Anda di halaman 1dari 91

STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP

PROSEDUR Tanggal Pembuatan


Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan Oleh : Ka. Prodi DIII
Keperawatan Solok

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd.Gafar,S.Kep,MPH
KEMENKES PADANG
Nama Sop Mengatur Posisi Fowler

1.PENGERTIAN Posisi fowler merupakan posisi tempat tidur


yang meninggikan kepala dan dada sebesar 45-
90 derajat tanpa fleksi lutut.

2.TUJUAN Tujuan:
 Membantu mengatasi masalah
pernapasan dan kardiovaskuluer
 Memfasilitasi aktivitas tertentu,misalnya
makan,membaca,menonoton televisi

3.Ruang Lingkup Persiapan Alat:


 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Footboard (papan kaki)
 Sarung tangan jika perlu
Persiapan Pasien:
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
4.DOKUMEN REFERENSI
5.PROSEDUR Pelaksaan
 Cuci tangan dan kenakan handscone jika
perlu.
 Meminta klien untuk menekukan lutut
sebelum kepala di naikan.
 Tinggikan kepala tempat tidur sebesar
45-90 derajat sesuai kebutuhan.
 Sudut di tempat tidur untuk posisi fowler
rendah atau semi-fowler adalah 15-45
derajat dan sudut tempat tidur untuk
fowler tinggi adalah 90 derajat.
 Letakan bantal kecil di bawah punggung
klien jika ada celah di sana.bantal akan
menyangga lengkung lumbal dan
mencegah terjadinya fleksi lumbal.
 Letakan bantal kecil di bawah kepala
klien.
 Letakan bantal di bawah tungkai, dari
lutut hingga tumit.
 Pastikan area popliteal tidak tertekan
dan lutu tidak fleksi.
 Letakan gulungan handuk di sisi masing-
masing paha.
 Topang telapak kaki klien menggunakan
papan kaki.
 Letakan bantal di bawah lengan bawah
untuk menopang kedua lengan jika klien
mengalami kelemahan pada bagian
tersebut.
 Lepaskan sarung tangan dan dan cuci
tangan.
 Dokumentasi tindakan.

6.CATATAN MUTU
7.RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan Oleh : Ka. Prodi DIII
Keperawatan Solok

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd.Gafar,S.Kep,MPH
KEMENKES PADANG
Nama Sop Mengatur Posisi Supine
(telentang)

1.PENGERTIAN Posisi supine adalah posisi klieen benaring


telentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
menggunakan bantal.

2.TUJUAN Tujuan:
 Memberikan kenyamanan pada klien
pasca operasi yang memperoleh anestesi
spinal.
 Mengatasi masalah yang timbul akibat
pemberian posisi prone yang tidak tepat.

3.Ruang Lingkup Persiapan Alat:


 Temapt tidur
 Bantal
 Gulungan handuk
 Papan kaki
 Sarung tangan jika perlu
Persiapan Pasien:
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
4.DOKUMEN REFERENSI
5.PROSEDUR  Pelaksaan
 Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
jika perlu.
 Letakan klien dalam posisi telentang di
tengah di tempat tidur.
 Letakan bantal di bawah kepala dan
bahu klien.
 Letakan bantal kecil di bawah punggung
pada lengkung lumbal jika ada celah.
 Letakan bantal di bawah tungkai, dari
lutut hingga tumit.
 Topang telapak kaki klien menggunakan
papan kaki.
 Jika klien tidak sadarkan diri atau
mengalami paralisis ektremitas
atas,elevasi tangan dan lengan
bawah,bukan lengan atas,menggunakan
bantal.
 Lepaskan sarung tangan
 Cuci tangan
 Dokumentasi tindakan

6.CATATAN MUTU
7.RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan Oleh : Ka. Prodi DIII
Keperawatan Solok

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd.Gafar,S.Kep,MPH
KEMENKES PADANG
Nama Sop Mengatur Posisi Prone
(telungkup)

1.PENGERTIAN posisi prone adalah posisi klien berbaring di atas


abdomen dengan kepala miring kesalah satu sisi.

2.TUJUAN Tujuan:
 Memfasilitasi ekstensi penuh pada sendi
panggul dan lutut.
 Mencegah kontraktur fleksi pada sendi
pinggul dan lutut.
 Membantu drainase dari mulut sehingga
bermanfaat bagi klien pascaoperasi
mulut atau tenggorokan.

3.Ruang Lingkup Persiapan Alat:


 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Sarung tangan jika perlu

Persiapan Pasien:
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
4.DOKUMEN REFERENSI
5.PROSEDUR  Pelaksaan
 Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
jika perlu.
 Letakan klien dalam posisi telentang di
tengah tempat tidur.
 Gulingkan klien dan letakan kedua
lengan di sisi bantal,dengan kedua
lengan fleksi.letakan klien dalam posisi
telungkup di tengah tempat tidur yang
datar.
 Miringkan kepala pasien ke salah stu sisi
dan sangga dengan bantal.hindari
menyangga kepala dengan bantal jika
drainase dari mulut banyak.
 Letakan bantal kecil di bawah abdomen
antara diagfragma atau payudara pada
wanita,dan Krista iliaka.
 Letakan bantal di bawah kaki,dari lutut
hingga tumit.
 Jika klien tidak sadar atau mengalami
paralisis ekstermitas atas,elevasi tangan
dan lengan bawah,bukan lengan
atas,menggunakan bantal.
 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
 Dokumentasi tindakan.

6.CATATAN MUTU
7.RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan Oleh : Ka. Prodi DIII
Keperawatan Solok

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd.Gafar,S.Kep,MPH
KEMENKES PADANG
Nama Sop Mengatur Posisi Lateral

1.PENGERTIAN posisi lateral adalah posisi klien berbaring pada


salah satu sisi tubuh dengan kepala menoleh ke
samping.

2.TUJUAN Tujuan:
 Mengurangi lordosisi dan meningkatkan
kelurusan ppunggung yang baik.
 Menyediakan posisi tidur dan istirahat
yang sesuai.
 Membantu menghilangkan tekanan pada
sacrum dan tumit.

3.Ruang Lingkup Persiapan Alat:


 Tempat tidur
 Bantal tidur
 Sarung tangan jika perlu

Persiapan Pasien:
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
4.DOKUMEN REFERENSI
5.PROSEDUR Pelaksaan
 Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
jika perlu.
 Letakan pasien dalam posisi telentang di
tengah tempat tidur.
 Tarik tangan dan kaki pasien,yang
terjauh dari perawat.lau arahkan tangan
dan kaki kea rah perawat sampai klien
dalam posisi miring.
 Letakan bantal di bawah kepala dan
leher klien.
 Tarik dan posisikan bahu bawah ke
depan sehingga bahu tidak menopang
tubuh.
 Letakan bantal di bawah lengan atas.
 Letakan bantal di bawah paha dan
tungkai sehingga ekstermitas bertumpu
secar paralaler dengan permukaan
tempat tidur.
 Letakan bantal guling di belakang
punggung klien untuk menstabilkan
posisi.
 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
 Dokumentasikan tindakan.

6.CATATAN MUTU
7.RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan Oleh : Ka. Prodi DIII
Keperawatan Solok

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd.Gafar,S.Kep,MPH
KEMENKES PADANG
Nama Sop Mengatur Posisi Sims

1.PENGERTIAN posisi sims(sempiprone adalah posisi pasien


berbaring pada pertengahan antara posisi lateral
dan posisi prone.pada posisi ini,lengan bawah
berada di belakang tubug pasien,sedangkan
lengan atas di depan tubuh klien.

2.TUJUAN Tujuan:
 Memafisilitasi drainase dari mulut pada
pasien tidak sadarkan diri.
 Mengurangi tekanan pada sacrum dann
trokanter mayor pada pasien yang
mengalami paralisis.
 Memudahkan pemeriksaan dan
perawatan area perineum
 Memfasilitasi tindakan pemberian
enema.

3.Ruang Lingkup Persiapan Alat:


 Tempat tidur
 Bantal
 Gulungan handuk
 Sarumg tangan jika perlu
 Papan kaki.
Persiapan Pasien:
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
4.DOKUMEN REFERENSI
5.PROSEDUR Pelaksaan
 Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
jika perlu.
 Letakan pasien dalam posisi terlentang
di tengah tempat tidur.
 Tarik tangan dan kaki yang terjauh dari
andake arah anda sehingga di peroleh
posisi setengah telungkup,yaitu
berbaring sebagian pada abdomen.
 Letakan bantal di bawah kepala pasien.
 Atur posisi bahu atas sehingga bahu dan
siku fleksi.
 Letakan bantal di bawah lengan lengan
atas.
 Letakan bantal di bawah paha atas.
 Letakan papan kaki untuk menopang
telapak kaki klien.
 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
 Dokumentasikan tindakan.

6.CATATAN MUTU
7.RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan Oleh : Ka. Prodi DIII
Keperawatan Solok

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd.Gafar,S.Kep,MPH
KEMENKES PADANG
Nama Sop Mengatur Posisi Trendelenburg

1.PENGERTIAN Posisi trendelenburg adalah posisi pasien


berbaring di atas tempat tidur dengan posisi
kepala lebih rendah dari kaki.

2.TUJUAN Tujuan:
 Memfasilitasi aliran daerah ke kepala.
 Memudahkan perbedaan di area
abdomen.
 Memudahkan perawat dan pemeriksaan.

3.Ruang Lingkup Persiapan Alat:


 selimut Tempat tidur khusus yang dapat
di atur bagian bawahnya.
 Bantal
 Bantalan kaki
 Sarung tangan jika perlu

Persiapan Pasien:
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
4.DOKUMEN REFERENSI
5.PROSEDUR Pelaksaan
 Cuci tangan dan kenekan sarung tangan
jika perlu.
 Letakan pasien dalam posisi telentang
(supine)di tengah tempat tidur.
 Angkat kedua tungkai,tekuk lutut kearah
dada,kemudian letakan kedua tungkai
bawah pada penopang kaki di tempat
tidur ginekologi.
 Letakan bantal di bawah kepala klien.
 Kembalikan klien pada posisi semula
setelah pelaksanaan prosedur
 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
 Dokumentasikan tindakan.

6.CATATAN MUTU
7.RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan Oleh : Ka. Prodi DIII
Keperawatan Solok

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd.Gafar,S.Kep,MPH
KEMENKES PADANG
Nama Sop Mengatur Posisi Dorsal
Rekumben

1.PENGERTIAN Posisi dorsal rekumben adalah posisi pasien


telentang dengan kedua tungkai di tekuku dan
sedikit di regangkan serta kedua telapak kaki
memijak kasur.

2.TUJUAN Tujuan:
 Memudahakan pemeriksaan area
pinggul,misalnya touché
rectal,vagina,palpasi abdomen.
 Memudahkan pelaksanaan
prosedur,misalnya irigasi kandung
kemih,irigasi vagina,dan pelahiran.
.

3.Ruang Lingkup Persiapan Alat:


 Tempat tidur standar
 Bantal
 Sarung tangan jika perlu.
Persiapan Pasien:
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
4.DOKUMEN REFERENSI
5.PROSEDUR Pelaksaan
 Cuci tangan dan kenakan sarung jika
perlu.
 Letakan pasien dalam posisi telentang di
tengah tempat tidur .
 Tekuk kedua tungkai dan regangkan
sedikit.pijatkan kedua telapak kaki pada
kasur.tekuk lutut kea rah dada,kemudian
letakan kedua tungkai bawah pada
penahan kaki tempat tidur ginekologi.
 Letakan bantal di bawah kepala pasien.
 Kembalikan pasien pada posisi semula
setelah pelaksanaan prosedur.
 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
 Dokumentasikan tindakan..

