Anda di halaman 1dari 12

SATELIT BEIDOU

Sistem Satelit Navigasi BeiDou atau BeiDou Navigation Satellite System adalah sistem navigasi
satelit yang diluncurkan oleh China. Sistem BeiDou pertama, yang secara resmi disebut Sistem
Eksplorasi Navigasi BeiDou Satellite (bahasa China yang disederhanakan: Cina tradisional: 北斗衛星
導航試驗系統 ; pinyin: Běidǒu wèixīng dǎoháng shìyàn xìtǒng) dan juga dikenal sebagai BeiDou-1,
terdiri dari tiga satelit dan menawarkan cakupan terbatas dan aplikatif. Dimana sistem navigasi satelit
Beidou telah menawarkan layanan navigasi, terutama untuk pelanggan di China dan negara-negara
tetangga, sejak tahun 2000.

Generasi kedua dari sistem ini, yang secara resmi disebut BeiDou Navigation Satellite System
(BDS) dan juga dikenal sebagai COMPASS atau BeiDou-2, akan menjadi sistem navigasi satelit global
yang terdiri dari 35 satelit, dan dibangun mulai Januari 2015. Ini mulai beroperasi di China pada
bulan Desember 2011, dengan 10 satelit digunakan, dan mulai menawarkan layanan kepada
pelanggan di kawasan Asia Pasifik pada bulan Desember 2012. Sistem ini direncanakan untuk mulai
melayani receiver secara global pada saat selesai pada tahun 2020. Pada tahun 2015, China memulai
pembangunan sistem BeiDou generasi ketiga (BDS-3) di konstelasi cakupan global. Satelit BDS-3
pertama diluncurkan 30 Maret 2015. Pada bulan Februari 2016, lima satelit validasi BDS-3 in-orbit
telah diluncurkan.

Untuk mendukung teknologi sistem posisi global ( GPS), pemerintah China meluncurkan dua
satelit bernama BeiDou-3 ke luar angkasa, pada Minggu (5/11/2017), pukul 19.45 waktu setempat.
Dilansir dari Xinhua, kedua satelit tersebut dikirim hanya menggunakan satu roket induk, Long
March-3B. China membangun satelit yang mampu mengumpulkan data GPS secara akurat. Sistem ini
akan terus dikembangkan hingga 2020. Dengan begitu, China menjadi negara ketiga setelah Amerika
Serikat dan Rusia, yang memiliki operasi sistem navigasi mandiri.

Dibandingkan dengan satelit generasi sebelumnya, BeiDou-3 diklaim mampu mengirim sinyal
lebih kompatibel dan dapat menampilkan gambar yang besar. Data tersebut dapat berfungsi untuk
layanan pencarian dan evakuasi dengan standar internasional. Kepala perancang sistem BeiDou, Yang
Changfeng mengatakan, teknologi baru yang dikembangkan telah meningkatkan kinerja dari BeiDou-
3. Selanjutnya, pengiriman satelit akan dilakukan secara rutin. China masih akan mengirim 18 satelit
BeiDu-3 ke ruang angkasa pada akhir 2018. Pada 2020, diperkirakan sistem baru tersebut akan
menjangkau global dengan 30 satelit.
SATELIT GALILEO
Satelit Galileo merupakan sistem satelit navigasi global Eropa yang pertama dengan tingkat
akurasi yang tinggi dan dikontrol dan dikelola oleh pihak sipil Uni Eropa. Adapun tujuan Uni Eropa
untuk menciptakan satelit baru ini adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian
GPS dan untuk dapat bersaing dalam dunia persatelitan dengan negara-negara maju seperti Amerika
Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi
mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung pada waktu dan cuaca kepada
banyak orang secara simultan. Satelit ini masih baru dan mulai diluncurkan pada tahun 2005, dan
akan beroperasi secara penuh pada tahun 2008. Pada prinsipnya penentuan posisi dengan satelit
Galileo hampir sama dengan penentuan posisi dengan GPS. Kedua satelit navigasi ini hanya berbeda
pada spesifikasi dan kemampuannya.

Secara umum ada tiga komponen penyusun sistem Galileo yaitu komponen angkasa (space
segment), komponen kontrol bumi (ground segment), dan komponen pengguna (user segment).

