Anda di halaman 1dari 11

KONTAKTOR KERJA INTERLOCK

1. Tujuan dan Manfaat


a. Mengetahui prinsip kerja rangkaian kontrol interlocking.
b. Mengetahui cara merangkai rangkaian interlocking menggunakan kontaktor dan
menggunakan pushbutton atau switch.
c. Mengetahui aplikasi rangkaian kontrol interlocking.
d. Mengetahui keuntungan dan kerugian menggunakan rangkaian kontro interlocking
baik menggunakan kontaktor, switch, maupun menggunakan kombinasi dari
keduanya.

2. Landasan Teori
 Rangkaian Kontrol Interlocking
System ini dikatakan saling mengunci / interlock yaitu karena adanya kontaktor
saling bertolak belakang ( mengunci ) antara dua atau lebih dengan salah satunya. Sehingga
apabila salah satu kontaktor ( K1 ) bekerja (ON ) maka kontaktor lainnya ( K2 ) tidak dapat
dioperasikan ( OFF ), begitu sebaliknya.

Gambar 1.

1
 Pembahasan
1. MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat yang berfungsi untuk memutus
hubungan listrik yang bekerja secara otomatis apabila ada arus atau beban lebih yang melebihi
kapasitas nominal dari MCB tersebut. misalnya jika terjadi short circuit atau hubung pendek
atau konslet (karena pada saat terjadi short, arus listrik akan melonjak naik), maka MCB akan
jatuh / trip atau mati dengan sendirinya atau secara otomatis. Sebagai pembatas beban, MCB
dipasang bersama KWH meter dan disegel oleh PLN biasanya bertuas warna biru. Sedang
untuk pengaman instalasi listrik di dalam alat ini bertugas menggantikan sekring biasanya
warna hitam pada tuasnya. Untuk pengoperasiannya sangat sederhana yakni menggunakan
tuas naik (on) dan turun (off).
Ukuran MCB sama seperti sekring ada 2Ampere, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A,
32A, 40A, 50A dan 63A. MCB terdapat berbagai jenis untuk berbagai macam kebutuhan
pemutusan arus listrik. Menurut phasa, ada 1phasa, 2phasa, 3phasa, dan menurut jenis
peralatan yang akan diproteksi misal: instalasi motor 3phasa, instalasi tenaga, dan lain-lain,
masing-masing berbeda jenis dan ratingnya.

2. Kontaktor
Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara 2nergy2c yaitu kontak bekerja
apabila kumparan diberi 2nergy. The National Manufacture Assosiation (NEMA)
mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk
menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang
untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban
tersebut meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik.
Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar 2.

2
a. Prinsip Kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa
Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat
kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam
keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan
membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan
menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang
dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat
yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar
prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.
Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti yang telah
dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet
akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar
tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC )
maupun tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan.
Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari
segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah
dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.

b. Karakteristik
Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya
kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul,
kemampuan menghantarkan arus dari kontak – kontaknya, ditulis dalam satuan ampere,
kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt,
begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis ±
20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan
kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa.

3
c. Aplikasi
Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol
yang dioperasikan secara manual meliputi hal :
a. Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual
yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit mengoperasikannya.
Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun kontaktor magnetis yang akan
menangani arus yang besar atau tegangan yang tinggi, dan alat manual harus
mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.
b. Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator (satu
lokasi) dan diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.
c. Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat digunakan
kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol
dan kontaktor akan memulai urutan event yang benar secara otomatis.
d. Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat
peka.
e. Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari
operator, sehingga meningkatkan keselamatan/ keamanan instalasi.
f. Dengan menggunakan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik
yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk
tombol tekan.
g. Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan dengan
peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti Programmable Logic
Controller (PLC).

4
3. Gambar Rangkaian

3.1. Rangkaian Kontrol Interlocking Kontaktor Menggunakan Kontak Bantu


F

s0

13 13 13 13
s1 k1 s2 k2 k1 k2
14 14 14 14

11 11
k2 k1
12 12

a a

k1 k2 h1 h2
b b

Gambar 1.

