu A. dorsata masih liar belum ada yang berhasil diternakkan

atau dibudidaya di dalam stup. Kemampuan lebah ini mengumpulkan atau

memproduksi madu berkisar 20 kg persarang per tahun (Sumoprastowo dan

Suprapto, 1980:15). Lebah A. dorsata banyak terdapat di hutan belantara yang

jarang dirambah oleh manusia. Bentuk sarang daripada lebah ini tidak seperti

sarang lebah pada umumnya yang berupa sisiran, tetapi bentuknya menjadi satu

kesatuan. Garis tengah sarang mencapai 1,5 sampai 2 m dan penghuninya juga

jutaan ekor (Warisno, 1996: 14).


Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 15

Lebah A. florea merupakan spesies lebah madu yang paling kecil ukuran

tubuhnya, dan habitat hidupnya berada didaerah payau (Sarwono, 2001:16). Jenis

lebah ini sering berpindah tempat, satu koloni jarang tinggal pada satu tempat

lebih dari lima bulan secara terus menerus (Singh, 1952: 15). Satu koloni lebah ini

hanya mampu membangun satu lembar sisiran lebih kurang 10 cm yang

mengantung pada cabang-cabang, hasil madunya hanya 61 gram per sarang

(Sumoprastowo dan Suprapto, 1980: 15).

Lebah A. cerana sering dipelihara oleh masyarakat di pedesaan (Morse

and Hooper, 1985). Dalam satu koloni A. cerana terdiri dari 10.000-15.000 ekor

lebah. Secara alami lebah ini hidup dalam lubang pohon, gundukan tanah dari

koloni rayap, celah batu, dan tempat tertutup lainnya. Dalam satu koloni lebah

dapat menghasilkan 3,6 - 4,5 kg madu per koloni per tahun (Singh, 1962: 16).

Terdapat perbedaan antara lebah jantan dengan lebah pekerja. Lebah

jantan berpantat tumpul dan tidak bersengat, warna tubuhnya hitam, panjangnya

1,3 cm, tugasnya mengawini lebah ratu. Sedangkan lebah pekerja berpantat

runcing dan bersengat, warna tubuh hitam strip kuning, panjangnya 1,1 cm. Tugas

utamanya merawat, menjaga, merintis sarang, mencari tempat sumber nektar,

pembuat sarang, dan penghubung dalam sarang (Sarwono, 2001: 17).

Lebah A. mellifera merupakan lebah yang terkenal dan sangat luas

persebarannya, lebah ini dapat menghasil madu lebih besar dari pada A. cerana

(Free, 1982: 9). A. mellifera dapat menghasilkan 25-30 kg madu per koloni

(Akratanakul, 1986). Ukuran lebah A. mellifera satu per empat kali lebih besar

dari lebah tropika A. cerana, jenis lebah ini mempunyai populasi yang relatif

besar yaitu 15.000 sampai 16.000 ekor per koloni (Sarwono, 2001: 17).
Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 16

Dari keempat jenis lebah madu diatas merupakan serangga sosial yang

hidup dalam koloni dengan sistem kerja yang teratur. Dalam satu koloni terdapat

tiga kasta, yaitu lebah ratu, lebah pekerja, lebah jantan. Didalam satu koloni

normalnya terdapat satu lebah ratu, 20.000-30.000 lebah pekerja dan beberapa

ratus lebah jantan (Singh, 1962: 16).

Lebah yaitu salah satu fauna yang bermanfaat bagi manusia. Hasil yang

dapat diperoleh seperti madu, polen, royal jeli, propolis, dan lilin lebah. Produk

yang dihasilkan memberi keuntungan bagi peternak lebah dalam menambah

pengahsilan (Samadi, 2010: 3-5). Lebah penghasil madu banyak jenisnya, di

Indonesia terdapat beberapa jenis seperti A. cerana, A. dorsata, A. florea, dan A.

mellifera. Salah satu diantaranya banyak ditemukan di Sumatera, dan tersebar di

dataran rendah sampai dataran tinggi yaitu: A. dorsata (Jasmi, 1997:13).

Lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya terkekang,

sehingga tidak bisa berfungsi dengan sempurna. Ukuran jenis lebah pekerja

adalah ukuran yang terkecil dibandingkan dengan lebah ratu maupun lebah jantan.

Sayap lebah pekerja hampir menutupi bagian perut dan kaki belakng berkembang

menjadi alat pembawa pollen, tubuh berbulu, memiliki sengat lurus dan berkait.

