Profil 2017 Puskesmas TPS 1
Profil 2017 Puskesmas TPS 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 Umum
Untuk mengetahui hasil kegiatan yang telah dilaksanakan di UPT
Kesmas Tampaksiring I selama tahun 2017 dan sebagai gambaran kondisi
UPT Kesmas pada awal tahun 2018.
1.2.2 Khusus
1. Mengetahui pencapaian kegiatan per program tahun 2017 yang
dibandingkan dengan target yang ditetapkan.
2. Untuk mengetahui permasalahan serta hambatan yang ditemukan
dalam pelaksanaan kegiatan program UPT Kesmas.
3. Sebagai bahan perbandingan dalam melaksanakan kegiatan UPT
Kesmas tahun berikutnya.
BAB II
GAMBARAN UMUM UPT KESMAS TAMPAKSIRING I
2.1.2 DEMOGRAFI
Jumlah penduduk UPT KesmasTampaksiring I tahun 2016 sesuai dengan data
statistik di kabupaten adalah 25.483 jiwa terdiri dari laki-laki 13.047 jiwa dan
perempuan 12.436 jiwa serta terdiri dari 6.558 KK. Proporsi penduduk terbanyak
berada di Desa Manukaya dengan jumlah 11.540 jiwa dan terkecil di desa sanding
dengan jumlah penduduk 3.352 jiwa. Kepala Keluarga (KK) terbanyak di Desa
Manukaya yaitu 3.115 KK dan terkecil di Sanding dengan jumlah KK 802. Rata-rata
kepadatan penduduk dari 3 desa yang berada di wilayah UPT Kesmas Tampaksiring I
per KK 4-5 orang. Jumlah penduduk miskin sesuai hasil pendataan tahun 2009 adalah
1863 jiwa (523 KK). Mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani dengan
rincian jenis pekerjaan sesuai tabel terlampir. Sebagian besar penduduk yang berada di
wilayah kerja UPT Kesmas Tampaksiring I beragama Hindu. Sarana komunikasi yang
ada yaitu berupa radio, TV, radio komunikasi, telepon dan internet. Sarana pendidikan
yang ada yaitu TK (8 buah), SD (16 buah), SMP (3 buah) dan SMA/SMK (3 buah).
2.3.2. MISI
Misi berfungsi untuk menjelaskan mengapa suatu organisasi harus ada, apa yang
harus dilakukannya dan bagaimana melakukannya untuk mewujudkan visi tersebut.
Misi UPT Kesmas Tampaksiring I adalah :
2.3.3 MOTTO
Dalam rangka mendorong dan memberikan semangat untuk meningkatkan
kinerja pelayana, UPT Kesmas Tampaksiring I berpedoman pada Motto yaitu “SEHATI
DALAM PELAYANAN”
2.3.4 STRATEGI
Untuk mewujudkan visi dan misi UPT kesmas Tampaksiring I, ditetapkan strategi
dalam periode 2016-2020 sebagai berikut :
1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan dengan optimalisasi pelayanan
Puskesmas keliling, Puskesmas Pembantu dengan tenaga bidan yang ada di Desa.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan baik dari aspek Quality of care maupun
Quality of service.
3. Peningkatan sarana dan prasarana termasuk obat-obatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam setiap upaya kesehatan Puskesmas.
5. Meningkatkan keterpaduan (program dan sektoral) untuk mengatasi keterbatasan
sumber daya untuk memperoleh hasil yang optimal.
6. Meningkatkan upaya rujukan baik rujukan kesehatan perorangan maupun rujukan
kesehatan masyarakat.
7. Peningkatan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
8. Peningkatan pembiayaan kesehatan dan mekanisme pengelolaannya.
Dalam melaksanakan strategi tersebut ada beberapa factor sebagai penentu
keberhasilan dalam melaksanakan visi dan misi UPT Kesmas yaitu :
1. Komitmen untuk menumbuhkan dan membudayakan prinsip – prinsip dalam
pemberian pelayanan yang fokus pada pelanggan.
