Anda di halaman 1dari 53

1

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM


PENGLIHATAN

YUSNITA

PERCETAKAN

DETUDE
PERCETAKAN DAN SETTING

2
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENGLIHATAN
Oleh : Yusnita

Desain Sampul : Cikwanto


Editor : Cikwanto, Nurmaria

Diterbitkan Oleh
Percetakan DETUDE
Jl. Dr. Sam Ratulangi-Satria 1 No.44
Penengahan Bandar Lampung
Phone : 0721-7425128
e-mail : detude.lampung@gmail.com

Cetak Pertama : 2013

ISBN : 978-602-1661-09-3

3
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
Rahmat dan Barokah-Nya.Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurah pada Baginda Rasullah SAW yang kita nantikan syafaatnya
pada hari pembalasan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
berbagai pihak yang ikut membantudalam pembuatan buku ini baik
langsung maupun tidak langsung.
Buku sederhana ini disusun untuk memberikan kemudahan pada
tenaga kesehatan untuk memehami asuhan keperawatan pada sistem
penglihatan dan sebagai literatur tambahan keperawatan yang
sekarang ini masih kurang. Buku ini berisi tentang anatomi fisiologi
sistem penglihatan, pengkajian umum sistem penglihatan, berbagai
pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien gangguan
sistem penglihatan,proses asuhan keperawatan pada pasien gangguan
sistem penglihatan serta penatakasanaan keperawatan pada pasien
gangguan sistem perkemihan yang di kemas secara sistematis
sehingga diharapkan mudah dalam memahaminya
Penulis menyadari dalam pembuatan buku ini masih terdapat
kekuranagan baik materi maupun penyajian, karena itu kritik dan
saran kami harapkan untuk kesempurnaan buku ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Bandar Lampung, Oktober 2013

Penulis
4
DAFTAR ISI
Cover depan…………………………………………………… i
Kata Pengantar………………………………………………… ii
Daftar Isi……………………………………………………….. iii
Anatomi dan Fisiologi Sistem Penglihatan
I. Bola Mata……………………………………………….
II. Alat Penunjang (Adnexa)………………………………
Pengkajian Klien Gangguan Sistem Penglihatan……………
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Glaukoma………………
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Katarak…………………
Masalah-masalah yang Berhubungan dengan Sistem Penglihatan
Karena Peradangan
A. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hordeolum……….
B. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Konjungtivitis…….
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Miopia dan Hipermetropia..
Gangguan Sistem Pengetahuan Akibat Trauma……………….

5
ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM PENGLIHATAN
(MATA)

Mata sebagai organ penglihatan sangat kecil dan amat halus. Organ
penglihatan ini terdiri atas:
1. Bola mata (bulbus oculi)
2. Alat penunjang (adnexa)
3. Rongga-orbita (cavum orbitae)

Organ untuk melihat sebenarnya ialah bola mata yang terletak di


dalam rongga orbita. Dengan demikian, maka rongga orbita bertugas
melindungi bola mata. Adnexa menunjang tugas rongga orbita untuk
melindungi bola mata.

I. BOLA MATA (BULBUS OCULI)

Gambar Struktur mata

6
Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5
cm, yang terletak pada bagian anterior orbita. Bola mata terdiri dari
beberapa lapisan diantaranya: lapisan mata luar, lapisan mata tengah
dan lapisan mata dalam.

Gambar Lapisan bola mata

A. Lapisan Luar
Lapisan luar merupakan lapisan fibrosis terdiri dari sclera & kornea
1. Sklera (selaput putih)
Sklera merupakan jaringan ikat fibrosis yang kuat, berwarna
putih buram dan tidak tembus cahaya. Bagian terdepan sclera
disebut kornea. Sklera menempati 5/6 bagian posterior dinding
bola mata. Permukaan luar sclera ditutup oleh jaringan vaskuler.

2. Kornea
Kornea merupakan lapisan padat, avaskuler dan transparan
sehingga memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.Kornea

7
menempati 1/6 bagian anterior dinding bola mata dengan
diameter kira-kira 11 mm.Kornea merupakan lanjutan dari
sclera , tetapi lebih tebal dari sclera. Pertemuan kornea dengan
sclera disebut limbus. Kornea tersusun atas lima lapisan jaringan
yaitu epithelium, membrane bowman, stroma, membrane
decement dan endothelium. Pemberian nutrisi kornea diperoleh
dari akueos humor pada permukaan dalam,air mata pada
permukaan luar kornea dan pembuluh-pembuluh darah limbus.
Transparansi koenea disebabkan oleh strukturnya yang
seragam,avaskularitasnya dan deturgensinya.

B. Lapisan Tengah
Lapisan tengah atau uvea adalah lapisan kedua dari bola mata yang
merupakan lapisan bervaskuler dan berpigmen. Lapisan lapisan
tengah mata terdiri dari: koroid, badan silier dan iris.

1. Koroid (selaput coklat kehitaman)


Koroid merupakan membrane coklat tua/ coklat kehitaman
terletak antara sclera dan retina,membentuk bagian terbesar dari
lapisan tengah. Koroid berdekatan dengan retina tetapi dapat
lepas dari retina dengan mudah. Koroid berisi banyak pembuluh
darah yang menyuplai nutrient,oksigen ke retina dan badan
vitreus. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah
refleksi/ pemantulan sinar. Pada bagian depan koroid

8
membentuk badan (korpus) siliaris yang berlanjut membentuk
iris.