Lebah ini mengeluarkan lilin yang digunakan untuk membangun sarang,

membersihkan, dan memelihara sarang. Menaikkan yang muda, menjaga sarang,

menyediakan makanan yang terdiri dari madu dan tepung sari (Mace, 1984: 15).

Baconawa (1999: 7) menyatakan bahwa masa kerja lebah pekerja yaitu

selama 60 hari. Sejak usia 1 minggu lebah pekerja mulai bekerja, membersihkan

sel lubang bekas huniannya diwaktu menjadi larva. Usia 2 minggu lebah ini

membuat royal jelly, usia 3 minggu membuat sel sarang. Usia 4 minggu
Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 17

mengikuti lebah pekerja dewasa mencari makan diluar sarang. Usia 5 minggu

aktif mencari makan demi kelangsungan hidup koloni. Lebah ini bisa mencari

jejak sumber makan berdasarkan sinar ultraviolet matahari. Usia 6 sampai 7

minggu menjaga koloni kemudian mati diusia 7 minggu.

Lebah mempunyai banyak variasi dalam memproses nektar dan pollen,

sehingga makanan setiap tingkatan kasta lebah sesuai dengan ketersediaannya

(Graham, 1993: 7). Jarak tempuh lebah untuk mencari sumber makan kurang

lebih pada radius 500 meter (Baconawa, 1999: 6). Lebah membutuhkan makanan

berupa pollen atau nektar dalam jumlah yang cukup dan berkualitas. Pencarian

makanan oleh lebah dipengaruhi oleh faktor seperti jarak ke sumber makanan,

morfologi bunga, suhu, dan isyarat makanan (Tarunmingke dkk, 2003: 9).

Lebah madu sebagai daya genetik ternak berpotensi besar dalam

menghasikan royal jelly, pollen, propolis dan lilin (Liferdi, 2008: 5). Lebah madu

membutuhkan karbohidrat, protein, lemak, air untuk pertumbuhan dan

perkembangan koloni maupun reproduksi. Bunga menyediakan kebutuhan nutrisi

bagi lebah yaitu berupa nektar dan serbuk sari (Herbert, 1977: 15). Lebah pekerja

memiliki kelenjar hipofaringeal yang sangat berkembang pada lebah dewasa,

menghasilkan enzim untuk mengubah serbuk sari menjadi bee bread dan royal

jelly. Bee bread royal jelly merupakan makanan bagi larva hingga berumur 3 hari.

Lebah pekerja juga memiliki kelenjar lilin untuk menghasikan beeswax yang

dibentuk honey comb. Ovarium pada lebah pekerja mengalami degenerasi, dan

perubahan menjadi kelenjar sengat berbisa (Oldroyd dan Wongsiri, 2006: 21).

Koloni lebah dapat berkembang biak dengan baik, apabila minimal ada

satu lebah ratu dan 200 pekerja optimal, sehingga produksi anak dan madu
Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 18

maksimal. Umur lebah ratu produktif 1-3 tahun, pengantian lebah ratu umur satu

tahun. Hal ini disebabkan karena lebah ratu yang sudah tua kemampuan telurnya

rendah (Kasno, 1991: 2).

Ratu lebah yang diinseminasi buatan tidak menghsilkan telur secepat ratu

lebah yang kawin secara alami. Dalam proses inseminasi buatan ratu lebah diberi

perlakuan karbon dioksida sebanyak dua kali. Pemberian pertama bertujuan untuk

enestesi, yaitu membuat ratu lebah tidak bergerak dan mengendurkan jaringan ratu

lebah. Agar ujung siring yang berisi semen lebah jantan mudah dimasukkan pada

proses inseminasi buatan. Sedangkan pemberian kedua untuk merangsang ratu

lebah, segera menghasilkan telur setelah ensiminasi buatan (Cobey, 2002: 4).

2.4 Nektar.

Nektar adalah senyawa komplek yang dihasilkan oleh kelenjar necterifier

tanaman dalam bentuk larutan. Komponen utama dari nektar adalah glukosa,

sukrosa, fruktosa, melibiosa, ratinosa, turunan dari karbohidrat lainnya, asam

organik, resin garam dan mineral. Nektar dibutuhkan oleh lebah sebagai sumber

pakan, sumber vitamin dan mineral (Tim karya tani mandiri, 2010: 65).

