PENGANTAR PENELITIAN
KEPERAWATAN
(Dipakai Dalam Lingkungan Sendiri)
Disusun oleh:
Syahrum, S.Pd., M.Kes
dimaksud adalah ilmu pengetahuan dan penelitian, penelitian keperawatan dan pendekatan
ilmiah, latar belakang dan rumusan masalah penelitian, tinjauan pustaka atau tinjauan
literature, kerangka teoritis atau kerangka konsep, variable penelitian dan definisi
yang terdapat dapat diktat ini, mahasiswa dapat menyusun proposal penelitian dan
DAFTAR ISI
Halaman
1 ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN
- Ilmu Dan Proses Berpikir 1
- Apa Yang Dimaksud Dengan Penelitian? 1
- Ilmu, Penelitian, Dan Kebenaran 5
- Kebenaran Non-Ilmiah 7
- Proposisi, Dalil, Teori Dan Fakta 10
7 METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian 77
- Rancangan Penelitian 80
12 PENULISAN ILMIAH
- Proposal Penelitian 119
- Struktur Dasar Dan Komponen Proposl 120
- Laporan Hasil Penelitian 123
Manusia adalah makhluk yang diberkahi Tuhan suatu sifat dasar ingin tahu.
Keingintahuan seseorang terhadap permasalahan disekelilingnya dapat menjurus
keingintahuan ilmiah. Ada berbagai cara yang dapat ditempuh untuk bisa
memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu hal. Pengetahuan yang benar ini
dapat ditemukan bila usaha-usaha menemukannya dilakukan menurut cara-cara
berdasarkan aturan-aturan tertentu. Cara-cara atau aturan-aturan itu disebut ilmu.
Sesuatu yang bersifat ilmu atau yang memungkinkan digunakannya ilmu, disebut
ilmiah.
"Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan
arti menyeluruh dan sistematik."
Konsep antara ilmu dan berpikir adalah sama. Dalam memecahkan masalah,
keduanya dimulai dari adanya rasa sangsi dan kebutuhan akan suatu hal yang
bersifat umum. Kemudian timbul suatu pertanyaan yang khas, dan selanjutnya suatu
pemecahan tentatif untuk penyelidikan.
Proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati. Proses
berpikir lahir dari suatu rasa sangsi akan sesuatu dan keinginan untuk memperoleh
suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. Masalah ini
memerlukan suatu pemecahan, dan untuk ini dilakukan penyelidikan terhadap data
yang tersedia dengan metode yang tepat. Akhirnya, sebuah kesimpulan tentatif akan
diterima, tetapi masih tetap di bawah penyelidikan yang kritis dan terus-
Ciri pertama dari berpikir adalah adanya unsur logis di dalamnya. Tiap
bentuk berpikir mempunyai logikanya tersendiri. Dengan perkataan lain, berpikir
secara nalar tidak lain dari berpikir secara logis. Perlin juga dijelaskan, bahwa
berpikir secara logis mempunyai konotasi jamak dan bukan konotasi tunggal. Karena itu,
suatu kegiatan berpikir dapat saja logis menurut logika lain. Kecenderungan tersebut
dapat menjurus kepada apa yang dinamakan kekacauan penalaran. Hal ini disebabkan
karena tidak adanya konsistensi dengan menggunakan pola berpikir.
Ciri kedua dari berpikir adalah adanya unsur analitis di dalam berpikir itu
sendiri. Dengan logika yang ada ketika berpikir, maka kegiatan berpikir itu secara
sendirinya mempunyai sifat analitis dengan menggunakan logika secara ilmiah.
Dengan demikian, berpikir tidak terlepas dari daya imaginatif seseorang dalam
merangkaikan rambu-rambu pikirannya ke dalam suatu pola tertentu, yang dapat
timbul sebagai kejeniusan seorang ilmuan.
Rasio atau fakta dapat merupakan sumber utama dari nalar atau sumber dari
berpikir. Mereka yang berpendapat bahwa rasiolah yang merupakan sumber utama
dari kebenaran dalam berpikir digolongkan mashab rasionalisme. Di lain pihak
terhadap mazhab empirisme. Bagi mazhab empirisme, sumber utama dari kebenaran
dalam berpikir adalah fakta yang dapat ditangkap melalui pengalaman manusia.
Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. Dart itu ada juga ahli
yang menerjemahkan research sebagai riset. Research itu sendiri berasal dari kata re,
yang berarti -kembali" dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian arti
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip;suatu penyelidikan
yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Menurut ilmuwan Hillway (1956)
penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui
penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga
diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Whitney (1960)
bawah ini :
(John, 1949)
proses tersebut adalah kebenaran (truth). (lihat gambar 2). berkata Whitney :
"... Terdapat suatu kesamaan yang tinggi derajatnya antara konsep ilmu dan
penelitian. Keduanya adalah sama-sama proses.
Penelitian
(proses) (hasil)
Gambar 1
Ilmu
Kebenaran
Suatu pernyataan dianggap benar j ika pernyataan tersebut koheren atau konsisten
dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya suatu pernyataan
bahwa si Badu akan mati dapat dipercaya, karena pernyataan tersebut koheren
dengan pernyataan bahwa semua orang akan mati. Kebenaran matematika misalnya,
didasarkan atas sifat koheren, karena dalil matematika disusun berdasarkan beberapa
aksioma yang telah diketahui kebenarannya lebih dahulu.
X dalam Ilmu Genetika dan dengan teori X ini telah dapat dikembangkan teknik Z
untuk membuat tanaman tahan terhadap penyakit. Dari penemuan tersebut dapat
disimpulkan, bahwa teori X juga benar, karena teori X adalah fungsional dan
mempunyai kegunaan. Secara pragmatis orang percaya kepada agama, karena agama
bersifat fungsional dalam memberikan pegangan dan aturan pada hidup manusia.
KEBENARAN NON-ILMIAH
Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain dari takdir Allah. Walaupun
penemuan kebenaran secara kebetulan bukanlah kebenaran yang ditemukan secara
ilmiah, tetapi banyak penemuan tersebut telah menggoncangkan dunia ilmu
pengetahuan. Misalnya, penemuan kristal urease oleh Dr. J.S. Summers adalah
secara kebetulan saja di tahun 1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja
dengan ekstrak aceton. Karena ia ingin bermain tenis, maka ekstrak aceton tersebut
disimpannya di dalam kulkas dan ia bergegas pergi ke lapangan tenis. Keesokan
Bekerja secara trial dan error adaiah melakukan sesuatu dengan cara aktif
dengan mengulang-ulang pekerjaan tersebut berkali-kali dengan menukar-nukar cara dan
materi. Pengulangan tersebut tanpa dituntun oleh suatu petunjuk yang jelas sampai
seseorang menemukan sesuatu. Penemuan dengan trial dan error memakan waktu yang
lama, memerlukan biaya yang tinggi dan selalu claim keadaan meraba-
raba. Penemuan dengan cara trial dan error tidak dikategorikan sebagai penemuan
ilmiah.
Istilah trial dan error mula-mula hanya digunakan dalam ilmu jiwa.
Kemudian penggunaan istilah ini telah menyebar kesegala bidang ilmu.
Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dari realita. Proposisi tersebut dapat
diuji kebenarannya. Jika proposis sudah dirumuskan sedemikian rupa dan sementara
diterima untuk diuji kebenarannya, proposisi tersebut disebut hipotesa. Dalam ilmu
sosial, proposisi biasanya pernyataan antara dua atau lebih konsep. Sebagai contoh,
ekonomis anak.
Kedua pernyataan di atas adalah proposisi. Proposisi tersebut menghubungkan dua
faktor yaitu faktor penyebab dari faktor lainnya. Proposisi ini jika dirumuskan untuk
diuji kebenarannya, is akan menjadi hipotesa. Hipotesa adalah suatu pernyataan yang
diterima sementara untuk diuji kebenarannya.
