Penerapan Sistem Manajemen Kinerja PDF
Penerapan Sistem Manajemen Kinerja PDF
MANAJEMEN KINERJA
Tulisan ini memberikan dan keterampilan
yang menyangkut langkah –langkah lanjut
dalam penerapan Sistem Manajemen
Kinerja ,yang meliputi :
Proses pengukuran ,evaluasi ,diagnosis
,dan tindak lanjut
Rancangan display ,format laporan
,analisis manfaat biaya , modifikasi proses
,pelatihan , dan alokasi sumber daya.
1. PERANGKAT PENDUKUNG
Pengukuran Kinerja
Evaluasi Hasil
Pengukuran
Proses Perbaikan
Proses Perubahan
Berkelanjutan
Fundamental
Diagnosis Proses
Perbaikan
Tindak Lanjut
Dari diagram tersebut terlihat bahwa empat pilar
utama dalam manajemen kinerja adalah
pengukuran kinerja, evaluasi hasil pengukuran
yang didapatkan, diagnosis untuk
mengidentifikasikan proses perbaikan, dan tindak
lanjut yang harus dilakukan
dilakukan.. Mengingatkan
kembali akan empat fungsi yang harus didukung
oleh sebuah Sistem Manajemen Kinerja yang telah
dikemukakan di awal bahasan ini ini.. Berikut ini
dapat dilihat gambar yang merepresentasikan ke
empat hal tersebut beserta perangkat pendukung
yang harus dipenuhi dalam penerapan sebuah
Sistem Manajemen Kinerja di
organisasi/perusahaan..
organisasi/perusahaan
Pada gambar .2, terlihat bahwa untuk mendukung
keempat fungsi tersebut
tersebut,, Sistem Manajemen
Kinerja yang dirancang harus mempertimbangkan
beberapa aspek
aspek,, yang meliputi Sistem Manajemen
Kinerja yang berlaku saat ini ini,, laporan yang harus
didukung oleh Sistem Manajemen Kinerja yang
baru,, sosialisasi Sistem Manajemen Kinerja yang
baru
baru ke seluruh organisasi
organisasi,, analisis rasio manfaat
terhadap biaya yang harus dikeluarkan untuk
setiap aktivitas dalam penerapan Sistem
Manajemen Kinerja
Kinerja,, pelatihan
pelatihan--pelatihan yang
harus dilakukan sehubungan dengan penerapan
Sistem Manajemen Kinerja yang baru baru,, alokasi
sumber daya bagi penerapan Sistem Manajemen
baru,, dan display yang komunikatif
Kinerja yang baru
bagi seluruh pegawai perusahaan
perusahaan..
Gambar 2. Perangkat Pendukung Penerapan
Sistem Manajemen Kinerja
1 ISO - 9000 5
2 QS - 9000 15
3 Deming Prize 30
Jika tidak memiliki intranet, apakah perangkat lunak tersebut tetap dapat
dipakai?
Dapatkah diprogram korelasi antara variabel masa lalu dan masa de pan?
2. PENGUKURAN KINERJA
Sebelum mulai mengukur kinerja dari
masing--masing
masing variabel yang telah
ditetapkan dalam rancangan Sistem
Manajemen Kinerja, ada baiknya sekali lagi
dilakukan pengujian terhadap reliabilitas
dan validitas alat ukur tersebut
tersebut.. Hal yang
paling praktis untuk diterapkan adalah
dengan melakukan serangkaian uji seperti
tertera pada Tabel 2.
Pengukuran kinerja pada dasarnya telah
diterapkan di hampir seluruh perusahaan di dunia
dunia..
Namun demikian
demikian,, pengukuran kinerja tersebut
sering kali hanya menjadi sebuah aktivitas rutin
tanpa adanya penekanan untuk menindaklanjuti
hasil pengukuran yang didapatkan
didapatkan.. Hasil dari
pengukuran kinerja pada hakikatnya hanya
memberikan pandangan bahwa terdapat
perbedaan kinerja yang dicapai saat ini dengan
target yang diharapkan
diharapkan.. Tetapi tidak memberikan
arahan mengapa perbedaan itu terjadi dan dan,, lebih
jauh lagi
lagi,, tidak memberikan cara penyelesaian
perbedaan tersebut
Jelas bahwa pengukuran kinerja tidak secara
otomatis memberikan jawaban atas seberapa
bagus kinerja aktual saat ini dan tidak
memberikan alternatif perbaikan yang dapat
dilakukan.. Oleh karena itu
dilakukan itu,, dapat dinyatakan
bahwa pengukuran kinerja hanyalah merupakan
titik awal untuk analisis lebih jauh jauh.. Dalam
praktiknya,, sering kali penjelasan kualitatif
praktiknya
diberikan oleh para manajer terhadap
penyimpangan kinerja yang terjaditerjadi.. Walaupun
penjelasan ini sering kali masuk akal dan logis logis,,
penjelasan ini biasanya bersifat subjektif dan
berdasarkan pada intuisi semata yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah ilmiah.. Oleh
karena itulah diperlukan evaluasi kinerja
kinerja..
Tabel 2. Uji Reliabilitas Alat Ukur
7 The Timelines Test Dapatkah data diakses sesering mung kin dan dengan cepat
ditindaklanjuti?
8 The Cost Test Apakah ongkos yang dikeluarkan akan signifikan?
9 The Gaming Test Apakah pengukuran akan memicu hasH yang tidak
diharapkan atau mengakibatkanperilaku kontra produktif?
3. EVALUASI KINERJA
Evaluasi kinerja merupakan penilaian
kinerja yang diperbandingkan dengan
rencana atau standar
standar--standar yang telah
disepakati.. Pada setiap pengukuran kinerja
disepakati
harus ditetapkan standar pencapaian
sebagai sarana kaji banding di mana,
seperti telah dibahas pada tulisan
sebelumnya, kaji banding ini dapat
dilakukan secara internal maupun eksternal
eksternal..
Kaji banding internal dapat dilakukan
terhadap kinerja terbaik yang pernah
dicapai,, rata
dicapai rata--rata kinerja masa lalu pada
periode tertentu
tertentu,, kinerja bagian lain dalam
perusahaan,,
perusahaan standar teknis yang
dipersyaratkan,, dan "kinerja tahun terakhir
dipersyaratkan terakhir..
Sedangkan kaji banding secara eksternal
dapat dilakukan terhadap pesaing langsung
langsung,,
perusahaan lain yang memiliki operasi yang
dapat diperbandingkan
diperbandingkan,, perusahaan terbaik
pada sektor tersebut
tersebut,, dan pencapaian dari
rata--rata industri sejenis
rata sejenis..
Sangat disarankan untuk menggunakan kedua
jenis kaji banding tersebut
tersebut,, baik internal maupun
eksternal,, karena hanya membandingkan dengan
eksternal
standar internal akan menghilangkan orientasi
terhadap persaingan nyata yang terjadi di
lapangan.. Sedangkan hanya membandingkan
lapangan
dengan standar eksternal sering kali tidak
memotivasi,, karena standar yang ingin dicapai
memotivasi
terlalu jauh dari jangkauan perusahaan sehingga
menimbulkan keputus asaan asaan.. Hal yang paling
penting untuk dipegang dalam kaji banding demi
keperluan evaluasi ini adalah bahwa standar yang
diambil haruslah realistis dan menantang
menantang,, karena
jika tidak ada dorongan untuk perbaikan perbaikan,,
karyawan tidak akan berpikir tentang bagaimana
memperbaiki kinerja mereka
mereka..
4. DIAGNOSIS KINERJA
Diagnosis kinerja didefinisikan sebagai
proses untuk mendapatkan sebabsebab--sebab
dari deviasi kinerja dan menemukan cara
untuk mencapai kinerja yang ditargetkan
ditargetkan..
Diagnosis kinerja merupakan hal yang sang
at penting, karena sering kali manajemen
memberikan berbagai penjelasan yang
bervariasi terhadap penyimpangan kinerja
yang terjadi
terjadi..
Misalnya,
Misalnya, ketidak-tepatan produksi bisa
dikarenakan kerusakan mesin
mesin,, absensi karyawan
karyawan,,
bahan baku yang tidak memenuhi standarstandar,, dan
beribu alasan yang lain
lain.. Yang diperlukan dalam
diagnosis adalah mendapatkan apa sebab yang
benar dari ketidaktepatan produksi tersebut
tersebut..
Bukan dengan menjajarkan berbagai
kemungkinan.. Penjelasan kualitatif yang tidak
kemungkinan
didukung data akurat sangat berbahaya
berbahaya,, karena
sering kali asumsi yang dikemukakan belum
mencakup keseluruhan kemungkinan yang
seharusnya tercakup
tercakup..
Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki
diagram sebab
sebab--akibat dari setiap variabel, yang
harus diturunkan secara ilmiah dengan
menggunakan analisis faktor, analisis korelasi,
Analytic Hierarchy Process, dan berbagai
pendekatan lain yang telah dikaji pada bahasan
terdahulu.. Alasan kedua adalah jika asumsi yang
terdahulu
didasarkan atas penjelasan kualitiatif tersebut,
yang dikemukakan oleh para manajer, benar,
maka analisis sebab
sebab--akibat secara ilmiah akan
memperkuat pendapat yang dikemukakan,
sehingga dapat diterapkan untuk kasus kasus--kasus
yang sama pada periode berikutnya
berikutnya..
5. TINDAK LANJUT
Terdapat dua aspek yang berbeda dalam tindakan
perbaikan yang harus dilakukan, yaitu aspek
teknis dan aspek strategis
strategis.. Dalam aspek teknis,
fokus biasanya ditujukan pada jangka pendek,
seperti jika didapatkan bahwa produksi tidak tepat
maka variabel kinerja penyebab yang dapat
diperbaiki, misalnya, menyangkut keandalan
perencanaan produksi atau ketidak disiplinan
karyawan.. Sebab
karyawan Sebab--sebab untuk setiap variabel
kinerja dapat unik di setiap perusahaan, sehingga
perbaikan harus disesuaikan dengan kondisi
masing--masing perusahaan
masing perusahaan..
Aspek strategis lebih berfokus pada pengambilan
keputusan di level manajemen yang lebih tinggi
dan untuk jangka panjang
panjang.. Aspek
Aspek--aspek perbaikan
pada perspektif sumber daya daya,, biasanya bersifat
strategis.. Sebagai contoh
strategis contoh,, jika didapatkan bahwa
kualifikasi tenaga kerja yang dimiliki tidak dapat
mendukung kompetisi secara global, maka
diperlukan sumber daya insani baru yang lebih
kompetitif.. Namun demikian
kompetitif demikian,, keputusan untuk
merekrut sumber daya insani yang memenuhi
syarat secara internasional merupakan keputusan
strategis karena akan berdampak pada ongkos
besar.. Oleh karena itu diperlukan trade
yang besar trade--offs
(pilihan prioritas
prioritas)) pada pengambilan tindakan
yang bersifat strategis
strategis..
Dalam Gambar .1 diperlihatkan bahwa
pengukuran kinerja
kinerja,, evaluasi kinerja
kinerja,, diagnosis,
dan tindak lanjut merupakan sebuah siklus yang
tertutup.. Hal ini merupakan tugas yang
tertutup
terintegrasi yang membutuhkan kerja sama antara
karyawan di level operasi
operasi,, manajemen dari semua
departemen,, pemasok
departemen pemasok,, dan lainlain--lain
lain.. Bahkan jika
perbaikan yang akan dilakukan menyangkut aspek
strategis,, sering kali dibutuhkan analisis makro
strategis
yang menyangkut kebijakan pemerintah,,
pemerintah
dukungan lembaga keuangan
keuangan,, dan banyak faktorfaktor--
faktor eksternal lainnya
lainnya..
6. MEMELIHARA DAN MENJAGA
KEMUTAKHIRAN
Sistem Manajemen Kinerja yang dirancang
haruslah bersifat dinamis dan selalu dijaga
kemutakhirannya terhadap perkembangan
terbaru, baik menyangkut perubahan lingkungan
persaingan usaha, regulasi pemerintah, tuntutan
masyarakat, perkembangan kebutuhan pelanggan,
perkembangan teknologi terbaru, maupun
perkembangan standar--standar
standar pencapaian
kinerja dan metode terbaru
terbaru.. Oleh karena itulah
dalam diagram pada Gambar .1 dinyatakan bahwa
pembaruan terhadap Sistem Manajemen Kinerja
dapat terjadi di setiap tahap
tahap..
Selain menjaga kemutakhiran Sistem Manajemen
Kinerja yang dirancang, juga perlu dipelihara
beberapa hal yang menyangkut kepemimpinan,
komitmen, keterlibatan stake-holder, dan lain
lain--lain,
yang pada dasarnya untuk selalu menjaga spirit
agar bersikap 'hari ini lebih baik dari pada kemarin
dan besok lebih baik daripada hari ini' Berikut ini,
dicantumkan beberapa hal yang harus terus
dipertahankan dalam pemeliharaan Sistem
Manajemen Kinerja, agar tetap selalu terjaga spirit
dan kemutakhirannya
kemutakhirannya..
Kriteria
Pengomunikasian segal a hal yang terjadi dalam proses pengukuran, evaluasi, diagnosis, dan tindak
lanjut
Umpan balik dari semua pihak diperlukan untuk mengevaluasi apa yang telah dijalankan
Pembelajaran dan pertumbuhan yang terjadi harus selalu disesuaikan dengan perkembangan
teknologi
Environmental scanning, baik itu internal maupun eksternal, harus terus dilakukan untuk
mengidentifikasi peluang dan tantangan
Sense of purpose, dalam hal ini pelaksanaannya harus tetap berfokus pada tujuan.
Fokus pada kapasitas organisasi untuk selalu mendukung agar proses selalu dapat berjalan dengan
efisien dan efektif.
Daftar pertanyaan yang dapat diajukan untuk melihat kemutakhiran Sistem Manajemen Kinerja yang
diterapkan tertera di bawah ini.
Kriteria
Bagaimana hubungan antara arahan stratejik dengan lingkungan bisnis?
Bagaimana hubungan perencanaan bisnis dengan arahan stratejiknya?
Bagaimana perencanaan anggarannya?
Bagaimana proses pembangunan kapasitas organisasi?
Apakah performance plans/agreement sudah mengakomodasi stategic direction dan perubahan
yang terjadi? Apakah komponen kunci dalam penilaian kinerja sudah diukur?
Bagaimana kinerja dari tim pengukuran kinerja?
Apakah sistem yang sekarang sesuai dengan aspek legal?
Bagaimana penggunaan teknologi baru dalam sistem?
Bagaimana pemahaman (clarity) pelanggan dan karyawan terhadap perusahaan dengan
penerapan sistem yang baru?
Bagaimana keseimbangan dalam sistemnya?
Kriteria
Bagaimana kebutuhan data, rencana pengumpulan data, proses pengumpulan data, dan kualitas
data yang diperoleh?
Apakah yang melakukan analisis telah di-
di-training untuk menjalankan tugasnya?
Bagaimana perencanaan ana lis is data, pengorganisasian data, analisis data, dan presentasi data?