2. Badan (korpus) siliare


Badan silliare menghubungkan koroid dengan iris. Pada
permukaan dalam korpus silliare terdapat prosesus siliaris yang
menghasilkan akueeos humor melalui proses dialysis dan
sekresi. Prosesus ini banyak mengandung pembuluh darah dan
serabut saraf. Muskulus siliaris tersusun oleh gabungan serat
longitudinal, sirkuler dan radial. Fungsi serat-serat sirkuler
adalah mengerutkan dan merelaksasi serat-serat/ tali-tali zonula.
Otot ini dipergunakan untuk proses akomodasi dan
mempengaruhi kecembungan lensa sehingga lensa dapat
berfokus baik pada objek dekat maupun jauh. Serat-serat
longitudinal muskulus siliaris menyisip ke dalam anyaman-
anyaman trabekula untuk memengaruhi besar porinya.

3. Iris
Iris adalah perpanjangan korpus siliare ke anterior dan
merupakan bagian mata yang berwarna serta menampakkan
karakteristik biru, hijau, hazel, abu-abu atau coklat. Iris terletak
di depan lensa, di belakang kornea, dan membentuk lingkaran
terbuka yang disebut pupil. Iris tidak tembus cahaya &
berpigmen.Fungsi iris adalah mengatur jumlah cahaya yang
masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.

9
Ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan
antara konstriksi (akibat aktivitas parasimpatisk yang
dihantarkan melalui N.III) dan dilatasi (yang ditimbulkan oleh
aktivitas simpatik). Pupil merupakan struktur yang tembus
cahaya/ media refraktif.Tepi pupil terletak pada bagian depan
kapsul lensa. Iris membagi secara parsial ruang yang berisi
akueos humor antara kornea dan lensa menjadi 2 bagian yaitu
kamera anterior dan kamera posterior.
Iris mengandung dua kelompok otot polos, satu sirkuler (otot
melingkar) dan yang lain radial (otot seperti jari-jari roda
sepeda). Karena serat-serat otot memendek jika berkontraksi,
pupil mengecil apabila otot sirkuler (atau konstriktor)
berkontraksi dan membentuk cincin yang lebih kecil. Refleks
konstriksi pupil ini terjadi pada cahaya terang untuk mengurangi
jumlah cahaya yang masuk ke mata. Apabila otot radialiss (atau
dilator) memendek, ukuran pupil meningkat.Dilatasi pupil
tersebut terjadi pada cahaya temaram (suram) untuk
meningkatkan jumlah cahaya yang masuk.

C. Lapisan Dalam
Lapisan dalam bola mata terdiri dari retina dan fundus optic.
1. Retina
Retina merupakan struktur tipis, halus dan bening tempat serat-
serat saraf optic didistribusikan, serta melapisi bagian dalam 2/3
posterior dinding bola mata. Tebalnya berangsur mengecil dari

10
0,4 mm dekat masuknya N.optikus sampai 0,1 mm pada ora
serata yang merupakan batas depan. Retina berisi pembuluh
darah yang menyuplai nutrisi ke jaringan retina dan dua klas
fotoreseptor terdiri dari sel batang (rhod) dan sel kerucut (cones)
yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf.
Fungsi sel batang mengurangi derajat iluminasi (terang) dan
bertanggung jawab terhadap pandangan perifer.Sel batang
digunakan apabila intensitas cahaya rendah dan memberikan
gambaran abu-abu. Sel batang sangat banyak dibagian depan
retina. Fungsi sel kerucut adalah meningkatkan derajat iluminasi
dan bertanggung jawab terhadap penglihatan sentral dan
penglihatan warna. Terdapat kurang lebih 110 – 125 juta sel
batang dan kurang lebih 6,5 juta sel kerucut pada satu retina.

2. Fundus Optik
Fundus optic terletak pada bagian posterior mata. Di dalamnya
terdapat discus optikus yang merupakan daerah berwarna putih
merah muda-krem pada retina. Saraf optikus masuk dan keluar
bola mata pada titik tersebut.Discus optikus kadang-kadang
disebut sebagai titik buta (blind spot) karena hanya mengandung
serabut saraf tanpa sel-sel fotoreseptor dan tidak sensitive
terhadap sinar. Pada bagian lateral dan temporal discus optic
terdapat area kecil,oval, merah muda kekuningan yang disebut
macula lutea (bintik kuning) yang berdiameter 1mm dan
merupakan daerah yang paling jelas untuk melihat. Bagian

11
sentral macula agak ke dalam disebut fovea sentral tempat
terjadinya pandangan akut terbesar. Jika bagian Fovea sentral
rusak, tajam penglihatan (acuity) berkurang dan dapat terjadi
kebutaan sentral.

MEDIA REFRAKTIF.
Media refraktif merupakan media / struktur yang tembus cahaya atau
meneruskan cahaya. Struktur mata yang meruakan media refraktif
adalah Konjungtiva, kornea, kamera okuli anterior, pupil, kamera
okuli posterior, lensa dan badan vitreus.

A. Kornea
Kornea merupakan lapisan padat dan transparan yang bersambung
dengan sclera dan menempati 1/6 bagian anterior mata.Di atas
kornea ada selaput mata (konjungtiva). Konjungtiva ada tiga
bagian yaitu konjungtiva bulbi (selaput pada bola mata),
konjungtiva palpebra atas dan konjungtiva palpebra bawah.

B. Camera Okuli Anterior (COA) & Camera Okuli Posterior (COP)


COA & COP berisi Akueos humor (HA)/ cairan jernih. COA
terbentang antara kornea dan iris. COP terbentang antara iris dan
lensa. Akueos humor di produksi badan silliaris kemudian menuju
COP, pupil, COA kemudian kanal schlemn. Komposisi Akueos
humor serupa dengan plasma tetapi memiliki konsentrasi askorbat,
piruvat dan laktat lebih tinggi serta terdapat protein, urea dan

12
glukosa yang lebih rendah. HA memberikan nutrisi esensial ke
jaringan avaskuler : kornea, lensa dan jaringan-jaringan trabekula.
C. Pupil
Rongga yang terjadi di tengah cincin internal iris. Bentuk bulat,
regular dan respon terhadap cahaya.