6.CATATAN MUTU
7.RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan Oleh : Ka. Prodi DIII
Keperawatan Solok

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd.Gafar,S.Kep,MPH
KEMENKES PADANG
Nama Sop Mengatur Posisi Knee Chest

1.PENGERTIAN Posisi Knee Chest adalah posisi pasien duduk


atau tidur miring sambil menekuk kedua lutut
hingga dada

2.TUJUAN Tujuan:
 Memudahakan pemeriksaan area
lumbal.
 Memudahkan pelaksanaan
prosedur,seperti lumbal pungsi dan
anestesi lumbal.
 Memuudahakan pernapasan,misalnya
pada klien yang mengalami penyakit
jantung tertentu.

3.Ruang Lingkup Persiapan Alat:


 Tempat tidur standar
 Bantal
 Sarung tangan jika perlu

Persiapan Pasien:
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
4.DOKUMEN REFERENSI
5.PROSEDUR Pelaksaan
 Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
jika perlu.
 Letakan pasien dalam posisi miring atau
duduk di tempat tidur,kemudian tekuk
kedua lutut hingga menyentuh dada.
 Letakan bantal di bawah kepala pasien.
 Kembalikan pasien pada posisi semula
setellah pelaksanaan prosedur.
 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
.
 Dokumentasikan tindakan.
6.CATATAN MUTU
7.RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Nomor SOP

Tgl. Pembuatan

Tgl. Revisi
Tgl. Efektif

Nama SOP Pemberian oksigen


melalui nasal kanula
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
PADANG

1. PENGERTIAN Pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui


saluran pernapasan dengan menggunakan alat
bantu yaitu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien
dapat melalui kanula nasal dan masker oksigen.
2. TUJUAN a. Memberikan oksigen dengan konsentrasi
relatif rendah jika hanya membutuhkan
oksigen minimal.
b. Memberikan oksigen yang tidak terputus saat
klien makan atau klien minum.
c. Meningkatkan ekspansi dada.
d. Memperbaiki status oksigenasi klien dan
memenuhi kekurangan oksigen.

3. RUANG LINGKUP a. Persiapan alat


a. Bengkok
b. Kapas lidi
c. Speculum hidung
d. Bak instrumen
e. Korentang
f. Tabung oksigen (flow meter, humidifier,
dan slang oksigen)

b. Persiapan pasien
a. Menjelaskan tujuan
b. Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan

4. PROSEDUR  Mencuci tangan


 Salam terapeutik
 Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan
secret pada jalan napas
 Isi humidifier dengan aquades sampai garis
batas
 Pasang humidifiier pada flow meter O2 dan
pastikan tidak terdapat kebocoran
 Sambungkan kanula nasal keselng oksigen
dan kesumber oksigen.
 Putar knop untuk membuka flow meter,
atur aliran oksigen sesuai order, biasanya
antra 1-6 liter/menit. Observasi bahwa air di
humidifier bergelembung dan rasakan
adanya aliran oksigen yang keluar dari
canule.
 Letakan cabang (prong) canule dikedua
cuping hidung pasien atur pipa mengelilingi
telinga pasien
 Amati respon pasien
 Pasang plester untuk fiksasi
 Periksa flow meter sesuai order tiap 8 jam
dan periksa canule tiap 8jam
 Pertahankan humidifier terisi setiap saat
 Kaji cuping, septum, dan hidung eksternal
klien tiap 6-8 jam
 Catat pada catatan klien bahwa terapi telah
dimulai kecepatan aliran oksigen, rute
pemberian dan respon klien.

5. DOKUMENTASIKAN
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatansolok

Abd.Gafar,Skep,MPH
Nama SOP ”Memandikan Pasien
KEMENTERIAN KESEHATAN Diatas Tempat Tidur”
RI POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

N HAL-HAL YANG DINILAI SKO KETERANG


o R AN
1. Pengertian :
Memandikanpasienmerupakanmembersihkantubuhpasien,
yang tidakdapatmanditanpabantuan, menggunakan air
besihdansabun.
Tindakankeperawataninilazimdilakukanpadapasienbaru yang
tidakdapatmanditanpabantuan,
khususnyajikatubuhpasiensangatkotordankeadaanumumnyam
emungkinkan, selainitu, pasien yang
menjalanirawatinapjugaharusmempertahankanhigienedirideng
anmandi minimal dua kali sehariatausesuaidengankondisinya.

2. Tujuan :
a. Memersihkankulitdanmenghilangkanbaubadan
b. Memberikenyamanandanrelaksasi
c. Merangsangsirkulasidarahdikulit
d. Mencegahinfeksipadakulit
e. Melakukanpenyuluhanpadapasienmengenaikebersihan
individual.
3. Persiapanalat
a. Satu stel pakaian bersih
b. Baskom mandi 2 buah, masing-masing berisi air
dingin dan hangat (43⁰C-46⁰C)
c. Waslap 2 buah
d. Parlak dan handuk kecil
e. Handuk besar 2 buah
f. Selimut mandi
g. Wadah bertutup untuk pakaian kotor
h. Sampiran jika perlu
i. Sabun mandi, gunakan milik klien jika ada
j. Talk jika ada
k. Peralatan eliminasi jika klien ingin BAB dan BAK
l. Termos yang berisi air panas (jika perlu)
m. Sepasang sarung tanagn
4. Persiapan Pasien
a. Jikakliensadar, beripenjelasanmengenaiapa yang
akanterjadiselamaprosedurdananjurkanuntukbuang air
kecilterlebihdahulu.

5. Pelaksanaan
a. Tutup pintu, jendela, atau gorden, dan gunakan
sampiran, jika perlu
b. Cuci tangan
c. Pindahkan selimut dan bantal klien dari tempat tidur.
Sisakan bantal yang diperlukan dan pasang selimut
mandi
d. Berdiri disalah satu sisi klien
e. Beri tau klien bahwa pakaian bagian atas harus
dilepas, kemudian tutupi area yang terbuka dengan
selimut mandi
f. Pasang sarung tangan (mencegah terjadinya infeksi
nosokomia)
g. Klien dimandikan sebagi urutan sebagai berikut:
1) Membersihkan wajah
2) Membersihkan lengan
3) Membersihkan dada dan perut
4) Membersihkan punggung
5) Membersihkan kaki
6) Membersihkan area lipatan paha dan genetalia

Membersihkan Wajah
a. Bentangkan parlak dan handuk kecil dibawah kepala
b. Bersihkan wajah, telinga, dan leher dengan waslap
basah, kemudian keringkan dengan handuk
c. Gulung parlak dan handuk

Membersihkan Lengan
a. Letakkan selimut mandi sehingga menutupi perut
klien
b. Angkat kedua tangan klen dan letakkan handuk besar
secara melintang di dada klien. Lebarkan handuk
hingga kedua tangan klien dapat diletekkan diatasnya
c. Basahi tangan klien dengan waslap air bersih.
Kemudian sabuni menggunakan waslap. Lakukan dari
bagian yang terjauh dari perawat dan bilas dengan air
hangat hingga bersih. Jika telapak tangan klien kotor,
cuci dengan air bersih pada bengkok dan keringkan
dengan handuk. Lakukan prosedur yang sama pada
tangan yang lainnya.
MembersihkanDada Dan Perut
a. Lepaskan pakaian bawah klien dan turunkan selimut
hngga menutupi area genetalia
b. Angkat kedua tangan klien, kemudian angkat handuk
dan bantangkan pada sisi klien
c. Basahi ketiak, dada, dan perut klien dengan waslap,
dan diteruskan pada sisi yang terdekat. Selanjutny,
tutup area genetalia dengan handuk lainya

Membersihkan Punggung
a. Miringkan klien kekiri
b. Bentangkan handuk dibawah punggung hingga
bokong klien
c. Basahi punggung hingga bokong, kemudian sabuni
dan bilas serta keringkan
d. Miringkan klien kekanan dan bentangkan handuk
dibawah punggung hingga bokong
e. Basahi punggung hingga bokong klien, sabuni, bilas,
dan keringkan.
f. Baringkan klien Dan pasang bagian atas atas yang
bersih dan rapi. Sebelumnya, taburi talk atau bedak
secukupnya jika klien menghendaki

Membersihkan Kaki
a. Keluarkan kaki klien, yang jauh dari petugas, dari
dalam selimut mandi
b. Bentangkan handuk dibawah kaki tersebut dan tekuk
lutut
c. Basahi kaki mulai dari pergelangan kaki hingga
pangkal paha, sabuni dan bilas. Basuh telapak kaki
dengan air bersih dalam baskom, kemudian keringkan
d. Lakukan prosedur yang sama pada kaki yanglainnya

Membersihkan Area Lipatan Paha Dan Genetalia


a. Bentangkan handuk dibawah bokong klien, dan buka
selimut bagian bawah
b. Basahi area lipatan paha dan genetalia. Sabuni, bilas,
dan keringkan. Gunakan sabun khusus untuk area
genetalia ketika membersihkan area genetalia wanita.
Hal ini dilakukan unuk mencegah iritasi pada area
genetalia karena pH sabun biasa lebih tinggi dari pada
pH genetalia. Jika sabun khusus tidak tersedia,
genetalia cukup dibasuh dengan aie hingga bersih.
c. Angkat handuk dari bawah bokong, dan pasang
pakaiann bagian bawah klien
d. Setelah rapi, ganti selimut mandi klien dengan selimut
tidur
e. Atur posisi klien dengan senyaman mungkin dan
pasang kembali bantal klien
f. Bereskan pakaian dan liner kotor serta peralatan lain,
dan kembalikan ketempat semula
g. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl. Pembuatan
Tgl. Revisi
Tgl. Efektif
Disahkan Oleh Ka Prodi D.III
Keperawatan Solok

KEMENTRIAN KESEHATAN
RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd. Gafar S.Kep, MPH

KEMENKES PADANG Nama SOP Mengukur tinggi badan

NO HAL-HAL YANG DINILAI NILAI KET


1 Persiapan alat
 Pita ukur
 Buku catatan
 Pulpen
2 Persiapan Pasien
 Identivikasi tindakan yang akan dilakukan

3 Perkenalan (Orientasi)
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

4 Prosedur Pelaksanaan
 Perawat cuci tangan
 Salam terapeutik
 Meminta pasien agar melepas alas kaki
 Mengatur posisi pasien agar membelakangi pita
ukur
 Meminta pasien untuk berdiri tegak lurus
dengan posisi kedua tumit menyatu
 Ukur tinggi badan pasien
 Informasikan hasil pengukuran kepada psien
 Catat hasil ukur
 Perawat membereskan alat
 Perawat cuci tangan

5 Terminasi
6 Sikap
 Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi pasien
 Memperhatikan keamanan dan keselamatan
pasian
 Mengikutsertakan klien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl. Pembuatan
Tgl. Revisi
Tgl. Efektif
Disahkan Oleh Ka Prodi D.III
Keperawatan Solok

