Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH INTERVENSI SELF CARE MANAGEMENT TERHADAP

INTERDIALYTIC WEIGTH GAIN (IDWG) PADA PASIEN


HEMODIALISA DI RSUD AMBARAWA

Siti Oktaviani *), Diana Tri Lestari **), Rahayu Astuti ***)
*)
Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)
Dosen AKPER Kesdam IV Diponegoro Semarang
***)
Dosen Fakultas Kesehatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang

ABSTRAK

Peningkatan Berat Badan Interdialitik (IDWG) adalah peningkatan volume cairan yang
diwujudkan dengan kenaikan berat badan sebagai indikator untuk mengetahui jumlah asupan
cairan selama periode interdialitik dan kepatuhan management mandiri pasien terhadap
regulasi cairan pada pasien yang mendapat terapi hemodialisis. Pasien gagal ginjal yang
menjalani hemodialisa harus dibatasi asupan cairannya. Upaya untuk mencegah peningkatan
IDWG dapat dilakukan dengan pemberian intervensi self care management. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi self care management terhadap IDWG pada
pasien hemodialisa di RSUD Ambarawa. Rancangan penelitian ini menggunakan quasy
eksperiment dengan desain penelitian two group with control pre-test and post-test design.
Sampel yang diambil sebanyak 30 responden dengan mengukur IDWG sebelum dan sesudah
intervensi. Uji statistik menggunakan uji t-independen. Rata-rata IDWG pada kelompok
intervensi (perlakuan) di dapatkan rata-rata IDWG (4,82 ± 0,91) kg, sedangkan pada
kelompok kontrol rata-rata IDWG (6,51 ± 1,83). Dengan demikian terdapat perbedaan rata-
rata yang signifikan antara IDWG pada kelompok intervensi (perlakuan) dan kelompok
kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian intervensi self care management
berpengaruh terhadap IDWG dengan p value 0,00. Rekomendasi penelitian ini agar perawat
menerapkan intervensi self care management pada setiap pasien hemodialisa supaya dapat
mencegah peningkatan IDWG yang berlebih.

Kata Kunci : IDWG, Gagal Ginjal, Intervensi Self Care Management

ABSTRACT

Interdialytic Weight Gain (IDWG) is an increase of fluid volume which is manifested


in body weight gain as an indicator to measure the fluid intake during the
interdialytic period and the compliance of self care management of patients towards
fluid refulation who gets hemodialysis therapy. The kidney failure patients who gets
through the hemodialysis sould have a limited fluid intake. The attempt to prevent
the IDWG could be done by giving an intervention of self care management. This
research aims to discover the influence of self care management intervention towards
IDWG on hemodialysis patient at Ambarawa RSUD. This research applies the quasi-
experimental design by using two groups of controlled pre-test and post-test design.
This research takes the sample from 30 respondents to measure the IDWG level
before and after having the intervention. The statistical test used is t-test. The mean
of IDWG on the intervention group (treatment) obtains the IDWG mean value of
(4.82 ± 0.91). Whereas on the controlled group obtains the IDWG mean value of
(6.51 ± 1.83). Thus, there is a significant different mean value obtained between the
intervention group (treatment) and the controlled group. The result of this research
shows that the intervention of self care management has the influence towords
IDWG with p value of 0.00. This research recommends that nurse can apply the
intervention self care management for every hemodialysis patient to prevent
excessive of IDWG.
Key words : IDWG, Kidney Failure, Self Care Management Intervention