Proposisi yang sudah mempunyai jangkauan cukup luas dan telah didukung oleh
data empiris dinamakan dalil (scientific law). Dengan perkataan lain dalil adalah
singkatan dari suatu pengetahuan tentang hubungan sifat-sifat tertentu, yang
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika ingin mengenal teori. Ketiga hal
tersebut adalah :
1) Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri dari konstrak (contruct)
Fakta ilmiah adalah produk dari pengamatan yang bukan random dan
mempunyai arti. Dengan perkataan lain, fakta harus relevan dengan teori, sehingga
fakta dan teori tidak pernah bertentangan. Dengan demikian, teori memperlihatkan
hubungan antarfakta atau suatu pengurutan fakta dalam bentuk yang mempunyai arti.
meruppkan alat penolong teori. Sebagai alat dari ilmu, teori mempunyai peranan
sebagai berikut :
a. Teori mendefinisikan orientasi uatama dari ilmu dengan cara
memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat
abstraksinya ;
a. Teori sebagi orientasi utama dari ilmu. Fungsi pertama dari teori adalah
emberi batasan terhadap ilmu dengan cara memperkecil jangkauan (range) dari
fakta yang akan dipelajari. Karena banyak fenomena yang dapat dipelajari
dari berbagai aspek, maka teori membatasi aspek mana saja yang akan
dipelajari dari fenomena tertentu. Permainan bola kaki, misalnya, dapat
dipelajari dari berbagai aspek, seperti dari aspek fisik, dari aspek ekonomi
(penawaran dan permintaan terhadap bola kaki), dari aspek kimia, clari aspek
sosiologi dan sebagainya. Dengan adanya teori, maka jenis fakta mana yang
relevan dengan aspek tertentu dan fenomena dapat dicari dan ditentukan.
teori. Fakta berperan dan mempunyai interaksi yang tetap dengan teori antara lain :
(1) Fakta menolong memprakarsai teori
(2) Fakta memberi jalan dalam mengubah atau memformulasikan teori baru
(3) Fakta dapat embuat penolakan terhadap teori
(4) Fakta menukar fokus dan orientasi dan teori
(5) Fakta memperterang dan memberi definisi kembali terhadap teori
(1) Fakta memprakarsai teori. Banyak fakta yang ditemui secara empiris
menjurus kepada penemuan teori baru. Memang fakta tidak secara langsung
(3) Eaktu dapat menolak Iconi. Jika banyak fakta yang diperoleh menunjukkan
bahwa teori tidak sesuai dengan fakta tersebut, maka teori tersebut tidak
diformulasikan kembali tetapi harus ditolak. Penolakan teori karena tidak
cocok dengan fakta hams dilakukan secara hati-hati sekali. Harus diingat,
bahwa banyak fakta yang diperoteh berasal dari suatu kondisi tertentu.
Karena itu, bukan tidak mungkin fakta tersebut tidak cocok dengan teori
bukan karena teorinya y6ang tidak benar, tetapi kondisi pengamatan yang
menghasilkan fakta itu yang tidak sesuai sehingga fakta yang dihasilkan tidak
cocok dengan teori.
(4) Fakta mengubah orientasi teori. Seperti telah diterangkan di atas, fakat-fakta
barn yang diperoleh ada kalanya barn sesuai dengan teori, jika teori tersebut
didefinisikan kembali. Fakta-fakta tersebut memperterang teori dan mengajak
seseorang untuk mengubah orientasi teori. Dengan adanya orientasi baru dari
teori, akan menjurus kepada penemuan fakta-fakta barn.
Secara skematis, fungsi dari teori dalam hubungannya dengan fakta, serta
hubungan fakta dengan teori dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
Teori juga dapat meningkatkan arti dari penemuan penelitian karena dengan
teori dapat membuat hasil penelitian tersebut menjadi suatu kasus proposisi abstrak
yang lebih umum. Tanpa teori, penemuan tersebut akan merupakan keterangan-
keterangan empiris yang berpencar. Dengan adanya hubungan antara penemuan
empiris yang khas dengan suatu konsep umum, hubungan ini dapat meletakkan dasar
yang lebih kuat untuk membuat prediksi.
Meramalkan
Memperkecil jangkauan
Meringkaskan
Memperjelas celah
FAKTA TEORI
Menolong memprakarsai
Menolak
Menukar orientasi
Mendefinisikan kembali
Gambar 3
Makin banyak penelitian yang dituntun oleh teori, maka makin banyak
kontribusi penelitian yang secara langsung dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.
Teori dalam ilmu sosial yang telah cukup berkembang sudah sampai ke taraf
tertinggi di mana teori tersebut dapat menghasilkan deduksi untuk mengembangkan
hipotesa. Hipotesa tersebut diuji, dan jika hipotesa dapat dijelaskan oleh penelitian,
maka penelitian tersebut telah memberikan konstribusi dalam mengadakan
verisifikasi terhadap teori.
Kontribusi yang lebih jelas dari penelitian terhadap teori adalah dalam hal
fungsi penelitian dalam mengadakan klarifikasi (penjelasan) terhadap konsep yang
telah digunakan untuk memfonnulasikan teori itu sendiri. Konsep-konsep harus
Konsep yang bersi fat umum harus diperinci ke dalam definisi kerja.
penelitian. Dengan adanya prosedur dan teknik baru, bidang atau area penelitian
dapat diubah dari satu bidang ke bidang lain.
Konstribusi timbal balik antara teori dan penelitian merupakan proses yang
berketerusan. Penelitian yang didasarkan atas pertimbangan teori dapat
menghasilkan isyu-isyu teroritis yang barn. Di lain pihak, adanya isu-isu teoritis yang
barn tersebut menghendaki adanya penelitian lebih lanjut. Proses tersebut akan
terjadi terus-menerus.
PENDEKATAN HISTORIS
1950 banyak siswa perawat yang dididik diperguruan tingi dan memperoleh
pendidikan lanjutan serta mata ajaran penelitian sebagai persiapan praktek mereka.
Banyak perawat yang memiliki latar belakang tentang penelitian yang kuat
menjadi pimpinan yang mengenal kebutuhan penelitian keperawatan dan pentingnya
Dalam studi parkatek keperawatan perlu mempelajari dan menjelaskan fungsi dan
bentuk asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien dan mambantu klien
meningkatkan kesehatan.
profesi.
r.
menemukan cara lain untuk memenuhi tujuan dari mata ajaran yang dikeluarkan
tersebut. Jadi perubahan kurikulum didasari oleh studi empiris. Banyak sekali
perkembangan kedua. Salah satu thema mengenai pertanyaan yang mendasar dan
merupakan masalah yang perlu diteliti ialah tentang interaksi fenomena biologis dan
perilaku selama sehat dan sakit; manajemen stress, pengasuhan bayi, pengaruh
kesehatan.
kemampuan diri.
8) Pendokumentasian efektifitas pelayanan atau asuhan keperawatan
9) Pengembangan penelitian pelayanan kesehatan dengan menekakan pada
hasil.
10) Penentuan efektifitas biaya asuhan keperawatan.
METODE ILMIAH
Istilah method berasal dari kata latin yaitu meta yang berarti after, sesudah, dan
hodos, berarti way, jalan. Dart sinilah lahir kata methodus atau Gerik methodos, yang
berarti investigation following after, atau a way of doing anything, atau regular or
orderly arrangement, suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu atau
susunan yang teratur. Lazim ditulis, methode, metode, atau metoda.
proses ilmiah, karena dalam pelaksanaannya menggunakan ilmu, dan penelitian akan
dalam penelitian ilmiah digunakan metode ilmiah. Metode merupakan proses yang
teratur yang menggunakan prinsip-prinsip ilmu, memerlukan langkah yang berurutan
untuk mencari informasi bagi pemecahan masalah. Metode ilmiah ditandai dengan
ciri:
1) Sistematis
2) Terkendali
data dan merumuskan kesimpulan hasil penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Empiris adalah proses dimana suatu kejadian berakar dari relaitas objektif dan
dikumpul secara langsung atau tidak melalui indra, dan digunakan untuk
perumusan pemahaman. Peneylidikan empiris menghasilkan objektifitas penelitian
karena gagasan atau ide dicoba dalam situasi nyata.
Generalisasi merupakan salah satu ciri metode ilmiah, berarti peneliti tidak
menggunakan metode ilmiah hanya untuk kejadian tertentu, tetapi harus mampu
menggunakan hasil penelitian untuk lingkup yang luas. Geneeralisasi yang berasal dari
perelitian membantu pengembangan ilmu pengetahuan, memberikan penjelasan dan
memprediksi peristiwa yang akan terjadi.
Konsep
Twri/
•
Masalah Hipotesis Alat Ukur Rancangan
•
Pustaka,
Sampel
Bacaan,
Renungan,
Simpulan,
Hasil Pengumpulan
data
Pengolahan
Analisis dan
Penyaj ian
data
1) Keterbatasan umum.
Moral atau issu etik menimbulkan keterbatasan bagi penelitian ilmiah dalam dua
hal. Pertama keterbatasan yang berkaitan dengan pertimbangan hak asazi
kehidupan organisma. Issu kedua mengenai jenis masalah yang dapat dipecahkan
dengan mengunakan metoda ilmiah. Pertanyaan yang difokuskan pada masalah etik dan
niali tidak bisa diuji secara empiris. Misalnya pertanyaan penelitian apakah usaha
mempercepat kematian seseorang bisa diterapkan dalam pelayanan kesehatan. Penelitian
tidak dapat menjawab pertanyaan ini dengan hanya berdasarkan penilaian manusia,
meskipun penelitian ilmiah dapat menjawab beberapa aspek pertanyaan ini.
Salah satu hambatan utama yang ditemui oleh perawat peneliti yang
mengunakan paradigma ilmiah ialah keruwetan atau kerumitan topik penelitian yang
berpusat pada manusia. Penelitian yang diarahkan pada masalah klinik dengan proses
bio-fisologis tidak begitu menyusahkan bila dibandingkan dengan penelitian
mengenai perilaku atau sikap manusia. Fungi biologis dan fisiologis diperkirakan
lebih teratur dan kosisten dan diperkirakan tidak begitu dipengaruhi oleh faktor
ekstemal bila dibandingkan dengan fungsi psikologis. Setiap manusia pada dasarnya
unik dalam hal kepribadian, lingkungan sosial, kapasitas mental, nilai-nilai, dan gaya
hidup. Sebagai konsekuensinya relatif lebih sulit dideteksi secara teratur. Jadi
penelitian keberhasilan penelitian yang ditujukan pada masalah perilaku manusia
tidak akan sama tingkatnya dengan penelitian yang ditujukan pada masalah
fenomena biologis dan fisik.
