Bahan Ajar Teknologi Partikel PDF
Bahan Ajar Teknologi Partikel PDF
TEKNOLOGI PARTIKEL
Disusun oleh :
PESERTA KULIAH TEKNOLOGI PARTIKEL
1.1. Pendahuluan
Penanganan zat padat umumnya lebih sulit dari zat cair, uap dan gas. Zat
padat yang akan diolah dapat berbagai macam bentuk dan ukuran seperti
berbentuk potongan-potongan besar, lembaran atau berbentuk serbuk halus. Zat
padat ada yang keras, kenyal, abrasive, lunak dan rapuh.
Diantara segala macam bentuk dan ukuran yang mungkin ditemukan pada zat
padat, bentuk yang paling penting dari sudut pandangan kimia teknik adalah
partikel-pertikel halus. Pemahaman megenai karakteristik massa zat padat butiran
sangat penting dalam perancangan proses dan perlatan yang diperlukan untuk
mengenai arus yang mengandung zat padat
Bola :
Luas bola : 𝐴𝑏𝑜𝑙𝑎 = 𝜋𝑑𝑝 2
𝜋
Volume bola 𝑉𝑏𝑜𝑙𝑎 = 𝐷𝑝 3
6
𝐴
𝑎𝑏𝑜𝑙𝑎 = 𝑉𝑏𝑜𝑙𝑎
𝑏𝑜𝑙𝑎
𝜋𝑑 2 6
𝑎𝑏𝑜𝑙𝑎 = 𝜋 𝐷𝑝 3 = 𝐷
6 𝑝 𝑝
Partikel
A partikel
apartikel = V partikel
6
abola 𝐷𝑝 6𝑉p
Φs = = = … … … … … … … … (2)
apartikel Ap Dp Ap
Vp
Diameter ekivalen didefinisikan sebagai diameter bola yang volumenya sama
dengan volume partikel tersebut, tetapi bahan yang berbentuk bijian (granular)
halus, volume maupun luas permukaannya tidak mudah ditentukan secara eksak,
sehingga Dp biasanya diambil dari ukuran nominal atas dasar analisa ayak (screen
analysis) atau dengan analisa mikroskop.
Contoh soal :
Tentukan sperisitas dari kubus dengan volume
Jawab :
Akubus = 6L2
Vkubus = L3
2
Berapa diameter bola yang volumenya L3
𝜋
𝐿3 = 6 𝐷𝑝 3
1
6 3
𝐷𝑝 = 𝐿
𝜋
6
abola =
𝐷𝑝
Apartikel 6L2 6
apartikel = = 3 =
Vpartikel L L
6
1
6 6 3
abola 𝐷𝑝 𝐿 π 1
= 𝜋
3
Φs = = = = 0,81
apartikel 6 6 6
L L
3
1.2.3. Ukuran partikel campuran dan ukuran analisa
𝑚
Dalam ukuran seragam dengan diameter Dp, volume total partikel adalah ,
𝜌𝑝
dimana m dan p adalah massa dan densitas partikel. Banyak partikel dalam
contoh N dapat dinyatakan dengan persamaan :
𝑚
𝑁= … … … … … … … … … … (3)
𝜌𝑝 𝑥 𝑉𝑝
Dimana :
m = total massa contoh
p = densitas partikel
Vp = Volume satu partikel
Jika persamaan 1 dan 2 digabung, maka didapat luas permukaan partikel :
6𝑚
𝐴 = 𝑁. 𝐴𝑝 = … … … … … … … … … … . (4)
Φs ρp Dp
Dimana :
xi = fraksi massa dalam penambahan
n = banyaknya penambahan
Dpi = diameter rata-rata partikel
4
6
𝐷𝑠 = … … … … … … … … … … … . . (6)
Φs ρp Aw
Persamaan (5) disubtitusikan ke persamaan (6), maka didapat persamaan :
1
𝐷𝑠 = 𝑥𝑖 … … … … … … … … … … … . (7)
𝑛
𝑖=1 𝐷
𝑝𝑖
Jika nomor partikel masing-masing fraksi (Ni), diketahui massa fraksi (Ds), maka
didapat diameter rata-rata aritmatika (DN) adalah :
𝑛
𝑖=1 𝑁𝑖 𝐷𝑝𝑖 𝑖=1 𝑁𝑖 𝐷𝑝𝑖
𝐷𝑠 = 𝑛 = … … … … … … … … (8)
𝑖=1 𝑁𝑖 𝑁𝑇
Dimana : NT = banyaknya partikel dalam contoh
𝐷𝑤 = 𝑥𝑖 𝐷𝑝𝑖 … … … … … … … … … … … … . (9)
𝑖=1
Diameter dari partikel yang besar nva dalah volume diameter rata-rata (Dv) yang
mana didapat dari hubungan :
1
3
1
𝐷𝑣 = 𝑥𝑖 … … … … … … … … … … … . (10)
𝑛
𝑖=1 𝐷
𝑝𝑖
5
distribusi volum). Pada Gambar 3 berikut ini adalah bentuk grafik distribusi
partikel.
6
1.4. Metode Pengukuran Partikel
Pengukuran partikel dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya
adalah :
1. Sieving (ayakan)
Sieving telah ada sejak zaman Mesir dan dapat dianggap sebagai tulang
punggung teknologi ukuran partikel. popularitas sieving yang terus-menerus
adalah karena prinsip teknik yang fundamental sederhana dan efektivitas biaya.
Beberapa instrumen komponen yang terlibat dalam analisis saringan dapat
dikendalikan kualitasnya, sehingga dapat berlaku untuk berbagai industri
termasuk farmasi, industri kimia, pertanian.
Analisis saringan terdiri dari menggunakan satu atau lebih set layar
(biasanya anyaman kawat), penurunan pembukaan ukuran digunakan untuk
memisahkan atau mengklasifikasikan sampel.
Ayakan standar digunakan untuk mengukur besarnya partikel dalam ukuran
3 sampai 0,0015 in. setiap ayakan di identifikasi menurut mesh (rapat ayakan)
per inci. Karakteristik dari suatu deret yang lazim yaitu deret ayak standar Tyler.
Perangkat ayak ini didasarkan atas bukaan (lubang) ayak ukuran 200 mesh yang
ditetapkan sebesar 0,074 mm. Luas bukaan pada setiap ayak tertentu adalah dua
kali bukaan pada ayak berikutnya yang lebih kecil. Rasio dimensi anyaman yang
sebenarnya pada suatu ayak terhadap ayakan beriku yang lebih kecil adalah 1,41.
7
2. Mikroskop
Mikroskop dapat terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
a. Mikroskop optic
Mikroskop optic dapat digunakan untuk mengukur ukuran partikel
sampai 0,2 mm sampai 200 nanometer. Penggunaan panjang gelombang
cahaya, seperti sinar ultraviolet, adalah salah satu cara untuk meningkatkan
resolusi spasial dari mikroskop optik, seperti halnya perangkat seperti
bidang dekat mikroskop optik.
Mikroskop Optik memiliki bias kaca dan kadang-kadang dari plastik
atau kuarsa , untuk memfokuskan cahaya ke dalam mata atau lain detektor
cahaya. Mikroskop optik Cermin berbasis beroperasi dengan cara yang sama
b. Mikroskop electron
Tiga varian utama mikroskop elektron ada:
Scanning electron microscope (SEM)
Scanning elektron mikroskop ( SEM ): terlihat pada permukaan benda
massal dengan memindai permukaan dengan berkas elektron halus dan
pengukuran refleksi. Dapat juga digunakan untuk spektroskopi. Lihat juga
mikroskop elektron scanning lingkungan (ESEM).
Transmission electron microscope (TEM)
Transmisi elektron mikroskop ( TEM ): elektron melewati sepenuhnya
melalui sampel, analog dengan mikroskop optik dasar. Hal ini
membutuhkan persiapan sampel hati-hati, karena elektron tersebar begitu
kuat oleh materials, kebanyakan adalah perangkat ilmiah yang
memungkinkan orang untuk melihat benda-benda yang biasanya tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang atau telanjang.
Scanning Tunneling Microscope ( STM )
Scanning Tunneling Microscope ( STM ) adalah teknik yang kuat untuk
melihat permukaan pada tingkat atom.
8
Gambar 6. Beberapa Jenis Mikroskop
3. Difraksi Laser
Difraksi laser, juga dikenal sebagai Statis Hamburan Cahaya, telah menjadi
salah satu partikel paling banyak digunakan sizing teknik distribusi di berbagai
industri. Sampel yang dapat dianalisis di kedua suspensi cair atau dasar dispersi
kering. Bahan sampel melewati sebuah sinar laser yang menghasilkan sinar laser
tersebar di berbagai sudut. Detektor ditempatkan pada sudut tetap mengukur
intensitas cahaya yang tersebar pada posisi tersebut. Suatu model matematika
(Mie atau Fraunhoffer Teori) kemudian diaplikasikan untuk menghasilkan
distribusi ukuran partikel. Hasil akhir dilaporkan atas dasar Volume Spherical
Setara Diameter.
Ukuran partikel oleh Laser Difraksi secara luas diakui oleh berbagai standar
dan lembaga pembinaan seperti ISO, ASTM, USP, EP dan JP. Kemampuan ini
teknik untuk melakukan analisis dispersi kering atau cair membuat pilihan yang
baik untuk partikel ukuran umum aplikasi dan jangkauan luas dinamis (submikron
untuk milimeter) telah terbukti berguna bagi, lingkungan farmasi, makanan,
kecantikan kesehatan, dan industri lainnya.
Berbagai jenis sampel berlaku untuk analisis dengan Laser Difraksi termasuk
obat-obatan aktif (API), eksipien, flyash, air limbah keruh, dan sampel emisi
lingkungan. aplikasi umum meliputi QA / QC pengujian batch, pengukuran
penyelidikan umum screening dan studi banding.
9
Gambar 7. Difraksi Laser
Electric Sensing Zona juga disebut sebagai Teknik Coulter atau Coulter
Counter. Instrumen ini dengan resolusi tinggi, perhitungan partikel dengan
kecepatan tinggi dan analisa distribusi ukuran partikel yang mencakup rentang
nominal sekitar 1,0 um untuk 300um. Dalam keadaan khusus, tingkat deteksi yang
lebih rendah dapat dikurangi menjadi sekitar 0,4 um. Data biasanya disajikan pada
Frekuensi (Populasi) dan Volume (Mass) dasar dengan Ukuran.
Partikel tersuspensi dalam cairan konduktif (air atau organik) diambil melalui
aperture safir presisi di sisi salah satu dari yang dua elektroda platinum. Sebuah
arus konstan terkesan pada elektroda yang menghasilkan tegangan konstan di
aperture. Pada saat perpindahan partikel melalui aperture (lubang biding kamera),
pulsa tegangan dihasilkan karena perubahan resistansi elektrolit. Perubahan
sebanding dengan volume partikel. Oleh karena itu, metode analisis menentukan
volume dari sebuah partikel dalam tiga dimensi. Sinyal dihitung sebagai satu
aktivitas (jumlah partikel yaitu) dan secara bersamaan, volume langsung
ditentukan. Selain itu, data yang disajikan berdasarkan setara Diameter Bulat
ditingkatkan karena tidak ada teori optik cahaya yang terlibat dalam prinsip
pengukuran.
10
Gambar 8. Elektrozone (Teknik Coulter Counter)
5. Sedimentasi
Menentukaan ukuran dengan sedimentasi adalah suatu cara yang tidak terlalu
sulit dan dapat dijelaskan menggunakan persamaan Stoke. Kesulitan yang terjadi
yaitu ketika menentukan jumlah partikel pada tiap ukuran, permasalahan ini dapat
diselesaikan menggunakan alat X-ray untuk mendeteksi massa.
