Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Standardisasi Vol. 13, No.

2 Tahun 2011: 120 - 128

KALIBRASI DOSIMETER SAKU GAMMA (DSG) DAN TLD/FILM BADGE (FB)


DI LABORATORIUM PTKMR-BATAN
Calibration of Pocket Dosimeter Gamma (PDG) and TLD/Film Badge at PTKMR-BATAN
Laboratory

Nazaroh
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN
e-mail: nazaroh_s@batan.go.id

Diajukan: 5 Juli 2011, Dinilaikan: 5 Juli 2011, Diterima: 26 Agustus 2011

Abstrak

DSG dan TLD/FB adalah alat ukur radiasi (AUR) yang biasa dipakai pekerja radiasi untuk memonitor dosis
radiasi gamma yang diterimanya. Untuk memperoleh harmonisasi dalam pengukuran radiasi, AUR harus
dikalibrasi setiap tahun berdasarkan PERKA BAPETEN No.1/2006. Makalah ini menyajikan metode kalibrasi
DSG dan TLD/FB agar dapat diketahui pengguna (user) dan dapat dimanfaatkan oleh laboratorium yang ingin
memberikan layanan kalibrasi. Metode Kalibrasi DSG dan TLD/FB yang dilakukan di Laboratorium PTKMR
adalah metode substitusi artinya kalibrasi dilakukan secara bergantian. Bacaan DSG biasanya dalam besaran
dosis ekivalent ambient (mSv) atau paparan (mR). Nilai ini harus dibandingkan dengan bacaan alat standar
sehingga tertelusur ke system SI dan diperoleh Faktor Kalibrasi (FK), yang selanjutnya digunakan untuk
mengoreksi bacaan DSG supaya dosis yang terbaca pada DSG sesuai dengan bacaan yang sebenarnya.
Sedangkan kalibrasi TLD/FB dilakukan dengan memberikan penyinaran radiasi gamma standar pada TLD/FB
sesuai dengan dosis yang diminta oleh Lab.Uji sehingga Lab. Uji dapat memberikan informasi dosis radiasi yang
diterima pekerja radiasi. Pengguna DSG memperoleh Sertifikat hasil kalibrasi, yang mencantumkan FK dan
ketidakpastiannya. Sedangkan Lab. Uji TLD/FB memperoleh Sertifikat Hasil Kalibrasi, yang mencantumkan dosis
ekivalent ambient dan ketidakpastiannya.
Kata kunci: kalibrasi, alat ukur radiasi, dosimeter saku gamma, TLD/Film Badge

Abstract

PDG and TLD /FB is a radiation measuring instrument (RMI) which is ordinary wore by radiation worker to
monitor accepted gamma radiation dose. To obtain; harmonization in measurement of radiation, RMI have to be
calibrated every year based on PERKA BAPETEN No.1 / 2006. This paper presented calibration method for PDG
and TLD / FB which is able recognized by consumer (user) and can be used by laboratory which give calibration
services. The Calibration Method of PDG and TLD /FB done in PTKMR Laboratory is a substitution method in
which calibration conducted one after the other. PDG reading is usually in ambient equivalent dose (mSv) or
exposure (mR). This value have to be compared to standard instrument reading so that is traceabled to SI system
and get Calibration Factor ( CF) which is later used to correct PDG reading so that reading of PDG in accordance
to the actual reading. While calibration of TLD /FB is done by giving irradiation of gamma at TLD / FB as
requested by Testing Laboratory so that The Testing Laboratory can give information dose accepted by radiation
worker. Consumer of DSG obtain Certificate result of calibration, mentioning CF and its uncertainty. While Testing
Laboratory of TLD / FB obtain Certificate Result of Calibration, mentioning ambient equivalent dose and /its
uncertainty.
Keywords: calibration, radiation measuring instrument, pocket gamma dosimeter, TLD /Film

1. PENDAHULUAN radiasi untuk tujuan proteksi, memonitor daerah


kerja dan memonitor radiasi yang diterima
pekerja. Tujuannya adalah untuk mengetahui
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa laju dosis radiasi di daerah kerja atau yang
pemanfaatan tenaga nuklir telah meluas ke diterima pekerja agar tidak melebihi Nilai Batas
berbagai bidang, misalnya di bidang kesehatan Dosis (NBD) yang ditetapkan.
untuk diagnostik dan terapi, di bidang riset untuk
AUR yang digunakan untuk memonitor
pertanian, peternakan, di bidang industri untuk
radiasi gamma yang diterima pekerja radiasi
logging, kontrol mutu produk dan lain-lain.
adalah dosimeter saku gamma atau TLD/Film
Dengan semakin meluasnya pemanfaatan Badge. Perlengkapan AUR ini merupakan salah
tenaga nuklir, semakin banyak diperlukan satu persyaratan proteksi yang harus dipenuhi
sumber radiasi misalnya sinar X, sinar gamma, Pemegang izin dalam memperoleh perizinan dari
dan lain lain, untuk itu diperlukan alat ukur BAPETEN untuk pemanfaatan sumber radiasi.
120
Kalibrasi Dosimeter Saku Gamma (DSG) dan TDL/Film Badge (FB) (Nazaroh)