Segmen angkasa Galileo terdiri dari 30 satelit, dimana terdapat 27 satelit yang aktif dan 3
satelit cadangan (spare) dalam Medium Earth Orbit (MEO) pada ketinggian 23600 km. Satelit akan
melakukan perjalanan sepanjang tiga orbit sirkular pada inklinasi 56°. Dengan waktu orbit 14 jam,
konfigurasi dari konstelasi akan menjamin sekurang-kurangnya 10 satelit yang kelihatan akan
memberikan informasi posisi dan waktu untuk semua lokasi, termasuk daerah kutub. Wahana Satelit
Galileo diharapkan akan dapat bertahan selama 10 tahun.

Segmen angkasa akan diatur lewat dua stasiun kontrol yang dipilih di suatu tempat di Eropa,
yang didukung oleh 20 stasiun sensor Galileo (GSS). Pertukaran data antara stasiun kontrol dan satelit
akan dikerjakan melalui stasiun penghubung khusus. Sebanyak 15 stasiun penghubung akan dipasang
di sekitar permukaan bumi untuk memudahkan dalam hal transfer data. Sebagai komponen kontrol
bumi (ground segment), stasiun kontrol akan bertanggungjawab memanajemen satelit,
mengintegrasikan sinyal, dan sinkronisasi jam atom pada satelit.

Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit Galileo, baik di darat, laut, udara,
maupun di angkasa. Dalam hal ini alat penerima sinyal Galileo diperlukan untuk menerima dan
memproses sinyal -sinyal dari satelit Galileo untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan dan
waktu. Komponen utama dari suatu receiver Galileo secara umum adalah antena dengan pre-
amplifier, bagian RF dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses sinyal, pemroses mikro untuk
pengontrolan receiver, data sampling dan pemroses data ( solusi navigasi ), osilator presisi , catu
daya, unit perintah dan tampilan, dan memori serta perekam data.

Satelit Galileo akan menstransmisikan 10 sinyal yang berbeda. Dari sini, 6 sinyal akan
digunakan untuk keperluan sipil (Open Service) dan Safety of Life Service, 2 sinyal untuk keperluan
komersial dan sisanya 2 untuk keperluan Public Regulated Service. Selain pelayanan navigasi dan
transmisi waktu, Galileo akan menyediakan informasi mengenai akurasi dan status sinyal tersebut.

Tipe Receiver Satelit Galileo

Mengenai receiver Galileo, belum ada keputusan akhir tentang spesifikasi dan kemampuan
receiver Galileo melainkan sekarang sedang dikembangkan untuk dapat bersaing dengan GPS.
Analisis pasar memberikan klasifikasi pendahuluan tentang tipe receiver Galileo yaitu: Tipe
konsumen, Tipe profesional, dan Tipe Safety of Life.

Tipe konsumen sendiri terdiri dari dua jenis yaitu A1 dan A2. Jenis A1 berdiri sendiri yang
merupakan receiver navigasi utama Galileo, dan A2 digunakan untuk bantuan komunikasi
(NAV/COM). Tipe profesional terdiri dari empat jenis yaitu B1 (Single frequency ditambah Local
Element (LE)), B2 (Dual frequency ditambah LE), B3 (Triple frequency ditambah LE), dan B4 (Single
frequency ditambah bantuan komunikasi).

Sementara itu Tipe Safety of Life terdiri dari dua jenis yaitu C1 dan C2. Jenis C1 merupakan
receiver yang memiliki spesifikasi Dual frequency plus LE (+EGNOS) with integrity. Jenis C2 memiliki
spesifikasi Triple frequency plus LE (+EGNOS) with integrity.

Ada 5 macam layanan atau jasa yang rencananya akan diberikan sistem satelit Galileo ini, yaitu:

1) Pelayanan Terbuka (Open Service atau OS)

OS ini adalah bebas dan menyediakan pelayanan seperti GPS tetapi dengan akurasi yang
lebih tinggi. Dalam hal ini, ESA berperan aktif dalam mengintegrasikan Galileo dengan sistem
GSM/UMTS. OS ini ditetapkan sebagai pasar sinyal besar-besaran untuk informasi waktu dan
posisi yang tersedia dengan gratis. OS ini dapat diperoleh oleh semua orang yang dilengkapi
dengan receiver tanpa pemberian hak.