Nektar adalah cairan yang berada di dalam bunga, sekuntum bunga

menyimpan rata-rata sekitar 1 per 100 mg nektar. Pencarian pakan optimal oleh

lebah, dimulai pada sumber nektar terbanyak. Lebah mengikuti arah pencarian

makanan yang dimulai dari bawah menuju ke bagian atas bunga. Hal ini

dikarenakan bunga pada bagian bawah menyediakan lebih banyak nektar, kalau

dibandingkan dengan bagian atas bunga (Scoonhoven dkk, 1998: 17).


Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 19

Nektar adalah larutan gula yang dihasilkan oleh tanaman, mengandung

glukosa, fruktosa, sukrosa. Persentase kandungan air pada nektar sekitar 40%

sampai 80%. Hewan polinator membutuhkan energi, sehingga memilih tanaman

yang memproduksi nektar dalam jumlah banyak. Tanaman memproduksi nektar

memiliki perlindungan tersendiri, seperti tabung mahkota hanya bisa dijangkau

oleh serangga yang mempunyai probosis pada mulutnya (Price, 1989: 29)

Nektar yaitu cairan yang mengandung air dan gula, pakan lebah berupa

nektar berguna sebagai sumber karbohidrat, vitamin, air, dan mineral. Nektar

cairan manis dari tanaman bisa disekresikan pada bagian bunga, pada tanggkai

daun yang berfungsi sebagai sumber energi lebah. Bisa sebagai bahan baku untu

kmembuat lilin untuk menutup sel pupa lebah (Soerodjotono, 1992: 3).

Nektar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penghasilan

produksi madu, sebagai sumber pakan bagi lebah. Sumber pakan lebah madu,

yaitu tanaman buah, tanaman sayur, tanaman hias, tanaman pangan, tanaman

hutan, dan tanaman perkebunan. Bunga dari tumbuhan tersebut mengandung

pollen, nektar yang sangat berpengaruh bagi produksi madu lebah. Potensi

tanaman pakan lebah madu di Indonesia begitu besar, terdapat sekitar 25.000

tanaman berbunga tumbuh berkembang biak di Indonesia. Tanaman ini baik dari

semak, tanaman pertanian, rumput, tanaman perkebunan, maupun tanaman pohon

buah-buahan (Rusfidra, 2006: 13).

Zat yang terkandung dalam cairan nektar meliputi unsur nitrogen yang

mengandung asam amino, asam organik, amida, beberapa vitamin, senyawa

aromatik dan berbagai mineral. Tetapi kandungan yang banyak dijumpai dalam

nektar adalah karbohidrat. Bunga pada jarak tiga km dari koloni dapat
Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 20

menyediakan 3,4 kali lebih banyak nektar, jika dibandingkan dengan nektar yang

dekat dengan koloni. Sehingga pencarian sumber pakan menarik bagi lebah madu

(Scoonhoven dkk, 1998: 17).

Nektar dapat dibedakan menjadi dua yaitu nektar bunga flora dan nektar

non bunga ekstra flora. Nektar bunga flora yaitu nektar yang terdapat pada bunga

tertentu, baik pada anthernya, kelopak, maupun pada kuncup. Nektar non bunga

ekstra flora yaitu nektar yang terdapat pada pohon selain bunga, baik pada

pangkal daun, dahan, kuncup daun maupun pohonnya. Seperti tanaman karet dan

ketela pohon misalnya (Pavord, 1975: 18).

Tepung sari adalah zat pakan untuk membangun protein bagi tubuh lebah.

Tepung sari berasal dari bunga, yakni hasil alam yang terdapat di kepala putik

bunga dalam bentuk butir serbuk halus. Tepung sari mempunyai nilai gizi yang

tinggi seperti protein 20,1% , lemak 3,34%, air 23,89%, sisanya vitamin dan

mineral yang diperlukan untuk membentuk jaringan tubuh. Sebagian besar total

protein yang dibutuhkan suatu koloni lebah madu dipenuhi dari tepung sari. Hal

ini sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan tubuh, serta

memperbaiki jaringan dan menjalankan fungsi tubuh yang lainnya (Gojmerac,

1983: 18).