SediGraph dapat digunakan untuk sedimentasi dari suspensi liquid-solid yang
homogeny untuk dipisahkan ukurannya. Penyerapan X-ray secara langsung
mendeteksi konsentrasi massa yang dapat dengan mudah terpisah dari kumpulan
partikel. Mengukur kecepatan partikel dengan densitas dibawah gravitasi yang
melalui liquid dengan densitas yang diketahui merupakan parameter yang
digunakan pada persamaan Stoke dan untuk menghitung ukuran ekivalen partikel
bola.
11
6. Photozone
Mengaburkan cahaya, juga disebut sebagai Photozone dan Single Particle
Optical Sensing (SPOS), adalah teknik analisis resolusi tinggi mampu mendeteksi
persentase kecil. Hal ini juga dapat digunakan untuk mendapatkan distribusi
ukuran keseluruhan, bila dioperasikan dengan teknik yang tepat. Satu
pertimbangan penting ketika memilih photozone adalah konsentrasi sampel yang
disajikan kepada instrumen. Sampel harus dalam bentuk encer untuk analisis.
Teknologi ini bekerja dengan melewatkan aliran encer partikel dalam suspensi
cair antara sumber cahaya dan detektor. Sumber cahaya dalam hal ini adalah
dioda laser, yang menerangi partikel individu dalam aliran dan menghasilkan
bayangan atau penyumbatan cahaya pada detektor. Penyumbatan ini disebut
mengaburkan cahaya.
Ukuran Detektor ini digunakan dalam pengurangan intensitas cahaya dan
menggunakan kurva kalibrasi, proses sinyal untuk menentukan ukuran partikel.
Sinyal juga dihitung sebagai satu aktivitas, sehingga teknik ini mampu
menganalisis partikel tunggal. Hasilnya dapat dilaporkan pada Jumlah dan / atau
dasar Volume tertimbang, dengan menggunakan asumsi ekivalen diameter bola.
12
BAB II
PARTIKEL TUNGGAL DALAM FLUIDA
2. Spesific gravity
Specific gravity adalah ratio densitas zat terhadap densitas zat tertentu
(zat referensi). Sebagai zat referensi adalah zat padat atau air pada suhu 4oC.
3. Hardness (kekerasan)
Hardness atau kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan dari suatu
material terhadap goresan/guratan. Hardness biasanya dinyatakan sebagai
angka yeng termuat dalam skala mohs. Skala mohs 1-4 tergolong material
lunak, skala mohs 4-7 tergolong sedang dan sisanya disebut material keras.
6. Friction
Friction adalah ketahanan suatu material terhadap gesekan apabila dua
material disentuhkan
7. Angle of repose (sudut curam alami)
Angle of repose adalah sudut terbesar dari tumpukkan padat dimana
belum terjadi pergeseran atau keruntuhan. Angle of ripose ini penting dalam
penyimpanan material padat yang ditumpuk ditempat terbuka dan
penempatan material pada belt conveyor.
dA
di = p
se d A
tW
ba
bk
an
tW sin a dA
(seret dinding)
uo
Arah aliran
dA
Gambar 2.1. Seret dinding dan seret bentuk pada benda yang berada
didalam aliran fluida
b. Koefisien seret
Suatu faktor gesek didefinisikan sebagai rasio tegangan geser terhadap
hasil kali tinggi-tekan kecepatan dan densitas. Benda yang berada dalam
aliran fluida digunakan koefisien seret. (drag coefficient).
Misalkan sebuah bola licin didalam fluida yang berada pada jarak yang
cukup jauh dari batas benda padat arus itu, sehingga arus datang merupakan
aliran potensial. Luas proyeksi benda didefinisikan sebagai luas yang
didapatkan dengan memproyeksikan benda itu pada bidang yang tegak lurus
terhadap arah aliran.
𝜋
Untuk bola, luas proyeksi adalah luas lingkaran besar, yaitu 𝐷𝑝2 , Dp
4
ialah diameter bola. Jika seret total adalah FD, seret rata-rata persatuan luas
proyeksi adalah FD/Ap. Factor gesek adalah rasio tw terhadap hasil kali
densitas fluida dengan tinggi tekan kecepatan.
Koefisien seret CD didefinisikan sebagai rasio FD/Ap terhadap hasil
kalinya.
𝐹𝐷
𝐴𝑝
𝐶𝐷 = … … … … … … … … … … (1)
𝜌𝑢𝑜 2
2𝑔𝑐
Dari analisa dimensi, koefisien seret benda padat licin didalam fluida tak
mampu mampat bergantung pada angka Reynold dan faktor bentuk. Untuk
setiap bentuk tertentu Angka Reynold partikel didalam fluida didefinisikan
sebagai :
𝑁 𝐺𝑜 𝐷𝑝
𝑅𝑒 = …………………………………………(2)
𝜇
Gaya luar dinyatakan sebagai hasil kali massa dan percepatan partikel,
𝑚𝑎𝑒
𝐹𝑒 = … … … … … … … … … (4)
𝑔𝑐
Gaya apung, menurut hukum Archimedes adalah hasil kali antara massa
fluida yang dianjakan partikel da percepatan karena gaya luar. Volume
partikel tersebut adalah m/, dimana adalah densitas partikel, sehingga gaya
apung menjadi :
𝑚𝜌𝑎𝑒
𝐹𝑏 = … … … … … … … … … … (5)
𝜌𝑝 𝑔𝑐
Gaya seret adalah
𝐶𝐷 𝑢𝑜2 𝜌𝐴𝑝
𝐹𝐷 = … … … … … … … … … . (6)
2𝑔𝑐
Dimana :
CD = koefisien seret (tidak berdimensi)
Ap = luas proyeksi partikel diukur pada bidang tegak lurus terhadap arah
gerakan partikel
uo = u
Subtitusi persamaan 4 sampai 6 ke persamaan 3, sehingga didapat :
𝑑𝑢 𝜌𝑎𝑒 𝐶𝐷 𝑢𝑜2 𝜌𝐴𝑝 𝜌𝑝 − 𝜌 𝐶𝐷 𝑢2 𝜌𝐴𝑝
= 𝑎𝑒 − − = 𝑎𝑒 − … … … … . . (7)
𝑑𝑡 𝜌𝑝 2𝑚 𝜌𝑝 2𝑚
Jika gaya luar adalah gaya gravitasi, ae adalah g yaitu dengan
percepatan gravitasi,sehingga persamaan 7 menjadi :
𝑑𝑢 𝜌𝑝 − 𝜌 𝐶𝐷 𝑢2 𝜌𝐴𝑝
=𝑔 − … … … … … … … … . . (8)
𝑑𝑡 𝜌𝑝 2𝑚
Gaya sentrifugal terdapat jika arah gerakan partikel
berubah.percepatan gaya sentrifugal karena gerakan lingkar (sirkular)
adalah ;
𝑎𝑒 = 𝑟𝜔2
Dimana : r = jari-jari
= kecepatan sudut (angular) rad/det
Persamaan 7 akan berubah menjadi :
𝑑𝑢 𝜌 − 𝜌 𝐶𝐷 𝑢2 𝜌𝐴𝑝
2 𝑝
= 𝑟𝜔 − … … … … … … … … . . (9)
𝑑𝑡 𝜌𝑝 2𝑚
Kecepatan terminal
Dalam dinamika fluida objek bergerak dengan kecepatan terminal, jika
kecepatan konstan untuk menahan gaya yang diberikan oleh cairan melalui
yang bergerak.
Suatu benda jatuh bebas mencapai kecepatan terminal, bila gaya ke
bawah (gravitasi) (Fg) sama dengan gaya seret (grag force) (Fd). Hal ini
menyebabkan gaya total pada objek yang akan nol, yang mengakibatkan
percepatan nol.
Sebagai objek mempercepat (biasanya ke bawah karena gravitasi), gaya
seret yang bekerja pada objek meningkat, menyebabkan percepatan menurun.
Pada kecepatan tertentu, gaya seret yang dihasilkan akan sama dengan berat
benda (mg). Pada titik ini objek berhenti untuk mempercepat sama sekali dan
terus jatuh dengan kecepatan konstan disebut kecepatan terminal (juga
disebut pengendapan kecepatan).
2𝑔 𝜌𝑝 − 𝜌 𝑚
𝑢𝑡 = … … … … … … … … … . (10)
𝐴𝑝 𝜌𝑝 𝐶𝐷 𝜌
2𝑟 𝜌𝑝 − 𝜌 𝑚
𝑢𝑡 = 𝜔 … … … … … … … … … . (11)
𝐴𝑝 𝜌𝑝 𝐶𝐷 𝜌
Kecepatan Terminal untuk gerakan partikel berbentuk bola
Jika partikel berbentuk bola dengan diameter Dp, maka :
𝜋𝐷𝑝2 𝜌𝑝
𝑚= … … … … … … … … … … (12)
6
𝜋𝐷𝑝2
𝐴𝑝 = … … … … … … … … … … (13)
4
Subtitusi persamaan 12 dan 13 ke persamaan 10, maka persamaan akan
berubah menjadi :
4𝑔 𝜌𝑝 − 𝜌 𝐷𝑝
𝑢𝑡 = … … … … … … … … … . (14)
3𝐶𝐷 𝜌
𝑔 𝜌𝑝 − 𝜌 𝐷𝑝
𝑢𝑡 = 1,75 … … … … … … … … … . (14)
𝜌
Gambar 2.6. Bentuk aliran fluida yang melewati benda padat yang berbeda
BAB III
ALIRAN FLUIDA MELALUI PARTIKEL PACKED BED
Dimana :
D = diameter tabung
v = kecepatan rata-rata linear
µ = viskositas
37
bersama serentetan pusaran kecil-kecil. Energi mekanik tidak banyak dilepas
menjadi kalor pada waktu pecahnya pusaran-pusaran besar menjadi makin
kecil, tetapi energy itu tidak dapat menjaga tekanan terhadap aliran dan sama
sekali tidak mempunyai nilai praktis. Energi mekanik ini akhirnya dirubah
menjadi kalor pada waktu pusaran yang terkecil dihabiskan oleh viskositas.
Aliran laminar dan turbulen dapat ditentukan dengan bilangan Reynold,
berikut ini adalah batasan untuk jenis aliran :
Bila Re < 2100, aliran laminer.
Bila Re > 4000, aliran turbulen. Untuk Re > 10.000, aliran turbulen
sempurna.
Nilai Re antara 2100 – 4000 adalah aliran transisi.
4.2. Filtrasi
Filtasi atau penyaringan adalah pemisahan partikel padat dari fluida dengan
jalan melewatkan fluida melalui medium penyaring atau septum, dimana zat padat
tersebut tertahan. Fluidanya bisa zat cair atau gas, arus yang berharga mungkin
fluidanya atau bahkan padatannya, atau mungkin juga kedua-duanya.
Fluida mengalir melalui medium filter karena adanya perbedaan tekanan
melintas medium itu. Filter beroperasi pada tekanan yang lebih tinggi dari tekanan
atmosfer disebelah hulu medium filter dan beroperasi dengan tekanan atmosfer
38
disebelah hulu dan vakum disebelah hilir. Tekanan diatas atmosfer disebabkan
oleh gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah kolom zat cair oleh pompa, blower
atau gaya sentrifugal. Medium filter harus memenuhi syarat-syarat, diantaranya
adalah :
a. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan
filtrat yang cukup jernih
b. Tidak mudah tersumbat
c. Harus tahan secara kimia dan kuat secara fisik dalam kondisi proses
d. Harus memungkinkan penumpukan ampas dan pengeluaran ampas secara
total dan bersih
e. Tidak terlalu mahal
Filter yang digunakan di industri adalah filter tekanan atau vakum. Alat itu
ada yang kontinyu ada juga yang batch. Filter dapat dikelompokan menjadi dua
golongan yaitu : filter klarifikasi (clarifying filter) dan filter ampas (cake filter).