Gagal ginjal kronik (Chronic Renal akhir atau end stage renal disease
Failure, CRF atau End-State Renal (ESRD) yang memerlukan jangka
Disease) adalah hilangnya kedua panjang dan permanen. Tujuan dari
fungsi ginjal yang bersifat progresif hemodialisa adalah untuk
dan ireversible yang berakibat fatal mengeluarkan zat-zat nitrogen yang
dan ditandai dengan uremia (urea dan toksik dari dalam darah dan
limbah nitrogen lainnya yang beredar mengeluarkan air yang berlebih di
dalam darah serta komplikasinya jika dalam tubuh. Terdapat tiga prinsip
tidak dilakukan transplantasi ginjal cara kerja hemodialisis yaitu : difusi,
atau hemodialisis) (Baradero, Dayit & osmosis dan ultrafiltrasi. Pasien yang
Siswanto, 2008, hlm.109 dan menjalani hemodialisa harus dibatasi
Nursalam, 2009, hlm.35-47). asupan cairannya (Suharyanto &
Masjid, 2009, hlm.202).
Kementrian Republik Indonesia
menyebutkan bahwa pertumbuhan Asupan cairan harian yang dianjurkan
jumlah pasien gagal ginjal kronik pada pada pasien dibatasi hanya sebanyak
umur ≥ 15 tahun menurut provinsi “insensible water losses” ditambah
tahun 2013 adalah antara 0,1% hingga jumlah urin. Namun yang menjadi
0,5%. Prevalensi tertinggi terdapat di permasalahan tidak hanya yang dapat
Provinsi Sumatra Tengah dan terendah meningkatkan berat badan interdialitik
di Provinsi Kalimantan Timur, Nusa (IDWG) namun masukan makanan
Tenggara Barat, DKI Jakarta, yang banyak mengandung air seperti
Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka gelatin atau soup juga memberikan
Belitung, Sumatra Selatan dan Riau kontribusi pada total masukan cairan
(Kemenkes RI, 2013, hlm.170). (Istanti, 2014, ¶7).

