Jembatan alang adalah struktur jembatan yang sangat sederhana dimana jembatan
hanya berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang pada kedua pangkalnya.
Berawal dari jembatan balok kayu sederhana yang di pakai untuk menyeberangi sungai.
Di zaman modern, jembatan alang terbuat dari balok baja yang lebih kokoh. Panjang
sebuah balok pada jembatan alang biasanya tidak melebihi 250 kaki (76 m). Karena,
semakin panjang balok jembatan, maka akan semakin lemah kekuatan dari jembatan ini.
Oleh karena itu, struktur jembatan ini sudah jarang digunakan sekarang kecuali untuk
jarak yang dekat saja. Jembatan alang terpanjang di dunia saat ini adalah jembatan alang
yang terletak di Danau Pontchartrain Causeway di selatan Louisiana, Amerika Serikat.
Jembatan ini memiliki panjang 23,83 mil (38,35 km), dan lebar 56 kaki (17 m).
Dahulu, jembatan gantung yang paling awal digantungkan dengan menggunakan tali
atau dengan potongan bambu. Jembatan gantung modern digantungkan dengan
menggunakan kabel baja.
Pada jembatan gantung modern, kabel menggantung dari menara jembatan kemudian
melekat pada caisson (alat berbentuk peti terbalik yang digunakan untuk menambatkan kabel
di dalam air) atau cofferdam (ruangan di air yang dikeringkan untuk pembangunan dasar
jembatan). Caisson atau cofferdam akan ditanamkan jauh ke dalam lantai danau atau sungai.
Jembatan gantung terpanjang di dunia saat ini adalah Jembatan Akashi Kaikyo di Jepang.
Jembatan ini memiliki panjang 12.826 kaki (3.909 m).
Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur jembatan modern.
Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang jembatan membentuk kisi-kisi agar
setiap tiang hanya menampung sebagian berat struktur jembatan tersebut. Kelebihan sebuah
jembatan kerangka dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya adalah biaya pembuatannya
yang lebih ekonomis karena penggunaan bahan yang lebih efisien. Selain itu, jembatan
kerangka dapat menahan beban yang lebih berat untuk jarak yang lebih jauh dengan
menggunakan elemen yang lebih pendek daripada jambatan alang.
JENIS_JENIS JEMBATAN
Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti
lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang
melintang tidak sebidang dan lain-lain.
Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur
sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan
teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara
lain :
Secara umum struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu struktur
atas dan struktur bawah.
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang
meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya
rem, beban pejalan kaki, dll.
a) Trotoar :
c) Gelagar (Girder),
d) Balok diafragma,
f) Tumpuan (Bearing).
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban
lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada
tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut
disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.
o Tumpuan (Bearing).
o Tumpuan (Bearing).
3) Fondasi
o Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete Pile), spun pile,
o Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile, franky pile,
Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan survei dan investigasi yang meliputi :
2) Survei lalu-lintas,
3) Survei topografi,
4) Survei hidrologi,
5) Penyelidikan tanah,
6) Penyelidikan geologi,
Hasil survei dan investigasi digunakan sebagai dasar untuk membuat rancangan
teknis yang menyangkut beberapa hal antara lain :
1) Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan
berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.
3) Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas.
4) Pemilihan jenis konstruksi jembatan yang sesuai dengan kondisi topografi, struktur tanah,
geologi, hidrologi serta kondisi sungai dan perilakunya.
2.Analisis Data
Sebelum membuat rancangan teknis jembatan perlu dilakukan analisis data hasil survei dan
investigasi yang meliputi, antara lain :
Analisis data lalu-lintas digunakan untuk menentukan klas jembatan yang erat hubungannya
dengan penentuan lebar jembatan dan beban lalu-lintas yang direncanakan.
Data hasil pengujian tanah di laboratorium maupun di lapangan yang berupa pengujian
sondir, SPT, boring, dsb. digunakan untuk mengetahui parameter tanah dasar hubungannya
dengan pemilihan jenis konstruksi fondasi jembatan.
4) Analisis geometri.
Analisis ini dimaksudkan untuk menentukan elevasi jembatan yang erat hubungannya
dengan alinemen vertikal dan panjang jalan pendekat (oprit).
Dasar utama penempatan jembatan sedapat mungkin tegak lurus terhadap sumbu rintangan
yang dilalui, sependek, sepraktis dan sebaik mungkin untuk dibangun di atas jalur rintangan.
2) Lahan yang dibutuhkan harus sesedikit mungkin mengenai rumah penduduk sekitarnya,
dan diusahakan mengikuti as jalan existing.
1) Biaya konstruksi,
2) Biaya perawatan,
3) Ketersediaan material,
Tabel 1. berikut menyajikan rangkuman jenis konstruksi, bahan konstruksi dan bentang
maksimum jembatan standar Bina Marga yang ekonomis dalam keadaan normal yang sering
digunakan.