Filter klarifikasi digunakan untuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya kecil
dan menghasilkan gas yang bersih atau zat cair yang bening. Filter ampas adalah
untuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya besar dalam bentuk ampas, kristal
atau lumpur. Biasanya filter ini dilengkapi untuk pencucian zat padat dan untuk
mengeluarkan sebanyak-banyaknya sisa zat cair dari zat padat sebelum zat padat
tersebut dikeluarkan.
39
Filter
Medium fliter
cake
dL
Untuk aliran laminar dalam packed bed dari partikel persamaan Carman-
Kozeny merupakan hubungan antara persamaan 1 dengan persamaan Blake-
Kozeny yang dapat digunakan pada filtrasi.
Persamaan Blake-Kozeny adalah :
Dimana A adalah area filter dalam m2 dan V (m3) total filtrate yang
terkumpul selama waktu t (s). Ketebalan cake L brhubungan dengan volume
filtrate V dengan neraca massa. Jika cs adalah kg solid/m3 dari filtrate. Persamaan
neraca massa adalah sebagai berikut :
40
Dimana adalah tahanan spesifik cake dalam m/kg, persamaannya adalah :
Dimana Rm adalah tahanan medium filter untuk aliran filtrate dalam m-1 dan
adalah pressure drop. Ketika tahanan cake dan medium filter adalah seri, maka
dan persamaan 6 dan 8 dapat digabung menjadi persamaan :
Dimana :
Terkadang persamaan 9 dapat dimodifikasi menjadi persamaan :
Dengan Ve adalah volume filtrat yang dibutuhkan untuk membangun filter cake
semu yang tahanannya sebanding dengan Rm. Volume filtrate V dapat juga
hubungkan dengan W (kg) dari akumulasi cake kering dari solid, dengan
persamaan :
Dimana cs adalah fraksi massa dari solid dalam slurry, m adalah rasio massa dari
cake basah dengan cake kering dan adalah densitas filtrat dalam kg/m3.
41
2. Persamaan untuk mencuci dari filter cake dan total waktu berputar
Membersihkan filter cake setelah filtrasi membutuhkan perpindahan
filtrat dan dengan difusi. Jumlah cairan pencuci seharusnya cukup untuk
menghilangkan efek pencucian. Untuk menghitung laju pencucian
diasumsikan pada kondisi selama pencucian adalah sama sampai selesai
filtrasi. dengan mengasumsikan struktur cake tidak dibuat-buat, ketika
cairan pencuci menggantikan cairan slurry dalam cake.
Untuk filtrasi pada tekanan konstan menggunakan tekanan yang sama
selama pencucian dan proses filtrasi. persamaannya adalah :
total volume filtrat pada saat mulai sampai selesai filtrasi dalam m3
Untuk filter plate and frame, cairan pencuci begerak melalui cake dua
kali ketebalan dan area hanya setengah dari luas dalam filtrasi, jadi untuk
memprediksikan kecepatan pencucian adalah ¼ dari kecepatan filtrasi
akhir.
42
Dimana Kv dalam N/m5 dan C dalam N/m2
1. Sand Filter
Sand filter ada dua tipe yaitu : terbuka (open) dan bertekanan (pressure).
Filter jenis ini adalah jenis filter yang paling sederhana yang telah lama
digunakan dengan operasi dan pemakaian yang sederhana pula, misalnya untuk
meyaring air.
Filter jenis ini dipakai apabila jumlah padatan yang akan dipisahkan dari
fluidanya dengan jumlah yang kecil dibandingkan volume fluida yang akan
disaring.
43
Media filter terdiri dari lapisan pasir atau batuan kecil di isikan ke dalam
suatu tempat penampung berupa drum atau kotak. Media filter dapat pula di
modifikasi dengan tambahan lapisan batu bata dan ijuk untuk membantu
penyaringan partikel yang agak kasar. Drum atau kotak dapat terbuka atau
tertutup. Fluida di alirkan dari bagian atas dan filtratnya di tampung dari bagian
bawah filter. Jenis ini banyak digunakan oleh masyarakat untuk menjernihkan
air sungai atau air yang keruh untuk medapatkan air jernih.
Sand filter efektif untuk menghilangkan polutan dalam air. Sand filter
secara umum mengontrol aliran air dengan control aliran yang terbatas. Tipe
system sand filter terdiri dari dua atau tiga basin. Pertama adalah kolam
sedimentasi untuk memindahkan floatable dan sediment berat. Kedua adalah
kolam penyaringan untuk menghilangkan polutan dengan mengalirkan ke sand
bed. Ketiga adalah kolam keluaran.
44
lapisan yang dilewatinya dan fluida akan lewat melalui lubang-lubang pada
bagian bawah drum filter.
Jika kotoran sudah banyak menumpuk pada lapisan maka akan
mengganggu aliran fluida dan harus dibersihkan yang disebut dengan back
wash. Pencucian (back wash) dilakukan dengan mengalirkan air pencuci
berlawanan arah dengan operasi aliran filtrasi. Air pencuci dialirkan dari
bawah dan dikeluarkan dari bagian atas.
Tipe terbuka dan pressure sand filter tidak cocok untuk endapan yang
brsifat seperti agar-agar (gelatin) atau yang dapat menutupi pori-pori yang tak
dapat dipisahkan sewaktu pencucian.
3. Filter Press
Filter press terdapat dalam berbagai model dan ukurannya dipakai
beragam penggunaan dalam industri. Jenis-jenis Filter Press adalah :
A. Plate and Frame Filter
Filter jenis ini banyak dipakai dan dihasilnya cukup memuaskan.
Seperti pada pengilangan minyak yang digunakan untuk menyaring
kandungan lilin dalam minyak mentah.
45
Flate and frame dibuat dari flate berlekuk dan agak ramping, ditunjang
dengan kerangka.
Material yang akan difiltrasi di pompakan melalui feed chanel
sehingga akan memenuhi frame, feed masuk secara kontinyu menekan
media filter, sehingga tekanan semakin besar dan proses penyaringan
terjadi. Partikel solid atau cake tertahan pada filter media, sedangkan
fluida (filtrat) nya menembus media filter, ditampung di bagian bawah
frame dan dikeluarkan melalui kran pengosongan.
46
B. Pressure leaf filters
Pressure leaf filter dirancang untuk keluar solid dalam kondisi kering
atau basah, secara total dalam kondisi tertutup dengan operasi otomatis.
Tiap tipe pressure leaf filter dilengkapi dengan pressure vessel yang
diletakan satu atau lebih elemen filter dengan konstruksi segi empat atau
lingkaran. Media filter terbuat dari serat sintetik, mesh metal. Outlet leaf
dihubungkan tersendiri ke berbagai jenis oulet yang melewati dinding
pressure vessel.
Material yang akan disaring dalam vessel bertekanan dan dipisahkan
dari padatan akan disimpan dalam permukaan leaf, dan liquid melewati
sistem pembuangan dan keluar filter. Waktu cycle dihitung dengan
tekanan, kapasitas cake atau jumlah batch. Pencucian cake untuk recovery
mother liquor dapat dibawa sebelum solid keluar sebagai slury atau cake
kering.
47
4. Rotary Drum Filter
Secara luas filter vakum yang digunakan adalah rotary drum filter yang
dipatenkan di Inggris oleh William James Hart. Kebanyakan digunakan drum
secara kontinyu ini memberikan keungguluan maksimum, biaya rendah, dan
juga bermacam variasi masing-masing periode waktu filtrasi, pencucian dan
pengeringan.
Permukaan dari drum dilapisi dengan kain filter dan drum dirancang untuk
berputar pada kecepatan rendah, biasanya antara 0,0016-0,004 Hz (0,1-0,125
rpm) atau sampai 0,05 Hz (3 rpm) untuk penyaringan bebas material.
Dalam pencapaian performa yang konsisten dari continuous filter,
dibutuhkan media filter pada proses pembersihan. Tipe filter vakum ini
menginginkan pemindahan secara komplit dan kontinyu dari filter cake dari
permukaan drum, kondisi operasi sering dipengaruhi oleh kebutuhan
penghilangan cake, dan lagi untuk mencapai kapasitas besar dan pencucian dan
pengeringan cake yang baik,sistem pengeluaran cake kebanyakan drum tipe
filter vakum harus dirancang secara komplit dan pemindahan secara kontinyu
dari cake yang sangat tipis.
48
Gambar 4.10. Rotary drum filter untuk operasi leaching zinc
49
FLUIDISASI
b. Material Partikel.
Sifat fisik yang utama adalah rapat jenis, rapat jenis optimum
berkisar antara 1280~1600 Kg/mm2 . Material yang mem-punyai rapat jenis
tinggi akan menghasilkan koefisien per-pindahan panas yang rendah dan
dibutuhkan tenaga besar untuk fluidisasi, sementara gaya elektrostatik dapat
terjadi pada material dengan rapat jenis yang rendah.
Disusun oleh :
Afni Anggietisna 3335081645
Danu Praseya 3335081655
Uky Pratama 3335071538
Hilman Ibn Mahdi 3335090997
1. FLUIDISASI (PENGONTAKAN)
Fluidisasi adalah metoda pengontakan butiran -butiran padatan dengan
fluida baik cairmaupun gas. Metoda ini diharapkan butiran padatan memiliki
sifat seperti fluida dengan viskositastinggi.
Sebagai ilustrasi, tinjau suatu kolom berisi sejumlah partikel padat berbentuk
bola. Melaluiunggun padatan ini kemudian dialirkan gas dari bawah ke
atas. Pada laju alir yang cukup rendah,butiran padat akan tetap diam,
karena gas hanya mengalir dari bawah ke atas. Pada laju alir yangcukup
rendah, butiran padat akan tetap diam, karena gas hanya mengalir
melalui ruang antarpartikel tanpa menyebabkan peruba han susunan
partikel tersebut.
Keadaan yang demikiandisebut unggun diam atau fixed bed.Kalau laju alir
kemudian dinaikkan, akan sampai pada suatu keadaan di mana unggun
padatanakan tersuspensi di dalam aliran gas yang melaluinya. Pada
keadaan ini masing-masing butiranakan terpisahkan satu sama lain
sehingga dapat bergerak dengan lebih mudah. Pada kondisibutiran yang
dapat bergerak ini, sifat unggun akan menyerupai suatu cairan dengan
viskositastinggi, misalnya adanya kecenderungan untuk mengalir,
mempunyai sifat hidrostatik dansebagainya.
Dalam dunia industri, fluidisasi diaplikasikan dalam banyak hal
seperti
a. transportasi serbuk padatan (conveyor untuk solid),
b. pencampuran padatan halus,
c. perpindahan panas (sepertipendinginan untuk bijih alumina panas),
d. pelapisan plastik pada permukaan logam,
e. proses dryingdan sizing pada pembakaran,
f. proses pertumbuhan partikel dan kondensai bahan yang
dapatmengalami sublimasi,
g. adsorpsi (untuk pengeringan udara dengan adsorben),
h. dan masih banyakaplikasi lain.
Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada prose fluidisasi antara
lain:
(1) Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari
laju minimum yangdibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini
partikel padatan tetap diam.
(2) Fenomena minimum or incipient fluidization yang terjadi ketika laju alir
fluida mencapai lajualir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi.