Berdasarkan data dari PERNEFRI Pembatasan asupan cairan pada pasien


(2012, hlm.10) jumlah pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa baru dan pasien hemodialisa merupakan hal yang
hemodialisa aktif dari tahun 2007- sangat penting untuk diperhatikan,
2012 mengalami peningkatan. Pada karena asupan cairan yang berlebihan
2007 pasien baru sebanyak 4.977 dapat mengakibatkan kenaikan berat
orang dan pasien aktif sebanyak 1885 badan, edema, bronkhi basah dalam
orang, pada tahun 2012 pasien baru paru – paru, kelopak mata yang
sebanyak 19.621 orang dan pasien bengkak dan sesak nafas yang
aktif sebanyak 9.161 orang. diakibatkan oleh volume cairan yang
berlebihan. Cairan yang diminum
Hemodialisa merupakan suatu proses pasien yang menjalani hemodialisa
yang dilakukan pada pasien dalam harus diawasi dengan seksama.
keadaan sakit akut dan memerlukan Beberapa pasien mengalami kesulitan
terapi dialisis jangka pendek (beberapa dalam membatasi asupan cairan yang
hari hingga beberapa minggu atau masuk, namun mereka tidak
pasien pada penyakit ginjal stadium mendapatkan pemahaman tentang
bagaimana strategi yang dapat penting dari self care management
membantu mereka dalam pembatasan untuk mempertahankan status gizi dan
cairan (Tovazzi & Mazzoni, 2012 keseimbangan elektrolit. Pasien End
dalam Fahmi, F.Y & Hidayati T, 2014, Statge Renal Disease yang menjalani
¶55). hemodialisis biasanya mengonsumsi
sejumlah besar obat-obatan untuk
Komplikasi baik fisik maupun psikis berbagai kondisinya (Suparti &
tentunya menjadi gangguan dalam Kurniawan, 2015, ¶42).
melakukan perawatan diri secara
mandiri pada pasien gagal ginjal Hasil penelitian wahyunah dkk (2016)
kronik yang menjalani hemodialisa denga penelitian kuasi experiment
(Santoso, 2009 dalam Fahmi, F.Y & menunjukan bahwa pemberian edukasi
Hidayati T, 2014, ¶55). Pasien terstruktur meningkatkan self efficacy
hemodialisa membutuhkan dan menurunkan IDWG pada pasien
kemampuan dalam perawatan dirinya hemodialisa di RSUD Indramayu
sendiri. Saat ini kemampuan self care (p>0,05). Sedangkan penelitian putra
pasien telah menjadi perhatian di dkk (2015) menunjukan ada pengaruh
dunia seiring dengan peningkatan perencanaan diet self care behavior
kejadian penyakit kronis di dunia. dan kolesterol total pada klien dengan
Kondisi dan peningkatan biaya DM tipe 2 di wilayah kerja rambipuji
pengobatan serta jumlah tenaga kabupaten Jember.
edukator yang tidak cukup menjadi
alasan self care penting ditingkatkan Menurut penelitian yang dilakukan
sebagai upaya meningkatkan kualitas oleh Hidayati, W & Wahyuni, K
hidup pasien dengan penyakit kronis, (2012) menunjukan bahwa ada
keluarga & komunitas (Taylor & pemahanam informan tentang penyakit
Renpenning, 2011 dalam Fahmi, F.Y ginjal kronik yg menjalani
& Hidayati T, 2016, ¶55). Setiap hemodialisis melalui pemahaman akan
individu memiliki kemampuan natural riwayat penyakit dahulu. Pemahaman
dalam merawat dirinya sendiri dan dan kesadaran informan dalam
perawat harus fokus terhadap dampak pemenuhan self care secara optimal
kemampuan tersebut bagi pasien. akan didapat melalui cara berfikir
Penelitian Heidarzadech dkk (2010) dalam menganalisa pengalaman untuk
melaporkan bahwa ada hubungan yang mampu memilih tindakan yang efektif
langsung dan signifikan antara bagi dirinya sesuai harapan yang
kemampuan self care dengan kualitas dicapai.
hidup, dimensi fisik, psikologis, dan Menurut penelitian yang dilakukan
sosial. oleh Fahmi, F.Y & Hidayati, T (2016)
tentang gambaran self care status
Intervensi self care management pada cairan pada pasien hemodialisa
pasien hemodialisa ditunjukan pada (Literatur review). Jenis penelitian ini
konsep tentang management menggunakan literature review. Hasil
pembatasan cairan, pembatasan penelitian dapat di simpulkan