4) Masalah-masalah pengukuran.
[PROSEDUR PENELITIAN
2) Studi literatur
6) Teknik sampling
8) Analisis data
Studi pendahuluan
Merumuskan masalah
Hipotesis
Memilih
Pendekatan
Mengumpulkan data
Menyusun laporan
Studi pendahuluan
Merumuskan masalah
Hipotesis
Memilih
Pendekatan
Mengumpulkan data
Menarik kesimpulan
Menyusun laporan
Studi literatur
Teknik sampling
Analisa data
viv
Interpretasi, komunikasi, dan penggunaan hasil penelitian
Menyusun laporan
1
Bagan 6: Langkah-Langkah Penelitian
1) Bila dibandingkan dengan apa dan bagaimana yang timbul atau terjadi
(kenyataan, fakta), dengan apa dan bagaimana yang dikehendaki oleh
vane bersangkutan.
2) Bila dibandingkan bagaimana dahulu dan bagiaman pula sekarang.
3) Bila rencana dibandingkan dengan kenyataan.
4) Bilamana ketentuan-ketentuan yang seharusnya dibandingkan dengan
kenyataan.
5) Bila mana persediaan (supply) dibandingkan dengan pennintaan
(demand).
6) Bilamana cita-cita dibandingkan dengan realisasinya.
2) Data atau hasil penelitian sejenis lain yang pernah dilakukan oleh orang
lain.
3) Pernyataan bahwa penelitian terhadap masalah tersebut penting, dan
kepentingan melakukan penelitian ini khususnya apabila hal tersebut
belum pernah diteliti.
Rumusan masalah yang jelas dan tajam akan menuntun peneliti untuk
megembangan kerangka teoritik bagi perumusan hipotesis, identifikasi variabel
penelitian, pemilihan rancangan penelitian, dan sebagainya.
Masalah penelitian biasanya dapat diperoleh dari topik penelitian yang secara
luas berhubungan dengan keperawatan baik yang berorientasi rumah sakit maupun
komunitas. Sumber permasalah penelitian bisa ditemukan pada pengalaman situasi
praktek keperawatan di lapangan, literatur keperawatan, teori atau model konsep, ide
Permasalahan akan muncul apabila ada kesenjangan antara teori (what should be,)
dengan kenyataan yang dijumpai (what is). Sudah dipahami bahwa pada
kenyataannya sering dijumpai adanya fenomena-fenomena praktek keperawatan
yang bertentangan dengan atau tidak dapat diterangkan dengan teori keperawatan
yang ada atau dengan fakta empiris temuan penelitian terdahulu. Adanya
kesenjangan tersebut menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, yaitu mengapa
kesenjangan terjadi, dan dari pertanyaan ini lah permasalahan penelitian dapat
dikembangkan. Suatu pernyataan yang mengandung masalah dan masalah yang
bersangkutan hendak dipecahkan, adalah variabel tergantung, variabel terikat,
atau disebut juga variabel dependen.
Jadi perumusan masalah adalah suatu usaha untuk merumuskan masalah yang
Dart rumusan masalah dapat dilakukan konfirmasi ketepatan judul dan tujuan
penelitian yang ditetapkan. Hal ini penting terutama dalam penyusunan proposal
penelitian.
Selanjutnya dari rumusan masalah dapat ditentukan seberapa bobot penelitian dan
orisinalitas. Hal ini penting bagi peneliti, terutama bila penelitian yang dilakukan
berkaitan dengan suatu persyaratan khusus untuk dipenuhi misalnya sebagai tesis atau
disertasi.
Beberapa kriteria yang dapat digunakana oleh para peneliti muda untuk
merumuskan masalah penelitian yang adekuat atau baik adalah dilihat dari aspek
pernyataan masalah , kelayakan, kostribusi, dan orisinalitas.
Mengenai aspek formulasi rumusan masalah penelitian ada dua hal penting
yaitu Pertama, rumusan masalah diajukan dalam bentuk pertanyaan (kalimat
interogatif) yang jelas, tajam dan akurat menyangkut inti permasalahan yang
dikehendaki. "Pertanyaan yang disusun dengan baik adalah pertanyaan yang
mengandung setengah jawaban". Kedua rumusan masalah penelitian
mempermasalahan hubungan antara dua varibel atau lebih. Kriteria ini memang tidak
mutlak sifatnya, namun formulasi masalah penelitian yang baik biasanya
memperhatikan hal tersebut.
Dari kedua hal penting ini dapat pula diambil kesimpulan seperti apa yang
dikemukakan sebelumnya bahwa "Rumusan masalah sedapat-dapatnya
Dilihat dari aspek kontribusi atau kegunaannya dan orisinalitas. Dari segi
kegunaan atau kemanfaatan hendaknya hasil penelitian dapat digunakan untuk
pengembangan substansi ilmu atau teori baru, mempunyai arti bagi perkembangan
metodologi, atau mempunyai kegunaan praktis dalam praklek keperawatan sehari-
hari dengan kata lain bermanfaat dan implikasi aplikatif. Masalah orisinalitas
penelitian maksudnya bahwa permasalahan yang diajukan belum terjawabkan oleh
teori maupun penelitian yang pernah dilakukan.
Masih banyak lagi situasi-situasi yang diamati oleh perawat dapat dijadikan
masalah atau topik penelitian. Masalah-masalah atau problematik yang diamati
selama berpengalaman praktek dapat dijadikan masalah penelitian. Penyusunan
permasalahan penelitian didasarkan pada ide peneliti dan langkah selanjutnya yang
harus dilakukan peneliti secara berturut-turut adalah mendifinisikan masalah atau
topik penelitian, memulai mencari kepustakaan (rasionalisasi atau pembenaran
masalah dengan ilmu pengetahuan dan atau teori), menentukan sigfikansi
sering datang dari bacaan literatur keperawatan. Perawat peneliti pemula dapat
memanfaatkan bacaan yang berkaitan dengan jurnal keperawatan atau buku teks
keperawatan. Khsususnya jurnal keperawatan berisikan laporan hasil studi
keperawatan misalnya, penelitian keperawatan, penelitian keperawatan klinik,
penelitian dalam keperawatan dan kesehatan, keparawatan jantung dan pare,
keparawatan onkologi, dan lain sebagainya.
paling baru, dan juga ditulis oleh peneliti yang cukup ternama di bidangnya.
Teori. Sumber ketiga utama dari masalah penelitian adalah sistim teoritis dan
Ada empat langkah yang perlu dilalui dalam perumasan masalah penelitian
yaitu langkah-langkah persiapan, konfinnasi awal, konfirmasi akhir, dan formulasi
akhir.
Pada langkah persiapan, hal-hal yang perlu dikerjakan adalah sebagai berikut
Meskipun pertanyaan penelitian yang identik itu bisa saja duplikasi, namun hal
ini jarang terjadi. Pertanyaan serupa sering terjadi dan mendorong dilakukannya
pengulangan (replikasi) penelitian yang berguna untuk penelitian itu sendiri. Jika
peneliti mempunyai pemikiran tentang suatu pertanyaan penelitian yang jelas dan
spesifik, dengan segala teori kemungkinan dapat dikatakan bahwa tidak ada
1) Pertanyaan Tingkat I
2) Pertanyaan Tingkat II
Contoh : - Apakah ada hubungan antara relaksasi dan nyeri pada pasien
pasca-bedah?
1) Pada tingkat I, hanya mempunyai satu variabel .dan satu populasi pada
topiknya.
2) Jika peneliti mempunyai suatu sebab atau efek dalam pertanyaan, tulis
pertanyaan pada tingkat II dan III
3) Jika kata-kata "sebab"' "efek", atau sinonimnya tampak dalam
pertanyaan, hilangkan kata-kata tersebut atau spesifikan variabel apa dan
bagaimana variasinya.
6) Pada tingkat III, harus terdapat dua variabel yang mespesifikasikan suatu
sebab dan afek.
7) Jika peneliti telah menulis suatu pertanyaan "mengapa" tingkat III,
pastikan secara etika dan kemungkinan untuk memanipulasi variabel
penyebab. (Jika tidak , tulis kembali pertanyaan pada tingkat II)
Tujuan penelitian diarahkan pada pada tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum adalah bersifat umum yang akan dirinci oleh pernyataan tujuan
khusus. Pernyataan tujuan khusus adalah pernyataan deklaratif dan hipotesis. Untuk
suatu kejelasan dari tujuan khusus difokuskan pada masing-masing variabel yang
diteliti (deslcriptif/univariat) dan hubunngan dua variabel atau lebih
(analisis/bivariat/multivariat). Contoh dari tujuan yang bersifat deskriptif adalah
"Didapatkan gambaran sikap Ibu terhadap pemberian ASI secara Ekskluif di
Wilayah Kerja Puskesmas Selayo". Sedangkan contoh dari pernyataan tujuan yang
bersifat analisis adalah " Didapatkan informasi tentang hubungan antara sikap Ibu
dengan pemberian Asi secara Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas selayo".