Yang dimaksud dengan Alat Ukur Radiasi sumber daya, Pengujian dan kalibrasi,
(AUR) menurut Peraturan Kepala (PERKA) Pemantauan, Analisis dan Peningkatan serta
BAPETEN No.1/2006 [3] tentang Laboratorium lampiran-lampiran yang terkait.
Dosimetri, Kalibrasi Alat Ukur Radiasi dan Untuk memenuhi persyaratan proteksi,
Keluaran Sumber Radiasi Terapi, dan laboratorium PTKMR dilengkapi dengan
Standardisasi adalah alat yang menunjukkan konstruksi gedung laboratorium yang memadai,
nilai paparan, laju paparan, aktivitas, laju cacah, system proteksi sumber radioaktif dan peralatan
dosis atau laju dosis dalam medan radiasi. Untuk proteksi.
memperoleh harmonisasi dalam pengukuran
Pada makalah ini akan disajikan Metode
radiasi, AUR harus dikalibrasi setiap tahun
Kalibrasi Dosimeter Saku Gamma dan Metode
berdasarkan PERKA BAPETEN tersebut.
Kalibrasi TLD/Film Badge di PTKMR-BATAN,
Dengan semakin banyaknya AUR yang agar dapat diketahui pengguna (user) dan dapat
harus dikalibrasi, kini beberapa institusi dimanfaatkan oleh laboratorium lain yang ingin
pemerintah (di BATAN dan di luar BATAN) memberikan layanan kalibrasi.
tertarik ingin mendirikan fasilitas kalibrasi.
Dengan pertimbangan tersebut, dipandang perlu
oleh BAPETEN untuk membuka kesempatan 2. TEORI
bagi institusi yang berminat memberikan
pelayanan kalibrasi AUR. Alat standar bermacam-macam tingkatannya,
Hal yang perlu diperhatikan dalam ada alat ukur radiasi standar primer, standar
pendirian fasilitas kalibrasi antara lain sekunder, standar tersier, standar nasional dan
pemenuhan persyaratan teknis, persyaratan standar kerja. Definisi alat standar dan
manajemen dan persyaratan proteksi. laboratorium standar disajikan pada Tabel 1
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi yaitu [4,5].
diperlukannya alat ukur radiasi standar yang PTKMR sebagai Secondary Standard
tepat untuk kegiatan kalibrasi, Sumber Radiasi Dosimetry Laboratory (SSDL- Jakarta), memiliki
dan Metode kalibrasi. Salah satu metode peran dan tugas yang penting dan strategis,
kalibrasi yang diperlukan adalah Metode antara lain: menjaga ketertelusuran AUR standar
Kalibrasi Dosimeter Saku Gamma dan TLD/Film ke satuan SI (Sistem internasional), memberikan
Badge. layanan kalibrasi AUR standar tingkat proteksi
Dalam rangka memenuhi persyaratan dan terapi, berpartisipasi dalam interkomparasi
manajemen, Laboratorium PTKMR-BATAN dan audit mutu internasional secara berkala
melengkapinya dengan Panduan Induk atau yang diselenggarakan oleh IAEA dan APMP,
Panduan Mutu Laboratorium, Prosedur Kerja, memberikan laporan tahunan ke IAEA, dan
Instruksi Kerja dan Formulir. Panduan Induk sebagai koordinator interkomparasi tingkat
memuat Kebijakan Mutu, Tujuan dan Sasaran nasional untuk tingkat proteksi dan terapi,
Mutu, Pendahuluan, Sistem Manajemen Mutu, memberikan pelatihan pada pelanggan dan
Tanggungjawab Manajemen, Pengelolaan menerbitkan metode kalibrasi.

