3 5 Bahan Ajar BAB4 Diktat PSA II PDF
3 5 Bahan Ajar BAB4 Diktat PSA II PDF
Bahan Ajar:
BAB / POKOK BAHASAN IV
DAERAH INTEGRAL DAN LAPANGAN
Direncanakan Untuk Perkuliahan
Minggu ke-8, 9, dan 10
November 2013
BAB IV
Pada bab ini akan dijelaskan tentang dua jenis ring komutatif dengan elemen
satuan, yakni daerah integral dan lapangan. Daerah integral dan lapangan diklasi-
fikasikan dalam jenis ring khusus karena elemen-elemen dari masing-masing ring
tersebut mempunyai sifat khusus. Sebelum masuk ke pembahasan daerah integral
dan lapangan, pada subbab berikut ini akan dijelaskan pengertian tentang elemen
pembagi nol dan elemen unit.
4.1. Latar Belakang: Munculnya Pendefinisian Elemen Pembagi Nol dan Ele-
men Unit
• Ring R tidak selalu memiliki elemen satuan dan tidak selalu pula memili-
ki invers (terhadap perkalian) untuk setiap elemennya, sebagai contoh ring
(2Z, +, ·).
35
• Tidak semua elemen di ring R memiliki invers terhadap perkalian, sebagai
contoh ring (Z, +, ·).
Misal diberikan ring R dengan elemen satuan. Dari pernyataan di atas, se-
tiap elemen di ring R belum tentu memiliki invers terhadap perkalian. Oleh karena
itu, jika suatu elemen di ring R memiliki invers terhadap perkalian, maka elemen
tersebut dapat diberi nama khusus yaitu elemen unit.
Catatan: Elemen nol 0R dari sebarang ring R tidak mungkin menjadi unit, sebab
untuk setiap r ∈ R, 0R · r = 0R .
Diperhatikan kembali ring bilangan bulat Z. Mudah kita pahami bahwa un-
tuk sebarang a, b ∈ Z dengan ab = 0, pasti salah satu dari elemen tersebut adalah
nol, yaitu a = 0 atau b = 0. Namun fenomena tersebut berbeda ketika kita bekerja
di ring Z6 . Jika a, b ∈ Z6 dengan sifat a ·6 b = 0, maka kemungkinan yang terjadi
untuk nilai a dan b tersebut adalah:
Dari kejadian (2) di atas, dapat kita buat kesimpulan bahwa ada elemen tak nol di
Z6 yang jika dikalikan dengan suatu elemen tertentu tak nol di Z6 hasilnya adalah
elemen nol. Fenomena ini selanjutnya diabstraksikan dalam sebarang ring, sehingga
diperoleh definisi pembagi nol.
36
Definisi 4.1.3. Diberikan sebarang ring R dan elemen tak nol a ∈ R. Elemen a
disebut pembagi nol jika terdapat b ∈ R, b 6= 0R , sedemikian sehingga a · b = 0R
atau b · a = 0R .
(1). Pada ring Z6 , elemen 2 dan 3 merupakan pembagi nol. Elemen 4 bukan pem-
bagi nol di Z6 , sebab tidak ada x ∈ Z6 sedemikian sehingga 4 ·6 x = 0.
(2). Pada ring Z12 , elemen 2, 3, 4, dan 6 masing-masing merupakan pembagi nol.
Elemen 5 bukan pembagi nol di Z12 , sebab tidak ada y ∈ Z6 sedemikian se-
hingga 5 ·12 y = 0.
(3). Pada ring bilangan bulat Z tidak ada elemen pembagi nol, sebab setiap elemen
a, b ∈ Z dengan ab = 0 berakibat a = 0 atau b = 0.
1 0
(4). Pada ring M2×2 (Z), matriks merupakan pembagi nol, sebab terdapat
1 0
0 0 1 0 0 0 0 0
∈ M2×2 (Z) sedemikian sehingga = .
1 1 1 0 1 1 0 0
Terkait dengan elemen unit dan pembagi nol yang telah dijelaskan di atas,
pada subbab selanjutnya akan dibahas tentang suatu jenis ring, yaitu daerah integral
dan lapangan.