Pada kondisi ini partikel-partikel padatmulai terekspansi.
(3) Fenomena smooth or homogenously fluidization terjadi ketika
kecepatan dan distribusi aliranfluida merata, densitas dan distribusi
partikel dalam unggun sama atau homogen sehinggaekspansi pada setiap
partikel padatan seragam.
(4) Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung -
gelembung pada unggunterbentuk akibat densitas dan distribusi partikel
tidak homogen.
(5) Fenomena slugging fluidization yang terjadi ketika gelembung -
gelembung besar yang mencapailebar dari diameter kolom terbentuk
pada partikel-partikel padat.Pada kondisi ini terjadi penorakan se hingga
partikel-partikel padat seperti terangkat.
(6) Fenomena chanelling fluidization yang terjadi ketika dalam
ungggun partikel padatan terbentuksaluran -saluran seperti tabung
vertikal.
(7) Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat kecepatan alir
fluida melampaui kecepatanmaksimum aliran fluida. Pada fenomena ini
sebagian partikel akan terbawa aliran fluida danekspansi mencapai nilai
maksimum.Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor:
(a) laju alir fluida dan jenis fluida
(b) ukuran partikel dan bentuk partikel
(c) jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partike
(d) porositas unggun
(e) distribusi aliran,
(f) distribusi bentuk ukuran fluida
(g) diameter kolom
(h) tinggi unggun.
2. DRYING (PENGERINGAN)
a. Pengeringan atau Drying
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengurangi sebagian air sampai batas
tertentu dari suat bahan makanan. Proses utama yang terjadi pacta proses
pengeringan adalah penguapan. Penguapan terjadi apabila air yang dikandung
oleh suatu bahan teruap, yaitu apabila panas diberikan kepada bahan tersebut.
Panas ini dapat diberikan melalui berbagai sumber, seperti kayu api, minyak dan
gas, arang baru ataupun tenaga surya
1. Keuntungan pengeringan :
Ø Bahan dapat disimpan lebih lama
Ø Pengangkutan menjadi lebih ringan
Ø Biaya yang dibutuhkan untuk fasilitas pengeringan relative lebih kecil
Ø Tidak memerlukan cara sterilisasi khusus
Ø Bahan bahan yang telah dikeringkan, tidak memerlukan persyaratan
Ø Pemakaian bahan kering lebih praktis
2. Kerugian Pengeringan :
Ø Kerusakanya tidak dapat diketahui dengan segera
Ø Berberapa jenisnya perlu direndan air.
b. Macam-macam pengeringan
1. Pengeringan Alami
Pengeringan alami mendapatkan hasil yang berbeda karena kita mengenal
keadaan cuaca yang berbeda dapat terjadi karena panas terik, cuaca mendung atau
keadaan sinar matahari terhalang, sehingga tidak dapat mengenai bahan yang
dikeringkan,terutama didaerah beriklim tropis dengan sinar matahari yang selalu
ada sepanjang tahun. Pengeringan dengan sinar matahari tidak hanya dilakukan
oleh pengusaha kevil tetapi dilakukan juga oleh pengusaha yang relative bermodal
besar. Misalnya pabrik Tapioka, Kopra, pengeringan buah kurma, maupun
anggur.
2. Pengeringan Buatan
Pengeringan buatan terutama dapat dilakukan oleh industry-industri yang
bermodal besar, karena dibutuhkan alat-alat dengan biaya yang besar pula.
Pengeringan buatan kadang-kadang dikombinasikan dengan pengeringan alami
dengan tujuan mengurangi kerugian dan mendapat untung yang besar.
c. Fluidisasi
Fluidisasi merupakan salah satu teknik pengontakan fluida baik gas maupun
cairan dengan butiran padat. Pada fluidisasi kontak antara fluida dan partikel
padat terjadi dengan baik karena permukaan kontak yang luas. Teknik ini banyak
digunakan di industri kimia dengan penggunaannya meningkat pesat pada dekade
terakhir ini.
d. Pengering Sistem Fluidisasi
Pengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Drying) adalah proses
pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu
yang dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga hamparan bahan tersebut
memiliki sifat seperti fluida (Kunii dan Levenspiel, 1977).
Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses
pengeringan dan mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak
digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk
industri kimia, pangan, keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah
(Mujumdar, 2000). Pada industri pangan teknologi pengeringan system fluidized
bed dipakai untuk produk berbentuk tepung, biji-bijian (granular), tetapi dewasa
ini sudah berkembang pada bentuk produk lainnya bahkan sampai pada bentuk
produk pasta ( Mujumdar et al., 2003). Proses pengeringan dipercepat dengan cara
meningkatkan kecepatan aliran udara panas sampai bahan terfluidisasi. Dalam
kondisi ini terjadi penghembusan bahan sehingga memperbesar luas kontak
pengeringan, peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi, dan peningkatan
laju difusi uap air.
Kecepatan minimum fluidisasi adalah tingkat kecepatan aliran udara terendah
dimana bahan yang dikeringkan masih dapat terfluidisasi dengan baik, sedangkan
kecepatan udara maksimum adalah tingkat kecepatan tertinggi dimana pada
tingkat kecepatan ini bahan terhembus ke luar ruang pengering (Andayani, 1988
dalam Sawitri, 2003).
Fluidisasi tercapai apabila kecepatan aliran udara lebih besar dari kecepatan
minimum fluidisasi. Selama proses pengeringan apabila kecepatan aliran udara
ditingkatkan, tekanan statik udara pengering meningkat dan bahan yang
dikeringkan akan terangkat sampai ketinggian tertentu dan menyebabkan bahan
terfluidisasi. Pada kondisi ini bahan teraduk secara merata dan bantalan udara
yang menyangga bahan pada ketinggian tertentu disebut dalam keadaan fluidisasi
minimum (Brooker dkk, 1992).
3.2 Penggunaan Fluidized Bed Dryer pada proses pembuatan susu kedelai
Selama ini, teknologi spray dryer paling banyak digunakan secara komersial
untuk metode pengeringan susu karena waktu kontak panas yang sangat singkat
dan laju yang tinggi (Liu, 1997; Wijeratne, 1993). Akan tetapi, teknologi spray
dryer membutuhkan biaya tinggi karena adanya sistem vakum (Mujumdar, 1995).
Selain itu, pengeringan spray memiliki keterbatasan jika bahan baku memiliki
sifat yang lengket, sehingga produk akan menempel pada permukaan peralatan
atau terjadi penggumpalan (Jinapong dkk., 2008).
Selain itu, penelitian sebelumnya juga telah meneliti proses produksi bubuk
susu kedelai melalui 3 tahapan proses, yaitu ultrafiltrasi, spray drying, dan
aglomrasi unggun terfluidakan (Jinapong dkk., 2008). Proses ultrafiltrasi
dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi susu kedelai, sebagai alternatif dari
proses evaporasi konvensional, karena proses ini merupakan proses yang non
termal. Selain itu, ultrafiltrasi juga dilakukan untuk menghilangkan komponen-
komponen berat molekul rendah yang bersifat anti-nutrisional, seperti
oligosakarida dan asam phytic (Ang dkk., 1986; Omosaiye dkk., 1978).
Proses selanjutnya, yaitu pengeringan spray merupakan metode komersial
yang paling banyak digunakan dalam mengeringkan susu. Sedangkan untuk
proses terakhir, yaitu aglomerasi, bisa didefinisikan sebagai proses pembesaran
ukuran, dimana material awal yang berbentuk partikel halus seperti debu akan
saling tergabung atau terikat satu sama lain, sehingga menghasilkan struktur
agregat berpori yang berukuran jauh lebih besar daripada material awal (Ortega-
Rivas, 2005; Parikh dkk., 1997; Schuchmann, 1995).Akan tetapi hasil bubuk susu
kedelai yang dihasilkan terlalu besar sehingga sulit larut dalam air, khususnya
dengan energi mekanis yang minimum. Ketika didispersikan, partikel bubuknya
akan mengambang ke permukaan atau mengendap ke bagian bawah wadah pada
satu periode waktu tertentu.
Oleh karena itu, saat ini berkembang teknologi untuk memproduksi susu
bubuk dengan menggunakan pengeringan unggun terfluidakan (fluidized bed)
inert partikel. Teknologi ini dapat digunakan juga untuk umpan lain yang berupa
pasta atau larutan untuk kemudian diubah menjadi bentuk bubuk. Dibandingkan
spray dryer, teknologi unggun terfluidakan inert partikel memiliki biaya yang
lebih rendah, dengan tingkat kualitas produk yang sama (Medeiros dkk., 2002).
Pengering unggun terfluidakan memiliki volume dan luas area yang lebih
kecil dibandingkan spray dryer. Sehingga biaya investasi dan operasi lebih rendah
yang juga menurunkan konsumsi daya (Mujumdar, 1995). Hal ini bisa dicapai
karena pengering unggun terfluidakan dioperasikan pada kondisi atmosferik.
Selain itu, efisiensi pengeringan yang tinggi tercapai karena bidang kontak yang
besar dan perbedaan yang besar antara suhu udara masuk dan keluar. Fleksibilitas
regim, pengendalian penggumpalan partikel, tingginya efisiensi pengeringan,
pelepasan lapisan dari permukaan partikel dan produksi bubuk dapat terus
ditingkatkan di dalam pengeringan larutan dalam fluidized bed inert partikel
(Cabral dkk, 2007).
3.3 Konsep Dasar Pengeringan
Pengeringan zat padat adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair dari
bahan sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai
suatu nilai rendah yang dapat diterima. Pengeringan biasanya merupakan langkah
terakhir dari sederetan operasi dan hasil pengeringan biasanya siap dikemas.
Pemisahan air dari bahan padat dapat dilakukan dengan memeras zat tersebut
secara mekanik sehingga air keluar, dengan pemisah sentrifugal, atau dengan
penguapan termal. Pemisahan air secara mekanik biasanya lebih murah biayanya,
sehingga biasanya kandungan zat cair itu diturunkan terlebih dahulu sebanyak-
banyaknya dengan cara mekanik sebelum diumpankan ke dalam pengering termal.
Kandungan zat cair dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari satu bahan ke
bahan lain. Ada bahan yang tidak mempunyai kandungan zat cair sama sekali
(bone dry). Pada umumnya zat padat selalu mengandung sedikit fraksi air sebagai
air terikat. Zat padat yang akan dikeringkan biasanya terdapat dalam bentuk serpih
(flake), bijian (granule), kristal (crystal), serbuk (powder), lempeng (slab), atau
lembaran sinambung (continous sheet) dengan sifat-sifat yang berbeda satu sama
lain. Zat cair yang akan diuapkan mungkin terdapat pada permukaan zat padat
seperti pada kristal; dapat pula seluruh zat cair terdapat di dalam zat padat seperti
pada pemisahan pelarut dari lembaran polimer; atau dapat pula sebagian zat cair
sebagian di luar dan sebagian di dalam. Umpan pengering mungkin berupa zat
cair di mana zat padat melayang sebagai partikel, atau dapat pula berbentuk
larutan.
Kadar air atau moisture content adalah jumlah air yang terkandung dalam
suatu bahan. Kadar air dari padatan bisa akan mengalami penurunan selama
proses pengeringan berlangsung, yang kemudian akan menurunkan densitasnya.
Pada beberapa kasus, bahan kering akan menyusut. Kadar air yang terkandung
dalam bahan bisa dihitung dengan beberapa cara, diantaranya, susu kedelai bubuk
bisa ditentukan dengan dua basis, yaitu basis basah dan basis kering.