MANFAAT PENELITIAN
Sebagai mana yang telah dikemukakan pada sasaran, tujuan dan implikasi
penelitian, manfaat penelitian difokuskan pada pengembangan teoritis atau ilmu
penelitian, masalah apa yang diteliti, dan siapa atau apa yang merupakan subjek atau
objek penelitian.
KETERBATASAN PENELITIAN
dipandang perlu oleh peneliti. Pada prinsipnya pernyataan keterbatasan penelitian ini
berdasarkan pada salah satu ciri-ciri masyarakat ilmiah yaitu jujur dan terbuka.
Istilah tinjauan literatur digunakan dalam dua cara oleh komunitas penelitian.
Pertama mengacu pada aktivitas yang meliputi pengidentifikasian dan pencarian
informasi tentang topik penelitian dan pengembangan gambaran komprehensif dari
pernyataan ilmu pengetanuan tentang topik penelitian. Sehingga peneliti dapat
mengatakan bahwa dia melakukan tinjauan literatur sebelum melaksanakan
penelitian. Istilah tinjauan literatur juga digunakan untuk merasionalisasi masalah
penelitian. Baik mencari atau melakukan tinjauan literatur mapun menulis
merupakan kegiatan yang penting dalam proses penelitian.
Mempelajari sendiri tentang isu praktek atau isu teori yang berkaitan dengan
area masalah sexing membantu paneliti mengembangkan ide-ide atau
memfokuskan topik penelitian. Pada beberapa kasus reviu lietartur dapat
memulai pengidentifikasian topik. Membaca area peminatan umum sangat
bermanfaat dalam rangka menyiapkan peneliti terhadap masalah-masalah
penelitian yang belum dipecahkan atau pengusulan proposal penelitian yang
cocok dengan projek. Bila topik umum sudah diseleksi/dipilih, pembacaan
topik itu membantu lebih mempertajam masalah dan membantu
memformulasikan ketepan masalah penelitian.
Salah satu fungsi utama dari tinjauan literatur penelitian ialah untuk
memastikan apa yang sdah diketahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan
konseptual yang luas menjadi masalah penelitian yang akan layak untuk
melakukan penelitian terhadap suatu topik yang diminati. Dengan kata lain
2) Teori
3) Metodologi
Tipe informasi ketiga yang akan dicari dalam tinjauan literatur ialah
mengenai metoda-metoda pelaksanaan studi terhadap topik yang diminati.
Yakni, dalam metinjauan literatur, peneliti sebaiknya mencurahkan perhatian
tidak hanya pada apa yang sudah ditemukan tetapi bagaima hal itu
ditemukan. Pendekatan-pendekatan apa yang sudah digunakan peneliti lain?.
Literatur keperawatan umum dan bidang keahlian berisikan sejumlah paper dan
artikel yang berfokus pada opini dan sikap pengarang mengenai topik
peminatan. Artikel-artikel seperti itu sudah menjadi sifat subjektif,
menyaj i Lan saran-saran dan pandangan-pandangan pengarang. Artikel opini
sering merupakan sumber ide yang penting bagi studi yang berfokus pada isu-
isu keparawatan yang kontraversial atau isu-isu keperawatan yang sedang
muncul.
Biasanya penelitian yang baik berdasarkan pada ilmu pengetahuan yang sudah
ada. Menghubungkan antara penelitian baru dan ilmu pengetahuan yang ada
dikembangkan melalui tinjauan yang seksama tentag penelitian mengenai topik
terdahulu dan melalui usaha mengidentifikasi kerangka teoritis yang sesuai. Kegiatan ini
penting dilakukan karena memberikan konteks konseptual untuk investigasi ilmiah-dan
karena membantu pembaca untuk mendefinisikan (menetapkan) dan membatasi masalah
untuk diteliti.
Bagian ini membahas tentang konteks teoritis dan konseptual mengenai masalah
penelitian keperawatan dan lebih memperjelas apa yang sudah dibahas dalam tinjauan
tinjau pustaka atau tinjauan literatur
a. Kerangka Teoritis
b. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu yang abstrak, dalam arti secara harfiah adalah
logis, dan akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian
dengan dasar ilmu pengetahuan. Pada jenis penelitian kuantitatif, kerangka
konsep adalah teori yang bisa diukur seperti yang telah dikembangkan dalam
keperawatan atau disiplin ilmu lain misalnya psikologi atau sosiologi.
c. Model
Konsep tentang model adalah suatu susunan dari konsep secara abstrak dan
pernyataan suatu hubungan yang akan menjelaskan secara panjang lebar
tentang sutau peristiwa dari topik yang akan dibahas. Fawcet (1989)
memperhatikan, empat konsep pokok yang disentralisasi ke dalam model
keperawatan yaitu manusia , lingkungan, kesehatan dan keperawatan.
Misalnya model dari Johnson (1980) tentang model sistim perilaku, Neuman
(1989) tentang model sistim pelayanan kesehatan. Orem (1985) tentang
model perawatan diri sendiri, Rogers (1970) tentang model of the ninnury
person, Parse (1987) tentang model manusia-kehidupan-kesehatan, Roy
(1984) tentang model adaptasi, dan model-model lain yang telah
dikembangkan sebagai baik dalam kesehatan mapun keperawatan.
PENDAHULUAN
Ingat bahwa kita menetapkan variabel adalah segala sesuatu yang bervariasi
atau beberapa sifat dengan nilai-nilai yang berbeda. Sebelum peneliti menjelaskan
variabel penelitian, peneliti harus memutuskan dengan jelas apa yang ingin peneliti
ketahui. Misalkan, peneliti tertarik pada kecemasan, peneliti harus mengerti bahwa
kecemasan dapat berarti jangka pendek atau jangka panjang, akut atau kronik,
normal atau abnormal, dirasakan oleh pengamat/peneliti atau dilaporkan oleh
individu, nyata atau laten, ringan atau berat. Aspek kecemasan yang diminati peneliti dan
cara-cara yang bervariasi adalah apa yang akan dikukur oleh peneliti. Aspek
kecemasan yang akan diukur oleh peneliti dan metode yang akan digunakan oleh
peneliti merupakan definisi operasionalnya. Definisi operasional menggambarkan apa
yang akan diukur, dan bagaimana mengukurnya. Definisi operasional termasuk
menghapus semua aspek variabel kecuali yang peneliti minati, dan kemudian
memfokuskan bagaimana mengukurnya.
Secara teoritis, definisi operasinal dapat berupa segala sesuatu yang peneliti
inginkan, selama konsisten dengan kerangka konsep atau kerangka teoritis. Definisi
operasional harus memiliki pengertian yang logis, empiris dan menjelaskan konsep-
konsep peneliti secara eksplisit dan seksama,. Selain itu, definisi operasional harus
berhubungan langsung dengan teori yang mendasarinya.
KLASIFIKASI VARIBEL
a. Klasifikasi Prinsipil
1) Variabel Independen
Nama lain dari variabel independen adalah variabel bebas, variabel pengaruh,
variabel kausa, variabel penyebab, variabel agressor, atau variabel perlakuan.
Nama lain dari variabel dependen adalah variabel efek, variabel terpengaruh,
1) Variabel Perantara/Intermediate
2) Variabel Pendahulu
3) Variabel Prakondisi
4) Variabel Kontrol
a. Skala Nominal
b. Skala Ordinal
c. Skala Interval
Namun patut diingat bahwa pada Skala variabel interval ini tidak dapat
dikatakan kelipatannya secara mutlak; jadi subyek bersuhu 30 derajat Celcius tidak dua
kali lebih panas dari pada subyek bersuhu 25 derajat Celcius. Hal ini karena
tidak adanya nilai nol mutlak. Seperti diketahui bahwa nol derajat Celcius adalah 32
d. Skala Rasio
Dari penjelasan di atas dapat terlihat bahwa skala nominal adalah skala yang
paling rendah derajatnya dalam melihat hasil karena hanya dapat membedakan,
sedangkan skala rasio adalah yang paling tinggi karena dapat membedakan,
mengurutkan, melihat besar beda serta kelipatannya. Apakah suatu variabel yang
berskala lebih tinggi dapat direndahkan ? Ya tentu saja, mengingat perlakuan
terhadap hasil variabel tersebut dapat di abaikan satu-persatu. Artinya bila ada
variabel berskala rasio, ia dapat di perlakukan sebagai interval, atau sebagai ordinal, atau
bahkan sebagai nominal, karena adanya beda hasil. Namun variabel berskala nominal
tidak dapat diperlakukan sebagai berskala yang lebih tinggi, karena terbatas hasil yaitu
hanya dapat dibedakan.
badan, bila tercatat 0, maka memeng tidak ada badannya. Contoh lain variabel
r.
jumlah anak, bila diperoleh nilai 0 (nol) berarti memang tidak ada anaknya. Dapat
pula di katakan bila seorang pasien berat badannya 100 kg, ia dua kali lebih berat
dari pada pasien yang berat badannya 50 kg. Biaya pemeriksaan laboratorium
seorang pasien yang Rp 100.000,00 adalah dua kali lebih mahal dari pada yang
biayanya Rp 50.000,00 .