Pada subbab sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada ring bilangan bulat Z,
jika a, b ∈ Z dengan sifat a · b = 0, maka a = 0 atau b = 0. Dengan demikian
pada ring bilangan bulat Z tidak dapat ditemukan pembagi nol. Hal berbeda terjadi
pada ring Z6 yang memiliki pembagi nol, yaitu 2 dan 3. Dari fenomena tersebut,
suatu ring komutatif dengan elemen satuan yang tidak memuat pembagi nol diklasi-
fikasikan dalam suatu jenis ring tertentu (daerah integral).
Definisi 4.2.1. Suatu ring komutatif R dengan elemen satuan disebut daerah inte-
gral jika R tidak memuat pembagi nol.
37
Contoh 4.2.2. Ring Z dan Z5 masing-masing merupakan daerah integral.
Teorema 4.2.3. Diberikan sebarang ring R. Jika R tidak memuat pembagi nol, ma-
ka hukum kanselasi berlaku di ring R, yaitu untuk setiap a, b, c ∈ R, a 6= 0R , ab =
ac berakibat b = c (hukum kanselasi kiri); dan ba = ca berakibat b = c (hukum
kanselasi kanan). Jika hukum kanselasi kiri atau kanan berlaku di R, maka R tidak
memuat pembagi nol.
Akibat 4.2.4. Hukum kanselasi kiri dan kanan berlaku di daerah integral.
Pada subbab sebelumnya telah dijelaskan bahwa ring bilangan bulat Z hanya
memiliki dua unit, yaitu 1 dan −1. Sekarang diperhatikan ring bilangan rasional
38
Q, bahwa pada ring Q setiap elemen tak nol-nya merupakan unit. Dari fenomena
tersebut, suatu ring komutatif dengan elemen satuan yang setiap elemen tak nol-nya
merupakan unit diklasifikasikan dalam suatu jenis ring tertentu (lapangan).
Definisi 4.2.5. Diberikan ring komutatif R dengan elemen satuan 1R . Ring R dise-
but lapangan (field) jika setiap elemen tak nol-nya merupakan unit, yaitu untuk
setiap u ∈ R\{0R } terdapat u−1 ∈ R sedemikian sehingga u · u−1 = u−1 · u = 1R .
Contoh 4.2.6. Ring (Q, +, ·), (R, +, ·), dan (C, +, ·) masing-masing merupakan
lapangan.
Berikut ini merupakan teorema hubungan antara lapangan dan daerah inte-
gral.
ab = 0R ⇔ a−1 ab = a−1 0R ⇔ b = 0R .
Perhatikan bahwa konvers dari Teorema 4.2.7 belum tentu berlaku. Sebagai contoh,
ring Z merupakan daerah integral tetapi bukan lapangan.
Teorema 4.2.8. Diberikan ring komutatif R. Jika R adalah ring komutatif berhing-
ga yang memiliki lebih dari satu elemen dan tidak memuat pembagi nol, maka R
merupakan lapangan.
39
R. Andaikan aai = aaj , untuk sebarang i, j = 1, 2, · · · , n, i 6= j. Berdasarkan Teo-
rema 4.2.3 diperoleh ai = aj , kontradiksi dengan yang diketahui bahwa a1 , a2 , · · · , an
masing-masing merupakan elemen yang berbeda di R. Jadi pengandaian salah,
yang benar aai 6= aaj , untuk sebarang i, j = 1, 2, · · · , n, i 6= j. Akibatnya
aa1 , aa2 , · · · , aan masing-masing merupakan elemen yang berbeda di R dan be-
rakibat juga {aa1 , aa2 , · · · , aan } = R. Karena a ∈ R, terdapat dengan tunggal
k ∈ {1, 2, · · · , n} sedemikian sehingga a = aak . Diambil sebarang b ∈ R, berarti
terdapat at ∈ R sedemikian sehingga b = aat . Perhatikan bahwa
Telah kita ketahui bahwa daerah integral merupakan ring komutatif dengan
elemen satuan dan tidak memuat pembagi nol. Oleh karena itu, setiap daerah inte-
gral memiliki lebih dari satu elemen (paling tidak memuat elemen nol 0R dan ele-
men satuan 1R ). Sebagai akibat dari Teorema 4.2.8 diperoleh sifat sebagai berikut.