KEMENTRIAN KESEHATAN
RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd. Gafar S.Kep, MPH

KEMENKES PADANG Nama SOP Menimbang berat badan

NO HAL-HAL YANG DINILAI NILAI KET


1 Persiapan alat
 Timbangan
 Buku catatan
 Pulpen
2 Persiapan Pasien
 Identivikasi tindakan yang akan dilakukan

3 Perkenalan (Orientasi)
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

4 Prosedur Pelaksanaan
 Perawat cuci tangan
 Salam terapeutik
 Meminta pasien agar melepas alas kaki
 Meminta pasien untuk naik keatas timbangan
 Ukur berat badan pasien
 Informasikan hasil pengukuran kepada psien
 Catat hasil ukur
 Perawat membereskan alat
 Perawat cuci tangan

5 Terminasi
6 Sikap
 Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi pasien
 Memperhatikan keamanan dan keselamatan
pasian
 Mengikutsertakan klien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl. Pembuatan
Tgl. Revisi
Tgl. Efektif
Disahkan Oleh Ka Prodi D.III
Keperawatan Solok

KEMENTRIAN KESEHATAN
RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd. Gafar S.Kep, MPH

KEMENKES PADANG Nama SOP Mengukur lingkar lengan


atas (LLA)

NO HAL-HAL YANG DINILAI NILAI KET


1 Persiapan alat
 Pita ukur
 Buku catatan
 Pulpen
2 Persiapan Pasien
 Identivikasi tindakan yang akan dilakukan

3 Perkenalan (Orientasi)
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

4 Prosedur Pelaksanaan
 Perawat cuci tangan
 Salam terapeutik
 Meminta pasien untuk menyingsingkan lengan
baju tangan sampai pangkal bahu
 Minta pasien untuk melipat siku 900
 Letakkan titik 0 pita LILA pada ujung bahu dan
ditarik keujung siku, baca hasilnya diujung siku
tersebut dan tentukan pertengahan (dibagi 2) dan
beri tanda dilengan pasien
 Pindahkan pita LILA kepertengahan lengan pasien
dan masukkan keujung pita
 Eratkan ketangan pasien dan baca hasilnya
 Informasikan hasil pengukuran kepada psien
 Catat hasil ukur
 Perawat membereskan alat
 Perawat cuci tangan

5 Terminasi
6 Sikap
 Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi pasien
 Memperhatikan keamanan dan keselamatan pasian
 Mengikutsertakan klien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl. Pembuatan
Tgl. Revisi
Tgl. Efektif
Disahkan Oleh Ka Prodi D.III
Keperawatan Solok

KEMENTRIAN KESEHATAN
RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd. Gafar S.Kep, MPH

KEMENKES PADANG Nama SOP Mengukur lingkar kepala

NO HAL-HAL YANG DINILAI NILAI KET


1 Persiapan alat
 Pita ukur
 Buku catatan
 Pulpen
2 Persiapan Pasien
 Identivikasi tindakan yang akan dilakukan

3 Perkenalan (Orientasi)
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

4 Prosedur Pelaksanaan
 Perawat cuci tangan
 Salam terapeutik
 Lingkarkan pita pengukur pada daerah frontalis
atau orbital bagian anterior menuju oxipital pada
bagian posterior kemudian tentukan hasilnya
 Informasikan hasil pengukuran kepada psien
 Catat hasil ukur
 Perawat membereskan alat
 Perawat cuci tangan

5 Terminasi
6 Sikap
 Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi pasien
 Memperhatikan keamanan dan keselamatan pasian
 Mengikutsertakan klien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl. Pembuatan
Tgl. Revisi
Tgl. Efektif
Disahkan Oleh Ka Prodi D.III
Keperawatan Solok

KEMENTRIAN KESEHATAN
RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd. Gafar S.Kep, MPH

KEMENKES PADANG Nama SOP Mengukur lingkar perut

NO HAL-HAL YANG DINILAI NILAI KET


1 Persiapan alat
 Pita ukur
 Buku catatan
 Pulpen
2 Persiapan Pasien
 Identifikasi tindakan yang akan dilakukan

3 Perkenalan (Orientasi)
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

4 Prosedur Pelaksanaan
 Perawat cuci tangan
 Salam terapeutik
 Meminta pasien untuk membuka pakaian bagian
atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas dan
raba tulang rusuk terakhir pasien untuk menetapkan
titik pengukuran
 Ditetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling
bawah
 Ditetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha
atau panggul
 Ditetapkan titik tengah diantara titik tulang rusuk
terakhir titik ujung lengkung tulang pangkal paha
atau panggul dan ditandai titik tengah tersebut
dengan alat tulis
 Pasien diminta untuk berdiri tegak dan bernafas
dengan normal
 Dilakukan pengukuran lingkar perut dimulai dari
titik tengah kemudian secara sejajar horizontal
melingkari pinggang dan perut
 Kembali menuju titik tengah diawal pengukuran
 Penukuran juga dapat dilakukan diawal pada bagian
atas dari pusar lalu letakkan dan lingkarkan alat
ukur secara horizontal
 Apabila pasien memiliki perut yang gendut
kebawah, pengukuran mengambil bagian yang
paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut
lagi
 Informasikan hasil pengukuran kepada psien
 Catat hasil ukur
 Perawat membereskan alat
 Perawat cuci tangan
5 Terminasi
6 Sikap
 Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi pasien
 Memperhatikan keamanan dan keselamatan pasian
 Mengikutsertakan klien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl. Pembuatan
Tgl. Revisi
Tgl. Efektif
Disahkan Oleh Ka Prodi D.III
Keperawatan Solok

KEMENTRIAN KESEHATAN
RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd. Gafar S.Kep, MPH

KEMENKES PADANG Nama SOP Memberi makan peroral

NO HAL-HAL YANG DINILAI NILAI KET


1 Persiapan alat
 Piring berisi makanan
 Sendok
 Garpu
 Gelas minum yang berisi air hangat
 Sedotan
 Tissu
 Sarbet
 Baki
2 Persiapan Pasien
 Identivikasi tindakan yang akan dilakukan

3 Perkenalan (Orientasi)
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

4 Prosedur Pelaksanaan
 Perawat cuci tangan
 Salam terapeutik
 Membawa makanan menggunakan baki
 Menjaga privasi klien (menutup skrem)
 Dekatkan alat yang digunakan
 Minta klien berpartisipasi dalam tindakan (mengatur
posisi)
 Membentangkan sarbet dibawah dagu klien
 Duduk dengan posisi yang memudahkan pekerjaan
 Menawari minum pada klien
 Menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dengan
menggunakan sendok atau garpu
 Memperhatikan apakah makanan sudah ditelan habis
oleh klien
 Setelah memberikan makanan klien diberi minum
 Membersihkan mulut klien dan sekitarnya dengan
tissu
 Menggulung sarbet klien kembali
 Perawat membereskan alat
 Perawat cuci tangan
5 Terminasi
6 Sikap
 Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi pasien
 Memperhatikan keamanan dan keselamatan pasian
 Mengikutsertakan klien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl. Pembuatan
Tgl. Revisi
Tgl. Efektif
Disahkan Oleh Ka Prodi D.III
Keperawatan Solok

KEMENTRIAN KESEHATAN
RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd. Gafar S.Kep, MPH

KEMENKES PADANG Nama SOP Membantu pasien BAK


ditempat tidur

NO HAL-HAL YANG DINILAI NILAI KET


1 Persiapan alat
 Urinal
 Pengalas
 Tisu
 Botol berisi air hangat
 Sarung tangan (handscoen)

2 Persiapan Pasien
 Identivikasi tindakan yang akan dilakukan

3 Perkenalan (Orientasi)
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4 Prosedur Pelaksanaan
 Menjaga privasi klien.
 Memakai sarung tangan (handscoen).
 Memasang pelak dibawah bokong klien.
 Melepaskan pakaian bawah klien.
 Mengatur posisi pasien(dorsal recumbent), tergantung
kenyamanan klien.
 Memasang urinal dibawah gluteal/pinggul atau
diantara kedua paha.
 Menganjurkan klien untuk berkemih.
 Menyiram genitalia (penis) klien dengan air hangat.
 Mengeringkan genitalia dengan tisue.
 Memasang kembali bagian bawah klien.
5 Terminasi
6 Sikap
 Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi pasien
 Memperhatikan keamanan dan keselamatan pasian
 Mengikutsertakan klien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl. Pembuatan
Tgl. Revisi
Tgl. Efektif
Disahkan Oleh Ka Prodi D.III
Keperawatan Solok

KEMENTRIAN KESEHATAN
RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd. Gafar S.Kep, MPH

KEMENKES PADANG Nama SOP Membantu pasien BAB


ditempat tidur

NO HAL-HAL YANG DINILAI NILAI KET


1 Persiapan Alat
1. Pispot
2. Pengalas
3. Tisu
4. Air bersih dalam tempatnya (botol)
5. Sarung tangan (handscoen)

2 Persiapan Pasien
 Identivikasi tindakan yang akan dilakukan

3 Perkenalan (Orientasi)
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

4 Prosedur Pelaksanaan
 Menjaga privasi klien.
 Memakai sarung tangan (handscoen).
 Memasang pelak dibawah bokong klien.
 Melepaskan pakaian bawah klien.
 Menempatkan pispot diantara pengalas dan gluteal
dengan posisi lubang pispot tepat di bawah rectum.
 Menyakan kepada klien apakah sudah merasa
nyaman, bila belum atur kembali posisi pispot sesuai
dengan kebutuhan.
 Menganjurkan klien untuk BAB pada pispot yang di
sediakan.
 Setelah selesai, singkirkan pispot yang kotor dan
ganti dengan pispot yang bersih.
 Menyiram anus klien dengan air hinggaa bersih dan
keringkan dengan tisu.
5 Terminasi
6 Sikap
 Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi pasien
 Memperhatikan keamanan dan keselamatan pasian
 Mengikutsertakan klien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl. Pembuatan
Tgl. Revisi
Tgl. Efektif
Disahkan Oleh Ka Prodi D.III
Keperawatan Solok

KEMENTRIAN KESEHATAN
RI
POLITEKNIK KESEHATAN Abd. Gafar S.Kep, MPH

KEMENKES PADANG Nama SOP Merawat Kateter Urine

NO HAL-HAL YANG DINILAI NILAI KET


1 Persiapan Alat

 Sarung tangan bersih


 Bola kapas
 Kain lap pembersih dan handuk
 Air hangat dan sabun
 Saleb antibiotik (sesuai kebijakan institusi)
 Selimut mandi
 Bantalan penyerap tahan air.

