Panduan Asesmen Ulang Pasien
Panduan Asesmen Ulang Pasien
I. DEFINISI
Asesmen Pasien adalah suatu proses pengkajian dan pengumpulan informasi tentang pasien
yang membutuhkan pelayanan rumah sakit, guna mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien
serta pengambilan keputusan pengobatan yang akan dilakukan ( Standar Akreditasi Rumah
Sakit, 2012)
Tujuan asesmen Pasien :
1. Untuk mendapatkan informasi secaramenyeluruh tentang pasien yang membutuhkan
pelayanan kesehatan
2. Untuk mendapatkan informasi yang komprehensif guna pengambilan keputusan untuk
pelayanan pasien
3. Untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien sesuai dengan
kebutuhannya
Asesmen pasien terdiri dari 3 proses utama :
1. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, social dan riwayat
kesehatanpasien
2. Analisa informasi dan data termasuk hasil laboratorium dan imagon diagnostic (radiologi)
untuk menidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien
3. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah
diidentifikasi
(Standar Akreditasi rumah Sakit, 2012)
Definisi : Asesmen ulang pasien adalah suatu proses pengkajian ulang dalam interval
tertentu terhadap pasien untuk mengkaji respons terhadap pengobatan berdasarkan asesmen
awal pasien tersebut yang dilakukan oleg staf yang kompeten di rumah sakit (Standar Akreditasi
rumah Sakit, 2012)
Tujuan Asesmen Ulang adalah untuk memahami apakah pelayanan sudah tepat dan efektif,
serta menetapkan respons terhadap pengobatan danuntuk merencanakan pengobatan lanjutan
atau untuk rencana pemulangan pasien dari rumah sakit (Standar Akreditasi rumah Sakit, 2012)
Proses Asesmen ulang ini dilakukan berdasarkan hasil pengkajian awal yang dilakukan pada
seluruh pasien di ruang rawat jalan, ruang rawat inap dan ruang gawat darurat. Asesmen ulang
oleh pemberi pelayanan kesehatan adalah kunci untuk memahami apakah keputusan pelayanan
sudah tepat dan efektif. Pasien dilakukan asesmen ulang selama proses pelayanan pada interval
tertentu sesuai kebutuhan dan rencana pelayanan atau sesuai kebijakan dan prosedur. Hasil
asesmen ulang kemudian dicatatat dalam rekam medis untuk informasi dan digunakan oleh
semua staf yang member pelayanan.
a. Asesmen Medis
Asesmenulang medis yaitu berdasarkan anamnesa yang dilakukan setiap 24 jam berisi 4
pokok pikiran yaitu :
1. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama atau keluhan saat dilakukan asesmen ulang misalnya dengan demam,
sesak nafas, nyeri. Kemudian dilakukan pengambilan informasi secara sistematis
meliputi :
a) Lokasi (dimana menyebar atau tidak?)
b) Onset/awitan dan kronologis (kapan terjadinya?berapa lama)
c) Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi?)
d) Kualitas keluhan (rasa seperti apa?)
e) Factor-faktor yang memperberat keluhan
f) Analisa system uang menyertai keluhan yang sama
1. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD): Apakah pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya,
kapan dan sudah berapa kali dan telah diberikan obat apa saja, serta mencari penyakit yang
relevan dengan keadaan sekarang dan penyakit kronik (hipertensi, diabetes) , perawatan lama,
rawat inap, imunisasi, riwayat pengobatan dan riwayat menstruasi (untuk wanita), riwayat alergi.
2. Riwayat Kesehatan Keluarga : Untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan dari pihak
pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan (pola tidur, minum alkohol atau merokok, obat-
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi: pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa
melalui pengamatan, meliputi: ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris, dan perlu
2. Palpasi: Suatu teknik yang menggunakan indera peraba, tangan dan jari jari adalah
instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, contoh: temperatur, turgor,
3. Perkusi: Pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya dengan tujuan untuk menghasilkan suara,
tujuannya untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Hasil
suara yang dihasilkan: sonor: suara perkusi jaringan normal, redup: suara perkusi jaringan
yang padat, pekak: suara perkusi jaringan yang padat seperti di daerah jantung atau hepar,
4. Auskultasi: adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Suara yang tidak normal: rales:
suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran halus pernapasan mengembang
pada inspirasi. Ronchi: nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun
saat ekspirasi. Wheezing: bunyi yang terdengar : “ngiiik” pada fase ekspirasi atau inspirasi.