Akibat 4.2.9. Jika R adalah daerah integral berhingga, maka R merupakan la-
pangan.
Dengan demikian konvers dari Teorema 4.2.7 dapat berlaku, namun dengan penam-
bahan syarat.
40
Diperhatikan himpunan semua bilangan bulat Z dan himpunan semua bilan-
gan rasional Q. Perhatikan bahwa setiap bilangan bulat n ∈ Z dapat dinyatakan
b ∈Z
sebagai n = 1 ∈Z
∈ Q, sehingga Z ⊆ Q. Dari sini terlihat bahwa terdapat pemetaan
α : Z −→ Q
n
n −→ .
1
Secara struktur telah kita ketahui bahwa Z merupakan daerah integral dan Q meru-
pakan lapangan. Dapat ditunjukkan bahwa pemetaan α tersebut merupakan monomor-
fisma dari ring Z ke ring Q. Dalam abstraksinya, eksistensi suatu momomorfisma
dari suatu ring R1 ke suatu ring R2 tersebut dikenal sebagai penyisipan ring ke suatu
ring.
Definisi 4.3.1. Suatu ring R dikatakan dapat disisipkan (embedded) di suatu ring
S jika terdapat suatu momomorfisma dari R ke S.
Dari Definisi 4.3.1 kita juga dapat mengatakan bahwa suatu ring R dapat di sisipkan
di suatu ring S jika terdapat subring T dari S sedemikian sehingga R ∼
= T.
1 2 4
= = = ···
2 4 8
41
2 4 8
= = = ··· .
3 6 12
1 2 2 4
Perhatikan bahwa 2
= 4
sebab 1 · 4 = 2 · 2, dan 3
= 6
sebab 2 · 6 = 4 · 3. Secara
p1 p2
umum, untuk setiap ,
q1 q2
∈ Q,
p1 p2
= ⇔ p1 · q2 = p2 · q1 . (4.1)
q1 q2
Z × Z∗ = {(p, q) | p ∈ Z, q ∈ Z∗ }
(p1 , q1 ) ∼ (p1 , q1 ) ⇔ p1 · q2 = q2 · q1 .
D × D∗ = {(p, q) | p ∈ D, q ∈ D∗ },
(p1 , q1 ) ∼ (p1 , q1 ) ⇔ p1 · q2 = q2 · q1 .
42
Untuk selanjutnya, himpunan K∼ dinotasikan dengan QD . Didefinisikan operasi †
p1 p2
dan ? pada QD , yaitu untuk setiap ,
q1 q2
∈ QD ,
p1 p2 p1 q 2 + p2 q 1
† =
q 1 q2 q 1 q2
p 1 p2 p1 p 2
? = .
q1 q2 q1 q 2
Dapat ditunjukkan: (sebagai latihan)
Sebelum masuk ke definisi ideal prima dan ideal maksimal, perlu dipahami
terlebih dahulu definisi perkalian ring dan suatu elemen, serta perkalian dua buah
ideal. Diberikan ring R dan a, b ∈ R. Perhatikan bahwa Ra = {ra | r ∈ R}
merupakan ideal kiri dan aR = {ar | r ∈ R} merupakan ideal kanan, lebih lanjut
R(aR) yang dinotasikan RaR, didefinisikan RaR = {ras | r, s ∈ R}, merupakan
ideal. Didefinisikan himpunan aRb = {arb | r ∈ R} dan
AB = {a1 b1 + a2 b2 + · · · + an bn | ai ∈ A, bi ∈ B, i = 1, 2, · · · , n, n ∈ N}
Diperhatikan ring bilangan bulat Z. Telah kita ketahui bahwa semua ideal
di Z berbentuk nZ = hni, dengan n ∈ N. Misal diambil 6 ∈ Z dan dibentuk ideal
P = h6i = 6Z. Perhatikan bahwa perkalian ideal h2i dan h3i termuat di h6i, yaitu
43
h2i h3i ⊆ P . Mudah dipahami bahwa 2 ∈ h2i dan 3 ∈ h3i tetapi 2 ∈
/ P dan 3 ∈
/ P.
