TINJAUAN PUSTAKA
A. Profil Lipid
1. Definisi
Istilah lipid meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan
minyak yang umum dikenal di dalam makanan, malam, fosfolipida, sterol
dan ikatan lain sejenis yang terdapat di dalam makanan dan tubuh
manusia. Lipida mempunyai sifat yang sama, yaitu larut dalam pelarut
nonpolar, seperti etanol, eter, kloroform dan benzena (Almatsier, 2004).
Lemak di dalam tubuh dibedakan atas lemak yang merupakan bagian sel,
lemak yang merupakan simpanan energi dan lemak metabolik. Lemak
yang merupakan bagian sel berfungsi memperkuat sel terutama sebagai
bagian membran sel. Fosfolipida merupakan bagian terbesar lemak pada
membran sel. Lemak yang merupakan simpanan energi berbentuk
trigliserida, kebanyakan berupa lemak jenuh dan lemak tak jenuh tunggal.
Jenis lemak dalam makanan sehari-hari mempengaruhi susunan lemak
simpanan. Simpanan energi di dalam tubuh berbentuk lemak karena lemak
dapat menyimpan energi lebih dari dua kali energi di dalam karbohidrat
sehingga memerlukan tempat yang lebih kecil (Marmi, 2014).
Lemak yang merupakan simpanan energi berupa jaringan lemak.
Sebagian jaringan lemak berupa lemak putih seperti yang terdapat di
bawah kulit dan sekitar organ. Lemak tubuh yang mengandung lebih
banyak darah tampak kecokelatan dan hanya terdapat di bagian tertentu
tubuh. Lemak metabolik merupakan lemak yang mengalami perubahan
metabolik, menghasilkan zat khusus yang mempunyai arti penting secara
hayati maupun gizi. Pelepasan energi yang terdapat di dalam lemak
simpanan didahului oleh lemak itu ke dalam bentuk metabolik yang dapat
diuraikan (Marmi, 2014).
2. Fungsi Lipid
Berbagai fungsi lipid atau lemak di dalam makanan dan tubuh manusia
yaitu:
6
7
a. Memberi rasa gurih, sehingga makanan menjadi lebih enak dan lebih
beraroma.
b. Menghasilkan kekenyangan lebih lama dari pada karbohidrat dan
protein karena waktu mencernanya paling lama.
c. Memperkecil volume makanan sumber energi karena kandungan energi
di dalam lemak lebih dari dua kali kandungan lemak di dalam
karbohidrat dan protein.
d. Sebagai sumber zat yang dibutuhkan oleh tubuh, terutama asam lemak
esensial dan vitamin yang larut dalam lemak.
e. Lemak dapat disimpan sebagai cadangan energi berupa jaringan lemak.
f. Lapisan lemak di bawah kulit merupakan insulator sehingga tubuh
dapat mempertahankan suhu normal.
g. Lemak merupakan bantal pelindung bagi organ vital seperti bola mata
dan ginjal.
h. Lemak diperlukan dalam penyerapan vitamin A, D, E, K yang larut
dalam lemak (Marmi, 2014).
3. Jenis-Jenis Lipid
a. Kolesterol total
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan
dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat
makanan). Itu artinya, kolesterol yang berada dalam zat makan yang
kita konsumsi dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
Kolesterol sangat penting bagi tubuh. Oleh karena itu, tubuh
memproduksinya sendiri karena alam semesta tidak akan membiarkan
manusia memperoleh apa pun yang mereka butuhkan hanya dari
makanan. Jika seseorang menyantap makanan yang sepenuhnya bebas
kolesterol, tubuh sendiri akan memproduksi sekitar 1000 mg kolesterol
yang dibutuhkan agar bisa berfungsi dengan baik. Tubuh memiliki
kemampuan untuk mengatur jumlah kolestrerol dalam darah dengan
memproduksinya lebih banyak ketika makanan tidak menyediakan
jumlah yang cukup. Pengaturan sintesis atau pembentukan kolesterol
adalah suatu proses yang cerdas yang dikendalikan secara baik oleh
8
b. Trigliserida
Trigliserida merupakan senyawa yang terdiri dari 3 molekul asam
lemak yang teresterisasi menjadi gliserol, disintesis dari karbohidrat dan
disimpan dalam bentuk lemak hewani. Dalam serum dibawa oleh
lipoprotein, merupakan penyebab utama penyakit arteri dibanding
kolesterol. Peningkatan trigliserida biasanya diikuti oleh peningkatan
VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Pada peristiwa hidrolisis
lemak-lemak ini akan masuk dalam pembuluh darah dalam bentuk
lemak bebas (Sutedjo, 2008).