D. Lensa
Lensa adalah struktur sirkuler, lunak dan bikonveks, avaskular,
tidak berwarna dan hamper transparan sempurna. Tebalnyasekitar
4 mm dan diameter 9 mm,terletak di belakang iris, di depan badan
vitreus. Lensa tetap berada ditempatnya karena dari depan ditekan
oleh akueos humor,di belakang ditekan oleh badan vitreus dan
digantung oleh serabut/ tali zonula. Permukaan posterior lensa
lebih cembung dibandingkan permukaan anterior. Lensa terdiri atas
tiga lapisan yaitu kapsul pada bagian luar, korteks dan nucleus
pada bagian dalam.
Fungsi lensa adalah mengubah bentuk lensa (mencembung dan
memipih ), ini disebut daya akomodasi lensa, Proses ini
memungkinkan agar sinar dapat difokuskan jatuh ke retina.
Pada mata normal, untuk penglihatan dekat, otot siliaris
berkontraksi, lensa jadi lebih cembung. Untuk penglihatan jauh,
otot silairis melemas dan lensa mendatar.
E. Badan Vitreus/ badan seperti kaca
Terletak dibelakang lensa merupakan bagian yang besar dari bola
mata. Berisi badan seperti jeli yang memberikan bentuk bundar

13
pada bola mata.Badan vitreus berisi 99% dan 1% komponen
kolagen dan asam hialuronat. Badan vitreus tidak mengandung
pembuluh darah, tetapi mendapatkan nutrisi dari jaringan di
sekitarnya. Badan vitreus menjadi lebih cair dengan bertambahnya
umur dan juga dapat terjadi pengerutan.

II. ALAT PENUNJANG (ADNEXA).


Adnexa terdiri atas :
1. Kelopak mata (palpebra)
2. Kelenjar air-mata (kelenjar lakrimasi)
3. Otot pergerakan bola mata
4. Syaraf bola mata

Keterangan:
1. Kelopak mata
Kelopak mata adalah susunan kulit yang halus, tipis dan mudah
digerakkan yang pada saat menutup melindungi mata dari
masuknya benda asing, melindungi dari cahaya selama tidur dan
membantu pergerakan air mata untuk menjaga kelembaban kornea.
Di tepi kelopak mata bagian belakang terdapat glandula meibom,
suatu kelenjar sebasea/ minyak yang terisi oleh sekresi lemak yang
melumasi tepi palpebra dan mencegah tumpahnya aliran air mata
yang normal dari sakus konjungtiva.Folikel rambut bulu mata
terletak di dalam jaringan ikat longgar dan lapisan otot. Glandula
zeis merupakan kelenjar sebasea kecil yang bermuara ke dalam

14
folikel rambut pada dasar bulu mata dan glandula moll adalah
glandula sudorifera (kelenjar keringat) yang duktus/ salurannya
bermuara kedalam satu baris dekat folikel rambut.

Gambar Potongan membujur kelopak mata

2. Kelenjar air mata (kelenjar lakrimasi)


Sistem lakrimasi terdiri atas glandula/ kelenjar lakrimalis
(memproduksi air mata) kemudian air mata membasahi kantus
luar,kantus dalam kemudian mengalir ke punctum lakrimasi
superior dan inferior,setelah itu mengali ke kanalikuli lakrimalis
superior dan superior kemudian bersatu pada sakus lakrimalis dan
kemudian masuk hidung melalui duktus nasolakrimalis lalui
menuju farink.
Air mata terdiri atas 98% air, 1,5% NaCl (memberikan rasa asin
pada air mata) dan lisozim (mempunyai efek antibakteri).Fungsi
15
utama air mata adalah mencuci dan membasahi permukaan kornea.
Ada 2 macam air mata yang diproduksi yaitu air mata pelumas ,
mengandung lemak,air dan mukosa, kemudian air mata akueos ,
dihasilkan sebagai respon emosi dan iritasi, hanya mengandung air
saja.

Gambar Sistem lakrimasi

3. Otot pergerakan bola mata

16
4. Syaraf bola mata
a. Syaraf Optikus (Nervus II) - membawa pesan visual dari
retina ke otak.
b. Syaraf Okulomotorius (Nervus III)  bertanggung jawab
terhadap pergerakan bola mata,membuka kelopak mata dan
kontraksi pupil mata.
c. Syaraf lakrimasi - merangsang pembentukan air mata oleh
kelenjar air mata.

17
PENGKAJIAN KLIEN
GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN

I. RIWAYAT KESEHATAN
A. Anamnesis
Yang dianamnesa adalah:
1. Data Demografi
a. Umur
glaukoma,katarak,miopia dan presbiopia.
b. Latar belakang etnis
Tay-Sachs banyak pada etnis Yahudi
c. Jenis kelamin
Ablasio retinasering terjadi pada pria
d. Alamat
2. Riwayat Personal dan Keluarga
a. Riwayat keluarga
ada keluarga yang punya masalah mata?
b. Riwayat personal
Kecelakaan, cedera, pembdhn yang lalu
Kondisi medis sistemik
Medikasi (ada efek terhadap okulerdekongestan
&antihistamin.
c. Riwayat diet
defisiensi macam-macam vitamin.