3.4 Pengering Unggun Terfluidakan
Pengering unggun terfluidakan merupakan sistem pengeringan yang banyak
digunakan untuk mengeringkan suspensi, pulp, dan pasta, terutama karena
kelebihannya yang memiliki laju perpindahan massa dan panas yang tinggi di
antara padatan dan udara panas, yang kemudian akan memberikan waktu
pengeringan yang pendek. Pengering ini biasanya digunakan untuk pengolahan
produk bahan kimia, bahan makanan, biomaterial, produk minuman, keramik,
obat-obatan dalam bentuk bubuk atau aglomerat, produk kesehatan, pestisida,
agrokimia, pigmen, detergent dan surfaktan, pupuk, polimer, resin, tanin, bahan
untuk kalsinasi, bahan untuk pengolahan limbah dan insinerasi.
Kontak langsung antara partikel dan udara / gas dalam terjadi di dalam unggun
terfluidakan. Pengering unggun terfluidakan beroperasi di bawah prinsip
pengeringan secara langsung dimana kontak langsung antara gas / udara panas
dan produk dan selanjutnya terjadi efek transfer panas dan massa. Operasi pada
pengering unggun terfluidakan menghasilkan pencampuran padatan yang lebih
merata, tingginya laju panas dan massa, dan mudahnya transportasi bahan.
Unggun terfluidakan memiliki beberapa keuntungan tertentu dibanding pengering
lain, seperti laju pengeringan yang tinggi akibat besarnya luas permukaan kontak
antara fase padatan dan fluida, efisiensi termal yang tinggi, perpindahan bahan
yang mudah, pengendalian dan penanganan mudah, biaya perawatan rendah, dan
cocok digunakan untuk operasi skala besar. Sedangkan kelemahan dari unggun
terfluidakan adalah pressure drop tinggi, konsumsi energi tinggi, kualitas
fluidisasi untuk beberapa partikel yang kurang baik, kualitas produk tidak
seragam, serta terjadinya erosi pada pipa dan kolom.
Partikel / bubuk bisa dibedakan menjadi empat kelompok utama berdasarkan
pada karakteristik yang dimiliki ketika dipaparkan dengan aliran gas. Perbedaan
densitas dan ukuran partikel dari empat kelompok Geldart Group.
Tabel 1. Sifat karakteristik dan Sifat Partikel/bubuk menurut Geldart Group
Grup Karakteristik dan Sifat
A Kualitas fluidisasi bagus, mudah terfluidisasi, smooth pada kecepatan
rendah dan bubbling pada kecepatan sedang tinggi, serta slug pada
kecepatan tinggi. Unggun terekspansi. Pencampuran padatan bagus.
Ukuran partikel rata-rata kecil. Densitas rendah, umumnya 30 < dp <
100m dan < 1400 kgm-3
Disusun oleh:
1. Egi
2. Lusiana Adhyta
3. Victor Adriadi
4. Yorneta Eka Pratiwi
(a)
(b)
(c)
Pada silinder penggerak khusus, silinder ini mempunyai bagian batang torak
yang menonjol pada kedua sisinya. Penumpuan batang torak lebih baik karena
terdapat dua penahan dan jarak antara panahan tetap sama, sehingga beban
samping terutama beban ringan dapat digunakan. Gaya yang ditimbulkan pada
kedua arah gerakannya sama karena luas penampangnya juga sama (lihat gambar
1.3).
Pada silinder jenis tandem, jenis ini menggunakan dua buah silinder
penggerak ganda yang digabung menjadi satu kesatuan sehingga dengan
pengaturan seperti ini dengan pembebanan bersama pada kedua torak maka gaya
yang diterima pada batang torak hampir dua kali lipat (lihat gambar 1.4). Silinder
jenis ini biasanya digunakan untuk penggerak yang membutuhkan daya yang
besar dengan garis tengah silinder terbatas.
Pada silinder banyak posisi, pada jenis ini terdiri dari dua atau beberapa
silinder penggerak ganda dengan bagian-bagiannya saling dihubungkan. Jika jenis
ini mempunyai dua silinder yang mempunyai panjang langkah yang berbeda maka
mempunyai empat posisi (lihat gambar 1.5).
1.2.1 Kelebihan
a. Fluida kerja mudah didapat dan ditransfer.
b. Dapat disimpan dengan baik
c. Penurunan tekanan relatif lebih kecil dibandingkan dengan sistem
hidrolik.
d. Viskositas fluida yang lebih kecil sehingga gesekan dapat
diabaikan.
e. Aman terhadap kebakaran.
1.2.2 Kekurangan
a. Gangguan suara yang bising
b. Gaya yang ditransfer terbatas
c. Dapat terjadi pengembunan.
Salah satu aplikasi dari system pneumatic untuk transportasi zat padat
adalah Pneumatik Conveyor.
SEDIMENTASI
Oleh :
1. WIDIYARSYAH
2. MUSLIM AMIRUDIN
3. REYHAN PURNOMO
4. YOHANA MARISKA
PENDAHULUAN
Teori Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan solid-liquid menggunakan
pengendapan secara gravitasi untuk menyisihkan suspended solid.
Pada umumnya, sedimentasi digunakan pada pengolahan air minum,
pengolahan air limbah, dan pada pengolahan air limbah tingkat
lanjutan. Pada pengolahan air minum, terapan sedimentasi khususnya
untuk:
1. Pengendapan air permukaan, khususnya untuk pengolahan dengan
filter pasir cepat.
2. Pengendapan flok hasil koagulasi-flokulasi, khususnya sebelum
disaring dengan filter pasir cepat.
3. Pengendapan flok hasil penurunan kesadahan menggunakan sodakapur.
4. Pengendapan lumpur pada penyisihan besi dan mangan. Pada
pengolahan air limbah, sedimentasi umumnya digunakan untuk :
a. Penyisihan grit, pasir, atau silt (lanau).
b. Penyisihan padatan tersuspensi pada clarifier pertama.
c. Penyisihan flok / lumpur biologis hasil proses activated sludge pada clarifier
akhir.
d. Penyisihan humus pada clarifier akhir setelah trickling filter.
Pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan, sedimentasi ditujukan
untuk penyisihan lumpur setelah koagulasi dan sebelum proses filtrasi.
Selain itu, prinsip sedimentasi juga digunakan dalam pengendalian
partikel di udara.
Prinsip sedimentasi pada pengolahan air minum dan air limbah adalah
sama, demikian juga untuk metoda dan peralatannya.
Bak sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang
dengan bentuk lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat. Bak
berbentuk lingkaran umumnya berdiameter 10,7 hingga 45,7 meter
dan kedalaman 3 hingga 4,3 meter. Bak berbentuk bujur sangkar
umumnya mempunyai lebar 10 hingga 70 meter dan kedalaman 1,8
hingga 5,8 meter. Bak berbentuk segi empat umumnya mempunyai
lebar 1,5 hingga 6 meter, panjang bak sampai 76 meter, dan
kedalaman lebih dari 1,8 meter.
Klasifikasi sedimentasi didasarkan pada konsentrasi partikel dan
kemampuan partikel untuk berinteraksi. Klasifikasi ini dapat dibagi ke
dalam empat tipe (lihat juga Gambar 3.1), yaitu:
· Settling tipe I: pengendapan partikel diskrit, partikel mengendap
secara individual dan tidak ada interaksi antar-partikel.
· Settling tipe II: pengendapan partikel flokulen, terjadi interaksi
antar-partikel sehingga ukuran meningkat dan kecepatanpengendapan bertambah.
· Settling tipe III: pengendapan pada lumpur biologis, dimana gaya
antarpartikel saling menahan partikel lainnya untuk mengendap
· Settling tipe IV: terjadi pemampatan partikel yang telah
mengendap yang terjadi karena berat partikel.
Sedimentasi Tipe I
Sedimentasi tipe I merupakan pengendapan partikel diskret, yaitu
partikel yang dapat mengendap bebas secara individual tanpa
membutuhkan adanya interaksi antar partikel. Sebagai contoh
sedimentasi tipe I antara lain pengendapan lumpur kasar pada bak
prasedimentasi untuk pengolahan air permukaan dan pengendapan
pasir pada grit chamber.
Sesuai dengan definisi di atas, maka pengendapan terjadi karena
adanya interaksi gaya-gaya di sekitar partikel, yaitu gaya drag dan
gaya impelling.
Massa partikel menyebabkan adanya gaya drag dan diimbangi oleh
gaya impelling, sehingga kecepatan pengendapan partikel konstan.
Sedimentasi Tipe II
Sedimentasi tipe II adalah pengendapan partikel flokulen dalam
suspensi encer, di mana selama pengendapan terjadi saling interaksi
antar partikel. Selama dalam operasi pengendapan, ukuran partikel
flokulen bertambah besar, sehingga kecepatannya juga meningkat.
Sebagai contoh sedimentasi tipe II antara lain pengendapan pertama
pada pengolahan air limbah atau pengendapan partikel hasil proses
koagulasi-flokulasi pada pengolahan air minum maupun air limbah.
Gambar 1.2 Pengendapan pada final clarifier untuk proses lumpur aktif
Sebelum mendisain sebuah bak final clarifier, maka perlu dilakukan
percobaan laboratorium secara batch menggunakan column settling test.
Pengamatan dilakukan terhadap tinggi lumpur pada to hingga t. Data yang
diperoleh adalah hubungan antara tinggi lumpur dengan waktu (Gambar 3.10).
2. Flocculent
Kecepatan pengadukan dari partikel-partikel meningkat, dengan setelah
adanya penggabungan diantaranya.
3. Hindered/Zone settling
Kecepatan pengendapan dari partikel-partikel di dalam suspensi dengan
konsentrasi padatan melebihi 500 mg/l.
Sedimentasi Kontinu
Pada proses sedimentasi kontinu waktu detensi (t) adalah sebesar volume basin
(v) dibagi dengan laju alir (Q).
Sedimentasi Batch
Besarnya nilai koefisien Drag (CD) bergantung pada pola aliran sekitar
partikel, apakah laminar atau turbulen. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai
CD sebagai fungsi dari nilai bilangan Reynolds (Nre).
TUGAS TEKNOLOGI PARTIKEL
Disusun oleh :
ALI HAFID
NANA SUPRIATNA
SENDY
CILEGON – BANTEN
2012
SEGREGASI
A. Pendahuluan
Hal yang menarik dari material jenis ini, selain fasanya yang dapat
berubah-ubah sesuai dengan kondisi lingkungannya (perubahan fasa ini tidak
mengubah fasa butiran), adalah munculnya banyak fenomena yang belum dapat
dirumuskan oleh ilmu fisika yang ada, misalnya saja dengan Efek Kacang Brasil
(Brazil Nut Effect) dan Kebalikan Efek Kacang Brasil (Reverse Brazil Nut Effect),
osilasi, avalansi, segregasi dan turbulensi.
B. Tipe campuran
Sebuah campuran yang sempurna dari dua jenis partikel yang berbeda
adalah ketika diambil dari setiap posisi mengandung jumlah yang sama dari
masing-masing partikel. Dalam prakteknya campuran yang sempurna tidak akan
di dapatkan, secara umum adalah bertujuan untuk menghasilkan campuran secara
acak yaitu untuk mendapatkan probabilitas menemukan partikel dengan
komposisi yang sama pada setiap posisi pengambilan. Suatu partikel yang berbeda
ukuran dan sifat fisiknya kemungkinan segregasi dapat terjadi.