2) Pelayanan Keselamatan Hidup (Safety of Life Service atau SLS)

SLS ini akan digunakan untuk aplikasi transportasi yang mana dapat membahayakan hidup
jika penampilan sistem navigasi menurun tanpa pemberitahuan dengan real-time.

3) Pelayanan Komersial (Commercial Service atau CS)

CS ini diperuntukkan untuk aplikasi pasar (komersial) dengan pelayanan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh Open Service. Layanan ini tidak gratis melainkan
user harus membayar jasa pelayanan artinya jika pengguna ingin mendapatkan informasi
posisi dan waktu secara real-time, maka pengguna harus membayar sebesar biaya yang telah
ditetapkan.

4) Pelayanan Publik (Public Regulated Service atau PRS)

Galileo ini merupakan suatu system sipil yang memuat layanan pengontrolan akses untuk
aplikasi pemerintahan. PRS ini akan digunakan oleh suatu badan atau instansi seperti
kepolisisan dan departemen-departemen

5) Layanan Pencarian dan Pertolongan (Search and Rescue Service atau SAR)

SAR ini memberikan kontribusi Eropa dalam dunia internasional dalam usaha pemberian
bantuan dan pertolongan kemanusiaan.
Kelebihan dan Keuntungan Sistem Satelit Galileo

Galileo ini merupakan satelit yang dirancang khususnya untuk keperluan non-militer. Bila
dibandingkan dengan satelit navigasi lainnya seperti GPS dan GLONASS, satelit Galileo ini mempunyai
beberapa keuntungan dan kelebihan antara lain:

– Satelit Galileo didesain dan dikembangkan untuk aplikasi non-militer, sebaliknya GPS didesain
terutama untuk aplikasi militer.

– Galileo didasarkan pada teknologi yang sama seperti GPS dan menyediakan informasi posisi dan
waktu dengan tingkat presisi yang lebih tinggi.

– Galileo lebih dapat dipercaya meliputi suatu signal €œpesan€ yang memberitahu user dengan
seketika apabila terjadi suatu kesalahan

– Satelit Galileo terbuka dan meluas ke seluruh pasar yang meliputi seluruh dunia dan perusahaan-
perusahaan komersil Eropa

– Galileo memberikan pelayanan nyata bagi publik seperti pemberian garansi yang kontinyu yang
ditetapkan untuk aplikasi khusus

– Galileo telah menciptakan 140 000 job dan mampu menggerakkan pasar yang diperkirakan
mencapai ‚¬9 billion per tahun. Ini lebih rendah dibandingkan ketergantungan Eropa terhadap GPS
untuk keperluan ekonomi.

Aplikasi Teknologi Satelit Galileo

Sistem Satelit Galileo dibangun mirip dengan sistem GPS, oleh karenanya aplikasi dari sistem
Galileo akan menyerupai aplikasi dari sateli GPS. Gambaran umum yang diberikan sistem satelit
Galileo untuk bidang aplikasi diantaranya diperuntukan bagi kepentingan transportasi, keperluan
penerbangan (aviation), aplikasi maritim, pekerjaan teknik sipil, perikanan, pertanian (precise
farming), monitoring lingkungan. referensi waktu dan telekomunikasi.

Bidang-bidang lainnya yang menjadi aplikasi sistem Galileo, sama halnya dengan sistem GPS
yaitu: survai pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, pemantauan deformasi, , dan
bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi
SATELIT QZSS
Quasi-Zenith Satellite system (QZSS) adalah adalah sistem satelit navigasi lokal yang
dikendalikanoleh pemerinah Jepang dalam National Space Development Program. Area yang dicakup
oleh sistem satelit ini adalah Asia Timur dan Oceania. Orbit QZSS yange berbentuk ellips asimetris
juga terlihat melewati Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara di Timur Indonesia.