18
d. Status sosial dan ekonomi
Pekerjaan mempengaruhi

3. Masalah kesehatan sekarang (PQRST)


Kumpulkan informasi tentang hal berikut:
a. Awitan/waktu perubahan visual
b. Faktor presipitasi/ pencetus
c. Perkiraan durasi/lamanya masalah
d. Lokasi gangguan mata
e. Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi .

B. Kategori gejala mata


Kelainan penglihatan
1. Penurunan tajam penglihatan
2. Aberasi penglihatan
meliputi “Halo,distorsi visual,kilatan/kedipan cahaya,
penglihatan ganda/diplopia”.

Kelainan penampilan mata


1. Keluhan “mata merah”
2. Perubahan warna “ikterik,bintik-bintik hiperpigmentasi
pada iris”
3. Lesi fokal: ukuran pupil tdk simetris
4. Edema palpebra

19
5. Perubahan posisi palpebra,c/ptosis
6. Penonjolan/tergesernya bola mata:eksoftalmus

Kelainan sensasi mata


1. Nyeri dan pegal atau sakit mata
2. Iritasi mata
meliputi gatal (alergi),kering,perih,berpasir,berair mata,
sekret dan krusta.

II. Pemeriksaan Fisik


A. Inspeksi
Postur dan gambaran klien
Kombinasi pakain yg tdk lazim,sikap kompensasi u
memperoleh pandangan yang jelas.
1. Kesimetrisan mata
Jarak antara kedua mata, besarnya mata,
eksoptalmus,enoftalmus.
2. Alis & kelopak mata
Distribusi pertumbuhan
rambut,ptosis,kemerahan,kelemahan,lesi,krusta,pembengk
akan.
3. Konjungtiva
Konjungtiva normalnya berwarna merah muda dan
mengkilat.Konjungtiva ada 3:k.palpebra atas,
k.bulbi,k.palpebra bawah.

20
4. Kelenjar lakrimasi
ada pembengkakan?
5. Sklera
Normalnya berwarna putih. Jika jaundis/ikterik indikasi
penyakit sistemik:penyakit hati.
6. Kornea
Normalnya transparan, halus,bersinar dan jernih.
Memberikan sinar secara serong dari beberapa sudut
7. Pupil
Normal berbentuk bulat,letak sentral dan ukuran sama
antara kiri dan kanan (isokor), diameter pupil n 2-6 mm.
Perbedaan ukuran pupil antara kiri & kanan (anisokor).
Kaji pupil terhadap respon
cahaya.miosis/mengecil/konstriksi jika ada
cahaya.Midriasis/membesarnya/dilatasi jika cahaya
dijauhkan.

B. Palpasi
Digunakan untuk menentukan adanya tumor, nyeri tekan dan
keadaan TIO.
Palpasi ringan pada kelopak mata ada
pembengkakan/kelemahan.
Memeriksa TIOklien duduk,klien diminta melihat kebawah
tapi tdk menutup mata, kedua jari telunjuk menekan kelopak
mata atas.

21
Palpasi sakus lakrimalismenekan jari telunjuk pada kantus
medial.ada hambatan duktus nasolakrimalis?

Pemeriksaan penglihatan
a. Uji penglihatan jauh (snellen chart,hitungan jari, gerakan
tangan,proyeksi/persepsi cahaya).
b. Uji penglihatan dekat
c. Pengkajian lapang pandanguji konfrontasi.
d. Uji penglihatan warnaishihara chart
e. Pengkajian fungsi otot ekstraokuler
f. Oftalmoskopi

Prosedur penggunaan snallen chart


a. Klien berdiri 5 m dari kartu
b. Periksa mata secara bergantian
c. Klien diminta untuk membaca dari yang paling besar kemudian
kebaris berikutnya
d. Pada posisi mana klien tdk dapat membaca, maka itulah hasil
visus matanya.

22
Contoh. Jika hasil pemeriksaan ketajaman penglihatan adalah sebagai
berikut,
VOD= 20/80
VOS = 6/5

23
Artinya
Visus Okuli Dekstra (VOD)
Visus Okuli Sinistra (VOS)
20/80: (Pasien dapat membaca jarak 20m sedangkan orang normal
bisa membaca jarak 80m)
6/5: (pasien dapat membaca jarak 6m sedangkan orang normal bisa
membaca jarak 5 m).

Pemeriksaan diagnostik
a. Uji laboratorium
b. Radiografi (Fluorescein angiografi,computed
tomografi,pemeriksaan dengan slitlamp,pewarnaan kornea)
c. Tonometri
d. USG
e. Elektroretinografi
24
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
GLAUKOMA

Pengertian:

Glaukoma adalah sekelompok gangguan yang melibatkan beberapa


perubahan/ gejala patologis yang ditandai dengan peningkatan
tekanan intra okuler (TIO) dengan segala akibatnya.
Normal Tekanan Intra Okuler (TIO): 10-21 mmHg.

Klasifikasi glaukoma:
1. Glaukoma primer, terdiri atas glaukoma sudut terbuka &
glaukoma sudut tertutup
2. Glaukoma sekunder
3. Glaukoma kongenital

25
Patofisiologi:
Kecepatan produksi HA & aliran keluar HA tdk
seimbangpeningkatan TIO/ glaucomaaliran darah ke saraf optik
& retina menuruniskemia kerusakan saraf optik & retinavisus
menurutkebutaan.

Ket;
Glaukoma Primer
Glaukoma yang sering terjadi, strultur yang terlibat dalam sirkulasi &/
reabsorpsi HA (Humor Aqueyes) mengalami perubahan patologi
langsung.
a. Glaukoma sudut terbuka/G. simpleks/open angele glaukoma
paling sering terjadi (90% dari klien glaukoma).