Untuk lebih jelasnya skala ukur vareiabel dapat divisualisasikan pada tabel
dibawah ini:
Dari penjelasan di atas dapat terlihat bahwa skala nominal adalah skala yang
paling rendah derajatnya dalam melihat hasil karena hanya dapat membedakan,
sedangkan skala rasio adalah yang paling tinggi karena dapat membedakan,
mengurutkan, melihat besar beda serta kelipatannya. Apakah suatu variabel yang
berskala lebih tinggi dapat direndahkan ? Ya tentu saja, mengingat perlakuan
terhadap hasil variabel tersebut dapat di abaikan satu-persatu. Artinya bila ada
variabel berskala rasio, ia dapat di perlakukan sebagai interval, atau sebagai ordinal, atau
bahkan sebagai nominal, karena adanya beda hasil. Namun variabel berskala nominal
tidak dapat diperlakukan sebagai berskala yang lebih tinggi, karena terbatas hasil yaitu
hanya dapat dibedakan.
3 32 3
Contoh variabel berat badan, yang di ukur dalam kilogram, termasuk berskala
rasio. Variabel berat badan ini dapat diperlakukan sebagai skala interval, dengan
menghilangkan kemampuan melihat kelipatan. Bila kemudian datanya
dikelompokkan, menjadi kelompok-kelompok (kategori) misalnya: Kelompok 1=
kurang dari 30 kilogram, kelompok 2= antara 30 sampai kurang dari 40 kilogram,
kelompok 3= antara 40 sampai 50 kilogram, kelompok 4= antara 50 sampai kurang dari
60 kilogram, kelompok 5= 60 kilogram atau lebih. Data yang dicatat bukan lagi sebagai
angka kilogram, melainkan sebagai angka kelompok (1 sampai 5). Perlakuan terhadap
data yang bernilai 1 sampai 5 ini bukan lagi sebagai variabel berskala rasio, melainkan
ordinal, karena terlihat urutannya, kelompok 5 lebih berat dari pada kelompok 4.
Atau bahkan bila ingin dianggap berskala nominal, maka pembuatan kelompok 1
sampai 5 tersebut hanya dapat membedakan saja satu pengamatan dengan
pengamatan lainnya.
Peralihan skala variabel untuk variabel yang sama seperti di atas kerap
dilakukan, biasanya untuk memfasilitasi laporan, atau untuk menyederhanakan
analisis. Bagaimana cara pengelompokannya harus sesuai dengan tujuan analisis.
Misalnya pengelompokan variabel umur ibu, dapat dibuat 10 tahunan; atau karena
tujuan analisis dikaitkan dengan fertilitas maka dapat di bagi menjadi kelompok
umur di bawah 20 tahun, kelompok umur 20 sampai kurang dari 30 tahun, kelompok
umur 30 sampai 35 tahun, dan kelompok umur di atas 35 tahun.
Pemahaman terhadap skala variabel yang di amati ini sangat penting karena hal
ini akan menuntun kepada berbagai prosedur statistik. Misalnya ketika akan
menarik kesimpulan numerik, atau akan menyajikan ke dalam grafik,maka pemilihan
tekniknya tergantung dari apa skala variabel tersebut.
lain-lain.
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati atau
diukur itulah yang merupakan definsi operasional. Dapat diamati atau diukur artinya
cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh
orang lain.
Untuk lebih mudah dipahami definsi operasinal variabel dapat disajikan dalam
Variabel Definisi Cara Ukur Alat ukur Skala ukur Hasil Ukur
a. Pengertian
Hipotesis berasal dari kata Hypo yang berarti dibawah, dan Thesis yang
berarti dalil. Jadi suatu dalil atau kaidah yang kebenarannya belum diketahui.
Hipotesis adalah penjelasan sementara yang diajukan tentang hubungan antara dua atau
lebih fenome terukur/variabel untuk pembuktian secara empirik.
Pertunvuun Penclitiun
-Apakah ada hubungan antara promosi perilaku sehat, status kesehatan dan
kebahagian hidup pada lansia-
1. Apakah ada hubungan antara status kesehatan dan kebahgaian hidup pada
lansia?
2. Apakah ada hubungan antara perilaku sehat dan kebahagian hidup pada
lansia
1. Ada hubungan antara status kesehatan dan kebahagian hidup pada lansia
2. Ada hubungan antara perilaku sehat dan kebahagian hidup pada lansia.
Lebih lanjut, Hipotesis alternatif akan dapat menentukan arah uji statistik
apakah satu arah (one tail) atau dua arah (two tail). One tail (satu sisi): Bila hipotesis
alternatifnya menyatakan adanya perbedaan dan adanya pernyataan yang
mengatakan hal yang satu lebih tinggi/rendah dari hal yang lain. Misalnya, berat
badan bayi dari ibu hamil yang merokok lebih kecil dibandingkan berat badan bayi dari
ibu hamil yang tidak merokok. Two tail (dua sisi) merupakan hipotesis alternatif yang
hanya menyatakan perbedaan tanpa melihat apakah hal yang satu lebih
tinggi/rendah dari hal yang lain. Misalnya, berat badan bayi dari ibu hamil yang
merokok berbeda dibandingkan berat badan bayi dari ibu yang tidak merokok, ada
perbedaan berat badan bayi antara mereka yang dilahirkan dari ibu yang merokok
dibandingkan dari mereka yang tidak merokok.
Uji hipotesis artinya menyimpulkan suatu ilmu melalui suatu uji dan
pernyataan secara ilmiah atau hubungan yang telah dilaksanakan penelitian
sebelumnya. Untuk mengetahui signifikansi (p value) dari suatu hasil uji statistik (uji
hipotesis), maka peneliti bisa menentukan tingkat kebermaknaan; (p) 0,05 (dimana 1
kemungkinan untuk 20); 0,01 (1 untuk kemungkinan untuk100); dan 0,001 (1
kemungkinan untuk 1000). Adapun yang sering digunakan adalah tingkat
signifikansi 0,05. Dengan menentukan signifikasi ini maka peneliti dapat
menentukan apakah Ho akan diterima atau ditolak (jika p<0,05).
e. Tujuan Hipotesis
f. Sumber Hipotesis
1) Pengalaman praktek
2) Teori
3) Tinjauan Literatur/Pustaka.
g. Jenis Hipotesis
Hipotesis berarti pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya.
Berdasarkan pada pengujian hipotesis dijumpai dua jenis hipotesis, yaitu hipotesis null
(Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) .
"Ada perbedaan berat badan bayi antara mereka yang dilahirkan dari ibu yang
merokok dengan mereka yang dilahirkan dari ibu yang tidak merokok.
Penelitian yang diusulkan peneliti mungkin mempunyai satu, tiga, atau lebih
hipotesis, tergantung pada kompleknya suatu penelitian. Jenis penelitian disusun
berdasarkan tujuan penelitian, dan lebih lanjut jenis hipotesis yang dibagi
berdasarkan pengujian hipotesis dapat pula dirinci kedalam jenis lain berikut contoh:
- Nilai M dipengrauhi oleh nilai N lebih besar pada saat nilai 0 tinggi
dibandingkan bila nilai 0 rendah.
1. JENIS PENELITIA
a. Berdasarkan Tujuan
1) Penelitian Dasar
2) Penelitian Terapan
b. Berdasarkan Metoda
1) Penelitian Historis
3) Penelitian Eksperimen
c. Berdasarkan Kelengkapan
d. Berdasarkan Kesinambungan
1) Penelitian Longitudinal
e. Berdasarkan Tempat
1) Penelitian Lapangan
2) Penelitian Laboratorium
1) Penelitian Eksploratif
2) Penelitian Developmental
Berdasarkan data yang dicari, jenis atau metode penelitian dapat dibagi menjadi
dua bagian besar yaitu penelitian kuntitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian
kuntitatif bersifat objektif, data yang dicari bersifat numerik atau kuantitatif Yang
termasuk kedalan jenis penelitian kuantitatif adalah deskriptif, korelasi, kuasi
eksperimen dan eksperimen. Penelitian kualitatif bersifat subjektif, dan data yang dicari
bersifat kualitatif tentang pengalarnan dan perasaan atau emosi.
RANCANGAN PENELITIAN
dependen.
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam rancangan korelasi adalah sampel
penelitian yang hams cukup banyak dan merata sehingga akan meliputi semua
kemungkinan sifat variabel secara relatif merata.
Sifat variabel dalam rancangan penelitian ini harus bersifat kontinu atau ada nilai
tinggi/rendah, baik ordinal maupun interval.
Syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah kebenaran dan kemurnian pengaruh
yang diakibatkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen atau yang
disebut dengan validitas hubungan. Oleh karena itu untuk menjamin kemurnian
pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen perlu
dilakukan tindakan dan upaya pengendalian. Dengan cara ini validitas hubungan atau
penbgaruh dapat dipertahankan.
