Disusun Oleh :
Fransiskus Ondihon Sitompul 12215007
Abed Nego Silaban 12215023
David Jonathan 12215047
Leonardo Sihombing 12215089
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Disusun Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Disusun Oleh :
Leonardo Sihombing
12215089
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
LEMBAR PENGESAHAN
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis mendapat kesempatan dan menyelesaikan kerja praktik di
PT Pertamina EP Asset 1 Field Pangkalan Susu serta penyusunan laporan kerja praktik
dengan judul “Overview Pertamina EP – Asset 1 Field Pangkalan Susu” tepat waktu.
Kerja Praktik dilaksanakan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah TM 3000
Kerja Praktek dan Penulisan Laporan yang wajib untuk dipenuhi oleh mahasiswa Teknik
Perminyakan Institut Teknologi Bandung. Penulis berusaha melakukan yang terbaik dalam
penulisan laporan ini sehingga dapat berguna bagi penulis, PT Pertamina EP Asset 1 Field
Pangkalan Susu, masyarakat, institusi lain maupun teman-teman Mahasiswa Teknik
Perminyakan Institut Teknologi Bandung.
Kerja praktik yang dilaksanakan di PT Pertamina EP Asset 1 Field Pangkalan Susu
bertujuan memberikan kesempatan dan pengetahuan observasi secara langsung di industri
perminyakan. Dengan demikian, mahasiswa dapat belajar mengaplikasikan dan
membandingkan pengetahuan perminyakan yang diperoleh selama proses perkuliahan dan di
dalam lingkungan kerja yang nyata. Selama pelaksanaan kerja praktik dan penyusunan
laporan, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima
kasih kepada pihak yang terlibat dalam proses kerja lapangan yang dilakukan.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat diharapkan terkait laporan kerja praktik ini. Mohon maaf atas segala
kekurangan, semoga laporan kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Penulis
i
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
DAFTAR ISI
iii
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
DAFTAR GAMBAR
iv
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
DAFTAR TABEL
v
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
BAB I
PENDAHULUAN
3
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
4
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
5
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
6
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
7
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
8
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Sistem Peralatan Pemboran dan Metode Pengangkatan Fluida pada Sumur
3.1.1Sistem Peralatan Pemboran
Sistem peralatan pemboran terdiri dari :
a. SISTEM PENGANGKATAN (HOISTING SYSTEM)
Fungsi dari hoisting system adalah untuk menyediakan fasilitas dalam mengangkat,
menahan dan menurunkan drillstring, casing string dan perlengkapan bawah
permukaan lainnya.
Komponen-komponen utama dari hoisting system adalah
1. Derrick dan substructure.
2. Block dan tackle.
3. Drawwork.
Rig floor
Rig floor berfungsi untuk menyediakan ruang kerja di bawah lantai rig untuk pressure
control valve (blowout preventer). Lantai rig umumnya lebih tinggi dari permukaan
tanah dengan menempatkan substruktur. Substruktur harus dapat menopang beban
rigdan seluruh peralatan yang ada di atas lantai rig.
Istilah-istilah pada rig floor:
1. Rotary table: Peralatan yang berfungsi untuk memutar dan
menggantungdrillstring.
2. Rotary drive: Peralatan yang berfungsi meneruskan daya dari drawworks ke
7
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
rotary table.
3. Drawwork: Mekanisme hoisting system pada rotary drilling rig.
4. Driller console:Panel pusat instrumentasi dari rotary drilling rig.
5. Drillpipe tong: Kunci besar yang dipakai untuk memutar bagian drillstring
untuk menyambung dan melepas bagian-bagian drillstring.
6. Mouse hole: Lubang di samping rotary table untuk meletakan drillpipe
untukdisambungkan ke kelly dan drillstem.
7. Rat hole: Lubang di samping derrick di rig floor untuk meletakkan kelly
padasaat tripping in atau tripping out.
Rig
Rig merupakan gabungan dari derrick dan substructure. Secara garis besar, rig
tergolong menjadi tipe rig dengan kedudukan yang tetap (fixed) dan tipe rig yang
dapat bergerak (moveable). Jenis-
jenis rig:
1. Cable tool rig.
2. Land rig.
3. Standard Derrick.
4. Portable Rig.
5. Conventional Rig.
6. Marine Rig (contohnya:Barge,
Jack up,Platform Rig, Semi-
Submersible Rig, dan DrillShip).
8
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
bor.
Drawwork
Drawwork merupakan peralatan mekanik yang merjadi otak dari derrick. Fungsi
drawwork yaitu:
1. Pusat pengontrol bagi driller yang menjalankan operasi pemboran.
2. Rumah bagi gulungan drilling line.
3. Meneruskan daya dari prime mover ke rotary table dancatheads.
Cat head
Sub-bagian dari drawwork yang terdiri dari make-up cathead dan break-out
cathead. Cathead digunakan untuk menyambung dan melepas sambungan tetapi
tugas yang lebih umum adalah mengangkat peralatan yang ringan dengan catline.
9
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Contaminant Removal
Peralatan yang berfungsi untuk membersihkan fluida pemboran yang keluar dari
lubang sumur setelah disirkulasikan, terdiri dari:
1. Mud gas separator, berfungsi memisahkan gas dari fluida pemboran.
2. Shale shaker, berfungsi memisahkan cutting berukuran besar dari
fluidapemboran.
3. Degasser, berfungsi memisahkan gas dari fluida pemboran secara kontinu.
4. Desander, berfungsi untuk memisahkan pasir dari fluida pemboran.
5. Desilter, berfungsi memisahkan fluida pemboran dari partikel yang lebih
kecildari pasir.
10
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
c. ROTATINGSYSTEM
11
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Drill Collar
Pipa baja penyambung berdinding tebal yang terletak di bagian bawah drillstem
di atas bit. Fungsi utamanya untuk menambah beban yang terpusat pada bit.
Bit
Bit merupakan ujung dari drillstring yang menyentuh formasi, diputar dan diberi
beban untuk menghancurkan serta menembus formasi.
12
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Peralatan pencegah semburan liar ditempatkan pada kepala casing dibawah rotary
table. BOP stack (peralatan dengan valve bertekanan tinggi yang didesain untuk
menahan tekanan lubang bor bila terjadi kick) meliputi :
Annular Preventer
Ditempatkan paling atas dari susunan BOP stack. Berisi rubber packing element
yang dapat menutup annulus baik lubang dalam keadaan kosong atau ada
rangkaian bor. Semakin besar tekanan dari bawah semakin rapat menutupnya.
Ram Preventer
Menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang. Ram
preventer memiliki tiga jenis yang berbeda, yaitu :
a) Pipe Ram (menutup sumur jika ada pipa ukuran tertentu)
b) Blind Ram (menutup sumur jika tidak ada pipa didalamnya)
c) Shear Ram (menutup sumur apabila terjadi kick dengan memotong pipa yang
ada di dalamnya)
Drilling Spool
Terletak diantara preventers. Berfungsi sebagai tempat pemasangan choke line
dan kill line.
Casing Head
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai
pondasi BOP stack.
2. Accumulator
Ditempatkan pada jarak sekitar seratus meter dari rig, bekerja pada BOP stack
dengan ”high pressure hydraulic”. Pada saat terjadi kick, kru dapat dengan cepat
menutup blow-out preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator
atau remote pada panel yang terletak di lantai bor. Unit ini dijalankan pada saat
kru sudah meninggalkan lantai rig pemboran.
3. Supporting System
Selain kedua hal diatas, terdapat supporting system untuk blow out prevention
system, yaitu :
Choke Manifold
Bekerja pada BOP stack dengan “high pressure line” disebut “choke line”.
Membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk mencegah terjadinya
intrusi fluida formasi.
13
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Kill Line
Bekerja dengan BOP stack, lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam
lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi formasi.
14
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
15
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
16
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
17
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Keuntungan/Kelebihan SRP
Kelebihan – kelebihan penggunaan SRP adalah :
1. Komponen permukaan mudah diperbaiki
2. Mudah diketahui jika mati
3. Mudah mengatur laju produksi
4. Bisa untuk sumur bertekanan rendah
5. Bisa untuk temperatur tinggi dan minyak yang viscous
Kekurangan SRP
Kekurangan – kekurangan penggunaan SRP adalah :
1. Memerlukan tempat luas
2. Tidak efektif dipasang di offshore
3. Tidak efektif pada sumur miring (friksi berlebih)
4. Efisiensi rendah pada sumur gas / GOR tinggi
5. Kedalaman sumur terbatas (sesuai kapasitas rod)
18
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
19
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
(1) (2)
(4) (3)
20
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
21
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
tetap terbuka, sebagai jalan masuk gas injeksi kedalam tubing. Katup ini
diharapkan dapat bekerja dalam waktu yang lama. Dimasa mendatang
akan terjadi perubahan perbandingan gas-cairan dari formasi, yang
cenderung menurun serta peningkatan produksi air, maka jumlah gas
injeksi dapat ditingkatkan dan diharapkan katup injeksi dapat menampung
peningkatan laju injeksi gas tersebut. Dengan demikian pemilihan ukuran
katup injeksi perlu direncanakan dengan baik
Terbukanya dan tertutupnya katup dipengaruhi oleh gaya disekitar dome. Saat
gaya yang diberikan oleh dome lebih besar dibanding gaya yang diberikan oleh
casing dan tubing, maka valve (katup) akan terbuka. Demikian sebaliknya.