Profil UPT Kesmas Tampaksiring I 2017 Page 5
UPT KESEHATAN MASYARAKAT TAMPAKSIRING I
19 Tenaga kebersihan 1 1
SD
Jumlah 43 4 2 1 50
2.4.2 Keuangan
Operasional UPT Kesmas tahun 2017 bersumber dari dana saldo kas tahun 2016,
APBD II, APBD I (BKK) dan pendapatan BLUD dari kapitasi peserta BPJS, dan dari
pelayanan pasien umum tahun 2016. Sedangkan dana dari pusat dalam bentuk dana
Tugas Perbantuan (TP) dikhususkan untuk kegiatan promotif dan preventif UPT
Kesmas dalam bentuk Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Dana operasional
tersebut dipergunakan untuk membiaya operasional manajemen UPT Kesmas dan untuk
pelaksanaan program-program UPT Kesmas.
A Pendapatan 100
1 Umum 100
2 Klaim JKBM 100
3 Kapitasi BPJS /JKN 100
4 Jagir dan piutang 2014 100
B Pengeluaran 100
1 Non Kegiatan 100
2 Penyediaan jasa admin 100
keuanagn/perkantoran
gedung kantor
4 Pemeliharan rutin/berkala 100
kendaraan dinas/op
5 Pemeliharaan rutin/berkala 100
perbekalan kesehatan
7 Pemeliharaan dan pemulihan 100
kesehatan
8 Perbaikan gizi masyarakat 100
9 Penyelenggaraan penyehatan 100
lingkungan
10 Penyelenggaraan papsmear 100
11 Pengadaan sarana prasarana 100
puskesmas/pustu
BAB III
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
1 K/S
2 D/S
3 N/D”
4 VIT A 6-11 BLN
5 VIT A 12-59 BLN
6 Fe I BUMIL
7 Fe III BUMIL
8 ASI eklusif
9 Garam beryodium
6 SAB diperiksa
7 Pemanfaatan JAGA
8 Pengawasan pestisida
9 SPAL diperiksa
10 SPAL memenuhi syarat
11 Desa pengendalian vector
12 Pemicuab (STBM)
Tabel 12. Hasil Capaian Kegiatan Program Kesehatan Lansia Tahun 2016
TARGET REALISASI KESEN-
NO URAIAN KEGIATAN
Absolut % Absolut % JANGAN
Tabel 14. Hasil Capaian Utilisasi Kunjungan Pengobatan Pasien JKN (kapitasi 12.205)
NO Utilisasi JKN
Absolut %
BULAN
1 JANUARI
2 PEBRUARI
3 MARET
4 APRIL
5 MEI
6 JUNI
7 JULI
8 AGUSTUS
9 SEPTEMBER
10 OKTOBER
11 NOVEMBER
12 DESEMBER
Rata-Rata Utilisasi
Tabel 15. Poli Rujukan pasien yang dirujuk tahun 2017 adalah sebagai berikut:
No Poliklinik Rujukan Jumlah Pasien dirujuk
ABSOLUT %
1 Bedah
2 Interna
3 Saraf
4 Obgyn
5 Mata
6 THT
7 Kulit
8 Jiwa
9 UGD
10 Anak
11 Jantung
12 Paru
13 Lain-lain
Total
Tabel 16. Cakupan kunjungan penyakit tidak menular (PTM) yang diobati di UPT
Kesmas Tampaksiring I sepanjang tahun 2017 adalah sebagai berikut
NO JENIS PENYAKIT JUMLAH
Baru Lama Total
1 Hipertensi
2 Dyspepsia
3 Myalgia
4 Pulpitis
5 Necrose Pulpa
6 Diabetes Mellitus Tipe 2
7 Epilepsi
8 Astma
9 Diabetes Mellitus Tipe 1
10 Stroke
Total Kasus
Tabel 17. Sepuluh penyakit terbanyak yang diobati di UPT Kesmas Tampaksiring I
sepanjang tahun 2016 (jumlah penduduk = 25.483) adalah sebagai berikut
NO JENIS PENYAKIT JUMLAH
ABSOLUT %
1 ISPA
2 Dispepsia
3 Demam
4 Hipertensi
5 Haemophilus Influenza
6 Myalgia
7 Diare
8 Kontrol Luka
9 Persistensi Gigi
10 Dermatitis
3 Menyusun RPK Secara Rinci Ya, Terinci Ya, terinci Ya, Terinci 10
Dan Lengkap sebagian sebagian seluruhnya
kecil besar
64
38
17
IV MANAJEMEN 7,75
KETENAGAAN
37
Tabel 22. Hasil Capaian Mutu Layanan UPT Kesmas Tahun 2016
NO JENIS KEGIATAN SKALA 1 SKALA 2 SKALA 3 NILAI
( NILAI 4 ) ( NILAI 7 ) ( NILAI 10 ) AKHIR
1 Drop Out Pelayanan ANC ( K1- > 20 % 11-20 % < 10 % 10
K4)
2 Drop out DPT3- Campak > 20 % 11-20 % < 10 % 10
3 Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan < 70 % 70-79 % > 80 % 10
4 Penanganan Komplikasi <4% 4-4,9 % >5% 10
Obstetri/Resiko Tinggi
5 Kepatuhan Terhadap Standar ANC < 50 % 51-80 % 81-100 % 10
6 Kepatuhan Terhadap Standar < 50 % 51-80 % 81-100 % 7
Pemeriksaan Tb Paru
7 Tingkat Kepuasan Pasien < 50 % 51-80 % 81-100% 7
Terhadap Pelayanan Puskesmas
64
Nilai rata-rata mutu pelayanan 9,14
UPT Kesmas (Baik )
Dari uraian pencapaian program Administrasi Manajemen, UKM dan UKP diatas masih terdapat
permasalahan-permasalahan baik itu menyangkut kepegawaian, keuangan, asset dan capaian program
yang perlu dicari sumber permasalahannya sehingga bisa dicarikan solusi atas permasalahan tersebut.
Adapun permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Permasalahan di bidang manajemen :
a. Belum semua pegawai membuat LKHP
b. Jadwal piket masih sering tidak dipenuhi oleh petugas dengan berbagai alasan
c. Kedisiplinan kerja masih perlu ditingkatkan
d. Belum semua pegawai membuat usulan perencanaan terkait dengan dana yang
dibutuhkan untuk kegiatannya
e. KIR belum diupdate setiap 3 bulan
f. Aset belum tertata dengan baik
g. Penyerapan anggaran pada beberapa kegiatan masih dibawah 75 %
2. Permasalahan program KIA
a. Cakupan K1 dan K4 masih rendah
b. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan masih dibawah target
c. Kunjungan nifas I dan III masih dibawah target
d. Kunjungan Neonatus I dan III masih dibawah target
e. Penanganan komplikasi Neonatus masih dibawah target
3. Permasalahan program gizi
a. D/S (kunjungan balita keposyandu) belum mencapai target
b. Penggunaan garam beryodium rendah
4. Permasalahan program promkes
a. Penyuluhan melalui media tradisional, pameran dan siaran keliling belum berjalan
5. Permaslahan program P2 dan PTM
a. Cakupan DPT/Hb –Hib boster dan campak boster belum mencapai target
b. TT5 untuk bumil belum mencapai target
c. Penjaringan suspek TB masih rendah
d. Pelaksanaan PSN yang melibatkan masyarakat masih kurang
e. Kasus gigitan masih tinggi dan masih ditemukan HPR yang positif
f. Prolanis belum terbentuk di masing-masing desa
6. Permasahan program kesehatan lingkungan
a. Pelaksanaan pemicuan belum optimal
b. Data real kepemilikan SAB, Jamban dan Spal belum valid
7. Permaslahan program lansia
a. Belum terbentuk posyandu lansia di desa manukaya dan tampaksiring
b. Pengukuran intelegensia lansia belum berjalan optimal
8. Permasalahan program UKP
a. Utilisasi belum mencapai target
b. Cakupan bumil mendapat pemeriksaan kesehatan gigi belum optimal
c. Kasus jiwa khususnya skizoprenia cukup tinggi
Penyebab masalah :
1. Manajemen UPT Kesmas :
a. Kesadaran staf terkait dengan tertib administrasi masih kurang, sehingga tidak
melakukan pencatatan setiap kegiatan yang sudah dilakukan dalam buku LKHP
disamping juga pemantauan oleh kordinator dan kepala TU masih kurang.
b. Untuk jadwal piket yang sering kosong diakibatkan oleh seringnya jadwal piket
yang berbenturan dengan kegiatan luar gedung seperti posyandu, dan kegiatan
pelayanan luar gedung laiinya sehingga upaya untuk melakukan tukar jaga piket
terhambat
c. Untuk kedisplinan kerja pegawai yang kurang diakibatkan oleh system
pengawasan yang kurang optimal terkait dengan penerapan punishment yang
belum dijalankan dengan kontinyu.
d. KIR yang belum terupdate setiap 3 bulan sekali diakibatkan oleh petugas
pengurus barang yang masih mengerjakan pekerjaan di ruang rekam medis setiap
harinya sehingga menggahambat pekerjaan pembuatan KIR dan pengurus barang
tidak mengetahui bahwa penilaian kinerja terhadap pengurusan asset dilakukan
setiap tiga bulan sekali disamping juga penerapan punishment oleh atasan yang
belum dilaksanakan optimal disamping juga
e. Untuk pengurus asset yang kurang baik diakibatkan oleh karena pengurus barang
tidak mengetahui secara pasti bagaimana mengelola asset dengan baik dan ada
asset yang tidak diketahui nama barangnya sehingga sering tidak dikerjakan.
f. Untuk pembuatan RUK oleh pemegang program belum dikerjakan oleh semua
staf karena kurang pahamnya staff terhadap mekanisme pnyusunan RUK dan
penganggaran program
g. Untuk penyerapan anggaran yang masih dibawah 75% diakibatkan oleh efisiensi
disamping juga karena kurang tepatnya penggaran dalam perencanaan.
2. Untuk program KIA
a. Untuk K1 yang masih dibawah target hal ini disebabkan oleh karena pencapaian
KB aktif sampai dengan Desember 2016 sebanyak 78,67% dari target 80% oleh
karenanya banyak PUS (pasangan usia subur) yang ber KB sehingga ibu hamil
sedikit ditemukan.
b. Untuk K4 masih dibawah target hal ini disebabkan oleh karena dari total K1 yang
ditemukan sebanyak 371 bumil ada 17 bumil yang mengalami abortus (4,35%)
bumil yang pindah sebelum waktunya K4 sebanyak 4 bumil (1,02%)
c. Deteksi dini bumil resti dan cakupan pertolongan persalinan oleh nakes dibawah
target diakibatkan oleh karena jumlah bumil resti sedikit dan semua sudah tercatat
begitu juga dengan persalinan kurang karena banyak bumil yang pindah keluar
daerah yang belum ataupun sudah K4.
Profil UPT Kesmas Tampaksiring I 2017 Page 22
UPT KESEHATAN MASYARAKAT TAMPAKSIRING I
d. Kunjungan nifas I dan Nifas III masih dibawah target karena jumlah persalinan
memang sedikit.
e. Kunjungan neonates I dan III masih dibawah target karena pencapaian cakupan
persalinan masih dibawah target. Dari total 333 kelahiran hidup, semua sudah
mendapat pelayanan neoneonates dan beberapa neonatus yang memang belum
waktunya mendapat pelayanan neonatus.
f. Penanganan komplikasi neonatus masih dibawah target karena kurangnya
pelaporan kejadian komplikasi neonates oleh BPM maupun RS pemerintah dan
RS swasta
g. Untuk DDTK di posyandu belum mencapai target oleh karena kesadaran orang tua
untuk membawa anak balita ke posyandu masih kurang terkait dengan kesibukan
kerja dari orang tua dan tidak jarang anak sering diajak ketempat kerja sehingga
tidak bisa datang ke posyandu pada saat jadwal.
3. Program gizi
a. D/S masih belum mencapai target karena kesadaran orang tua untuk membawa
anak balita ke posyandu masih kurang terkait dengan keseibukan kerja dari orang
tua dan tidak jarang anak sering diajak ketempat kerja sehingga tidak bias dating
ke posyandu pada saat jadwal dan kurangnya pengetahuan dari orang tua tentang
pentingnya posyandu tersebut
b. Pemberian Fe 1 dan Fe 3 belum mencapai target karena sasaran bumil memakai
estimasi dan banyak bumil yang pindah keluar daerah sehingga tercatat adalah
yang betul-betul tinggal di wilayah kerja UPT Kesmas.
c. Pemakaian garam beryodium rendah karena garam-garam yang beredar di
masyarakat memang lebih banyak yang tidak mengandung yodium disamping
juga kesadaran dari masyarakat menggunakan garyo rendah karena rasa garam
yang pahit dan pengetahuan akan bahaya kekurangan yodium belum mereka
pahami.
4. Program Promosi Kesehatan :
a. Permasalahan terkait frekuensi penyuluhan melalui media tradisional, pameran dan
media keliling masih belum bisa dilakukan sampai saat ini dikarenakan tidak
eksisnya kelompok kesenian tradisional seperti bondres atau drama yang
diharapkan bisa bekerjasama menyebarkan informasi kesehatan, disamping tidak
adanya alokasi dana untuk pameran dan penyuluhan melalui media tradisional
tersebut.
5. Program P2 dan PTM :
a. Cakupan DPT/Hb –Hib boster dan campak boster belum mencapai target
diakibatkan oleh karena kesadaran orang tua untuk mencarikan anak balitanya
imunisasi tambahan masih kurang, yang mana mereka beranggapan bahwasanya
anak cukup mendapatkan imunisasi dasara sampai usia 9 bulan saja.
b. Cakupan TT5 belum mencapai target karena data yang dimasukkan adalah data
bumil yang betul-betul mendapatkan imunisasi TT, walaupun secara nyata semua
bumil dari status imunisasi TTnya sudah mencakup TT5 karena TT1-TT4 sudah
cukup melindungi bumil selama 25 tahun sehingga pada saat hamil tidak perlu lagi
mendapatkan imunisasi tambahan.
c. Penjaringan suspek TB rendah diakibatkan oleh karena keasadaran masyarakt
untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terkait TB masih rendah karena
takut diketahui sakitnya dan seringkali pada saat memeriksakan diri pasien tidak
bias mengeluarkan dahak sehingga pemeriksaan laboratorium belum bias
dilaksanakan dan penegakaan diagnose suspek terlalu ketat sehingga yang tidak
memenuhi criteria suspek yaitu batuk terus menerus minimal 2 minggu disertai
demam ringan dan penurunan berat badan tidak bias dijaring sebagai suspek.
d. Rendahnya partisisipasi masyarakat untuk PSN diakibatkan oleh kesadaran mereka
akan pentingnya PSN masih kurang yang mana mereka masih mengangap foging
ada lah penyelesaian masalah untuk mengatasi DBD.
e. Kasus laporan gigitan HPR tinggi diakibatkan oleh kesadaran masyarakat akan
bahaya rabies semakin tinggi sehingga setiap ada gigitan mereka melapor ke UPT
Kesmas untuk mendapatkan VAR.
f. Prolanis belum bisa terbentuk di semua desa karena jumlah pasien yang memiliki
kartu BPJS dan menderita penyakit DM, hipertensi, jantung, dan stroke jumlahnya
masih sedikit sehingga belum bias dibentuk per desa dan masih dijadikan satu
kelompok disamping juga ada ppasien yang tidak tahu informasi dan juga memang
tidak mau ikut.
a. Posyandu lansia belum terbentuk di dua desa terkait dengan fasilitasi oleh lintas
sector terutama kepala desa dan klian belum optimal walaupun sudah dilakukan
sosialisasi.
b. Pelkasanaan intelegensia belum dapat dilaksanakan karena petugas pemegang
program lansia belum memahami secara tepat cara pengukuran dan yang tenaga
kesehatan lain yang belum mendapat pelatihan belum boleh melakukan
pengukuran intelegensia.
8. Program UKP
a. Untuk utilisasi yang belum mencapai target dikarenakan pemanfaatan fasilitas
pelayanan UPT kesmas belum optimal
b. Untuk bumil yang belum mendapatkan perawatan gigi dan mulut dikarenakan
dari bumil yang anc di BPM dan RS swasta/pemerintah atau dokter spesialis
tidak ada rujukan /anjuran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gigi.
c. Tingginya kasus skizoprenia berat diakibatkan oleh factor psikis yang mana
beban kehidupan yang semakin berat dan dukungan dari keluarga kurang.
Prioritas masalah :
1. Program KIA
2. Program Gizi
3. Program P2 dan PTM
4. Program Kesehatan Lingkungan
5. Program Lansia
6. Program Promkes
7. Manajemen puskesmas
8. Program UKP
Rencana pemecahan masalah :
1. Untuk masalah KI dan K4 yang masih rendah dan kematian bayi tinggi diupayakan
dengan :
a. Memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan
b. Melaksanakan sweeping untuk penemuan bumil baru setiap 3 bulan
c. Meningkatkan pemantauan bumil terhadap resiko-resiko tinggi yang
berpotensi menyebabkan maslaha kesehatan pada ibu dan bayi
d. Memastikan bumil K1 yang seharusnya sudah K4 agar melakukan
pemeriksaan K4 dengan pemantauan bumil
e. Mengadakan kelas ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan bumil
diantaranya tentang pentingnya ANC sedini mungkin dan seteratur mungkin.
f. Meningkatkan pelaksanaan P4K
a. Mengadakan refresing kader tentang kesehatan ibu dan anak terutama tentang
faktorb resiko tinggi bumil
b. Meningkatkan peran kader posyandu dalam pelaoran dan pencatatan bumil
resti
3. Meningkatkan penyuluhan pasangan (suami dan istri) perorangan maupun
penyuluhan kelompok pada saat klas bumil atau pada saat ANC tentang pentingnya
pemeriksaan HIV pada bumil terkait penyakit ini dapat dicegah sedini mungkin pada
bayi yang dikandung dan meningkatkan pengetahuan kader tentang HIV sehingga
bias membantu mensosialisaikan pada bumil di banjarnya masing-masing
4. Untuk permasalahan data KB, agar petugas pemegang program KB puskesmas selalu
berkoordinasi dengan petugas KB di kecamatan untuk pemantauan pasangan usia
subur yang memakai KB (peserta KB aktif)
5. Untuk masalah kunjungan balita keposyandu supaya meningkat diupayakan melalui :
pemberian PMT pemyuluhan di posyandu, sweeping setiap 3 bulan sekali dan
meningkatkan peran kader posyandu agar bisa memotivasi ibu untuk mengajak
balitanya ke posyandu melalui refresing kader peningkatan peran serta tokoh
masyarakat di banjar seperti kelia banjar.
6. Untuk meningkatkan pemakaian garam beryodium diupayakan melalui penyuluhan di
posyandu kepada ibu-ibu tentang pentingnya penggunaan garam beryodium untuk
kesehtan anak, penyuluhan kesekolah-sekolah SD/SMP dan SMA dan kepada guru
pada saat melakukan penjaringan anak sekolah tentang pentingnya garam beryodium,
serta koordinasi lintas sector di desa dan kecamatan untuk disampaikan ke masyarakat
tentang pentingnya garam beryodium serta koordinasi dengan disperindag untuk
memastikan bahwa garam yang beredar di masyarakat adalah garam beryodium
sehingga secara tidak langsung garam yang dikonsumsi oleh masyarakat adalah garam
beryodium.
7. Untuk permasalahan PSN yang mana kurangnya partisipasi masyarakat untuk
terklibat diupayakan melalui penyebaran informasi baik melalui penyuluhan di banjar
ataupun pada saat rapat di kecamatan tentang bahaya demam berdarah dan upaya
penanggulangananya melalui PSN dengan meningkatkan peran pokja DBD
kecamatan, dan pokja DBD desa
8. Melakukan koordinasi dengan kepala desa untuk bias memfasilitasi pembentukan
prolanis dan posyandu lansia di masing-masing desa.
9. Berkoordinasi dengan pihak PDSR (UPT peternakan) ditingkat kecamatan untuk
melakukan penanggulangan HPR positif sehingga kasus rabies dapat dicegah dan
untuk pemegang program HPR agar lebih meningkatkan sosialisasi tentang bahaya
rabies baik melalui penyuluhan perorangan, di posyandu atau pada saat refresing
kader dan koordinasi dengan program UKS dan dinas pendidikan untuk melakukan
sosialisasi di sekolah baik pada saat penerimaan siswa baru ataupun jadwal berkala.
10. Untuk masalah asset dan KIR yang belum terkelola dengan baik di tugaskan kepada
pengurus dan penyimpan barang untuk mengupdate data asset dan KIR setiap bulan
serta membuat kartu pemeliharaan barang di semua ruangan sehingga asset terpantau
kondisinya dan bias dipantau keluar masukkan asset di masing-masing ruangan serta
untuk selalu berkoordinasi dengan bagian Perwat Pemda terkait hal-hal pengurusan
asset yang kurang dipahami.
11. Untuk penyerapan beberapa item kegiatan yang belum optimal ditugaskan kepada
perencanaan UPT kesmas untuk mengkaji pengganggaran kegiatan tersebut dan
koordinasi dengan PPTK UPT kesmas sehingga bisa disesuaikan penggaran untuk
tahun berikutnya atau pada saat anggaran perubahan.
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Dari uraian hasil kegiatan yang telah diuraikan diatas, dapat kami simpulkan
keadaan derajat kesehatan di wilayah kerja UPT Kesmas Tampaksiring I cukup baik
berdasarkan indikator kesehatan yang mencakup angka kelahiran, angka kematian bayi
dan angka kematian ibu sangat kecil begitu juga dengan status gizi masyarakat yang
sangat baik. Tentunya kondisi ini tercapai berkat kerjasama lintas sektor dan lintas
program yang terjalin efektif dan juga tidak terlepas dari perilaku masyarakat dan faktor
lingkungan yang mendukung kesehatan. Walaupun dalam perjalanan kegiatan program
masih ada yang tidak memenuhi target, tentunya ini akan dipakai suatu pertimbangan
untuk pelaksanaan program tahun berikutnya sehingga apa yang masih kurang bisa
ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya.
5.2 SARAN-SARAN
Saran-saran yang dapat diberikan untuk perbaikan program UPT Kesmas
Tampaksiring I adalah sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia perlu ditingkatkan, baik kualitas melalui pelatihan-pelatihan
rutin dari masing-masing program, supervisi secara berkesinambungan dari dinkes
dan dari kuantitas jumlah tenaga kesehatan perlu ditingkatkan terutama karena
adanya tenaga yang pensiun sehingga perlu penggantinya.
2. Sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan UPT Kesmas perlu ditingkatkan dan
pelatihan penggunaan alat-alat medis yang dilimpahkan ke UPT Kesmas perlu
ditingkatkan sehingga alat-alat medis yang disediakan bisa dipergunakan untuk
menunjang kegiatan UPT Kesmas dengan baik.
3. Ketersedian dana untuk operasional UPT Kesmas juga perlu mendapat perhatian
karena tanpa adanya dana hasil optimal yang diharapkan dari program-program
UPT Kesmas akan sedikit terhambat.
4. Kerja sama lintas sektoral baik ditingkat desa, kecamatan maupun kabupaten perlu
lebih ditingkatkan dan diefektifkan terutama untuk program-program yang terkait
dengan sektor lain.