Journal Reading LUTS Rezki
Journal Reading LUTS Rezki
Disusun Oleh :
Muhammad Rezki Saputra
1102013184
Pembimbing :
dr. Albertus Marcelino Sp.U
Obstruksi
prostat jinak
uder-activity
lainnya
detrusor
overactive
bladder/overa batu saluran
ktivitas otot uretera distal
detrusor
poliuria
nokturnal LUTS tumor bladder
disfungsi
kandung
benda asing
kemih
neurogenik
infeksi saluran
kemih
Evaluasi Diagnostik
Dengan prevalensi tinggi dan faktor-faktor patofisiologi yang mendasari adanya gejala
LUTS pada seorang pria, ini berarti dalam setiap penilaian gejala LUTS yang akurat
sangat penting untuk memberikan pengobatan berbasis bukti (evidence-based care)
terbaik. Penilaian klinis LUTS bertujuan untuk mencari diagnosis banding dan untuk
menentukan profil klinis yang tepat. Algoritma praktisnya telah dikembangkan (Gambar
2).
Gambar 2: Algoritma penilaian gejala LUTS pada pria yang berusia 40 tahun atau lebih
DRE = digital-rectal examination; FVC = frequency volume chart; LUTS = lower urinary
tract symptoms; PCa = prostate cancer; PSA = prostate specific antigen; PVR = post-void
residual; US = ultrasound.
Penatalaksanaan Penyakit.
Pengobatan konservatif dan farmakologis.
Selalu waspada (watchful waiting) adalah sikap paling tepat untuk penderita dengan
gejala LUTS ringan hingga sedang. Hal ini disertai edukasi, dukungan dari orang
terdekat, saran gaya hidup, dan pemantauan secara berkala.
Ringkasan perawatan konservatif dan / atau medis
Pilihan terapi pertama adalah modifikasi perilaku, dengan atau tanpa pengobatan
farmakologi. Diagram flowchart yang menggambarkan pilihan pengobatan konservatif
dan farmakologis yang sesuai dengan pengobatan berbasis bukti (evidence-based
medicine) dan profil pasien akan diperlihatkan pada Gambar 3.
Terapi bedah
Pembedahan prostat biasanya diperlukan ketika pasien mengalami retensi urin rekuren
atau refrakter, inkontinensia overflow, infeksi saluran kemih berulang, batu kandung
kemih atau divertikula, hematuria makroskopik yang resisten terhadap pengobatan karena
BPH / BPE, atau dilatasi saluran kemih bagian atas akibat BPO, dengan atau tanpa
insufisiensi ginjal (indikasi operasi absolut, perlu operasi). Pembedahan biasanya juga
diperlukan ketika pasien merasa tidak cukup nyaman dengan gejala LUTS yang muncul
atau terdapat residu post-void urin setelah dilakukan pengobatan konservatif atau
farmakologis (indikasi operasi relatif).
Ringkasan terapi bedah
Pilihan teknik bedah tergantung pada ukuran prostat, komorbiditas, kemampuan pasien
untuk menjalani anestesi, preferensi / keinginan pasien untuk menerima efek samping
yang terkait dengan operasi setelahnya, ketersediaan peralatan bedah yang memadai, dan
pengalaman dokter bedah itu sendiri. Gambar 4 menggambarkan pilihan perawatan bedah
yang sesuai dengan profil pasien.
Pasien yang mendapat obat inhibitor 5α-reductase harus ditinjau setelah dua belas
minggu dan enam bulan kemudian untuk melihat respons dan efek samping
obatnya.
Pasien yang mendapat obat desmopresin: konsentrasi natrium serum harus diukur
pada hari ketiga, dan hari ke-tujuh, dan setelah satu bulan kemudian; jika
konsentrasi natrium serum tetap normal, maka diukur lagi setiap tiga bulan
kemudian; follow-up harus dimulai kembali setelah dilakukan peningkatan dosis.
Pasien setelah menjalani operasi prostat harus ditinjau kembali empat sampai
enam minggu setelah kateter dilepaskan untuk mengevaluasi respon pengobatan
dan efek sampingnya. Jika pasien mengkonsumsi obat-obatan simptomatik tanpa
ada efek samping, maka follow-up lebih lanjut tidak diperlukan.