Dalam rancangan penelitian kohort dapat dihitung resiko relatif. Resiko relatif
adalah perbandingan antara insidens efek pada kelompok dengan resiko dengan insidens efek
pada kelompok tanpa resiko. Dalam melakukan interpretasi terhadap resiko relatif tersebut
harus diperhatikan intervela kepercayaannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa resiko
relatif yang besar menunjukan assosiasi yang kuat.
Di dalam suatu penelitian sering kali dilakukan pengambilan sampel, hal ini
bukan hanya disebabkan biaya penelitian yang besar tetapi juga karena menelitian
populasi, mungkin akan memakan waktu penelitian yang panjang dan kemungkinan
menimbulkan kesalahan yang besar dalam pengukuran (bias).
a. Poputasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau keseluruhan dart unit analisis
yang karakteristiknva akan diduga. Anggota (unit) populasi disebut elemen populasi.
Contoh
Apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan pepenelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga
disebut studi populasi atau studi sensus.
Di dalam suatu penelitian mungkin hanya terdapat satu macam unit analisisnva
atau lebih dart satu macam. Populasi dapat dibagi lagi populasi sampling, populasi
sasaran/target.
b. Sampel
Jika peneliti hanya akan meneliti sebagian dart populasi, maka penelitian tersebut
disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil dart populasi yang mana
ciri-cirinya diselidiki atau diukur. Dinamakan penelitian sampel apabila peneliti
• Unit analisis atau populasi suatu penelitian adalah bayi berumur dibawah tiga
tahun
Ada beberapa alasan kenapa didalam suatu penelitian lebih sering ditarik sampel:
a) Adanya populasi yang sangat besar (infinite population) didalam populasi
yang sangat besar dan tidak terbatas tidak mungkin seluruh populasi
diperiksa atau di ukur karena akan memakai waktu yang lama.
Representatif
Sampel
Miniatur populasi
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target dan terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus sebagai pedoman di
b. Kriteria Ekslusi
3) Hambatan etis
Adalah daftar dari semua unsur sampel dalam populasi, misalnya jumlah
penduduk disuatu daerah kerja puskesmas, dapat juga jumlah penduduk di suatu daerah
kerja puskesmas, dapat juga jumlah penderita AIDS di suatu daerah, daftar/buku telepon
ataupun mungkin juga peta suatu wilayah. Daftar sampel ini hams up to date. Di negara
berkembang hasil sensuspun kadang-kadang tidak dapat digunakan begitu saja, sehingga
kalau ada penelitian maka peneliti membuat sendiri kerangka sampel ini agar nanti pada saat
penelitian tidak mendapat kesulitan.
Metode atau cara pengambilan sampel disebut dengan sampling. Sapling adalah
suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Agar
sampel dapat mewakili populasi maka sampel tersebut harus diambil secara Probalibilty
sampling dan Non-Probability sampling.
a. Probability Sampling
Di dalam penarikan secara acak maka semua unsur yang ada di populasi akan
mempunyai peluang yang sama untuk terambil sebagai sampel untuk mewakili
populasinya. Termasuk di dalam sampel acak ini adalah:
Tidak sem da unsur di dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk
tertarik sebagai sampel. Cara ini juga ada banyak tetapi yang akan dijelaskan hanya :
1) Purposive sampling
2) Incidental sampling,
3) Quota sampling
Cara ini dapat dilaksanakan apabila populasi tidak begitu banyak variasinya dan
secara geografis tidak terlalu menyebar disamping itu harus ada daftar populasi
(sampling frame). Caranya adalah :
Yang diambil secara acak adalah hanya unsur pertama, selanjutnya diambil
secara sistematik sesuai langkah yang sudah ditetapkan.
Didalam kedaan sehari-hari pada umumnya populasi sexing heterogen, karena itu
agar semua sifat dapat terwakili maka populasi itu terlebih dahulu dibagi didalam
beberapa strata, misalnya pendidikan (tinggi, sedang, kurang); ekonomi (kaya, sedang,
miskin). Didalam melakukan stratifikasi dan pengambilan sampel perlu diperhatikan :
• Didalam strata unsur populasi tersebut sehomogen mungkin
• Sampel diambil proporsional menurut besarnya unit yang ada di dalam masing-
masing strata dan antar strata
Kebaikan dari penrikan sampel secara strata ini, semua ciri yang heterogen didalam
populasi dapat terwakili, dan memungkinkan mencari hubungan antar strata atau
memperbandingkannya.
Pengambilan sampel bertingkat kalau secara geografis populasi sangat menyebar dan
juga mjuga meliputi area yamg sangat luas. Misalnya akan meneliti puskesmas di
indonesia. Indonesia terdiri dari 27 propinsi, tahap pertama diacak dulu dari 27 propinsi itu 5
propinsi (tahap I), selanjutnya di masing-masing propinsi diacak lagi kabupaten mana
yang akan ditarik sebagai sampel (tahap II), setelah kabupaten ditarik, tahap III diacak lagi
puskesmas mana yang akan menjadi sampel dari penelitian itu.
1) Purposive sampling
Sampling ditentukan oleh orang yang telah mengenal betul populasi yang akan
diteliti seorang ahli dibidang yang akan diteliti. Dengan demikian sampel tersebut
mungkin representatif untuk populasi yang sedang diteliti.
2) Insidental sampling
Sampel tidak terencana dan penggambaran hasil dari pengumpulan data tersebut
bukan didasarkan suatu metode baku. Misalnya dari suatu kejadian misalnya terjadi
suatu keadaan yang luar biasa, data yang sudah terkumpul disajikan secara deskriptif dan basil
tersebut tidak dapat digeneralisir.
3) Quota sampling
Sampel yang akan diambil ditentukan pengumpul data dan sebelumnya dia telah
menentukan jumlah yang akan diambil. Kalau jumlah tersebut sudah dicapai maka si
pengumpul data berhenti, elanjutnya basil itu dipresentasikan.
BESAR SAMPEL
Berapakah besarnya sampel yang akan diambil didalam suatu penelitian, agar
dapat mewakili populasi atau sampel tersebut representatif. Pertanyan ini adalah
Polit dan Hungler (1993) menyatakan bahwa semakin besar sampel yang
diopergunakan semakin baik dan representatif hasil yang diperoleh. Dengan kata lain
semakin besar sampel, semakin mengurangi angka kesalahan. Prinsip umum yang
berlaku adalah agar dalam penelitian digunakan jumlah sampel yang sebnyak mungkin,
tetapi penggunaan sampel sebesar 10 — 20 % untuk data sejumlah 1000 ke atas kiranya
sudah dipandang cukup. Makin kecil jumlah sampel, persentasi hams sekakin besar.
Jumlah sampel minimal adalah 96.
Ketepatan jumlah sampel yang digunakan juga sangat tergantung pada 1) jenis
n= Z2 i-a/2 * p * q
d2
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan
proporsi sesuatu; q = 1 — p
d = derajat akurasi (presisi) yang dinginkan
Catatan
Derajat kepercayaan (Z21 - a/2) antara lain: 90 °/0. = 1,64; 95 % = 1,96;
Contoh :
Diketahui :
Zj - a/2 = 1,96; p = 0,5; q = 1- 0,5; dan d2= 0,1
Jadi :
PENGERTIAN DATA
Data adalah keterangan berbentuk angka atau huruf. Data adalah bentuk
jamak (plural), sedangkan bentuk tunggalnya adalah datum. Bila kita menyatakan
data kita sebetulnya sudah berkata dalam bentuk jamak, jadi untuk selanjutnya tidak
perlu menyatakan data-data, sudah cukup menyatakan "data" saja.
Contoh data yang berbentuk angka adalah hasil pengukuran tekanan darah
pasien, hasil pengukuran kadar hemoglobin darah, hasil timbang berat badan, jumlah anak
yang pernah dilahirkan. Contoh data yang berbentuk huruf adalah nama pasien, alamat
tempat tinggal, penulisan gejala dan tanda yang diderita pasien.
Data disebut sesuatu yang masih mentah. Data tersebut akan diolah dan
dianalisis, serta disimpulkan. Kesimpulan yang diperoleh dapat disebut sebagai
informasi. Dengan demikian jelas bahwa pengolahan dan analisis data adalah suatu
proses guna mendapatkan informasi.
JENIS DATA
Data kualitatif adalah data dalam bentuk kualitas atau kategorik Misalnya,
pernyataan terhadap program keluarga berencana setuju, kurang setuju, tidak setuju.
Bila ditinjau dari segi skala pengukuran, data kualitatif terdiri dari skala nominal dan
skala ordinal.