22
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
23
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Kekurangan ESP
Kekurangan – kekurangan ESP adalah :
1. Kabel bisa rusak pada temperatur tinggi
2. Memerlukan listrik bertegangan tinggi
3. Tidak bisa diterapkan pada multi komplesi
4. Biaya perbaikan yang mahal
24
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
25
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Komponen HJP
Komponen – komponen dalam penggunaan HJP adalah :
1. Komponen permukaan
a. Multiplex plunger pump
b. Electric motor
c. Booster pump
d. Reservoir vessel
e. Cyclone cleaning system
f. Interconnected piping
2. Komponen bawah permukaan
a. Packer
b. Jet pump
c. Bottom hole assembly
d. Standing valve
26
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
27
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Kekurangan HJP
Kekurangan – kekurangan penggunaan HJP adalah :
1. Efisiensi sistem mekanik yang rendah (sekitar 30%) akibat kehilangan
tekanan yang besar karena pemakaian nozzle
2. Biaya bahan energi yang tinggi
3. Biaya perawatan peralatan permukaan yang tinggi jika menggunakan
pompa piston
4. Pemakaiannya yang belum terlalu banyak dikenal dan pemasaran dan
pengetahuan produk yang rendah
28
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Liquid Loading
Drag dari aliran gas cenderung untuk mengangkat droplet air yang bereaksi
terhadap gravitasi sehingga cenderung untuk jatuh atau tinggal di dasar sumur.
Untuk menghitung kecepatan aliran untuk menjaga “liquid drop” tetap berada di
dalam aliran digunakan persamaan Turner yaitu dengan menghitung kecepatan
kritis yang digunakan untuk mempertahanankan gaya drag.
Persamaan turner :
𝜎 1⁄4 (𝜌𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 − 𝜌𝑔𝑎𝑠 )1⁄4
𝑉𝑐 = 1.593
𝜌𝑔𝑎𝑠 1⁄4
29
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
30
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
31
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
32
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Komponen PCP
Komponen yang membedakan PCP dengan metode arlift lainnya adalah bentuk
dari pompa PCP yang digunakan di bagian bawah permukaan atau di dalam
sumur.Biasanya stator dimasukkan ke dalam sumur dan ditempatkan di bagian
dasar tubing produksi.Rotornya disambungkan dengan bagian bawah string
sucker rod.
Komponen – komponen pendukung lainnya :
1. Rotor
2. Stator
3. Rod string
4. Production tubing
5. Coupling / centralizer
6. Wellhead drive
7. Prime mover
8. Flow line
33
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Kekurangan PCP
Kekurangan – kekurangan penggunaan PCP adalah :
1. Laju produksi terbatas (maksimum 600 bbl/d)
2. Kedalaman pemasangan terbatas (maksimum 9800 ft)
3. Tidak tahan temperatur tinggi (maksimum 212oF) namun dapat diatasi
dengan menggunakan elastomer khusus
4. Sensitif terhadap fluida yang mengandung bahan kimia atau asam (H2S)
34
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
35
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
BAB IV
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
28
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
ANALISA H2S
H2S merupakan asam sulfat yang dimana bersifat korosif.Dapat menyebabkan
penipisan pada flowline.Pengujian dilakukan dengan mereaksikan cadmium asetat
dengan sampel gas. Hasil reaksi akan menghasilkan cadmium sulfat yang berwarna
kekuning-kuningan.
29
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Penentuan Viscositas
Dengan menggunakan alat Kinematic Viscosity Bath.Alat ini memutar dan
memberikan efek gerakan sentrifugal.Viskositas merupakan parameter penting yang
memerlukan perhatian besar tentang aliran fluida.Viskositas adalah sifat fluida yang
mendasari diberikannya tekanan terhadap tekanan geser yang diberikan oleh fluida
tersebut. Viskositas gas akan bertambah besar dengan naiknya suhu namun apabila
sudah melewati suatu tekanan tertentu, naiknya suhu akan mengakibatkan viskositas
gas menjadi berkurang, sedangkan viskositas cairan akan berkurang dengan naiknya
suhu. Setiap fluida memiliki sifat keengganan untuk mengalir yang umumnya disebut
viskositas. Sifat ini mencerminkan adanya tahanan yang dilakukan oleh suatu lapisan
fluida terhadap lapisan lain di dekatnya. Viskositas kinematik adalah ukuran
keengganan aliran suatu fluida di bawah pengaruh gaya gravitasi dan beban tekanan
yang proporsional terhadap densitas fluida. Suatu fluida yang berada di bawah
pengaruh gravitasi memiliki beban hidrostatik di mana beban tekanan pada cairan
utamanya terletak pada densitas cairan tersebut.
30
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
31
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
32
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
minyak mentah. Jika selisih titik didih tidak berbeda jauh maka penyulingan tidak
dapat diterapkan Hidrokarbon yang memiliki titik didih paling rendah akan terpisah
lebih dulu, disusul dengan hidrokarbon yang memiliki titik didih lebih tinggi.
Penentuan Densitas
Penentuan densitas terukur minyak dengan menggunakan tabel 53 ASTM 1P (Density
Reduction to 15C).
Prinsip : Mendapatkan nilai SG dengan menggunakan Hidrometer. Lalu
mengkalkulasikan API terukur. Hasil API terukur akan disesuaikan dengan data API
dari tabel ASTM 1P dengan suhu yang diinginkan.
33
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
34
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Bottom Hole Pressure Survey adalah pengukuran tekanan, temperatur dan kedalaman
sumur dengan cara menurunkan suatu alat ukur. Adapun salah satu alat ukur yang
digunakan adalah AMERADA. Pengukuran dilakukan dengan cara menurunkan
rangkaian peralatan AMERADA ke dalam sumur dengan menggunakan bantuan
wireline dan mencatat data tekanan, data temperatur dan kedalaman sumur.
Gambar AMERADA
Prosedur :
1. Rangkaian lubricator dan weight indicator disusun di atas wellhead.
2. Memasukkan wireline melalui lubang yang ada di lubricator.
3. Menyambungkan wireline dengan jar. Lalu Jar dimasukkan ke dalam rangkaian
lubricator.
4. Joint disambungkan dengan menggunakan kopling sehingga rangkaian lubricator
berdiri.
5. Dilakukan pengukuran THP dengan memasukkan pressure gauge pada satu lubang di
lubricator.
35
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
6. Setelah THP diukur, Jar diturunkan hingga ke dasar sumur untuk menjajaki lubang
sumur.
7. Lalu Jar diangkat, Jar diganti dengan AMERADA.
8. AMERADA dimasukkan langsung ke dasar sumur, dan dibiarkan selama 1 jam untuk
mendapatkan tekanan dasar sumur.
9. Dilakukan pengukuran tekanan selang 50 meter selama 15 menit sampai rangkaian
AMERADA tiba di permukaan.
10. Kemudian akan diperoleh grafik tekanan terhadap waktu.
Centrifugal pump
Terdiri dari multistage pump yang terdapat impeller dan diffuser
1. Impeller
centrifugal pump menghasilkan tekanan dengan rotasi van pada impeller
36
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
fungsi utama :mentransfer energi dengan merotasi ke fluida yang
melewatinyamenjadi energi kinetik
2. Diffuser:
Mengkonversi energi kinetik menjadi energi potensial , menaikkan tekanan discharge
Proses di sentrifugal pump :
Impeller mengambil fluida dan mengubah menjadi energi kinetik. Energi kinetik
tersebut kemudian dikonversi menjadi energi potensial
Kurva sentrifugal pump menampilkan flow vs head (kedalaman pompa saat akan
meninggalkan fluida).
Dari kurva ini kita dapat menentukan head yang dicapai saat produksi, brakr
horsepower yang diperlukan dan efisiensi hidrolik pada berbagai laju alir
Untuk menentukan efisiensi pompa, proses yang kita lakukan antara lain :
1. Mengukur bottomhole dan reservoir pressure
2. Lakukan test laju alir pada tekanan tertentu
3. Dengan menggunakan persamaan Vogel kita dapat menentukan laju alir pada tiap
nilai tekanan
4. Tentukan head / stage
5. Jumlah head/stage didapat melalui proses well logging , lalu didapat number of
stage, capacity
6. Dari grafik, kita bandingkan nilai yang sudah kita dapat, jika termasuk daerah
yang berwarna kuning, berarti merupakan range nilai yang dapat dikatan nilai
yang wajar
7. Didapat jumlah Hp dan efisiensi dari pompa
37
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Berikut Komponen TDH
𝑃 𝑤𝑓
Penentuan NVL , dihitung dengan persamaan 𝑁𝑉𝐿 = 𝑑 𝑝𝑒𝑟𝑓 − 𝐺 𝑎𝑣𝑔
Penentuan Friction Loss, melalui korelasi. Korelasi yang dapat digunakan
adalah Darcy Weisbach dan Hazen-Williams atau menggunakan Moody
Diagram
Darcy WeisBach
Hazen-Williams
Moody Diagram
38
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
Kabel
Komponen Kabel ada 5 : konduktor, insulation, barrier, kacket, armor
Kabel diperlukan untuk mensuplai motor listrik dengan metode electric submersible
Ukuran kabel ditentukan oleh arus, tegangan dan ruang antara tubing collar dan casing
Faktor -faktor yang menentukan desain kabel :
Electrical Properties
Dimensi fisik
Environmental resistance
Mechanical Strength
Temperature
Kondisi handling
Keadaan Sumur
Proses yang sedang dilakukan yakni sedang mengganti memasukkan plunger dan
batang pengisap ke dalam tubing.Kegiatan ini dilakukan karena adanya stuck pada
pompa sebelumnya diakibatkan pasir.
Kendala-kendala
1. Masalah pada valve
2. Tidak Ada Aliran
3. Kepasiran
39
4.5 Overview Pengambilan Sampel dan Pengujian Kandungan Gas
PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN SAMPEL GAS
1. Pengambilan Sampel Gas di Lapangan Pantai Pakam Timur dan Lapangan
Wampu
Tujuan dari pengambilan sampel gas ini adalah untuk mengetahui komposisi gas yang
diproduksikan.
Prosedur pengambilan sampel gas :
1. Pastikan valve pada pipa produksi dalam keadaan tertutup.
2. Pasang Bomb gas pada valve yang ada di pipa produksi.
3. Pastikan gas sisa yang ada pada Bomb gas telah terbuang. Dengan cara
membuka valve yang ada di Bomb gas lalu valve yang ada pada pipa produksi
dibuka. Valve pada pipa produksi dibuka tutup sebanyak tiga kali.
4. Tutup valve pada bagian atas Bomb gas. Buka valve pada pipa produksi dan
valve bagian bawah Bomb gas.
5. Tunggu beberapa saat sampai gas mengisi Bomb gas tersebut.
6. Tutup valve pada pipa produksi. Setelah itu tutup valve bagian bawah Bomb
gas, dan cabut Bomb gas yang sudah terisi sampel gas.
H2S Scavenger
Alat ini bekerja dengan cara memungut kandungan H2S dalam gas dengan
cara menyemprotkan senyawa amine (Triazine Hydrogen Sulfide).
Gambar H2S Scavenger
Analisa :
Setelah dilakukan pengujian pada tiga titik yaitu, pada sebelum dan sesudah DHU
serta titik pada Sale Point.Hasil yang didapatkan adalah kandungan H2S sebelum
DHU lebih tinggi dibandingkan dua titik lainnya karena pori-pori mulai menguning
pada Volume 2 Liter.Sedangkan pada titik sesudah DHU diperoleh Volume 43
Liter.Dan pada titik menuju Sale Point volume yang diperoleh 46 Liter.
Terdapat perbedaan volume gas, dikarenakan pada titik sebelum DHU, kandungan
H2S masih tinggi.Dan setelah masuk DHU kandungan H2S berkurang karena gas telah
dibersihkan dengan Ethylene Glycol, sedangkan pada titik menuju Sale Point H2S
kembali dibersihkan dengan menggunakan H2S Scavenger dan H2S Removal.
Main Gathering Station berfungsi sebagai stasiun pengumpul utama seluruh produksi
minyak dari seluruh stasiun pengumpul sebelum ke SPM (Single Point Mooring).
Minyak dikumpulkan ke MGS dengan cara melalui Road Tank dan Pipeline.
Alur pengiriman minyak ke Sale Point :
1. Minyak dari stasiun pengumpul dikirim ke MGS melalui Road Tank dan Pipeline.
2. Kemudian minyak tersebut dikumpul ke Bunker. Lalu dilakukan pengukuran volume di
bunker.
Cara pengukuran volume sebagai berikut :
a. Stick diolesi dengan 2 pasta. Pasta pertama diolesi pada bagian dasar stick untuk
mengukur ketinggian air dan di bagian atas pada sisi yang lain, diolesi pasta untuk
mengukur ketinggian minyak.
b. Stick dicelupkan sampai menyentuh ke bagian dasar bunker. Lalu stick diangkat.
c. Warna pasta untuk mengukur ketinggian air akan lebih cerah dan pasta untuk
mengukur ketinggian minyak akan ada bagian yang hilang.
d. Lihat ketinggian kedua cairan tersebut lalu dilakukan konversi ketinggian (mm) ke
volume minyak (barrel) menggunakan tabel.
3. Minyak kemudian dialirkan ke MGS yang berfungsi sebagai penampungan produksi
minyak gross. MGS di lapangan Pangkalan Susu antara lain adalah tanki 17, 28, A, dan B.
4. Setelah itu minyak dialirkan ke settling point/tanki terminal. Tujuan settling ini adalah
memisahkan air dan minyak agar didapatkan minyak yang bersih sebelum dijual. Tanki
terminal antara lain tanki C, E, F. Karena tanki C dalam keadaan rusak maka minyak dari
Pangkalan Susu dialirkan ke tanki E sedangkan minyak dari Rantau langsung ke terminal
F. Minyak dialirkan langsung ke tanki terminal F karena di rantau sudah ada P3 (Pusat
Penampungan Produksi). Air hasil settling ditampung di bak dan nantinya akan dipompa
ke sumur utuk diinjeksikan.
5. Air yang berasal dari hasil pemisahaan di terminal, akan ditampung di bak dan akan
dipompa kan menuju sumur-sumur kembali untuk dilakukan water injection.
6. Setelah 2 bulan minyak akan dipompakan ke SPM (Single Point Mooring) untuk
dilakukan penjualan minyak melalui kapal
Gambar Tanki E
“Pertamina menjamin semua pekerja dapat bekerja secara sehat dan dengan
gaya hidup yang sehat juga”
Selain itu juga diadakan training HSSE untuk Karyawan Pertamina baik di
Kantor maupun Lapangan sesuai dengan pekerjaannya. Pertamina mengadakan
Safety mandatory training, HSSE training module untuk aspek operasi dan
HSSE Leadership training untuk standar internasional
- Untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi, seorang pekerja wajib mengikuti pelatihan
HSSE
- Objective: -Mempunyai skill dan kemampuan aspek HSE sesuai jabatan dan pekerjaan
3. Security
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
1.
2. Kerja Praktek ini sangat membantu dalam memahami apa yang selama ini
kami pelajari dalam perkuliahan karena . Apa yang kami dapat diperkuliahan
menjadi sangat jelas karena turun langsung ke lapangan, mulai dari nama-
nama alat, proses-proses di dalamnya, dan juga menambah ilmu pengetahuan.
3. Penggunaan metode artificial lift jet pump pada sumur “X” tidak efisien
karena biaya operasi pompa yang tinggi, efisiensi pompa yang rendah, serta
penggunaan dan pengetahuan produk yang rendah.
4. SRP/HPU bisa digunakan untuk meningkatkan produksi sumur “X” dengan
penambahan downhole gas separator serta memperhatikan kemampuan
surface dan subsurface tools.
5. Metode Gas Lift dapat juga digunakan untuk meningkatkan produksi sumur
“X” karena prinsipnya yang menurunkan gradien tekanan fluida namun tetap
memperhatikan kesesuaian desain terhadap karakteristik sumur.
6. ESP dapat digunakan untuk meningkatkan produksi sumur “X” dengan
penambahan gas separator dan/atau perubahan jenis impeller untuk mengatasi
gas lock, dengan prinsip mengurangi tekanan intake pompa, dan
meningkatkan discharge pressure-nya sehingga laju produksi meningkat.
6.2 Saran
1. Terjadi kerusakan pompa pada boiler karena terdapat zat yang membeku pada
suhu ruangan. Sebaiknya zat yang digunakan pada Dehydration Unit
dipastikan sudah tepat terlebih dahulu.
39
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
2. Terdapat valve yang terbuka dan membuat air keluar tanpa ada pengawasan.
Sebaiknya ini dapat diperhatikan lagi karena air yang keluar bisa saja merusak
lingkungan sekitar.
39
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
DAFTAR PUSTAKA
40
PERTAMINA EP – ASSET 1
FIELD PANGKALAN SUSU
Laporan Kerja Praktek
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KUNJUNGAN LAPANGAN
41