5
4. Alat – alat

Tabel 1.
NO Alat - alat Keterangan Jumlah

MCB
1 1 buah

Kontaktor yang dilengkapi dengan


kontak bantu
2 2 buah
2 NO 2 NC

Lampu
3 2 buah

4 Push Button 3 tombol 0/1/2 1 buah

5 Kabel banana 19 buah

5. Langkah Kerja
1) Pertama siapkan langsung alat dan bahan yang di butuhkan.
2) Kemudian rangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar rangkaian percobaan.
3) Cek rangkaian percobaan sebelum di hubungkan dengan sumber listrik.
4) Setelah rangkain percobaan sudah di cek dan benar, hubungkan stacker dengan
stop kontak yang sudah terhubung dengan sumber listrik.
5) Setelah terhubung dengan sumber listrik, nyalakan MCB atau Power Supply.
6) Kemudian, uji coba rangkaian percobaan yang telah terangkai dan terhubung
dengan sumber listrik.

6
7) Jika rangkaian sudah berhasil, lanjutkan dengan mencatat dan mengamati hasil
rangkaian percobaan tersebut.
8) Selanjutnya mengambil kesimpulan dari hasil rangkaian percobaan.
9) Setelah tujuan sudah tercapai, matikan MCB dan cabut stacker dari stop kontak.
10) Kemudian membongkar rangkaian percobaan yang sudah di uji coba.
11) Setelah itu merapikan dan mengembalikan alat dan bahan sesuai dengan
tempatnya secara benar.

6. Tabel Pengamatan

S0 S1 S2 H1 H2

1 0 0 0 0

1 1 0 1 0

1 0 1 0 1

0 1 1 Tidak Tidak
bekerja Bekerja

7. Pembahasan

7.1. Prinsip Kerja

a. Prinsip kerja rangkaian kontrol interlocking kontaktor menggunakan


kontak bantu
Pada saat S1 ditekan maka arus mengalir menuju koil, inti besi menjadi magnet
menggerakkan kontak k1(NO/13-14) menjadi tertutup dan kontak k1 (NC/21-22) yang
disambungkan pada koil 2 ( k2 ) menjadi terbuka. Pada saat S2 ditekan, arus tidak akan
mengalir menuju koil 2 karena kontak k1 (NC) terbuka. Jika S0 ditekan maka arus yang
mengalir ke koil 1 ( k1 ) akan terputus. Kontak k1 (NO) terbuka dan kontak k1 ( NC )
tertutup. Jika S2 ditekan, maka arus mengalir menuju koil 2 ( k2 ) inti besi bersifat magnet,

7
kontak k2 ( NO ) tertutup dan kontak k2 ( NC ) terbuka. Pada saat S1 ditekan, arus tidak akan
mengalir menuju koil 1 karena kontak k2 ( NC ) yang terhubung dengan koil 1 terbuka.

7.2. Keuntungan dan kerugian menggunakan rangkaian kontrol interlocking


dengan kontak bantu

Keuntungan:
Pada sisi keamanan lebih aman dibanding dengan rangkaian interlocking
menggunakan pushbutton atau switch, karena untuk mengaktifkan sistem lain
harus mereset dengan tombol S0 (NC) kemudian menekan tombol sistem lain.
Kerugian:
Rangkaian ini dapat menghabiskan biaya mahal

8
8. Kesimpulan
System ini dikatakan saling mengunci / interlock yaitu karena adanya kontaktor saling
bertolak belakang ( mengunci ) antara dua atau lebih dengan salah satunya. Sehingga
apabila salah satu kontaktor ( K1 ) bekerja (ON ) maka kontaktor lainnya ( K2 ) tidak
dapat dioperasikan ( OFF ). Jadi intinya kontaktor interlock ini saling mengunci atau
kontaktor interlock ini tidak bisa di operasikan secara bersamaan karena kontaktor
interlock hanya bekerja dengan salah satu channel saja, sehingga semua input tidak bisa
dijalankan secara bersama sama walaupun ditekan secara bersamaan.

9
9. Daftar pustaka
http://dokumen.tips/documents/laporan-55b088f40999e.html (25/02/2017)
http://electric-mechanic.blogspot.co.id/2010/10/gambar-teknik-listrik-1.html?=1

10
LAPORAN PRATIKUM RANCANGAN INSTALASI TENAGA

KONTAKTOR

Dosen Pembimbing : Muhammad Noer, S.ST., M.T.

Nama : M. Aldo Kurniawan (061630311424)

Kelas : 3 LE

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2017

11

Anda mungkin juga menyukai