Ditinjau dari segi sumber data, dapat pula dibagi menjadi data primer, data
sekunder. Apabila data tersebut, baik yang rutin maupun ad hoc, telah di kumpulkan oleh
pihak institusi. Kemudian ada pihak lain yang ingin menggunakannya, maka disebut
bahwa data yang di pakai adalah data sekunder. Hal ini berbeda bila seorang
peneliti misalnya menginginkan pengumpulan data yang memang tercatat di data yang
dikumpulkan oleh pihak institusi. Dan is melakukan pengukuran sesuai dengan
kebutuhannya, dapat di katakan bahwa data yang di pakai adalah data primer. Jadi
pembedaan data primer dan sekunder dalam hal ini di kaitkan dengan sumber datanya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran pada satu subyek atau individu
dapat disebut sebagai data individu. Contohnya seperti pengukuran kadar
hemoglobin, lama hari rawat pasien, biaya perawatan tiap pasien. Dapat pula
diperoleh data persen pasien infeksi nosokomial tiap bangsal perawatan, yang terdiri
dari pasien, maka dapat disebut sebagai data agregat, yaitu berupa agregasi
(kumpulan) pasien dalam setiap bangsal
Data di peroleh melalui suatu proses kegiatan yang disebut sebagai proses
pengumpulan data (data collecting). Di dalam pelaksanaan pengumpulan data ini ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu siapa pengumpul data, bagaimana cara
pengumpulannya, menggunakan alat apa, dan apa nilai hasil pengukuran variabel
tersebut. Semua ini dicakup dengan suatu batasan operasional variabel (definisi
operasional). Batasan variabel ini dibuat sedemikian rupa sehingga siapapun dapat
Contoh batasan operasional variabel tekanan darah sistolik : Diukur dengan alat
sfigmomanometer air raksa di daerah lengan atas kanan, pada posisi duduk, dengan
pasien terlebih dahulu telah istirahat 5 menit sebelummya. Pembacaan sisitolik
ditandai dengan terdengarnya bunyi detak pertama kali melalui stetoskop. Hasil ditulis
dalam mmHg, dengan akurasi satu digit di belakang koma. Pengukuran dilakukan oleh
perawat bangsal. Data dicatat dalam formulir isian
Contoh batasan operasional lama hari rawat pasien : Dihitung selisih dalam hari
antara catatan tunggal waktu pasien masuk dan tunggal waktu keluar dari rumah sakit,
yang diperoleh dari rekam medis. Hasil ukur dibulatkan sebagai hari.
1. Pengumpul Data
Orang yang mengumpulkan data patut dikenali karena akurasi data sebagian
juga tergantung dari siapa ia. Misalnya untuk pengukuran tekanan darah sistolik,
apabila dilakukan oleh perawat yang telah lama bekerja di rumah sakit tentu akan
lebih akurat dari pada oleh seorang mahasisiwa keperawatan yang baru. Apabila
pengumpulan data dilakukan oleh satu orang saja, misalnya pada penelitian hanya
peneliti saja yang mengumpulkannya, maka akurasi data akan lebih terjaga.
Berlainan bila pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu oleh beberapa
orang. Di sini penting dilakukan upaya penyetaraan kemampuan mengumpulkan data
guna memperkecil bias dan meningkatkan akurasi. Upaya dapat dilakukan misalnya
melalui pelatihan dan uji coba lapangan.
(questionnaire)
Pemilihan cara pengumpulan data sangat tergantung dari siapa yang menjadi
subyek. Bila subyek berpendidikan cukup tinggi, maka meminta mereka untuk
mengisi formulir yang disediakan tentu akan lebih baik. Namun cara ini tidak dapat
ditetapkan untuk subyek yang berpendidikan rendah, apalagi yang buta huruf
Karena adanya kesulitan dalam mengartikan pertanyaan. Variabel berat bayi waktu
lahir dapat diukur melalui pengukuran langsung bayi pasca kelahiran. Perlu diingat
bahwa waktu pasca kelahiran. Perlu diingat bahwa waktu pasca kelahiranpun akan
menghasilkan berat badan bayi yang berbeda-beda karena proses fisiologis, misalnya
5 menit, 30 menit, atau satu hari pasca kelahiran ? Kadangkala dalam suatu survei
cepat diperlukan informasi tentang berat bayi barn lahir ini, dan dipilih cara praktis
yaitu dengan wawancara. Cara ini jelas beresiko untuk bias (recall bias), namun
masih dapat di pertimbangkan dengan justifikasi tertentu yang merupakan
keterbatasan penelitian.
3. Alat/Instrumen Pengukur
Alat pengukur juga tergantung dari cara pengumpulan data yang dipilih. Bila
ditentukan cara wawancara, maka pengembangan kuesioner dapat dilakukan, dan
kuesioner digunakan sebagai pedoman pendaftaran pertanyaan. Pengembangan
kuesioner memerlukan perhatian sendiri, berkaitan dengan variabel-variabel yang
ingin di ukur. Pada bidang kesehatan masyarakat, apabila pengukuran harus di
lakukan dengan cermat dengan segala keterbatasan, misalnya pengukuran
pengetahuan dan sikap serta perilaku. Halini berarti akurasi alat ukur sebaiknya
diketahui terlebih dahulu (hal ini analog dengan niemilih alat ukur Hb sahli atau
elektrofotometer?). Formulir untuk angket yang diisi sendiri oleh subyek tentu harus
jelas (self explanatory).
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa berbagai upaya patut di lakukan guna
mengeliminir kernungkinan bias yang bisa timbul, dalam hal ini adalah bias yang
sifatnya non-sampling (nonsampling bias). Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data
yang akurat, karena akan berujung pada informasi yang akurat pula.
PENGUKURAN
dioperasi sesuai petunjuk yang telah ditentukan. Kemudian nilai numerik ini selanjutnya
1. Pengukuran Langsung
a. Kesalahan Acak
Kesalahan acak terjadi jika terdapat selisih atau perbedaan antara nilai
yang diamati (observed score) dengan nilai yang sebenarnya (true score).
Makin kecil nilai kesalahan acak (error score) berarti makin dekat
persamaan nilai yang diamati dengan nilai yang sebenarnya. Oleh karena itu,
penggunaan strategi yang dapat mengurangi nilai kesalahan akan
meningkatkan ketepatan pengukuran.
b. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik terjadi apabila selain konsep yang harus diukur ada hal
lain yang terukur, sehingga akan menimbulkan nilai akhir menjadi
Misalnya, alat timbangan badan yang mengukur berat badan lebih
berat 2 kg, sehingga semua berat badan akan lebih tinggi, akhirnya
mempengaruhi nilai rata-rata (mean) dari semua karakteristik berat badan
yang diukur.
Contoh dari data nominal adalah pelabelan saja antara lain seperti jenis
kelamin, status perkawinan, suku bangsa, dan lain-lain.
Contoh data ordinal adalah antara lain seperti tingkat mobilitas, tingkat
-coping", intensitas nyeri, tingkat kepuasan kerja, kemampuan melakukan "activity
daily living" (1. sangat tergantung, 2. membutuhkan bantuan orang lain, 3.
membutuhkan bantuan mekanik, 4. sepenuhnya mandiri)
Contoh dari data interval misalnya suhu tubuh (tidak mempunyai nilai mutlak nol
). Sedangkan contoh dari data rasio antara lain kadar hemoglobin, berat badan, tingi
badan, dan lain-lain (mempunyai nilai mutlak nol).
Dan keempat tingkat skala pengukuran dalam bentuk hirarki, tingkat tertinggi
adalah skala(data) rasio dan yang terendah adalah skala (data) nominal. Tingkat
pengukuran yang lebih tinggi akan dapat memberikan informasi yang lebih banyak dan
lebih kuat serta peka dalam prosedur analisis daripada tingkat yang lebih rendah.
Semakin rendah tingkat skala pengukuran semakin banyak pula informasi yang
hilang.
Alat ukur atau prosedur yang digunakan untuk pengkuran harus valid (apsah) dan
reliabel (terandalkan). Valid berarti mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabel
yaitu apa yang diukur menghasilkan nilai yang konsisten.
Validitas suatu alat ukur tergantung, pada baizaimana alat ukur itu
digunakan, jenis informasi apa yang ingin disaring, dan untuk populasi mana alat
ukur digunakan, dan pengaruh kriteria terhadap interpretasi validitas alat ukur.
Apabila semua hal tersebut telah sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan,
selanjutnya harus memastikan terdapatnya tiga jenis validitas utama yaitu validitas isi,
validitas kriteria, dan validitas konstrak.
Validitas isi ialah seberapa baik matari alat ukur mewakili semua materi
yamg seharusnya dimasukkan, dan seberapa jauh metode pengukuran
mencakup elemen utama yang relevan dengan konstrak yang sedang diukur.
Validitas isi terutama sangat penting untuk mengukur keberhasilan atau
pencapaian dan kecakapan, serta untuk beberapa pengukuran melalui metode
observasi. Fakta yang terkait dengan validitas isi dapat diperoleh melalui tiga
sumber yaitu literatus, wakil dari populasi yang relevan, dan pakar isi
(content expert)
Untuk lebih mudah mengerti tentang perbedaan ketiga jenis validitas tersebut
dapat disimpulkan dengan menggunakan contoh berikut : Misalnya peneliti
merencanakan untuk mengukur harga diri dan menggunakankannya untuk
memprediksi keberhasilan. Peneliti dapat menggunakan definisi harga diri dan
menyusun satu kumpulan karakterisktik atau perilaku yang menurut peneliti dapat
diasumsikan mewakli harga din yang positif dan negatif. Kemudian peneliti
menyusun alat ukur yang berisi pertanyaan tentang karakterisktik dan perilku
tersebut. Validitas isi dari alat ukur ini adalah seberapa jauh pertanyaan mewakili
karakteristik dan perilaku. Validitas konstrak adalah seberapa baik alat ukur
Untuk kementukan validitas isi dan validitas kriteria alat ukur dapat
dilakukan secara lansung, tetapi memperkirakan validitas konstrak yang sulit.