Gambar 1 Hirarki Sistem Pengukuran Internasional untuk Metrologi Radiasi [4,5]

121
Jurnal Standardisasi Vol. 13, No. 2 Tahun 2011: 119 - 127

Tabel 1 Klasifikasi AUR Standar dan Laboratorium Standar [4,5]


Klasifikasi AUR Standar Laboratorium Standar

Standar Primer: Primary Standard Dosimetry Laboratory (PSDL)/


Alat Ukur Radiasi absolut, yang memiliki kualitas Laboratorium Dosimetri Standar Primer (LDSP) adalah
metrologi tertinggi, dapat menentukan besaran dari laboratorium yang mengembangkan, memelihara, dan
definisinya, keakuratannya telah dibuktikan dengan meningkatkan standar primer dalam bidang dosimetri
uji banding dengan standar yang sejenis dari yang sesuai. Biasanya PSDL merupakan laboratorium
institusi lain yang berpartisipasi dalam sistem nasional di suatu negara, berpartisipasi dalam uji
pengukuran internasional. banding sistem pengukuran internasional yang
dikoordinir oleh BIPM (Prancis) dan memberikan
pelayanan kalibrasi Alat Ukur Radiasi (AUR) standar
sekunder.
AUR Standar Sekunder: Secondary Standard Dosimetry Laboratory (SSDL)/
Alat Ukur Radiasi (AUR) yang dikalibrasi dengan Laboratorium Dosimetri Standar Sekunder (LDSS)
AUR standar primer, memiliki presisi dan stabilitas adalah laboratorium yang memiliki sekurang-kurangnya
jangka panjang satu standar sekunder yang telah dikalibrasi terhadap
standar primer, mampu mengoperasikan dan
memelihara AUR standar dan/atau sumber standar
sekunder dan memberikan layanan kalibrasi.
AUR Standard Nasional: Tertiary Standard Dosimetry Laboratory (TSDL)/
AUR yang dianggap memiliki kualitas metrologi Laboratorium Dosimetri Standar Tersier (LDST) adalah
tertinggi di suatu negara, dikalibrasi di laboratorium laboratorium dosimetri yang memiliki, mampu
standar primer (PSDL/SSDL). mengoperasikan dan memelihara AUR dan/atau
sumber standar tersier.
AUR Standar Tersier:
AUR yang dikalibrasi dengan standar sekunder.
Standar Kerja:
AUR standar yang digunakan untuk
pengukuran/kalibrasi rutin di tempat kerja.

Dosimetri adalah cabang ilmu yg Mo : Bacaan dosimeter dalam keadaan tidak


mempelajari ukuran, jumlah energi radiasi yang ada berkas radiasi
diserap per satuan waktu oleh suatu materi Nk,Qo : Koefisien kalibrasi dosimeter kerma
tertentu. Di bidang Dosimetri, ada besaran fisika, udara di laboratorium Standar
besaran proteksi, dan besaran operasional.
Kondisi acuan adalah kondisi pada satu
Besaran fisika adalah besaran yang secara fisika
set nilai acuan (Po = 101,3 kPa, To = 20 ºC), di
menggambarkan sifat penyerapan energi pada
mana koefisien kalibrasi tersebut berlaku/sah
suatu medan radiasi. Besaran proteksi adalah
tanpa koreksi lagi.
besaran yang digunakan untuk tujuan proteksi
radiasi dan besaran ope rasional adalah Selama pengukuran, usahakan besaran
besaran yang dapat diukur oleh alat ukur radiasi. yang mempengaruhi dijaga/dikontrol. Jika
kondisi pengukuran tidak sesuai dengan kondisi
Salah satu besaran fisika yang digunakan
acuan yang digunakan di laboratorium standar
pada makalah ini adalah Kerma [4, 5, 6]. Kerma
maka perlu dilakukan koreksi.
adalah jumlah energi kinetik awal semua partikel
pengion bermuatan yang dibebaskan oleh
partikel tak bermuatan pada suatu bahan, dEtr 2.1 Koreksi untuk densitas udara, kPT
dengan masa dm, satuan : Gy, mGy atau µGy. Koreksi yang sering dipakai dalam pengukuran
kerma udara adalah perubahan densitas udara
akibat perubahan tekanan, P dan temperatur,

Untuk pengukuran Kerma udara, Ku pada suatu


titik acuan di udara untuk kualitas berkas acuan,
Qo adalah: Po dan To adalah tekanan dan temperatur
o
acuan, Po = 101,3 kPa, To = 20 C. Untuk
rentang kelembaban antara 30-80 % koreksi
MQo : Bacaan dosimeter di bawah kondisi diabaikan.
acuan di laboratorium Standar
122
Kalibrasi Dosimeter Saku Gamma (DSG) dan TDL/Film Badge (FB) (Nazaroh)

