1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan memperkenalkan mahasiswa pada tata cara
penyelenggaraan penguji indrawi dan melatih setiap mahasiswa melakukan
tugasnya sebagai kelompok penyaji atau sebagai kelompok panelis
sekaligus dapat memperkenalkan mahasiswa pada sifat-sifat indrawi.
BAB II
METODOLOGI
2.1.1 Alat :
Gelas sloki sebanyak 60 buah
Sendok kecil sebanyak 48 buah
Gelas ukur sebanyak 3 buah
Label
Pengaduk panjang
Dispenser
2.1.2 Bahan :
Rempah-rempah (jahe,lada,pala,kunyit,bunga
lawang,ketumbar,kayu manis)
Sirup ABC cocopandan
Pewarna makanan koepoe-koepe (orange,merah tua)
2.2 Prosedur Kerja
2.2.1 Persiapan Contoh Uji
b) Uji Bau
3.1 Hasil
Pada praktikum pengaruh warna terhadap uji sensori dan uji bau
tanggal 31 Januari 2019, sebanyak 26 panelis melakukan pengujian aroma
dan rasa minuman yang telah disediakan penyaji. Selain itu, panelis harus
mengidentifikasi rempah-rempah sebanyak 6 sampel, yaitu jahe, lada, pala,
kunyit, bunga lawang, ketumbar, dan kayu manis menggunakan indra
pembau. Kedua uji tersebut dilakukan secara bergantian dan panelis dibagi
menjadi dua kelompok dalam setiap pengujian. Masing-masing panelis
diberi waktu selama 1 menit untuk melakukan uji warna dan 30 detik untuk
melaksanakan uji bau.
Pada uji warna, panelis diberi empat sloki minuman sirup dengan
konsentrasi sama. Satu sloki digunakan sebagai pembanding dan diberi kode
P. Jika sampel terasa sama dengan pembanding, maka panelis dapat
memberikan nilai 0 dan nilai 1 apabila sampel terasa berbeda. Sampel 123,
312, dan 132 memiliki persentase kesalahan berturut-turut sebesar 35%,
58%, dan 69%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah
panelis yang terpengaruh dengan perbedaan warna sampel sehingga tidak
dapat menganalisis flavor sampel dengan benar. Kode 123 memiliki warna
yang sama dengan pembanding. Oleh karena itu, banyak panelis yang dapat
menjawab benar atau tepat. Berbeda dengan kode 132 yang diberi lima tetes
pewarna jingga dan dua tetes pewarna merah tua pada kode 312.
Berdasarkan tabel, hanya satu orang panelis yang dapat menjawab ketiga
sampel dengan tepat dan delapan orang yang menjawab dua sampel dengan
tepat, sedangkan 17 panelis lainnya hanya menjawab tepat sebanyak satu
dari tiga sampel uji.
Pada uji bau, rempah-rempah yang dijadikan sampel, yaitu lada kode
213, ketumbar kode 231, jahe kode 657, kayu manis kode 878, bunga
lawang kode 965, dan pala kode 987. Sampel uji bau ditempatkan dalam
enam sloki dan panelis harus mengidentifikasi serta memberi tanda ceklis
yang sesuai dengan jenis rempah di lembar kolom respon. Berdasarkan hasil
uji bau, 14 panelis memberikan respon salah terhadap sampel lada dengan
persentase 54%. Padahal, lada merupakan bumbu dapur yang sering
digunakan untuk menambah rasa pedas dan hangat dan dapat dipakai dalam
masakan seperti bubur ayam, seblak, makanan berkuah, sayur sup, dan
tumisan. Hasil uji ketumbar dengan kode 231 diperoleh persentase
kesalahan sebesar 50%, artinya sebanyak 13 panelis tidak dapat mengenali
sampel dan 13 lainnya yang menjawab tepat. Tekstur ketumbar yang khas
memudahkan panelis untuk mengetahui sampel walaupun tidak dapat
mengenali baunya. Selanjutnya, uji rempah-rempah bubuk jahe
menunjukkan bahwa 24 panelis memberikan respon benar dengan
persentase 92% dan hanya 2 panelis dengan persentase 8% menjawab salah.
Hal ini dikarenakan sampel jahe sering dijadikan bahan baku minuman
hangat dan memiliki bau yang tak asing sehingga sampel mudah
diidentifikasi oleh panelis. Hasil uji rempah-rempah kayu manis diperoleh
masing-masing 50% panelis yang merespon salah ataupun benar. Sampel
kayu manis memang cukup terbilang jarang penggunaannya dalam sehari-
hari, namun sebagian panelis masih dapat mengetahui rempah-rempah yang
satu ini. Uji rempah-rempah bunga lawang menunjukkan hasil 54% dengan
jumlah panelis yang salah sebanyak 14 orang. Rempah-rempah yang
tergolong asing ini tidak mudah untuk diidentifikasi oleh panelis, sehingga
banyak panelis yang mengidentifikasi bunga lawang dengan cara
membandingkan sampel bubuk satu per satu antara sampel yang mudah
diidentifikasi dengan yang sukar dikenali. Sedangkan uji rempah-rempah
untuk sampel pala menunjukkan persen kesalahan terbesar yaitu 65%
dengan jumlah panelis sebanyak 17 orang. Rempah pala yang berwarna
hitam kecoklatan ini berfungsi sebagai penyedap rasa dan aroma yang kuat
dalam masakan. Meskipun sering digunakan dalam bentuk olahan pangan
seperti asinan dan manisan, ternyata pala masih tidak dapat diidentifikasi
panelis dengan mudah.
4.1 Kesimpulan
Banyak panelis yang masih terpengaruh terkait perbandingannya
karena pemberian warna dan penerimaan sensor lidah setiap orang berbeda-
beda. Sedangkan untuk uji bau rempah-rempah hampir seluruh panelis
mengenali bau rempah-rempah yang dijadikan sampel terutama
4.2 Saran
Para panelis disarankan lebih teliti dalam pengujian organoleptik
dan lebih melatih ketajaman inderanya. Dalam pelaksanaan uji, tim penyaji
sebaiknya memberikan waktu yang sedikit lebih lama terhadap panelis.
DAFTAR PUSTAKA
a) Uji Warna
b) Uji Rasa