2 Persiapan Pasien
 Identivikasi tindakan yang akan dilakukan

3 Perkenalan (Orientasi)
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

4 Prosedur Pelaksanaan
 Periksa adanya inkontenensia fekal atau rasa tidak
nyaman atau berikan perawatan sesuia kebijakan
institusi
 Jelasakan prosedur kepada klien. Berikan kesempatan
untuk perawatan mandiri bagi klien yang mampu
melakukanya
 Tutup pintu atau tirai tempat tidur.
 Lakukan hygiene tangan

Posisi klien :

a. Wanita : posisi berbaring supinasi


b. Pria : posisi supinasi / fowler
 Letakan bantalan tahan air dibawah klien
 Tutupi tubuh klien dengan selimut mandi sehingga
hanya area perineum yang terpajan.
 Kenakan sarung tangan bersih
 Lepaskan alat perekat untuk membebaskan selang
kateter

Dengan tangan non dominan:

a. Wanita: buka labiya untuk memajankan meatus


uretra dan lokasi insersi kateter, pertahankan posisi
tangan selama prosedur dilakukan.

b. Pria : tarik preputium jika klien tidak disirkumsisi,


pegang batang penis tepat dibawah glands penis,
pertahankan posisi selama prosedur dilakukan.
 Periksa meatus uretra dan jaringan sekitarnya untuk
melihat adanya inflamasi, pembengkakkan dan
sekret. Perhatikan jumlah, warna, bau dan konsistensi
sekret. Tanyakan apakah klien merasakan sensasi
terbakar atau rasa tidak nyaman.
Bersihkan jaringan perineum :

A. Wanita : gunakan kain bersih, sabun dan air.


Bersihkan area sekitar meatus dan kateter. Bersihkan
dari arah pubis menuju anus, bersihkan labiya
minora. Gunakan sisi kain yang bersih untuk tiap
pembersihan. Terakhir bersihkan area sekitar anus.
Keringkan dengan sempurna.
B. Pria : sambil membuka meatus uretra,bersihkan area
sekitar kateter terlebih dahulu,kemudian lap dengan
gerakan melingkar disekitar meatus dan glans.
 Periksa ulang meatus uretra untuk melihat sekret.
 Sambil menstabilkan kateter dengan tangan
nondominan,bersihkan kateter dari meatus sampai
selang dengan gerakan melingkat. Ikuti pedoman
institusi
 Pada klien pria, kembalikan posisi preputium setelah
perawatan selesai.
 Sangkutkan kembali selang kateter.
 Tempatkan klien pada posisi yang aman dan nyaman
 Buang peralatan yang telah terkontaminasi,lepaskan
sarung tangan, dan lakukan higiene tangan
5 Terminasi

6 Sikap
 Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi pasien
 Memperhatikan keamanan dan keselamatan pasian
 Mengikutsertakan klien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl. pembuatan
Tgl. revisi
Tgl. Efektif
Disahkan oleh Ka. Prodi DIII
Keperawatan solok

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN ABD. GAFAR, Skep, MPH
PADANG
Nama SOP Merawat luka infus

1. PENGERTIAN Merawat luka infus adalah tindakan yang


diberikan perawat kepada pasien yang telah
dilakukan pemasangan infus sesuai prosedur
guna menghindari hal hal yang tidak diinginka.
2. TUJUAN Mencegah terjadinya infeksi pada daerah luka
tusukan infus
3. RUANG LINGKUP a. Persiapan alat
 Sarung tangan
 Perlak
 Kapas alkohol
 Kasa steril
 Instrumen steril (pingset,
gunting dan kom)
 Plester
 Cairan infus
 Gunting
 Bengkok
b. Persiapan pasien
 Identitas pasien
c. Orientasi atau perkenalan
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
4. PROSEDUR PELAKSANAAN  Cuci tangan
. Menggunakan sarung tangan
 Meletakan perlakdan pengalas di
bawah lengan pasien
 Membuka balutan infus yang
kotor dengan pinset bersih
Mengkaji tanda infeksi pada luka
tusukan
 Membersihkan luka tusukan infus
dengan larutan antiseptik
 Mengoleskan zalef antibiotikpada
daerah tusukan
 Menutup luka tusukan infus
dengan kasa steril
 Memfiksasi selang infus dengan
plester

5. dolumentasi

6. Terminasi
7. Sikap  salam terapeotik
 menjaga privasi pasien
 mengikut sertakan pasien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR
Tgl. pembuatan
Tgl. Revisi
Tgl. efektif

Disahkan oleh Ka. Prodi DIII


KEMENTRIAN KESEHATAN Keperawatan solok
RI POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES
PADANG
Abd. Gafar, Skep, MPH
Nama SOP Menghitung tetesan cairan infus

1. PENGERTIAN Menghitung tetesan cairan infus adalah


menghitung kecepetan infus untuk mencegah
ketidak tepatan pemberian cairan infus
2. TUJUAN  Mencegah timbulna komplikasi yang
berkaian dengan pemasangan infus
 Mempertahankan kelancaran pemberian
jumlah cairan infus

3. RUANG LINGKUP a. Persiapan alat


 Kartu teraphy infus
 Jam tangan
 Alat tulis
 Buku catatan
b. Persiapan pasien
 Nama pasien
 Nomor MR
 Identitas pasien
c. Orientasi
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang
akan dilakukan
4. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Ciuci tangan
2. Membaca intruksi dokter dan lakukan
“enam benar” untuk memastikan cairan
yang tepat.
3. Mencari tahu kalibrasi set infus per
mililiter dalam tetes (sesuai petunjuk
pada kemasan set infus).
 Tetesan mikro:1 cc cairan
sama degan 60 tetes.
 Tetesan makro:1cc cairan
sama dengan 15 atau 20
tetes.
4. Pilih salah satu rumus berikut
a. Mililiter pe jam
Cc/jam: jumlah total cairan infus(cc)
___________________________
Durasi pemberiam infus (jan)
b. Tetes per menit
Jumlah total cairan(cc) x faktor tetesan
Durasi pemberian infus (menit)

5. Pastikan kecepatan aliran cairan infus


dengan menghitung jumlah tetesan
selama 1 menit menggunakan jam
gengan jarum petunjuk detik.

6. DOKUMENTASI 1. Catat mengenai larutan dan waktu.


2. Catat nengenai intravena dan respon
klien
7. TERMINASI
8. SIKAP  Salam terapeotik
 Menjaga privasi pasien
 Mengikut sertakan pasien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR
Tgl. pembuatan
Tgl. revisi
Tgl. efektif
Disahkan oleh Ka. Prodi DIII
Keperawatan solok
KEMENTRIAN KESEHATAN
RI POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES ABD. GAFAR, Skep, MPH
PADANG NAMA sop Mengganti cairan infus

1. PENGERTIAN Menggati cairan infus adalah suatu proses


menggati cairan infus yang lama yang sudah
habis atau tedapat penggatian jenis cairan infus
2. TUJUAN  Mempertahankan atau menggati cairan
tubuh, elektrolit, vitamin, protein, kalori
dan nitrogen pada klien yang tidak
mampu mempertahankan masukan yang
adekuat melalui mulut
 Memulihkan keseimbangan asam basa
 Memulihkan volume darah
 Menyediakan saluran yang terbuk untuk
pemberian obat obatan
3. RUANG LINGKUP a. Persiapan alat
 Handschoon
 Perlak
 Kapas alkohol
 Kasa steril
 Plester
 Gunting
 Cairan infus
 Bengkok
b. Pesiapan pasien
 Identitas pasien

4. PERKENALAN ATAU ORIENTASI  Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
5. PROSEDUR  Cuci tangan
 Pastikan kebutuhan klien akan
penggantian botol cairan infus dan
cek cairan infus sesuai 5 benar : >
benar nama pasien, benar cara, benar
cairan, benar waktu, benar dosis
 Sampaikan salam
 Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
kepada pasien
 Dekatkan alat ke samping tempat
tidur, jaga kesterilan alat
 Buka plastic botol cairan, jika ada
obat yang perlu di drip dalam cairan
sekalian dimasukkan dengan spuit
melalui mulut botol, usap dengan
kapas alkohol, lalu tutup kembali
 Matikan klem infus set, ambil botol
yang terpasang
 Ambil botol yang baru, buka
tutupnya, swab dengan kapas alkohol,
kemudian tusukkan alat penusuk pada
infus set ke mulut botol infus dari
arah atas dengan posisi botol tegak
lurus
 Gantung kantung/botol cairan
 Periksa adanya udara di selang, dan
pastikan bilik drip terisi cairan
 Atur kembali tetesan sesuai program
atau instruksi dokter
 Evaluasi respon pasien dan amati area
sekitar penusukan infus
 Bereskan alat
 Sampaikan salam
 Cuci tangan
 Catat pada lembar tindakan

6. DOKUMENTASI
7. TERMINASI
8. SIKAP  Salam terapeotik
 Menjaga privasi pasien
 Mengikut sertakan pasien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,S kep,MPH
Nama SOP :”Menyikat Gigi”
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

No HAL-HAL YANG DINILAI SKOR KETERANGAN


1. Pengertian :
Menyikat gigi merupakan tindakan
membersihkan gigi dari kotoran atau sisa
makanan menggunakan sikat gigi.
2. Tujuan :
 Menjaga mulut dan gigi tetap
sehat, beesih, dan tidaka bau.
 Member kenyamanan pada klien
 Mencegah timbulnya masalah gigi
dan mulut
 Meningkatkan daya tahan tubuh
3. Persiapan alat
1. Alas berupa perlak kecil
2. Handuk
3. Sikat gigi dan pasta gigi
4. Gelas yang berisi air bersih
5. Dua buah bengkok
6. Gelas untuk air kumur
7. Tisu
8. Handscoon
4. Pelaksanaan :
1. Letakkan peralatan dekat dengan
pasien
2. Jelaskan prosedur pada pasien
walaupun pasien tidak sadar
3. Cuci tangan dan kenakan hand
scoon
4. Atur posisi pasien tidur miring
kiri/kanan
5. Kemudian pasang alas atu handuk
dibawah dagu
6. Letakkan bengkok dibawah dagu
klien agar air bekas kumur dapat
tertampung
7. Berikan air untuk berkumur pada
klien
8. Berikan klien sikat gigi yang sudah
dibasahi air telebih dahulu dan
dibubuhi pasta gigi secukupnya.
9. Berikan kesempatan kepada klien
untuk menyikat gigi dan anjurkan
berkumur hingga mulu bersih.
Tamping air bekas berkumur di
dalam bengkok.
10. Masukkan sikat gigi ke dalam gelas
yang telah kosong,
11. Angkat gelas, bengkok kemudian
diletakkan di bawah meja dorong.
12. Bersihkan area mulut
menggunakan handuk atau tisu
13. Angkat handuk atau alas, kemuian
lepaskan sarung tanagn dan
masukkan ke dalam bengkok
kosong.
14. Atur kembali posisi klien hingga
nyaman
15. Rapikan peralatan dan kembalikan
ketempat semula
16. Cuci tangan

5. DOKUMENTASI

6. TERMINASI

7. SIKAP  Salam
terapeotik
 Menjaga
privasi pasien
 Mengikut
sertakan
pasien dan
keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,S kep,MPH
Nama SOP :”Higine oral pada klien yang
KEMENTERIAN KESEHATAN RI tidak sadar ”
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

No HAL-HAL YANG DINILAI SKOR KETERANGAN


1. Pengertian :
Higine oral adalah tindakan membersihkan
rongga mulut, lidah, dan gigi dari kotoran
menggunakan kasa atau kapas.
2. Tujuan :
 Meningkstkan daya tahan tubuh
 Mencegah terjadinya infeksi
 Menghilangkan bau mulut
 Merupakan upaya pengobatan
 Member kenyamanan pada klien
3. Persiapan alat
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi air
masak, NaCL 0.9%, atau air
garam sesuai keadaan
pasien
3. Mangkuk kecil berisi boraks
gliserin atau gentient violet
4. Obat lainnya jika diperlukan
5. Tisu jika diperlukan
6. Bak steril tertutup berisi
kapas lidi, kasa, pinset, tong
spatel, spuit 10 cc sesuai
keadaan pasien.
7. Hand scoon
8. Dua buah bengkok