Pada sistem partikel, derajat segregasi ditentukan oleh ukuran partikel
paling besar. Suatu campuran dikatakan homogen jika komposisi tidak bervariasi
terhadap posisi. Ada tiga karakteristik statistik kecampuran yaitu: segregasi
sempurna, random sempurna, dan dispersi sempurna. Segregasi artinya
konsentrasi tertentu mengelompok di daerah tertentu. Random artinya terjadi
heterogenitas kimiawi tetapi bukan fisis.
D. Mekanisme segregasi
Segregasi Trajectory
Jika diamter partikel adalah x dan densitas adalah p, drag diatur dengan
hukum stoke, kecepatan U, viskostas , dan densitas f batas jarak .
Jika campuran partikel ukuran yang berbeda bergetar partikel yang lebih besar
bergerak ke atas. Hal ini dapat ditunjukkan oleh menempatkan bola tunggal yang
besar di bagian bawah pasir.
E. Elutriation Segregation
1. Shear mixing
Pada shear mixing, tegangan geser menimbulkan peningkatan zona
slip dan mixing terjadi interchange partikel antara lapisan dalam zona.
2. Diffusive mixing
Diffusive mixing terjadi ketika partikel menurun pada permukaan
miring.
3. Convective mixing
Convective mixing terjadi karena pergerakan yang sengaja dari bulk
powder disekitar massa powder
Dalam partikel jatuh bebas shear mixing dan diffusive mixing keduanya
memberikan peningkatan ukuran segregasi begitu juga dengan convective mixing
dapat mempromosikan terjadinya mixing.
H. Tipe mixer
1. Tumbling mixer
Tumbling mixer terdiri dari bejana tertutup yang berputar pada porosnya.
Bentuk umum dari vessel adalah kubus adalah kubus ganda dan berbentuk V.
Mekanisme dominan adalah diffusive mixing dapat meningkatkan segregasi
dalam powder yang jatuh bebas dan kualitas campuran dapat dicapai dalam
powder tersebut dalam tumbling mixer adalah terbatas
2. Convective mixer
Dalam pola sirkulasi konvektif mixer ditetapkan dalam statis shell dengan
memutar dayung. Mekanisme utama adalah konvektif pencampuran, meskipun hal
ini disertai oleh beberapa difusif dan geser pencampuran. Salah satu mixer
konvektif yang paling umum adalah pita blender di mana pisau heliks atau pita
berputar pada sumbu horizontal dalam statis silinder atau palung. Kecepatan rotasi
biasanya kurang dari satu revolusi per detik. Jenis agak berbeda dari mixer
konvektif adalahNautamix
Ini bergantung pada mobilitas partikel alam yang diberikan dalam yang
fluidized bed. Pencampuran sebagian besar konvektif dengan pola sirkulasi yang
didirikan oleh gerakan gelembung di dalam fixed bed. Sebuah fitur penting dari
mixer fluidized bed adalah bahwa langkah-langkah memproses beberapa
(misalnya pencampuran, reaksi, pengeringan pelapisan, dll) dapat dilakukan
dalam vessel yang sama.
4. High shear mixer
Lokal tegangan geser yang tinggi diciptakan oleh perangkat serupa dengan
yang digunakan dalam penumbukan misalnya, pisau berputar kecepatan tinggi,
rendah kecepatan-tinggi rol kompresi. Dalam shear mixer penekanannya untuk
memecahkan penggumpalan serbuk kohesif.
TUGAS TEKNOLOGI PARTIKEL
Di susun oleh :
CILEGON - BANTEN
2012
I. Pendahuluan
A. Bahan-bahan yang terlibat dalam proses produksi di industry kimia
dapat dibedakan berdasarkan :
Wujud Gas
- Bahan padat
- Bahan cair
b. Ukuran bahan
Dalam industry yang bekerja dengan bahan padatan, ukuran padat
dibedakan menjadi empat jenis ukuran :
1. ukuran sangat halus, ukuran butir lolos saringan (<149 mikro)
2. Ukuran halus, ukuran butir lolos dengan saringan.
3. Ukuran butir atau granular, bahan padat dengan ukuran lebih besar
3.18 mm samapi dengan 12.7 mm.
4. Bahan padat berupa gumpalan material dengan ukuran >12.7 mm.
c. flow ability
1. sangat free flowing, yaitu bahan padat yang memiliki sudut gelincir
bahan <30
2. Free flowing yaitu bahan padat yang memilikisudut gelincir antara
30-40.
3. Sluggish material, yaitu bahan padat yang lamban unutk
menggeilincir >45
Bahan padat yang tergolong kering pada umumnya bersifat free
flowing
Angle of repose adalah sudut kemiringan papas terhadap posisi datar
sedemikian sehingga bahan padat di atas papan mulai tergelincir
sendirinya.
d. Abrasiveness
Dapat didefinisikan sebagai tingkat kekerasan bahan. Abrasiveness
Berpengaruh terhadap pemilihan alat transport yang dipakai. Berdasarkan
Abrasivitas, maka bahan padat dapat digolongkan menjadi :
2. System indoor
Penyimpanan bahan padat dengan system ini dibagi menjadi dua cara :
a. Penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan pada musim tertentu.
Misalnya bahan keramik, mineral, hasil pertanian dan sejenisnya.
Alat trnpost yang digunakan system ini adalah monorail, conveyor.
Biasanya digunakan untuk menyimpan bahan yang dipertahankan tetp
kering atau bahan yang memerlukan perlindungan terhadap atmosfer
- Silo
Alat ini prinsipnya sama dengan alat penyimpan berupa bin,
hanya ukuran saja lebih besar. Silo digunakan untuk menyimpan
bahan sejenis semen. Biasanya diletakan dekat alat pengepakan.
Bia dibandingkan dengan bin, maka silo mempunyai tinggi lebih
besar yaitu samapi 40 meter.
- Hopper
Gb 5.29. (a). sectional (b). Helicoid (c). Cost Iron (d). Ribbon (e). Cut Flight
b. Fligt Conveyor
Flight conveyor terdiri dari satu atau dua buah endless chain. Rantai tersebut
dapat berputar dan melewati bagian yang melengkung (palung). Rantai-rantai
tersebut juga mempunyai piringan dari kayu atay baja yang disebut Flight.
Bentuk flight diatur sesuai dengan bentuk palung. Rantai-rantai ini
menggerakan flight yang dapat mendorong material kearah yang diinginkan.
Bermacam-macam bentuk flight conveyor ditunjukan pada gambar 5.30. flight
conveyor digunakan untuk membawa material halus seperti bijia-bijian,
buangan dari kayu dan sampah batubara maupun material yang lengket.
b. Bucket Conveyor
Bucket Conveyor digunakan untuk membawa material padat yang sangat
panas. Alat ini menyerupai Bucket Elevator tetapi pada bucket conveyor
membawa material secara horozontal.
Gb 5.32. Bucket Conveyor
c. Bucket Elevator
Merupakan paling mudah dan paling diandalkanuntuk mebuat lift-lift vertical.
Tersedia dalam kapsiatas dengan jarak yang luas serta dapat dioperasikan
terbuka sepenuhnya atau benar-benar tertutup.
Bucket Elevator digunakan untuk membawa solid yang sangat panas dan
beberapa material yang sukar dilayani oleh Apron Conveyor.
Model-modelnya adalah sebagai berikut :
1. Spaced-Bucket Centrifugal-Discharge Elevator
Bucket ditempatkan sepanjang sabuk dan dikendarai dengan kecepatan
yang cukup. Bucket ini diisi dengan material dan dibawa sampai kepuncak
roda dan material dilepas dengan gaya sentrifugal. Peralatan ini digunakan
untuk membawa matrial halus yang mengalir atau bongkahan kecil, seperti
batubara, atau bahan kimia yang kering.
2. Spaced-Bucket Positive-Discharge Elevator
Bucket dikaitan dengan 2 rantai dan dibalikan pada saat melewati gigi roda
pemutar bagian atas oleh gaya gravitasinitu sendiri.
Peralatan ini digunakan untuk mengangkut material yang bersifat lengket
atau cenderung menggumpal.
3. Continuous Bucket Elevator
Sama halnya dengan Positive elevator tetapi jumlah bucket lebih banyak
dan raoat serta membentuk susunan bucket yang kontinyu,. Kapasitas yang
besar karena jumlah bucket yang banyak. Alat ini digunkan untuk
material yang lebih berat dan lebih fleksibel dipakai untuk berbagai entuk
dan ukuran material.
4. Supercapacity Continuous Bucket Elevator
Dirancang untuk lift yang tinggi dan bahan bongkahan besar serat untuk
muatan besar dalam ton dan baisanya digunakan [ada bagian yang
condong. Untuk meningkatkan beban dan keadaan pelepasan. Kecepatan
operasinya rendah karena beban yang berat dan karena sebagain besar
rantai yang medukung dikendalikan diatas penggerak.
Disusun oleh :
Hafid Alwan 3335080834
Edy Rachman 3335082705
Maya Karunia 3335080248
Taufiq Aziz 3335082746
2. Roll Crusher
Roll Crusher sangat diperlukan untuk menghasilkan produk dengan ukuran
tertentu. Crusher jenis tekanan ini menghasilkan variasi pemecahan yang lebih
besar dibanding jenis crusher lainnya. Crusher dengan roll ganda memiliki rasio
pemecahan terbatas antara 2 -2,5 : 1. Roll triple menghasilkan rasio pemecahan 4 -
5 : 1. Untuk meningkatkan produksi serta agar keausan dapat merata, harus
diusahakan agar material yang masuk dapat tersebar merata di permukaan roll.
Gradasi keluaran diatur dengan bukaan setting pembuang. Roll tidak terpengaruh
oleh kelembaban atau plastisitas material seperti pada crusher jenis cone.
Gambar 7. Crushing rolls
3. Hammer Mill
Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force) . Prinsip
kerja hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan memutar palu-palu
pemukul di sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan terpukul oleh palu yang
berputar dan bertumbukan dengan dinding, palu atau sesama bahan. Akibatnya
akan terjadi pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga di dapatkan
bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul
dapat juga terjadi sedikit gaya sobek. Menurut Smith (1955), hammer mill, terdiri
atas martil/palu yang berputar pada porosnya dan sebuah saringan yang terbuat
dari plat baja. Bagian utama dari hammer mill adalah corong pemasukan,
pemukul, corong pengeluaran, motor penggerak, alat transmisi daya, rangka
penunjang dan ayakan.
2. Crusher
Adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang berfungsi untuk
memecah dan mengurangi ukuran bahan (batu). Umumnya terdiri dari pemecah
batu primer tergantung dari kombinasi peralatan aggregat. Pada umumnya primer
crusher terdiri dan jenis jaw crusher, gyratory crushers, impactors, atau single
roll crusher yang mampu mengurangi ukuran batu ukuran besar (maks. 91,44 s/d
121,92 cm). Pemecah batu untuk ukuran batu yang Iebih kecil dapat memakai
twin atau triple roll crusher, cone crusher, atau hammermill.
3. Conveyor atau Bucket Elevator
Adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang berfungsi untuk
memindahkan material secara langsung dalam suatu proses dari satu unit ke unit
lain atau ke stock pile. Pada umumnya suatu unit conveyer terdiri dari komponen
conveyer belt, conveyer leg, dan motor. Fungsi conveyer pada peralatan pemecah
batu biasanya terdiri dari unit joint conveyer (fungsi penyambung atau perantara),
discharge conveyer (mendistribusikan ke stock pile), feed conveyer (fungsi
pemasok), return conveyer (fungsi balik untuk dipecah lagi).
4. Screen (Ayakan)
Adalah komponen pada peralatan pemecah batu yang berfungsi untuk
menyaring /memisahkan, membentuk gradasi (grading), dan secara tidak langsung
mengontrol penyaluran material ke unit crusher selanjutnya, bin, atau stock pile.
Tujuan utama screening adalah "scalping", yaitu untuk memindahkan oversize
atau undersize material dalam unit crusher, atau untuk mendapatkan ukuran
material (batu) yang dihasilkan. Screen pada unit crusher yang portable biasanya
terdiri 2 ½ deck atau lapisan atau lembaran screen pada permulaan proses untuk
mendapatkan initial input pada deck bagian atas. Posisi deck atau lembaran screen
adalah paralel yang terpisah pada jarak yang cukup agar dapat menggerakkan
material antara deck. Material yang tertahan pada deck bagian atas akan dipecah
lagi oleh primary crusher, material yang lolos dari deck pertama dan yang tertahan
pada deck bagian kedua akan dipecah oleh unit crusher selanjutnya. Untuk
material berlebih yang halus (abu batu) akan melalui saringan paling bawah
berukuran ½ deck. Pada umumnya screen terbuat dari kawat baja yang dianyam,
dan bidang persegi empat yang terletak di antara dua bush kawat yang dianyam
menentukan ukuran batu yang dapat lolos melewatinya. Terdapat dua jenis screen
yang biasa dipakai, yaitu vibrating screen dan revolving screen. Vibrating screen
terdiri dari yang datar dan ada yang miring ke bawah dalam arah aliran bahan.
Vibrating screen digetarkan oleh sebuah penggetar yang ditempelkan di atas atau
di kiri dan kanan ayakan. Revolving screen biasanya terbuat dari drum yang
dinding dindingnya berlubang yang berputar dalam kedudukan miring ke bawah
dalam arah aliran bahan.
1. Hukum Rittinger
Rittinger beranggapan bahwa besarnya energy yang diperlukan untuk size
reduction berbanding lurus dengan luasan baru partikel / perbandingan luas
permukaan partikel. Setelah reduksi dibuat model kubik kubusan dengan volume
R x F x P inch. Bila F=F, n=1, maka luasan baru yang ditimbulkan pada operasi
reduksi (3(n-1)F2). Dimisalkan energy yang dibutuhkan untuk pertambahan luas
line BHFE. Energy yang diperlukan untuk pemecahan kubus:
E = 3 B F2(F-1)
= 3 B F2 (n-1)
F3 = 3 B (n-1) D
Untuk partikel yang berbentuk kubus, kebutuhan energy yang bisa
dihitung dengan menganggap luasan partikel tersebut mempunyai perbandingan
tertentu (k) dengan partikel pada luasan yang sama atau ukuran sama berbentuk
kubus, sehingga :
Dimana;
AP = luasan partikel
AK = Luasan kubus untuk partikel dengan ukuran sama
2. Hukum Kick
Kick beranggapan bahwa energy yang dibutuhkan untuk pemecahan
partikel zat padat adalah berbanding lurus dengan ratio dari feed dengan produk.
Secara matematis dinyatakan dengan:
HP = k log D/d
dimana,
HP = tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan partikel zat padat atau feed
k = konstanta Kick
D = diameter rata-rata feed
Memecah partikel kubus berukuran lebih dari ½ inch adalah sama
besarnya dengan energi yang dibutuhkan untuk memecah partikel ½ inch menjadi
¼ inch.
3. Hukum Bond
Persamaanlain yang bisa digunakan adalah persamaan Bond. Bond
beranggapan bahwa energy yang dibutuhkan untuk membuat partikel dengan
ukuran Dp dari feed dengan ukuran sangat besar adalah berbanding lurus dengan
volume produk. Dengan memecahkan factor sphericity:
Cp / Vp = G / (v). (Dp)
dimana,
Cp = luasan partikel produk
Vp = volume partikel produk
υ = sphericity
Tenaga sphericity untuk berbagai macam produk dapat dilihat dari
bermacam buku, misalnya Mc Cabe table 26‐1 halaman 80. Besarnya energy yang
dibutuhkan :
p / M = Kb / (Dp)^0,5
Dimana Kb adalah suatu konstanta yang besarnya sama, tergantung pada
tipe mesin dan material yang akan direduksi. Hubungan antara Kb dan W sebagai
berikut:
Kb = Wi = 0,3162 Wi
dimana, Wi adalah energi dalam Kwh tiap ton feed yang dibutuhkan untuk
mereduksi feed dengan ukuran yang sangat besar sampai menghasilkan produk
yang 90% mampu melewati saringan 100μ, dimana:
P = dalam satuan kwh
M = dalam satuan ton/jam
Dp = dalam satuan mm
Bila 80% feed mampu melewati screen dengan ukuran Dpa dan 80%
produk mampu melewati screen dengan ukuran, maka gabungan persamaan
sebagai berikut:
Harga indeks tenaga Wi dapat dibaca pada Mc Cabe hal 77 tabel 27‐1.
Peramaan umum :
dE = dx/xn
dimana,
E = energy yang dibutuhkan
x = ukuran partikel
Bila harga n = 1, maka integrasi akan menghasilkan persamaan Rittinger:
E=C ( 1/xp – 1/xf)
Untuk n = 1,5, maka pada integrasi akan muncul:
Disusun oleh :
Tegangan patah dimiliki oleh setiap bahan. Patah/belah dalam suatu bahan terjadi
sepanjang retakan atau bagian yang rusak (cacat) dalam struktur bahan. Bahan
yang berukuran besar mempunyai banyak retakan dan dengan sedikit tegangan,
bahan bisa belah. Bahan yang berukuran kecil mempunyai sedikit retakan dan titik
patahnya lebih tinggi sehingga diperlukan tegangan yang lebih besar (Loncin dan
Merson, 1979).
Jika bidang retakan jumlahnya sedikit, bahan tersebut lebih mudah ditangani
dengan gaya pukul dan gaya geser. Bahan yang berserat lebih baik ditangangi
dengan gaya memotong (cutting).
Peralatan pemotong yang baik mempunyai pisau yang tajam dan tipis. Cara kerja
pisau pemotong pada waktu memotong bahan diusahakan seperti cara
menggergaji (sawing). Hal ini akan menghasilkan potongan bahan yang halus dan
energi yang digunakan lebih kecil (Henderson dan Perry, 1982).
Pisau-pisau pemotong ini memerlukan perawatan tertentu. Hal ini untuk
menghindari kerusakan pada bahan yang dipotong. Pisau-pisau pemotong sering
tumpul dan rusak. Pisau yang terbuat dari baja paduan atau bahan sejenis
umumnya lebih tahan lama. Perawatan yang dilakukan adalah pencucian untuk
membuang kotoran yang melekat pada pisau (Brennan et al., 1974).
Bentuk bahan hasil pemotongan bermacam-macam antara lain kubus, irisan tipis
berbentuk bulat atau persegi (slices), dan batang (bar). Bahan hasil pemotongan
mempunyai kesamaan, yaitu ukurannya seragam (Leniger dan Beverloo, 1975).
Water jet adalah sebuah alat yang digunakan dalam proses pemotongan
dingin dengan jalan menyemprotkan air yang bertekanan dan kecepatan tinggi ke
permukaan benda kerja. Untuk mendapatkan konsentrasi pengikisan permukaan
benda maka digunakan nozzle berdiameter lubang 0,1 s/d 0,4 mm. Tekanan air
yang digunakan mencapai 400 MPa dan kecepatan supersonic yang dapat dicapai
adalah 900 m/s. Jarak ujung nozzle ke permukaan benda kerja akan berpengaruh
terhadap kecepatan pengikisan. Jarak ini disebut standoff distance sekitar 3,2 mm.
Tipe alat ini beraneka ragam, ada yang menggunakan medium air yaitu Water Jet
Cutting (WJC) dan Abrasive Water-jet Cutting (AJM) yang menggunakan gas
bercampur abrasive bertekanan 0,2 s/d 1,4 MPa dengan kecepatan sekitar 2,5- 5,0
m/s. Gas yang digunakan dapat berupa udara kering, nitrogen, karbon dioksida,
helium dan lainnya. AJM ini umumnya digunakan untuk pekerjaan finishing,
deburring, trimming, cleaning dan sebagainya. Material yang dapat dipotong
adalah polimer.
Berikut ini adalah gambaran sederhana alat water jet cutting dan bagian-
bagiannya:
Water jet juga memainkan peran besar sebagai salah satu bagian dalam
proses manufaktur yang lebih besar. Sebagai contoh, water jet sering digunakan
untuk mesin fitur ke bagian yang sudah ada, atau untuk melakukan pra-mesin
untuk menghilangkan material sebelum menyelesaikan presisi mesin lain.
Keuntungan menggunakan water jet antara lain
- Dapat digunakan untuk pemotongan yang sangat presisi,
- Waktu yang dibubutuhkan sangat cepat
- Ramah lingkungan, tidak menghasilkan limbah yang merusak lingkungan
- Lebih ekonomis karena air dan bahan abrasive mudah di daur ulang
- Angka toleransi sangat ketat(relative kecil), Jumlah materi dihapus oleh jet air
sungai biasanya sekitar 0,02 “(0,5 mm) lebar, yang berarti bahwa sangat sedikit
bahan akan dihapus. Ketika anda bekerja dengan bahan mahal (seperti Titanium)
atau bahan berbahaya (seperti timah), ini dapat menjadi manfaat yang signifikan.
- Lebih aman karena sebuah kebocoran pada tekanan tinggi sistem air cenderung
mengakibatkan penurunan yang cepat tekanan ke tingkat yang aman. Air itu
sendiri adalah aman dan non-ledakan dan abrasive garnet juga lamban dan tidak
beracun.
b. Laser Cutting
Laser cutting adalah sebuah teknologi yang menggunakan laser untuk
memotong material dan biasanya diaplikasikan pada industri manufaktur. Laser
cutting bekerja dengan cara mengarahkan laser berkekuatan tinggi untuk
memotong material dan digunakan komputer untuk mengarahkannya.
Ada tiga jenis laser yang digunakan dalam laser cutting. Laser CO2 cocok
untuk memotong, membuat boring, dan mengukir. Neodymium (Nd) digunakan
untuk membuat boring dimana dibutuhkan energi yang besar akan tetapi memiliki
repetisi atau pengulangan yang rendah. Sedangkan laser neodymium yttrium-
aluminum-garnet (Nd-YAG) digunakan dimana daya yang sangat tinggi
dibutuhkan untuk membuat boring dan mengukir. Baik CO2 dan Nd atau Nd-
YAG laser dapat digunakan untuk pengelasan
Pada umumnya ada tiga konfigurasi yang berbeda dari mesin laser cutting.
Moving material, hybrid, dan optik flying system. Ini semua mengacu pada
bagaimana sinar laser bergerak di atas material untuk dipotong atau diproses.
Untuk semua ini, sumbu gerak biasanya ditunjuk sumbu X dan Y. Jika kepala
pemotong dapat dikendalikan, hal ini ditunjuk sebagai sumbu-Z.
Hybrid laser menyediakan meja kerja yang dapat bergerak pada satu
sumbu (biasanya sumbu X) dan kepala pemotong bergerak pada sumbu Y. Ini
menghasilkan penyaluran cahaya yang lebih konstan dari pada mesin flying optic
dan dapat menggunakan penyaluran sinar yang lebih sederhana. Hal ini
menyebabkan pengurangan tenaga pada saat sistem penyaluran dari pada mesin
flying optics.
Laser flying optics menyediakan meja kerja yang tidak bergerak dan
kepala potong yang bergerak di atas benda kerja. Pemotong flying optics menjaga
benda kerja tetap diam selama proses dan sering tidak membutuhkan klem. Mesin
flying optics adalah model yang paling cepat dan memiliki kelebihan dalam
memotong benda kerja yang tipis.