Tabel 1. Bentang maksimum jembatan standar untuk berbagai jenis dan bahan
PCI-Girder
Beton 15.00-35.00
Contoh jembatan non-standar yang telah dibangun di Indonesia, dapat dilihat pada Tabel 2.
BENTANG
NAMA JEMBATAN JENIS JEMBATAN
(M)
Prestressed Concrete
Jembatan Serayu
Cantilever Box 128.00
Kesugihan, Jateng
Girder
Jembatan Tonton, Nipah Balance Cantilever
160.00
Batam Concrete Box Girder
Jembatan Kahayan
Steel Arch Bridge 150.00
Kalteng
Jembatan Rempang,
Concrete Arch Bridge 245.00
Galang Batam
Kaltim
Batam
Beton
Perbandingan Beton Baja Komposit
prestress
Ketersediaan
4 2 4 2
bhn
Fabrikasi 4 2 4 3
Waktu
4 3 1 2
perakitan
Tenaga kerja 4 3 4 4
Ancaman
4 3 1 2
korosi
Erection 1 2 4 3
Mobilisasi 1 2 4 3
Umur
4 4 4 4
konstruksi
Expandable 4 3 1 2
Perawatan 4 3 1 1
Bentang
2 3 4 3
tersedia
Perancah 4 3 1 2
Bekisting
2 2 2 2
lantai
Kontrol
4 4 2 2
elemen
Total nilai 46 39 37 35
Keterangan nilai :
4 = sangat menguntungkan,
3 = menguntungkan,
2 = cukup menguntungkan,
1 = kurang menguntungkan.
PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN
Perencanaan struktur jembatan yang ekonomis dan memenuhi syarat teknis ditinjau dari segi
keamanan serta rencana penggunaannya, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
diupayakan. Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan identifikasi yang
menyangkut beberapa hal antara lain :
1) Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan
berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.
2) Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas.
3) Struktur tanah, geologi dan topografi serta kondisi sungai dan perilakunya.
4) Pemilihan jenis struktur dan bahan konstruksi jembatan yang sesuai dengan kondisi medan,
ketersediaan material dan sumber daya manusia yang ada.
6) Analisis Struktur yang akurat dengan metode analisis yang tepat agar diperoleh hasil
perencanaan jembatan yang optimal.
Metode perencanaan struktur jembatan yang digunakan ada dua macam, yaitu Metode
perencanaan ultimit (Load Resistant Factor Design, LRFD) dan Metode perencanaan
tegangan ijin (Allowable Stress Design, ASD). Perhitungan struktur atas jembatan umumnya
dilakukan dengan metode ultimit dengan pemilihan faktor beban ultimit sesuai peraturan
yang berlaku. Metode perencanaan tegangan ijin dengan beban kerja umumnya digunakan
untuk perhitungan struktur bawah jembatan (fondasi). Untuk tipe jembatan simple girder,
perhitungan dapat dilakukan secara manual dengan Excel. Untuk tipe jembatan yang berupa
rangka, perhitungan struktur dilakukan dengan komputer berbasis elemen hingga (finite
element) untuk berbagai kombinasi pembebanan yg meliputi berat sendiri, beban mati
tambahan, beban lalu-lintas kendaraan (beban lajur, rem, pedestrian), dan beban pengaruh
lingkungan (temperatur, angin, gempa) dengan pemodelan struktur 3-D (space-frame).
Metode analisis yang digunakan adalah analisis linier metode matriks kekakuan langsung
(direct stiffness matriks) dengan deformasi struktur kecil dan material isotropic. Program
komputer yang digunakan untuk analisis adalah SAP2000. Dalam program tersebut berat
sendiri struktur dan massa struktur dihitung secara otomatis.
Dalam blog ini diberikan beberapa contoh perhitungan struktur jembatan beton prategang
mulai dari struktur atas yang terdiri dari slab lantai jembatan dan girder prategang
(prestressed concrete I girder) sampai struktur bawah yang berupa abutment dan pier tipe
dinding termasuk fondasinya. Perhitungan PCI-girder ini digunakan untuk perencanaan
struktur Jembatan Srandakan II, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta dan Jembatan Tebing
Rumbih, Kalsel. Selain itu diberikan juga beberapa contoh perhitungan struktur atas sebagai
berikut :
Untuk jembatan beton tipe busur (Concrete Arch Bridge) diberikan contoh perhitungan yang
meliputi :
Contoh perhitungan struktur jembatan tipe plat untuk bentang pendek meliputi :
Selain perhitungan Pier tipe dinding, juga diberikan contoh perhitungan Pier tipe yang lain
seperti :
Contoh perhitungan tersebut dapat di-down load pada tautan berikut di bawah.