26
Sudut antara iris & kornea terbuka normal tetapi ada hambatan
pada aliran keluar HA.
1. Terjadi pada klien usia lanjut (> 40 th).
2. HA tdk dapat meninggalkan mata pada kecepatan yang sama
dengan produksinya sehingga TIO meningkat secara
bertahap.
3. Tanda & gejala:Gejalanya relatif ringan & banyak klien tidak
menyadarinya hingga terjadi kerusakan visus yang serius.TIO
meningkat, lapangan pandang mengecil, sudut COA terbuka.

b. Glaukoma sudut tertutup/acut glaucoma/angle closure


glaucoma.
gejala mendadak dan harus ditangani sebagai keadaan
emergenci.
Patofisiologi:
Menyempitnya sudut antara iris dan kornea. Letak iris yang
terlalu kedepan dan ada perubahan letak kornea menyebabkan
kornea menyempit/ menutup sudut ruang yang akan
menghalangi aliran keluar HA.TIO meningkat dengan cepat,
kadang mencapai tekanan 50 -70 mmHg.

27
Tindakan pada situasi ini harus cepat & tepat atau kerusakan
saraf optik akan menyebabkan kebutaan pada mata yang
terserang.
Tanda & gejala:
1. Nyeri hebat di dalam & sekitar mata
2. Timbulnya “halo” disekitar cahaya
3. Pandangan kabur
Keluhan umum: sakit kepala, mual, muntah, kedinginan,
demam, perasaan takut

28
Glaukoma Sekunder
a. Glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang
menyebabkan penyempitan sudut/ peningkatan TIO.
b. Kondisi ini secara tidak langsung mengganggu aktivitas struktur
yang terlibat dalam sirkulasi & / reabsopsi HA.
c. Tanda & Gejala :Peningkatan nyeri,simtom spesifik tergantung
pada penyebab penyakit okuler.
d. Gangguan ini terjadi akibat:
1. Perubahan lensa, dislokasi lensa
2. Perubahan uvea, Uveitis anterior.
3. Trauma
4. Operasi

Glaukoma Kongenital
a. Glaukoma ini terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal
memfungsikan trabekular saat dalam kandungan ibu.
b. Kondisi ini disebabkan oleh ciri autosom resesif & biasanya
bilateral
29
c. Tanda & gejala:Fotofobia,blefarospasme,epiforia, mata besar,
kornea keruh.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KATARAK.

Pengertian:
Katarak adalah kekeruhan lensa mata/ kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang diproyeksikan pada retina.
Derajat disabilitas yang ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh
lokasi dan densitas keburaman.

Klasifikasi katarak:
1. Menurut perkembangan (katarak kongenital)
2. Menurut proses degeneratif:
a. Katarak primer
b. Katarak komplikata.

30
Ket:
Katarak Kongenital
Adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan
lensa.
Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Sering ditemukan
pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita:

1. Rubela
2. Diabetes Militus
3. Toksoplasmosis
4. Hipoparatiroid
5. Galaktosemia
 Kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan
lensa.
Katarak Primer
Katarak primer merupakan umur ada 3 golongan:
a. Katarak juvenilis (umur < 20 th)
b. Katarak presinilis ( umur sampai 50 th)
c. Katarak senilis ( umur > 50 th)
Katarak primer dibagi menjadi 4 stadium:
1. Stadium insipien
Stadium yang paling dini, kekeruhan terutama terdapat pada
bagian perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda
2. Stadium imatur

31
Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Lensa
menjadi cembung.
3. Stadium matur
Ada pengeluaran air mata, lensa telah keruh seluruhnya. Dipupil
tampak lensa putih seperti mutiara
4. Stadium hipermatur
Kortek lensa yang seperti bubur telah mencair. Kerusakan
kapsul lensa yang menjadi lebih permeabel.

Katarak komplikata.
Katarak jenis ini terjadi sekunder/ sebagai komplikasi dari penyakit
lain.
Penyebab katarak jenis ini adalah:
a. Gangguan okuler
Contoh: retinitis, glaukoma,miopia,ablasio retina
b. Penyakit Sistematik
DM, hipoparatiroid.
c. Trauma

Patofisiologi
1. Lensa bersisi: 65% air, 35% protein dan mineral
2. Katarak merupakan kondisi penurunan ambilan O2, penurunan air,
peningkatan kalsium dan berubahnya protein yang dapat larut
menjadi tdk dapat larut.

32
Patofisiologi katarak krn proses penuaan
Proses penuaan --Lensa secara bertahap kehilangaan air &
mengalami peningkatan dalam ukuran & densitasnya ---Hilangnya
transparansi lensa yang tidak terasa nyeri ---
Kekeruhan lensa
Katarak
Etiologi katarak secara keseluruhan:
a. Gangguan intra uterin
b. Proses penuaan
c. Trauma
d. Penyakit sistemik
e. Gangguan okuler
Komplikasi:
1. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk
jaringan uvea, sehingga, menimbulkan reaksi radang/ alaergi.
2. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik
mata sehingga menggangu aliran cairan bilik mata depan.
Indikasi operasi katarak:
 Pada bayi (< 1 th), jika fundus tidak terlihat
 Pada umur lanjut,
Indikasi klinis : timbul komplikasi

33
Indikasi visual : visus 1/300 atau 1/~
Indikasi sosial : pekerjaan

Perawatan Pre operasi:


 Fungsi retina harus baik
 Tidak boleh ada iinfeksi pada mata/ jaringan sekitar
 Tidak boleh ada glaukoma
 Periksa visus mata
 Keadaan umum harus baik; TTV N, gula darah N, tidak ada
penyakit paru & jantung.
 2-3 hari sebelum operasi mata diberi salep
 Sehari sebelum operasi mata ditetesi homatropin 3 x 1 tts.
 Sore hari bulu mata dicukur
 Berikan premedikasi sesuai program.
Perawatan pasca operasi
 Pasca operasi boleh minum saja 2 jam post op boleh makan
makanan lunak.