Oleh karena itu, tampak bahwa h2i * P dan h3i * P . Berbeda halnya jika diambil
ideal P = h2i. Diambil sebarang ideal I dan J di Z sedemikian sehingga IJ ⊆ P .
Karena I dan J masing-masing merupakan ideal di Z, terdapat a, b ∈ Z sedemikian
sehingga I = hai dan J = hbi. Dengan demikian diperoleh abZ = hai hbi ⊆ P .
Mudah dipahami bahwa hki ⊆ h2i = P jika dan hanya jika k merupakan bilangan
kelipatan dua. Oleh karena itu, tampak bahwa ab merupakan bilangan kelipatan dua
sehingga diperoleh a ∈ P atau b ∈ P . Hal ini berakibat hai ⊆ P atau hbi ⊆ P .
Jadi, keistimewaan dari ideal P = h2i adalah untuk setiap ideal I dan J di Z dengan
IJ ⊆ P berakibat I ⊆ P atau J ⊆ P . Selanjutnya dilakukan proses abstraksi pada
sebarang ring R dan ideal P di R, sehingga diperoleh definisi ideal prima sebagai
berikut.
Definisi 4.4.1. Suatu ideal P dari suatu ring R disebut ideal prima jika untuk
setiap dua ideal A dan B di R dengan AB ⊆ P berakibat A ⊆ P atau B ⊆ P .
Berikut ini merupakan syarat perlu dan cukup suatu ideal dari suatu ring
merupakan ideal prima.
hai3 ⊆ RaR = A ⊆ P.
44
b ∈ P . Diambil sebarang dua ideal A dan B dengan AB ⊆ P . Misalkan A * P ,
maka terdapat a ∈ A sedemikian sehingga a ∈
/ P . Misal diambil b ∈ B. Diperoleh
bahwa aRb = (aR)b ⊆ AB ⊆ P . Dari yang diketahui berakibat a ∈ P atau b ∈ P .
Karena a ∈
/ P , berakibat b ∈ P . Jadi diperoleh B ⊆ P.
Khusus untuk ring R yang komutatif, diperoleh syarat perlu dan cukup se-
bagai berikut.
Telah kita ketahui bahwa untuk sebarang ideal P di ring R dapat dibentuk
.
ring faktor R P . Berikut ini merupakan sifat yang menjelaskan hubungan antara
ideal prima dan ring faktor yang terbentuk dari ideal prima tersebut.
Teorema 4.4.5. Diberikan ring komutatif R dengan elemen satuan 1R dan ideal
.
R
P 6= R di R. Ideal P merupakan ideal prima di R jika dan hanya jika P meru-
pakan daerah integral.
Bukti. (⇒). Diketahui P ideal prima di R. Karena R adalah ring komutatif dengan
.
elemen satuan, berakibat R P juga merupakan ring komutatif dengan elemen satu-
.
an. Tinggal ditunjukkan R P tidak memuat pembagi nol. Karena P 6= R, berakibat
.
R
P 6= {0R + P }. Selanjutnya, berdasarkan Akibat 1.2.6 diperoleh bahwa ele-
.
men satuan 1 + P dari R P berbeda dengan elemen nol 0R + P . Diambil sebarang
.
a + P, b + P ∈ R P sedemikian sehingga (a + P )(b + P ) = 0R + P . Karena
(a + P )(b + P ) = 0R + P , diperoleh ab + P = 0R + P yang ekuivalen dengan
ab ∈ P . Mengingat P adalah ideal prima, berakibat a ∈ P atau b ∈ P , yang ekuiv-
45
.
alen dengan a + P = 0R + P atau b + P = 0R + P . Oleh karena itu, R P tidak
.
memuat pembagi nol. Jadi terbukti bahwa R P merupakan daerah integral.