4.. DOKUMENTASI

5. TERMINASI
6. SIKAP  Salam
terapeotik
 Menjaga
privasi pasien
 Mengikut
sertakan pasien
dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR
Tgl. pembuatan
Tgl. revisi
Tgl. efektif
Disahkan oleh Ka. Prodi DIII
Keperawatan solok
KEMENTRIAN KESEHATAN
RI POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES ABD. GAFAR, Skep, MPH
PADANG NAMA sop Merawat gigi palsu

9. PENGERTIAN Merawat gigi palsu adalah tindakan


membersihkan dan merawat gigi yang dapat
ditanggalkan.
10. TUJUAN  Menjaga gigi palsu tetap bersih dan
terawatt
 Mencegah infeksi pada jaringan mulut
11. RUANG LINGKUP c. Persiapan alat
 Handschoon
 Dua buah gelas berisi air masak
 Sikat gigi
 Pasta gigi
 Bengkok
 Mangkuk kecil berisi 1-2 potong
kasa bersih

d. Pesiapan pasien
 Identitas pasien

12. PERKENALAN ATAU ORIENTASI  Menjelaskan tujuan


 Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
13. PROSEDUR  Letakkan peralatan dekat dengan pasien
 Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
yang akan dilakukan
 Cuci tangan kenakan hand scoon
 Tamping gigi palsu dalam gelas jika
klien mampu menaggalkannya. Jika
tidak perawat dapat mengugunakan
kasa untuk membantu menanggalkan
gigi palsu klien, kemudian
memasukkannya ke dalam gelas
berisi air. Masukkan kasa kotor ke
dalam bengkok.
 Bersihkan gigi palsu dengan sikat gigi
yang telah diolesi pasata gigi di
bawah air mengalir
 Masukkan gigi palsu yang sudah
bersih ke dalam gelas yang berisi air
lainnya.
 Berikan gigi palsu kepada klien untuk
di pasang kembali. Jika klien tidak
dapat melakukannya secara maniri
perawat dapat menggunakan kasa
untuk memasang gigi palsu klien .
 Atur kembali posisi klien hingga
nyaman dan buka hand scoon
 Rapikan alat
 Cuci tangan
14. DOKUMENTASI
15. TERMINASI
16. SIKAP  Salam terapeotik
 Menjaga privasi pasien
 Mengikut sertakan pasien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,S kep,MPH
Nama SOP Mengganti Linen
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

NO PROSEDUR PELAKSANAAN SKOR NILAI


1 PENGETIAN : Mengganti linen kotor pada
tempat tidur tampa memindahkannya,Tindakan
ini dilakukan jika pasien tidak dapat turun dari
tempat tidur.

2 TUJUAN :
 Memberikan kenyaman pada pasien
 Mencegah terjadinya dekubitus
 Mempertahankan kebersihan dan
kerapian.
3 PERSIAPAN ALAT :
 Linen bersih disusun bedasarkan urutan
pemakain.
 Kursi
 Wadah linen yang bertutup.
 Dua ember kecil berisi larutan
disenfektan ( LISOL 1 %) dan air bersih
 Lap kerja 3 buah.
4 PERSIAPAN PASIEN :
Pasien diberi tahu jika memungkinkan
5 PELAKSANAAN :
 Cuci tangan
 Dekatkan alat yang telah disiapkan ke
tempat tidur pasien.
 Bersihkan rangka tempat tidur pasien.
 Pindahkan bantal dan selimut pasien
yang tidak dipakai ke kursi (jika
memungkinkan dan tidak menggangu
pasien.)
 Memiringkan pasien ke satu sisi (jika
perlu, ganjal dengan bantal atau guling
agar tidak terjatuh).
 Lepaskanlah linen pada sisi tempat tidur
yang kosong dari bawah kasur lalu
gulung satu satu per satu hingga ke
bawah punggung pasien.

a. Gulung stik laken hingga kebawah


punggung pasien.
b. Bersihkan perlak dengan larutan
disinfektan, kemudian keringkan dan
gulung perlak hingga kebawah pasien.
c. Gulung laken hingga kebawah punggung
pasien. Bersihkan alas tempat tidur dan
kasur dengan lap yang sudah dibasahi
dengan larutan disinfektan, kemudian
keringakan.

 Bentangkan laken bersih dan gulung


setengah bagian.
 Letakkan gulungan laken bersih di bawah
punggung pasien. Rapikan setengah
bagiannya dan masukan kebawah kasur.
 Buka gulungan perlak dan rapikan
kembali.
 Bentangkan stik laken bersih diatas
perlak , gulung setengah bagian lainnya
diatas perlak dan masukan ke kasur
bersama dengan perlak. Setelah satu
bagian tempat tidur rapi, miringkan
pasien kearah sebaliknya (jika perlu
sanggal dengan bantal agar tidak jatuh)
 Lepaskan linen yang kotor dari bawah
kasur .
 Angkat stik laken dan masukkan ke
wadah yang kotor.
 Bersihkan perlak dengan cara yang sama
seperti sebelumnya dan gulung ke bawah
pasien.
 Lepaskan laken kotor dan masukkan ke
wadah kain kotor
 Bersihkan alas tempat tidur dan kasur
dengan cara yang sebelumnya
 Buka gulungan laken dari bawah
punggung pasien tarik dan ratakan hingga
tidak ada kerutan pada laken, kemudian
masukkan ke bawah kasur
 Buka gulungan perlak dan stik laken
dengan cara yang sama
 Lepaskan sarung bantal dengan sisi yang
terbuka menghadap ke kasur atau
membelakangi pintu lalu baringkan
kembali klien dalam sikap yang nyaman.
 Ganti selimut yang kotor dengan yang
bersih
 Rapikan peralatan dan kembalikan ke
tempat semula
 Cuci tangan

6 SIKAP :
1. Memberikan salam terapeutik
2. Menjaga privasi pasien
3. Mengikutsertakan pasien dan keluarga
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,S kep,MPH
Nama SOP Mengganti laken pada tempat
KEMENTERIAN KESEHATAN RI tidur tanpa ada pasien
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

NO PROSEDUR PELAKSANAAN SKOR NILAI


1. PENGERTIAN: mengganti laken pada tempat
tidur tanpa ada pasien
2. TUJUAN:
1. Menyiapkan tempat tidur yang dapat digunakan
sewaktu-waktu
2. Mempertahankan kerapian tempat tidur.
3. Memberi ketenangan dan kenyamanan kepada
pasien.
3. PERSIAPAN ALAT:
1. Tempat tidur,kasur dan bantal.
2. Laken yang disusun sesuai urutan pemasangan
a. Alas kasur
b. Laken
c. Perlak
d. Stik laken
e. Bovenlaken
f. Selimut yang dilipat terbalik
g. Sarung bantal
h. Over laken
4. PERSIAPAN PASIEN :
Pasien diberi tahu jika memungkinkan
5. PROSEDUR PELAKSANAAN:
1. Cuci tangan
2. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai
urutan pemasangan didekat tempat tidur.
3. Pasangan alas kasur.
4. Pasang laken dengan cara sebagai berikut:
 Letakkan garis tenganh lipatan tepat
ditengah kasur.
 Bentangkan laken,kemudian masukan
ujung laken bagian kepala kebawah
kasur.lakukan hal yang sama pada ujung
laken bagian kaki,selanjutnya tarik hingga
tidak ada kerutan pada laken.
 Lipat setiap ujung laken
denganmembentuk sudut 90
derajat,kemudian masukan teoi laken
kebawah kasur hingga rapi sehingga tidak
ada kerutan pda laken.
5. Letakkan perlak pada posisi melintang sekitar
50 cm dari kepala tempat tidur.
6. Lapisi perlak dengan stiklaken,kemudian
masukan kedua sisi stiklaken kebawah kasur
bersama dengan perlak.
7. Pasang bovenlaken dibawah kaki secara
terbalik,bagian kain yang halus menghadap kasur
dan masukan ujungnya kebawah kasur bentuk
sudut 90 derajat pada ujung bovenlaken bagian
kaki dan masukkan kebawah kasur,kemudian tarik
bovenlaken hingga terbentang menutipi kasur.
8. Pasang selimut dibagian kaki kasurdan masukan
ujungnya kebawah kasur sekitar 10cm. Bentuk
sudut 90 derajat diujung selimut bagian
kaki,kemudian msukan dibawah kasur dan tarik
selimut hingga terbentang menutupi kasur.
9. Lipat ujung kasur boven laken, bersama selimut
hingga tampak pitanya.
10. Masukan bantal kedalam sarungnya dan
letakan diatas tempat tidur dengan bagian yang
terbuka menghadap kebawah dan membelakangi
pintu.
11. Pasang over laken.
12. Cuci tangan.
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,S kep,MPH
Nama SOP Mengukur Suhu Tubuh
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Melalui Oral.
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

N0 PROSEDUR PELAKSANAAN SKOR NILAI


1. Pengertian Suhu Tubuh
Mengukur suhu tubuh menggunakan termometer yang
di masukkan ke dalam tubuh.

2. Tujuan
Mengkaji suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan
keperawatan dan membantu menegakkan diagnosis.

3. Persiapan pasien
1. Menjelaskan tujuan
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Persiapan Alat
Nampan berisi:
1. Termometer raksa atau termometer digital siap
pakai.
2. Bengkok.
3. Larutan sabun, disinfektan, air bersih.
4. Kertas tisu.
5. Sarung tangan.
6. Buku catatan dan alat tulis.

5. Prosedur pelaksanaan
1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien.
2. Beri tahu klien tentang prosedur yang akan
dilakukan dan tujuannya.
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
4.Minta klien untuk membuka mulut.
5.Letakkan termometer di bawah lidah klien dalam
kantung sublingual lateral ke tengah rahang bawah.
6. Minta klien untuk menahan termometer dengan
mengatupkan bibir ,dan hindari menggigit termometer.
Jika klien tidak dapat menahan termometer dalam
mulut, pegang termometer.
7. Biarkan termometer di dalam mulut selama 2-3
menit untuk termometer raksa atau hingga terdengar
alarm dan angka terbaca pada termometer digital.
8. Keluarkan termometer dengan hati-hati.
9. Bersihkan termometer menggunakan tisu dengan
gerakan memutar dari pangkal ke ujung, kemudian
buang tisu.
10. Baca hasil pemeriksaan dengan melihat angka yang
di tampilkan pada termometer digitan atau kolom raksa
pada termometer raksa.
11. Bersihkan termometer.
12. Kembalikan ketinggian raksa ke titik terendah untuk
termometer raksa atau termometer digital agar kebali
ke kondisi awal, kemudian simpan pada tempatnya.
13. Cuci tangan.
14. Dokumentasikan dalam catatan perawat.

6. Sikap
1. Salam terapeotik
2. Memperhatikan privasi pasien
3. Mengikutsertakan pasien dan keluarga
4. Memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,S kep,MPH
Nama SOP Mengukur Suhu Tubuh
KEMENTERIAN KESEHATAN RI ,Melalui Rektal.
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

N0 PROSEDUR PELAKSANAAN SKOR NILAI


1. Pengertian Mengukur Suhu Tubuh.
Mengukur suhu tubh menggunakan termometer yang
dimasukkan ke rektum.

2. Tujuan.
Mengkaji suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan
keperawatan dan membantu menegakkan diagnosis.