34
 Posisi semi fowler
 6 jam pasca operasi kepala boleh bergerak & tidak miring
kearah mata yg tdk dioperasi.
 Jika ada drainase pada balutan segera lapor dokter
 Lakukan kompres dingin jika gatal
 Kurangi batuk, mengedan, membungkuk, mengangkat benda
berat,dll.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul.
 Perubahan sensori perseptual (visual) b.d kekeruhan pada lensa.
 Ansietas b.d kehilangan pandangan, jadwal pembedahan.
 Resiko cidera b.d komplikasi pasca operasi
 Resiko cidera b.d penurunan visus, umur/ berada pada
lingkungan tidak dikenal.
 Defisit perawatan diri b.d kelemahan visual, ketidak mampuan
akibat pasca operasi
 Defisit pengetahuan b.d terbatasnya informasi/ kesalahan
interpretasi informasi yang di dapat.

35
MASALAH MASALAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN SISTEM
PENGLIHATAN KARENA PERADANGAN

A .ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN BLEFARITIS

Pengertian : Peradangan bilateral sub akut/Menahun pada tepi


kelopak mata.

Gejala utama :
1. Iritasi (kemerahan , edema)
2. Perasaan seperti terbakar
3. Gatal pada tepian palpebra
4. Terbentuk skuamo & krusta

Beberapa jenis bleparitis:


1. Blefaritis ulseratif//Stafilokokus
Penyebab staphylococcus aureus/ staphylococcus epidermis
2. Blefaritis seboreik/non ulseratif
Penyebabnya kelainan metabolik & jamur pilirusparum ovale

Perjalanan penyakit bleparitis


Komplikasi blefaritis :
1. Hordeolum
2. Kalazion
3. Konjungtivitis
4. Kerotitis
5. Infiltrat tepian kornea

36
6. Modarosis (kehilangan bola mata)
7. Hipertrapi marga palpebra

Proses keperawatan
Anamnesis: klien mengeluh mata lengket pada pagi hari , panas, gatal
,berisik, fotopobia.

Diagnosa keperawatan & intervensi:


1. Gangguan rasa nyaman b.d iritasi ,sekret & fotofobi sekunder.
Intervensi:
a. Kompres tepi kelopak mata & kaki sehari/sesuai kebutuhan
b. Setelah bersih oles dengan salep mata menggunakan kapas
2. Kurang pengetahuan( tentang penyakit & penatalaksanaanya)
b.d keterbatasan informasi
Intervensi:
a. Berita huk pd klien tentang kebersihan perorangan
b. Anjurkan klien untuk mengerjakan pekerjaan dekat terlalu
lama
c. Anjurkan tidak merokok
d. Beritahukan bahwa pengobatan harus teratur dan tuntas

3. Ansietas b.d perjalanan penyakit


Intervensi:
a. Kaji tingkat ansietas,pengalamaan & pengetahuan klien
tentang kondisi saat ini

37
b. Beri informasi yang akurat
c. Dorong klien untuk mengakui masalah dan
mengekspresikan perasaanya

A. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HORDEOLUM

Pengertian:
Infeksi akut palpebra di kelenjar palpebra(moll,zels&meibom)
Hordeolum berisi materi purulen yang menyebabkan nyeri.

Penyebab: staphilococcus aureus/streptococcus


Tanda & gejala: sakit,merah,bengkak&terdapat tonjolan pada
palpebra nyeri.

Jenis hardeolum:
1. Hordeolum eksternum: Infeksi terdapat dekat kelenjar zeis
&moll
2. Hordeolum internum: infeksi pada kelenjar meibom sebasca
38
Penatalaksanaan:
1. Medis : bedah
2. Keperawatan : prainsisi paska insisi
Tindakan prainsisi:
a. Buat klien nyaman
b. Jika gelisah berikan penkes dan perawat tetap berada
disamping klien
Tindakan pascainsisi:
a. Tutup mata dengan bebat tekan
b. Opserpasi kurang lebih ½ jam sebelum pulang
c. Beri tahu keluarga cara membuka bebat
d. Tutup mata dan bebat di biarkan kira-kira 4 jam, dibuka hati-hati
dan dikompres air hangat secara hati-hati
e. Menggunakan kaca mata

Diagnosa keperawatan dan intervensi.


1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d pembengkakan palbebra
Intervensi :
a. Ajarkan pada klien cara melakukan kompres hangat pada
tepi palbebra dan dikompres 20 menit 3-4 x/hari
b. Pada wanita tidak memakai tata rias

39
Kolaborasi:
a. Antibiotik salep 3 jam sekali
b. Antibiotik sistemik dan insisi

2. Gangguan konsep diri (citra tubuh ) b.d bentuk kelopak mata


Intervensi:
a. Beritahu klien bahwa penyakit nya bisa sembuh
b. Anjurkan untuk kompres hangat dan beri antibiotik
c. Beri tahu klien bahwa salep mata bisa membuat pandangnan
kabut
d. Beritahu klien jangan pernah menekan pembengkakkan
e. Beritahu klien untuk meningkat kan status kesehatan

B. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KONJUNGTIVITIS

1. Anatomi Fisiologis Konjungtivitis


Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan
kelopak bagian belakang. Bermacam-macam obat mata dapat
diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung
kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet .
Konjungtiva karena lokasinya terpapar pada banyak
mikroorganisme dan faktor lingkungan lain yang menganggu.
Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari
substansi luar. Pada film air mata, unsur berairnya
mengencerkan materi infeksi, mukus menangkap debris dan

40
kerja memompa dari palpebra secara tetap menghanyutkan air
mata ke duktus air mata dan air mata mengandung substansi
antimikroba termasuk lisozim. Adanya agens perusak,
menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva yang diikuti
edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau
granuloma.