Sistem Satelit Quasi-Zenith atau Quasi-Zenith Satellite System ( QZSS ) adalah sistem transfer
waktu regional tiga satelit dalam pengembangan dan sistem augmentasi berbasis satelit untuk Global
Positioning System yang akan menjadi penerima di Jepang. Satelit pertama "Michibiki" diluncurkan
pada 11 September 2010.[1] Status operasional penuh diperkirakan pada 2013.[2][3] Pada bulan
Maret 2013, Kantor Kabinet Jepang mengumumkan perluasan Sistem Satelit Kuasi-Zenit dari tiga
satelit ke empat.[4] Kontrak senilai $ 526 juta dengan Mitsubishi Electric untuk pembangunan tiga
satelit dijadwalkan diluncurkan sebelum akhir 2017. Sistem empat satelit dasar direncanakan akan
beroperasi pada tahun 2018.[5]

Berita resmi oleh pemerintah Jepang pada tahun 2002, mengerjakan sebuah konsep untuk
Sistem Satelit Kuasi-Zenit (QZSS), atau Juntencho eisei shisutemu ( bahasa Jepang), mulai
dikembangkan oleh tim Advanced Space Business Corporation (ASBC), termasuk Mitsubishi Electric,
Hitachi, dan GNSS Technologies Inc. Namun, ASBC ambruk pada tahun 2007. Pekerjaan diambil alih
oleh Satellite Positioning Research and Application Center. SPAC dimiliki oleh empat departemen
pemerintah Jepang: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan
Industri, dan Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata.[6]

QZSS ditargetkan untuk memberikan layanan posisi yang sangat tepat dan stabil di wilayah
Asia-Oceania, sambil menjaga kompatibilitas dengan GPS.[7] Satelit ketiga diluncurkan ke orbit pada
tanggal 19 Agustus 2017. Yang keempat diluncurkan pada tanggal 10 Oktober 2017.[8] The fourth
was launched on October 10, 2017.[9]

QZSS menggunakan tiga satelit, masing-masing 120 ° terpisah, dengan orbit yang sangat
miring, sedikit elips, dan geosynchronous. Karena kecenderungan ini, mereka tidak geostasioner;
Mereka tidak tinggal di tempat yang sama di langit. Sebagai gantinya, jejak tanah mereka adalah pola
angka-8 asimetris (analemma), dirancang untuk memastikan bahwa muatannya hampir di atas kepala
(ketinggian 60 ° atau lebih) di atas Jepang setiap saat.
Track Orbit QZSS

Space segment (Segmen angkasa) QZSS akan terdiri dari 3 satelit yang terletak di Highly
Elliptical Orbit (HEO) antara 32000-40000 km di atas permukaan bumi.Hingga sekarang baru satu
satelit yang telah mengorbit, Michibiki. Memiliki orbit berbentuk elliptical, QZSS didesain sedemian
rupa sehingga minimal satu satelit dapat terpantau sepanjang waktu dari daratan Jepang. Sementara
itu, ground segment QZSS terdiri dari master control station, tracking control station, laser ranging
station dan stasiun monitoring yang terletak di Okinawa (Jepang), Bangalore (India), Canberra
(Australia), Bangkok (Thailand) dan Hawaii (Amerika Serikat). Tujuan utama QZSS diorbitkan adalah
untuk keperluan komunikasi (video, audio dan data) dan keperluan penentuan posisi (Wikipedia,
2015).

Orbit Asimetris QZSS


Untuk keperluan navigasi dan penentuan posisi, QZSS tidak bisa berdiri sendiri. Sinyal yang
dipancarkan oleh satelit ini harus dikombinasikan dengan sistem yang sudah ada yaitu GNSS GPS
dan/atau Galileo. Enam tipe sinyal QZSS yang kompatibel dengan existing terdiri dari GNSS
compatible (L1-C/A, L1C, L2C, L5), GPS-SBAS compatible (L1-SAIF) dan Galileo E6 compatible (LEX).
Sinyal QZSS diklaim tidak akan menganggu aktifitas sistem satelit navigasi lainnya. Dengan
mengkombinasikan sistem GPS dengan QZSS, penentuan posisi di permukaan bumi diklaim bisa
dilakukan dengan lebih akurat dengan ditransmisikannya sinyal L1-SAIF dan LEX.(ESA, 2014)

Lebih jauh, sistem waktu yang digunakan oleh QZSS akan berbeda dengan yang dipakai pada
satelit GPS. Satelit tidak dilengkapi jam atom on board, namun dibelaki dengan syncronization
framework yang dikombinasikan dengan jam onboard streerable ringan yang berfungsi sebagai
transponder yang memancarkan waktu teliti yang disediakan oleh jaringan pengsinkronisasi waktu
yang terletak di daratan. Hal ini membuat sistem berjalan optimal saat satelit melakukan kontak
langsung dengan ground station, hal ini cocok dengan sifat QZSS yang selalu terhubung dengan
ground stationnya.

Sinyal untuk penentuan posisi akan dikirimkan dengan jam atom rubidium setelah
dibatalkannya penggunaan jam atom hidrogen maser. Hal tersebut akan menjadi dasar riset
kelayakan bagi teknologi atomic clock-less tersebut yang juga akan dipasang pada satelit QZSS
berikutnya. Rendahnya massa satelit, biaya pembuatan yang ekonomis dan biaya peluncuran yang
optimal adalah keuntungan utama sistem ini.

Pemanfaatan QZSS hingga saat ini masih dalam proses berbagai studi untuk aspek
ketelitiannya, efektifitasnya maupun sinkronisasinya dengan sistem GNSS, Glonass, Galileo serta
sistem satelit navigasi global lainnya.

Sesuai dengan studi tersebut diatas, ketelitian pengukuran titik di permukaan bumi dengan
bisa mencapai lingkup sentimeter, dengan catatan pengukuran tersebut harus dikombinasikan
dengan sistem satelit navigasi lain baik GNSS yang sudah mengkover seluruh dunia maupun Glonass
atau Galileo

Untuk bisa memperoleh sinyal QZSS diperlukan peralatan tambahan yang didedikasikan
untuk menjadi receiver sinyal QZSS sehingga akan ada biaya yang harus diinvestasikan untuk
pengadaan alat baru untuk memanfaatkan keberadaan sistem satelit ini.

SATELIT IRNSS
Indian Regional Navigation Satellite System (IRNASS) adalah sistem navigasi satelit daerah
otonom yang dikembangkan oleh Indian Space Research Organisation (ISRO) yang akan berada di
bawah kendali penuh dari pemerintah India. Kebutuhan sistem navigasi tersebut didorong oleh
kenyataan bahwa akses ke sistem satelit asing yang dikontrol pemerintah navigasi global tidak
dijamin dalam situasi bermusuhan. IRNASS akan memberikan dua layanan, dengan Standard
Positioning Service terbuka untuk penggunaan sipil dan Restricted Service, terenkripsi satu, untuk
pengguna yang berwenang (militer).
India berhasil meluncurkan konstelasi kelima satelit navigasi pada Rabu (20/1), sebagai
bagian dari upaya mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat untuk "Global Positioning
System" (GPS) dan jaringan lain.

Badan Penelitian Antariksa India (ISRO) mengatakan negara itu berencana memiliki tujuh
satelit, yang akan memberikan informasi navigasi dari seluruh negeri dan hingga 1.500 kilometer di
sekitar India. Satelit IRNSS-1E itu diluncurkan ke orbit dengan pesawat ruang angkasa, yang
dikembangkan secara lokal dari pusat antariksa Sriharikota di India selatan.

IRNSS adalah sistem navigasi satelit regional otonom yang sedang dikembangkan oleh ISRO
(Indian Space Research Organization). Pemerintah India menyetujui proyek tersebut pada Mei 2006,
dengan maksud agar sistem tersebut selesai dan diimplementasikan dalam kerangka waktu 2016.

Tujuan dari proyek ini adalah untuk menerapkan sistem navigasi ruang angkasa independen
dan asli daerah untuk aplikasi nasional. Persyaratan desain IRNSS memerlukan akurasi posisi <20 m di
seluruh India dan dalam wilayah cakupan yang membentang sekitar 1500 km di luar. Sistem ini
diharapkan dapat memberikan posisi real-time akurat, kecepatan dan waktu yang dapat diobservasi
untuk pengguna di berbagai platform dengan ketersediaan layanan 24 jam x 7 hari dalam semua
kondisi cuaca.

The IRNSS sedang dikembangkan sejajar dengan GAGAN (GPS Aided GEO Augmented
Satellite Navigation) program, ISRO SBAS (Satellite Based Augmentation System) versi sistem overlay
untuk koreksi sinyal GNSS.

Sistem IRNSS yang diusulkan akan terdiri dari konstelasi tujuh satelit dan segmen darat
pendukung. Tiga dari satelit dalam konstelasi akan ditempatkan di orbit geostasioner dan empat
lainnya dalam orbit miring geosynchronous 29º relatif terhadap bidang ekuator. Pengaturan seperti
itu berarti semua tujuh satelit akan memiliki visibilitas radio terus menerus dengan stasiun kontrol
India.

ISRO telah mengajukan bandwidth 24 MHz spektrum di L5-band (1164 - 1189 MHz) untuk
IRNSS dan untuk sinyal kedua di S-band (2483,5 - 2500 MHz).

Arsitektur konstelasi IRNSS terdiri dari elemen-elemen berikut:

• Segmen ruang: Satelit-satelit IRNSS membawa muatan navigasi dalam konfigurasi redundan.
Transponder C-band terpisah untuk rentang CDMA yang tepat termasuk dalam konfigurasi muatan.
Fungsi penting dari muatan IRNSS adalah: Transmisi informasi waktu navigasi dalam band L5;
transmisi navigasi, informasi waktu di S-band; generasi data navigasi on-board, CDMA mulai
transponder untuk rentang yang tepat.

Payload navigasi akan memiliki subsistem berikut: NSGU (Unit Generasi Sinyal Navigasi), unit
jam atom, yang terdiri dari jam atom Rubidium, manajemen jam dan unit kontrol, unit pembangkitan
frekuensi, unit modulasi, unit penguat daya tinggi, unit penggabungan daya dan navigasi antena.

Pesawat ruang angkasa IRNSS didedikasikan untuk layanan navigasi dan mereka dikonfigurasi
untuk menjadi kelas yang dapat diluncurkan oleh peluncur India PSLV. Desain menggabungkan
sebagian besar dari subsistem yang telah terbukti yang tersedia untuk menjahitnya secara khusus
untuk navigasi.

Segmen ruang angkasa:

Segmen ruang terdiri dari tujuh satelit

• 3 satelit di GEO (Geostationary Orbit) di 32,5 °, 83 ° dan 131,5 ° BT.

• 4 satelit dalam orbit geosynchronous ditempatkan pada kemiringan 29 ° dengan garis lintang bujur
pada 55 ° dan 111,75 ° BT

• Dua satelit cadangan juga direncanakan

• Satelit dikonfigurasikan secara khusus untuk navigasi. Konfigurasi yang sama untuk GEO dan GSO
yang diinginkan untuk produksi satelit.

• Rencana panggilan untuk satelit IRNSS akan diluncurkan oleh peluncur India PSLV

• Satelit pertama akan diluncurkan pada musim panas 2013. Peluncuran berikutnya direncanakan
sekali dalam enam bulan. Konstelasi penuh akan beroperasi pada tahun 2016.

Segmen ground control

Segmen ini bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengoperasian konstelasi IRNSS. Ini
berisi pelengkap seluruh elemen yang diperlukan untuk konstelasi dasar dan terutama terdiri dari:

- Pusat Kontrol Master untuk kontrol dan navigasi pesawat ruang angkasa, pelacakan IRNSS dan
stasiun pemantauan integritas, stasiun penyebaran CDMA, stasiun uplinking dan telemetri, tautan
komunikasi dan pusat waktu jaringan.

Segmen pengguna

Penerima dan antena yang dirancang khusus diperlukan untuk menerima sinyal IRNSS.
Penerima juga direncanakan untuk menerima sinyal multi-konstelasi termasuk GPS, GLONASS,
Galileo dan IRNSS. Direncanakan untuk menyiarkan perbedaan waktu antara waktu IRNSS dan waktu
konstelasi lain untuk memungkinkan pengguna memanfaatkan sinyal yang tersedia bagi mereka.
APLIKASI GEODESI SATELIT

LORYENA AYU KARONDIA // 03311750012003

Dosen Pengampu : Dr. Eko Yuli Handoko, ST. MT

TEKNIK GEOMATIKA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2018

Anda mungkin juga menyukai