Pleura friction rub: bunyi yang terdengar kering seperti suara amplas pada kayu.
Pemeriksaan Tanda vital: Tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
1. Keadaan rambut dan kepala: rambut hitam, coklat, pirang, mudah rontok, kulit kepala
kotor
hidung
6. Mulut: higienitas rongga mulut, radang mukosa mulut, gigi dan geligi adanya karies, sisa
makanan, perdarahan, abses, gigi tanggal, lidah: kotor, tonsil: terdapat pembesaran
- Palpasi: simetris, pergerakan dada, massa atau lesi, nyeri, taktil fremitrus
10. Abdomen:
- Inspeksi: abdomen membuncit atau datar, tepi perut menonjol atau tidak,
- Palpasi: daerah yang nyeri harus di palpasi terakhir, palpasi terhadap seluruh
b. Asesmen Keperawatan
Asesmen keperawatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh tenaga keperawatan kepada
pasien secara terus-menerus untuk mengumpulkan informasi atau data dalam menentukan
masalah keperawatan yang dialami oleh pasien. Proses asesmen keperawatan yang efektif akan
menghasilkan keputusan tentang asuhan keperawatan yang harus segera dilakukan dan
Asesmen ulang keperawatan adalah asesmen ulang yang dilakukan selama proses
keperawatan dalam interval waktu tertentu sesuai dengan kebijakan dan prosedur rumah sakit.
- Pengkajian
- Diagnosis keperawatan
- Perencanaan (intervensi)
- Pelaksanaan (implementasi)
- evaluasi
Standar asesmen ulang keperawatan sesuai dengan asuhan keperawatan sesuai dengan
alkohol, kafein,dll.
pasien.
- Pengkajian fisik: keadaan umum tampak sakit ringan atau berat, pengukuran
komponennya meliputi:
pasien/keluarga
keselamatan pasien
9. Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien
telah ditentukan
Pengukuran berat badan, tinggi badan, bentuk sajian makanan, nafsu makan
pasien, perubahan berat badan, berapa banyak minum sehari, rasa haus,
mukosa mulut kering atau tidak, turgor kulit, edema atau tidak,dll.
tidur
sakit
pembicaraan koheren atau tidak, ada disorientasi atau tidak, menarik diri
berencana
f. Standar VI : catatan asuhan keperawatan : dilakukan selama pasien dirawat inap dan
rawat jalan, dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan,
waktunya.
C. Asesmen Gizi
Asesmen ulang gizi adalah proses pengkajian ulang pasien-pasien yang berisiko kurang gizi,
sudah mengalami kurang gizi dan atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu, berdasarkan
Konseling Gizi
oleh ietisien
D
Proses asesmen gizi ini dilakukan di rawat jalan dan rawat inap. Proses asesmen gizi di rawat
Anamnesis riwayat gizi adalah data meliputi asupan makanan termasuk komposisi, pola
makan, diet saat ini dan data lain yang terkait. Selain itu diperlukan data kepedulian pasien
terhadap gizi dan kesehatan, aktivitas fisik dan olahraga dan ketersediaan makanan di
lingkungan pasien.
Gambaran asupan makanan dapat digali melalui: anamnesis kualitatif dan kuantitatif.
b. Anamnesis kuantitatif: dilakukan untuk mendapatkan gambaran asupan zat gizi sehari
makanan penukar, atau daftar komposisi zat gizi makanan. Riwayat gizi kuantitatif
diterjemahkan ke dalam jumlah bahan makanan dan komposisi zat gizi. (lihat lampiran)
Pengambilan kesimpulan dari data laboratorium terkait masalah gizi harus selaras dengan
data asesmen gizi lainnya seperti riwayat gizi yang lengkap, termasuk penggunaan
4. Pengukuran antropometri
3. Tinggi lutut
4. Rentang lengan
8. Lingkar dada
9. Lingkar pinggang
Yang paling mudah dilakukan adalah pengukuran Berat badan pada pasien rawat inap,
sebaiknya dicatat saat pasien masuk rawat inap dan dilakukan pengukuran bb secara
Dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berkaitan dengan gangguan gizi
atau dapat menimbulkan masalah gizi. Pemeriksaan fisik terkait gizi merupakan kombinasi dari
tanda-tanda vital dan antropometri yang dapat dikumpulkan dari catatan medik pasien serta
wawancara. Contoh: edema, ascites, kondisi gigi geligi, massa otot yang hilang, lemak tubuh
6. Riwayat personal
c. riwayat penyakit: keluhan utama yang terkait masalah gizi, riwayat penyakit dulu dan
sekarang, riwayat pembedahan, penyakit kronis atau risiko komplikasi, riwayat penyakit
stroke
Ruang lingkup farmasi klinik adalah fungsi instalasi farmasi sebagai bagian terpadu dari
perawatan pasien atau memerlukan interaksi dengan profesional kesehatan lain yang secara
langsung terlibat dalam pelayanan pasien. Mutu fungsi farmasi klinik memerlukan asesmen
antardisiplin.