2. Konjunctivitis
Pengertian.
merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar mata dan
lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikro-
organisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, iritasi
bahan-bahan kimia.

Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya


inflamasi pada konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva,
selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada mata
dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis
terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah
dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata
rusak. Beberapa jenis konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri,
tetapi ada juga yang memerlukan pengobatan. (Effendi, 2008)

41
Gejala :
a. Mata terasa kasar menggatalkan, merah dan mungkin
berair. Kelopak mata mungkin menempel sewaktu bangun
tidur. Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak
merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena
bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna
putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi
mengeluarkan kotoran yang jernih.
b. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal,
terutama pada konjungtivitis karena alergi.
c. Gejala lainnya adalah: - mata berair - mata terasa nyeri -
mata terasa gatal - pandangan kabur - peka terhadap
cahaya - terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika
bangun pada pagi hari

Klasifikasi dan Etiologi:


1. Konjungtivitis Bakteri
2. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut
3. Konjungtivitis Viral
4. Konjungtivitis Alergi
5. Konjungtivitis blenore, konjungtivitis purulen

42
Manifestasi klinis
1. Konjungtivitis Bakteri
2. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut
3. Konjungtivitis Alergi
4. Konjungtivitis Viral
5. Konjungtivitis blenore

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah
bahan tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan pengecatan gram
atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear. Pada
konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengan
giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil. Pada pemeriksaan klinik
didapat adanya hiperemia konjungtiva, sekret atau getah mata dan
edema konjungtiva. Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau
getah mata setelah bahan tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan
pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang
polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada
pengecatan dengan giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil. Pada
pemeriksaan klinik didapat adanya hiperemia konjungtiva, sekret
atau getah mata dan edema konjungtiva.

43
Komplikasi
Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa
menyebabkan kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan
menimbulkan
komplikasi. Beberapa komplikasi dari konjungtivitis yangtidak
tertangani ,diantaranya:
1. Glaukoma
2. Katarak
3. Ablasi retina
4. Komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan
segala penyulit dari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis
5. Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa
ulkus kornea
6. Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan
pseudomembranaseaadalah bila sembuh akan meninggalkan
jaringan perut yang tebal di korneayang dapat mengganggu
penglihatan, lama- kelamaanorang bisa menjadi buta
7. Komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan
sikratik dapat mengganggu penglihatan.

Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium
Dapat dilakukan pemeriksaan tinja, kemungkinan kuman dan
adanyatuberkulosa paru dan pemeriksaan kultur konjungtiva.
Pemeriksaan denganpewarnaan gram pada sekret untuk

44
mengidentifikasi organisme penyebabmaupun adanya infeksi
sekunder (Alamsyah, 2007).
a. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan
sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus
mencuci tangannya bersih-bersih.
b. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah
menangani mata yang sakit
c. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama dengan
penghuni rumah lain
d. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan
pabrik pembuatnya.
e. Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih
setiap hari.
f. Hindari berbagi bantal, handuk dan saputangan dengan orang
lain.
g. Usahakan tangan tidak megang-megang wajah (kecuali untuk
keperluan tertentu), dan hindari mengucek-ngucek mata

45
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
MIOPIA & HIPERMETROPIA

A. MIOPIA

Miopia adalah gangguan bias mata di mana cahaya menghasilkan


fokus gambar di depan retina ketika akomodasi santai.
Mereka dengan miopia melihat obyek dekat dengan jelas tapi objek
yang jauh terlihat kabur.
Pada miopia, bola mata terlalu panjang, atau kornea terlalu curam,
sehingga gambar fokus gambar jatuh pada vitreous di dalam mata
bukan pada retina .

Jumlah penderita rabun jauh (miopi/myopia) semakin lama semakin


meningkat. Penyebabnya adalah pola hidup yang salah dan faktor
keturunan.
Biasanya rabun jauh lebih banyak menyerang orang kotadari pada
orang desa. Hal itu terkait dengan aktivitas keseharian yang berbeda.

46
Orang kota cenderung berkutat dengan televisi, komputer, game dan
sebagainya yang tidak menuntut daya akomodasi mata yang besar

Miopi biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14 tahun.


Penderita miopi mengalami fokus di depan retina yang
mengakibatkan pandangan jauh menjadi buram (kabur).
Dan gambar terakhir, dengan bantuan lensa cekung (kacamata) fokus
kembali tepat di retina mata.

Penyebab Miopia:
Ada berbagai faktor yang mungkin berkontribusi terhadap
pemanjangan bola mata, berikut ini beberapa faktor yang
menyebabkanya.