makanan diet, management kemampuan self care dalam
pengobatan dan perawatan akses pengelolaan cairan pasien GGK yang
vaskuler. Pengukuran pembatasan menjalani hemodialisa masih belum
cairan dengan menggunakan berat maksimal.
badan interdialytic (IDWG).
Management makanan pada perawatan Berdasarkan fenomena tersebut,
pasien hemodialisis merupakan aspek peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh menunjukkan bahwa pemberian
intervensi self care management intervensi self care management
terhadap intradialisis weight gain berpengaruh terhadap IDWG dengan p
(IDWG) pada pasien yang menjalani
value 0,00.
hemodialisa”
HASIL PENELITIAN
METODE PENELITIAN 1. Karakteristik Responden
Metode penelitian yang dilakukan a. Jenis Kelamin
adalah Quasy Experiment (eksperimen Tabel 1
semu). Dalam penelitian ini Distribusi Jenis Kelamin Responden
menggunakan rancangan two group Di RSUD Ambarawa (n=30)
with control pre-tes and post-test
design atau satu kelompok diberikan Jenis
Interven
Kontrol
Total
si (%)
intervensi (kelompok perlakuan) dan Kelamin
n % n %
satu kelompok tidak diberikan 14
intervensi (kelompok kontrol). Laki-laki 5 33,3 9 60
(46,7)
16
Perempuan 10 66,7 6 40
(53,3)
Populasi dalam penelitian ini adalah 30
seluruh pasien Gagal Ginjal yang Total 15 100 15 100
(100)
menjalani hemodialisa di RSUD
Ambarawa yang berjumlah sebanyak b. Pendidikan
52 pasien (Oktober-Desember 2017). Tabel 2
Teknik pengambilan sampel Distribusi Responden Berdasarkan
menggunakan kuota sampel. Jumlah Tingkat Pendidikan Di RSUD
sampel dalam penelitian ini sebanyak Ambarawa (n=30)
30 responden yang dibagi menjadi 2
Total
kelompok masing-masing kelompok Pendidikan
Intervensi Kontrol
(%)
ada 15 responden. Alat pengumpulan n % n %
data dalam penelitian ini berupa SOP Tidak Tamat
2 13,3 - - 2 (6,7)
SD
intervensi self care management SD 12
(panduan diet cairan dan makanan), 7 46,7 5 33,3
(40)
leafleat, lembar observasi IDWG dan SMP
2 13,3 2 13,3
4
(13,3)
data kuisioner karakteristik responden. SMA/SMK 3 20 8 53,3 11
Di Atas (36,7)
Rata-rata IDWG pada kelompok SMA/SMK 1 6,7 - - 1
(3,3)
intervensi (perlakuan) di dapatkan
rata-rata IDWG (4,82 ± 0,91) kg, c. Lama Hemodialisa
sedangkan pada kelompok kontrol Tabel 3
rata-rata IDWG (6,51 ± 1,83). Dengan Distribusi Responden Berdasarkan
demikian terdapat perbedaan rata-rata Lama HemodialisaDi RSUD
Ambarawa (n=30)
yang signifikan antara IDWG pada
kelompok intervensi (perlakuan) dan Interven Total
Lama Kontrol
kelompok kontrol. Berdasarkan uji si (%)
Hemodialisa
n % n %
normalitas data IDWG menunjukkan 20
< 1 Tahun 10 66,7 10 66,7
bahwa data berdistribusi normal. Maka (66,7)
7
dilakukan uji t-independen (t-test). 1-3 Tahun 4 26,7 3 20
(23,3)
Berdasarkan uji statistik menggunakan > 3 Tahun 1 6,7 2 13,3 3 (10)
uji t-test di. Hasil penelitian Total 15 100 15 100
30
(100)
d. Umur Responden Tabel 8
Tabel 4 Analisis Perbedaan IDWG 1
Rata-rata Umur Responden Di Kelompok Intervensi (Perlakuan)
RSUD Ambarawa (n=30) dan Kelompok Kontrol Di RSUD
Ambarawa Bulan Maret-April
Intervensi (Perlakuan) Kontrol 2017 (n=30)
Variabel Min- Me Min-
n Mean SD n SD
Max an Max
p
Umur 15 51,73 1,26 21-73 15 45 8,97 31-60 Kelompok n Mean SD
value
Intervensi 15 4,82 0,91
(Perlakuan) 0,003
e. Katagori Umur Kontrol 15 6,51 1,83
Tabel 5
Katagori Umur Responden Di
RSUD Ambarawa (n=30) b. Analisis perbedaan IDWG 2
pada kelompok intervensi
Katagori Umur n %
Dewasa Muda
(perlakuan) dan kelompok
1 3,3 kontrol
(<29 tahun)
Dewasa Tengah
6 20 Tabel 9
(30-39 tahun) Analisis Perbedaan IDWG 2
Dewasa Tua
(40-49 tahun)
8 26,7 Kelompok Intervensi (Perlakuan)
Pra Lansia (50-59 tahun) 10 33,3 dan Kelompok Kontrol Di RSUD
Lansia (> 60 tahun) 5 16,7 Ambarawa Bulan Maret-April
Total 30 100 2017 (n=30)