Gambar 2 Kurva Hubungan antara Kerma Udara dan Dosis Ekivalen Ambient

Untuk mengkonversikan besaran kerma


udara ke dosis ekivalent ambient dapat
digunakan Faktor Konversi, yang disajikan pada dimana:
137
Gambar 1. Untuk sumber Cs, nilainya 1,20
60
Sv/Gy (H*(10)/Ku) dan untuk Co, nilainya 1,16 DX = Dosis paparan standar (mR)
Sv/Gy. 2
DXcal = Dosis paparan rata Dosimeter Saku Gamma
Bacaan dosimeter saku biasanya dalam yang dikalibrasi, (mR)
besaran dosis ekivalent ambient (mSv) atau X = Laju Paparan standar (mR/h), saat kalibrasi
paparan (mR). Untuk menentukan laju dosis
ekivalen ambient saat pengukuran, t, bacaan X(to) = Laju Paparan standar saat acuan (to)
standar acuan dikoreksi terhadap perbedaan FK(X) = Faktor Kalibrasi Dosimeter Saku Gamma
waktu t dan to. yang dikalibrasi, utk paparan.
Dalam melaporkan hasil kalibrasi, selain
Faktor kalibrasi, dilaporkan juga ketidakpastian
bentangannya, U = k.uc, di mana k = faktor
cakupan, bergantung pada derajat kebebasan
yang diperoleh dan uc adalah ketidakpastian
bentangannya.

2.2 Penentuan Ketidakpastian Faktor Kalibrasi


dimana: Dosimeter Saku Gamma
2
T1/2
137 Untuk n kali pengukuran, Bacaan rata
= Waktu paro Cs (30,05±0,08) tahun
dari sertifikat Dosimeter Saku Gamma, DH*cal dapat dihitung

Δt = Perbedaan waktu antara to (saat


dengan rumus: X =
X i

acuan) dan saat kalibrasi (t) n


H*(10) = Laju Dosis Ekivalen Ambient Standar Deviasi standar nilai rata-rata dapat ditentukan
(saat kalibrasi), µSv/h n
xi  x 2
Ho*(10) = Laju Dosis Ekivalen Ambient Standar

(saat to), µSv/h
dengan rumus:
s xi = i  n 1
DH*(10) = Dosis Ekivalen Ambient Standar (µSv)
Simpangan baku rata-rata dapat dihitung dengan
DH*cal = Bacaan Dosimeter Saku Gamma yg
sx i  
dikalibrasi (µSv) s ( xi )
t = Lama penyinaran Dosimeter Saku rumus: n
Gamma (h)
Ketidakpastian tipe A, UA dosimeter saku
sx i 
FK (H*(10)) = Faktor Kalibrasi Dosimeter
Saku Gamma utk Dosis Ekivalent ambient. ditentukan dengan: UA = { / x } x 100%.
Derajat kebebasan ditentukan dengan:A = n – 1,
distribusi normal, dan koefisien sensitivitas cA = 1.
Ketidakpastian resolusi dosimeter saku, Ures
dapat ditentukan dengan rumus:

123
Jurnal Standardisasi Vol. 13, No. 2 Tahun 2011: 119 - 127

skalaterkeci / 2 ditentukan dengan rumus: uKonv= UKonv/2, untuk


U res  x100% distribusi normal, dan koefisien sensitivitas cKonv= 1.
X
Ketidakpastian waktu paro, UT1/2= (0,08/30,05) x
Derajat kebebasan: ٧res= 30, ures dapat
100%. T1/2 Cs-137: (30,05±0,05) tahun dari
ditentukan dengan rumus: ures= ures/(3),
Sertifikat. Derajat kebebasan, T1/2= 100, nilai
distribusi rectangular, dan koef. sensitivitas cres= 1
uT1/2, dapat ditentukan dengan uT1/2= UT1/2/(3),
Ketidakpastian Laju Dosis Ekivalen Ambient, U X: untuk distribusi rectanguler dan koefisien
4,06% (diperoleh dari pengukuran) derajat sensitivitas cT1/2 = 1;
kebebasan, ٧X= 100. Nilai UH*(10) dapat
ditentukan dengan rumus: uX= UX/2, untuk Ketidakpastian timer, Utimer= (skala terkecil/lama
distribusi normal, dan koefisien sensitivitas cX = 1. penyinaran) x100%
Ketidakpastian waktu paro, UT1/2. = (0,08/30,05) Derajat kebebasan, timer= 30. utimer, dapat
x 100% dari Sertifikat. ditentukan dengan rumus utimer= Utimer/(3), untuk
distribusi rect., dan koef. sensitivitas ctimer = 1;
Derajat kebebasan, T1/2= 100, nilai uT1/2, dapat
ditentukan dengan uT1/2= UT1/2/(3), untuk Ketidakpastian jarak sumber ke detektor, Ud. Ud
distribusi rectanguler dan koefisien sensitivitas = (0,6mm/jarak saat kalibrasi)x100%
cT1/2 = 1; Derajat kebebasan, d= 30, nilai ud, dapat
Ketidakpastian timer, UTimer. Utimer= (skala ditentukan dengan rumus ud= Ud/(2), untuk
terkecil/lama penyinaran) x100% distribusi normal dan koefisien sensitivitas cd= 1;
Derajat kebebasan, timer= 30. utimer, dapat Ketidakpastian tekanan, Upr= (1 mmHg/tekanan
saat kalibrasi) x 100%
ditentukan dengan rumus utimer= Utimer/(3) ,
untuk distribusi rect., dan koef. sensitivitas ctimer = Derajat kebebasan, pr= 30; Nilai upr, dapat
1 ditentukan dengan rumus upr= Upr/(2) untuk
Ketidakpastian jarak sumber ke detektor, Ud. Ud= distribusi rectanguler, dan koefisien sensitivitas
(0,6mm/jarak saat kalibrasi)x100% cpr = 1 ;
Ketidakpastian temperatur, UT= (0,4/temperatur
Derajat kebebasan, d= 30, nilai ud, dapat
saat kalibrasi)x100%
ditentukan dengan rumus ud= Ud/(2), untuk
distribusi normal dan koefisien sensitivitas cd = 1 Derajat kebebasan, T= 30; Nilai uT dapat
Ketidakpastian tekanan, Upr= (1 mmHg/tekanan ditentukan dengan rumus uT= UT/(2) untuk
saat kalibrasi) x 100% distribusi normal, dan koefisien sensitivitas cT =1.
Ketidakpastian standar gabungan, dengan
Derajat kebebasan, pr= 30; Nilai upr, dapat
ditentukan dengan rumus upr = Upr/(2) untuk rumus:
u c( y )  u 2
  (c xu x ) 2
distribusi rectanguler, dan koefisien sensitivitas
cpr = 1 uc(FK)H*
(c Ku u Ku ) 2  (cT 1 / 2 uT 1 / 2 ) 2  (ckonvu konv ) 2  (ctimerutimer ) 2  (cd u d ) 2  (cT uT ) 2  (c pr u pr ) 2
Ketidakpastian temperatur, UT= (0,4/temperatur
saat kalibrasi)x100%
Derajat kebebasan, T= 30; Nilai uT dapat 3 TATA KERJA
ditentukan dengan rumus uT= UT/(2) untuk
distribusi normal, dan koefisien sensitivitas c T=1 Untuk melakukan layanan kalibrasi Dosimeter
Saku Gamma dan TLD/Film Badge diperlukan
Ketidakpastian standar gabungan, dengan
seperangkat peralatan yang memadai: Sumber
rumus:
u c( y )  u 2
  (c xu x ) 2 radiasi, alat stándar yang tertelusur ke sistem SI
(Satuan Internasional), ruang kalibrasi dan ruang
uc(FK)H*
kontrol yang memenuhi persyaratan teknis, meja
(cXuX)2 (cT1/2uT1/2)2 (cA.uA)2 (cresures)2 (ctimer )2 (cdud)2 (cTuT)2 (cprupr)2
utimer kalibrasi, pencatat kondisi ruangan yang
terkalibrasi, alat pengukur jarak, laser alignment
2.2 Penentuan Ketidakpastian Kalibrasi dan teleskop.
TLD/Film Badge Di Laboratorium PTKMR-BATAN (Pusat
Ketidakpast. Laju Kerma udara, UKu yaitu: Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi),
4,06%. (diperoleh dari hasil pengukuran). Derajat pengukuran laju kerma udara dilakukan setiap
137
setahun sekali terhadap pesawat OB-85 ( Cs)
kebebasan, Ku= 100. Nilai uKu dapat ditentukan
yang memiliki aktivitas 740 GBq (20 Ci) (pada
dengan rumus: uKu= UKu/2, untuk distribusi
bulan Mei 1985). Pesawat ini buatan. Buchler
normal, dan koefisien sensitivitas cKu= 1.
GmbH, Germany. Pengukuran dilakukan pada
Ketidakpast. Faktor Konversi =1%, Derajat SDD (Source to Detector Distance) bervariasi,
kebebasan, konv= 30 .Nilai uKonv dapat pada jarak 2 hingga 4,5 m dengan pertambahan

124
Kalibrasi Dosimeter Saku Gamma (DSG) dan TDL/Film Badge (FB) (Nazaroh)

jarak 0,25 m, menggunakan alat ukur radiasi


standar Aloka, disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Alat Ukur Standar PTKMR-BATAN yang digunakan untuk Pengukuran Kerma Udara
AUR Standar Nk Dikalibrasi
ALOKA + detektor IC 400cc (7,68 ± 0,2 ) Gy/mR LMR-N/KAL/V-10/INT-05
Kondisi kalibrasi:
o
1005 mbar /21 C/ 53%
(kPT = 1,012)

Pengukuran laju kerma udara pesawat OB-85 12 cm, tebal A1=20 mm, A2=16 mm. Hasil
dilakukan pada beberapa kondisi pengukuran: pengukuran laju kerma udara pesawat OB-85
tanpa absorber (TA), dengan absorber A1, A2 disajikan pada Gambar 5.
dan A1+A2. Absorber terbuat dari bahan Pb
3
dengan kerapatan jenis 11,34 g/cm , diameter

137
Gambar 4 Setting Pengukuran Keluaran OB-85 ( Cs)

Untuk melihat kinerja alat standar tersebut alat standar. Hal ini dimaksudkan untuk melihat
juga dilakukan uji stabilitas menggunakan check apakah kondisi alat cukup baik untuk
source, Sr/Y-90. Uji stabilitas disajikan pada pengukuran. Pada Tabel 3 disajikan cek antara
Tabel 3. Kinerja alat standar dievaluasi. Dari atau cek stabilitas alat standar aloka dan analisis
hasil evaluasi tersebut diperoleh hasil seperti control chartnya.
yang tersaji pada Tabel 3 Corrected value adalah bacaan aloka saat
cek stabilitas/cek antara dikoreksi terhadap
perbedaan waktu dengan bacaan awal.
3.1 Cek Stabilitas Alat Standar Aloka
Reference value adalah bacaan cek stabilitas
Setiap akan digunakan, atau setiap empat bulan pertama kali
sekali, dilakukan cek antara atau cek stabilitas

125
Jurnal Standardisasi Vol. 13, No. 2 Tahun 2011: 119 - 127

Tabel 3 Analisis Control Chart Cek Stabilitas Alat standar Aloka


Date Corrected Reference Mean UWL LWL UAL LAL stdev
Value Value
mR mR
19 Feb.010 279.84 280.73 280.56 283.62 277.5 285.15 275.97 1.53
19 Jun. 010 281.96 280.73 280.56 283.62 277.5 285.15 275.97 1.53
7 Okt. 010 281.69 280.73 280.56 283.62 277.5 285.15 275.97 1.53
4 Feb. 011 278.74 280.73 280.56 283.62 277.5 285.15 275.97 1.53
Statistical warning limit :
Upper Warning Limit (UWL): mean + (2 x stdev) = 283.62
Lower Warning Limit (LWL): mean - (2 x stdev) = 277.5

Statistical action (control) limit


Upper Action Limit (UAL): mean + (3 x stdev) = 285.15
Lower Action Limit (LAL): mean - (3 x stdev) = 275.97

Gambar 5 Kurva Hasil Pengukuran Laju Kerma udara, Laju Paparan dan Laju Dosis Ekivalent Ambient Pesawat
137
OB-85 (sumber Cs) menggunakan alat standar Aloka pada berbagai kondisi pengukuran (variasi SDD: (100-
450) cm dan variasi absorber)

Tabel 4 Analisis Uji Profisiensi Antar Personil


Pelaksana Pelaksana
No Lingkup
1 2
Kalib. A B Analisis t- student V
2 2
t value = V = (s 1/n1+s 2/n2)/
Hasil Hasil 2
(X1- ((s 1/n1)/n1- tcritical Kesimp.
Kalibrasi Kalibrasi 2 2 2
X2)/√[s 1/n1+s 2/n2] 1+(s 2/n2)/n2-1)
FK (X1) FK(X2) CL=95%
-3
1 D. Saku 1,10±6,57% 1,08±8,26% 1,89.10 74,26 2,00 Baik.
126
Kalibrasi Dosimeter Saku Gamma (DSG) dan TDL/Film Badge (FB) (Nazaroh)

Analisis uji profisiensi antar personil dapat dilakukan dengan menggunakan analisis t-
dilakukan setiap 4 bulan atau setiap tahun student seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.
berdasarkan program jaminan mutu yang telah Hasilnya Baik karena tvalue lebih kecil dari tkritis
ditetapkan oleh lab. Analisis uji profisiensi dapat

Tabel 5 Contoh Penentuan Faktor Kalibrasi (FK) dan Ketidakpastian FK Dosimeter Saku Gamma
No. Kontrak : -/KMR 5.2/IV/2011
Sumber Radiasi : Cs-137
DS W133/
133302
Nama Alat Ukur :
Model/No. Seri Elektrometer -
Model/No. Seri Detektor : -
Skala : mR FK : ……..
Komponen Satuan Distribusi Tipe U Pembagi vi ui ci uici uici2 uici4/vi
UH* % normal B 4.06 2.00 100 2.03 1 2.03E+00 4.12E+00 1.70E-01
UA % normal A 3.13 1.73 30 1.81 1 1.81E+00 3.27E+00 3.57E-01
Ures % rect. B 0.00 1.00 2 0.00 1 0.00E+00 0.00E+00 0.00E+00
Utimer % rect. B 0.28 1.73 30 0.16 1 1.61E-01 2.58E-02 2.22E-05
UT1/2 % rect. B 0.27 1.73 100 0.15 1 1.54E-01 2.37E-02 5.61E-06
Ud % normal B 0.04 2.00 30 0.02 1 2.00E-02 4.00E-04 5.33E-09
Upr % normal B 0.13 2.00 30 0.07 1 6.58E-02 4.33E-03 6.24E-07
UT % normal B 2.00 2.00 30 1.00 1 1.00E+00 1.00E+00 3.33E-02
Jumlah 8.45E+00 5.60E-01
Ketidakpastian baku gabungan, uc, (%) 2.91
Derajat kebebasan efektif, ѵeff 127.38
Faktor cakupan, k-student’s untuk ѵeff dan CL 95% 1.98
Ketidakpastian bentangan, U = kuc, (%) 5.76

Tabel 6. Contoh Penentuan Faktor Kalibrasi (FK) dan Ketidakpastian FK TLD/Film Badge
No. Kontrak : -/KMR 5.2/IV/2011
Sumber Radiasi : Cs-137
Nama Alat Ukur : TLD/FB
Model/No. Seri Elektrometer : -
Model/No. Seri Detektor : -

Skala :
Komponen Satuan Distribusi Tipe U Pembagi vi ui ci uici uici2 uici4/vi
UKu % normal B 3.93E+00 2.00 100 1.97E+00 1 1.97E+00 3.86E+00 1.49E-01
Ukonv % normal A 1.00E+00 1.73 30 5.78E-01 1 5.78E-01 3.34E-01 3.72E-03
UT1/2 % rect. B 2.70E-01 1.73 100 1.56E-01 1 1.56E-01 2.44E-02 5.93E-06
Utimer % rect. B 2.68E+00 1.73 30 1.55E+00 1 1.55E+00 2.40E+00 1.92E-01
Ud % rect. B 3.00E-02 2.00 30 1.50E-02 1 1.50E-02 2.25E-04 1.69E-09
Upr % normal B 1.32E-01 2.00 30 6.58E-02 1 6.58E-02 4.33E-03 6.24E-07
UT % normal B 2.00E+00 2.00 30 1.00E+00 1 1.00E+00 1.00E+00 3.33E-02

Jumlah 7.62E+00 3.78E-01


Ketidakpastian baku gabungan, uc, (%) 2.76
Derajat kebebasan efektif, ѵeff 153.72
Faktor cakupan, k-student’s untuk ѵeff dan CL 95% 1.98
Ketidakpastian bentangan, U = kuc, (%) 5.47

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Internasional), meja kalibrasi, pencatat kondisi


ruangan yang terkalibrasi, alat pengukur jarak,
laser alignment dan teleskop. Langkah
Untuk melakukan kegiatan layanan kalibrasi berikutnya adalah melakukan pengukuran output
Dosimeter Saku gamma dan TLD/Film Badge, atau keluaran sumber radiasi dalam besaran
perlu dipersiapkan persyaratan manajemen, kerma udara dengan satuan
persyaratan proteksi dan persyaratan teknis. menggunakan alat stándar yang terkalibrasi dan
Persyaratan teknis diantaranya ruang kalibrasi tertelusur ke sistem SI. Pengukuran dilakukan
dan ruang kontrol, sumber radiasi, alat stándar pada SDD (Source to Detector Distance)
yang tertelusur ke sistem SI (Satuan bervariasi. SDD 1= 100 cm, SDD 2=125 cm,
127
Jurnal Standardisasi Vol. 13, No. 2 Tahun 2011: 119 - 127