.
(⇐). Diketahui R P adalah daerah integral. Diambil sebarang a, b ∈ R sedemikian
sehingga ab ∈ P . Karena ab ∈ P , diperoleh 0R + P = ab + P = (a + P )(b + P ).
.
Karena R P merupakan daerah integral, maka a+P = 0R +P atau b+P = 0R +P ,
yang ekuivalen dengan a ∈ P atau b ∈ P . Jadi, P merupakan ideal prima.
Definisi 4.4.6. Diberikan ring R dan ideal M di R. Ideal M disebut ideal maksi-
mal jika M 6= R dan tidak ada ideal I di R sedemikian sehingga M ⊂ I ⊂ R.
Telah kita ketahui bahwa untuk sebarang ideal M di ring R dapat dibentuk
.
R
ring faktor M . Berikut ini merupakan sifat yang menjelaskan hubungan antara
ideal maksimal dan ring faktor yang terbentuk dari ideal maksimal tersebut.
Teorema 4.4.8. Diberikan ring komutatif R dengan elemen satuan 1R dan ideal M
.
di R. Ideal M merupakan ideal maksimal jika dan hanya jika R M merupakan
lapangan.
Bukti. (⇒). Diketahui M adalah ideal maksimal. Karena R adalah ring komutatif
.
dengan elemen satuan, berakibat R M juga merupakan ring komutatif dengan ele-
.
men satuan. Diambil sebarang a + M ∈ R M dengan a + M 6= 0R + M , berarti
a∈/ M . Dibentuk ideal hM ∪ ai, yaitu ideal yang dibangun oleh M ∪ {a}. Karena
a∈
/ M , diperoleh M ⊂ hM, ai. Mengingat M adalah ideal maksimal di R, beraki-
bat hM, ai = R. Oleh karena itu, terdapat m ∈ M dan r ∈ R sedemikian sehingga
1R = m + ra. Akibatnya, diperoleh 1R + M = (m + M )+(ra + M ). Karena
46
m + M = 0M + M , diperoleh (r + M )(a + M ) = ra + M = 1R + M , sehingga
. .
a + M mempunyai invers di R M . Jadi, setiap elemen tak nol di R M mempunyai
. .
invers di R M . Terbukti bahwa R M merupakan lapangan.
.
(⇐). Diketahui R M adalah lapangan, berarti M 6= R. Diambil sebarang ideal I
di R sedemikian sehingga M ⊂ I ⊆ R. Karena M ⊂ I, terdapat a ∈ I sedemikian
sehingga a ∈
/ M . Selanjutnya karena a ∈/ M , diperoleh a + M 6= 0R + M .
. .
Mengingat R M adalah lapangan, terdapat r + M ∈ R M sedemikian sehingga
ar + M = (a + M )(r + M ) = 1R + M . Akibatnya, diperoleh 1R − ar ∈ M . Oleh
karena itu, terdapat m ∈ M sedemikian sehingga 1R = m + ar. Perhatikan bahwa
1R = m + ar ∈ M + I ⊆ I. Hal ini berakibat I = R. Jadi, M merupakan ideal
maksimal.
Teorema berikut ini menjelaskan hubungan antara ideal maksimal dan ideal
prima.
Teorema 4.4.9. Diberikan ring komutatif R dengan elemen satuan dan ideal I di
R. Jika I adalah ideal maksimal, maka I merupakan ideal prima.
Bukti. Diketahui I adalah ideal maksimal. Akan dibuktikan I merupakan ideal
prima. Diambil sebarang a, b ∈ R sedemikian sehingga ab ∈ I dan a ∈
/ I. Dibentuk
hI ∪ {a}i = {u + ra | u ∈ I, r ∈ R}, yaitu ideal yang dibangun oleh I ∪ {a}.
Karena a ∈
/ I, berakibat I ⊂ hI, ai. Selanjutnya karena I ideal maksimal, berakibat
hI, ai = R. Oleh karena itu, terdapat u ∈ I dan r ∈ R sedemikian sehingga
1 = u + ra. Dengan demikian diperoleh b = ub + rab ∈ I. Jadi, I merupakan ideal
prima.