Kerugian utama dari laser cutting adalah konsumsi daya tinggi. Efisiensi
laser cutting industri bisa berkisar dari 5% sampai 15%. Konsumsi daya dan
efisiensi dari laser tertentu akan bervariasi tergantung pada daya keluaran dan
parameter operasi. Ini akan tergantung pada jenis laser dan seberapa cocok
penggunaan laser dengan pekerjaan. Jumlah daya yang diperlukan laser cutting,
yang dikenal sebagai masukan panas, untuk pekerjaan tertentu tergantung pada
jenis material, ketebalan, proses (reaktif / inert) yang digunakan, dan tingkat
pemotongan yang diinginkan.
3. Proses Manufaktur
Laser CO2 digunakan untuk memotong bahan industri, termasuk baja
ringan, aluminium, stainless steel, titanium, kertas, lilin, plastik, kayu, dan kain.
Laser YAG terutama digunakan untuk memotong dan memotong logam dan
keramik.
TUGAS TEKNOLOGI PARTIKEL
FINE CRUSHER
Disusun oleh :
ABIGAIL ANANG P 3335081644
ANA WIDIYASWARI 3335081650
UNAYAH 3335091301
ARDITYA BARKAH P 3335081653
Beberapa cara untuk memperkecil ukuran zat padat dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai cara, yaitu:
1. Kompresi (tekanan)
2. Impak (pukulan)
3. Atrisi (gesekan)
4. Pemotong
4. Tube Mill
Tube Mill lebih mirip Ball Mill yang panjangnya dan diameternya relative
lebih kecil, ukuran standar 5 ft.6 in. diameter dan 22 ft. panjang. Grinding media
biasanya dipakai pebbles (bola-bola keramik) atau bola-bola besi.
5. Ball Mill Clasifier Cirkuit
Pada pemakaian Ball Mill di pabrik pengolahan biasanya dirangkaikan
secara tertutup dengan alat classifier. Alat Clasifier ini akan mengklasifikasikan
produk hasil giling alat mill menjadi 2 bagian, yaitu underflow (yang kasar) dan
overflow (yang halus). Underflow partikel yang masih kasar dikembalikan
kedalam Ball Mill untuk digiling kembali, sedangkan overflow partikel yang
sudah memenuhi ukuran kehalusan yang diinginkan, dialirkan ke proses
selanjutnya. Material dikembalikan ke dalam Ball Mill disebut juga dengan
“Circulating load” sedangkan perbandingan berat antara material yang
dikembalikan dengan umpan (feed) yang baru masuk kedalam Mill disebut
circulating Load Ratio.
TEKNOLOGI PARTIKEL
“Size Enlargement”
Disusun oleh :
Babay 3335071548
Syamsurizal 3335080250
Zulfikar 3335080254
Pembesaran ukuran adalah proses dimana partikel yang lebih kecil yang
disatukan untuk membentuk massa yang lebih besar di mana partikel-partikel asli
masih dapat diidentifikasi. Ukuran pembesaran adalah salah satu langkah proses
tunggal yang paling penting melibatkan partikulat padatan dalam industri proses.
Pembesaran ukuran terkait dengan , farmasi, industri pertanian dan makanan,
tetapi juga mempunyai peran penting di industri lain termasuk mineral, metalurgi
dan keramik.
1. Granulasi
Pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan tertentu,
dapat juga diartikan, granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikel
kecil membentuk padatan yang lebih besar atau agregat permanen melalui
penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat granul yang lebih homogen dari segi
kadar, massa jenis,ukuran serta bentuk partikel. Gambar alat dari granulasi ini
dapat ditunjukkan dari gambar 1.1 dibawah ini.
Gambar 1.1 Alat Granulasi
a. Granulasi Basah
Granulasi basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dangan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung
karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode
granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat
tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa
basah tersebut digranula. Adapun keuntungan dan kerugian dari metode
granulasi basah ini, diantaranya:
3. Prilling
Merupakan proses yang biasa terjadi pada industri pupuk, dimana cairan
yang akan diubah bentuk menjadi sebuah padatan. Contoh prosesnya : Kristal
Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat dengan udara
panas, kemudian dikirimkan kebagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan
didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor dijatuhkan kebawah
sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk Urea butiran
(prill). Produk Urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor. Proses
prilling dapat dilihat pad gambar 1.3 dibawah ini.
Gambar 1.3 Proses Prilling
Proses prilling gas amoniak dan asam nitrat direaksikan dalam sebuah
reaktor dengan reaksi netralisasi. Reaksi bersifat eksotermis yang menghasilkan
steam. Suhu maksimum rektor dibatasi 200 0C. Konsentrasi produk keluaran
reaktor sebesar 86% berat. Larutan amonium nitrat tersebut kemudian dipekatkan
dengan falling film evaporator. Untuk menghasilkan high density amonium nitrat
maka larutan dipekatkan hingga mendekati 99.8% berat (untuk keperluan industri
peledak). Larutan kemudian dipompa ke prilling tower, prill amonium nitrat yang
terbentuk dikeringkan, didinginkan diayak untuk mendapatkan butiran yang
seragam kemudian dilapis dengan kalsium tri pospat dan di packing.
4. Ekstrusi
Ekstrusi adalah proses untuk membuat benda dengan penampang tetap.
Keuntungan dari proses ekstrusi adalah bisa membuat benda dengan penampang
yang rumit, bisa memproses bahan yang rapuh karena pada proses ekstrusi hanya
bekerja tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik tidak ada sama
sekali. Aluminium, tembaga, kuningan, baja dan plastik adalah contoh bahan yang
paling banyak diproses dengan ekstrusi. Contoh barang dari baja yang dibuat
dengan proses ekstrusi adalah rel kereta api.
Proses ekstrusi adalah proses dimana logam dibentuk dengan cara
menekannya melalui rongga cetakan. Tekanan yang digunakan sangat besar.
Proses ini dapat digunakan untuk membuat batang silinder, tabung atau profil-
profil tertentu. Ada dua jenis proses ekstrusi, yaitu ekstrusi langsung (direct
extrusion) dan ekstrusi tidak langsung (indirect extrusion, back extrusion) : Pada
ekstrusi langsung, logam dan penekan bergerak sepanjang kontainer, sedangkan
pada ekstrusi tidak langsung kontainer dan logam yang diekstrusi bergerak
bersama, sehingga tidak ada gerakan relatif antara logam dengan dinding
kontainer. Dengan demikian, gesekan antara kontainer dengan logam dapat
dihilangkan.
Pada proses ekstrusi tidak langsung, aliran logam melalui cetakan terjadi
sesaat setelah tekanan maksimum dicapai, tetapi karena pengaruh gesekan sangat
kecil, maka tekanan ekstrusi tidak berubah banyak selama proses berlangsung.
Mendekati akhir proses, tekanan ekstrusi naik dengan cepat sekali, karena itu
ekstrusi harus dihentikan dengan meninggalkan sebagian kecil dari benda kerja
yang belum diproses.Rasio ekstrusi adalah perbandingan antara luas permukaan
logam sebelum dan sesudah diekstrusi. Harga rasio ekstrusi dapat bervariasi dan
bergantung pada jenis material yang digunakan.
5. Spray drying
Metode spray drying merupakan metode yang paling banyak digunakan
dalam industri terutama industri makanan. Metode ini mampu menghasilkan
produk dalam bentuk bubuk atau serbuk dari bahan-bahan seperti susu, buah
buahan, dll. Proses dari spray drying ini sndiri terdiri dari 3 tahapan : atomisasi,
penyemprotan udaran yang berputar dan penguapan moisture, dan pemisahan
pada produk kering dengan udara keluar. Kondisi Operasi pada Spray Drying,
Kondisi operasi antara lain udara pengering yang masuk berkisar pada temperatur
170 0C dan bahan diatur dengan temperatur 96 0C. Sebelum masuk spray dryer
susu kedelai dikentalkan terlebih dahulu dengan evaporator sampai mempunyai
kadar 45-50% untuk mempercepat pengeringan dan meningkatkan kapasitas
pengeringan. Feed yang diumpankan menggunakan atomisasi dengan diameter
tertentu dan atomizer tersebut berputar dengan kecepatan tinggi yakni 5.000-
10.000 rpm. Adapun alat spray drying, dapat dilihat pada gambar 1.5 dibawah ini.
Prinsip kerja dari pengeringan dengan metode spray (spray drying) ini
cairan yang akan dikeringkan dihilangkan kadar airnya. Bahan yang bisa
dikeringkan berupa bahan yang organik yang larut dalam pelarutnya. Dasar dari
proses pengeringan ini terdiri dari cairan/aqueous yang juga serta non aqueous
dalam sistem yang sama, cairan atau moisture yang keluar dari alat penyebar
jatuh ini terdiri dari dua bentuk yakni bound moisture dan unbond moisture yang
kemudian akan di alirkan dengan udara pengering. Secara alamiah pada padatan
dan cairan dapat membedakan karakteristik pengering ang digunakan untuk
menghasilkan produk. Kategori dari bond moisture terdiri dari air yang dapat
tertahan dalam pipa kapiler suatu padatan, air terabsorbsi dalam permukaan
padatan sebagai bond water sebagai kelarutan yang terdapat dalam sel atau
dinding tipis (fiber).
Water bond ini sendri menggunakan keseimbangan tekanan uap yang lebih
rendah daripada air murni pada temperatur yang sama. Kategori dari unbond
moisture dapat di diskribsikan sebagai moisture berlebih dalan bond moisture.
Sebuah material higroskopik terdiri hanya undbond moisture saja. Keseimbangan
dari tekanan uap untuk undbond water sama atau sederajad dengan air murni pada
temperatur yang sama. Free moisture dalam partikel merupakan moisture
berlebih pada kesetimbangan moisture dan mungkin terdiri dari unbond moisture
dan beberapa bond moisture. Hanya moisture bebas yang dapat di hilangkan
dengan evaporasi selama proses pada spray drying. Secara umum proses spray
drying mempompakan umpan cair ke dalam pengering dalam single operasi.
Fluida yanga masuk di atimisasikan menggunakan pedal pemutar atau nozzel, dan
menyemprotkan sehingga feed yang masuk jatuh secara perlahan dalam chamber
dan dikontakan dengan udara panas sebagai medium pemanas. Spray drying
digunakan untuk pengeringan obat-obatan kimia, makanan, kebutuhan keseharian,
senyawa kimia inorganik dan organik, dan deterjen.
Keunggulan pada spray drying dapat di tunjukan pada hal berikut : sifat
pruduk yang dihasilkan dan kualitas nya efektif untuk di kontrol; produk makanan
yang dihasilkan berupa sensitif terhadap panas, produk obat-obatan, dapat
dikeringkan pada kondisi tekanan atmosferik dan tekanan rendah, produk pada
spray drying ini relatif seragam, berbentuk spheris. Sedangkan kelemahan pada
spray drying antara lain : spray drying gagal jika hasil bulk densitas nya tinggi,
dab secara umum tidak fleksibel, penangkapan ulang produk pada dust collection
meningkatkan biaya yang di perlukan. Mekanisme dari laju moisture dalam titik
kecil selama proses spray drying sebagian besar dilengkapi secara difusional dan
laju kapiler. Ketika difusi dan laju kapiler tidak dapat mempertahankan kondisi
tersebut , titik kritis tercapai dan drying rate akan turun sampai keseimbangan
moisture tercapai kembali. Penguapan dari bond moisture yang kuat ini
bergantung secara alami pada padatan yang jatuh pada penyemprot (spray).