Lingkup fungsi farmasi klinik mencakup fungsi farmasi yang dilakukan dalam program rumah
sakit, yaitu:
Fungsi farmasi klinik yang berkaitan secara langsung dengan penderita, yaitu fungsi
dalam proses penggunaan obat, mencakup wawancara sejarah obat penderita, konsultasi
dengan dokter tentang pemilihan regimen obat penderita tertentu, interpretasi resep/obat,
pembuatan profil pengobatan penderita, konsultasi dengan perawat tentang regimen obat
penderita, pemantauan efek obat pada penderita, edukasi pasien, konseling pasien yang
jawab dalam menjamin penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektid, aman dan
terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan, jeahlian, keterampial dan perilaku
apoteker serta bekerja sama dengan pasien dan profesi kesehatan lainnya.
Kegiatan:
a. Pengkajian resep
administrasil, persyaratan farmasi dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat
3. Tanggal resep
2. Duplikasi pengobatan
4. Kontra indikasi
5. Efek aditif
b. Dispensing
Merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap validasi, interpretasi,
Tujuan:
2. Menyediakan nutrisi bagi penderita yang tidak dapat menerima makanan secara
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau
tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia
Tujuan:
1. Menemukan ESO (Efek samping obat) sedini mungkin terutama yang berat,
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping obat yang sudah dikenal
timbulnya efek samping obat atau mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya
informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat,
e. Konseling
Merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah
pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat pasien rawat jalan
Tujuan konseling adalah memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada
pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan, jadwal
pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping obat,
1. Kriteria Pasien: pasien rujukan dokter, pasien dengan penyakit kronis, pasien
dengan obat yang berindeks terapetik sempit dan polifarmasi, pasien geriatrik,
Melakukan pemeriksaan kadar beberapa obat tertentu atas permintaan dari dokter
Tujuan :
kesehatan lainnya.
Tujuan:
1. Pemilihan obat
Kegiatan:
tsb ke pasien
2. Untuk pasien baru dirawat, apoteker harus menanyakan terapi obat terdahulu
pemberian obat
masalah dalam satu buku dan buku ini digunakan oleh setiap apoteker yang
untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan
1. Pengumpulan data pasien (subjektif dan objektif): dari rekam medis pasien, profil
Yaitu:
6. Interaksi obat
3. Rekomendasi Terapi (Plan) : berdasarkan masalah yang teridentifikasi di atas, dapat diberikan
rekomendasi terapi dengan mengubah obat, dosis, rute pemberian, waktu pemberian,
penghentian obat atau pemberian obat tambahan, lakukan pemantauan obat (hasil
laboratorium, gejala klinis), edukasi pasien (cara penggunaan obat,modifikasi gaya hidup)
- Kepatuhan pasien
Semua yang dilakukan dalam asuhan farmasi didokumentasikan ke dalam rekam medis pasien
I. DOKUMENTASI
1. Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil
2. Sebagai dasar untuk perencanaan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan
3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisis, penelitian, dan evaluasi terhadap
Asesmen ulang seluruh asuhan harus didokumentasikan di dalam rekam medis pada
lembar catatan terintegrasi (CPPT) dengan metode ( S/O/A/P ) yaitu : Subjektif, objektif,
asesmen, plan.
1. Subjektif: berisi informasi tentang pasien meliputi informasi yang diberikan oleh
pasien, anggota keluarga, orang lain yang penting, atau orang yang merawat.
e. Riwayat Alergi
4. Plan : berisi renana pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan , rencana terapi yang
dibutuhkan dan akan diberikan serta rencana pemantauan khusus yang akan
REFERENSI