Konvers dari Teorema 4.4.9 belum tentu berlaku. Sebagai counter example-
nya, ideal {0} di ring bilangan bulat Z merupakan ideal prima tetapi bukan ideal
maksimal. Untuk keberlakuan konvers dari Teorema 4.4.9 perlu adanya syarat tam-
bahan (R harus merupakan daerah ideal utama, yang akan dijelaskan pada Bab VI).
Teorema 4.4.10. Diberikan ring R dengan elemen satuan 1R . Setiap ideal sejati
dari R selalu termuat di suatu ideal maksimal dari R,
47
Bukti. Diambil sebarang ideal I di R. Dibentuk A = {J | I ⊆ J, J ideal sejati di R}.
Jelas bahwa A =
6 ∅, sebab I ∈ A. Mudah dipahami bahwa A merupakan himpunan
terurut parsial, dengan urutan parsialnya adalah ⊆. Akan ditunjukkan bahwa setiap
rantai di A mempunyai batas atas di A. Misalkan C = {Jα | α ∈ ∆} sebarang
rantai di A, dengan ∆ adalah suatu himpunan indeks. Karena I ⊆ Jα untuk setiap
[ [
α ∈ ∆, diperoleh I ⊆ Jα . Diambil sebarang r ∈ R dan a, b ∈ Jα , be-
α∈∆ α∈∆
rarti a ∈ Jα1 dan b ∈ Jα2 , untuk suatu α1 , α2 ∈ ∆. Karena C merupakan rantai,
diperoleh Jα1 ⊆ Jα2 atau Jα2 ⊆ Jα1 . Misalkan Jα1 ⊆ Jα2 , berakibat a, b ∈ Jα2 .
[
Karena Jα2 ideal di R, diperoleh a − b ∈ Jα2 ⊆ Jα . Karena Jα1 ideal di R,
[ [ α∈∆
diperoleh ra, ar ∈ Jα1 ⊆ Jα . Jadi, Jα merupakan ideal di R. Jelas bahwa
[ α∈∆ [ α∈∆
Jα 6= R, sebab jika 1R ∈ Jα maka 1R ∈ Jβ , untuk suatu β ∈ ∆, dan
α∈∆ α∈∆ [
berakibat Jβ = R (kontradiksi dengan Jβ 6= R). Dengan demikian Jα meru-
[ α∈∆
pakan ideal sejati di R dan memuat I, sehingga Jα ∈ A. Mudah dipahami
[ α∈∆
bahwa Jα merupakan batas atas dari C. Berdasarkan Lemma Zorn, berakibat
α∈∆
A mempunyai elemen maksimal, katakan M . Tinggal ditunjukkan M adalah ideal
maksimal di R. Andaikan terdapat ideal K di R sedemikian sehingga M ⊂ K ⊂ R,
berarti K ∈ A dan berakibat M bukan ideal maksimal (kontradiksi). Jadi, ideal M
merupakan ideal maksimal di R.
Akibat 4.4.11. Diberikan sebarang ring R dengan elemen satuan 1R dan misalkan
a ∈ R. Elemen a termuat di suatu ideal maksimal di R jika dan hanya jika a bukan
elemen unit.
48
Akibat 4.4.12. Jika R adalah ring dengan elemen satuan, maka R memiliki suatu
ideal maksimal.
Bukti. Perhatikan bahwa ring R selalu mempunyai ideal, yaitu paling tidak mem-
punyai ideal trivial {0R }. Berdasarkan Teorema 4.4.10, terdapat suatu ideal maksi-
mal M di R dengan {0R } ⊆ M .
4.5. Latihan
(a, b) + (c, d) = (a + c, b + d)
6. Carilah semua ideal maksimal dan ideal prima dari ring Z10 !
49
8. Diberikan ring komutatif R dengan elemen satuan, A dan B masing-masing
merupakan ideal maksimal dari R yang berbeda. Buktikan bahwa AB =
A ∩ B!
50