47
Faktor Genetik. Beberapa orang secara genetik mudah mengalami
miopia. Pada kasus seperti ini, biasanya miopia telah didiagnosis pada
usia dini. Kacamata dan operasi laser pada mata mungkin dapat
memperbaiki penglihatan.

a. Penyebab miopia dapat bersifat keturunan (herediter), ketegangan


visual atau faktor lingkungan.
Terjadinya miopi lebih dipengaruhi oleh bagaimana seseorang
menggunakan penglihatannya, dalam hal ini seseorang yang lebih
banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau seseorang
yang menghabiskan banyak waktunya dengan membaca tanpa
istirahat akan lebih besar kemungkinannya untuk menderita miopi

b. Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi misalnya pada rabun


malam yang disebabkan oleh kesulitan mata untuk memfokuskan
cahaya dan membesarnya pupil, keduanya karena kurangnya
cahaya, menyebabkan cahaya yang masuk kedalam mata tidak
difokuskan dengan baik.
c. Diagnosis miopi dapat ditegakkan dengan pemeriksaan visus.
Penatalaksanaan Keperawatan
Pemakaian lensa kontak kacamata dengan lensa sferis negatif
merupakan pilihan utama untuk mengembalikan penglihatan.
Beberapa tindakanbedah juga dapat dilakukan seperti
photorefractive keratectomy (PRK) atau laser assisted in-situ

48
keratomileusis (LASIK). Dapat juga dilakukan orthokeratologi
atau terapi penglihatan (vision therapy).

B. HIPERMETROPIA
1. Hiperopia atau rabun dekat adalah kelainan refraksi mata
dimana bayangan dari sinar yang masuk ke mata jatuh di
belakangretina.
2. Hal ini dapat disebabkan karena bola mata yang terlalu pendek
atau kelengkungan kornea yang kurang. Penderita kelainan mata
ini tidak dapat membaca pada jarak yang normal (30 cm) dan
harus menjauhkan bahan bacaannya untuk dapat membaca
secara jelas.
Penderita juga akan sulit untuk melakukan kegiatan yang
membutuhkan ketelitian tinggi. Perbaikan penglihatan dapat
dilakukan dengan memakai kacamata dengan lensa sferis positif
(cembung)

Etiologi
Penyebab timbulnya hipermetropi ini diakibatkan oleh empat hal
yaitu:
1. Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek.
Hipermetropia jenis ini disebut juga Hipermetropi Axial.
Hipermetropi Axial ini dapat disebabkan oleh Mikropthalmia,
Retinitis Sentralis, ataupun Ablasio Retina (lapisan retina lepas
lari ke depan sehingga titik fokus cahaya tidak tepat dibiaskan).

49
2. Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah
Hipermetopia jenis ini disebut juga Hipermetropi Refraksi.
Dimana dapat terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea,
aqueus humor, lensa, dan vitreus humor
3. Kelengkungan Kornea dan Lensa tidak Adekuat
Hipermetropia jenis ini disebut juga hipermetropi kurvatura.
Dimana kelengkungan dari kornea ataupun lensa berkurang sehingga
bayangan difokuskan di belakang retina.
4. Perubahan posisi lensa.
Dalam hal ini didapati pergeseran posisi lensa menjadi lebih
posterior.tidak ada lagi (afakia).

Patofisiologi
Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek, daya pembiasan bola
mata yang terlalu lemah, kelengkungan kornea dan lensa tidak
adekuat perubahan posisi lensa dapat menyebapkan sinar yang masuk
dalam mata jatuh di belakang retina sehingga penglihatan dekat jadi
terganggu.

Manifestasi klinis
Sakit kepala frontal, memburuk pada waktu mulai timbul gejala
hipermetropi dan makin memburuk sepanjang penggunaan mata
dekat. Penglihatan tidak nyaman (asthenopia) ketika pasien harus
focus pada suatu jarak tertentu untuk waktu yang lama, misalnya

50
menonton pertandingan bola. Akomodasi akan lebih cepat lelah ketika
terpaku pada suatu level tertentu dari ketegangan.

Diagnosa keperawatan
a. Perubahan sensori- persepsi (visual) b.d perubahan kemampuan
memfokuskan sinar pada retina
b. Gangguan rasa nyaman (pusing) b.d usaha memfokuskan mata
c. Risiko cidera b.d keterbatasan penglihatan.

51
GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN AKIBAT TRAUMA

Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang


menimbulkan perlukaan mata.Trauma mata merupakan kasus gawat
darurat mata, dan dapat juga sebagai kasus polisi. Perlukaan yang
ditimbulkan dapat ringan sampai berat dan dapat mengakibatkan
kebutaan.

Penyebab trauma antara lain:


A. Zat Kimia
Disebabkan oleh bahan kimia asam maupun basa. Secara
patofisiologi bahan kimia basa lebih berbahaya bila terkena mata
secara langsung karena dapat mengalami penetrasi kedalam stroma
kornea sehingga cepat merusak jaringan kolagen dan proteoglikan.
Contoh bahan kimia basa : amoniak, sabun,shampoo,kapur
gamping,semen,tiner,lem,kaustik soda. Contoh bahan kimia asam :
asam sulfat,air accu,asam klorida,zat pemutih,asam asetat.
Pertolongan pertama dengan sesegera mungkin mencuci dengan air
bersih atau mengirigasi mata dengan air bersih.
B. Benda asing
Bisa berupa fisik atau mekanik.
1. Trauma tumpul misalnya terpukul,terkena bola tenes,dll.
2. Trauma tajam misalnyap pisau dapur, garpu,dll
3. Trauma peluru, merupakan kombinasi antara trauma tumpul dan
tajam.

52
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas Sidarta. (2001). Ilmu penyakit mata. (Edisi ketiga).Jakarta:


FKUI.

Ilyas Sidarta. (2004). Ilmu perawatan mata. Jakarta: Sagung seto.

Istiqomah N. Indriana. (2005). Asuhan keperawatan klien gangguan


mata. Jakarta: EGC.

P.N OKA. (1993). Ilmu perawat mata. Surabaya: Airlanggga


University press.

Sherwood Laurelee. (2001). Alih bahasa Brahm U. Pendit. Fisiologi


manusia. (Edisi 2). Jakarta: EGC.

Tarwoto,dkk. (2009). Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Trans info


media.

53

Anda mungkin juga menyukai