Validitas isi biasanya dilakukan dengan menggunakan keputusan pakar. Validitas
kriteria ditentukan dengan koefisien korelasi antara alat ukur dan kriteria. Pada
umumnya nilai koefisien korelasi tidak lebih dari 0.60 dan biasanya berkisar antara
0.30 sampai 0.50. sedangkan validitas konstrak ditentukan melalui kombinasi antara
prosedur empirik dan logik. Prosedur logik tennasuk menelaaah penjelasan lain
tentang penampilan pada alat ukur, mencoba mengurangi secara sistematis tiap
penjelasan sehingga hanya ada satu yang tertinggal.
Reliabilitas alat ukur mengacu pada konsistensi dari pengukuran itu sendiri.
konsistensi terjadi antara item dalam tes yang sama, antara dua bentuk alat ukur yang
sama, dan antara nilai pada alat ukur yang sama yang diberikan pada waktu yang
berbeda. Kata lain dari realibilitas adalah ketergantungan, stabilitas, konsistensi,
1 Pengukuran Fisiologis
(rating).
2. Observasi
3. Wawancara
b. Wawancara terstruktur
4. Kuesioner
orang yang dikenal oleh responden; fakta tentang peristiwa atau sitausi
penelitian sebenarnya.
PENDAHULUAN
PENYAJIAN DATA
Dari penyajian data dapat diambil informasi yang ada dalam kumpulan data
tersebut. Jadi pengumpulan data berguna untuk mendapatkan informasi dan
selanjutnya dengan metoda statistik inferensial kita dapat mengembangkan teori atau
ilmu baru. Oleh karena itu untuk perkembangan ilmu diperlukan penelitian atau
penelaaahan kembali dengan metoda penelitian yang baik.
Secara umum penyajian data dapat dibagi dalam tiga bentuk seperti yang
sudah dibahas dalam mata ajar pengantar statistik, yaitu penyajian data dengan
tulisan (textular), tabel (tabular), grafik/gambar (diagram). Penyajian pada tidak
boleh duplikasi pada ketiga cara penyajian ini, sebaiknya saling melengkapi satu
sama lain. Misalnya penyajian data dengan tabel dilengkapi dengan teks.
Pada dasarnya terdapat dua bentuk pembuatan tabel yaitu tabel distribusi
frekuensi (Descriptive), dan tabel silang (Crosstab). Tabel silang
melibatkan dua variabel yang disilangkan atau di-cross, sedangkan tabel
distribusi frekuensi (descriptive) melibatkan hanya satu vai iabel.
Jenis data yang dapat disajikan dalam tabel ialah data kategorik, data
numerik yang tidak dikelompokan.
c. Skala tertentu
d. Nomor gambar
e. S umber
b. Frekuensi Poligon
menyajikan data kontinu seperti pada histogram
puncak-puncak balok dihibungkan
c. Ogive
menyajikan data continue dan dalam bentuk frekuensi
kumulatif
ogive less than dan more than akan didapatkan nilai yamg
tepat untuk meletakan nilai modus
d. Line diagram
e. Bar diagram (diagram batang)
menyajikan data diskrit (data skala nominal, ordinal)
balok-balok tidak menyambung karena data yang
disajikan data diskrit
gambar balok dapat dibuat vertical atau horizontal
Cara penampilan balok dapat berupa single bar, multiple bar,
dan subdivided bar.
f. Pie diagram
menyajikan data dengan skala nominal atau ordinal atau
data kategori.
Luas suatu lingkaran adalah 360°
Proposi data yang akan disajikan dalam bentuk derajat
3600= 100 % jadi 1 = 3.6° .
SCO t-k-F
g. Acutter diagram
h. Pictogram
i. Mapgram
FANALISA DATA
Tujuan pokok dari penelitian ialah menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian untuk mengungkap fenomena sosial atau alami tertentu. Peneliti dapat
mencapai tujuan pokok ini dengan cara merumuskan hipotesa, mengumpulkan data,
memroses data, membuat analisa data dan interpretasi data.
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Untuk pemerosesan data sering digunakan
statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data hasil
penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan
lebih mudah untuk dipahami. Disamping itu statistik juga membandingkan hasil yang
diperoleh secara kebetulan (by chance), sehingga memungkinkan peneliti untuk
menguji apakah hubungan yang diamati memang betul terjadi karena adanya
hubungan sistimatis antara variabel-variabel yang diteliti, atau hanya terjadi secara
kebetulan.
Analisa data tidak berhenti begitu saja karena sampai pada tahap ini
pertanyaan-pertanyaan penelitian belum sepenuhnya terjawab. Setelah data dianalisa dan
informasi yang lebih sederhana diperoleh, hasil-hasilnya harus diinterpretasikan untuk
mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Peneliti
bila mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil yang
didapatkannya.
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dapat dilakukan dengan beberapa uji statitik antara lain:
a. Chi-Square dan Fisher's exact (untuk data kategorik dengan skala ukur
nominal dan ordinal)
b. Pearson (r) dan Regresi (untuk data numerik dengan skala ukur rasio dan
interval
c. Dan jenis uji lainnya (seperti ANOVA, t-test paired, t-tes independen).
PROPOSAL PENELITIAN
Penelitian memerlukan proses berpikir secara kritis dan sistimatis. Agar suatu
penelitian dapat terlaksana dengan baik harus direncanakan dengan cermat terlebih
dahulu. Perencanaan penelitian biasanya tertuang dalam sebuah proposal penelitian.
Proposal penelitian berisikan kerangka atau alur pikir peneliti terhadap suatu masalah dan
diikuti dengan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan penelitian tersebut. dengan demikian dapat dikatakan bahwa proposal
penelitian adalah serangkaian rencana mulai dari konsep berpikir sampai dengan
operasional kegiatan yang akan dilakukan dalam
1. Agar peneliti dapat terfokous pada masalah dan objek/subjek yang akan
diteliti dan variabel-variabel yang akan diukur berdasarkan teori dan
hasil-hasil penelitian terdahulu.
2. Penelitian dapat dilakukan secara terarah yang sesuai dengan tujuan dan
rancangan penelitian yang telah dipilih
3. Peneliti dapat memperkirakan waktu yang diperlukan untuk kegiatan
penelitian mulai dari awal sampai akhir.
4. Peneliti dapat memperhitungan dan menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan sehingga kegiatan penelitian dapat berjalan lancar.
1. Judul Proposal
tentang :
a. Latar Belakang
Area masalah
Uraian tentang penting,nya 'area. masalah; insiden, prevalensi; dll
(data dan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah
penelitian) ; dan kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat.
b. Rumusan Masalah
- Mengemukakan analisa kesenjangan masalah apakah
masalah belum pernah diteliti, belum diteliti secara
lengkap atau terdapat konflik hasil.
- Ramipikasi masalah yaitu identifikasi (kemungkinan)
penyebab masalah sehingga teridentifikasi variabel
independen.
- Pernyataan masalah atau kesenjangan.
c. Pertanyaan Penelitian
- Pertanyaan penelitian dikemukakan harus dapat spesifik dan dapat
dijawab.
d. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan masalah dan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian dapat dibagi dua
bagian besar yaitu :
Tujuan umum; menggambarkan tujuan secara umum apa yang dicapai
dalam penelitian.
e. Manfaat Penelitian
Penelitian terutama bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan
(teoritis), inetologis dan aplikatif (unit analisis)
g. Keterbatasan Penelitian
5. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dituangkan menjadi Bab III dalam proposal penelitian yang
berisikan :
a. Penjelasan konsep secara tekstular yang mengemukakan hubungan antar
konsep atau variabel yang akan diteliti berdasarkan kerangka teori yang
ada.
7. Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam penelitian perlu digambarkan terutama bila
penelitian itu merupakan suatu proyek yang berisikan:
a. Jadwal kerja atau prosedur penelitian
b. Dana yang diperlukan untuk tenaga, perjalanan (transportasi, pengadaan
peralatan dan bahan
8. Daftar Pustaka
9. Lampiran-lampiran
a. Analisa univariat
b. Analisa bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis 2 (dua) variabel yaitu
hubungan variabel independen dengan dependen secara satu persatu.
c. Analisa multivariat
b. Saran
Saran yang disampaikan dalam laporan penelitian hanya berhubungan
dengan hasil penelitian. Saran sebaiknya bersifat aplikatif dan bersifat
manfaat aplikatif dan feasible. Saran yang bersifat aplikatifjuga ditujukan
untuk penelitian/studi lebih lanjut
Peggy L. Chinn, Macona K.Kramer, 2000, Theory and Nursing, Mostby Year
Book, Philadelphia.