Makanan pokok lebah yaitu; serbuk sari (Pollen) dan nektar, larutan gula

yang berasal dari tanaman. Serbuk sari adalah sumber protein bagi lebah,

sedangkan nektar merupakan sumber karbohidrat. Kedua jenis makanan ini

diambil lebah dari tanaman, yaitu di bagian bunga. Pada tanaman tertentu seperti

karet (Ficus elastica) dan akasia (Acasia spp), nektar tidak dikeluarkan dari

kelenjar yang ada didalam bagian dasar bunga, tapi dari tunas daun muda dan
Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 21

pangkal daun. Lebah juga memperoleh karbohidrat dari cairan gula yang disekresi

oleh tanaman (Kuntadi dan Widiarti, 2012: 5).

Pakan lebah disediakan oleh lebah pekerja untuk perkembangan koloni

seperti larva maupun imago. Pakan alami lebah terdiri dari tepung sari (pollen)

dan nektar. Beberapa jenis tanaman menjadi sumber tepung sari dan nektar bagi

lebah, seperti: aren, kapuk randu, kopi, plamboyan, bunga matahari. Sumber

nektar yaitu: mangga, kapuk randu, rambutan, kaliandra, dan jambu air. Sumber

tepung sari yaitu: jagung, wortel, dan jambu. Tepung sari (pollen) merupakan

sumber protein menigkatkan kemampuan lebah ratu meletakan telur serta

memperpanjang siklus kehidupan. Hal ini menjadikan pollen menjadi pakan

penting lebah untuk memproduksi royal jelly (Perhutani, 1993: 23).

Royal jelly berkaitan erat dengan pakan lebah seperti pollen dan nektar,

karena merupakan bahan baku untuk membuat royal jelly. Semakin banyak

serbuksari (pollen) dan nektar maka semakin banyak royal jelly dapat dihasilkan.

Pembentukan sel ratu (memperbanyak ratu) perlu memperbanyak sel ratu, karena

jika belum terbentuk sulit untuk mendapatkan royal jelly. Larva calon lebah ratu

tidak bisa menjadi ratu jika belum mengonsumsi royal jelly. Jika dalam satu

koloni lebah ratu mati maka tidak ada penggantinya, hal ini menyebabkan

kepunahan koloni lebah (Grouth, 1960: 4).

2.5 Kabupaten Bungo.

Bungo adalah Kabupaten hasil pemekaran pada tahun 1999, daerah baru

dengan sistem baru mengakibatkan terjadinya konflik dengan daerah tetangga

Kabupaten Tebo, delam kewenangan mengelola SDA. Pembentukan kabupaten


Dicetak pada tanggal 2019-03-21
Id Doc: 589c896781944d32104942f5 22

ini adalah upaya implementasi otonomi daerah dalam mengelola kawasan

setempat. Penduduk Bungo berasal dari melayu Jambi, minang kabau, Palembang,

maupun pendatang. Transmigrasi berdatangan untuk mencari kehidupan, kawasan

belantara Bungo di ditempati oleh beberapa Suku Anak Dalam (Anggana, 2008:

36).

Orang Rimba (Suku Anak Dalam) berasal dari induk bangsa Wedoida,

mempunyai kearifan tersendiri dalam mendiami, menjaga, dan melestarikan

hutan. Suku ini hidup mengandalkan hasil hutan seperti; madu lebah hutan,

mencari rotan, menyadap damar, menyadap karet liar. Kemudian hasil hutan yang

mereka temukan ditukar kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari. Orang Rimba sering berpindah tempat, bukan hanya akibat keluarga

meninggal, tetapi juga akibat perluasan lahan kebun karet, kelapa sawit, dan areal

pertanian (Wulan, 2004: 36).

Selain perkebunan karet, kelapa sawit, pertanian juga memberikan

kontribusi besar pada perekonomian Bungo. Sektor pertanian khususnya tanaman

pangan seperti Padi, petani menanamnya di ladang untuk memenuhi kebutuhan

pangan sehari-hari. Pertanian seperti ini pekerjaan sambilan selain bekerja

diperkebunan. Daerah seperti di desa-desa yang ada di Tanah Sepenggal, Padi

tidak dijual untuk dikonsumsi atau disimpan dilumbung Padi. Perputaran ekonomi

dari tanaman pangan juga didukung oleh tanaman seperti; ubi jalar, mentimun,

terong, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang panjang, tomat, cabe,

durian, jeruk, mangga, nanas, manggis, duku, nangka, cempedak, sukun, pisang

dan kelapa (Anggana, 2008: 40).

Anda mungkin juga menyukai