3. Persiapan pasien
1. Menjelaskan tujuan
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Persiapan Alat.
Nampan berisi:
1. Termometer raksa atau termometer digital
siap pakai.
2. Bengkok
3. Vaselin atau pelumas larut air.
4. Larutan sabun, desinfektan, air bersih.
5. Kertas tisu.
6. Sarung tangan.
7. Buku catatan dan alat tulis.

5. Prosedur Pelaksanaan.
1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien.
2. Beri tahu klien tentang prosedur yang akan
dilakukan dan tujuannya.
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
4. Pasang tirai atau pintu ruangan.
5. Buka pakaian yang menutupi bokong klien.
6. Atur posisi klien.
7. Beri pelumas ujunr termometer dengan vaselin
sekitar 2,5-3,5 cm untuk orang dewasa dan 1,2-
2,5 cm untuk bayi atau anak-anak.
8. Buka anus dengan mengangkat bokong atas
menggunakan tangan kiri. Jika bayi telungkup di
tempat tidur, buka kedua bokong dengan jari.
9. Minta klien menari napas dalam dan masukkan
termometer secara perlahan kedalam anus
sekitar 3,5cm pada orang dewasa dan 1,2-2,5 cm
pada bayi.
10.Pertahankan posisi termometer selama 2-3
menit (orang dewasa) dan 5 menit (anak-anak).
11.Keluarkan termometer dengan hati-hati.
12.Bersihkan termometer menggunakan tisu
dengan gerakan memutar dari pangkal ke ujung,
kemudian buang tisu.
13.Baca hasil pemeriksaan dengan melihat angka
yang ditampilkan pada termometer digital atau
kolom raksa pada termometer raksa.
14.Bersihkan area anus dari pelumas atau fases dan
bantu klien merapikan pakaiannya.
15.Bersihan termometer.
16. Kembalikan ketinggian raksa ke titik terendah
untuk termometer raksa atau atur termometer
digital agar kembali ke kondisi awal, kemudian
simpan pada tematnya.
17. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
18. Dokumentasikan.
6. Sikap
1. Salam terapeotik
2. Memperhatikan privasi pasien
3. Mengikutsertakan pasien dan keluarga
4. Memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,S kep,MPH
Nama SOP Mengukur Suhu Tubuh
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Melalui Aksila
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

N0 PROSEDUR PELAKSANAAN SKOR NILAI


1. Pengertian Suhu Tubuh
Mengukur suhu tubuh menggunakan thermometer yang
diletakkan di aksila.

2. Tujuan
Mengkaji suhu tubuh klien untuk menentukan
tindakan keperawatan dan membantu menegakkan
diagnosis.
3. Persiapan pasien
1. Menjelaskan tujuan
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Persiapan Alat.
Nampan berisi:
1. Termometer raksa atau termometer digital siap
pakai.
2. Bengkok
3. Larutan sabun, desinfektan, air bersih.
4. Kertas tisu.
5. Sarung tangan.
6. Buku catatan dan alat tulis.

5. Prosedur Pelaksanaan.

1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien.


2. Beri tahu klien tentang prosedur yang akan
dilakukan dan tujuannya.
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
4. Pasang tirai atau pintu ruangan.
5. Bantu klien untuk duduk atau berbaring dalam
posisi terlentang. Buka lengan pakaian klien.
6. Letakkan termometer ke tengah ketiak, kemudian
turunkan lengan melintasi tubuh hingga lengan
bawah menyentuh lengan lainnya.
7. Pertahankan posisi termometer raksa selama 5-10
menit dan thermometer digital selama 5-10 menit.
Ambil thermometer dan bersihkan menggunakan
tisu dengan gerakan memutar dari pangkal ke
ujung thermometer, kemudian buang tisu.
8. Baca hasil pemeriksaan dengan melihat angka yang
di tampilkan pada thermometer digital atau kolom
raksa pada thermometer raksa.
9. Bantu klien merapikan pakaiannya.
10.Bersihkan thermometer.
11.Kembalikan ketinggian raksa ke titik terendah
untuk thermometer raksa atau atur thermometer
digital agar kemballi ke kondisi awal, kemudian
simpan pada tempatnya.
12.Cuci tangan.
13.Dokumentasikan.

6. Sikap
1. Salam terapeotik
2. Memperhatikan privasi pasien
3. Mengikutsertakan pasien dan keluarga
4. Memperhatikan keamanan dan keselamatan
pasien
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,S kep,MPH
Nama SOP Mengukur Tekanan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Darah.
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

N0 PROSEDUR PELAKSANAAN SKOR NILAI


1. Pengertian Tekanan Darah.
Melakukan pengukuran tekanan darah, hasil dari
curah jantung dan tahanan pembuluh perifer,
menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran
tekanan darah dilakukan pada setiap klien yang baru
masuk ruang rawat inap, setiap pergantian sif, atau
berdasrkan kebutuhan klien.
2. Tujuan
Mengkaji hemodinamik dan keadaan umum klien.
3. Persiapan pasien
1. Menjelaskan tujuan
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Persiapan Alat.
Nampan berisi:
1. Stetoskop
2. Sfigmomanometer raksa atau aneroid dengan
bola karet dan manset.
3. Kapas alcohol.
4. Bengkok.
5. Buku catatn dan alat tulis.
5. Prosedur Pelaksanaan.
1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan
tujuannya.
3. Cuci tangan.
4. Atur posisi klien , baik duduk atau berbaring
dengan nyaman, dan sangga lengan klien
setinggi jantung dengan telapak tangan
menghadap ke atas.
5. Buka pakaian klien yang menutupi lengan atas.
6. Palpasi arteri brakialis dan pasang manset 2,5cm
di atas denyut arteri brakialis.
7. Pasang sfigmomanometer aneroid pada manset,
sejajar dengan arteri brakialis, dan pastikan
lilitan manset rapid an tidak ketat.
8. Pastikan sfigmomanometer raksa sejajar dengan
mata dan anda berdiri kurang dari satu meter
dari sfigmomanometer.
9. Palpasi arteri brakialis sambil memompa manset
sehingga 30mmHg di atas titik arteri brakialis
tidak teraba lagi, kemudian perlahan buka katup
pada manset. Perhatikan titik ketika denyut
kembli teraba (sistolik palpasi).
10. Kempiskan manset sepenuhnya dan tunggu
selama 30 detik.
11. Pasang stetoskop di telinga anda.
12. Palpasi kembali brakialis dan letakkan
difragma stetoskop di atasnya.
13. Tutup katup pada manset searah jarum jam
sehingga rapat.
14. Pompa manset hingga mencapai 30mmHg di
atas titik sistolik palpasi pasien.
15. Buka katup secara perlahan sehingga
memungkinkan raksa turun rata-rata 2-3mmHg
per deik.
16. Perhatikan titik pada sfigmomanometer ketika
denyut terdengar pertama kali.
17. Lanjutkan membuka katup secara bertahap
dan perhatikan titik ketika denyut tidak
terdengar lagi.
18. Kempiskan manset dengan cepat dan tuntas.
19. Jika prosedur diulang, tunggu hingga 30 detik.
20. Buka manset dan lipat seta simpan dengan
baik.
21. Tutup lengan atas dan bantu klien
memperoleh posisi yang diinginkan.
22. Bersihkan bagian telinga dan diafragma
stetoskop dengan kapas alcohol.
23. Informasikan hasil kepada klien.
24. Cuci tangan.
25. Dokumentasikan.

6. Sikap
1. Salam terapeotik
2. Memperhatikan privasi pasien
3. Mengikutsertakan pasien dan keluarga
4. Memperhatikan keamanan dan keselamatan
pasien
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,S kep,MPH
Nama SOP Menkaji Denyut Nadi
KEMENTERIAN KESEHATAN RI Radialis.
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

N0 PROSEDUR PELAKSANAAN SKOR NILAI


1. Pengertian Denyut Nadi Radialis.
Menghitung frekuensi nadi, yaitu loncatan aliran
darah yang dapat diraba pada berbagai titik tubuh,
melalui perabaan pada nadi. Pengkajian denyut nadi
radialis dilakukan pada setiap klien yang baru masuk
ruang rawat inap, setiap pergantian sif atau
berdasarkan kebutuhan klien.

2. Tujuan
1. Mengidentifikasi frekuensi denyut nadi dalam satu
menit.
2. Mengidentifikasi keadaan umum klien.
3. Mengidentifikasi integritas sistem kardiovaskuler.
4. Mengidentifikasi riwayat penyakit.
3. Persiapan pasien
1. Menjelaskan tujuan
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Persiapan Alat
1. Jam tangan dengan jarum penunjuk detik, jam
digital, atau polsteller.
2. Buku catatan dan alat tulis.
5. Prosedur Pelaksanaan
1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan
tujuannya.
3. Cuci tangan.
4. Bantu klien ke posisi telentang atau duduk.
a) Jika terlentang ltakkan tangan klien
menyilang dada dengan telapak
tangan menelungkup.
b) Jika duduk, tekukk siku klien membentuk
sudut 90 derajat dan sanggalengan bawah
dengan kursi atau tangan pemeriksa.
Julurkan pergelangan tangan dengan
telapak tangan menghadap ke bawah.
5. Letakkan dua atau tiga jari tangan anda di atas
lekukan radialis, searah ibu jari, di sisi dalam
pergelangan tangan klien.
6. Berikan tekanan ringan di atas radius. Abaikan
denyutan awal, kemudian kurangi takanan
sehingga denyutan mudah diraba.
7. Hitung frekuensi denyut menggunkan jam tangan
dengan jarum penunjuk detik atau jam
digital stelah denyutan teratur.
8. Lakukan perhitungan denyut selama 30 detik,
kemudian klikan dua.
9. Jika anda baru pertama kali mengkaji denyut nadi
klien atau kien memiliki denyut yang tidak
teratur, lakukan perhitungan selama satu
menit penuh.
10. Kaji kekuatan, irama, dan kesamaan denyut.
11. Bantu klien kembali ke posisi yang nyaman.
12. Dokumentaikan.
6. Sikap
1. Salam terapeutik
2. Memperhatikan privasi pasien
3. Mengikutsertakan pasien dan keluarga
4. Memperhatikan keamanan dan keselamatan
pasien
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,S kep,MPH
Nama SOP Mengkaji Pernafasan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

N0 PROSEDUR PELAKSANAAN SKOR NILAI


1. Pengertian Pernafasan.
Menghitung frekuensi pernapasan, inspirasi yang
diikuti ekspirasi, dalam waktu satu menit. Pengkajian
pernapasan dilakukan pada setiap klien yang baru masuk
rawat inap, setiap pergantian sif, atau berdasarkan
kebutuhan klien.