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak bukan kolesterol yang
terdapat dalam darah dan berbagai organ tubuh. Dari sudut ilmu kimia,
trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari gliserol yang
mengikat gugus asam lemak. Konsumsi makanan yang mengandung
lemak akan meningkatkan kadar trigliserida. Lemak yang berasal
dari buah-buahan seperti kelapa, durian dan alpukat tidak mengandung
kolesterol tetapi kadar trigliseridanya tinggi (Soeharto, 2004).
Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat
meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor yang dapat
memengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan,
konsumsi alkohol, gula dan makanan berlemak. Trigliserida merupakan
lemak darah yang cenderung naik seiring dengan konsumsi alkohol,
peningkatan berat badan, diet tinggi gula atau lemak serta gaya hidup.
Peningkatan trigliserida akan menambah risiko terjadinya penyakit
jantung dan stroke (Kurniadi dan Nurrahmani, 2015).
10
hewan. Sumber utama kolesterol adalah hati, ginjal dan kuning telur.
Setelah itu daging, susu penuh dan keju serta udang dan kerang. Ikan dan
daging ayam mengandung sedikit sekali kolesterol (Almatsier, 2004).
Mungkin tidak semua orang indonesia sering makan daging merah atau
makanan serba daging. Meskipun begitu, ternyata banyak orang Indonesia
yang terkena penyakit jantung akibat penumpukan lemak trans. Dari
berbagai penelaahan salah satu alasan kenapa lemak trans bisa menyumbat
pembuluh darah adalah karena kebiasaan orang Indonesia yang sangat
senang mengkonsumsi makanan serba gorengan. Padahal gorengan yang
banyak mengandung lemak trans akan memicu kenaikan kolesterol yang
pada akhirnya akan meningkatkan risiko penyakit jantung (Kurniadi dan
Nurrahmani 2015).
Munculnya industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan
dengan memberikan zat adiktif untuk mengawetkan dan agar memberikan
cita rasa bagi produk sebuah produk makanan. Sebagai contoh yaitu
makanan cepat saji yang terdiri dari lauk-pauk dalam kemasan, mie instan,
nugget, sosis, ayam goreng, kentang goreng, hamburger dan lain-lain.
Makanan cepat saji memiliki beberapa kandungan yaitu tinggi kalori,
tinggi lemak, tinggi garam, tinggi kadar gula dan rendah kandungan serat.
Jumlah kalori makanan cepat saji berkisar antara 40-60% berasal dari
lemak. Makanan cepat saji sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu sering,
maksimal dikonsumsi 1 kali sebulan (Kurniadi dan Nurrahmani 2015).
7. Kadar Kolesterol dengan Penyakit Kardiovaskuler
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara kadar kolesterol dalam darah dengan peyakit kardiovaskuler. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh klinik riset lipid di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sama antara kadar kolesterol
dengan risiko penyakit jantung. Selain itu penelitian ini juga menemukan
bahwa untuk setiap penurunan 1% kadar kolesterol darah maka akan
terjadi penurunan risiko terhadap timbulnya penyakit jantung koroner
sebesar 2 %. Sedangkan National Cholesterol Education Program (NCEP)
menyimpulkan bahwa menurunkan total kolesterol dan LDL kolesterol
22
dengan diet, olahraga, obat dan metode yang lain dapat menurunkan
terjadinya penyakit jantung koroner (Huli, 2001).
B. Kegemukan
1. Definisi Kegemukan
Definisi gemuk atau kegemukan sangat bervariasi tergantung
bagaimana seseorang memandangnya. Secara umum kegemukan adalah
kelebihan lemak tubuh yang dialami oleh seseorang. Pada kondisi normal,
lemak tubuh berfungsi sebagai cadangan energi, pengatur suhu tubuh dan
fungsi-fungsi lainnya. Namun, bila lemak tubuh berlebih, akan disimpan di
dalam tubuh sebagai caangan lemak. Inilah yang menimbulkan kegemukan
(Mumpuni, Y. dan Wulandari, 2010).
Secara ideal, pada tubuh seorang terdiri dari 25-30% lemak, sedangkan
pada laki-laki 18-23%. Apabila lemak tubuh melebihi 30% pada
perempuan dan melebihi 25% pada laki-laki maka orang tersebut sudah
bisa dikategorikan gemuk (Mumpuni, Y. dan Wulandari, 2010).
Sebagian besar orang pasti ingin mendapatkan tubuh yang ideal, tidak
gemuk tidak pula kurus. Masalah yang sering terjadi adalah ketika
seseorang mengalami peningkatan berat badan secara tidak terkendali.
Inilah yang menyebabkan seseorang mengalami kegemukan (Mumpuni, Y.
dan Wulandari, 2010).
Kegemukan tidak terjadi secara instan, tetapi perlahan-lahan
berdasarkan jumlah cadangan lemak yang terus bertambah karena
cadangan tersebut tidak digunakan untuk beraktivitas. Dengan demikian,
tidak ada pembakaran kalori dan cadangan lemak akan terus bertambah
sieiring bertambahnya lemak di dalam tubuh (Mumpuni, Y. dan
Wulandari, 2010).
2. Tingkatan Kegemukan
Kegemukan pada dasarnya bertingkat-tingkat. Semakin banyak lemak
di dalam tubuh, maka tingkat kegemukannya semakin besar. Untuk
mengetahui tingkat kegemukan dapat dilakukan dengan pemeriksaan
antropometri tubuh. Antropometri adalah studi yang menelaah tentang
23
pakaian atau tinggi badan tanpa sepatu (Bull, 2007). IMT dihitung sebagai
berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter
dikuadratkan (m2) dan tidak terikat pada jenis kelamin. IMT secara
signifikan berhubungan dengan kadar lemak total sehingga dengan mudah
mewakili kadar lemak tubuh. Saat ini, IMT secara internasional diterima
sebagai alat untuk mengidentifikasi kelebihan berat badan dan obesitas
(Hill, 2005).
Indeks massa tubuh memiliki kelebihan, yaitu:
a. Pengukuran sederhana dan mudah dilakukan.
b. Dapat menentukan kekurangan dan kelebihan berat badan.
Indeks massa tubuh juga memiliki kekurangan, yaitu:
a. Hanya dapat digunakan untuk menentukan status gizi orang dewasa
(usia 18 tahun ke atas).
b. Tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
olahragawan.
c. Tidak dapat digunakan untuk menentukan status gizi bagi orang
yang menderita sakit edema, asites dan hepatomegali (Irianto, 2006).
Untuk mengukur indeks massa tubuh (IMT) harus dilakukan
penimbangan berat badan dalam kilogram dan pengukuran tinggi badan
dalam meter, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
3. Tipe Kegemukan
Tipe kegemukan ada bermacam-macam, secara umum dibedakan
sebagai berikut:
a. Berdasarkan bentuk tubuh
1) Kegemukan tipe buah apel
Pria yang mengalami kegemukan tipe buah apel, biasanya
menyimpan lemak di bawah kulit dinding perut dan rongga di perut
sehingga gemuk di perut dan mempunyai bentuk tubuh seperti buah
apel. Kegemukan buah apel ini sering disebut kegemukan sentral
atau terpusat karena lemak banyak berkumpul di rongga perut dan
karena banyak terdapat pada laki-laki disebut juga sebagai
kegemukan tipe android (Mumpuni, Y. dan Wulandari, 2010).
Gemuk di perut
Gemuk di pinggul
C. Pemeriksaan Kolesterol
1. Metode Pemeriksaan Kolesterol
Pemeriksaan kolesterol darah adalah untuk mendeteksi kadar
kolesterol dalam tubuh seseorang. Dalam pemeriksaan kadar kolesterol
darah terdapat tiga metode yang berbeda yaitu :
a. Secara kolorimetri metode Liberman-Burchard
Dasarnya adalah kolesterol dengan asam asetat anhidrat dan asam
sulfat pekat membentuk warna hijau kecoklatan. Absorbansi diukur
pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm. Kelemahan
dari metode ini adalah perbedaan penimbunan warna antara reaksi
ikatan dari steroid selain kolesterol, interpretasi, haemoglobin, bilirubin,
iodide, salisilat, vitamin dan vitamin D (Andayani, 2016).
Prinsipnya : Kolesterol dengan asam acetat anhidrid dan asam sulfat
pekat membentuk warna hijau kecoklatan. Absorben warna ini
sebanding dengan kolesterol dalam sampel (Andayani, 2016).
29
Kelebihan metode ini cukup sensitif dan spesifik, serta sejumlah sampel
yang dibutuhkan adalah hasil yang diperoleh 3% lebih rendah
dibanding dengan kadar kolorimetri (Andayani, 2016).
31
D. Kerangka Teori
Lipid
Enzimatik
Kromatografi
Kolorimetri (CHOD-
(CHOD-IOD)
PAP)
Gambar 2.3 Kerangka Teori Hubungan Antara Umur, Jenis Kelamin Dan
kegemukan Dengan Kadar Kolesterol Total Pada Guru SMAN
1 Sei. Raya Kabupaten Kubu Raya