f. IDWG 1 Kelompok n Mean SD


p
Tabel 4.6 value
Intervensi 15 3,19 0,98
Distribusi Berat IDWG 1 Di RSUD (Perlakuan) 0,00
Ambarawa (n=30) Kontrol 15 6,71 1,87

Intervensi
Variabel
(Perlakuan)
Kontrol
DAFTAR PUSTAKA
Min-
n Mean SD n Mean SD Min-Max
Max
IDWG 1 15 4,82 0,91 3,05- 15 6,51 1,83 3,57- Baredo, M., Dayit, M.W., & Siswadi,
6,18 11,19
Y. (2008). Keperawatan
Perioperatif: Prinsip dan
g. IDWG 2
Praktik. Jakarta: EGC
Tabel 7
Distribusi Berat IDWG 2 Di RSUD
Ambarawa (n=30) Fahmi, F.Y & Hidayati T. (2014).
Pengalaman self care
Intervensi (Perlakuan)
Variabel Min-
Kontrol
Min-
berdasarkan teori orem pada
n Mean SD
Max
n Mean SD
Max pasien ginjal kronik yang
2,05- 4,41-
IDWG 2 15 3,19 0,98
5,04
15 6,71 1,87
11,43 menjalani hemodialisi.
http://www.e-jurnal.com/2014/
10/pengalaman-self-care-
2. Analisa bivariat berdasarkan-teori.html, diakses
a. Analisis perbedaan IDWG 1 tanggal 9 Februari 2017
pada kelompok intervensi
(perlakuan) dan kelompok Fahmi, F.Y & Hidayati T. (2016).
kontrol Gambaran self care status
cairan pada pasien
hemodialisa (Literatur review).
Yogyakarta. http://jurnal.unitri.
ac.id/index.php/care/article/vie perkemihan. Jakarta: Salemba
w/463, diakses tanggal 9 Medika
Februari 2017
Perhimpunan Nefrologi Indonesia
Heidarzadeh, M,. Atashpeikar, S,. (PERNEFRI). (2012).
Jalilazer, T. (2010). Konsensus peritoneal dialysis
Relationship between quality of pada penyakit gagal ginjal.
life and self care ability in
patient receiving hemodialysis. Suharyanto, T. & Madjid, A. (2009).
http://europepmc.org/article/P Asuhan Keperawatan Pada
MC3093176 tanggal 9 Februari Klien Dengan Gangguan
2017 Sistem Perkemihan. Jakarta:
CV. Trans Info Media
Hidayati, S. (2012). Efektifitas
konseling analisis Suparti, S,. Kurniawan, T. (2015). Self
transaksional tentang diet management program pada
cairan terhadap penurunan pasien hemodialisa.
interdialytic weight gain Purwokerto: FIKES
(IDWG) pada pasien gagal Universitas Muhammadiyah
ginjal kronik di Rumah Sakit Purwokerto.
Umum Daerah Kardinah http://download.portalgaruda.o
Tegal. http://lontar.ui.ac.id/ rg/article.php?article=425172
file?file=digital/20334043- &val=7671&title=SELF%20M
T32526-Sri%Hidayati.pdf, ANAGEMENT%20PROGRA
diperoleh tanggal 18 Februari M%20PADA%20PASIEN%20
2017 HEMODIALISIS, diakses
pada tanggal 8 Maret 2017
Istanti, Y.P. (2014). Hubungan antara
masukan cairan dengan Taylor & Renpenning. (2011). Self
interdialytic weight gains Care Science, Nursing Theory,
(IDWG) pada pasien Chronik and Evidence.
Kidney Disease di unit
Hemodialisa RS PUK
Muhamadiyah Yogyakarta. Tovazzi, ME & Mazzoni V. (2012).
Jakarta: FIK UI Personal Paths Of Fluid
http://www.digilib.ui.ac.id/file Setriction In Patient On
?file=pdf/abstrak-125543.pdf , Hemodalysis, Nephrologi
diakses tanggal 19 Februari Nursing Journal
2017 (Istanti, 2014, ¶7).
Wahyunah., Saefulloh, M., Nuraeni
Kemenkes RI. (2013). Profil W. (2016). Penerapan edukasi
Kesehatan Indonesia 2013. terstruktur meningkatkan self
Jakarta: Kementrian Kesehatan efficacy dan menurunkan
Republik Indonesia IDWG pasien hemodialisa di
RSUD Indramayu.
http://ejournal.upi.edu/index.ph
Nursalam. (2009). Asuhan p/JPKI, diakses tanggal 18
keperawatan pada pasien Februari 2017
dengan gangguan sistem

Anda mungkin juga menyukai