2. Tujuan .
1. Mengkaji keadaan umum kien.
2. Mengidentifikasi frekuensi dan karakteristik
pernapasan dalam waktu satu menit.
3. Mengidentifikasi riwayat penyakit.
4. Membantu menegakkan diagnosis.
3. Persiapan pasien
1. Menjelaskan tujuan
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

4. Persiapan Alat.
1. Jam tangan dengan jarum penunjuk detik, jam
digital, atau polsteller.
2. Buku catatan dan alat tulis.
5. Prosedur Pelaksanaan
1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.
3. Cuci tangan.
4. Letakkan tangan klien pada posisi relaks menyilang
abdomen atau dada bawah, atau letakkan tangan
anda lansung pada abdomen atas klien.
5. Observasi siklus pernapasan lengkap, yaitu sekali
inspirasi dan sekali ekspirasi.
6. Perhatikan jarum penunjuk detik pada jam tangan dan
mulai penghitungan frekuensi pernafasan setelah
siklus observasi.
7. Jika irama teratur, hitung frekuensi pernafasan selama
30 detik dan kalikan dua.
8. Jika pernafasan tidak teratur, hitung selama satu menit
penuh.
9. Saat menghitung, perhatikan kedalaman pernapasan.
10. Cuci tangan.
11. Dokumentasikan.
6. Sikap
1. Salam terapeotik
2. Memperhatikan privasi pasien
3. Mengikutsertakan pasien dan keluarga
4. Memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,skep,MPH
Nama SOP ”vulva hygiene”
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

1. Pengertian Hygiene vulva adalah tindakan keperawatan yang


dilakukan pada klien yang tidak mampu secara
mandiri dalam membersihkan vulva
2. Tujuan terjadinya infeksi pada vulva
Menjaga kebersihan vulva Mencegah

3. Ruang lingkup PERSIAPAN ALAT

Alat dan bahan


 Kapas sublimat atau desinfektan
 Pinset
 Bengkok
 Pispot
 Tempat cebok yang berisi larutan
 Desinfektan sesuai dengan
kebutuhan
 Pengalas
 Sarung tangan
PERSIAPAN PASIEN

1. Memberikan penjelasan tentang maksud dan


tujuan tindakan
2. Posisikan pasien sesuai kebutuhan

4. Prosedur pelaksanaan Higiene vulva


- 1. Jelaskan prosedur pada klien
- 2. Cuci tangan
- 3. Atur posisi pasien (manusia coba) dengan dorsal
recumben
- 4. Pasang pengalas dan pispot diletakkan pada
bokong pasien
- 5. Gunakan sarung tangan
- 6. Lakukan tindakan hygiene vulva dengan tangan
kiri membuka vulva memakai kapas sublimat dan
tangan kanan menyiram vulva dengan larutan
desinfektan. Membersihkan vulva harus secara
searah dari atas kebawah dan tidak boleh dibolak
balik.
- 7. Kemudian ambil kapas sublimat dengan pnset lalu
bersihkan vulva dari atas atau ke bawah dan kapas
kotor dibuang ke bengkok. 8. Lakukan hingga bersih
- 9. Setelah selesai,ambl pispot dan atur posisi pasien
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
5. Sikap  Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi klien
 Mengikutsertakan keluarga klien
 Memperhatikan keaman dan keselamatan klien
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,skep,MPH
Nama SOP ”penis hygiene”
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

1. Pengertian Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat


untuk membersihkan alat kelamin pria bagian luar
2. Tujuan  Menjaga kebersihan diri terutama
bagian perineal genital
 Mencegah infeksi
 Memberikan pengobatan
 Memberikan rasa nyaman

3. Ruang lingkup PERSIAPAN ALAT

1. Kom steril berisi kapas savlon / kapas


sublimat
2. Sarung tangan
3. Pinset anatomis
4. Korentang
5. Perlak
6. BengkokPispot

PERSIAPAN PASIEN

1. Memberikan penjelasan tentang maksud dan


tujuan tindakan
2. Posisikan pasien sesuai kebutuhan

4. Prosedur pelaksanaan 1. Atur posisi litotomi


2. Lepas celana dalam
3. Cuci tangan
4. Kenakan sarung tangan
5. Pasang perlak dan pispot
6. Tangan kiri memegang penis dengan gentle.
Pada pasien yang belum dicircumisi Tarik
preputium sehingga glands penis terlihat.
Tunda tindakan apabila pasien ereksi.
7. Dengan tangan kanan ambil kapas savlon
dengan menggunanakan pinset
8. Usapkan kapas savlon pada metus uretra
dengan gerakan memutar kearah luar. Buang
kapas dan ulangi sesuai prosedur. Keringkan
9. Cuci batang penis dengan perlahan namun
kuat kearah bawah. Bilas dan keringkan
10. Bersihkan skrotum. Angkat testis dengan
hati-hati dan cuci lipatan kulit dibawahnya.
Bilas dan keringkan
11. Rapikan alat
12. Kembalikan pasien pada posisi semula
13. Lepas sarung tangan dan cuci tangan

Dokumentasikan tindakan
5. Sikap  Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi klien
 Mengikutsertakan keluarga klien
 Memperhatikan keaman dan keselamatan klien
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,skep,MPH
Nama SOP :” Memindahkan klien dari
KEMENTRIAN KESEHATAN RI tempat tidur ke brangkar”
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

1. Pengertian Memindahkan klien dari tempat tidur ke brangkar atau


kreta dorong.
2. Tujuan 1. Melakukan tindakan perawatan tertentu yang
tidak dapat dikerjakan di tempat tidur.
2. Memindahkan klien ke tempat yang baru

3. Persiapan alat 1. Brangkar atau kereta dorong


2. Sarung tangan jika perlu

4. Prosedur pelaksanaan 1. Cuci tangan dan pasang hanscoone


2. Atur tempat tidur untuk persiapan pemindahan
klien
a. Atur tempat tidur hingga memperoleh
posisi datar dari bagian kepala hingga
bagian kaki
b. Naikkan tempat tidur hingga lebih tinggi
dari permukaan brangkar(memudahkan
pemindahan klien)
3. Atur posisi klien di tepi tempat tidur dan atur
posisi brangkar
a. Posisikan klien di tepi tempat tidur. Tutupi
klien dengan selimut untuk memberi
kenyamanan dan menjaga privasi.
b. Tempatkan brangkar secara paralel di sisi
tempat tidur dan kunci semua rodanya.
4. Pindahkan klien dengan aman ke brangkar
a. Minta klien untuk menekuk leher, jika
memungkinkan dan meletakkan kedua
tangannya secara menyilang di atas dada.
( mencegah cedera pada bagian tubuh
tersebut).
b. Dengan bantuan dua perawat lainnya,
lakukan persiapan untuk mengangkat
klien. Letakkan kedua tangan anda di
bawah punggung atas klien, perawat
pertama meletakan kedua tangannya
dibawah pinggul, dan perawat kedua
meletakkan kedua tangannya dibawah
tungkai klien.
c. Condongakan tubuh ke depan dan
fleksikan pinggul, lutut, serta pergelangan
kaki. Berikan instruksi, kemudian angkat
klien bersamaan dari tempat tidur dan
pindahkan ke brangkar.
5. Pastiakan keamanan dan kenyamanan klien.
a. Buat klien merasa nyaman. Segera naikkan
pagar brangkar dan / atau kencangkan sabuk
pengaman yang melintang di atas tubuh klien.
b. Buka kunci roda brangkar, dan dorong
menjauhi tempat tidur.
6. Lepas handscoone dan cuci tangan
5. Sikap  Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi klien
 Mengikutsertakan keluarga klien
 Memperhatikan keaman dan keselamatan klien
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,skep,MPH
Nama SOP :” Memindahkan klien dari
KEMENTRIAN KESEHATAN RI brangkar ke tempat tidur”
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

1. Pengertian Memindahkan klien dari brangkar ke tempat tidur.


2. Tujuan Memindahkan klien dari brangkar ke tempat tidur.
3. Persiapan 1. Persiapan alat:
o Tempat tidur
o 2 atau 3 orang tenaga perawat
2. Persiapan klien :
o Menjelaskan tujuan
o Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
4. Prosedur pelaksanaan 1. Menempatkan brangkar sedemikian rupa
sehingga bagian kepala pasien membentuk
sudut 90 ⁰ dengan bagian kaki tempat tidur.
2. Perawat cuci tangan
3. Perawat-perawat yang akan mengangkat pasien,
berdiri, berjejer di sebelah kanan klien, masing-
masing perawat berdiri menurut tingginya ( yang
tertinggi berdiri di bagian kepala dan yang
terendah berdiri di bagian kaki pasien).
4. Perawat memajukan masing-masing kaki kiri ke
depan
5. Lengan kiri perawat 1 dibawah kepala dan
pangkal lengan pasien dan lengan kanan di
bawah punggung pasien ( bila pasien gemuk,
lengan perawat 1 melalui badan pasien ke
bawah pinggang sehingga berpegangan dengan
pergelangan tangan kiri perawat 2).
6. Lengan kiri perawat 2 di bawah pinggang pasien
lengan kanan di bawah bokong pasien.
7. Kedua lengan perawat 3 mengangkat seluruh
tungkai pasien.
8. Perawat yang berdiri di bagian kepala, memberi
aba-aba, dan dengan serentak pasien di angkat.
Perawat harus mengangkatkan kaki dengan
secara teratur menuju tempat tidur ( pasien
diangkat bersama dengan pengalas brangkar)
9. Letakkan pasien perlahan-lahan ke tempat tidur
10. Pasien dirapikan, alat-alat dibereskan
11. Perawat cuci tangan
5. Sikap  Salam terapeutik
 Memperhatikan privasi klien
 Mengikutsertakan keluarga klien
 Memperhatikan keaman dan keselamatan klien
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,skep,MPH
Nama SOP :” Memindahkan klien dari kursi
KEMENTRIAN KESEHATAN RI roda ke tempat tidur”
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

1. PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan pada klien dengan


kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari
kursi roda ke tempat tidur.
2. TUJUAN 1. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur
atau sindrom disuse
2. Memberikan kenyamanan
3. Mempertahankan kontrol diri pasien
3. PERSIAPAN
a. Persiapan memindahkan klien keatas
tempat tidur:
1. Kaji tingkat kenyamanan, toleransi aktivitas,
kekuatan otot dan mobilisasi klien.
2. Tinggikan tempat tidur dengan ketinggian yang
nyaman untuk bekerja
3. Pindahkan bantal dan alat bantu yang digunakan
klien pada posisi sebelumnya
4. Dapatkan bantuan tambahan bila diperlukan.
5. Jelaskan prosedur pada klien
6. Cuci tangan
7. Letakkan tempat tidur pada posisi datar dengan
roda tempat tidur terkunci