demikian seterusnya sampai SDD 15=450 cm. laju dosis ekivalent perorangan Hp(10),
Pertambahan SDD (jarak) 25 cm, dengan dan digunakan phantom dan faktor konversi
tanpa absorber sesuai kebutuhan, dikoreksi untuk 137Cs adalah 1,21 x Ku
terhadap faktor temperatur, tekanan. Lakukan (/
perhitungan ketidakpastian pengukuran output, d. Kalibrasi Dosimeter saku gamma dilakukan
dengan memasukkan parameter ketidakpastian pada SDD tertentu (misal 200 cm). Faktor
faktor kalibrasi alat standar, stabilitas, Kalibrasi = Dosis standar dibagi dengan
ketidakpastian tipe A, resolusi alat standar, Dosis yang terbaca pada Dosimeter Saku.
tekanan, suhu, jarak, hamburan, homogenitas, e. Perhitungan ketidakpastian Faktor kalibrasi
linieritas, dan timer. Pada contoh makalah ini dilakukan sesuai Tabel 5 (untuk Dosimeter
diperoleh ketidakpastian Kerma udara, uKu= 3,93 Saku Gamma) dan Tabel 6 (untuk TLD/Film
% dan Ketidakpastian Laju Dosis Ekivalent, uH*= Badge).
4,06 %. Ini diperoleh dari data pengukuran OB-
85. Untuk menentukan laju dosis ekivalent DAFTAR PUSTAKA
ambient standar dalam satuan mikro sievert/h
digunakan Faktor konversi. Faktor konversi Laju Badan Pengawas Tenaga Nuklir. (2006).
137
dosis ekivalent ambient untuk Cs adalah 1,20 Peraturan Kepala Bapeten No. 1/2006
x Ku (µSv/h/µGy/h). Demikian juga untuk tentang Laboratorium Dosimetri, Kalibrasi
menentukan laju dosis perorangan Hp(10), Alat Ukur Radiasi dan Keluaran Sumber
digunakan phantom dan faktor konversi untuk Radiasi Terapi, dan Standardisasi
137
Cs adalah 1,21 x Ku (/µSv/hµGy/h). Lakukan ICRP. (2007). Publication 103, The 2007
kalibrasi Dosimeter saku gamma sesuai dengan Recommendations of the International
SDD yang ada, sehingga diperoleh bacaan Commission on Radiological Protection,
Dosimeter saku gamma. Faktor Kalibrasi March. 2007
diperoleh dengan membandingkan Dosis standar International Atomic Energy Agency. (1996).
dengan Dosis yang terbaca pada Dosimeter International Basic Safety Standards for
Saku. Perhitungan ketidakpastiannya dilakukan Protection against Ionizing Radiation and
sesuai Tabel 5 (untuk Dosimeter Saku Gamma) for the Safety of Radiation Sources, Safety
dan Tabel 6 (untuk TLD/Film Badge). Series No. 115. Vienna
International Atomic Energy Agency. (2007).
5 KESIMPULAN International Atomic Energy Agency-
Technical Report Series No. 457,
a. Fasilitas Kalibrasi Dosimeter Saku gamma Dosimetry in Diagnostic Radiology: an
dan TLD/Film Badge terdiri atas: ruang International Code of Practice, IAEA.
kalibrasi, ruang kontrol yang memenuhi Vienna
persyaratan teknis, sumber radiasi, alat International Atomic Energy Agency. (2000).
stándar yang tertelusur ke sistem SI, meja Calibration of Radiation Protection
kalibrasi, pencatat kondisi ruangan yang Monitoring Instruments, Safety Series No.
terkalibrasi, alat pengukur jarak, laser 16, IAEA, Vienna
alignment dan teleskop. Lewis, V., Woods, M., Burgess, P., Green S.,
Simpson J., and Wardle, J. (2003).
b. Untuk pengukuran output atau keluaran Measurement Good Practice Guide No 49,
sumber radiasi digunakan alat stándar yang The Assessment of Uncertainty in
terkalibrasi dan tertelusur ke sistem SI. Radiological Calibration and Testing, ISSN
c. Untuk menentukan laju dosis ekivalent : 1368-6550, NPL-UK, Maret 2003
ambient standar dapat digunakan Faktor Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2008
konversi. Faktor konversi Laju dosis tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber
ekivalent ambient untuk 137Cs adalah 1,20 x Radiasi dan Pengion
Ku (/

128

Anda mungkin juga menyukai