b. Persiapan lingkungan:
1. Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien
(kondusif)
2. Menjaga privacy klien ( tutup pintu atau gorden)
4. PROSEDUR
a. Klien yang tak berdaya: 1. Lengkapi persiapan
2. Letakkan klien bersandar dengan bagian kepala
tempat tidur yang memudahkan perawat
mengkaji. Berdiri di satu sisi tempat tidur
kesejajaran tubuh dan mengurangi tarikan
gravitasi tubuh klien bagian atas mencegah
kepala klien membentur tempaat tidur.
3. Tempatkan bantal dibagian kepala tempat tidur
4. Mulai pada kaki klien. Hadapkankaki tempat
tidur pada sudut 45⁰. Letakkan kaki terbuka
dengan kaki yang terdekat kepala dari tempat
tidur dibelakang kaki yang lain. Fleksikan lutut
dan pinggul yang diperlukan untuk membawa
lengan perawat setinggi kaki klien. Pindahkan
berat badan perawat dari kaki depan ke kaki
belakang dan geser kaki pengaturan posisi
dimulai pada klien sejajar bagian kepala tempat
tidur kaki klien( tujuan lebih ringan dan lebih
mudah). Mengahadap arah gerakan menjamin
keseimbangan yang tepat. Pemindahan berat
bdan perawat mengurangi gaya yang diperlukan
untuk menggerakkan beban, gerakan daigonal
memungkinkan menarik sesuai arah gaya.
Fleksikan lutut mendekati pusat gravitasi dan
menggunakan otot paha dari pada otot
punggung.
5. Bergerak sejajar pada pinggul klien. Fleksi lutut
dan pinggul yang diperlukan untuk membawa
lengan perawat setinggi pinggul
mempertahankan kesejajaran tubuh perawat
yang sesuai. Dekatkan klien objek sedekat
mungkin dengan perawat untuk dipindahkan
dan rendahkan pusat gravitasi. Gunakan otot
paha daripada otot punggung.
6. Meluruskan kaki dan pinggul klien. Geser pinggul
klien sejajar arah kepala tempat tidur
7. Pindahkan kepala klien dan bahu klien secara
parallel. Fleksikan lutut dan pinggul yang
diperlukan untuk membawa tinggi lengan
dengan tubuh mempertahankan kesejajaran
tubuh yang sesuai.
8. Masukkan lengan perawat yang terdekat bagian
kepala tempat tidur kebawah leher klien,
dengan tangan memegang kebawah dan
menykong memepertahankan kesejajaran tubuh
dan mencegah cidera selama bahu pergerakan.
9. Menyokong berat badan klien dan mengurangi
friksi, letakkan lengan perawat yang lain
dibawah punggung bawah klien.
10. Geser tubuh,bahu, kepala dan leher klien secara
diagonal kearah kepala meluruskan kembali
tubuh klien disisi tempat tidur.
11. Tinggikan sisi bergerak. Pindahkan kesisi tempat
tidur yang lain dan melindungi klien jatuh dari
tempat tidur
12. Pusat klien ditengah tempat tidur, pindahkan
tubuh pada ketiga bagian mempertahankan
kesejajarn tubuh, memberikan ruang yang cukup
dan yang sama untuk bergerak dan memberikan
keaman pada klien.
b. Klien yang masih
membutuhkan tenaga 1. Lengkapi persiapan
perawat: 2. Letakkan klien berbaring pada bagian kepala
tempat tidur memudahkan perawat mengkaji
kesejajaran tubuh. Mengurangi tarikan gravitasi
pada tubuh klien bagian atas mencegah kepala
klien membentur tempat tidur
3. Letakkan bantal dikepala tempat tidur
4. Hadapkan kepala tempat tidur
a) Jika 2 perawat membantu klien setiap
perawat harus meletakkan satu lengannya
dibawah bahu klien, dan lengan lain berada
dibawah paha
b) Posisi alternatif, posisi satu perawat
dibagian atas tubuh klien. Lengan perawat
yang terdekat dengan bagian kepala tempat
tidur harus berada dibawah kepala klien dan
berlawanan dengan bahu. Lengan lain harus
dibawah lengan terdekat dari bahu klien.
Posisi perwat lain berada pada bagian
bawah tubuh klien. Lengna perawat harus
berada dibawah punggung bagian bawah
dan batang tubuh klien.
5. Letakkan kaki terbuka dengan kaki terbuka
dibagian kepala tempat tidur dibelakang kaki
yang lain.
6. Minta klien untuk memfleksikan lututnya
dengan kaki rata pada tempat memudahkan
klien menggunakan otot femoral selama
bergerak dengan tidur mencegah hyperektensi
pada leher
7. Intruksikan klien miring untuk memfleksikan
lehernya, miringkan dagu ke arah dada
meningkatkan mobilisasi klien
8. Intruksikan klien untuk membantudengan
mendorong kakinya pada permukaan tempat
tidur
9. Fleksikan lutut dan pinggul perawat, bawa
lengan bawah perawat lebih dekat tempat tidur
mempersiapkan klien pindah.
10. Intruksikan klien untuk mendorong dengan
tumit
11. Pada hitungan ketiga, goyang dan ubah berat
dari kaki depan ke kaki menggoyang -
memungkinkan perawat mencapai
keseimbangan.

5. CATATAN MUTU
6. RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN
STANDAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl.pembuatan
Tgl.revisi
Tgl.efektif
Disahkan : Ka.Prodi D.III
Keperawatan solok

Abd.Gafar,skep,MPH
Nama SOP :” Memindahkan klien dari
KEMENTRIAN KESEHATAN RI tempat tidur ke kursi roda”
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PADANG

1. PENGERTIAN Memindahkan klien diatas tempat tidur kekursi roda


untuk menjalani prosedur atau tindakan tertentu.
2. TUJUAN 1. Menjalani prosedur perawatan tertentu
2. Dipindahkan ke tempat atau ruangan
tertentu
3. PERSIAPAN ALAT 1. Sarung tangan ( jika perlu)
2. Kursi roda
4. PROSEDUR 1. Atur peralatan dengan teapt
a) Rendahkan posisi tempat tidur sampai
pada posisi yang terendah sehingga kaki
klien dapat menyentuh lantai. Kunci
semua roda tempat tidur
b) Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat
mungkin dengan tempat tidur. Kunci
semua roda pada kursi roda.

2. Siapkan dan kaji klien


a) Bantu klien pada posisi duduk di tepi
tempat tidur
b) Kaji klien, apakah klien mengalami
hipotensi postural, sebelum
memindahkannya dari tempat tidur
3. Berikan intruksi yang jelas pada klien.
Minta klien untuk:
a) Bergerak kedepan dan duduk di tepi
tempat tidur
b) Condongkan tubuh kedepan mulai dari
panggul
c) Letakkan kaki yang kuat dibawah tepi
tempat tidur,sedangkan kaki yang leamh
berada didepannya
d) Letakkan tangan klien diatas permukaan
tempat tidur atau diatas kedua bahu
perawat sehingga klien dapat mendorong
tubuhnya sambil berdiri(catatan: klien
perlu diberi penjelasan untuk tidak
meletakkan kedua tangan pada leher
perawat karena dapat menyebabkan
cedera pada perawat)
4. Siapkan posisi perawat dengan ceapt
a) Berdiri tepat didepan klien. Condongkan
tubuh kedepan, fleksikan pinggul, lutut
dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki
anda, dengan satu kaki didepan dan yang
lainnya dibelakang. Jika memungkinkan,
buatlah kaki klien sebagai cermin dari
kaki perawat
b) Lingkari punggung klien dengan kedua
tangan perawat
c) Tegangkan otot gluteal, abdominal,kaki
dan lengan anda. Siap untuk melakukan
pergerakan
5. Bantu klien untuk berdiri, kemudian bergerak
bersama-sama menuju kursi roda
a) Dalam 3 hitungan, minta klien untuk
menghentak dengan bagian kaki
belakang, kemudian menuju kaki bagian
depan, ekstensikan persendian pada
ekstremitas bawah, dan dorong atau
tarik dengan kedua tangan, bersamaan
dengan perawat menarik dengan bagian
depan, menuju kaki bagian belakang,
ekstensikan persendian pada ekstremitas
bawah, dan tarik klien tepat menuju
pusat gravitsi perawat pada posisi
berdiri.
b) Bantu klien pada posisi tegak untuk
beberapa saat
c) Bersama-sama memutar atau mengambil
beberapa langkah menuju kursi roda
6. Bantu klien untuk duduk
a) Minta klien untuk membelakangi kursi
roda, kemudian meletakkan bagian kaki
yang kuat dibelakang kaki yang lebih
lemah, menjaga kaki yang lainnya tetap
berada didepan, dan meletakkan kedua
tangan diatas lengan kursi roda atau
tetap pada bahu perawat
b) Berdiri tepat didepan klien. Letakkan satu
kaki didepan kaki yang lainnya dibelakang
c) Tegangkan otot gluteal,abdominal dan
lengan
d) Dalam 3 hitungan minta klien untuk
menggeser berat tubuhnya dengan jalan
memindahkannya ke kaki bagian
belakang, merendahkan tubuh sampai
pada bagian tepi dari kursi roda dengan
memfleksikan persendian pada kaki dan
lengan, bersamaan dengan perawat
menggeser berat tubuhnya dengan
melangkah kebelakang dengan
menggunakan kaki depan dan
merendahkan klien sampai diatas kursi
roda
7. Pastikan keselamatan klien
a) Minta klien untuk menggeser duduknya
sampai pada posisi yang paling aman dan
nyaman
b) Turunkan tangkai kaki, dan letakkan
kedua kaki klien diatasnya.
5. CATATAN MUTU
6. RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN
STANDAAR OPERASIONAL Nomor SOP
PROSEDUR Tgl. Pembuatan
Tgl. Revisi
Tgl. Efektif
Disahkan Oleh

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN
Nama SOP Mencuci rambut pasien
KEMENKES PADANG

PENGERTIAN Pembersihan pada daerah rambut dan daerah sekitar


kepala pasien.
TUJUAN  Menghilangkan minyak yang menumpuk ,
keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri3.
 Memperbaiki personal hyiene yang kurang
 Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
 Memberikan kesempatan pada perawatan
untuk mengkaji kondisi kulit klien.
PERSIAPAN ALAT  1 buah perlak besar
 2 kapas untuk menutup mata dan telinga
 1 buah sisir , kalau ada sisir kutu
 Sampo dan kain kasa dalam mangkok kecil
 2 buah waskom besar atau ember
 1 buah lap pel
 2 buah handuk
 Air hanagat secukupnya
 1 buah gayung
 Celemek atau skor plastik
 2 buah bengkok berisi larutn desinfekan
 1 buah sampiran
 1 buah waslap

PERSIAPAN PERAWAT
SIKAP:
 Salam terapeutik
 Memperhatikan privacy pasien
 Mengikut sertakan pasien dan keluarga
 Memperhatikan keamanan dan keselamatan

PERSIAPAN PASIEN  Menjelaskan tujuan


 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

PELAKSANAAN 1. Pasien diberitahu dan jelaskan prosedur kerja


2. Siapkan alat da dekatkan pada pasien
3. Pasang sampiran dan tutup jendela
4. Atur posisi pasien
5. Cuci tangan
6. Bantal pasien diangkat atau dipindahkan
7. Pasang perlak besar dibawah kepala pasien,
gulung kedua pinggir sisi perlak ke arah bawah
dan masukkan ke dalam baskon atau ember
8. Tutup telinga dengan kkapas dan tutup mata
dengan waslap
9. Tutup dada sampai keleher pasien dengan
handuk
10. Sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air
hangat, selanjutnya gunakan sampo dan bilas
sampai bersih sambil dipijat
11. Rambut diperas memakai handuk dan talang di
angkat.
12. Pasang perllak kecil dan handuk diatas bantal
supaya bantal tidak basah.
13. Waslap penutup mata dan kapas penutup
telinga diangkat dan wajah pasien dikeringkan.
14. Posisi pasien diatur kembali dan dirapikan,
rambut pasien dikeringkan dan disisir.
15. Alat alat dibereskan , cuci tangan .
16. Evaluasi keadaan pasien
17. Buat dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai